perbandingan analisis single index model dan model tiga

17
Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga Faktor dalam Menjelaskan Stock Return pada Perusahaan Industri Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014. Dimas Ardyan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia [email protected] Eko Rizkianto,SE,ME Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dari kedua model pendugaan return yaitu: Model Indeks Tunggal, dan Model Tiga Faktor Fama-French, manakah yang paling valid untuk menduga return portofolio industri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data return bulanan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2010. Enam portofolio dibentuk dengan menggunakan model Fama-French sebagai dasar. Keenam portofolio tersebut adalah portofolio S/L, S/M, S/H, B/L, B/M, B/H. Excess return Portofolio yang terbentuk menjadi variabel dependen dalam penelitian, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini sesuai dengan model indeks tunggal dan model Fama French, yaitu market risk, size factor (SMB), dan value factor (HML). Hasil penelitian menunjukan bahwa model indeks tunggal signifikan pada hampir seluruh portfolio, namun tidak signifikan pada portofolio S/H. Sedangkan model tiga faktor Fama-French tidak signifikan pada portofolio B/M, dan B/H. Penambahan dua faktor Fama-French meningkatkan kekuatan dalam menjelaskan return. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, Model Tiga Faktor, return, SMB, HML. Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga Faktor dalam Menjelaskan Stock Return pada Perusahaan Industri Sektor Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014.

Dimas Ardyan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

[email protected]

Eko Rizkianto,SE,ME Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dari kedua model pendugaan return yaitu: Model Indeks Tunggal, dan Model Tiga Faktor Fama-French, manakah yang paling valid untuk menduga return portofolio industri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data return bulanan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.

Enam portofolio dibentuk dengan menggunakan model Fama-French sebagai dasar. Keenam portofolio tersebut adalah portofolio S/L, S/M, S/H, B/L, B/M, B/H. Excess return Portofolio yang terbentuk menjadi variabel dependen dalam penelitian, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini sesuai dengan model indeks tunggal dan model Fama French, yaitu market risk, size factor (SMB), dan value factor (HML).

Hasil penelitian menunjukan bahwa model indeks tunggal signifikan pada hampir seluruh portfolio, namun tidak signifikan pada portofolio S/H. Sedangkan model tiga faktor Fama-French tidak signifikan pada portofolio B/M, dan B/H. Penambahan dua faktor Fama-French meningkatkan kekuatan dalam menjelaskan return.

Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, Model Tiga Faktor, return, SMB, HML.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 2: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Comparative Analysis of Single Index Model and The Three Factor Model in Explaining

Stock Return on Industrial Company Manufacturing Sector in Indonesia Stock

Exchange Period 2010 – 2014

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the return of both estimation models are: Single Index Model, and Fama-French Three Factor Model, which is the most valid to infer the industrial portfolio return in the Indonesia Stock Exchange (BEI). This research was conducted using the monthly return data from January 2010 to December 2010.

Six portfolios formed by the Fama-French model as a basis. Sixth portfolio is a portfolio of S/L, S/M, S/H, B/L, B/M, B/H. Excess return portfolio that is formed into a dependent variable in the study, while the independent variable in this study is consistent with the single index model and the model of Fama French, is market risk, size factor (SMB), and the value factor (HML).

The results showed that a single index model significant in almost all portfolios, but not significant in the portfolio of S/H. While the model of Fama-French three-factor is not significant in the portfolio of B/M and B/H. The addition of two Fama-French factors increase the strength in explaining returns.

