persalinana normal dan abnormal

16
REFERAT ILMU KANDUNGAN Persalinan Normal dan Abnormal DOSEN PEMBIMBING dr. Nita. OG OLEH: Yongky Gousario NRP. 1522314050 SMF/BAGIAN ILMU KANDUNGAN

Upload: yongq-gousario

Post on 14-Jul-2016

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

persalinan normal abnormal

TRANSCRIPT

Page 1: Persalinana Normal Dan Abnormal

REFERAT

ILMU KANDUNGAN

Persalinan Normal dan Abnormal

DOSEN PEMBIMBING

dr. Nita. OG

OLEH:

Yongky Gousario

NRP. 1522314050

SMF/BAGIAN ILMU KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA – RUMAH SAKIT

2016

Page 2: Persalinana Normal Dan Abnormal

Persalinana Normal dan Abnormal

1. Persalinan Normal

A. Defenisi

Merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin

(Prawirohardjo, 2009).

B. Tanda dan gejala persalinan meliputi (Prawirohardjo, 2009)

Adanya penipisan dan pembukaan serviks

Adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks minimal

2 kali dalam 10 menit

Cairan lendir yang bercampur darah (Show) melalui vagina

C. Tahap-tahap persalinan

Menurut Prawirohardjo (2009), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

Kala I (kala pembukaan)

Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang

ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan

pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13

jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam .

Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :

Fase laten

Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ketika pembukaan

mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi

mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau

permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Peristiwa yang penting

dalam kala ini adalah keluar lendir darah (bloody show) dengan lepasnya

mucous plug, terbukanya vaskular pembuluh darah serviks.

Fase aktif

Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi

komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai

dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan

Page 3: Persalinana Normal Dan Abnormal

bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan

selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :

Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm.

Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari

4 cm menjadi 9 cm.

Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Prawirohardjo,

2009).

Kala II (kala pengeluaran janin)

Beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah Ibu merasakan ingin

meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu merasakan peningkatan tekanan

pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan

sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada

kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali.

Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada

otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa mengedan, karena

tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus

terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan

perenium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah

kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam,

pada multi ½ - 1 jam.

Kala III (pengeluaran plasenta)

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah

ini: Perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan

darah tiba-tiba.

Page 4: Persalinana Normal Dan Abnormal

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras

dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2

kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan

pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke

dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau

fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi

lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Kala IV

Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati

keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.

D. Proses Terjadinya persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga

menimbulkan teori-teori yang komplek antara lain dari faktor hormonal, struktur

rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi.

Teori peregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah

melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi

penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan

buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim

lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.

Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis past posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot

rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya

konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat

meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.

Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang

dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat

Page 5: Persalinana Normal Dan Abnormal

menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi

(mulainya) persalinan. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan

antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan (Manuaba, 2007).

E. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu

Power

Kontraksi uterus berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola yang

berulang. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika

intensitasnya terbentuk), acme (puncak atau maksimum), decement (ketika

relaksasi).

Passage

Passage adalah keadaan jalan lahir. Lancarnya suatu persalinan jika tidak

terdapat kelainan pada jalan lahir

Passenger

Pasanger terdiri dari

Page 6: Persalinana Normal Dan Abnormal

Janin

Plasenta dan selaput ketuban

Pada kelahiran normal, yang mempengaruhi passenger terdiri dari : ukuran

kepala janin, presentasi janin (letak janin, sikap janin, posisi janin)

Psikologis Respons

Psikologis meliputi : psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual,

pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat

pada kehidupan ibu

Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses

tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan.

2. Persalinaan Abnormal

A. Defenisi

Persalinan abnormal atau distorsia ditandai oleh kemajuan persalinan yang terlalu

lambat. Hal ini dapat terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara bagian

presentasi janin dan jalan lahir. Merupakan persalianan pervaginam dengan

bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesaria (Wiliam,

2009)

B. Penyebab (Manuaba, 2007)

Disfungsi Uterus

Dorongan dan pengeluaran janin disebabkan oleh kontraksi uterus yang

diperkuat selama kala dua oleh kerja otot dinding abdomen yang volunter

atau involunter, ‘mengejan’. Intensitas kedua faktor ini dapat berkurang

sehingga persalinanan tertunda atau mengalamai gangguan disfungsi

uterus pada tiap fase dilatasi serviks ditandai oleh lambatnya kemajuan

karena salah satu ciri utama persalinan normal adalah kemajuannya.

Kapasitas panggul tidak memadai

Disebabkan karena kurangnnya ukuran panggul, ukuran janin yang

berlebihan, atau yang lebih sering kombinasi keduanya. Tinggi ibu yang

kurang dari 150 cm menjadi faktor risiko terjadinya penyempitan panggul.

Setiap penyempitan garis tengah panggul yang mengurangi kapasitas

Page 7: Persalinana Normal Dan Abnormal

panggul dapat menyebabkan distorsia selama persalinan. Penyempitan

panggul terdiri dari

Penyempitan pintu atas panggul

Pintu atas panggul dianggap menyempit jika diameter anteroposterior

terpendeknya kurang dari 10cm atau jika diameter tranversal

terpanjangnya kurang dari 12cm. Sebelum persalinan, diameter

biparietal janin menunjukkan berukuran rata-rata 9,5 hingga 9,8 cm,

sehingga akan sulit bagi janin untuk melewati pintu atas panggul

dengan diameter anteroposterior kurang dari 10cm.

