peraturan menteri kehutanan103.52.213.225/hukum/simppu-lhk/public/uploads/files/p.63 (2).pdf ·...

Download PERATURAN MENTERI KEHUTANAN103.52.213.225/hukum/simppu-lhk/public/uploads/files/p.63 (2).pdf · Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata ... Asas yang harus diperhatikan

If you can't read please download the document

Upload: haduong

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • - 1 -

    PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR P.63/Menlhk-Setjen/2015

    TENTANG

    PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

    DAN KEHUTANAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

    P.44/Menhut-II/2010 telah ditetapkan Pedoman Tata

    Naskah Dinas Kementerian Kehutanan;

    b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2011 telah ditetapkan

    Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan

    Hidup;

    c. bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun

    2015 telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup

    dan Kehutanan dan berdasarkan Peraturan Menteri

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-

    II/2015 telah ditetapkan Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan;

    d. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi

    Nomor 80 Tahun 2012 telah ditetapkan Pedoman Tata

    Naskah Dinas Instansi Pemerintah;

    e. bahwa berdaarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    pada huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan

    Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

    tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

  • - 2 -

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

    2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

    Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5071);

    3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

    Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

    Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5035);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009

    tentang Kearsipan;

    5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

    Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

    Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah

    diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun

    2015;

    6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

    Organisasi Kementerian Negara;

    7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 17);

    8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

    Negara Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012

    tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi

    Pemerintah;

    9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

    Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Kementerian lingkungan Hidup dan

    Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2015 Nomor 713).

  • - 3 -

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN

    TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

    DAN KEHUTANAN.

    Pasal 1

    Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup

    dan Kehutanan merupakan acuan dalam pengelolaan tata

    naskah dinas lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan.

    Pasal 2

    Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup

    dan Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

    Peraturan Menteri ini.

    Pasal 3

    Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Tata Naskah Dinas

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang belum

    ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini, dapat diatur dengan

    Peraturan Eselon I sesuai bidang tugasnya.

    Pasal 4

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, proses

    penyesuaian diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat 3

    (tiga) bulan sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

    Pasal 5

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :

    a. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-

    II/2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas

    Kementerian Kehutanan; dan

    b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8

    Tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas

    Kementerian Lingkungan Hidup;

    dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  • - 4 -

    Pasal 6

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

    dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 24 November 2015

    MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    SITI NURBAYA

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    WIDODO EKATJAHJANA

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR

    Salinan sesuai dengan aslinya

    KEPALA BIRO HUKUM,

    ttd.

    KRISNA RYA

  • - 5 -

    LAMPIRAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR : P.63/Menlhk-Setjen/2015

    TENTANG

    PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN

    LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara

    melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan

    pemerintahan dan pembangunan di lingkungan instansi pemerintah pusat

    dan daerah.

    Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah

    adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi

    tata naskah dinas (tata surat, distribusi, formulir dan media), penamaan

    lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.

    Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi,

    pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan

    lambang negara, lambang instansi dan cap dinas, penggunaan Bahasa

    Indonesia yang baik dan benar, tata surat, perubahan, pencabutan,

    pembatalan produk hukum serta ralat.

    Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh

    instansi pemerintah pusat dan daerah telah diatur dalam Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi

    Pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, Pedoman Tata Naskah

    Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disesuaikan dengan

    Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi tersebut dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan ini.

  • - 6 -

    B. Maksud dan Tujuan

    1. Maksud

    Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan tata naskah

    dinas pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    2. Tujuan

    Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang

    efektif dan efisien dalam penyelenggaraan tugas Kementerian

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    C. Sasaran

    1. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam

    penyelenggaraan tata naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup

    dan Kehutanan.

    2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur

    lainnya dalam lingkup administrasi umum.

    3. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis

    kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian.

    4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah

    dinas.

    5. Berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata

    naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    D. Asas

    Asas yang harus diperhatikan dalam penyusunan naskah dinas adalah

    sebagai berikut :

    1. Efektif dan Efisien

    Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan

    efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas,

    spesifikasi informasi serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang

    baik, benar dan lugas.

    2. Pembakuan

    Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk

    yang telah dibakukan.

  • - 7 -

    3. Pertanggungjawaban

    Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari

    segi isi, format, prosedur, kewenangan dan keabsahan.

    4. Keterkaitan

    Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu

    kesatuan sistem administrasi umum.

    5. Kecepatan dan Ketepatan

    Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan

    tepat sasaran dalam redaksional, prosedural dan distribusi.

    6. Keamanan

    Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi mulai dari

    penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak,

    pemberkasan, kearsipan dan distribusi.

    E. Pengertian

    1. Administasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang

    meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan

    akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.

    2. Naskah dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi

    kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang

    berwenang di lingkungan instansi pemerintah dalam rangka

    penyelenggaraan tugas pemerintahan.

    3. Tata naskah dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang

    meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,

    pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media

    yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

    4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata

    letak dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap

    dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    5. Penanda tangan naskah dinas adalah pejabat yang menandatangani

    naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada

    jabatannya.

    6. Instansi pemerintah adalah kementerian, lembaga pemerintah non

    kementerian, sekretariat lembaga negara, lembaga setingkat menteri

    dan lembaga lain, lembaga nonstruktural, serta pemerintah provinsi

    dan kabupaten/kota.

  • - 8 -

    7. Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka

    Tunggal Ika.

    8. Logo adalah gambar dan/atau huruf sebagai identitas Kementerian

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    F. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan

    Hidup dan Kehutanan meliputi :

    1. Pendahuluan.

    2. Jenis naskah dinas.

    3. Format naskah dinas.

    4. Penyusunan naskah dinas.

    5. Pejabat penanda tangan naskah dinas.

    6. Penggunaan kop, logo dan cap dinas dalam naskah dinas.

    7. Perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah dinas.

  • - 9 -

    BAB II

    JENIS NASKAH DINAS

    A. Naskah Dinas Arahan

    Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan

    pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan

    dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi

    pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan,

    penetapan dan penugasan.

    1. Naskah Dinas Pengaturan

    Sesuai dengan tingkatannya, naskah dinas yang bersifat pengaturan

    terdiri atas peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, Standar

    Operasional Prosedur (SOP) dan surat edaran.

    a. Peraturan

    Peraturan adalah naskah dinas yang bersifat mengatur, memuat

    kebijakan pokok, bersifat umum, berlaku untuk seluruh satuan

    organisasi/unit kerja dalam sebuah instansi pemerintah dan dapat

    merupakan dasar bagi penyusunan naskah dinas lainnya. Peraturan

    bersama merupakan turunan dari peraturan.

    b. Pedoman

    Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat

    umum di lingkungan instansi pemerintah yang perlu dijabarkan ke

    dalam petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan dengan

    karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan.

    c. Petunjuk Pelaksanaan

    Petunjuk pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang

    memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan

    pelaksanaannya.

    d. Standar Operasional Prosedur (SOP)

    Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah naskah dinas yang

    memuat serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai

    berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana,

    kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

    e. Surat Edaran

    Surat Edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan

    tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.

  • - 10 -

    2. Naskah Dinas Penetapan

    Jenis naskah dinas penetapan ada dua macam, yaitu :

    a. Keputusan

    Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang

    bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur dan merupakan

    pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk :

    1) Menetapkan / mengubah status kepegawaian / personal /

    keanggotaan / material / peristiwa;

    2) Menetapkan / mengubah / membubarkan suatu kepanitiaan /

    tim;

    3) Menetapkan pelimpahan wewenang.

    b. Penetapan Angka Kredit

    Penetapan Angka Kredit adalah penetapan angka yang diberikan

    pejabat yang berwenang sebagai hasil penilaian kuantitatif dan

    kualitatif atas prestasi yang dicapai oleh pejabat fungsional.

