perbandingan feminisme liberal dalam novel...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN FEMINISME LIBERAL DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL
KARYA NH. DINI DAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA
ABIDAH EL KHALEIQY
(E-Journal)
diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia (S.Pd.)
Oleh
TANTRI APRIYANA
120388201123
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Tantri Apriyana. 2016. Perbandingan Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah
Kapal Karya Nh. Dini dan Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khaleiqy.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing 1: Riau Wati, M.Hum. Dosen
Pembimbing 2: Zaitun, M.Ag.
Kata kunci : Perbandingan, Feminisme Liberal
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membandingkan feminisme
liberal dalam novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini dan novel Perempuan Berkalung Sorban
karya Abidah El Khaleiqy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
komperatif, sedangkan analisis data dilakukan dengan cara membaca kedua teks novel secara
keseluruhan, kemudian mengelompokan data, menganalisis dan selanjutnya membandingkannya.
Berdasarkan pembahasan hasil analisis dan perbandingan terhadap novel Pada Sebuah Kapal
karya Nh. Dini dan novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy peneliti
terdapat feminisme liberal bidang ekonomi dan pendidikan dalam beberapa kutipan. Dalam
novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini terdapat 13 kutipan yang menggambarkan feminisme
liberal. Dalam bidang ekonomi terdapat 8 kutipan dan dalam bidang pendidikan terdapat 5
kutipan. Sedangkan, dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy
terdapat 13 kutipan yang menggambarkan feminisme liberal. Dalam bidang ekonomi terdapat 4
kutipan dan dalam bidang pendidikan terdapat 9 kutipan.
ABSTRACT
Tantri Apriyana. 2016. Liberal feminism comparison between the novel Pada Sebuah
Kapal by Nh. Dini and Perempuan Berkalung Sorban novel by Abidah El Khaleiqy. Indonesian
Language Education and Litrature Department. Teacher Training and Education Faculty.
Maritim Raja Ali Haji university. Adivsor 1: Riau Wati, M.Hum. Advisor 2: Zaitun, M.Ag.
Keyword : Comparison, Liberal Feminism
The purpose of this abstract is to describing and comparing the liberal feminism in the
novel Pada Sebuah Kapal by Nh. Dini and Perempuan Berkalung Sorban by Abidah El
Khaleiqy. The method used for this research is reading everything inside the novels, after that is
grouping the data, analyzing and comparing it. Based on the analysis result explanation and the
comparation between the novel in the novel Pada Sebuah Kapal by Nh. Dini and Perempuan
Berkalung Sorban by Abidah El Khaleiqy researcher found the liberal feminism in economic and
education field. In the novel in the novel Pada Sebuah Kapal by Nh. Dini there are 13 quotations
that describes the liberal feminism; in the economic field there are 8 quotations and in the
education field there are 5 field. Meanwhile, in the novel Perempuan Berkalung Sorban by
Abidah El Khaleiqy there are 13 quotaions that describe the liberal feminism that are 4
quotations for the economic field and 9 quotation for the education field.
1. PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat, karena itulah karya sastra
memiliki berbagai unsur-unsur yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Unsur-unsur
tersebut membuat karya sastra menjadi lebih hidup, karena dinilai sesuai dengan kenyataan yang
terdapat dalam kehidupan bermasyarakat. Satu diantara unsur-unsur yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dalam karya sastra adalah feminisme.
Feminis berasal dari kata femme, berarti wanita. Feminisme dalam karya sastra
berhubungan dengan masalah kebebasan dan keterpaksaan tokoh wanita dalam sebuah karya
sastra di bidang ekonomi dan pendidikan. Ketertindasan wanita dalam bidang ekonomi dan
pendidikan merupakan wilayah kajian feminisme liberal. Feminisme liberal adalah bentuk
modern dari feminisme. Feminisme liberal dikarakterisasikan dengan sebuah perjuangan yang
individualistik mengenai kesetaraan.
Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis dan membandingkan dua novel yang
dikarang oleh wanita dan tokoh utama pada novelnya adalah wanita. Novel yang peneliti pilih
adalah novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini dan Perempuan Berkalung Sorban Karya
Abidah El Khaleqy. Perbandingan ini bukan untuk menilai novel mana yang lebih baik namun
untuk melihat perbedaan dan persamaan feminisme yang terjadi diantara dua tokoh utama yang
memiliki perbedaan budaya. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Perbandingan Feminisme
Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal Karya Nh. Dini dan Novel Perempuan Berkalung
Sorban Karya Abidah El Khaleiqy”.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam menganalisis dan membandingkan kedua novel ini adalah
metode kualitatif. Metode Kualitatif menurut menurut pendapat Bog dan Guba, penelitian
kualitatif atau naturalistic inquiri adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (dalam
Suharsaputra, 2012: 118). Metode kualitatif adalah metode yang lebih mengutamakan kedalaman
penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris. Penelitian
kualitatitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan
sosial.
