perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat

23
i Perancangan Buku Interaktif Untuk Mengenalkan Cara Merawat Lingkungan Bagi Anak Usia 8-10 Tahun Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain Peneliti : Petra Nimas Asokawati (692011605) Birmanti Setia Utami, M.Sn. Jasson Prestiliano, S.T., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lingkungan Bagi Anak Usia 8-10 Tahun
Artikel Ilmiah
Birmanti Setia Utami, M.Sn. Jasson Prestiliano, S.T., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
1. Pendahuluan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri. Demikian pengertian lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dapat mengancam kehidupan manusia dan dapat menurunkan mutu lingkungan. Penyebab kerusakan lingkungan hidup terjadi karena peristiwa alam dan akibat ulah manusia yang tidak ramah lingkungan [1]. Penyebab dari kerusakan lingkungan itu sendiri adalah global warming yang diperkirakan pada tahun 2030 peningkatan suhu akan mencapai 1,50- 4,5oC bahkan menjadi 500C pada tahun 2100 [2]. Pada akhirnya akan menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan seperti kekurangan lahan pemukiman dan kekurangan lahan untuk sumber pangan. Seperti yang disebutkan dalam United Nations Climate Change Conference (UNCCC) di Bali tahun 2007, kesadaran akan situasi ini masih sangat relatif kurang dengan masih tingginya penggunaan kendaraan bermotor dan kurangnya kesadaran akan kebersihan.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Dita sebagai guru wali kelas dua dan Ibu Yuli sebagai wali kelas empat Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga mengatakan, bahwa pendidikan merawat lingkungan yang diajarkan terlalu sedikit dan tidak mendalam. Anak-anak hanya diberikan informasi singkat tentang apa itu merawat lingkungan dan cara merawat lingkungan. Pembelajaran tentang lingkungan seharusnya diajarkan secara lebih menarik dan mendalam, karena anak-anak terbiasa beraktifitas dengan benda-benda yang dapat menjadi sampah lingkungan seperti plastik dan kaleng. Hasil wawancara dengan 5 orang tua siswa dapat disimpulkan bahwa, mengajarkan anak soal merawat lingkungan masih sangat kurang dan jarang karena kesibukan orang tua yang mengakibatkan kurangnya kesadaran anak tentang merawat lingkungan.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya dan membuat pupuk dari sampah organik serta upaya pendidikan kepada masyarakat luas dan anak sekolah dasar dengan memberikan pemahaman tentang lingkungan [3]. Mengajarkan lingkungan kepada anak umur 7-12 tahun dimana rata-rata umur anak sekolah dasar pada umumnya agar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak mengenai bahaya dari kerusakan lingkungan serta cara mencegahnya, dapat membentuk perilaku, nilai dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan [4].
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi,MA. selaku psikolog dan dosen psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga menyatakan bahwa pembuatan buku interaktif cara merawat lingkungan untuk anak 8-10 dirasa lebih baik daripada menonton video. Buku interaktif cara merawat lingkungan membuat anak dituntut untuk berimajinasi dan
2
melatih motorik. Sedangkan video membuat anak tidak ikut aktif dalam proses berpikir karena apa yang dilihat dan didengar anak telah digambar secara visual. Selain itu, saat ini anak lebih cenderung menonton televisi sehingga menyebabkan kurangnya minat membaca buku dan interaksi anak dengan orang lain juga berkurang sehingga anak menjadi lebih pasif. Pada usia 7-11 tahun, anak-anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran yang dapat diterapkan kedalam contoh-contoh yang spesifik atau yang sesuai dengan fakta [5].
Mengenalkan lingkungan kepada anak-anak dapat dilakukan dengan membaca buku yang dapat merangsang kreatifitas, imajinasi, dan motorik anak [6]. Dalam penelitian ini kriteria usia 8-10 tahun masih bisa dikategorikan dalam usia yang mampu mengembangkan pemikiran logisnya untuk menganalisis dan dapat diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi. Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka akan dibuat perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang pernah dilakukan oleh Amalia Pratifasari pada
tahun 2015 berupa skripsi dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada Anak [7]. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana membuat buku ilustrasi tentang hidup hijau yang menarik dan informatif bagi pembaca khususnya anak- anak. Buku ini dibuat dalam bentuk komik dengan gambar menarik yang bertujuan untuk mengenalkan kebiasan hidup hijau pada anak yang nantinya akan terus diterapkan hingga dewasa dan diturunkan kepada generasi berikutnya, demi kepentingan makhluk hidup di masa yang akan datang.
