“peran orang tua dan guru pendidikan agama islam …
TRANSCRIPT
“PERAN ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MEMBINA PERILAKU ISLAMI PESERTA DIDIK
KELAS IX DI SMPN 40 SATAP KEPULAUAN
SELAYAR KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassaar
OLEH
NUR FITRI
105191102817
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2021
ii
“PERAN ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MEMBINA PERILAKU ISLAMI PESERTA DIDIK
KELAS IX DI SMPN 40 SATAP KEPULAUAN
SELAYAR KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassaar
OLEH
NUR FITRI
105191102817
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2021
iii
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Fitri
NIM : 105191102817
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Kelas : B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, 09 Dzulkaidah 1442 H
18 Juni 2021 M
Yang Membuat Pernyataan
Siti Muthi‟ah Islami Rodja
NIM:105191105017
vii
ABSTRAK
NUR FITRI (105191102817) 2021. Penelitian ini berjudul Peran Orang
Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Perilaku Islami Peserta
Didik kelas IX di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, Kabupaten Kepulauan
Selayar. Skripsi Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam. Di
bimbing oleh Nur‟ani Azis dan Muh. Amin Umar.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui Peran Orang Tua dan
Guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam membina perilaku Islami
peserta didik kelas IX. Apakah sudah di jalankan atau belum, Ingin mengetahui
gambaran perilaku Islami peserta didik seperti apa dan faktor pendukung dan
penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap
Kepulauan Selayar Kelas IX.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriktif kualitatif, maka
kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak lansung sebagai
instrument dan sebagai pengumpul data di lakukan dengan menggunakan teknik
obsevasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Data yang telah di
kumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Peran guru dan orang tua dalam
membina perilaku Islami peserta didik perlu di tingkatkan, peran guru dalam
membina perilaku Islami sudah di jalankan dengan baik dengan cara mengajarkan,
membimbing, dan memberi contoh kepada peserta didik sedangkan peran orang
tua dalam membina perilaku Islami perlu di tingkatkan dengan cara ikut
pengkajian Islami, belajar buku, dan menonton di media sosial tentang pengkajian
atau masalah agama dan ikut kelompok Ibu-Ibu pengajian serta gambaran perilaku
Islami peserta didik yang kurang baik, dapat di buktikan dengan pengaplikasian
peserta didik lewat tindakan sehari-hari dengan senantiasa berperilaku kurang
baik kepada guru, dan teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan.
Faktor pendukung dalam membina perilaku Islami peserta didik adalah guru
Pendidikan Agama Islam yang sudah mengajarkan, membimbing membina dan
memberikan contoh yang baik bagi peserta didik dan kegiatan pengkajian setiap
pekan dengan tema pembinaan perilaku Islami, dan faktor penghambat dalam
membina perilaku Islami peserta didik yaitu, kurangnya pemahaman agama bagi
orang tua, lingkungan yang kurang baik dalam pembentukan perilaku Islami,
kurangnya sarana-prasarana seperti mesjid atau mushallah, sehingga peserta didik
harus terlambat dalam melaksanakan shalat.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang memberi kita kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta
salam dan salawat tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad
saw. di mana seorang manusia yang patut kita contoh mulai dari bangun tidurnya
hingga ia tidur kembali. beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para ulama yang
telah membimbing umat Islam kearah jalan yang paling benar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skipsi ini tentunya tidak
dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan kali ini patutlah kiranya penulis menyampaikan rasa syukur dan
ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Kedua orang tua tercinta Ayah saya almarhum Dg.Rumpa dan ibunda
saya Rohana beserta keluarga yang selalu mendoakan dan
mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih
sayang, kesabaran, keikhlasan, motivasi, dan perjuangan hidup.dan
terima kasih juga kepada saudara kandung saya yaitu: bunga intang,
Muhammad Rais, Abdul Kadir, Ali Imran, dan juliarti yang selalu
memberikan doa dan semangat serta membantu dalam hal tenaga,
waktu, dan lain-lain. sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Nurhidaya M. S.pd.I , M.pd.I Selaku Ketua Prodi Fakultas Agama
Islam.
5. Ibu Dr. Dra. Nur‟Ani Azis, M.Pd.I dan Muh. Amin Umar,
S.Ag.M.Pd.I selaku pembimbing yang dengan tulus meluangkan
waktunya memberikan bimbingan, pengarahan, serta motivasi dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga skripsi ini dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak Muhayyeng S.pd. selaku kepala sekolah SMPN 40 Satap
