perbaikan kualitas kemasan produk lab untuk …

68
i PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK MENGURANGI PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT. Z INDONESIA Oleh : Maya Manglili 004201205099 Laporan Thesis ini disampaikan kepada Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri 2017

Upload: others

Post on 01-May-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

i

PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB

UNTUK MENGURANGI PRODUK CACAT

MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

PADA PT. Z INDONESIA

Oleh :

Maya Manglili

004201205099

Laporan Thesis ini disampaikan kepada

Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Industri

2017

Page 2: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul“(Perbaikan kualitas kemasan produk LAB

untuk mengurangi produk cacat dengan menggunakan metode

six sigma pada PT.Z Indonesia)” yang disusun dan diajukan oleh

Maya Manglili sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana gelar sarjana pada Fakultas teknik telah ditinjau dan dianggap

memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, saya

merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, Januari 2017

Ir. Andira, MT.

Page 3: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “(Perbaikan

kualitas kemasan produk LAB untuk mengurangi produk cacat

dengan menggunakan metode six sigma pada PT.Z Indonesia)”

adalah hasil dari penelitian saya di tempat dimana saya bekerja dan

seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain lain telah dikutip

dengan penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan

ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung

sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, Januari 2017

Maya Manglili

Page 4: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB

UNTUK MENGURANGI PRODUK CACAT

MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA

PT. Z Indonesia.

Oleh

Maya Manglili

ID No. 004201205099

Disetujui Oleh

Ir. Andira, MT.

Dosen Pembimbing

Ir. Andira, MT.

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

v

ABSTRAK

Peningkatan kualitas adalah salah satu yang sangat penting untuk perusahaan tetap

terkenal dalam dunia industry yang kompetitif. Dengan kemampuan perusahaan

untuk memberikan kepuasaan terhadap konsumen yang membeli produk tersebut,

maka secara otomatis perusahaan akan mencapai keuntungan yang besar. Oleh

karena itu diperlukan adanya perbaikan pada produk Milkuat LAB dimana pada

tahun 2015,tingginya tingkat cacat pada kualitas kemasannya.Berdasarkan dari

data yang diperoleh dan diolah peta kendali P diketahui bahwa kriteria tersebut

masih belum terkendali dan kapasitas prosesnya masih rendah.Perencanaan

perbaikan kualitas pada kemasan milkuat LAB dilakukan dengan melakukan

perbaikan pada proses pembuatan khususnya pada proses filling dengan

menggunakan Metode Six Sigma. Dengan penerapan Metode Six sigma, diperoleh

penurunan DPMO dari 197143 menjadi 32143, kenaikan sigma sebesar 1 sigma

yaknni semulla 2,35 menjadi 3,35 sigma. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai kualitas kemasan yaitu botol kosong, isi kurang,capping rusak, bottom

bocor, no capping, capping rusak, isi kurang dan capping off center. Kemudian

cacat terbesar yaitu cacat botol kosong dianalisis dengan menggunakan konsep

DMAIC..

Kata kunci : Filling, Quality improvement, kualitas, kapabilitas proses, Six sigma,

Botol kosong, DPMO.

Page 6: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas Anugerah Allahyang telah melimpahkan anugrah dan

penyertaan yang luar biasa sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar dan tepat pada waktunya dan Penulisan skripsi ini merupakan salah satu

tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Universitas Presiden

jurusan Teknik Industri untuk dapat mencapai gelarStrata Satu Teknik.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,khususnya kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu setia memberikan semangat dan mendoakan

sehingga penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr.-Ing Erwin sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Presiden.

3. Ibu Ir. Andira, MT., selaku Kepala Program Studi Teknik Industri Universitas

Presiden dan selaku pembimbing yang membimbing dengan begitu sabar.

4. Seluruh dosen Universitas Presiden yang telah memberikan ilmu dan

pembelajaran yang sangat berharga selama proses perkuliahan.

5. Seluruh stafFakultas Teknik Industri Universitas Presiden yang telah banyak

membantu pada proses perkuliahan.

6. Rekan-rekan kerja di PT. Z Indonesiadari divisi Maintenance, Produksi, dan

Quality atas bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Universitas Presiden Jurusan Teknik

Industri Angkatan 2012 atas kebersamaan dan dorongannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat TheAganks yang selalu setia membantu dan memberikan semangat.

10. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan loparan ini

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

Page 7: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

vii

guna untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan ke depannya. Dan semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Akhir kata, terima kasih banyak dan mohon maaf untuk kekurangannya.

Cikarang, Indonesia, Januari 2017

Maya Manglili

Page 8: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.5. Asumsi ...................................................................................................... 3

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB 2 STUDI LITERATUR ........................................................................... 4

2.1. Pengendalian kualitas ................................................................................ 4

2.2. Faktor Pengendalian kualitas .................................................................... 4

2.3. Alat bantu dalam pengendalian ................................................................. 5

2.3.1 Diagram Pareto (Pareto Analysis) .............................................. 6

2.3.2 Diagram Alir/Diagram Proses( Proses Flow Chart) ................... 6

2.3.3 Peta Kendali (Control Chart) ...................................................... 6

2.3.4 Five Why and One How .............................................................. 8

2.4. Perhitungan Sample Size ............................................................................. 8

2.5. Kapabilitas Proses ....................................................................................... 10

2.6. Six sigma ...................................................................................................... 11

Page 9: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

ix

2.6.1 Sejarah Six Sigma ....................................................................... 11

2.6.2 Defenisi Six Sigma ...................................................................... 11

2.6.3 Perbaikan Proses Dalam Six Sigma ............................................ 12

2.6.4 Kelebihan Six Sigma ................................................................... 13

2.6.5 Metodologi Peningkatan Kualitas .............................................. 14

2.6.5.1 Tahap Pendefinisian ( Define) .......................................... 14

2.6.5.2 Tahap Pengukuran ( Measure) ......................................... 15

2.6.5.3 Tahap Analisa ( Analyze) ................................................. 17

2.6.5.4 Tahap Improvement ........................................................... 17

2.6.5.5 Tahap Control .................................................................. 18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 19

3.1. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................... 19

3.2. Observasi Awal ......................................................................................... 21

3.3. Identifikasi Masalah .................................................................................. 21

3.4. Metode Penelitian ..................................................................................... 21

3.5. Studi Literatur ........................................................................................... 21

3.6. Pengumpulan Data .................................................................................... 22

3.7. Analisa Data .............................................................................................. 22

3.8. Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 23

BAB 4 ANALISIS DATA ................................................................................. 24

4.1. Diagram Proses Milkuat LAB .................................................................. 24

4.2. Tahap Define ............................................................................................. 25

4.2.1. Menentukan CTQ ............................................................................ 25

4.2.2. Data hasil produksi dan jumlah cacat pada bulan Agustus ............ 27

4.2.3. Uji kecukupan dan keseragaman data ............................................. 27

4.3. Tahap Measure ............................................................................................ 28

4.3.1. Analisa Proporsi ............................................................................. 29

4.3.2. Menghitung DPO, DPMO dan Sigma ............................................. 32

4.4. Tahap Analyze ............................................................................................. 35

4.4.1. Analisis 5W1H ................................................................................ 35

4.5. Implementasi perbaikan ............................................................................. 36

4.5.1. Rencana perbaikan ........................................................................... 36

Page 10: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

x

4.5.2. Aktifitas perbaikan .......................................................................... 37

4.6.Tahap Control ............................................................................................... 40

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 46

5.2.Saran ............................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47

LAMPIRAN ...................................................................................................... 48

Page 11: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data produksi produk milkuat LAB Agustus 2016. ....................... 27

Tabel 4.2 Data Perhitungan peta kendali p ................................................... 32

Tabel 4.3 Perhitungan DPO, DPMO dan level sigma .................................... 34

Tabel 4.4 Uraian 5 Why Analysis jenis cacat kosong .................................... 36

Tabel 4.5 Aktifitas perbaikan ......................................................................... 38

Tabel 4.6 Data produk cacat setelah perbaikan .............................................. 40

Tabel 4.7 Perhitungan peta kendali bulan Oktober 2016 ............................... 43

Tabel 4.8 Perhitungan DPO, DPMO dan level sigma .................................... 44

Tabel 4.9 Hubungan antara nilai sigma, Cp dan COPQ ................................. 45

Table 4.10 Perbandingan sebelum dan setelah improvement .......................... 45

Page 12: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pareto reject botol LAB 2015 ..................................................... 2

Gambar 2.1 Alat bantu pengendalian kualitas ................................................. 5

Gambar 2.2 Jenis-jenis peta kendali ................................................................ 6

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian .................................................................. 20

Gambar 4.1 Flow proses milkuat LAB ............................................................ 24

Gambar 4.2 Syarat kemasan milkuat LAB berkualitas baik............................ 25

Gambar 4.3 Peta kendali bulan Agustus 2016 ................................................. 31

Gambar 4.4 Peta kendalii bulan Oktober 2016 ................................................ 42

Page 13: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

xiii

DAFTAR ISTILAH

Kualitas : Suatu faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk

berbagai jenis produk yang berkembang pesat.

Filling : Proses pengisian produk ke dalam wadah yang diinginkan.

Quality improvement :Suatu proses di mana mekanisme yang sudah mapan

dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan.

Kapabilitas proses : Kemampuan suatu proses untuk menghasilkan suatu

produk/jasa yang sesuai dengan kebutuhan dari konsumen

atau spesifikasi yang diharapakan.

Six sigma : Suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4

kegagalan persatu juta kesempatan untuk setiap transaksi

produk barang atau jasa

Botol kosong :Botol yang tidak terisi dengan produk.

DPMO : Jumlah cacat yang akan muncul jika ada satu juta peluang.

( Defect Per Million Opportunities)

Page 14: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas adalah suatu kondisi dimana produk,manusia/ tenaga kerja, proses, dan

lingkungan saling berhunbungan untuk memenuhi permintaan dan harapan

pelanggan dan konsumen. Kualitas adalah salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu produk yang beredar di pasaran saat ini. Mutu produk salah satunya

ditentukan oleh proses produksi. Proses produksi perlu dianalisis untuk

mengetahui apakah sudah sesuai dengan standar karena jika proses yang

dilakukan baik maka produk yang dihasilkan pun akan baik.Peningkatan

produktivitas pada suatu perusahaan dapat dilakukan dengan pendekatan cost

reduction dan quality improvement secara terpisah ataupun simultan, keduanya

dapat dicapai melalui efisiensi dan perancangan kerja yang baik (Peace 1993).

