perpustakaanreferensiuntukkuliah.weebly.com · web viewmenghadapi berbagai tantangan yang semakin...

31
PROPOSAL MEDAN, 20 Juni 2015 Disusun dan Dipersiapkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Analisis dan Perancangan Sistem Disusun Oleh: ARTITA WATI DORMA PURBA 120709051 Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya

Upload: buixuyen

Post on 12-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL

MEDAN, 20 Juni 2015

Disusun dan Dipersiapkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Analisis dan Perancangan Sistem

Disusun Oleh:

ARTITA WATI DORMA PURBA 120709051

Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Sumatera Utara

2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas

Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

memegang peranan sebagai salah satu tonggak pembangunan bangsa. Dapat dikatakan

bahwa kemajuan pendidikan suatu bangsa menggambarkan keberadaban bangsa di mata

dunia. Memandang sentralnya peran pendidikan bagi suatu bangsa ini, pemerintah

diharapkan mampu menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan-tujuan negara, seperti

yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yaitu:

”Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”.

Mencerdaskan kehidupan bangsa harus selalu diupayakan agar negara dibangun dapat

tumbuh menjadi kuat, besar dan mencapai hasil yang lebih cepat, yaitu bangsa yang

cerdas dan sejahtera sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan yang semakin besar

dan berat dalam era persaingan global dewasa ini dan di masa yang akan datang. Di era

globalisasi penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi merupakan tuntutan

kebutuhan yang harus terpenuhi. Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi

merupakan kunci dalam memenangkan tantangan globalisasi. Sedangkan minimnya

penguasaan sumber ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi akan berujung pada

sebuah kemunduran dan kegagalan dalam persaingan di era globalisasi. Sumber daya

manusia yang unggul dan kompetitif mensyaratkan dirinya untuk terus belajar sepanjang

hayat. Sarana yang penting untuk mendemokratisasikan kesempatan belajar bagi tiap

warga masyarakat itu adalah perpustakaan.

Melihat pentingnya keberadaan dari perpustakaan di tengah masyarakat, maka

didirikanlah salah satu jenis perpustakaan yakni Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan.

Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan termasuk ke dalam Jenis Perpustakaan Khusus,

yaitu Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan SMA Negeri 13 didirikan bersamaan dengan

pembangunan gedung sekolah tersebut, yakni pada tahun 1985.

Zaman sekarang teknologi berkembang amat pesat. Setiap saat dikembangkan

perangkat – perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur

teknologi yang berkembang pun terasa bukan lagi sekedar pelengkap semata namun

sudah menjadi kebutuhan, salah satunya di bidang Ilmu Perpustakaan. Teknologi yang

berkembang pesat menyediakan sarana pendukung pelayanan yang lebih atraktif bagi

organisasi Perpustakaan.

Dalam kegiatan sehari-hari siswa datang ke perpustakaan untuk mencari judul buku

pada katalog buku yang didaftar dalam sebuah buku inventaris yang masih manual.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dirancang suatu sistem yang mampu

memberikan informasi baik itu judul buku maupun referensi buku yang bisa diakses

langsung oleh siswa tanpa harus membolak-balik daftar buku inventaris yang dimiliki

perpustakaan.

Untuk itu perlu dibuat suatu sistem yang akan dijadikan materi dalam penelitian ini

dengan judul “Analaisis dan Perancangan Sistem pada Perpustakaan SMA Negeri 13

Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi awal pada Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan dan

menanyakan langsung pada Ibu Evi Marini selaku Kepala Perpustakaan di perpustakaan

tersebut, ternya belum ada database yang dibangun oleh perpustakaan dalam istem

pelayanan perpustakaan.

Maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana

“Pembangunan Database untuk Inventarisasi Perpustakaan” pada SMA Negeri 13 Medan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan merancang Database dalam Sistem Pelayanan Perpustakaan

pada SMA Negeri 13 Medan.

2. Menawarkan Database Inventaris Perpustakaan bagi Perpustakaan SMA Negeri 13

Medan.

3. Memberikan solusi dari permasalahan pelayanan yang masih konvensional pada SMA

Negeri 13 Medan.

BAB IIKAJIAN TEORITIS

Analisis Sistem adalah Proses penguraian dari suatu Sistem Informasi yang utuh ke

dalam komponen-komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan, kesempatan, hambatan dan harapan.

