periode 30 september 2017 (unaudit) 31 desember 2016 … · 2018. 4. 30. · pt bank mitraniaga tbk...

60
PT. BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE 30 SEPTEMBER 2017 (UNAUDIT) 31 DESEMBER 2016 (AUDITED) DAN PERIODE 30 SEPTEMBER 2016 (UNAUDIT)

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN KEUANGAN

    PERIODE 30 SEPTEMBER 2017 (UNAUDIT)

    31 DESEMBER 2016 (AUDITED)

    DAN

    PERIODE 30 SEPTEMBER 2016 (UNAUDIT)

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN KEUANGAN

    UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2017 (DENGAN

    ANGKA PEMBANDING UNTUK TAHUN 2016)

    Daftar Isi

    Halaman

    Surat Pernyataan Direksi

    Laporan Posisi Keuangan 1-2

    Laporan Laba Rugi Komprehensif 3

    Laporan Perubahan Ekuitas 4

    Laporan Arus Kas 5 Catatan Atas Laporan Keuangan 6 - 56

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    30 SEPTEMBER 2017(TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)

    (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 30 SEPTEMBER 2017 31 DESEMBER 2016

    ASET

    Kas 2a,2c,4,32 13,778 15,822

    Giro pada Bank Indonesia 2a,2c,2f,5,32 213,046 182,884

    Giro pada Bank Lain 2a,2c,2f,6,32 1,574 270

    Penempatan pada Bank Indonesia 2a,2c,2g,7,32 492,844 143,764

    Penempatan pada Bank lain 2a,2c,2g,8,32 - 35,000

    Efek-efek yang diperdagangkan 2e,2h,9,32 340,240 432,352

    Pinjaman yang diberikan Pihak ketiga 2d,2j,10,32,33,34 952,354 993,314

    Pihak berelasi 2d,2j,2u,10,31,32,33,34 654 8,879

    Provisi dan administrasi 2d,2j,10,34 (2,277) (2,124)

    Cadangan kerugian penurunan nilai 2d,2j,2k,10,34 (4,136) (3,927)

    946,595 996,142

    Aset Tetap 2l,11 22,470 23,041

    Setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 32,016 tahun 2017 Rp. 31,708 tahun 2016 Efek-efek untuk tujuan investasi 2e,2i,12,32 361,828 385,982

    Aset pajak tangguhan 2s 2,168 2,168

    Pendapatan yang masih 13 21,890 16,317

    akan diterima

    Aset lain-lain Agunan yang diambil alih 2m,13 2,025 2,025

    Biaya bibayar dimuka 2n,13 8,471 5,855

    Lain-lain 13 3,368 1,020

    Jumlah Aset lain-lain

    35,754 25,217

    JUMLAH ASET

    2,430,297 2,242,642

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

    1

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    30 SEPTEMBER 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)

    (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 30 SEPTEMBER 2017 31 DESEMBER 2016

    LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera 2o 8,530 8,277 Simpanan Giro Pihak ketiga 2p, 2q,14,32 28,836 23,026 Pihak berelasi 2p, 2q,2u,14,31,32 2,080 439 Jumlah Giro 30,916 23,465 Tabungan Pihak ketiga 2p, 2q,15,32 66,307 44,848 Pihak berelasi 2p, 2q,2u,15,31,32 1,451 1,106

    Jumlah Tabungan 67,758 45,954 Simpanan Berjangka Pihak ketiga 2p, 2q,16,32 2,056,828 1,908,850 Pihak berelasi 2p, 2q,2u,16,31,32 21,847 11,273 Jumlah Simpanan Berjangka 2,078,675 1,920,123

    Jumlah simpanan 2,177,349 1,989,542

    Utang pajak 2s,17 2,728 3,164

    Imbalan kerja 2v,18 8,913 7,121 Liabilitas lain-lain 2,941 778

    JUMLAH LIABILITAS 2,200,461 2,008,882

    EKUITAS Modal saham - nilai nominal persaham Rp 100,- Modal dasar 4.000.000.000 lembar saham telah ditempatkan dan disetor penuh masing-masing sebesar 1.629.000.000 lembar saham 19,20,35 162,900 162,900 Agio saham 32,586 32,586

    Lainnya 120 -

    Selisih Penilaian Aktiva Tetap 10,905 10,905

    Keuntungan yang belum (15,386) (5,567) direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum direalisasi (554) (554) Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya 39,265 33,490

    JUMLAH EKUITAS 229,836 233,760

    JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2,430,297 2,242,642

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

    2

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

    Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2017 dan 2016 (tidak diaudit)

    (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 30 SEPTEMBER 2017 30 SEPTEMBER 2016

    PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

    Pendapatan Bunga 2q, 22 166,489 174,448

    Jumlah Pendapatan Bunga

    166,489 174,448

    Beban bunga Beban bunga 2q,24 (127,649) (130,499)