Keyword:  Single Index Model, Three Factor Model, return, SMB, HML

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 3: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Latar Belakang

Kebutuhan pada saat ini mendorong seseorang untuk mendapatkan penghasilan

tambahan diluar dari penghasilan tetap setiap bulannya. Hal ini mendorong seseorang untuk

melakukan investasi. Sebelum pasar modal dikembangkan di Indonesia, para investor hanya

dapat berinvestasi dalam instrument keuangan yang ditawarkan oleh bank dengan

mendapatkkan imbalan bunga sebagai imbal hasilnya. Investasi dengan instrumen keuangan

yang ditawarkan mempunyai resiko yang relatif kecil, sehingga dengan demikian return yang

diperoleh juga relatif rendah sehingga kurang memuaskan bagi investor yang mempunyai

keinginan untuk mengembangkan dananya lebih cepat. Dalam memenuhi keinginan untuk

mengembangkan dana yang dimiliki dengan lebih cepat, investor juga memilih investasi

selain yang ditawarkan oleh bank seperti investasi pada asset tetap seperti tanah atau

bangunan maupun investasi dalam mata uang asing. Kemudian pilihan terakhir yang dimiliki

oleh investor agar dana yang dimiliki dapat dikembangkan dengan lebih cepat adalah dengan

mendirikan usaha atau pabrik, hal ini memberikan return yang tinggi akan tetapi resiko yang

dihadapi oleh investor akan semakin besar sesuai dengan return yang didapatkan.

Dengan dikembangkannya pasar modal di Indonesia, para investor memiliki alternatif

investasi selain dari investasi yang ditawarkan oleh bank, investasi dalam bentuk asset tetap,

maupun investasi dalam mata uang asing. Investor dapat melakukan investasi sesuai dengan

preferensi resiko yang dimiliki. Kemudian investor dapat melakukan diversifikasi investasi

dengan cara membeli saham perusahaan dengan berbagai macam bidang usaha yang berbeda

dan diinginkan oleh investor.

Sejalan dengan prinsip ekonomi, investor melakukan investasi dengan tujuan untuk

memiliki saham – saham yang dapat memberikan return maksimal pada tingkat resiko tertentu

atau saham – saham dengan return tertentu pada tingkat resiko minimal. Dengan tujuan untuk

mendapatkan return optimal dari hasil investasi yang dilakukan oleh investor dalam pasar

modal, pemilihan saham – saham yang layak dipilih oleh investor menjadi sangat penting

dalam mengambil keputusan investasi dalam pasar modal. Terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan dalam mengambil keputusan untuk memilih saham yang layak disimpan atau

dibeli oleh investor.

Disamping mendapatkan return dari investasi yang dilakukan di pasar modal, investor

juga menghadapi resiko kerugian dari penurunan harga saham yang dimiliknya. Sehingga

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 4: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

dalam hal untuk mengurangi resiko yang dihadapi, investor dapat melakukan pembentukan

portfolio yang didalamnya terdapat lebih dari satu saham sebagai bentuk diversifikasi resiko.

Modern Portfolio Theory yang dikemukakan oleh Harry M Markowitz (1952) menunjukan

cara untuk melakukan investasi dengan efisien dan optimal yaitu dengan membentuk

portofolio optimal. Tujuan dari pembentukan portofolio optimal adalah untuk mendapatkan

return maksimal dengan resiko minimal. Sehingga konsep diversifikasi merupakan hal yang

sangat penting dalam melakukan investasi.

Analisis portofolio sangat penting bagi para investor untuk dipakai sebagai dasar

dalam melakukan diversifikasi saham agar dapat membentuk portfolio yang optimal.

Pendekatan yang dapat digunakan untuk membentuk portofolio optimal ada dua yaitu

pendekatan Markowitz dan Single Index Model. Single Index Model (Model Indeks Tunggal)

dipilih karena metode ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz.

