percepatan kerja

12
Alternative Percepatan Kerja Perkembangan bidang konstruksi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi dalam pelaksaanan proyek konstruksi, demikian juga perkembangan manajemen proyek di negara Indonesia tidak terlepas dari perkembangan industri jasa konstruksi, sedang perkembangan industri jasa konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Meningkatnya volume pembangunan di segala bidang, diikuti pula cara peningkatan pengelolaan pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tersebut tidak bisa lepas dari hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana pembangunan yaitu pemberi tugas/prinsipal, perencana dan kontraktor/pemborong, hubungan kerja ini disesuaikan dengan volume kegiatan untuk masing-masing jenis pekerjaan bangunan. Jaringan kerja proyek terdiri dari berbagai jenis aktivitas yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Bila terjadi keterlambatan pada salah satu jenis aktivitas, sering kali akan menyebabkan keterlambatan durasi proyek secara keseluruhan. Salah satu usaha untuk mengantisipasi keterlambatan durasi proyek adalah dengan melakukan percepatan durasi aktivitas pengikut. Waktu adalah uang; nilai waktu semakin menjadi elemen yang kritis dalam proses pelaksanaan sebuah proyek, dengan tingginya tingkat suku bunga dan laju inflasi yang semakin terasa pada beberapa tahun terakhir ini, keterlambatan proyek menjadi

Upload: arifmaulanaalkhodri

Post on 01-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MK

TRANSCRIPT

Alternative Percepatan KerjaPerkembangan bidang konstruksi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi dalam pelaksaanan proyek konstruksi, demikian juga perkembangan manajemen proyek di negara Indonesia tidak terlepas dari perkembangan industri jasa konstruksi, sedang perkembangan industri jasa konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Meningkatnya volume pembangunan di segala bidang, diikuti pula cara peningkatan pengelolaan pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tersebut tidak bisa lepas dari hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana pembangunan yaitu pemberi tugas/prinsipal, perencana dan kontraktor/pemborong, hubungan kerja ini disesuaikan dengan volume kegiatan untuk masing-masing jenis pekerjaan bangunan.

Jaringan kerja proyek terdiri dari berbagai jenis aktivitas yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lain. Bila terjadi keterlambatan pada salah satu jenis aktivitas, sering kali akan menyebabkan keterlambatan durasi proyek secara keseluruhan. Salah satu usaha untuk mengantisipasi keterlambatan durasi proyek adalah dengan melakukan percepatan durasi aktivitas pengikut.Waktu adalah uang; nilai waktu semakin menjadi elemen yang kritis dalam proses pelaksanaan sebuah proyek, dengan tingginya tingkat suku bunga dan laju inflasi yang semakin terasa pada beberapa tahun terakhir ini, keterlambatan proyek menjadi kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan biaya proyek. Secara umum keterlambatan proyek sering terjadi karena adanya perubahan perencanaan selama proses pelaksanaan, manajerial yang buruk dalam organisasi kontraktor, rencana kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu, gambar dan spesifikasi yang tidak lengkap, dan kegagalan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.Keterlambatan proyek sering kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor, sehingga keterlambatan proyek akan menjadi sangat mahal nilainya baik ditinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, di samping itu kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung. Dari sisi pemilik keterlambatan proyek akan membawa dampak pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian fasilitasnya. Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka seorang manajer proyek yang kompeten biasanya akan mengambil langkah antisipasi yaitu melakukan usaha percepatan aktivitas proyek, bila disinyalir adanya indikasi keterlambatan proyek, karena keterlambatan pada salah satu aktivitas kritis maupun non-kritis.Percepatan kerja suatu proyek dapat dilakukan dengan cara pemendekan durasi proyek. Pemendekan durasi proyek dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yaitu:

1. Alternatif I: dengan cara lembur

2. Alternatif II: dengan cara Kerja bergantian (Shift)3. Alternatif III: dengan cara Menambah Pekerja4. Alternatif IV: dengan cara Pemindahan sebahagian tenaga dari kegiatan lain. Untuk bisa membandingkan tambahan biaya akibat pemendekan durasi dari keempat alternatif diatas, diambil salah satu sebagai patokan (perbandingan), didalam penulisan ini dipakai metode pemendekan dengan kerja lembur.1. Alternatif Percepatan Kerja dengan kerja lembur.

