perancangan master plan sekolah tinggi keguruan dan …
TRANSCRIPT
Hibah Pengabdian Lembaga Perjanjian No : III/LPPM/2017-08/28-PML
PERANCANGAN MASTER PLAN Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula
Sumba Barat Daya
Disusun Oleh: Dr. Rahadhian Prajudi Herwindo.
Yenny Gunawan, ST., MA.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan
2017
1
DAFTAR ISI
ABSTRAK 2
BAB 1. MITRA KEGIATAN 3
BAB 2. PERMASALAHAN MITRA 5
BAB 3. PELAKSANAN KEGIATAN PENGABDIAN 7
BAB 4. HASIL DAN KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 38
2
ABSTRAK
Pengabdian Masyarakat ini merupakan pengabdian yang muncul karena adanya permintaan dari Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetebula di Sumba Barat Daya melalui Asosiasi Perguruan Tinggi
Katolik. Pulau Sumba masih sangat tertinggal dalam hal literasi (menurut Badan Statistik Indonesia), apalagi
tenaga ahli perancangan dan perencanaan di Sumba masih sangat kurang. Oleh karena itu, STKIP Weetebula
membutuhkan bantuan dari Universitas Katolik Parahyangan sebagai salah satu perguruan tinggi Katolik yang
mempunyai prodi arsitektur tertua di Indonesia dalam meren-canakan dan merancang pengembangan master
plan dan pengembangan bangunan sesuai dengan RIP STKIP Weetebula ini. Pengembangan sekolah ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat Sumba Barat Daya karena tujuan sekolah ini adalah menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berguna bagi pengembangan daerah Sumba Barat Daya.
Pembuatan Master Plan ini menggunakan pendekatan desain regionalisme yang mengutamakan keunikan
konteks budaya dan iklim setempat, dalam hal ini bentuk arsitektur tradisional Sumba (rumah adat dan rumah
kebun) baik bangunan maupun tatanan massa. Kegiatan pengabdian masyarakat perancangan Master Plan ini
dibagi menjadi beberapa tahap mulai dari pengukuran kontur lahan, pembuatan program kebutuhan ruang,
penataan massa, lansekap dan sistem utilitas kawasan, sampai ke desain bangunan baik bentuk, tata ruang, dan
lain-lain. Output atau luaran dari master plan ini adalah gambar-gambar preliminary desain yang meliputi gambar
dua dimensi maupun gambar tiga dimensi.
3
BAB 1. MITRA KEGIATAN
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula, Sumba Barat Daya yang didirikan tahun
2013 merupakan satu-satunya sekolah tinggi keguruan yang ada di Sumba Barat Daya. Padahal, dari
data statistik, hasil survei dan wawancara, Pulau Sumba masih memerlukan guru baik secara kuantitas
maupun kualitas. Pada tahun 2012, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Pulau Sumba
memiliki jumlah penduduk yang buta huruf sekitar 12%, penduduk yang tidak bersekolah di atas 50%,
dan yang tidak berijasah 48%. Oleh karena itu, Sekolah Tinggi Keguruan sangat diperlukan untuk
meningkatkan jumlah guru, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada jumlah penduduk (anak-
anak) yang bersekolah.
STKIP Weetebula bermaksud untuk mengembangkan sekolah ini sesuai dengan perkembangan
jumlah mahasiswa keguruan yang pesat. Di kemudian hari, STKIP Weetebula bermaksud untuk menjadi
Universitas yang menyediakan Fakultas dan Program Studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Sumba, yang meliputi: Fakultas Peternakan, Pertanian dan Pariwisata. Hal ini tertuang dalam Rencana
Induk Pengembangan (RIP) STKIP Weetebula 2015-2040 (terlampir).
Dalam usianya yang masih sangat muda, STKIP Weetebula membutuhkan bantuan dari
Universitas Katolik Parahyangan sebagai salah satu Universitas Katolik yang tertua di Indonesia dengan
Prodi Arsitekturnya, terutama dalam hal perencanaan dan perancangan master plan kawasan STKIP
tersebut. Perencanaan dan perancangan master plan ini sangat dibutuhkan karena kurangnya tenaga
ahli pembangunan di Pulau Sumba pada khususnya dan provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya.
Master Plan kawasan STKIP Weetebula akan dikembangkan berdasarkan Rencana Induk
Pengembangan STKIP Weetebula tahun 2015-2040.
Pada saat ini sekolah tinggi ini sudah mempunyai beberapa bangunan yang pendanaan
pembangunannya sebagian besar didapatkan dari hibah dari misioner Jerman. Bangunan-bangunan
tersebut adalah 4 (empat) bangunan permanen pembelajaran, 1 (satu) bangunan lama dengan gaya
arsitektur Sumba, 2 (dua) bangunan temporer pembelajaran dari bambu, 3 (tiga) bangunan permanen
asrama dan 1 (satu) bangunan penunjang (perpustakaan dan area makan asrama). Dua dari tiga
bangunan asrama saat ini digunakan untuk rektorat dan kantor guru.
Bangunan-bangunan ini terletak di lahan yang masih sangat luas (sekitar 65 ha), dan berbukit-
bukit. Karena kurangnya tenaga ahli dalam bidang perencanaan dan perancangan kompleks dan
bangunan Sekolah Tinggi, maka lokasi dan perancangan bangunan-bangunan tersebut kurang baik.
