perancangan jalur pejalan kaki di kawasan …

15
JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT SENGAJA DIKOSONGKAN © 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN PENDIDIKAN DENGAN SKENARIO TATANAN BARU (STUDI KASUS: JALAN ENDRO SURATMIN) Chindy Marindra S 1 , Rahayu Sulistyorini 2 , Goldie Melinda Wijayanti 3 2 Institut Teknologi Sumatera, Way Huwi, Kecamatan. Jati Agung, Lampung Selatan 1 Email: [email protected] ABSTRAK Menurut Dr. Rakesh Kumar Jain, Non-Motorized Transportation (NMT) adalah aspek penting dalam menciptakan sistem transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan, aman, nyaman, efisien dan mengintegrasikan antar moda transportasi. Berjalan kaki dapat menjadi alternatif moda yang efisien dari segi biaya dan waktu, terlebih di wilayah perkotaan dimana perjalanan yang paling banyak dilakukan adalah perjalanan jarak dekat dan sedang. Pada kondisi eksisting di Jalan Endro Suratmin belum tersedianya jalur pejalan kaki yang sesuai dengan pedoman untuk menunjang kegiatan disekitarnya pada status jalan kolektor sekunder sertas dengan munculnya kebijakan new normal mengakibatkan segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia harus disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk memutuskan mata rantai virus Covid 19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun perancangan jalur pejalan kaki di Kawasan pendidikan dengan skenario tatanan baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif dengan menggunakan analisis konten, analisis deskriptif, dan analisis tapak berdasarkan data primer dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam perancangan jalur pejalan kaki dengan skenario tatanan baru yaitu penyediaan fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki pada kondisi eksisting akan disediakan dengan menambahkan 1 meter untuk mejaga jarak serta menciptakan pembatasan interaksi fisik. Kata Kunci: Kendaraan tidak bermotor, Perancangan jalur pejalan kaki, tatanan baru.

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT SENGAJA DIKOSONGKAN © 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973

ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP

PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN PENDIDIKAN

DENGAN SKENARIO TATANAN BARU

(STUDI KASUS: JALAN ENDRO SURATMIN)

Chindy Marindra S1, Rahayu Sulistyorini2, Goldie Melinda Wijayanti3

2 Institut Teknologi Sumatera, Way Huwi, Kecamatan. Jati Agung, Lampung Selatan 1 Email: [email protected]

ABSTRAK

Menurut Dr. Rakesh Kumar Jain, Non-Motorized Transportation (NMT) adalah aspek

penting dalam menciptakan sistem transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan,

aman, nyaman, efisien dan mengintegrasikan antar moda transportasi. Berjalan kaki dapat

menjadi alternatif moda yang efisien dari segi biaya dan waktu, terlebih di wilayah

perkotaan dimana perjalanan yang paling banyak dilakukan adalah perjalanan jarak

dekat dan sedang. Pada kondisi eksisting di Jalan Endro Suratmin belum tersedianya jalur

pejalan kaki yang sesuai dengan pedoman untuk menunjang kegiatan disekitarnya pada

status jalan kolektor sekunder sertas dengan munculnya kebijakan new normal

mengakibatkan segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia harus

disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk memutuskan mata rantai virus Covid 19.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun perancangan jalur pejalan kaki

di Kawasan pendidikan dengan skenario tatanan baru. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deduktif dengan menggunakan analisis konten, analisis deskriptif,

dan analisis tapak berdasarkan data primer dan observasi lapangan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dalam perancangan jalur pejalan kaki dengan skenario tatanan baru

yaitu penyediaan fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki pada kondisi eksisting

akan disediakan dengan menambahkan 1 meter untuk mejaga jarak serta menciptakan

pembatasan interaksi fisik.

Kata Kunci: Kendaraan tidak bermotor, Perancangan jalur pejalan kaki, tatanan baru.

Page 2: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan tipikal

yang menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin berat. Berdasarkan pedoman

penyediaan dan pemanfaatan sarana prasarana ruang pejalan kaki diperkotaan,

meningkatnya tekanan kebutuhan akan kegiatan di perkotaan yang tidak diimbangi

oleh keserasian penataan ruang kota mengakibatkan menurunnya kualitas

lingkungan diperkotaan seperti bertambahnya bangunan yang melanggar Koefisien

Dasar Bangunan/Koefisien Lantai Bangunan (KDB/KLB) sehingga mereduksi

fungsi lahan seperti trotoar atau pedestrian, memadatnya sirkulasi kendaraan yang

semakin parah. Pada hakikatnya, aktivitas pejalan kaki bertujuan untuk menempuh

jarak sesingkat mungkin antara satu tempat untuk ketempat lainnya dengan nyaman

dan aman dari gangguan. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan

sarana ruang pejalan kaki selain dimuat dalam RTW Kota, RDTR Kota, ataupun

RTR Kawasan strategis kota juga dimuat dalam RTR Kawasan perkotaan yang

merupakan rencana rinci tata ruang Wilayah Kabupaten.