Setelah melaakukan analisis sistem maka tindakan selanjutnya adalah

pengembangan sistem, dengan tujuan membuat, memperbaiki ataupun mengembangkan

sistem sebelumnya. Saat ini terdapat 4 (empat) model dalam pengembangan sistem, yaitu

sebagai berikut:

A. Waterfall

Water fall model adalah salah satu model pengembangan software, dimana

kemajuan suatu proses dipandang sebagai terus mengalir ke bawah seperti air terjun.

Tahap – tahap pengembangan waterfall model adalah :

1. Analisis dan definisi persyaratan

Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user.

2. Perancangan sistem dan perangkat lunak

Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan

3. Implementasi dan pengujian unit

Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program

4. Integrasi dan pengujian sistem

Unit program diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin

bahwa persyaratan sitem telah terpenuhi

5. Operasi dan pemeliharaan

Merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Perbaikan

mencakup koreksi dari berbagai error, perbaikan dan implementasi unit sistem dan

pelayanan sistem.

Berikut adalah gambar dari tahapan pengembangan sistem model Waterfall:

Tahapan pengambangan sistem Model Waterfall meliputi :

Requirment

Dalam tahapan ini jasa, kendala dan tujuandari konsultasi dengan pengguna sistem.

Kemudian semuanya dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user dan staf

pengembang. Dengan kata lain, dalam tahapn ini dilakukan analisa kebutuhan,

kemdian diverifikasi klien dan tim SQA.

Specification

Dokumentasi spesifikasi, kemudian diperiksa oleh tim SQA. Selanjutnya jika

disetujui oleh klien, maka dokumen tersebutmerupakan kontrak kerjaantaraklien dan

pengembang s0ftware. Selanjutnya merencanakan jadwal pengembangan software.

Jika disetujui oleh SQA, tahap desain baru dilakukan.

Desain

Proses design sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak

atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur keseluruhan.

Desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkatlunak dalam

bentuk yang mungkin ditransformasi kedalam satu atau lebih program yang dapat

dijalankan. Tahapan ini telah menentukan alur software hingga pada tahap algoritma

detail. Di akhir tahap ini, kembali diperksa tim SQA.

Implementation

Selama tahap ini, desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap

atau unit program. Desain yang telah disetujui, diubah dalam bentuk kode-kode

program. Tahap ini, kode-kode program yang dihasilkan masih pada tahap modul-

modul. Diakhir tahap ini, tiap modul di testing tanpa diintegrasikan.

Integration

Unit program diintegrasikan dandiuji menjadi sistem yang lengkap untuk

meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi. Setelah uji coba,

sistem disampaikan ke konsumen.

Operaton mode & retirement

Normalnya, ini adalah tahap yang terpanjang. Sistem dipasang dan digunakan.

Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah

sebelumnya. Perbaikan inmplementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem

sebagai kebutuhan baru ditemukan.

Kelebihan dan Kekurangan menggunakan Model Waterfall

a. Kelebihan:

Simple dan mudah diimplementasikan

mudah diatur

Cocok untuk proyek kecil

b. Kekurangan:

Tidak mengakomodasi perubahan requirement

Resiko ketidakpastian tinggi

Model yang buruk untuk proyek yang berorientasi obyek

Model yang buruk untuk proyek lama

B. Prototyping

Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe

(prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah

kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu

mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).

Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja

(prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa

digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi

cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain

sistem (O'Brien, 2005).

Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi

yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis

dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model

(prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan

kebutuhan user.

Berikut adalah gambar dari tahapan pengembangan sistem model Prototyping:

Kelebihan dan Kekurangan menggunakan Model Prototyping

Kelebihan prototyping adalah :

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.

Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang

diharapkannya

Kekurangan prototyping adalah :

Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas

perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam

jangka waktu yang lama.

Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan

algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.

Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik

perancangan yang baik.

C. Spiral

Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa

spiral. Model spiral ini tidak merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran

balik (back-tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau

perancangan. Setiap untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process. Model

ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Mengabungkan keuntungan

model air terjun dan prototype dan memasukkan analissis resiko

Beberapa hal yang dilakukan dalam Model Spiral :

1. Mendefinisikan kebutuhan dengan sedetail mungkin

2. Pembuatan desain untuk sistem yang baru

3. Pembuatan prototipe dari pembuatan desain, pembuatan prototipe selanjutnya

berdasarkan evaluasi prototipe sebelumnya

4. Proses prototipe dilakukan berulang-ulang sampai customer puas

5. Sistem dibuat berdasarkan prototipe yang memuaskan customer

6. Sistem di tes dan dievaluasi

Berikut adalah gambar dari tahapan pengembangan sistem model Spiral:

Kelebihan dan Kekurangan Model Spiral

Kelebihan Model Spiral :

1. Dapat digunakan untuk sistem yang besar

2. Sangat cocok sebagai mekanisme mengurangi resiko

Kekurangan Model Spiral :

1. Terlalu banyak memikirkan resiko yang akan terjadi

2. Masih jarang digunakan

3. Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus

menikutsertakan pemesan

D. Four GT (4 GT)

4GT adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation

technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada standar generasi keempat

dari teknologi telepon seluler. 4GT merupakan pengembangan dari teknologi 3G dan 2G.

Sistem 4GT menyediakan jaringan pita lebar ultra untuk berbagai perlengkapan

elektronik, contohnya telpon pintar dan laptop menggunakan modem USB.

Berikut adalah gambar dari tahapan pengembangan sistem model 4 GT:

Terdapat dua kandidat standar untuk 4GT yang dikomersilkan di dunia yaitu standar

WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan standar Long Term Evolution (LTE) (Swedia

sejak 2009).

Di Indonesia, WiMAX pertama kali diluncurkan oleh PT. FirstMedia dengan merek

dagang Sitra WiMAX sejak Juni 2010. Kemudian teknologi LTE pertama kali

diluncurkan oleh PT. Internux dengan merek dagang Bolt Super 4GT LTE sejak 14

November 2013.

Sistem 4GT menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus

multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata

data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat

yang ditujukan untuk 4GT, yakni: 4GT akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi

penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan

mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar

ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis

layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4GT akan langsung mempunyai

nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang

berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM,

TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan

mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi

2.4 GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang

sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.

Desain SistemDesain Sistem adalah tahapan berupa penggambaran, perencanaan dan

pembuatan dengan menyatukan beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh untuk memperjelas bentuk sebuah sistem.

Spesifikasi Perancangan Desain

Spesifikasi dalam merancang sebuah desain secara keseluruhan adalah :

1. Struktur DesainDesain berjalan melalui tahapan sebagai berikut: Transformasi dari masalah model ke model awal solusi Hiasan desain awal untuk menyertakan fitur-fitur yang diperlukan Perubahan struktur dari bahasa Inggris ke Pseudecode Evaluasi dan perbaikan kualitas desain Desain revisi untuk mengakomudasi kendala implementasi

2. Tujuan dan Sasaran DesainPedoman yang paling penting adalah “Coupling” dan “Cohesion”. Coupling

adalah sebutan untuk modul-modul yang saling berhubungan atau terkait satu sama lain. Cohesion adalah sejauh mana komponen suatu modul yang diperlukan dan cukup untuk melaksanakan atau mendefenisikan dengan baik.

3. Hubungan antara Analisis Sistem dengan Desain Sistem Jika terjadi kesalahan pada tahap analisis sistem maka akan menyebabkan

masalah pada tahap desain, apakah itu dilakukan oleh orang yang sama yang membuat desain atau tidak.

4. Prinsip-Prinsip pada Prosedur DesainDalam praktiknya, berikut ini adalah pedoman untuk prosedur desain: Standarisasi prosedur sedapat mungkin Prosedur baru sesuai dengan prosedur yang ada tidak bertentangan atau

kontraproduktif Hindari penugasan tanggung jawab individual untuk dua prosedur yang serupa

namun berbeda Memungkinkan untuk umpan balik atau evaluasi

5. Tahap-Tahap pada DesainSelama proses merancang, desain sistem harus memperhatikan hal-hal berikut: Cost Efficiency Security Relliability Political dan Kendala Opperasional

6. Alat-Alat dan Teknik DesainPeralatan yang melengkapi dalam Desain adalah sebagai berikut: Information System Desain and Optimization System (ISDOS) Pseudecode Structured Desain (SD) Jackson Design Methodology (JDM)

7. Teknik yang digunakan dalam Desain sistem, yaitu: Hierarchy Plus Input, Process, and Output (HIPO) Structured Analysis and Design Technique (SADT) Entity Relation Ship Model (E-R Model) Data Structure Diagram (DSD) Semantic Data Model (SDM)

Struktur Proses dalam Desain

1. Fase DesignAda 3 tahap dalam tahap desain, yaitu: Initiation (Pengenalan) Abstraction (Abstraksi) Instantiation (Instansiasi)

Tahap ini diatur menjadi 2 fase, yaitu:

Logical DesignTujuan dari fase ini adalah pengembangan desain yang diarahkan oleh mesin yang

abstrak dan lingkungan operasi model ini berisi tentang jumlah tinggi kualitas dan komponen berkualitas mampu menggabungkan, dengan waktu dan bakat yang tersedia. Physical Design

Tujuan dari fase ini adalah penciptaan rancangan sistem. Kopian lengkap, benar dan akurat menjelaskan setiap aspek sistem untuk dikembangkan.

