perancangan dan pembuatan alat pengontrol temperatur dan ...digilib.unila.ac.id/56457/3/skripsi...

77
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN KECEPATAN MENGGUNAKAN TERMOKOPEL DAN PULSE WIDTH MODULATION BERBASIS ARDUINO UNTUK APLIKASI HOTPLATE STIRRER (SKRIPSI) Oleh Hesti Wahyu Handani FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2019

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL

TEMPERATUR DAN KECEPATAN MENGGUNAKAN TERMOKOPEL

DAN PULSE WIDTH MODULATION BERBASIS ARDUINO UNTUK

APLIKASI HOTPLATE STIRRER

(SKRIPSI)

Oleh

Hesti Wahyu Handani

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

i

ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL

TEMPERATUR DAN KECEPATAN MENGGUNAKAN TERMOKOPEL

DAN PULSE WIDTH MODULATION BERBASIS ARDUINO UNTUK

APLIKASI HOTPLATE STIRRER

Oleh

Hesti Wahyu Handani

Perancangan dan pembuatan alat pengontrol temperatur dan kecepatan

menggunakan termokopel dan motor DC berbasis arduino telah dilakukan untuk

aplikasi hotplate stirrer. Hotplate stirrer merupakan alat laboratorium yang

digunakan dalam proses sintesis larutan kimia dengan teknik pengaduk dan

pemanas pada kecepatan dan temperatur tertentu. Hotplate stirrer yang

dikembangkan memiliki kemampuan pengaduk mencapai 1200 rpm dan pemanas

hingga 300 oC. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hotplate stirrer memiliki

toleransi pengukuran kecepatan putar sebesar ±5 rpm dan toleransi pengukuran

temperatur yaitu sebesar ±5 oC, sedangkan toleransi masukan kecepatan putar

sebesar ±100 rpm dan toleransi masukan temperatur sebesar ±20 oC. Ketelitian

pengukuran temperatur pada alat ini sebesar 4 mV/oC dan pengukuran kecepatan

putar sebesar 2 rpm. Berdasarkan kemampuannya, alat ini dapat diaplikasikan

pada penelitian tentang sintesis nanomaterial.

Kata Kunci : Hotplate stirrer, Arduino, termokopel, optocoupler, motor DC,

heater.

Page 3: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

ii

ABSTRACT

DESIGN AND REALIZATION OF TEMPERATURE AND SPEED

CONTROL INSTRUMENT USING THERMOCOUPLE AND PULSE

WIDTH MODULATION BASED ON ARDUINO FOR

HOTPLATE STIRRER APLICATION

By

Hesti Wahyu Handani

Design and realization of temperature and speed control using thermocouple and

DC motor based on Arduino have been carried out for the hotplate stirrer

application. Hotplate stirrer was a laboratory tool used on the synthesis process

of chemical solutions using stirrer and heating techniques at a speed and

temperature. Hotplate stirrer developed has a stirring of 1200 rpm and a heater

up to 300 oC. The results show that a hotplate stirrer has a tolerance speed

measurement of ±5 rpm and temperature about ±5 oC. Hotplate stirrer also has a

tolerance of input speed and temperature of ±100 rpm and ±20 oC respectively.

The accuracy of temperature measurement about 4 mV/ oC and speed about 2

rpm. Based on its capabilities, hotplate stirrer can be applied to research on

synthesis of nanomaterials.

Keyword: Hotplate stirrer, Arduino, thermocouple, optocoupler, DC motor,

heater.

Page 4: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL

TEMPERATUR DAN KECEPATAN MENGGUNAKAN TERMOKOPEL

DAN PULSE WIDTH MODULATION BERBASIS ARDUINO UNTUK

APLIKASI HOTPLATE STIRRER

Oleh

HESTI WAHYU HANDANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
Page 6: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
Page 7: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
Page 8: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 2 Mei

1997, anak pertama dari pasangan Bapak Slamet Efendi

dan Ibu Suwarni. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK

Amarta Tani HKTI pada tahun 2002, SD Negeri 1 Labuhan

Dalam pada tahun 2008, SMP Negeri 19 Bandar Lampung

pada Tahun 2011 dan MAN 1 (Model) Bandar Lampung pada tahun 2014. Penulis

terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014. Selama menempuh

pendidikan di Jurusan Fisika, penulis pernah melaksanakan Karya Wisata Ilmiah

(KWI) di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus pada tahun

2015. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Krakatau Steel

(Persero) Tbk. Cilegon Provinsi Banten bagian Slab Steel Plant (Pabrik Baja Slab)

pada tahun 2017 dengan judul “Sistem Pengukuran Temperatur Refactory

pada Bottom Electrical Arc Furnace (EAF) Di Slab Steel Plant (SSP) PT.

Krakatau Steel (Persero) Tbk.”. Penulis juga pernah melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten

Lampung Selatan pada tahun 2017. Penulis pernah menjadi asisten praktikum

mata kuliah pilihan instrumentasi yaitu Elektronika Dasar 1 dan 2, Sistem

Page 9: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

viii

Pengaturan, Mikrokontroler, dan Sistem Transmisi Data. Penulis pernah menjadi

asisten pemateri Workshop Mikrokontroler dan Arduino pada tahun 2018.

Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Alat

Pengontrol Temperatur dan Kecepatan menggunakan Termokopel dan Pulse

Width Modulatuon untuk Aplikasi Hotplate Stirrer” pada tahun 2019.

Page 10: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

ix

MOTTO

“MAN JADDA WAJADA”

“TERUS MENJADI DIRI SENDIRI”

“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”

(R.A. Kartini)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan”

(QS. Alam Nasyroh : 5-6)

Page 11: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

x

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Ibunda dan Ayahanda

yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan

penuh kasih sayang

Adik serta keluarga

yang selalu memberi nasihat, motivasi serta dorongan

kepada penulis

Serta almamater tercinta

Universitas Lampung

Page 12: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perancangan dan

Pembuatan Alat Pengontrol Temperatur dan Kecepatan menggunakan

Termokopel dan Pulse Width Modulation berbasis Arduino untuk Aplikasi

Hotplate Stirrer”.

Pembuatan skripsi ini dilaksanakan dari bulan Maret 2018 sampai bulan Januari

2019 bertempat di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penekanan dalam

skripsi ini adalah pembuatan alat laboratorium hotplate stirrer secara digital yang

dapat dimanfaatkan pada penelitian di bidang kimia dan material.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih banyak kekurangan dalam

penulisan maupun referensi data. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi

rujukan untuk penelitian berikutnya agar lebih sempurna.

Bandar Lampung, 19 Maret 2019

Penulis

Page 13: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xii

SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Alat Pengontrol Temperatur

dan Kecepatan menggunakan Termokopel dan Pulse Width Modulation berbasis

Arduino untuk Aplikasi Hotplate Stirrer”.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan peneltian tidak lepas dari dukungan,

bimbingan, motivasi serta doa dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Mama dan Bapak tercinta yang selalu memberikan kasih sayang yang tak

terhingga kepada penulis.

2. Bapak Dr. Junaidi, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

memberi ilmu pengetahuan dan wawasan serta bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Sri Wahyu Suciyati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang

senantiasa membimbing penulis selama penelitian.

4. Bapak Drs. Amir Supriyanto, M.Si. selaku Dosen Penguji yang senantiasa

memberi saran kepada penulis dalam melakukan penelitian.

5. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan kepada penulis selama masa kuliah.

Page 14: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xiii

6. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA

Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Suratman, M.Sc. selaku Dekan FMIPA Universitas Lampung.

8. Seluruh Dosen serta Staf Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung.

9. Teman seperjuangan Fisika Instrumentasi 2014, Fisika 2014, kakak tingkat

dan adik tingkat.

10. Serta semua pihak yang tidak penulis cantumkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta kita

senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin..

Bandar Lampung, 19 Maret 2019

Penulis

Page 15: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

COVER DALAM ................................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

PERNYATAAN .................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

MOTTO ............................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN .................................................................................................. x

KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi

SANWACANA .................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

D. Batasan Masalah ................................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

Page 16: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terkait ............................................................................... 7

B. Magnetic Stirrer ................................................................................. 9

C. Magnet ............................................................................................. 10

D. Stainless Steel (Baja Tahan Karat) ................................................... 11

E. Keramik ........................................................................................... 12

F. Motor DC ......................................................................................... 14

G. Optocoupler ..................................................................................... 16

H. Pulse Width Modulation (PWM) ..................................................... 18

I. Termokopel ...................................................................................... 20

J. Elemen Pemanas (Heater) ............................................................... 23

K. Seven segment .................................................................................. 25

L. Arduino ............................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 32

B. Alat dan Bahan ................................................................................. 32

C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 34

D. Desain Penelitian ............................................................................. 37

E. Teknik Pengambilan Data ................................................................ 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Realisasi Alat ................................................................................... 53

B. Data dan Hasil Penelitian ................................................................. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 81

B. Saran ................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83

LAMPIRAN

A. Program arduino untuk hotplate stirrer ........................................... L1

B. Data Stabilitas Temperatur .............................................................. L6

C. Grafik Stabilitas Temperatur ......................................................... L15

Page 17: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xvi

D. Data Stabilitas Kecepatan Putar ..................................................... L18

E. Grafik Stabilitas Kecepatan Putar .................................................. L30

F. Data Repeatibilitas Temperatur ..................................................... L36

G. Grafik pengulangan (repeatability) temperatur ............................. L44

H. Data PWM ..................................................................................... L45

I. Perhitungan .................................................................................... L46

Page 18: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1. (a) Gelas kimia (b) Magnetic stir bar (c) Tatakan

pemutar magnet ............................................................................... 9

Gambar 2. 2. Interaksi dua buah magnet (a) kutub yang sama

(b) kutub yang berbeda .................................................................. 11

Gambar 2. 3. Stainless Steel ................................................................................ 12

Gambar 2. 4. Keramik ......................................................................................... 13

Gambar 2. 5. Konstruksi motor DC. ................................................................... 15

Gambar 2. 6. Rangkaian dasar Optocoupler. ...................................................... 17

Gambar 2. 7. Konstruksi sensor putaran. ............................................................ 17

Gambar 2. 8. Duty Cycle dan sinyal PWM ......................................................... 19

Gambar 2. 9. PWM sinusoida 1 fasa. .................................................................. 20

Gambar 2. 10. Sistem pengukuran temperatur dengan termokopel ...................... 21

Gambar 2. 11. (a) Coil heater; (b) Infrared heater; (c) Silica

dan ceramik heater. ....................................................................... 24

Gambar 2. 12. (a) Tubular heater; (b) Catridge heater; (c) Band, nozzle,

dan stripe heater. ........................................................................... 24

Gambar 2. 13. Seven segment. ............................................................................... 25

Gambar 2. 14. Konstruksi internal seven segment (a) common anoda

(b) common katoda ........................................................................ 26

Gambar 2. 15. Arduino Mega 2560 ...................................................................... 30

Gambar 2. 16. Mikrokontroller ATMega 2560. .................................................... 30

Gambar 3. 1. Diagram alir penelitian .................................................................. 35

Gambar 3. 2. Diagram blok hardware ................................................................ 37

Page 19: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xviii

Gambar 3. 3. Rangkaian penyearah dan catu daya .............................................. 39

Gambar 3. 4. Rangkaian kontrol temperatur ....................................................... 40

Gambar 3. 5. Rangkaian kontrol kecepatan ........................................................ 41

Gambar 3. 6. Rangkaian kontrol waktu (timer)................................................... 42

Gambar 3. 7. Rangkaian keseluruhan .................................................................. 43

Gambar 3. 8. Desain box alat .............................................................................. 45

