perbedaan peningkatan pengetahuan tentang …digilib.unila.ac.id/24053/3/skripsi tanpa bab...

79
PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANTARA METODE CERAMAH DAN VIDEO ANIMASI PADA MURID KELAS V DAN VI SD NEGERI 12 METRO PUSAT (Skripsi) Oleh Aulia Sari Pratiwi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: vantruc

Post on 31-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAMBERDARAH DENGUE (DBD) ANTARA METODE CERAMAH DAN

VIDEO ANIMASI PADA MURID KELAS V DAN VISD NEGERI 12 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh

Aulia Sari Pratiwi

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

ABSTRAK

PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAMBERDARAH DENGUE ANTARA METODE CERAMAH DAN VIDEO ANIMASI

PADA MURID KELAS V DAN VI SD NEGERI 12 METRO PUSAT

Oleh

AULIA SARI PRATIWI

Latar Belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakitdemam akut yang berpotensi menyebabkan kematian. Pendidikan kesehatan untukmeningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahanDBD di lingkungan rumah dan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan tentang DBD antara metodeceramah dan video animasi pada anak kelas V dan VI SD Negeri 12 Metro Pusat.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment.Sampel terdiri dari siswa kelas V dan VI yang dibagi menjadi dua kelompoksecara acak yang masing-masing berjumlah 36 orang. Setiap kelompokmendapatkan salah satu metode ceramah atau video animasi. Pretest dilakukansebelum penyuluhan kesehatan dan kemudian diberikan intervensi berupapenyuluhan kesehatan yang kemudian setelahnya dilakukan posttest. Data pretestdan posttest kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan menggunakan uji tberpasangan, uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaanpengetahuan antara pretest dan posttest baik pada metode ceramah (p = 0,024) danvideo animasi (p = 0,000). Pada penelitian ini juga didapatkan perbedaan yangbermakna peningkatan pengetahuan antara metode ceramah dengan video animasi(p = 0,005).Kesimpulan: Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan tentang DBD antarametode ceramah dan video animasi pada anak SD kelas V dan VI SD Negeri 12Metro Pusat. Video animasi dapat digunakan menjadi salah satu alternatifpenyuluhan kesehatan pada anak SD.

Kata kunci : Ceramah, Demam Berdarah Dengue, Pendidikan, Video Animasi.

Page 3: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF KNOWLEDGE INCREASING ABOUT DENGUEHEMORRHAGIC FEVER BETWEEN LECTURING AND VIDEO ANIMATION

AMONG GRADE 5th AND 6th STUDENTS OF PUBLICELEMENTARY SCHOOL NO.12 METRO

By

AULIA SARI PRATIWI

Background : Dengue hemorrhagic fever (DHF) is acute febrile illness thatpotential to cause death. Health education to increase knowledge on elementarystudents can prevent dengue transmission in the home and school environment.The purpose of this study is to reveal the difference of knowledge increasingabout DHF using lecturing and a video animation in children grade 5th and 6th

Elementary School 12 Metro Centre.Research methods : This is a quasi experiment study. The sample consisted ofgrade 5th and 6th of elementary school students who are divided into two groupsrandomly, each group gets one treatment lecturing method or video animationmethods only. Each group consist of 36 students. Pretest and posttest wasconducted before and after treatment. Data were than analyzed using paired t test,Wilcoxon test and Mann-Whitney test.Research result : The results show that there is a significant difference betweenpretest and posstest of lecturing methods (p= 0,024), and also video animationmethods (p = 0,000). There is also significant difference of knowledge gainingbetween lecturing and video animation methods (p=0,005).Conclusion : There is knowledge increasing both lecturing and video animationmethods about DHF in grade 5th and 6th elementary students of public elementaryschool No. 12 Metro. Video animation methods can be used as an alternatifmethods of health education among children in elementary school.

Keywords : Lecturing, Dengue Fever, Education, Animation video.

Page 4: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAMBERDARAH DENGUE (DBD) ANTARA METODE CERAMAH DAN

VIDEO ANIMASI PADA MURID KELAS V DAN VISD NEGERI 12 METRO PUSAT

Oleh

Aulia Sari Pratiwi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan
Page 6: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan
Page 7: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan
Page 8: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 26 Februari 1994, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara, dari Bapak Hi.Mujiono, S.E dan Bunda Hj.Mulyati, S.Pd.

Pendidikan yang pernah dijalani yaitu Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)

Pertiwi Teladan Metro diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD)

diselesaikan di SD Pertiwi Teladan Metro pada tahun 2006, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 4 Metro pada tahun 2009, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun

2012. Tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter melalui jalur undangan. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif

mengikuti kegiatan kampus. Penulis pernah mejadi anggota Pecinta Alam

PMPATD Pakis Rescue Team Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 9: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

PERJUANGAN MERUPAKAN PENGALAMAN

BERHARGA YANG DAPAT MENJADIKAN KITA

MANUSIA YANG BERKUALITAS

PERSEMBAHAN

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,

nikmat Islam, hidayah dan rahmat kepada penulis. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW

beserta keluarganya.

Dengan syukur kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk

Ayah dan Bundaku Tercinta

Yang selalu mendo’akanku, yang selalu mendukung serta nasihatnya yang

menjadi jembatan perjalanan hidupku

Adik-adikku tersayang

Perhatian dan kasih sayang kalian menjadi motivasiku.

Page 10: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) Antara Metode Ceramah dan Video Animasi Pada

Murid Kelas V dan VI SD Negeri 12 Metro Pusat” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr.dr. Muhartono, S.Ked.M.Kes., Sp.PA, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3. Dr. Dyah Wulan S.R.Wardani, SKM, M.Kes, selaku pembimbing pertama

yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu, membimbing,

memberikan bantuan, kritik dan saran serta nasihat yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Page 11: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

4. dr. Oktadoni Saputra, MMedEd, selaku pembimbing kedua atas kesediannya

untuk menyempatkan waktu memberikan bimbingan, kritik dan saran serta

nasihat yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. dr. TA Larasati, M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan saran

dan kritik serta masukan demi kebaikan bagi skripsi ini.

6. dr. Betta Kurniawan, M. Kes, selaku pembimbing akademik yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan bimbingan selama

perkuliahan.

7. Orangtuaku tercinta Ayah Hi. Mujiono, S.E dan Bunda Hj. Mulyati S.Pd.

Terimakasih atas doanya setiap waktu, yang telah memberikan dukungan,

saran, semangat, kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang yang luar biasa serta

selalu mendukung studiku ditengah keterbatasan yang ada.

8. Terimakasih kepada adikku M. Agung Prabowo dan M. Arrafi Nurtanio atas

kasih sayang, tawa ceria, serta senyum bahagia menjadi semangat bagi

penulis.

9. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang banyak berjasa selama ini.

10. Terimakasih kepada kepala sekolah dan guru-guru SD Negeri 12 Metro Pusat

bu Erlina, bu Erda, pak Heri dan guru-guru yang lainnya yang telah bersedia

bekerja sama dengan baik dan membantu saya selama penelitian.

11. Terimakasih kepada responden saya siswa siswi kelas 5 dan 6 SD Negeri 12

Metro Pusat yang telah membantu saya dalam penelitian.

12. Terimakasih Syamsudin Arif, serta sahabat-sahabat terbaikku Silvi Qiro’atul

Aini, Siti Aminah Hasibuan, Delvi Rusitaini, Noviana Hartikasari, Harmeida

Page 12: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

Risa, Thasia Francis, Kadek Aryati, Sevfianti, Huzaimah, Fathia Sabila

Umar, Imelda Puspita terimakasih telah menemani perjuangan penyelesaian

karya ini. Terimakasih atas bantuan, kenangan, kebersamaan, tawa bersama

serta perjalanan hidup yang telah kita lalui bersama selama ini.

13. Terimakasih kepada Agam Anggoro, Anjas Prasetyo, Eduard, Siti Aminah

Hasibuan, Sheba Denisica, Indhraswari Dyah, Nani Indah Hardiyanti, Aris

Indra C.R, terimakasih atas semangat, kebersamaan dan bantuan yang

diberikan.