4
Banyak terjadi perubahan pada saat konstruksi di lapangan yang menyebabkan mundurnya jadwal
perencanaan dan kenaikan jumlah dana pada saat pembangunan. Selain itu, gaya arsitektur yang
dibuat di sana (kecuali bangunan lama yang merupakan bangunan bergaya arsitektur Sumba) kurang
memperhatikan kondisi iklim dan tempat oleh karena itu, ruang dalam bangunan menjadi sangat panas
dan tidak nyaman untuk digunakan sebagai ruang belajar.
Dengan demikian, STKIP Weetebula melalui Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) Indonesia,
sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari Universitas Katolik Parahyangan berupa tenaga ahli
dalam perencanaan dan perancangan kompleks sekolah dan bangunan-bangunannya untuk membuat
master plan kawasan kampus Sekolah Tinggi serta desain bangunan yang sesuai dengan iklim dan
tempatnya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Gambar 1. Bangunan-bangunan kelas Gambar 2. Bangunan-bangunan asrama yang sebagian
digunakan untuk kantor administrasi dan kantor guru.
Gambar 3. Bangunan kelas temporer yang terbuat dari
bambu
Gambar 4. Bangunan lama bergaya arsitektur Sumba.
5
BAB 2. PERMASALAHAN MITRA
Kurangnya tenaga ahli perancangan dan pembangunan menyebabkan pembangunan kawasan
dan bangunan-bangunan STKIP Weetebula tidak melalui tahapan yang benar. Walaupun saat ini,
sekolah tinggi ini sudah mempunyai beberapa bangunan yang dibangun, namun seperti yang sudah
disebutkan pada bagian sebelumnya, tanpa perencanaan kawasan secara baik dan menyeluruh. Pada
pelaksanaannya, beberapa bangunan terpaksa harus digeser perletakannya, karena kondisi lahan yang
tidak dipikirkan sebelumnya. Selain itu, bangunan yang sudah ada kurang memadai dalam hal sistem
utilitas (air bersih, air kotor dan lain-lain) dan fisika bangunan (aliran udara/ventilasi bangunan dan
kenyamanan termal di dalam bangunan).
Setelah melalui survei awal dan diskusi dengan beberapa pihak terkait (ketua yayasan, rekorat
dan beberapa dosen), permasalahan STKIP Weetebula yang terkait master plan ini terdiri dari 4
(empat) hal yaitu:
tidak adanya peta lahan yang cukup detil sebagai dasar perancangan master plan, dan lebih
jauh lagi, tidak adanya peta kontur lahan yang menyebabkan perpindahan lokasi/letak
bangunan pada saat pembangunan dari perencanaan sebelumnya yang ternyata berada
dilahan yang miring ke lahan yang lebih landai/datar.
belum adanya rencana utilitas (baik pengadaan air bersih, air kotor dan lainnya maupun
pendistribusiannya) sehingga terjadi kekurangan air di kompleks kawasan ini.
Gambar 5. Satu-satunya reservoir air dalam kompleks
sekolah yang letaknya dekat dengan bangunan lama.
Gambar 6. Kondisi lahan yang memperlihatkan kurangnya
pepohonan, cenderung panas dan gersang.
6
kurangnya perhatian dan kepekaan terhadap desain bangunan yang sesuai dengan lokasi,
iklim dan konteks tempat dimana bangunan tersebut berdiri. Hal ini cukup krusial karena
desain bangunan tersebut akan mendukung proses pembelajaran yang baik terutama dengan
keadaan lingkungan kawasan yang cenderung gersang karena kurang air sehingga suasana
ruang menjadi panas, silau dan berdebu.
kurangnya sumber daya peralatan, material yang berasal dari industri bahan bangunan serta
pengetahuan membangun/konstruksi sehingga seringkali bahan dan tukang dikirim dari Bali
dan Pulau Jawa. Hal ini mengakibatkan tingginya biaya pembangunan. Oleh karena itu, dalam
perencanaan dan perancangannya, perlu dipertimbangkan bahan bangunan yang berasal dari
Pulau Sumba serta pengetahuan membangun lokal.
7
BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN
Untuk menyelesaikan solusi-solusi di atas, maka dibutuhkan hal-hal sebagai berikut:
Keahlian dalam kajian lingkup perencanaan dan perancangan arsitektur (kawasan dan
bangunan Sekolah Tinggi) sesuai dengan kompetensi pengabdi dan menjawab kebutuhan
STKIP Weetebula sebagai lembaga mitra.
Pendampingan lembaga mitra dalam bentuk konsultasi teknis terkait perencanaan dan
perancangan kawasan dan bangunan, yang meliputi 4 (empat) hal di atas.
Keahlian lainnya yang diperlukan adalah pengukuran lapangan, pengadaan dan
pendistribusian air bersih, serta penataan lansekap kawasan (pengadaan pohon, tanaman,
sistem pengairan, dll).
Pengadaan dokumen perencanaan dan perancangan sesuai dengan standar penyajian
arsitektural.