Menurut Dr. Rakesh Kumar Jain, Non-Motorized Transportation (NMT)

adalah aspek penting dalam menciptakan sistem transportasi berkelanjutan yang

ramah lingkungan, aman, nyaman, efisien dan mengintegrasikan antar moda

transportasi. Berjalan kaki dapat menjadi alternatif moda yang efisien dari segi

biaya dan waktu, terlebih di wilayah perkotaan dimana perjalanan yang paling

banyak dilakukan adalah perjalanan jarak dekat dan sedang. Begitu juga pada

penduduk di Pusat Kota Bandar Lampung mempunyai akivitas dan kegiatan

beranekaragam. Meningkatnya aktivitas penduduk yang tinggi mengakibatkan

timbulnya kebutuhan akan tersedianya infrastruktur yang baik sebagai penunjang

aktivitas-aktivitas dikota tersebut. Kebutuhan infrastruktur fisik untuk menunjang

kemudahan penduduk dalam aksesibilitas kegiatan dan perkembangan di

perkotaan, terutama pada sarana prasarana jalur pejalan kaki yang merupakan salah

satu prasarana infrastruktur fisik berupa jalan yang diperuntukan bagi aktifitas

pejalan kaki, terutama pada Kecamatan Sukarame merupakan kecamatan yang

berada dipinggiran kota Bandar Lampung. Berdasarkan Sistem Pusat Pelayanan

Kegiatan (SPPK), tentang rencana sistem pelayanan kota Kecamatan Sukarame

sebagai pusat pemerintahan provinsi, pendidikan, perdagangan dan jasa serta

pemukiman. Jalan Endro Suratmin merupakan jalan yang memiliki status jalan

kolektor sekunder dan ditetapkan sebagai jalan stategis kota, serta pada Undang-

Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), Jalan

Endro Suratmin menjadi salah satu jalur trayek pengumpan (feeder) angkutan

umum, yaitu dengan rute Kemiling-Sukarame dengan melintasi beberapa ruas jalan

diantaranya Jalan Imam Bonjol, Jalan Bhakti, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan

Endro Suratmin.

Pada saat ini Indonesia sedang mengalami penurunan kegiatan transportasi

yang sangat signifikan yang disebabkan adanya virus corona atau biasa disebut

dengan Covid 19. Dampak yang ditimbul akibat adanya virus Covid 19 ini

mempunyai dampak yang sangat besar untuk angka kematian dan mempunyai

dampak yang sangat besar terhadap sektor kesehatan maupun sosial ekonomi dunia.

Dengan adanya virus tersebut kementerian kesehatan telah menerbitkan surat

Page 3: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 3

edaran kepada seluruh Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk

meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan

masuknya virus ini (Kementerian Kesehatan, 2020). Munculnya kebijakan new

normal mengakibatkan segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di

Indonesia harus disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk memutuskan mata

rantai virus Covid 19 ini. Munculnya Covid 19 perencanaan pembangunan

diarahkan mampu mengantisipasi, memitigasi, merespon, menangani, dan

melewati tantangan pandemi. Dengan demikian, ketika negara akan kembali

meghadapi pandemi lainnya, negara tersebut akan siaga dan proses pembangunan

tidak akan terhenti. Perencanaan dan pembangunan berketahanan pandemi

merupakan proses perencanaan dan implementasi pembangunan yang

mengutamakan pandemi secara holistik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

hingga evaluasi. Proses perencanaan ini nantinya akan menciptakan masyarakat

atau ekosistem yang memiliki ketahanan terhadap pandemi.