14. Teman-teman angkatan 2012 serta pihak yang berperan penting dalam

membatu menyelesaikan skripsi ini yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Terimakasih telah memberikan makna atas kebersamaan yang terjalin dan

memberi motivasi belajar.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat digunakan

sebagai referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, seluruh civitas

akademik serta masyarakat pembacanya. Aamiin.

Bandar Lampung, 26 Februari 2016

Penulis

Aulia Sari Pratiwi

Page 13: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

PERJUANGAN MERUPAKAN PENGALAMAN

BERHARGA YANG DAPAT MENJADIKAN KITA

MANUSIA YANG BERKUALITAS

PERSEMBAHAN

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,

nikmat Islam, hidayah dan rahmat kepada penulis. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW

beserta keluarganya.

Dengan syukur kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk

Ayah dan Bundaku Tercinta

Yang selalu mendo’akanku, yang selalu mendukung serta nasihatnya yang

menjadi jembatan perjalanan hidupku

Adik-adikku tersayang

Perhatian dan kasih sayang kalian menjadi motivasiku.

Page 14: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) Antara Metode Ceramah dan Video Animasi Pada

Murid Kelas V dan VI SD Negeri 12 Metro Pusat” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr.dr. Muhartono, S.Ked.M.Kes., Sp.PA, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3. Dr. Dyah Wulan S.R.Wardani, SKM, M.Kes, selaku pembimbing pertama

yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu, membimbing,

memberikan bantuan, kritik dan saran serta nasihat yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. dr. Oktadoni Saputra, MMedEd, selaku pembimbing kedua atas kesediannya

untuk menyempatkan waktu memberikan bimbingan, kritik dan saran serta

nasihat yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 15: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

5. dr. TA Larasati, M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan saran

dan kritik serta masukan demi kebaikan bagi skripsi ini.

6. dr. Betta Kurniawan, M. Kes, selaku pembimbing akademik yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan bimbingan selama

perkuliahan.

7. Orangtuaku tercinta Ayah Hi. Mujiono, S.E dan Bunda Hj. Mulyati S.Pd.

Terimakasih atas doanya setiap waktu, yang telah memberikan dukungan,

saran, semangat, kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang yang luar biasa serta

selalu mendukung studiku ditengah keterbatasan yang ada.

8. Terimakasih kepada adikku M. Agung Prabowo dan M. Arrafi Nurtanio atas

kasih sayang, tawa ceria, serta senyum bahagia menjadi semangat bagi

penulis.

9. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang banyak berjasa selama ini.

10. Terimakasih kepada kepala sekolah dan guru-guru SD Negeri 12 Metro Pusat

bu Erlina, bu Erda, pak Heri dan guru-guru yang lainnya yang telah bersedia

bekerja sama dengan baik dan membantu saya selama penelitian.

11. Terimakasih kepada responden saya siswa siswi kelas 5 dan 6 SD Negeri 12

Metro Pusat yang telah membantu saya dalam penelitian.

12. Terimakasih Syamsudin Arif, serta sahabat-sahabat terbaikku Silvi Qiro’atul

Aini, Siti Aminah Hasibuan, Delvi Rusitaini, Noviana Hartikasari, Harmeida

Risa, Thasia Francis, Kadek Aryati, Sevfianti, Huzaimah, Fathia Sabila

Umar, Imelda Puspita terimakasih telah menemani perjuangan penyelesaian

Page 16: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

karya ini. Terimakasih atas bantuan, kenangan, kebersamaan, tawa bersama

serta perjalanan hidup yang telah kita lalui bersama selama ini.

13. Terimakasih kepada Agam Anggoro, Anjas Prasetyo, Eduard, Siti Aminah

Hasibuan, Sheba Denisica, Indhraswari Dyah, Nani Indah Hardiyanti, Aris

Indra C.R, terimakasih atas semangat, kebersamaan dan bantuan yang

diberikan.

14. Teman-teman angkatan 2012 serta pihak yang berperan penting dalam

membatu menyelesaikan skripsi ini yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Terimakasih telah memberikan makna atas kebersamaan yang terjalin dan

memberi motivasi belajar.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat digunakan

sebagai referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, seluruh civitas

akademik serta masyarakat pembacanya. Aamiin.

Bandar Lampung, 26 Februari 2016

Penulis

Aulia Sari Pratiwi

Page 17: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................6

1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................6

1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................7

1.4.1 Bagi Peneliti ..............................................................................7

1.4.2 Bagi Masyarakat........................................................................7

1.4.3 Bagi Instansi..............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue ..................................................................8

2.1.1 Definisi .....................................................................................8

2.1.2 Etiologi .....................................................................................8

Page 18: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

2.1.3 Morfologi Nyamuk Aedes aegypti ..........................................9

2.1.4 Penularan..................................................................................13

2.1.5 Tanda dan Gejala Penyakit.......................................................14

2.1.6 Pencegahan...............................................................................17

2.1.7 Pengobatan ...............................................................................19

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah................................................................20

2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah .....................................................20

2.2.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah ..........................................21

2.3 Pengetahuan .......................................................................................23

2.3.1 Definisi .....................................................................................23

2.3.2 Tingkat Pengetahuan ................................................................23

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan................................26

2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan ...........................................................29

2.4.1 Pengertian.................................................................................29

2.4.2 Sasaran .....................................................................................29

2.4.3 Proses Pendidikan Kesehatan...................................................30

2.4 Metode Pembelajaran .........................................................................31

2.4.1 Metode Konvensional ..............................................................31

2.4.2 Metode Menggunakan Media...................................................33

2.4.2.1 Audio Visual ................................................................33

2.4.2.2 Animasi........................................................................36

2.5 Kerangka Teori...................................................................................41

2.6 Kerangka Konsep ...............................................................................42

2.7 Hipotesis.............................................................................................42

Page 19: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian................................................................................43

3.2 Tempat dan Waktu .............................................................................43

3.3 Populasi dan Sampel ..........................................................................43

3.3.1 Populasi ....................................................................................43

3.3.2 Sampel......................................................................................44

3.4 Definisi Operasional...........................................................................45

3.5 Pengumpulan Data .............................................................................46

3.5.1 Jenis Data .................................................................................46

3.5.2 Alat Dan Bahan Penelitian .......................................................46

3.6 Definisi Perlakuan ..............................................................................46

3.7 Pengolahan Data.................................................................................47

3.8 Analisis Data ......................................................................................48

3.9 Alur Penelitian....................................................................................50

3.10 Etika Penelitian ................................................................................51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil .........................................................................................................52

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian ...........................................................52

4.1.2 Analisis Univariat............................................................................53

4.1.2.1 Distribusi Responden.........................................................53

4.1.2.2 Gambaran Peningkatan Pengetahuan Responden..............55

4.1.3 Analisis Bivariat ..............................................................................57

4.2 Pembahasan..............................................................................................62

Page 20: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...............................................................................................70

5.2 Saran.........................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...................................................................35

2.2 Kerangka Teori...............................................................................................41

2.3 Kerangka Konsep ...........................................................................................42

3.1 Alur Penelitian ...............................................................................................50

Page 22: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional.......................................................................................45

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas .....................................................53

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................54

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia........................................................55

4.4 Peningkatan Pengetahuan dengan Metode Ceramah .....................................56

4.5 Peningkatan Pengetahuan dengan Video Animasi.........................................56

4.6 Pengetahuan sebelum dan sesudah pada Metode Ceramah

(uji t berpasangan) .........................................................................................59

4.7 Pengetahuan sebelum dan sesudah pada Video Animasi (uji Wilcoxon) ......60

4.8 Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Antara

Metode Ceramah dan Video Animasi (uji Mann-Whitney) ..........................61

Page 23: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang diprioritaskan

dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit. Penyakit DBD

merupakan penyakit demam akut yang berpotensi menyebabkan kematian

(Mansjoer, 2000). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk

jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue

yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina (Ginanjar, 2008).