Oleh karena itu, pelaksanaan Kegiatan Pengabdian dimulai dengan pembentukan tim pengabdi
berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah disebutkan pada bab 2. Tim Pengabdi dosen disusun
sesuai dengan kompetensi dan bidang keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang ada dalam perencanaan dan perancangan kawasan dan bangunan STKIP Weetebula. Tim
pengabdi dosen dibantu oleh tim pengabdi mahasiswa.
Ketua Tim memiliki kompetensi dibidang perencanaan dan perancangan arsitektur dan telah
melakukan beberapa kegiatan, antara lain:
1. Perancangan Ulang (Renovasi) kawasan Goa Maria Rangkasbitung pada tahun 2015 – 2016.
2. Perencanaan dan Perancangan Sekolah Santo Yosef di Sumba Barat Daya pada tahun 2014.
3. Perancangan kawasan dan bangunan Sekolah Bestari Utami Garut pada tahun 2013.
4. Perencanaan dan Perancangan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Alahan Panjang, Sumatera
Barat pada tahun 2013.
Oleh karena itu rumusan pembagian tugas tiap pengabdi adalah sebagai berikut:
Struktur Organisasi
Nama Bidang
Keahlian Tugas (Bandung) Tugas Kunjungan Lapangan
(STKIP Weetebula)
8
Penanggung Jawab
Dr. Rahadhian Prajudi Herwindo
Kaprodi Arsitektur
Bertanggungjawab terhadap terlaksananya kegiatan.
Ketua TIM Yenny Gunawan, ST., MA.
Arsitektur dan Budaya
- Merencanakan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan perancangan Master Plan STKIP Weetebula (jadwal dan program kerja)
- Me-riset konsep budaya yang terwujud pada arsitektur Sumba yang dapat digunakan pada perancangan
- Membuat konsep perancangan Master Plan STKIP Weetebula
- Koordinasi antara anggota tim.
- Presentasi konsep perancangan Master Plan STKIP Weetebula seusai dengan budaya dan arsitektur Sumba,
- Survei dan diskusi kebutuhan ruang sesuai dengan Renstra STKIP Weetebula.
- Verifikasi lapangan konsep arsitektur Sumba.
Anggota TIM
Tapak dan Lansekap
Ir. FX. Budiwidodo Pangarso, MSP.
Perancangan Kawasan dan Perkotaan
- Bertanggungjawab terhadap perencanaan dan perancangan Master Plan secara substansi, terutama terkait perancangan tapak.
-
Jonathan Hans S., ST., M. Arch.
Pengukuran serta desain bangunan
- Membuat, memverifikasi peta dasar - Merencanakan dan merancang tapak
kawasan, mulai dari jalur sirkulasi, drainase, ruang terbuka hijau, zoning, dan lain-lain.
- Presentasi desain tapak dan lansekap serta
- Pengecekan data-data tapak di lapangan, terutama kontur dan posisi-posisi pohon.
Bangunan
Wulani Enggar-Sari, ST., MT.
Fisika Bangunan
Mengembangkan desain bangunan rektorat, fakultas, prodi dan ruang-ruang kelas.
- Pengukuran Fisika Bangunan (temperatur, sirkulasi udara, pencahayaan serta kelembaban) di area lahan STKIP agar kenyamanan termal ruang-ruang yang dirancang dapat dipertanggungjawabkan.
Caecilia Wijaya-putri, ST, MT.
Perilaku dalam Arsitektur
Mengembangkan desain bangunan perpustakaan, gedung serba guna, student center dan kantin.
- Presentasi desain bangunan - Pengecekan data bangunan
eksisting yang akan dirubah di lapangan.
Drs. Agus Sukmana, MSc.
Sistem Pembelajaran
- Masukan tentang sistem pembelajaran yang terkait pada wadah/fasilitas STKIP Weetebula
- Korespondensi dengan STKIP Weetebula.
-
Administrasi
A. Danang W. Administrasi Membantu kelengkapan dan kelancaran administrasi baik dengan STKIP Weetebula maupun di dalam internal Universitas Katolik Parahyangan.
-
Tim Pengadi di atas dibantu oleh tim pengabdi Mahasiswa yang adalah sebagai berikut:
NPM Nama Mahasiswa Tugas
9
Tapak dan Lansekap
2015420151 Hera Octavia K. (Ketua Tim Mahasiswa)
Membantu perencanaan dan perancangan tapak dan lansekap (bagian ruang terbuka hijau)
2015420096 Kristoforus Adhitya O. Membantu perencanaan dan perancangan tapak dan lansekap (bagian jalur-jalur sirkulasi)
2014420131 Fauziyyah Sofiyah R. Membantu perencanaan dan perancangan tapak dan lansekap (bagian penataan kontur)
Bangunan
2015420058 Radhian Dwiadhyasa Membantu perencanaan dan perancangan desain bangunan Rektorat
2015420089 Darmawan Winaga Membantu perencanaan dan perancangan desain bangunan Gedung Serba Guna
2014420198 Gabriella Extensia W. Membantu perencanaan dan perancangan desain bangunan Fakultas, Prodi dan Kelas
2015420052 Inggita Pramesthi A. Membantu perencanaan dan perancangan desain bangunan Perpustakaan
2014420121 Bernardus R. L. W. Membantu perencanaan dan perancangan desain bangunan Kapel dan penataan area Gua Maria dan Jalan Salib
Langkah selanjutnya adalah pengadaan peta dasar yang berisi peta kontur lahan dan posisi bangunan
serta sistem utilitas eksisting dengan langkah sebagai berikut:
membuat peta awal dengan menggunakan google map yang ada (tahun 2013) dan software
objectgraph.
