perencanaan manajemen energi
TRANSCRIPT
DASAR INSTALASI
TEGANGAN MENENGAH
TOPIK BAHASAN
• Pengertian istilah yang terkait dengan PME S & D
• Pengertian PME S & D
– Tujuan & Target PME S & D
– Prinsip PME S & D
• Supply Side Management (SSM)
– Tuuan & Target SSM
– Kiat pelaksanaan SSM
– Wawasan energi global
– Analisis kebutuhan daya
• Demand Side Management (DSM)
– Tujuan & Target DSM
– Kiat pelaksanaan DSM
– Analisis kebutuhan beban
PENGERTIAN ISTILAH (1)
–Mengelola energy (lingkup makro) agar efisien, efektif dan
rasional
2. ENERGY CONCERVATION / Konservasi Energi (KE) :
–Mengupayakan agar tiap unit output mengkonsumsi energy
secara hemat
3. ENERGY AUDIT / Audit Energi (AE) :
–Membuat perhitungan penggunaan energy dan menemukan
peluang penghematan serta menyajikan dalam bentuk angka
atau grafis
1. ENERGY MANAGEMENT / Manajemen Energi (ME) :
Beberapa istilah yang terkait dengan Perencanaan Manajemen Energi :
PENGERTIAN ISTILAH (2)
5. LOAD MANAGEMENT / Manajemen beban :–Menata kapasitas beban agar memanfaatkan energi secara
optimal
6. DEMAND SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :
–Menata penggunaan energi supaya optimal, lebih ke arah
menata perilaku konsumen
7. SUPPLY SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :
–Menata pengadaan energi dari sisi sumber agar sesuai
dengan kebutuhan beban
4. POWER MANAGEMENT / Manajemen daya (PMS) :
–Menata kapasitas daya agar terjadi kesesuaian sumber dan
beban, sehingga tiap unit output mengkonsumsi energy secara
hemat
PENGERTIAN PME SUPPLY & DEMAND
• Kegiatan terstruktur untuk menyinkronkan kebutuhan
energi pada sisi beban dengan penyediaan energi pada
sisi sumber, sehingga dicapai prinsip, tujuan dan target
manajemen energi.
SUPPLY DEMANDNETWORK
LOSSES (sekecil mungkin)
Kontinyu, andal, ekonomis dengan power quality OK
GAMBARAN PROGRAM SSM & DSM
Daya mampu maksimum
Tambahan kapasitas dari pembangkit di luar PLN
KE
BU
TU
HA
N /
KE
MA
MP
UA
N
TahunT T+t1+t2T+t1
KENAPA PERLU PME S & D ?
• Cadangan energi menipis
• Pengupayaan energi terbatas
• Kebutuhan energi meningkat exponensial
• Kondisi sosio ekonomis
• Kondisi politis
Tujuan : Menurut GBHN :
– Memelihara sumber daya alam (energi)
– Memanfaatkan secara efisien & rasional
– Mencapai keseimbangan & pemerataan pembangunan
– Pelestarian lingkungan
Sasaran :– Pemanfaatan energi secara bijaksana
– Peningkatan efisiensi energi nasional melalui penurunan intensitas penggunaan energi
– Peningkatan nilai tambah atas penggunaan per unit energi
TUJUAN, SASARAN & TARGET
Target : (minimal)
– Mampu menghitung besaran kebutuhan (demand)
– Mampu menghitung besaran supply
– Meningkatkan kesadaran masyarakat
– Meningkatkan pengetahuan masyarakat
– Penciptaan iklim usaha berwawasan hemat energi
– Gerakan hemat energi / Konservasi Energi
LANGKAH MENCAPAI SASARAN
PRINSIP PME S & D
UPAYA MENCEGAH / MENUNDA
KEKURANGAN DAYA LISTRIK
1. SUPPLY SIDE MANAGEMENT (SSM)
Upaya mengatasi kekurangan daya dengan
pengaturan pada sisi sumber energi
2. DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM)
Upaya mengatasi kekurangan daya dengan
pengaturan pada sisi beban / konsumen
ORGANISASI PME S & D
Komitmen Top ManajemenPembentukan Organisasi (bila belum ada): Penunjukkan Komite Energi, Manajer Energi dsb.