    3. Naskah Dinas Penugasan

    Yang termasuk naskah dinas penugasan ada tiga macam, yaitu :

    a. Instruksi

    Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah atau arahan

    untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat

    penting.

    b. Surat Perintah

    Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang

    berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya

    yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

    c. Surat Tugas

    Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang

    berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya

    yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

    tugas dan fungsi.

    B. Naskah Dinas Korespondensi

    1. Naskah Dinas Korespondensi Intern

    a. Nota Dinas

  • - 11 -

    Nota Dinas adalah naskah dinas intern lingkup unit eselon I atau

    eselon II dan unit kerja berlokasi di daerah yang dibuat oleh pejabat

    dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan,

    pemberitahuan, pernyataan, permintaan atau penyampaian kepada

    pejabat lain. Nota Dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa

    catatan ringkas, disampaikan dari bawahan kepada atasan atau yang

    sejajar, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat

    yang dituju.

    b. Memorandum

    Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat

    mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan,

    saran, pendapat kedinasan. Memorandum disampaikan dari atasan

    kepada bawahan.

    2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

    Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam,

    yaitu:

    Surat Dinas

    Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam

    menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,

    pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau

    hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi

    yang bersangkutan atau di dalam lingkup Kementerian Lingkungan

    Hidup dan Kehutanan.

    3. Surat Undangan

    Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada

    pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri

    suatu acara kedinasan tertentu, seperti : rapat, upacara, dan

    pertemuan.

    C. Naskah Dinas Khusus

    1. Surat Perjanjian

    Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama

    tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk

    melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati

    bersama.

  • - 12 -

    Surat perjanjian terdiri dari dua macam, yaitu :

    a. Perjanjian dalam negeri

    Perjanjian dalam negeri adalah kerja sama perjanjian dalam negeri

    antar instansi baik di pusat maupun daerah dibuat dalam bentuk

    kesepahaman bersama atau perjanjian kerja sama.

    b. Perjanjian internasional

    Proses pembuatan perjanjian internasional telah diatur sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    2. Surat Kuasa

    Surat Kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang

    kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain

    dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam

    rangka kedinasan.

    3. Berita Acara

    Berita Acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses

    pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak

    dan para saksi apabila diperlukan.

    4. Surat Keterangan

    Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau

    seseorang untuk kepentingan kedinasan.

    5. Surat Pengantar

    Surat Pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk

    mengantar/ menyampaikan barang atau naskah.

    6. Pengumuman

    Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang

    ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau

    perseorangan dan golongan di dalam atau di luar instansi.

    7. Surat Izin

    Surat Izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan dari pejabat

    yang berwenang kepada badan hukum/kelompok perorangan untuk

    melakukan suatu tindakan dalam rangka kedinasan.

    8. Surat Panggilan

    Surat Panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang

    kepada badan hukum/kelompok/perorangan atau pihak lain untuk

    menghadap kepada pejabat yang terkait dalam kedinasan.

  • - 13 -

    9. Surat Pernyataan Pelantikan

    Surat Pernyataan Pelantikan adalah naskah dinas yang berisi

    pernyataan dari seorang pejabat yang menyatakan bahwa seorang PNS

    telah dilantik untuk menduduki suatu jabatan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    10. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas

    Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas adalah naskah dinas yang berisi

    pernyataan dari seorang pejabat yang berwenang bahwa seorang PNS

    telah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    11. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan

    Surat Pernyataan Menduduki Jabatan adalah naskah dinas yang berisi

    suatu pernyataan dari seorang pejabat yang berwenang bahwa seorang

    PNS telah menduduki suatu jabatan sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku.

    12. Laporan

    Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang

    pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.

    13. Telaahan Staf

    Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat

    atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu

    persoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang

    disarankan.

    14. Formulir

    Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah

    untuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat

    dalam bentuk kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu

    berisi keterangan yang diperlukan.

    15. Naskah Dinas Elektronik

    Naskah Dinas Elektronik adalah naskah dinas berupa komunikasi

    informasi yang dilakukan secara elektronis atau yang terekam dalam

    multimedia elektronis. Ketentuan lebih lanjut tentang tata naskah dinas

    elektronik diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

  • - 14 -

    BAB III

    FORMAT NASKAH DINAS

    Format/bentuk naskah dinas berdasarkan jenisnya diatur sebagai berikut :

    A. Naskah Dinas Arahan

    Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok

    atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan

    dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang

    berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan

    penugasan.

    1. Naskah Dinas Pengaturan

    Sesuai dengan tingkatannya, naskah dinas yang bersifat pengaturan

    terdiri atas undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan

    bersama, peraturan menteri, peraturan pejabat eselon I, pedoman,

    petunjuk pelaksanaan, standar operasional prosedur (SOP) dan surat

    edaran.

    Untuk undang-undang dan peraturan pemerintah tidak diatur dalam

    ketentuan ini dan telah diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    a. Peraturan Bersama

    1) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala Peraturan Bersama terdiri dari :

    (1) Lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan

    secara simetris, atau logo (untuk non pejabat negara)

    yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas,

    disesuaikan dengan penyebutan nama instansi;

    (2) Kata PERATURAN BERSAMA dan nama jabatan pejabat

    yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital

    secara simetris;

    (3) Nomor, yang ditulis dibawahnya;

    (4) Kata penghubung TENTANG, yang ditulis dengan

    huruf kapital;

    (5) Judul peraturan bersama, yang ditulis dengan huruf

    kapital;

  • - 15 -

    (6) frase DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakan di

    tengah margin;

    (7) Nama jabatan pejabat yang menetapkan peraturan

    bersama, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

    dengan tanda baca koma.

    b) Konsiderans

    Bagian konsiderans Peraturan Bersama terdiri dari :

    (1) Kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat

    alasan / tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang

    perlu ditetapkannya peraturan bersama;

    (2) Kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat

    peraturan perundang-undangan sebagai dasar

    pengeluaran peraturan bersama.

    c) Diktum

    Bagian diktum Peraturan Bersama terdiri dari :

    (1) Kata MEMUTUSKAN, yang ditulis seluruhnya dengan

    huruf kapital tanpa spasi di antara suku kata dan

    diakhiri dengan tanda baca titik dua serta diletakkan di

    tengah margin;

    (2) Kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah kata

    Memutuskan, disejajarkan ke bawah dengan kata

    Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata

    Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

    dengan tanda baca titik dua;

    (3) Nama yang tercantum dalam judul peraturan perundang-

    undangan dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan,

    didahului dengan pencantuman jenis peraturan

    perundang-undangan.

    d) Batang Tubuh

    Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh

    peraturan bersama, sama dengan ketentuan dalam

    penyusunan peraturan yang substansi peraturan diuraikan

    dalam pasal-pasal.

  • - 16 -

    e) Kaki

    Bagian kaki Peraturan Bersama terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal penetapan peraturan bersama yang

    ditulis di sebelah kanan, kemudian dibawahnya adalah

    jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan

    huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma,

    tanda tangan, nama lengkap pejabat yang

    menandatangani (ditulis dengan huruf kapital);

    (2) Disebelah kiri ditulis jabatan pejabat yang menetapkan

    peraturan bersama dan diakhiri dengan tanda koma,

    tanda tangan, nama lengkap pejabat yang

    menandatangani peraturan bersama, yang ditulis dengan

    huruf kapital.