Gambar 3. 9. Diagram alir perancangan software ............................................... 47

Gambar 3. 10. Grafik stabilitas kecepatan putar terhadap waktu ......................... 52

Gambar 3. 11. Grafik stabilitas temperatur terhadap waktu ................................. 52

Gambar 3. 12. Grafik repeatability temperatur pada 100 oC, 200

oC

dan 300 oC terhadap waktu ............................................................ 52

Gambar 4. 1. Sketch arduino 1.6.8. ..................................................................... 53

Gambar 4. 2. Perancangan hardware (a) layout PCB (b) Pelat stainless

dan heater (c) susunan komponen di dalam box

(d) susunan magnet dan optocoupler pada poros motor DC

(e) box hotplate stirrer keseluruhan. ............................................. 65

Gambar 4. 3. Kalibrasi temperatur (a) alat kalibrasi temperatur

(termokopel tipe-K TM-902C) (b) pengambilan data

kalibrasi temperatur. ...................................................................... 69

Gambar 4. 4. Kalibrasi kecepatan putar (a) alat kalibrasi kecepatan putar

(digital tachometer DT2234BL) (b) pengambilan data

kalibrasi kecepatan putar. .............................................................. 69

Gambar 4. 5. Grafik stabilitas rata-rata temperatur ............................................. 73

Gambar 4. 6. Grafik stabilitas rata-rata kecepatan putar (a) 100-600 rpm

(b) 700-1200 rpm ........................................................................... 76

Gambar 4. 7. Grafik hubungan antara tegangan output arduino dan

driver motor terhadap input PWM kecepatan putar. ..................... 77

Gambar 4. 8. Grafik hubungan hasil pengukuran rata-rata kecepatan putar

terhadap input kecepatan putar. ..................................................... 78

Gambar 4. 9. Grafik repeatability temperatur ..................................................... 79

Page 20: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1. Data kalibrasi kecepatan putar ............................................................ 51

Tabel 3. 2. Data kalibrasi temperatur .................................................................... 51

Tabel 4. 1. Data kalibrasi temperatur .................................................................... 70

Tabel 4. 2. Persamaan antara waktu on dan waktu off dengan input nilai

temperatur........................................................................................... 72

Tabel 4. 3. Data kalibrasi kecepatan putar ........................................................... 75

Page 21: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan ruang penelitian yang terdiri dari bermacam instrumen

pendukung penelitian misalnya pendukung di bidang biologi, kimia, fisika,

kedokteran, dan energi. Instrumen pendukung penelitian berfungsi sebagai alat

ukur dan alat kontrol. Alat ukur yang dimaksud biasanya berupa alat ukur besaran

fisis, seperti panjang, massa, waktu, temperatur, kuat arus, intensitas cahaya, dan

jumlah zat, sedangkan alat kontrol biasanya merupakan modul yang mengontrol

kecepatan, mengontrol temperatur, dan mengontrol pergerakan lainnya. Instrumen

pendukung seperti diatas, umumnya masih sederhana dan belum bekerja secara

otomatis, sehingga pada penggunaannya menjadi tidak efisien. Efisiensi dan

kendala dalam melakukan riset memberi peluang dalam pembuatan alat ukur atau

alat kontrol dengan memanfaatkan kelebihan piranti elektronik yang biasanya

telah tersedia di laboratorium.

Beberapa alat laboratorium yang sering dipakai para ilmuwan misalnya,

inkubator, digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian

secara mikrobiologi; tanur, berfungsi sebagai pemanas pada temperatur mencapai

1000 oC; oven, digunakan untuk mengeringkan alat dan bahan laboratorium yang

Page 22: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

2

keadaannya basah; pembakar bunsen, digunakan untuk memanaskan larutan dan

sterilisasi; serta hotplate, digunakan untuk memanaskan larutan yang mudah

terbakar. Alat-alat ini tidak selalu tersedia di suatu laboratorium, sehingga ketika

diperlukan untuk pelaksanaan riset, peneliti harus berhubungan dengan

laboratorium lainnya untuk melakukan penelitian.

Salah satu alat yang sering digunakan oleh peneliti (material) adalah magnetic

microstirrer, yaitu suatu alat pencampur fluida mikro yang dibuat oleh Lu dkk

(2002). Desain pengaduk tersebut terinspirasi dari pengaduk magnet bar skala

besar. Medan magnet yang berputar menyebabkan satu batang magnet tunggal

atau susunannya untuk diputar dengan cepat dalam lingkungan cairan. Proses

pembuatan pengaduk magnetik bar dikembangkan dengan hasil pencampuran

cairan di saluran mikro dan diperiksa menggunakan alat eksperimen dan simulasi

cairan berbantuan komputer.

Riset lainnya juga dilakukan untuk membuat alat magnetik stirrer. Alat ini

merupakan pengaduk otomatis dengan sistem kerja menggunakan konsep

magnetik, dimana di dalam larutan terdapat magnet batang kecil yang memiliki

kutub utara dan selatan. Di sisi lain juga terdapat magnet yang menempel pada

poros motor DC. Kedua magnet tersebut diberikan jarak yang sesuai, agar

berfungsi optimal. Alat ini dilengkapi timer otomatis dengan waktu on dan off

yang diatur sebelumnya menggunakan keypad 4x4. Tujuannya agar para peneliti

tidak perlu menunggu tercampurnya larutan dengan waktu yang relatif lama.

Kelemahan alat ini adalah belum adanya pemanas larutan pada alat tersebut

(Faisal dan Wildian, 2013).

Page 23: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

3

Magnetic stirrer juga dikembangkan oleh Irsyad dkk (2016). Alat ini dirancang

dengan sistem pengaduk yang diputar oleh motor DC dan magnet yang berputar

diletakkan di dalam wadah. Alat magnetic stirrer dengan pengaturan kecepatan

pengaduk dan pengaturan waktu ini dapat melakukan pengadukan sampel dengan

kecepatan pengaduk hingga 3000 rpm dan pengatur waktu selama 60 menit. Pada

riset ini, hanya sebatas membuat alat pengaduk dengan pengaturan waktu dan

kecepatan menggunakan potensiometer (Irsyad dkk, 2016).

Berdasarkan teori pengadukan, untuk mempercepat proses pelarutan, diperlukan

keterlibatan temperatur. Pada beberapa magnetic stirrer, pengaduk belum

menggunakan pemanas. Oleh sebab itu, selain pengaduk otomatis, penulis akan

menambahkan sumber panas dan alat kontrol temperatur pada penelitian ini.

Elemen elektrik yang digunakan sebagai sumber panas yaitu heater. Heater

merupakan elemen yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. Heater

yang digunakan pada penelitian ini yaitu heater yang menghasilkan panas

mencapai 300 oC yang biasanya diaplikasikan pada oven. Sedangkan alat kontrol

temperaturnya digunakan sensor termokopel yang didesain untuk mengontrol

temperatur pada pelat.

Penampilan data pengukuran nilai, digunakan 3 buah display seven segment 4

digit dengan ukuran 5 cm x 1,9 cm untuk menampilkan data pengukuran

temperatur dengan satuan oC, kecepatan putar dengan satuan RPM (rotasi per

menit), dan timer. Alat ini dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Mega.

Pengkalibrasian alat diperlukan, terutama pada pembuatan alat ukur elektrik.

Tujuannya untuk mengetahui tingkat keakuratan alat yang dibuat. Kalibrasi alat

Page 24: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

4

pengontrol temperatur menggunakan alat ukur termokopel tipe-K dengan rentang

pengukuran -50 o

C sampai 1300 oC, sedangkan alat pengontrol kecepatan

menggunakan alat ukur digital tachometer dengan rentang pengukuran mencapai

18.000 rpm.

Di Jurusan Fisika terutama di Laboratorium Fisika Material, alat pengontrol

temperatur dan kecepatan pengaduk yang biasa disebut hotplate stirrer masih

menggunakan input analog, sehingga pengguna alat harus menyediakan

termometer untuk mengukur temperatur. Beberapa pengguna juga jarang

memperhatikan kecepatan pengaduk karena alat ukur kecepatan putar (infrared

tachometer) masih jarang dijumpai terutama di laboratorium material. Selain itu,

pengguna juga setiap saat harus selalu memantau keadaan temperatur, serta harus

menyiapkan stopwatch untuk memantau waktu pengadukan sampel. Berdasarkan

beberapa penjelasan diatas, penulis menegaskan bahwa penelitian ini akan

merancang dan membuat alat pengontrol temperatur dan kecepatan menggunakan

Pulse Width Modulation (PWM) berbasis arduino untuk aplikasi hotplate stirrer.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana merealisasikan box hotplate stirrer dengan bahan yang memiliki

kemampuan tahan panas serta bahan yang dapat menghantarkan panas dari

rentang temperatur 28 - 400 oC.

2. Bagaimana mengontrol temperatur pada hotplate stirrer menggunakan relay

dan termokopel tipe-K.

Page 25: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

5

3. Bagaimana mengontrol kecepatan putar pada hotplate stirrer menggunakan

PWM dan optocoupler.

4. Bagaimana melakukan proses kalibrasi temperatur menggunakan termokopel

tipe-K TM-902C pada hotplate stirrer.

5. Bagaimana melakukan proses kalibrasi kecepatan putar menggunakan infrared

tachometer DT-2234BL pada hotplate stirrer.

C. Batasan Masalah

Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Mikrokontroler yang digunakan yaitu Arduino Mega 2560.

2. Pemutar yang digunakan yaitu motor DC dengan kecepatan putar mencapai

1200 rpm.

3. Pemanas yang digunakan yaitu heater jenis tubular dengan kemampuan

menghasilkan panas mencapai 300 oC.

4. Sensor kecepatan yang digunakan yaitu sensor optocoupler dengan

kemampuan pendeteksian lubang mencapai 1200 rpm.

5. Sensor temperatur yang digunakan yaitu sensor termokopel tipe-K dengan

kemampuan pengukuran mencapai 300 oC.

6. Elemen penampil data yang digunakan yaitu 3 buah seven segment 4 digit

untuk menampilkan timer, temperatur, dan kecepatan putar.

Page 26: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

6

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Merealisasikan box hotplate stirrer dengan bahan yang memiliki kemampuan

tahan panas serta bahan yang dapat menghantarkan panas dari rentang

temperatur 28 - 400 oC.

2. Mengontrol temperatur pada hotplate stirrer menggunakan relay dan

termokopel tipe-K.

3. Mengontrol kecepatan putar pada hotplate stirrer menggunakan PWM dan

optocoupler.

4. Melakukan proses kalibrasi temperatur menggunakan termokopel tipe-K TM-

902C pada hotplate stirrer.

5. Melakukan proses kalibrasi kecepatan putar menggunakan infrared tachometer

DT-2234BL pada hotplate stirrer.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat

hotplate stirrer berbasis arduino dan menyediakan alat pengaduk untuk kebutuhan

riset para ilmuwan di dalam laboratorium.

Page 27: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terkait

Alat magnetik stirrer merupakan pengaduk sampel agar sampel tercampur secara

homogen. Pada pengaplikasiannya, alat tersebut digunakan dengan kecepatan

rata-rata 100 rpm hingga 3000 rpm yang diatur kecepatan pengadukan dan waktu

pengadukan selama 10 menit hingga 120 menit. Pekerjaan ini sangat tidak efisien

sehingga diperlukan pengembangan untuk mempermudah laboran dalam

melakukan penelitian melalui pembuatan alat magnetik stirrer dengan

pengendalian kecepatan dan waktu.

