perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran … · mengetahui apakah terdapat perbedaan...

40
PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN YANG MASUK LEWAT JALUR SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) DAN SWADANA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran TAUFIK HIDAYANTO G0005190 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangdieu

Post on 19-Aug-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN

YANG MASUK LEWAT JALUR SELEKSI NASIONAL MASUK

PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) DAN SWADANA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

TAUFIK HIDAYANTO

G0005190

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,19 Januari 2010

Taufik Hidayanto

NIM. G0005190

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Kedokteran yang Masuk Lewat Jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SWADANA Taufik Hidayanto, NIM / Semester: G0005190/IX, Tahun 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Selasa, Tanggal 19 Januari 2010

Pembimbing Utama

Nama : Yusvick M Hadin, dr., SpKJ NIP : 19490455.1976.09.1.001 .................................... Pembimbing Pendamping

Nama : H.Djoko Suwito, dr., SpKJ NIP : 19580223.1985.11.1.001 .................................... Penguji Utama

Nama : Prof. Dr. M Fanani, dr., SpKJ NIP : 19510711.1980.03.1.001 ……………………… Anggota Penguji

Nama : Made Setiamika, dr., SpTHT. NIP : 19550727.1983.12.1.002 ....................................

Surakarta, .................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahjono, dr., MKes. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr, MS. NIP 19450824.1973.10.1.001 NIP 19481107.1973.10.1.003

ABSTRAK

Taufik Hidayanto, G0005190, 2010. Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Kedokteran yang Masuk Lewat Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SWADANA. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Jalur masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sekarang ini ada beberapa macam,yang paling banyak adalah SNMPTN dan SWADANA. Jalur masuk ini mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN dan SWADANA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala L-MMPI dan T-MAS. Dengan menggunakan uji hipotesis chi-square. Subjek penelitian adalah 60 sampel yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, terdiri dari 30 orang mahasiswa yang masuk lewat jalur SNMPTN dan 30 orang mahasiswa yang masuk lewat jalur SWADANA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN terdapat 14 orang yang mengalami kecemasan dan 16 orang yang tidak mengalami kecemasan. Sedangkan pada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA terdapat 23 orang yang mengalami kecemasan dan 7 orang yang tidak mengalami kecemasan. Dari uji statistik penelitian ini didapatkan X2

hitung sebesar 5,711, sementara X2

tabel (db = 1, α = 0.05) sebesar 3,841(p<0,005). Karena X2hitung

lebih besar daripada X2tabel, sehingga hasil yang diharapkan signifikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN dan SWADANA. Kata kunci : Kecemasan, SNMPTN, SWADANA

ABSTRACT

Taufik Hidayanto, G0005190, 2010. Anxiety Differences between the Entry Medical Students Through Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) and SWADANA. Medical Faculty of Sebelas Maret University.

Types of admission to Medical Faculty of Sebelas Maret University. now there are several kinds, the most is SNMPTN and SWADANA. This pathway affects the level of student anxiety. The purpose of this study was to determine whether there are differences in anxiety among medical students coming through the SNMPTN and SWADANA.

It is descriptively analytical research with cross sectional approach. It used questionnaire of biodata,questionnaire by L-MMPI and T-MAS scale. Then hypothesid test by Chi-square. This research involved 60 samples, Medical Faculty of Sebelas Maret University student which consists of 30 students who entered via the SNMPTN and 30 students who entered via the SWADANA.

The results showed that medical students who entered via the SNMPTN 14 people who have experienced anxiety and 16 people who did not experience anxiety. While the medical students who entered via the SWADANA 23 people who have experienced anxiety and 7 people who did not experience anxiety. From this study statistical tests for X2

Count obtained 5.711, while X2table (db = 1, α = 0.05) for 3.841 (p

<0.005). Because X2Count greater than X2

table, so the expected significant results.

Thus, it can be concluded that there were statistically significant differences in anxiety among medical students coming through the SNMPTN and SWADANA.