2. Identifikasi dari Sistem Komputer3. Pembuatan Model

Membangun sistem berarti aliran data yang menguraikan sistem desain. Ide-ide tentang bagaimana komputer digunakan dalam sistem dimasa depan. DFD yang membantu proses analisis dan desain, membantu desainer membuat model idenya dengan cepat. Pada pangkalan-pangkalan tersebut, diskusi antara pengambang sistem diadakan untuk menyempurnakan model.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pengembangan

sistem Prototyping.

Prototyping adalah metode proses pembuatan sistem yang dibuat secara terstruktur

dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui pada pembuatannya, dan jika tahap

final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna atau masih memiliki

kekurangan, maka sistem akan dievaluasi kembali dan tanpa harus melalui proses dari

awal. Metodologi Prototyping juga dapat diartikan sebagai pembuatan sistem atau

software dengan metode siklus. Tahapan pada siklus pengembangan sistem Prototyping

adalah sebagai berikut:

Manfaat daripada metodologi pengembangan sistem Prototype adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi dan feedback pada rancangan interaktif.

2. Stake holder, dalam hal ini user dapat melihat, menyentuh, berinteraksi dengan

prototype.

3. Anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif .

4. Para perancang dapat mengeluarkan ide-idenya.

5. Memunculkan ide-ide secara visual dan mengembangkannya.

6. Dapat menjawab pertanyaan untuk membantu pemilihan diantara alternatif-alternatif.

Setelah mengindentifikasi masalah pelayanan yang ada pada Perpustakaan SMA Negeri

13 Medan saya memilih metodologi pengembangan sistem Prototyping untuk digunakan

dalam merancang database inventarisasi pada sistem pelayanan perpustakaan tersebut karena

metodologi Prototyping ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.

Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang

diharapkannya.

BAB IVANALISIS DAN PERANCANGAN

A. Rancangan Pembangunan Database

Menurut Whitten ( 2004 : 176 ) Perancangan didefinisikan sebagai tugas yang fokus pada

spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Terdapat beberapa strategi perancangan desain

system, yaitu :

a. Desain Struktur Modern

b. Teknik Informasi

c. Prototyping

d. Join Application Development ( JAD )

e. Rapid Application Development ( RAD )

f. Desain Berorientasi Objek

Biasanya teknik tersebut dianggap sebagai teknik yang saling bersaing, tetapi seringkali

untuk beberapa jenis proyek tertentu diperlukan kombinasi dari beberapa diantaranya

sehingga saling melengkapi satu sama lain.

Database (basis data) adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara

sedemikian rupa sehingga mudah dalam disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui, dicari,

diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus) (Nugroho, 2004 : 41).

Dalam penelitian ini akan menggunakan database MySQL dikarenakan database MySQL

merupakan database yang bersifat Open Source artinya siapa saja boleh menggunakannya

dan bersifat legal.

B. Tahap Pembangunan Database

Berdasarkan metode pengembangan sistem Prototype untuk membangun Database yang

berisi data inventarisasi perpustakaan pada SMA Negeri 13 Medan, maka berikut ini adalah

tahapan yang akan dilalui:

1. Analisis Kebutuhan

Mempelajari proses-proses dan indentifikasi data-data yang dibutuhkan, dalam

perancangan suatu aplikasi informasi percetakaan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan

dan kemudahan dalam hal ini untuk meningkatkan pelayanan efesiensi dan keputusan.

Pada tahap ini, pustakawan memaparkan apa saja yang dibutuhkan dalam database yang

akan dibuat.

2. Desain Fungsi

Melakukan desain sistem secara detail, mulai dari Context Diagram, Data Flow

Diagram (DFD), desain file, desain tabel, relasi tabel dan sebagainya sehingga membentuk

sistem lengkap sesuai dengan fungsi-fungsi perpustakaan yang dikehendaki. Pada tahap

ini, pengembang dan pembuat website bersama-sama membuat format input maupun

output yang akan dihasilkan oleh database yang dibuat.

