percobaan 5

26
PERCOBAAN 5 REAKSI REDOKS DAN PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KOROSI BESI I. Pendahuluan 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari proses redoks serta penentuan logam sebagai katoda dan anoda pada proses korosi besi. 1.2 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dikenal dengan besi berkarat yaitu terbentuknya senyawa Fe 2 O 3 xH 2 O. Dalam berbagai industri dibutuhkan cukup besar dana untuk mengatasi kerugian yang disebabkan oleh korosi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi pada besi. Hal inilah yang mendorong praktikan melakukan percobaan 5 yang berhubungan dengan reaksi redoks yang sangat terkait dengan terjadinya proses korosi pada besi. II. Dasar Teori Reaksi redoks adalah suatu proses perpindahan elektron dari oksidator ke reduktor. Oksidasi 1

Upload: m-nur-salim

Post on 22-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

laporan kimia

TRANSCRIPT

Page 1: PERCOBAAN 5

PERCOBAAN 5

REAKSI REDOKS DAN PENGARUH ARUS LISTRIK

TERHADAP KOROSI BESI

I. Pendahuluan

1.1 Tujuan Percobaan

Mempelajari proses redoks serta penentuan logam sebagai

katoda dan anoda pada proses korosi besi.

1.2 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dikenal dengan besi

berkarat yaitu terbentuknya senyawa Fe2O3xH2O. Dalam berbagai

industri dibutuhkan cukup besar dana untuk mengatasi kerugian

yang disebabkan oleh korosi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah

terjadinya korosi pada besi. Hal inilah yang mendorong praktikan

melakukan percobaan 5 yang berhubungan dengan reaksi redoks

yang sangat terkait dengan terjadinya proses korosi pada besi.

II. Dasar Teori

Reaksi redoks adalah suatu proses perpindahan elektron dari

oksidator ke reduktor. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron,

sedangkan reduksi adalah reaksi penangkapan elektron. Partikel (unsur,

ion, senyawa) yang dapat mengoksidasi partikel lain disebut pengoksidasi,

tetapi ia sendiri tereduksi, sebaliknya partikel yang dapat mereduksi

partikel lain disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi. Reaksi secara

umum dapat ditulis sebagai berikut:

Ared + Boks Aoks + Bred

Partikel akan bersifat pengoksidasi bila mempunyai kecendrungan

menarik elektron dari partikel lain, yaitu unsur elektronegatif. Partikel

bersifat pereduksi bila mempunyai elektron yang terikat lemah, sehingga

mudah lepas dan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat periodik unsur

1

Page 2: PERCOBAAN 5

diketahui bahwa unsur yang demikian adalah unsur elektropositif atau

logam (Syukri, 1999).

Reaksi oksidsi-reduksi, atau redoks, melibatkan perubahan dalam

keadaan oksidsi pereaksi-pereaksi. Dalam kebanyakan contoh sederhana

terdapat kehilangan elektron yang sesungguhnya oleh suatu pereaksi dan

perolehan elektron padanannya oleh pereaksi yang lain. Bila aliran

elektron yang menyertai suatu reksi membentuk arus listrik, maka

perubahan kimia itu dirujuk sebagai elektrokimia (Keenan, 1992).

Rekasi-reaksi kkimia yang melibatkan oksidasi-reduksi lebih

sering dipergunakan dalam analisa titrimetrik dari rekasi asam-basa,

pembentukan komplek ataupun pengendapan. Ion-ion dari berbagai unsur

hadir dalam wujud oksidsi yang berbeda-beda mengakibatkan timbulnya

begitu banyak kemungkinan rekasi-reaksi redoks (Underwood, 1998).

Suatu reaksi redoksdapat terjadi apabila suatu pengoksidasi

bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari perubahan masing-

masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi beserta koefisien

masing-masing. Caranya ada dua yaitu cara setengah rekasi dan cara

bilangan oksidasi atau metode biloks (Syukri, 1999).

Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi

paling mudah terlihat dengan cara memisahkan reaksi keseluruhan

kedalamnya setengah reaksi. Dalam setengah reaksi oksidasi atom-atom

tertentu mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan elektron tampak pd

sebelah kanan persamaan setengah reaksi. Dalam setengh rekasi-reduksi,

bilangan oksidasi dari atom-atom menurun dan elektron tampak pd

sebelah kiri dari persamaan reaksi. Dalam suatu persamaan redoks

keseluruhan, jumlah elektron yang sama harus tanpa dalam masing-masing

persamaan setengah rekasi, ketentuan ini merupakan dasar dari persamaan

kesetimbangan redoks (Petrucci, 1987).