Kepulauan Selayar yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
8. Haswati, Katija, dan Riswana, orang tua peserta didik.
9. Bapak/Ibu guru di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.
10. Peserta Didik SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.
Terakhir, Sahabat penulis serta teman seperjuangan angkatan 2017 yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, tetapi banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
SemogaAllah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... ………..i
PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………………………ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .............................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. x
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitiam ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Orang Tua ..................................................................................... 9
1. Pengertian Peran................................................................................ 9
2. Pengertian Orang Tua ....................................................................... 9
3. Tugas Orang Tua ............................................................................. 10
B. Peran Guru PAI ..................................................................................... 12
1. Pengertian Guru PAI ....................................................................... 12
2. Tugas Guru PAI .............................................................................. 13
C. Prilaku Islami ........................................................................................ 15
1. Pengertian Prilaku Islami ................................................................ 15
2. Macam-macam Prilaku Islami ........................................................ 15
3. Aspek-aspek Pembentukan prilaku Islami ...................................... 22
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Islami ......................... 22
5. Dalil Tentang Prilaku Islami ........................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................... 25
B. Likasi dan Objek Penelitian .................................................................. 26
C. Fokus Penelitian .................................................................................... 26
D. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................... 26
E. Sumber Data .......................................................................................... 28
xi
F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 28
G. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................. 28
H. Tekhnik Analisis Data ........................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................. 32
1. Sejarah Sekolah ............................................................................... 32
2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah.............................................................. 33
3. Identitas Sekolah ............................................................................. 34
4. Keadaan Guru.................................................................................. 34
5. Keadaan Peserta Didik .................................................................... 36
6. Sarana Dan Prasarana ...................................................................... 37
7. Grafik Sekolah ................................................................................ 38
B. Peran Orang Tua dan Guru PAI dalam Membina Prilaku Islami Peserta
Didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar ................................................. 39
C. Gambaran Prilaku Peserta Didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar
D. Faktor Pendudkung dan Penghambat dalam Membina Prilaku Islami
Peserta Didik di SMPN 40 Kepulauan selayar ..................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................... 46
B. Saran ...................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 51
LAMPIRAN ..................................................................................................... 52
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Data Guru dan Karyawan.................................................................... 34
Tabel 2 : Keadaan Peserta Didik ....................................................................... 37
Tabel 3 : fasilitas sekolah .................................................................................. 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu cara yang sengaja dan terarah untuk
memanusiakan manusia. Melalui suatu proses pendidikan, manusia dapat tumbuh
dan berkembang secara sempurna. Sehingga ia dapat melaksanakan tugas
sebagai manusia serta memelihara sekelilingnya secara baik dan bermanfaat.
Pendidikan juga suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, Pendidikan yang
diberikan oleh orang tua kepada anaknya adalah merupakan pendidikan yang akan
selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut. orang tua
harus sedini mungkin merencanakan masa depan anak-anaknya agar mereka
menjadi manusia lebih baik dan berguna.
Pendidikan akan berlangsung sepanjang hidup manusia. Semenjak
manusia dilahirkan sampai mati. orang yang pertama mendidiknya adalah kedua
orang tuanya. orang tua di sini sangat berperan dalam membina perilaku Islami
peserta didik, karna merupakan tanggung jawab sebagai orang tua dalam
membina perilaku Islami. Kemudian kedua orang tuanya membutuhkan sosok
pendidik yang dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, yaitu
dengan membawa anaknya ke lembaga pendidikan atau sekolah.
Maka dengan pendidikan, manusia begitu penting di dalam kehidupan.
Selain orang tua membawanya ke lembaga pendidikan, orang tua tetap mendidik
di rumah, karna lembaga pendidikan tidak bisa mengawasi peserta didik selama
2
24 jam. Maka itu tugas orang tua di dalam keluarganya juga dapat dilakukan
dengan memberi pendidikan, membimbing, membina anak-anak. agar anak dapat
belajar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Anak adalah titipan Allah, karena itu nasib dan masa depan anak-anak
adalah tanggung jawab kita semua. tetapi tanggung jawab utama terletak pada
orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban membina,
membimbing, memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar
menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. karna orang tualah yang
selalu bersama anak mulai dari bayi.
Masa anak-anak merupakan masa transisi dan kelanjutan dalam menuju
tingkat kematangan sebagai persiapan untuk mencapai keremajaan. ini berarti
kemajuan perkembangan yang dicapai dalam masa anak-anak merupakan bekal
keberhasilan orang tua dalam mendidiknya. baik buruknya sikap dan tingkah laku
seseorang di masa anak-anak, sangat banyak ditentukan oleh pengalaman mereka
dalam melihat orang-orang disekitarnya terutama kedua orang tuanya. Itu semua
merupakan bekal pendidikan bagi anak-anak nantinya.
seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orang tua selanjutnya
adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya.
Selain itu, tugas orang tua dalam mendidik anak masih banyak lagi dalam proses
pembentukan perilaku dan karakter anak, bagaimana anak belajar, percaya diri,
menghargai orang lain, dan terlebih lagi orang tua dapat memberikan rasa aman
dan nyaman bagi anak, karena hal itu akan berguna bagi masa depannya. Peran
orang tua dalam pendidikan mempunyai peran besar terhadap masa depan anak.
3
sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka sebagai orang tua
harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan
yang paling tinggi. ini adalah salah satu cara agar anak mampu mandiri secara
finansial nantinya.
Tugas orang tua dalam mendidik anaknya, orang tua perlu menjadi teladan
bagi anaknya dalam menanamkan perilaku Islami, pandangan hidup beragama,
dan bagaimana bertanggung jawab terhadap tugasnya. sebagai orang tua ketika
anaknya masih berada di sekolah, orang tua sepenuhnya menyerahkan proses
pendidikan peserta didik kepada sekolah. sehingga sekolah memiliki tanggung
jawab untuk mendidik peserta didik dan mengoptimalkan potensi yang ada di
dalam diri peserta didik. guru mempunyai tugas untuk membangun pemahaman
kepada orang tua akan peranya dalam membantu memperbaiki pendidikan peserta
didik khususnya dalam membina perilaku Islami.