Penetapan Target Penghematan Energi (Btu, kWh dll)
Pengalokasian Dana, Waktu dan Personil untuk Mendukung Pelaksanaan Program.
Komite EnergiMerupakan wadah personil dari setiap unit/divisi terkait, yang disesuaikan dengan kebutuhanprogram.
Memudahkan dicapainya persetujuan untuk program yang melibatkan banyak unit/divisi.
Memperlancar komunikasi, baik itu antar unit/divisi, maupun dengan top manajemen.
Manajer Energi
Penanggung jawab program dengan tugas dan kewenangan: Membuat Perencanaan,Mengarahkan, Mengkoordinir, Mengawasi, dan Mengevaluasi Keberhasilan Program.
Planning
Leading
Controlling
Pelaksana Manajemen EnergiMelaksanakan kegiatan manajemen energi pada fase kegiatan audit, analisis, implementasi lingkupkecil dipimpin oleh manager energy.
Sebagai pelaksana pencapaian target, bekerjasama dengan konsultan, surveyor, dll
BAGAN ORGANISASI PME S & D
Top Management
Committee
Manager energy
Pelaksana Surveyor
Energy Saving/
Penghematan Energi
Komitmen
Goal
External
Assistant
13
TAHAPAN / FASE MANAJEMEN ENERGI
Fase Inisiasi:-Sepakat melaksanakan ME
-Membentuk TIM ME
-Sosialisasi dan koordinasi
Fase Audit Dan Analisis :-Mencermati data yang telah ada (Hasil ukur, data instalasi)
-Melihat standard yang sesuai
-Menemukan peluang penghematan
-Memilih perbaikan prosedur / peralatan yang efisien
-Mencoba dalam lingkup kecil/modifikasi
-Evaluasi dan Penyempurnaan
Fase Implementasi :-Implementasi dalam lingkup luas
-Kebutuhan investasi
-Aplikasi prinsip penghematan energi
-Selalu Evaluasi dan Monitoring
Herb Echerlin - University of Texas, USA:
“ENERGY CONSERVATION IS FIRST A PEOPLE PROBLEM AND THEN A TECHNICAL PROBLEM”
Promoting
Monitoring
Reporting
P
C
L
Manager
EnergyMonitoring
Reporting
Promoting
PENDAPAT AHLI MANAJEMEN ENERGI
People 70-80% Technical 70-80%
SUPPLY SIDE MANAGEMENT
• Yang dimaksud supply bisa berupa :
1. Pembangkit / generator : bagi sistem yang besar
2. Trafo : bagi sistem yang sedang, misal industri
3. Batas KVA terpasang : bagi konsumen kecil
• Ketiganya kapasitas dinyatakan dalam
KVA atau MVA
TUJUAN DAN TARGET
• Tujuan :
– Memilih pembangkit yang efisien
– Bahan bakar murah
– Persediaan masih cukup lama
– Ramah lingkungan
• Target minimal
– Menghitung kapasitas KVA terpasang
KIAT DARI SISI SUPPLY
• Memanfaatkan Captive Power
• Menekan susut distribusi
• Uprating trafo yang sudah kelebihan beban
• Menambah kapasitas pembangkitan
• Membatasi kapasitas daya terpasang (contoh)
No. Pembangkit Kapasitas (MW) Selesai
1
2
3
4
5
6
7
8
PLTG Muara Tawar
PLTU Tanjung Jati B
PLTP Bedugul
PLTP Dieng
PLTP Patuha
PLTP Wayung Windu
PLTP Cibuni
PLTP Kamojang
2 x 143
2 x 660
10
3 x 60
3 x 60
2 x 110
10
60
2004
2006
2006
2002, 2006, 2007
2006, 2007, 2008
2000, 2006
2006
2006
WAWASAN ENERGI GLOBAL
Pertumbuhan Konsumsi Energi Dunia
Konsumsi Berbagai Jenis Energi Dunia
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
2001 2003 2005 2010
Household Transportation Industry
• Transportation sector to be the biggest energy
user sector
PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI PER JENIS PENGGUNAAN 2001-2010
(Ribuan BOE)
JENIS ENERGICADANGAN
TOTAL
SISA
CADANGANPRODUKSI
RASIO(SISA
CADANGAN/ PRODUKSI)
Minyak Bumi 86.9 Milyar bbl 5 Milyar bbl 500 Juta bbl 10 Tahun