Infeksi virus dengue terjadi secara endemis di Indonesia selama dua abad

terakhir dari gejala yang ringan dan self limiting disease. Dalam beberapa

tahun terakhir, penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang semakin berat

sebagai demam berdarah dengue dan frekuensi kejadian luar biasa

meningkat. Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi yang

padat mencapai 245 juta penduduk. Walaupun demikian, penyakit dengue

banyak dilaporkan di kota besar dan pedesaan di Indonesia dan telah

menyebar sampai di desa-desa terpencil oleh karena perpindahan dan

kepadatan penduduk yang tinggi (Karyanti & Hadinegoro, 2009).

Page 24: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

2

Tahun 2012 di Indonesia jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak

90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 orang. Dari jumlah

tersebut angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) sebanyak 37,11 per

100.000 penduduk dan case fatality rate (CFR) 0,90%. Terjadi

peningkatan jumlah kasus tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 sebanyak

65.725 kasus IR 27,67 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Sejak tahun 1968-1995 di Indonesia kasus DBD terutama menyerang

kelompok umur 5-14 tahun, tetapi setelah tahun 1984 insidens kelompok

umur lebih dari 15 tahun meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007

di Provinsi DKI Jakarta, persentase kasus DBD terbanyak merupakan

kelompok umur 5-14 tahun (36%), diikuti kelompok umur lebih dari 5

tahun (31%), kelompok 15-44 tahun (22%) dan lebih dari 45 tahun

(11%). Data dari tahun 2006 menunjukkan proporsi jenis kelamin lelaki

lebih banyak dibanding perempuan pada semua kelompok umur (Karyanti

& Hadinegoro, 2009). Penyakit DBD dapat menyerang semua umur baik

anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini menyerang segala usia tetapi

beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap

penyakit yang berpotensi mematikan ini (Ginanjar, 2008).

Kota Metro merupakan daerah endemis DHF atau DBD. Setiap tahun

jumlah kasus selalu tinggi dimana IR pada tahun 2009 kasus DBD di Kota

Metro dengan jumlah penderita sebanyak 118 orang dan pada tahun 2010

sebanyak 117 orang dan terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun

Page 25: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

3

2011 sebanyak 26 kasus, tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang

sangat tinggi yaitu 390 kasus dan meningkat lagi pada tahun 2013 dengan

470 kasus. Adapun IR DBD pada tahun 2009 adalah 86 per 100.000

penduduk dan tahun 2010 adalah 83,06 per 100.000 penduduk, tahun 2011

menurun menjadi 17,68 per 100.000 penduduk dan tahun 2012 meningkat

menjadi 260,5 per 100.000 penduduk, dan meningkat lagi tahun 2013

menjadi 305 per 100.000 penduduk (Dinkes Metro, 2013).

Menurut Anwar (2000) dalam Kusumawati dkk (2007), faktor resiko yang

mempengaruhi penyakit DBD dalam pengetahuan misalnya pengetahuan

tentang penyebab, tanda atau gejala, cara penularan dan pencegahan

penyakit DBD. Faktor sikap dan tindakan misalnya sikap dan tindakan

terhadap upaya penanggulangan DBD serta kebiasaan masyarakat juga

berperan dalam penularan DBD (Kusumawati dkk, 2007). Perilaku

masyarakat mempunyai peranan cukup penting terhadap penularan DBD.

Namun, perilaku tersebut harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan

tindakan yang benar sehingga dapat diterapkan dengan benar. Sekarang ini

masih ada anggapan berkembang di masyarakat yang menunjukan perilaku

tidak sesuai seperti anggapan bahwa DBD hanya terjadi di daerah kumuh

dan pemberantasan sarang nyamuk tidak tampak jelas hasilnya dibanding

fogging. Anggapan seperti ini sering diabaikan, padahal sangat

berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam mengambil keputusan

khususnya terhadap penularan DBD (Zuiraini, 2005).

Page 26: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

4

Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia menurut Fitriani (2011)

berdasarkan pada program pembangunan Indonesia adalah sekolah.

Sekolah menjadi sasaran utama untuk program pencegahan DBD

dikarenakan beberapa hal diantaranya anak usia sekolah merupakan

kelompok umur yang paling susceptible terserang DBD dan lebih banyak

menghabiskan waktu siang hari di sekolah (Mc Farlane & Anderson,

2007). Selain itu, lingkungan sekolah yang kurang sehat juga dapat

meningkatkan resiko pada anak terkena gigitan vektor nyamuk Aedes

aegypti yang mengandung virus dengue yang efektif menggigit pada siang

hari (Depkes RI, 2005).

Banyak metode pendidikan kesehatan yang dapat digunakan dalam

memberikan informasi kesehatan antara lain pendidikan kesehatan

individual, kelompok dan massa (Notoatmodjo, 2005). Media pendidikan

memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, karena media dapat

memudahkan guru untuk menyampaikan isi materi, menarik perhatian,

meningkatkan konsentrasi dan partisipasi siswa dalam mempelajari materi

yang diberikan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Metode ceramah termasuk pendidikan kesehatan untuk kelompok besar

yang efektif untuk menyampaikan materi karena murah dan mudah serta

dapat menyajikan materi secara luas. Akan tetapi kelemahan dari metode

ini adalah memebuat sasaran pasif dan cepat membosankan jika ceramah

kurang menarik (Simamora, 2009). Animasi merupakan tampilan berupa

Page 27: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

5

gambar-gambar berurutan dalam bentuk pergerakan yang membuat suatu

objek terlihat lebih hidup (Munawar & Sumarto, 2010). Animasi berperan

penting dalam dunia pendidikan yaitu sebagai daya penarik minat pelajar

untuk belajar dan dapat membantu guru untuk memotivasi murid-

muridnya (Jamalludin & Zaidatun, 2003). Menurut hasil penelitian

mengajar dengan menggunakan teknik animasi dapat meningkatan prestasi

belajar dan memudahkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan

(Sinor, 2011)

Berdasarkan uraian diatas, maka menjadi penting seorang tenaga

kesehatan jika memberikan penyuluhan pada anak usia sekolah dengan

melakukan pendidikan kesehatan. Berdasarkan penjabaran dari fenomena

diatas, peneliti ingin mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan

tentang demam berdarah dengue antara metode ceramah dan video animasi

pada anak kelas V dan VI di SD Negeri 12 Metro Pusat. Peneliti

berkeinginan untuk melakukan penelitian pada murid kelas V dan VI SD

Negeri 12 Metro Pusat karena murid kelas V dan kelas VI sebelumnya

sudah pernah mendapatkan pengetahuan tentang demam berdarah dengue

sehingga mereka lebih mudah untuk memahami materi yang akan

disampaikan dan juga mereka sudah dapat berfikir secara logis mengenai

peristiwa dan mengkalsifikasikan obyek kedalam bentuk yang berbeda.

Page 28: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

6

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, didapatkan rumusan masalah

yaitu bagaimanakah perbedaan peningkatan pengetahuan tentang demam

berdarah dengue antara metode ceramah dan video animasi pada anak

kelas V dan VI di SD Negeri 12 Metro Pusat?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan tentang

demam berdarah dengue antara metode ceramah dan video animasi

pada anak kelas V dan VI di SD Negeri 12 Metro Pusat.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden penelitian;

b. Mengetahui perbedaan pengetahuan anak kelas V dan VI di SD

Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah;

c. Mengetahui perbedaan pengetahuan anak kelas V dan VI di SD

Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dengan video animasi; dan

d. Menganalisis perbedaan peningkatan pengetahuan anak kelas V

dan VI di SD Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD yang diberikan

pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan video animasi.

Page 29: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

7

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan menambah pengetahuan peneliti terkait

perbedaan peningkatan pengetahuan DBD dengan metode ceramah dan

video animasi pada anak kelas V dan VI di SD Negeri 12 Metro Pusat.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada

masyarakat terkait DBD yang harus mulai digalakkan sejak dini. Hal

ini dikarenakan faktor lingkungan sangat mempengaruhi angka

kejadian kasus DBD.

c. Bagi Instansi

Memberikan informasi agar dapat dijadikan kebijakan dalam

pengambilan keputusan pada program penanggulangan DBD

khususnya di wilayah Metro.

