perancangan sistem informasi kebudayaan suku padang

6
JURNAL ILMIAH CORE IT Vol. 8 No. 3 e-ISSN: 2548-3528 p-ISSN: 2339-1766IJCCS, Vol.x, No.x, JSSN: 1978-1520 23 Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang Berbasis Web R. John Pieter Simarmata, Hendry STMIK IBBI e-mail: [email protected], [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan suku Padang secara online yang lebih efektif dan efisien yang akan disimpan dalam sebuah database dan membantu pengunjung agar tidak perlu repot untuk datang langsung. Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan mewawancarai Sekretaris BM3 untuk mendapatkan data yang benar dan lengkap, melakukan observasi langsung dengan mengunjungi Gedung BM3, dan melakukan studi pustaka. Hasil yang ingin dicapai yaitu memberikan informasi yang nantinya akan digunakan oleh kampus BM3 sebagai salah satu sistem penyampayan informasi saat ini. Pengembangan perangkat lunak menggunakan model Waterfall, tahap analisa dan perancangan menggunakan Object Oriented Analysis dan metode pengujian menggunakan Black Box Testing. Hasil yang diharapkan dari penelitian berupa website yang dapat mempermudah pengunjung untuk mendapatkan informasi tanpa harus datang langsung Kata Kunci: Sistem Informasi, Web, Pemberitahuan, Keterlambatan, Waterfall 1. PENDAHULUAN Sejak dilahirkan, seorang bayi telah memiliki atribut dari keluarganya, tentunya semua tradisi akan diwariskan kepada bayi kelak menjadi dewasa. Manusia yang beradab adalah manusia yang mengingat akan budaya leluhur karena dengan budaya manusia dapat mudah menemukan asal muasal dirinya. Perubahaan karakter pada masyarakat zaman kekinian (zaman now) telah mulai luntur dimana ditandai dengan berkurangnya pengetahuan tentang nenek moyangnya. Negara Indonesia kaya akan warisan budaya dari berbagai daerah di seluruh Nusantara. Kebudayaan yang ada dapat mencerminkan suku dari masyarakatnya, walaupun demikian bukan berarti semua suku memiliki kebudayaan yang berbeda. Ada beberapa dari komponen kebudayaan yang sama yang bersifat umum, secara khususnya berbeda. Pulau Sumatera terbagi atas 10 Provinsi, mulai dari D.I. Nangroe Aceh Darussalam sampai dengan provinsi lampung memiliki suku dan kebudayaan daerah masing-masing. Provinsi Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu dengan jumlah populasi 4.846.909 jiwa jiwa lengkap dengan kekayaan hayati. Sebagian besar wilayah Sumatra Barat masih terdapat hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia Arnoldi (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu. Di Sumatera Barat terdapat dua Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional Kerinci Seblat wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Provinsi Sumatera Barat yang berpusat di Padang memiliki beraneka ragam suku dan kebudayaan yang asli maupun yang telah diadopsi menjadi kebudayaan provinsi Sumatera Barat. Adopsi kebudayaan terjadi karena adanya pendatang baru yang membawa kebudayaan dan diterima oleh masyarakat Sumatera Barat, selain itu juga adanya asimilasi yang mempercepat proses adopsi tersebut. Provinsi sumatera barat sendiri memiliki 4 suku induk dan 21 suku lainnya dan 15 budaya. Umumnya kebudayaan yang ada menekankan pada kemasyarakatan dan filosifi yang terbagi atas kepemimpinan, pendidikan, kewirausahaan, demokrasi, harta pusaka, kontroversi hukum islam (syariah) juga kebudayaan pada seni yang terbagi atas arsitektur, masakan, literasi, pantun dan pepatah-petitih, ukiran, tarian, bela diri, musik, upacara dan festival.

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

JURNAL ILMIAH CORE IT Vol. 8 No. 3 e-ISSN: 2548-3528 p-ISSN: 2339-1766IJCCS, Vol.x, No.x, JSSN: 1978-1520

23

Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang Berbasis Web

R. John Pieter Simarmata, Hendry

STMIK IBBI e-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan suku

Padang secara online yang lebih efektif dan efisien yang akan disimpan dalam sebuah database dan membantu pengunjung agar tidak perlu repot untuk datang langsung. Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan mewawancarai Sekretaris BM3 untuk mendapatkan data yang benar dan lengkap, melakukan observasi langsung dengan mengunjungi Gedung BM3, dan melakukan studi pustaka. Hasil yang ingin dicapai yaitu memberikan informasi yang nantinya akan digunakan oleh kampus BM3 sebagai salah satu sistem penyampayan informasi saat ini. Pengembangan perangkat lunak menggunakan model Waterfall, tahap analisa dan perancangan menggunakan Object Oriented Analysis dan metode pengujian menggunakan Black Box Testing. Hasil yang diharapkan dari penelitian berupa website yang dapat mempermudah pengunjung untuk mendapatkan informasi tanpa harus datang langsung