Penelitian ini secara empiris membandingkan Single Index Model yang dikemukakan

oleh William F. Sharpe (1963) dengan Three Factor Model yang dikemukakan oleh Fama

dan French pada perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (IDX). Tujuan dari penelitian untuk menguji validitas dari model dengan data pasar

ekuitas Indonesia. Sangat penting bagi investor untuk mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhi returns portfolio. Studi ini bertujuan untuk menguji apakah faktor-faktor ini

merupakan indikator yang baik untuk membuat portfolio. Hal ini membuat evaluasi dari

resiko pada sebuah portfolio tertentu lebih akurat dan mudah. Penelitian ini juga bertujuan

untuk memperluas studi pada Bursa Efek Indonesia (IDX) dengan lebih spesifik pada sektor

industri manufaktur. Penelitian ini menggunakan perusahaan industri sektor manufaktur pada

Bursa Efek Indonesia. Alasan memilih sektor manufaktur karena populasi pada sektor

manfuktur cukup besar, sehingga hasilnya dapat dianggap mewakili semua perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tinjauan Literatur & Pengembangan Hipotesis

Penelitian dari Fama dan French (1993) mendapati sebuah perbedaan pandangan pada

asset pricing model. Tujuan mereka untuk menjelaskan excess portfolio returns dengan model

tiga faktor. Faktor – faktor ini adalah excess market portfolio return, selisih antara excess

return pada portofolio saham kecil dan excess return pada portofolio saham besar, dan selisih

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 5: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

antara excess return pada portofolio saham dengan rasio book-to-market yang tinggi dan

excess return pada portofolio saham dengan rasio book-to-market yang rendah. Mereka

menemukan bahwa portofolio yang dibentuk dengan mengikuti faktor resiko yang

berhubungan dengan pasar, ukuran, dan book-to-market-equity (BE/ME) memiliki pengaruh

yang penting pada return saham.

Fama et. al (1993) menjelaskan perbedaan antara returns pada New York Stock Exchange

(NYSE) dan National Association of Security Dealers (NASD). Saham pada NYSE memiliki

rata – rata returns yang lebih tinggi daripada saham dengan ukuran yang sama pada NASD

selama periode penelitian. Mereka menggunakan Fama dan French faktor tiga model untuk

menjelaskan perbedaan. Analisis mereka mengilustrasikan bahwa alasan untuk variasi ini

adalah perbedaan antara resiko pada saham, yang masuk kedalam model tiga faktor Fama dan

French. Fama juga berpendapat bahwa saham yang memiliki sensitivitas yang tinggi

cenderung memiliki earning yang kurang baik, sehingga mengacu pada saham dengan harga

yang rendah dan rasio book-to-market equity yang tinggi. Saham dengan sensitivitas yang

rendah pada faktor resiko book-to-market cenderung memiliki earnings yang tinggi sehingga

mengacu pada saham dengan BE/ME yang rendah. Mereka menyimpulkan bahwa rasio book-

to-market merupakan faktor resiko yang penting yang menjelaskan perbedaan pada returns

antara saham di NYSE dan saham di NASD.

Daniel and Titman (1997) menguji model Fama dan French pada NYSE, AMEX, dan

NASDAQ untuk periode 1963-1993. Penemuan mereka tidak mendukung model Fama dan

French. Mereka menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara return dan faktor

resiko Fama dan French.

Davis, Fama dan French (2000) menguji model dengan memperluas penelitian Daniel dan

Titman’s (1997) dari 1929 sampai 1997. Mereka menemukan sebuah hasil yang bersebrangan

dengan Daniel dan Titman. Penelitian mereka mendukung validitas dari model Fama dan

French.

Connor dan Sehgal (2001) secara empiris mengamati model Fama dan French di India.

Mereka mendapatkan hasil yang mendukung model Fama dan French. Mereka menerima

bahwa banyak pertanyaan yang tidak terjawab dalam penelitian mereka.

Djajadikerta (2005) Menguji pengaruh size dan Book-to-Market Effects dan model tiga faktor

Fama-French pada New Zealand Stock Market. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

size effect mempunyai hasil yang signifikan akan tetapi lemah pada book-to-market effect.