Gas Alam 385 TSCF 90 TSCF 2.9 TSCF 30 Tahun
Batu Bara 50 Milyar Ton 5 Milyar Ton 100 Juta Ton 50 Tahun
JENIS ENERGI POTENSIAL KAPASITAS TERPASANG
Tenaga Air 75.67 GW 4200 MW
Panas Bumi 27 GW 807 MW
Mini/ Microhydro 500 MW 84 MW
Biomass 49.81 GW 445 MW
Energi Surya 4.8 kWh/ m2/ hari 8 MW
Energi Angin 3-6 m/ detik 0.6 MW
CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batu Bara
Tenaga Air
Panas Bumi
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2003
Tahun
Ju
ta B
OE
• Pertumbuhan konsumsi energi primer 1970-2003 = + 8,5 % per tahun
• Peranan minyak bumi masih dominan
1970Minyak Bumi : 88%Gas Bumi : 6%Batu Bara : 1%Tenaga Air : 5%Panas Bumi : 0%
2003Minyak Bumi : 52%Gas Bumi : 21%Batu Bara : 20%Tenaga Air : 4%Panas Bumi : 2%
KONSUMSI ENERGI PRIMER 1970-2003 (JUTA BOE)
3.40
0.950.48
2.02
8.16
4.13 4.10
3.44
1.020.50
2.07
7.99
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Jepang OECD Eropa Thailand Indonesia Malaysia Amerika Utara
Tahun 2000 Tahun 2001
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics in Japan, 2004
KONSUMSI ENERGI PER KAPITA 2000-2001 (TOE)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
1970 1980 1990 2000 2001 2003
Tahun
Juta
BO
E
Rumah Tangga Industri Transportasi
Pada tahun 1970 konsumsi energi terbesar adalah sektor rumah tangga
Sejak tahun 1984 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri
Sejak tahun 1996 konsumsi energi terbesar adalah sektor transportasi
Sejak tahun 2001 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri
Pertumbuhan konsumsi energi = + 7 % per tahun
KONSUMSI ENERGI AKHIR PER SEKTOR 1970-2003 (JUTA BOE)
SektorKonsumsi
Energi Total (Juta BOE)
Potensi Penghematan Energi
(Juta BOE)Persentasi
(%)*
Industri 194.36 29.15 – 58.30 15 – 30
Transportasi 169.73 42.43 25
Rumah Tangga dan Komersial
134.63 13.46 – 29.93 10 - 20
*) Sumber RIKEN 2002
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
ANALISIS KAPASITAS DAYA TERPASANG
Penilaian kesesuaian kapasitas daya
terpasang dengan kebutuhan beban
yang ada di lingkungan kerja kita
(agar tidak berlebihan !!!)
Dimana ?
PUTM PUTR
Langganan
PUTR
Langganan
PUTM
TR 20kV/380 V
Pengertian Dasar
Daya Aktif, P [ W, kW]
Daya Reaktif, Q [VAR, kVAR]
Daya Semu, S [ VA, kVA]
Kapasistas Daya Terpasang
Daya Listrik
Daya Listrik
• Daya Satu Fase
Ip
Vp Beban
Daya Semu [VA, kVA, MVA]
S = Vp x Ip
Daya Aktif [W, kW, MW]
P = Vp x Ip x Cos
= S x Cos
Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]
Q = Vp x Ip x sin Cos = Faktor Daya
= P / S
Daya Listrik
• Daya Tiga Fase
Daya Semu [VA, kVA, MVA]
S = 3 VL x IL
Daya Aktif [W, kW, MW]
P = 3 VL x IL x Cos
(beban seimbang)
Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]
Q = 3 VL x IL x sin
(beban seimbang)
B
e
b
a
n
VL
ILR
S
T
NVP
CONNECTED LOAD
(CL)SYSTEM CAPACITY
(CS)
AVERAGE LOAD
(AL)
LOAD CURVE(LC)
TIME
POWER
0 6 12 18 24
DEMAND FACTOR (DF) = MD / CL 0<=DF<=-100%
LOAD FACTOR (LF) = AL / MD 0<=LF<=100%
CAPACITY FACTOR (CF) = MD / CS 0<=CF<=100%
MAX. DEMAND (MD)
Kurve Beban Harian
Karakteristik beban
• Beban terpasang : total KW (KVA) peralatan listrik yang terhubung dengan instalasi, termasuk yang akan terhubung dengan instalasi melalui stop kontak.