Suatu kelompok penting proses redoks adalah korosi atau

perkaratan (Petrucci, 1987).

2

Page 3: PERCOBAAN 5

Korosi adalah reaksi antara logam dengan zat lain yang menyentuh

permukaannya sehingga membentuk oksida logam. Korosi termasuk reaksi

redoks dan prosesnya merupakan proses sel Galvani. Pemicu korosi adalah

tetesan air dipermukaan logam yang mengandung oksigen, air dengan

oksigen cenderung tereduksi ( O2 + H2O + 4e 4 OH- ).

Sedangkan besi cenderung teroksidasi ( Fe Fe 2+ + 2e )

dengan potensial reduksi masing-masing + 0,401 V dan 0,44 V. Oksigen

dari udara akan larut dalam tetesan air, dan konsentrasinya dipinggir

tetesan lebih besar daripada bagian tengah, akibatnya potensial reduksi

dipinggir lebih besar sehingga terjadi reduksi oksigen, dan ditengah terjadi

oksida besi, dengan kata lain bagian pinggir menjadi katoda dan tengah

menjadi anoda, dengan reaksi :

Katoda : O2 + H2O + 4e 4 OH-

Anoda : Fe Fe2+ + 2e X 2

O2 + 2Fe + H2O Fe2+ + 4CH-

Pada akhirnya padatan Fe(OH)3 ini mudah terhidrasi (menyerap air)

menjadi karat Fe2O3.x H2O berupa padatan yang agak coklat, berongga dan

rapuh (Syukri, 1999).

Faktor-faktor penyebab korosi antara lain yaitu kontak dengan

elektrolit, tingkat keasaman, dan kasar atau halusnya logam. Sedangkan

cara-cara mencegah terjadinya korosi antara lain yaitu mengecat

permukaan logam, mengoleskan minyak/oli, melapisi dengan logam yang

lebih mulia dan membuat paduan logam agar besi tersebut tidak mudah

berkarat (Keenan, 1992).

Besi merupakan logam yang mudah berkarat, mudah tidaknya

logam berkarat berkaitan dengan keaktifan logam itu, makin aktif logam

(makin negatif harga potensial elektrodanya), makin mudah berkarat.

Logam – logam mulia atau setengah mulia mempunyai potensial elektroda

yang bertanda positif, berarti sukar teroksidasi dan sukar berkarat

(Petrucci, 1992).

3

Page 4: PERCOBAAN 5

Salah satu cara mencegah korosi besi adalah proteksi katodik.

Misalnya batang seng atau magnesium ditanam didekat pipa besi

kemudian dihubungkan dengan pipa tersebut yang akan dilindungi dari

korosi. Dalam hal ini pipa besi bertindak sebagai katoda dan logam seng

yang mempunyai potensial elektroda lebih negatif akan mengalami

oksidasi. Dengan demikian pipa besi dapat terlindungi dari korosi

(Achmad, 1990).

Beberapa cara lain untuk mengurangi laju korosi besi adalah

mengontrol atmosfir dengan mengurangi konsentrasi O2 dan H2 pd

permukaan besi, melapisi dengan cat atau minyak gemuk, melapisi dengan

seng atap (Galvaniser), Sherardizing dengan PO43- yaitu mengabsorbsi ion

PO43- untuk menutupi permukaan besi, elektrolizin, mengontrol keasaman

dan mengusahakan agar zat korosif dalam jumlah seminimal mungkin

(Achmad, !990).

III. Metodologi Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah

tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, amplas, bekker gelas,

dan volt meter.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah Aluminium foil (Al), tembaga (Cu), besi (Fe), seng

(Zn), masing-masing 2 buah. Larutan HCl 4 M, larutan

tembaga (II) sulfat 0,1 M, larutan besi (II) sulfat 0,1 M,

larutan magnesium sulfat 0,1 M, larutan natrium klorida 0,1

M, larutan timbal (II) nitrat 0,1 M, dan larutan seng sulfat 0,1

M, larutan K3Fe(CN)6, karbon , paku, indikator fenolftalein,

dan akuades.