    Pendapatan Bunga - Bersih

    38,840 43,949

    PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan Operasional Lainnya 23

    Provisi/komisi selain dari pemberian kredit

    145 184

    Keuntungan atas transaksi efek-efek yang diperdagangkan - bersih

    1,200 1,606

    Pendapatan operasional lainnya 23 5,120 3,771

    Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya

    6,465 5,561

    Pembentukan/ (pemulihan) Cadangan kerugian

    penurunan nilai atas aset keuangan 25 (957) (3,106)

    Beban Operasional Lainnya

    Penurunan nilai wajar asset Keuangan 26 - (1,764)

    Kerugian penjualan surat berharga 26 (335) (929)

    Beban Umum dan administrasi 27 (7,763) (7,745)

    Beban personalia 28 (22,290) (18,678)

    Beban sewa,pemeliharaan, dan perbaikan 29 (4,370) (4,418)

    Beban operasional lainnya 30 (1,892) (1,660)

    Jumlah beban operasional lainnya

    (37,607) (38,300)

    LABA OPERASIONAL

    7,698 11,210

    PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional

    2 2

    Beban non operasional

    - 0

    Penghasilan non-operasional - bersih

    2 2

    LABA SEBELUM PAJAK

    7,700 11,212

    MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2r, 17 Kini (1,925) (2,803)

    Tangguhan

    0 0

    JUMLAH ESTIMASI PAJAK PENGAHASILAN

    (1,925) (2,803)

    LABA BERSIH

    5,775 8,409

    PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan

    nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual setelah pajak tangguhan 2b

    JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN

    5,775 8,409

    Laba per saham Dasar

    3.55 5.16

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan

    Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

    3

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

    Untuk Pe r i ode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2017 dan 2016

    ( Di nyatakan dal am jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan l ain)

    Modal

    Penilaian kembali aktiva

    tetap untuk

    tujuan

    perpajakan

    tahun 2016

    Keuntungan

    ( Kerugian)

    yang Belum

    Di real isasi at a s

    Ef ek dalam

    Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum direalisasi

    Sal do Laba

    Ditempatkan dan

    Disetor Tambahan

    Modal Diset or Kelompok Tersedia

    untuk Dijual Telah Ditentukan Belum Ditentukan

    Penggunaannya Penggunaannya

    Jumlah Ekuitas

    Saldo per 30 September 2016

    162,900

    32,586

    10,905

    (3,195)

    - -

    29,600

    232,796

    Tambahan modal ditempatkan - - - -

    Laba bersih - - - - - - - -

    Kerugian yang belum direalisasi

    atas efek yang tersedia untuk dijual

    -

    -

    -

    -

    (2,372)

    - -

    -

    (2,372)

    Surplus revaluasi - - - -

    - - - -

    Penilaian kembali aset tetap untuk

    tujuan perpajakan tahun 2016

    nilai revaluasian dan nilai

    perolehan

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    - -

    -

    Pendapatan Komprehensif - - - - (554) - 3,890 3,336 Saldo per 31 Desember 201\6

    162,900

    32,586

    10,905

    (5,567)

    (554)

    -

    33,490

    233,760

    Tambahan modal ditempatk an

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Laba bersih - - - - - - 5,775 5,775

    Selisih Revaluasi Aktiva Tetap - - 120 - - - - 120

    Kerugian yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual - - - (9 ,819) - - - (9,819)

    Cadangan umum - - - - - - - - Saldo per 30 September 2017

    1 62 ,900

    32,586

    11,025

    (15,386)

    (554)

    -

    39,265

    229,836

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan

    bagian yang t idak terpisahkan dari laporan k euangan.

    4

  • PT BANK MITRANIAGA Tbk

    LAPORAN ARUS KAS

    Untuk Per iode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2017 dan 2016 ( tidak diaudit )

    ( Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    30 SEPTEMBER 2017 30 SEPTEMBER 2016

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

    Penerimaan dari bunga yang diberikan 166,489 174,448

    Pembayaran bunga (127,649)

    (130,499)

    Pembayaran beban karyawan (21,645) (18,499)

    Pembayaran beban umum dan administrasi (15,963)

    (19,801)

    Penerimaan lainnya 5,265 5,563

    Pembayaran beban lainnya - -

    Pembayaran pajak - -

    Arus kas Sebelum Perubahan Aset dan Liabilitas Operasi 6,497 11,212

    Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi Penempatan bank lainnya 35,000 (5,000)

    Surat-surat berharga 92,111 463

    Kredit yang diberikan 49,338 72,976

    Aset lain-lain (2,346) (931)

    Kenaikan (penurunan) dalam kewajiban operasi

    Liabilitas segera 253

    398

    Simpanan nasabah 187.808 43,154

    Simpanan dari bank lain - -

    Liabilitas lainnya

    (14,006) 50,014

    Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan untuk) Aktivitas Operasi 354,658 172,286

    ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI

    Penempatan pada Bank Indonesia (349,080)

    (109,734)

    Pembelian aset tetap (308) (631)

    Penjualan aset tetap 2

    2

    Efek-efek untuk tujuan investasi 24,154

    (9,365)

    Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan untuk) Aktivitas Investasi (325,232)

    (119,728)

    ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari oblogasi yang diterbitkan - -

    Biaya emisi oblogasi - -

    Pembayaran dividen - -

    Pertanggungjawaban sosial perusahaan - -

    Tambahan titipan setoran modal - -

    Agio penjualan saham - -

    Pelunasan (pelunasan) pinjaman diterima - -

    Penambahan Modal Disetor - -

    Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - -

    KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS 29,426

    52,558

    SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 198,975 188,044

    SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 228,401 240,602

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari laporan k euangan.

    5

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    1. UMUM

    a. Pendirian dan Informasi Umum

    PT Bank Mitraniaga Tbk (untuk selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta Notaris Benny Kristanto,SH. No.85 tanggal 5 Juli

    1989 dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S 776/MK.13/1989. Anggaran dasar Bank

    telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826.HT.01-Th 1989 tanggal 29 Juli

    1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 12 September 1989 tambahan no 1839.

    Bank telah mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. 1235/KMK.013/1989

    tanggal 13 November 1989.

    Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 37 tanggal 25 Januari 2012 yang

    dibuat dihadapan Esther Setiawati Santoso, SH., Notaris di Jakarta dan kemudian ditetapkan kembali pada tanggal 2 April 2013

    berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 104 tanggal 2 April 2013 yang diaktakan oleh

    Notaris Dr.Irawan Soerodjo, SH., Msi, Notaris di Jakarta yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

    Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-17531.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 4 April 2013, dan telah dicatat didalam

    database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 5 April

    2013 No. AHU-AH.01.10-12498.

    Kantor pusat berkedudukan dan berkantor di Wisma 77 Jln. S Parman Kav.77 Jakarta Barat. Bank memiliki 8 (delapan) kantor

    cabang pembantu yaitu di Muarakarang, Salemba, Mangga Dua, Tanah Abang, Kelapa Gading,Taman Palem, Kebun Jeruk,

    Tanjung Duren, 1 (satu) kantor cabang yaitu di Surabaya dan 3 (tiga) kantor kas yaitu Sunter, Radio Dalam dan Bekasi.

    Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum Perbankan.

    b. Penawaran umum perdana saham

    Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 02 April 2013, yang berita acaranya dituangkan dalam akta notaris No. 104 tanggal 02 April 2014 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH.MSi, para pemegang saham menyetujui rencana Penawaran Umum Saham Perdana Biasa kepada masyarakat melalui pasar modal serta melakukan pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (“IDX”).

    Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada PT Bursa Efek Indonesia (IDX) dalam rangka Penawaran Umum Saham

    Perdana pada tanggal 3 April 2013 melalui surat No. 040/Dir/EKS/IV/13. Pada tanggal 03 April 2013, Bank memperoleh

    pernyataan efektif dari PT Bursa Efek Indonesia (IDX) melalui surat No. S-1622/BEI.PPJ/07-2013 tanggal 03 Juli 2013 perihal

    Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham Biasa PT Bank Mitraniaga,

    Tbk.

    Pada tanggal 1 Juli 2013, Bank melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat di Indonesia atas 445.000.000

    saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 44.500.000.000,- setiap saham dan harga penawaran setiap saham sebesar Rp.

    100,-. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia (IDX) pada tanggal 9 Juli 2013.

    Jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini adalah sebesar Rp 75.323.437.173,- dan telah diterima oleh

    Bank pada bulan Juli 2013 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (IDX).

    c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

    Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank ditetapkan berdasarkan Akte Notaris No. 270 tanggal 27 Maret 2014 dari

    notaris Dr. Irawan Soerodjo,SM.MSi.

    6

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    1. UMUM (lanjutan)

    c. Dewan Komisaris dan Direksi dan Karyawan (lanjutan)

    Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut:

    2 0 1 7

    2 0 16

    Dewan komisaris

    Komisaris Utama : Yeo Willy Yonathan

    : Yeo Willy Yonathan

    Komisaris Independen : Gaguk Hartadi

    : Gaguk Hartadi

    Komisaris Independen : Budoyo

    : Budoyo

    2 0 1 7

    2 0 16

    Dewan Direksi

    Direktur Utama

    : M. Nurcahyono

    : M. Nurcahyono

    Direktur Operasi : Paberd Leonard Hutagaol

    : Paberd Leonard Hutagaol

    Direktur Kepatuhan : Alexander Frans Rori

    : Alexander Frans Rori

    Jumlah karyawan tetap pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebanyak 129 dan 139 karyawan.