Sekolah orang yang sangat berperan dalam mendidik peserta didik adalah
guru. dapat dikatakan guru merupakan pendidik kedua setelah kedua orang tua. di
sekolah guru menjadi contoh yang paling utama dalam membina perilaku Islami.
Suatu lembaga pendidikan atau sekolah tidak disebut lembaga apabila di
dalamnya tidak terdapat sosok seorang pendidik khususnya guru pendidikan
agama Islam.
Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S.Ar-Rahman (55) ayat 2-4
ػي اىبا ػي غا خيق ال اىقشآ
4
Terjemahanya:
“yang telah mengajarkan Al-qur‟an. dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara.”1
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa
Allah memerintahkan kepada pendidik khususnya guru untuk mendidik,
membina, membimbing menjadi manusia yang lebih baik lagi sebagaimana yang
ada di dalam al-qur‟an.
Guru dan orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang sama yakni
mengasuh, mendidik, membimbing, membina perilaku Islami peserta didik dan
dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. luqman (31) ayat 13
إ ل حششك بالل ؼظ ا ب لب ا إر قاه ىق
شك ىظي اىش ػظ
Terjemahanya:
“Dan (ingatlah) ketika lukman berkata pada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya,”wahai annakku! Janganlah engkau
menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”2
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa
Allah memerintahkan kepada orang tua untuk membimbing, membina anak-
anaknya sebagaimana yang dilakukan oleh lukman yaitu membimbing anaknya
1Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 531
2 Depertemen Agama RI, AL-Qur’an Hafalan, (Bandung:Cordoba, 2019), h 412
5
menjadi manusia yang selalu taat kepada Allah. contohnya jangan menyekutukan
Allah, ketika melakukan sesuatu haruslah sesuai dengan syariat Islam.
Guru pendidikan agama Islam merupakan seorang yang memberikan
pendidikan atau ilmu dalam bidang aspek keagamaan khusunya perilaku Islami,
membimbing peserta didik menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
serta membentuk kepribadian muslim yang sesuai dengan tuntunan yang ada di
dalam Al-qur‟an dan yang diajarkan oleh Rasulullah.
Tugas seorang guru bukanlah sekedar mentransfer ilmu kepada peserta
didik tetapi juga mengarahkan dan membentuk kepribadian yang baik khususnya
perilaku Islami terutama kepada guru Pendidikan Agama Islam. Peran seorang
guru bukanlah sekedar transfer of knowledge namun yang paling penting adalah
transfer of character.Dengan Pendidikan Agama Islam, seorang guru bisa lebih
mudah menanamkan nilai-nilai keIslaman kepada peserta didik, sebab dalam
materi pembelajaran yang diajarkan sehari-hari telah mengandung nilai-nilai
positif yang mengarahkan peserta didik kepada arah yang lebih baik. Kompetensi
kepribadian bagi guru merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang berperilaku Islami, berakhlak mulia, berwibawa, dan dapat
menjadi teladan bagi peserta didik. Seorang guru bukan hanya di tuntut memiliki
perilaku Islami pada dirinya sendiri melainkan dituntut untuk bisa menjadi teladan
bagi peserta didiknya, yaitu dengan bertindak sesuai dengan norma-norma agama,
dan memiliki perilaku yang pantas diteladani oleh peserta didik sehingga peserta
didik juga memiliki perilaku Islami atau akhlak yang baik.
6
Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu menurunnya perilaku Islami,
moral, maupun etika yang ada di sekeliling kita. khususnya di SMPN 40 SATAP
Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar. terutama terjadi pada peserta
didik. Hal ini di tandai dengan perilaku peserta didik yang tidak mencerminkan
berperilaku Islami seperti masih banyak peserta didik yang tidak menghargai
guru-gurunya di sekolah dan berbuat semaunya sampai memberikan masalah, baik
di sekolah maupun di luar sekolah, dan pergaulan yang kurang baik yang masih
menjadi pusat perhatian di kampung yang peneliti akan teliti. Dengan adanya
penelitian ini, Peneliti harapkan peserta didik bisa memberikan perilaku yang baik
kepada lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di masyarakat, memberikan
perilaku sopan santun dan mematuhi perintah dari guru serta menghargai sesama.
Latar belakang di atas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian
kualitatif dengan judul penelitian: “Peran Orang Tua dan Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Membina Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40
Satap Kepulauan Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar.”
Berdasarkan dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
permasalahan yang akan di bahas adalah sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Orang Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar?
2. Bagaimana gambaran perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap
Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar?
7
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami
peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan
Selayar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran Orang Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui gambaran perilaku Islami peserta didik di SMPN 40
Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam membina
perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten
Kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitain ini di harapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam
menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya pada
perilaku Islam
2. Manfaat Praktis di harapkan dari Penelitian ini sebagai berikut
a. Bagi Peserta Didik
Memperoleh Pengalaman lansung dengan adanya bimbingan dan arahan
dari guru.