    2) Pengabsahan

    a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

    digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu peraturan

    telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

    pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau

    administrasi umum;

    b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan

    sebelah kiri bawah, yang terdiri dari kata :

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    (NAMA PEJABAT)

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ...NOMOR ...

    serta dibubuhi tanda tangan pejabat yang berwenang;

  • - 17 -

    c) Pada penutup untuk pengabsahan dicantumkan kalimat :

    Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya

    dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    3) Hal yang Perlu Diperhatikan

    Naskah asli peraturan bersama yang diparaf harus disimpan

    sebagai arsip dan yang diedarkan berupa salinan yang

    ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum, Kementerian

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    Format Peraturan Bersama dapat dilihat pada Contoh 1.

    b. Peraturan Menteri

    1) Susunan

    a) Judul

    (1) Judul peraturan memuat keterangan mengenai jenis,

    nomor, tahun penetapan dan nama peraturan;

    (2) Nama peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan

    isi peraturan;

    (3) Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang

    diletakkan di tengah margin, tanpa diakhiri tanda baca.

    Contoh :

    PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR : P.XX/MENLHK-Setjen/2015

    TENTANG

    PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN

    LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

    b) Pembukaan

    Pembukaan peraturan terdiri dari hal-hal berikut :

    (1) Frase DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di

    tengah margin.

    (2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan peraturan ditulis

    seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di

    tengah margin dan diakhiri dengan tanda baca koma.

  • - 18 -

    Contoh : MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

    (3) Konsiderans diawali dengan kata Menimbang.

    (a) Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-

    pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan

    pembuatan peraturan.

    (b) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur

    pengaturan lebih lanjut dari peraturan yang lebih

    tinggi yang menjadi latar belakang pembuatannya.

    (c) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa

    peraturan dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang

    tepat karena tidak mencerminkan tentang latar

    belakang dan alasan dibuatnya peraturan.

    (d) Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok

    pikiran, tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam

    rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan

    pengertian.

    (e) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad

    dan dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali

    dengan kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca

    titik koma.

    (4) Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat.

    (a) Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan

    peraturan perundang-undangan dan peraturan

    perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan

    perundang-undangan tersebut.

    (b) Peraturan perundang-undangan yang digunakan

    sebagai dasar hukum hanya peraturan perundang-

    undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.

    (c) Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang

    dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan

    pencantuman perlu memperhatikan tata urutan

    peraturan perundang-undangan, dan jika tingkatannya

    sama disusun secara kronologis berdasarkan saat

    pengundangan atau penetapannya.

  • - 19 -

    (d) Undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan

    menteri perlu dilengkapi dengan pencantuman

    Lembaran Negara Republik Indonesia dan

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia atau

    Berita Negara Republik Indonesia yang diletakkan di

    antara tanda baca kurung.

    (5) Diktum, terdiri dari :

    (a) kata MEMUTUSKAN, yang ditulis seluruhnya dengan

    huruf kapital tanpa spasi di antara suku kata dan

    diakhiri dengan tanda baca titik dua serta diletakkan

    di tengah margin;

    (b) kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah kata

    Memutuskan, disejajarkan ke bawah dengan kata

    Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata

    Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

    dengan tanda baca titik dua.

    (c) Nama yang tercantum dalam judul peraturan

    perundang-undangan dicantumkan lagi setelah kata

    Menetapkan, didahului dengan pencantuman jenis

    peraturan perundang-undangan.

    c) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh peraturan memuat :

    (1) Semua substansi peraturan perundang-undangan yang

    dirumuskan dalam pasal-pasal;

    (2) Substansi yang pada umumnya dikelompokkan ke dalam:

    (a) Ketentuan Umum;

    (b) Materi Pokok yang diatur;

    (c) Ketentuan Sanksi Administratif (jika diperlukan);

    (d) Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);

    (e) Ketentuan Penutup.

    d) Kaki

    Bagian kaki peraturan terdiri dari :

    (1) Tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal

    penetapan peraturan;

  • - 20 -

    (2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis

    dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca

    koma;

    (3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan peraturan;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani peraturan,

    yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan

    gelar.

    2) Pengabsahan

    a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

    digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu peraturan

    telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

    pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau

    administrasi umum.

    b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan

    sebelah kiri bawah, yang terdiri dari kata :

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    (NAMA PEJABAT)

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ...NOMOR ...

    serta dibubuhi tanda tangan pejabat yang berwenang.

    c) Pada penutup untuk pengabsahan dicantumkan kalimat :

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

  • - 21 -

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

    dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    3) Hal yang perlu diperhatikan

    Naskah asli peraturan menteri yang diparaf harus disimpan

    sebagai arsip dan yang diedarkan berupa salinan yang

    ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum.

    Format Peraturan Menteri dapat dilihat pada Contoh 2.

    c. Peraturan Eselon I

    1) Susunan

    a) Judul

    (1) Judul peraturan memuat keterangan mengenai jenis,

    nomor, tahun penetapan dan nama peraturan.

    (2) Nama peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan

    isi peraturan.

    (3) Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang

    diletakkan di tengah marjin, tanpa diakhiri tanda baca.

    Contoh :

    PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

    PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN

    LINDUNG

    NOMOR : P.85/PDASHL-Set/2015

    TENTANG

    (JUDUL PERATURAN)

    b) Pembukaan

    Pembukaan peraturan terdiri dari hal-hal berikut :

    (1) Frase DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di

    tengah margin.

    (2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan peraturan ditulis

    seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di

    tengah margin dan diakhiri dengan tanda baca koma.

    Contoh :

    DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH

    ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG,

  • - 22 -

    (3) Konsiderans diawali dengan kata Menimbang.

    (a) Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-

    pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan

    pembuatan peraturan.

    (b) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur

    pengaturan lebih lanjut dari peraturan yang lebih

    tinggi yang menjadi latar belakang pembuatannya.

    (c) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa

    peraturan dianggap perlu untuk dibuat adalah

    kurang tepat karena tidak mencerminkan tentang latar

    belakang dan alasan dibuatnya peraturan.

    (d) Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok

    pikiran, tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam

    rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan

    pengertian.

    (e) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad

    dan dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali

    dengan kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca

    titik koma.

    (4) Dasar Hukum diawali dengan kata Mengingat.

    (a) Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan

    peraturan perundang-undangan dan peraturan

    perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan

    perundang-undangan tersebut.

    (b) Peraturan perundang-undangan yang digunakan

    sebagai dasar hukum hanya peraturan perundang-

    undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.

    (c) Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang

    dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan

    pencantuman perlu memperhatikan tata urutan

    peraturan perundang-undangan, dan jika tingkatannya

    sama disusun secara kronologis berdasarkan saat

    pengundangan atau penetapannya.

  • - 23 -

    (d) Undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan

    menteri perlu dilengkapi dengan pencantuman

    Lembaran Negara Republik Indonesia dan

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia atau

    Berita Negara Republik Indonesia yang diletakkan di

    antara tanda baca kurung.

    (5) Diktum, terdiri dari :

    (a) kata MEMUTUSKAN, yang ditulis seluruhnya dengan

    huruf kapital tanpa spasi di antara suku kata dan

    diakhiri dengan tanda baca titik dua serta diletakkan

    di tengah margin;

    (b) kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah kata

    Memutuskan, disejajarkan ke bawah dengan kata

    Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata

    Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

    dengan tanda baca titik dua.

