persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap...
TRANSCRIPT
PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs. AL-MINA
NGAWINAN JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
HESTI AMBARWATI 111 10 053
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA 2014
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
!$ yϑ ¯Ρ Î) ÿ…çν ã øΒr& !# sŒ Î) yŠ# u‘ r& $ º↔ø‹x© βr& tΑθ à) tƒ …çμs9 ⎯ä. ãβθ ä3uŠ sù ∩∇⊄∪
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia”
(QS. Yaasin:82)
Hanya ada satu sudut alam semesta yang pasti bisa kita perbaiki
yaitu diri kita sendiri (aldous huxley)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidupnya
1. Teruntuk ayah bundaku tercinta Bapak Endang Sutrisna & Ibu Suliyah
tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan
kesabaran, serta ayah angkatku Bapak Amsin Nurhanudin,S.Pd.I dan Siti
Fatimah yang selalu ikhlas dan tulus memberikan dukungan dan doa restunya
kepada penulis.
2. Kakak-kakakku tercinta Mbak Meri Herawati S.Pd.I, Mbak Komalasari, Mbak
Fitri Umi Anisa S.Pd.I, R. Abu Hanifah S.Pd.I, Ka Achmad Fauzi serta adik-
adikku Rina Wati Dewi, Siti Wardah Kadihan, R. Bayu Abdul Basyid, Faiz
Erikstan terima kasih atas dukungan dan jangan pernah lelah berproses untuk
menjadi yang terbaik.
3. Syahrur Rohman S.Pd. yang kelak akan menjadi pemimpin dalam keluargaku
terimakasih atas motivasi,dukungan, dan nasehat yang selama ini selalu
diberikan.
4. Kepada Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. atas arahan dan bimbingan yang tiada henti
dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.
5. Sahabat-sahabat yang aku banggakan, kelas PAI B dan semuanya terimakasih
banyak untuk semangat dan kebersamaan kalian selama di STAIN Salatiga.
6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih
banyak atas bantuannya.
ix
KATA PENGANTAR
بسم ا الرمحن الرحيم Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah “PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs. AL-MINA NGAWINAN
JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN
2. Bapak Rasimin. S.PdI, M.Pd selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
x
xi
ABSTRAK
Ambarwati, Hesti. 2014. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Prestasi Kerja Guru Di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Supervisi Kepala Sekolah dan Prestasi Kerja Guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan metode analisis data. Subyek penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel (purposive random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data x dan data y.
Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 50% dari 30 responden yang memandang bahwa persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dalam kategori tinggi, yaitu berada pada interval 38–40. Sedangkan untuk prestasi kerja guru yang memperoleh kategori B mencapai nilai 70%, berada pada interval 33-38.
Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah 30 responden dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,375 > 0,361. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014" hipotesis yang penulis ajukan diterima.
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian....................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
F. Definisi Operasional ..................................................... 6
G. Metode Penelitian ......................................................... 8
H. Sistematika Penulisan ................................................... 12
xiii
BAB II KAJIAN PUSAKA
A. Supervisi Pendidikan .................................................... 14
1. Pengertian Supervisi Pendidikan ........................... 14
2. Tujuan Supervisi Pendidikan................................. 15
3. Fungsi Supervisi Pendidikan ................................. 17
4. Macam Supervisi Pendidikan ................................ 18
5. Prinsip Supervisi Pendidikan................................. 21
6. Teknik Supervisi Pendidikan................................. 25
7. Ruang Lingkup dan Batasan Supervisi.................. 30
B. Kerja Guru .................................................................... 33
1. Pengertian Kerja Guru ........................................... 33
2. Penilaian Kerja Guru ............................................. 36
3. Faktor Yang Mempenggaruhi Kerja Guru............. 39
4. Pengaruh Kerja Guru Terhadap Prestasi ............... 45
C. Pengaruh Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala
Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru......................... 48
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................ 52
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan ................................... 52
2. Keadaan Geografis MTs. Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan...................................................... 54
3. Struktur Penyelenggaraan Madrasah ..................... 57
4. Struktur organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan .............................................................. 58
xiv
5. Visi, Misi, Tujuan dan Target MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan .................................... 60
6. Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan .................................... 62
7. Daftar Responden .................................................. 65
B. Data Hasil Penelitian .................................................... 67
1. Data Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi
Kepala Sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014................ 67
2. Data Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. Al-
Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 .............................................................. 68
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisis Pendahuluan.................................................... 72
B. Analisis Uji Hipotesis ................................................... 81
C. Pembahasan .................................................................. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 85
B. Saran ............................................................................. 85
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................. 55
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .............................. 63
Tabel 3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014...................... 64
Tabel 3.4 Daftar Responden ................................................................ 66
Tabel 3.5 Jawaban Angket Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi
Kepala Sekolah MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................. 67
Tabel 3.6 Jawaban Angket Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs.
Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 ............................................................................ 69
Tabel 4.1 Daftar Hasil Angket Tentang Persepsi Guru tentang
Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .............................. 72
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tentang Persepsi Guru tentang
Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .............................. 73
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Persepsi Guru tentang
Supervisi Kepala Sekolah .................................................... 76
xvi
Tabel 4.4 Daftar Hasil Angket Tentang Prestasi Kerja Guru MTs.
Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 ............................................................................ 77
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Kerja Guru MTs.
Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 ............................................................................ 78
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Prestasi Kerja Guru.............. 80
Tabel 4.7 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Persepsi Guru
tentang Supervisi Kepala Sekolah Dengan Prestasi Kerja
Guru ..................................................................................... 81
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan I Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun 2013/2014.............................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada saat ini diyakini sebagai salah satu usaha yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha atau industri.
Keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang
bekerja di dalamnya . penentu keberhasilan pendidikan juga di tentukan oleh
kinerja guru. Gurulah yang secara oprasional memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta
didik (UU No. 14 tahun 2005 guru dan dosen).
Pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya terungkap dari kinerja guru
tersebut. Kinerja profesional sekolah terkait dengan produktifitas sekolah yang
merupakan tujun akhir dari suatu penyelenggaraan pendidikan kinerja adalah
proses yang menentukan produktifitas orgnisasi. Produktifitas sekolah di ukur
dari prestasi belajar siswa maka hal tersebut akan sangat tergantung pada
prosesnya yaitu kinerja mengajar guru. Dengan kata lain, tak akan ada
produktifitas berupa prestasi belajar yang berarti jika tanpa ada kinerja
mengajar guru yang baik. Dua faktor atau variabel yang di duga memiliki
hubungan yang erat dengan kinerja mengajar guru adalah motivasi berprestasi
guru dan presepsi guru tentang supervisi kepala sekolah. Motivasi berprestasi
guru merupakan dari bagian motivasi bekerja yang lebih spesifik dengan
2
karakteristik berorientasi pada keberhasilan, kesempurnaan, kesungguhan,
keunggulan dalam melaksanakan pekerjaan.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan
pendidikan di indonesia maka tenaga pendidikan sudah seharusnya mengalami
perubahan khususnya yang berkaitan dengan kepengawasan, pengawasan
cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang
lain dan berorientasi pengertian pengawasan seperti ini sering disebut
inspeksi atau memeriksa.
Dalam perkembangannya pengawasan satuan pendidikan lebih
diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan materi tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompotensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervesor adalah
orang yang prefesonal ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar
kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidkan. Guru adalah
salah satu komponen sumber daya manusia pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan pengelihatan mata
biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukn kepekaan mata batin.
3
Seorang supervisor membina peningktan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademis, bukan masalah fisik materiala semata. Ketika
supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh
pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki visi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberika pelayanan
kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan
dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan
kelembagaan secara efektif dan efisien. Supervisi pendidikan atau yang lebih
dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling
berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa
dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan
berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang
dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan
stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif, dan pisikomotorik.
Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran
adalah suatu proses pentrasferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap
dan kreatifitas peserta didik.
Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh
supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas
lain yang ada di departemen pendidikan. Pengawas disini adalah pengawasan
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai
sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik
4
dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik
dan profesional.
Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan pengaruh
yang baik pada perkembangan pendidikan di indonesia, sehingga para
pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kereatif, aktif, efektif dan
inovatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan
terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih komplek.
Perkembangan tersebut melahirkan masalah dan tuntutan yang baru.
Pendidika bertugas menjawab tantangan itu, yang diwujudkan dalam bentuk
perbaikan dan kuantitas pendidikan dengan tujuan dapat mengimbangi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pendidikan yang ada
agar selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat, perlu adanya
pengembangan pendidikan dan harus menyertakan masalah-masalah dasar
yang dihadapi saat ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
secara mendalam tentang “PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI
KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs.
AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana penjelasan diatas maka rumusan masalah penelitian dalam
hal ini, sebagai berikut :
5
1. Bagaimana persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al Mina
Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013 / 2014?
2. Bagaimana prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014?
3. Adakah pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah
terhadap prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs
Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
2. Untuk mengetahui prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara persepsi guru tentang
supervisi kepala sekolah terhadap kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan
Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi
hipotesis merupakan pendapat yang masih lemah dan perlu dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis berasal dari penggalan dua kalimat hyte artinya
“dibawah” dan tesa yang artinya “kebenaran”(Arikunto, 2006:62).
6
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi hipotesis pada
penelitian ini adalah : "Apakah ada pengaruh positif antara persepsi guru
tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan tahun 2013/2014 ?”. Artinya semakin tinggi
persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah maka semakin tinggi pula
prestasi kerja guru.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat
bagi semua kalangan masyarakat serta kalangan para pendidik. Adanya
berbagai manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Untuk mengembangkan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah
terhadap prestasi kerja guru.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah khususnya kalangan para
pendidik.
b. Sebagai bahan masukan kepala sekolah untuk meningkatkan prestasi
kerja guru.
F. Definisi Operasional
Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan
maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu
penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut :
7
a. Supervisi Kepala Sekolah
Dalam kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud dengan persepsi
guru tentang adalah keadaan tingkatan atau ukuran persepsi guru
tentangnya (keseringan). Sedangkan supervisi adalah pembinaan atau
pengawasan. Jadi persepsi guru tentang supervisi adalah tingkatan
keseringan pengawasan, pengontrolan tertinggi secara terus menerus
(kontinu). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002 : 383).
Menurut H. Burton dkk, supervisi adalah : suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
(Sahertina, 2008:39).
Jadi supervisi kepala sekolah adalah pengawasan atau pengontrolan
yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk memperbaiki serta
mengevaluasi pertumbuhan anak secara menyeluruh. Adapun indikator
persepsi guru tentang dari supervisi kepala sekolah antara lain :
1. Sering memberikan motivasi kepada guru.
2. Sering memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika
menghadapi kesulitan.
3. Sering melakukan pengawasan dan pengontrolan kwalitas guru dalam
proses belajar mengajar.
4. Sering memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi.
5. Sering melakukan komunikasi secara terus menerus (intensif).
6. Sering memberikan pembinaan kepada guru mengenai proses belajar
mengajar.
8
b. Prestasi Kerja Guru
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
prestasi adalah hasil yang telah dicapai dalam arti dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002:895).
Prestasi kerja menurut Anwar Prabu mengartikan bahwa : prestasi
kerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikannya (Asdiqoh, 2013:56).
Dari pendapat di atas, prestasi kerja guru dapat diartikan suatu hasil
yang telah dicapai oleh seorang guru yang dapat dilihat dari kualitasnya
serta kuantitasya. Berdasarkan penjelasan diatas maka indikator prestasi
kerja guru antara lain :
1. Mempunyai sikap disiplin kerja
2. Mempunyai semangat kerja tinggi
3. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
4. Mempunyai rencana program pengajaran (RPP) pada tiap mapel
5. Mempunyai keterampilan dalam pengelolaan kelas
6. Mempunyai program tahunan dan program semesteran
7. Mendapat penghargaan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif adalah
9
pendekatan penelitian yang menekankan analisanya pada data-data
numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998 : 5).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan waktu penelitian ini sekitar 3 bulan, mulai bulan april sampai
dengan bulan juni tahun 2014.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian (Bungin, 2006:99). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan dengan
jumlah 30 guru.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1991:104). Suharsimi Arikunto (1991:107), menyatakan
bahwa untuk mengambil sampel apabila subyeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua dan apabila subyek lebih besar dapat diambil
antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %.
Tehnik sampling adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 1991:106). Dalam hal ini
Sutrisno Hadi (1995:73), berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang
mutlak berapa sampel yang harus diambil dari populasi.
Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan dalam penyelidikan.
10
Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik
purposive random sampling.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan
oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Teknik pengumpulan data ini
digunakan untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala
sekolah dan prestasi kerja masing-masing guru di MTs Al Mina
Ngawinan Jetis Bandungan.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar,
notulen, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 188).