Adanya permasalahan tersebut, maka perlu studi penyesuaian pedoman teknis

terkakit fasilitas jalur pajalan kaki yang dapat digunakan untuk perancangan jalur

pejalan kaki di Jalan Endro Suratmin dengan tatanan baru, yang menjadi salah satu

lokasi dengan tingkat kegiatan tinggi salah satunya adalah Pendidikan. Tingginya

volume masyarakat untuk berkumpul pada lokasi studi maka, penyusunan

perancangan perlu disesuaikan dengan protokol Kesehatan pada kondisi tatanan

baru. Penyusunan perancangan yang disesuiakan dengan protokol Kesehatan ini

nantinya juga dapat mewujudkan kota sehat (Healthy City). Kota sehat (Healthy

City) merupakan suatu kondisi kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk

dijadikan tempat bagi penduduk. Oleh karena itu, penyusunan pedoman penataan

untuk pejalan kaki diperkotaan dilakukan melalui proses kajian pustaka dipadukan

dengan pengalaman empiris di lapangan sehingga menghasilkan perancangan yang

dapat digunakan sebagai rekomendasi kepada pemerintah dalam mewujudkan

ruang untuk pejalan kaki dengan tatanan baru di perkotaan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi eksisting di Jalan Endro Suratmin belum tersedianya jalur

pejalan kaki yang sesuai dengan pedoman untuk menunjang kegiatan disekitarnya

pada status jalan kolektor sekunder. Oleh sebab itu, perlu adanya penyusunan

perancangan atau peraturan teknis yang sudah ada di Indonesia yang disesuaikan

dengan protokol kesehatan pada kondisi tatanan baru. Hal ini dilakukan karena,

dalam proses penyusunan ini terjadi setelah adanya pandemi Covid 19. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka timbul pertanyaan “Bagaimana Menyusun

Perancangan Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan

Baru di Jalan Endro Suratmin?”.

3. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka penelitian ini bertujuan

untuk menyusun perancangan jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan dengan

skenario tatanan baru. Untuk mencapai tujuan tersebut adapun sasaran yang akan

dicapai, yaitu:

1. Mengidentifikasi standar atau protokol kesehatan pada kondisi tatanan baru

untuk perancangan jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan.

Page 4: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 4

2. Mengidentifikasi kondisi eksisting wilayah studi terkakit kebutuhan

perencanaan teknis fasilitas pejalan kaki dalam penyusunan perancangan

jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan.

3. Merumuskan rancangan jalur pejalan kaki dengan skenario tatanan baru di

kawasan pendidikan.

B. METODELOGI PENELITIAN

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei lapangan atau survei

lokasi penelitian. Pengumpulan data primer ini dilakukan untuk mendapakan data

dan gambaran terkait lokasi eksisting jalur pejalan kaki di Jalan Endro Suratmin.

Serta, Pengumpulan data sekunder dilakukan oleh penulis untuk medapatkan

informasi-informasi awal terkakit dengan penelitian. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini terkakit dengan kebijakan, peraturan dan standar-

standar dari perancanaan jalur pejalan kaki.

2. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan pada sasaran pertama yaitu analisis konten, dimana

analisis ini merupakan metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk

menarik kesimpulan sebuah buku atau dokumen, sasaran kedua analisis deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan

secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta yang diselidiki dengan cara

mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisis, serta untuk sasaran ketiga

analisis perencanaan tapak, merupakan usaha penanganan tapak secara optimal

melalui proses keterpaduan penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program

penggunaan tapak yang nantinya akan menjadi sintesa yang kreatif.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Protokol Kesehatan pada Masa Pandemi Covid

Protokol Kesehatan pada penelitian ini digunakan untuk tolak ukur

penyediaan fasilitas pejalan kaki khususnya pada masa pandemi. Protokol- protokol

yang digunakan pada penelitian ini bersumberkan dari WHO (World Health

Organization) dan Kementerian Kesehatan.

❖ World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa virus yang biasa

disebut dengan COVID-19 mudah menyebar kepada tubuh manusia. Untuk

melindungi diri dari penyebaran virus tersebut, ada beberapa cara sederhana

yang dapat dilakukan diantaranya menjaga jarak fisik, menggunakan

masker, menjaga ruangan yang berventilasi baik, menghindari kerumunan,

membersihkan tangan. Hal yang harus diperhatikan untuk melindungi diri

lainnya yaitu dengan mempertahankan jarak dengan orang lain minimal

berjarak 1 (satu) meter untuk mengurangi resiko infeksi saat orang lain yang

berkontak langsung dengan diri sendiri. Jika diri berada di dalam ruangan

diusahakan untuk memberikan jarak lebih jauh dari orang lain.