    (c) Nama yang tercantum dalam judul Peraturan

    Perundang-undangan dicantumkan lagi setelah kata

    Menetapkan, didahului dengan pencantuman jenis

    peraturan perundang-undangan.

    c) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh peraturan memuat :

    (1) Semua substansi peraturan perundang-undangan yang

    dirumuskan dalam pasal-pasal;

    (2) Substansi yang pada umumnya dikelompokkan ke dalam :

    (a) Ketentuan umum;

    (b) Materi pokok yang diatur;

    (c) Ketentuan sanksi administratif (jika diperlukan);

    (d) Ketentuan penutup.

    d) Kaki

    Bagian kaki peraturan terdiri dari :

    (1) Tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal

    penetapan peraturan;

    (2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis

    dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca

    koma;

  • - 24 -

    (3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan peraturan;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani peraturan,

    yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan

    gelar.

    (5) Tembusan disampaikan kepada yang berkepentingan.

    2) Pengabsahan

    a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum

    digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu peraturan

    telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh

    pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau

    administrasi umum.

    b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan

    sebelah kiri bawah, yang terdiri dari kata :

    Salinan sesuai dengan aslinya

    Kepala Bagian Hukum (disesuaikan dengan nama

    nomenklatur organisasi),

    (nama lengkap dan gelar)

    NIP. ...........

    3) Hal yang perlu diperhatikan

    Naskah asli peraturan yang diparaf harus disimpan sebagai

    arsip.

    Format peraturan eselon I dapat dilihat pada Contoh 3.

    d. Pedoman

    1) Pengertian

    Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat

    umum di lingkungan instansi pemerintah yang perlu dijabarkan

    ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan

    dengan karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan.

    2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

    Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang

    lebih tinggi dan pengabsahannya ditetapkan dengan peraturan

    pejabat yang berwenang.

  • - 25 -

    3) Susunan

    a) Lampiran

    Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan ditulis

    di atas kertas dengan menggunakan lambang negara dan

    nama jabatan pejabat negara (untuk pejabat negara) atau logo

    dan nama jabatan pimpinan tertinggi instansi (untuk non

    pejabat negara) yang diletakkan secara simetris di atas, serta

    dicantumkan tulisan lampiran peraturan, nomor, tentang, dan

    nama pedoman dengan menggunakan huruf kapital serta

    ditempatkan secara simetris.

    b) Kepala

    Bagian kepala pedoman terdiri dari

    (1) tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan

    dicantumkan di tengah atas;

    (2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris

    dengan huruf kapital.

    c) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari

    (1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan

    tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian

    umum;

    (2) materi pedoman;

    (3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan

    dan penjabaran lebih lanjut.

    d) Kaki

    Bagian kaki pedoman terdiri dari

    (1) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis

    dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;

    (2) tanda tangan;

    (3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa

    mencantumkan gelar.

    Format pedoman dapat dilihat pada Contoh 4.

  • - 26 -

    e. Petunjuk Pelaksanaan

    1) Pengertian

    Petunjuk pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang

    memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan

    pelaksanaannya.

    2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

    Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

    petunjuk pelaksanaan adalah pejabat pimpinan tertinggi

    instansi pemerintah.

    3) Susunan

    a) Lampiran

    Petunjuk pelaksanaan dicantumkan sebagai lampiran

    peraturan dan ditulis di atas kertas dengan menggunakan

    lambang negara dan nama jabatan pejabat negara (untuk

    pejabat negara) atau logo dan nama jabatan pimpinan

    tertinggi instansi (untuk non pejabat negara) yang diletakkan

    secara simetris di atas serta dicantumkan tulisan lampiran

    peraturan, nomor, tentang dan nama pelaksanaan dengan

    menggunakan huruf kapital serta ditempatkan secara

    simetris.

    b) Kepala

    Bagian kepala petunjuk pelaksanaan terdiri dari

    (1) tulisan petunjuk pelaksanaan dengan huruf kapital

    dicantumkan di tengah atas;

    (2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan

    huruf kapital dan dicantumkan secara simetris.

    c) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dari

    (1) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud

    dan tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup,

    pengertian, dan hal lain yang dipandang perlu;

    (2) batang tubuh materi petunjuk pelaksanaan, yang dengan

    jelas menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian,

    koordinasi, pengawasan dan pengendalian, serta hal lain

    yang dipandang perlu untuk dilaksanakan.

  • - 27 -

    d) Kaki

    Bagian kaki petunjuk pelaksanaan terdiri dari :

    (1) nama jabatan pejabat yang menetapkan petunjuk

    pelaksanaan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan

    diakhiri dengan tanda baca koma;

    (2) tanda tangan pejabat yang menetapkan;

    (3) nama lengkap pejabat yang menandatangani yang ditulis

    dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.

    4) Distribusi

    Distribusi dilakukan dengan menggunakan daftar distribusi

    yang berlaku.

    Format petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada Contoh 5A dan

    Contoh 5B.

    f. Standar Operasional Prosedur (SOP)

    Standar operasional prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi

    tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan

    aktivitas organisasi, bagaimana, kapan harus dilakukan, di mana,

    dan oleh siapa dilakukan.

    SOP administrasi pemerintahan merupakan prosedur operasional

    standar dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi

    pemerintahan. Ketentuan lebih lanjut tentang SOP administrasi

    pemerintahan diatur dengan peraturan perundang-undangan.

    1) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala standar operasional prosedur (SOP) terdiri

    dari:

    (1) Kop naskah dinas berisi logo serta nama instansi yang

    ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan secara

    simetris;

    (2) Tulisan Standar Operasional Prosedur yang

    dicantumkan di bawah logo instansi, ditulis dengan

    huruf kapital, serta nomor yang ditulis secara simetris

    di bawahnya;

    (3) Kata TENTANG, yang dicantumkan di bawah kata

    Standar Operasional Prosedur yang ditulis dengan

    huruf kapital dan diletakkan secara simetris;

  • - 28 -

    (4) Judul Standar Operasional Prosedur, yang ditulis

    dengan huruf kapital secara simetris dan diletakkan di

    bawah kata tentang.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh standar operasional prosedur memuat :

    (1) Dasar penetapan standar operasional prosedur;

    (2) Pertimbangan ditetapkannya standar operasional

    prosedur;

    (3) Prosedur dan tata cara pelaksanaan kegiatan.

    c) Kaki

    Bagian kaki standar operasional prosedur terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal penetapan;

    (2) Nama jabatan penanda tangan;

    (3) Tanda tangan pejabat penanda tangan dan cap instansi;

    (4) Nama pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan huruf

    kapital;

    Format standar operasional prosedur dapat dilihat pada Contoh 6.

    g. Surat Edaran

    1) Pengertian

    Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan

    tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.

    2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

    Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani surat

    edaran oleh pejabat pimpinan tertinggi instansi pemerintah dapat

    dilimpahkan kepada pejabat pimpinan sekretariat instansi

    pemerintah atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi

    surat edaran.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala Surat Edaran terdiri dari :

    (1) Kop naskah dinas, yang berisi gambar lambang

    negara/logo instansi dan nama jabatan/instansi, yang

    ditulis dengan huruf kapital, diletakkan secara simetris;

    (2) Kata Yth., yang diikuti oleh nama pejabat yang dikirimi

    surat edaran;

  • - 29 -

    (3) Tulisan SURAT EDARAN, yang dicantumkan di bawah

    lambang negara/logo instansi, ditulis dengan huruf

    kapital serta nomor surat edaran di bawahnya secara

    simetris;

    (4) Kata TENTANG, yang dicantumkan di bawah kata surat

    edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

    (5) Rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan huruf

    kapital secara simetris di bawah kata tentang.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat edaran memuat :

    (1) Alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;

    (2) Peraturan perundang-undangan atau naskah dinas lain

    yang menjadi dasar pembuatan surat edaran;

    (3) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap

    mendesak.

    c) Kaki

    Bagian kaki surat edaran terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal penetapan;

    (2) Nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis

    dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

    (3) Tanda tangan pejabat penanda tangan;

    (4) Nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis

    dengan huruf kapital;

    (5) Cap dinas.

    d) Distribusi

    Surat edaran disampaikan dengan surat

    dinas/memorandum/nota dinas dari pejabat yang berwenang

    kepada pejabat dan pihak terkait lainnya.