Page 30: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

8

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue

2.1.1 Definisi

Demam Dengue/DF dan Demam Berdarah Dengue/DBD (dengue

haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan

atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi

perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi

(peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam

berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. (Sudoyo Aru,

dkk 2009).

2.1.2 Etiologi DBD

DBD disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau

DEN-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Page 31: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

9

Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus

dengue dari pasien DBD lainnya (Ginanjar, 2008).

Keempat serotipe virus dengue tersebut termasuk dalam group B

Arthropod Borne Virus (arbovirus). Keempatnya ditemukan di

Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu

serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang

bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotipe

yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan

perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi

oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus

dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo

Aru, dkk 2009)

2.1.3 Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus

dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes

aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow

fever) dan chikunguya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi

hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti

merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes

albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa-desa dan

perkotaan. Masyarakat diharapkan mampu mengenali dan

Page 32: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

10

mengetahui cara-cara mengendalikan DBD untuk membantu

mengurangi persebaran penyakit demam berdarah (Anggraeni,

2011).

Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2

hari. Protein dari darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur

yang dikandungnya. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan

mencari tempat hinggap (beristirahat). Tempat hinggap yang

disenangi ialah benda-benda yang tergantung, seperti : pakaian,

kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya.

Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Setelah masa

istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding

bak mandi/WC, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain.

Biasanya sedikit di atas permukaan air. Selanjutnya nyamuk akan

mencari mangsanya (menghisap darah) lagi dan seterusnya

(Depkes RI, 2007).

a. Telur

Telur Aedes berukuran kecil (± 0,80 mikron), berwarna hitam,

sepintas lalu, tampak bulat panjang dan berbentuk jorong

(oval) menyerupai torpedo. dibawah mikroskop, pada dinding

luar (exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis

yang membentuk gambaran menyerupai sarang lebah. Di alam

bebas telur nyamuk ini diletakan satu per satu menempel pada

Page 33: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

11

dinding wadah / tempat perindukan terlihat sedikit diatas

permukaan air. Di dalam laboratorium, terlihat jelas telur telur

ini diletakan menempel pada kertas saring yang tidak terendam

air sampai batas setinggi 2-4 cm diatas permukaan air. Di

dalam laboratorium telur menetas dalam waktu 1-2 hari,

sedangkan di alam bebas untuk penetasan telur diperlukan

waktu yang kurang lebih sama atau dapat lebih lama

bergantung pada keadaan yang mempengaruhi air di wadah/

tempat perindukan. Apabila wadah air yang berisi telur

mengering, telur bisa tahan selama beberapa minggu atau

bahkan beberapa bulan. Ketika wadah air itu berisi air lagi dan

menutupi seluruh bagian telur, telur itu akan menetas menjadi

jentik (Depkes RI, 2005).

b. Larva

Menurut Depkes RI (2005), ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai

dengan pertumbuhan larva yaitu:

1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

2) Instar II : 2,5 – 3,8 mm

3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II

4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

Page 34: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

12

c. Pupa

Kepompong (pupa) berbentuk seperti “koma”. Bentuknya

lebih besar namun lebih ramping dibanding larva (jentik). Pupa

berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa

nyamuk lain (Depkes RI, 2005)

d. Dewasa (imago)

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan dengan

rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam

dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.

Nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan

atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang

betina menghisap darah. Nyamuk betina lebih menyukai darah

manusia daripada binatang (bersifat antrofilik). Protein yang

terdapat dalam darah digunakan untuk mematangkan telur agar

jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, dapat menetas.

Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari.

Kemampuan terbang nyamuk mencapai radius 100-200 meter

(Hastuti, 2008).

Nyamuk Aedes aegypti menyenangi area gelap dan benda-

benda berwarna hitam atau merah. Nyamuk ini banyak

ditemukan di bawah meja, bangku, kamar yang gelap, atau

dibalik baju-baju yang digantung. Nyamuk ini menggigit pada

Page 35: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

13

siang hari (pukul 09.00-10.00) dan sore hari (pukul 16.00-

17.00). Demam berdarah sering menyerang anak-anak karena

anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi sampai

siang hari (Anggraeni, 2010).

2.1.4 Penularan

Penularan penyakit demam berdarah dengue umumnya ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat juga

ditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis

nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali

di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas

permukaan laut. Orang yang kemasukan virus dengue untuk

pertama kali, umumnya hanya menderita sakit demam dengue atau

demam yang ringan dengan tanda dan gejala yang tidak

spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama

sekali (asimtomatis). Penderita demam dengue biasanya akan

sembuh sendiri dalam waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tetapi

apabila orang sebelumnya sudah pernah kemasukan virus dengue,

kemudian kemasukan virus dengue dengan virus tipe lain maka

orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah dengue

(teori infeksi sekunder) (Ratuti, 2012).

Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD (Depkes RI,

2005) adalah wilayah yang banyak kasus DBD (endemis), tempat-

Page 36: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

14

tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya

pertukaran beberapa virus dengue cukup besar. Tempat-tempat

tersebut antara lain sekolah, rumah sakit atau puskesmas, tempat

umum lainnya seperti hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat

ibadah, pemukiman baru dipinggir kota.

2.1.5 Tanda dan Gejala Penyakit

1. Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus

menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat.

2. Tanda-Tanda Pendarahan

Sebab pendarahan pada penderita penyakit DBD ialah

trombositopeni, gangguan fungsi trombosit, perdarahan ini

terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat berupa:

- Uji Tourniquet (Rumple Leede) positif

Uji Torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat

dinilai sebagai ”presumtif test” (dugaan keras) oleh karena Uji

Torniquet positif pada hari-hari pertama demam ditemukan

pada sebagian besar penderita penyakit DBD. Namum uji

Torniquet positif juga dijumpai pada penyakit virus lain

(campak, demamchikungunyah) di lengan bawah bagian depan

(volar) dekat lipat siku (fosa cubiti).

Page 37: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

15

- Petechiae, Purpura, Echymosis dan perdarahan conjunctiva.

Petechiae sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk.

Untuk membedakannya: regangkan kulit, jika hilang maka

bukan petheciae). Petechiae merupakan tanda perdarahan yang

tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pula perdarahan

subkonjunctiva atau hematuri.

- Hematemesis, melena.

- Hematuria.

3. Hepatomegali (Pembesaran Hati)

Sifat pembesaran hati yaitu pembesaran hati pada umumnya

dapat ditemukan pada permulaan penyakit, pembesaran hati

tidak sejajar dengan beratnya penyakit, nyeri tekan sering kali

ini ditemukan tanpa disrtai ikterus. Pembesaran hati mungkin

disebabkan strain serotipe virus dengue.

4. Renjatan (Shock)

Tanda-tanda renjatan yaitu kulit terasa dingin dan lembab

terutama pada ujung jari dan kaki, penderita menjadi gelisah,

sianosis disekitar mulut, nadi cepat, lemah, kecil sampai tak

teraba, tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang,

tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80

mmHg atau kurang). Sebab renjatan yaitu karena perdarahan

Page 38: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

16

atau karena kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler melalui

kapiler yang rusak.

5. Trombositopeni

Jumlah trombosit di bawah 150.000/mm3 biasanya ditemukan

diantara hari ketiga sampai ke tujuh sakit, pemeriksaan

trombosit dilakukan minimal dua kali yang pertama pada

waktu pasien masuk dan apabila normal diulangi pada hari

kelima sakit. Bila perlu diulangi lagi pada hari ke 6-7 sakit.

6. Hemokonsentrasi

Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) merupakan indikator yang

peka terhadap akan terjadinya renjatan sehingga perlu dilakukan

pemeriksaan berulang secara periodik.

7. Gejala Klinik lain

Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita penyakit DBD

ialah anoreaksi, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau

konstipasi dan kejang, pada beberapa kasus terjadinya kejang

disertai hiperpireksia dan penurunan kesadaran sehingga sering

di diagnosa sebagai ensefalitis, keluhan sakit perut yang hebat

sering kali timbul mendahului perdarahan gastrointestinal dan

renjatan (Ratuti, 2012).