Penelitian kedua dilakukan oleh Wilianto dan kawan-kawan pada tahun 2013 berupa artikel jurnal yang berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar Interaktif Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian Lingkungan. Adapun permasalahan yang dikaji adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan dan setelah terjadi berbagai peristiwa yang merugikan seperti banjir besar, tanah longsor dan lain-lain, barulah masyarakat sadar dan mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama. Disamping itu juga memberikan pengetahuan kepada anak-anak serta menjadikan aktifitas membaca menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Media utama yang dipakai adalah buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang tepat untuk menyampaikan pesan moral selain itu anak-anak pada usia 5-9 tahun ini menyukai visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang tersimpan dalam buku ini adalah pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan bersama- sama [8].
Kedua penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin menanamkan hidup hijau kepada anak dan memberikan pengetahuan tentang lingkungan. Sedangkan dalam penelitian ini
3
dengan perancangan cara merawat lingkungan memiliki tujuan untuk mengajarkan bagaimana cara merawat lingkungan di sekitar dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh anak-anak dalam bentuk buku interaktif yang didukung oleh gambar dan permainan interaktif didalamnya yang dapat dimainkan bersama atau kelompok. Buku dipilih sebagai media pembelajaran dan pengenalan karena buku lebih merangsang motorik dan otak anak untuk berimajinasi. Perbedaan buku penelitian sebelumnya dengan buku interaktif cara merawat lingkungan adalah buku dari kedua penelitian sama-sama membuat dunia mereka sendiri dengan cerita fiksi, sedangkan buku interaktif yang dibuat oleh penulis mengarah langsung ke tempat yang sering dikunjungi oleh anak seperti rumah dan sekolah agar diharapkan anak bisa langsung memahami maksud dari buku interaktif merawat lingkungan. Kelebihan dari buku interaktif merawat lingkungan untuk anak usia 8-10 tahun ini adalah terdapat kalimat ajakan, memliliki 3 jenis teknik interaktif yang berbeda dan memiliki permainan kartu.
Definisi lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup [9]. Menurut Bahrudin dalam bukunya yang berjudul “Berbakti untuk Bumi” menyatakan bahwa Lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu daerah makhluk hidup berada, keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup [10]. Dari dua definisi lingkungan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Setelah mengetahui tentang definisi lingkungan, ada baiknya juga mengetahui tentang bagaimana cara merawat lingkungan. Merawat lingkungan tidak harus dilakukan dengan cara yang besar seperti ikut dalam melakukan pengolahan tanah atau melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis. Merawat lingkungan juga juga bisa dilakukan dengan cara yang sederhana seperti membersihkan selokan, menanam bibit pohon disekitar lingkungan dan juga mengajak seluruh anggota keluarga untuk membersihkan rumah [11]. Merawat lingkungan dapat dilakukan oleh anak usia dini mulai dari lingkungan terdekat yang sering ditemui, yaitu lingkungan yang selalu digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti di dalam rumah dan sekolah. Contohnya dengan menjaga kebersihan kamar tidur, menyapu, membantu mencuci peralatan makan serta menggunakan air dan listrik secukupnya. Kemudian kebersihan halaman rumah dapat dilakukan dengan menyapu halaman, menyiram tanaman serta menanam bibit pohon. Untuk contoh merawat lingkungan di sekolah adalah dengan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia, melaksanakan tugas piket kelas, kerja bakti, lomba kebersihan kelas, memanfaatkan sampah daur ulang, tidak memetik bunga di pekarangan sekolah dan mengupayakan kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman [12].
Menurut Ensiklopedi Indonesia (538;1980), buku adalah tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan pada lembaran kertas dan media lainnya seperti papyrus, lontar, dan perkamen dengan segala bentuk yang berupa gulungan, dilubangi dan dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton atau kayu. Sedangkan arti kata interaktif menurut KBBI (152;1998) adalah bersifat saling melakukan aksi, antar hubungan, saling aktif. Dengan demikian bila
4
digabungkan buku interaktif dapat diartikan sebagai lembar kertas berjilid yang berisi tulisan dan gambar tentang antar hubungan dan saling aktif untuk mengajak pembaca agar ikut terlibat dalam melakukan sesuatu yang bersifat positif serta menumbuhkan rasa kepedulian pembaca terhadap suatu hal.
Buku sebagai media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran dan membawa informasi dari pengajar kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Buku sebagai media pembelajaran sangat berarti apabila buku ajar digunakan sebagai alat komunikasi untuk membawa suatu informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar [13].
Permainan interaktif adalah permainan yang memiliki tujuan yaitu untuk merangsang kreativitas. Dalam permainan interaktif ini tidak memiliki tujuan untuk mencari pemain yang terbaik ataupun yang terhebat [6].
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang bertujuan untuk menampilkan gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan [14].