❖ Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjaga diri dan keluarga

dari adanya COVID-19 yaitu dengan sering mencuci tangan menggunakan

sabun dan air mengalir, juga dapat menggunakan hand sanitizer,

Page 5: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 5

mengkonsumsi gizi seimbang, tetap dirumah dan menjaga jarak, melakukan

aktivitas fisik atau olahraga, istirahat yang cukup, menutupi mulut saat

batuk dan bersin dengan lengan atas atau tisu lalu buang tisu ke tempat

sampah tertutup dan segera mencuci tangan, mengganti baju atau mandi

sesampainya di rumah setelah bepergian serta membersihkan dengan

desinfektan secara rutin benda-benda yang sering disentuh di rumah dan

perabotan seperti meja, kursi, gagang pintu, dan lainnya. Serta, dalam

menjaga jarak serta pembatasan interaksi fisik dengan menggunakan

masker pada tempat umum, menjaga jarak dengan orang lain minimal 1

meter, menghindari kerumunan dan keramaian.

2. Kondisi Eksisting Jalur Pejalan Kaki

Dalam analisis ini memfokuskan kepada fasilitas sarana dan prasarana jalur

pejalan kaki untuk mengetahuai ketersediaan pada kondisi eksisting. Metode yang

digunakan pada pengambilan data ini yaitu dengan menggunakan metode

walkthough (observasi untuk mendapatkan gambar di lokasi studi yang direkam dan

ditampilkan secara grafis dalam bentuk sketsa atau foto).

TABEL 1 Fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki sesuai dengan

standar penyediaan

No

Fasilitas sarana dan

prasarana jalur

pejalan kaki

Ketersediaan Sudah

sesuai

standar

Belum

sesuai

standar Ada Tidak Ada

1 Drainase √ √

2 Jalur Hijau √ √

3 Lampu Penerangan √ √

4 Tempat Duduk √ √

5 Pagar Pengaman √ √

6 Tempat Sampah √ √

7 Marka Perambuan √ √

8 Halte/Shelter √ √

9 Telepon Umum √ √

10 Penyeberangan

sebidang (Zebra Cross) √ √

11 Penyeberangan tidak

sebidang (JPO) √ √

12 Trotoar √ √

13 Fasilitas Disabilitas √ √ Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2020

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan mengenai fasilitas sarana dan prasarana

jalur pejalan kaki pada lokasi penelitian. Adanya tabel tersebut dapat diketahui

ketersediaan dan kondisi fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki di lokasi

penelitian. Ketersediaan fasilitas yang berada pada lokasi penelitian terdapat

fasilitas seperti drainase, lampu penerangan, marka perambuan, halte/shelter,

penyeberangan sebidang (Zebra Cross). Fasilitas sarana dan prasarana yang sudah

memenuhi standar Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang penyediaan dan

pemanfaatan prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan yaitu fasilitas

marka perambuan, halte/shelter, dan penyeberangan sebidang (Zebra Cross).

Sedangkan fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki yang belum sesuai

Page 6: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 6

dengan standar diantaranya ada drainase, jalur hijau, lampu penerangan, tempat

duduk, pagar pengaman, tempat sampah, telepon umum, penyebrangan tidak

sebidang, trotoar dan fasilitas difabel. Fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan

kaki yang sudah tersedia pada kondisi eksisting perlu adanya perawatan serta

penambahan. Sedangkan, pada fasilitas sarana dan prasarana yang belum tersedia

seharusnya disediakan dan disesuaikan dengan pedoman yang ada.

3. Perumusan Rancangan Jalur Pejalan Kaki dengan Skenario Tatanan

Baru

Perumusan rancangan jalur pejalan kaki dengan skenario tatanan baru disusun

berdasarkan permasalahan pada jalur pejalan kaki pada kondisi eksisting.

Permasalahan pada jalur pejalan kaki pada kondisi eksisting didapaatkan beberapa

permasalahan dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana jalur pejalan kaki

yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan

Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

TABEL 2 Permasalahan jalur pejalan kaki pada kondisi eksisting

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014Permasalahan Kondisi Eksisting Permasalahan Kondisi Eksisting

Terletak dibawah atau berdampingan dengan jalur

pejalan kaki memiiliki lebar 50 centimeter dan tinggi

40 centimeter.

Drainase terbuka dan tertutup memiliki

lebar 1 – 1,07 meter.

Terletak disepanjang jalur eminitas dengan lebar 150

centimeter.Tidak tersedia jalur hijau namun terdapat

pepohonan disepanjang lokasi penelitian.

Tidak tersedia jalur hijau namun terdapat

pepohonan disepanjang lokasi penelitian.

Lampu penerangan tersedia memiliki jarak 10 meter

dengan tinggi maksimal 4 meter.

Lampu penerangan yang tersedia

memiliki tinggi 4 meter dan jarak 100-

110 meter yang terhubung dengan tiang

listrik.

Terletak disepanjang jalur amenitas yang memiliki

jarak 1 meter, dengan lebar 40-50 centimeter

panjang 150 centimeter.