Faisal dan Wildian (2013) telah mengembangkan sistem dari magnetic stirrer

yaitu pengaduk menggunakan magnet dengan pengaturan waktu dan kecepatan

pengadukan yang dapat diatur menggunakan keypad 4x4. Penelitian tersebut

dilakukan menggunakan mikrokontroler AT89S52. Alat ini bekerja dengan sistem

kerja menggunakan magnet yang ditempel pada poros motor DC. Magnet lainnya

juga diletakkan di dalam sampel, sehingga magnet tersebut akan berputar

mengikuti poros motor DC. Alat ini dilengkapi dengan waktu (timer) otomatis

namun hanya dirancang memiliki 4 pengaturan kecepatan putar yaitu 1800 rpm,

1980 rpm, 2280 rpm dan 2580 rpm. Kelemahan dari penelitian tersebut yaitu

Page 28: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

8

belum adanya piranti pemanas sampel serta pengaturan kecepatan putar yang

masih terbatas.

Lalu Patria Irsyad, Yudianingsih, dan Sri Lestari (2016) juga telah

mengembangkan sistem dari alat tersebut yaitu pengaduk dengan pengaturan

kecepatan putar melalui potensiometer. Sistem kerja dari alat ini menggunakan

sepasang magnet dengan salah satu magnet ditempel pada poros motor DC serta

magnet lainnya yang berputar diletakkan pada objek penelitian dalam suatu

wadah. Alat tersebut dapat diatur dengan kecepatan pengaduk hingga 3000 rpm

dan waktu pengadukan hanya mencapai 60 menit. Pengujian alat tersebut

menggunakan campuran antara air dan sirup, air dengan pewarna makanan, serta

air sabun dengan minyak goreng. Dari hasil pengujian tersebut, dapat diamati

bahwa ketiga campuran sampel tersebut dapat tercampur menggunakan alat

magnetik stirrer tersebut. Kelemahan dari alat tersebut yaitu belum adanya

pemanas larutan yang merupakan piranti penting dalam proses pelarutan serta

hanya menggunakan potensiometer sebagai pengaturan kecepatan putar dan

waktunya.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini akan

mengembangkan alat magnetic stirrer dengan menambahkan elemen pemanas dan

elemen pengendali panas, sehingga akan membentuk suatu alat bernama hotplate

stirrer. Pengukuran pada alat ini dilakukan untuk kecepatan putar dan temperatur.

Pengukuran kecepatan putar bertujuan untuk menentukan nilai kecepatan putar

pada alat pengaduk (magnetik stirrer), berdasarkan nilai rpm. Sedangkan

pengukuran temperatur bertujuan untuk mengukur panas pada pelat sehingga

temperatur yang dibutuhkan untuk memanaskan larutan dapat disesuaikan.

Page 29: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

9

Selain itu, terdapat juga alat kontrol kecepatan putar dan temperatur. Pengontrolan

kecepatan putar dilakukan dengan menggerakkan motor AC dengan nilai

kecepatan putar yang sudah ditentukan, sedangkan pengontrolan temperatur

bertujuan menjaga kestabilan temperatur pada saat mengaduk dan memanaskan

larutan. Penulis juga menambahkan pengaturan waktu (timer) dan alarm otomatis.

Timer akan bekerja pada saat melakukan pengadukan dengan waktu tertentu dan

alarm akan bekerja apabila waktu pegadukan telah selesai.

B. Magnetic Stirrer

Magnetic stirrer merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk larutan kimia

(sampel) menggunakan sistem putaran medan magnet untuk memutar magnetic

stir bar (batang magnet) yang diletakkan di dalam sampel. Tujuannya untuk

membantu proses homogenisasi sampel (Mujiyati, 2017).

c

b

a

Gambar 2. 1. (a) Gelas kimia (b) Magnetic stir bar (c) Tatakan pemutar magnet

(dimodifikasi dari Mujiyati, 2017).

Page 30: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

10

Magnetic stirrer terdiri dari magnetic stir bar dan tatakan pengaduk serta

dilengkapi dengan gelas kimia. Tatakan pengaduk merupakan alat yang digunakan

sebagai media putaran magnet yang didalamnya terdiri dari motor AC dan magnet

yang menempel pada poros motor AC. Magnetic stir bar merupakan batang

pengaduk yang diletakkan di dalam gelas kimia dengan fungsi sebagai media

pengaduk sampel, sedangkan gelas kimia berfungsi sebagai wadah sampel.

Cara penggunaan alat ini yaitu dengan meletakkan magnetic stir bar ke dalam

gelas kimia yang berisi larutan sampel dan meletakkannya tepat di atas tatakan

pengaduk. Setelah itu menekan tombol on. Motor AC yang berada di dalam

tatakan pengaduk akan berputar sehingga secara otomatis magnetic stir bar akan

berputar di dalam gelas yang mengakibatkan teraduknya larutan sampel tersebut.

Alat ini sering digunakan pada laboratorium pengujian. Ada beberapa brand, tipe,

serta ukuran dari magnetic stirrer, sehingga dalam melakukan pembelian harus

sesuai dengan tingkat kebutuhan analisa (Mujiyati, 2017).

C. Magnet

Magnet adalah suatu objek yang memiliki sifat medan magnet. Medan magnet

terjadi karena adanya kutub-kutub magnet yang memiliki gaya tarik-menarik dan

tolak menolak yang besar. Medan magnet bersifat tidak menghalangi dan mampu

menembus benda penghalang seperti genting, tembok bangunan, pepohonan,

maupun tubuh manusia dan akan mengalami penurunan secara linier terhadap

jarak dari sumber paparan (Emelia dkk., 2010).

Page 31: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

11

Magnet permanen bentuknya bermacam-macam, diantaranya adalah magnet

batang dan magnet U. Apapun bentuk magnetnya pada bagian ujung atau sisi

tertentu akan mempunyai medan magnet paling besar. Pada bagian ujung atau sisi

yang mempunyai medan magnet paling besar disebut kutub magnet (Nugroho,

2007).

(a) (b)

Gambar 2. 2. Interaksi dua buah magnet (a) kutub yang sama (b) kutub yang

berbeda (Nugroho, 2007).

Dua buah magnet yang saling berdekatan akan terjadi gaya interaksi antara dua

magnet tersebut. Kutub magnet yang senama apabila berdekatan akan

menghasilkan interaksi gaya yang tolak menolak, sedangkan kutub magnet yang

tidak senama akan menghasilkan interaksi gaya yang tarik menarik (Nugroho,

2007).

D. Stainless Steel (Baja Tahan Karat)

Stainless steel merupakan campuran 74% Fe, 18% Cr, dan 8% Ni. Stainless steel

bersifat kuat dan tahan terhadap korosi sehingga sering digunakan untuk membuat

peralatan industri, peralatan rumah tangga, dan komponen kendaraan bermotor

(Sutresna, 2008).

Page 32: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

12

Gambar 2. 3. Stainless Steel (Sutresna, 2008).

Korosi sering terjadi pada baja tahan karat yang disebabkan adanya pemanasan.

Apabila baja tahan karat dipanaskan pada selang temperatur dibawah 425 oC,

maka laju penyebaran dari karbon yang terdapat pada baja tahan karat terlampau

kecil untuk terbentuknya karbida. Karbida merupakan istilah senyawa yang terdiri

dari atom karbon dan elemen yang nilai keelektronegatifannya kecil. Apabila

pemanasan dilakukan dengan rentang temperatur 425- 815 oC, maka baja tahan

karat akan mengalami korosi dan akan membentuk karbida yang mengendap, dan

apabila pemanasan dilakukan dengan temperatur diatas 850 oC, maka karbida

yang terbentuk akan larut (Kartika, 2006).

E. Keramik

Keramik merupakan material sintetik yang komponen dasarnya ialah material

nonlogam anorganik. Keramik bermanfaat sebagai material bangunan dan

memiliki sifat-sifat yang sangat bermanfaat bagi bidang elektronik dan optis.

Kelebihannya keramik yaitu dalam hal kekakuan, kekerasan, tahan aus, dan tahan

Page 33: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

13

korosi (terutama oksigen dan air), meskipun pada suhu tinggi. Keramik memiliki

kerapatan lebih kecil daripada kebanyakan logam, sehingga dapat digunakan

sebagai piranti pengganti logam.

Gambar 2. 4. Keramik (Oxtoby dkk., 2003).

Kebanyakan keramik merupakan isolator listrik yang baik pada suhu normal,

suatu sifat yang dimanfaatkan dalam elektronika dan transmisi daya. Kekuatan

keramik bisa bertahan dengan baik pada suhu tinggi dan terdapat senyawa kimia

berupa aluminium yang dapat meleleh dengan suhu mencapai 660 oC dan

aluminium oksida yang dapat meleleh hingga 2051 oC.

Selain kelebihan-kelebihan ini, ada pula beberapa kekurangan yang serius.

Keramik biasanya getas dan kekuatan tariknya rendah. Keramik cenderung

memiliki muai termal yang tinggi tetapi konduktivitas termal yang rendah,

membuatnya sering terkena kejutan termal (thermal shock), yaitu perubahan suhu

lokal secara mendadak yang membuatnya retak atau remuk (Oxtoby dkk., 2003).

Page 34: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

14

F. Motor DC

Motor DC merupakan mesin induksi yang memerlukan supply tegangan yang

searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Dalam

motor DC terdapat 2 kumparan, yaitu kumparan medan yang berfungsi untuk

menghasilkan medan magnet dan kumparan jangkar yang berfungsi sebagai

tempat terbentuknya gaya gerak listrik (ggl). Jika arus dalam kumparan jangkar

berinteraksi dengan medan magnet, maka akan timbul torsi (T) yang akan

memutar motor (Nugroho dan Agustina, 2015).

Di dalam motor DC terdapat 2 kumparan juga yang disebut sebagai kumparan

stator dan kumparan rotor. Kumparan stator merupakan bagian dari motor DC

yang tidak berputar (kumparan medan) dan berfungsi sebagai rangkaian magnetik

yang mempunyai sepasang kutub medan yang terpasang pada bagian dalam stator.

Sedangkan kumparan rotor merupakan bagian motor DC yang berputar

(kumparan jangkar) dan berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi

gerak dalam bentuk gerak putar. Kumparan rotor ini terdiri dari poros baja dimana

tumpukan keping-keping inti yang berbentuk silinder dijepit. Pada inti kumparan

rotor terdapat aur-alur dimana lilitan jangkar diletakkan.

Selain kumparan stator dan rotor, di dalam motor DC juga terdapat komutator.

Konstruksi dari komutator ini terdiri dari batangan tembaga yang dikeraskan

(drop forged) yang diisolasi dengan sejenis mika. Fungsi komutator ini adalah

untuk mengumpulkan arus induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikan

menjadi arus searah. Secara mekanik motor DC merupakan alat yang komplek

dan cenderung banyak persoalan. Sebagai contoh, kotoran pada komutator dapat

Page 35: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

15

menghambat supply listrik menuju jangkar. Beberapa jenis perawatan dibutuhkan

pada saat menggunakan motor DC pada beberapa pemakaian dengan lingkungan

tertentu. Misalnya pada lingkungan asam akan muncul karat yang dapat merusak

komutator. Akibatnya, gesekan antara karbon dan komutator dapat menyebabkan

arus pada jangkar yang membahayakan.

Gambar 2. 5. Konstruksi motor DC (Abidin, 2013).