Key words: Anxiety, SNMPTN, SWADANA

PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan kasih-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan SWADANA” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak lepas atas dukungan yang diberikan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. A. A. Subiyanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2. Sri Wahjono, dr., MKes. selaku Ketua Tim Skripsi beserta seluruh staf skripsi

yang telah memberikan pengarahan dan bantuan. 3. Yusvick M Hadin, dr., SpKJ. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti. 4. A.Djoko Suwito, dr., SpKJ. selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti. 5. Prof. DR. M Fanani, dr., SpKJ. selaku Penguji Utama yang telah menguji skripsi

ini. 6. Made Setiamika, dr., SpTHT. selaku Anggota Penguji yang telah menguji skripsi

ini. 7. Seluruh staf bagian Jiwa RSUD Moewardi yang telah membantu pelaksanaan

penelitian skripsi ini. 8. Papa, mama, adik, mbah, om dan tante tercinta yang senantiasa memberikan doa,

cinta, bimbingan dan motivasi pada peneliti. 9. Distika, Ryan, Leon, kontrakan d’Orange, kontrakan melati indah, LAAS Solo,

teman-teman PBL dan seluruh teman angkatan 2005 atas semangat dan bantuannya.

Dalam menghadapi persaingan global, diperlukan individu-individu yang lebih mampu berkompetisi. Maka dari itu universitas negeri di Indonesia telah menetapkan beberapa jalur masuk yang mampu menyaring mahasiswa yang berkualitas dimasa depan, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi apakah terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara mahasiswa dengan dua jalur masuk yang berbeda.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bermanfaat untuk semua pihak, bagi ilmu kedokteran pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya.

Surakarta, 19 Januari 2010

Peneliti DAFTAR ISI

PRAKARTA……………………………………………………….................... vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………… ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… x

DAFTAR SKEMA…………………………………………………………….. xi

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………… 3

C. Tujuan Penelitian………………………………………………..... 3

D. Manfaat Penelitian………………………………………………… 3

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….. 5

A. Tinjauan Pustaka………………………………………………….. 5

B. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 15

C. Hipotesis…………………………………………………………. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….. 16

A. Jenis Penelitian…………………………………………………... 16

B. Lokasi Penelitian…………………………………………………. 16

C. Subjek Penelitian…………………………………………………. 16

D. Teknik Sampling………………………………………................. 16E.

Rancangan Penelitian……………………………………………… 17

F. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………... 18

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………..……………… 19

H. Instrumen Penelitian……............................................................... 20

I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data..................................... 20

J. Teknik Analisis Data……………………………………………… 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 22

A. Hasil Penelitian................................................................................. 22

BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………….. 25

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 26

A. Simpulan.......................................................................................... 26

B. Saran................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 28

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasar mahasiswa kedokteran yang masuk

lewat jalur SNMPTN dan SWADANA

Tabel 2. Perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat

jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan

SWADANA.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Biodata Responden.

Lampiran 2. Kuesioner Skala L-MMPI.

Lampiran 3. Kuesioner Skala TMAS.

Lampiran 4. Tabel hasil kuesioner TMAS.

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Pemikiran penelitian.

Skema 2. Rancangan Penelitian.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan (anxiety) adalah keadaan suasana-perasaan awal yang ditandai

oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang

masa depan. Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang

bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau resah),

maupun respon fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan

keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan

ditandai dengan adanya kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau

mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan Durand, 2006). Kecemasan

sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera

dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005).

Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar. Diperkirakan 20% dari

populasi dunia menderita kecemasan (Gail, 2002) dan sebanyak 47,7% remaja

sering merasa cemas (Haryadi, 2007). Mahasiswa pun tidak luput dari

kecemasan. Salah satu yang menjadi stressor dalam kehidupan mahasiswa

adalah tuntutan dalam pendidikan. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk

memperoleh nilai yang baik, tetapi juga untuk memahami, mendalami, dan

mampu mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya. Perubahan lingkungan

belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus kecemasan pada mahasiswa.

1

Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau

tidaknya seseorang dalam pelajaran, tapi ketenangan jiwa juga mempunyai

pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut (Daradjat,

1988). Kecemasan tidak hanya mempengaruhi motorik dan viseral tetapi juga

mempengaruhi persepsi, belajar, dan berpikir. Kecemasan cenderung

menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat

mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian,

menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal

dengan yang lain (Kaplan dan Sadock, 2005). Karena itu dengan adanya

kecemasan tentu akan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.