Tipografi adalah segala disiplin ilmu yang berkaitan dengan huruf. Tipografi memiliki tiga sifat, yaitu sebagai penyampai pesan penulis, sebagai penyampai informasi dan tanda pengenal, serta sebagai penyampai pandangan, sikap dan ekspresi kreatif. Tipografi perpaduan antara ilmu seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain [15].
Warna adalah pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Warna bukan hanya untuk dinikmati atau diamati saja, tapi warna dapat mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian keindahan dan turut menentukan suka tidaknya seseorang akan berbagai macam benda [16].
Ilustrasi adalah proses penggambaran, objek, baik visual maupun audio dan lain-lain yang digunakan sebagai pendukung untuk memperjelas dan mengurai pesan suatu cerita atau tulisan [17].
3. Metode Penelitian dan Perancangan
Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang biasa disebut metode campuran (mixing method). Metode ini digunakan karena dapat menganalisis data dengan penalaran termasuk hasil wawancara dan pengambilan kesimpulan melalui kuesioner, selain itu data yang diperoleh juga diolah menggunakan perhitungan statistik sederhana. Metode kualitatif mudah digunakan karena dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada dan lebih menekankan pada kualitas data dari sebuah permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode kuantitatif lebih mengarah kepada penggunaan variabel tertentu dengan melakukan kuesioner sehingga menghasilkan data penelitian yang baku. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Linear Strategy. Linear Strategy dapat digunakan untuk
5
menentukan urutan logis pada tahap perancangan sederhana dan komponen penyusunnya relatif mudah dipahami [18]. Tahapan penelitian mengenai perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Data mengenai cara merawat lingkungan melalui kuesioner penelitian awal terhadap siswa dan siswi sekolah dasar dan wawancara kepada guru dan orang tua terkait seberapa tahu anak tentang bagaimana cara merawat lingkungan sekitar, minat anak untuk mau mengetahui dan media seperti apa yang efektif sebagai media pengenalan serta permainan interaktif yang cocok untuk mengenalkan cara merawat lingkungan. Pemilihan sasaran produk buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar merupakan langkah awal menuju komunikasi yang lebih baik dan tepat pada sasaran. Target konsumen produk buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar ditujukan untuk anak laki-laki dan perempuan berusia 8-10 tahun, yang merupakan siswa dan siswi sekolah dasar kelas 2 hingga kelas 4 dan bertempat tinggal di daerah perkotaan dengan status sosial menengah. Diharapkan target konsumen juga merupakan konsumen yang memiliki minat dan gemar dalam membaca, bermain, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi akan hal baru dan konsumen sudah mengenal huruf serta mampu membaca dan juga tertarik untuk bermain bersama dengan teman atau bermain secara berkelompok di luar maupun di dalam rumah dan menyukai buku dengan ilustrasi gambar yang menarik dan memiliki banyak warna cerah.
Target primer dari perancangan ini adalah anak-anak dan target sekunder dari perancangan ini adalah orang tua dan guru sekolah dasar yang membantu dalam pengenalan. Untuk mengetahui minat dan pengetahuan target konsumen, dilakukan wawancara awal terhadap 45 responden yaitu siswa dan siswi sekolah dasar dengan usia 8-10 tahun, 5 orang tua yang memiliki anak dengan usia 8-10 tahun dan 2 guru dari Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga sebagai tahap pertama untuk pengumpulan data. Latar belakang pemilihan Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga dipilih karena sekolah tersebut memiliki siswa dan siswi yang beragam dengan status sosial menengah.
Penelitian ini dibagi kedalam dua sub kategori target kelompok responden yaitu primer dan sekunder. Kelompok A adalah target primer penelitian yaitu anak-anak usia 8-10 tahun, kelompok B adalah target sekunder yaitu guru dan orang tua sebagai pihak pendidik. Responden A berjumlah 45 orang dan kelompok B berjumlah tujuh orang yang terbagi atas 2 guru dan 5 orang tua. Melalui kuesioner dan wawancara awal ditemukan hasil penelitian terhadap responden kelompok A dengan analisis hasil antara lain :
a. Responden tertarik untuk mengetahui cara merawat lingkungan sekitar.
6
b. Sebagian dari responden tidak tahu bagaimana cara merawat lingkungan sekitar.
c. Responden lebih menyukai membaca buku bergambar menarik yang mempunyai mainan interaktif dengan warna-warna cerah di dalamnya daripada membaca buku pelajaran lingkungan yang terdapat banyak tulisan.
d. 42,2% responden menyukai bermain di luar rumah dan 57,78% lagi menyukai bermain di dalam rumah.
e. Responden senang bila ada buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar.