• Kebutuhan maksimum (max. demand):
Kebutuhan terbesar yang terjadi pada periode waktu tertentu
• Faktor Kebutuhan (Demand Factor) FK=
Kebutuhan maksimum (puncak)/beban terpasang
• Faktor Beban (Load Factor) FB= Beban rata-rata/beban maksimum
• Faktor kapasitas CF : beban maksimum/kapasitas sistem.
PERAN FAKTOR KEBUTUHAN
& FAKTOR BEBAN
• Faktor kebutuhan (FK)menggambarkan prosentase penyerapan daya kW terhadap seluruh beban yang mungkin terpasang.
– FK <= 1
• Faktor beban (FB) menggambarkan beratnya instalasi menyangga panas selama melayani beban.
– FB < 80%, Batas daya terpasang 100%
– FB >= 80%, Batas daya terpasang 125%
• Faktor kapasitas CF : menggambarkan prosentase pembebanan maksimum kapasitas sumber sistem.
Penentuan Kapasitas Daya
Terpasang (case study)
Suatu hotel memerlukan sistem catu daya listrik untuk memenuhi
kebutuhan beban seperti yang ditunjukkan berikut ini. Hitung
kapasitas daya terpasang.
PT-PH
126,25 kVA
P-LT ATAP
162,5 kVA
P-PAB
37,5 kVA
P-EM ATAP
70,125 kVA
P-AHU BS
76,825 kVA
P-CH
736,75 kVA
???
Penentuan Kapasitas Daya
Terpasang
• Tentukan jumlah kebutuhan beban:
126,25+162,5+37,5+70,125+76,825+738,75 = 1211,95 kVA
• Tentukan Faktor Kebutuhan (lihat tabel):
Untuk hotel, FK = 0,6 – 0,8 dan dipilih 0,7
• Kebutuhan beban maksimum adalah 0,7 x 1211,95 kVA = 848,4 kVA
• Kapasitas daya terpasang = kebutuhan beban maksimum + cadangan.
Jika cadangan ditetapkan 20 %(artinya faktor kapasitas 80%) maka kapasitas daya terpasang adalah: 848,4 kVA x 120 % = 1018 kV diambil 1000 kVA
• Pembatas arus = S/(3. VL)=1000kVA/(3. 380V)=1519,34 A
TABEL FAKTOR KEBUTUHAN FKJenis Bangunan Faktor Kebutuhan Keterangan
Rumah Tinggal :
Perumahan
Flat tanpa pemanas
Flat dg pemanas
0,4
0,6
0,8-1,0
Kebutuhan total =
pemanas+AC+umum
Bangunan Umum :
Hotel dll
Kantor
Departemen store
Sekolah
Rumah sakit
0,6-0,8
0,5-0,8
0,7-0,9
0,6-0,7
0,5-0,75
Industri logam 0,5-0,7
Industri makanan 0,7-0,9
Industri semen 0.8-0,9 35000 ton/hr
Lift 0,5 Berubah dg waktu
Crane 0,7 intermitten
Pemeriksaan Kapasitas Daya
Terpasang (melalui pengukuran)
• Pengukuran daya aktual
• Pembuatan kurva beban
• Berdasarkan kurva beban diperoleh:
- kebutuhan maks.(aktual) = 485 kW
- kebutuhan rata-rata = 355 kW
- Faktor daya rata-rata = 0,87
• Jumlah beban terpasang = 1211,95 kVA
Pemeriksaan Kapasitas Daya
Terpasang (melalui pengukuran)
• Faktor Kebutuhan (FK)
FK = kebutuhan maks./beban terpasang
= 485 kW/1211,95 kVA
(kebutuhan maks. dlm kVA= 485/cos
= 557,47 kVA)
Jadi, FK = 557,47 / 1211,95 = 0,46
Pemeriksaan Kapasitas Daya
Terpasang (melalui pengukuran)
• Kapasitas Daya Terpasang (KDT)
KDT = (FK x Beban Terpasang) + cadangan
Jika cadangan daya = 20 %, maka
KDT = (0,46 x 1211,95) x 120 %
= 669 kVA ~ 700 kV
Arus = 700kVA/(3x380 V= 1063,5 A
DEMAND SIDE MANAGEMENT
• Upaya Perusahaan Penyedia Energi
(Listrik) untuk mempengaruhi & mengubah
perilaku pelanggan agar menggunakan
energi secara efisien, baik besaran maupun
waktu, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi pelanggan, perusahaan maupun
masyarakat
MANFAAT DSM BAGI
PELANGGAN
• Biaya rekening listrik berkurang namun
penggunaan tetap terpenuhi.