PT. Z adalah salah satu produsen minuman mengandung susu dengan merek

dagang “Milkuat”. Milkuat adalah minuman mengandung susu dengan berbagai

rasa yang melalui proses UHT (Ultra High Temprature). PT Z memiliki dua jenis

produk yaitu LAB dan Pouch. LAB (Liquid Acid Beverages) adalah minuman

mengandung susu dengan penambahan asam sedangkan Pouch adalah minuman

mengandung susu yang dikemas dengan kemasan pouch. Produk LAB

memilikitiga jenis varian rasa yaitu LAB apple, LAB strawberry, dan LAB jeruk

mandarin sedangkan untuk produk Pouch memiliki jenis 2 jenis produk yaitu

Pouch coklat dan Pouch strawberry. Pada penelitian ini difokuskan pada proses

Filling untuk produk milkuat LAB karena tingginya tingkat permintaan produk ini

tetapi masih banyak pula ditemukan kecacatan pada produk ini.Kualitas milkuat

LAB dapat dilihat dari kualitas packaging produk. Masalah yang ditemukan pada

produk ini yakni kemasan packaging yang tidak baik, diantaranya adalah capping

tidak ada, botol kosong, sealing terbakar, penyok, cutting seal tidak bagus, dan

volume tidak sesuai. Pada tahun 2015 data yang didapatkan dari perusahaan yakni

sebagai berikut :

Page 15: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

2

Gambar 1.1. Pareto reject tahun 2015

Berdasarkan dari data produksi Filling, jenis cacat yang paling banyak ditemukan

yaitu cacat botol kosong 29%, kemudian total penyok 22%, No capping 17%,

Bottom bocor 12%, Capping rusak 8%, isi kurang 7%, dan capping off center

sebesar 5%. Oleh karena itu, selanjutnya perlu ditemukan dan dianalisa penyebab

dari cacat terbesar yaitu botol kosong.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka

secara umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperbaiki kualitas kemasan pada mesin filling di PT.Z

Indonesia?

2. Bagaimana cara menurunkan cacat botol kosong tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Melakukan penerapan konsep Six sigma pada proses filling di PT. Z

Indonesia.

2. Menemukan cara untuk menurunkan jumlah cacat tersebut.

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dibuat bertujuan untuk memperkecil ruang lingkup

pembahasan sehingga pokok permasalahan akan menjadi terfokus. Batasan-

batasan masalah yang ada dalam penelitian ini, meliputi :

1. Produk yang diteliti adalah Produk Milkuat LAB yang diproduksi oleh PT.Z

pada bulan Agustus dan Oktober 2016.

Page 16: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

3

2. Data yang diambil adalah data cacat pada saat proses filling produk Milkuat

LAB di mesin filling hasil produksi selama bulan Agustus tahun 2016

1.5 Asumsi

Asumsi yang diterapkan adalah sebagai berikut :

a. Kondisi mesin filling berada pada kondisi yang terkalibrasi dengan baik

dan benar.

b. Bahan baku yang digunakan sudah sudah lulus uji dari Quality Control.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai keseluruhan isi penelitian ini sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan hal-hal antara lain berisikan latar belakang

masalah, identifikas imasalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

Bab ini merupakan bagian yang berisi landasan atau dasar-dasar

yang berkaitan dengan pembahasan atau tema yang diangkat dalam

penelitian ini.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian, meliputi metode pengumpulan data dan

analisis data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil analisis data yang selanjutnya diolah dan

dituangkan sebagai konsep perancangan karya. Bagian ini

merupakan bagian utama dari penelitian.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan perancangan

yang telah di laksanakan.

Page 17: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

4

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu pekerjaan teknik dan manajemen sehingga ciri

dari kualitas dapat diukur dan dengan spesifikasinya. Kemudian adapun tindakan

perbaikan yang sesuai dengan penyimpan dan perbedaan dengan yang sebenarnya

sesuai standar. ( Montgomery, 1996)

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian

kualitas adalah suatu teknik atau aktifitas atau tindakan yang terencana yang

dilakukan untuk mencapai,mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu

produk atau jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapaat

memenuhi kepuasaan konsumen.

Adapun tujuan dari pengendalian kualitas adalah :

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yag telah ditetapkan

oleh perusahaan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakanagar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan

sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan

biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

2.2 Faktor-faktor Pengendalian kualitas

Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan literature lain

menyebutkan bahwa factor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang

dilakukan perusahaan adalah :

1. Kemampuan dalam proses

Batas yang akan dicapai haruslah sesusai dengan kemampuan proses.

Suatu proses yang terkendali dengan baik atau dalam batas melebihi

kemampuan berarti proses itu tidak ada gunanya.

Page 18: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

5

2. Spesifikasi yang berlaku

Untuk spesifikasi hasil produkdi yang diinginkan harus ditinjau dari

kemampuan,keinginan konsumen dan kebutuhannya. Dalam hal ini dapat

dilihat spesifikasi tersebut sebelum pengendalian kualitas dimulai.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima

Tingkat ketidaksesuaian dalam pengendalian kualitas itu tergantung pada

yang berada diluar standar..

4. Biaya Kualitas

Dalam mengendalikan suatu produk dengan baik dibutuhkan pula biaya

kualitas, sehingga dalam menghasilkan suatu produk tercipta prosuk yang

berkualitas dan terjamin. .

2.3 Alat Bantu Dalam PengendalianKualitas

Kualitas dikendalikan secara statistic dengan menggunakan SPC ( Statistical

proses Control) yang memiliki 7 alat statistic utama diantara lain yaitu, check

sheet, Scatter, diagram proses, diagram pareto, diagram sebab akibat, histogram

dan control chart. (Heizer dan Render, 2006)

Gambar2.1Alat Bantu PengendalianKualitas

Sumber: Jay Heizer dan Barry Render, Operations Management, 2006, halaman

263

Page 19: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

6

2.3.1 Diagram Pareto (ParetoAnalysis)

Diagram pareto merupakan grafik batang dan grafik garis yang pertama kali di

perkenalkan oleh Alfredo pareto dan pertama kali digunakan oleh Joseph Juran.

Diagram menampilkan perbandingan tiap-tiap jenis data terhadap keseluruhan

data, sehingga dengan diagram pareto masalah yang menonjol dapat diketahui dan

diidentifikasi dengan cara menurunkan jumlah masalah utama.

2.3.2 Diagram Alir/Diagram Proses (Process FlowChart)

Diagram alir merupakan diagram yang sederhana yang dapat menunjukkan suatu

proses atau system dengan menggunakan kotak atau garis yang saling

berhubungan dalam bentuk symbol-simbol.

2.3.3 Peta Kendali (ControlChart)

Peta kendali (Control Chart) adalah gambaran grafik data sejalan dengan waktu

yang menunjukkan batas atas dan bawah proses yang ingin kita kendalikan. Peta

kendali dibangun sedemikian rupa sehingga data baru dapat dibandingkan dengan

data masa lalu secara cepat. Sampel output proses diambil dan rata-rata sampel ini

dipetakan pada sebuah diagram yang memiliki batas. Batas atas dan bawah dalam

sebuah diagram kendali bisa dalam satuan temperatur, tekanan, berat, panjang, dan

sebagainya (Heizer dan Render, 2006:268).

Gambar 2.2. Jenis-jenis Peta Kendali

Page 20: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

7

1. Peta Kendali Atribut

Data atribut bersifat diskrit (discrete distribution). Data ini umumnya diukur

dengan cara dihitung menggunakan daftar pencacahan untuk keperluan pencatatan

dan analisis, sebagai contoh:

1. Jumlah cacat dalam satu batch produk,

2. Jenis kelamin (laki-laki/perempuan),

3. Jenis warna (merah,hijau,biru,hitam), dan lain-lain.

Sifat discrete distribution memberi gambaran data atribut berbentuk bilangan

cacah dimana nilai data harus interger atau tidak pecahan, dapat dihitung, dan

terhingga. Pengukuran data atribut akan jauh lebih sederhana dibandingkan

dengan pengukuran data variabel karena data diklasifkasikan sebagai cacat atau

tidak cacat berdasarkan perbandingan dengan standar yang telah ditetapkan.

Pengklasifikasian ini tentunya menjadikan kegiatan inspeksi lebih ekonomis dan

sederhana.

Ada empat jenis peta kendali yang dapat digunakan dalam data atribut, yaitu:

1. Proportion defective control chart (P-chart).

P-chart berarti “proportion”, yaitu proporsi unit-unit yang tidak sesuai dalam

sebuah sampel. Proporsi sampel tidak sesuai didefinisikan sebagai rasio dari

jumlah unit–unit yang tidak sesuai, D, dengan ukuran sampel , n .(Prins,2006).

2. Number defective control chart (NP-chart).

NP-chart memonitor jumlah cacat itu sendiri. N dalam NP-chart berarti jumlah,

yaitu jumlah unit-unit yang tidak sesuai dalam sebuah sampel. NP-chart hanya

menggunakan pengukuran sampel konstan. Montgomery (2005:279)

Pada umumnya data jumlah item cacat memang lebih disukai dan mudah untuk

diinterpretasikan dalam pembuatan laporan dibandingkan dengan data proporsi.

Page 21: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

8

3. Defects per count/subgroup control chart (C-chart).

C pada C-chart berarti ”count” atau hitung cacat, ini bermaksud bahwa C-chart

dibuat berdasarkan pada banyaknya titik cacat dalam suatu item. C-chart

menghitung banyaknya cacat dalam satu item tersebut atau menghitung semua

kerusakan pada item sampel. C-chart didasarkan pada distribusi poisson yang pada

dasarnya mensyaratkan bahwa jumlah peluang atau lokasi potensial cacat sangat

besar (tidak terhingga) dan bahwa probability cacat di setiap lokasi menjadi kecil

dan konstan. Selanjutnya prosedur pemeriksaan harus sama untuk setiap sampel

dan dilakukan secara konsisten dari sampel ke sampel (Montgomery,2005:289).

