peran perawat pada pengelolaan alat kontraseps1

18
PERAN PERAWAT PADA PENGELOLAAN ALAT KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA - Keluarga berencana merupakan perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. - Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur kehamilan. - Dgn kesuburan baik, 90% pasangan akan hamil dalam satu tahun bila tidak menggunakan alat kontrasepsi (Cunningham, et al., 1997). - Untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi. - Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus. PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KB - Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator. - Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. - Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. - Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki pengetahuan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. - Maka perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi. PERTIMBANGAN MEMILIH METODE KONTRASEPSI - Metode kontrasepsi sempurna blm dpt diciptakan oleh manusia.

Upload: meita-priasti-seventia

Post on 03-Jul-2015

388 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

PERAN PERAWAT PADA PENGELOLAAN ALAT KONTRASEPSI

KELUARGA BERENCANA

- Keluarga berencana merupakan perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. - Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur

kehamilan.- Dgn kesuburan baik, 90% pasangan akan hamil dalam satu tahun bila tidak menggunakan alat

kontrasepsi (Cunningham, et al., 1997). - Untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi.- Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan seorang

wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.

PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KB

- Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator.- Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode

kontrasepsi. - Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang

menggunakan alat kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. - Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki pengetahuan yang adekuat terhadap metoda

kontrasepsi yang mereka pilih. - Maka perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik

kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

PERTIMBANGAN MEMILIH METODE KONTRASEPSI

- Metode kontrasepsi sempurna blm dpt diciptakan oleh manusia. - Setiap metoda kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian masing- masing.- Terkadang seorang wanita mencoba berbagai macam alat kontrasepsi sebelum menemukan

metoda kontrasepsi yang cocok dan memuaskan.- Perawat perlu memberikan pertimbangan-pertimbangan yang membantu seorang wanita

memilih metoda yang paling memenuhi kebutuhan mereka. Pertimbangan tersebut a.l:1. KEAMANAN

- Keamanan metode kontrasepsi merupakan pertimbangan utama dalam penggunaanya. - Status kesehatan yang berbeda beda terkadang menyebabkan beberapa alat kontrasepsi

tidak aman digunakan.

Page 2: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

- Contohnya oral kontrasepsi tidak dianjurkan pada wanita dengan tromboplebitis atau stroke karena hormon yang dikandungnya dapat meningkatkan resiko keparahan penyakit tersebut

2. PERLINDUNGAN TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL- Tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif mencegah Penyakit Menular Seksual.- Resiko paparan terhadap Penyakit Menular Seksual harus dipertimbangkan dalam

memberikan konseling tentang pilihan alat kontrasepsi. - Kondom pria memberikan perlindungan yang baik terhadap penularan Penyakit Menular

Seksual. Kondom ini harus dipakai jika salah satu pasangan mengidap Penyakit Menular Seksual meskipun pasangan tersebut telah menggunakan alat kontrasepsi lain.

3. EFEKTIFITAS- Efektifitas suatu alat kontrasepsi ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat

kontrasepsi tersebut melindungi seseorang wanita dari kehamilan. - Metoda sterilisasi dianggap yang paling efektif namun tidak dapat digunakan pada

pasangan yang ingin anak lagi dikemudian hari. - IUD juga merupakan metoda yang efektif tapi terkadang tidak menjadi pilihan karena

efek samping atau kepercayaan yang dianut oleh pasangan.4. PILIHAN PRIBADI DAN KENCENDERUNGAN

- Pilihan pribadi dan kecendrungan juga merupakan hal penting dalam memilih metode kontrasepsi. Jika seorang wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang dipilih terlalu sulit digunakan, menghabiskan banyak waktu atau terlalu banyak aturan akan menurunkan motivasi dan kekonsistenan pasangan tersebut untuk menggunakannya.

- Pendidikan yang diterima tentang metode kontrasepsi akan mempengaruhi persepsi pasangan terhadap kontrasepsi.

5. EDUCATION NEEDED- Beberapa metoda kontrasepsi membutuhkan pendidikan khusus, seperti kondom.

Namun ada beberapa metode yang membutuhkan informasi sederhana agar metode tersebut menjadi efektif.

6. EFEK SAMPING- Efek samping penggunaan metoda kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap kepada

pasangan. - Jika pasangan sudah mengetahui efek sampingnya lalu kemudian tetap memilih

kontrasepsi tersebut, mereka akan lebih dapat bertoleransi pada efek samping yang ditimbulkan daripada pasangan yang tidak mengetahui efek samping sama sekali.