Dalam metode ini, penulis memperoleh data tentang gambaran
umum tentang sekolah yang berkaitan dengan kepala sekolah, arsip-
arsip dan data tentang guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis
Bandungan.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket. Dalam penelitian ini, angket yang penulis
persiapkan ada dua yaitu angket pertama untuk mengetahui persepsi guru
11
tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan tahun 2013/2014 dan angket yang kedua untuk mengetahui
prestasi kerja guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan tahun
2013/2014.
Guru memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling
sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun
kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari masing-masing angket
adalah 15 soal.
Adapun untuk jawaban penulis memberikan 3 pilihan. Untuk
pilihan A yaitu tingkatan selalu bernilai 3, untuk pilihan B yaitu tingkatan
kadang-kadang bernilai 2 dan C untuk tingkatan tidak pernah bernilai 1.
Di dalam penyajian angket ini, guru diharuskan memilih jawaban sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil
penelitian kemudian penulis menganalisis dengan analisis
kuantitatif/analisis data stastistik dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan
data yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan
pengolahan sepenuhnya.
Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk
setiap variabel. Dengan menggunakan rumus :
%100×=NFP
Keterangan P = persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)
12
b. Analisis uji hipotesis
Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara
mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi
dari analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus product
moment (Arikunto, 1991:236).
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = Produk dari variabel x dan y x = Persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah y = Prestasi kerja guru N = Jumlah sampel yang diteliti Σ = Jumlah/sigma
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembahasan maka perlu
penulis menyusun langkah-langkah sistematis :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini terdiri dari sub bab latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan penulis kemukakan tentang sub bab
pertama tentang supervisi pendidikan, meliputi: pengertian
supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi
13
supervisi pendidikan, macam supervisi pendidikan, prinsip
supervisi pendidikan, teknik supervisi pendidikan, ruang
lingkup dan batasan supervisi. Sub bab kedua tentang kerja
guru, meliputi: pengertian kerja guru, penilaian kerja guru,
faktor-faktor yang mempenggaruhi kerja guru, pengaruh kerja
guru terhadap prestasi. Sub bab ketiga tentang hubungan
supervisi kepala sekolah dan prestasi kerja guru.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Laporan hasil penelitian ini penulis kemukakan sub bab
pertama data keadaan sekolah MTs Al-Mina, meliputi: letak
geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan
fasilitas, keadaan guru. Sub bab kedua data keadaan responden
berisi tentang rekapitulasi jawaban, meliputi: rekapitulasi
jawaban angket responden supervisi, rekapitulasi jawaban
angket responden prestasi kerja guru.
BAB IV ANALISA DATA
Yang mencakup persiapan penelitian, analisis pendahuluan,
analisis uji hipotesis, pembahasan untuk mengetahui pengaruh
antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap
prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014.
BAB V PENUTUP
Pada bagian penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan berkaitan erat dengan peran serta seorang
guru. Pendidik berperan penting terhadap kualitas pendidikan yang akan
berlangsung. Guru yang menjalankan tugasnya membutuhkan bantuan
orang lain dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Orang yang berfungsi membantu guru
dalam hal ini adalah kepala sekolah atau supervisor yang setiap hari
langsung berhadapan dengan guru.
Pengertian supervisi secara etimologis masih menurut Ametembun (1993:2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super = atas, lebih, Vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi. Yang termasuk supervisor misalnya kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas di tingkatan kabupaten/kota madya, serta staf di kantor bidang yang ada di setiap provinsi (Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 2008:4)
Berikut ini dikemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian
supervisi, sebagai berikut :
a. Menurut Soetopo Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008: 39).
15
b. Menurut Good carter Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008 : 17).
Jadi dapat kita pahami bahwa supervisi pendidikan dapat diartikan
pembinaan kepala sekolah terhadap guru beserta petugas lainnya untuk
mengevaluasi serta memperbaiki sistem-sistem pendidikan dan pengajaran
yang ada di sekolah.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan
mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar
ditunjukan kepada penciptaan tujuan akhir dari pendidikan yaitu
pembentukan pribadi anak secara maksimal. Secara nasional tujuan
kongkrit dari supervisi pendidikan adalah :
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid. c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran moderen, metode-
metode dan sumber-sumber pengalaman belajar. d. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri. e. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya. f. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan
sepenuhnya dalam pembinaan sekolah (Sahertian, 2008 : 19).
Menurut pendapat dari para ahli, tujuan utama supervisi adalah
memperbaiki pengajaran. Sedangkan tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
16
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Secara
operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan, yaitu:
a. Meningkatkan mutu kinerja guru 1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut. 2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan siswanya. 3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan. (Neagley, Ross L. dan Evans N. Dean (1980), dalam NTB Post (2003), Handbook for Effective Supervision of Instruction, New York, Englewood Cliffs-Prentice Hall, Inc, NTB Post).
Jadi tujuan dari supervisi pendidikan yang harus diwujudkan yaitu
perbaikan (guru-murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Sehingga
kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja,
17
dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan
pelaksanaan tugas.
3. Fungsi Supervisi Pendidikan
Kegiatan supervisi pendidikan memiliki beragam fungsi. Supervisi
pendidikan akan dapat terlaksana dengan baik manakala fungsi-fungsinya
mampu diterapkan dengan baik pula. Menurut Sahertian fungsi utama
supervisi pendidikan ditunjukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Sahertian mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah
membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu
ada usaha perbaikan.
Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen, ia mengemukakan 8 fungsi-fungsi supervisi. Berikut ini fungsi-fungsi diuraikan secara rinci : a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. c. Memperluas pengalaman guru-guru. d. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. e. Memberikan fasilitas dan penilayan terus-menerus. f. Menganalisis situasi belajar-mengajar g. Memperlengkepi setiap guru dengan pengetahuan yang baru dan
keterampilan-keterampilan yang baru pula h. Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan
membentuk kemampuan-kemampuan (Sahertian, 2008:21-24).
Maka dengan adanya fungsi dari supervisi pendidikan tujuannya
adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan arti yang luas
maksudnya situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila
supervisor atau pemimpin pendidikan memiliki keterampilan dasar. Selain
itu, dukungan dalam supervisi menyediakan bimbingan profesional dan
bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
18
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer
kerja dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu, tujuan supervisi diarahkan pada
kegiatan mengorientasikan staf dan pelaksanaan pembelajaran, melatih
dan pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan
kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti peran
serta fungsinya sebagai tenaga pendidik yang difokuskan pada pemberian
pelayanan pendidikan
4. Macam Supervisi Pendidikan
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi,
menurut peneliti lebih menitikberatkan pada peningkatan kemampuan
profesional guru. Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi,
ada 4 macam bentuk supervisi:
a. Supervisi Akademik
Supervisi akademik, menitikberatkan pengamatan supervisor
pada masalah-masalah akademik yaitu hal-hal yang berlangsung
berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan
temuan selama penelitian, dimana guru berkewajiban membantu siswa
dalam proses belajar.
b. Supervisi Administrasi
Pada supervisi ini, fokus pengamatan supervisor pada aspek-
aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran (lebih pada sarana dan prasarana).
19
c. Supervisi Lembaga
Objek pengamatan supervisor terletak pada aspek-aspek yang
berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan (pelayanan
sekolah).
d. Supervisi Klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran.
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaanya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi
di dalam proses belajar mengajar kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan
tersebut. Jadi supervisi ini bertujuan untuk membantu pengembangan
profesional guru atau calon guru, dalam penampilan mengajar
berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti.
Ciri-ciri supervisi klinis, ditinjau dari segi pelaksanaanya menurut la Sulo, sebagaimana yang telah dikutip oleh Piet A. Sahertian, sebagai berikut: 1) Bimbingan Supervisor kepada guru/calon bersifat bantuan, bukan
perintah atau instruksi. 2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau
calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
3) Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terint egrasi, sasaran supervisi hanya pada keterampilan tertentu saja.
4) Instrument supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
5) Balikan diberikan secara segera dan secara obyektif (sesuai dengan data yang direkam oleh instrument observasi).
6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrument observasi, di dalam diskusi atau
20
pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis keterampilan.
7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan.
8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka. 9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan,
observasi dan diskusi / pertemuan balikan. 10) Supervisi dapat digunakan untuk pembentukan atau peningkatan
dan perbaikan keterampilan mengajar, dipihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan / pre service education and inservice education (Purwanto, 2005:91-92) Berdasarkan paparan diatas, peneliti berpendapat bahwa sasaran
yang menjadi target dalam kegiatan supervisi adalah terbentuknya staf
yang berkualitas dan berkesinambungan, penggunaan alat yang efektif dan
ekonomis, tersedianya sistem dan prosedur yang tidak menyimpang,
adanya pembagian tugas dan wewenang yang proporsional dan tidak
terjadinya penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan. Sasaran
atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
dan bawahan yang melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, pengawasan
yang baik adalah pengawasan yang ditujukan kepada segala sesuatu yang
terjadi dalam organisasi.
Pengawasan harus bersifat komprehensif dalam arti bahwa tidak
ada satupun segi pelaksanaan yang boleh luput dari sasaran dan cakupan
pengawasan. Agar pengawasan terselenggara dengan efektif, dalam arti
berhasil menemukan secara faktual hal-hal yang terjadi dalam
penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional, baik yang sifatnya positif
maupun yang berupa penyimpangan, penyelewengan atau kesalahan,
diperlukan berbagai instrumen, seperti standar hasil yang direncanakan
21
untuk dicapai, anggaran, data-data statistik, laporan, auditing dan
observasi langsung.
5. Prinsip Supervisi Pendidikan
Mengutip pendapat Sahertian (2008:19-20), seorang pimpinan
pendidikan yang berfungsi sebagai supervisi dalam melaksanakan
tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi. Sedangkan,
Siagian (1992) mengatakan bahwa pelaksanaan pengawasan yang efektif
merupakan salah satu refleksi dari efektivitas manajerial seorang
pemimpin. Oleh karenanya, agar pengawasan terlaksana dengan baik
diperlukan suatu sistem informasi yang andal sesuai dengan kebutuhan.
Berikut akan peneliti kemukakan beberapa prinsip supervisi
pendidikan yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh para
supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan
supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya, antara
lain:
a. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang
diselenggarakan. Teknik pengawasan yang dilakukan harus sesuai
dengan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan, seperti:
siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi
sasaran pengawasan.
b. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan
adanya deviasi atau penyimpangan dari rencana agar dapat segera
ditangani atau dilakukan tindakan pencegahannya.
22
c. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik-titik strategik
tertentu. Manajer mampu menentukan kegiatan apa yang perlu
dilakukan sendiri dan kegiatan apa yang didelegasikan pada orang lain,
mampu melihat dan menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang
langsung harus ditangani sendiri.
d. Objektivitas dalam melakukan pengawasan. Pengawasan dilaksanakan
berdasarkan standar prestasi kerja yang memenuhi persyaratan baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
e. Keluwesan pengawasan. Pengawasan harus bersifat fleksibel.
Pelaksanaan pengawasan harus tetap bisa berlangsung meskipun
organisasi menghadapi perubahan karena timbulnya keadaan yang
tidak diduga sebelumnya atau bahkan juga bila terjadi kegagalan.
f. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi.
Kemampuan dan tanggung jawab adalah hal yang penting dalam
melakukan pengawasan baik dalam melakukan pembagian tugas,
pendelegasian wewenang, pola pertanggungjawaban, jalur komunikasi
dan jaringan informasi.
g. Efisiensi pelaksanaan pengawasan. Perhatian utama pengawasan
ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai strategik bagi
organisasi sehingga apabila terjadi penyimpangan dari rencana,
dampaknya bagi organisasi akan bersifat negatif yang akan
berpengaruh pada kemampuan organisasi mencapai tujuan dan sasaran
kegiatan.
23
h. Pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. Para
manajer selaku pelaksana kegiatan pengawasan harus dapat
menentukan pengawasan bagaimana yang dibutuhkan dan alat bantu
yang perlu dikuasai dan dimiliki.
i. Pengawasan mencari yang tidak beres. Pengawasan adalah merupakan
usaha untuk mencari dan menemukan apa yang tidak beres dalam
organisasi atau adanya penyimpangan dari rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
j. Pengawasan harus bersifat membimbing. Apabila pada saat melakukan
pengawasan ditemukan penyimpangan, siapa yang salah serta faktor-
faktor penyebabnya, seorang manajer harus berani mengambil
tindakan yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bersifat
membimbing, mendidik, objektif dan rasional.
Pada dasarnya prinsip supervisi merupakan hal yang harus
dilakukan oleh seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya dan
merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor.
