persalinan patologis

24
Preeklampsia Definisi Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

Upload: sari-hestiyarini

Post on 13-Jun-2015

1.505 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persalinan Patologis

Preeklampsia Definisi

Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan

darah ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan

kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

Page 2: Persalinan Patologis

Preeklampsia EtiologiPenyebab pasti preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun

ada teori-teori yang saat ini banyak dianut ialah sebagai berikut.

teori kelainan vaskularisasi plasenta

teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas atau

oksidan

teori intoleransi imunologi ibu dan janin

teori adaptasi kardiovaskuler

teori genetik

teori defisiensi gizi

teori stimulus inflamasi

Page 3: Persalinan Patologis

Preeklampsia Patogenesis

tidak terjadi

remodelling arteri

spiralis

hipoksia atau iskemia placenta

arteri cenderung

mengalami

vasokontriksi

Menghasilkan

oksidan yakni radikal

hidroksil peroksida

lemak

DISFUNGSI

ENDOTELPreeklampsia

Page 4: Persalinan Patologis

Preeklampsia Gejala

Berdasarkan gejala, preeklampsia dibagi menjadi 2 jenis, yakni

1. Preeklampsia Ringan

Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari

160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.

Proteinuria, 0,3 g/L

Edema pada betis, punggung, wajah, atau tangan.

Page 5: Persalinan Patologis

Preeklampsia GejalaBerdasarkan gejala, preeklampsia dibagi menjadi 2 jenis, yakni

2. Preeklampsia Berat

Kenaikan tekanan darah sistole ≥ 160 mmHg; diastole ≥ 110

mmHg

Proteinuria, 5 g/L

Edema pada paru dan sianosis

Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus

Oliguria (jumlah air seni kurang dari 500 ml/24 jam

Trombosit kurang dari 100.000/mm3

Nyeri pada epigastium

Nyeri kepala bagian depan yang berat

Gangguan Penglihatan

Page 6: Persalinan Patologis

Preeklampsia Diagnosa

1. Dilakukan Uji Diagnostik Dasar :

Pengukuran tekanan Darah

Pemeriksaan edema

Pengukuran tinggi fundus uteri

Funduskopik

2. Dilakukan Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kadar protein dalam urin

Pemeriksaan hematokrit

Page 7: Persalinan Patologis

Preeklampsia Penatalaksanaan1. Preeklampsia Ringan :

a. Pada usia di bawah 37 minggu :

istirahat di tempat tidur

Diet rendah garam

Pemberian fenobarbital 30 mg 3 kali sehari

Pemeriksaan antepartum 2 kali seminggu

Pemberian kortikosteroid ketika usia kehamilan di bawah 34

minggu

Jika dengan cara diatas gejala masih menetap, maka dilakukan

monitoring dan pengawasan yang ketat terhadap ibu dan janin,

serta pertimbangan terminasi jika keadaan menjadi semakin

buruk

Page 8: Persalinan Patologis

Preeklampsia Penatalaksanaan1. Preeklampsia Ringan :

b. Pada usia 37-42 minggu :Pada usia kehamilan 37-40 minggu, maka status servikal

dinilai dan jika memungkinkan, induksi persalinan dilakukan. Jika keadaan serviks tidak mendukung, maka pemberian agen pematang serviks dapat digunakan secukupnya. Biasanya wanita dengan pemeriksaan serviks yang sangat tidak memungkinkan pada usia kehamilan 37 hingga 40 minggu dapat ditangani dengan istirahat ditempat tidur, pengawasan janin antepartum, dan pengawasan kondisi maternal yang ketat, termasuk tekanan darah setiap 4-6 jam dan penilaian harian refleks patella, berat badan, proteinuria, dan gejala subjektif. Darah lengkap dan kadar transaminase serum, laktat dehidrogenase, dan asam urat sebaiknya diperiksa setiap minggu atau dua kali seminggu. Persalinan diindikasikan jika keadaan serviks menjadi sangat mendukung, pemeriksaan antepartum abnormal, atau usia kehamilan diatas 40 minggu, atau adanya tanda preeklampsia yang memburuk.

Page 9: Persalinan Patologis

Preeklampsia Penatalaksanaan2. Preeklampsia Berat :

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala preeklampsia

berat, selama perawatan, maka dibagi menjadi :

a. Perawatan Aktif, yaitu kehamilan segera diakhiri dan ditambah

pemberian obat-obatan. Perawatan ini dilakukan apabila usia

kehamilan ≥ 37 minggu, adanya ancaman impending

eklampsia, kegagalan terapi obat-obatan, adanya tanda

kegagalan perkembangan janin di dalam perut.

Page 10: Persalinan Patologis

Preeklampsia Penatalaksanaan2. Preeklampsia Berat :

b. Perawatan Konservatif, yaitu kehamilan tetap dipertahankan dan ditambah pemberian obat-obatan. Perawatan ini dilakukan apabila kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada pasien preeklampsia berat yaitu :• segera masuk rumah sakit • tirah baring • infus • diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam • pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat • anti hipertensi, diuretikum diberikan sesuai dengan gejala

yang dialami • penderita dipulangkan apabila penderita kembali ke gejala-

gejala / tanda-tanda pre-eklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)

Page 11: Persalinan Patologis

Eklampsia

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan,

atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan

timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya

sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia

Page 12: Persalinan Patologis

Eklampsia Gejala Preeklampsia +

Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang

diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit

kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan

pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain

Gangguan penglihatan, pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,

pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara

Iritabel, ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan

suara berisik atau gangguan lainnya

Nyeri perut pada epigastrium yang kadang disertai dengan muntah

Kejang-kejang dan / atau koma

Page 13: Persalinan Patologis

Eklampsia Penatalaksanaan Pengobatan KonservatifSama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).