Kata Kunci: Sistem Informasi, Web, Pemberitahuan, Keterlambatan, Waterfall 1. PENDAHULUAN

Sejak dilahirkan, seorang bayi telah memiliki atribut dari keluarganya, tentunya semua tradisi akan diwariskan kepada bayi kelak menjadi dewasa. Manusia yang beradab adalah manusia yang mengingat akan budaya leluhur karena dengan budaya manusia dapat mudah menemukan asal muasal dirinya. Perubahaan karakter pada masyarakat zaman kekinian (zaman now) telah mulai luntur dimana ditandai dengan berkurangnya pengetahuan tentang nenek moyangnya. Negara Indonesia kaya akan warisan budaya dari berbagai daerah di seluruh Nusantara. Kebudayaan yang ada dapat mencerminkan suku dari masyarakatnya, walaupun demikian bukan berarti semua suku memiliki kebudayaan yang berbeda. Ada beberapa dari komponen kebudayaan yang sama yang bersifat umum, secara khususnya berbeda.

Pulau Sumatera terbagi atas 10 Provinsi, mulai dari D.I. Nangroe Aceh Darussalam sampai dengan provinsi lampung memiliki suku dan kebudayaan daerah masing-masing. Provinsi Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu dengan jumlah populasi 4.846.909 jiwa jiwa lengkap dengan kekayaan hayati. Sebagian besar wilayah Sumatra Barat masih terdapat hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia Arnoldi (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu. Di Sumatera Barat terdapat dua Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional Kerinci Seblat wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.

Provinsi Sumatera Barat yang berpusat di Padang memiliki beraneka ragam suku dan kebudayaan yang asli maupun yang telah diadopsi menjadi kebudayaan provinsi Sumatera Barat. Adopsi kebudayaan terjadi karena adanya pendatang baru yang membawa kebudayaan dan diterima oleh masyarakat Sumatera Barat, selain itu juga adanya asimilasi yang mempercepat proses adopsi tersebut. Provinsi sumatera barat sendiri memiliki 4 suku induk dan 21 suku lainnya dan 15 budaya. Umumnya kebudayaan yang ada menekankan pada kemasyarakatan dan filosifi yang terbagi atas kepemimpinan, pendidikan, kewirausahaan, demokrasi, harta pusaka, kontroversi hukum islam (syariah) juga kebudayaan pada seni yang terbagi atas arsitektur, masakan, literasi, pantun dan pepatah-petitih, ukiran, tarian, bela diri, musik, upacara dan festival.

Page 2: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

n

24

Upaya tetap memelihara kebudayaan yang ada di Sumatera Barat telah dilakukan oleh pihak terkait seperti pemda, pemkot pariwisata Sumatera Barat. Upaya dalam penyampaian informasi perlu ditingkatkan pada sektor yang mulai luntur seperti perbanyak web.

2. METODE 2.1. Identifikasi Kebutuhan

Penulis dalam mencari informasi mendatangin Badan Musyawarah Masyarakat Minang yang ada di Medan yang berlokasi di Jl. Adinegoro No.1, Gaharu, Medan Timur. Tujuan dari peneliti mendatangin Badan Musyawarah Masyarakat Minang mencari informasi tentang apa-apa saja kebudayaan yang berlaku di medan, tentang suku induk dari suku padang, adat istiadat tetang kehidupan sehari-hari dan pernikahan. 2.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini kegiatan mencari data akan dilakukan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Mencari data yang dibutuhkan sebagai pedukung untuk menyelesaikan kasus dalam penulisan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu: 1. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak Badan Musyawarah Masyarakat Minang di medan yang dapat memberikan penjelasan tentang informasi yang berhubungan dengan judul penelitian yang dibuat oleh penulis. 2. Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mempelajarin berbagai teori terkait dengan mencari dan mengumpulkan data dari perpustakaan yang berupa buku yang berjudul: Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Adat Minangkabau pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Data juga dikumpulkan dari beberapa buku seperti Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya dan jurnal seperti jurnal.unimed.ac.id eksistensi silek gelombang pada upacara perkawinan etnis minangkabau diMedan. 3. Observasi

Studi lapangan (observasi) merupakan teknik pengumpulan data dengan langsung terjun ke lapangan untuk mengamati permasalahan yang terjadi secara langsung di tempat kejadian secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penulisan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung ke lokasi-lokasi yang dianggap perlu dalam penelitian ini seperti mengunjungi Badan Musyawarah Masyarakat Minang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Analisa Sistem lama

Analisa sistem adalah mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan pemakai sistem untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Saat ini proses penyampaian informasi yang digunakan pada BM3 (Badan Musyawarah Masyarakat Minang) dinilai kurang efektif karena masih berjalan dengan cara dimana pengunjung harus datang langsung ke BM3 untuk mendapatkan informasi. Sehingga dalam proses pencarian informasi memakan waktu yang lebih banyak.