Menurut Syaiful (2010:199), maka prinsip-prinsip supervisi pendidikan
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Ilmiah (scientific) yaitu: 1) Sistematis yang berarti dilaksanakan secara
teratur, terencana, dan berkelanjutan. 2) Objektif yaitu data yang
diperoleh berdasarkan hasil observasi nyata. Kegiatan-kegiatan
perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian kebutuhan-
kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan
24
penafsiran pribadi. 3) Menggunakan alat (instrumen) yang dapat
memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap pembelajaran.
b. Demokratis, yaitu menjunjung tinggi azaz musyawarah, memiliki jiwa
kekeluargaan yang kuat, dan sanggup menerima pendapat orang lain.
c. Kooperatif, yaitu dapat melakukan kerjasama kepada seluruh staf yang
berkaitan dengan supervisi dalam pengumpulan data, analisa data, dan
perbaikan untuk pengembangan proses pembelajaran.
d. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru dan mendorong
guru untuk aktif menciptakan suasana pembelajaran yang
menimbulkan rasa aman dan bebasa mengembangkan potensi-
potensinya.
Kenyataan yang terjadi seharusnya dalam menjalankan dan
mengembangkan supervisi pendidikan, yaitu: a) pengawasan yang harus
diselesaikan oleh staf harus dapat dipantau oleh pimpinan sehingga dapat
diselesaikan tepat pada waktunya; b) fungsi pengawasan merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Tanpa
pengawasan atau pengawasan yang lemah, penyalahgunaan wewenang
akan mudah terjadi; c) standar unjuk kerja (standard of performance) harus
dijelaskan kepada semua staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai
bahan pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang
dianggap mampu bekerja. Jika hal ini dapat dilaksanakan, akan lebih
meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmennya terhadap kegiatan
program sehingga pengawasan akan lebih objektif.
25
Adapun standar pengawasan yang dimaksud, antara lain: a) standar
norma, yaitu standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf
melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang akan dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu, b) standar kriteria, yaitu standar
yang diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah
mendapat pelatihan terkait dengan profesionalisme.
6. Teknik Supervisi Pendidikan
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan
potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu
dengan berbagai alat dan teknik supervisi. Berbagai teknik dapat
digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok/group techniques, maupun secara
perorangan/individual techniques ataupun dengan cara langsung yaitu
bertatap muka, dan cara tak langsung yaitu melalui media
komunikasi/visual, audial, audiovisual (Syaiful, 2010:210).
Teknik yang bersifat individual yaitu teknik yang dilaksanakan
untuk seorang guru secara individual. Adapun yang termasuk teknik yang
bersifat individual, sebagai berikut:
a. Kunjungan/observasi kelas dan sekolahan (classroom visitation and
classroom observation)
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilaksanakan oleh
pengawas terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolahan yang telah
diprogramkan untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya
26
selama guru mengajar di kelas. Sedangkan kunjungan sekolah adalah
kunjungan pengawas baik atas permintaan kepala sekolah ataupun
perintah ketua POKJAWA (Kelompok Kerja Pengawas) masing-
masing wilayah. Kunjungan sekolah tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui sikap profesionalitas guru, pengelolaan administratif
sekolah, kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum dan
sebagainya.
b. Percakapan pribadi (individual conference).
Percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang
guru. Dalam percakapan ini supervisor dapat bekerja secara individual
dengan guru dalam memecahkan problem-problem pribadi yang
berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and profesional
problem). Menurut George Kyte, ada dua jenis percakapan melalui
perkunjungan kelas, yaitu percakapan pribadi setelah kunjungan
kelas/formal dan percakapan pribadi melalui percakapan biasa sehari-
hari/informal (Sahertian, 2000:73-74).
Menurut peneliti percakapan pribadi disini tidak lain adalah
upaya pembinaan supervisor dalam hal ini kepala sekolah terhadap
guru. Biasanya teknik bertujuan untuk meningkatkan profesional guru,
dilakukan melalui pengawasan langsung di dalam kelas maupun di
luar kelas dalam rapat guru untuk meningkatkan tujuan dari
pembelajaran.
c. Menilai diri sendiri (self evaluation check- list)
Guru memutuskan dan menilai dirinya sendiri apakah sudah
melakukan hal yang benar atau belum. Maka tugas kepala sekolah
27
adalah mendorong agar yang sudah baik ditingkatkan, dan yang masih
kurang diarahkan untuk memperbaikinya (Syaiful, 2010:190). Alat
yang dapat digunakan dalam menilai diri sendiri, antara lain:
1) Membuat suatu daftar yang disampaikan kepada murid untuk
menilai suatu pekerjaan atau suatu aktivitas.
2) Menganalisa tes-tes terhadap unit-unit kerja.
3) Mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik mereka
bekerja kelompok maupun secara perorangan.
Dari ketiga alat yang dapat digunakan dalam menilai diri sendiri ada
beberapa catatan penting bahwa penilaian diri sendiri sangat
memberikan informasi secara objektif pada guru tentang perananya
dikelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metode
pengajarannya dalam mempengaruhi murid.
Teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang dilaksanakan
untuk melayani beberapa orang bukan satu orang. Adapun yang termasuk
dalam teknik pengawasan atau supervisi yang bersifat kelompok, sebagai
berikut:
a. Pertemuan orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new
teacher).
Salah satu dari pada pertemuan yang bertujuan khusus
mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, tetapi hal ini
tidak berlaku pada guru-guru baru saja melainkan dilakukan untuk
seluruh staf guru. Yang perlu diorientasikan pada guru-guru, antara
lain :
1) Sistem kerja itu dan penjelasan tentang tata tertib sekolah
28
2) Proses dan makanisme Administrasi dan organisasi sekolah
3) Diadakan diskusi kelompok setelah orientasi.
Pertemuan ini merupakan salah satu kewajban kepala sekolah yang
bertujuan membantu terciptanya suasana kerja yang nyaman, serta
merasa diterima oleh guru lain.
b. Rapat guru
Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua guru dan
kepala sekolah yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut
penyelengaraan pendidika. Dalam rapat ini kepala sekolah membahas
masalah-masalah yang timbul pada saat proses belajar mengajar
dengan semua guru. Tujuan diadakannya rapat guru adalah :
1) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum
maka pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang menjadi tangung jawab mereka bersama.
2) Mendorong guru agar mengetahui tangung jawab masing-masing.
3) Menyatukan pandangan tentang metode-metode kerja yang akan
membawa mereka kearah pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi dengan adanya rapat guru, maka guru dapat dibantu baik
secara individu maupun secara kelompok untuk menemukan dan
menyadari kebutuhan mereka, menganalisa problema-problema
mereka dan mempertumbuhkan diri sendiri dan jabatan mereka.
c. Studi kelompok antar guru
Guru-guru yang mengajar dalam mata pelajaran yang sama
berkumpul untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan
pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang
berkembang.
29
d. Diskusi sebagai proses kelompok
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama guru
yang bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk memceahkan
berbagai persoalan di sekolah, dalam mencapai suatu keputusan.
Masalah yang bisa diselesaikan dalam diskusi kelompok antara lain
peningkatan kemampuan tenaga kependidikan dan masalah-masalah
hasil temuan kepala sekolah pada kegiatan observasi di dalam dan di
luar kelas. Diskusi ini bisa juga dilaksanakan setelah rapat.
e. Lokakarya (workshop)
Dalam worksop disediakan suatu ruang khusus yang dilengkapi
dengan sumber-sumber pustaka dan berbagi peralatan sehingga guru
dapat bekerja dan belajar dalam ruang itu, hal ini dapat dilakukan
secara kelompok maupun individu. Tujuannya agar guru dapat
menyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang studi.
f. Seminar/Diskusi panel/Simposium.
Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah
partisipan pendengar. Tujuan diadakan diskusi panel adalah untuk
mengetahui lebih rinci suatu masalah secara terbuka dan untuk
mestimulir para pendengar agar mengarahkan perhatian terhadap
masalah yang dibahas.
g. Penerbitan buletin profesional guru.
Kepala sekolah supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan
yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam
memperbaiki proses belajar-mengajar.
30
Peran kepala sekolah sebagai supervisor, mempunyai tugas dan
tangung jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi
guru secara terus menerus. Maka kepala sekolah memegang peranan yang
sangat penting dalam :
a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan.
b. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam belajar. c. Memberikan bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan
orientas. d. Memberikan bimbingan yang efektif dan demokrasi (Sahertian, 2008 :
44-45).
Secara garis besar peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah
membimbing guru mengarahkan serta memberikan evaluasi terhadap
semua guru secara efektif agar terwujudnya sebuah keberhasilan dalam
kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan sekolah.
7. Ruang Lingkup dan Batasan Supervisi
Secara garis besarnya ruang lingkup supervisi pendidikan meliputi:
bidang ketatausahaan, ketenagaan, program kegiatan belajar, penilaian
perkembangan anak, program kegiatan tahunan, sarana prasarana
keuangan, disiplin dan tata tertib, pelaksanaan pembinaan profesional,
hubungan sekolah dengan masyarakat dan UKS serta mekanisme
pelaksanaan dan pelaporannya. Kedudukan supervisi adalah untuk
meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan mutu pendidikan
harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang
menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam
satu manajemen pendidikan yang professional (Teguh Handoko, “Ruang
31
Lingkup Supervisi” download pada 22 Juli 2014
http://manajemendansupervisipendidikan.blogspot.com).
Menurut Arikunto dan Yuliana (2008:382-383), ada beberapa hal
yang dilakukan supervisor dalam rangka perbaikan situasi belajar untuk
mencapai kualitas belajar yaitu memfasilitasi pengembangan sumber daya
manusia, mendesain dan mengembangkan kurikulum, meningkatkan
kualitas pembelajaran kelas, menggairahkan interaksi humanis,
melaksanakan fungsi-fungsi administrasi. Mendasarkan pada beberapa hal
tersebut dapat peneliti jelaskan, sebagai berikut:
a. Memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia / SDM
Efektifitas dan efisiensi tujuan kelembagaan pendidikan akan
sangat tergantung pada faktor sumber daya manusia. Sumber daya
manusia diukur dari kinerja yang dihasilkannya. Salah satu penentu
tingkatan kinerja manusia adalah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai
yang ia miliki. Dalam hal ini, supervisi sebagai suatu upaya layanan
profesional dalam bidang pendidikan, harus berupaya mampu
menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi pengembangan sumber
daya manusia.
b. Mendesain dan mengembangkan kurikulum
Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan layanan dan
produksi pendidikan memiliki peranan yang penting dalam penciptaan
produk pendidikan yang berkualitas, inovatif, kompetitif dan
produktif. Upaya supervisi diharapkan harus mampu memberikan
jalan yang lurus untuk pencapaian hal di atas dengan cara mendesain
dan mengembangkan kurikulum secara baik dan benar.
32
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
Sebagai tujuan pokok dan upaya supervisi pendidikan, kualitas
pembelajaran di kelas haruslah menjadi tujuan utama. Seorang
supervisor diharapkan melakukan perubahan-perubahan proporsional
dan inovatif dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang
diselenggarakan guru. Supervisor harus memfasilitasi bahan dan
sarana prasarana pembelajaran sampai quality control layanan
pendidikan. Semua aktivitas supervisi harus condong ke upaya
peningkatan kualitas pembelajaran.
d. Menggairahkan interaksi humanis
Interaksi antar sesama di sekolah akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja para staf sekolah. Dalam hal ini, interaksi yang
humanis dituntut tercipta di lingkungan sekolah. Suasana yang
harmonis dan humanis diantara staf akan mendukung produktifitas,
efektivitas dan efisiensi pencapaian. Seorang pengawas harus
berupaya menciptakan kondisi ideal seperti di atas. Diharapkan ia
tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan upaya tersebut.
Seorang supervisor jangan menjadi sumber konflik diantara
staf, memecah belah suasana persaudaraan. Jikalau suasana tidak
harmonis tercipta diantara staf sekolah, supervisor harus berupaya kuat
untuk menciptakan jembatan-jembatan kesenjangan komunikasi
humanis diantara staf sekolah. Ia harus memiliki inisiatif untuk
menciptakan jalinan komunikasi yang efektif dan humanis diantara
warga sekolah.
33
e. Melaksanakan fungsi-fungsi administrasi
Pada intinya, peran supervisi built in dengan kepemimpinan.