Pada alternatif ini menager proyek melakukan penambahan jam kerja bagi tiap pekerja. Dalam hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi , yaitu:a.Penurunan produktivitas pekerja pada kerja lembur sebab keletihan fisik akibat bekerja sampai sore.

b.Upah yang harus dibayar kepada pekerja lebih tinggi dari upah yang biasa dibayarkan. Biasanya 1,5 atau 2 kali upah biasa.c.Rumus pemendekan durasi dengan metode lembur tiap kegiatan:

Y = ( D1 .t1 )( Dn Dc ) Up( 1 )

dengan,

Y= tambahan biaya (Rp)

t1= waktu lembur/minggu (jam)

Tk= jumlah tukang yang kerja lembur (orang)

Upt= upah tukang tiap orang/jam (Rp/jam)

tn= lama kerja tiap hari (jam)

Dn= durasi normal (hari)

D

= durasi yang dipendekan (hari)

u

= upah seluruh pekerja/hari tanpa pemendekan durasi (Rp)

f

= faktor pengali upah lembur2. Alternatif Percepatan Kerja dengan Kerja Bergantian (shift)

Pada alternatif ini menager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannaya. Dalam hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu:

a.Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang bekerja di proyek tersebut.

b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai bekerja sesuai jam kerjanya.

c.Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar dan mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka bila bekerja pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.

d.Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.

e.Pemendekan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pemendekan durasi lembur.

f.Rumus pemendekan durasi dengan metode kerja bergantian (shift) tiap kegiatan adalah:Y =

EMBED Equation.3 (2)3. Alternatif Percepatan kerja dengan Menambah Tenaga Kerja Baru

Untuk pemendekan durasi dengan metode menambah tenaga kerja baru digunakan beberapa asumsi:

a.Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.

b.Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.

c.Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.

d.Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.

e.Jumlah yang dipakai pad atiap kegiatan sesuai kebutuhan pada kegiatan tersebut.

f.Jumlah pemendekan durasi tiap kegiatan diambil sama dengan pemendekan durasi dengan lembur.

g.Rumus pemendekan durasi dengan metode menambah tenaga kerja baru dari luar:

Y = { Tk (fs . upt + bn) + Pb . upb} Dc + (Dn Dc) bt (Dn Dc) up (3)

Y= tambahan biaya (Rp)

Tk= jumlah tukang yang kerja (orang)

fs= faktor pengali penambahan pekerja baru

upt= upah tukang tiap orang/jam (Rp/jam)

bn = upah pekerja baru

Pb = pekerja baru

tn= lama kerja tiap hari (jam)

Dn= durasi normal (hari)

D

= durasi yang dipendekan (hari)

u

= upah seluruh pekerja/hari tanpa pemendekan durasi (Rp)

4. Alternatif Percepatan kerja dengan Sebagian Pekerja dari Kegiatan lain diluar jalur kritis

Asumsi-asumsi yang dapat digunakan pemendekan durasi dengan pemindahan sebagian tenaga kerja dari kegiatan lain diluar jalur kritis :

a.Pekerja yang dipindahkan, keahliannya dan produktivitasnya sama dengan pekerja tetap pada kegiatan-kegiatan yang dipendekan durasinya.

b.Tidak terjadi keterlambatan dari rencana pada kegiatan yang diambil tenaga kerjanya.

c.Karena sebagian tenaga kerjanya diambil, durasi kegiatan akan terjadi lebih panjang.

d.Kalau terjadi suatu keadaan dimana tidak mungkin lagi sebagian tenaga kerjanya dipindahkan, tenaga tambahan diambil dari luar.

e.Untuk kegiatan yang tidak perlu ada tambahan tenaga kerja dari luar, tidak ada tambahan biaya akibat pemendekan durasi.

f.Rumus pemendekan durasi dengan metode pemindahan sebagian tenaga kerja dari kegiatan lain yang tidak kritis:

Y = {Tk (fs . upt + bn) + Pb . upb} Dc + (Dn Dc) bt (Dn Dc)up

(4 )

5. Alternatif Percepatan kerja dengan Critical Path Method (Metode Jalur Kritis)Critical Path Method (CPM) merupakan suatu model grafis yang menunjukkan waktu pelaksanaan suatu sistim operasi proyek. Sebuah jadwal CPM terdiri dari serangkaian aktivitas kritis dan non-kritis yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Aktivitas kritis adalah aktivitas yang tidak dapat diganggu gugat waktu pelaksanaannya yaitu ES=LS dan EF=LF (ES=Early Start adalah waktu paling awal dimulainya aktivitas; LS=Late Start adalah waktu paling lambat aktivitas harus dimulai; EF=Early Finish adalah waktu paling awal selesainya aktivitas; LF=Late Finish adalah waktu paling lambat aktivitas harus selesai), sehingga bila terjadi keterlambatan pada aktivitas-aktivitas ini, durasi proyek secara keseluruhan akan terlambat. Aktivitas non-kritis adalah aktivitas yang memiliki tenggang waktu (float) yaitu LS>ES dan LF>EF, dimana tenggang waktu tersebut sangat berperan di dalam usaha percepatan durasi proyek. Perencanaan jadwal proyek dapat dilakukan dengan baik dan realitis, apabila di dalam proses perencanaan jadwal dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah berikut:

(1) Mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas proyek; (2) Menentukan durasi masing-masing aktivitas sesuai dengan produktivitas sumber daya yang ada; (3) Menentukan hubungan antar aktivitas, dan urutan kerja antara aktivitas yang satu dengan yang lain. (4) Melihat kembali apakah durasi dan urutan aktivitas sudah masuk akal dan bisa dilaksanakan dilapangan. Identifikasi Aktivitas Proyek

Estimasi Durasi Aktivitas

Penyusunan Urutan Aktivitas

Penyusunan Jadwal Proyek

Analisa dan Peninjauan-ulang

tidak

OK?

ya

Pelaksanaan dan Penerapan Jadwal

Gambar 1. Langkah-Langkah Pembuatan Jadwal Proyek

Critical Path Method (Metoda Jalur Kritis) dengan berbagai derivasi nya adalah salah satu tools dalam teknik penjadwalan Manajemen Proyek yang dapat mengatasi persoalan dan pertanyaan di atas. Dari ratusan aktifitas proyek, mungkin hanya 20% saja yang harus diperhatikan prioritasnya karena aktifitas tersebut terletak pada jalur kritis.

Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya Jalur Kritis, maka kita bisa memonitor pekerjaan yang paling kritis yang paling berpengaruh pada jadwal proyek. Dengan jalur kritis pula kita bisa identifikasi aktifitas mana yang sebaiknya dipercepat pada program Fast Track. Dengan jalur kritis pula kita bisa menyusun Corrective Action dengan efek yang paling berpengaruh.Adapun percepatan kerja dengan program fast track adalah :

Secara umum, Fast Track adalah sebuah upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek, apapun alasannya. Keputusan pelaksanaan Fast Track bisa dilakukan dengan:

1. Menambah waktu kerja

2. Menambah jumlah pekerja

3. Menambah jumlah peralatan

4. Merubah metoda konstruksi atau susunan jadwal

Dengan langkah-langkah di atas, umumnya usaha Fast track akan selalu berarti menambah biaya proyek. Persoalannya sekarang, bagaimana kita dapat melakukan Fast Track dengan biaya paling optimal. Analisa apa yang harus dilakukan untuk menghitung optimalisasi biaya tersebut. Apakah seluruh aktifitas harus dipercepat, ataukah cukup satu atau beberapa aktifitas saja? Metoda penjadwalan Critical Path yang dipadukan dengan analisa sumberdaya dapat membantu analisa fast track yang optimal. Dengan Critical Path, kita dapat langsung mendapatkan aktifitas yang jika dipercepat dapat langsung berpengaruh pada durasi proyek secara keseluruhan. Setiap hari yang dipercepat pada aktifitas jalur kritis dapat memberikan kontribusi yang sama dan langsung pada jadwal proyek. Sesuai konsep Critical Path, percepatan pada aktifitas Non Kritis tidak akan menghasilkan efek apapun pada keseluruhan jadwal proyek. Dengan pendekatan ini pula, Fast Track tidak harus berarti mempercepat seluruh pekerjaan yang sedang berlangsung pada proyek.Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan jalur kritis ini, yaitu :

1. Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara keseluruhan.2. Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerajaan pekerjaan di jalur kritis.3. Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.Dalam proyek sedehana perhitungan jalur kritis ini dapat dilakukan dengan menjumlah waktu untuk masing-masing jalur secara satu persatu. Tetapi dalam proyek yang besar dan kompleks hal tersebut sangat rumit dan tidak efisien. Karena itu digunakan metode lain, misal metode algoritma.

Adapun Contoh studi kasusnya :1. PENGARUH JAM KERJA LEMBUR TERHADAP BIAYA PERCEPATAN PROYEK DENGAN TIME COST TRADE OFF ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Rehabilitasi Ruang Pertemuan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Bali) 2. PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN STUDI KASUS PENINGKATAN JALAN SEI ASAM - TAKARAS_1123692767.unknown

_1155363940.unknown

_1157888837.unknown

_1123752654.unknown

_1123692734.unknown

_1123692752.unknown