    Jumlah imbalan jasa yang diberikan untuk Komisaris Bank adalah sebesar Rp 747,000,000,- dan Rp 672,000,000,- untuk

    masing-masing tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016.

    d. Komite–komite Bank

    Susunan komite Bank pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

    2017

    2016

    Komite Audit

    Ketua

    : Budoyo

    : Budoyo

    Anggota

    : Laosma Tulus L Tobing

    : Laosma Tulus L Tobing

    Anggota

    : Tisno

    : Tisno

    Komite Pemantau Resiko

    Ketua

    : Budoyo

    : Budoyo

    Anggota

    : Laosma Tulus L Tobing

    : Laosma Tulus L Tobing

    Anggota

    : Tisno

    : Tisno

    Komite Remunerasi dan Nominasi

    Ketua

    : Gaguk Hartadi

    : Gaguk Hartadi

    Anggota

    : Willy Yonathan

    : Willy Yonathan

    Anggota

    : Asti Suhartiana

    : Asti Suhartiana

    7

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

    a. Pernyataan kepatuhan dan dasar Penyajian Laporan Keuangan

    Laporan keuangan disusun dan disajikan dengan menggunakan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 (PAPI) dan

    Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar

    Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bank Indonesia, dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang "Penyajian dan

    Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik", Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

    dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) sejak 31 Desember 2012, fungsi Bapepam dan LK dialihkan ke Otoritas Jasa

    Keuangan atau OJK) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

    Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013),

    "Penyajian Laporan Keuangan".

    Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah akrual. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai

    historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan

    akuntansi masing-masing akun tersebut.

    Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro dan pada Bank

    Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, sertifikat bank Indonesia dan simpanan Bank

    Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dan penggunaannya tidak dibatasi.

    Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

    adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun-tahun yang

    berakhir tanggal 31 Desember 2015.

    Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.

    Laporan keuangan merupakan penggabungan laporan keuangan Kantor Pusat dan Cabang-cabang sebagai suatu kesatuan

    usaha.

    b. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan ("DSAK") yang

    berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015.

    a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". Yang diadopsi dari IAS 1.

    PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Pendapatan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke

    laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Revisi PSAK No. 1 ini akan berlaku efektif

    tanggal 1 Januari 2015.

    b. PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28. PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi. Revisi PSAK No.

    15 ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    c. PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja", yang diadopsi dari IAS 19.

    PSAK ini,antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. Revisi PSAK No. 24 ini, tidak mengizinkan penerapan dini, dan akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    d. PSAK No. 46 (Revisi 2014), "Pajak Penghasilan", yang diadopsi dari IAS 12.

    PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. Isu utama dalam perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bagaimana menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk: (a) pemulihan (penyelesaian) masa depan jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan entitas; dan (b) transaksi dan peristiwa lain pada periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan entitas. PSAK ini juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang timbul dari rugi pajak belum dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan, penyajian pajak penghasilan dalam laporan keuangan, dan pengungkapan informasi yang terkait dengan pajak penghasilan. Revisi PSAK No. 46 ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    8

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    b. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

    e. PSAK No. 48 (revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset", yang diadopsi dari IAS 36. Revisi PSAK No. 48 mengatur pengukuran nilai wajar dikurangi biaya pelepasan mengacu pada hirarki nilai wajar dalam PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar", dan juga memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang kerugian penurunan nilainya telah diakui atau dibalik selama periode pelaporan. Revisi PSAK No. 48 ini berlaku prospektif, tidak mengizinkan penerapan dini, dan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    f. PSAK No. 50 (revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 36. Revisi PSAK ini mengikuti definisi nilai wajar dalam PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai wajar", yaitu harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Selain itu, revisi PSAK ini juga memberikan pedoman aplikasi atas kriteria saling hapus yang dapat dipaksa secara hukum untuk melakukan saling hapus, serta kriteria untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara neto atau bersamaan. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    g. PSAK No.55 (revisi 2014), ’’Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39. Revisi PSAK ini menetapkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan sesuai PSAK No. 68,"Pengukuran Nilai Wajar". Revisi PSAK ini juga mengatur pertimbangan pengukuran nilai wajar, teknik penilaian nilai wajar instrumen keuangan yang mengacu pada PSAK No. 68. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1Januari 2015.

    h. PSAK No. 60 (revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7. Revisi PSAK No. 60 mengatur pengungkapan dan hirarki nilai wajar yang mengacu pada PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar". Revisi PSAK ini juga mengatur bahwa entitas yang memnuhi persyaratan penyajian saling hapus dalam PSAK No. 50 atau entitas yang tunduk pada perjanjian induk untuk penyelesaian secara neto (enforceable master netting arrangement) atau perjanjian serupa, harus mengungkapkan informasi kuantitatif dan kualitatif. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    i. PSAK No. 65, "Laporan Keuangan Konsolidasi", yang diadopsi dari IFRS 10.