Supervisi merupakan mesin yang menggerakkan semua aspek-aspek
administratif pencapaian tujuan. Mulai dari merencanakan,
mengorganisir, sampai dengan pengawasan harus ia jalankan. Seorang
pemimpin, manajer harus memiliki peran supervisi. Ia memiliki
otoritas dan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya supervisi
Objek supervisi pendidikan, seorang supervisor harus
memperhatikan beberapa objek yang harus dikaji dalam melakukan
evaluasi. Peneliti sependapat dengan pendapat Sahertian (2008:27-32),
objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar-mengajar dalam
arti yang luas. Sasaran supervisi pendidikan meliputi tiga objek, yaitu
pembinaan dan pengembangan kurikulum; peningkatan proses
pembelajaran (learning activity), diantaranya mengamati (listening
activities), mendengarkan (listening activities), berbicara/lisan (oral
activities), emosional, mental (writing activities).
Maka objek supervisi pendidikan adalah orang yang menjadi
pokok pengawasan, penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan
kegiatan pendidikan yakni proses pembelajaran di sekolah (pengembangan
sumber daya guru dan staf sekolah).
B. Kerja Guru
1. Pengertian Kerja Guru
Kerja merupakan sejumlah aktivitas fisik dan mental yang
dilakukan seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Hasibuan (2007)
34
mengemukakan bahwa” Kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani dan
pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan
memperoleh imbalan prestasi tertentu”.
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 2001) adalah (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang
diperlihatkan, dan (3) kemampuan bekerja. Sedangkan menurut Hasibuan
(2007) merumuskan kinerja atau prestasi kerja sebagai suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman kerja,
kesungguhan kerja serta waktu. Senada dengan itu Simamora (1987)
menegaskan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat
dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru dijelaskan bahwa Kinerja guru adalah kinerja yang terkait dengan
pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas.
Kegiatan-kegiatan guru ini meliputi kegiatan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran,mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil
penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Kegiatan-
35
kegiatan tersebut adalah tugas pokok dan fungsi guru yang merupakan
dimensi kinerja guru dalam penelitian ini.
Menurut Elyas dalam Indrawati (2006:45), Kinerja adalah
penampilan hasil karya personal baik kwalitas dalam suatu organisasi dan
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil.
Terdapat tiga komponen penting dalam kinerja, yaitu (1) tujuan:
Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi yang
digunakan untuk meningkatkan kerja; (2) ukuran: dibutuhkan ukuran
apakah seorang personil telah mencapai kinerja yang diharapkan;
(3) penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan proses
pencapaian tujuan kinerja setiap personel.
Hasibuan (2001:94), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Menurut Simamora (1997:327). Kinerja adalah tingkat kemampuan stadar
pekerjaan. Sementara kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil
pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik maupun/non fisik, material/non
material. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar
mengajar dikelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program
semester maupun persiapan mengajar. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:503) kinerja berarti sesuatu yang
dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja.
36
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja
guru diatas, antara lain:
a. Kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan dan pencapaian guru
dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas.
b. Kinerja merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
c. Kinerja adalah hasil dari kerja karyawan atau pegawai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan.
d. Kerja guru adalah tingkat profesional guru dalam proses belajar
mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan, melalui 4
kompetensi yaitu 1) pedagogik, 2) kepribadian, 3) profesional dan 4)
sosial. Dengan demikian, guru melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidik berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
2. Penilaian Kerja Guru
Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan seseorang karyawan atau pegawai atau suatu organisasi
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Penilaian kinerja
merupakan analisis dan interprestasi keberhasilan atau kegagalan
pencapaian kinerja (Mustopa Dijaya, 2000).
37
Dessler (1997) menerangkan bahwa ada beberapa alasan untuk
menilai kinerja, yaitu: a) dapat dimanfaatkan dalam promosi dan
penetapan gaji, b) member peluang bagi pimpinan dan bawahan untuk
meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan. Menurut
Nawawi (2001) tujuan penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi-
informasi yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam membuat tes yang
validitasnya tinggi, umpan balik dalam meningkatkan efisiensi kerja bagi
pekerja, dasar menetapkan spesifikasi jabatan. Faktor-faktor penilaian
kinerja menurut Dessler (1997), meliputi: a) kualitas,b) kuantitas,
c) supervisi, d) kehadiran, e) konservasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penilaian kinerja
merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna
untuk meningkatkan produktifitas yang berkelanjutan, penilaian kinerja
dalam hubungan terhadap tujuan dan sasaran.
Evaluasi diartikan sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu
standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Sedang menurut Ralph Tyler
dalam Farida (2000:3), Evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh
mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Kesimpulannya yang dimaksud
dengan evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat dari
beberapa obyek.
Secara umum, penilaian kinerja menurut Gary Dessler (1998:2)
adalah untuk memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi
dan penetapan gaji dan memberi peluang untuk meninjau prilaku yang
berhubungan dengan kinerja bawahan/pegawai.
38
Adapun tujuan dari penilaian kinerja Castetter (1996:277) menyatakan sebagai berikut : “most of the purpose of evaluation can be grouped into the five following categories:” a. determine personnel employment status b. implement personnel action c. improve individual performance d. achieve organizational goals, and e. translate the authority system into control that regulate performance
Mengetahui kondisi yang ada dari kinerja guru serta bagaimana
meningkatkan kinerja mereka merupakan hal penting dalam upaya
meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dengan adanya penilaian kinerja, manajemen organisasi dapat
mengelola Sumber Daya manusia secara efektif dan efisien, serta dapat
ditentukan pengembangan SDM yang bagaimna yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
Sementara itu menurut Ahmad S Ruky (2001:20-21) penilaian
prestasi kerja mempunyai tujuan :
a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu maupun
sebagai kelompok.
b. Mendorong kinerja Sumber Daya Manusia secara keseluruhan yang
direfleksikan dalam kenaikan produktivitas.
c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja.
d. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan
dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna.
e. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja
pegawai dengan gajinya atau imbalannya
f. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya
39
3. Faktor Yang Mempenggaruhi Kerja Guru
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja yang perlu
dinilai, sebagai berikut :
a. Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu
diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat
diselesaikan.
b. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan.
Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan
hasil kerja.
c. Keandalan
Dapat atau tidaknya guru diandalkan adalah kemampuan memenuhi
atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
d. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif,
memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung
jawab menyelesaikan.
e. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang
bersifat rutin.
f. Sikap
Perilaku guru terhadap sekolah, atasan dan teman kerja
g. Kehadiran
Keberadaan guru di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu
jam kerja yang telah ditentukan.
40
Menurut Asdiqoh (2013:70) menyatakan bahwa terdapat beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru atau produktifitas kerja,
sebagai berikut :
a. Faktor internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dan individu yang bersangkutan,
antara lain: keahlian/keterampilan, pengetahuan, kemauan, motivasi,
sikap, kemampuan dan semangat.
b. Faktor eksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan,
antara lain: kejelasan tujuan, kesempurnaan, imbalan yang layak,
perhatian dan organisasi sistem kepegawaian, hubungan kerja yang
manusiawi, pelatihan, promosi kerja, perlakuan yang adil terhadap
para pekerja.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menambahkan kedua faktor tersebut
sangat berpengaruh pada peningkatan produktifitas kerja guru jika benar-
benar diterapkan. Namun, dalam kenyataannya tidak sesuai masih ada
tumpang tindih pekerjaan, dalam arti tidak fokus pada tugas/jabatan yang
diemban sehingga profesionalisme belum bisa diterapkan. Contoh:
seharusnya sebagai tenaga pendidik yang profesional lebih mengutamakan
kepentingan anak didik, banyak ditemukan seorang guru mengampu mata
pelajaran tidak sesuai dengan lulusan akademik/bahkan masih dalam masa
pendidikan sudah menjadi guru (alasan wiyata bakti) atau lebih
mementingkan kesibukan tambahan.
41
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara
(2001:67), adalah :
a. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental
merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk
berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
b. Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill).
Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain
dikemukakan Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74-75), antara
lain:
a. Personal factor, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi
yang dimiliki , motivasi dan komitmen individu.
b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan
dukungan yang dilakukan manajer dan team leader
c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh
rekan sekerja
42
d. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi
e. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat
tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Berdasarkan pendapat ahli di atas jelaslah bahwa faktor
kemampuan dapat mempengaruhi kinerja karena dengan kemampuan
yang tinggi maka kinerja pegawaipun akan tercapai, sebaliknya bila
kemampuan pegawai rendah atau tidak sesuai dengan keahliannya maka
kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga dengan faktor motivasi yang
merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai untuk berusaha
mencapai prestasi kerja secara maksimal, dikarenakan standar kinerja guru
itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugas.
Sementara itu Ainsworth, (2002:22) mengemukakan model kinerja
yang komprehensif, dimana dikatakan bahwa kinerja (P = performance)
merupakan fungsi dari kejelasan peran (Rc = role clarity), kompetensi (C
= competence), lingkungan (E = environment), nilai (V = value),
kesesuaian preferensi (Pf = preferences fit), imbalan (Rw = reward)
ditambah umpan balik (F = feedback). Secara matematis model kinerja
tersebut dapat diformulasikan menjadi:
P = Rc x C x E x V x Pf x Rw + F
Dimana: P (Per/ormance) Didetinisikan dan diukur dengan cara-cara
yang tepat. Apakah P = produktivitas (bisa dikuantifikasi) atau apakah P =
kinerja (pertimbnagan kualitatif) atau apakah P = mungkin (pertimbangan
subjektif yang tinggi). Rc (role clarity) Apakah orang-orang sebaiknya
bekerja satu demi satu dan kolektif, apa yang diharapkan dari mereka?.
43
Kompetensi (competence) Apakah orang-orang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan untuk mengerjakan apa yang diharapkan dari mereka?.
Kekurangan-kekurangan apa yang mungkin ada? Pengetahuan dan
ketrampilan apa yang dibutuhkan sekarang? Apa yang dibutuhkan di masa
yang akan datang?.
Lingkungan (environment) adalah elemen-elemen yang diperlukan
untuk mengerjakan seseuatu secara kondusif yang terdiri dari :
(a) lingkungan fisik – alat-alat dan kondisi fisik tempat kerja,
(b) lingkungan manusia faktor-faktor kelompok seperti: kecocokan;
keterpaduan tim; dan faktor penting kepemimpinan dan (c) lingkungan
organisasi-kejelasan dari struktur, sistem, titik berat dan prioritas
komunikasi, dan budaya di tempat kerja. Nilai (value) Apakah orang-
orang secara umum menerima apa yang mereka minta untuk dikerjakan
dan apa yang dilakukan oleh organisasi tidak keliru?. Kesesuaian
preferensi (preference fit) Apakah orang-orang secara umum mengetahui
aktivitas pekerjaan yang mereka inginkan? Pada tingkat mana preferensi
dan permintaan individual dari pekerjaan memperlihatkan kesesuaian
bersama untuk mempengaruhi kepuasan kerja, manajemen tim di antara
kebebasan menentukan waktu dan tugas-tugas khusus yang bisa, kesiapan
untuk bekerja di luar jam normal (bila relevan), dan retensi bakat. Imbalan
(reward) Apakah orang-orang diberikan penghargaan dengan tepat
menurut harapan, kinerja, motivasi individual, dan kebutuhan mereka
untuk umpan balik? Imbalan di sini mungkin mencakup eksplisit (sesuatu
yang manajer atau organisasi tentukan atau katakan) atau intrinsik
terhadap pekerjaan langsung (imbalan yang memotivasi individu secara).
44
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja, penulis dapat menyimpulkan bahwa kerja guru
akan efektif apabila memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya, dan ini berarti bahwa upaya untuk mengembangkan
kinerja pegawai kearah yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan tuntutan perubahan, jelas menuntut pencermatan
akan faktor-fakor tersebut, baik itu faktor dari dalam (intern) individu itu
sendiri maupun faktor ekstern. Hal inipun berlaku dalam kaitannya dengan
kinerja inovatif, dimana jika kinerja inovatif ingin ditumbuh kembangkan
dalam suatu organisasi, maka kondisi-kondisi/faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya perlu mendapat perhatian, sehingga kebijakan
pimpinan dalam organisasi dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi
terwujudnya hal tersebut.
4. Pengaruh Kerja Guru Terhadap Prestasi
Pengembangan profesional pendidik memerlukan peningkatan
kompetensi khususnya dalam menghadapi masalah pembelajaran di kelas,
dan inovasi pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kompetensi
tersebut. Inovasi Pembelajaran (Depdiknas,2007:2) apabila dilaksanakan
secara berkesinambungan akan berdampak sebagai berikut :
a. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan
semakin meningkat
b. Penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah pengembangan
inovasi akan meningkatkan isi, masukan, proses, sarana/prasarana dan
hasil belajar peserta didik
45
c. Peningkatan kemampuan dalam pembelajaran tersebut akhirnya akan
berdampak pada peningkatan kepribadian dan keprofesionalan dosen
dan guru untuk selalu berimprovisasi baik melalui adopsi, adaptasi,
atau kreasi dalam pembelajaran dan bermuara pada peningkatan
kualitas lulusan
Dengan demikian, peran guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan memerlukan sikap inovatif, karena inovasi pendidikan sangat
besar dan menentukan bagi keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan
melalui pengembangan inovasi pembelajaran atau inovasi lainnya yang
dapat menunjang pembelajaran, dan dengan semakin meningkatnya
kualitas pembelajaran harapan dan tujuan untuk dapat menghasilkan
lulusan yang makin berkualitas dan siap serta mampu dalam menghadapi
persaingan akan dapat terwujud.