Page 39: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

17

2.1.6 Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode

yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi

yaitu:

1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut

antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),

pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,

dan perbaikan desain rumah.

PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau

mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat

berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan

dengan:

a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air

sekurang- kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas

dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar

berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.

b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan

tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat

bertelur pada tempat-tempat tersebut.

Page 40: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

18

c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung

setidaknya seminggu sekali.

d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-

barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat

berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah

keleng, botol pecah, dan ember plastik.

e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu

dangan menggunakan tanah.

f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta

membersihkan salurannya kembali jika salurannya

tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.

2. Biologis

Pengendalian secara biologis adalah pengandalian

perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan

hewan atau tumbuhan.

3. Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian

serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan

bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan

pengasapan atau fogging dengan menggunakan mal athion danf

enthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan

penularan aides aegypti sampai batas tertentu, memberikan

Page 41: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

19

bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti

gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah

penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara

diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu

dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi

dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu

sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang

pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-

jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan

melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan

jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur,

memesang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan

repellent, memesang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk

secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi

setempat (Depkes, 2004).

2.1.7 Pengobatan

Pengobatan untuk DBD dapat dilakukan dengan memberi minum

air putih yang banyak, oralit atau jus buah, dan bila perlu dilakukan

pemberian cairan melalui infus. Pengompresan dingin atau

pemberian antiseptika dapat juga dilakukan. Untuk mengatasi

demam diberikan parasetamol selama demam masih mencapai

Page 42: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

20

39oC, paling banyak 6 dosis dalam 24 jam. Jika penderita

mengalami denyut jantung meningkat, kulit pucat dan dingin,

denyut nadi melemah, mengantuk atau tertidur secara tiba –tiba,

urine sangat sedikit, peningkatan konsentrasi hemotokrit secara tiba

– tiba, tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mm Hg,

dan hipotensi, maka penderita perlu mendapatkan perawatan

khusus di rumah sakit. Penderita diberikan cairan pengganti seperti

garam fisiologis, ringer laktat atau ringer asetat, larutan garam

fisiologis dan glukosa 5%, plasma dan plasma substitude. Oksigen

diberikan pada penderita dalam keadaan syok, dan transfusi darah

hanya diberikan pada penderita dengan tanda- tanda pendarahan

yang signifikan (Dinkes Propinsi SUMUT, 2008).

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah

2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah

Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12

tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode

ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas

perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,

teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa

anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan

penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh

keterampilan tertentu.

Page 43: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

21

2.2.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah

Ciri-ciri anak usia sekolah menurut Wong (2008) mencakup

perkembangan biologis, psikososial, kognitif dan sosial.

a. Perkembangan biologis

Selama periode usia sekolah, pertumbuhan tinggi dan berat

badan terjadi tetapi lebih lambat dibandingkan periode

sebelumnya. Pada masa anak-anak pertengahan adalah tahap

dimana perkembangan ketika gigi susu mulai tanggal.

Kematangan sistem tubuh meliputi gastrointestinal, organ

kandung kemih, organ jantung yang tumbuh lebih lambat tetapi

denyut jantung menurun sedangkan tekanan darah semakin

meningkat pada usia 6 sampai 12 tahun. Persiapan remaja atau

prapubertas yaitu peroide yang dimulai menjelang akhir masa

anak-anak pertengahan dan berakhir pada hari ulang tahun

ketiga belas.

b. Perkembangan psikososial

Pada masa anak-anak pertengahan adalah periode perkembangan

psikosesual yang menurut Freud pada tahap periode laten, yaitu

waktu tenang antara fase Odipus pada masa anak-anak awal dan

erotisisme masa remaja. Selama waktu ini, anak-anak membina

hubungan dengan teman sebaya sesama jenis dan didahului

ketertarikan pada lawan jenis yang menyertai pubertas.

Page 44: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

22

Perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Santrock

(2007) yaitu berada pada pengembangan industry versus

inferiority. Anak usia sekolah mengembangkan keterampilan

dan berpartisipasi dalam pekerjaan dan berarti dan berguna

secara sosial. Pada awal masa anak-anak banyak mendapatkan

pengalaman baru, pada saat masa anak-anak pertengahan dan

akhir, akan menggunakan dan mengarahkan energinya untuk

menguasai pengetahuan dan keterampilan. Pada tahap

perkembangan sekolah seseorang akan lebih bersemangat dan

antusias untuk belajar dibandingkan akhir periode

pengembangan imajinasi pada masa anak-anak.

c. Perkembangan kognitif

Anak memasuki masa sekolah mulai memperoleh kemampuan

untuk menghubungkan serangkaian kejadian untuk

menggambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara

verbal ataupun simbolik. Tahap ini disebut dengan operasional

konkret oleh Piaget. Ketika anak mampu menggunakan proses

berpikir untuk mengalami peristiwa dan tindakan. Anak usia 7-

11 tahun memasuki tahap operasional konkret mempunyai

kemampuan berpikir secara logis mengenai peristiwa dan

mengkalsifikasikan obyek kedalam bentuk yang berbeda

(Santrok, 2007).

Page 45: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

23

d. Perkembangan sosial

Pada masa sekolah anak-anak akan berinteraksi dan

berhubungan dengan anak lainnya. Klub dan kelompok teman

sebaya merupakan salah satu karakteristik yang menonjol pada

masa usia sekolah. Hubungan sosial dan kerja sama dengan

teman sebaya merupakan salah satu agen sosialisasi terpenting

dalam kehidupan anak sekolah.

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

(Notoatmodjo, 2010).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan adalah

Page 46: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

24

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh karena itu, tahu adalah tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang telah diketahui, dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen. Tetapi masih

di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

Page 47: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

25

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan

penilaian terhadap satu materi atau objek.

Menurut Notoatmodjo (2007), belajar adalah mengambil

tanggapan-tanggapan dan menghubungkan tanggapan-tanggapan

dengan mengulang-ulang. Tanggapan-tanggapan tersebut diperoleh

melalui pemberian stimulus atau rangsangan-rangsangan. Makin

banyak dan sering diberikan stimulus maka memperkaya tanggapan

pada subjek belajar.

Menurut Petersen (2004), cara orang belajar itu berbeda-beda

antara yang satu dengan yang lain. Faktor-faktor internal yang

berpengaruh diantaranya kemampuan intelektual, kemampuan

konsentrasi, daya ingat, emosi, kepercayaan, nilai, dan status sosial.

Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya gaya

mengajar guru, lingkungan, hadiah (reward). Menurut Triarso

(2009), ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

meliputi:

a. Faktor internal : fisiologis (kondisi fisik sehat atau sakit,

pancaindra), psikologis (kecerdasan, minat, bakat).

b. Faktor eksternal : lingkungan sosial sekolah (guru, administrasi,

teman-teman sekelas), lingkungan sosial masyarakat (tempat

tinggal siswa), lingkungan sosial keluarga ( ketegangan di dalam

Page 48: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

26

keluarga, sifat orang tua, pengelolaan keluarga), lingkungan

alamiah (kondisi udara), faktor instrumental (gedung sekolah,

alat belajar, peraturan sekolah, buku panduan), faktor materi

(bahan yang akan diajarkan, metode dan kondisi siswa).