Penelitian ini juga menemukan terdapat peningkatan pada kekuatan untuk menjelaskan oleh

model tiga faktor Fama-French.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 6: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Hamid et.al (2012) menguji keberhasilan model tiga faktor Fama dan French dengan

menggunakan return pada sektor keuangan. Mereka menggunakan saham yang terdaftar pada

Karachi Stock Exchange di Pakistan. Model tiga faktor Fama dan French digunakan untuk

membentuk enam portfolio dalam penelitian ini. Data bulanan dari 20 bank yang diambil

dalam periode 5 tahun dimulai dari 2006 sampai dengan 2010. Hasil dari penelitian ini

menunjukan model tiga faktor Fama dan French dapat digunakan pada sektor keuangan di

Pakistan.

Eraslan (2013) menguji validitas dari model Fama dan French pada Istanbul Stock Exchange

(ISE) dengan periode penelitian 2003-2010. Realized return menunjukan bahwa portfolio

yang memiliki size besar mempunyai average excess returns yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan yang memiliki size kecil. Perusahaan yang memiliki book-to-market ratio

rendah memiliki performa yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang memiliki book-to-

market ratio yang tinggi. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa model tiga faktor Fama-

French mempunyai kekuatan untuk menjelaskan variasi dari excess portfolio returns, akan

tetapi tidak terlalu kuat pada periode penelitian.

Metodologi Penelitian Populasi dan Sampel Data

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur adalah bahwa perusahaan

manufaktur telah mewakilkan sekitar 30% dari keseluruhan saham yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal 5

tahun dan tidak pernah di-delisting.

2. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan

selama 2009-2014.

3. Memiliki data yang lengkap terkait data-data yang dibutuhkan didalam penelitian.

Dari seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terpilihlah

106 perusahaan yang telah memenuhi kriteria dan terdiri dari beberapa sub-sektor.

Sesuai dengan disain Fama-French (1993), maka sample penelitian ini berbentuk

portfolio saham sampel yang dibentuk untuk menggambarkan faktor resiko, dengan

menghitung excess return bulanan.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 7: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Pertama seluruh saham yang termasuk kedalam sampel penelitian dirangking

berdasarkan size perusahaan (Market Equities) dan diurutkan dari nilai terkecil sampai dengan

yang terbesar setiap bulannya sepanjang periode penelitian. Setelah itu dikelompokan menjadi

2 kelompok yaitu kelompok Small (S) dan Big (B) dengan menggunakan median nilai size

perusahaan setiap bulan sebagai breakpoint.

Kedua seluruh saham yang termasuk kedalam sample penelitian kembali dirangking

berdasarkan nilai dari Price-to-Book Ratio (PBV) masing-masing sample dan diurutkan dari

nilai terkecil sampai dengan yang terbesar setiap bulannya sepanjang periode penelitian.

Setelah itu dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok Low (L), Medium (M), dan

High (H). Pengelompokan ini menggunakan breakpoint sebesar 30% untuk kelompok Low,

40% untuk kelompok Medium, dan 30% untuk kelompok Big.

Sesuai dengan pembentukan yang dilakukan oleh Fama dan French (1993)

pengelompokan perusahaan menjadi dua kelompok yang berdasarkan pada size (ME) dan

pengelompokan perusahaan menjadi tiga kelompok yang berdasarkan pada Price-to-Book

Ratio (PBV). Hal ini dikarenakan pada penelitian terdahulu dinyatakan bahwa variabel rasio

PBV memiliki peranan lebih kuat dalam return saham dibandingkan dengan variabel size.

Ketiga adalah pengelompokan portfolio dari perpotongan 2 kelompok size dan 3

kelompok Price-to-Book Ratio. Maka terbentuk 6 value-weighted size-PBV portfolio.

Portfolio ini meliputi size kecil – PBV rendah (S/L), size kecil – PBV medium (S/M), size

kecil – PBV tinggi (S/H), size besar – PBV rendah (B/L), size besar – PBV medium (B/H),

size besar – PBV tinggi (B/H).