3.2 Prosedur Kerja

4

Page 5: PERCOBAAN 5

3.2.1 Percobaan A

1. Menyediakan potongan logam yang digunakan

seperti aluminium foil (Al), tembaga (Cu), besi (Fe), dan

seng (Zn).

2. Mengambil masing-masing dua potong logam dan

membersihkan dengan amplas.

3. Menyediakan empat tabung reaksi dan mengisinya

dengan air. Memasukkan masing-masing sepotong logam

kedalam tiap tabung rekasi yang berisi air hingga logam

tercelup, kemudian mengamati apa yang terjadi .

4. Menyiapkan empat tabung rekasi lain dan

mengisinya dengan HCl 4 M sebanyak 2 ml. Kemudian

memasukkan masing-masing sepotong logam kedalam

tiap tabung yang berisi HCl 4 M. Mengamati apa yang

terjadi.

3.2.2 Percobaan B

1. Menyediakan larutan tembaga (II) sulfat 0,1 M, larutan

besi (II) sulfat 0,1 M, larutan magnesium sulfat 0,1 M,

larutan natrium klorida 0,1 M, larutan timbal (II) nitrat

0,1 M, dan larutan seng sulfat 0,1 M.

2. Mengambil 7 potong aluminium dan membersihkannya

dengan amplas.

3. Menyediakan 7 tabung reaksi dan mengisi masing-masing

tabung dengan satu jenis larutan garam 0,1 M pada

prosedur nomor 1 sebanyak 2 ml.

4. Memasukkan sepotong aluminium ke dalam masing-

masing tabung reaksi. Mengamati apa yang terjadi dan

menuliskan persaman reaksinya.

5

Page 6: PERCOBAAN 5

3.2.3 Percobaan C

1. menyusun alat seperti gambar dibawah ini :

C Fe Fe C Fe C

+ - + -

12 V 12 V

Tabung I Tabung II Tabung III

2. Mengisi beaker gelas dengan air kran sampai air penuh.

3. Memasukkan satu tetes fenolftalein pada sisi beaker gelas

yang terdapat karbon dan memasukkan 5 tetes

K3Fe(CN)6.

4. Mengamati apa yang terjadi pada saat dan setelah

perlakuan.

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Hasil percobaan A

Tabel 5.1 Hasil Percobaan A

No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1 Tabung reaksi 1

Aluminium foil (Al) + Air Tidak terjadi perubahan

6

AIR AIR AIR

Page 7: PERCOBAAN 5

2 Tabung reaksi 2

Tembaga (Cu) + Air Tidak terjadi perubahan

3 Tabung reaksi 3

Besi (Fe) + Air Tidak terjadi perubahan

4 Tabung Reaksi 4

Seng (Zn) + Air Tidak terjadi perubahan

5 Tabung reaksi 5

Aluminium foil (Al) + 2

ml HCl 4 M

Terbentuk banyak

gelembung yang secara

cepat naik ke permukaan,

tabung agak panas, warna

berubah dari jernih menjadi

kekeruhan

6 Tabung reaksi 6

Tembaga (Cu) + 2 ml HCl

4 M

Tidak terjadi perubahan

7 Tabung reaksi 7

Besi (Fe) + 2 ml HCl 4 M Terbentuk gelembung yang

secara lambat naik ke

permukaan

8 Tabung reaksi 8

Seng (Zn) + 2 ml HCl 4 M Terbentuk sedikit

gelembung yang secara

lambat, terbentuk asap,

dinding tabung terasa

panas, warna berubah dari

jernih menjadi keruh,

berbau

7

Page 8: PERCOBAAN 5

4.1.2 Percobaan B

Tabel 5.2 Hasil Percobaan B

No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1 Al + 2 ml CuSO4 (Biru

muda)

Terbentuk sedikit

gelembung

2 Al + 2 ml FeSO4

( Kekuningan)

Terbentuk sedikit

gelembung

3 Al + 2 ml MgSO4 Tidak terbentuk gelembung

4 Al + 2 ml NaCl Tidak terbentuk gelembung

5 Al + 2 ml Pb(NO3)2 Tidak terbentuk gelembung

6 Al + 2 ml ZnSO4 Terbentuk sedikit

gelembung

4.1.3 Percobaan B

Tabel 5.3 Hasil Percobaan C

Langkah Percobaan

Hasil Pengamatan

Sebelum

dinyalakan

Setelah

dinyalakan

Gelas piala I

Karbon (+) + besi

(-) + air + 1 tetes pp

+ 5 tetes K3Fe(CN)6

Warna larutan

kekuningan

Dipermukaan

karbon karbon

terbentuk

gelembung (naik

ke permukaan

setelah

didiamkan),

dipermukaan besi

terbentuk

gelembung yang

naik ke

permukaan,

8

Page 9: PERCOBAAN 5

warna larutan

tetap.