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang

lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang. Pengalaman ibu sebelumnya dalam

merawat anaknya yang diare dapat memperluas pengetahuannya

tentang bagaimana penatalaksanaan diare pada anak yang benar

dan tepat.

b. Umur

Makin tua umur seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat

seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat

kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,

Page 49: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

27

akan tetapi pada umur-umur tertentu mengingat atau menjelang

usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang. Seorang ibu yang berumur 40

tahun pengetahuannya akan berbeda dengan saat dia sudah

berumur 60 tahun.

c. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan

seseorang. Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih

tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas

dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya

lebih rendah. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan

memiliki pengetahuan yang lebih tentang penatalaksanaan diare

pada balita dibandingkan dengan ibu yang tingkat

pendidikannya lebih rendah.

d. Sumber Informasi

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi

jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan

seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi,

majalah, koran dan buku. Walaupun seorang ibu berpendidikan

rendah tetapi jika dia memperoleh informasi tentang

Page 50: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

28

penatalaksanaan diare pada balita secara benar dan tepat maka

itu akan menambah pengetahuannya.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar

maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli

fasilitas-fasilitas sumber informasi. Ibu yang keluarganya

berpenghasilan rendah akan sulit mendapatkan fasilitas sumber

informasi. Tetapi apabila berpenghasilan cukup maka dia

mampu menyediakan fasilitas sumber informasi sehingga

pengetahuannya akan bertambah.

f. Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang

terhadap sesuatu. Misalnya di daerah lain seorang ibu

mempunyai persepsi lain tentang cara merawat balita diare maka

hal itu akan mempengaruhi pengetahuannya tentang perawatan

diare pada balita

Page 51: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

29

2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Pengertian

Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau

masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat

unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses

(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan

output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan

dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku

kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.

(Notoadmojo, 2012).

2.4.2 Sasaran

Menurut Fitriani (2011) sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia

berdasarkan pada program pembangunan Indonesia adalah:

a. Masyarakat umum;

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti wanita, pemuda,

remaja, termasuk dalam kelompok khusus adalah lembaga

pendidikan mulai TK sampai Pendidikan Tinggi (PT), sekolah

agama baik negeri atau swasta; dan

Page 52: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

30

c. Sasaran individu dengan tehnik pendidikan kesehatan

individual.

2.4.3 Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Fitriani (2011) prinsip pokok dalam pendidikan kesehatan

adalah proses belajar, dalam proses belajar terdapat 3 persoalan

pokok yaitu:

a. Persoalan masukan (input)

Sasaran belajar (sasaran didik), yaitu individu, kelompok serta

masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan latar

belakangnya.

b. Persoalan proses

Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

(pengetahuan, sikap dan perilaku) pada diri subjek belajar

tersebut. Proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai

faktor antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan

fasilitator), metode, teknik belajar, alat bantu belajar serta materi

atau bahan yang dipelajari.

c. Persoalan keluaran (output)

Hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau

perubahan perilaku dari subjek belajar.

Page 53: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

31

2.4 Metode Pembelajaran

2.4.1 Metode Konvensional (ceramah)

Metode ini termasuk metode pendidikan kelompok besar dengan

peserta pendidikan kesehatan lebih dari 15 orang sampai dengan 50

orang dan metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah (Notoatmodjo, 2005). Metode ceramah juga

merupakan penuturan materi secara lisan dan metode paling

ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam

mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan

jangkauan daya beli serta daya paham peserta didik (Simamora,

2009).

Menurut Depdiknas (2008) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode ceramah :

a. Persiapan

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:

1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan

3) Mempersiapkan alat bantu

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri

menguasai materi yang akan disampaikan sehingga penceramah

sendiri harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan

sistematika yang baik. Ceramah akan lebih baik lagi kalau

Page 54: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

32

disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat

bantu pengajaran misalnya: makalah singkat, slide, transparan,

sound sistem dan sebagainya.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

1) Langkah pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan

langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan

ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.

2) Langkah penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi

pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas

sebagai metode pembelajaran, maka pendidik harus menjaga

perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi

pembelajaran yang sedang disampaikan.

3) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok agar

materi pendidikan kesehatan yang sudah dipahami dan

dikuasai peserta didik. Ciptakan kegiatan-kegiatan yang

memungkinkan peserta didik tetap mengingat materi

pembelajaran.

Page 55: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

33

Menurut Simamora (2009) beberapa kelebihan dan kelemahan

metode ceramah adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan metode ceramah yaitu pendidik mudah menguasai

kelas, pendidik mudah menerangkan banyak bahan ajar

berjumlah besar, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah

banyak dan mudah dilaksanakan.

b. Kelemahan metode ceramah yaitu membuat peserta pasif,

mengandung unsur paksaan kepada peserta didik, mengandung

sedikit daya kritis peserta didik, bagi peserta didik dengan tipe

belajar yang visual akan lebih sulit menerima pelajaran

dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki tipe belajar

audio, sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar

peserta didik, kegiatan pengajaran menjadi verbalisme dan jika

terlalu lama dapat membuat jenuh.

2.4.2 Metode Menggunakan Media

2.4.2.1 Audio Visual

Media audio visual tidak lagi hanya dipandang sebagai alat

bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk

membawa pesan belajar, dan merupakan bagian integral

dari kegiatan belajar mengajar. Seperti dikatakan Arief S.

Sadiman, dkk (2006:10) bahwa "Media audio visual tidak

Page 56: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

34

lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru

untuk mengajar, tetap lebih sebagai alat penyalur pesan dari

pemberi pesan (guru, penulis buku, produser dan

sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar)". Sebagai

penyaji dan penyalur pesan, media pengajaran dalam hal-hal

tertentu bisa mewakili guru pendidikan sejarah menyajikan

informasi belajar kepada siswa.

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini

Edgar Dale dalam Arief S. Sadiman, dkk (1986: 7)

mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari

yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi

tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut

pengalaman (Cone of experience) dari Edgar Dale dan saat

itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa

yang paling sesuai untuk pengalaman belajar.

Page 57: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

35

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Dari Gambar 1 di atas, dapat dilihat bahwa kelengkapan

media dalam teknologi multimedia melibatkan

pendayagunaan seluruh pancaindra, sehingga daya

imajinasi, kreativitas, fantasi, emosi peserta didik

berkembang ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran

yang melibatkan lebih dari satu indra akan lebih efektif

dibandingkan dengan hanya satu indra saja. Hal tersebut

terbukti dari susunan kerucut tersebut.

Page 58: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

36

Beberapa manfaat media audio visual dalam pengajaran,

antara lain :

1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang

benar, mendorong minat;

2. Meningkatkan pengertian yang lebih baik;

3. Melengkapi sumber belajar yang lain;

4. Menambah variasi metode mengajar;

5. Menghemat waktu;

6. Meningkatkan keingintahuan intelektual;

7. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata

yang tidak perlu;

8. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama; dan

9. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar

pengalaman biasa (Suprijanto, 2009).

2.4.2.2 Video Animasi

Video berasal dari kata latin videre yang artinya “ aku

melihat”, video lahir dari perkembangan teknologi media

massa, yaitu televisi, jadi kaidah-kaidah yang melekat pada

medium ini tidak pernah lepas dari media massa. Video

dihadirkan pada masa terjadinya kegelisahan atas eksistensi

media massa elektronik sebelumnya yaitu televisi dan film,

setiap khalayak ingin menjadi sejarah ataupun bintang

dalam hasil perekaman mereka. Dengan dalih murah

Page 59: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

37

harganya dan mudah pemakaiannya, video hadir dari status

sosial yang tertinggi hingga menengah.

Peralatan rekam ini sangat meriah pemanfaatannya, karena

dengan cepat mampu menangkap semua sisi kehidupan

disekitar sang pemilik. Perkembangan yang menarik ini

sangat menjanjikan siapapun yang ingin mengungkapkan

kegelisahan, kebahagian, kepedulian, keresahan, kesedihan,

dan ungkapan perasaan lainnya ke dalam bentuk audio

visual ini, video hanyalah satu bagian saja dari apa yang

dinamakan revolusi teknologi dibidang Komunikasi , hasil

dari perkawinan teknologi telekomunikasi dengan teknologi

komputer (Cahyanti, 2010).

Definisi video menurut Qulman video adalah teknologi

untuk menangkap, merekam, memproses, menstransmisikan

dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan

film seluloid, sinyal elektronik atau media digital. Video

juga dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang

dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan

tertentu.

Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame

dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame

Page 60: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

38

rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena

dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi

gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan

semakin halus pergerakan yang ditampilkan.

