perencaan elemen mesin pemecah batu

92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia didalam kehidupannya akan selalu berusaha untuk mendapatkan kemudahan dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Tiap tahun selalu bermunculan penemuan demi penemuan penting dari para ahli akan adanya mesin-mesin berteknologi canggih. Apalagi sekarang ini, saat teknologi mengalami lompatan yang begitu tinggi dibandingkan setengah abad yang lalu saat industri mulai menunjukkan diri dengan dikembangkannya mesin mesin yang mampu menangani segala jenis pekerjaan yang tidak mampu ditangani oleh manusia, dari peralatan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi sampai dengan peralatan dengan pembebanan yang besar. Keberadaan mesin mesin berteknologi canggih itu senantiasa meringankan kerja manusia. Contohnya dahulu semua pekerja menggunakan tenaga manusia, seperti memecah batu menjadi batu kerikil dahulu menggunakan palu sebagai alat untuk pemecahnya agar dapat dijadikan batu kerikil, tetapi karena semakin pesatnya teknologi saat ini dibuatlah “Mesin Pemecah Batu untuk Krikil”. Ini merupakan bagian dari alternatif

Upload: muhammad-ade-hotman

Post on 26-Oct-2015

211 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

TEKNIK MESIN

TRANSCRIPT

Page 1: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia didalam kehidupannya akan selalu berusaha untuk

mendapatkan kemudahan dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya.

Tiap tahun selalu bermunculan penemuan demi penemuan penting dari para

ahli akan adanya mesin-mesin berteknologi canggih. Apalagi sekarang ini,

saat teknologi mengalami lompatan yang begitu tinggi dibandingkan setengah

abad yang lalu saat industri mulai menunjukkan diri dengan

dikembangkannya mesin mesin yang mampu menangani segala jenis

pekerjaan yang tidak mampu ditangani oleh manusia, dari peralatan yang

membutuhkan ketelitian yang tinggi sampai dengan peralatan dengan

pembebanan yang besar. Keberadaan mesin mesin berteknologi canggih itu

senantiasa meringankan kerja manusia. Contohnya dahulu semua pekerja

menggunakan tenaga manusia, seperti memecah batu menjadi batu kerikil

dahulu menggunakan palu sebagai alat untuk pemecahnya agar dapat

dijadikan batu kerikil, tetapi karena semakin pesatnya teknologi saat ini

dibuatlah “Mesin Pemecah Batu untuk Krikil”. Ini merupakan bagian dari

alternatif manusia untuk memudahkan mereka dalam bekerja sehingga lebih

cepat mengomset batu kerikil kepada konsumen.

Kini mesin Pemecah batu ini dapat dilakukan dengan teknik konveyer

yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Mesin pemecah batu ini secara

otomatis tak terlepas dari peran komponen-komponen elemen mesin seperti

poros, motor listrik,bantalan, poros, pasak, puli dan sabuk-V dan lain-lain.

Dimana keuntungan mesin ini adalah:

1. Menghemat waktu dan tenaga bila dibandingkan dengan konvensional

(alat tradisional) yang akan memakan waktu lebih lama dan tenaga lebih

banyak.

2. Lebih praktis dan efisien.

Page 2: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Dengan ditunjang perkembangan teknologi komunikasi, maka

penyebaran akan adanya mesin ini dengan begitu cepatnya diketahui banyak

orang sehingga penggunaannya sudah mulai menyebar. Hal ini disebabkan

juga karena mesin ini memang benar-benar meringankan kerja manusia.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum perencanaan ini adalah:

1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai mesin-mesin

produksi yang dapat menunjang perkuliahan.

2. Mengetahui dan memahami cara kerja mesin pemecah batu

(Stone Hammer).

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus perencanaan ini adalah:

1. Untuk merencanakan transmisi daya dari mesin pemecah batu

sehingga dihasilkan mesin yang dapat bekerja secara efektif

dan efisien dengan kapasitas dan efisiensi yang maksimal.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah:

1. Mahasiswa mampu menerapkan dan mnegaplikasikan teori dari mata

kuliah elemen mesin yang telah didapatkan dalam perkuliahan.

2. Mahasiswa mampu merencenakan setiap elemen mesin dan bagian utama

dari mesin.

3. Membuka pola pikir mahasiswa dalam merencanakan suatu mesin yang

mampu membantu pekerjaan menjadi lebih mudah.

4. Menjadikan mahasiswa lebih mandiri, kreatif dan inovatif.

Page 3: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

1.4 Batasan masalah

Adapun Batasan masalah dalam perencanaan elemen mesin ini adalah

hanya merencanakan sistem transmisi dari mesin pemecah batu yang terdiri

dari:

1. Poros

2. Bantalan

3. Pasak

4. Puli

5. Sabuk-V

Page 4: perencaan elemen mesin Pemecah Batu
Page 5: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Gambar 1.1 Mesin penepung

Page 6: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 POROS

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin,

karena pada hampir semua mesin, poros memegang peranan utama di dalam

meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran transmisi dalam setiap

mesin.

2.1.1 Macam-macam poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut

pembebanannya sebagai berikut:

1. Poros Transmisi

Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur,

disini daya yang ditransmisikan harus melalui kopling, roda gigi,

sabuk dan sproket rantai.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

perkakas di mana beban utamanya berupa puntiran.

3. Gandar

Poros seperti yang dipasang diantara roda roda kereta barang,

dimana tidak mendapat beban puntir bahkan kadang kadang tidak

boleh berputar.

Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus

umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin totak dan lain

lain. Poros luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat

kebebasan bagi perubahan arah dan lain lain.

Page 7: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

2.1.2 Hal-hal yang penting dalam perencanaan poros transmisi

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur

atau gabungan antara puntir dan lentur. Selain itu ada juga poros

yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling

kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi

tegangan bila diameter poros diperkecil juga perlu diperhatikan.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tapi

jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan

mengakibatkan ketidak telitian karena untuk mencapai ketelitian

yang maksimum, kekakuan juga perlu diperhatikan. Kekakuan

poros itu sendiri juga berfungsi untuk mencegah lenturan atau

defleksi puntir.

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran

tertentu dapat terjadi getaran yang luat biasa besarnya, putaran ini

sering disebut dengan putaran kritis. Akibat dari putaran kritis ini

akan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian

bagian lainnya sehingga dalam perencanaan putaran kerja poros

harus lebih rendah dari putaran kritis.

4. korosi

Bahan bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan

pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Sedangkan

untuk poros poros yang terancam korosi dan poros poros mesin

yang sering berhenti lama sampai batas tertentu dapat pula

dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan poros

Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik

dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (Bahan S–C) yang

Page 8: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

dihasilkan dari ingot dan di-kill (baja yang dioksidasi dengan

ferosilicon dan dicor, kadar karbon terjamin). Meskipun demikian,

bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami

deformasi karena tegangan yang kurang seimbang (misalnya diberi

alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya) tetapi

penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan

kekuatannya bertambah besar. Poros yang dipakai untuk

meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari

baja paduan dengan pengerasan yang sangat tahan terhadap

keausan.

2.1.3 Poros dengan beban puntir

Jika diketahui bahwa poros yang direncanakan tidak mendapat

beban lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil

dari yang dibayangkan.

Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi

pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika

sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor,

maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu

diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. (Sularso hal. 7

tabel 1.6).

Tabel 1.6 Faktor faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc.

Daya yang akan ditransmisikan fc

Daya rata rata yang diperlukan

Daya maksimum yang diperlukan

Daya normal

1,2-2,0

0,8-1,2

1,0-1,5

Page 9: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka

berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam

perencanaan, sehinga koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktor

koreksi adalah fc maka daya rencana Pd (kW) sebagai patokan adalah:

(Sularso hal. 7)

....................................................................1

Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus

dikalikan dengan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW.

Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana)

adalah: T (kg.mm)

..................................................2

Bila momen rencana dibebankan pada suatu diameter poros

(ds) maka tegangan geser τ (kg/mm2) yang terjadi adalah: (Sularso

hal. 7)

...............................................3

untuk selanjutnya, tegangan geser yang diijinkan (τd) dihitung

berdasarkan kekuatan tarik (σB) dengan hasil kali antara faktor koreksi

Sf1 dan Sf2. Harga Sf1 adalah 5,6 untuk bahan SF dengan kekuatan yang

dijamin, dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa, dan baja

paduan. Harga Sf2 adalah 1,3 sampai 3,0. Harga σB dapat dilihat dari

tabel (Sularso hal. 3 tabel 1.1 dan tabel 1.2)

Page 10: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Tabel 1.1 Baja Karbon untuk konstruksi mesin dan baja difinis dingin untuk poros.

No. Jenis Lambang Perlakuan Panas

Kekuatan Tarik

Kg/mm2

Keterangan

1. Baja Karbon konstruksi mesin ( JIS G 4501 )

S30C Penormalan 48

-

S35C Penormalan 52S40C Penormalan 55S45C Penormalan 58S50C Penormalan 62S55C Penormalan 66

2. Batang baja Yang difinis dingin

S35C-D Penormalan 53 Ditarik dingin, gerinda dan bubut

S45C-D Penormalan 60S55C-D Penormalan 72

Page 11: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Dari hal hal di atas, maka besarnya τd dapat dihitung dengan: (Sularso

hal. 8)

..........................................................4

Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus

ditinjau, faktor koreksi Kt dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan

secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan, dan

1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar

(Sularso hal. 8).

Dari persamaan untuk mencari tegangan geser diperoleh rumus

untuk menghitung diameter poros (ds) sebagai berikut: (Sularso hal. 8)

.........................................................

5

harga faktor koreksi Cb = 1,2 – 2,3, jika diperkirakan akan terjadi

pemakaian dengan beban lentur. (jika diperkirakan tidak akan terjadi

pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0): (Sularso hal. 8).

Dalam pengujian perhitungan, apakah sudah aman atau tidak

yang berpengaruh disini adalah harga faktor konsentrasi tegangan

dengan alur pasak (α) dan poros bertangga (β). Harga α diperoleh dari

gambar 1.2 (Sularso hal. 9 gambar 1.2)

Gambar 1.2 faktor konsentrasi tegangan

Page 12: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Terlebih dahulu kita menentukan besarnya (mm) (Sularso

hal 11). Dimana r disini adalah harga jari jari untuk ukuran alur pasak.

Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel

1.8 (Sularso hal. 10).

Tabel 1.8 ukuran pasak

Dengan ukuran alur pasak dimana r sudah diketahui, maka kita

dapat mencari β dari gambar 1.3: (Sularso hal.11 gambar 1.3)

Gambar 1.3 Faktor konsentrasi tegangan

Page 13: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Sebelumnya digunakan rumus dan (mm). Dimana D

adalah diameter bagian yang menjadi tempat bantalan, dan r disini

adalah harga dari jari- jari fillet dengan rumus: (Sularso hal. 11)

Jari jari fillet (r) = ........................................................6

Dalam pengujian perhitungan, apakah sudah aman atau tidak

maka digunakan ketentuan sebagai berikut: (Sularso hal. 12)

syarat aman = > .......................................7

dimana ...................................................................8

2.2 PASAK

2.2.1 Macam-macam Pasak

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk

menetapkan bagian bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli,

kopling dan lain lain pada poros. Momen diteeruskan dari poros ke naf

atau dari naf ke poros.

Pasak pada umumnya pasak dapat digolongkan atas beberapa

macam sebagai berikut :

Page 14: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan antara pasak

pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung, yang umumnya

persegi empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis atau

berbentuk tirus. Pasak benam prismatis ada yang khusus dipakai

sebagai pasak luncur. Di samping macam di atas ada pula pasak

tembereng dan pasak jarum.

Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial roda gigi, dan

lain lain pada porosnya, seperti pada seplain. Yang paling umum

dipakai adalah pasak benam yang dapat meneruskan momen yang

besar. Untuk momen dengan tumbukan, dapat dipakai pasak singgung.

2.2.2 Hal-hal penting dan tata cara perencanaan pasak

Pasak benam mempunyai bentuk penampang segi empat di

mana terdapat bentuk prismatis dan tirus yang kadang kadang diberi

kepala untuk memudahkan pencabutannya. Kemiringan pada pasak

tirus umumnya sebesar 1/100, dan pengerjaannya harus hati hati agar

naf tidak menjadi eksentrik. Pada pasak yang rata, sisi sampingnya

harus pas dengan alur pasak agar pasak tidak menjadi goyah dan

rusak. Untuk pasak, umumnya dipilih bahan yang mempunyai

kekuatan tarik lebih dari 60 (kg/mm2), lebih kuat dari porosnya.

Kadang kadang sengaja dipilih bahan yang lebih lemah untuk pasak,

sehingga pasak akan lebih dahulu rusak dari pada poros atau nafnya.

Ini disebabkan harga pasak yang murah serta mudah menggantinya.

Jika momen rencana dari poros adalah T (kg.mm), dan

diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada

permukaan poros adalah: (Sularso hal. 25)

.................................................................................9

Page 15: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Menurut lambang pasak yang diperlihatkan dalam gambar

(Sularso hal. 25 gambar 1.5), gaya geser bekerja pada penampang

mendatar b x l (mm2) oleh gaya F (kg).

Gambar 1.11 Gaya Gesek Pada Pasak

Dengan demikian tegangan geser τk (kg/mm2) yang

ditimbulkan adalah: (Sularso hal. 25)

......................................................................10

Dari tegangan geser yang diijinkan τka (kg/mm2), panjang pasak

l1 (mm) yang diperlukan dapat diperoleh: (Sularso hal. 25)

................................................................11

Harga τka adalah harga yang diperoleh dengan membagi

kekuatan tarik σB dengan faktor keamanan Sfk1 x Sfk2. Harga Sfk1

umumnya diambil 6, dan Sfk2 dipilih antara 1-1,5 jika beban dikenakan

secara perlahan lahan, antara 1,5-3 jika dikenakan dengan tumbukan

ringan, dan antara 2-5 jika dikenakan secara tiba tiba dan dengan

tumbukan berat.

Gaya keliling F (kg) yang sama seperti tersebut di atas

dikenakan pada luas permukaan samping pasak. Kedalaman alur pasak

pada poros dinyatakan dengan t1, dan kedalaman alur pasak pada naf

dengan t2. Abaikan pengurangan luas permukaan oleh pembulatan

sudut pasak. Dalam hal ini tekanan permukaan p (kg/mm2) adalah:

(Sularso hal. 27)

Page 16: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

....................................................................12

dari harga tekanan permukaan yang diijinkan pa (kg/mm2),

panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dari: (Sularso hal. 27)

..................................................................13

Harga pa adalah sebesar 8 (kg/mm2) untuk poros berdiameter

kecil, 10 (kg/mm2) untuk poros berdiameter besar, dan setengah dari

harga harga di atas untuk poros berputaran tinggi.

Perlu diperhatikan bahwa lebar pasak sebaiknya 25-35% dari

diameter poros, dan panjang pasak ( lk ) jangan terlalu panjang

dibandingkan dengan diameter poros (antara 0,75 sampai 1,5 ds).

Karena lebar dan tinggi pasak sudah distandarkan, maka beban yang

ditimbulkan oleh gaya F yang besar hendaknya diatasi dengan

menyesuaikan panjang pasak.

Dalam pengujian perhitungan, apakah sudah aman atau tidak

maka digunakan ketentuan sebagai berikut: (Sularso hal. 26)

....................................................................14

1. SABUK

Jarak yang jauh antara kedua poros sering tidak

memungkinkan trasmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal

demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat

diterapkan, dimana sebuaah sabuk luwes atau rantai dibelitkan

sekeliling puli atau sproket pada poras.

Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat

digolongkan atas transmisi sabuk, trasmisi rantai, dan transmisi

kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi dibagi atas tiga

Page 17: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada

puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang

jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara

1/1 sampai 7/1. Kelompok terakhir terdiri dari atas sabuk dengan

gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai

mencapai 2 (m), dan meneruskan putaran secara tepat dengan

perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. sabuk rata yang banyak ditulis

dalam buku-buku lama belakangan ini pemakainnya tidak seberapa

luas lagi.