Besarnya keinginan seorang siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan di

kedokteran membuat mereka mencoba berbagai test masuk perguruan tinggi. Di

UNS sendiri banyak sekali jalur masuk yang digunakan,tetapi yang paling

banyak peminatnya adalah jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) dan jalur SWADANA. Jalur masuk perguruan tinggi negeri

bisa menjadi faktor external penyebab kecemasan pada mahasiswa.

Perbedaan jalur masuk antara SNMPTN dan SWADANA sangat

mencolok,baik dari segi test maupun biaya masuk. SNMPTN di nilai lebih

kompetitif karena diikuti oleh ribuan peserta dan persaingan sangat ketat

sehingga siapapun yang lulus dari test tersebut akan mudah mengikuti kuliah di

jurusan kedokteran. Lain halnya dengan jalur SWADANA yang diikuti oleh

peserta yang tidak lulus SNMPTN, kurang kompetitif dan biayanya mahal

sehingga yang masuk lewat jalur SWADANA biasanya agak kesulitan

mengikuti kuliah di jurusan kedokteran.

Dari data di atas, peneliti ingin mengetahui adakah perbedaan kecemasan

yang bermakna pada mahasiswa dengan penggunaan kedua jalur masuk tersebut.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang

Masuk Lewat Jalur SNMPTN dan SWADANA.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang

Masuk Lewat Jalur SNMPTN dan SWADANA.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang Masuk Lewat Jalur

SNMPTN dan SWADANA.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tim

kemahasiswaan FK UNS tentang system peneriamaan mahasiswa baru

apakah sesuai dengan kejiwaan (khususnya kecemasan) mahasiswa dan agar

dapat dicari solusi yang tepat untuk menyiasati masalah tersebut.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa

latin “augustus” yang berarti kaku dan “ango-ana” yang berarti mencekik.

Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang

ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan

kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya system saraf pusat

(Trismiati, 2004).

Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia.

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan

adanya ancaman dan memiliki kualitas menyelamatkan hidup. Kecemasan

adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari

pengalaman akan sesuatu yang baru dan belum pernah dicoba (Kaplan dan

Saddock, 2005).

Kecemasan adalah suatu manifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan

perasaan (fruktasi) dan pertentangan batin (konflik). Rasa cermas timbul

akibat melihat dan mengetahui adanya bahaya yang mengancam dirinya

(Daradjat, 1983).

5

Kecemasan merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir

disertai dengan gejala somatis yang menandakan suatu kegiatan berlebih

dari susunan autonomik (Kaplan dan Sadock, 2005).

b. Epidemiologi

Perkiraan yang diterima untuk prevalensi gangguan kecemasan umum

satu tahun terentang antara 3 (tiga) sampai 8 (delapan) persen. Sebanyak

25% pasien yang ditemui psikiater didiagnosis mengalami gangguan

kecemasan. Kemungkinan 50% pasien dengan gangguan kecemasan

umum memiliki gangguan mental lainnya. Rasio wanita dan laki-laki kira-

kira 2 (dua) berbanding 1 (satu), tetapi rasio wanita dan laki-laki yang

mendapat perawatan inap untuk gangguan tersebut adalah sama.

Di negara berkembang yang padat penduduk seperti Pakistan prevalensi

depresi dan kecemasan mencapai 33,62 %. Faktor-faktor sosiodemografi

yang berhubungan dengan timbulnya depresi dan kecemasan di negara

tersebut mencakup status pendidikan yang rendah, status pernikahan

(bercerai, janda, berpisah), dan status sebagai ibu rumah tangga (Khan et

al., 2007).

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita,wanita lebih cemas

akan ketidakmampuanya dibanding laki-laki, laki-laki lebih aktif dan

eksploratif, sedangkan wanita lebih sensitive. Selain itu laki-laki berfikir

lebih rasional dibandingkan dengan wanita yang berfikir cenderung

emosional. Penelitian lain menunjukan bahwa laki-laki lebih rileks

dibandingkan wanita (Trismiati, 2004).

c. Etiologi

Sebab-sebab kecemasan menurut Ngemron dan Masudi (2001) antara

lain:

1) Ketakutan yang terus menerus karena kesusahan dan kegagalan yang

bertumpuk-tumpuk.

2) Menurut Freud adanya keinginan atau pikiran dari alam bawah sadar

yang tidak dapat dipersepsikan, hingga ditekan ke alam bawah sadar

dan tidak dapat mampu diterima lagi.