Gelas piala 2

Karbon (-) + besi

(+) + air + 1 tetes

pp + 5 tetes

K3Fe(CN)6

Warna larutan

kekuningan

Dipermukaan

karbon terbentuk

gelembung yang

naik ke

permukaan, pada

besi terjadi

korosi, warna

larutan menjadi

biru kehijauan.

Gelas piala 3

Karbon + besi + air

+ 1 tetes pp + 5

tetes K3Fe(CN)6

Warna larutan

kekuningan

4.2 Pembahasan

4.2.1 Percobaan A

Pada percobaan ini bahan-bahan yang digunakan antara

lain yaitu logam aluminium foil (Al), tembaga (Cu), besi

(Fe), dan seng (Zn) masing-masing 2 potong. Potongan

logam ini harus dibersihkan terlebih dahulu dengan amplas,

untuk mengurangi atau menghilangkanadanya korosi besi pa

potongan logam tersebut.

Dari hasil percoban yang telah dilakukan, ketika logam

aluminium foil (Al), tembaga (Cu), Seng (Zn), dan besi (Fe),

kedalam air, tidak terjadi perubahan yang berarti (mungkin

dalam jangka waktu yang panjang, akan terjadi perubahan).

Hal ini disebabkan oleh air (H2O) yang merupakan zat

nonelektrolit yang tidak dapat berdisosiasi karena daya

disosiasinya sangat lemah ( derajat ionisasinya kecil).

9

Page 10: PERCOBAAN 5

Keberadaan air sebagai molekul netral mengakibatkan tidak

adanya gerakan partikel-partikel bermuatan (ion-ion) dalam

larutan yang memungkinkan terjadinya perpindahan elektron

sebagai syarat berlangsungnya reaksi redoks.

Pada logam Al yang dicelupkan dalam larutan HCl 4 M

sebanyak 2 ml menunjukkan adanya perubahan yang terjadi

pada reaksi tersebut yaitu logam Al mulai melarut dan lama

kelamaan akan habis bereaksi, disamping itu juga terbentuk

banyak gelembung secara cepat (naik kepermukaan), tabung

yang digunakan pada reaksi inipun juga terasa agak panas,

dan juga terlihat adanya perubahan warna yang berubah dari

warna jernih menjadi kehitaman. Begitu pula ketika logam Fe

dan Zn dimasukkan kedalam HCl 4 M. Logam-logam

tersebut ketika dimasukkan kedalam HCl 4 M, menghasilkan

gelembung-gelembung, bahkan pada Zn , terbentuk asap,

berbau, dinding tabung panas dan warna larutan yang semula

jernih, berubah keruh. Pada logam Al. Fe, dan Zn yang

direaksikan dengan larutan HCl 4 M akan terjadi transfer

elektron dengan atom-atom logam yang menghasilkan

redoks, hal ini disebabkan karena larutan yang berdisosiasi

sempurna menjadi ion-ionnya. Zn dan al yang teroksidasi

menjadi ion Zn2+ dan Al3+ akan meleleh dan menyebakan

dinding tabung menjadi panas. Warna larutan yang mengeruh

pada reaksi larutan logam tersebut disebabkan karena logam-

logam tersebut akan teroksidasi melepaskan elektron semakin

larut, dan menangkap ion negatif Cl- dalam larutan reaksi

tersebut. Persamaan reaksinya :

2 Al + 6 HCl 2 AlCl3 + 3 H2

Fe + 2 HCl FeCl2 + H2

Zn + 2HCl ZnCl2 + H2

Jika ditinjau dari Deret Volta :

10

Page 11: PERCOBAAN 5

K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – (H2O) – Zn – Cr – Fe –

Cd – Co – Ni – Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Makin kekiri letak suatu logam dalam Deret Volta, sifat

reduktornya makin kuat. Suatu logam dalam Deret Volta

maampu merduksi ion-ion disebelah kanannya, tetapi tidak

dapat mereduksi ion-ion disebelah kirinya.