8
b. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang
ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang peran orang tua
dan guru PAI dalam membina perilaku Islami.
c. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bahwa tugas seorang guru bukanlah sekedar
mentransfer ilmu kepada seorang peserta didik melainkan menjadi seorang
pembimbing, pengarah, dan pembina serta menjadi tauladan yang baik
bagi peserta didiknya.
d. Bagi Pihak Sekolah
Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan
peningkatan mutu pendidikan.
e. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas khususnya bagi para orang tua dalam
membimbing, membina, dan mengajarkan anaknya menjadi yang lebih
baik dari sebelumnya.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Orang Tua
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi
bagian atau yang memegang pimpinan yang terjadi di dalam sesuatu hal atau
peristiwa.3peran menurut soekarto adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu
sesorang yang melaksnakan hak-hak dan kewajiban sebagaimana mestinya.4
1. Pengertian Orang Tua
Menurut kamus bahasa Indonesia, orang tua dapat diartikan sebagai ayah
dan ibu kandung, orang yang di anggap tua (cerdik, pandai, ahli dan
sebagainya), orang yang di hormati Pengertian Peran (di segani) di kampung,
tertua.5
Orang tua adalah ibu dan bapak kandung yang di kenal mula pertama oleh
anak-anaknya. orang tua merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi
anak-anaknya, karna dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. dengan
demikian bentuk pertama dari pendidikan di dalam rumah tangga itu, karna di
latar belakangi selalu bersama orang tua.
2. Tugas Orang Tua
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan perilaku pribadi
anak. pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh
3W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai
Pustaka, 2011), h 817 4Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2013) h 217
5W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai
Pustaka, 2011), h 688
10
yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian
manusia muncul dari apa yang di lihat berupa perilaku-perilaku pada berbagai
ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai
pembentukan perilaku Islami.
Sebagaimana di dalam Q.S. Attahrim (66) ayat 13
دا اىاط ق اسا ن ي ا فغن ا ا ا ق ا ا اىز ا
ش ا ا الل ى نت غلظ شذاد ل ؼص
ي ا اىحجاسة ػي
ش ا ؤ فؼي
Terjemahan:
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.6
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami
bahwa: Allah memerintahkan kepada keluarga, terutama suatu
pemimpin. dan pemimpin suatu keluarga adalah orang tua.berarti di sini
orang tua bertugas melindungi keluarganya dari perbuatan yang dimurkai
Allah
Adapun tugas dari orang tua:
a. Menanamkan Pandangan Hidup Beragama
Tugas orang tua terhadap anak bisa dilakukan dengan memberikan
penanaman beragama pada masa kanak-kanak, karena masa kanak-kanak
6Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 559
11
merupakan masa yang paling baik untuk mengenalkan dasar-dasar hidup
beragama. Penanaman hidup beragama ini bisa dilakukan dengan mengajak anak-
anak untuk ikut serta pergi ke masjid bersama orang tua menjalankan ibadah,
mendengarkan kultum, maupun ceramah agama yang mencerminkan perilaku
Islami. bila semasa kecilnya anak tidak dikenalkan dengan agama, tidak pernah
pergi bersama orang tua ke masjid mendengarkan ceramah maupun sholat
berjamaah, maka setelah dewasa mereka pun tidak ada perhatian terhadap hidup
beragama.Untuk itu, tugas orang tua dalam mendidik anak sangat perlu
diperhatikan di awal masa kanak-kanaknya. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad
s.a.w.
عؼذ ػ ب ثا إبشا باع حذ اىط ػغى ؼ اب ذ ب ح ثا حذ
صيى الل قاه قاه اىب جذ ػ أب عبشة ػ بغ ب اىش يل ب ػبذ اى
إرا بيغ ػشش لة إرا بيغ عبغ ع باىص ب شا اىص عي ػي ع
ا فاضشب ػي
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi
Thalib-Thabba'] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari
[Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya]
dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perintahkanlah
anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh
tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia
apabila tidak melaksanakannya". ( HR. Abu daud ).7
7Javanladflabs, hadis abu dawud 417. Di akses dari https:// tafsirq.com pada tanggal 5
mei 2015
12
Menurut penulis dari hadits di atas menjelaskan bahwa wajib bagi orang
tua memerintahkan anak-anak mereka untuk shalat pada umur 7 tahun, walaupun
sebenarnya shalat belum wajib atas mereka. Bahwa orang tua wajib
memerintahkan kepada mereka tapi hukum shalat belum wajib atas mereka.
artinya lagi bahwa apabila orang tua tidak memerintahkan anak-anaknya untuk
shalat pada umur 7 tahun, maka orang tua berdosa, dan apabila anak-anak tersebut
tidak shalat maka mereka tidak berdosa dan usahan untuk selalu memerintahkan
untuk shalat setiap kali waktu shalat datang. apabila mereka sudah mencapai 10
tahun, dan mereka meninggalkan shalat tetap mereka tidak berdosa akan tetapi
apabila mereka meninggalkan shalat pada umur 10 tahun maka wajib untuk di
pukul. hal tersebut untuk membiasakan mereka agar kelak ketika sudah dewasa
mereka sudah terbiasa untuk shalat.