Salah satu jenis dari motor DC yaitu motor DC permanen. Motor DC ini

merupakan motor arus searah dengan stator yang menggunakan magnet

permanen. Medan magnet didefinisikan sebagai daerah atau wilayah yang jika

sebuah benda bermuatan listrik berada atau bergerak di daerah tersebut maka

benda tersebut akan mendapatkan gaya magnetik. Adanya medan magnet disekitar

arus listrik dibuktikan oleh Hans Christian Oersted melalui percobaan. Gaya yang

diberikan satu magnet terhadap yang lainnya dapat dideskripsikan sebagai

interaksi antara suatu magnet dan medan magnet dari lain. Persamaan yang

digunakan untuk mencari nilai torsi dari suatu motor DC yaitu Persamaaan (2.1).

Page 36: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

16

sinT F x r x (2. 1)

dengan: T = Torsi (Nm)

F = Gaya (N)

r = Jari-jari (m)

θ = sudut (o) (Yuski dkk., 2017).

G. Optocoupler

Optocoupler dapat didefinisikan sebagai piranti elektronika yang memanfaatkan

sinar sebagai pemicu on – off suatu sistem. Optocoupler atau isolator optik (opto-

isolator) merupakan rangkaian terpadu yang terdiri dari fototransistor dan LED

(light emitting diode) kombinasi antara emitter dan detektor (Yanti dkk., 2015).

Optocoupler bekerja berdasarkan light trigger optik, yang terdiri atas dua bagian

yaitu transmitter dan receiver.

1. Transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah yang cahayanya tidak

terlihat oleh mata telanjang. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED

biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal

tampak.

2. Receiver dibangun dari sebuah phototransistor yaitu transistor yang peka

terhadap cahaya. Spektrum infra merah yang merupakan sumber cahaya

menghasilkan energi panas yang lebih besar dari cahaya tampak.

Page 37: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

17

Gambar 2. 6. Rangkaian dasar Optocoupler (Subito dan Rizal, 2012).

Prinsip kerja dari optocoupler berdasarkan penghalang antara phototransistor dan

LED. Jika antara phototransistor dan LED ada suatu penghalang maka

phototransistor akan off sehingga keluaran dari kolektor akan berlogika high.

Sebaliknya jika antara phototransistor dan LED tidak ada penghalang maka

phototransistor tersebut akan on sehingga keluarannya akan berlogika low

(Subito, 2012).

Sensor putaran atau kecepatan dapat dibuat dengan sebuah optocoupler tipe-U dan

sebuah roda cacah. Sensor putaran atau kecepatan ini dapat digunakan untuk

membaca putaran suatu objek yang berputar seperti roda kendaraan, putaran

motor listrik dan lainnya. Sensor putaran atau kecepatan ini dibuat dengan

optocoupler tipe-U yang ditengahnya diletakan sebuah roda cacah.

Gambar 2. 7. Konstruksi sensor putaran (Purnama, 2012).

Page 38: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

18

Seperti pada Gambar 2.7, roda cacah yang diletakan ditengah optocoupler

tersebut berfungsi untuk mempengaruhi intensitas cahaya yang diberikan oleh

LED pada optocoupler ke photo transistor yang akan memberikan perubahan level

logika sesuai dengan putaran roda cacah. Kecepatan perubahan logika photo

transistor akan sebanding dengan kecepatan putaran roda cacah.

H. Pulse Width Modulation (PWM)

Pulse width modulation atau modulasi lebar pulsa, adalah teknik pengubahan

sinyal digital gelombang kotak dengan siklus kerja (duty cycle) dari gelombang

kotak tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan sistem (Birdayansyah dkk.,

2015).

Pada umumnya, PWM adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang

dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda untuk mendapatkan tegangan rata-

rata yang berbeda. Beberapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data

untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban,

regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya.

Pada metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM

itu sendiri. Misalkan PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut memiliki resolusi

28=256, maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki 256 variasi, variasinya

mulai dari 0 sampai 255 yang mewakili duty cycle 0 sampai 100% dari keluaran

PWM tersebut. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan Persamaan (2.2) dan

Gambar 2.8 sebagai berikut.

Page 39: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

19

100%on

on off

tdutycycle

t t

(2.2)

dengan : ton = waktu penyambungan

toff = waktu pemutusan

Gambar 2. 8. Duty Cycle dan sinyal PWM (Supani dan Azwardi, 2015).

Prinsip dasar operasi PWM adalah melakukan penyambungan dan pemutusan (on

dan off) tegangan catu daya motor berulang-ulang selama setengah perioda,

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9. Variasi tegangan diperoleh dari lebar pulsa

tetap atau bervariasi dalam setiap setengah perioda. Pada PWM sinusoida lebar

pulsanya bervariasi mengikuti variasi harga sesaat amplitudo sinusoida yang dapat

dibentuk dengan teknik modulasi antara gelombang sinusoida, Vr sebagai acuan

(gelombang pemodulasi) dan gelombang segitiga, Vc (gelombang pembawa)

sebagai pewaktu.

Page 40: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

20

Gambar 2. 9. PWM sinusoida 1 fasa (Muchlas dan Supri, 2006).

I. Termokopel

Termokopel merupakan sensor temperatur yang mengubah perbedaan temperatur

menjadi perubahan tegangan, hal ini disebabkan oleh perbedaan kerapatan yang

dimiliki oleh masing-masing logam yang bergantung pada massa jenis logam. Jika

dua buah logam disatukan kedua ujungnya kemudian dipanaskan maka elektron

yang mempunyai kerapatan yang tinggi akan bergerak ke arah logam yang

mempunyai kerapatan yang lebih rendah. Dengan demikian terjadilah perbedaan

tegangan antara kedua ujung termokopel.

Page 41: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

21

Kawat Termokopel

Measuring JunctionExtention Wire

Alat Pengukur

Gambar 2. 10. Sistem pengukuran temperatur dengan termokopel (dimodifikasi

dari Yuliantini, 2012)

Prinsip kerja dari termokopel yaitu menggunakan efek termoelektrik. Efek

termoelektrik terjadi apabila sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan

panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan tegangan

listrik diantara dua junction ini dinamakan dengan efek Seebeck. Efek Seebeck

menyatakan bahwa arus yang sangat kecil akan mengalir melalui sebuah

rangkaian konduktor yang memiliki perbedaan temperatur. Output tegangan akan

muncul akibat adanya perbedaan temperatur antara ujung - ujung dua material

yang berbeda (Firdaus dan Abduh, 2016).

Berdasarkan jenisnya, termokopel dibagi dalam beberapa macam, diantaranya

yaitu sebagai berikut.

1. Tipe B (Campuran Pelatinum dan Rhodium) dapat mengukur sampai

temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 0 °C sampai 1820 °C.

2. Tipe E (Campuran Nickel Chromium dan Constantan), merupakan sensor

dengan temperatur yang diukur antara -270 °C sampai 1000 °C.

3. Tipe J (Campuran Iron dan Copper Nickel), merupakan sensor dengan

temperatur yang diukur antara 0 °C sampai 750 °C.

Page 42: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

22

4. Tipe K (Campuran Nickel Cromium dan Nickel Aluminium), merupakan

sensor dengan temperatur yang diukur antara -200 °C sampai 1250 °C.

5. Tipe N (Campuran Nickel Chromium Silikon dan Nickel Silikon

Magnesium), merupakan sensor dengan temperatur yang diukur antara, -270

°C sampai 1300 °C.

6. Tipe R (Campuran Pelatinum Rhodium dan Pelatinum), merupakan sensor

dengan temperatur yang diukur antara 0 °C sampai 1450 °C.

7. Tipe S (Campuran Pelatinum Rhodium dan Pelatinum), merupakan sensor

dengan temperatur yang diukur antara 0 °C sampai 1450 °C.

8. Tipe T (Campuran Copper dan Copper Nickel), merupakan sensor dengan

temperatur yang diukur antara -200 °C sampai 350 °C (datasheet).

Dari beberapa jenis termokopel yang ada, penulis akan menggunakan termokopel

tipe-K. Termokopel tipe-K umumnya digunakan untuk penelitian dengan

sensitivitas yang relatif besar dibandingkan dengan sensor termokopel lainnya

yaitu sebesar 41 μV/°C. Jenis termokopel ini memiliki ketidaklinearan pada

temperatur kisaran 150 oC (Yuliantini, 2012).

Berdasarkan sensitivitas yang dimiliki, rumus konversi pada termokopel tipe-K

yaitu seperti pada Persamaan (2.3).

(41 / ) 5( )out R AMBV V C T T (2.3)

dengan: Vout = Vout Termokopel (μV)

TR = Temperatur referensi junction (oC)

TAMB = Temperatur lingkungan (oC)

Page 43: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

23

J. Elemen Pemanas (Heater)

Elemen pemanas adalah elemen yang dibuat secara khusus untuk mengubah daya

listrik menjadi panas. Dengan demikian, elemen pemanas paling cocok digunakan

sebagai pembangkit panas. Sebenarnya, elemen panas terbuat dari kawat nikelin

yang banyak dijual di pasaran. Namun, demi keselamatan kerja, kawat nikelin

yang tidak terbungkus isolasi dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai sumber

panas.

Kawat nikelin yang terbungkus isolasi seperti elemen pemanas magic jar dapat

digunakan. Disamping itu, elemen setrika yang dirangkai dengan kawat ram dapat

pula digunakan. Fungsi kawat ram tersebut adalah untuk menghantarkan panas

agar panas dalam ruangan mesin tetas tersebar merata. Sambungan-sambungan

kawat yang terbuka dapat ditutup dengan isolator tahan panas yang terbuat dari

asbes, yang banyak dijual di toko-toko listrik (Jutawan, 2005).

Elemen pemanas atau heater berfungsi sebagai sumber panas untuk mendapatkan

temperatur lebih tinggi. Sumber panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas

listrik ini berasal dari kawat ataupun pita dengan resistansi listrik tinggi

(resistance wire). Bahan kawat yang digunakan adalah kawat niklin yang

digulung menyerupai bentuk spiral dan dimasukkan dalam pipa sebagai

pelindung, kemudian dialiri arus listrik pada kedua ujungnya dan dilapisi oleh

isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga aman jika

digunakan. Bentuk dan tipe dari electrical heating element ini bermacam macam

disesuaikan dengan fungsi, tempat pemasangan dan media yang akan di panaskan.

Adapun jenis dan bentuk dari elemen pemanas adalah sebagai berikut:

Page 44: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

24

1. Elemen pemanas listrik bentuk dasar

Pada elemen pemanas ini, resistance wire hanya dilapisi oleh isolator listrik.

Macam-macam elemen pemanas bentuk ini adalah ceramik heater, infrared

heater, silica dan quartz heater, bank channel heater, black body ceramik heater.

Beberapa contoh elemen pemanas bentuk dasar seperti pada Gambar 2.11.

(a) (b) (c)

Gambar 2. 11. (a) Coil heater; (b) Infrared heater; (c) Silica dan ceramik heater

(Ariffudin dan Wulandari, 2014).

2. Elemen pemanas listrik bentuk lanjut

Elemen pemanas ini berasal dari elemen pemanas bentuk dasar yang dilapisi oleh

pipa atau lembaran pelat logam untuk maksud sebagai penyesuaian terhadap

penggunaan dari elemen pemanas tersebut. Bahan logam yang biasa digunakan

adalah mild stell, stainless stell, tembaga dan kuningan. Heater yang termasuk

dalam jenis ini adalah: tubular heater, catridge heater, band nozzle & stripe

heater. Gambar elemen pemanas listrik bentuk lanjut dapat dilihat pada Gambar

2.12.

(a) (b) (c)

Gambar 2. 12. (a) Tubular heater; (b) Catridge heater; (c) Band, nozzle, dan

stripe heater (Ariffudin dan Wulandari, 2014).