Logam Al, Fe, dan Zn terletak disebelah kiri H,

sehingga logam-logam ini dapat bereaksi dengan asam

(mereduksi ion H+) untuk menghasilkan gas H2. Pada logam

Cu yang dicelupkan pada larutan HCl 4 M, tidak mengalami

perubahan serta tidak terlihat adanya gelembung yang

terbentuk. Hal ini dikarenakan seperti pada Deret Volta,

logam Cu terletak disebelah kanan H, sehingga Cu tidak

bereaksi dengan asam ( tidak dapat mereduksi ion H+),

persamaan reaksinya adalah :

Cu + HCl

4.2.2 Percobaan B

Pada percobaan B, logam Al direaksikan dengan

berbagai jenis l;arutan garam yang konsentrasinya masing-

masing 0,1 M.

Ketika logam Al dimasukkan kedalam 2 ml larutan

CuSO4 0,1 M, terjadi reaksi, yaitu ditandai dengan munculya

gelembung-gelembung, walaupun jumlahnya tidak begitu

banyak. Perubahan itu juga terjadi ketika logam Al

dimasukkan kedalam larutan FeSO4 0,1 M dan larutan ZnSO4

0,1 M. Hal ini sesuai dengan data teoritis deret Volta, logam

Al terletak disebelah kiri Zn, Fe, dan Cu, sehingga Al dapat

bereaksi dengan larutan CuSO4, FeSO4, dan ZnSO4 untuk

mereduksi ion Zn2+, Fe2+, dan Cu2+. Logam Al sendiri akan

teroksidasi dan selanjutnya larut dalam larutan. Sementara

reaksi Al dengan larutan Pb(NO3)2, terjadi penyimpangan

11

Page 12: PERCOBAAN 5

dengan data teoritis deret Volta. Seharusnya pada campuran

tersebut juga terbentuk gelembung seperti pada 3 larutan

sebelumnya, dimana Al mereduksi Pb2+ (karena Al terletak

disebelah kiri Pb). Namun pada percoban ini tidak terjadi

perubahan pada reaksi Al dan larutan Pb(NO3)2 0,1 M.

Dengan kata lain praktikan mengalami kegagalan. Hal ini

mungkin dikarenakan logam Al yang dibersihkan dengan

amplas belum benar-benar bersih.

Sedangkan pada larutan MgSO4 0,1 M dan larutan NaCl

0,1 M tidak terjadi perubahan. Ini dikarenakan letak Al dalam

deret Volta berada disebelah kanan Mg dan Na, sehingga Al

tidak dapat mereduksi ion Mg2+ dan Na+.

Reaksi-reaksi yang terjadi adalah :

2 Al + 3 CuSO4 Al2(SO4)3 + 3 Cu

2 Al + 3 FeSO4 Al2(SO4)3 + 3 Fe

2 Al + 3 ZnSO4 Al2(SO4)3 + 3 Zn

Al + 3 Pb(NO3)2 Al(NO3)3 + 3 Pb

4.2.3 Percobaan C

Percobaan C ini menggunakan gelas piala, Voltmeter,

fenolftalein, larutan K3Fe(CN)6, besi (paku), dan karbon.

Pada gelas piala I batang karbon dihubungkan dengan kutub

positif (katoda) dan batang besi (paku) dengan kutub negatif

(anoda) yang dihubungkan dengan voltmeter. Selanjutnya

pada bagian karbon ditetesi indikator fenolftalein dan pada

bagian besi (paku) diberikan 5 tetes K3Fe(CN)6. sebelum

voltmeter dinyalakan warna air/ larutan berubah dari jernih

menjadi kekuningan.warna ini merupakan sifat khas indikator

fenolftalein didalam larutan basa. Hasil pengamatan

menunjukkan karbon lebih reaktif dibanding besi. Pada

karbon dan besi masing-masing terbentuk gelembung udara.

Namun perlu diketahui, karbon merupakan logam yang lebih

12

Page 13: PERCOBAAN 5

mudah terurai dibanding besi. Pada karbon juga terkandung

lebih banyak gas / udara dan dapat larut dalam air. Besi

hanya sedikit mengandung gas udara dan tidak larut dalam

air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi redoks dimana C

dan Fe sebagai oksidator dan H2O sebagai reduktor.