    Format surat edaran dapat dilihat pada Contoh 7A dan 7B.

    2. Naskah Dinas Penetapan

    Jenis naskah dinas penetapan terdiri dari Keputusan dan Penetapan

    Angka Kredit (PAK)

    a. Keputusan

    Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang

    bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan

    pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk:

  • - 30 -

    1) menetapkan/ mengubah status kepegawaian/ personal/

    keanggotaan/ material/ peristiwa;

    2) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/tim;

    3) menetapkan pelimpahan wewenang.

    Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

    Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

    keputusan adalah pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup

    tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    Susunan

    1) Kepala

    Bagian Kepala Keputusan terdiri dari :

    a) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama

    jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi

    (untuk non pejabat negara), yang ditulis dengan huruf kapital

    secara simetris;

    b) kata KEPUTUSAN dan nama jabatan pejabat yang

    menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

    c) nomor Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

    d) kata penghubung TENTANG, yang ditulis dengan huruf

    kapital;

    e) judul Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital;

    f) nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan, yang

    ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca

    koma.

    2) Konsiderans

    Bagian konsiderans keputusan terdiri dari :

    a) Kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan/

    tujuan/ kepentingan/ pertimbangan tentang perlu

    ditetapkannya keputusan;

    b) Kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan

    perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

  • - 31 -

    c) Diktum

    Bagian diktum keputusan terdiri dari :

    (1) Diktum dimulai dengan kata MEMUTUSKAN yang ditulis

    dengan huruf kapital dan diikuti kata Menetapkan di tepi

    kiri dengan huruf awal kapital.

    (2) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah

    kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital.

    (3) Untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi

    dengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan.

    d) Batang Tubuh

    Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh

    keputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunan

    peraturan, tetapi substansi keputusan diuraikan bukan

    dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan

    bertingkat/diktum KESATU, KEDUA, KETIGA dan

    seterusnya.

    e) Kaki

    Bagian kaki keputusan terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal penetapan keputusan;

    (2) Jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan

    huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;

    (3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan,

    yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan

    gelar.

    f) Pengabsahan

    (1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa

    sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah,

    suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat

    diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di

    bidang hukum atau administrasi umum atau pejabat yang

    ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan.

  • - 32 -

    (2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan

    sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata salinan sesuai

    dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama

    pejabat penanda tangan. Nama jabatan dan nama lengkap

    ditulis dengan huruf kapital.

    g) Distribusi

    Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang

    berkepentingan.

    h) Hal yang perlu diperhatikan

    Naskah asli dan salinan keputusan yang diparaf harus

    disimpan sebagai arsip.

    Format keputusan dapat dilihat pada Contoh 8A, 8B, dan 8C.

    b. Penetapan Angka Kredit (PAK)

    Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah naskah dinas yang memuat

    penyesuaian angka kredit unsur dan sub unsur kegiatan pada

    masing-masing jabatan fungsional dan ditetapkan oleh pejabat yang

    berwenang.

    3. Naskah Dinas Penugasan

    a. Instruksi

    1) Pengertian

    Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah atau

    arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas

    bersifat sangat penting.

    2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

    Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani

    instruksi adalah pejabat pimpinan tertinggi instansi pemerintah.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala instruksi terdiri dari :

    (1) Kop naskah dinas yang berisi gambar lambang negara dan

    tulisan nama jabatan (untuk pejabat nagara) atau logo

    instansi dan nama instansi (untuk non pejabat negara)

    yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

    (2) Kata : INSTRUKSI dan nama jabatan pejabat yang

    menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

  • - 33 -

    (3) NOMOR Instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital

    secara simetris;

    (4) Kata TENTANG, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

    (5) Judul instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

    (6) Nama jabatan pejabat yang menetapkan Instruksi, yang

    ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

    baca koma secara simetris.

    b) Alinea Pembuka

    Bagian Alinea Pembuka instruksi terdiri dari :

    (1) Kata Dalam rangka, yang memuat latar belakang

    penetapan instruksi;

    (2) Kata Dengan ini menginstruksikan, yang memuat

    perintah penetapan instruksi ditujukan kepada siapa.

    c) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh instruksi memuat substansi instruksi.

    d) Kaki

    Bagian kaki Instruksi terdiri dari :

    (1) Tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal

    penetapan instruksi;

    (2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis

    dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma;

    (3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, yang ditulis

    dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.

    e) Distribusi dan Tembusan

    Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang

    berkepentingan.

    f) Hal yang perlu diperhatikan

    (1) Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok

    sehingga instruksi harus merujuk pada suatu peraturan

    perundang-undangan.

    (2) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi

    tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat lain.

    Format instruksi dapat dilihat pada Contoh 9A dan 9B.

  • - 34 -

    b. Surat Perintah

    1) Pengertian

    Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat

    yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai

    lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan

    tertentu.

    2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau

    pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang,

    dan tanggung jawabnya.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala surat perintah terdiri dari :

    (1) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama

    jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama

    instansi (untuk non pejabat negara), yang ditulis dengan

    huruf kapital secara simetris;

    (2) Kata SURAT PERINTAH, yang ditulis dengan huruf

    kapital secara simetris;

    (3) Nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat perintah memuat :

    (1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar

    pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat

    perintah, dasar memuat ketentuan yang dijadikan

    landasan ditetapkannya surat perintah tersebut.

    (2) Diktum dimulai dengan frasa Memberi Perintah, yang

    ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris,

    diikuti kata Kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan

    pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kata kepada

    ditulis kata Untuk disertai perintah-perintah yang yang

    harus dilaksanakan.

    c) Kaki

    Bagian kaki surat perintah terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal surat perintah;

  • - 35 -

    (2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis

    dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,

    dan diakhiri dengan tanda baca koma;

    (3) Tanda tangan pejabat yang menugasi;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat

    perintah, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada

    setiap awal unsurnya;

    (5) Cap dinas.

    4) Distribusi dan Tembusan

    a) Surat perintah disampaikan kepada pihak yang mendapat

    perintah.

    b) Tembusan surat perintah disampaikan kepada

    pejabat/instansi yang terkait.

    5) Hal yang perlu diperhatikan

    a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.

    b) Jika perintah merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang

    ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari

    kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan

    keterangan.

    c) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat

    selesai dilaksanakan.

    Format surat perintah dapat dilihat pada Contoh 10A dan 10B.

    c. Surat Tugas

    1) Pengertian

    Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang

    berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya

    yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

    dengan tugas dan fungsi.

    2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat

    yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan

    tanggung jawabnya.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala surat tugas terdiri dari :

  • - 36 -

    (1) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama

    jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama

    instansi (untuk non pejabat negara), yang ditulis dengan

    huruf kapital secara simetris;

    (2) Kata SURAT TUGAS, yang ditulis dengan huruf kapital

    secara simetris;

    (3) Nomor, yang ditulis di bawah tulisan surat tugas.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal sebagai

    berikut :

    (1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar

    pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas,

    dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan

    ditetapkannya surat tugas tersebut.