Selanjutnya mengenai definisi animasi sendiri adalah :

Animasi berarti dari kata dalam bahasa latin “anima” yang

secara harafiah berarti “jiwa” (soul) atau animare yang

berarti “nafas kehidupan” (vital breath). Dalam bahasa

inggris adalah animation yang berasal dari kata animated/to

animate, yang berarti mambawa hidup atau bergerak. Istilah

aniamsi berawal dari semua penciptaan kehidupan atau

meniupkan kehidupan ke dalam obyek yang tidak bernyawa

atau benda mati (gambar).

Menurut Ibiz Fernandez dalam bukunya Marco Media

Flash “Animation is the process of recording and playing

back a sequence of skills to achive the illusion of continous

mation”. Yang artinya kurang lebih adalah sebuah proses

merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar

statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.

Animasi juga dikenal dengan istilah motion picture yang

mempunyai pengertian ‘gambar bergerak’. Disebut gambar

bergerak karena dalam proses pembuatannya digunakan

Page 61: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

39

gambar yang berurutan dan dimanipulasi sedemikian rupa

sehingga tampak seolah-olah gambar tersebut dapat

bergerak. Tujuannya adalah dimaksudkan untuk menipu

mata manusia agar mempercayai bahwa memang ada terjadi

gerakan (Cahyanti, 2010).

Secara umum animasi merupakan suatu proses

menggambar dengan memodifikasi sequence gambar dari

tiap-tiap frame yang diekspos pada tenggang waktu tertentu

sehingga tercipta sebuah ilusi gambar bergerak. Dalam

bentuk film, film animasi sendiri adalah film yang

dihasilkan untuk menciptakan ilusi gambar bergerak dengan

menampilkan ilusi gambar bergerak dengan menampilkan

gambar-gambar tunggal pada kamera film/video.

Suatu rangkaian gambar diam secara inbeethwin dengan

jumlah yang banyak. Bila ita proyeksikan akan terlihat

seolah-olah hidup (bergerak), seperti yang pernah kita lihat

film-film kartun ditelevisis maupun dilayar lebar. Jadi

animasi dapat disimpulkan menghidupkan benda diam

diproyeksikan menjadi bergerak (Cahyanti, 2010).

Secara garis besar membagi animasi komputer menjadi dua

kategori yaitu :

Page 62: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

40

1) Computer Assisted Animation. Animasi pada kategori

ini biasanya menunjuk pada system animasi 2 dimensi,

yaitu mengkomputerisasi proses animasi tradisional

yang menggunakan gambaran tangan. Computer

digunakan untuk pewarnaan, penerapan virtual kamera

dan penataan data yang digunakan dalam sebuah

animasi.

2) Computer Generated Animation. Pada kategori ini

biasanya digunakan untuk animasi 3 dimensi dengan

program 3D seperti 3D Studio Max, Maya, Autocad dan

lain-lainnya.

Pembahasan tentang definisi keduanya mengenai video atau

film animasi menjelaskan bahwa : “ animasi adalah video

atau film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar

tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal

ditemukannya video atau film animasi dibuat dari

berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di “putar”

sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan

komputer dan grafika komputer, pembuatan video atau film

animasi menjadi sangat mudah dan cepat.

Page 63: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

41

2.5 KERANGKA TEORI

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Pengetahuan

Pendidikan Kesehatan

Konsep DBD

1. Definisi

2. Etiologi DBD

3. Morfologi tersier

nyamuk Aedes

Aegypti

4. Mekanisme

Penularan DBD

5. Tanda dan Gejala

6. Pencegahan DBD

Perkembangan anak

usia sekolah:

1. Perkembangan

biologis

2. Perkembangan

psikososial

3. Perkembangan

kognitif

4. Perkembangan

sosial

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

6. Kebudayaan

7. Informasi

Tingkatan pengetahuan

1. Tahu (know)

2. Memahami

(comprehension)

3. Aplikasi

(application)

4. Analisis

(analysis)

5. Sintesis

(synthesis)

6. Evaluasi

(evaluation)

Metode Pembelajaran

1. Seminar2. Loka Karya3. Ceramah

1. Audio Visual2. Animasi2. Animasi

3. Ceramah

Page 64: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

42

2.6 KERANGKA KONSEP

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan metode ceramah.

2. Ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan video animasi.

3. Ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara metode ceramah dan

video animasi.

Ceramah

Video Animasi

Pengetahuan DBD

Page 65: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

43

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasy experiment dengan metode

pretest posttest design. Desain ini merupakan desain experiment yang

dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan diberikan dan posttest

sesudah perlakuan diberikan.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 12 Metro Pusat pada bulan

November 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya (Notoatmodjo, 2007). Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi kelas V dan VI yang berjumlah 79 orang.

Page 66: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

44

3.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple

Random Sampling. Pada Simple Random Sampling, populasi

mempunyai peluang yang sama untuk terpilih ke dalam sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SD kelas V dan VI

pada bulan November 2015 yang dipilih oleh peneliti dengan cara

screening menggunakan pertanyaan. Selanjutnya siswa-siswi yang

telah di screening dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

yang menggunakan perlakuan (video animasi) dan kelompok

kontrol (ceramah).

Kriteria inklusi adalah:

a. Murid SD Negeri 12 Metro Pusat kelas V dan VI

b. Yang lulus screening dengan nilai antara 50-80

c. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi adalah :

a. Responden tidak masuk atau dalam keadaan sakit saat intervensi

dilakukan

b. Responden yang sebelumnya pernah mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang DBD secara khusus, bertujuan untuk

memperkecil bias informasi.

Page 67: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

45

3.4. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala

1 MetodePenyuluhan

Penyuluhankesehatanadalahpenambahanpengetahuandankemampuanseseorangmelalui tehnikpraktek belajaratau instruksidengan tujuanmengubah ataumempengaruhiperilakumanusia secaraindividu,kelompokmaupunmasyarakatuntuk dapatlebih mandiridalammencapaitujuan hidupsehat.

- - 0 : Metodeceramah

1 : Videoanimasi

Nominal

2 PengetahuanSiswa tentangDBD

Suatu responinformasi yangtelahdiberikan anakkelas 5 dan 6terhadapmasalahkesehatanyang berkaitandengan DBD.

Kuesioner Wawancara Skor Numerik

Page 68: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

46

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dimulai dengan melakukan screening

menggunakan pertanyaan dilanjutkan dengan pemberian pretest

pada hari yang sama. Setelah pemberian pretest siswa akan

diberi pengetahuan mengenai DBD menggunakan metode

ceramah dan video animasi yang dilanjutkan dengan pemberian

posttest. Adapun pemberian pretest dan posttest menggunakan

kuisioner yang sudah divalidasi oleh Widyawati, 2010.

b. Data Sekunder

Pengambilan data sekunder berupa identitas siswa di SD Negeri

12 Metro Pusat khususnya untuk mengetahui siswa kelas V dan

VI.

3.5.2 Alat dan bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner,

alat tulis, video animasi, laptop dan LCD proyektor.

3.6 Definisi Perlakuan

Pada metode ceramah diberikan oleh rekan saya yang bernama Agam

Anggoro karena dia sudah memiliki pengalaman dalam berceramah.

Page 69: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

47

Pemberian ceramah dilaksanakan selama 40 menit dimulai pukul 09.30 –

10.10 WIB. Materi ceramah yang diberikan sudah divalidasi oleh

Widyawati (2010). Sedangkan untuk video animasi diunduh di situs

www.jakartalearningcenter.com yang bersumber dari Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. Video animasi ini diunduh pada

tanggal 1 November 2015 pukul 15.21 WIB dengan durasi video 4 menit 3

detik.

3.7 Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan dalam pengujian

hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang

ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2008).

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian

kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat

Page 70: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

48

juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

c. Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

d. Tabulasi

Tabulasi artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau

diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi.

3.8 Analisis Data

a. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk mendiskripsikan setiap variabel

secara terpisah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi.

Analisa data univariat dilakukan terhadap karakteristik dari responden

yaitu kelas, usia dan jenis kelamin.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji t

independent. Adapun tujuan penggunaan uji t berpasangan untuk

mengetahui adanya perbedaan peningkatan pengetahuan pada siswa

Page 71: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

49

sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah dan dengan menggunakan video animasi. Sedangkan

penggunaan uji t independent untuk mengetahui perbedaan

peningkatan pengetahuan pada siswa menggunakan kedua metode

tersebut.