• Meningkatkan effisiensi energi listrik -- efisiensi
produksi.
• Meningkatkan pendapatan pelanggan dengan
penghematan.
MANFAAT DSM BAGI PERUSAHAAN
• Mengupayakan pengurangan pertumbuhan beban puncak sistem.
• Dapat mengurangi bahan bakar, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan
• Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik & jaringan
• Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan energi listrik
• Menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan pelanggan.
• Memberlakukan standar peralatan hemat energi.• Membentuk iklim kompetisi -- meningkatkan produksi.
MANFAAT DSM BAGI MASYARAKAT
• Dapat menghindari pemadaman bergilir
• Dapat menghemat sumber daya alam
• Dapat memberi kesempatan penyediaan energi listrik bagi masyarakat yang belum menikmati listrik.
• Memasyarakatkan Konservasi Energi dan Hemat Energi.
• Meningkatkan effisiensi ekonomi nasional.• Melestarikan sumber daya alam dan dampak
lingkungan.• Memberlakukan standar peralatan hemat energi.
GAMBARAN MANFAAT DSM
• Th 2003 Pelanggan R1 untuk wilayah DIY &
Jateng lebih dari 5 juta, jika 10%pelanggan
menghemat 30 watt saja, akan terjadi
penghematan 15 juta watt atau 15 MW.
• Pembangunan setiap 1 kW pembangkit perlu biaya
1.000 USD, sehingga pengeluaran yang dapat
ditunda sebesar : 15.000 x 1.000 USD = 15 juta
USD atau sekitar 150 milyar rupiah. Baru untuk
DIY & Jateng.
KIAT TEKNIS DSM
6 Strategi DSM :1. Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak).2. Valley Filling.3. Load Shifting.4. Konservasi Energi.5. Strategi Load Growth.6. Flexible Load Shape
UPAYA PEAK CLIPPING
• Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak) : Program untuk mengurangi beban pada saat WBP
• Mengurangi pemakaian lampu 25 watt per pelanggan di saat beban puncak, berarti 25 watt x 620.000 pel = 15.500.000 watt > 15 MW.
• Matikan peralatan listrik sekiranya tidak diperlukan.
• Hindari penggunaan berlebihan, khususnya di waktu beban puncak.
MW
JAM
Valley Filling (Penambahan Beban) : Program
untuk menambahan / meningkatkan beban pada
saat LWBP
MW
JAM
UPAYA VALLEY FILLING
UPAYA LOAD SHIFTING
• Load Shifting (Pengalihan Beban) :Program untuk menggeser beban dari WBP ke LWBP
• Menganjurkan penggunaan listrik untuk kegiatan produktif (industri)di siang hari
• Menyeterika pada siang hari
• Pompa air dilengkapi bak penampung, diisi pada siang hari.
• Penggunaan peralatan rumah tangga lainnya di siang hari.
MW
JAM
UPAYA KONSERVASI ENERGI
• Konservasi Energi : Program untuk menurunkan/ menghemat pemakaian listrik
• Mensosialisasikan lampu hemat energi
• Pemanas air menggunakan solar / gas / surya
• Pemanfaatan tata ruang : cukup ventilasi dan tanpa AC
• Pembangkitan sendiri (untuk kawasan kecil) misal PLTS, PLTM.