4. Defects per unit control chart (U-chart).

U dalam U-chart berarti “unit” cacat dalam kelompok sampel. U-chart

menghitung titik cacat per unit laporan pemeriksaan dalam periode yang mungkin

memiliki ukuran sampel bervariasi (banyak item yang diperiksa). U-chart

digunakan dalam kasus dimana sampel yang diambil bervariasi atau memang

seluruh produk yang dihasilkan akan diuji. Hal ini berarti bahwa U-chart

digunakan jika ukuran sampel lebih dari satu unit atau mungkin bervariasi dari

waktu ke waktu.

2.3.4 Five Why and One How ( 5 W 1 H)

Selain dari tool’s yang disebutkan diatas, untuk memudahakan proses penyelesai

masalah dapat juga digunakan proses Five Why and One How (5 W 1 H) untuk

lebih melihat kepada pokok perbaikan yang akan diselesaikan. Pada tahap ini,

pokok permasalahn tersebut muncul hingga cara yang relevan untuk melakukan

perbaikan tersebut. 5W1H dapat dijabarkan sebagai berikut :

What ( apa) : faktor yang diperbaiki

Why (mengapa): penyebab dari perbaikan yang akan dilakukan

Where (dimana): tempat melakukan peluang perbaikan

When (kapan): batas waktu pelaksanaan peluang perbaikan

Who (siapa) : yang melakukan perbaikan

How ( bagaimana) : bagaimana melakukan perbaikan.

Page 22: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

9

2.4 Perhitungan sample size

Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi

populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara

efektif. Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili

karakteristik populasi yang sebenarnya. Karena data yang diperoleh dari sampel

harus dapat digunakan untuk menaksir populasi, maka dalam mengambil sampel

dari populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil sampel yang dapat

mewakili populasinya atau disebut sampel representatif. Sampel representatif

adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan

ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari

populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran

sampel yang diambil, dan cara pengambilannya. Salah satu metode yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin

(Sevilla et. al., 1960:182) :

n =

Dimana

n= Jumlah sampel

N=Jumlah populasi

α=Margin error

2.5 Kapabilitas Proses

Menurut Gaspersz (1998), kapabilitas proses adalah kemampuan dari proses

dalam menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi. Jika proses memiliki

kapabilitas yang baik, proses itu akan menghasilkan produk yang berada dalam

batas-batas spesifikasi. Sebaliknya, apabila proses memiliki kapabilitas yang tidak

baik, proses itu akan menghasilkan banyak produk yang berada diluar batas-batas

spesifikasi, sehingga menimbulkan kerugian karena banyak produk yang ditolak.

Apabila ditemukan banyak produk yang ditolak, hal itu mengindikasikan bahwa

proses produksi memiliki kemampuan proses yang rendah untuk menghasilkan

output sesuai dengan yang diharapkan. Berikut rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks kapabilitas proses.

Page 23: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

10

R =

…………………………………………………... ( Rumus 1.12)

S = √ ∑ – ∑

………….………………………… (Rumus 1.13)

Cp =

…………………………………………… (Rumus 1.14)

Atau

S =

…………………………………………………. (Rumus 1.15)

Kriteria penilaian Cp

Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat baik

Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses baik

Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah

Menghitung Indeks Cp :

Cpk = Minimum ( CPU ; CPL )

Di mana :

CPU =

…………………………………………… ( Rumus 1.16 )

CPL =

……………………………………………. ( Rumus 1.17 )

Keterangan :

1. CPU : Capability Process Upper

2. CPL : Capability Proccess Lower

Kriteria penilaian Cpk

1. Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengah

1. Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk yang sesuai dengan

spesifikasi

1. Jika Cpk <1, maka proses menghasilkan produk yang tidak sesuai

dengan spesifikasi

• Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, dapat diketahui sejauh mana kemampuan

proses menghasilkan output yang sesuai dengan spesifikasi.

Page 24: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

11

2.6 Six Sigma

2.6.1. Sejarah Six Sigma

Carl Frederick Gauss (1777-1885) Merupakanorang pertama kali

memperkenalkan konsep kurva normal dalam bidang statistic. Kemudian pada

tahun 1920 konsep ini dikembangkan walter shewhart unutk menjelaskan bahwa 3

sigma dari nilai rata-rata (mean) mengidentifikasi perlunya perbaikan dalam

sebuah proses.

Pada akhir tahun 1970, Dr. Mikel Hary, seorang insinyur senior pada Motorolla’s

Government Electronics Group (GEG) memulai percobaan untuk melakukan

problem solving dengan menggunakan analisa statistik. Dengan menggunakan

cara tersebut, GEG mulai menunjukkan peningkatan yang dramatis. Produk

didesain dan diproduksi lebih cepat dengan biaya yang lebih murah. Metode

tersebut kemudian ia tuliskan dalam sebuah makalah berjudul “The Strategic

Vision for Accelerating Six Sigma Within Motorolla”. Dr. Mikel Hary kemudian

dibantu oleh Richard Schroeder, mantan eksekutif motorolla, menyusun suatu

konsep perubahan manajemen (change management) yang didasarkan pada data.

Hasil dari kerja sama tersebut adalah sebuah alat pengukuran kualitas yang

sederhana yang kemudian menjadi filosofi kemajuan bisnis, yang dikenal

dengan nama six sigma.

2.6.2. Definisi Six Sigma

Dalam statistik, kata six sigma, merupakan sebuah huruf yunani yang digunakan

para ahli statistik untuk mengukur standar deviasi atau variabilitas dalam suatu

proses. Skala pengukuran sigma berkorelasi langsung terhadap beberapa

karakteristik seperti jumlah kegagalan dalam satu unit (defect per unit), jumlah

part dalam satu juta kegagalan, dan kemungkinan kegagalan. Six sigma

merupakan jumlah dari sigma yang diukur dalam proses, ketika tingkat variasi

dalam target dimana jika hanya 3,4 output dalam satu juta adalah defect.

Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan

persatu juta kesempatan untuk setiap transaksi produk barang dan jasa ( Vincent

Gasperz : 2005 ).

Page 25: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

12

Ada lima tahap atau langkah dasar dalam menerapkan strategi Six Sigma yaitu

Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC). Define adalah langkah

awal dalam peningkatan kualitas dimana masalah mulai diidentifikasi. Measure

merupakan aktifitas pengukuran proses sebelum, yang bertujuan untuk

mengevaluasi berdasarkan goals yang telah ada. Analyze merupakan tahap

dimana dilakukan identifikasi akar penyebab masalah dengan berdasarkan pada

analisis data. Improve adalah tahap dimana pengujian dan implementasi dari

solusi dilakukan untuk mengeliminasi penyebab masalah yang ada dan improve

dari proses yang ada. Control adalah tahap terakhir yang dilakukan untuk

melakukan kontrol dalam setiap kegiatan, sehingga memperoleh hasil yang baik.

Six sigma dipandang sebagai pendekatan yang sistematik, ilmiah, statistik, dan

lebih pintar untuk manajemen inovasi yang cocok untuk diaplikasikan dalam

kelompok informasi yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Inti dari six sigma

adalah integrasi dari 4 elemen (pelanggan, proses, manusia dan strategi) untuk

menghasilkan manajemen inovasi.

Six sigma akan memberikan sebuah pilihan terhadap semua proses secara

ilmiah dan statistik melalui pengukuran dari level kualitas. Metode six sigma

dapat memberikan gambaran perbandingan semua proses, dan memberikan

seberapa baik proses tersebut. Melalui informasi ini maka akan terlihat jelas

apa yang harus dilakukan untuk mendapat inovasi dalam proses dan kepuasan

pelanggan.

2.6.3 Perbaikan Proses Dalam Six Sigma

Dalam usaha peningkatan kualitas, six sigma selalu berfokus pada pelanggan dan

selalu berorientasi pada proses. Mengapa sebuah perusahaan harus berfokus pada

proses bukan hasil? Hasil akhir bergantung pada apa yang dilakukan selama

proses terjadi. Ketika proses yang lebih baik dapat diciptakan maka peluang

terjadinya cacat dapat dieliminasi sebelum cacat tersebut terjadi. Dengan

menekan variasi selama proses pembuatan sebuah produk atau pelayanan, bisnis

manapun mampu mencapai level kualitas six sigma yang disebut six sigma

Page 26: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

13

breakthrough strategy. Six sigma dan six sigma breakthrough strategy adalah dua

elemen yang berbeda. Six sigma adalah filosofi dan goal (3.4 defect per million

opportuntity) dan breakthrough strategy merupakan saran untuk mencapai level

kualitas six sigma dengan berfokus pada problem solving pada sebuah sistem.

2.6.4 Kelebihan Six Sigma

Beberapa kelebihan yang dimiliki six sigma diantaranya six sigma fokus pada

perbaikan kualitas dengan mengutamakan pencegahan cacat(defect),

pengurangan waktu siklus dan penghematan biaya. Six sigma akan menghapus

biaya - biaya yang tidak akan memberikan nilai tambah apapun bagi pelanggan.

Program perbaikan kualitas yang lain memang dapat meningkatkan kualitas tetapi

pada umumnya dampaknya terhadap pendapatan perusahaan tidak terlalu terlihat.

Organisasi atau perusahaan yang tidak dapat melacak efek peningkatan kualitas

terhadap profitabilitas tidak akan tahu perubahan apa yang diperlukan untuk

meningkatkan marjin keuntungan mereka.

Tools yang ada pada six sigma hampir serupa dengan yang digunakan pada

strategi peningkatan kualitas lainnya. Akan tetapi six sigma lebih menekankan

aplikasi tools tersebut dalam cara yang lebih sistematis untuk dapat memperoleh

terobosan dalam perbaikan kualitas, sehingga dapat diterapkan baik dalam

industry manufaktur atau jasa.

Menurut Mikel Harydan Richard Schroeder (2000) mengatakan bahwa

perbedaan antar pendekatan total quality sebelumnya dan konsep six sigma hanya

pada masalah focus. Program TQM (Total Quality Managemnet) berfokus pada

perbaikan pada proses individu dengan proses yang tidak terkait , sedangkan six

sigma berfokus pada membuat perbaikan pada semua operasi dalam sebuah

proses. Dampaknya adalah dengan banyaknya program kualitas pada TQM, akan

memakan waktu bertahun-tahun sebelum semua operasi dalam proses meingkat,

sementara itu six sigma menghasilkan hasil yang lebih cepat dan efektif.