Menurut J Verkuyl (dalam Hartomo, 2011) mengemukakan ada tiga tugas
orang tua kepada anak yaitu:
a. Mengurus keperluan materil anak
Ini merupakan tugas orang tua kepada anaknya, karena anak belum
bisa mencari makan, mencari tempat berlindung, dan membeli pakaian
sendiri. Anak masih sepenuhnya bergantung kepada orang tuanya
karena anak belum mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
b. Menciptakan suatu “Home” bagi anak
Maksud dari “Home” disini adalah didalam keluarga itu anak-anak
dapat berkembang dengan subur, merasakan kasih sayang, keramah-
tamahan, merasa aman, terlindung dan lain-lain. Hanya di dalam
rumah anak merasa tentram, tidak pernah kesepian, dan selalu
gembira.
c. Memberikan pendidikan
Memberikan pendidikan merupakan tugas terpenting dari orang tua
terhadap anak-anaknya. Tujuan pendidikan di sini menurut Verkuyl
ialah mengajar dan melatih anak-anak sehingga mereka dapat
13
memenuhi tugas mereka kepada Tuhan, sesame manusia, dan
lingkungan mereka. 8
1. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua
Keluarga merupakan masyarakat pendidikan pertama yang nantinya akan
menyediakan pendidikan pertama serta kebutuhan biologis anak, sehingga
menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat. Orang tua
mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak, yaitu memberikan perhatian,
dorongan, fasilitas dan teladan yang baik pada anak, sehingga akan tercipta
perilaku yang baik, perilaku yang ihsan, baik dalam keluarga maupun di
lingkungan masyarakat. Hal ini membutuhkan proses yang panjang yang harus
dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masa anak-anak sampai dewasa.
Menrut ajaran Islam, anak adalah amanah dari Allah. Amanah tersebut
wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak
tidaklah kecil. Secara umum tanggung jawab yang dimaksud ialah
penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga.
Dalam riwayat Abu Dawud di sebutkan :
ب ذالل ػب اب ػاص ث :حذ عفا ػ د:حذ ثاح غذ حذ ثا
ح ػي ب اىحغ أر ف أر ه الل ج سع قو: سأ اب سافغ ػ اب
لة ت باىص ىذح فاط
Artinya:
“Musaddad menyampaikan kepada kami dari Yahya, dari Sufyan, dari
Ashim bin Ubaidillah bin Abu Rafi‟ bahwa ayahnya berkata, “Aku melihat
8 Hartomo, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 83-84
14
Rasulullah saw, mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika
Fatimah melahirkannya. Beliau mengumandangkan seperti azan untuk
salat”.9
Hadis tersebut menjelaskan bagaimana seorang ayah telah mengajarkan
anaknya tentang mengenal Allah SWT dengan cara mengadzani di telinga anak.
Hal itu dapat dikuatkan oleh adanya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
R.a. berikut:
ت ب ابى عي شي ػ اىض اب رئب ػ ثا اب حذ ثا اد حذ
صو الل ه الل قاه:قاه سع ػ الل شة سض ش اب ػ ػبذاىش ح
ػي ا شا ص ا دا ا د ىذػيى اىفخشة فا ب ى :مو عي
)سااىبخاسي غي( غ ج
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Adaam, dari Ibnu Abi Dzi‟b dari Zuhri
dari Abi Salamah bin „Abdurrohman dari Abu Hurairah ra., iaberkata,
Rasulullah saw bersabda: “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci.
Ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.10
Hadis ini menjelaskan bahwa semua anak yang baru saja dilahirkan itu
adalah fitrah. Tinggal kedua orang tuanya, bagaimana cara mendidik anaknya,
sesuai dengan ajaran Islam atau ajaran lainya.
Anak berhak menerima sesuatu dari orang tuanya dan orang tua
berkewajiban untuk memberikan sesuatu itu kepada anaknya. Orang tua harus
memperhatikan kewajiban dan tanggung jawabnya kepada anak. Adapun
kewajiban orang tua kepada anak, yaitu sebagai berikut:
9 Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats Al-Azdi as-Sijistani, Ensiklopedia Hadis 5: Sunan
Abu Dawud, (Jakarta: Almahira, 2013), h, 1064. 10
Imam Bukhori, h, 153.
15
a. Memberikan anak nama yang baik
Nama adalah cerminan harapan orang tua kepada anaknya. Oleh
karena itu, setiap orang tua pasti memberikan nama yang baik kepada anak
dan berharap anak akan berperilaku sesuai dengan arti nama mereka.
b. Memberikan anak makanan yang halal dan baik
Orang tua berkewajiban memberikan anak makanan yang halal dan
baik, maksudnya halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi,
dan lainnya.11
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam
surat Al-Maidah ayat 88:
( ؤ ب خ اىزي ااحقا الل حيل طبا
الل ا سصقن ا مي
ئذة/ (88: 5اىا
Terjemahnya:
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. (Al-Ma'idah/5:88).12
c. Mengajarkan pendidikan agama kepada anak
Mendidik anak baik laki-laki maupun perempuan adalah kewajiban
orang tua. Pendidikan agama mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam membina kepribadian anak, khususnya tingkah laku, tutur kata,
sopan santun dan sebagainya.13
d. Memberikan kasih sayang kepada anak
11
Imran Siswadi, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM”,
Jurnal Ilmiah UII Yogyakarta, Vol.11 No. 2 (Septerber-Januari 2011), h. 229-230. 12
Kementrian Agama, Alquran dan Terjemahan, 2002. 13
Ihsan Dacholfany, Uswatun Hasanah, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep
Islam, (Jakarta: Amzah, 2018), h. 150-151.