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V

karena mudah penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan

sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan

maksimum sampai 25 (m/s).

2.3.1 Transmisi Sabuk-V

Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang

trapesium. Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai

inti sabuk. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini

mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan

bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh

bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada

tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan

sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata. Dalam gambar.... diberikan

berbagai proporsi penampang sabuk-V yang umum dipakai.

Page 18: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Transmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros -poros

yang sejajar dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dalam

transmisi roda gigi atau rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tidah

bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan dapat dipakai

beberapa sabuk-V dipasang sebelah-menyebelah. Jarak sumbu poros

harus sebesar 1.5 sampai 2 kali diameter pully besar. Nomor nominal

sabuk-V dinyatakan panjang kelilingnya dalam inci.

Gambar 5.3 Diagram pemilihan sabuk-V

Page 19: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Gambar 5.4. Profil alur sabuk-V

Atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak,

penampang sabuk-V yang sesuai dapat diperoleh dari gambar (Sularso

hal. 168 gambar 5.3 (b)). Daya rencana dihitung dengan mengalikan

daya yang akan diteruskan dengan faktor koreksi dalam tabel (Sularso

hal. 165 tabel 5.1).

Page 20: perencaan elemen mesin Pemecah Batu
Page 21: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter

puli besar. Di dalam perdagangan terdapat berbagai pnjang sabuk-V.

Nomor nominal sabuk dinyatakan dalam panjang kelilingnya dalam

inch. Diameter puli yang terlalu kecil akan memperpendek umur

sabuk. Dalam tabel (Sularso hal. 169 tabel 5.4) diberikan diameter puli

minimum yang diijinkan dan dianjurkan menurut jenis sabuk yang

bersangkutan.

Page 22: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Karena sabuk-V biasanya digunakan untuk menurunkan

putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan

reduksi i (i > 1), dimana: (Sularso hal. 166)

......................................................................................15

Kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah: (Sularso hal. 166)

.........................................................................16

Jarak sumbu poros dan panjang keliling sabuk berturut turut

adalah C (mm) dan L (mm) : (Sularso hal. 170)

.........................................17

......................................................18

Dimana:

................................................................19

Untuk menghitung diameter lingkaran jarak bagi puli

digunakan rumus sebagai berikut: (Sularso hal. 177)

dp = diameter minimum puli yang dianjurkan dalam tabel.

Dp = i x dp.................................................................................20

Diameter luar puli dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut: (Sularso hal. 177)

dk = dp + (Kt x K).....................................................................21

Dk = Dp + (Kt x K)....................................................................22

Page 23: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

dimana: K adalah faktor koreksi yang dapat dilihat dalam tabel

(Sularso hal. 166 tabel 5.2).

Untuk perbandingan reduksi yang besar dan sudut kontak lebih

kecil dari 180° menurut perhitungan dengan rumus 23, kapasitas daya

yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi yang

bersangkutan Kθ seperti diperlihatkan dalam tabel (Sularso hal. 174

tabel 5.7). Besarnya sudut kontak diberikan oleh: (Sularso hal. 173)

.........................................................23

Untuk dapat memelihara tegangan yang cukup dan sesuai pada

sabuk, jarak poros puli harus dapat disetel ke dalam maupun ke luar

(Sularso hal. 174 gambar 5.10).

Page 24: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Daerah penyetelan untuk masing masing penampang sabuk

diberikan dalam tabel (Sularso hal. 174 tabel 5.8).

Pembatasan ukuran puli sering dikenakan pada panjang

susunan puli atau lebar puli. Panjang maksimum susunan puli Lmax

adalah perlu untuk memenuhi persamaan berikut ini: (Sularso hal.

177).

............................................................24

Jika db dan Db berturut turut adalah diameter naf puli kecil dan

puli besar, ds1 dan ds2 berturut turut adalah diameter poros penggerak

dan yang yang digerakkan, maka (Sularso hal. 177)

Page 25: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

...............................................................25

Dalam pengujian perhitungan, apakah sudah aman atau tidak

maka digunakan ketentuan sebagai berikut: (Sularso hal. 176)

v ≤ 30 m/s...............................................................................26

...........................................................................27

Gaya gesekan yang akan bertambah karena pengaruh bantuan

baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada

tegangan yang relative rendah. Hal ini merupakan salah satu

keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata.

Hal-hal penting dalam perencanaan sabuk-V

1. Perbandingan reduksi (i)

Karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran,

maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan

reduksi i (i > 1) dimana:

; U = (Sularso, hal 166)

Dimana : n1 = putaran poros penggerak (rpm)

.n2 = putaran poros yang digerakkan (rpm)

.dp = diameter puli penggerak (mm)

Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)

U = perbandingan putaran

2. Pemilihan penampang sabuk – V

Atas daya rencana dan putaran poros penggerak, penampang

sabuk – V yang sesuai dapat diperoleh dari Gb.5.3 (Sularso,

hal 164)

Gb.5.3 Diagram pemilihan sabuk – V

3. Diameter minimum puli yang dianjurkan (mm)

Page 26: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Diameter minimum puli yang dianjurkan dapat diperoleh dari

table 5.4 (Sularso, hal 169) sesuai dengan penampang sabuk –

v

Tabel 5.4 Diameter puli yang diizinkan dan dianjurkan (mm)

4. Diameter puli Penggerak (dp)

Diameter puli penggerak dapat diperoleh dari tabel 5.2

(Sularso, hal 166) sesuai dengan penampang sabuk –V

Tabel 5.2 Ukuran puli sabuk – V

5. Diameter puli yang digerakkan (Dp)

Diameter puli yang digerakkan (Dp) dapat diperoleh dengan

rumus :

Dp = i . dp (Sularso, hal 166)

6. Diameter luar puli penggerak (dk)

Dapat diperoleh dengan rumus :

dk = Dp + 2 . k (Sularso, hal 177)

Dimana nilai k dapat diperoleh dari tabel 5.2 (sularso, hal 166)

sesuai dengan penampang sabuk – V

7. Diameter luar puli yang digerakkan (Dk)

Dk = Dp + 2k ( Sularso, hal 177)

8. Diameter bos atau naf puli penggerak (dB)

DB ≥ 5/3 ds1 + 10 (mm) (Sularso, hal 177)

9. Diameter bos atau naf puli yang digerakkan (DB)

DB ≥ 5/3 ds2 + 10 (mm) (Sularso, hal 177)

10. Kecepatan keliling sabuk – V (v)

.v = (m/s) (Sularso, hal 166)

Dengan syarat aman U < 30 m/s (Sularso, hal 176)

11. Jarak sumbu poros (C )

Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter

puli yang digerakkan (Dp) (Sularso, hal 166)

Page 27: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

12. Cek konstruksi sabuk – V

konstruksi belt dinyatakan baik bila memenuhi syarat sebagai

berikut:

C – ½ (dk + Dk ) > 0 (Sularso, hal 177)

13. Panjang sabuk (L)

L = 2C + (Sularso, hal 170)

2.4 BANTALAN

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,

sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung dengan

halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika

bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan

menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam

permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.

2.4.1 Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros

a. Bantalan luncur.

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros

dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh

permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

b. Bantalan gelinding.

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara

bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen

gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol

bulat.

2. Atas Dasar Arah Beban Terhadap Poros

Page 28: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

a. Bantalan radial.

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak

lurus sumbu poros.

b. Bantalan aksial.

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar

dengan sumbu poros.

c. Bantalan gelinding khusus.

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya

sejajar dan tegak lurus dengan sumbu poros.

2.4.2 Jenis-jenis Bantalan Gelinding

Gambar 4.15 Macam macam bantalan gelinding

Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan

gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur.

Seperti diperlihatkan dalam gambar (Sularso hal. 129 gambar 4.15),

elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara cincin luar

dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola

atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan di

antaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi

Page 29: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang

kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka

besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi.

Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan

dan kekerasan yang tinggi.

Bantalan gelinding, seperti pada bantalan luncur, dapat

diklasifikasikan atas : bantalan radial, yang terutama membawa beban

radial dan sedikit beban aksial, dan bantalan aksial yang membawa

beban yang sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen

gelindingnya, dapat pula dibagi atas bantalan bola dan bantalan rol.

Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris dan

konstruksi dalamnya. Bantalan yang cincin dalam dan cincin luarnya

dapat saling dipisahkan disebut macam pisah.

Dalam praktek, bantalan gelinding standar dipilih dari katalog

bantalan, seperti yang terlihat pada tabel di atas (Sularso hal 143).

Ukuran utama bantalan gelinding adalah diameter lubang, diameter

luar, lebar, dan lengkungan sudut. Pada umumnya diameter lubang

diambil debagai patokan, dengan mana diameter luar dan lebar

digabungkan. Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor

dasar dan pelengkap. Nomor dasar yang terdapat merupakan lambang

jenis, lambang ukuran (lambang lebar, diameter luar), nomor diameter

lubang, dan lambang sudut kontak. Lambang lambang pelengkap

mencakup lambang sangkar, lambang sekat (sil), bentuk cincin,

pemasangan, kelonggaran, dan kelas. Jika hal hal tersebut tidak

diperinci, maka lambang lambang di atas tidak dituliskan. Lambang

jenis menyatakan jenis bantalan. Lambang ukuran menyatakan lebar

untuk bantalan radial dan tinggi untuk bantalan aksial; dapat juga

menyatakan diameter luar dari bantalan bantalan tersebut. Nomor

diameter lubang dinyatakan dengan dua angka.

Page 30: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Ada dua macam kapasitas nominal, yaitu kapasitas nominal

dinamis spesifik dan kapasitas nominal statis spesifik. Misalkan

sejumlah bantalan membawa beban tanpa variasi dalam arah yang

tetap. Jika bantalan tersebut adalah bantalan radial, maka bebannya

adalah radial murni, cincin luar diam dan cincin dalam berputar. Jika

bantalan tersebut adalah bantalan aksial, maka kondisi bebannya

adalah aksial murni, satu cincin diam dan cincin yang lain berputar.

Jumlah putaran adalah 1.000.000 (atau 33,3 rpm selama 500 jam).

Setelah menjalani putaran tersebut, jika 90% dari jumlah bantalan

tersebut tidak menunjukkan kerusakan karena kelelahan oleh beban

gelinding pada cincin atau elemen gelindingnya, maka besarnya beban

tersebut dinamakan kapasitas nominal dinamis spesifik (C), dan umur

yang bersangkutan disebut umur nominal. Jika bantalan membawa

beban dalam keadaan diam dan pada titik kontak yang menerima

tegangan maksimum besarnya deformasi permanen pada elemen

gelinding ditambah besarnya deformasi cincin menjadi 0,0001 kali

diameter elemen gelinding, maka beban tersebut dinamakan kapasitas

nominal statis spesifik (Co).

Tabel 4.14 Ukuran luar bantalan gelinding

Page 31: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Nomor Bantalan Ukuran Luar (mm) Kapasitas Nominal Dinamis Spesifik C ( Kg )

Kapasitas

Nominal Statis

Spesifik Co

( Kg )

Jenis terbuka

Dua Sekat

Dua sekat tanpa

kontak

D D B r

60006001600260036004600560066007600860096010

6001ZZ6001ZZ6002ZZ6003ZZ6004ZZ6005ZZ6006ZZ6007ZZ6008ZZ6009ZZ6010ZZ

6000VV6001VV6002VV6003VV6004VV6005VV6006VV6007VV6008VV6009VV6010VV

1012151720253035404550

2628323542475562687580

8891012121314151616

0,50,50,50,511

1,51,51,51,51,5

36040044047073579010301250131016401710

196229263296465530740915101013201430

62006201620262036204620562066207620862096210

6200ZZ6201ZZ6202ZZ6203ZZ6204ZZ6205ZZ6206ZZ6207ZZ6208ZZ6209ZZ6210ZZ

6200VV6201VV6202VV6203VV6204VV6205VV6206VV6207VV6208VV6209VV6210VV

1012151720253035404550

3032354047526272808590

910111214151617181920

1111

1,51,51,52222

4005356007501000110015302010238025702750

23630536046063573010501430165018802100

Sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa

(kg), maka beban ekivalen dinamis Pr (kg) untuk bantalan radial adalah

sebagai berikut: (Sularso hal. 135)

Pr = X.V.Fr + Y.Fa..................................................................28

Dimana faktor-faktor X, V, Y terdapat dalam tabel: (Sularso hal. 135 tabel

4.9).

Page 32: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg)

menyatakan beban ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan fn adalah:

(Sularso hal. 136)

..........................................................................29

Faktor umur adalah: (Sularso hal. 136)

.............................................................................30

Umur nominal Lh adalah: (Sularso hal. 136)

...........................................................................31

Page 33: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Poros

1. Poros pada motor/poros penggerak

Mesin penggerak yang digunakan adalah Honda jenis GX 160 dengan daya

(P) yang ditransmisikan sebesar 5,5 PK. Untuk mengubah PK kedalam bentuk kW,

maka harus dikalikan dengan 0,735. Sehingga 5,5 x 0,735 = 4,0425 kW

Putaran motor n1 = 2000 rpm (diasumsikan)

a. menentukan daya rencana (Pd)

Karena daya yang tersedia berupa daya maksimum, maka faktor koreksi

(fc), penulis mengambil 1,2 dimana intervalnya (0,8 – 1,2). Tabel 1.6

(Sularso hal 7), maka daya rencana (Pd) adalah

Pd = fc . P

= 1,2 . 4,0425

= 4,8 kW

b. Menentukan momen rencana

T1 = 9,74 x 105

T1 = 9,74 x 105

T1 = 2338 kg.mm

c. Bahan poros yang digunakan adalah baja batang yang difinis dingin (S 35

C-D) dengan kekuatan tarik (σB) = 53 kg/mm2 untuk faktor koreksi Sf1

adalah 6 (untuk bahan SC) dan untuk pengaruh konsentrasi tegangan yang

cukup besar, perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf2 dengan

harga sebesar (1,3 – 3,0), maka penulis mengambil 3 (Sularso hal 8)

d. Tegangan geser yang diizinkan (τa1)

τa1 =

Page 34: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

e. Menentukan diameter poros (ds1)

Dimana :

Kt = Faktor koreksi karena terjadi sedikit kejutan dan tumbukan (1,0 - 1,5)

Cb = Faktor koreksi karena terjadi sedikit beban lentur (1,2 - 2,3)

f. Anggaplah diameter bagian yang menjadi tempat bantalan = 25mm

Jari-jari filet (r) =

Alur pasak = b x h x filet (r)

Dari tabel 1.8 (Sularso hal 10) didapat alur pasak = 6 x 6 x 0,4

g. Konsentrasi tegangan pada poros bertangga adalah

Untuk nilai.β = 1,4 Gambar 1.2 (Sularso hal 11)

h. Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak adalah

Untuk nilai α = 1,8 Gambar 1.1 (Sularso hal 9)

i. Tegangan geser yang terjadi (τ )

= 2

τa .