Page 27: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

14

2.6.5 Metodologi Peningkatan Kualitas

Tujuan dari six sigma secara substansial adalah mereduksi variasi yang tidak

diinginkan sehingga hasilnya dapat mereduksi biaya atau meningkatkan kepuasan

pelanggan. Reduksi variasi juga dapat meningkatkan deliver performance serta

peningkatan hasil produksi. Dalam prakteknya proyek DMAIC menggunakan

tool dipilih sesuai dengan tahapan metodologi DMAIC. Setiap fase dalam siklus

DMAIC yang dijelaskan sebagai berikut :

2.6.5.1 Tahap Pendefinisian (Define)

Yang termasuk pada tahapan define adalah :

1. Menentukan critical-to-quality (CTQ).

2. Mendefinisikan arti dari defect sejelas-jelasnya.

3. Mengukur titik ukur awal (pengukuran secara umum level dari

performance sebelum perbaikan dilakukan ).

4. Membentuk team.

Define juga dilakukan dengan cara membuat diagram SIPOC. Elemen-elemen

diagram SIPOC adalah sebagai berikut :

1) Supplier, merupakan orang atau kelompok orang yang memberikan

informasi, kunci, material atau sember daya lain kepada proses. Jika suatu

proses terdiri dari beberapa sub-proses, maka sub-proses sebelumnya

dapat dianggap sebagai pemasok internal.

2) Inputs, segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada

proses.

3) Process, sekumpulan langkah yang mentransformasi dan secara ideal

menambahkan nilai pada inputs (proses transformasi nilai tambah kepada

inputs). Suatu proses biasanya terdiri dari beberapa sub-proses.

4) Output, merupakan produk (barang atau jasa) dari suatu proses. Dalam

industri manufaktur outputs dapat berupa barang setengah jadi maupun

barang jadi (final products).

5) Customers, merupakan orang atau kelompok orang atau sub-proses yang

menerima outputs. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub-proses, maka

Page 28: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

15

sub-proses sesudahnya dapat dianggap sebagai pelanggan internal (internal

customers).

2.6.5.2 Tahap Pengukuran (Measure)

Tahapan ini mencakup :

1) Mengidentifikasi performasi yang diinginkan pelanggan dari critical to

quality.

2) Memetakan setiap proses dimana input dan output didefinisikan dengan

jelas, output yang relevan dan kemungkinan input (X) yang berpengaruh

pada output yang saling terhubung.

3) Menentukan daftar dari metode pengukuran yang memungkinkan.

4) Menganalisa kapabilitas sistem pengukuran dan menentukan titik awal

kapabilitas proses

5) Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan penyimpangan dalam

mengukur yang mungkin muncul.

6) Mulai mengumpulkan data dari hasil pengukuran input, proses dan output.

7) Memvalidasi apakah ada masalah yang muncul ketika pengukuran

dilakukan.

8) Menyaring tujuan dan masalah (dari tahapan analisa).

Pengukuran dalam metode DMAIC dikenal dua macam pengukuran, yaitu:

1. Pengukuran kinerja proses

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan

mengevaluasi apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas

secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan

menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan

data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan

meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali.

Manfaat dari peta kendali adalah untuk:

a. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di

dalam batas-batas kendali kualitas atau tidak terkendali.

b. Memantau proses produksi secara terus- menerus agar tetap stabil.

c. Menentukan kemampuan proses (capability process).

Page 29: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

16

d. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan

proses produksi.

e. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum

dipasarkan.

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan

dengan cara menetapkan batas-batas kendali:

a. Upper control limit / batas kendali atas (UCL)

Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.

b. Central line / garis pusat atau tengah (CL)

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari

karakteristik sampel.

c. Lower control limit / batas kendali bawah (LCL)

Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik

sampel.

2. Pengukuran kinerja tingkat output

Setelah melakukan pengukuran kinerja proses, langkah selanjutnya adalah

melakukan perhitungan DPMO dan tingkat sigma. Berikut ini merupakan langkah-

langkah perhitungan DPMO dan tingkat sigma :

a. Unit (U)

Sebuah item yang sedang diproses atau produk atau jasa akhir yang

diberikan kepada pelanggan.

b. Opportunities (OP)

Merupakan variasi yang timbul dari proses, sehingga akan menghasilkan

produk-produk yang tidak sesuai.

c. Defect (Df)

Merupakan jumlah kegagalan untuk memenuhi kebutuhan atau harapan

pelanggan atau standar yang elah ditetapkan.

d. Defect Per Unit (DPU)

Merupakan jumlah rata-rata cacat tehadap jumlah unit yang diproses.

Defect Per Unit (DPU) =Df

U

Page 30: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

17

e. Total Opportunities (TOP)

TOP = U x OP

f. Defect Per Opportunities (DPO)

Merupakan proporsi cacat terhadap jumlah peluang dalam sebuah

kelompok.

g. Defect Per Million Opportunities (DPMO)

Merupakan jumlah cacat yang akan muncul jika ada satu juta peluang.

DPMO = DPO x 1.000.000

h. Level Sigma

Perhitungan level sigma dapat dilakukan dengan menggunakan Microsoft

excel dengan formula sebagai berikut

Level Sigma = normsinv 1000000 – DPMO

1000000

Angka 1,5 merupakan konstanta sesuai dengan konsep Motorolla yang

mengizinkan pergeseran nilai rata-rata sebesar + 1,5 Sigma.

2.6.5.3 Tahap Analisa (Analyze)

Dalam tahapan analisa, hasil pengukuran yang diperoleh pada tahapan measure

dianalisa sehingga hipotesa tentang penyebab dari variasi dalam hasil

pengukuran bisa dimunculkan. Pada tahapan ini, perusahaan melalui six sigma

mereka, mencari input mana saja yang mempengaruhi kualitas output. Langkah

Analyze dapat dilakukan dengan membuat Diagram Pareto dan Analisis 5Why.

2.6.5.4 Tahap Improvement

Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi, maka

perlu dilakukan perencanaan perbaikan kualitas kemasan produk LAB untuk

mengurangi produk cacat menggunakan six sigma.

Menetapkan suatu rencana tindakan untuk melakukan perbaikan kualitas.

Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas

teridentifikasi.

Defect Per Opportunities (DPU) =xDfx

TOP

+ 1,5 ) (

Page 31: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

18

2.6.5.5 Tahap Control

Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan

bahwa hasil yang diiginkan sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve

harus diterapkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap

kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas

didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam

meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur

didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau

tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab

proses.

Page 32: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah- Langkah Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan untuk memecahkan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Masalah Awal

Observasi Awal

Interview manager,

operator, staf, dsb.

Data produksi

Identifikasi Masalah

Menetapkan latar belakang,

rumusan masalah,tujuan dan

sistematika penelitian

Studi Literatur

Kualitas

Six Sigma

SPC

Metode Penelitian

Menetapkan tahap penelitian

Pengolahan Data :

A. Define

B. Measure

C. Analyze

D. Improvement

E. Control

Pengumpulan Data

Data Primer

Observasi dan mengamati prosesnya

Data sekunder

Dokumentasi data produksi dan data cacat

yang terjadi pada bulan Agustus 2016

Page 33: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

20

Gambar 3.1.

Flow Chart Penelitian

Define

1. Menentukan CTQ

2. Membuat diagram SIPOC

3. Melakukan pengamatan terhadap hasil produksi dan jenis cacat

yang terjadi selama bulan Agustus 2016

4. Uji kecukupan data

Measure

1. Membuat peta kendali p

2. Menentukan kapabilitas proses

3. Menghitung DPO, DPMO dan level sigma

Analyze

1. Mendefinisikan faktor-faktor penyebab cacat

2. Mencari akar penyebab permasalahan

Improve

Memberi usulan perbaikan kualitas

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Control

Melakukan control terhadap perbaikan yang dilakukan

Page 34: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

21

3.2 Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mengambil data-data yang diperlukan pada

proses produksi. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Wawancara

Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya

jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang

diteliti. Dalam hal ini adalah dengan kepala bagian Operator danSupervisor

PT.Z Indonesia yaitu data mengenai jenis-jenis cacat dan penyebabnya,

proses produksi serta bahan baku yang digunakan.

b. Observasi

Yaitu pengamatan secara langsung di tempat penelitian yaitu di PT.Z

Indonesia mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada, mengamati

proses produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas.

3.3 Identifikasi Masalah

Setelah menetapkan latar belakang masalah yang ditetapkan oleh PT. Z Indonesia

dari hasil observasi yang dilakukan, ditentukanlah rumusan masalah dari latar

belakang tersebut. Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari

penelitian tersebut yang akan member solusi terhadap masalah tersebut. Kemudian

ditentukan bartasan masalah agar penelitian ini tidak menyimpang dari ruang

lingkup yang telah ditetapkan.

3.4 Metode Penelitian

Dalam metode penelitian, ditentukan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian

agar penelitian tersebut dapat dilakukan secara sistematis unutk mengidentifikasi ,

merumuskan,, menganalisa, memecakan suatu masalah sehinnga dapat ditarik

sebuah kesimpulan dari masalah yang dijadikan sebagai objek observasi.

3.5 Studi Literatur

Studi literature ini dilakukan untuk menunjang teori-teori yang kan digunakan

sebagai landasan dalam penelitian dan sebagai informasi unutk membantu dalam

memecahakan masalah. Adapun landasan teori dapat berasal dari buku-buku dan

Page 35: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

22

referensi-referensi lainnya, seperti jurnal yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan.

Pada tahapan studi literatur ini, Peneliti mengidentifikasi faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya cacat atau kegagalan produk serta menganalisa pengaruh

dari faktor-faktor tersebut dan menentukan perbaikan apa yang harus dilakukan

guna mencegah atau meminimalkan kesalahan yang sama untuk produksi.

3.6 Pengumpulan Data

Ada dua jenis pengumpulan data yang peneliti kumpulkan, yaitu data primer yang

kemudian diolah serta data sekunder yang menunjukkan profil perusahaan.

Data primer berupa wawancara langsung kepada operator tentang jenis kecacatan

dan penyebabnya, data observasi langsung terhadap kinerja operator dan proses

produksinya, dan data dokumentasi produksi dan cacat selama bulan Agustus -

Oktober 2016. Sedangkan data sekunder berupa sejarah perusahaan dan struktur

organisasi perusahaan.