16
Orang tua tidak hanya berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
materi berupa makanan, pakaian dan fasilitas lainnya. Ada yang lebih
penting dari itu semua yaitu memberikan kasih sayang yang tulus kepada
anak.14
2. Peran Orang Tua dalam Keluarga
Kata peran sering dikaitkan dengan seorang aktor dalam suatu drama. Kata
peran dalam kamus Oxford Dictionary diartikan dengan Actor’s part, One’s Task
Of Function yang berarti aktor, tugas seorang atau fungsi. Istilah peran dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti pemain sandiwara (film)
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
di masyarakat.15
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto Peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan.16
Kata peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tugas utama atau
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua kepada anaknya. Peranan
mencakup tiga hal besar yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
14
Imran Siswadi, op. cit., h, 232. 15
Marcelino Sumolang, “Peranan Internet Terhadap Generasi Muda Di Desa Tounelet
Kecamatan Langowan Barat”. Jurnal, Vo.2 No. 4 (2013). 16
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), h. 212-213.
17
b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
masyarakat sebagai individu.
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai
struktur sosial masyarakat.17
Orang tua yaitu ibu dan ayah memegang peranan yang sangat penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Di dalam keluarga ibu dan ayah
berperan sebagai pendidik, pelindung, pengasuh, dan pemberi contoh. Menurut
Jhonson di dalam keluarga ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, serta sebagai kepala keluarga. Sedangkan ibu
berperan sebagai pengurus rumah tangga, pelindung, pengasuh, dan mendidik
anak-anaknya.
Pendidikan ibu adalah sosok terdepan dalam keluarga yang turun langsung
mendidik anak-anaknya. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini banyaknya
dampak negatif dari kemajuan teknologi yang menjangkit anak bangsa.
Pendidikan seorang ibu terhadap anakn merupakan pendidikan dasar yang tidak
dapat diabaikan, meskipun sosok ayah tetap menjadi teladan utama di rumah.18
Tugas ayah adalah memenuhi kebutuhan materi berupa makanan, pakaian
dan fasilitas lainnya. Sebagai kepala keluarga ayah harus mempersiapkan segala
kebutuhan keluarga. Selain itu ayah juga dituntut agar aktif dalam membina
perkembangan dalam pendidikan pada anak.
Menurut Harjati menjelaskan bahwa peran orang tua dalam keluarga
terdiri dari:
17
Ibid., h, 214 18
Marliana, “Penguatan Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak”, Jurnal Islam Al I‟tibar
Vol.2 No.1 (Agustus 2017),h.36.
18
a. Peran sebagai pendidik, orang tua perlu menanamkan kepada anak-
anak arti penting pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka
dapatkan dari sekolah.
b. Peran sebagai pendorong, sebagai anak yang sedang menghadapi masa
peralihan, anak membutuhkan dorongan orang tua untuk
menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi
masalah.
c. Peran sebagai panutan, orang tua perlu memberikan contoh dan teladan
bagi anak, baik dalam berkata jujur maupun dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.
d. Peran sebagai teman, menghadapi anak yang sedang menghadapi masa
peralihan, orang tua lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak.
Orang tua dapat menjadi informasi, teman bicara atau teman bertukar
pikiran tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa
nyaman dan terlindungi.
e. Peran sebagai pengawas, kewajiban orang tua adalah melihat dan
mengawasi sikap dan perilaku agar anak tidak keluar jauh dari jati
dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
f. Peran sebagai konselor, orang tua dapat memberikan gambaran dan
pertimbangan nilai positif dan negatif sehingga anak mampu
mengambil keputusan yang terbaik.19
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Guru memiliki tugas yang beragam dalam berimplementasi dalam bentuk
pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan
bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar
dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
19
Harjati, Peran Orang Tua Dalam kepribadian Anak, (Jakarta: Permata Pustaka, 2013),
h, 45-48
19
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi panutan
para peserta didiknya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah
dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku
kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru
adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsure maupun dalam kehidupan sebuah
bangsa sejak dahulu semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran
dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan
seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari
potret guru dimasa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat
bergantung dari “citra” guru ditengah-tengah masyarakat. Beberapa peran seorang
guru adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Secara umum (universal) guru berperan sebagai pendidik (educator) dan
pengajar (instructor). Peran guru sebagai pendidik (educator), yaitu guru harus
bisa mendidik peserta didiknya dengan ilmu pengetahuan (knowledge) dan juga
mampu mendidik sesuai dengan nilai-nilai (values) positif. mendidik di sini di
artikan lebih konfrehensif, sebagai usaha untuk mendidik peserta didik secara
utuh dan menyeluruh (holistic), baik aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan
20
(psikomotorik), maupun sikap (afektif) agar tumbuh sebagai manusia-manusia
yang berkepribadian dan berdedikasi tinggi .20
Guru Pendiikan Agama Islam adalah seorang yang mendidik peserta didik
sesuai dengan profesinya sebagai guru Pendidikan Agama Islam yaitu mengajar,
membimbing, dan membina peserta didik menjadi manusia yang sesungguhnya
sesuai syariat Islam.
2. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
a. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pembimbing
Guru Pendidikan Agama Islam harus membimbing peserta didik agar
dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga
dengan ketercapaian ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia berguna
yang menjadi harapan setiap orang tua, masyarakat, bangsa, dan Negara.21
b. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Sumber Belajar
Tugas guru pendidikan Agama Islam sebagai sumber belajar merupakan
tugas yang sangat penting. yaitu guru sebagai tempat bertanya bagi peserta didik,
guru sudah seyogianya harus kaya akan pengetahuan (knowledge).