τ . Cb Kt = 1,5.2.1,5 = 4,5kg/mm2

j. Suatu poros akan aman digunakan apabila τa . > τ . Cb Kt (Sularso hal

Karena 4,9 > 4,5, maka (BAIK)

Page 35: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Kesimpulan :

1) Diameter poros (ds1) = 20mm

2) Bahan poros S 35 C-D

3) Perlakuan : baja batang difinis dingin

2. Poros yang digerakkan

Diketahui :

Daya (P) = 4,0425 kW

Putaran pully (n2) = 1800 rpm

a. menentukan daya rencana (Pd)

Karena daya yang tersedia berupa daya maksimum, maka faktor koreksi

(fc), penulis mengambil 1,2 dimana intervalnya (0,8 – 1,2). Tabel 1.6

(Sularso hal 7), maka daya rencana (Pd) adalah

Pd = fc . P

= 1,2 . 4,0425

= 4,8 kW

b. Menentukan momen rencana

T2 = 9,74 x 105

T2 = 9,74 x 105

T2 = 2597kg.mm

c. Bahan poros yang digunakan dalam perencanaan adalah baja batang yang

difinis dingin (S 35 C-D) dengan kekuatan tarik (σB) = 53 kg/mm2 untuk

faktor koreksi Sf1 adalah 6 (untuk bahan SC) dan untuk pengaruh

konsentrasi tegangan yang cukup besar, perlu diambil faktor yang

dinyatakan sebagai Sf2 dengan harga sebesar (1,3 – 3,0), maka penulis

mengambil 3 (Sularso hal 8)

d. Tegangan geser yang diizinkan (τa2)

Page 36: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

τa2 =

e. Menentukan diameter poros (ds2)

.

Dimana :

Kt = Faktor koreksi karena terjadi sedikit kejutan dan tumbukan (1,0 –

1,5)

Cb =Faktor koreksi karena terjadi sedikit beban lentur (1,2-2,3)

f. Anggaplah diameter bagian yang menjadi tempat bantalan = 30mm

Jari-jari filet (r) =

Alur pasak = b x h x filet (r)

Dari tabel 1.8 (Sularso hal 10) didapat alur pasak = 7 x 7 x 0,4

g. Konsentrasi tegangan pada poros bertangga adalah

Untuk nilai β = 1,4 Gambar 1.2 (Sularso hal 11)

h. Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak adalah

Untuk nilai α = 2,8 Gambar 1.1 (Sularso hal 9)

i. Tegangan geser (τ )

τa .

Page 37: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

τ . Cb.Kt = 0,95.2.1,5 = 2,85kg/mm2

j. Suatu poros akan aman digunakan apabila .τa . > τ . Cb Kt (Sularso hal

Karena 3,15 > 2,85, maka (BAIK)

Kesimpulan :

1) Diameter poros (ds2) = 24mm

2) Bahan poros S 35 C-D

3) Perlakuan : baja batang

3.2 Perencanaan Pasak

1. Pasak pada poros penggerak

Daya (P) = 4,0425 kW

Faktor koreksi (fc) diambil 1,2 dimana intervalnya (0,8-1,2). Tabel 1.6

(Sularso hal 7)

Putaran poros (n1) = 2000 rpm

Daya rencana (pd) = 4,8 kW T1 = 2338kg.mm

Diameter poros (ds1) = 20mm

Bahan poros (S 35 C-D) dengan σB = 53 kg/mm2, Sf1 = 6, Sf2 = 3

τa = 2,94kg/mm2

Kt = 1,5 ; Cb = 2

a. Gaya tangensial F (kg)

F =

b. Penampang pasak : b x h = 6 x 6

Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 3,5mm

Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 2,8mm

Didapat dari tabel 1.8 (Sularso hal 10)

c. Bahan pasak S 45 C dicelup dingin dan dilunakkan, dengan σB = 58kg/mm2

Tabel 1.1 (Sularso hal 3)

Page 38: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Sfk1 = 6 ; Sfk2 = 3 (Sularso hal 25)

d. Tegangan geser yang diizinkan

e. Tekanan permukaan yang diizinkan (Pa) = 8kg/mm2, untuk poros

berdiameter kecil (Sularso hal 27)

f. Panjang pasak (l)

=

Ditinjau dari tekanan permukaan (Pa)

; diambil t2

=

g. l =10,4mm

h. lk = 17mm

i.

Penampang pasak dapat dikatakan baik, apabila 0,25 < < 0,35

(Sularso hal 28). Karena 0,25 < 0,3 < 0,35 maka (BAIK)

j.

Panjang pasak dianggap sesuai, apabila 0,75 < < 1,5 (Sularso hal 28).

Karena 0,75 < 0,85 < 1,5 maka (BAIK)

Kesimpulan :

1) Ukuran pasak : b x h = 6 x 6

2) Panjang pasak = 17mm

Page 39: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

3) bahan pasak : S45C, dicelupdingin, dan dilunakkan.

2. Pasak pada poros yang digerakkan

Daya (P) = 4,0425 kW

Faktor koreksi (fc) = 1,2

Putaran pully (n2) = 1800 rpm

Daya rencana (Pd) = 4,8 kW

T = 2597 kg.mm2

Dimeter poros (ds2) = 24mm

Bahan poros (S 35 C-D) dengan σB = 53 kg/mm2, Sf1 = 6, Sf2 = 3

τa = 2,94kg/mm2

Kt = 1,5 ; Cb = 2

a. Gaya tangensial F (kg)

b. Penampang pasak = b x h = 7 x 7

Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 4,0 mm

Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 3,5 mm

Didapat dari tabel 1.8 (Sularso hal 10)

c. Bahan pasak S 45 C dicelup dingin dan dilunakkan, dengan σB = 58kg/mm2

Tabel 1.1 (Sularso hal 3)

Sfk1 = 6 ; Sfk2 = 3 (Sularso hal 25)

d. Tegangan geser yang diizinkan

/mm2

e. Tekanan permukaan yang diizinkan (Pa) = 8kg/mm2, untuk poros

berdiameter kecil (Sularso hal 27)

f. Panjag pasak (l)

Page 40: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Ditinjau dari tekanan permukaan (Pa)

; diambil t2

g. l = 93mm

h. lk = 20mm

i.

Penampang pasak dapat dkatakan baik, apabila 0,25 < < 0,35 (Sularso

hal 28).

Karena 0,25 < 0,29 < 0,35 maka (BAIK)

j.

Panjang pasak dianggap sesuai, apabila 0,75 < < 1,5 (Sularso hal 28)

Karena 0,75 < 0,83 < 1,5 maka (BAIK)

Kesimpulan :

1) Ukuran pasak = b x h = 7 x 7

2) Panjang pasak = 20mm

3) Bahan pasak : S45C, dicelup dingin, dan dilunakkan.

3.3 Perencanaan Pully dan V-belt

1. P = 5,5 PK = 4,0425 kW

.n1 2000 rpm , n2 = 1800 rpm

.i adalah faktor reduksi, dimana i > 1 (Sularso hal 66)

Page 41: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

2. karna mesin bekerja selama 6 – 8 jam, maka diambil faktor koreksi (fc) =

1,2

3. Pd = fc . P

= 1,2 . 4,0425

= 4,8 kW

4. T1 = 2338kg.mm

T2 = 2597kg.mm

5. Bahan poros S 35 C-D, dengan kekuatan tarik (σB) = 53kg/mm2

Sf1 = 6, Sf2 = 3 (dengan alur pasak)

.τa = 2,94kg/mm2

6. Diameter poros penggerak (ds1) = 20mm

Diameter poros yang digerakkan (ds2) = 24mm

Kt = 1,5 untuk beban tumbukan

Cb = 2 untuk beban lenturan

7. Pemilihan penampang sabuk –V

Dari gambar 5.3 diagram pemilihan sabuk-V (Sularso hal 164). Untuk

daya rencan (pd) = 4,8 kW dan putaran poros penggerak (n1) = 2000 rpm,

maka didapat jenis sabuk type A dengan tebal (t) = 9mm. Gambar 5.2

(Sularso hal 164)

8. Untuk penampang sabuk tipe A, diameter minimum puli yang diizinkan

(dmin) = 65mm, dimeter minimum puli yang dianjurkan = 95mm. Tabel 5.4

(Sularso hal 169).