Penyempitan mildpelvis

Ukuran rata-rata midlpelvis adalah transversal (interspinosa) 10,5cm ;

anteroposterior( dari batas bawah simfisis pubis ke taut vertebra

sakrum keempat dan kelima) 11,5cm dan sagitalis posterior (dari titik

tengah linea interspinosa ke titik yang sama di sakrum) 5cm.

Penyempitan mildpelvis dapat diperkirakana jika spina menonjol,

dinding samping panggul berkonvergensi atau derajat sakroskiatika

sempit.

Penyempitan pintu bawah panggul

Didefenisikan sebagai penurunan diameter tuberosa interiskiadika

menjadi 8cm atau kurang. Penyempitan pintu bawah panggul jarang

terjadi tanpa disertai penyempitan mildpelvis

Fraktur pelvis dan penyempitan yang jarang

Trauma kendaraan bermotor merupakan kausa tersering fraktur

panggul. Pada fraktur bilateral ramus pubis, sering terjadi gangguan

kapasitas jalan lahir akibat pembentukan kalus

Kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin

Ukuran janin berlebih

Ukuran janin yang berlebih dapat menyebabkan janin tidak dapat

melewati panggul atau mildpelvis.

Presentasi wajah

Pada presentasi wajah, kepala mengalami hiperekstensi sehingga

oksiput bersentuhan dengan punggung janin dan dagu (mentum)

merupakan bagian presentasi.

Presentasi dahi

Page 8: Persalinana Normal Dan Abnormal

Didiagnosis jika bagian kepala janin antara tonjolan orbita dan

frontanel anterior terdapat di pintu atas panggul. Presentasi dahi yang

menetap biasanya tidak dapat menyebabkan masuknya kepala janin dan

kelahiran.

Letak lintang

Terjadi jika sumbu panjang janin terletak tegak lurus terhadap ibu.

Presentasi ini disebut oblik jika sumbu panjang membentuk sudut

tajam. Penyebabnya adalah multiparitas (dinding abdomen kendur),

janin prematur, plasenta previa, anomali uterus, cairan amnion

berlebihan, dan penyempitan panggul

Presentasi gabungan

Kondisi ini berkaitan dengan kondisi yang menghambat oklusi pintu

atas panggul oleh kepala janin (misalnya persalinan prematur)

sedemikian rupa sehingga sebuah lengan atau tungkai terdapat bersama

dengan kepala janin.

Posisi oksiput posterior persisten

Posisi ini biasanya mengalami rotasi anterior spontan dan kelahiran

berlangsung tanpa penyulit. Terdapat perbedaan antara posisi oksiput

posterior persisten dan posisi oksiput anterior. Persalinan cenderung

lebih lama dan insiden intervensi operatif termasuk forsep dan sesar

lebih tinggi pada janin dengan posisi oksiput posterior persisten.

Persalinan pervaginam dengan tindakan pada para janin lebih suit

dilakukan dan lebih besar kemungkinannya menyebabkan laserasi

perineum daripada pada janin denga presentasi oksiput anterior.

Posisi oksiput tranversal persisten

Posisi ini biasanya bersifat sementara. Jika selama kala dua persalinan

rotasi berhenti akibat tdiak adanya kerja uterus dan tidak terdapat

penyempitan panggul, kelahiran pervaginam dapat dilakukan dengan

beberapa cara. Oksiput dapat secara manual diputar ke anterior atau

posterior dan janin dikeluarkan dengan forsep dari posisi anterior atau

posterior. Jika kegagalan rotasi spontan disebabkan oleh kontraksi yang

tidak memadai tanpa disproporsi pelvik sefalopelvik, pasien dapat

diberi infus oksitosin, jika panggul abnormal perlu dilakukan sesar.

Hidrosefalus

Page 9: Persalinana Normal Dan Abnormal

Ukuran kepala janin yang besar dapat menyebabkan janin tidak dapat

melalui pintu atas dan jalan lahir

Abdomen janin sebagai penyebab distorsia

Pembesaran kandung kemih, asites, pemesaran ginjal atau hati

Yang berlebihan dapat menyebabkan distorsia.

C. Diagnosis persalinan abnormal (Wiliam, 2009)

Pola persalinan

Kriteria diagnostik Nulipara Multipara

Prolongation disorder

(fase laten memanjang)

>20 jam >14 jam

Protraction disorder

1. Perlambatan dilatasi

fase aktif

2. Penurunan lambat

<1,5 cm/jam

<2cm/jam

Arrest disorders

1. Fase deselerasi

memanjang

2. Dilatasi terhenti

secara sekunder

3. Penurunan berhenti

4. Tidak turun

>3 jam

>2 jam

>1 jam

Janin tidak turun pada

fase deselerasi atau kala

dua

>1 jam

>2 jam

>1 jam

D. Alur diagnosis dan tatalaksana persalinan abnormal

Page 10: Persalinana Normal Dan Abnormal
Page 11: Persalinana Normal Dan Abnormal

DAFTAR PUSTAKA

Leveno, J. Kenneth. Dkk. 2009. Obstetri Williams. EGC. Edisi : 21. Jakarta. Hal :

181-205

Manuaba I. B .G. Prof dr. Sp. OG(K). dkk. 2007. Pegantar Kuliah Obstetri. Jakarta.

Hal : 787-810

Prawirohardjo, sarwono. Prof dr.DSOG. 2009. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina

Pustaka. Jakarta