3. Pemograman

Melakukan coding untuk merealisasikan desain fungsi yang telah dibuat. Lama

Pengerjaan, kerumitan dan Jumlah baris coding menentukan besar-kecilnya harga Aplikasi

yang dibuat. Sistem yang ingin dibuat akan dibuatkan kedalam bahasa pemograman baik

pascal, visual basic, php, dan sebagainya.

4. Pengujjian

Melakukan beberapa testing dengan uji prilaku (behavior testing), focus terhadap input

dan output, dan testing terhadap fungsionalitas sistem. Pada tahap ini, prototype yang telah

dirancangakan dievaluasi untuk dikerjakan pada tahap selanjutnya. Pada tahap pengujian

system, koding yang telah dibuat sebelumnya akan diuji apakah dapat berjalan dengan

baik ataukah masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau apakah masih ada bagian

yang belum sesuai dengan keinginan Pustakawan.

5. Evaluasi

Evaluasi database yang sudah jadi, apakah sudah sesuai dengan keinginan Pustakawan

atau belum. Jika belum, maka database akan direvisi kembali dan kembali pada tahap 3

dan 4. Jika website sudah dikatakan OK maka website siap dilanjutkan pada tahap

selanjutnya.

6. Instalasi

Mengganti sistem lama dengan menempatkan sistem baru yang telah dibuat, jika hasil

dari suatu proses pengujian sudah sesuai dengan fungsinya.

7. Pelatihan

Sebelum aplikasi program dijalankan/ dikunjungi oleh pengguna, pihak developer

proyek perangkat lunak bertanggung jawab melatih pustakawan yang hendak

mengoperasikan program aplikasi yang telah dibuat. Pihak pengembang juga

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan terbuka sehingga tidak menyulitkan

para pengguna aplikasi selanjutnya.

8. Pemeliharaan

Proyek perangkat lunak tidak akan selesai begitu saja setelah diserah terimakan, tetapi

masih berlanjut hingga tenggang waktu yang cukup untuk memastikan bahwa produk

perangkat lunak yang telah diserahkan tersebut bisa beroperasi dengan baik dan tidak ada

kendala yang berarti.

9. Dokumentasi

Dalam sebuah proyek bisa terdiri dari beberapa dokumen. Dokumen dibuat untuk

melihat kemajuan proyek yang sedang dikembangkan, sebagai referensi untuk bug bila

terjadi kendala, sebagai pedoman operasional dan sebagainya.

Pada tahap ini perangkat lunak yang sudah jadi dan sudah lulus uji, siap untuk digunakan

oleh pengguna. Dalam metode pembuatan sistem, pastinya memiliki tujuannya masing-

masing. Tujuan dari Sistem Prototyping ini adalah untuk membuat sistem lebih baik dan

sistem akan lebih mudah dikembangkan.

C. Inventarisasi Saat Ini

Setelah buku atau majalah distempel, kemudian dicatat dalam buku induk. Buku-buku

tersebut didaftarkan menurut tanggal terima. Setiap eksemplar buku memiliki nomor

urut/induk tersendiri, hal ini untuk memudahkan kita mengetahui jumlah koleksi bahan

pustaka yang dimiliki perpustakaan. Kolom buku induk/inventaris adalah sebagai berikut:

Tabel Kolom Buku Induk

Nomo

r

Induk

Tanggal Pengarang Judul PenerbitTahun

Terbit

Nomor

KelasSumber Jumlah Harga Keterangan

Judul Exemplar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kolom 1 : Nomor (Nomor induk) diisi dengan nomor urut pencatatan dalam daftar.

Kolom 2 : Tanggal, diisi lengkap tanggal, bulan, tahun ketika buku dicatat.

Kolom 3 : Pengarang, diisi dengan nama pengarang utama, penulisan sesuai dengan

Peraturan Katalogisasi untuk nama-nama pengarang.

Kolom 4 : Judul, diisi dengan judul buku yang tercantum pada halaman judul.

Kolom 5 : Penerbit, diisi dengan nama penerbit dan kota tempat terbit.

Contoh: Jakarta: Gramedia.

Kolom 6 : Tahun terbit, diisi dengan tahun buku diterbitkan sesuai dengan edisi atau

cetakan yang terakhir.

Kolom 7 : Nomor klasifikasi, diisi nomor klasifikasi dari buku tersebut.