Melalui wawancara penelitian terhadap responden kelompok B, hasil analisisnya sebagai berikut :
a. Buku kurikulum masih menjadi media informasi utama di sekolah. b. Responden mengetahui cara merawat lingkungan sekitar, tetapi untuk
mengajar dan menerapkannya ke anak masih kurang. c. Pelajaran tentang lingkungan dibuku kurikulum masih sangat terbatas
hanya dengan pengenalan lingkungan bersih dan lingkungan kotor yang kemudian dikembangkan oleh guru berupa menggambar dan mewarnai tentang lingkungan agar siswa dan siswi tidak merasa bosan.
d. Minat baca anak masih sangat tinggi apalagi jika buku yang diberikan kepada anak menarik, bisa untuk digambar dan diwarnai.
e. Diharapkan adanya buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar untuk lebih mudah diajarkan dan dipahami oleh anak.
Sesuai dengan penelitian awal, maka dari itu diperlukan sebuah media yang berupa buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar yang didukung oleh gambar dan permainan interaktif. Buku dipilih sebagai media pengenalan karena sesuai hasil penelitian awal bahwa buku masih diminati oleh anak apalagi jika buku tersebut berwarna dan memiliki mainan interaktif didalamnya. Buku interaktif yang akan dibuat adalah fullcolor dengan gaya gambar kartun. Sesuai dengan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada siswa dan siswi sekolah dasar usia 8-10 tahun, maka warna yang digunakan didalam perancangan adalah warna- warna cerah dan kontras untuk menarik perhatian anak dan ilustrasi yang ditampilkan pada perancangan ini menggunakan gambar kartun yang digemari oleh anak-anak.
Teknik interaktif yang akan digunakan adalah permainan-permainan yang dapat dimainkan di buku langsung dan permainan untuk bermain di luar ruangan. Permainan di luar dilakukan pada saat anak disuruh untuk mencari benda seperti batu kecil untuk menjalankan sebuah permainan bersama teman-temannya. Menurut Kusbudiah, bermain di luar ruangan dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa anak. Bermain di luar ruangan juga membantu anak untuk bersosialisasi melatih keterampilan komunikasi, bernegosiasi dan bekerja sama dalam tim. Selain itu, anak dapat bereksplorasi dengan bebas di alam dan sekitarnya [19]. Sedangkan bermain di dalam ruangan memiliki kelebihan tersendiri seperti melibatkan indra atau pikiran dengan menggunakan alat-alat
7
bermain yang melatih kreatifitas seperti menggambar dan bermain musik. Bermain di dalam ruangan bersama anggota keluarga dapat mengakrabkan hubungan antara anak dengan anggota keluarga lain [20]. Bermain di luar maupun di dalam ruangan memiliki nilai positif tersendiri yang berguna bagi anak. Didalam perancangan buku interaktif juga akan disertakan beberapa kalimat ajakan untuk anak melakukan hal yang sederhana di lingkungan sekitar seperti menyiram tanaman dengan cara yang menyenangkan tanpa ada nada perintah. Jumlah halaman dan tebal buku menyesuaikan dengan banyaknya permainan dan penjelasan cara merawat lingkungan. Jenis kertas yang dipakai untuk cover buku adalah kertas Ivory 230 gram dengan laminasi doff dan alas cover menggunakan yellow board.
Teknik buku yang digunakan dalam perancangan buku interaktif cara
merawat lingkungan adalah : a. buku interaktif peek a boo merupakan jenis buku interaktif yang
halaman bukunya harus dibuka untuk mengetahui kejutan di balik halaman tersebut.
b. Buku interaktif pull tab Merupakan jenis buku interaktif berupa kertas yang ditarik pada halaman bukunya.
c. Buku interaktif participation Jenis buku interaktif yang berisi penjelasan atau cerita disertai dengan tanya jawab dan atau instruksi untuk melakukan sesuatu guna menguji penjelasan atau cerita yang ada dalam buku tersebut [21].
Alasan memilih teknik interaktif peek a boo, pull tab dan partisipation adalah, dikarenakan ketiga teknik ini sangat mudah untuk dilakukan oleh anak- anak usia 8-10 tahun. Hasil dari wawancara dari beberapa anak, mereka lebih menyukai memakai teknik peek a boo, pull tab dan partisipation dibandingkan dengan teknik lain yang terkesan lebih sulit.