    PSAK No. 65 mengganti sebagian dari PSAK No. 4, "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah" yang mengatur

    akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitas

    termasuk entitas bertujuan khusus. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK No. 65 mengharuskan manajemen untuk

    melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh

    entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya disyaratkan dalam PSAK No. 4. PSAK No. 65 dan revisi

    atas PSAK No. 4 akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    j. PSAK No. 67, "Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain", yang diadopsi dari IFRS 12.

    PSAK No. 67 menetapkan persyaratan bagi pengungkapan atas kepentingan suatu entitas dalam entitas anak, pengaturan

    bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur. Persyaratan dalam PSAK No. 67 lebih komprehensif daripada persyaratan

    pengungkapan atas entitas anak yang sebelumnya ditetapkan. Sebagai contoh, ketika entitas anak dikendalikan tanpa

    mayoritas hak suara. Walaupun kelompok usaha memiliki entitas anak dengan kepentingan nonpengendali yang material,

    tidak terdapat entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasikan. PSAK No. 67 akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.

    k. PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar", yang diadopsi dari IFRS 13.

    PSAK No. 68 menetapkan sumber panduan tunggal bagi semua pengukuran nilai wajar. PSAK 68 tidak merubah kapan

    suatu entitas diharuskan menggunakan nilai wajar, namun lebih kepada memberikan panduan bagaimana mengukur nilai

    wajar pada saat nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. PSAK No. 68 juga mensyaratkan pengungkapan yang komprehensif

    atas nilai wajar. PSAK 68 akan berlaku efektif 1 Januari 2015.

    c. Kas dan setara kas

    Kas dan setara kas merupakan kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada Bank Indonesia dan

    bank lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan pada pihak ketiga, sepanjang tidak digunakan

    sebagai jaminan yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

    9

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

    a. Mata uang fungsional dan penyajian

    Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang

    merupakan mata uang fungsional. Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam satuan Rupiah.

    b. Transaksi dan saldo

    Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku

    pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke

    dalam mata uang Rupiah penggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs yang dikeluarkan

    oleh Bank Indonesia.

    Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada

    laporan laba rugi sebagai “penghasilan atau biaya keuangan”. Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya

    disajikan pada laporan laba rugi sebagai “(kerugian)/keuntungan lain-lain – neto”. Perubahan nilai wajar efek moneter

    yang didenominasikan dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dianalisa antara selisih

    pejabaran yang timbul dari perubahan biaya perolehan diamortisasi efek dan perubahan nilai tercatat efek lainnya.

    Selisih penjabaran terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi diakui di dalam laporan laba rugi, dan perubahan

    nilai tercatat lainnya diakui pada laba komprehensif lainnya.

    Selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan non-moneter yang dicatat pada nilai wajar diakui sebagai bagian

    keuntungan atau kerugian perubahan nilai wajar.

    e. Aset dan liabilitas keuangan

    Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yaitu:

    (i). Aset keuangan

    Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (b) aset keuangan tersedia untuk dijual, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

    a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

    Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset

    keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

    komprehensif.

    Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual

    atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang

    dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang

    terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif

    sebagai instrumen lindung nilai.

    Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal;

    biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul

    dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-

    masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian)

    dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan

    dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.

    10

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

    (i). Aset keuangan (lanjutan)

    b. Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode

    tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak

    diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga

    jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

    Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan

    selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali

    untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.

    Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui pada

    pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku

    bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan

    sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

    c. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau

    telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki

    aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

    - Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan

    laba rugi komprehensif.

    - Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

    - Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

    Keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya

    perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

    Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai

    “Pendapatan bunga”.

    Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di

    dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.

    d. Pinjaman yang diberikan dan piutang

    Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan dan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah

    ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

    - yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta

    yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

    - yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

    - dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan

    oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

    Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan

    selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan

    kerugian penurunan nilai.

    Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba

    rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”.

    Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset

    keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif

    sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.

    11

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

    (i). Aset keuangan (lanjutan)

    e. Pengakuan

    Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat seluruh transaksi aset keuangan yang lazim (regular).

    Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam

    laporan posisi keuangan sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer

    kembali.

    (ii). Liabilitas keuangan

    Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

    laporan laba rugi komprehensif (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. liabilitas keuangan

    dikeluarkan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

    a. Liabilitas keuangan yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

    Liabilitas keuangan ini merupakan liablitas keuangan yang di klasifikasikan sebagai diperdagangkan. Liabilitas keuangan

    diklasifikasikan sebagai diperdagangankan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu

    dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti

    mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

    Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai.

    Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai

    diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai ("Keuntungan/(Kerugian) dari perubahan nilai

    wajar instrument keuangan.) Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di

    dalam "Beban bunga".

    b. Liabilitas keuangan yang di ukur dengan biaya perolehan di amortisasi

    Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

    dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang

    diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal,

    Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan

    metode suku bunga efektif.