Page 45: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

25

K. Seven segment

Seven segment adalah segment yang terdiri dari tujuh LED yang tersusun

membentuk angka 8. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.13. Tujuh LED disusun

dalam mode persegi panjang dan diberi label A sampai G. Setiap LED disebut

segment karena membentuk bagian dari digit yang ditampilkan. LED tambahan

digunakan untuk indikasi titik desimal (DP). Dengan bias maju, beda LED dapat

menampilkan digit dari 0 sampai 9. Sebagai contoh untuk menampilkan angka

nol, LED A, B, C, D, E dan F adalah bias maju. Untuk menyalakan angka 5, LED

A, F, G, C dan D menjadi bias maju. Jadi dalam tampilan seven segment

tergantung pada digit yang akan ditampilkan (Bakhsi dan Godse, 2009).

Gambar 2. 13. Seven segment (Anggreni dkk., 2014).

Penampil seven segment berfungsi untuk memdekodekan data dari bahasa mesin

ke dalam bentuk tampilan data desimal. Penampil seven segment pada dasarnya

adalah konfigarasi LED yang disusun sedemikian rupa sehingga nyala dari LED

tersebut dapat membentuk karakter angka desimal. Struktur tampilan dari

penampil tujuh segmen tersebut dilabelkan dari A-G yang dapat menampilkan 10

karakter bilangan desimal pertama dari 0 sampai 9. Konstruksi dari penampil

tujuh segmen ditunjukan pada Gambar 2.14 berikut.

Page 46: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

26

(a)

(b)

Gambar 2. 14. Konstruksi internal seven segment (a) common anoda (b) common

katoda (Bakhsi dan Godse, 2009).

Seven segment terdiri dari 2 tipe, yaitu common anoda dan common katoda. Tipe

common anoda LED dihubungkan bersamaan dengan titik yang sama

dihubungkan ke tegangan positif. Resistor pembatas arus harus dihubungkan

antara masing-masing LED dan ground (Gambar 2.14 a), sedangkan tipe

common katoda, LED dihubungkan bersama-sama pada titik ground. Sebuah

resistor pembatas arus dihubungkan antara masing-masing LED dan sumber

tegangan seperti pada Gambar 2.14 (b) (Bakhsi dan Godse, 2009).

Untuk menggunakan penampil 7 segmen katoda (common cathoda), maka pin A–

G penampil 7 segment harus diberikan input berupa tegangan DC positif

Page 47: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

27

kemudian terminal common pada penampil 7 segmen dihubungkan ke ground.

Untuk mengoperasikan penampil 7 segmen anoda (common anoda) maka terminal

input A-G pada penampil 7 segmen harus dihubungkan ke ground. Kemudian

terminal common dihubungkan ke sumber tegangan DC positif. Resistor pembatas

arus untuk LED pada penampil 7 segmen sebaiknya dipasang seri pada setiap pin

atau jalur input A–G pada penampil 7 segmen tersebut. Pemasangan resistor

seperti ini bertujuan untuk mendapatkan arus bias LED yang stabil pada setiap

perubahan karakter tampilan pada penampil 7 segmen (Alfith, 2015).

L. Arduino

Arduino merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang ditujukan untuk

memudahkan siapa saja agar dapat membuat proyek-proyek elektronika dengan

mudah dan cepat. Dalam hal ini, papan Arduino merupakan perangkat keras dan

Arduino IDE (Integrated Development Environment) merupakan perangkat lunak

yang digunakan untuk melakukan pemrograman terhadap perangkat keras (Kadir,

2017). Arduino adalah sebuah nama dari sistem minimum dengan mikrokontroler

di dalamnya, yang dilengkapi juga dengan software pemrograman untuk

mikrokontroler tersebut. Arduino memiliki rangkaian ADC (Analog to Digital

Converter) di dalamnya, yaitu rangkaian yang dapat mengubah sinyal analog

menjadi data digital. Data digital tersebut kemudian dapat dibaca dan diolah serta

bisa dikirimkan ke komputer melalui komunikasi serial (Artanto, 2017).

Arduino adalah platform pembuatan prototipe elektronik yang bersifat open-

source hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak

yang fleksibel dan mudah digunakan (Hermawansyah, 2016). Berdasarkan fungsi

Page 48: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

28

dan ukurannya, Arduino terdiri dari beberapa macam, yaitu Arduino Nano,

Arduino Uno dan Arduino Mega. Arduino Nano memiliki ukuran yang relatif

kecil dan memiliki 14 pin input/output. Arduino Mega memiliki ukuran yang

lebih besar dari Arduino Uno dan memiliki 14 pin digital input/output dan 6 pin

analog. Sedangkan Arduino Mega memiliki 54 pin input/output.

Arduino dikategorikan menjadi 2 macam yaitu hardware dan software.

1. Hardware

Papan Arduino terdiri dari banyak komponen. Beberapa blok komponen utama

beserta fungsinya yaitu sebagai berikut.

a. Mikrokontroler merupakan bagian utama dari arduino yang berfungsi sebagai

komputer mini dan dapat menerima serta mengirim informasi atau perintah ke

perangkat periferal yang terhubung dengannya. Mikrokontroler yang

digunakan berbeda sesuai dengan berbagai tipe arduino.

b. Catu Daya Eksternal digunakan untuk memberi daya pada board Arduino

dengan tegangan yang diatur mulai dari 9 - 12 volt.

c. USB Plug digunakan untuk mengunggah suatu program ke mikrokontroler

menggunakan kabel USB.

d. Programmer internal merupakan kode perangkat lunak yang dapat diunggah

ke mikrokontroler melalui port USB.

e. Tombol Reset yang berada pada board arduino dan dapat digunakan untuk

mengatur ulang mikrokontroler Arduino.

Page 49: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

29

f. Pin Analog terdiri dari beberapa pin mulai dari A0 - A7. Pin ini digunakan

untuk input/output analog. Jumlah pin analog pun bervariasi sesuai dengan

berbagai tipe arduino.

g. Pin I/O Digital terdiri dari beberapa pin mulai dari 2 hingga 16. Pin ini

digunakan untuk input/output digital. Jumlah pin digital pun bervariasi sesuai

dengan berbagai tipe arduino.

h. Pin Power dan GND merupakan pin menyediakan tegangan 3,3 volt, 5 volt dan

ground.

2. Software

Kode program yang ditulis untuk Arduino dikenal sebagai sketch. Perangkat

lunak yang digunakan untuk mengembangkan sketch tersebut untuk Arduino

umumnya dikenal sebagai Arduino IDE. IDE ini berisi bagian-bagian di dalamnya

yaitu sebagai berikut.

a. Text editor merupakan tempat untuk kode sederhana dapat ditulis

menggunakan versi bahasa pemrograman C ++ yang disederhanakan.

b. Message area merupakan area untuk menampilkan kesalahan dan juga

memberikan umpan balik tentang menyimpan dan mengirim kode.

c. Text menampilkan output teks dari lingkungan Arduino termasuk pesan

kesalahan lengkap dan informasi lainnya.

d. Console toolbar ini berisi berbagai tombol seperti compile, upload, new, open,

save, dan serial monitor. Pada bagian sudut kanan bawah jendela menampilkan

board dan port serial yang digunakan (Louis, 2016).

Page 50: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

30

Gambar 2. 15. Arduino Mega 2560 (Pradipta dkk., 2016).

Arduino Mega adalah salah satu jenis single board mikrokontroler keluaran

Arduino. Gambar 2.15 menunjukkan Arduino Mega 2560 menggunakan

mikrokontroler ATMega 2560. ATmega2560 merupakan mikrokontroler 8 bit

dengan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) produksi Atmel.

ATmega2560 juga memiliki beberapa periferal seperti ADC (Analog to Digital

Converter) 10 bit, komunikasi USART (Universal Synchronous Asynchronous

Receiver Transmitter), komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface), dan berbagai

periferal lainnya. ATmega2560 memiliki 256 KB memori flash untuk menyimpan

kode, 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM. Masing-masing dari 54 pin digital pada

Mega dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode

(), digitalWrite (), dan digitalRead () (Pradipta dkk., 2016).

Gambar 2. 16. Mikrokontroller ATMega 2560 (Weber, 2009).

Page 51: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

31

Arduino Mega memiliki pin yang berbeda dengan Arduino Uno. Model Arduino

Mega 2560 berdasarkan mikrokontroller ATmega 2560 yang sangat powerfull,

memilki frekuensi clock 16 MHz. Salah satu keunggulan terbesar model Mega

2560 adalah ukuran flash memory yang mencapai 256 KB, delapan kali lebih

besar dari ruang memori Arduino Uno, sehingga model Arduino Mega 2560

menjadi platform target proyek perangkat lunak yang kompleks. Model Mega

2560 ini memiliki tidak kurang dari 54 pin digital input/output, 15 pin output

analog yang digunakan untuk PWM dan 16 pin input analog.

Karakteristik lainnya model Mega 2560 memiliki empat port komunikasi serial,

sebuah port komunikasi SPI, dan total enam interupsi hardware. Mirip dengan

model Uno, model Mega mengimplementasikan LED terintegrasi dan tombol

reset eksternal. Model Mega diberikan daya melalui konektor USB atau melalui

konektor eksternal yang mendukung jangkauan tegangan yang sama dengan

model Uno yaitu rekomendasi 7-12V atau 6-20V juga masih diterima (Soleh dan

Susilo, 2016).

Page 52: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang

dimulai pada bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Januari 2019.

B. Alat dan Bahan

Dalam melaksanakan penelitian ini alat yang digunakan antara lain:

1. Komputer (PC), digunakan sebagai media perancangan alat dan pembuatan

program arduino serta sebagai media untuk pembuatan laporan penelitian.

2. Solder Dekko, digunakan untuk melakukan penyolderan guna untuk

menyambungkan berbagai komponen yang dibutuhkan.

3. Timah, digunakan sebagai bahan dari penyolderan.

4. PCB board, digunakan sebagai tempat penyambungan berbagai komponen

yang digunakan.

5. Multimeter digital DT-830B, digunakan sebagai media pengukuran arus,

tegangan, dan hambatan.

Page 53: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

33

6. Bor duduk tischbohrmaschlne, digunakan untuk melubangi papan PC.

7. Kabel, digunakan sebagai penghubung arus listrik.

8. Strip header, digunakan untuk menyambungkan arduino dengan PCB.

9. Pelat Stainless 304, digunakan sebagai pelat pemanas dengan temperatur

mencapai 300 oC.

10. Keramik ukuran 20 cm x 20 cm, digunakan sebagai box hotplate stirrer.

11. Infrared tachometer DT-2234BL, digunakan untuk mengkalibrasi kecepatan

putar.

12. Termokopel tipe-K TM-902C, digunakan untuk mengkalibrasi temperatur.

Selain alat-alat diatas, penulis juga menggunakan komponen-komponen utama

yaitu :

1. Catu daya dengan keluaran 9 volt, digunakan sebagai sumber tegangan DC

untuk arduino dan driver motor.

2. Arduino mega, digunakan sebagai pengendali motor DC, heater (pemanas)

dan seven segment.

3. Satu buah magnet batang alnico, digunakan sebagai media pemutar.

4. Satu buah magnet stirrer, digunakan sebagai pengaduk.

5. Motor DC 19 volt, digunakan sebagai penggerak pengaduk.

6. Driver motor DC dengan transistor NPN TIP 3055 serta dilengkapi dengan

dioda dan resistor 10 Ohm, digunakan sebagai media perantara arduino

dengan motor DC.

7. Optocoupler LM393, digunakan sebagai sensor kecepatan motor DC.

8. Modul MAX6675 termokopel tipe-K, digunakan sebagai sensor pengukuran

temperatur.