Permainan interaktif yang dipilih dan dirancang adalah permainan yang
dapat mengajak anak untuk bermain di dalam dan di luar rumah. Berdasarkan hal- hal tersebut, permainan yang dibuat antar lain :
a. Permainan bersih dan kotor untuk bab membersihkan kamar. Cara memainkannya dengan menarik bagian anak panah atas untuk melihat kamar yang kotor menjadi bersih. Tujuannya adalah agar anak mengetahui bahwa lingkungan yang terawat dimulai dari dalam rumah terlebih dahulu.
b. Permainan gunakan air seperlunya untuk bab hemat air. Caranya adalah dengan memutar keran air untuk menghentikan air yang mengalir, bila putar secara berlawanan maka air akan keluar lagi. Dengan adanya permainan ini diharapkan anak dapat menggunakan air sesuai kebutuhannya.
c. Permainan buka tutup jendela dan matikan lampu untuk bab hemat listrik. Cara memainkannya adalah dengan menggeser anak panah yang terdapat pada jendela dan lampu. Tujuan permainan ini diharapkan agar anak lebih mengerti dan bijaksana dalam pemakaian listrik.
8
d. Permainan lingkungan bersih dan lingkungan kotor untuk bab membersihkan halaman rumah. Caranya memainkannya adalah cukup dengan membalik halaman yang dilapisi plastik. Tujuannya adalah agar anak lebih teliti dan mudah untuk membedakan antara lingkungan bersih dan lingkungan kotor dengan cara yang lebih sederhana yaitu hanya dengan membalikan halaman.
e. Permainan menanam untuk bab menanam bibit pohon. Cara memainkannya dengan menarik bibit pohon keatas hingga menjadi pohon yang lebih besar. Tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi dan cara berpikir anak seperti apa bibit tanaman ketika menjadi pohon nanti serta memberikan informasi kepada anak bahwa salah satu cara merawat lingkungan di sekitar adalah dengan menanam.
f. Permainan sudahkah menyiram tanaman untuk bab menyiram tanaman. Dalam permainan ini, anak akan disuruh untuk menggeser kertas yang bergambar selang air untuk menyiram tanaman. Tujuan permainan ini diharapkan agar anak mengetahui salah satu cara merawat lingkungan adalah dengan merawat dan menyiram tanaman.
g. Permainan membuang sampah untuk bab membuang sampah pada tempatnya. Cara memainkannya adalah dengan menggeser sampah dari dalam kelas menuju tempat sampah di luar kelas. Adanya permainan ini diharapkan munculnya kesadaran pada untuk membuang sampah di tempat yang seharusnya.
h. Permainan jadwal membersihkan rumah untuk bab apakah lingkungan rumahmu sudah bersih. Cara memainkannya dengan mencari dan membuka tutup gambar setelah itu anak dapat menulis waktu jadwal mereka. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengingatkan anak pada jadwal piket kebersihan di rumah serta diharapkan dapat menimbulkan rasa peduli dan tanggung jawab pada anak untuk tugas membersihkan rumah.
i. Permainan maju mundur untuk bab kesimpulan buat anak-anak. Mengajak anak untuk bermain dengan teman- temannya mencari benda seperti batu kecil atau apapun untuk bidak buat menjalankan permainan. Untuk memulai permainan, cukup memutar jarum angka. Bila jarum berhenti di angka 3, maka jalankan bidak 3x ditiap kotaknya begitupun dengan angka 1, 2, 4, 5, dan 6. Di tiap kotak terdapat tanda tanya dan pertanyaan dari tanda tanya tersebut dapat dilihat pada kartu yang nantinya akan dijawab oleh anak. Kartu tersebut bukan hanya berisi pertanyaan saja tetapi berisi beberapa kalimat ajakan sebelum melanjutkan permainan. Permainan ini butuh bimbingan oleh guru atau orang tua. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih konsentrasi, kejujuran, ketelitian serta sportif dalam kekalahan dan diharapkan anak dapat mengetahui cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan sekitar.
Langkah selanjutnya adalah perancangan produk. Dalam tahapan ini dilakukan proses secara berurutan agar hasil perancangan sesuai dengan konsep
9
yang diharapkan dan sesuai dengan data yang ada. Tahapan perancangan produk buku interaktif ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur proses perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun
Setelah menganalisa data yang diperlukan, maka perancangan ini diawali
dengan ide-ide yang sudah terkumpul untuk mendapatkan konsep perancangan media yang kemudian akan dilakukan proses selanjutnya. Sebagai dasar, konsep tersebut akan dibuat ke dalam bentuk sketsa. Sketsa yang telah dibuat kemudian dilanjutkan ke dalam tahap digital painting. Langkah terakhir adalah proses produksi. Media yang dirancang nantinya akan dihadirkan dalam bentuk media yang menarik untuk anak-anak. Media yang dirancang berupa buku interaktif mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar dengan kalimat ajakan dan sedikit informasi cara merawat lingkungan dengan ilustrasi gambar dan permainan yang menarik. Judul yang dipilih dalam perancangan buku interaktif ini adalah Lingkunganku, dikarenakan judul tersebut lebih mudah diingat dan diucapkan serta judul Lingkunganku ini mencerminkan isi dari buku interaktif tersebut yang memang bertujuan untuk mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar. Media buku interaktif yang akan dirancang ini memiliki konsep berbeda dari media yang sudah ada sebelumnya. Permainan interaktif didalam buku ini adalah media baru yang belum pernah ada diperancangan media serupa, dikarenakan yang terdapat didalamnya juga digabungkan dengan ajakan untuk bermain di luar ruangan yang dikhususkan sebagai media cara merawat lingkungan.