Jenis dan Sumber Data

Dalam mengumpulkan data, metode yang digunakan adalah teknik dokumentasi yang

ada pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, harga saham

perusahaan dan Indeks Harga Saham Gabungan dalam periode 2010-2014. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

dokumentasi data sekunder, yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalui

metode studi pustaka, eksplorasi literatur-literatur dan laporan keuangan yang dipublikasikan

oleh Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia selama

periode pengamatan 2010-2014.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 8: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Variabel Penelitian

Variabel Terikat

Variabel terikat atau Dependent Variable adalah variabel yang nilainya bergantung

atau dipengaruhi oleh variabel bebas atau Variable Independent. Penelitian ini menggunakan

1 variabel terikat, yang diantaranya:

1. Excess return

Return saham perusahaan yang sudah dilakukan penyesuaian (adjusted return)

yang diperoleh dengan menghitung selisih antara harga saham i pada waktu t

(bulan ini) dengan harga saham i pada waktu t-1 (bulan lalu), dibagi dengan

haraga saham i pada waktu t-1 (bulan lalu). Kemudian dijumlahkan dan dirata –

ratakan dalam bentuk portofolio. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai

berikut :

!"# =  !" ! − !"(! − 1)

!"(! − 1)

(1)

Sumber: Ross, 2014

Proksi bagi faktor return saham adalah excess return saham individual yang

diperoleh dengan Rit – Rf. Dengan Rit adalah nilai dari return saham individual

dan Rf adalah nilai dari suku bunga bebas resiko (SBI).

Setelah didapatkan excess return saham individual, kemudian dihitung nilai

excess return portfolio yang akan digunakan sebagai data sample, seperti yang

dijelaskan sebelumnya sample yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk

portfolio. Maka nilai excess return portfolio dirumuskan sebagai jumlah excess

return saham-saham yang termasuk kedalam portfolio dibagi dengan jumlah

saham dalam portfolio.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 9: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Variabel Bebas

Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang memiliki pengaruh

terhadap variabel lain. Penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas, antara lain:

1. Market Factor

Nilai return bulanan dari indeks saham digunakan sebagai return pasar saham

dapat dibentuk persamaan:

!". ! =  !(!)−!(! − 1)

!(! − 1)

(2)

Sumber: Ross, 2014

Rm.t = nilai return pasar

Mt = nilai indeks saham pada waktu t (bulan ini)

Mt-1 = nilai indeks saham pada waktu t-1 (bulan lalu)

Proksi bagi market facctor adalah excess market return yang diperoleh dengan

melalui perhitungan return bulanan indeks saham (IHSG) dikurangi dengan nilai

suku bunga bebas resiko (SBI) : (Rm – Rf)

Variabel Rm (return pasar saham i pada bulan t) diperoleh dari perhitungan

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bulan ini dikurangi IHSG bulan lalu dan

dibagi IHSG bulan lalu, sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai berikut:

!" =  IHSG(t)  –  IHSG(t− 1)

IHSGt− 1

(3)

Sumber: Ross, 2014

Dengan demikian untuk menghitung market factor yaitu dengan persamaan :

!"#$%&  !"#$%& = !" − !"  

(4)

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 10: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

2. Size Factor (SMB)

Faktor resiko yang berhubungan dengan ukuran perusahan (firm size) diukur

berdasarkan pembentukan portfolio SMB (Small Minus Big) yang merupakan

size-related factor. Faktor ini digunakan untuk mengetahui faktor resiko dari

excess return yang berhubungan dengan firm size. SMB merupakan selisih antara

excess return 3 portfolio saham kecil / small (S/L, S/M, S/H) dengan excess return

3 portfolio saham besar / big (B/L, B/M, B/H). sehingga dapat dirumuskan sebagai

berikut :

!"#$ = (!"#  + !"#  + !"ℎ  −  !"#  −  !"#  −  !"ℎ)

(5)

Sumber: Bodie, 2014: 340

3. Value Factor (HML)

Pembentukan portfolio HML (High minus Low) yang merupakan PBV-related

factor adalah cara untuk mengukur faktor resiko yang berhubungan dengan Price-

to-Book Value. Berbeda dengan SMB, HML (High minus Low) adalah selisih

setiap bulan antara rata-rata return 2 portfolio saham tinggi / high (S/H, B/H)

dengan excess return 2 portfolio saham rendah / low (S/L, B/L). sehingga dapat

dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:

!"#$ =  (!"ℎ  + !"ℎ  − !"#  − !"#)

2

(6)

Sumber: Bodie, 2014: 340

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 11: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Model Penelitian

Berdasarkan Bodie (2014:259), analisis pertama dilakukan untuk mengetahui

pengaruh faktor market index terhadap excess return portofolio. Sesuai dengan model indeks

tunggal maka dilakukan regresi time-series sederhana dari market index Rmt - Rft terhadap

excess return Rit - Rft portfolio saham yang dilakukan selama periode penelitian. Regresi

tunggal ini dapat dirumuskan :

(Ri.t – Rf.t) = αi + β1. (Rm.t – Rf.t) + εi

(7)

Sumber: Bodie, 2014: 259

Analisis kedua sesuai model Fama-French dengan menambahkan variabel SMB dan

HML yang digunakan untuk melhat pengaruh faktor resiko terhadap rata-rata return saham.

Regresi berganda dengan menggunakan persamaan yang dihasilkan oleh Fama-French (1993),

yaitu:

(Ri.t – Rf.t) = αi + β1.(Rm.t – Rf.t) + β2.(SMB) – β3.(HML) + εi

(8)

Sumber: Bodie, 2014: 340

Untuk mengetahui model yang dapat menspesifikasi pengaruh variabel terhadap

excess return portofolio saham yang lebih baik, dilihat dari model yang memiliki memiliki

nilai adjusted R2 yang lebih tinggi.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 12: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Tahapan Analisis Data Penelitian

Dengan demikian tahapan analisis data penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

Tahapan Analisis Data Penelitian Sumber: olahan sendiri

Menentukan  Perusahaan  yang  akan  di  teliti  

Mendapatkan  data  adjusted  closing  price  bulanan  bagi  setiap  saham  perusahaan  yang  akan  diteliti,  serta  IHSG,  Book-­‐to-­‐Market  ratio,  PBV  

ratio,    dan  risk  free  rate.  

Menghitung  return  IHSG,  return  saham,  dan  excess  return  saham  serta  excess  return  IHSG  

Mengelompokan  Saham  berdasarkan  Size,  dan  Value,  dan  membentuk  portofolio  yang  terdiri  dari  SL,  SM,  SH,  BL,  BM,  BH.  

Melakukan  Regresi  atas  model  

Melihat  hasil  regresi  dan  mengintrepretasikannya.  Dan  menarik  kesimpulan  dari  hasil  penelitian.  

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 13: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel.1 Hasil Uji SIM

SIM Dependen Independen p-value

Ri-Rf (S/L)

Rm - Rf

0.0000 Ri-Rf (S/M) 0.0000 Ri-Rf (S/H) 0.1404 Ri-Rf (B/L) 0.0000 Ri-Rf (B/M) 0.0000 Ri-Rf (B/H) 0.0000

Sumber: Hasil olah data penulis

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa risiko pasar yang diproksi dengan return

market terbukti berpengaruh signifikan sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan naik

atau turunnya tingkat pengembalian portofolio S/L, S/M, B/L, B/M, B/H. Namun return

market tidak berpengaruh signifikan pada portofolio S/H sehinnga tidak dapat digunakan

untuk menjelaskan naik atau turunnya tingkat pengembalian portofolio S/H. Hasil tersebut

dapat dilihat dari tingkat signifikansi dimana pada tingkat α = 0,1, diperoleh p-value koefisien

β pada kelima jenis portofolio sebesar 0,000. Dengan kata lain, variabel independen return

market dalam model SIM pada penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

return portofolio yang dibentuk kecuali return S/H.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 14: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Tabel.2 Hasil Uji Fama-French

FAMA-FRENCH Dependen Independen p-value

Ri-Rf (S/L)