Tidak tersedia tempat duduk disepanjang

lokasi penelitian.

Terletak disepanjang jalur eminitas, penempatan

pada lokasi yang berbahaya dan memerlukan

perlindungan penyediaan ini memiliki tinggi 90

centimeter.

Tidak tersedia pagar pengaman

disepanjang lokasi penelitian.

Terletak disepanjang jalur amenitas yang memiliki

jarak 20 meter dengan besaran tempat sampah sesuai

dengan kebutuhan.

Tidak tersedia tempat sampah

disepanjang lokasi penelitian.

Tersedia pada jalur eminitas yang memiliki potensi

interaksi sosial

dan arus pedestrian padat.

Marka perambuan yang terdapat dilokasi

penelitian adalah lampu lalu lintas dan

marka jalan.

Terletak pada jalur eminitas yang diletakkan pada

radius 300 meter atau titik potensi kawasan.

Halte/shelter terletak berada pada titik

potensial yaitu berada pada jarak kurang

lebih 300 meter gerbang utama kampus

UIN Raden Intan Lampung.

Terletak pada jalur eminitas yang diletakkan pada

radius 300 meter atau titik potensi kawasan.

Tidak tersedia telepon umum disepanjang

lokasi penelitian.

Lebar efektif minimum 60 centimeter dengan

penambahan ruang gerak sebesar 15 centimeter.

Kebutuhan minimal pejalan kaki saat berpapasan

yaitu sebesar 150 centimeter.

Tidak tersedianya trotoar pada lokasi

penelitian.

Page 7: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 7

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014Permasalahan Kondisi Eksisting Permasalahan Kondisi Eksisting

Penyediaan penyeberangan sebidang harus memiliki

lebar 0,30 meter dengan panjang minimal 2,50

meter.

Penyeberangan sebidang berada pada

simpang lokasi penelitian yang memiliki

panjang minilam 2.50 meter.

Penyediaan penyeberangan tidak sebidang berada

pada seluruh tempat penyeberangan diatas jala, yang

harus disediakan tangga untuk mencapai tempat

penyeberangan.

Tidak tersedianya penyeberangan tidak

sebidang pada lokasi penelitian.

Penyediaan fasilitas difabel seperti ram (ramp) yang

diletakkan di setiap persimpangan, serta pada

penyandang cacat ditetapkan sesuai tipikal dimensi

dari kursi roda kurang lebih 0,8-0,9 meter.

Tidak tersedianya fasilitas difasilitas

difabel pada lokasi penelitian.

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2020

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, dapat diketahui

bahwa permasalahan yang ada pada lokasi penelitian adalah dalam penyediaan

fasilitas pejalan kaki dilokasi penelitian masih banyak kekurangan ataupun belum

mencukupi dan sesuai standar kebutuhan. Setelah didapatkan permasalahan yang

terjadi pada kondisi eksisting, kemudian perumusan jalur pejalan kaki disesuaikan

dengan konsep perancangan jalur pejalan di kawasan pendidikan yang disesuaikan

dengan skenario tatanan baru.

❖ Keamanan

a. Pemisah Fisik

GAMBAR 1 Rancangan Pemisah fisik Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Pemisah fisik disusun untuk menyediakan fasilitas jalur pejalan kaki

pada lokasi penelitian. Pemisah fisik disediakan dengan memberikan

pembatas antara jalur kendaraan bermotor dan pejalan kaki dengan

memberikan pot bunga sebagai pemisah.

Page 8: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 8

b. Penyeberangan Sebidang

GAMBAR 2 Rancangan Penyeberangan sebidang Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Penyeberangan disediakan dengan memenuhi standar penyediaan

penyeberangan sebidang pada jalur pejalan kaki. Penyediaan ini dirancang

untuk memberikan keamanan bagi pengguna jalur pejalan kaki khususnya

saat mereka ingin menyeberang.

c. Marka Perabuan

GAMBAR 3 Rancangan Marka Perambuan Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Marka perambuan disusun untuk memenuhi kebutuhan dalam

penyediaan fasilitas jalur pejalan kaki di lokasi penelitian. Marka perabuan

yang disediakan pada lokasi penelitian yaitu dengan menyedian keberadaan

penyeberangan sebidang, lampu lalu lintas serta titik bus top.

d. Penyeberangan tidak sebidang

Tidak disusun rancangan penyeberangan tidak sebidang karena dalam

penyediaan penyeberangan sebidang terdapat beberapa prinsip diantaranya

penyeberangan tidak sebidang terdapat pada jalur penyeberangan yang tidak

dapat menggunakan penyeberangan sebidang (zebra cross), pelican yang

tersedia pada lokasi sudah mengganggu lalu lintas kendaraan yang ada, serta

pada ruas jalan memiliki frekuensi terjadinya kecelakaan pejalan kaki yang

cukup tinggi.