Kolom 8 : Sumber, pembelian atau hadiah, bagi buku yang berasal dari hadiah ditulis

nama/lembaga/instansi/orang yang memberi hadiah.

Kolom 9 : Jumlah judul, diisi jumlah judul buku.

Kolom 10 : Jumlah eksemplar, diisi jumlah eksemplar buku dari setiap buku.

Kolom 11 : Harga, diisi dengan harga buku sesuai faktur pengiriman (apabila ada)

Kolom 12 : Keterangan, diisi apabila buku rusak, ditarik dari peredaran atau diisi dengan

penempatan buku. Misal: referensi, sirkulasi dan sebagainya atau keterangan

lain yang tidak bisa dimasukkan pada kolom yang sudah ada.

D. Rancangan Database

Desain file adalah atribut-atribut yang diperlukan untuk proses penginputan data agar

program yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Tabel diperlukan dan akan digunakan

dalam database yaitu Tabel Buku.

Tabel buku berfungsi untuk menyimpan data-data buku yang diinputkan oleh petugas

perpustakaan. Tabel buku terdiri dari 18 field dengan primary key kode buku sebagai berikut.

No. Nama Field Tipe Panjang Keterangan1. KodeBuku Char 8 Kode Buku2. Judul Char 75 Judul Buku3. NoKlas Char 25 No Kelas Buku4. Subjek Char 75 Subjek (Kelompok)5. Pengarang Char 50 Pengarang6. Penerbit Char 50 Penerbit7. TahunTerbit Int 4 Tahun Penerbitan8. Kota Char 25 Kota Penerbitan9. Bahasa Char 25 Bahasa yang digunakan10. JenisBuku Char 25 Jenis Buku11. Harga Numeric 10 Harga Buku12. Datafisik Char 50 Data Fisik Buku13. Ecppinjam Int 5 Jumlah Buku dipinjamkan14. Expbaca Int 5 Jumlah Buku untuk dibaca15. Expreferensi Int 5 Jumlah Buku Referensi16. Totalexp Int 5 Total Exemplar Buku17. ISBN Char 25 Kode ISBN18. Sumber Char 75 Sumber Buku

E. Desain Input Buku

Desain input buku merupakan rancangan bentuk tampilan sebagai tempat untuk

memasukkan data-data buku. Pada desain input data buku, isian data buku terletak di sebelah

kiri halaman. Desain dibuat satu halaman sehingga akan terlihat seluruhnya oleh user.

Disebelah kanan terdapat kontrol menu untuk penyimpanan, perbaikan maupun hapus data.

Di bawah menu digunakan untuk menampilkan gambar halaman depan buku. Digambarkan

sebagai berikut:

Kode Buku XXXXXXXXXX

Judul Buku XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

No. Kelas XXXXXXXXXXXXXX

Subjek XXXXXXXXXXX

Pengarang XXXXXXXXXXX

Penerbit XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Tahun Terbit 9999

Kota Terbit XXXXXXXXXXXXXXXXXX

Bahasa XXXXXXXXXXXXXXXX

Jenis Buku XXXXXXXXXXXXXXXX

Harga 99,999,999

Data Fisik XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Exemplar Peminjaman 9,999

Exemplar Baca 9,999

Exemplar Referensi 9,999

Total Exemplar 9,999

ISBN XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Sumber Buku XXXXXXXXXXXXXXXXXXX

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan maka saya membuat kesimpulan

sebagai berikut:

1. Database yang dihasilkan dapat berguna bagi Pustakawan dan pengguna perpustakaan.

2. Analisis dan perancangan sistem ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

sistem pada tahap selanjutnya yaitu tahapan pembuatan program.

3. Dengan adanya perancangan ini, maka pengelolaan perpustakaan SMA Negeri 13 Medan

dapat lebih ditingkatkan setelah tahapan pembuatan program dan implementasi.

Saran

Terdapat beberapa hal yang belum digali lebih mendalam dan menyeluruh di dalam

perancangan ini, sehingga beberapa diantaranya masih dapat dikembangkan dan diperbaiki,

antara lain:

1. Dengan telah dibuatnya perancangan sistem ini disarankan untuk mengembangkan ke

tahap selanjutnya yaitu pembuatan program sehingga akan membantu pengelolaan

perpustakaan SMA Negeri 13 Medan.

2. Dengan adanya keterbatasan sistem maka perlu adanya pengembangan dimasa mendatang

akan sistem lebih baik lagi.

LAMPIRAN