Pada gelas piala II karbon dihubungkan dengan kutub

negatif (anoda) dan besi (paku) dihubungkan dengan kutub

positif (katoda). Larutan juga diberi perlakuan yang sama

yaitu dengan menambahakan 1 tetes fenolftalein dan 5 tetes

K3Fe(CN)6. Sebelum voltmeter dinyalakan, warna larutan

kekuningan. Setelah voltmeter dinyalakan pada besi terdapat

warna biru kehijauan. Warna ini juga bisa disebut biru turn

bull. Ini menunjukkan adanya korosi pada besi. Adanya arus

listrik menyebabkan besi (paku) teroksidasi dan adanya

K3Fe(CN)6 permukaan paku akan bereaksi serta adanya air

(H2O) dan O2 didalamnya yang menunjang terjadinya proses

korosi pada paku. Elektron yang diberikan dalam oksidasi

akan lewat sepanjang paku yang digunakan untuk mereduksi

O2 yang terlarut, hasil reduksi, OH- ditangkap oleh

fenolftalein. Pada proses korosi, Fe bertindak sebagai anoda

dan mengalami oksidasi, reaksinya :

Fe Fe2+ + 2e

Pada karbon terbentuk gelembung udara. Namun gelembung

ini tidak larut dalam air. Dan reaksi yang terjadi pada karbon

sebagai katoda adalah sebagai berikut :

½ O2 + H2O + 2e 2 OH-

Gelas piala III mendapat perlakuan sama seperti pada

gelas piala sebelumnya, akan tetapi tidak dihubungkan

dengan arus listrik. Ternyata tidak terjadi perubahan, hny

warna larutan yang menjadi kekuningan karena pengaruh

K3Fe(CN)6.

13

Page 14: PERCOBAAN 5

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat

mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Redoks adalah proses perpindahan dari elektron dari oksidator ke

reduktor.

2. Kororsi adalah reaksi redoks logam dengan lingkungan sehingga

membentuk oksida logam pada permukaannya.

3. Arus listrik berpengaruh terhadap korosi.

4. Apabila besi menjadi anoda, besi akan mengalami oksidasi

akibatnya terjadi korosi besi. Apabila besi menjadi katoda, besi

akan tereduksi dan terlindungi dari korosi.

5. Dalam deret Volta makin kekiri letak suatu logam sifat

reduktornya makin kuat.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum diperlukan adanya ketelitian

seperti waktu memipet larutan ataupun sewaktu membersihkan

logam yang akan direaksikan dengan amplas.

14

Page 15: PERCOBAAN 5

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia, 1990, Elektro Kimia, ITB, Bandung

Keenan, Charles, 1992, Kimia Untuk Universitas, Jilid 2, Erlangga, Jakarta

Petrucci, Ralph. H., 1987, Kimia Dasar, Jilid 2, Gelora Aksara Pratama, Bogor

Syukri, S., 1999, Kimia DasarIII, ITB, Bandung

Underwood, A.L. daan R.A. Day, 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi keenam,

Erlangga, Jakarta

15

Page 16: PERCOBAAN 5

TUGAS

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi redoks

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan anoda dan katoda

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan korosi

5. Tuliskan deret volta dan perkiraan reaksi mana yang dapat berlangsung pada

percobaan yang dilakukan. Berikan juga reaksinya.

6. Tuliskan ciri-ciri berlangsungnya reaksi kimia dalam redoks

JAWABAN

1. Rekasi redoks adalah suatu proses perpindahan elektron dari suatu oksidator

ke reduktor.

2. Oksidator adalah zat yang menyebabkan atom lain mengalami kenaikan

bilangan oksidasi, sedang dia sendiri mengalami penurunan bilangn oksidasi.

Reduktor adalah zat yang menyebabkan atom lain mengalami penurunan

bilangan oksidasi, sedangkan dia sendiri mengalami kenaikan bilangan

oksidasi.

3. Anoda adalah elektroda tempat terjadinya oksidasi

Katoda adalah elektroda tempat terjadinya reduksi.

4. Korosi adalah proses perkaratan besi yaitu terbentuknya senyawa Fe2O3.x H2O

dan merupakan proses elektrokimia yaitu reaksi antara logam dengan zat lain

yang menyentuh permukaan sehingga membentuk oksida logam.

5. Deret Volta :

K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – (H2O) – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni –

Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Reaksinya :

Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2

Al + CuSO4 AlSO4 + Cu

Al + FeSO4 AlSO4 + Fe

Al + PbNO3 AlNO3 + Pb

Al + ZnSO4 AlSO4 + Zn

16