3) Menurut Adler adanya kecenderungan menonjolkan diri yang

terhalangi.

Menurut Horney, sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan

kecemasan bersifat lebih umum. Dapat berasal dari berbagai kejadian

dalam kehidupan atau dalam diri seseorang itu sendiri (Trismiati, 2004).

d. Patofisiologi

Kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dan

dari dalam berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik. Rangsangan

tersebut dipersepsi oleh panca indera, diteruskan dan direspon oleh sistem

saraf pusat, sesuai pola hidup tiap individu. Bila yang dipersepsi adalah

ancaman, maka responya adalah suatu kecemasan. Di dalam sistem saraf

pusat, proses tersebut melibatkan jalur Cortex cerebri-Limbic sistem RAS

(Reticular Activating System)-Hypothalamus yang memberikan impuls

kepada kelenjar hipofise untuk mensekresikan mediator hormonal

terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal, yaitu memacu sistem saraf

otonom melalui mediator hormonal yang lain (catecholoamine).

Hiperaktifitas sistem saraf otonom menyebabkan timbulnya kecemasan.

Keluhannya sangat beraneka ragam seperti sakit kepala, pusing, serasa

mabuk, cenderung untuk pingsan, banyak berkeringat, jantung berdebar-

debar, sesak napas, dan lain sebagainya.

Pada penderita dengan gangguan kecemasan terdapat petunjuk adanya

gangguan pada reseptor serotonin tertentu yaitu 5HT-1A, namun terbatas

pada penderita dengan hipersekresi kortisol atau yang menunjukkan

manfistasi berupa stress berat (Drevets et al., 2008).

e. Gejala Klinis

Gejala awal sindrom kecemasan dapat dikenali dengan

memperhatikan adanya keluhan psikis dan somatis sebagai berikut

(Mudjaddid, 2006):

1) Gejala psikis.

Penampilan berubah, sulit konsentrasi, mood berubah, mudah marah,

cepat tersinggung, gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut.

2) Gejala somatis.

Sakit kepala, gangguan tidur, keluhan berbagai sistem, misal

sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, gastrointestinal dan

sebagainya

Selain gejala-gejala tersebut, menurut Kartini (2000), beberapa

simptom kecemasan yang khas antara lain:

1) Terdapat hal-hal yang mencemaskan hati; hampir setiap kejadian

menyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas.

2) Disertai emosi-emosi kuat dan sangat tidak stabil

3) Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delution of

persecution (delusi dikejar-kejar)

4) Sering merasa mual dan muntah

5) Selalu dipenuhi ketegangan-ketengangan emosional dan bayangan-

bayangan kesulitan yang imajiner.

Pada pemeriksaan fisik terdapat nadi yang sedikit lebih cepat

(biasanya tidak lebih dari 100 per detik), pernapasan yang cepat, kadang-

kadang hiperventilasi dengan keluhan-keluhan yang menyertainya

(Maramis, 2005). Penderita dengan gangguan kecemasan umum dapat

pula menunjukkan disfungsi seksual atau berkurangnya rangsangan

seksual (Kendurkar dan Kaur, 2008).

f. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari kecemasan secara garis besar adalah sebagai

berikut (Kartini, 2000):

1) Menemukan sumber dari macam-macam ketakutan, kesusahan, dan

kegagalannya

2) Memberikan jalan adjustment yang sehat serta memupuk kemauan dan

motivasi agar orang yang bersangkutan berani memecahkan kesulitan

hidupnya

Terapi psikofarmaka juga bisa digunakan. Yang banyak digunakan

oleh psikiater adalah obat anti cemas (anxiolytic) dan obat anti depresi

(anti depressant) yang juga berkhasiat sebagai obat anti stress. Cara kerja

psikofarmaka ini adalah dengan jalan memutuskan sirkuit

psikoneuroimunologi sehingga stressor psikososial yang dialami oleh

seseorang tidak lagi mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, psikomotorik,

dan organ-organ tubuh (Hawari, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Gorini dan Riva (2008)

menunujukkan Virtual Reality (VR) mempunyai potensi dalam

penatalaksanaan pasien dengan GAD (General Anxiety Disorder). VR

merupakan salah satu bentuk terapi yang menggabungkan perangkat-

perangkat teknologi audio dan visual untuk membantu proses relaksasi

pasien. Perangkat-perangkat teknologi audio dan visual tersebut akan

memudahkan pasien dalam menciptakan bayangan-bayangan dalam

ingatan atau imajinasi yang menyenangkan sehingga dapat membantu

proses relaksasi. Dengan demikian, relaksasi dapat dilakukan oleh pasien

sendiri tanpa bantuan terapis.