3. HASIL PENELITIAN
5.1 Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal
1.1.1 Feminisme Liberal Bidang Pendidikan dalam Novel Pada Sebuah Kapal
1. Kami tinggal di kampung, tetapi ibuku tidak mau kalau anak-anaknya dipengaruhi oleh
sikap dan ajaran orang-orang biasa. Baginya seorang anak perempuan adalah wakil dari
kehalusan, kesucian dan keindahan. (Hal 14)
Kutipan teks ini menceritakan mengenai ibu dari tokoh utama wanita yang tidak ingin
anak perempuannya bermain dengan teman-teman yang tidak sesuai dengan ajarannya, yaitu cara
pandang yang tradisional. Kutipan teks ini menggambarkan bahwa ibu dari tokoh utama wanita
ingin mendidik anak-anaknya dengan caranya sendiri, yaitu memberikan pendidikan yang
berbeda terhadap anak perempuannya. Hal ini terlihat dari didikannya terhadap putrinya yaitu:
seorang anak perempuan adalah wakil dari kehalusan, kesucian dan keindahan.
1.1.2 Feminisme Liberal Bidang Ekonomi dalam Novel Pada Sebuah Kapal
8. Aku berangkat dan meninggalkan pekerjaan selama tiga hari atas persetujuan dari kepala
bagianku. Di dalam jip aku tidak mengeluarkan suara. Apakah hal itu kuceritakan kepada
Budi sebagai pengaduan? Tidak. Dia hanya akan berpikir: perempuan tidak dapat bekerja
tanpa pertengkaran-pertengkaran remeh yang menyialkan nasib. Jadi aku diam saja. (Hal
49)
Kutipan teks ini menceritakan bahwa Sri memiliki teman bernama Budi yang tidak
menyukai pekerjaannya. Hal ini terlihat dari pikiran Sri akan jawaban yang diberikan Budi jika
dia menceritakan masalah pekerjaan: Dia hanya akan berpikir: perempuan tidak dapat bekerja
tanpa pertengkaran-pertengkaran remeh yang menyialkan nasib., pada kutipan ini terlihat bahwa
tokoh Budi merupakan tokoh yang tidak menyukai wanita yang bekerja.
5.2 Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal
5.2.1 Feminisme Liberal Bidang Pendidikan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban
2. “Apapun yang terjadi... aku harus bisa. Aku mesti belajar naik kuda aku tetap akan
belajar naik kuda. Naik kuda.” (Hal 8)
Kutipan teks ini tergambar keinginan Annisa (tokoh utama) yang sangat kuat untuk
menuntut persamaan haknya dalam belajar menaiki kuda. Keinginan tokoh utama wanita ini
terlihat pada kutipan berikut: Apapun yang terjadi... aku harus bisa. Aku mesti belajar naik kuda.
Keinginan yang kuat yang dimiliki tokoh utama wanita tersebut, menunjukan semangat dalam
diri wanita untuk belajar.
5.2.2 Feminisme Liberal Bidang Ekonomi dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban
11 “dan jika aku pergi ke kantor, bajuku wangi dan rapi tidak seperti lek Sumi yang seharian
di dapur, badannya bau dan bajunya kedodoran. Jika aku ke kantor, semua orang
melihatku dengan hormat, tidak menutup hidung jika aku lewat seperti mereka menutup
hidung dekat lek Sumi, karena bau bawang dan terasi. Dan akhir bulan aku menerima
gaji.” (Hal 15)
Kutipan teks ini menggambarkan keinginan Anisa untuk bekerja di kantor bukan hanya di
dapur saja. keinginan Anisa ini termasuk dalam jenis feminisme yaitu feminisme liberal.
Keinginan tersebut tergambar pada pendapatnya: jika aku pergi ke kantor, bajuku wangi dan
rapi.