3.7 Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode DMAIC untuk

meningkatkan kualitas produk tanpa proses control.

Adapun langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Define

Tahap define antara lain:

a. Menentukan CTQ (Critical to Quality)

b. Membuat diagram SIPOC

c. Pengamatan terhadap hasil produksi selama bulan Agustus 2016.

d. Uji kecukupan data

b) Measure

Tahap measure antara lain :

a. Membuat peta kendali p

Dalam hal menganalisis data, digunakan peta kendali p (peta kendali proporsi

kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara statistik. Penggunaan

Page 36: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

23

peta kendali p ini dikarenakan pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat

atribut, serta data yang diperoleh yang dijadikan sampel pengamatan tidak tetap

dan produk yang mengalami kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi

sehingga harus di reject/ cacat.

b. Menghitung kapabilitas proses

c. Menentukan besarnya DPO, DPMO dan level sigma

c) Analyze

Proses yang dilakukan pada tahap analyze antara lain :

a. Analisis menggunakan diagrampareto

b. Analisis penyebab dominan

c. Analisis 5W1H

d) Improve

Tahap improve merupakan tahap yang berisi usulan perbaikan kualitas setelah

diketahui penyebab terjadinya sebuah masalah unutk menghindari terjadinya

masalah yang sama.

e) Control

Tahap control merupakan tahap yang bertujuan untuk mengontrol kelancaran

atau konsistensi dari solusi perbaikan atau improvement yang telah dijalankan.

3.8 Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari sebuah penelitian yang memberikan

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan tahap untuk

memberikan saran yang membangun kepada perusahaan dilakukan penelitian.

Page 37: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

24

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Diagram proses Milkuat LAB

Berikut gambaran proses dari milkuat LAB pada PT. Z

Sleeving : 30000 btl/HRobotic : 30000 btl/H

Type : Tunnel PasteurizerCapacity 27000 btl/HPasteur : 85-87 C (suhu Product), 14 minutes

3 machine x 24000 btl/HUnit : 70 ML, 100 ML

2500 kg

Type : Tubular Heat Exchanger

Capacity : 6 - 10 T/HPreheating : 90 C

Heating : 128 C-50 s

Cooling : 30 C

Mixer : 1450 rpmMixing time : 30 m

Homo :Bottle : 7.5

T/H, Stage 1 : 150, stage 2 : 50 (

total 200 Bar)

ULTRA CLEANING TANK

Gambar 4.1 Flow Proses Milkuat LAB

Bahan baku yang akan digunakan dipersiapkan, ditimbang sesuai dengan

formulasi yang telah ditentukan.Bahan baku susu yang telah disiapkan kemudian

dicampur dengan menggunakan mixer dan dihomogenisasi dilakukan dengan

homogenizerbertekanan 200 bar.Hasil pencampuran yang telah dihomogenisasi

ditampung dalam tangki storage sebelum ditransfer ke mesin filling.Minuman

susu yang telah dihomogenisasi dimasukan ke dalam botol dan ditutup dengan

tutup laminate foil. Pada tahap ini juga dilakukan pencantuman kode produksi

pada botol dengan inkjet printer.Selanjutnya dilakukan proses pasteurisasi dengan

suhu 91°C selama 14-16 menit. Proses pendinginan dilakukan pada suhu 40-

Page 38: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

25

50°C.Produk hasil pasteurisasi diberi label pada setiap botolnya. Minuman susu

kemudian dikemas setiap 5 botolnya dengan plastic PO film dan dimasukkan ke

dalam karton. Setiap kartonnya berisi 40 botol. Produk yang telah jadi (dalam

kemasan karton) ditata dan ditumpuk di atas pallet.Produk akhir ini disimpan

didalam gudang untuk menunggu hasil pemeriksaan QC sebelum dimuat di atas

truk untuk didistribusikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ,peneliti memperoleh data berapa

jumlah produksi beserta jumlah produk cacat hasil produksi pada bulan Agustus

2016 . Hasil tersebut kemudian dibuat konsep dasar pendekatan dari six sigma

atau lebih dikenal dengan istilah DMAIC.Masalah-masalah yang ada diidentifikasi

secara bertahap menggunakan pendekatan tersebut.

4.2 Tahap Define

4.2.1 Menentukan CTQ

Berdasarkan hasil pengamatan jenis cacat yang dilakukan pada proses

produksi Milkuat LAB dimesin Filling, berikut ini adalah syarat kemasan

Milkuat LAB yang berkualitas baik dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2. Syarat Kemasan Milkuat LAB berkualitas baik

Page 39: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

26

Berdasarkan gambar 4.2, maka dapat disimpulkan ada 4 jenis cacat yang

bisa terjadi selama proses filling yang kemudian dijadikan sebagai critical

to quality (CTQ) dalam penelitian ini, antara lain :

1) Kosong

Botol kosong disebabkan oleh motor vacuum tidak maksimal dalam

menyedot produk dari filling tangki, yang mengakitkan botol tidak

terisi/kosong.

2) Penyok

Hal initerjadi akibat rotary interchange tidak center yang mengakibatkan

botol jatuh dan penyok.

3) No Capping

Hal ini bisa diakibatkan oleh sealing disk/ capping tidak center dengan

rotary interchange yang mengakibatkan botol tidak tercapping.

4) Bottom bocor

Hal ini biasanya terjadi akibat plat pembalik botol sangat tajam yang

mengakibatkan botol kebanyakan bocor dibagian bawah.

5) Capping rusak

Hal ini biasanya terjadi pada saat proses cutting cap tidak sempurna.

6) Isi Kurang

Hal ini biasanya terjadi karena vacuum yang tidak sempurna menyedot susu

dari filling tank.

7) Capping Off Center

Hal ini disebabkan oleh posisi botol dengan capping tidak center, dan tidak

pas saat akan ditutup.

Botol kosong adalah salah satu kategori cacat yang paling besar. Besarnya

cacat botol kosong ini, sehingga pada penelitian ini difokuskan untuk

menganalisis faktor penyebab cacat botol kosong di mesin filling dengan

menggunakan Six sigma.

Page 40: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

27

4.2.2 Data Hasil Produksi Dan Jumlah Cacat Yang Terjadi Pada Bulan

Agustus 2016

Tahap ini merupakan pembuatan tabel yang berisi jumlah produksi

dan jumlah cacat botol kosong yang terjadi di area mesin filling pada bulan

Agustus 2016.

Tabel 4.1. Data produk dan jenis cacat produk (Agustus 2016) pada mesin Filling

No n

Cacat

kosong/

Batch

1 400 17

2 400 12

3 400 33

4 400 12

5 400 10

6 400 18

7 400 41

8 400 22

9 400 20

10 400 17

11 400 20

12 400 38

13 400 24

14 400 16

15 400 15

16 400 30

17 400 17

18 400 21

19 400 22

20 400 36

21 400 15

22 400 17

23 400 16

24 400 19

25 400 20

4.2.3 Uji kecukupan data dan keseragaman data

Page 41: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

28

Sebelum dilakukan analisis terhadap data, terlebih dahulu dilakukan pengujian

kecukupan data yang bertujuan untuk mengetahui bahwa data yang akan dianalisis

telah cukup untuk penglohan selanjutnya.

Berikut pengujian data dan kerangan data :

1.Jumlah data

n = 25 data

2.

3.∑Xi2= (528)

2= 278784

4. ∑

= (17)2+(12)

2+(33)

2+…………..(20)

2 = 12786

5. Nilai mean = = ∑

= 21,12

6. Standar Deviasi

=s=√∑

1. N1=(

√ ∑ ∑

∑ ) = (

)2

8.Batas Atas = BKA= + K.SD =

9.Batas Bawah = BKB= - K.SD = 4,6

Dari hasil perhitungan diatas makanya jumlah data pengamatan yang diambil lebih

besar dari jumlah data minimal yang seharusnya diambil,sehingga dapat di

simpulkan bahwa jumlah data pengamatan yang diambil telah cukup.

Begitupun dengan Uji keseragaman bahwa data berada dalam range antara 4,6

sampai 37,63 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil telah seragam

atau lolos uji keseragaman data.

4.3 Measure

Page 42: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

29

Tahap pengukuran yang dilakukan adalah menganalisis proporsi ketidaksesuaian

menggunakan peta kendali p, menghitung kapabilitas line proses tersebut,

menentukan besarnya DPO (Defect Per Opportunity), menentukan besarnya

DPMO (Defect Per Million Opportunity) dan menentukan level sigma pada mesin

filling di PT. Z Indonesia.

4.3.1 Menganalisis Proporsi Kecacatan Menggunakan Peta Kendali p

Berdasarkan tabel 4.1. total produksi Milkuat LAB yang diproduksi di mesin

Filling pada bulan Agustus 2016 sebesar100000pcs dengan jumlah cacat botol

kosong pada bulan Agustus 2016 sebesar 526 pcs. Langkah selanjutnya adalah

membuat peta kendali p yang berguna untuk membantu mengukur pengendalian

kualitas produksi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat peta

kendali p tersebut adalah :

1) Menentukan garis pusat / Central Line (CL), yaitu rata-rata kecacatan

produk (p-bar)

∑ : jumlah total cacat kosong

∑ : jumlah total produksi

Maka,

2) Menghitung batas kendali atas / Upper Control Limit

Keterangan :

: rata-rata ketidak sesuaian produk

: jumlah produksi

Page 43: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

30

Maka,

0,0863 ( hari ke-1)

3) Menghitung batas kendali bawah / Lower Control Limit

Keterangan :

: rata-rata ketidak sesuaian produk

: jumlah produksi

Maka,

( hari ke-1)

4) Membuat perhitungan peta kendali p selama bulan agustus 2016

np : jumlah gagal hari ke-i

n : jumlah yang diperiksa hari ke-i

Dengan demikian didapatkan hasil peta kendali p selama bulan

Agustus 2016.Selanjutnya dapat dibuat peta kendali p menggunakan

Hari ke-i Maka,

Page 44: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

31

software minitab yang dapat dilihat pada gambar 4.4. dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Masukkan data jumlah produksi dan jumlah cacat

2) Klik stat control chart Attribute charts

3) Masukkan jumlah cacat kedalam variabel

4) Masukkan jumlah produksi kedalam subgroup sizes

252321191715131197531

0.11

0.10

0.09

0.08

0.07

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

Sample

Pro

po

rtio

n

_P=0.0528

UCL=0.08635

LCL=0.01925

1

1

1

p- chart bulan Agustus 2016

Gambar 4.3. Peta kendali p jumlah cacat Milkuat LAB

Berdasarkan gambar 4.3. dapat dilihat bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya

berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan. Dari 25 titik data terdapat 3 titik

data yang berada di atas batas kendali maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

proporsi kecacatan yang terjadi pada proses di mesin filling belum terkendali

sepenuhnya karena masih terdapat titik data yang berada diatas batas kendali yang

ditentukan.