9. Diameter nominal puli penggerak (dp) untuk penampang sabuk –V tipe A

diambil 100mm. Tabel 5.2 (Sularso hal 166)

Diameter nominal puli yang digerakkan (Dp)

Dp = i . dp

= 1,1 . 100

= 110mm

Page 42: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Diameter luar puli penggerak (dk)

.dk = dp + 2 k

Dimana k = 4,5 untuk V-belt tipe A, tabel 5.2 (Sularso hal 166) sehingga :

.dk = dp + 2 . k

= 100 + 2 . 4,5

= 109mm

Diameter luar puli yang digerakkan (Dk)

Dk = Dp + 2 . k

=110 + 2 . 4,5

=119mm

Diameter bos atau naf puli penggerak (dB)

dB ≥ 43,3mm

Diameter bos atau naf puli yang digerakkan (DB)

DB ≥ 50mm

10. Kecepatan keliling sabuk –V (v)

Kecepatan keliling sabuk bisa dikatakan sesuai, apabila v < 30 m/s

Karena 10 m/s < 30 m/s maka (BAIK)

11. Pengecekan jarak sumbu poros

Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter puly yang

digerakkan (Dp), penulis mengambil 2 kali diameter puly yang digerakkan

(Sularso hal 166)

Page 43: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

C = 2 . Dp

= 2 . 110

= 220mm

Untuk mengetahui apakah konstruksi belt sudah sesuai dengan persyaratan

= 106mm ; karna 106mm > 0 (BAIK)

12. Kapasitas daya yang ditransmisikan (Po)

Po = 4,8kW

13. Panjang keliling sabuk (L)

14. Nomor nominal sabuk

Berdasarkan panjang keliling sabuk (L), maka pada tabel 5.3 (Sularso hal

168) panjang sabuk-V standar didapat No 30 dengan panjang (L) =

770mm

15. Jarak sumbu poros

Dimana b :

b = 2L – 3,14 (Dp - dp)

= 2 . 770 – 3,14 (110 - 100)

=880,6mm

Maka :

Page 44: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

16. sudut kontak

O =

O =

Berdasarkan harga didapat sudut kontak puli kecil (O) = 1800,

dan faktor koreksi (Ko) = 1. Tabel 5.7 (Sularso hal 174)

17. Jumlah sabuk (N)

N = 1 buah

18. Daerah penyetelan jarak sumbu poros

Dari tabel 5.8 (Sularso hal 174), utuk sabuk dengan No 30 dan panjang (L)

= 770mm didapat :

(penyetelan kesebelah dalam dari letak standar)

(penyetelan kesebelah luar dari letak standar)

Kesimpulan :

a. Sabuk yang digunakan adalah type A dengan No 30 dan panjang

(L) = 770mm

b. Jumlah sabuk (N) = 1 buah

c. Diameter puli :

1. Diameter nominal puli penggerak (dp) = 100mm

2. Dimeter nominal puli yang digerakkan (Dp) = 110mm

3. Diameter luar puli penggerak (dk) = 109mm

4. Diameter luar puli yang digerakkan (Dk) = 119mm

5. Diameter bos atau naf puli penggerak (dB) = 43mm

6. Diameter bos atau naf puli yang digerakkan (DB) = 50mm

Page 45: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

3.4 Perencanaan Bantalan

1. Bantalan pada poros penggerak

a. Diameter poros (ds1) = 20mm

b. Putaran poros (n1) = 2000 rpm

c. Diameter yang menjadi tempat bantalan = 25mm

Berdasarkan bentuk poros yang memerlukan gesekan yang sangat kecil,

maka direncanakan bantalan gelinding bola radial alur dalam baris tunggal.

Tabel 4.14 (Sularso hal 143), dangan data :

a. Nomor bantalan : 6005

b. Diameter dalam (d) : 25mm

c. Diameter luar (D) : 47mm

d. Lebar (B) : 12mm

e. Jari-jari (r) : 1mm

f. Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 790kg

g. Kapasitas nominal statis spesifik (Co) = 530kg

Umur bantalan rencana didapat dari tabel 4.11 (Sularso hal 137), karna

pemakaian yang terus menerus, maka diambil umur bantalan (Lha) = 30000

jam dengan interval (20000 - 30000)

Perhitungan perencanaan bantalan sbb :

a. menentukan faktor kecepatan (fn)

b. Menentukan beban ekivalen dinamis (Pr)

Pr = X . V . Fr + Y . Fa

Dimana Fa adalah beban aksial yang dialami oleh poros dan besarnya

sama dengan nol. Fr adalah gaya radial yang disebabkan oleh

Page 46: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

perputaran poros. Dari hubungan antara daya yang ditransmisikan P

(kW), gaya keliling (Ft) dan kecepatan keliling (v) maka gaya radial

dapat dicari dengan persamaan :

Sehingga :

Ft = Fr tan α ; diasumsikan α = 200 , gaya radial Fr adalah :

Untuk beban putar pada cincin dalam v = 1. Faktor X = 1, dan Y = 0,

(untuk baris tunggal, bila ). Tabel 4.9 (Sularso hal 135)

Maka :

Pr = X . V . Fr + Y . Fa

= 1 . 1 . 108 + 0

= 108kg

c. Menentukan faktor umur (fh)

.

d. Menentukan umur nominal

Lh = 500 (fh)3

= 500 (1,83)3

= 3064,2 jam

2. Bantalan pada poros yang digerakkan

a. Diameter poros (ds2) = 24mm

b. Putaran poros (n2) = 1800 rpm

c. Diameter yang menjadi tempat bantalan = 30mm

Page 47: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Berdasarkan bentuk poros yang memerlukan gesekan yang sangat kecil,

maka direncanakan bantalan gelinding bola radial alur dalam baris tunggal.

Tabel 4.14 (Sularso hal 143), dengan data :

a. Nomor bantalan : 6006

b. Diameter dalam (d) : 30mm

c. Diameter luar (D) : 55mm

d. Lebar (B) : 13mm

e. Jari – jari : 1,5mm

f. Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1030kg

g. Kapasitas nominal statis spesifik (Co) = 740kg

Umur bantalan rencana didapat dari tabel 4.11 (Sularso hal 137), karna

pemakaian yang terus menerus, maka diambul umur bantalan (Lha) = 30000

jam dengan interval (20000 - 30000).

Perhitungan perencanaan bantalan sbb :

a. Menentukan faktor kecepatan (fn)

b. Menentukan beban ekivalen dinamis (Pr)

Pr = X . V . Fr + Y . Fa

Dimana Fa adalah beban aksial yang dialami oleh poros dan besarnya

sama dengan nol. Fr adalah gaya radial yang disebabkan oleh

perputaran poros. Dari hubungan antara daya yang ditransmisikan P

(kW), gaya keliling (Ft) dan kecepatan keliling (v), maka gaya radial

dapat dicari dengan persamaan :

Sehingga :

Ft = Fr tan α ; diasumsikan α = 200 , gaya radial Fr adalah :

Page 48: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Untuk beban putar pada cincin dalam v = 1. Faktor X = 1, dan Y = 0,

(untuk baris tunggal, bila ). Tabel 4.9 (Sularso hal 135)

sehingga :

Pr = X . V . Fr + Y . Fa

= 1 .1 .108 + 0

= 108kg

c. Menentukan faktor umur (fh)

d. Menentukan umur nominal

Lh= 500 (fh)3

= 500 (2,5)3

= 7812,5 jam

Dari hasil perhitungan perencanaan diatas,maka didapatkan data seperti pada tabel

berikut :

1. POROS

NO NAMA BAGIAN BAHANDIAMETER

ds1 (mm) ds2 (mm)

1.

2.