5.3 Perbandingan Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal dan Novel
Perempuan Berkalung Sorban
5.3.1 Persamaan Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal dan Novel
Perempuan Berkalung Sorban
5.3.1.1 Persamaan Feminisme Liberal Bidang Pendidikan dalam Novel Pada Sebuah
Kapal dan Novel Perempuan Berkalung Sorban
2. a. Kutipan teks novel Pada Sebuah Kapal
Waktu senggangku kupergunakan untuk membaca buku-buku cerita berbahasa Inggris yang
terdapat di dua perpustakaan di kotaku. Bagiku ini merupakan satu-satunya jalan untuk
mengenal bahasa yang semakin menjadi penting bagi orang-orang yang menginginkan
kemajuan di segala lapangan. (Hal 19)
b. Kutipan teks novel Perempuan Berkalung Sorban
“Apapun yang terjadi... aku harus bisa. Aku mesti belajar naik kuda aku tetap akan belajar
naik kuda. Naik kuda.” (Hal 8)
Kedua kutipan teks ini menggambarkan feminisme liberal bidang pendidikan yakni,
keinginan yang kuat pada diri kedua tokoh utama untuk belajar. Keinginan kuat tokoh utama
wanita dalam kedua novel ini tentulah berbeda, pada novel Pada Sebuah Kapal keinginan tokoh
utama wanita belajar agar ia dapat maju di segala lapangan pekerjaan, sedangkan pada novel
Perempuan Berkalung Sorban tokoh utama wanita belajar menaiki kuda agar ia tidak dibedakan
dan diperlakukan sama dengan saudara-saudara lelakinya.
5.3.1.2 Persamaan Feminisme Liberal Bidang Ekonomi dalam Novel Pada Sebuah
Kapal dan Novel Perempuan Berkalung Sorban
2. a. Kutipan teks novel Pada Sebuah Kapal
“Aku sehat, aku bekerja dan ingin terus menari. Tapi tidak hendak sampai di sini saja. Aku
telah diajar Sutopo untuk memiliki sesuatu, untuk maju di suatu lapangan. Sebagai penyiar
aku tidak bisa maju lagi. Tapi sebagai penari.”
“Di negeri ini orang tidak akan menghargainya,” katanya perlahan. Aku tersinggung. (Hal
51)
b. Kutipan teks novel Perempuan Berkalung Sorban
“Baiklah anak-anak,” pak guru mencoba menguasai suasana, “dalam adat istiadat kita,
dalam budaya nenek moyang kita, seorang laki-laki memiliki kewajiban dan seorang
perempuan juga memiliki kewajiban. Kewajiban seorang laki-laki, yang terutama adalah
bekerja mencari nafkah, baik di kantor, di sawah, di laut atau di mana saja yang penting
halal. Sedangkan seorang perempuan, mereka juga memiliki kewajiban, yang terutama
adalah mengurus urusan rumah-tangga dan mendidik anak. Jadi menasak, mencuci,
mengepel, menyetrika, menyapu, dan merapikan seluruh rumah adalah kewajiban
perempuan. Demikian juga memandikan anak, menyuapi, menggantikan popok dan
menyusui, itu juga kewajiban perempuan. Sudah paham anak-anak...?” (Hal 13)
Kedua kutipan teks ini menggambarkan feminisme liberal bidang ekonomi. Kedua
kutipan teks ini juga memiliki persamaan yakni kurangnya kesempatan bagi waniita untuk
bekerja. Kurangnya kesempatan itu disebabkan oleh pelarangan yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu seperti keluarga dan masyarakat sekitar. Perlarangan yang terjadi pada tokoh utama
dalam kedua novel tersebut tersebut karena rasa ketidakpercayaan terhadap kemampuan dan
kapasitas seorang wanita.
5.4 Perbedaan Feminisme Liberal dalam Novel Pada Sebuah Kapal dan Novel Perempuan
Berkalung Sorban
1. a. Kutipan teks novel Pada Sebuah Kapal
Yang utama bergembira. Kalimat ini kemudian tinggal tergaris dalam ingatanku. Memang di
sanalah aku belajar bergembira, untuk mengiring setiap kerja dari pandangan dengan
ketenangan yang agung. Aku mulai bisa berbicara. Aku mulai bisa mengemukakan pendapat
di depan segerombolan kawanku. Dan bahkan setahun kemudian aku berani menerima
tanggung jawab guru tari, yang kadang-kadang tidak datang, untuk mengajar kelas di
bawahku. Ini merupakan satu kebaruan bagiku. Aku mulai melihat hidup ketelitian yang lain.
(Hal 17)
b. Kutipan teks novel Perempuan Berkalung Sorban
“Tetapi jangan sore, Mbak. Kalau sore, Nisa belajar belajar naik kuda lek Khudori.”
“Belajar naik kuda? Yang bener, Nisa.”
"Memang iya. Kenapa, Mbak?"
"Memangnya diperbolehkan sama bapak?"