Page 45: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

32

Adapun nilai perhitungan peta kendali p secara lengkap dapat dilihat pada

tabel 4.2

Tabel 4.2 Perhitungan Peta Kendali p Milkuat LAB Agustus 2016

Hari Ke- Ʃ

Produksi

Total

Cacat P UCL LCL

1 400 17 0.0425 0.086527 0.019073

2 400 12 0.03 0.0867464 0.0188536

3 400 33 0.0825 0.085815 0.019785

4 400 12 0.03 0.0867464 0.0188536

5 400 10 0.025 0.0868338 0.0187662

6 400 18 0.045 0.0864829 0.0191171

7 400 41 0.1025 0.0854532 0.0201468

8 400 22 0.055 0.0863061 0.0192939

9 400 20 0.05 0.0863946 0.0192054

10 400 17 0.0425 0.086527 0.019073

11 400 20 0.05 0.0863946 0.0192054

12 400 38 0.095 0.0855893 0.0200107

13 400 24 0.06 0.0862174 0.0193826

14 400 16 0.04 0.086571 0.019029

15 400 15 0.0375 0.0866149 0.0189851

16 400 30 0.075 0.0859497 0.0196503

17 400 17 0.0425 0.086527 0.019073

18 400 21 0.0525 0.0863504 0.0192496

19 400 22 0.055 0.0863061 0.0192939

20 400 36 0.09 0.0856798 0.0199202

21 400 15 0.0375 0.0866149 0.0189851

22 400 17 0.0425 0.086527 0.019073

23 400 16 0.04 0.086571 0.019029

24 400 19 0.0475 0.0864388 0.0191612

25 400 20 0.05 0.0863946 0.0192054

Rata-rata 0.0528 0.0863432 0.0192568

4.3.2 Menentukan Besarnya DPO (Deffect Per Opportunity), DPMO (Deffect

Per Million Opportunity) dan Level Sigma Mesin Filling Milkuat LAB.

DPMO adalah ukuran kegagalan dalam konsep Six Sigma yang menunjukkan

kegagalan dalam sejuta kesempatan. Cara unutk menghitung DPMO yaitu :

Menghitung DPU( Defect Per Unit) dengan rumus :

Page 46: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

33

Kemudian selanjutnya menghitung DPMO dengan rumus:

Keterangn:

Unit : Pcs tyre

Defect : Produk gagal

Opportunity for error in a unit : Kemudian adanya defect dalam 1 unit

setelah mendapatkan nilai DPMO, dan langkah selanjutnya adalah melihat table

konversi DPMO ke nilai sigma yang terlampir pada table lampiran. Berikut adalah

contok perhitungan DPU, DPMO dan nilai sigma.

Unit : 400 psc yang diproduksi pada tanggal 1 Agustus 2016

Defect : 17 pcs yang terjadi cacat botol kosong pada tanggal 1 agustus 2016

Opportunities : 7 opportunities (7 Peluang kemungkinan terjadinya defect dalam

satu unit)

(konversi ke nilai sigma, lihat tabel

konversi DPMO ke nilai sigma pada lampiran 2)

Page 47: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

34

Tabel 4.3.Perhitungan DPO,DPMO dan Level SigmaBulan agustus 2016

No n cacat

kosong CTQ DPU DPMO

1 400 17 7 0.0425 6071.43

2 400 12 7 0.03 4285.71

3 400 33 7 0.0825 11785.7

4 400 44 7 0.11 15714.3

5 400 10 7 0.025 3571.43

6 400 18 7 0.045 6428.57

7 400 41 7 0.1025 14642.9

8 400 26 7 0.065 9285.71

9 400 20 7 0.05 7142.86

10 400 17 7 0.0425 6071.43

11 400 20 7 0.05 7142.86

12 400 38 7 0.095 13571.4

13 400 9 7 0.0225 3214.29

14 400 16 7 0.04 5714.29

15 400 15 7 0.0375 5357.14

16 400 30 7 0.075 10714.3

17 400 11 7 0.0275 3928.57

18 400 21 7 0.0525 7500

19 400 22 7 0.055 7857.14

20 400 45 7 0.1125 16071.4

21 400 15 7 0.0375 5357.14

22 400 17 7 0.0425 6071.43

23 400 16 7 0.04 5714.29

24 400 19 7 0.0475 6785.71

25 400 20 7 0.05 7142.86

Untuk mendapatkan nilai sigma yang tepat, maka dilakukan dengan cara

interpolasi table konversi DPMO ke sigma, berikut adalah contoh untuk

perhitungannya :

Dimana,

Nilai sigma DPMO

Page 48: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

35

2,35 197662

X 197143

2,36 194894

x y

DPMO yang akan dicari nilai sigmanya adalah 197143

Sesuai dengan hasil rata-rata DPMO yang diperoleh yaitu 197143 maka

didapatkan nilai sigma sebesar 2,3581 sigma.

4.4 Tahap analyze

Tahap analyzedilakukan untuk mencari dan menemukan faktor-faktor

potensialpenyebab kecacatan pada kemasan botol milkuat LAB. Tahapan-tahapan

yang dilakukan adalalah analisis 5 Why karena setelah melakukan wawancara

terhadap operator pada mesin filling, Manager produksi dan Supervisor Quality.

4.4.1 Analisis 5-Why 1 How

Berikut adalah analisis 5 why, dimana ini didapatkan dari hasil pengamatan di

lapangan dan merupakan hasil diskusi dengan operator pada mesin filling.

Tabel 4.4 Uraian 5-Why Analysis jenis cacat kosong

Faktor Akar Why-1 Why-2 Why-3 Why-4 Why-5

Page 49: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

36

masalah

Mesin

1.Spring

snaphole

patah

pressure

tekanan

spring lebih

besar

snaphole

menggunakan

ukuran yg

pendek

snaphole

yg di pakai

di mesin

tidak sama

ukurannya

Bentuk

snaphole

yg di pakai

tinggi dan

pendek

2) Motor

vacum

lemah

Banyaknya

susu yang

menetes

dari stick

nozzle

karena

pressure

vacum lemah

tidak

mampu

menyedot

dengan

maksimal

adanya

akumulasi

sisa susu

di dalam

motor

vaccume

Tidak

terkena

CIP

karna

di

tutup

manual

3) Stick

nozzle

botol

nyangkut di

stick

ukuran stick

terlalu

panjang

tidak ada

ukuran

standar

baku stick

nozzle

4)

Pressure

guide

jarum pada

presure

gauge

menunjukan

angka 0

Tidak ada

standar

ukuran

pressure

guide

pressure

gauge yg di

pakai tidak

sesuai

4.5 Implementasi perbaikan

4.5.1 Rencana Perbaikan

Dari hasil analisis data diatas, terdapat beberapa faktor dominan yang

menyebabkan permasalahan pada mesin filling khususnya terjadinya cacat botol

kosong. Untuk memudahkan proses penyelesaian masalah tersebut, berikut

merupakan solusi penyelesaian permasalahannya:

1. Spring Snaphole

Page 50: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

37

Spring snaphole adalah suatu alat dimana alat ini berfungsi untuk menekan botol

saat mengisi produk susu kedalam botol, dan kondisi sekarang yaitu snaphole di

mesin filling patah kerena snaphole tidak sesuai dengan ukuran standar. Snap hole

yang digunakan saat ini yakni snap hole yang pendek.

Deadline : September

2. Motor Vacum Lemah

Motor vacuum adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu menyedot

produk susu yang ada didalam filling tank ke dalam botol milkuat LAB. Dan pada

saat ini kondisi dari motor vacuum sering macet dan rusak, sehingga tidak

menyedot dengan maksimal.

Deadline : September

3. Stick nozzle

Stick Nozzle adalah suatu stick yang digunakan untuk mengisi produk ke dalam

botol LAB, yang kondisinya saat ini sering nyangkut karena sticknya terlalu

panjang.

Deadline: September

4. Pressure guide

Pressure digunakan untuk melihat tekanan, dimana kondisi pressure guide saat ini

tidak memiliki ukuran.

4.5.2 Aktifitas perbaikan

Aktifitas perbaikan ini dilakukan setelah melakukan mengetahui penjabaran

dari 5 why sebelumnya.Berikut adalah table 4.5 aktifitas perbaikan.

Page 51: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

38

Why What How Where Photo Before Photo After Who When Biaya Keterangan

Bentuk snaphole yang di

pakai tinggi dan pendek

Bentuk snaphole yang tidak standar

standarisasi ukuran snaphole

Mesin Filling

Wibi 9/5/2016 Rp

1,225,000 DONE

Tidak terkena CIP

karena tutup

manual

Motor vacum lemah

Mengganti motor vaccume sesuai spesifikasi fungsi saat ini.

Mesin Filling

Imam 9/6/2016 Rp

4,000,000 ON PROGRESS

Tidak ada ukuran

baku pada nozzle

Stick nozzle

Membuat ukuran baku standar dengan menggunakan stick yang pendek

Mesin Filling

Wibi 9/5/2016 Rp

641,333 DONE

Page 52: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

39

Pressure guide

Mengganti pressure gauge dari inhg ke bar

Mesin Filling

Imam 9/6/2016 Rp

164,205 DONE

Page 53: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

40

Pada tabel 4.5 perbaikan dan standarisasi masih ada yang dalam proses yaitu

motor vacuum karena masih dalam proses pemesanan.

4..6 Tahap Control

Setelah dilakukan perbaikan dan standarisasi diantaranya adalah menstandarisasi

ukuran snaphole, membuat ukuran stick nozzle, dan mengganti pressure guide.