2. SNMPTN

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah

salah satu cara untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Seperti kita tahu,

perguruan tinggi negeri selalu mengadakan tes seleksi untuk calon

mahasiswanya. Secara serentak, berbagai Perguruan Tinggi di seluruh

Indonesia yang terbagi dalam berbagai rayon menyelenggarakan SNMPTN ini.

Soal-soal SNMPTN berupa pilihan ganda, dengan nilai 4 untuk setiap jawaban

benar, -1 untuk setiap jawaban salah, dan 0 untuk tidak menjawab. Jawaban

dikerjakan di LJK (Lembar Jawab Komputer) dan dikoreksi dengan komputer.

Untuk mencegah bocoran soal SNMPTN, biasanya para pemuat soal

dikarantina satu atau dua hari menjelang waktu pelaksanaan SNMPTN

(Pulangasih, 2008)

Pelaksanaan SNMPTN 2009 di bawah koordinasi dan tanggung jawab

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ini merupakan satu-satunya pola

seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi

Negeri dalam satu sistem yang terpadu dengan menggunakan soal yang sama

atau setara dan diselenggarakan secara serentak.

3. SWADANA

SWADANA adalah progam penerimaan mahasiswa baru pendidikan

tingkat Strata 1 yang diperuntukkan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk

menjadi mahasiswa S-1. Merupakan progam reguler yang kurikulum, proses

belajar mengajar, staf pengajar dan sarana/prasarana lainnya adalah sama

dengan mahasiswa yang diterima melalui progam PMDK maupun SNMPTN,

hanya sumber pembiayaanya bersifat swadana (tanpa subsidi).

Peserta SWADANA adalah peserta SNMPTN dan PMDK yang

memenuhi syarat yang telah ditentukan. Penentuan calon mahasiswa swadana

dilaksanakan dengan mengolah data skor nilai PMDK atau skor nilai

SNMPTN dengan hasil skor yang memenuhi angka kewajaran diterima

(Anonim, 2006).

4. PMDK

Jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) ini adalah jalur yang

tidak menggunakan test,namun harus berprestasi sejak berada di SMA

(Anonim, 2006).

Jalur masuk PMDK sendiri di bagi menjadi 3 :

a. PMDK Prestasi akademik

b. PMDK Prestasi olahraga dan seni

c. PMDK prestasi khusus

5. PBUS

Jalur penelusuran bibit unggul sekolah (PBUS) adalah jalur yang tidak

menggunakan test,yaitu di seleksi dari mahasiswa yang tidak di terima pada

pendaftaran jalur PMDK,tetapi biasanya biaya kuliah akan lebih mahal dari

pada jalur PMDK (Anonim, 2006).

6. TMAS (The Taylor Minnesota Anxiety Scale) sebagai instrumen

Dalam penelitian ini digunakan instrumen pengukur kecemasan Trait

Manifest Anxiety Scale (TMAS) dari Janet Taylor. Tingkat kecemasan akan

diketahui dari tinggi rendahnya skor yang didapatkan. Makin besar skor maka

tingkat kecemasan makin tinggi, dan makin kecil skor maka tingkat kecemasan

makin rendah.

Kuesioner TMAS berisi 50 butir pertanyaan , dengan 2 pilihan ”ya” dan

”tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya dengan memberi

tanda (X) pada kolom jawaban ya atau tidak. Jawaban ”ya” diberi skor 1 dan

jawaban ”tidak” diberi skor 0. Kemudian seluruh skor dijumlahkan dan dicari

rata-ratanya lalu dibandingkan dan diolah dengan menggunakan chi square.

TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi, akan tetapi

dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam mengisinya

(Azwar, 2007). Karena itu peneliti menggunakan tes L-MMPI untuk

menghindari terjadinya perhitungan hasil yang mungkin invalid karena

kesalahan atau ketidakjujuran responden.