memverifikasi peta awal yang dibuat di lapangan dengan menggunakan GPS, alat ukur digital,
dan alat ukur manual, terutama perubahan kontur lahan yang terjadi antara tahun 2013
sampai tahun 2017 dengan adanya pembangunan beberapa bangunan baru.
memperbaiki peta awal yang berisi kontur lahan terupdate serta posisi bangunan-bangunan
eksisting dan sistem utilitas yang sudah ada (misalnya reservoir atas dan sumur) menjadi peta
dasar.
Peta dasar yang berisi kontur lahan terupdate serta posisi bangunan-bangunan eksisting disediakan
oleh STKIP Weetebula pada akhir bulan April 2017. Pengadaan ini dilakukan secara professional,
menggunakan pihak ketiga dari Bali, dengan biaya Rp. 65.000.000,- (dengan rincian Rp. 1.000.000,-
per hektar x 65 hektar).
Selanjutnya, dengan peta dasar tersebut, tim melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Merencanakan dan merancang sistem utilitas kawasan berdasarkan sistem utilitas yang sudah
ada (baik pengadaan maupun pendistribusian air bersih, air hujan dan air kotor). Jika
memungkinkan, sistem utilitas yang dirancang memasukkan sistem daur ulang air mengingat
kondisi lingkungan tapak yang cukup gersang serta panas.
Desain bangunan direncanakan dan dirancang mengikuti :
10
o kondisi kontur lahan dan kegersangan lahan. Untuk mengantisipasi kegersangan lahan
yang menjadi karakter tapak, maka perencanaan dan perancangan tapak termasuk
pembagian zonasi dan pengadaan pepohonan di beberapa area, dan penentuan jenis-
jenis pohon yang tahan terhadap panas dan dapat ditemukan di Pulau Sumba (tidak
usah dikirim dari Pulau Jawa).
o kondisi iklim. Desain bangunan yang beradaptasi dengan kondisi iklim di antaranya
dengan cara memahami arah angin sehingga desain bangunan dapat memanfaatkan
ventilasi udara yang bersilang (cross ventilation) dan desain atap bangunan dengan
proporsi dan teritisan yang cukup lebar agar ruang dalam teduh seperti ruang-ruang
dalam arsitektur Sumba.
Pemahaman dan penggunaan bahan bangunan lokal dan pengetahuan membangun
masyarakat setempat dalam perancangan sistem struktur dan konstruksi dari bangunan
sehingga biaya pembangunan dapat diefektifkan.
Mitra berpartisipasi memberikan informasi-informasi yang diperlukan, terutama untuk masalah
sistem utilitas eksisting, bahan bangunan lokal serta pengetahuan membangunan masyarakat
setempat.
Target Luaran dari Pengabdian Masyarakat ini dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu:
Tahapan Kegiatan Luaran
Tahap 1 Pembuatan peta awal dan tanggapan kebutuhan ruang dari Rencana Induk Pengembangan berupa perencanaan pemrograman ruang dan massa dalam kawasan.
Peta Awal Program Ruang Blok Plan (draft 1)
Tahap 2 Verifikasi peta awal dan proses komputasi peta awal menjadi peta dasar, serta presentasi dan revisi perencanaan program ruang dan blok plan kawasan (yang disertai dengan sistem utilitas kawasan).
Peta Dasar Revisi dan Verifikasi Program dan Blok Plan
Tahap 3 Pengembangan desain bangunan rektorat, bangunan perpustakaan, kelas-kelas dan gedung serba guna serta presentasi desain bangunan (disertai dengan sistem utilitas bangunan).
Site Plan Denah, Tampak, Potongan serta 3-d Bangunan Rektorat, Perpus-takaan, Kelas-kelas dan Gedung Serba Guna
11
Tahap 4 Revisi dan finalisasi perencanaan dan perancangan kompleks kawasan dan bangunan-bangunan sekolah tinggi.
Dokumen Master Plan dan Preliminary Desain
Adapun dokumen akhir master plan dan preliminary desain terdiri dari:
Blok Plan, untuk menunjukkan penataan massa-massa bangunan dan penataan lansekap
(sirkulasi, parkir, dll) kawasan Sekolah Tinggi.
Rencana Tapak, untuk menunjukkan hubungan-hubungan antara lantai dasar bangunan dan tata
ruang luar.
Denah bangunan rektorat, kelas-kelas, perpustakaan dan gedung serba guna, yang
menunjukkan lantai-lantai dalam bangunan, susunan tata ruang dalam, koordinat bangunan, peil
lantai, dan ukuran-ukuran elemen bangunan serta jenis bahan yang digunakan.
Tampak semua Bangunan, yang menunjukkan pandangan ke empat arah bangunan dan bahan
bangunan yang digunakan secara jelas.