Adapun data setelah perbaikan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Data Produk cacat setelah perbaikan

No n cacat

kosong

1 400 7

2 400 6

3 400 2

4 400 3

5 400 1

6 400 5

7 400 7

8 400 2

9 400 3

10 400 5

11 400 6

12 400 5

13 400 2

14 400 3

15 400 1

16 400 5

17 400 3

18 400 2

19 400 3

20 400 6

21 400 2

22 400 3

23 400 5

24 400 1

25 400 2

1) Menentukan garis pusat / Central Line (CL), yaitu rata-rata kecacatan

produk (p-bar)

Page 54: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

41

∑ : jumlah total cacat

∑ : jumlah total produksi

Maka,

2) Menghitung batas kendali atas / Upper Control Limit

Keterangan :

: Rata-rata ketidaksesuai produk

n: jumlah produksi

Maka,

0,009705 ( hari ke-1)

3) Menghitung batas kendali bawah / Lower Control Limit

Keterangan :

: rata-rata ketidak sesuaian produk

: jumlah produksi

Page 55: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

42

Maka,

( hari ke-1)

4) Membuat perhitungan peta kendali p selama bulan Oktober 2016

np : jumlah gagal hari ke-i

n : jumlah yang diperiksa hari ke-i

252321191715131197531

0.025

0.020

0.015

0.010

0.005

0.000

Sample

Prop

orti

on

_P=0.009

UCL=0.02317

LCL=0

P-chart Cacat botol kosong Oktober 2016

Gambar 4.4 Peta Kendali Bulan Oktober 2016

Setelah dilakukan improvement semua data sudah terkendali yang telah

diterapkan, Dari 25 titik data sudah tidak terdapat titik data yang berada diluar

batas kendali atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat proporsi kecacatan di

mesin filling sudah terkendali.

Berikut adalah hasil perhitungan untuk propotio, batal kendali atas dan batas

kendali bawah.

Hari ke-i Maka,

Page 56: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

43

Tabel 4.7 Perhitungan Peta kendali bulan Oktober 2016

Hari ke- n Cacat

kosong P UCL LCL

1 400 7 0.0175 0.023105 -0.00511

2 400 6 0.015 0.023123 -0.00512

3 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

4 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

5 400 1 0.0025 0.023212 -0.00521

6 400 5 0.0125 0.023141 -0.00514

7 400 7 0.0175 0.023105 -0.00511

8 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

9 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

10 400 5 0.0125 0.023141 -0.00514

11 400 6 0.015 0.023123 -0.00512

12 400 5 0.0125 0.023141 -0.00514

13 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

14 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

15 400 1 0.0025 0.023212 -0.00521

16 400 5 0.0125 0.023141 -0.00514

17 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

18 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

19 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

20 400 6 0.015 0.023123 -0.00512

21 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

22 400 3 0.0075 0.023177 -0.00518

23 400 5 0.0125 0.023141 -0.00514

24 400 1 0.0025 0.023212 -0.00521

25 400 2 0.005 0.023195 -0.00519

Setelah menghitung UCL dan LCL, selanjutnya menghitung DPU, DPMO dan level

sigma, ini digunakan untuk mengetahui sampel memiliki DPU dan DPMO berapa dan

berapa pada level sigma.

Page 57: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

44

Tabel 4.8 Perhitungan DPO,DPMO dan level sigma setelah perbaikan

Hari ke- N cacat

kosong CTQ DPU DPMO

1 400 7 7 0.0175 2500

2 400 6 7 0.015 2142.9

3 400 2 7 0.005 714.29

4 400 3 7 0.0075 1071.4

5 400 1 7 0.0025 357.14

6 400 5 7 0.0125 1785.7

7 400 7 7 0.0175 2500

8 400 2 7 0.005 714.29

9 400 3 7 0.0075 1071.4

10 400 5 7 0.0125 1785.7

11 400 6 7 0.015 2142.9

12 400 5 7 0.0125 1785.7

13 400 2 7 0.005 714.29

14 400 3 7 0.0075 1071.4

15 400 1 7 0.0025 357.14

16 400 5 7 0.0125 1785.7

17 400 3 7 0.0075 1071.4

18 400 2 7 0.005 714.29

19 400 3 7 0.0075 1071.4

20 400 6 7 0.015 2142.9

21 400 2 7 0.005 714.29

22 400 3 7 0.0075 1071.4

23 400 5 7 0.0125 1785.7

24 400 1 7 0.0025 357.14

25 400 2 7 0.005 714.29

Untuk menghitung sigmanya adalah sebagai berikut :

Dimana,

Nilai sigma DPMO

3,35 32157

X 32143

3.36 31443

Page 58: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

45

DPMO yang akan dicari nilai sigmanya adalah 32143

14

714

Sesuai dengan hasil rata-rata DPMO yang diperoleh yaitu 32143maka didapat

nilai sigma sebesar 3,35 sigma.

Tabel 4.9. Hubungan antara Nilai Sigma, Cp dan COPQ

Kapabilitas

Sigma

Cacat/Kesalahan

(%)

Cacat/Kesalahan

(DPM)

Cp COPQ vs Sales Revenue

1-Sigma 69,15% 691.462 DPM 0,33 Tidak dapat dihitung

2-Sigma 30,85% 308.538 DPM 0,67 Tidak dapat dihitung

3-Sigma 6,68% 66.807 DPM 1,00 25-40% dari penjualan

4-Sigma 0,62% 6.210 DPM 1,33 15-25% dari penjualan

5-Sigma 0,0233% 233 DPM 1,67 5-15% dari penjualan

6-Sigma 0,00034% 3,4 DPM 2,00 < 1% dari penjualan

(Sumber: Gasperzs, 2011: 61)

Tabel 4. 10 perbandingan sebelum dan setelah perbaikan

Kategori Before After

Botol kosong 5,23% 0.90%

DPMO 197143 32143

Sigma 2,35 3,35

Berdasarkan data yang diperolah setelah perbaikan sangat terlihat banyak

perubahan yang terjadi yaitu :

1. Penurunan DPMO dari 197143 menjadi 32143

2. Penurunan cacat pada mesin filling yang kategori botol kosong.

3. Kenaikan nilai sigma sebesar 1 sigma yang semula 2,35 menjadi 3,35

sigma.

Page 59: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilalkukan di PT. Z Indonesia maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Denganmenerapkan konsep Six Sigma dengan metode DMAIC maka dapat

diketahui jenis cacat yang terbesar adalah cacat botol kosong yang disebabkan

oleh mesin filling yaitu motor vacuum lemah, spring snap hole patah, stick

nozzle tersumbat dan pressure guide yang tidak standar.

2. Adapun cara untuk menurunkan jumlah cacat botol kosong yaitu

menstandarisasi ukuran snaphole, mengganti motor vacum sesuai dengan

spesifikasi fungsinya, membuat ukuran baku standar dengan stick yang

pendek, mengganti pressure guide.

3. Dan proses di mesin filling terkontrol dengan baik,dapat dilihat pada dengan

adanya penurunan jumlah cacat yaitu dari 5,23 % menjadi 0,90 %.

5.2.Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan ini

yaitu sebagai berikut :

Pada penelitian ini berhasil menurunkan persentase produk cacat sebesar

4,33% dan penelitian ini masih ada perbaikan yang on progress ,

penelitian selanjutnya dapat melanjutkan perbaikan untuk mengurangi

angka cacat produk hingga sekecil mungkin dengan melakukan

pengawasan dan analisis ulang pada proses filling produk LAB.

.

Page 60: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

47

DAFTAR PUSTAKA

Ciptana, Monika Kussetya, Pengukuran Biaya Kualitas, Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999: 68-83.

Garrity, Susan M., Basic Quality Improvement, Prentice Hall, New Jersey, 1993.

Gaspersz, Vincent dan Avanti Vontana. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing

and Service Industries. Bogor: Penerbit Vinchristo Publication.

Mitra, Amitava, Fundamental of Quality Control and Improvement, Prentice Hall,

New Jerset, 1998.

Muis, Saludin, Metodologi Six Sigma: Teori dan Aplikasi di Lingkungan

Pabrikasi, Graha Ilmi, 2014.

Montgomery,D.C, 1998. Pengaantar Pengendalian kualitas Statistik,Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research Methods. Rex Printing Company.

Quezon..