Konsep karakter yang terdapat didalam buku adalah tunas tumbuhan yang diberi nama Tutu Tunas. Tutu Tunas digambarkan sebagai tunas ceria, penuh semangat dan pintar yang dapat dilihat pada Gambar 3.
10
Karakter dibuat bertujuan untuk pembaca lebih memahami isi dari buku interaktif dengan bahasa yang santai tetapi sopan. Alasan membuat karakter tunas dikarenakan tunas menggambarkan anak kecil yang akan bertumbuh dan memulai belajar untuk memahami tentang kehidupan khususnya lingkungan serta karakter dari tumbuhan sendiri akan mengolah imajinasi pada anak.
Setelah dilakukan proses perancangan media, selanjutnya akan dilakukan proses produksi. Proses produksi sendiri terdiri dari pembuatan sketsa, proses cover buku merupakan tampilan awal yang berpengaruh dalam minat baca seseorang. Pada sampul buku bertuliskan “Lingkunganku”, latar tampilan cover terdapat gambar halaman bersih dengan pohon, rumah, bunga dan Tutu Tunas yang sedang menyapa para pembaca, bertujuan agar adanya sebuah keselarasan dan ajakan kepada para pembaca pentingnya merawat lingkungan agar lingkungan menjadi bersih, indah dan terawat. Buku akan dibuat dengan spesifikasi ukuran tinggi 20 sentimeter dan lebar 20 sentimeter. Perancangan sketsa dan cover buku dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Sketsa dan hasil jadi cover Lingkunganku
Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu warna hijau dan warna biru. Warna hijau menunjukan warna bumi dan memberi arti kesuburan sedangkan warna biru menunjukan ketenangan.
Untuk proses selanjutnya pembuatan buku dilakukan perkenalan karakter Tutu Tunas, keterangan penulis, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan dan daftar isi. Perancangan sketsa dan desain halaman perkenalan dapat dilihat pada Gambar 5.
11
Selanjutnya untuk pembuatan buku interaktif dengan teknik pull tab yaitu membersihkan kamar, hemat air, hemat listrik, menanam bibit pohon dan
menyiram tanaman. Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan tentang cara merawat lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik pull tab dapat
dilihat pada Gambar 6.
Setelah pembuatan buku dengan teknik pull tab selesai, selanjutnya dilakukan pembuatan buku dengan teknik partisipation. Teknik partisipation ini meliputi apakah lingkungan rumahmu sudah bersih? dan permainan maju mundur. Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan tentang cara merawat lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik partisipation dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Sketsa dan desain teknik partisipation Untuk teknik ketiga dalam pembuatan buku interaktif menggunakan teknik
peek a boo. Didalam pembuatan buku hanya satu permainan, yaitu membersihkan halaman rumah. Pembuatan buku dengan teknik peek a boo dapat dilihat pada Gambar 8.
12
Didalam permainan maju mundur juga terdapat kartu sebagai media pendukung permainan. Sketsa dan desain kartu dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Sketsa dan desain kartu
Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan dua jenis font. Font pertama adalah font Suplexmentary comic NC dan font New Era Casual. Font pertama yaitu Suplexmentary comic NC tergolong dalam font san serif, dalam perancangan buku digunakan sebagai judul buku, keterangan cover belakang buku dan kotak buku. Pemilihan font dikarenakan font tersebut mempunyai karakteristik yang kuat dan ketebalan yang sesuai dengan ilustrasi pada buku, font ini juga memberikan penekanan pada setiap judul sehingga pembaca lebih jelas dalam membaca. Dapat dilihat pada Gambar 10.