"Sst! ini rahasia." (Hal 17)
Kedua kutipan teks tersebut terdapat perbedaan yakni: pada kutipan teks novel Pada Sebuah
Kapal dalam bidang pendidikan tokoh aku (Sri) tidak mendapat halangan dari lingkungannya.
tokoh aku pada novel Pada Sebuah Kapal memiliki kesempatan belajar dan melatih dirinya
untuk dapat bersaing. Hal ini berbeda dengan tokoh utama wanita (Anissa) pada novel
Perempuan Berkalung Sorban yang tidak mendapatkan dukungan dari orang tuanya hingga
untuk belajar saja ia harus sembunyi-sembunyi.
4. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil analisis dan perbandingan terhadap novel Pada Sebuah
Kapal karya Nh. Dini dan novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy,
ditemukan dalam novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini terdapat 13 kutipan yang
menggambarkan feminisme liberal, dalam bidang ekonomi terdapat 5 kutipan dan dalam bidang
pendidikan terdapat 8 kutipan. Adapun, dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya
Abidah El Khaleiqy terdapat 13 kutipan yang menggambarkan feminisme liberal, dalam bidang
pendidikan terdiri dari 9 kutipan teks dan dalam bidang ekonomi terdapat 4 kutipan teks.
Kedua novel ini juga memiliki persamaan dan perbedaan, persamaan kedua novel ini
adalah kedua tokoh utama wanita dalam cerita mengalami bentuk penindasan dalam bidang
pendidikan dan ekonomi. Adapun perbedaan kedua novel ini adalah pada novel Pada Sebuah
Kapal karya Nh. Dini Tokoh wanita tidak mendapat banyak pertentangan dalam bidang
pendidikan melainkan pada bidang ekonomi, Sedangkan pada novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Abidah El Khaleiqy tokoh wanita mendapat banyak pertentangan di bidang
pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa dalam kedua novel kurangnya kesejahteraan wanita di
bidang pendidikan dan ekonomi tergambar dengan jelas. Kesejahteraan bagi wanita, dalam
bidang pendidikan maupun ekonomi merupakan hal yang penting dan saling berkaitan satu
sama lainnya.
5. SARAN
Saran yang akan peneliti sampaikan mengenai penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Dalam kedua novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini dan novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Abidah El Khaleiqy masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan sastra
maupun bahasa yang dapat dijadikan kajian ilmiah. Misalnya, mengenai strukturalisme,
estetika dan stilistika, psikologi tokoh, sosiologi sastra, maupun pragmatik dan resepsi
sastra. Hal ini dimaksudkan agar penelitian terhadap karya ini tidak hanya berhenti di
feminisme saja.
2. Novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini dan novel Perempuan Berkalung Sorban karya
Abidah El Khaleiqy mengandung nilai-nilai feminisme yang sangat banyak, feminisme
yang terkandung tersebut dapat dijadikan motivasi dan inspirasi dalam sebuah pergerakan
perjuangan kesetaraan gender.
3. Nilai-nilai feminisme terutama feminisme liberal bidang pendidikan dan ekonomi yang
terkandung dalam novel Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini dan novel Perempuan
Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy dapat menjadi rujukan dan referensi dalam
menulis karya sastra bernuansa feminis.
DAFTAR PUSTAKA
Dini, Nh. 2009. Pada Sebuah Kapal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Endaswara, Suwardi.2013. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
.2013. Teori Kritik Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Itelia. 2013. Skripsi:Analisis Unsur dan Jenis Feminisme dalam Misteri Dendan Seorang Istri
Karya S. Mara Gd: FKIP UMRAH.
Khalieqy, Abidah El. 2009. Prempuan Berkalung Sorban. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Mahayana, Maman S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Manurung, Dorti. 2013. Skripsi: Analisis Unsur dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Berlipstik
Kapur Karya Esti Nuryanti Kasam: FKIP UMRAH.
Minderop, Albertine. 2011. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Mardalis.2014. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara
Paramitha, Anggie Natalia. 2009. Skripsi: Unsur Feminisme dalam Roman Les Merveilleux
Nuages Karya Francois Sagan: FIB UI.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Reterasi Kritis.Jakarta: Bumi
Aksara.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Dari Stukturalisme
Hingga Postrukturalisme prespektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Santoso, Anang. 2009. Bahasa Perempuan Sebuah Potret Ideologi Perjuangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung:
Refika Aditama.
Siswanto, Wahyudi.2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra. 2007. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan. 2007. Gender & Inferioritas Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugihastuti dan Suharto. 2015. Kritik Satra Feminis Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiolgi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Tim Redaksi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wati, Riau. 2009. Feminisme Dalam Kumpulan Puisi Suryatati A. Manan Walikota
Tanjungpinang [Studi:Perkembangan dan Perubahannya]. Tanjungpianng:
UMRAH Press.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.