Page 9: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 9

❖ Kenyamanan

a. Jalur hijau

GAMBAR 4 Rancangan Jalur Hijau Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Jalur hijau disusun untuk memenuhi kebutuhan fasilitas jalur pejalan

kaki di lokasi penelitian yaitu dengan menyediakan pepohonan dengan

jarak 150 centimeter.

b. Tempat duduk

GAMBAR 5 Rancangan Tempat Duduk Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Tempat duduk disusun untuk menciptakan kenyamanan pengguna jalur

pejalan kaki pada lokasi penelitian. Tempat duduk diirancang dengan

menerapkan sosial distancing agar dapat menerapkan protokol Kesehatan

yang harus dilakukan pada masa tatanan baru.

c. Lampu Penerangan

GAMBAR 6 Rancangan Lampu Penerangan Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Lampu penerangan disusun untuk menyediakan kebutuhan fasilitas jalur

pejalan kaki pada lokasi penelitian. Lampu penerangan disediakan dengan

jarak setiap lampu yaitu sejauh 10 meter.

Page 10: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 10

❖ Keindahan

a. Tempat Sampah

GAMBAR 7 Rancangan Tempat Sampah Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Tempat sampah disusun untuk memenuhi kebutuhan dalam penyediaan

fasilitas jalur pejalan kaki di lokasi penelitian. Tempat sampah disediakan

sesuai dengan standar penyediaan.

❖ Kemudahan

a. Fasilitas Disabilitas

GAMBAR 8 Rancangan Fasilitas Disabilitas Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Fasilitas difabel disediakan dengan memenuhi standar penyediaan pada

jalur pejalan kaki. Penyediaan fasilitias ini bertujuan untuk menciptakan

prinsip aksesibilitas bagi pengguna jalur pejalan kaki khususnya pada lokasi

penelitian.

b. Drainase

GAMBAR 9 Rancangan Drainase Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Fasilitas drainase yang disusun untuk memenuhi kebutuhan fasilitas

jalur pejalan kaki di lokasi penelitian yaitu dengan menyediakan drainase

tertutup. Hal ini, bertujuan untuk mengurangai permasalahan pada kondisi

Page 11: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 11

eksisting drainase yaitu memiliki permasalahan seperti tersumbatnya

drainase akibat sampah serta penyediaan drainase yang tidak merata.

❖ Interaksi Sosial

a. Telepon Umum

pada saat ini telepon umum tidak menjadi fokus utama di masyarakat.

Karena, perubahan teknologi yang semakin canggih yang menyebabkan

setiap orang sudah memiliki telepon atau handphone untuk saling

berinteraksi.

❖ Aksesibilitas

a. Trotoar

GAMBAR 10 Rancangan Trotoar Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Penyediaan trotoar disesuaikan dengan protokol Kesehatan maka

penyediaan trotoar pada lokasi penelitian ini yaitu disediakannya trotoar

yang memiliki jarak selebar 4 meter. Hal ini, sudah disesuaikan dengan

kebutuhan orang membawa barang,orang-orang berkebutuhan khusus untuk

melakukan atau memutar dengan kursi roda, serta memberikan jarak bagi

pengguna jalur pejalan kaki saat berpapasan atau beriringan.

b. Halte/Shelter

GAMBAR 11 Rancangan Halte/Shelter Sumber: Hasil Rancangan, 2020

Halte/shelter disusun untuk memenuhi kebutuhan penyediaan fasilitas

jalur pejalan kaki di lokasi penelitian. Halter/shelter disediakan sesuai

dengan stadar penyediaan fasilitas jalur pejalan kaki. Namun untuk

menciptakan konsep tatanan baru halte/shelter disedikan tempat cuci tangan

dan pengukur suhu badan.

Page 12: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 12

D. KESIMPULAN

Pedoman rancangan jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan dengan

skenario tatanan baru harus menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan

yang ditetapkan. Fasilitas jalur pejalan kaki harus disediakan dengan jarak aman

yang yaitu 1 meter untuk mengurangi kontak dan interaksi.