    (iii). Penghentian pengakuan

    Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan

    tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas

    kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan

    evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian

    pengakuan).

    Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

    (iv). Saling Hapus

    Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika

    memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat

    untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

    (v). Nilai Wajar

    Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku

    pada tanggal laporan posisi keuangan. Termasuk di dalam nya adalah nilai pasar dari IDMA (Interdealer Market Association)

    atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.

    12

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

    (v). Nilai Wajar (lanjutan)

    Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar ditetapkan dengan mengacu pada

    nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset

    bersih efek-efek tersebut.

    Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh

    secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing

    service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu

    transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari

    pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam

    selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

    Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

    Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen

    keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan

    yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve, nilai tukar mata uang

    asing, volatilitas, dan counterparty spreads) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan.

    Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen

    keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti swap suku bunga dan swap mata uang. Input yang digunakan

    dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.

    (vi). Reklasifikasi aset keuangan Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada saat pengakuan awal) dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.

    f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain

    Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi penyisihan kerugian

    penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai.

    Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 10/25/PBI/2008 tentang perubahan atas PBI No.

    10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing.

    Peraturan ini berlaku efektif 24 Oktober 2008.

    13

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

    f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain (lanjutan)

    Giro Wajib Minimum

    Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tentang

    Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Berdasarkan peraturan

    tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer

    dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah

    ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif

    bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara

    Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 31

    Desember 2013.

    Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.19/6/PBI/2017 tentang GWM Bagi Bank Umum Dalam Rupiah dan Valas Bagi Bank Umum Konvensional perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013, dimana GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar rata-rata 6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah selama masa laporan tertentu yang dipenuhi secara harian sebesar 5% dan secara rata-rata untuk masa laporan tertentu sebesar 1,5% dan GMW Skunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dan GWM LFR secara harian sebesar hasil perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LFR Bank dan target LFR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif yang berlaku pada tanggal 1 Juli 2017.

    g. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia

    Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia

    (FASBI), call money, deposito berjangka dan lain-lain. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar biaya

    perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

    Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014)

    h. Efek-efek yang diperdagangkan

    Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan

    setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laba rugi. Semua perubahan nilai wajar

    efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi komprehensif.

    Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui sebagai laba rugi tahun berjalan. Efek-

    efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.

    i. Efek-efek untuk tujuan investasi

    Efek-efek untuk tujuan investasi merupakan investasi pada efek-efek, obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual. Setelah pengakuan awal, investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ("held-to-maturity") diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar.

    Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan

    disajikan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya pada posisi ekuitas.

    Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lainnya, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

    Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan

    dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya.

    Premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    14

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    i. Efek-efek untuk tujuan investasi (lanjutan)

    Jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi-investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh

    tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh

    dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual.

    Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua

    tahun berikutnya.

    j. Pinjaman yang diberikan

    Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan

    atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah

    jangka waktu tertentu.

    Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014).

    Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan dicatat sesuai dengan

    porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.

    Restrukturisasi kredit dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan

    antara lain melalui penurunan suku bunga kredit; perpanjangan jangka waktu kredit; dan perubahan fasilitas kredit

    Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang

    dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan

    yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai pinjaman yang diberikan yang tercatat sebelum

    restrukturisasi.

    k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    Bank membentuk penyisihan kerugian atas aset produktif dan aset non-produktif berdasarkan penelaahan manajemen terhadap

    kualitas aset produktif dan aset non-produktif tersebut pada tiap akhir tahun, evaluasi manajemen atas prospek usaha, kinerja

    keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur. Serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan

    hasil pemeriksaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh bank umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh

    lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan posisi keuangan debitur yang telah diaudit.

    Dalam menentukan penyisihan kerugian dan peringkat kualitas aset, Bank menerapkan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24

    Oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

    Klasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian untuk 30 September 2017

    dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :

    Peringkat I Peringkat II Peringkat III Peringkat IV Peringkat V

    Kredit yang diberikan

    0.27%

    0.46%

    50.00%

    75.00%

    100.00%

    Persentase diatas berlaku untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi minimum, berdasarkan Surat Bank Indonesia

    No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas

    aset non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian

    penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.

    Penyisihan khusus terhadap kredit bermasalah dihitung berdasarkan kemampuan debitur dalam membayar hutang.

    15

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan)

    Penyisihan khusus dibentuk ketika timbul keraguan akan kemampuan debitur dalam membayar dan menurut pertimbangan

    manajemen, estimasi jumlah yang akan diperoleh kembali dari debitur berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang

    belum terbayar.

    Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan

    besarnya minimum persentase sebagai berikut:

    Klasifikasi Batas waktu Minimum penyisihan kerugian

    Lancar Sampai dengan 1 tahun 0%

    Kurang lancar Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun 15%

    Diragukan Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun 50%

    Macet Lebih dari 5 tahun 100%

    Penurunan nilai aset keuangan

    Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan

    atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya

    dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut

    sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan

    penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang

    dapat diestimasi secara andal.