7. L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Merupakan tes kepribadian yang terbanyak penggunaannya di dunia

sejak tahun 1942. Dikembangkan oleh Hathaway (psikolog) dan Mc Kinley

(psikiater) dari Universitas Minnesota, Mineapolis, USA sejak tahun 1930-an

(Butcher, 2005).

Dalam penelitian ini hanya dipergunakan skala L dalam keseluruhan tes

MMPI. Skala L dipergunakan untuk mendeteksi ketidakjujuran subjek

termasuk kesengajaan subyek dalam menjawab pertanyaan supaya dirinya

terlihat baik (Graham, 2005).

Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil

yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian.

Tes terdiri dari 15 soal dengan jawaban ”ya” atau ”tidak” atau ”tidak

menjawab” dengan nilai batas skala adalah 10, artinya apabila responden

mempunyai nilai ≥ 10 maka jawaban responden tersebut dinyatakan invalid.

B. Kerangka Pemikiran

Jalur masuk FK UNS

Skema 1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara mahasiswa kedokteran

yang masuk lewat jalur SNMPTN dan SWADANA.

SNMPTN SWADANA

- Peserta terbatas - Biaya sangat mahal - Kurang kompetitif. - Mahasiswa hanya terdiri dari

golongan Kaya dan Menengah keatas

- Peserta banyak - Biaya murah karena di subsidi - Lebih kompetitif - Mahasiswa terdiri dari golongan

Kaya, Menengah keatas dan menengah kebawah

Kurang cemas Lebih cemas

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional,yaitu peneliti mempelajari hubungan antara variabel bebas (faktor

resiko) dan variabel tergantung (efek) yang diobservasi hanya sekali pada saat

yang sama (Taufiqurohman, 2004).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Mahasiswa angkatan 2008. Jumlah mahasiswa angkatan 2008 yang

masuk lewt jalur SNMPTN diambil sebanyak 30 orang dari 143 orang secara

acak dan mahasiswa angkatan 2008 yang masuk lewat jalur SWADANA

diambil sebanyak 30 orang dari 47 orang juga secara acak.

D. Cara Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

random sampling.

Purposive karena sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai subyek penelitian

hanya mahasiswa angkatan 2008 saja.

16

Mahasiswa angkatan 2008 dipilih karena :

1. Merupakan angkatan pertama yang menggunakan jalur SNMPTN yang

dulu disebut SPMB

2. Tekanan dari luar dianggap lebih rendah dibanding mahasiswa angkatan

Lain karena masih baru

Setelah dilakukan pencuplikan secara purposive sampling dilanjutkan

pencuplikan dengan metode random sampling. Pencuplikan random sederhana

dilakukan terhadap mahasiswa angkatan 2008 dimana masing-masing diambil

30 sampel secara acak antara mahasiwa SNMPTN dan SWADANA sehingga

masing-masing subjek atau unit populasi memiliki peluang yang sama dan

independen untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2006).

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas

Jalur masuk SNMPTN dan SWADANA

2. Variabel terikat

Kecemasan

3. Variabel luar:

Keadaan lain yang dapat menyebabkan kecemasan adalah :

a. Kematian salah satu / semua anggota keluarga dalm waktu kurang dari

3 bulan.

b. Perpisahan / perceraian orang tua.

c. Menderita sakit kronis.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Mahasiswa FK UNS angakatan 2008 yang masuk melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SWADANA.

2. Variabel terikat

Kecemasan dalam penelitian ini adalah keadaan pada subjek penelitian,

diukur dengan TMAS, sebagai cut off point yaitu :

a. Cemas : bila skor TMAS ≥ 21

b. Tidak cemas : bila skor TMAS < 21

G. Rancangan Penelitian

Skema 2. Rancangan Penelitian

Formulir biodata +

Kuesioner L-MMPI

Angkatan 2008 (masuk lewat jalur SNMPTN )

Angkatan 2008 ( masuk lewat jalur SWADANA )

Formulir biodata +

Kuesioner L-MMPI

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS

Subjek penelitian Kelompok kontrol

Kuesioner TMAS Kuesioner TMAS

Tidak cemas Cemas Tidak cemas Cemas

Mahasiswa Kedokteran

Chi Square

H. Instrumen Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

1. Formulir biodata

2. Kuesioner L-MMPI

3. Kuesioner TMAS

I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

1. Responden mengisi biodata.

2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka

kebohongan sampel. Bila responden menjawab “tidak” maka diberi nilai

1. Bila didapatkan angka lebih besar atau sama dengan 10 maka

responden invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian.