Terdapat banyak fasilitas di Jalan Endro Suratmin yang tidak sesuai dengan

standar penyediaan jalur pejalan kaki. Di antaranya drainase, jalur hijau, lampu

penerangan, tempat duduk, pemisah fisik, tempat sampah, marka perambuan,

halte/shelter, telepon umum, trotoar, penyeberangan sebidang, penyeberangan tidak

sebidang, dan fasilitas difabel. Fasilitas jalur pejalan kaki harus disediakan sesuai

dengan standar yaitu untuk menciptakan keamanan, kenyamanan bagi pengguna

jalur pejalan kaki dalam mengintegrasikan moda transportasi umum yang ramah

lingkungan serta efisien.

Sehingga dari kedua hal temuan di atas dapat disimpulkan dalam pedoman

rancangan jalur pejalan kaki kini menyesuaikan dengan keadaaan tatanan baru.

Beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya :

- Bila sebelumnya pedoman rancangan jalur pejalan kaki tempat duduk

panjang berukuran 1,5 meter maka dengan menyesuaikan skenario tatanan

baru menjadi 2,8 meter.

- Trotoar pada pedoman rancangan jalur pejalan kaki sebelumnya berukuran

3 meter meninjau skenario tatanan baru menjadi 4 meter.

- Kemudian di bagian halte harus menyediakan tempat cuci tangan,

handsanitizer, dan pengecekan suhu tubuh sehingga hal tersebut akan

mengurangi risiko penyebaran virus Covid 19.

E. DAFTAR PUSTAKA

Amo, F. M., Kumurur, V. A., Lefrandt, L.I., & Moniaga, I. L. (2013). Analisis

Kebutuhan Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Kota Lama Manado. Jurnal

Sabua. Vol.5, No.1: 1-9.

Anggriani. N. (2009). Pedestrian Ways dalam Perancangan Kota. Yayasan

Humaniora. Edisi Pertama. Surabaya.

Atikah. (2017). Konsep Optimalisasi Pergerakan Pejalan Kkaki di Wonokromo

Studi Kaus Koridor Jalan Raya Wonokromo, Jalan Stasiun

Wonokromo, dan Jalan Raya Darmo. Tesis-RA142353.

Badan Pusat Statistik. (2019). Kota Bandar Lampung dalam Angka 2019. Badar

Lampung. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung.

Dr. Jain. R. K. (2015). Non-Motorized Transportation and Sustainable Urban

Planning: A Case Study of Pure Metropolitan Region. International

Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET). Vol.6, No.9:

69-79.

Ginting, N., & Paksi, M. G. W. (2017). Jalur Pedestrian Pada Penataan Koridor

Ginting Kota Berastagi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Page 13: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 13

Handayani. S., Irwansyah. M., & Isya. M. (2018). Tinjauan Sarana dan Prasarana

Jalur Pedestrian di Kawasan Peunayong Banda Aceh. Jurnal Arsip

Rekayasa Sipil dan Perencanaan. Vol.3, No.3: 171-179.

Hidayatullah, S. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis). Jurnal

Ahmad. Islamic University Jakarta.

Iswanto. D. (2006). Pengaruh Elemen-elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap

Kenyamanan Pejalan Kaki Studi Kasus Penggal Jalan Pandanaran,

Dimulai dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda. Jurnal

Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Vol.5, No.1.

ITDP, I. (2016). Non-Motorized Transportation. Jakarta: ITDP Indonesia.

ITDP, I. (2020). Rekomendasi Rencana Aksi Mobilitas Pekotaan Selama Pandemi

Covid-19. Jakarta: ITDP Indonesia.

Kementerian Kesehatan. (2020). Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona

Virus. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2018

Tentang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil.

Lubis., Fadhilah. H. (2018). Analisa Kenyamanan Pengguna Jalur Pejalan Kaki di

Pusat Kota Pdanngsidimpuan. Repositori Institusi USU.

Mastoni. E., Simamora. N., & Yulianto. (2018). Kajian Konsep Kenyaman Jalur

Pedestrian di Jalan Stasiun Kereta Api Medan dan Jalan Palang Merah

Medan. Jurnal Arsitektur ALUR. Vol.1, No.2.

Mauliani, L. (2010). Fungsi dan Peran Jalur Pejalan Kaki Bagi Pejalan Kaki. Nalars.

Vol.9, No.2: 165-176.

Moch. S. F. (2011). Studi Perilaku Pejalan Kaki Pda Trotoar di Surakarta Ditinjau

dari Kenyamanan Iklim. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan. Vol.3,

No.13: 181-190.