Font yang kedua Font New Era Casual yang tergolong dalam jenis font
san serif. Font ini digunakan untuk isi bahasan. Pada judul buku, font ini digunakan pada skala ukuran 18 pt sampai 60 pt, sedangkan untuk New Era Casual digunakan pada skala ukuran 12 sampai 48 pt. font Suplexmentary comic NC dan font New Era Casual dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10 Font New Era Casual
Gambar 11 font Suplexmentary comic NC
13
Untuk melindungi buku dari resiko kerusakan, didalam rancangan ini dibuatlah kemasan pelindung. Bahan pada kemasan menggunakan yellow board dan desain pada kemasan adalah gabungan gambar dan font dari cover depan dan cover belakang buku. Dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Sketsa dan desain packaging
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil desain media buku mengenalkan cara merawat lingkungan dari perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri dari halaman pengantar, isi dan penutup. Halaman pengantar berisi perkenalan karakter Tutu Tunas, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan dan daftar isi. Halaman isi terdapat 8 pembahasan dan 9 permainan interaktif cara merawat lingkungan. Pada permainan 9 terdapat sebuah media permainan yang bisa di mainkan oleh 2 sampai 3 orang anak dan terdapat 30 kartu. Setiap bab mempunyai permainan yang berbeda dan menggunakan layout dengan warna yang disesuaikan dengan karakteristik pada setiap gambar. Terakhir adalah halaman penutup yang berisi keterangan penulis. Hasil dari perancangan ini dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Desain cover, halaman dan permainan Lingkunganku
Perancangan kartu Lingkunganku memiliki jumlah kartu sebanyak 30 yang kartu yang terdiri dari 24 kartu biasa dan 6 kartu spesial. Setiap kartu terdapat kalimat mengingatkan, ajakan, pertanyaan dan memuji dan tiap kartu memiliki gambar yang sama diambil dari tiap bab dengan tujuan agar anak bisa mengingat
14
kembali apa yang telah dibaca. Hasil dari perancangan kartu ini dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Kartu Lingkunganku
Terdapat pula kemasan yang sangat diperlukan sebagai tempat dan pelindung dari buku interaktif ini dari faktor-faktor yang dapat merusak buku tersebut. Kemasan buku menggunakan bahan yellow board. Jenis kertas ini cukup tebal, kokoh dan kuat untuk digunakan sebagai pelindung. Kertas yellow board ini dilapisi dengan kertas art paper dan laminasi doff. Kemasan buku menggunakan yellow board dengan ketebalan kertas 30 dan dilapisi kertas art paper 120 gram.
Hasil jadi kemasan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Kemasan Lingkunganku
Pengujian dilakukan menjadi 2 jenis pengujian. Pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pengujian kualitatif dilakukan kepada pihak pendidik atau pengajar. Hal ini dikarenakan pihak pendidik atau pengajar yang berperan penting dalam proses belajar dan mengajar kepada anak. Pada pengujian ini, hasil akhir dari desain yang dibuat, diperlihatkan kepada 2 guru dan 5 orang tua siswa sekolah dasar, sebanyak 45 responden siswa kelas 2, 3 dan 4 masing masing sebanyak 15 orang siswa.
Hasil wawancara terbagi atas 2 bagian yaitu orang tua dan guru. Menurut wawancara dengan 5 orang tua yang memiliki anak dengan rentang usia 8-10 tahun bahwa perancangan buku ini dinilai sangat membantu anak untuk mengajak anak merawat lingkungan. Buku ini sangat diperlukan bagi anak-anak untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai cara mudah untuk merawat lingkungan melalui hal-hal kecil yang ada di sekitar lingkungan bermain anak. Buku ini tidak membosankan karena bukan hanya berisi informasi saja tetapi ditambah dengan permainan interaktif.
15
Menurut guru, isi buku ini sangat informatif dan interaktif, konten di dalam buku sudah sesuai menjelaskan secara jelas mengenai cara merawat lingkungan, ditambah dengan gambar yang tematik. Kesimpulannya buku ini sangat berguna untuk mengenalkan kepada anak-anak pentingnya merawat lingkungan.
Pengujian kuantitatif dilakukan dengan proses pengisian kuesioner. Perhitungan kuesioner dilakukan menggunakan skala likert. Skala likert ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan [22]. Pernyataan yang dipakai didalam kuesioner berupa pernyataan positif dengan pembagian kategori sangat tidak setuju (STS) skor 1, tidak setuju (TS) skor 2, netral (R) skor 3, setuju (S) skor 4 dan sangat setuju (SS) skor 5. Responden yang dilibatkan adalah 45 orang siswa sekolah dasar pada daerah Domas. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memperlihatkan hasil perancangan Buku “Lingkunganku”.
Kuesioner diberikan untuk menilai tanggapan responden terhadap buku interaktif Lingkunganku yang telah dibuat. Hasil penilainan kuesioner yang telah diisi oleh 45 responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil kuesioner pengujian
No. Pilihan Jawaban
2. Gambar serta huruf
3. Mengerti bagaimana
cara merawat lingkungan
setelah membaca buku
4. Bahasa didalam buku mudah dimengerti
0 3 7 27 10 185 82,2%
16
6. Dapat bermain dengan baik saat membaca buku Lingkunganku
0 6 2 27 10 176 78,2%
7. Kalimat ajakan sudah
8. Kesesuaian Teks dan gambar
didalam buku jelas
9. Informasi dalam buku mudah dimengerti
0 1 4 14 26 200 88,8%
10. Permainan di buku ini tidak membosankan
0 0 9 12 24 195 86,6%
11.