Page 54: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

34

9. Driver heater (modul relay), digunakan sebagai media perantara arduino

dengan heater.

10. Heater tubular 300 oC, elemen yang digunakan untuk memanaskan pelat

stainless pada hotplate stirrer.

11. Tiga buah module seven segment TM1637 4 digit ukuran 5,12 cm x 1,9 cm,

digunakan sebagai elemen penampil data pengukuran temperatur, kecepatan

rpm, dan timer.

12. Keypad 4x4, digunakan untuk media peng-input-an data.

13. Saklar, digunakan untuk menyambung dan memutuskan tegangan 220 volt.

Software yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Arduino IDE 1.6.8., digunakan untuk membuat program pada arduino.

2. Visio, digunakan untuk membuat diagram alir dan flowchart.

3. Proteus, digunakan untuk membuat rangkaian alat.

4. Kaleidegraph, digunakan untuk membuat grafik hasil penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Studi literatur,

2. Perancangan perangkat lunak (software) untuk Arduino,

3. Perancangan perangkat keras (hardware),

4. Pengujian perangkat lunak (software)

5. Pengujian perangkat keras (hardware)

6. Kalibrasi alat pengaduk

7. Kalibrasi alat pemanas

Page 55: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

35

8. Pengambilan dan analisis data

9. Pembuatan laporan

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Perancangan

Perangkat Keras

Perancangan

Perangkat Lunak

Mulai

Selesai

Pengujian

Perangkat

Keras

Pengujian

Perangkat

Lunak

Kalibrasi Alat

Pengambilan dan

Analisis Data

Pembuatan Laporan

Tidak Tidak

BerhasilBerhasil

Pengaduk Pemanas

Berhasil Berhasil

Tidak Tidak

Studi Literatur

Gambar 3. 1. Diagram alir penelitian

Berdasarkan tahapan-tahapan pada Gambar 3.1, penelitian ini dilakukan dengan

tahap pertama yaitu studi literatur. Tahap ini merupakan proses pengumpulan

referensi sebagai pedoman pelaksanaan perancangan alat. Studi literatur ini

bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan karakteristik dan prinsip

Page 56: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

36

kerja dari komponen-komponen yang digunakan. Referensi yang dikumpulkan

antara lain mikrokontroler Arduino, prinsip kerja motor DC, magnet, pengaturan

kecepatan motor DC, pembangkitan PWM dengan mikrokontroler, prinsip kerja

sensor optocoupler, prinsip kerja termokopel, pengaturan temperatur, dan

penampil data seven segment. Apabila semua referensi telah diperoleh, maka

tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan perangkat keras.

Tahap perancangan perangkat keras merupakan proses penyusunan komponen-

komponen elektronika yang digunakan sebagai alat dengan fungsi sesuai yang

diharapkan. Setelah semua komponen tersusun, maka langkah selanjutnya adalah

pengujian perangkat keras. Jika pengujian berhasil, maka langsung ke tahap

perancangan perangkat lunak. Apabila belum berhasil, maka mengulang kembali

ke tahap perancangan perangkat keras.

Tahap perancangan perangkat lunak merupakan proses yang digunakan untuk

mengkomunikasikan antara perangkat lunak dengan perangkat keras. Setelah

tahap ini selesai, maka tahap selanjutnya yaitu pengujian perangkat lunak. Apabila

program berjalan dengan lancar dan semua perintah sesuai, maka langsung ke

tahap kalibrasi alat, namun apabila belum berhasil, maka tahap perancangan

perangkat keras diulang kembali.

Tahap kalibrasi alat merupakan proses penyesuaian data menggunakan alat-alat

yang memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Alat kalibrasi untuk kecepatan

putar yaitu menggunakan tachometer digital sedangkan untuk temperatur

menggunakan termokopel tipe-K TM-902C.

Page 57: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

37

Setelah semua data sesuai, tahap selanjutnya yaitu pengambilan dan analisis data.

Pada tahap ini, proses pengambilan data dilakukan dengan beberapa bagian, yaitu

data kecepatan putar dan temperatur. Pengambilan data kecepatan putar dibagi

beberapa bagian, yaitu dari 100 rpm hingga 1200 rpm dengan rentang 100 rpm.

Pengambilan data temperatur, dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu dari 50 oC

hingga 300 oC dengan rentang 50

oC. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya

menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan teori. Setelah data

diolah, maka tahap selanjutnya yaitu pembuatan laporan dan penelitian selesai.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini merupakan perancangan alat yang dibagi

menjadi 2 macam, yaitu perancanagn hardware dan perancangan software.

1. Perancangan perangkat keras (hardware)

Pada penelitian ini, perangkat keras disusun dalam sebuah diagram blok seperti

pada Gambar 3.2 berikut.

ARDUINO MEGA

Catu Daya 9

Volt

Heater

Modul MAX6675

Termokopel Tipe-K

Seven Segment 4

Digit Kecepatan

Putar

Motor DC

Modul LM393

Optocoupler

Seven Segment 4

Digit Timer

Keypad 4x4

Seven Segment 4 Digit

Temperatur

Driver

Heater

Driver

Motor

220 V AC

Gambar 3. 2. Diagram blok hardware

Page 58: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

38

Berdasarkan diagram blok tersebut, penulis menggunakan tegangan AC 220 volt

sebagai power supply catu daya 9 volt dan heater. Catu daya 9 volt digunakan

sebagai power supply pada arduino dan motor DC. Selain itu, penulis juga

menggunakan sebuah keypad 4x4 dengan fungsinya yaitu mengatur kecepatan

putar, mengatur timer, dan mengatur temperatur. Kecepatan putar dapat dideteksi

dengan sensor optocoupler LM393 dengan mendeteksi lubang di rotary encoder

yang berada di motor DC dan selanjutnya data akan ditampilkan menggunakan

seven segment 4 digit. Motor DC dikendalikan oleh PWM arduino melalui driver

motor.

Sementara itu, temperatur dapat dideteksi dengan termokopel tipe-K yang

dikendalikan oleh modul MAX6675 dengan kemampuan rentang pengukuran dari

-200 oC sampai 1200

oC. Media pemanas pelat yang digunakan yaitu heater dan

dikendalikan oleh driver heater yang berupa relay. Berdasarkan penggunaannya,

temperatur yang akan digunakan pada alat ini yaitu mencapai 300 oC. Temperatur

akan ditampilkan dengan seven segment 4 digit. Selain itu, untuk menampilkan

timer otomatis, digunakan seven segment 4 digit yang biasa digunakan sebagai

penunjuk waktu.

Berdasarkan diagram alir tersebut, rangkaian-rangkaian yang dibutuhkan pada

pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut.

a. Rangkaian Catu Daya (Penyearah)

Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC

seperti pada Gambar 3.3.

Page 59: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

39

Gambar 3. 3. Rangkaian penyearah dan catu daya

Pada rangkaian ini, masukan tegangan AC sebesar 220 V akan diubah menjadi

tegangan DC yang lebih kecil yaitu 9 V. Langkah- langkah dalam mengubah

tegangan pada rangkaian ini yaitu, pertama tegangan AC PLN yang pada

umumnya sebesar 220 V masuk ke trafo penurun tegangan, sehingga tegangan

keluaran dari trafo ini menjadi lebih kecil. Tegangan keluaran dari trafo ini masih

tegangan AC sehingga diperlukan rangkaian penyearah berupa jembatan

wheatstone. Rangkaian ini terdiri dari 4 buah dioda. Fungsi dari dioda sendiri

yaitu menyearahkan tegangan, sehingga tegangan keluaran dari dioda pada

rangkaian ini yaitu tegangan DC.

b. Rangkaian kontrol temperatur

Rangkaian kontrol temperatur dapat dilihat pada Gambar 3.4. Sumber panas yang

digunakan yaitu heater jenis tubular dengan temperatur mencapai 300 oC. Untuk

mengatur temperatur tetap konstan sesuai dengan input temperatur yang

dibutuhkan, heater dihubungkan ke tegangan AC 220 volt yang dikendalikan oleh

arduino melalui driver heater (relay) dengan metode saklar on-off. Prinsip kerja

dari relay yaitu menggunakan konsep elektromagnetik untuk menggerakkan

Page 60: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

40

kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat

menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi (Saleh dan Haryanti, 2017).

Gambar 3. 4. Rangkaian kontrol temperatur

Apabila temperatur belum mencapai batas nilai setpoint, maka relay akan

menyambungkan tegangan AC 220 volt, apabila temperatur sudah diatas setpoint

namun belum mencapai nilai temperatur yang diinput, maka relay akan

menyambungkan dan memutuskan tegangan AC 220 volt secara berkala dengan

jeda waktu yang sudah ditentukan di dalam program arduino. Apabila temperatur

sudah mencapai dan melebihi batas nilai yang dimasukkan, maka relay akan

memutuskan tegangan AC 220 volt. Pendeteksian temperatur pada rangkaian ini

menggunakan termokopel tipe-K. Keluaran dari termokopel tipe-K berupa

tegangan yang akan dideteksi oleh arduino. Sebagai interaksi antara termokopel

dengan arduino, digunakan sebuah modul MAX6675. Modul ini akan mengubah

besaran tegangan analog ke satuan derajat celcius. Untuk menampilkan hasil

pengukuran, digunakan sebuah seven segment 4 digit.

Page 61: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

41

c. Rangkaian kontrol kecepatan pengaduk

Rangkaian ini merupakan rangkaian kontrol kecepatan pengaduk dengan input

melalui keypad 4x4 seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 5. Rangkaian kontrol kecepatan

Rangkaian ini dilengkapi dengan sensor optocoupler LM393 yang digunakan

untuk menghitung kecepatan putar dengan cara mendeteksi lubang yang terdapat

pada rotary encoder di motor DC. Lubang yang terdeteksi akan dihitung

menggunakan rumus yang berada di dalam program arduino. Hasil perhitungan

kecepatan putar akan ditampilkan pada modul seven segment 4 digit TM1637.

Selain itu terdapat motor DC yang menjadi komponen utama yang digunakan

sebagai pemutar pengaduk lengkap dengan komponen-komponen pendukungnya

seperti magnet batang dan magnet stirrer.

Page 62: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

42

d. Rangkaian kontrol waktu (timer)

Rangkaian ini merupakan rangkaian kontrol waktu (timer) yang dilengkapi oleh

beberapa komponen seperti, keypad 4x4, modul seven segment 4 digit TM1637

dan buzzer seperti pada Gambar 3.6.

Gambar 3. 6. Rangkaian kontrol waktu (timer)

Keypad 4x4 digunakan sebagai input timer dengan memasukkan nilai berupa

satuan menit. Seven segment akan menampilkan timer berupa satuan jam dan

menit, sehingga timer yang dimasukkan maksimal selama 60 jam dan minimal 1

menit. Waktu yang digunakan diambil dari arduino dengan sintaks program

berupa millis(). Sintaks ini digunakan untuk menampilkan nilai dalam milli detik

sejak arduino mulai diberi tegangan. Selain itu terdapat buzzer yang digunakan

sebagai alarm yang bekerja dengan cara berbunyi secara blink apabila waktu

pengadukan telah selesai.

Page 63: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

43

e. Rangkaian keseluruhan

Rangkaian ini merupakan rangkaian keseluruhan alat hotplate stirrer seperti pada

Gambar 3.7.