Poros penggerak

Poros yang digerakkan

S 35 C-D

S 35 C-D

20

24

2. PASAK

Page 49: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

NO NAMA BAGIAN BAHAN

UKURAN

PASAK b x h

(mm)

PANJANG

PASAK

(mm)

1

2

Pasak pada poros

penggerak

Pasak pada poros yang

digerakkan

S 45 C

S 45 C

6 x 6

7 x 7

17

20

3. PULLY

NO NAMA BAGIAN BAHAN

DIAMETER

dp

(mm)

Dp

(mm)

dk

(mm)

Dk

(mm)

1

2

Pully penggerk

Pully yang digerakkan

Besi tuang

Besi tuang

100

110

109

119

4. SABUK

NO NAMA BAGIAN BAHANType

Sabuk

No

Sabuk

Panjang

Sabuk

(mm)

1 Sabuk – V R. Canvas A 30 770

5. BANTALAN

NO NAMA BAGIAN BAHAN DIAMETER

Page 50: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

d (mm) D (mm) B (mm)

1

2

Bantalan penggerak

Bantalan yang

digerakkan

Perunggu

Perunggu

25

30

47

55

12

13

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari perencanaan mesin penepung diatas adalah :

1. Poros penggerak

Berdasarkan daya 4,0425 kW dan putaran poros (n1) 2000 rpm, serta

menggunakan bahan poros S 35 C-D maka dapat disimpulkan :

a. Daya rencana (Pd) : 4,8 kW

b. Momen rencana (T) : 2338 kg.mm

c. Tegangan geser yang diizinkan (τa1) : 2,94 kg/mm2

Page 51: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

d. Diameter poros (ds1) : 20 mm

e. Tegangan geser (τ) : 1,5 kg/mm2

2. Poros yang digerakkan

Berdasarkan daya 4,0425 kW dan putaran poros (n2) 1800 rpm, serta

menggunakan bahan poros S 35 C-D, maka dapat disimpulkan :

a. Daya rencana (pd) : 4,8 kW

b. Momen rencana (T) : 2597 kg.mm

c. Tegangan geser yang diizinkan (τa2) : 2,94 kg/mm

d. Diameter poros (ds2) : 24 mm

e. Tegangan geser (τ) : 0,95 kg/mm2

3. Pasak pada poros penggerak

Berdasarkan diameter poros (ds1) 20 mm,serta menggunakan bahan

pasak S 45 C, dan dengan mengambil ukuran pasak 6 x 6, maka dapat

disimpulkan :

a. Gaya tangensial (F) : 233,8 kg

b. Tegangan geser yang diizinkan : 3,2 kg/mm2

c. Tekanan permukaan yang diizinkan (Pa) : 8 kg/mm2

d. Panjang pasak : 17

4. Pasak pada poros yang digerakkan

Berdasarkan diameter poros (ds2) 24 mm, serta menggunakan bahan

pasak S 45 C, dan dengan mengambil ukuran pasak 7 x 7, maka dapat

disimpulkan :

a. Gaya tangensial (F) : 216,4 kg

b. Tegangan geser yang diizinkan : 3,2 kg/mm2

c. Tekanan permukaan yang diizinkan (Pa) : 8 kg/mm2

d. Panjang pasak yang aktif : 20 mm

5. Bantalan penggerak

Berdasarkan putaran poros (n1), dan diameter poros (ds1) 20 mm, maka

dapat disimpulkan :

Page 52: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

a. Nomor bantalan : 6005

b. Diameter dalam (d) : 25 mm

c. Diameter luar (D) : 47 mm

d. Lebar bantalan (B) : 12 mm

e. Jari-jari (r) : 1 mm

f. Bahan bantalan : perunggu

6. Bantalan yang digerakkan

Berdasarkan putaran poros (n2), dan diameter poros (ds2) 24 mm, maka

dapat disimpulkan :

a. Nomor bantalan : 6006

b. Diameter dalam (d) : 30 mm

c. Diameter luar (D) : 55 mm

d. Lebar bantalan (B) : 13 mm

e. Jari-jari (r) : 1,5 mm

f. Bahan bantalan : perunggu

7. Pully dan V – Belt

Berdasarkan daya 4,0425 kW, dan putaran antar kedua poros (n1) 2000

rpm, (n2) 1800 rpm, serta mengambil nomor sabuk 30 dengan type-A,

maka dapat disimpulkan :

a. Diameter puly penggerak (dp) : 100 mm

b. Diameter luar puly penggerak (dk) : 109 mm

c. Diameter puly yang digerakkan (Dp) : 110 mm

d. Diameter luar puly yang digerakkan (Dk) : 119 mm

e. Kecepatan keliling sabuk (v) : 10,5 m/s

f. Panjang sabuk (L) : 770 mm

4.2 Saran

Sebagai mata kuliah yang bersifat aplikasi, maka kuliah perencanaan mesin akan

sangat membantu para mahasiswa untuk lebih memahami mata kuliah yang

Page 53: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

menjadi persyaratan serta memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk

berfikir kreatif dalam memikirkan hal-hal yang perlu direncanakan pada suatu

mesin. Mengingat pentingan mata kuliah ini maka, kami mengharapkan semua

pihak yang berkepentingan dalam mata kuliah ini agar bisa mengoptimalkan

semua aspek dalam mata kuliah ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak

sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Ohan Juhana, M. Suratman, S.pd, Menggambar Teknik Mesin, Pustaka

Grafika

Sularso, Kiyokatsu Suga, 1991, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen

Mesin, PT Pradnya Paramita, Jakarta

Page 54: perencaan elemen mesin Pemecah Batu
Page 55: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 56: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN UNTUK POROS DAN PASAK

LAMPIRAN 1 TABEL 1.6 FAKTOR KOREKSI................................................ 55

LAMPIRAN 2 TABEL 1.1BAJA KONSTRUKSI MESIN.................................. 55

LAMPIRAN 3 GAMBAR 1.1 FAKTOR KONSENTRASI ............................ 56

LAMPIRAN 4 GAMBAR 1.2 FAKTOR KONSENTRASI ............................ 56

LAMPIRAN 5 TABEL 1.8 UKURAN PASAK................................................... 57

LAMPIRAN UNTUK SABUK DAN PULY

LAMPIRAN 6 TABEL 5.2 UKURAN PULY...................................................... 58

LAMPIRAN 7 TABEL 5.3 (b) PANJANG SABUK............................................ 59

LAMPIRAN 8 TABEL 5.4 DIAMETER PULY................................................... 60

LAMPIRAN 9 TABEL 5.7 FAKTOR KOREKSI................................................. 60

LAMPIRAN UNTUK BANTALAN

LAMPIRAN 10 TABEL 4.9 FAKTOR V, X, Y..................................................... 61

LAMPIRAN 11 TABEL 4.11 UMUR BANTALAN............................................. 61

LAMPIRAN 12 TABEL 4.14 UKURAN BANTALAN........................................ 62

Page 57: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

LAMPIRAN UNTUK POROS DAN PASAK

Lampiran 1

Tabel 1.6 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan

(Sularso hal 7)

Daya yang akan ditransmisikan fc

Daya rata-rata yang diperlukan

Daya maksimum yang diperlukan

Daya normal

1.2 – 2.0

0.8 – 1.2

1.0 – 1.5

Lampiran 2

Tabel 1.1 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis

dingin untuk poros (Sularso hal 3)

Standar dan

macamLambang Perlakuan panas

Kekuatan tarik

(kg/mm2)Keterangan

Baja karbon

konstruksi

mesin

(JIS G 4501)

S30C

S35C

S40C

S45C

S50C

S55C

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

48

52

55

58

62

66

Batang baja

yang difinis

dingin

S35C-D

S45C-D

S55C-D

-

-

-

53

60

72

Ditarik dingin,

digerinda,

dibubut, atau

gabungan antara

hal-hal tersebut.