12. Menyukai gambar serta
teks di buku ini 0 1 12 10 23 193 85,7%
Dari tabel tersebut kemudian dihitung persentase likert dengan rumus sebagai berikut:
Dengan X sebagai skor terendah likert dan Y sebagai skor maksimal point dengan nilai 225.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan maksimal point 225,
didapatkan bahwa anak-anak sangat menyukai tampilan, teks, gambar, warna serta permainan dalam buku interaksi tentang merawat lingkungan sebesar 82,7%.
5. Simpulan dan Saran
17
anak-anak memahami isi buku serta bisa memainkan permainan secara baik dan lancar, pemahaman mengenai merawat lingkungan juga dapat disampaikan secara baik. Pemanfaatan dan tujuan buku dapat disampaikan yaitu menyampaikan cara merawat lingkungan untuk anak-anak yang dimulai dari memperhatikan hal-hal sekitar. maka dapat disimpulkan bahwa perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun sudah berhasil sebagai media pengenalan yang menarik dan interaktif dalam mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
Saran penelitian selanjutnya untuk buku interaktif bisa dibuat seperti komik, jadi terdapat alur cerita dan bisa di tambah hewan-hewan kecil agar lebih ramai dan anak-anak lebih tertarik untuk membaca dan memainkan buku interaktif.
6. Daftar Pustaka [1] Alamendah. 2014. Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya. http://alamendah.org/2014/08/01/kerusakan-lingkungan- hidup-di-indonesia-dan-penyebabnya/ diakses tanggal 6 Mei 2017.
[2] Fadliah. 2008. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi. Universitas Negeri Gorontalo.
[3] Utina, R. 2008. Pemanasan global: Dampak dan upaya meminimalisirnya. Universitas Negeri Gorontalo.
[4] Dariyadi, W. 2016. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah. http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/1205-konsep-pendidikan- lingkungan-hidup-di-sekolah.html diakses tanggal 6 Mei 2017.
[5] Ichsan. 2007. Prinsip pembelajaran tuntas mata pelajaran PAI. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 4, No 1.
[6] Dimoji. 2012. Permainan Interaktif Cara Berfikir Cepat. http://artikelkesehatananak.com/permainan-interaktif-cara-berfikir- cepat.html diakses tanggal 2 Desember 2015.
[7] Pratifasari, Amalia. 2015. Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada Anak. Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
[8] Wilianto, David. 2013. Perancangan Buku Cerita Bergambar Interaktif Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian Lingkungan.Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. Surabaya.
[9] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),hlm.877.
[10] Bahrudin Supardi. 2009. Berbakti Untuk Bumi. Rosdakarya. Bandung.
[12] Hidayah Nurul, 2012, Upaya Membiasakan Anak Untuk Memelihara Kebersihan Lingkungan Dengan kerja Kelompok Di Raudhatul Athfal Bligo Ngluwar Kabupaten Magelang, PGSD : Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
[13] Anonim. 2013. buku media pembelajaran. http: // www.psychologymania. com/2013/01/buku-sebagai-media-pembelajaran.html. Diakses Tanggal 6 Mei 2017.
[14] Anonim. 2016. Layout Design. http: // www. satriamultimedia .com/artikel _teori_tentang_layout_desain.html. Diakses tanggal 4 April 2017.
[15] Rustan, Surianto. 2011. Hurufontipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[16] Sanyoto Sadjiman, E. 2005. Dasar- Dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana). CV Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.
[17] Al-Maqassary,A. 2013. Pengertian Ilustrasi. http://www.e-jurnal. com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html. Diakses tanggal 1 Mei 2017.
[18] Sarwono, Jonathan, Hary Lubis. 2007. Metode riset untuk desain komunikasi visual. Bandung.
[19] Kusbudiah, Y. 2014. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Permainan.http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/249-metode- pembelajaran-anak-usia-dini-melalui-permainan. Diakses tanggal 28April 2017
[20] Khobir, A. 2009. Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Pekalongan.
[21] Wilianto, Fanny O. 2013. Perancangan Buku Interaktif Pengenalan dan Pelestarian Satwa Sugar Glider di Indonesia bagi Anak Usia 7-12 Tahun. Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
[22] Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.
[13] Anonim. 2013. buku media pembelajaran. http: // www.psychologymania. com/2013/01/buku-sebagai-media-pembelajaran.html. Diakses Tanggal 6 Mei 2017.