Potongan semua Bangunan, secara melintang dan memanjang yang menjelaskan sistem struktur,
ukuran dan peil elemen bangunan (pondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap) secara
menyeluruh.
Detil Arsitektural, yang menjelaskan secara spesifik desain yang dapat mencirikan budaya
setempat.
Fasilitas Bangunan (sistem air bersih, air kotor, air hujan, elektrikal, titik lampu, dll).
Perspektif kawasan dan bangunan dan gambar 3 dimensi lainnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui 2 kali perubahan jadwal kegiatan karena beberapa
kendala sebagai berikut:
Peta dasar yang semula direncanakan bulan Maret 2017, mundur menjadi akhir April 2017.
Kendala koordinasi waktu antar pengabdi (internal, baik antar dosen maupun dengan
mahasiswa) maupun koordinasi waktu dengan pihak STKIP Weetebula (sinkronisasi jadwal)
Kendala pemahaman konteks tempat dalam perancangan arsitektur karena survey hanya
dilakukan oleh 2 orang pengabdi.
Persetujuan pengabdian lembaga pada kloter ke 2 bulan Agustus 2017, yang semula
direncanakan pada bulan Februari 2017.
Berikut ini adalah tabel jadwal kegiatan awal dan tabel perubahan jadwal kegiatan yang dilakukan.
12
JADWAL KEGIATAN AWAL
No Jenis Kegiatan FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Informasi awal
2 Kunjungan Perdana
3 Rapat Koord
4 Penyusunan Program
5 Tanggapan TOR
6 PemrogramanMassa
Fungsi-Zoning-Massing
7 Blockplan Draft-1
Sirkulasi-Susunan Massa
Ruang Terbuka
Infrastruktur lainnya
Lanskap
8 Siteplan Draft-1
9 Dokumen Laporan-1
10 Rapat Koord-3 11 Pemetaan-survey lahan
12 Pemetaan-proses komputasi
13 Rapat Koord-.4
14 Siteplan Draft-2
15 Blockplan Draft-2
16 Dokumen Laporan-2
17 Rapat Koord-.5
18 Kunjungan k
19 Siteplan Draft-3 / Final Draft
20 Blockplan Draft-3 / Final Draft
21 Dokumen Laporan-3 / Final Draft
22 Rapat Koord-.6 23 Siteplan Draft-3 / Final
24 Blockplan Draft-3 / Final
25 Dokumen Laporan-3 / Final
26 Pencetakan Final
27 Rapat Koord-.7
28 Penyerahan
29 Penyerahan Laporan Kegiatan
13
JADWAL KEGIATAN REVISI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP 1
Identifikasi kondisi tapak
Proposal Pengabdian Masyarakat
Penyusunan Program
Tanggapan TOR
Pembagian zonasi
Penyediaan peta dasar
TAHAP 2
Persetujuan Proposal Pengabdian Masyarakat
Revisi Penyusunan Program
PemrogramanMassa
Fungsi-Zoning-Massing
Blokplan Draft-1
Sirkulasi-Susunan Massa
Ruang Terbuka
Infrastruktur lainnya
Lanskap
Dokumen Laporan-1
TAHAP 3
Desain Bangunan Rektorat (draft)
Desain Bangunan GSG (draft)
Desain Bangunan (draft)
Desain Bangunan Fakultas/Prodi/Pembelajaran (draft)
Desain Bangunan Kapel (draft)
Desain Bangunan Perpustakaan (draft)
Revisi Blok Plan berdasarkan bangunan
Dokumen Laporan-2
TAHAP 4
1 Revisi dan finalisasi desain bangunan
2 Finalisasi konsep desain master plan
3 Koordinasi dan Sinkronisasi Desain Master Plan
4 Koordinasi dan Sinkronisasi Desain Bangunan
5 Penggambaran/ drafting serta pendetailan Master Plan
- revisi Blok Plan sesuai dengan dimensi bangunan
- revisi Site Plan dan desain ruang luar sesuai bangunan
- drafting gambar sirkulasi jalan-jalan kompleks
- drafting gambar potongan tapak
- drafting gambar konsep utilitas tapak
- drafting gambar lansekap
6Penggambaran/ drafting serta pendetailan Desain Bangunan
- denah tampak potongan bangunan fakultas dan prodi
- denah tampak potongan bangunan perpustakaan
- denah tampak potongan bangunan rektorat
- denah tampak potongan bangunan gsg
- denah tampak potongan bangunan kapel
7 Finalisasi dan Print Out Dokumen Gambar Master Plan
8 Presentasi dan penyerahan dokumen: Feb 2018
NoNOV'17SEPT'17 OKT'17AGUST'17APRIL'17DES '16 JAN '17 FEB'18JAN'18DES'17
Item Pekerjaan
14
BAB 4. HASIL DAN KESIMPULAN
Hasil dari kegiatan ini dibagi menjadi 4 tahapan yang adalah sebagai berikut :
TAHAP 1
Penyusunan Kebutuhan Ruang
.
Identifikasi lokasi dan batas tapak berdasarkan google earth.