3. Responden mengisi kuesioner TMAS untuk mengetahui angka

kecemasan. Pengukuran kecemasan adalah dengan menggunakan

kuesioner TMAS. Responden dinyatakan cemas bila jawaban “ya” sama

atau lebih dari 21, dan tidak cemas bila jawaban “ya” kurang dari 21.

Skala yang digunakan adalah skala nominal, skala yang paling sederhana

disusun menurut kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol

untuk mnembedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya.

4. Dilakukan random sampling untuk memperoleh jumlah tiap kelompok

sebanyak 30 orang.

J. Teknik Analisa Data

Uji analisis yang digunakan adalah chi square (X2). Chi square adalah

teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi

terdiri atas dua atau lebih klas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar.

Rumus dasar chi square adalah : å -=

FhFhFo

X2

2 )(

Keterangan : X2= chi square

Fo= frekuensi diperoleh dari sampel

Fh= frekuensi yang diharapkan dari populasi

Interpretasi nilai X2 sebagai berikut (Sugiono, 2005):

1. Derajat kebebasan untuk nilai-nilai X2 adalah 1

2. Taraf signifikasi yang dipakai adalah 5%, dengan ketentuan jika Xo

(Xhitung)2 > Xh (Xtabel)2 5 %, maka nilai X2 kita katakan signifikan.

Sebaliknya jika Xo (Xhitung)2 < Xh (Xtabel)2 5%, maka nilai X2

dikatakan non signifikan.

Dengan : Xo = chi square yang diperoleh

Xh = chi square yang diharapkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilaksanakan penelitian terhadap 60 sampel yang telah memenuhi

syarat, responden melakukan pengisian kuesioner dengan instrumen TMAS untuk

mengetahui ada tidaknya kecemasan.

Dari 60 sampel tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasar mahasiswa kedokteran yang

masuk lewat jalur SNMPTN dan SWADANA

No. Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

Jumlah Persentase

1. SNMPTN 30 50% 2. SWADANA 30 50% Jumlah 60 100%

Tabel 2. Perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang masuk

lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri

(SNMPTN) dan SWADANA

No. Keterangan Cemas Tidak Cemas Jumlah

1. Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

SNMPTN 14 16 30

2. Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

SWADANA 23 7 30

Jumlah 37 23 60

22

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa kedokteran yang masuk

lewat jalur SNMPTN terdapat 14 orang yang mengalami kecemasan dan 16 orang

yang tidak mengalami kecemasan. Sedangkan pada Mahasiswa kedokteran yang

masuk lewat jalur SWADANA terdapat 23 orang yang mengalami kecemasan dan

7 orang yang tidak mengalami kecemasan.

Dalam penelitian ini data yang didapat dianalisis dengan uji statistik chi

square untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan. Untuk mengetahui

apakah hasil yang diperoleh signifikan, terlebih dahulu dihitung derajat

kebebasannya (db).

Data yang diperoleh disajikan dalam tabel 2 x 2 sebagai berikut :

Keterangan Cemas Tidak Cemas

Mahasiswa kedokteran

yang masuk lewat jalur

SNMPTN

a b

Mahasiswa kedokteran

yang masuk lewat jalur

SWADANA

c d

Jadi : db = (jumlah lajur-1)(jumlah baris-1)

= (2-1)(2-1)

= 1

Kemudian nilai X2 dihitung dengan rumus :

X2 = N (ad-bc)2

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

= 60 (14.7-16.23)2

(14+16)(23+7)(14+23)(16+7)

= 60.72900

765900

= 5,711

Berdasar taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) 1, maka nilai X2

tabel adalah 3,841. Dari penelitian diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel, maka Ho

ditolak dan Hi diterima yang berarti Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

SWADANA lebih cemas daripada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

SNMPTN.