Pengobatan Obstetrik Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu

Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya eklampsia. 25% kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 – 4 hari pertama setelah persalinan. Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 – 8 minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklampsia.

Page 14: Persalinan Patologis

Fetal Disstress Fetal Disstress (gawat janin) adalah keadaan hipoksia janin

intrauterin yang secara klinis bermanifestasi berupa perubahan

frekuensi, irama dan kualitas denyut jantung janin. Dikatakan gawat

janin apabila denyut jantung janin di atas 160 kali/menit, atau

dibawah 100 kali/menit, denyutnya tidak teratur, dan keluarnya

mekonium pada awal persalinan.

Page 15: Persalinan Patologis

Fetal Disstress Patogenesis Dalam kondisi normal, oksigen adekuat, glikolisis aerobik terjadi pada

janin dan gikogen diubah menjadi asam pyruvat yang dioksidasi

melalui siklus Kreb. Pada saat hipoksia dimana saturasi oksigen turun

dibawah 55% ( normal 65% ), timbul glikolisis anaerobik,

penumpukan asam laktat dan pyruvat sehingga timbul asidosis

metabolik. Ion H+ pada awalnya menstimulasi dan kemudian

mendepresi SA node dan timbullah takikardia atau bradikardia.

Stimulasi parasimpatis menyebabkan hiperperistalsis dan relaksasi

sphingter anus sehingga keluarlah mekonium. Kekurangan oksigen

yang terus menerus dapat menyebabkan kematian janin.

Page 16: Persalinan Patologis

Fetal Disstress Gejala

perubahan frekuensi, irama, dan kualitas DJJ

gerakan janin yang berkurang yang dirasakan oleh ibu

terdapatnya mekonium pada cairan amnion

peningkatan laktat dalam darah bayi

asidosis janin

tanda biokimia janin : sampel darah janin melalui serviks inpartu

Page 17: Persalinan Patologis

Fetal Disstress Diagnosis

Auskultasi intermitten

Pemeriksaan janin berkesinambungan secara elektronik

Fetal Blood Sampling dan pengukuran pH

Page 18: Persalinan Patologis

Fetal Disstress Penatalaksanaan Perbaikan aliran darah uterus

- memiringkan ibu ke sebelah kiri untuk memperbaiki aliran

uteroplasenta.

- hentikan infus oksitosin (bila sedang diberikan)

- untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian anastesi

epidural), segera berikan infus 1 l kristaloid (larutan Ringer)

- kecepatan infus cairan-cairan intravaskuler hendaknya dinaikkan

memperbaiki aliran darah umbilikus

berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 l/menit

persalinan dapat pervaginam, ataupun perabdominam,

Page 19: Persalinan Patologis

Contraction Disorders Penyebab contraction disorders belum diketahui secara pasti, tpi

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ialah :

primigravida tua

faktor herediter

emosi

kelainan letak janin

gangguan pembentukan uterus masa embrional

Page 20: Persalinan Patologis

Contraction Disorders 1. Inersi Uteri

fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian-

bagian lain

kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang

keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak

seberapa

2. His terlampau kuat

sifat his normal, namun kekuatannya tidak normal (lebih kuat)

terjadi lingkaran patologik atau lingkaran Bandl

ligamentum rotunda menjadi lebih tegang dan jelas teraba

penderita merasa nyeri terus-menerus dan menjadi gelisah

Page 21: Persalinan Patologis

Contraction Disorders 3. Incoordinate Uterine Action

Tonus otot terus meningkat, juga diluar his, dan kontraksinya

tidak berlangsung normal sehingga his tidak efisien dalam

mengadakan pembukaan.

Timbul rasa nyeri yang lebih keras dan lebih lama bagi ibu

Timbul lingkaran kontriksi pada persalinan lama dan terlihat

setelah pembukaan lengkap

Page 22: Persalinan Patologis

Contraction Disorders

1. Inersi Uteri

Harus diperiksa keadaan serviks, persentasi serta posisi janin,

turunnya kepala janin dalam panggul, dan keadaan panggul.

Menyusun rencana menghadapi persalinan, apabila ada

Disproporsi Cephalo Pelvic, diambil keputusan CS.

Keadaan umum penderita di perbaiki, kandung kemih, rektum

dikosongkan.

Apabila bkong atau kepala janin telah masuk panggul, penderita

di suruh berjalan-jalan kecil.

Induksi Oksitosin.

Page 23: Persalinan Patologis

Contraction Disorders

2. HIS yang terlalu kuat

Ibu di rawat sebelum persalinan sehingga pengawasan dapat

dilakukan dengan baik.

Pada persalinan diawasi dengan cermat, dan episiotomi dilakukan

untuk menghindari terjadinya ruptur perineum.

Janin dilahirkan dengan cara yang memberikan trauma minimal

bagi ibu dan anak.

Page 24: Persalinan Patologis

Contraction Disorders 3. Incoordinate Uteri Action

Kelainan ini hanya dapat diobati secara symptomatis karena

belum ada obat yang dapat memperbaiki koordinasi fungsional

antara bagian-bagia uterus. Usaha yang dapat dilakukan ialah

mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan penderita, hal

ini dapat diberikan analgetika.

Persalinan dilakukan dengan CS.