Gambar 3. 7. Rangkaian keseluruhan

Page 64: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

44

Rangkaian ini terdiri dari rangkaian kontrol temperatur, rangkaian kontrol

kecepatan putar dan rangkaian kontrol waktu (timer). Sistem kerja dari rangkaian

ini yaitu dengan cara memasukkan nilai timer, nilai temperatur, dan nilai

kecepatan putar terlebih dahulu dengan menekan keypad A untuk timer, B untuk

temperatur, dan C untuk kecepatan putar. Setelah selesai menginput nilai

selanjutnya menekan keypad D yang merupakan tombol start. Setelah itu

termokopel akan mendeteksi temperatur secara realtime. Relay akan terus

menghubungkan tegangan AC 220 volt ke heater sampai temperatur mencapai

batas nilai setpoint. Setelah temperatur sudah mencapai nilai setpoint namun

belum mencapai nilai yang diinput, maka relay akan menghubungkan dan

memutuskan tegangan AC ke heater secara berkala dengan jeda waktu yang telah

ditentukan di dalam program.

Apabila temperatur sudah mencapai batas nilai yang diinginkan, maka

pengadukan dimulai dengan mengaktifkan pin PWM arduino menuju driver

motor DC serta memulai waktu pengadukan (timer) dengan hitungan mundur.

PWM akan bekerja sesuai dengan nilai yang dimasukkan berupa rotasi per menit

(rpm). Konversi dari tegangan PWM ke kecepatan putar terdapat pada rumus

program arduino. Maksimum kecepatan putar dalam alat ini yaitu sebesar 1200

rpm.

Setelah waktu pengadukan (timer) telah habis (menunjukkan angka 00:00), maka

alarm yang berasal dari buzzer akan berbunyi yang menandakan bahwa proses

pengadukan telah selesai dan secara otomatis proses pemanasan dan pengadukan

terhenti dengan cara memutuskan tegangan AC 220 volt yang menuju heater dan

memutuskan tegangan PWM ke motor DC.

Page 65: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

45

f. Desain Box Alat

Finishing dari perancangan dan pembuatan alat hotplate stirrer ini yaitu membuat

box alat. Desain dari box alat dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut. Body alat

didesain menggunakan bahan keramik. Bahan keramik yang digunakan cukup

sederhana yaitu keramik lantai yang mudah dijumpai di toko bangunan dengan

dimensi 20 x 20 cm. Bahan keramik ini dipilih karena mampu bertahan dengan

temperatur tinggi. Namun, kelemahan dari keramik ini adalah sulitnya utuk

membuat lubang pada keramik, karena bahan keramik yang rentan pecah,

sehingga harus hati-hati dalam proses melubanginya.

Time

Temperature

Speed

Gelas Kimia

Plate Stainless Steel

Bahan Keramik

Tombol Power

Bahan Akrilik

Magnetic Stir Bar

Seven Segment4 digit

Keypad 4x4

Gambar 3. 8. Desain box alat

Selain itu, untuk pelat yang akan dipanaskan penulis menggunakan 2 buah pelat

berbahan stainless. Pelat ini dipilih karena tahan terhadap korosi pada temperatur

tinggi dan tidak menghalangi efek medan magnet pada proses pengadukan. Pada

proses pemosisian heater pada pelat, penulis meletakkan heater berhimpitan

dengan dua pelat agar heater tidak berkontak langsung dengan komponen-

komponen di dalam box.

Page 66: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

46

Karena bahan keramik cukup sulit untuk dibuat lubang, maka bagian depan alat

yang terdiri dari keypad, 3 buah seven segment dan saklar on-off didesain

menggunakan bahan akrilik. Bahan akrilik dipilih karena mudah untuk dilubangi

serta pada bagian ini tidak berkontak langsung dengan panas pelat, sehingga aman

untuk digunakan.

Metode pengadukan larutan yang digunakan yaitu menggunakan efek medan

magnet. Magnet yang digunakan pada alat ini yaitu magnet batang alnico dan

magnet stirrer. Magnet batang ini dipilih karena sifatnya yang mampu

mempertahankan efek medan magnet pada temperatur tinggi. Magnet batang

diletakkan pada poros motor DC, sedangkan magnet stirrer diletakkan di dalam

gelas kimia yang berisi larutan, sehingga apabila motor DC berputar, maka

magnet batang dengan kutub U dan S akan berputar dan magnet stirrer yang juga

memiliki kutub U dan S akan mengikuti perputaran magnet batang tersebut.

2. Perancangan perangkat lunak (software)

Perancangan perangkat lunak merupakan tahapan yang digunakan sebagai media

komunikasi antara software dengan hardware. Media komunikasi tersebut berupa

suatu program arduino untuk mengendalikan kecepatan putar motor DC dan

temperatur. Pada penelitian ini, perancangan software dilakukan dengan membuat

program untuk Arduino. Langkah-langkah dalam pembuatan program yaitu

seperti diagram alir pada Gambar 3.9.

Berdasarkan diagram alir tersebut, perancangan software yang dimaksud yaitu

pembuatan program arduino. Dalam pembuatan program tersebut, hal yang

pertama dilakukan yaitu menampilkan keadaan awal dari masing-masing

Page 67: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

47

parameter, seperti timer, temperatur, dan kecepatan putar. Keadaan awal dari

masing-masing parameter adalah 0, sehingga 3 seven segment masing-masing

akan menampilkan nilai 0.

- Input nilai timer

- Input nilai temperatur

- Input nilai kecepatan putar

Pengukuran

Temperatur

realtime

Heater on

- Motor DC on sesuai nilai input PWM

- Timer on

- Display Timer

- Display Temperatur (realtime)

- Display RPM (realtime)

- Display Timer = 0

- Display Temperatur = 0

- Display RPM = 0

Temperatur < SetpointTemperatur >= Nilai Input

Display Timer = 0

- Buzzer on

- Motor DC off

- Heater off

Ya

Mulai

Selesai

Tidak

Heater off

Temperatur = nilai input

Pengukuran

Kecepatan Putar

Heater on-off

Setpoint <= Temperatur < Nilai Input

Gambar 3. 9. Diagram alir perancangan software

Page 68: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

48

Selanjutnya yaitu memasukkan nilai dari ketiga parameter tersebut menggunakan

keypad. Nilai timer diinput terlebih dahulu lalu menekan tombol A. Tombol A

berfungsi untuk menyimpan nilai yang diinput sebelumnya lalu meresetnya

kembali serta menampilkan nilai timer pada seven segment 1. Nilai ini akan

disimpan sebagai timer atau lamanya waktu pengadukan. Nilai timer yang diinput

memiliki syarat yaitu jika nilai yang diinput melebihi 5959, maka seven segment

akan menampilkan 5959 yang artinya lamanya pengadukan tidak lebih dari 60

jam. Tampilan seven segment timer 4 digit berupa satuan jam pada 2 digit pertama

dan satuan menit pada 2 digit terakhir, sehingga jika nilai yang ditampilkan 5959

artinya 59 jam 59 menit.

Selanjutnya yaitu menginput nilai temperatur dalam satuan celcius dengan cara

yang sama seperti menginput nilai timer. Namun, nilai temperatur disimpan di

tombol B. Tombol B berfungsi untuk menyimpan nilai input temperatur serta

menampilkannya pada seven segment 2 dengan syarat jika nilai yang diinput lebih

dari 300, maka seven segment akan menampilkan nilai 300 yang artinya nilai

temperatur tidak lebih dari 300 oC.

Selanjutnya yaitu menginput nilai kecepatan putar. Nilai kecepatan putar akan

disimpan dalam tombol C. Tombol C berfungsi untuk menyimpan nilai kecepatan

putar serta menampilkannya pada seven segment 3 dengan syarat jika nilai yang

diinput dari 0 sampai 888, maka nilai dirumuskan dalam bentuk speeds1 =

((speeds2+300)/18)*255/255 dan jika nilai yang diinput lebih dari 888 sampai

1200, maka nilai dirumuskan dalam bentuk speeds1 = ((speeds2-

550)/10)*255/150. Rumus tersebut diciptakan berdasarkan besarnya tegangan

output PWM arduino dengan hasil pengukuran kecepatan putar motor DC.

Page 69: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

49

Jika semua nilai sudah diinput dan sesuai, lalu metekan tombol D yang berfungsi

untuk mengubah kondisi dari ke-3 seven segment serta mendeteksi temperatur

pada pelat stainless. Apabila temperatur kurang dari setpoint (nilai yang

ditentukan di dalam program), maka heater akan menyala (on). Apabila

temperatur lebih dari setpoint dan kurang dari nilai input, maka heater akan on-off

dengan waktu tertentu. Apabila temperatur sudah mencapai nilai yang diinput,

maka heater akan mati (off) dan motor DC akan berputar dengan kecepatan yang

sesuai dengan rumus PWM beserta timer yang akan menampilkan hitungan

mundur sampai seven segment menampilkan nilai nol.

Selama motor DC berputar dan timer berjalan, hasil pengukuran temperatur dan

kecepatan putar akan ditampilkan secara realtime. Pengukuran kecepatan putar

menggunakan sensor optocoupler LM393 dengan sistem kerja menggunakan

metode pendeteksian lubang melalui sinar infrared. Banyaknya jumlah lubang

yang terdeteksi akan dikonversi menggunakan rumus countRPM =

(60000/1000)*count/8. Angka 60000 merupakan nilai dengan satuan milli detik,

count merupakan banyaknya lubang yang terdeteksi dan 8 merupakan banyaknya

lubang dalam rotary encoder. Perhitungan dilakukan setiap detik sekali sehingga

60000 berarti 60 detik. Besarnya nilai kecepatan putar dalam satuan RPM (rotasi

per menit) berasal dari banyaknya lubang yang terdeteksi selama 1 detik dibagi

banyaknya lubang dalam rotary encoder dan dikali 60 detik.

Pengukuran temperatur juga dilakukan menggunakan termokopel tipe-K dengan

modul MAX6675. Modul ini telah menyediakan hasil perhitungan temperatur

dalam satuan celcius dan fahrenheit sehingga peneliti hanya perlu

menampilkannya saja pada seven segment dengan sintaks

Page 70: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

50

thermocouple.readCelsius() dengan menginput library <max6675.h> pada

arduino IDE. Untuk menghasilkan nilai timer, penulis menggunakan sintaks

millis() yang telah disediakan oleh arduino. Sintaks millis() berfungsi untuk

menampilkan waktu dalam satuan milli detik selama arduino menyala (diberi

tegangan).

Setelah waktu pengadukan sesuai dengan timer yang diinput, maka seven segment

timer akan menampilkan angka 0 yang artinya waktu pengadukan telah selesai.

Setelah seven segment menampilkan angka 0, maka secara otomatis alarm akan

menyala dengan cara arduino akan memberi tegangan pada buzzer secara blink.

Selain itu arduino akan memutuskan tegangan ke driver motor DC dan driver

heater (relay), sehingga motor DC berhenti berputar dan heater dalam keadaan

off. Dalam keadaan ini, menandakan bahwa hotplate stirrer telah berhenti bekerja

dan pengadukan serta pemanasan larutan telah selesai.