Rm - Rf

0.0000 Ri-Rf (S/M) 0.0000 Ri-Rf (S/H) 0.0000 Ri-Rf (B/L) 0.0000 Ri-Rf (B/M) 0.0000 Ri-Rf (B/H) 0.0000

Ri-Rf (S/L)

SMB

0.0006 Ri-Rf (S/M) 0.0036 Ri-Rf (S/H) 0.0000 Ri-Rf (B/L) 0.1014 Ri-Rf (B/M) 0.1441 Ri-Rf (B/H) 0.0000

Ri-Rf (S/L)

HML

0.0030 Ri-Rf (S/M) 0.0295 Ri-Rf (S/H) 0.0000 Ri-Rf (B/L) 0.0154 Ri-Rf (B/M) 0.4250 Ri-Rf (B/H) 0.0000

Sumber: Hasil olah data penulis

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa risiko pasar yang diproksi dengan

return market berpengaruh signifikan sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan naik atau

turunnya tingkat pengembalian setiap jenis portofolio Fama-French (S/L, S/M, S/H, B/L,

B/M, B/H). Hasil tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi yaitu pada tingkat α = 0,01,

diperoleh p-value koefisien β pada keenam jenis portofolio sebesar 0,000. Dengan kata lain

variabel independen return market dalam model tiga faktor Fama-French memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap return portofolio yang dibentuk.

Firm size yang diproksi dengan SMB terbukti berpengaruh signifikan terhadap

sebagian besar return portofolio yaitu S/L, S/M, S/H, B/H akan tetapi tidak berpengaruh

signifikan pada portofolio B/L, B/M. Firm size dalam penelitian ini tidak berpengaruh

signifikan pada jenis portofolio yang berisi saham-saham dengan ukuran perusahan yang

besar disertai BE/ME yang rendah dan menengah. Hal ini memperlihatkan bahwa apabila

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 15: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

ukuran perusahaan tersebut besar disertai BE/ME rendah dan menengah maka faktor risiko

firm size yang diproksi dengan SMB dapat diabaikan dalam mengestimasi return.

BE/ME yang diproksi dengan HML terbukti berpengaruh signifikan pada sebagian

besar return portofolio yaitu S/L, S/M, S/H, B/L, B/H akan tetapi tidak berpengaruh signfikan

pada portofolio B/M. Hasil tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi dimana pada

tingkat α = 0,1 , diperoleh nilai p-value koefisien h sebesar 0,42 untuk portofolio B/M.

Tabel.3 Perbandingan Nilai Koefisien Determinasi

Model Portofolio R-square Adjusted R-Square

SIM

Ri-Rf (S/L) 38.09% 37.02% Ri-Rf (S/M) 49.12% 48.24% Ri-Rf (B/L) 41.23% 40.22% Ri-Rf (B/M) 49.97% 49.11% Ri-Rf (B/H) 56.88% 56.13%

Fama-French

Ri-Rf (S/L) 50.90% 48.27% Ri-Rf (S/M) 56.94% 54.16% Ri-Rf (S/H) 82.04% 81.08% Ri-Rf (B/H) 72.88% 71.42%

Sumber: Hasil olah data penulis

Pada model indeks tunggal portofolio S/H tidak berpengaruh signifikan, sehingga

model tiga faktor Fama-French lebih tepat dalam menjelaskan return portofolio S/H. Pada

model tiga faktor Fama-French, portofolio B/L, dan B/M tidak berpengaruh signifikan

sehingga model indeks tunggal lebih tepat dalam menjelaskan return portofolio B/L, dan

B/M. Meskipun demikian penambahan dua faktor risiko Fama dan French dapat menaikan

nilai determinasi pada B/L, dan B/M.

Pada portofolio S/L, S/M, B/H memperlihatkan model tiga faktor Fama-French lebih

baik daripada model indeks tunggal dengan melihat nilai koefisien Determinasi Ganda (R2)

dan koefisien Determinasi Ganda Terkoreksi (R2adj) yang lebih besar.