    (2) Diktum dimulai dengan frasa Memberi Tugas, yang

    ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris,

    diikuti kata Kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan

    pegawai yang mendapat tugas. Di bawah kata kepada

    ditulis kata Untuk disertai tugas-tugas yang yang harus

    dilaksanakan.

    c) Kaki

    Bagian kaki surat tugas terdiri dari :

    (1) Tempat dan tanggal surat tugas;

    (2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis

    dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,

    dan diakhiri dengan tanda baca koma;

    (3) Tanda tangan pejabat yang menugasi;

    (4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas,

    yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal

    unsurnya;

    (5) Cap dinas.

    4) Distribusi dan Tembusan

    a) Surat tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas.

    b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi

    yang terkait.

  • - 37 -

    5) Hal yang perlu diperhatikan

    a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.

    b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang

    ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom

    nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan.

    c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat

    selesai dilaksanakan.

    Format surat tugas dapat dilihat pada Contoh 11A dan 11B.

    B. Naskah Dinas Korespondensi

    1. Naskah Dinas Korespondensi Intern

    a. Nota Dinas

    1) Pengertian

    Nota Dinas adalah naskah dinas intern lingkup unit eselon I atau

    eselon II dan unit kerja berlokasi di daerah yang dibuat oleh

    pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan

    laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan atau

    penyampaian kepada pejabat lain. Nota Dinas memuat hal yang

    bersifat rutin, berupa catatan ringkas, disampaikan dari

    bawahan kepada atasan atau yang sejajar, dan dapat langsung

    dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.

    2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Nota dinas dibuat oleh pejabat dalam satu lingkungan satuan

    organisasi sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung

    jawabnya.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala nota dinas terdiri dari :

    (1) kop naskah dinas, yang berisi nama instansi/satuan

    organisasi yang ditulis secara simetris di tengah atas;

    (2) kata NOTA DINAS, yang ditulis dengan huruf kapital

    secara simetris;

    (3) kata NOMOR, yang ditulis dengan huruf kapital secara

    simetris;

    (4) singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti

    dengan tanda baca titik;

    (5) kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

  • - 38 -

    (6) kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

    (7) kata Tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari alinea pembuka,

    isi dan penutup ditulis secara singkat, padat dan jelas.

    c) Kaki

    Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan, nama pejabat

    dan tembusan (jika perlu).

    d) Hal yang perlu diperhatikan

    (1) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas.

    (2) Tembusan nota dinas berlaku di lingkungan intern instansi.

    Format nota dinas dapat dilihat pada Contoh 12.

    b. Memorandum

    1) Pengertian

    Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat

    mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan,

    peringatan, saran, pendapat kedinasan. Memorandum

    disampaikan dari atasan kepada bawahan.

    2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Memorandum dibuat oleh pejabat dalam lingkungan

    instansi/unit kerja sesuai dengan tugas, wewenang, dan

    tanggung jawabnya.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala memorandum terdiri dari :

    (1) kop naskah dinas, yang berupa nama instansi/satuan

    organisasi ditulis secara simetris di tengah atas, kecuali

    memorandum yang ditandatangani oleh Menteri/pejabat

    negara, kop naskah dinas menggunakan lambang negara;

    (2) kata MEMORANDUM, ditulis di tengah dengan huruf

    kapital;

    (3) kata NOMOR, ditulis di bawah kata memorandum dengan

    huruf kapital;

    (4) singkatan Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital;

    (5) kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

    (6) kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

  • - 39 -

    (7) kata Tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

    b) Batang Tubuh

    Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka,

    alinea isi, dan alinea penutup yang singkat, padat dan jelas.

    Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama

    pejabat serta tembusan jika diperlukan.

    c) Kaki

    Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama

    pejabat serta tembusan jika diperlukan.

    4) Hal yang perlu diperhatikan

    a) Memorandum tidak dibubuhi cap dinas instansi.

    b) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan intern instansi;

    Format memorandum dapat dilihat pada Contoh 13.

    2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

    Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya satu macam, yaitu

    surat dinas.

    a. Pengertian

    Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam

    menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,

    pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang,

    atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar

    instansi/organisasi yang bersangkutan atau di dalam lingkup

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    b. Wewenang Penandatanganan

    Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,

    fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala surat dinas terdiri dari :

    a) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama

    jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi

    (untuk non pejabat negara) secara simetris;

    b) Nomor, sifat, lampiran dan hal, yang diketik dengan huruf

    awal kapital di sebelah kiri di bawah kop naskah dinas;

    c) Tanggal pembuatan surat, yang diketik di sebelah kanan atas

    sejajar/sebaris dengan nomor;

  • - 40 -

    d) Kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, diikuti dengan nama

    jabatan yang dikirimi surat;

    e) Alamat surat, yang ditulis di bawah Yth.

    2) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea pembuka, isi,

    dan penutup.

    3) Kaki

    Bagian kaki surat dinas terdiri dari :

    a) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri

    tanda baca koma;

    b) tanda tangan pejabat;

    c) nama lengkap pejabat/penanda tangan, ditulis dengan huruf

    awal kapital;

    d) cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan;

    e) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika

    ada).

    d. Distribusi

    Surat dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.

    e. Hal yang perlu diperhatikan

    1) Kop naskah dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat

    dinas;

    2) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom lampiran

    dicantumkan jumlahnya;

    3) Hal, berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan

    huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda

    baca.

    Format surat dinas dapat dilihat pada Contoh 14A dan 14B.

    3. Surat Undangan

    a. Pengertian

    Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada

    pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk

    menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara,

    dan pertemuan.

    b. Kewenangan

    Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,

    fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.

  • - 41 -

    c. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala surat undangan terdiri dari :

    a) Kop surat undangan, yang berisi lambang negara dan nama

    jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi

    (untuk nonpejabat negara);

    b) Nomor, sifat, lampiran dan hal, yang diketik di sebelah kiri di

    bawah kop surat undangan;

    c) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah

    kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;

    d) Kata Yth., ditulis di bawah Hal, yang diikuti dengan nama

    jabatan dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).

    2) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari :

    a) Alinea pembuka;

    b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan

    acara;

    c) Alinea penutup.

    3) Kaki

    Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis

    dengan huruf awal kapital, tanda tangan dan nama pejabat

    ditulis dengan huruf awal kapital.

    d. Hal yang perlu diperhatikan

    1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas; yang

    membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat

    undangan dapat ditulis pada lampiran;

    2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk

    kartu.

    3) Lampiran undangan dapat ditandatangani oleh pejabat setingkat

    dibawahnya.

    Format surat undangan dapat dilihat pada Contoh 15A, dan 15B.

  • - 42 -

    C. Naskah Dinas Khusus

    1. Surat Perjanjian

    Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama

    tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk

    melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang disepakati

    bersama.

    a. Perjanjian Dalam Negeri

    1) Pengertian

    Kerja sama perjanjian dalam negeri antar instansi baik di pusat

    maupun daerah dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama atau

    perjanjian kerja sama.

    2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Perjanjian yang dilakukan antar instansi pemerintah di dalam

    negeri, baik di pusat maupun di daerah dan ditandatangani oleh

    pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung

    jawabnya.