Pengembangan kinerja guru dilihat dari sudut manajemen kinerja
dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan berbasis
kompetensi (Competency Based Performance Management/CBPM) dan
pendekatan berbasis kinerja (Performance Based Performance
Management/PBPM). Pendekatan berbasis kompetensi melakukan
pengembangan kinerja melalui peningkatan kemampuan pegawai/guru
untuk melakukan sesuatu pekerjaan sesuai dengan peran dan tugasnya,
sedangkan pendekatan berbasis kinerja melakukan pengembangan
pegawai/guru melalui implementasi praktek-praktek terbaik (best
practice) dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya.
Hubungan pengaruh kerja guru dengan prestasi tidak lain adalah
motivasi, motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri
46
seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya.
Pernyataan ahli tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan
adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan
manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan
giat dalam berbuat sesuatu (Wahusumidjo, 1992:177).
Motivasi dipengaruhi oleh keadaan seseorang. Guru dapat
memberikan motivasi siswa dengan melihat suasana emosional siswa
tersebut. Menurutnya motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang,
sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut
(Thomas L, 2000:370). Dengan kata lain, motivasi adalah dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, yakni : a) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan
kegiatan, b) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan,
c) adanya harapan dan cita-cita, d) penghargaan dan penghormatan atas
diri, e) adanya lingkungan yang baik dan f) adanya kegiatan menarik.
Guru sebagai pendidik dalam melaksanakan tugas mengajar akan dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana guru mengajar. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan, benarkah persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah guru terhadap lingkungan kerjanya mempunyai hubungan yang berarti dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai pengembang kurikulum (Depdikbud, 1991/1992).
Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu
menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang
pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern
47
(internal motivation) dan motivasi ekstern (external motivation). Motivasi
intern muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya
kebutuhan, sedangkan motivasi ektern muncul karena adanya faktor dari
luar, terutama dari lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran faktor
eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah
kinerja guru.
Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar,
sebagai terjemahan dari istilah “instruction” terdiri dari dua kata, belajar
dan mengajar (teaching and learning). Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ormrod (2003: 188) yang mengatakan bahwa “Learning
is a relatively permanent change in behavior dueto experience”. Belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat
pengalaman. Pengalaman dalam kegiatan belajar dapat merupa kan
sesuatu yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain. Dalam
konteks program pelatihan/training program, Kirkpatrick (1988: 20)
mendefinisikan belajar sebagai “...participants change attitudes, improve
knowledge, and/or inc rease skill as a result of attending the program”.
Inti pengertian belajar dari dari dua pendapat tersebut adalah sama, yaitu
adanya perubahan yang relatif permanen di dalam diri siswa. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kema mpuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada
individu. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya
48
adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa
melakukan kegiatan belajar.
C. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola dan membina seluruh staf
sekolah, termasuk pengembangan guru. Pengembangan guru merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia
pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara
efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang
harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan,
menggaji, dan memotivasi guru dan staf untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Siswanto (2003:234), pengembangan guru perlu dilakukan
pada setiap sekolah untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat
mempertahankan kualitas profesionalitas sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Jadi program pengembangan tersebut memberi penekanan pembentukan pada
keterampilan profesional guna untuk memberi layanan sekolah. Cara yang
dapat ditempuh adalah mengikut-sertakan guru pada kegiatan-kegiatan, seperti
pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan
yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau
lembaga non-pemerintah.
Tugas dan tanggung jawab supervisi selaku pemimpin pendidikan ada
yang berkenaan dengan tujuan sekolah yang hendak dicapai. Misalnya,
49
mendiskripsikan tujuan institusional sekolah sehingga mudah dipahani oleh
guru-guru maupun staf lainnya. Bersama-sama dengan guru-guru maupun staf
lainnya memikirkan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat
menyokong tujuan institusional sekolah, melakukan pendelegasian kepada
guru-guru dan staf lainnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan, mendorong dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang telah
didelegasikan.
Disamping itu, ada pula tugas dan tanggung jawab supervisi yang
berkenaan dengan penciptaan suasana yang menyenangkan sehingga dapat
menumbuhkan moral kerja guru-guru maupun staf lainnya. Bentuk
operasional dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, misalnya: (Irahim
Bafadel, 2008 : 89)
1. Berusaha memahami karakteristik setiap guru dan staf lainnya berupa perasaannya, keinginan, pola berfikir dan sikap.
2. Menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, baik kondisi fisik maupun sosialnya sehingga mereka betah disekolah.
3. Memupuk rasa kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru,guru dengan guru, maupun staf lainnya, sehingga tercipta suatu kelompok kerja yang produktif dan kohesif.
4. Memupuk rasa ikut memiliki (sence of belonging), rasa adanya peranan yang cukup penting (sence of achievement) pada setiap diri guru maupun staf lainnya.
Kepala sekolah harus mempunyai kebijaksanaan dan ketegasan terhadap
semua guru dan stafnya. Kondisi lingkungan harus selalu nyaman bagi semua
guru dan staf lainnya agar tercipta suasana yang kondusif sehingga proses
belajar mengajar berjalan sebagaimana mestinya.
Pandangan peneliti, faktor motivasi kerja dan supervisi kepala sekolah
secara bersama-sama juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Ada hubungan
antara kedua variabel tersebut, karena motivasi kerja pada intinya adalah
50
bagian dari supervisi kepala sekolah yaitu memberikan dorongan semangat
dalam melaksanakan tugasnya. Supervisi yang tidak baik akan menimbulkan
rendahnya motivasi kerja sehingga kerja guru menurun yang pada gilirannya
akan menurunkan keberhasilan anak didik.
Berdasarkan uraian diatas, semakin jelas bahwa motivasi dan supervisi
berpengaruh terhadap prestasi kierja guru yang ditandai penampilan dalam
mengajar, gairah kerja, datang tepat waktu tanggung jawab terhadap tugas
pekerjaannya sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, prestasi
kinerja guru diharapkan meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Selanjutnya kerangka berpikir digunakan untuk
menunjukkan arah bagi suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan pada
lingkup yang telah ditentukan. Selanjutnya kerangka berpikir dalam penelitian
dirumuskan, sebagai berikut :
1. Jika motivasi kerja tinggi maka prestasi kinerja guru juga tinggi.
2. Jika supervisi kepala sekolah baik maka prestasi kerja guru baik.
3. Jika motivasi kerja tinggi dan supervisi kepala sekolah baik maka prestasi
kinerja guru baik.
Kemampuan kepala sekolah tersebut harus terus ditingkatkan agar
dapat mengelola sekolah agar usaha meningkatkan prestasi kerja guru dapat
terwujud. Prestasi kerja guru dapat diwujudkan dengan upaya meningkatkan
pengambilan keputusan yang tepat oleh kepala sekolah, upaya tersebut
diantaranya :
1. Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah menganalisis dahulu
masalah-msalah yang ada di sekolah sehingga pada saat mengambil
keputusan dapat menciptakan suasana kerja yang kondusip dan
menumbuhkan semangat berprestasi dalam bekerja.
51
2. Kepala sekolah merumuskan masalah dengan benar, memilih orang yang
tepat untuk diajak kerjasama dalam pemecahan masalah sehingga dalam
membuat keputusan berdasarkan informasi yang benar dan berdampak
positif pada setiap orang yang bekerja dalam lingkungan orientasi
berprestasi.
3. Kepala sekolah berusaha menyamakan persepsi untuk menjalankan visi
sekolah sehingga seluruh guru memiliki motivasi kuat untuk berprestasi
menjalankan visi sekolah.
4. Keputusan yang telah ditetapkan atas hasil musyawarah dijalankan dengan
benar sehingga guru yakin dan percaya untuk meningkatkan prestasi
kerjanya.
Uraian di atas merupakan visualisasi bahwa apa yang terjadi di
sekolah, apakah sekolah tersebut memiliki guru-guru yang berprestasi tinggi
atau tidak sangat dipengaruhi oleh manajemen yang ada di sekolah.
Kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan warga sekolah, secara
langsung ataupun tidak langsung melalui komunikasi yang efektif dan
pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan pengaruh yang kuat
dalam meningkatkan prestasi kerja guru.
52
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis adakan pada tanggal
03 April 2014 dengan Bapak kepala sekolah yaitu Bapak Agus
Sucipto, S.Pd di dapat keterangan bahwa MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan didirikan pada tahun 2009 di desa Jetis Bandungan oleh Bapak
Hadaroh. Berdirinya MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan pada
tahun 2009 dibawah naungan LPIR Al-MINA, nama asli MTs. Al-Mina
adalah PSA (pondok pesantren satu atap) berkat kerja sama dengan
pemerintah indonesia kementrian agama dengan kementrian australia
indonesia education program pada tahun 2007 program ini terealisasinya
2009 dengan nilai proyek senilai 725.000.000 (tujuh ratus dua puluh lima
juta) dibawah komandan komite pembangunan madrasah.
Pada awal pendirian MTs. Al-Mina pada tahun pelajaran 2009
hanya memiliki gedung yang cukup memadai untuk belajar berjumlah
3 lokal kelas, 1 ruangan perpustakaan dan guru, 1 laboratorium, 1 ruangan
toilet putra dan putri yang berdiri di atas tanah wakap seluas 1.500 m2.
Dikarenakan madrasah ini dibawah naungan Lembaga Pendidikan Islam
Rifa’iyah Al Mina yang telah menyelenggarakan beberapa lembaga
pendidikan mulai dari PAUD, RA, MI Al Mina dan juga Pondok
53
Pesantren serta Madrasah Diniyah, maka madrasah ini kemudian disebut
dengan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap (MTs-PSA) Al-Mina.
Dalam perkembangannya hingga saat ini MTs. Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan sudah memasuki dalam jajaran yang terakreditasi “A”
dengan fasilitas penunjanga yang cukup memadai seperti ruanga computer,
ruang jahit dan bordir, masjid dan sarana penunjangan lainnya. Sebuah
prestasi yang menggembirakan dan hal ini karena perjuangan dari yayasan,
kepala sekolah, dewan guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
serta dukungan masyarakat sekitarnya.
Selanjutnya berdasarkan keputusan Departemen Pendidikan
Agama dengan Nomor: D/Kw/MTs/05/2010, tanggal 15 April 2010
tentang persetujuan pendirian sekolah swasta memutuskan menyetujui
pendirian sekolah swasta yang memiliki identitas:
Nama : MTs. Al-Mina.
Alamat : Jetis Kec. Bandungan.
Yayasan : Lembaga Pendidikan Islam Rifa’iyah ( LPIR ) Al-Mina
Daerah : Kabupaten Semarang.
Status : Berdasarkan keputusan Departemen Pendidikan Agama
dengan nomor: D/ Kw/MTs /05/2010, tanggal 15 april 2010
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan dengan jenjang
terakreditasi “A”.
Berkat kegigihan dan doa semua pihak baik dari yayasan, lembaga
pendidikan dan masyarakat, sehingga sekolah ini berstatus diakui dan
semakin banyak peminatnya.
54
2. Keadaan Geografis MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
a. Letak Geografis
Lembaga Pendidikan Islam Rifa’iyah ( LPIR ) Al-Mina terletak
di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya di kaki Gunung Ungaran
dan berada di daerah objek wisata Bandungan yang terkenal dengan
Tanaman Hias dan Buah-Buahan. dengan penduduk mayoritas
beragama Islam dan mata pencaharian sebagai petani, baik sayur-
sayuran maupun tanaman hias, dengan kondisi yang asri tersebut
syarat akan terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif,
nyaman, aman serta Islami.
b. Dukungan Masyarakat
Dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga
kami cukup tinggi, hal ini terbukti dengan animo masyarakat dalam
menyekolahkan putra-putrinya di lembaga kami. Bahkan banyak
masyarakat yang mentasyarufkan sebagian hartanya untuk dikelola
sebagai modal membangun Lembaga Pendidikan Islam yang
professional. Selain daripada itu kerjasama dalam hal pendidikan
khususnya life skill juga dilakukan seperti pelatihan pertukangan,
perbengkelan, perkebunan, serta menjahit & border yang mana
pelatihannya adalah dari masyarakat sekitar.
Lokasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan berbatasan
dengan :
55
1) Sebelah timur : berbatasan dengan kelurahan Baran.
2) Sebelah barat : berbatasan dengan kelurahan Bandungan.
3) Sebelah utara : berbatasan dengan sawah warga.
4) Sebelah selatan : berbatasan dengan kelurahan mlilir.
c. Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena ia
adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena
tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan langsung, dengan
demikian tujuan pendidikan akan tercapai.
Saat ini guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Kabupaten Semarang terdapat 30 guru, yaitu 2 yang berstatus
sebagai PNS dan 28 yang berstatus sebagai guru tidak tetap yayasan.
Dari 30 guru yang ada di MTs Al-Mina ini tentunya memegang
masing-masing mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut :
Tabel 3.1 Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Nama
Guru/Ustadz Pendidikan
Terakhir Bidang studi Jabatan
1. Agus Sucipto,
S.Pd
S.1 Matematika Kepala
Madrasah
2. Dra. Nurul
Jamil
S.1 SKI Wakil Kepala
Madrasah
3. Khotim
Sulistiya K.N,
S.S
S.1 Bahasa
Indonesia
GTT
56
No Nama
Guru/Ustadz Pendidikan
Terakhir Bidang studi Jabatan
4. Tri Ardiani,
S.Pd
S.1 PKN Kurikulum
5. M. Ahrom
Nurohim, SE
S.1 Qur’an
Hadist
Kesiswaan
6. Isnan A
Juhardani, S.P
S.1 Pengembangan Diri
Humas
7. Nikma Lailatul
Qodar, S.Com
S.1 Tinkom GTT
8. Anik Qoidatun
Farida, S.H.I
S.1 Bimbingan
Konseling
GTT
9. Dra. Siti
Rubiyah
S.1 Fiqih,
Aqidah
Akhlaq
PNS
10. Utiya, S.Pd. S.1 Fisika GTT
11. Siti Maesaroh,
S.Pd
S.I SKI GTT
12. Chamidah D.III Penjaskes GTT
13. Atik
Kurniawati,
S.Pd
S.1 Aqidah GTT
14. Awim Ro’atun SMU Qiro’ati Ekstrakulikuler
15. Hj. Sri Lestari SMU IPS GTT
16. ArinaManasikan
a, S.Pd.I.
S.1 Bahasa
Inggris
GTT
17. Benny Awang
Saptono
SMA Karate Ekstrakulikuler
18. Adi Triyanto,
S.Sn
S.1 Seni budaya GTT
57
No Nama
Guru/Ustadz Pendidikan
Terakhir Bidang studi Jabatan
19. Peni Handayani,
S.Pd
S.1 Matematika GTT
20. Ruri Lutfia A SMA Bahasa Jawa GTT
21. Nachecati SMA Tata Busana GTT
22. M. Zaenuri,
S.Pd.I
S.1 Agama PNS
23. Puji Lestari,
S.Pd.Bio
S.1 Biologi PNS
24. Fatmawati SMA Qiro’ati Ekstrakulikuler
25. Sulistia Ningsih SMA Bahasa Arab GTT
26. AZ Bastian,
S.Pd
S.I Bahasa
Indonesia
GTT
27 Handoko, S.Pd S.I Drum Band Ekstrakulikuler
28. Koriam SMA Pramuka Ekstrakulikuler
29. Fatniati DII Qiro’ati Ekstrakulikuler
30. Munawar SMA Rabana Ekstrakulikuler
Sumber : Dokumentasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan, tanggal 05 Mei 2014
3. Struktur Penyelenggaraan Madrasah
Struktur penyelenggaraan MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan, sebagai berikut :
Penanggung Jawab : KH. Anas Anwar
Drs. H. Saefudin, M.Pd
Ketua : Kholivin
Wakil Ketua : Isnan A. Juhardani, S.P
Sekretaris : M. Ahrom Nurohim, S.E
58
Bendahara : Hj. Sri Lestari
Seksi Pendidikan : 1. Tri Ardiani, S.Pd
2. Khotim Sulistiya K.N, S.S
Seksi Pembangunan : 1. Khadzaro
2. Muhrojan
Seksi Usaha Pendanaan : 1. H. Fathoni
2. H. Saefu Nadzir
Seksi Umum : 1. Muh. Faizin
2. Al Munawar
4. Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Organisasi sekolah merupakan wadah kesatuan kerja dan tanggung
jawab sebagai pelaksanaan administrasi yang masing-masing komponen
berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garis-garis struktur yang
membawahinya. Demi kelancaran mekanisme kerja di suatu lembaga
pendidikan maka perlu adanya suatu pembagian kerja, karena pembagian
struktur yang tegas pada masing-masing bidang bisa memudahkan ruang
kerja berdasarkan jabatan masing-masing.
Berikut ini adalah struktur organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan Tahun 2014.
59
: Garis Komando : Garis Kordinasi
Bagan I
Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun 2013/2014
KEPALA SEKOLAH
Wakil Kepala Sekolah
Dewan / Komite
Unit Perpustakaan Tata Usaha
Urusan Kurikulum
Urusan Kesiswaan
Urusan Sarana
Prasarana
Urusan Humas
JABATAN
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
GURU
Guru Agama
Guru PKn
Guru Bahasa
Indonesia
Guru IPA
Guru Bahasa Inggris
Guru Matematika
Guru IPS
Guru Seni
Budaya
Guru Penjaskes
Guru SKI
Guru Muatan Lokal
Guru Fiqih
Guru Qur’an Hadist
Guru Akidah Akhlaq
Guru Bahasa
Arab
Guru Menjahit
SISWA
MASYARAKAT PENJAGA
60
5. Visi, Misi, Tujuan dan Target MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
a. Visi
Visi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan adalah Al-Mina
sebagai penyelenggara sistem pendidikan Islam terpadu yang
melahirkan generasi muda yang cerdas, beraqidah kuat, beribadah
lurus dan berakhlaq mulia.
b. Misi
Misi dari MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan, sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pendidikan tingkat dasar yang
mengintegrasikan ilmu teori dan praktek, Iman-Ilmu-Amal, Rohani
dan Jasmani dalam lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan
Islami
2) Menyelenggarakan pendidikan tingkat dasar untuk menghasilkan
lulusan yang beraqidah kuat, beribadah secara benar, berakhlak
mulia, berfikir ilmiah, berkeperibadian sehat, kuat dan terampil.
3) Mewujudkan generasi muda muslim berilmu pengetahuan,
berwawasan luas dan global, bermanfaat bagi agama, bangsa dan
negara.
4) Mengembangkan School Based Management (Menejemen berbasis
Sekolah) dengan pelibatan para stakeholder, termasuk didalamnya
anggota masyarakat.
c. Tujuan
Tujuan MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Badungan dapat dibedakan
menjadi dua tujuan umum dan khusus dengan perincian, sebagai
berikut:
61
1) Tujuan Umum
Ikhtiar mencetak generasi muda yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berwawasan kebangsaan, berakhlak mulia,
berkepribadian mandiri, jujur, tangguh, ikhlas, cerdas, kreatif,
terampil, disiplin, memiliki integritas dan etos kerja, responsibilitas
yang tinggi, sehat jasmani dan rohani serta berorientasi masa
depan.
2) Tujuan Khusus
Menghasilkan lulusan yang memilki :
a) Keimanan dan ketaqwaan
b) Akhlak yang mulia
c) Wawasan IPTEK serta kebangsaan yang mendalam dan luas
d) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi di
bidang akademik dan ekstra-kulikuler
e) Kepekaan social dan kepemimpinan
f) Disiplin tinggi yang ditunjukkan oleh kondisi fisik yang prima
g) Kecintaan dank kepatuhan terhadap orang tua, guru dan
mencintai almamater
d. Strategi
Strategi yang dimiliki MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan,
sebagai berikut:
1) Memberdayakan semua potensi yang ada di lingkungan sekolah
2) Melakukan tugas tepat waktu dengan perangkatt yang lengkap dan
memadai
62
3) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman
4) Mengembangkan bakat dan minat serta potensi tenaga pendidik
5) Menanamkan kepercayaan masyarakat
6) Menyediakan sarana dan prasarana peribadatan
6. Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu di tunjang oleh
adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dengan terpenuhinya sarana
dan prasarana yang diperlukan, maka proses belajar mengajar
akan berjalan dengan mudah dan lancar. Adapun sarana dan prasarana
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan yang ada saat ini, sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Jenis Keterangan Jumlah Prasarana
1 Meja kursi siswa 120 Siswa 20 Set 2 Meja kursi guru 15 Orang 5 Set 3 Pembangunan RKB 3 Rombel - 4 Pembangunan asrama guru 4 Ruang - 5 Ruang Kantor KS, WKS, KTU - 6 Ruang Serbaguna Pertemuan,
Perpustakaan, Lab Sains 49 m2
7 KM/WC KS, WKS, Guru 3 m2 8 KM/WC Siswa 12 m2 9 Tanah Kantor dan ruang belajar 1800 m2
Sarana 1 Buku Kurikulum
SMP/MTs Kepala Sekolah, Guru 1 set
63
No Jenis Keterangan Jumlah 2 Buku teks utama untuk
siswa/Mapel Siswa 1 set
3 Buku sumber guru Guru 1 set 4 Buku perpustakaan MTs/SMP 1 paket 5 Alat peraga IPS-PKn, Matematika
dan Agama -
6 Alat Praktik IPA, Penjas, KTK -
Tabel 3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014
Kondisi No. Jenis
Baik Rusak Jumlah
Keadaan Buku Pelajaran 1. Fiqh 3 Exp. - 3 Exp. 2. Aqidah Akhlaq 3 Exp. - 3 Exp. 3. Qur,an Hadits 3 Exp. - 3 Exp. 4. Tauhid 3 Exp. - 3 Exp. 5. SKI/Tarikh Islam 3 Exp. - 3 Exp. 6. Bahasa Arab 3 Exp. - 3 Exp. 7. Bahasa Inggris 3 Exp. - 3 Exp. 8. Bahasa Indonesia 3 Exp. - 3 Exp. 9. Bahasa Jawa 3 Exp. - 3 Exp. 10. Matematika 3 Exp. - 3 Exp. 11. IPA Terpadu 3 Exp. - 3 Exp. 12. IPS Terpadu 3 Exp. - 3 Exp. 13. Pkn 3 Exp. - 3 Exp. 14. Penjaskes 3 Exp. - 3 Exp. 15. TIK 3 Exp. - 3 Exp. 16. Tata Busana 3 Exp. - 3 Exp. 17. Tata Boga 3 Exp. - 3 Exp. 18. Kamus Bahasa Arab 3 Exp. - 3 Exp. 19. Kamus Bahasa Inggris 3 Exp. - 3 Exp. 20. Al-Qur’an 20 Exp. - 20 Exp.
64
Kondisi No. Jenis
Baik Rusak Jumlah
21. Kitab Kuning 20 Exp. - 20 Exp. 22. Qur’an Terjemah 5 Exp. - 5 Exp. 23. Buku Paket B 3 Exp. - 3 Exp. 24. Buku Paket C 3 Exp. - 3 Exp. 25. Buku Wajardikdas 3 Exp. - 3 Exp. 26. Buku Bacaan Fiksi 3 Exp. - 3 Exp. 27. Buku Bacaan Non
Fiksi 3 Exp. - 3 Exp.