E. Teknik Pengambilan Data

Data yang akan diambil pada penelitian ini terdiri dari 2 tabel, yaitu tabel data

kalibrasi kecepatan putar dan tabel data kalibrasi temperatur. Agar lebih jelas,

maka dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 71: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

51

Tabel 3. 1. Data kalibrasi kecepatan putar

No Input (rpm) v1 (rpm) v2 (rpm)

Error (%)

Pengukuran

Input

Alat hotplate

stirrer

Alat

kalibrasi

1 100

2 200

3 300

4 400

5 500

6 600

7 700

8 800

9 900

10 1000

11 1100

12 1200

Ket: v1= pengukuran kecepatan putar pada hotplate stirrer

v2= pengukuran kecepatan putar pada alat kalibrasi

Tabel 3. 2. Data kalibrasi temperatur

No Input (oC) T1 (

oC) T2 (

oC)

Error (%)

Pengukuran

Input

Alat hotplate

stirrer

Alat

kalibrasi

1 50

2 100

3 150

4 200

5 250

6 300

Ket: T1= pengukuran temperatur pada hotplate stirrer

T2= pengukuran temperatur pada alat kalibrasi

Data grafik terdiri dari grafik stabilitas dan pengulangan (repeatability). Grafik

stabilitas terdiri dari 2 grafik, yaitu grafik stabilitas kecepatan putar dan grafik

stabilitas temperatur. Grafik ini menampilkan perbandingan antara data yang

diinput melalui keypad dengan data yang ditampilkan pada seven segment serta

menampilkan perbandingan antara hasil pengukuran alat hotplate stirrer dan hasil

pegukuran pada alat kalibrasi. Grafik tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.10-

Gambar 3.12.

Page 72: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

52

Gambar 3. 10. Grafik stabilitas kecepatan putar terhadap waktu

Gambar 3. 11. Grafik stabilitas temperatur terhadap waktu

Gambar 3. 12. Grafik repeatability temperatur pada 100 oC, 200

oC dan 300

oC terhadap waktu

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000 3300 3600

Kec

epa

tan

Pu

tar (

rpm

)

Waktu (s)

V1

V2

0

50

100

150

200

250

300

300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400 2700 3000 3300 3600

Tem

per

atu

r oC

Waktu (s)

T1

T2

0

50

100

150

200

250

300

300 600 900 120015001800210024002700300033003600

Tem

per

atu

r oC

Waktu (s)

100

200

300

Page 73: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu

sebagai berikut:

1. Hotplate stirrer merupakan suatu alat laboratorium yang digunakan sebagai

alat pengaduk dan pemanas larutan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengontrol

temperatur dan kecepatan putar menggunakan termokopel dan PWM dengan

kemampuan bekerja pada temperatur mencapai 300 oC dan pada kecepatan

putar mencapai 1200 rpm. Box yang digunakan untuk merealisasikan alat ini

menggunakan bahan keramik dengan dimensi 20 cm x 20 cm x 20 cm serta

pelat yang digunakan yaitu bahan stainless 304 dengan dimensi 20 cm x 11 cm.

2. Pengontrolan dan pengukuran temperatur dilakukan menggunakan relay dan

termokopel tipe-K, diperoleh error masukan tertinggi terjadi pada temperatur

300 oC sebesar 8,26% dan terendah terjadi pada temperatur 100

oC sebesar

2,82%, sehingga hotplate stirrer ini memiliki toleransi masukan temperatur

sebesar ±25 oC.

3. Pengontrolan dan pengukuran kecepatan putar dilakukan menggunakan PWM

dan optocoupler, diperoleh error masukan tertinggi terjadi pada kecepatan

putar 100 rpm sebesar 26,07% dan terendah terjadi pada kecepatan putar 300

Page 74: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

82

rpm sebesar 0,01%, sehingga hotplate stirrer ini memiliki toleransi masukan

kecepatan putar sebesar ±100 rpm.

4. Kalibrasi pengukuran temperatur telah dilakukan menggunakan termokopel

tipe-K TM-902C, diperoleh error pengukuran tertinggi terjadi pada temperatur

50 oC yaitu 3,48% dan terendah pada temperatur 300

oC yaitu 1,36%, sehingga

hotplate stirrer ini memiliki toleransi pengukuran sebesar ±5 oC.

5. Kalibrasi pengukuran kecepatan putar telah dilakukan menggunakan infrared

tachometer DT-2234BL, diperoleh error pengukuran tertinggi terjadi pada

kecepatan putar 1200 rpm yaitu 2,23% dan terendah pada kecepatan putar 200

rpm yaitu 0,13%, sehingga hotplate stirrer ini memiliki toleransi pengukuran

sebesar ±5 rpm.

6. Hotplate stirrer memiliki ketelitian pengukuran temperatur sebesar 4 mV/oC

dan ketelitian pengukuran kecepatan putar sebesar 2 rpm.

B. Saran

Adapun saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya yaitu.

1. Dapat melakukan pengembangan pada hotplate stirrer dengan mengontrol

temperatur menggunakan pengaturan daya pada heater secara digital agar error

yang diperoleh lebih kecil.

2. Dapat memilih sensor kecepatan dengan kemampuan pengukuran lebih dari

1200 rpm dan ketelitian yang lebih tinggi dari 2 rpm.

3. Dapat memilih sensor temperatur dengan ketelitian yang lebih tinggi dari 4

mV/oC.

Page 75: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2013. Motor Induksi Tiga Fasa. http://bungaelin19.blogspot.co.id/

2013/02/motor-induksi-3-fasa.html. diakses pada tanggal 15 February

2018.

Alfith. 2015. Perancangan Traffic Light berbasis Microcontroller ATMega 16.

Jurnal Momentum. 17(1): 1-7.

Anggreni, N. L. P., I. W. Supardi dan N. Wendri. 2014. Bel Cerdas Cermat

menggunakan Remote Control Wireless berbasis Mikrokontroler

AT89S52. Buletin Fisika. 15(2): 1-5.

Ariffudin, S. D. dan D. Wuladari. 2014. Perancangan Sistem Pemanas Pada

Rancang Bangun Mesin Pengaduk Bahan Baku Sabun Mandi Cair. Jurnal

Rekayasa Mesin. 1(2): 52-57.

Arifin, J., L. N. Zulita dan Hermawansyah. 2016. Perancangan Murottal Otomatis

Menggunakan Mikrokontroller Arduino Mega 2560. Jurnal Media

Infotama. 12(1): 89-98.

Artanto, Dian. 2017. Interface Sensor dan Aktuator menggunakan Proteus,

Arduino, dan Labview. Deepublish. Yogyakarta.

Bakhsi, U.A dan Godse, A.P. 2009. Analog and Digital Electronics. Technical

Publication Pune. India.

Birdayansyah, R., N. Sudjarwanto dan O. Zebua. 2015. Pengendalian Kecepatan

Motor DC Menggunakan Perintah Suara Berbasis Mikrokontroler

Arduino. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9(2): 96-107.

Faisal, H., Wildian dan M. Yusfi. 2013. Rancang Bangun Magnetik Stirrer

berbasis Mikrokontroler At89S52 Dengan Pengaturan Waktu Melalui

Keypad. Jurnal Fisika Unand. 2(3): 148-154.

Firdaus, F dan S. Abduh. 2016. Perancangan Sistem Otomasi Tekanan Uap, Suhu,

dan Level Air pada Distilasi Air dan Uap menggunakan Mikrokontroler.

Jurnal Ilmiah Teknik Elektro. 14(1): 75-88.

Page 76: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

Irsyad, L. P., Yudianingsih dan S. Lestari. 2016. Perancangan Alat Magnetic

Stirrer dengan Pengaturan Kecepatan Pengaduk dan Pengaturan Waktu

Pengadukan. Jurnal Infact. 1(2): 22–29.

Jutawan, Amat. 2005. Mesin Tetas Listrik dan Induk Buatan. Kanisius.

Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2017. Pemrograman Arduino dan Processing. Komputindo.

Jakarta.

Kartika, Ika. 2006. Korosi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bandung.

Louis, Leo. 2016. Working Principle of Arduino and Using It as a Tool for Study

and Research. International Journal of Control, Automation,

Communication and Systems. 1(2): 21-29.

Lu, L.H., K.S. Ryu, and C. Liu. 2002. A Magnetic Microstirrer and Array for

Microfluidic Mixing. Journal of Microelectromechanical Systems. 11(5):

462-469.

Muchlas dan Supri. 2006. Pengendali Motor Induksi 1 Fasa dengan Metode PWM

Sinusoida berbasis Mikrokontroler 68HC11. Telkomnika. 4(3): 167-174.

Mujiyati, D. 2017. Magnetic Stirrer. https://digital-moxtoeterindonesia.com/

magnetic -stirrer/ diakses pada tangga 26 Februari 2018.

Nugroho, N. dan S. Agustina. 2015. Analisa Motor DC (Direct Current) sebagai

Penggerak Mobil Listrik. Mikrotiga. 2(1): 28-34.

Oxtoby, D. W., H. P.Gillis, dan N. H. Nachtrieb. 2003. Prinsip-prinsip Kimia

Modern edisi 4. Erlangga. Jakarta.

Pradipta, G. M., N. Nabilah, H. I. Islam, D. H. Saputra, S. Said, A. Kurniawan, H.

Syafutra, S. N. Neiman, dan Irzaman. 2016. Pembuatan Prototipe Sistem

Keamanan Laboratorium Berbasis Arduino Mega. Prosiding Seminar

Nasional Fisika. 5(1): 31-36.

Purnama, A. 2012. Membuat Sensor Putar Kecepatan. http://elektronikadasar.

web.id/membuat-sensor-putaran-kecepatan/. Diakses pada tanggal 26

February 2018).

Sari, R. E. Y. W., T. Prihandono dan Sudarti. 2010. Aplikasi Medan Magnet

Extremely Low Frequency (ELF) 100μT dan 300μT Pada Pertumbuhan

Tanaman Tomat. Jurnal Pendidikan Fisika. 4(2): 164-170.

Saleh, M. dan M. Haryanti. 2017. Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah

menggunakan Relay. Jurnal Teknologi Elektro. 8(3): 181-186.

Page 77: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL TEMPERATUR DAN ...digilib.unila.ac.id/56457/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

Setiyo, R. 2015. Switch Case. http://weweweprodiinformatika.blogspot.com/

2015/12/switch-case.html. diakses pada tanggal 28 Maret 2019.

Sitepu, J. 2018. Fungsi Millis pada Arduino, Contoh Program dan Pengertiannya.

https://mikroavr.com/fungsi-millis-pada-arduino/. diakses pada tanggal 28

Maret 2019.

Soleh dan A. Susilo. 2016. Desain dan Implementasi Smart Home System

Pengendali Lampu Rumah berbasis Arduino Mega. Seminar Riset

Teknologi Informasi. Hal 99–106.

Subito, M., dan Rizal. 2012. Alat Pengukur Pemakaian Energi Listrik

menggunakan Sensor Optocoupler dan Mikrokontroler AT89S52. Jurnal

Ilmiah Foristek. 2(2): 184–189.

Supani, A. dan Azwardi. 2015. Penerapan Logika Fuzzy dan Pulse Width

Modulation untuk Sistem Kendali Kecepatan Robot Line Follower. Jurnal

Informatika, Sistem Kendali, dan Komputer. 9(1): 1–10.

Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Grafindo Media Pratama. Jakarta.

Wardana, M. 2011. Prinsip Kerja Relay. http://meriwardana.blogspot.com/2011/

11/prinsip-kerja-relay.html. diakses pada tanggal 28 Maret 2019.

Wendri, N., I. W. Supardi, K. N. Suarbawa, dan N. M. Yuliantini. 2012. Alat

Pencatat Temperatur Otomatis menggunakan Termokopel berbasis

Mikrokontroler AT89S51. Buletin Fisika. 13(1): 29–33.

Yanti, N., Yulkifli dan Z. Kamus. 2015. Pembuatan Alat Ukur Kelajuan Angin

menggunakan Sensor Optocoupler dengan Display PC. Jurnal Sainstek.

7(2): 95–108.

Yuski, M. N., W. Hadi. dan A. Saleh. 2017. Rancang Bangun Jangkar Motor DC

(The Rotor of DC Motor Design). Berkala Saintek. 5(2): 98–103.