1.2. Analisa Sistem Baru

Pada pengamatan yang diperoleh, bahwa sistem yang sedang berjalan pada Badan Musyawarah Masyarakat Minang adalah proses dengan manual. Hal tersebut diketahui dengan adanya proses penyampaian informasi kebudayaan suku padang yang disajikan dalam bentuk modul-modul informasi dan proses didapatkannya informasi mengenai suku padang dengan mendatangin langsung Badan Musyawarah Masyarakat Minang.

Sistem yang akan dibangun adalah suatu sistem berbasis web yaitu sistem informasi bagi BM3(Badan Musyawarah Masyarakat Minang), dimana sistem yang dibangun dapat mengelola data adat, makanan khas, tarian tradisional, berita, tempat makan yang memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi dimanapun serta kapanpun itu.

Adapun sistem baru yang lebih efektif untuk digunakan admin BM3 dalam aplikasi Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang, yaitu: 1. Admin melakukan login ke website Kebudayaan Suku Padang. 2. Admin dapat melakukan input, edit, atau delete pada data artikel, kategori, dan foto.

Page 3: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

n

Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang Berbasis Web

25

3. Setelah melakukan input, edit, atau delete pada data artikel, kategori dan foto. Admin dapat melakukan penyimpanan data.

4. Admin dapat membalas komentar pengunjung. 5. Admin melakukan logout setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Pada Gambar 1 dapat dilihat flowchart sistem usulan admin pada aplikasi e-learning STMIK IBBI. Mulai

Halaman Login

Input username dan

password

Validasi

Salah

Halaman dashboard

Benar

Pilih menu Gallery Tampilkan Gallery

Tambah, edit, delete Gallery

Logout

Selesai

Pilih menu Buku Tamu

Tampilkan List Buku Tamu

Pilih menu Kategori Tampilkan Kategori

Tambah, edit, delete data Kategori

Pilih menu Artikel Tampilkan list Artikel

Tambah, edit, delete Artikel

Pilih menu Komentar

Tampilkan list Komentar

Balas Komentar Database

Gambar 1 Flowchart Sistem usulan user Aplikasi e-learning STMIK IBBI

Page 4: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

n

26

Adapun rancangan tampilan halaman sistem informasi Kebudayaan Suku Padang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut: 1. Halaman Login

Gambar 2 Halaman login admin

2. Halaman Dashboard

Gambar 3 Halaman Dashboard Admin

3. Halaman Buku Tamu

Gambar 4 Tampilan Buku Tamu

Page 5: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

n

Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang Berbasis Web

27

4. Halaman Kategori

Gambar 5 Halaman kategori

5. Halaman artikel

Gambar 6 Halaman artikel

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian pada Perancangan Perangkat Lunak Sistem Informasi Kebudayaan berbasis web yang telah diteliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Menghasilkan sebuah rancangan wIeb Informasi Kebudayaan suku padang berbasis web. 2. Hasil pengujian dari proses peng-input-an, peng-update¬-an, dan penghapusan informasi telah

berjalan baik. 3. Pemberian informasi ambahan dapat dilakukan dengan menggantikan/menambahkan dengan yang

telah dibuat sebelumnya. 4. Penambahan fitur editor WYSIWYG (What You See Is What You Get), sehingga admin maupun

mahasiswa dapat mengirimkan tidak hanya berupa text akan tetapi juga gambar, blockquote, link, dan lainnya.

5. Sistem Informasi kebudayaan suku padang web telah diuji menggunakan Black Box Testing yang menunjukkan bahwa website layak untuk digunakan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Adi Sulistyo Nugroho.(2017). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi” Trans Tekno,

Yogyakarta [2] Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Infromasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Page 6: Perancangan Sistem Informasi Kebudayaan Suku Padang

n

28

[3] Kasim, E., & Basir, N. (2012). Tata cara perkawinan adat istiadat Minangkabau. Padang: Elly Kasim Collections.

[4] Saifullah SA, MA, P., & Yulika, S.Ag., M.Hum, D. (2017). PERTAUTAN BUDAYA - SEJARAH MINANGKABAU & NEGERI SEMBILAN. Kota Padang Panjang: Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

[5] Syukron & Hasan, 2015. Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web Pada Puskesmas Winong.