7. PENGARUH PADA KEPUASAN SEKSUAL- Metode coitus related contraceptive, seperti spermisida dan metodabarrier, harus

digunakan sebelum berhubungan seksual. - Hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual dan meningkatkan resiko penurunan minat

terhadap metoda tersebut.8. KETERSEDIAAN

- Kondom dan spermisida dapat diperoleh tanpa resep dokter.

Page 3: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

- Pasangan dapat memiliki bahan ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu. Hal ini penting dipertimbangkan pada pasangan yang tidak dapat terbuka pada tenaga kesehatan tentang aktivitas seksual.

9. BIAYA- Pada pasangan berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam pemilihan

metoda kontrasepsi. - Pasangan tersebut mungkin akan lebih suka memilih menggunakan kondom daripada

metoda sterilisasi yang relatif lebih mahal.10. AGAMA DAN KEPERCAYAAN

- Agama dan kepercayaan akan mempengaruhi pilihan. Penganut katolik roma tidak memperkenankan metoda kontrasepsi apapun selain metoda alamiah.

11. BUDAYA- Budaya juga mempengaruhi pemilihan metoda kontrasepsi.- Keturunan afrika-amerika banyak memilih sterilisasi pada wanita daripada sterilisasi pria,

sedangkan pria latin tidak berminat tehadap penggunaan kondom dan menganut kebudayaan memiliki banyak keturunan.

- Pada beberapa daerah, kontrasepsi tidak akan pernah digunakan sampai pasangan tersebut berhasil memperoleh anak laki-laki.

INFORMED CONSENT

Beberapa meroda kontrasepsi memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, informed consent perlu disertakan untuk menyatakan bahwa pasangan mengerti resiko dan keuntungan dari metoda yang mereka pilih sehingga dapat menjadi aspek legal perawat.

METODA KONTRASEPSI

Tujuan penggunaan kontrasepsi

Dalam keluarga berencana, penggunaan metoda kontrasepsi menjadi sangat penting dengan tujuan :

1. Menunda KehamilanPasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya karena alat reproduksi wanita belum berkembang dengan baik dan belum siap untuk memulai proses kelahiran.Alasan menunda kehamilan adalah:

Usia dibawah 20 tahun adalah usia resiko tinggi kehamilan karena kematangan alat reproduksi belum sempurna

Prioritas penggunaan pil karena akseptor masih muda Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda sering melakukan

hubungan seksual ( frekuensi tinggi ) sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi

Page 4: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Penggunaan AKDR dapat digunakan karena efektif dan bersifat sementara namun tidak dianjurkan pada pasangan yang belum memiliki anak.

2. Menjarangkan KehamilanMasa saat istri berusia 20-30 tahun adalah masa yang paling baik untuk melahirkan 2 orang anak dengan jarakkehamilan 3-4 tahun.Banyak pilihan metode kontrasepsi yang bisa digunakanAlasan Penjarangan kehamilan:

Usia 20-30 tahun merupakan usia emas untuk mengandung dan melahirkan Segera setelah anak lahir, dianjurkan menggunakan AKDR sbg pilihan utama Kegagalan yg mybbkn kehamilan cukup tinggi namun tdk/krg berbahaya karena

akseptor berada pada usia yang baik untuk melahirkanKontrasepsi yang digunakan sebaiknya harus memiliki kriteria berikut:a. Reversibility cukup tinggib. Efektifitas cukup tinggi c. Dapat dipakai 3-4 tahund. Tidak menghambat produksi asi

* Kotrasepsi yang dianjurkan adalah AKDR, Pil, Suntik, * Metoda alamiah

3. Meniadakan KehamilanSaat usia istri di atas 35 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak karena usia tersebut memasuki usia rentan dan komplikasi kehamilan tinggi.Kontrasepsi yang digunakan harus memenuhi kriteria berikut:

a. Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi terhadap ibu dan anak

b. Reversibilitas rendahc. Dapat dipakai untuk jangka panjangd. Tidak menambah kelainan yang sudah ada

Anjuran kontrasepsi yang dipakai adalah kontap (tubektomi/vasektomi), susuk, AKDR, suntikan, dan metoda alamiah.

KONTRASEPSI

Pengertian

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Usaha itu dapat

Semetara Permanen : Tubektomi (wanita), Vasektomi(pria)

Syarat-syarat kontrasepsi ideal:

Dapat dipercaya

Page 5: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus

KONTRASEPSI SECARA MEKANIS

METODE BARIER

A. KONDOM

Efektifitas 12 – 14 hamil / 100 / tahun

Awas alergi terhadap karet

Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan. Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit menular seksual. Tapi apakah pemakaian kondom cukup aman dan efektif untuk melindungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit?

Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda dan pasangan dari hal-hal tersebut. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan kegagalan penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual.

Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria yang ereksi. Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat memakai kondom tersebut. Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi.

Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek, misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sobek tidak akan melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus memperhatikan dengan baik instruksi

Page 6: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan juga kondom yang Anda gunakan bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka perhatikan dengan seksama sebelum digunakan. Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih baik memilih kondom yang terbuat dari bahan lateks karena dapat melindungi lebih baik dari bahan-bahan yang lain.

Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%. Berarti dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom saat bercinta, 2-3 wanitanya terbukti hamil. Karena itu, untuk meningkatkan efektifitas kondom, lebih baik gunakan bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain, misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau tablet yang harus dimasukkan ke dalam vagina.

Saat ini terdapat banyak kondom dengan bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi yang dirancang untuk menambah kepuasan dan kenyamanan dalam bercinta. Silakan bereksperimen dengan aneka kondom tersebut, namun tetap perhatikan cara pemakaiannya, agar Anda dan pasangan terlindungi dengan maksimal.

Cara pakai yang benar

Digunakan saat penis ereksi

Ujung kondom dipijat sampai tidak ada udara sambil tetap memegang ujung kondom, lepaskan gulungan kondom sd pangkal penis

Kondom: efektif kalau dikombinasikan dengan pantang berkala

- Bisa menghindari IMS, termasuk HIV/AIDS- Bagi yang mempunyai kelemahan ejakulasi dini, dpt berfungsi sbg penghambat orgasme- U/ lebih menjamin keberhasilan, kondom diberi pelican yang mengadung spermisida

Pada pria (kondom)

- Tujuan awal perlindungan terhadap penyakit kelamin- Tujuan untuk kontrasepsi pd abad 18 terbuat dari usus biri-biri kmd karet

Page 7: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

- Prinsip kerja kondom : sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus dan mencegah penggumpalan sperma dalam vagina.

- Keuntungan kondom :perlindungan thd infeksi dan kontrasepsi- Kekurangan : Selaput karet menghalangi pada saat koitus, Asosiasi- Kegagalan kondom : bocor- Efek samping tdk ada kecuali alergi

Diafragma

Efektifitas 6 -18 hamil/100/tahun

Dipasang < 24 jam pasca senggama

Type Diafragma

To Select Type and Size

The Diaphragm

Page 8: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Insertion and removal

Position For Insertion

Page 9: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

KONTRASEPSI MANTAP

Tubektomi Vasektomi

D. Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP) atau Kontap (kontrasepsi mantap)Tubektomi (memotong atau mengikat tuba falopii) danVasektomi (memotong atau mengikat vas deferens) melalui operasi kecil.

A. STERILISASI PEREMPUAN

Pengikatan tuba falopi

Efektifitas0,05 – 4 hamil / 100 / tahun

Dilakukan pada:

* Perempuan dengan usia lebih dari 26 th

* Paritas > 2

* Resiko kesehatan yang bila hamil

Saat tindakan:

* Pasca persalinan

* Pasca Keguguran

Page 10: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Rekanalisasi tidak dilakukan pada:

*Usia > 37 tahun, tidak ada Ovulasi

*Suami Oligo/Azoosperma

*Pelekatan Organ…

*Panjang sisa Tu…..

Keuntungan

dilakukan 1 kali saja efektifitas sangat tinggi, tdk dipengaruhi libido seksualitas, kegagalan dr pihak pasien tdk ada.

Page 11: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Vasektomi

Vasdeferens ad/ tindakan yg dilakukan pd kedua vas deferens Indikasi : pasangan suami istri tdk menghendaki kehamilan Keuntungan : tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental, tdk mengganggu libido

seksualitas, dpt dikerjakan secara poliklinis.

Efektifitas 0,15/100/tahun

Efektifitas penuh setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan

KONTRASEPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT/OBAT

OBAT-OBAT SPERMATIDA

Page 12: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Walter Rendell memperkenalkan suppositorium terdiri dari sulfas kinii dalam oleum kakao, sulfas kinin diganti dgn hidrokuinon yg mempunyai daya spermatida yg kuat

Spermiside adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks.

Setelah pemasangan sekitar 5 sampai 10 mnt, hubungan seks dapat dilakukan agar spermaside dapat berfungsi

Obat-obat spermatida dalam bentuk:

ASuppositorium ; Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium dimasukan sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini mulai aktif setelah 5 mnt. Lama kerjanya kurang lebih 20 mnt – 1 jam.

Jelly / crème, jeli lebih encer daripada crem. Obat ini disemprotkan kedalam vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kerang lebih 20 mnt – 1 jam.

Tablet busa : Sampoon, Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan tablet terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air kemudian dimasukan kedalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 – 60 mnt.

C-film, yang merupakan benda tipis, dpt dilipat dan larut dalam air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dgn tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada portio uteri dan vagina. Obat ini mulai aktif stlh 30 mnt.