Page 58: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Lampiran 3

Lampiran 4

Gbr. 1.1 faktor konsentrasi tegangan untuk pembebanan puntir statis dari suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi filet (Sularso hal 9)

Gbr. 1.2 faktor konsentrasi tegangan β untuk pembebanan punter statis dari suatu poros bulat dengan pengecilan diameter yang diberi filet (Sularso hal 11)

Page 59: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Lampiran 5

Table 1.8 ukuran pasak

(Sularso hal 10)

Ukuran nominal

pasakb x h

Ukuran standar b, b1, b2

Ukuran standar h

C I*Ukuran Standar

t1

Ukuran standar t2

R1

dan r2

Referensi

Pasak prismatis

Pasak luncur

Pasak tirus

Pasak prismatis

Pasak luncur

Pasak tirus

Diameter poros yang dapat dipakai d**

2 x 23 x 34 x 45 x 56 x 6

23456

23456

0.16-0.25

6-206-368-4510-5614-70

1.21.82.53.03.5

1.01.41.82.32.8

0.50.91.21.72.2

0.08-0.16

Lebih dari----

6-88-1010-1212-1717-22

0.25-0.40

0.16-0.25

(7 x 7)

8 x 7

10 x 812 x 814 x 9

7

8

101214

7 7.2 16-80

18-90

22-11028-14036-160

4.0

4.0

5.05.05.5

3.0 3.5 3.0

2.4

2.42.42.9

-

-

---

20-25

22-30

30-3838-4444-50

7

889

3.3

3.33.33.8

0.40-0.60

0.25-0.40

(15 x 10)

16 x 1018 x 11

20 x 1222 x 14

15

1618

2020

10 10.2 40-180

45-18050-200

56-22063-250

5.0

6.07.0

7.59.0

5.0 5.5 5.0

3.43.4

3.94.4

-

--

--

50-55

50-5858-65

65-7575-85

1011

1214

4.34.4

4.95.4

0.60-0.80

0.40-0.60

(24 x 16)

25 x 1428 x 1632 x 18

24

252832

16 16.270-280

70-28080-32090-360

8.0

9.010.011.0

8.0 8.58.0

4.45.46.4

-

---

80-90

85-9595-110110-130

141618

5.46.47.4

*/ harus dipilih dari angka-angka berikut sesuai dengan daerah yang bersangkutan dalam tabel. 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50, 56, 63, 70, 80, 90, 100, 110, 125, 140, 160, 180, 200, 220, 250, 280, 320, 360, 400.

(Sumber : Sularso,1979

Page 60: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

LAMPIRAN UNTUK SABUK DAN PULLY

Lampiran 6

Tabel 5.2 Ukuran puly- V

(Sularso hal 166)

Penampang sabuk V

Diameter nominal ( Diameter lingkaran jarak bagi, dp)

αo W* Lo K Ko E f

A

71 – 1001011 –

125>126

343638

11,9512,1212,30

9,2 4,5 8,0 15,0 10,0

B125 – 160161 – 200

>201

343638

15,8616,0716,29

12,5 5,5 9,5 19,0 12,5

C200 – 250251 – 315

>316

343638

21,1821,4521,72

16,9 7,0 12,0 25,5 17,0

D355 – 450

>451

3436

30,7731,14 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0

E500 – 630

> 631

3436

36,9537,45 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0

Page 61: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Lampiran 7

Tabel 5.3 (b) Panjang Sabuk V Standar

(Sularso hal 168)

Nomor Nominal Nomor Nominal Nomor Nominal Nomor NominalInch mm Inch mm Inch mm Inch mm1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041424344

25427930533035638140643245748350853355958461063566068671173776278781383886488991494096599110161041106710921118

4546474849505152535455565758596061626364656667686970717273747576777879

11431168119412191245127012951321134613721397142214481473149915241549157516001626165116761702172717531778180318291854188019051930195619812007

8081828384858687888990919293949596979899100101102103104105106107108109110111112113114

20322057208321082134215921842210223522612286231123372362238824132438246424892515254025652591261626422667269227182743276927942819284528702896

115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149

29212946297229973023304830733099312431503175320032263251327733023327335333783404342934543480350535313556358136073632365836833708373437593785

Page 62: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Lampiran 8

Tabel 5.4 Diameter minimum puli yang diijinkan dan dianjurkan dalam (mm).

(Sularso hal 169)

Penampang A B C D E

Diameter yang diijinkan 65 115 175 300 450

Diameter yang dianjurkan 95 145 225 350 550

Lampiran 9

Tabel 5.7 Faktor koreksi (Sularso hal 174 )

Dp – dp C

Sudut kontak puli kecil θ Faktor koreksi Kθ

0,000,100,200,300,400,500,600,700,800,901,001,101,201,301,401,50

180174169163157151145139133127120113106999183

1,000,990,970,960,940,930,910,890,870,850,820,800,770,730,700,65

LAMPIRAN UNTUK BANTALAN

Page 63: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

Lampiran 10

Tabel 4.9 Faktor-faktor V, X, Y, dan X0, Y0

(Sularso hal 135)

Jenis Bantalan

Beban putar pada cicin dalam

Beban putar pada cicin luar

Baris tunggal Baris ganda

eBaris

tunggalBaris gandaFa/VFr>e Fa/VFr<e Fa/VFr>e

V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0

Bantalan bola alur dalam

Fa/C0 = 0,014 = 0,028 = 0,056 = 0,084 = 0,11 = 0,17 = 0,28 = 0,42 = 0,56

1 1,2 0,56

2,301,991,711,551,451,311,151,041,00

1 0 0,56

2,301,901,711,551,451,311,151,041,00

0,190,220,260,280,300,340,380,420,44

0,6 0,5 0,6 0,5

Bantalan bola sudut

= 200

= 250

= 300

= 350

= 400

1 1,2

0,430,410,390,370,35

1,000,870,760,660,57

1

1,090,920,780,660,55

0,700,670,630,600,57

1,631,411,241,070,93

0,570,680,800,951,14

0,5

0,420,380,330,290,26

1

0,840,760,660,580,52

Lampiran 11

Tabel 4.11 Bantalan untuk permesinan serta umurnya

(Sularso hal 137)

Umur Lh

Faktor beban fw

2000 - 4000 (jam)

5000 - 15000 (jam)

20000 - 30000 (jam)

40000 - 60000 (jam)

Pemakaian jarang

Pemakaian sebentar-sebentar (tidak terus menerus)

Pemakaian terus-menerus

Pemakaian terus menerus dengan keandalanTinggi

1-1,1 Kerja halus tanpa tumbukan

Alat listrik rumah tangga, sepeda

Konveyor, mesin pengangkat, lift,tangga jalan

Pompa, poros transmisi, separator, pengayak,mesin perkakas, pres putar, aeparator sentrifugal, sentrifuspemurni

Poros transmisi utama yang memegang perananpenting, motor-motor listrik yang penting

Page 64: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

gula,motorlistrik1.1-1.3

Kerja biasa Mesin pertanian gerinda tangan

Otomobi, mesin jahit

Motor kecil, roda meja, pemegang pinyon, roda gigi reduksi, kereta rel

Pompa penguras,mesin pabrik kertas, rol kalender, kipasangin,kran, penggilingbola, motor utama kereta rel listrik

1.2-1.5

Kerja dengan getaran atau tumbukan

Alat-alat besar, unit roda gigi denan getaran besar, rolling mill

Penggerak, penghancur

Lampiran 12

Tabel 4.14 ukuran bantalan gelinding

(Sularso hal 143)

Nomor bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas nominal dinamis

spesifikC(kg)

Kapasitas nominal

statis SpesifikCa

(kg)

Jenis terbuka

Dua sekat

Dua sekat tanpa

kontakd D B r

60006001600260036004600560066007600860096010

6001ZZ02ZZ

6003ZZ04ZZ05ZZ

6006ZZ07ZZ08ZZ

6009ZZ10ZZ

6001VV02VV

6003VV04VV05VV

6006VV07VV08VV

6009VV10VV

1012151720253035404550

2628323542475562687580

8891012121314151616

0.50.50.50.5111.51.51.51.51.5

36040044047073579010301250131016401710

196229263296465530740915101013201430

620062016202620362046205620662072608

6200ZZ01ZZ02ZZ

6203ZZ04ZZ05ZZ

6206ZZ07ZZ08ZZ

6200VV01VV02VV

6203VV04VV05VV

6206VV07VV08VV

101215172025303540

303235404752627280

91011121415161718

11111.51.51.522

40053560075010001100153020102380

236305360460635730105014301650

Page 65: perencaan elemen mesin Pemecah Batu

26096210

6209ZZ10ZZ

6209VV10VV

4550

8590

1920

22

25702750

18802100

63006301630263036304630563066307630863096310

6300ZZ01ZZ02ZZ

6303ZZ04ZZ05ZZ

6306ZZ07ZZ08ZZ

6309ZZ10ZZ

6300VV01VV02VV

6303VV04VV05VV

6306VV07VV08VV

6309VV10VV

1012151720253035404550

353742475262728090100110

1112131415171920232527

11.51.51.52222.52.52.53

63576089510701250161020902620320041504850

365450545660785108014401840230031003650