U
•Peta dasar yang memperlihatkan bentuk tapak (revisi bentuk tapak dari identifikasi lokasi) serta posisi/lokasi bangunan eksisting
15
INTERPRETASI TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN DI LOKASI/LAHAN STKIP WEETEBULA
Berdasarkan diskusi dengan stakeholder, survei lokasi dan tulisan dari Romo Marcel, saya
menyimpulkan arahan perencanaan dan perancangan di lokasi/lahan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Weetebula sebagai berikut :
Konsep kompleks Kampus STKIP adalah kampus hijau, sejuk, yang beberapa bangunannya
(terutama bangunan aula dan perpustakaan) bernuansa budaya Sumba. Penataan kampus
perlu memperhatikan lokasi-lokasi/area ruang terbuka hijau. Area tersebut dibagi menjadi :
‘Hutan’ kampus (literary). Saat ini, sedang ditanam penghijauan di area depan kampus dengan
tanaman jati, beringin, pohon waru, dan merawat beberapa pohon purba yang sudah ada =
kesambi, ghazu kaba, mengkudu, dll. Siswa harus mencintai pohon / hutan, dan area tersebut
dapat digunakan untuk tempat belajar, diskusi, makan angina segar, meditasi dan seterusnya.
Area hortikultura atau area khusus untuk bercocok tanam (pohon kemiri, manga, bayam,
pohon kelor, tanaman untuk bumbu dan obat herbal serta pohon buah-buahan lainnya) yang
hasilnya dapat dijual untuk beasiswa mahasiswa berprestasi dan miskin). Beberapa waktu lalu,
bibit-bibit tanaman yang dibeli seharga 600.000,- setelah ditanam dan bertumbuh, terjual
seharga Rp. 4.000.000,-
Area taman kampus.
STKIP sudah membangun dan merencanakan sistem air bersih sebagai berikut:
terdapat lokasi danau kecil (oba kanirra) saat ini direncanakan menjadi embung seluas 2 ha
(semacam danau untuk membantu persediaan air untuk kawasan).
ada 2 sumur bor (20 – 23 meter) yang sudah berfungsi, lokasinya yang satu dekat dengan
asrama dan satu lagi di bukit Nebo. Rencananya akan ditambahkan 2 sumur bor lagi.
reservoir atas ada di dekat asrama, di belakang bangunan pertama bergaya arsitektur Sumba.
perencanaan sistem air perlu ditata kembali.
Perencanaan Master Plan perlu mempertimbangkan lokasi-lokasi khusus untuk setiap Prodi. Prodi
yang ada saat ini adalah :
Prodi Bahasa Indonesia
Prodi Matematika
Prodi Pendidikan Guru SD
Prodi Fisika
16
Perlu perencanaan ulang dan relokasi untuk kompleks asrama menjadi asrama ekologis. Konsep
asrama ekologis adalah asrama yang berkembang sejalan dengan pengetahuan mahasiswa yang
tinggal di asrama. Mahasiswa diperkenalkan dan diminta untuk melakukan gaya hidup ekologis. Saat
ini, asrama ekologis adalah asrama yang bangunannya dibangun oleh mahasiswa sendiri, dan mereka
bercocok tanam di area asrama.
Tahapan rencana master plan yang diusulkan oleh STKIP adalah sebagai berikut:
Tahap 1. Pembangunan @ 6 ruang kelas tambahan untuk masing-masing Prodi baru:
PAUD dan taman bermain,
Prodi Agama Katolik (dengan fasilitas Kapel yang dapat digunakan sebagai gedung praktikum
Agama Katolik)
Prodi IPA tambahan: Biologi dan Kimia (perlu Lab juga).
Tahap 2. Perpustakaan dan Taman Bacaan
Tahap 3. Rektorat (sistem administrasi terpusat) dan Ruang-ruang dosen.
Tahap 4. Aula yang di dalamnya ada café, ruang pertemuan/pelatihan, pusat komunikasi dan
rumah seni/galeri/ruang pameran.
Tahap 5. Pengembangan Sekolah Tinggi menjadi Universitas:
Prodi yang ada akan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kemudian akan
ditambahkan dengan :
Fakultas Pertanian Lahan Kering (jagung, padi, ubi-ubian, sayur),
Fakultas Peternakan (babi, kuda, kerbau, ayam, sapi), dan
Fakultas Pariwisata.
Fasilitas lain yang ada di kawasan STKIP adalah lapangan bola yang dapat digunakan untuk kegiatan
tingkat kabupaten. Ketika merencanakan master plan perlu memperhatikan jalan keliling dan jalan
pembagi yang sudah dibuat (masih berupa tanah) serta sistem utilitas kawasan.