BAB V

PEMBAHASAN

Dari penelitian diperoleh hasil yang sesuai dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada perbedaan kecemasan bermakna antara mahasiswa

kedokteran yang masuk lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi

negeri (SNMPTN) dan SWADANA. Dimana Mahasiswa kedokteran yang masuk

lewat jalur SWADANA memiliki rata-rata skor TMAS yang lebih tinggi, dengan

kata lain lebih cemas daripada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur

SNMPTN. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Jalur seleksi SWADANA kurang kompetitif dibandingkan seleksi

SNMPTN,sehingga banyak mahasiswa SWADANA yang mengalami kesulitan

dalam mengikuti pelajaran.

2. Biaya yang sangat mahal menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa yang masuk

lewat jalur SWADANA.

3. Mahasiswa yang masuk lewat jalur SNMPTN yang berhasil bersaing dengan

ribuan peserta lain untuk masuk di kedokteran,lebih siap mengikuti pelajaran.

Berdasar faktor-faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan adanya

kecenderungan mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA

memiliki kemungkinan mengalami kecemasan lebih besar dibandingkan masuk

lewat jalur SNMPTN.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan

sebagai berikut :

1. Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA lebih cemas

daripada mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN.

B. SARAN

1. Pihak Kemahasiswaan FK UNS perlu meninjau tentang sistem peneriamaan

mahasiswa baru apakah sesuai dengan kejiwaan (khususnya kecemasan)

mahasiswa dan perlu mengantisipasi terjadinya kecemasan dengan

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa khususnya yang

masuk lewat jalur SWADANA.

2. Bagi mahasiswa, perlu lebih meningkatkan kemampuannya dengan giat

belajar, berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang

menyenangkan bukan sebagai tuntutan sehingga diharapkan dapat mengurangi

tingkat kecemasan.

3. Perlu penelitian lebih lanjut dan dengan sampel lebih besar untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat.

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penerimaan mahasiswa baru. http://www.spmb.uns.ac.id. (2 juni 2009).

Azwar.2007.Konsep Pengukuran Validitas.Jakarta: Gunadharma Press, p:60.

Butcher J.N. 2005. A Beginner’s Guide to the MMPI-2. Second Edition. Washington D.C.: American Psychological Association, pp: 3-5

Daradjat Z. 1988. Kesehatan Mental. Jakarta: CV Aji Masagung, p:106.

Gorini A. dan Riva G. 2008. The potential of virtual reality as anxiety management tool: A randomized controlled study in a sample of patients affected by generalized anxiety disorder. Trials 9:25. http://www.trialsjournal.com/content/9/1/25 (16 Oktober 2008)

Graham J.R., 1990. MMPI-2 Assessing Personality and Psychopathology. New York: Oxford University Press, pp: 23-5

Gail S.W.2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC, p:144

Hawari D. 2006. Manajemen Stres, cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 130-2

Kaplan H.I dan Sadock B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara, pp: 2-3.

Kartini Kartono. 2000.Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju, pp: 120-1, 194-5

Kendurkar K. dan Kaur B. 2008. Major depressive disorder, obsessive-compulsive disorder, and generalized anxiety disorder: do the sexual dysfunctions differ? Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 10(4): 299–305.http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pubmed&pubmedid=18787674 (16 Oktober 2008)

28

Khan H., Kalia S., Itrat A., Khan A., Kamal M., Khan MA., Khalid R., Khalid S.,

Javed S., Umer A., Naqvi H. 2007. Prevalence and demographics of anxiety disorders: a snapshot from a community health centre in Pakistan. Annals of General Psychiatry. 6:30. http://www.annals-general-psychiatry.com/content/6/1/30 (20 Oktober 2008)

Langgulung H. 1999. Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al-Husna, pp: 96-7

Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. pp : 69, 89

Markam, S.S., 1999. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, pp: 41-2

Mudjaddid, E. 2006. Pemahaman dam Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi di Bidang ilmu Penyakit dalam. In : Ilmu Penyakit dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 913

Pulangasih. 2004. snmptm. http://www.shvoong.com (20 juli 2008)

Ridwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, pp: 20-1

Sarwono S.W. 2002. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, p: 305

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta, p: 61

Taufiqurohman MA. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CGSF(The Community of Self Help Group Forum), pp:62-8

Terry Conley. 2006. Breaking free from the anxiety trap. http://www.wshg.org.uk.(4 Agustus 2008).

Trismiati. 2004. Perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan wanita akseptor

kontrasepsi mantap di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

http://www.psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_trismiati.pdf.(10 September 2008).