    3) Susunan

    a) Kepala

    Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam negeri terdiri

    dari :

    (1) lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan secara

    simetris, atau logo (untuk non pejabat negara) yang

    diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas, disesuaikan

    dengan penyebutan nama instansi;

    (2) nama instansi;

    (3) judul perjanjian; dan

    (4) nomor.

    b) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat

    perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.

    c) Kaki

    Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama

    penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian

    dan para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi meterai sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • - 43 -

    Format surat perjanjian dalam negeri dapat dilihat pada Contoh 16A

    dan 16B.

    b. Perjanjian Internasional

    Proses pembuatan perjanjian internasional diatur sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    2. Surat Kuasa

    a. Pengertian

    Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang

    kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain

    dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu

    dalam rangka kedinasan.

    b. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :

    a) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang

    diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;

    b) Judul surat kuasa;

    c) Nomor surat kuasa.

    2) Batang tubuh

    Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan.

    3) Kaki

    Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,

    bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para

    pihak yang berkepentingan dan dibubuhi meterai.

    Format surat kuasa dapat dilihat pada Contoh 17.

    3. Berita Acara

    a. Pengertian

    Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses

    pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para

    pihak dan para saksi apabila diperlukan.

    b. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala berita acara terdiri dari :

    a) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan

    secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;

    b) Judul berita acara;

  • - 44 -

    c) Nomor berita acara.

    2) Batang tubuh

    Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :

    a) Tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para

    pihak yang membuat berita acara;

    b) Substansi berita acara.

    3) Kaki

    Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan

    penandatanganan nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para

    pihak dan para saksi.

    Format berita acara dapat dilihat pada Contoh 18.

    4. Surat Keterangan

    a. Pengertian

    Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau

    seseorang untuk kepentingan kedinasan.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai

    dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :

    a) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi

    diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;

    b) Judul surat keterangan;

    c) Nomor surat keterangan.

    2) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang

    menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan

    tujuan diterbitkannya surat keterangan.

    3) Kaki

    Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal,

    bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat yang

    membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak

    pada bagian kanan bawah.

    Format surat keterangan dapat dilihat pada Contoh 19.

  • - 45 -

    5. Surat Pengantar

    a. Pengertian

    Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk

    mengantar/menyampaikan barang atau naskah.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai

    dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    c. Susunan

    1. Kepala

    Bagian kepala Surat Pengantar terdiri dari :

    a. kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan

    secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;

    b. nomor;

    c. tanggal;

    d. Nama jabatan/alamat yang dituju;

    e. tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris ditulis

    dengan huruf kapital.

    2. Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri

    dari :

    a. nomor urut;

    b. jenis yang dikirim;

    c. banyaknya naskah/barang;

    d. keterangan.

    3. Kaki

    Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :

    a. pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi :

    1) nama jabatan pembuat pengantar;

    2) tanda tangan;

    3) nama dan NIP;

    4) cap jabatan/instansi.

    b. penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :

    1) nama jabatan penerima;

    2) tanda tangan;

    3) nama dan NIP;

    4) cap instansi;

  • - 46 -

    5) nomor telepon/faksimile;

    6) tanggal penerimaan.

    d. Hal yang perlu diperhatikan

    Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap : lembar pertama untuk

    penerima dan lembar kedua untuk pengirim.

    Format surat pengantar dapat dilihat pada Contoh 20.

    6. Pengumuman

    a. Pengertian

    Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan

    yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau

    perseorangan dan golongan di dalam atau di luar instansi.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang

    mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk.

    c. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala pengumuman terdiri dari :

    a) Kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang

    ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

    b) Tulisan PENGUMUMAN dicantumkan di bawah logo instansi,

    yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor

    pengumuman dicantumkan di bawahnya;

    c) Kata TENTANG, yang dicantumkan di bawah pengumuman

    ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

    d) Rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf

    kapital secara simetris di bawah tentang.

    2) Batang Tubuh

    Batang tubuh Pengumuman hendaknya memuat :

    a) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;

    b) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;

    c) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.

    3) Kaki

    Bagian kaki pengumuman terdiri dari :

    a) Tempat dan tanggal penetapan;

    b) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan

    huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;

  • - 47 -

    c) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;

    d) Nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan

    huruf awal kapital;

    e) Cap dinas.

    d. Hal yang perlu diperhatikan

    1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan

    kepada kelompok/golongan tertentu.

    2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat

    cara pelaksanaan teknis suatu peraturan.

    Format pengumuman dapat dilihat pada Contoh 21.

    7. Surat Izin

    a. Pengertian

    Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan dari pejabat

    yang berwenang kepada badan hukum/kelompok perorangan untuk

    melakukan suatu tindakan dalam rangka kedinasan.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat izin dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan

    tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    Bagian kepala surat izin terdiri dari :

    a) Kop naskah dinas;

    b) Tanggal surat;

    c) Tulisan : SURAT IZIN yang diletakkan secara simetris ditulis

    dengan huruf kapital;

    d) Nomor surat izin

    2) Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh surat izin terdiri dari isi surat izin (diberikan

    kepada, keperluan dan ketentuan).

    3) Kaki

    Bagian kaki surat izin terdiri dari :

    nama jabatan;

    a) Tanda tangan;

    b) Nama pejabat yang memberi izin dan NIP;

    c) Cap instansi dan tembusan.

    Format surat izin dapat dilihat pada Contoh 22.

  • - 48 -

    8. Surat Panggilan

    a. Pengertian

    Surat Panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang

    kepada badan hukum/kelompok/perorangan atau pihak lain untuk

    menghadap kepada pejabat yang terkait dalam kedinasan.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat panggilan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai

    dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    a) Kop naskah dinas;

    b) Tanggal surat;

    c) Tulisan SURAT PANGGILAN yang diletakkan secara simetris

    ditulis dengan huruf kapital;

    d) Nomor surat

    2) Batang Tubuh, terdiri dari :

    a) Identitas pegawai yang dipanggil (nama, NIP, pangkat/gol.

    ruang, jabatan dan unit organisasi);

    b) Identitas pejabat yang akan meminta keterangan (nama, NIP,

    pangkat/gol. ruang, jabatan dan unit organisasi);

    c) Waktu menghadap : hari, tanggal, waktu/jam dan tempat.

    3) Kaki, terdiri dari :

    a) Nama jabatan;

    b) Tanda tangan;

    c) Nama pejabat yang memanggil dan NIP;

    d) Cap instansi dan tembusan.

    Format surat panggilan dapat dilihat pada Contoh 23.

    9. Surat Pernyataan Pelantikan

    a. Pengertian

    Surat Pernyataan Pelantikan adalah naskah dinas yang berisi

    pernyataan dari seorang pejabat yang menyatakan bahwa seorang

    PNS telah dilantik untuk menduduki suatu jabatan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat Pernyataan Pelantikan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat

    sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

  • - 49 -

    c. Susunan

    1) Kepala

    a) Kop naskah dinas;

    b) Tulisan SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN yang diletakkan

    secara simetris ditulis dengan huruf kapital;

    c) Nomor surat

    2) Batang Tubuh:

    a) Nama pejabat yang membuat pernyataan, NIP, pangkat/gol.

    ruang dan jabatan;

    b) Nama pejabat yang dinyatakan dilantik, NIP, pangkat/gol.

    ruang, jabatan dan subtansi materi pernyataan.

    3) Kaki

    a) Tempat, tanggal, bulan dan tahun;

    b) Kata Yang Membuat Pernyataan;

    c) Tanda tangan, nama lengkap, NIP, cap instansi dan tembusan.

    Format Surat Pernyataan Pelantikan dapat dilihat pada Contoh 24.