Kekurangan spermiside

Merepotkan menjelang hubungan senggama Nilai kepuasan berkurang Dapat menimbulkan iritasi atau alergi Kejadian hamil tinggi sekitar 30% - 50% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat

melakukan senggama.

HORMONAL

Pil Kontrasepsi

Dibawah pengaruh hipotalamus, hipofise yg mengeluarkan FSH dan LH, merangsang ovarium u/ membuat estrogen dan progresteron

Estrogen dan progresteron dapat mencegah ovulasi Membuat pil terdiri atas yg mengandung estogen dan progresteon Penggunaan yang lama dapat menyebabkan kanker payudara Pil kontrasepsi selain dpt mencegah kontrasepsi juga dapat menyebabkan lendir serviks menjadi

kurang banyak dan kental

Page 13: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Efek sampng : krn kelebihan estrogen (mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pd mamae, flour albus). Krn kelebihan progresteron (perdarahan tdk teratur, penambahan napsu makan, akne,alopesia) efek samping yang berat (trombo emboli, oedema paru dan trombosis otak, hal ini mungkin lbh besar terjadi jika disertai penyakit lain)

Kontraindikasi mutlak : tumor yg dipengaruhi estrogen, penyakit hati yg aktif, pernah mengalami trombo flebitis, DM, Kehamilan

Kontraindikasi relatif : defresi, migrain, mioma uteri,hipertensi, oligomenore dan amenore Kelebihannya : efektifitas cukup tinggi, koitus tidak perlu diatur, siklus haid jd teratur, keluhan

dismenor berkurang. Kekuangan : Pil harus diminum tiap hari, motivasi harus kuat, adanya efek samping, setelah

berhenti timbul amenore, harganya cukup mahal. Sistem kemasan pil

o Sistem 28 : peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhentio Sistem 22/21 : peserta KB pil berhenti minum selama 7 – 8 hari dengan mendapat

kesempatan menstruasi Petunjuk pemakaian pil KB

o Minum pil KB dengan teraturo Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi 2 buaho Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasio Gangguan ringan dalam bentuk ; mual-muntah, sebaiknya diatasi

OBAT SUNTIK

Mekanisme kerja

Menghalangi ovelasi dengan menekan pembentukan Realising factor dari hipotalamus Lendir serviks bertambah kental Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi Kecepatan transfor ovum mll tuba berubah

Keuntungan

Efektifitas tinggi Pemberiannya sederhana setiap 8 – 12 mg Hubungan seks bebas Tidak mengganggu laktasi

Kekurangannya : perdarahan yg tdk teratur, timbul amenore

Suntik KB dapat diberikan :

* Pasca persalinan : segera ketika masih di RS, jadwal suntikan berikutnya

* Pasca abortus ; Segera setelah perawatan, jadwal waktu suntikan diperhitungkan

Page 14: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

* Interval : hari ke-5 mentruasi, jadwal waktu diperhitungkan

Jadwal waktu suntikan : Dopoprovera (interval 12 mg), Norigest (interval 8 mg), Cyclofem (interval 4 mg)

Disuntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Dgn Im

AKDR

Memasukan benda alat alat kedalam uterus u/ mencegah kehamilan.

Mekanisme kerjanya :

AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit

Menyebabkan peradangan leukosit yg dapat menghancurkan blastokista, menyebabkan kontraksi uterus yg

AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan

Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastosit dirusak oleh Makrofag dan blastosit tidak mampu melakukan nidasi

Ion Cu yang dikeluarkan AKDR menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi. Mekanisme kerja yang pasti belum diketahui dan masih dalam penelitian.

Jenis AKDR

Keuntungan :

Hanya 1 kali pemasangan, Diterima masyarakat

Page 15: Peran Perawat Pada Pengelolaan Alat Kontraseps1

Reversibility baik Ekonomis dan cocok u/ penggunaan scr masal, Efektifitas cukup tinggi,

Kerugian

Perdarahan : Spotting dan menometroragia Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ Rasa nyeri dan kejang perut, gangguan pada suami, eksfulsi/pengeluaran sendiri (dipengaruhi

umur/paritas, lama pemakaian,eksfulsi sebelumny, jenis dan ukuran, factor psikis) Leokorea, sehingga vagina lbh lembab Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan pada portio uteri

Komplikasi : Infeksi, Perporasi, kehamilan

Kontraindikasi: mioma, kehamilan, infekstraktus genitalis, adanya tumor ganas, metroragia.

Pemasangan AKDR : Sewaktu haid sedang berlangsung, sewaktu post partum, post abortum, beberapa hari stlh haid terahir, Bersamaan dengan SC, tiga bulan post persalinan.