JAM
MW
JAM
JAM
MW
MWStrategic Load Growth
(Pertumbuhan Beban) : Program untuk
meningkatkan / pemasaran pemakaian
listrik
Flexible Load Shape (Pola Beban
Fleksibel) : Program untuk memperbaiki
dan menjaga sistem dengan mengurangi
beban / pemadaman
STRATEGI LOAD GROWTH &
FLEXIBLE LOAD SHAPE
KONDISI SAAT INI SISTEM JAWA_BALI
• Pertumbuhan kebutuhan listrik sangat tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit di saat waktu beban puncak
• Keterbatasan kemampuan pengadaan investasi untuk pembangunan pembangkit baru.
• Biaya BBM yang melonjak dan sumber terbatas
• Rasio kelistrikan di Jateng & DIY baru mencapai 58,5%.
2003 2004 2005 2006
Daya terpasang (MW) 18.608 18.608 18.608 19.928
Daya mampu (MW) 15.025 15.025 15.025 16.127
Beban puncak (MW) 14.397 14.997 15.643 16.300
Cadangan 628 28 (618) (173)
KONDISI SAAT INI
• Tingkat pertumbuhan kebutuhan listrik yan cukup tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit khususnya pada WBP
• Keterbatasan kemampuan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan penyambungan baru (potensi pasar). Bila kondisi normal bisa menyambung rata-rata 450.000 pelanggan, maka dalam kondisi saat ini hanya bisa menyambung 170.000 – 180.000 pelanggan per tahun.
• Rasio kelistrikan di DIY & Jateng saat ini adalah 58,5%, yang berarti kira-kira 14,65 juta penduduk atau 3,56 juta
KK belum memperoleh sambungan listrik.
CONTOH KIAT DSM Program DSM :
– Program Terang, bertujuan mengurangi konsumsi listrik dengan
menggunakan lampu hemat energi (CFL) di rumah tangga (450 VA)
– Program Penerangan Jalan Umum (PJU), bertujuan mengurangi konsumsi
listrik dengan menggunakan lampu hemat energi (CFL) pada penerangan
jalan umum
– Program Peduli, difokuskan pada pemotongan beban puncak dengan
memberikan potongan harga setiap pembelian lampu CFL di rumah tangga
(< 900 VA)
Selama periode tahun 2003-2004, diperoleh pengurangan
beban puncak sekitar 200 MW (jam puncak)
Sektor Residensial : Kontribusi terhadap :-Sistem Penerangan 40-45% LWBP 18-20%
-Lemari Es 21-28% WBP 35-40%.
Sektor Komersial :-Sistem Room AC 45-55% LWBP 5-10%
-Sistem Penerangan 10-15% WBP 5-15%.
Sektor Industri :-Sistem Prosesing 20-27% LWBP 44-53%
-Sistem Penerangan 8-15% WBP 44-53%.
.
Potensi DSM :
Hasil studi di Thailand :
1. Terbukti menghemat 450 MW dalam 5 tahun.
2. Sistem Penerangan :
- Ganti lampu incrancendent dengan compact fluorecent.
- Ganti T-12 (flat tube) dengan T-8 (thin tube) fluorecent.
- Ganti standar magnetic dengan low ballast (hemat 5 W).
- Ganti magnetic dengan electronic ballast.
- Ganti low efficiency mercury / fluorecent di pelataran pabrik
dengan high pressure sodium.
- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya
antara 0.8 - 2.2 cents USD/kWh.
Keberhasilan DSM (1):
Hasil studi di Thailand :
Sistem Lemari Es :- Pabrikan lemari es diwajibkan membuat lemari es hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, mempertebal dinding isolasi, perbaikan gasket dan karet pintu.
- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.8 - 1.6 cents USD/kWh.
Sistem Room AC :- Pabrikan AC diwajibkan membuat AC yang hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, menambah permukaan heat transer, perbaikan desai tube, perbaikan desain fan dan peningkatan effisiensi motor.
- Perbaikan ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.3 - 3.6 cents USD/kWh.
Keberhasilan DSM (2)
1. Regulasi dan tekanan ekonomi
2. Peningkatan efisiensi :
• Pebaikan prosedur,
• penggunaan peralatan efisien
3. Substitusi bentuk enegi
TIGA PENDEKATAN DASAR
Terima Kasih