    10. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas

    a. Pengertian

    Surat pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas yang

    berisi pernyataan dari seorang pejabat yang berwenang bahwa

    seorang PNS telah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat pernyataan melaksanakan tugas dibuat dan ditandatangani

    oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung

    jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    a) Kop naskah dinas;

    b) Tulisan SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS yang

    diletakkan secara simetris ditulis dengan huruf kapital;

    c) Nomor surat.

    2) Batang Tubuh

    a) Nama pejabat yang membuat pernyataan, NIP, pangkat/gol.

    ruang dan jabatan;

  • - 50 -

    b) Nama pejabat yang dinyatakan melaksanakan tugas, NIP,

    pangkat/gol. ruang, jabatan dan subtansi materi pernyataan.

    3) Kaki

    a) Tempat, tanggal, bulan dan tahun;

    b) Kata Yang Membuat Pernyataan;

    c) Tanda tangan, nama lengkap, NIP, cap instansi dan tembusan.

    Format Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas dapat dilihat pada

    Contoh 25.

    11. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan

    a. Pengertian

    Surat Pernyataan Menduduki Jabatan adalah naskah dinas yang

    berisi suatu pernyataan dari seorang pejabat yang berwenang bahwa

    seorang PNS telah menduduki suatu jabatan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Surat pernyataan menduduki jabatan dibuat dan ditandatangani

    oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung

    jawabnya.

    c. Susunan

    1) Kepala

    a) Kop naskah dinas;

    b) Tulisan SURAT PERNYATAAN MENDUDUKI JABATAN yang

    diletakkan secara simetris ditulis dengan huruf kapital;

    c) Nomor surat

    2) Batang Tubuh

    a) Nama pejabat yang membuat pernyataan, NIP, pangkat/gol.

    ruang dan jabatan;

    b) Nama pejabat yang dinyatakan melaksanakan tugas, NIP,

    pangkat/gol. ruang, jabatan dan subtansi materi pernyataan.

    3) Kaki

    a) Tempat, tanggal, bulan dan tahun;

    b) Kata Yang Membuat Pernyataan;

    c) Tanda tangan, nama lengkap, NIP, cap instansi dan

    tembusan.

    Format Surat Pernyataan Menduduki Jabatan dapat dilihat pada

    Contoh 26.

  • - 51 -

    D. Laporan

    1. Pengertian

    Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang

    pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.

    2. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

    Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.

    3. Susunan

    a. Kepala

    Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam

    huruf kapital dan diletakkan secara simetris.

    b. Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh laporan terdiri dari :

    1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan,

    serta ruang lingkup dan sistematika Laporan;

    2) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor

    yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang

    dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan;

    3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;

    4) Penutup, yang merupakan akhir laporan.

    c. Kaki

    Bagian kaki Laporan terdiri dari :

    1) Tempat dan tanggal pembuatan laporan;

    2) Nama jabatan pejabat pembuat laporan, yang ditulis dengan

    huruf awal kapital;

    3) Tanda tangan;

    4) Nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

    Format Laporan dapat dilihat pada Contoh 27.

    E. Telaahan Staf

    1. Pengertian

    Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau

    staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan

    dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.

  • - 52 -

    2. Susunan

    a. Kepala

    Bagian kepala telaahan staf terdiri dari :

    1) Judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di tengah atas;

    2) Uraian singkat tentang permasalahan.

    b. Batang Tubuh

    Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari :

    1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang

    persoalan yang akan dipecahkan;

    2) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan

    data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang

    dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian di masa yang

    akan datang;

    3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang merupakan

    landasan analisis dan pemecahan persoalan;

    4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan

    akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,

    pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat

    dilakukan;

    5) Kesimpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan

    pilihan cara bertindak atau jalan keluar;

    6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas

    saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang

    dihadapi.

    c. Kaki

    Bagian kaki telaahan staf terdiri dari :

    1) Nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan huruf

    awal kapital;

    2) Tanda tangan;

    3) Nama lengkap;

    4) Daftar lampiran.

    Format telaahan staf dapat dilihat pada Contoh 28.

  • - 53 -

    F. Formulir

    Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah

    untuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam

    bentuk kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi

    keterangan yang diperlukan.

    1. Bentuk formulir antara lain : lembar disposisi, kartu tamu, dan lain-lain.

    Format kartu tamu dapat dilihat pada Contoh 29.

    2. Piagam

    Format/bentuk Piagam adalah sebagai berikut :

    a. Kepala surat, terdiri dari : kop surat, tulisan PIAGAM

    PENGHARGAAN nomor, pejabat yang menetapkan, jenis piagam

    penghargaan.

    b. Batang tubuh, terdiri dari : nama, alamat (identitas yang menerima

    piagam penghargaan) dan subtansi pemberian piagam.

    c. Kaki surat, terdiri dari : tempat, tanggal, bulan dan tahun, nama

    jabatan, tanda tangan dan nama pejabat yang menandatangani

    piagam, NIP dan disebelah kiri bawah pasfoto (bila diperlukan).

    Format Piagam dapat dilihat pada Contoh 30.

    3. Sertifikat

    Format/bentuk sertifikat adalah sebagai berikut :

    a. Kepala surat, terdiri dari : kop surat, tulisan SERTIFIKAT nomor,

    pejabat yang menetapkan.

    b. Batang tubuh, terdiri dari : nama, alamat (identitas yang menerima

    sertifikat), waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta subtansi

    pemberian sertifikat.

    c. Kaki surat, terdiri dari : tempat, tanggal, bulan dan tahun, nama

    jabatan, tanda tangan dan nama pejabat, NIP dan disebelah kiri

    bawah pasfoto (bila diperlukan).

    Format sertifikat dapat dilihat pada Contoh 31.

    G. Naskah Dinas Elektronik

    Naskah dinas elektronik adalah naskah dinas berupa komunikasi informasi

    yang dilakukan secara elektronis atau yang terekam dalam multimedia

    elektronis. Ketentuan lebih lanjut tentang tata naskah dinas elektronik

    diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • - 54 -

    BAB IV

    PENYUSUNAN NASKAH DINAS

    A. Persyaratan Penyusunan

    Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,

    padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam

    penyusunannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.

    1. Ketelitian

    Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dan

    kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur,

    kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan.

    Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam

    mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan.

    2. Kejelasan

    Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.

    3. Singkat dan Padat

    Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

    benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).

    4. Logis dan Meyakinkan

    Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan

    gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis

    dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga

    memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.

    5. Pembakuan

    Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku

    sesuai dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format

    maupun dari penggunaan bahasanya agar memudahkan dan

    memperlancar pemahaman isi naskah dinas.

    B. Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas

    Untuk memberikan identifikasi pada naskah dinas, pada halaman pertama

    naskah dinas dicantumkan Kepala Naskah Dinas, yaitu nama jabatan atau

    nama instansi. Kepala nama jabatan digunakan untuk mengidentifikasi

    bahwa naskah dinas ditetapkan oleh pejabat negara, sedangkan kepala

    nama instansi digunakan untuk mengidentifikasi bahwa naskah dinas

    ditetapkan oleh pejabat yang bukan pejabat negara.

  • - 55 -

    Pencantuman Kepala Naskah Dinas adalah sebagai berikut :

    1. Nama jabatan

    Kertas dengan kepala nama jabatan dan lambang negara digunakan

    untuk naskah dinas yang ditandatangani sendiri oleh pejabat negara.

    Kepala nama jabatan berturut-turut terdiri dari gambar lambang negara

    dan nama jabatan yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dicetak

    di atas secara simetris. Perband