Sebelum dilakukan analisis bivariat terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi penelitian yaitu uji normalitas dan homogenitas, hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal dan

homogen yang merupakan salah satu syarat data untuk dapat diolah

menggunakan uji t berpasangan dan uji t independent. Uji normalitas

dilakukan terhadap skor pengetahuan sebelum dan sesudah ceramah,

pengetahuan sebelum dan sesudah video animasi serta pengetahuan

sebelum dan sesudah ceramah dan video animasi.

Apabila data skor pengetahuan sebelum dan sesudah ceramah

berdistribusi normal maka untuk mengetahui perbedaan skor

pengetahuan sebelum dan sesudah ceramah digunakan uji t

berpasangan. Bila sebaran data tidak normal digunakan uji alternatif

yaitu uji Wilcoxon. Hal ini juga dilakukan pada data skor pengetahuan

sebelum dan sesudah video animasi.

Apabila data pengetahuan sebelum dan sesudah antara ceramah dan

video animasi normal maka untuk mengetahui perbedaan skor

Page 72: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

50

pengetahuan sebelum dan sesudah ceramah dan video digunakan uji t

independent. Bila sebaran data tidak normal digunakan uji alternatif

yaitu uji Mann-Whitney.

3.9 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Survei Pendahuluan dan PembuatanProposal

SeminarProposal

Mengurus ethical clerance

Permohonan izin untukmengambil data pasien

Menentukan sampel sesuaidengan kriteria inklusi

Melakukanskrinning

pendahuluan

Membagi menjadi dua kelompok dandiberi intervensi promosi kesehatan berupaceramah dan video animasi lalu diberi post

test

Pengolahan data

Analisis data

Interprestasi hasilpenelitian

Page 73: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

51

3.10 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan mendapatkan surat

keterangan lolos kaji etik sehingga penelitian dapat dilakukan dengan No :

58/UN26/8/DT/2016.

Page 74: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

70

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan demam berdarah dengue

dengan metode ceramah dan video animasi pada anak kelas V dan VI di

SD Negeri 12 Metro Pusat.

b. Karakteristik responden penelitian berdasarkan kelas lebih banyak

responden pada kelas VI sebanyak 40 orang, berdasarkan jenis kelamin

responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan, sedangkan

pada usia responden lebih banyak yang usia 12 tahun.

c. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan anak kelas V dan VI di

SD Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan metode ceramah.

d. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan anak kelas V dan VI di

SD Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan video animasi.

e. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan anak kelas V dan VI di

SD Negeri 12 Metro Pusat tentang DBD yang diberikan pendidikan

Page 75: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

71

kesehatan dengan metode ceramah dan video animasi dengan nilai p

yaitu 0,005.

5.2 Saran

a. Bagi Peneliti

Diharapkan agar dapat meneliti lebih lanjut tentang efektifitas media

promosi kesehatan yang lainnya.

b. Bagi Instansi

Agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih media promosi

kesehatan yang akan digunakan agar dapat lebih dipahami oleh peserta

didik.

Page 76: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

72

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Cetakan II.Jakarta : Salemba Mardika.

Anggraini, D.S., 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor. Cita Insan Madani.

Arief S. Sadiman, dkk. 2009 . Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Azmi AN, Nuriman & Agustiningsih. 2014. Pengaruh Penggunaan VideoAnimasi Terhadap Hasil Belajar Perubahan Kenampakan Bumi SiswaKelas IV SDN Tamanan 2 Bondowoso [skripsi]. Universitas Jember.

Cahyanti ERS. 2010. Respon murid SDN Kedoya Utara 04 Pagi terhadaptayangan video animasi kisah-kisah nabi untuk peningkatan pengetahuankeagamaan [skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Dale, Edgar. 1969. Audio Visual Methods in Teaching. New York: Holt, Rinehartand Winston Inc. The Dryden Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Penemuan dan TatalaksanaPenderita Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan DemamBerdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam BerdarahDengue (PSN DBD) Oleh Juru Pemantauan Jentik. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Metro. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kota Metro 2013.Metro : Dinkes Kota Metro.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. 2008. Profil Dinas Kesehatan PropinsiSumatera Utara 2008.Medan : Dinkes Propinsi Sumatera Utara.

Page 77: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

73

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Strategi Pembelajaran danPemilihannya. Jakarta : Depdiknas

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ginanjar G. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue Penyakit Cara Pencegahannya.Yogyakarta: Kanisius.

Inayati, R. 2004. Efektifitas Media Video Compact Disc dan Folder ProgramHarm-Reduction Pada Kelompok Injection Drug User.[Tesis] Yogyakarta:Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM

Jamaludin Harun dan Tafsir Zaidatun. 2003. Multimedia dalam Pendidikan. KualaLumpur: Venton Publishing.

Karyanti MR, Hadinegoro SR. Perubahan Epidemiologi Demam BerdarahDengue Di Indonesia. Sari Pediatri. Vol 10. No. 6. April 2009 : 424-432.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Profil Kesehatan Indonesia.2012 Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kusumawati Y., Suswardany D.L., Yuniarno S., dan Darnoto S., 2007. UpayaPemberantasan Nyamuk Aedes aegypti Dengan Pengasapan (Fogging)Dalam Rangka Mencegah Peningkatan Kasus Demam Berdarah. Warta 10(1): 1-9. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W.2000 . Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta : MediaAesculapius. Hal 560-563.

Latif Maolana. Studi Komparatif Prestasi Siswa yang Menggunakan VideoPembelajaran dan yang tidak Menggunakan Video Pembelajaran MateriSistem Stater dan Pengisisan Kelas XI di SMK Walisongo KalioriRembang. Gardan. Vol. 1. No.1. Juli 2012.

Lubis SZA, Lubis NR & Syahrial E. Pengaruh Penyuluhan Dengan MetodeCeramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan SikapAnaka Tentang PHBS di Sekolah Dasar Negeri 065014 KelurahanNamogajah Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. UniversitasSumatera Utara. Vol. 2. No. 1. 2013.

Maulana, HDJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Mc Farlane & Anderson. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori danPraktik Edisi 3. Jakarta : EGC.

Page 78: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

74

Munawar, W., & Sumarto. 2010. Inovasi Pembelajaran Teknologi BagiMahasiswa Lptk Sebagai Calon Guru Teknik Melalui PengembanganMultimedia Interaktif. UPI (8 November 2010).

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehata. Jakarta: PTRineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT RinekaCipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan IlmuPerilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Petersen. 2004. Cara Orang Belajar. Dikutip dari:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-erlinawati-6603-3 babii.pdf (25 Maret 2015).

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta:EGC.

Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sastroasmoro & Ismail. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis EdisiKe-3. Jakarta : Sagung Setu.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Simamora, Roymond H. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Sinor, Z. 2011. Comparison between Conventional Health Promotion and Use ofCartoon Animation in Delivering Oral Health Education. InternationalJournal of Humanities and Social Science, 1(3), 169–174.

Page 79: PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG …digilib.unila.ac.id/24053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · meningkatkan pengetahuan siswa SD agar dapat melakukan tindakan pencegahan

75

Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV.Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Suhardiono. 2005. Sebuah Analisis Faktor Risiko Perilaku Masyarakat terhadapKejadian DBD di Kelurahan Helvetia Tengah, Medan. Jurnal MutiaraKesehatan Indonesia Vol. 1 No. 2 Edisi Desember 2005. Suprijanto. 2009.Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyanto, M.. 2004. Analisis & Design Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran,Penerbit Andi, Yogyakarta.

Triarso, Agus . 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar. Dikutipdari : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-erlinawati-6603-3-babii.pdf (diakses tanggal 25 Maret 2015).

Widyawati. 2010. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan dansikap siswa sekolah dasar dalam pencegahan demam berdarah dengue diKecamatan Medan Denai [tesis]. Universitas Sumatera Utara.

Wong, et al.2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1. Jakarta: EGC.

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume I.Alih bahasaAgus Sutarna dkk. Jakarta : EGC.