    Bukti penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi

    atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

    reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas

    estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas

    aset dalam kelompok tersebut.

    Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset

    dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi

    belum terjadi).

    Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti

    objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset

    keuangan yang tidak signifikan secara individual.

    Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset

    keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis

    dan dilakukan penilaian secara kolektif.

    Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank

    memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai

    penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

    Penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash

    flows).

    Sedangkan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis

    berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang

    selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.

    Aset keuangan dan penyisihan yang terkait tersebut dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian di

    masa datang dan semua jaminan telah direalisasi atau sudah diambil alih oleh Bank. Aset keuangan tersebut dihapus buku

    dengan menjurnal balik penyisihan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua

    prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.

    16

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan)

    Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

    Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan

    secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau

    penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan.

    Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

    Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan

    menyesuaikan akun penyisihan. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode

    sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.

    Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah

    terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

    Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya

    perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai.

    Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara

    biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikeluarkan`dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

    Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia

    untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah

    pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui

    laporan laba rugi komprehensif.

    Penurunan nilai aset non-keuangan

    Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari

    aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi

    penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan.

    Sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2014), 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014).

    l. Aset tetap

    Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Semua biaya

    pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat

    terjadinya.

    Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa

    manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

    Taksiran masa manfaat

    Penyusutan pertahun

    Gedung

    20 tahun

    5%

    Peralatan kantor 4 - 8 tahun

    12.5% dan 25%

    Inventaris kantor 5 - 8 tahun

    25%

    Kendaraan

    5 - 8 tahun

    12.5%

    Aset tetap untuk pertama kalinya disusutkan pada periode perolehan aset tetap yang bersangkutan.

    Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah sebagaimana

    mestinya, hanya jika kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset

    tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya

    pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba-rugi pada saat terjadinya.

    17

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    l. Aset tetap (lanjutan)

    Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai

    tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual

    neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun

    berjalan.

    Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari laporan

    keuangan. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

    m. Agunan yang diambil alih (AYDA)

    Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”.

    Agunan yang diambil alih dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana

    yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk

    menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan ke

    dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai kredit.

    Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat

    penjualan.

    Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk

    berdasarkan penurunan nilai agunan yang diambil alih.

    Beban pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada saat

    terjadinya.

    Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambilalihan agunan dikapitalisasi.

    n. Biaya dibayar dimuka

    Terdiri dari aset yang tidak material yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Aset lain-lain dinyatakan sebesar

    nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi, penurunan nilai atau penyisihan kerugian.

    o. Liabilitas segera

    Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas. Liabilitas segera dinyatakan sebesar jumlah liabilitas Bank. Liabilitas

    segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi.

    p. Simpanan nasabah

    Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.

    Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.

    Giro, tabungan dan deposito berjangka diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan

    diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan

    pengakuan awal simpanan nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

    18

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    q. Pengakuan Pendapatan dan Beban

    Pendapatan dan Beban Bunga

    Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang

    diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku

    bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang

    sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai

    tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan

    ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen

    tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

    Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai,

    maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari

    aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa

    datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

    Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah

    masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika

    penerbit efek mengalami wanprestasi dalam memenuhi pembayaran bunga dan/atau pokok atau memiliki peringkat paling kurang

    1 (satu) tingkat di bawah peringkat investasi.

    Pendapatan Provisi dan Komisi

    Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya material yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian aset

    keuangan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan aset keuangan yang bersangkutan dan akan diakui sebagai

    pendapatan dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif sepanjang perkiraan umur aset atau liabilitas

    keuangan.

    Saldo beban dan pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan

    sebelum jatuh tempo langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya.

    Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang

    diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

    r. Laba per saham

    Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang

    saham biasa entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan.

    s. Perpajakan

    Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait

    dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini,

    pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas.

    Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak

    tangguhan dengan metode liabilitas laporan keuangan (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai

    untuk menentukan pajak tangguhan.

    Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk

    mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

    Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk

    melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan

    tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya

    niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.

    19

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    s. Perpajakan (lanjutan)

    Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat

    keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

    t. Penggunaan estimasi, pertimbang dan Asumsi manajemen

    Penyusunan laporan posisi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen

    untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasi-estimasi, dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan

    akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan

    pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang

    diestimasi semula.

    Estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui

    pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi

    tersebut.

    Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam

    penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan

    sebagai berikut:

    Usaha yang berkelanjutan

    Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan

    berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak

    mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk

    melanjutkan kelangsungan usahanya.

    Nilai wajar atas instrumen keuangan

    Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan

    dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini

    berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak

    tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar.

    Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang

    Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal neraca untuk menilai

    apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, pertimbangan manajemen

    diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam

    estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan.

    Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan

    perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai.

    Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana evaluasi dilakukan

    terhadap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis.

    Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual

    Bank mereview efek piutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan

    untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang

    diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan.

    Aset pajak tangguhan

    Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat

    perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan

    yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana

    perpajakan ke depan.

    20

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    u. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

    Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

    Dalam lan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang "Pengungkapan pihak-pihak

    berelasi".

    1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah

    pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries ); 2. Perusahaan Asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan

    pelapor yang berpengaruh secara signifikan atas perusahaan tersebut, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut;

    4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, termasuk Komisaris, Direksi dan Manajer serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;

    5. Bank di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang perseorangan yang diuraikan dalam angka (3) atau (4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut.

    Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang saham utama dari

    Perusahaan pelapor dan Perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.

    v. Imbalan pasca kerja

    Kewajiban pensiun

    Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan

    No. 13/2003. Karena Undang-undang Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan

    pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.

    Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh

    karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

    Kewajiban imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan

    posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu

    yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit

    credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan

    menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat

    berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang

    kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

    Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perubahan asumsi-

    asumsi aktuarial.

    Seluruh keuntungan(kerugian) aktuarial diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari saldo

    laba.

    Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.

    21

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    3. MANAJEMEN RISIKO

    Aktivitas dalam sebuah perusahaan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas mengelola risiko.

    Risiko dapat didefinisikan sebagai Volatilitas Outcome yang umumnya berupa nilai dari suatu Aktivitas Bisnis sebuah perusahaan.

    Latar belakang Manajemen Risiko memberikan informasi yang mendasar mengenai konsep manajemen risiko serta perlunya

    penerapan Manajemen Risiko dalam bisnis di suatu Perbankan. Penerapan Manajemen Risiko tidak hanya karena adanya ketentuan

    Regulator, namun karena adanya kebutuhan Bank untuk mengelola risiko dalam mencapai sasaran perusahaan.

    API (Arsitektur Perbankan Indonesia) menetapkan 6 (enam) pilar sebagai program untuk menciptakan industry perbankan yang sehat.

    Enam pilar tersebut adalah :

    1. Menciptakan Struktur Perbankan yang Sehat 2. Menciptakan Sistem Pengaturan yang Efektif 3. Melaksanakan Sistem Pengawasan yang Independen 4. Menciptakan Industri Perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi 5. Mewujudkan Infrastruktur yang lengkap 6. Mewujudkan Pemberdayaan dan Perlindungan konsumen perbankan

    Sejalan dengan enam pilar API, penerapan manajemen risiko pada perbankan menjadi sangat penting dalam menciptakan industri

    perbankan yang sehat dan terintegrasi. Peranan Manajemen Risiko menjadi sebagai partner dari unit bisnis dalam mencapai target

    usaha bank dinilai menjadi semakin penting agar bisnis bank yang dijalankan tetap berada dalam koridor risiko yang tetap dan

    terkendali.

    Penerapan manajemen risiko pada Bank berperan besar dalam upaya meningkatkan shareholder value melalui penerapan strategi

    bisnis berbasis risiko. Manajemen risiko memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai potensi kerugian dimasa

    mendatang serta memberikan informasi untuk membuat keputusan yang tepat, sehingga dapat membantu pengelola bank untuk

    meningkatkan daya saing.

    Didalam penerapan manajemen risiko PT Bank Mitraniaga Tbk menerapkan struktur organisasi dengan membentuk Satuan Kerja

    Manajemen Risiko (SKMR), Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko dimana SKMR bertanggung jawab langsung

    kepada Direktur Kepatuhan.

    3.I Definisi Risiko

    Risiko Bank didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Menurut Bank

    Indonesia, risiko adalah potensi kerugian yang terjadi karena suatu peristiwa (events) tertentu.

    Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang bersifat expected dan unexpected yang

    berdampak negative terhadap pendapatan dan permodalan bank.

    Risiko juga dapat dianggap sebagai kendala/penghambat pencapaian suatu tujuan. Dengan kata lain, risiko adalah

    kemungkinan yang berpotensi memberikan dampak negatif kepada sasaran yang ingin dicapai. Untuk dapat menerapkan proses

    manajemen risiko, pertama bank harus dapat melakukan identifikasi risiko dan memahami seluruh risiko yang sudah ada

    (inherent risk ), termasuk risiko yang bersumber dari cabang–cabang dan perusahaan anak.

    22

  • PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk periode yang berakhir 30 September 2017 Dengan Angka pembanding 30 September 2016 dan 31 Desember 2016

    (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    3. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

    3.II Jenis – jenis Risiko

    Manajemen Risiko pada hakikatnya merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,

    mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Manajemen risiko merupakan

    upaya untuk mengelola risiko agar peluang mendapatkan keuntungan berbasis risiko dapat diwujudkan secara sustainable.

    Suatu aktivitas atau produk Bank m