Konsep Master Plan berdasarkan definisinya
17
DAFTAR KEBUTUHAN RUANG
18
Lokasi
19
• Tahap 2. Konsep Pembagian Zonasi dan Blok Plan (September - Oktober 2017)
Site dengan kontur dan bangunan eksisting
Aerial Photograph - Site
KONSEP PEMBAGIAN ZONA
20
Konsep Pembagian Tapak
FakultasKeguruan Ilmu Pendidikan
Fak. Pertanian
Fak. Peternakan
Fak. Pariwisata
Asrama Ekologis
21
U
1 Rektorat2 Aula3 Lapangan Sepak Bola4 Auditorium5 Cafe6 Perpustakaan7 Fakultas STKIP8 Fakultas Pertanian9 Laboratorium Prodi
Peternakan danPertanian
10 Fakultas Peternakan11 Fakultas Pariwisata12 Asrama Eksisting13 PAUD14 Bangunan Tradisional Sumba15 Kapel16 Bukit Nebo17 Embung18 Taman Baca
1
2
3
4
8
6
7
10
5
9
11
12
1314
16
15
17
18
Perletakan Massa dalam Zoning
SIRKULASI KOMPLEKS SKTIP WEETEBULA
OUT
IN
Sirkulasi Utama
SirkulasiSekunderSirkulasi Pejalan Kaki
Sirkulasi Kompleks STKIP Weetebula ditata berdasarkan jaraktempuh dan dibagi menjadi 3 tipe jalan, yaitu:
• Sirkulasi Utama (warna merah) yang berfungsi sebagaipemisah antar area dan sekaligus penghubung. Sirkulasi inimerupakan sirkulasi kendaraan bermotor (mobil/motor)serta sepeda.
• Sirkulasi Sekunder (warna kuning) merupakansirkulasi sepeda/motor.
• Sirkulasi Pejalan Kaki/Sepeda(warna hijau)
22
• Tahap 3: September – Oktober 2017
KONSEP RANCANGAN JALAN/SIRKULASI UTAMA
23
KONSEP LANSEKAP AREA TERBUKA HIJAU KOMPLEKS SKTIP WEETEBULA
Untuk menciptakan micro climate yang sejukdan sesuai dengan arahan konsep awalkompleks Sekolah yang hijau, maka kelompok-kelompok pepohonan dengan area coverage yang cukup luas seperti ki hujan, ditanam padasekeliling kompleks, serta sepanjang jalur-jalursirkulasi .
24
PEMBAGIAN AREA/ZONA KOMPLEKS SKTIP WEETEBULA
Keterangan :
AREA FASILITAS BERSAMA1. Taman Baca2. Perpustakaan3. Rektorat4. Gedung Serba Guna, Kantin, Lapangan5. Area Hijau, Perluasan Fasilitas Publik
AREA PEMBELAJARAN (FAKULTAS/PRODI)6. Area Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan7. Area Fakultas Pariwisata8. Area Fakultas Peternakan9. Area Fakultas Pertanian/Perkebunan10. Area PAUD
AREA KAPEL11. Kapel12. Area Herborium
AREA HUNIAN13. Asrama Putra14. Asrama Putri
15. Area Kebun/Hijau 1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
10
13
14
15
15
25
Legenda :
A. Fakultas KeguruanB. Fakultas PariwisataC. Fakultas PertanianD. Fakultas PeternakanE. Area LaboratoriumF. Area Taman BacaanG. Area PerpustakaanH. Area RektoratI. Area GSG, student centerJ. Area KapelK. Asrama PutriL. Asrama PutraM. Area PAUDN. Lapangan
Jalan EksistingJalur UtamaBangunanKonturBatas Lahan
A
B C
D
E
F
G
H
I
J
KL
M N
PEMBAGIAN AREA/ZONA KOMPLEKS SKTIP WEETEBULA (dengan massa bangunan)
26
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA PERPUSTAKAAN
Konsep desain perpustakaan merupakan 2 massa bangunan eksisting yang disatukan
dengan sirkulasi dan area taman bacaanpada bagian tengah (massa tambahan). Hal ini disesuaikan dengan eksisting bangunanbagian depan yang terdiri dari 2 bangunan
bersebrangan dan berbeda kontur, olehkarena itu, area baca bagian tengah
didesain berupa area baca yang berundakdan tangga. Selain itu, renovasi yang
dilakukan adalah bagian atap danmezzanine untuk area kantor dan area
baca.
PERSPEKTIF
AKSONOMETRI RUANG DALAM
Ruang Informasi
Area Entrance/Loker
Area Baca
Massa Eksisting
Massa Tambahan
Area Buku
Area Baca Dan Buku
Kantor
Mezanine:Kantor
27
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA PERPUSTAKAAN
TAMPAK SAMPING
AKSONOMETRI RUANG DALAM
Kantor
Ruang Informasi
Area Entrance/Loker
Area Baca
Area Buku
PERSPEKTIF RUANG DALAM
PERSPEKTIF ENTRANCE
28
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA REKTORAT
PERSPEKTIF ENTRANCE BIRD EYE VIEW
TAMPAK SAMPING PERSPEKTIF
Konsep Desain Rektoratsebagai Gerbang dengan
transformasi bentuk yang terinspirasi dari bentuk ataparsitektur traditional Sumba,
yaitu rumah adat.
Massa bangunan denganfungsi-fungsi ruang Rektoratseperti ruang Rektor, ruang
Wakil-Wakil Rektor sertaruang-ruang administrasi
terbagi pada 2 massabangunan bagian kiri dan
kanan.