Mulasari. S. A. (2018). Membangun kota sehat (Healthy City) menuju Indonesia

sehat berkemajuan. Jurnal Pemberdayaan. Vol.2, No.2: 187-194.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Negasari. A. P., Agustus. I. W., & Firdausyiah. N. (2014). Penataan Jalur Pejalan

Kaki Berdasarkan Persepsi dan Perilaku Pejalan Kaki di Kawasan Pusat

Kota Malang Jalan Semeru, Jalan Tugu, Jlan Kahuripan, dan Jalan

Kartanegaraa. Journal Planning for Urban and Environment. Vol.3,

No.3.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.3 Tahun 2014 tentang Pedoman

Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana

Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Prasetyo. H. E. (2014). Optimalisasi Penataan Fasilitas Pejalan Kaki dengan

Efisiensi Pergerakan Berdasarkan Pada Karakteristik Pedestrian Studi

Kasus di Simpang Empat Kartasura. Jurnal Sipil & Perencanaan. Vol.

16, No. 1.

Pratama. N. (2014). Studi Perencanaan Trotoar di dalam Lingkungan Kampus

Universitas Sriwijaya Indralaya. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.

Vol.2, No.2.

Purwanto. D., & Ismiyati. (2014). Pengelolaan Transportasi berwawasan

Lingkungan Sebagai Dampak Perkembangan Perkotaan Tak Terkendali

Studi Kasus Kota Semarang. Jurnal MKTS. Vol.20, No.1: 93-101.

Page 14: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 14

Rafi. S.A. (2020). Penataan Jalue Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi

Kasus Koridor Jalan Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung.

SKRIPSI.

Raharjo, D. (2012). Pola Level Of Service di Jalan Raya Bogor. Universitas

Indonesia.

Rahmawati, D., & Raditya, A. (2016). Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam

Penataan Pedagang Kaki Lima Pada Koridor Jalan Pasar Besar Kota

Malang. Jurnal ITS. Vol.5, No.1.

Ramadhan. M. A., Nur. G., & Hidayah. R. (2018). Penataan Sistem Jalur Pejalan

Kaki di Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal INERSIA. Vol.4, No.1;

101-117.

Rerung. R. M., & Wakim. D. (2019). Konsep Pengembangan Transportasi

Berkelanjutan Sebagai Upaya Penyediaan Infrastruktur Kota Mandiri

Studi Kasus Kota Baru Medan Hills. Prosiding Konferensi Nasional

Pascasarjana Teknik Sipil. Yogyakarta.

Roger. S. P. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak. Pendekatan Praktisi. Yogyakarta:

Andi,

Rosnani, G. (2010). Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saraswati, Z. F. (2020). Konsep Penataan Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Taman

Gajah, Kota Bandar Lampung. Jurnal Arsitektur. Vol. 10, No. 22; 63-

68.

Sari. I. O. (2018). Analisis Kinerja Fasilitas Pejalan Kaki Studi Kasus Jalan Jendral

Ahmad Yani Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera

Selatan. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sinarta. F., Ricardo. D., Septania. E. N., Franjaya. E. E. (2020). Panduan rancangan:

Konsep Perancangan Koridor Ryacudu, Kota Bandar Lampung. Jurnal

Planners InSight. Vol. 3, No. 1.

Soedirham. O. (2012). Kota Sehat sebagai bentuk Sustainable Communities Best

Practice. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 7, No. 2.

Soeram. R. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Surat Edaran Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Masuknya Virus

Corona Kementerian Kesehatan Tahun 2020.

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2018

tentang Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Edisi ke-2.

Bandung. ITB.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Waldock, R. (2011). In Planning and Designing For Pedestrians. Guidelines.

Wester Australia. The Departement of Transport.

Wiggers. R. R. A. (2015). Penataan Kembali Jalan Pejanggik Sebagai Walkable

Culinary Corrodor. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Surabaya.

Wismawarin, B. (2020). Perencanaan pembangunan yang berketahanan pandemi.

International Association for public participation. Indonesia.

Page 15: PERANCANGAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN …

Chindy Marindra S, Rahayu Sulistyorini, Goldie Melinda Wijayanti, Perancangan Jalur

Pejalan Kaki di Kawasan Pendidikan dengan Skenario Tatanan Baru (Studi kasus: Jalan

Endro Suratmin)

Volume 0 Nomor 0 – Bulan 1111- p ISSN 2301 -878X – e ISSN 2541 – 2973 15

World Health Organization. (2020). Saran Penyakit Corona Virus Covid-29 untuk

Mayarakat.

Yuliana. (2016). Perancangan Jalur Pedestrian di Jalan Prof. Abdurahman

Basalamah Makassar. Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin.

Yuliastuti, N., & Andrianti, D. M. (2013). Penilaian Sistem Transportasi yang

Mengarah Pada Green Transportation di Kota Surakarta. Jurnal

Pembangunan Wilayah dan Kota, Vol.9, No.1: 183-193.