Peralatan Lain Yang Dimiliki a. Perlengkapan Administrasi/TU 1. Mesin TIK Manual - 1 Unit 1 Unit 2. Komputer 14 Unit 2 Unit 14 Unit 3. Laptop 1 Unit - 1 Unit 4. LCD/Infokus 1 Unit - 1 Unit 5. Pengeras Suara 2 Unit - 2 Unit 6. Mesin Printer 2 Unit - 2 Unit 7. Mesin Foto Copy - - - 8. Mesin Faxmili - - 9. Kursi dan Meja 2 Set 2 Set
b. Perlengkapan Penunjang 1. Lab. Bahasa - - - 2. Lab. Komputer 1 Ruang - 1 Ruang 3. Lab. Hisab Rukyat - - - 4. Pemancar Radio - - - 5. Mesin Cetak - - - 6. Jaringan/LAN/WAN - - - 7. Lab. Keterampilan - - - 8. Lab. Menjahit 1 Ruang - 1 Ruang 9. Lab. Tata Boga 1 Ruang - 1 Ruang
c. Fasilitas Keterampilan 1. Peralatan
Perbengkelan 3 Set 1 Set 3 Set
2. Peralatan Menjahit 16 Unit 4 Unit 16 Unit
65
Kondisi No. Jenis
Baik Rusak Jumlah
3. Perlengkapan Memasak
2 Set - 2 Set
4. Peralatan Pertanian 2 Set - 2 Set 5. Peralatan Pertukangan 1 Set - 1 Set 6. Peralatan
Industri/Sablon 2 Set - 2 Set
7. Peralatan Peternakan 1 Set - 1 Set d. Perlengkapan Olahraga dan Seni 1. Lapangan Sepak Bola - - - 2. Lapangan Bola Volley - - - 3. Lapangan Basket - - - 4. Lapangan Badminton - - - 5. Tenis Meja 1 unit - 1 Unit 6. Drum/Marching Band 1 Set - 1 Set 7. Perlengkapan Senam
Santri 1 Set - 1 Set
8. Perlengkapan Seni Musik
2 Set - 2 Set
e. Buku dan isi perpustakaan 1. Buku Pelajaran 54 Exp. - 54 Exp. 2. Buku Penunjang 20 Exp. - 20 Exp. 3. Bukku Fiksi 30 Exp. 20 Exp 30 Exp. 4. Buku Non Fiksi 20 Exp. - 20 Exp. 5. Meja Kursi
Perpustakaan 3 Set - 3 Set
6. Rak Buku 2 Unit - 2 Unit 7. Feling Cabinet - - - 8. Lemari Arsip 4 Unit - 4 Unit
7. Daftar Responden
Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru dan kepala
sekolah madrasah berjumlah 30 orang, sebagai berikut:
66
Tabel 3.4
Daftar Responden
No Nama Guru/Ustadz Bidang studi Jabatan
1. Agus Sucipto, S.Pd Matematika Kepala Madrasah
2. Dra. Nurul Jamil SKI Wakil Kepala Madrasah
3. Khotim Sulistiya K.N, S.S Bahasa Indonesia GTT 4. Tri Ardiani, S.Pd PKN Kurikulum 5. M. Ahrom Nurohim, SE Qur’an Hadist Kesiswaan 6. Isnan A Juhardani, S.P Pengembangan Diri Humas 7. Nikma Lailatul Qodar,
S.Com Tinkom GTT
8. Anik Qoidatun Farida, S.H.I
Bimbingan Konseling
GTT
9. Dra. Siti Rubiyah Fiqih, Aqidah Akhlaq
PNS
10. Utiya, S.Pd. Fisika GTT 11. Siti Maesaroh, S.Pd SKI GTT 12. Chamidah Penjaskes GTT 13. Atik Kurniawati, S.Pd Aqidah GTT 14. Awim Ro’atun Qiro’ati Ekstrakulikuler 15. Hj. Sri Lestari IPS GTT 16. ArinaManasikana, S.Pd.I. Bahasa Inggris GTT
17. Benny Awang Saptono Karate Ekstrakulikuler 18. Adi Triyanto, S.Sn Seni budaya GTT 19. Peni Handayani, S.Pd Matematika GTT 20. Ruri Lutfia A Bahasa Jawa GTT 21. Nachecati Tata Busana GTT 22. M. Zaenuri, S.Pd.I Agama PNS 23. Puji Lestari, S.Pd.Bio Biologi PNS 24. Fatmawati Qiro’ati Ekstrakulikuler 25. Sulistia Ningsih Bahasa Arab GTT 26. AZ Bastian, S.Pd Bahasa Indonesia GTT 27 Handoko, S.Pd Drum Band Ekstrakulikuler 28. Koriam Pramuka Ekstrakulikuler 29. Fatniati Qiro’ati Ekstrakulikuler
30. Munawar Rabana Ekstrakulikuler
67
B. Data Hasil Penelitian
1. Data Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah di MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Untuk mengetahui keadaan tentang Intensitas Supervisi Kepala
Sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014, maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada
guru yang dijadikan responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif
jawaban sebanyak 3 buah, yaitu :
a. Jawaban A mempunyai skor 3
b. Jawaban B mempunyai skor 2
c. Jawaban C mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket persepsi guru tentang supervisi kepala
sekolah di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.5
Jawaban Angket Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 001 A B A C A A A B B A A C B C A 2 002 A C A B B A A A A A A B A C B 3 003 A B A B A A A A A A A B B B C 4 004 A B A A A A A B B A A C B B B 5 005 A C A C B A A A A B A B B B B 6 006 A A A B A A A B B B A B B B B 7 007 A A A B A A A A A A A C B B B 8 008 A A B A A A A B A A A C B B B
68
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9 009 A B A B A B A A B A A C B B B 10 010 A C A A B A A A A B A C B B B 11 011 A B B B A A A A A A A B A C B 12 012 B C B C B B A A C A A B A C B 13 013 A B A A B B B A C A A B A C B 14 014 A A A A A A A B A A A B A C B 15 015 A B A B A A A A B A A B A C B 16 016 B B B A B A A C C C A B A C B 17 017 A B A B A A A A B A A C B C A 18 018 A B A B A A A A A A A C B C A 19 019 A A B A A A A A A A A C B C A 20 020 A B A B A B A A A A A C B C A 21 021 A B A B A A A A A A A C B C A 22 022 A A A C A A A A A A A C B C A 23 023 A B A B A B A A A A A C B C A 24 024 A B A B A A A A A A A C B C A 25 025 A C B C C A A A A A A C B C A 26 026 A B A B A B A A A A A B B B C 27 027 A A A B A A A A A A A B B B C 28 028 A A A B A A A A A A A B B B C 29 029 A B A A A A A A A A A B B B C 30 030 A B A A A A A A A A A B B B C
2. Data Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Untuk mengetahui keadaan tentang prestasi kerja guru di
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014,
maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada guru yang
dijadikan responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban
sebanyak 3 buah, yaitu :
69
a. Jawaban A mempunyai skor 3
b. Jawaban B mempunyai skor 2
c. Jawaban C mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket tentang prestasi kerja guru di
MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014
dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Jawaban Angket Tentang Prestasi Kerja Guru
di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 001 A B A C A A A B B A A C B C A 2 002 A C A B B A A A A A A B A C B 3 003 A B A B A A A A A A A B B B C 4 004 A B A A A A A B B A A C B B B 5 005 A C A C B A A A A B A B B B B 6 006 A A A B A A A B B B A B B B B 7 007 A A A B A A A A A A A C B B B 8 008 A A B A A A A B A A A C B B B 9 009 A B A B A B A A B A A C B B B 10 010 A C A A B A A A A B A C B B B 11 011 A B B B A A A A A A A B A C B 12 012 B C B C B B A A C A A B A C B 13 013 A B A A B B B A C A A B A C B 14 014 A A A A A A A B A A A B A C B 15 015 A B A B A A A A B A A B A C B 16 016 B B B A B A A C C C A B A C B 17 017 A B A B A A A A B A A C B C A 18 018 A B A B A A A A A A A C B C A 19 019 A A B A A A A A A A A C B C A
70
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 020 A B A B A B A A A A A C B C A 21 021 A B A B A A A A A A A C B C A 22 022 A A A C A A A A A A A C B C A 23 023 A B A B A B A A A A A C B C A 24 024 A B A B A A A A A A A C B C A 25 025 A C B C C A A A A A A C B C A 26 026 A B A B A B A A A A A B B B C 27 027 A A A B A A A A A A A B B B C 28 028 A A A B A A A A A A A B B B C 29 029 A B A A A A A A A A A B B B C 30 030 A B A A A A A A A A A B B B C
71
BAB IV
ANALISA DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan
proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu
sebagaimana tercatat di bawah ini :
1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs. Al-
Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah
terhadap prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis
menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase
sebagai berikut :
%100XNFP =
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
72
Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga, penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu :
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y
xy : jumlah hasil kali variabel x dengan y
Σx : jumlah nilai variabel x
Σy : jumlah nilai variabel y
N : jumlah subyek yang diteliti
A. Analisis Pendahuluan
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale pada variabel persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.
3. Memprosentasikan jawaban
4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
Tabel 4.1
Daftar Hasil Angket Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/014
No Item No No.
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 001 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 3 1 2 1 3 2 002 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 003 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 4 004 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 5 005 3 1 3 1 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 6 006 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
73
No Item No No.
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 7 007 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 8 008 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 9 009 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 10 010 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 11 011 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 12 012 2 1 2 1 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 2 13 013 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 1 2 14 014 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 15 015 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 16 016 2 2 2 3 2 3 3 1 1 1 3 2 3 1 2 17 017 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 1 3 18 018 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 19 019 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 20 020 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 21 021 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 22 022 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 23 023 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 24 024 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 25 025 3 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 26 026 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 27 027 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 28 028 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 29 029 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 30 030 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/014
No No Responden Total Nominasi 1 001 35 B 2 002 37 B 3 003 38 A 4 004 37 B 5 005 35 B 6 006 37 B 7 007 39 A 8 008 38 A 9 009 36 B
74
No No Responden Total Nominasi 10 010 36 B 11 011 38 A 12 012 31 C 13 013 35 B 14 014 40 A 15 015 38 A 16 016 31 C 17 017 37 B 18 018 38 A 19 019 39 A 20 020 37 B 21 021 38 A 22 022 38 A 23 023 37 B 24 024 38 A 25 025 33 C 26 026 37 B 27 027 39 A 28 028 39 A 29 029 39 A 30 030 39 A
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
KiXrXti 1+−
=
Keterangan :
i : Interval
xt : Nilai tertinggi
xr : Nilai terendah
ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah,
diperoleh nilai tertinggi adalah 40, dan nilai terendah adalah 31. Dengan
75
menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval
kelasnya, yaitu:
313140 +−
=i
33.33
10==i
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut :
1. Untuk kategori tinggi dengan A mendapat nilai 38 – 40
2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 35 – 37
3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 31 – 34
Kemudian di cari prosentasi tentang persepsi guru tentang supervisi
kepala sekolah. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
%100XNFP =
1. Untuk kategori tinggi persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada
15 responden:
%1003015 XP = = 50 %
2. Untuk kategori sedang persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada
12 responden:
%1003012 XP = = 40 %
3. Untuk kategori rendah persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada
3 responden:
76
%100303 XP = = 10 %
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Tentang
Supervisi Kepala Sekolah
No
Persepsi Guru
Tentang Supervisi
Kepala Sekolah
Interval Frekuensi Prosentase
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
38 – 40
35 – 37
31 – 34
15
12
3
50 %
40 %
10 %
30 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.3 bahwa tingkat persepsi guru tentang supervisi
kepala sekolah di MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran
2013/2014 dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 50 %.
Untuk mengetahui tentang prestasi kerja guru. Adapun langkah-
langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale tentang prestasi kerja guru.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang prestasi kerja guru
3. Memprosentasikan jawaban
4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
77
Tabel 4.4
Daftar Hasil Angket Tentang Prestasi Kerja Guru
MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/014
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 001 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 002 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 003 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 4 004 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 5 005 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 1 2 3 3 6 006 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3 7 007 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 8 008 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 9 009 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 10 010 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 11 011 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 12 012 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 13 013 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 14 014 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 15 015 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 16 016 3 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 17 017 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 18 018 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 1 19 019 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 1 20 020 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 21 021 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 1 22 022 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 2 2 1 23 023 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 1 24 024 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 1 25 025 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 2 1 26 026 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 27 027 3 2 1 3 1 2 1 3 2 1 3 3 3 2 3 28 028 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
78
No Item No
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
29 029 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 2 30 030 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Kerja Guru
MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/014
No No Responden Total Nominasi
1 001 33 B 2 002 38 B 3 003 36 B 4 004 40 A 5 005 37 B 6 006 37 B 7 007 33 B 8 008 42 A 9 009 34 B 10 010 40 A 11 011 41 A 12 012 32 C 13 013 38 B 14 014 38 B 15 015 38 B 16 016 27 C 17 017 35 B 18 018 37 B 19 019 37 B 20 020 34 B 21 021 32 C 22 022 36 B 23 023 33 B 24 024 34 B 25 025 37 B
79
No No Responden Total Nominasi
26 026 42 A 27 027 33 B 28 028 43 A 29 029 33 B 30 030 37 B
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
KiXrXti 1+−
=
Keterangan : i : Interval xt : Nilai tertinggi xr : Nilai terendah ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket prestasi kerja guru, diperoleh nilai tertinggi
adalah 43, dan nilai terendah adalah 27. Dengan menggolongkan data tersebut
ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu:
312743 +−
=i
66,53
17==i
Dibulatkan : 5
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut :
1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 38 - 43
2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 33 - 37
3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 27 - 32
80
Kemudian di cari prosentasi frekuensi prestasi kerja guru. Hal ini
menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
%100XNFP =
1. Untuk kategori tinggi tentang prestasi kerja guru ada 6 responden :
X100%306P = = 20 %
2. Untuk kategori sedang tentang prestasi kerja guru ada 21 responden :
X100%3021P = = 70 %
3. Untuk kategori rendah tentang prestasi kerja guru ada 3 responden:
X100%303P = = 10 %
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang prestasi kerja guru.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Prestasi Kerja Guru
No Prestasi Kerja Guru Interval Frekuensi Prosentase
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
39 – 43
33 – 38
27 – 32
6
21
3
20 %
70 %
10 %
30 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.6 bahwa tingkat prestasi kerja guru di MTs.
Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam
kategori sedang dengan prosentase sebesar 70 %.
81
B. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan atau untuk
mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh positif
antara pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap
prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus
statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel persiapan untuk mencari pengaruh persepsi guru tentang
supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya.
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi
product moment.
Tabel 4.7
Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara
Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru
No Responden x y x2 y2 xy 1 35 33 1225 1089 1155 2 37 38 1369 1444 1406 3 38 36 1444 1296 1368 4 37 40 1369 1600 1480 5 35 37 1225 1369 1295 6 37 37 1369 1369 1369 7 39 33 1521 1089 1287 8 38 42 1444 1764 1596 9 36 34 1296 1156 1224
82
No Responden x y x2 y2 xy 10 36 40 1296 1600 1440 11 38 41 1444 1681 1558 12 31 32 961 1024 992 13 35 38 1225 1444 1330 14 40 38 1600 1444 1520 15 38 38 1444 1444 1444 16 31 27 961 729 837 17 37 35 1369 1225 1295 18 38 37 1444 1369 1406 19 39 37 1521 1369 1443 20 37 34 1369 1156 1258 21 38 32 1444 1024 1216 22 38 36 1444 1296 1368 23 37 33 1369 1089 1221 24 38 34 1444 1156 1292 25 33 37 1089 1369 1221 26 37 42 1369 1764 1554 27 39 33 1521 1089 1287 28 39 43 1521 1849 1677 29 39 33 1521 1089 1287 30 39 37 1521 1369 1443 Σ 1109 1087 41139 39755 40269
Diketahui :
N = 30
∑x = 1109
∑y = 1087
∑x2 = 41139
∑y2 = 39755
xy = 40269
83
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai
berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
( )( )( ){ } ( ){ }22 108739755*30110941139*30
1087110940269*30
−−
−=
{ }{ }118156911926501229881123417012054831208070
−−−
=
)11081)(4289(2587
=
475264092587
=
94,68932587
=
375,0=
C. Pembahasan
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui,
maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis di terima harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat
dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung
dengan rtabel signifikan atau tidak.
Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel
5% atau 1 %, maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden
sebanyak 30 responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product
moment adalah pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga diperoleh perbandingan
berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,375 > 0,361 pada taraf signifikan
84
5%. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi
"adakah pengaruh yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi
kepala sekolah dengan prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis
Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014" atau dengan kata lain prestasi kerja
guru merupakan hasil dari supervisi kepala sekolah diterima.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkat persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs. Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah kategori
tinggi sebesar 50 %; kategori sedang sebesar 40 %; kategori rendah
sebesar 10 %.
2. Tingkat prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah kategori tinggi sebesar 20 %; kategori
sedang sebesar 70 %; kategori rendah sebesar 10 %.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi
kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Hal ini berdasarkan hasil data
perhitungan statistika bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel
maka r hitung dapat dikatakan signifikan, dengan tingkat kepercayaan sesuai
dengan data responden sebanyak 30 orang maka dapat di lihat dalam tabel
nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga
diperoleh perbandingan berdasarkan tabel nilai yang diperoleh ialah 0,375
> 0,361. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat persepsi guru tentang
supervisi kepala sekolah ada pengaruh signifikan dengan prestasi kerja
guru.
B. Saran
1. Kepala Sekolah
a. Sebaiknya kepala sekolah perlu meningkatkan atau mengembangkan
program-program yang dapat memotivasi para guru dalam bekerja dan
dapat mendorong para guru menerapkan kemampuannya dalam
86
melaksanakan tugas pokoknya serta mengembangkan kemampuannya
demi terciptanya kualitas pembelajaran.
b. Sebagai supersivor internal, kepala sekolah harus lebih meningkatkan
lagi pengawasannya agar jika terdapat permasalahan dapat diatasi
dengan segera tidak berlarut-larut. Sehingga segala aktivitas sekolah
dapat terkontrol dengan baik dan dapat mendorong para guru untuk
komitmen terhadap tugas, tanggung jawab sebagai pendidik.
2. Guru
Diharapkan para lebih meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
mereka sehingga lebih bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan memperhatikan hasil supervisi yang dilakukan
kepala sekolah dan berusaha meningkatkan kemampuannya berdasarkan
hasil supervisi tersebut.
3. Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas prestasi hendaknya
pihak sekolah, guru/pendidik harus mampu meningkatkan dan
menanamkan sikap, mental yang baik kepada anak didik (standar
kompetensi). Di samping itu pihak sekolah harus mampu memberikan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk lebih meningkatkan kinerja
guru dan prestasi belajar siswa.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktis (Jakarta : Bina Aksara).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka).
Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research I (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM).
_________________. Metodologi Research II (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM).
Purwanto, M. Ngalim. 2005. Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Karya).
Sudijono, Anas. 2000. Pengantar Statistik (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Sahertian, Piet A. dan Ida Alaida Sahertian. 2008. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education (Jakarta: Rifa Cipta).
Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru dan Kompetensi Dasar Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan. Jakarta
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT.Prenhalindo).
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Mangkunegoro. 2001. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Refika Aditama).
Nawawi, Hadari. 2001. Administrasi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung).
Simamora. 1997. Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara).
Bafadal, Ibrahim. 2008. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta, Bumi Aksara).
Hasibuan, Malayu SP. 2007. Organisasi dan Motivasi (Jakarta: Bumi Aksara).
Baron.A, Amstrong. 2007. Total Quality Management (New York: Longman, Inc).
88
Sagala, Syaeful. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan (Bandung: CV Alfabet).
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media).
http://manajemendansupervisipendidikan.blogspot.com/Teguh Handoko, “Ruang Lingkup Supervisi” download pada 22 Juli 2014.
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
KISI-KISI ANGKET
Variabel Indikator No. butir soalPersepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
1. Sering memberikan motivasi kepada guru.
2. Sering memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika menghadapi kesulitan
3. Sering melakukan pengawasan dan pengontrolan kwalitas guru dalam proses belajar mengajar
4. Sering memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi
5. Sering melakukan komunikasi secara terus menerus(intensif)
6. Sering memberikan pembinaan kepada guru mengenai proses belajar mengajar
1, 2 3, 4, 5 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
Prestasi Kerja Guru 1. Mempunyai sikap disiplin kerja 2. Mempunyai semangat kerja tinggi 3. Mempunyai rasa tanggung jawab
dalam menyelesaikan tugas 4. Mempunyai rencana program
pengajaran (RPP) pada tiap mapel 5. Mempunyai keterampilan dalam
pengelolaan kelas 6. Mempunyai program tahunan dan
program semesteran 7. Mendapat penghargaan.
1, 2 3, 4 5, 6, 7 8, 9 10, 11 12, 13 14, 15
101
ANGKET PENELITIAN
PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU
Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini bertujuan untuk keperluan ilmiah semata. Jadi tidak akan
mempengaruhi reputasi anda sebagai guru dalam bekerja di sekolah ini. 2. Pilihlah item jawaban yang telah tersedia dengan menjawab sebenar-benarnya
dan sejujurnya sesuai apa yang anda alami dan rasakan selama ini. 3. Jawaban anda berdasarkan pendapat sendiri akan menentukan obyektifitas
hasil penelitian ini. Kami menjamin rahasia identitas Saudara. 4. Jawablah pertanyaan dengan cara menyatakan tingkatan yang benar menurut
anda. Berilah tanda centang (√) yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan tersebut. Satu diantara jawaban berikut: A = Selalu, B = Kadang-kadang, C = Tidak pernah
IDENTITAS RESPONDEN 1. No. Responden : ……………………………………………….2. Nama : ……………………………………………….3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita*) 4. Usia : …. Tahun 5. Nama Sekolah : ……………………………………………….6. Alamat Sekolah : ……………………………………………….7. Jabatan : ……………………………………………….8. Pangkat/Golongan : ……………………………………………….9. Pendidikan Terakhir : ……………………………………………….10. Bidang Ajar : ……………………………………………….
A. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Jawaban No. Pertanyaan/Pernyataan A B C
1 Kepala sekolah sebagai pemimpin memotivasi guru dan membimbing.
2 Kepala sekolah mempercayakan tugas sekolah pada kelompok kerja guru.
3 Kepala sekolah melaksanakan diskusi kelompok guna meningkatkan mutu pembelajaran.
4 Kepala sekolah memberikan pembinaan dan bimbingan secara berkala dengan memberikan bekal tentang penggunaan teknik bertanya dalam KBM dan berbagai metode pembelajaran.
5 Kepala sekolah melakukan model demonstrasi pembelajaran yang menempatkan seorang guru sebagai demonstrator.
6 Kepala sekolah meminta guru secara langsung untuk menilai diri sendiri dengan format tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.
102
Jawaban No. Pertanyaan/Pernyataan A B C 7 Kepala sekolah melakukan classroom visit (kunjungan kelas
dalam rangka pembinaan oleh Kepala Sekolah) dan classroom observation (observasi kelas yang tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi.
8 Kepala sekolah melakukan monitoring pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat
9 Kepala sekolah memberikan penghargaan dalam bentuk piagam dan uang pembinaan.
10 Kepala sekolah memberikan uang bonus akhir taun dan seragam.
11 Kepala sekolah melaksanakan supervisi (pembinaan) pembelajaran melalui rapat.
12 Kepala sekolah mengajak guru-guru untuk mempelajari proses pembelajaran (study banding) ke sekolah unggulan.
13 Kepala sekolah melaksanakan pelatihan peningkatan mutu pembelajaran (In House Training/IHT).
14 Kepala sekolah melakukan pembinaan sesuai dengan hasil penilaian.
15 Kepala sekolah membimbing kepada guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan manajemen sekolah (proses belajar mengajar).
B. Prestasi Kerja Guru
Jawaban No. Pertanyaan/Pernyataan A B C 1 Guru datang 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai,
kemudian mengawali PBM dengan berdoa.
2 Guru sebelum pelajaran dimulai, mengulang materi sebelumnya secara singkat.
3 Guru menentukan dan mengembangkan instrumen evaluasi sesuai indikator.
4 Guru menentukan prosedur evaluasi hasil belajar siswa sesuai dengan KKM.
5 Guru mampu memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran dan mengawali pelajaran dengan mengaitkan materi sebelumnya.
6 Guru menggunakan metode yang menunjang kreatifitas anak dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa.
7 Guru memberikan kesimpulan materi disetiap akhir pelajaran kemudian menginformasikan materi pelajaran selanjutnya.
8 Guru mampu membuat silabus dan menuliskan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang
103
Jawaban No. Pertanyaan/Pernyataan A B C berlaku.
9 Guru menyajikan materi sesuai dengan langkah proses pembelajaran di RPP dan memberikan contoh-contoh nyata dalam menjelaskan pelajaran.
10 Guru menentukan metode sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa di kelas.
11 Guru memilih media pembelajaran sesuai metode yang digunakan dan merumuskan instrumen penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran.
12 Guru menyusun program tahunan dan semester sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
13 Guru mengkaji kurikulum bidang studi yang menjadi tanggung-jawabnya.
14 Guru mendapat tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa/jabatan, uang/barang, piagam atas prestasi pengajaran terhadap siswa.
15 Guru mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas atas kemampuan mempromosikan sekolah tempat kerjanya.
104
Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N 5% 1% N 5% 1% N 5% 1%
1 … … 26 0.388 0.496 55 0.266 0.345 2 … … 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330 3 0.997 0.999 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317 4 0.950 0.990 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306 5 0.878 0.959 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296 6 0.811 0.917 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286 7 0.754 0.874 32 0.349 0.449 85 0.213 0.278 8 0.707 0.834 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270 9 0.666 0.798 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263 10 0.632 0.765 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
11 0.602 0.735 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230 12 0.576 0.708 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210 13 0.553 0.684 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194 14 0.532 0.661 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181 15 0.514 0.641 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
16 0.497 0.623 41 0.308 0.398 400 0.098 0.128 17 0.482 0.606 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115 18 0.468 0.590 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105 19 0.456 0.575 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097 20 0.444 0.561 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
21 0.443 0.579 46 0.291 0.376 900 0.065 0.086 22 0.423 0.537 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081 23 0.413 0.526 48 0.284 0.368 24 0.404 0.515 49 0.281 0.364 25 0.396 0.505 50 0.279 0.361