 

 

 

 

 

 

 

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 16: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk membandingkan Single Index Model dan Three Factor

Model Fama-French dengan menggunakan saham-saham perusahaan sektor industri

manufaktur. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil simpulan yaitu risiko pasar

yang diproksi dengan return market berpengaruh signifikan sehinnga dapat digunakan sebagai

faktor risiko dalam menjelaskan naik turunnya tingkat pengembalian (return) pada setiap

portofolio Fama-French kecuali untuk portofolio dengan size besar dan value tinggi.

Sedangkan firm size dan BE/ME tidak selalu dapat digunakan pada setiap portofolio yang

terbentuk. Meskipun demikian penambahan variabel bebas Fama-French selalu dapat

menaikan nilai determinasi pada setiap portofolio, dan menjadikan return market memiliki

pengaruh pada portofolio dengan size besar dan value tinggi. Penambahan variabel bebas

Fama-French juga selalu dapat menaikan nilai determinasi pada setiap portofolio. Sehingga

dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa model tiga faktor Fama-French lebih baik daripada

model indeks tunggal.

Saran

Penelitian yang membandingkan model indeks tunggal dan model tiga faktor Fama-

French ini hanya menggunakan saham perusahaan sektor industri manufaktur sebagai

populasi, maka saran yang dapat penulis sampaikan untuk penelitian selanjutnya yaitu

dilakukan perbandingan yang sama terhadap model indeks tunggal dan model tiga faktor

Fama-French dengan menambah variasi populasi. Selain itu penelitian selanjutnya juga dapat

membandingkan model indeks tunggal dan model tiga faktor Fama-French dengan Four

Factor Model Carhart.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016

Page 17: Perbandingan Analisis Single Index Model dan Model Tiga

DAFTAR PUSTAKA

Books:

Bodie, Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus;2014, Investment 10th Edition

Reilly, Reilly, dan K. Brown;2012, Analysis of Investments and Management of Portfolios 10th Edition

Ross, Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Bradford D. Jordan, Joseph Lim, Ruth Tan;2012 Fundamentals of Corporate Finance Asia Global Edition

Jogiyanto, Hartono Jogiyanto;2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Keenam.

Article Report:

Connor, Gregory Connor, Sanjay Sehgal;2001, Tests of the Fama and French Model in India

Dahlan, Suyudi Dahlan;2013, Penggunaan Single Index Model Dalam Analisis Portofolio untuk meminimumkan Risiko Bagi Investor di Pasar Modal.

Daniel, Kent Daniel, Sheridan Titman;1997, Evidence on the Characteristics of Cross Sectional Variation in Stock Returns, The Journal of Finance, Vol. 52, No.1. (Mar.,1997),pp.1-33

Davis, James L. Davis, Eugene F. Fama, Kenneth R. French;1999, Characteristics, Covariances, and Average Returns:1929-1997,

Djajadikerta, Hadrian Djajadikerta, Gibert Nartea;2005, The Size and Book-to-Market Effects and the Fama-French Three Factor Model in Small Markets: Preliminary Findings from New Zealand

Eraslan, Veysel Eraslan;2013, Fama and French Three-Factor Model: Evidence from Istanbul Stock Exchange

Fachrul, Fachrul Septianto;2008 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham.

Hamid, Zeeshan Hamid, Ch Asad Hanif, Shehzada Saif ul Malook, Wasimullah;2012, Fama and French Three Factor Model: Empirical Evidence from Financial Market of Pakistan

Theses, Dissertation:

Christanto, Yanuar Christanto;2004, Faktor Model Fama-French terhadap rata-rata return saham di Bursa Efek Jakarta 1998-2002.

Pande, Pande Made Kusuma Astuti;2010, Diversifikasi Pada Bursa Efek Indonesia Periode Selama Krisis Global dan Setelah Krisis Global.

Perbandingan analisis ..., Dimas Ardyan, FEB UI, 2016