Page 61: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

48

LAMPIRAN

Page 62: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

49

LAMPIRAN 1

Jenis-jenis Cacat Pada Milkuat LAB

B

o

t

Botol kosong

Penyok

Bottom bocor

No Capping

Capping rusak

Isi Kurang

Capping off center

Page 63: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

50

LAMPIRAN 2

Tabel Konversi DPMO

Konversi DPMO ke Nilai Sigma Berdasarkan Konsep Motorola

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

0,00 933.193 0,51 838.913 1,02 684.386 1,53 488.033

0,01 931.888 0,52 836.457 1,03 680.822 1,54 484.047

0,02 930.563 0,53 833.977 1,04 677.242 1,55 480.061

0,03 929.219 0,54 831.472 1,05 673.645 1,56 476.078

0,04 927.855 0,55 828.944 1,06 670.031 1,57 472.097

0,05 926.471 0,56 826.391 1,07 666.402 1,58 468.119

0,06 925.066 0,57 823.814 1,08 662.757 1,59 464.144

0,07 923.641 0,58 821.214 1,09 659.097 1,60 460.172

0,08 922.196 0,59 818.589 1,10 655.422 1,61 456.205

0,09 920.730 0,60 815.940 1,11 651.732 1,62 452.242

0,10 919.243 0,61 813.267 1,12 648.027 1,63 448.283

0,11 917.736 0,62 810.570 1,13 644.309 1,64 444.330

0,12 916.207 0,63 807.850 1,14 640.576 1,65 440.382

0,13 914.656 0,64 805.106 1,15 636.831 1,66 436.441

0,14 913.085 0,65 802.338 1,16 633.072 1,67 432.505

0,15 911.492 0,66 799.546 1,17 629.300 1,68 428.576

0,16 909.877 0,67 796.731 1,18 625.516 1,69 424.655

0,17 908.241 0,68 793.892 1,19 621.719 1,70 420.740

0,18 906.582 0,69 791.030 1,20 617.911 1,71 416.834

0,19 904.902 0,70 788.145 1,21 614.092 1,72 412.936

0,20 903.199 0,71 785.236 1,22 610.261 1,73 409.046

0,21 901.475 0,72 782.305 1,23 606.420 1,74 405.165

0,22 899.727 0,73 779.350 1,24 602.568 1,75 401.294

0,23 897.958 0,74 776.373 1,25 598.706 1,76 397.432

0,24 896.165 0,75 773.373 1,26 594.835 1,77 393.580

0,25 894.350 0,76 770.350 1,27 590.954 1,78 389.739

0,26 892.512 0,77 767.305 1,28 587.064 1,79 385.908

Page 64: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

51

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

0,27 890.651 0,78 764.238 1,29 583.166 1,80 382.089

0,28 888.767 0,79 761.148 1,30 579.260 1,81 378.281

0,29 886.860 0,80 758.036 1,31 575.345 1,82 374.484

0,30 884.930 0,81 754.903 1,32 571.424 1,83 370.700

0,31 882.977 0,82 751.748 1,33 567.495 1,84 366.928

0,32 881.000 0,83 748.571 1,34 563.559 1,85 363.169

0,33 878.999 0,84 745.373 1,35 559.618 1,86 359.424

0,34 876.976 0,85 742.154 1,36 555.670 1,87 355.691

0,35 874.928 0,86 738.914 1,37 551.717 1,88 351.973

0,36 872.857 0,87 735.653 1,38 547.758 1,89 348.268

0,37 870.762 0,88 732.371 1,39 543.795 1,90 344.578

0,38 868.643 0,89 729.069 1,40 539.828 1,91 340.903

0,39 866.500 0,90 725.747 1,41 535.856 1,92 337.243

0,40 864.334 0,91 722.405 1,42 531.881 1,93 333.598

0,41 862.143 0,92 719.043 1,43 527.903 1,94 329.969

0,42 859.929 0,93 715.661 1,44 523.922 1,95 326.355

0,43 857.690 0,94 712.260 1,45 519.939 1,96 322.758

0,44 855.428 0,95 708.840 1,46 515.953 1,97 319.178

0,45 853.141 0,96 705.402 1,47 511.967 1,98 315.614

0,46 850.830 0,97 701.944 1,48 507.978 1,99 312.067

0,47 848.495 0,98 698.468 1,49 503.989 2,00 308.538

0,48 846.136 0,99 694.974 1,50 500.000 2,01 305.026

0,49 843.752 1,00 691.462 1,51 496.011 2,02 301.532

0,50 841.345 1,01 687.933 1,52 492.022 2,03 298.056

Sumber: Nilai-nilai dibangkitkan menggunakan program oleh: Vincent Gaspersz

(2002)

Konversi DPMO ke Nilai Sigma Berdasarkan Konsep Motorola (lanjutan)

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

2,04 294.598 2,55 146.859 3,06 59.380 3,57 19.226

2,05 291.160 2,56 144.572 3,07 58.208 3,58 18.763

Page 65: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

52

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

2,06 287.740 2,57 142.310 3,08 57.053 3,59 18.309

2,07 284.339 2,58 140.071 3,09 55.917 3,60 17.864

2,08 280.957 2,59 137.857 3,10 54.799 3,61 17.429

2,09 277.595 2,60 135.666 3,11 53.699 3,62 17.003

2,10 274.253 2,61 133.500 3,12 52.616 3,63 16.586

2,11 270.931 2,62 131.357 3,13 51.551 3,64 16.177

2,12 267.629 2,63 129.238 3,14 50.503 3,65 15.778

2,13 264.347 2,64 127.143 3,15 49.471 3,66 15.386

2,14 261.086 2,65 125.072 3,16 48.457 3,67 15.003

2,15 257.846 2,66 123.024 3,17 47.460 3,68 14.629

2,16 254.627 2,67 121.001 3,18 46.479 3,69 16.262

2,17 251.429 2,68 119.000 3,19 45.514 3,70 13.903

2,18 248.252 2,69 117.023 3,20 44.565 3,71 13.553

2,19 245.097 2,70 115.070 3,21 43.633 3,72 13.209

2,20 241.964 2,71 113.140 3,22 42.716 3,73 12.874

2,21 238.852 2,72 111.233 3,23 41.815 3,74 12.545

2,22 235.762 2,73 109.349 3,24 40.929 3,75 12.224

2,23 232.695 2,74 107.488 3,25 40.059 3,76 11.911

2,24 229.650 2,75 105.650 3,26 39.204 3,77 11.604

2,25 226.627 2,76 103.835 3,27 38.364 3,78 11.304

2,26 223.627 2,77 102.042 3,28 37.538 3,79 11.011

2,27 220.650 2,78 100.273 3,29 36.727 3,80 10.724

2,28 217.695 2,79 98.525 3,30 35.930 3,81 10.444

2,29 214.764 2,80 96.801 3,31 35.148 3,82 10.170

2,30 211.855 2,81 95.098 3,32 34.379 3,83 9.903

2,31 208.970 2,82 93.418 3,33 33.625 3,84 9.642

2,32 206.108 2,83 91.759 3,34 32.884 3,85 9.387

2,33 203.269 2,84 90.123 3,35 32.157 3,86 9.137

2,34 200.454 2,85 88.508 3,36 31.443 3,87 8.894

Page 66: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

53

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

2,35 197.662 2,86 86.915 3,37 30.742 3,88 8.656

2,36 194.894 2,87 85.344 3,38 30.054 3,89 8.424

2,37 192.150 2,88 83.793 3,39 29.379 3,90 8.198

2,38 189.430 2,89 82.264 3,40 28.716 3,91 7.976

2,39 186.733 2,90 80.757 3,41 28.067 3,92 7.760

2,40 184.060 2,91 79.270 3,42 27.429 3,93 7.549

2,41 181.411 2,92 77.804 3,43 26.803 3,94 7.344

2,42 178.786 2,93 76.359 3,44 26.190 3,95 p7.143

2,43 176.186 2,94 74.934 3,45 25.588 3,96 6.947

2,44 173.609 2,95 73.529 3,46 24.998 3,97 6.756

2,45 171.056 2,96 72.145 3,47 24.419 3,98 6.569

2,46 168.528 2,97 70.781 3,48 23.852 3,99 6.387

2,47 166.023 2,98 69.437 3,49 23.295 4,00 6.210

2,48 163.543 2,99 68.112 3,50 22.750 4,01 6.037

2,49 161.087 3,00 66.807 3,51 22.215 4,02 5.868

2,50 158.655 3,01 65.522 3,52 21.692 4,03 5.703

2,51 156.248 3,02 64.256 3,53 21.178 4,04 5.543

2,52 153.864 3,03 63.008 3,54 20.675 4,05 5.386

2,53 151.505 3,04 61.780 3,55 20.182 4,06 5.234

2,54 149.170 3,05 60.571 3,56 19.699 4,07 5.085

Sumber: Nilai-nilai dibangkitkan menggunakan program oleh: Vincent Gaspersz

(2002)

Konversi DPMO ke Nilai Sigma Berdasarkan Konsep Motorola (lanjutan)

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

4,08 4.940 4,59 1.001 5,10 159 5,61 20

4,09 4.799 4,60 968 5,11 153 5,62 19

4,10 4.661 4,61 936 5,12 147 5,63 18

4,11 4.527 4,62 904 5,13 142 5,64 17

Page 67: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

54

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

4,12 4.397 4,63 874 5,14 136 5,65 17

4,13 4.269 4,64 845 5,15 131 5,66 16

4,14 4.145 4,65 816 5,16 126 5,67 15

4,15 4.025 4,66 789 5,17 121 5,68 15

4,16 3.907 4,67 762 5,18 117 5,69 14

4,17 3.793 4,68 736 5,19 112 5,70 13

4,18 3.681 4,69 711 5,20 108 5,71 13

4,19 3.573 4,70 687 5,21 104 5,72 12

4,20 3.467 4,71 664 5,22 100 5,73 12

4,21 3.364 4,72 641 5,23 96 5,74 11

4,22 3.264 4,73 619 5,24 92 5,75 11

4,23 3.167 4,74 598 5,25 88 5,76 10

4,24 3.072 4,75 577 5,26 85 5,77 10

4,25 2.980 4,76 557 5,27 82 5,78 9

4,26 2.890 4,77 538 5,28 78 5,79 9

4,27 2.803 4,78 519 5,29 75 5,80 9

4,28 2.718 4,79 501 5,30 72 5,81 8

4,29 2.635 4,80 483 5,31 70 5,82 8

4,30 2.555 4,81 467 5,32 67 5,83 7

4,31 2.477 4,82 450 5,33 64 5,84 7

4,32 2.401 4,83 434 5,34 62 5,85 7

4,33 2.327 4,84 419 5,35 59 5,86 7

4,34 2.256 4,85 404 5,36 57 5,87 6

4,35 2.186 4,86 390 5,37 54 5,88 6

4,36 2.118 4,87 376 5,38 52 5,89 6

4,37 2.052 4,88 362 5,39 50 5,90 5

4,38 1.988 4,89 350 5,40 48 5,91 5

4,39 1.926 4,90 337 5,41 46 5,92 5

4,40 1.866 4,91 325 5,42 44 5,93 5

Page 68: PERBAIKAN KUALITAS KEMASAN PRODUK LAB UNTUK …

55

Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO Nilai

Sigma

DPMO

4,41 1.807 4,92 313 5,43 42 5,94 5

4,42 1.750 4,93 302 5,44 41 5,95 4

4,43 1.695 4,94 291 5,45 39 5,96 4

4,44 1.641 4,95 280 5,46 37 5,97 4

4,45 1.589 4,96 270 5,47 36 5,98 4

4,46 1.538 4,97 260 5,48 34 5,99 4

4,47

4,48

1.489

1.441

4,98

4,99

251

242

5,49

5,50

33

32

6,00 3

4,49

4,50

4,51

1.395

1.350

1.306

5,00

5,01

5,02

233

224

216

5,51

5,52

5,53

30

29

28

Catatan:Tabel

konversi ini

mencakup

pergeseran 1,5-

sigma untuk semua

nilai Z

4,52 1.264 5,03 208 5,54 27

4,53 1.223 5,04 200 5,55 26

4,54 1.183 5,05 193 5,56 25

4,55 1.144 5,06 185 5,57 24

4,56 1.107 5,07 179 5,58 23

4,57 1.070 5,08 172 5,59 22

4,58 1.035 5,09 165 5,60 21

Sumber: Nilai-nilai dibangkitkan menggunakan program oleh: Vincent Gaspersz

(2002)