29
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA PEMBELAJARAN (FAKULTAS DAN PRODI)
Konsep Desain Fakultas dan Prodi adalah sistem bangunan modular yang mengutamakan fleksibilitas ruang, dimana ruang-ruangnya dapat dirubah sesuai dengan fungsi bangunan. Fungsi bangunan dikelompokkan menjadi 5 yaitu :
Fakultas (Dekanat dan Tata Usaha)
Program Studi (Kaprodi dan admin Prodi)
Bangunan Penunjang Prodi
Ruang Kelas/Laboratorium
Fasilitas Bersama Fakultas
Modul bangunan yang dipilih adalah 10 x 30 m termasuk sirkulasi 2 meter denganpertimbangan ruang gerak aktivitas manusia dan fungsi bangunan. Modul-modul bangunantersebut disusun secara zigzag dan dikomposisi secara radial dengan sirkulasi-sirkulasipenghuubung bangunan. Susunan ini kemudian membentuk innercourt-innercourt beruparuang terbuka yang dapat difungsikan sebagai taman untuk menciptakan micro climate danplaza.
Sirkulasi 2 x 30 m
Modul 8 x 30 m
Pen
ghu
bu
ng
Pen
ghu
bu
ng
Modul
Modul
innercourt
BANGUNAN KELAS
Ruang Kelas
Ruang Kelas
Ruang Kelas
30
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA PEMBELAJARAN (FAKULTAS DAN PRODI)
TATA RUANG BANGUNAN FASILITAS FAKULTAS TATA RUANG BANGUNAN FAKULTAS, DEKANAT DAN TATA USAHA
R. Audio Visual
Ruang PantryToilet Guru
Perpustakaan Fakultas:Entrance
BangunanDekanat
BangunanTata Usaha
R. Koleksidan Baca
R. Kantor
BANGUNAN FRODI
R. Guru R. Kaprodi +Sekretariat
BANGUNAN PENUNJANG FRODI
Toilet Siswa
Toilet Guru
Ruang Rapat
Pantry
31
GAGASAN DESAIN AREA/ZONA PEMBELAJARAN (FAKULTAS DAN PRODI)
PERSPEKTIF FAKULTAS PERSPEKTIF KOMPLEKS
PERSPEKTIF PRODIAREA ENTRANCE DARI PARKIRAN
32
GAGASAN DESAIN AREA KAPEL
11
Area Jalan Salib
GuaMaria
Kapel
Penunjang
Entrance 1
Area Kapel dirancang untuk mewadahi aktivitas berdoa yang terdiri dari, bangunan kapel, jalan salib, dan gua maria, sertadapat dicapai dari 3 jalan masuk. Area ini direncanakandengan memperhatikan kontur, bangunan kapel diletakkanpada bagian yang tertinggi untuk menghormati fungsinya. Desain Bangunan Kapel dibuat menyerupai rumah adatSumba dengan pertimbangan kesakralan dari fungsinya. Kolam didesain dekat area utama kapel untuk membantumenciptakan micro climate.BLOK PLAN AREAL VIEW 2
AREAL VIEW 1
Parkir
Entrance 2
Entrance 3
Kolam
33
GAGASAN DESAIN AREA KAPEL
Entrance 1. Jalan masuk utama menujuKapel
Area utama misa
34
GAGASAN DESAIN AREA KAPEL
Area penerima Kapel
Area perluasan misa
DindingBatuputih
DindingBatu
putih
Sirkulasi / jalan menuju kapel dari jalan salib
Sirkulasi / jalan menuju area Gua Maria
35
• Tahap 4. Penggambaran preliminary design dokumen master plan STKIP Weetebula (teknikal dan arsitektural)
36
Dokumen-dokumen Masterplan ini akan menjadi landasan dalam pembuatan gambar kerja
pembangunan kompleks Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula. Hasil dari pengabdian
masyarakat ini diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan kegiatan ajar-mengajar di STKIP
Weetebula, Sumba Barat Daya di kemudian hari. Selain itu, untuk masa depan, STKIP Weetebula
diharapkan dapat menghasilkan guru-guru yang berkualitas untuk Pulau Sumba, dan dapat memberantas
buta huruf yang ada di Pulau Sumba menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang lebih
berkualitas.
Lebih lanjut, pengabdian masyarakat ini merupakan tantangan, pengembangan dan
pengaplikasian ilmu merancang arsitektur di Indonesia dengan konteks budaya dan iklim setempat yang
beragam bagi dosen dan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan Program Studi Arsitektur. Dan
dampak yang terakhir adalah memperluas jaringan kerjasama terutama dengan Perguruan Tinggi Katolik
di Indonesia yang tergabung dalam APTIK, Keuskupan Weetebula di Sumba, Susteran Amal Dana Kasih,
Pastoran SVD, dan misireor Jerman yang akan mendanai sebagian besar pembangunan gedung-gedung
STKIP Weetebula.
37
DAFTAR PUSTAKA
BAE, R. Sugihardjo. 1975. Gambar-gambar Dasar Ilmu Bangunan. Yogyakarta.
Bielefeld, Bert (ed). 2013. Basics Architectural Design. Germany.
Chiara, Joseph de and John Callender. 1980. Time Saver Standards for Building Types, 2nd edition. New
York : Mc Graw Hill, Inc.
Neufert, Ernest. 1979. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.
Sabaruddin, Arief. 2011. A-Z Persyaratan Teknis Bangunan. Jakarta : Griya Kreasi.
Tunggul, Ngodu. 2003. Etika dan Moralitas dalam Budaya Sumba : Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Sumba Timur.