Guru harus menguasai berbagai macam pengetahuan dengan membaca
berbagai pengetahuan dengan membaca sebagai macam literature yang terkait
dengan pembelajaran. Guru berperan sebagai pusatnya pengetahuan yang bersifat
20
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 165 21
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 159
21
lansung, artinya peserta didik dapat bertanya secara lansung dan memperoleh
pengetahuan secara cepat.22
c. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pemimpin
Guru sebagai pemimpin berarti guru bertugas dalam memimpin kegiatan
belajar mengajar (KBM). Sebagai pemimpin yang baik, seyogianya guru memiliki
kecakapan dalam memimpin dan mengantarkan peserta didik pada kesuksesan
dalam pencapaian cita-cita mereka.
d. Guru Sebagai Orang Tua dan Teladan
Guru yang afektif adalah guru yang menunaikan peran, tugas, dan fungsinya
secara profesional. Sebagai teladan, guru tidak hanya mengajar (instructor) secara
tepat dan efektif. tapi harus efektif juga dalam mendidik (educatior). mendidik
dengan keteladanan itu lebih efektif dan lebih baik dari pada mengajar hanya
dengan perkataan saja (lisan al-hal ashahu min lisan al-maqal).23
C. Perilaku Islami.
1. Pengertian Perilaku Islami
Perilaku Islami adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, bersikap,
dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik. perilaku juga diartikan sebagai suatu perilaku seseorang
terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni
22
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 172 22
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 173 23
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 178
22
dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif
(dengan tindakan konkrit). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah
segala bentuk perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Menurut J.P. Chaplin, dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh
Ramayulis,
Perilaku merupakan, sembarang respon yang mungkin berupa reaksi,
tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh organisme. dan
Tingkah secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau
aktifitas.24
Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan
perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang
berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Allah dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang
mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.
Dengan demikian, perilaku Islami berarti segala tindakan perbuatan atau ucapan
yang dilakukan seseorang, sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi
akan ada kaitannya dengan agama Islam, semuanya dilakukan karena adanya
kepercayaan kepada Allah dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan.
Agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluk-pemeluknya, bagi
agama Islam, ada ajaran agama yang harus dilakukan dan ada pula yang berupa
larangan. ajaran-ajaran yang berupa perintah yang harus dilakukan di antaranya
24
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), Cet. 8, hal. 99
23
adalah sholat, zakat, puasa, haji, menolong orang lain yang sedang kesulitan,
berperilaku sesuai dengan syariat Islam dan masih banyak lagi. Sedangkan yang
kaitannya dengan larangan itu juga banyak, seperti tidak ada etika, berpakaian tapi
telanjang, minum-minuman keras, judi, korupsi dan lain-lain.
Kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah
kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk dengan sang
Pencipta, maupun antara makhluk dengan makhluk, itu pada dasarnya sudah
diatur oleh agama. Sedangkan pengertian perilaku Islami adalah perilaku normatif
manusia yang normanya diturunkan dari ajaran Islam dan bersumber dari Al-
Qur‟an dan As-Sunnah.
2. Macam-Macam Perilaku Islami
Dilihat dari perpaduan antara iman, ibadah, pengetahuan dan akhlak,
maka perilaku Islami seorang muslim dapat dikategorikan menjadi tiga komponen
antara lain
a. Perilaku Islami terhadap Allah
Sifat hubungan antara manusia dengan Allah dalam ajaran Islam bersifat
timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan
Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia. Tujuan hubungan manusia
dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau ibadah. Dengan kata lain,
tugas manusia di dunia ini adalah beribadah.
Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Adz-Dzariat (51) ayat 56
ا خيقج اىج ( ظ إلىـؼبذ ال ۵٦(
Terjemahan:
24
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada ku.”25
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa
Allah memerintahkan kepada manusia bahwa Allah menciptakan di dunia untuk
beribadah. Manusia di ciptakan di dunia ini tujuanya hanya untuk beribadah
kepada Allah diantaranya: berbuat baik kepada semua orang, selalu taat
beribadah, .selalu berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam.
Perilaku manusia terhadap Allah bisa dikatakan bahwa manusia harus taat
pada-Nya. Manusia adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah sebagai hamba
Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang
tidak boleh membangkang pada-Nya.
Seorang yang membangkang maka kita akan terkena konsekuensi yang
sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus
direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini
memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita
menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi
mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan
Allah, karena ketaatan kita.
b. Perilaku Islami terhadap Sesama Manusia
Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa
berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup
berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain. Karena pada dasarnya, setiap
25
Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 520
25
manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas
tersendiri yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan
hidup.
Hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu
hidup bersama dengan manusia lainnya. dorongan masyarakat yang dibina sejak
lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia
ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain,
manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah
tengah manusia.
Selain saling mengenal, manusia juga sangat dianjurkan agar dapat
menjalin hubungan yang baik antar sesamanya.
Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Al-Hujuraat (49) ayat 13
sebagai berikut:
جغ ىا م أـثى رمش ااىاط إا خيقام أـ
قـبائو ىخـؼاسفا ػ ػبا أحـقام ذ اىي ػ ن أمش إ
الل خبش ) إ ۳۱ػي
Terjemahan:
26
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku. supaya kamu saling mengenal.26
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah
memerintahkan kepada manusia untuk saling kenal-mengenal, baik itu laki-laki
atau perempuan, berbeda suku, beda warna kulit.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang terjadi. tata krama pergaulan dengan sesama muslim,
sesama tetangga ayat di atas beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan
antar manusia.
Ayat tersebut menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya
sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Tidak
ada juga perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan.Yang
membedakan hanyalah iman.
c. Perilkau Islami terhadap Alam
Perilaku Islami terhadap alam adalah bahwa bagaimana seorang muslim
berbuat terhadap alam. Yang dimaksud alam di sini adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia, baik hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak
bernyawa. alam harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat
26
Kementrian Agama RI, AL-QUR’AN HAFALAN, (Bandung: Cordoba, 2019), h 517
27
dan melestarikannya, karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban
suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya.27
Berperilaku Islami terhadap alam adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Pada intinya, etika Islam
terhadap alam semesta mengajarkan perintah yaitu jangan membuat kerusakan di
muka bumi. Perintah ini mempunyai arti yang cukup luas mulai dari menjaga
kebersihan bumi, tidak bersikap sewenang-wenang terhadap alam, tidak
mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan sendiri, dan himbauan
untuk memperbaiki kembali sumber daya alam yang telah rusak oleh ulah pihak
yang tidak bertanggung jawab.
Manusia sebagai salah satu unsur alam seharusnya selalu tunduk terhadap
aturan/ketentuan yang ada dalam ekosistem tersebut. Akan tetapi, manusia yang
memiliki fungsi sebagai khalifah Allah di bumi ini dilengkapi kebebasan
berkehendak, maka ia bebas untuk tunduk dan atau tidak tunduk sama sekali. dari
sini, mulai tampak perbedaan antara manusia (sebagai salah satu unsur alam)
dengan alam lainnya, yakni manusia bebas menentukan sedangkan alam tidak.
Dengan demikian alam memiliki kelebihan sekaligus kelemahan. Kelebihannya
terletak pada selalu tunduk atas aturan ketentan Allah, maka alam selalu berada
pada posisi yang selalu harmonis. Sedangkan kelemahannya terletak pada tidak
berdayanya menentukan sikap- sikap bila umpamanya manusia dengan seleranya
mencoba merusak ekosistemnya.28
27
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 15 28
Didiek Ahmad Supadie, dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h
145-146.
28
Manusia disamping mempunyai status sebagai makhluk dari bagian alam,
ia juga mempunyai tugas sebagai khalifah atau penguasa di muka bumi. manusia
dibebani tanggung jawab dan anugerah kekuasaan untuk mengatur dan
membangun dunia ini dalam berbagai segi kehidupan, dan sekaligus menjadi saksi
dan bukti atas kekuasaan Allah di alam jagad raya ini. Tugas kekhalifahan bagi
manusia adalah merupakan tugas suci, karena merupakan amanah dari Allah,
maka menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi merupakan pengabdian
(ibadah) kepadaNya. Bagi mereka yang beriman akan menyadari statusnya
sebagai khalifah di bumi, serta mengetahui batas kekuasaan yang dilimpahkan
kepadanya.
Sebagaimana di dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 30
ل ئنت إرقاه سبل ىي إى جاػو فى الأسض خيفت
ح اء غفل اىذ ـفظ د فا ػو فا قاه اأحج
ط ىل ـقذ ذ ك غبح بح ال حـؼي قاه إى أػي
Terjemahan:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman” Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.29
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa
Allah memerintahkan kepada pemimpin untuk menjaga yang ada di
29
Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 6
29
lingkungannya. Seperti alam dari manusia-manusia yang ingin merusak di muka
bumi. itulah tujuan dari seorang khalifah atau pemimpin.
3. Aspek-aspek pembentukan perilaku Islami
Aspek-aspek pembentukan perilaku Islami diantaranya adalah: bersihnya
akidah, lurusnya ibadah, kukuhnya akhlak, mampu mencari penghidupan, luasnya
wawasan berfikir, teratur urusannya, perjuangan diri sendiri, memperhatikan
waktunya, bermanfaat bagi orang lain.
Tujuan pembentukan perilaku Islami yaitu: terbentuknya kedisiplinan,
mampu mengendalikan hawa nafsu serta memelihara diri dari perilaku
menyimpang. seorang muslim haruslah mampu berperilaku Islami terhadap Allah,
sesama manusia, dan alam.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Islami.
Perilaku seseorang dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa faktor
antara lain:
a. Faktor formal
Faktor pembentuk perilaku formal dapat diperoleh di sekolah dan lembaga
pendidikan, seperti dari sekolah umum maupun kejuruan, sekolah yang berbasis
agama tertentu, dari jenjang yang paling rendah hingga yang tertinggi. Sekolah
berperan sebagai wahana penyampaian pengajaran dan pendidikan turut
mempengaruhi tingkat perkembangan perilaku pada peserta didik.30
Peran guru sebagai pentransferan ilmu sangatlah penting. Seorang guru
bukan hanya memberikan pendidikan dalam bentuk materi saja, tetapi lebih dari
30Abuddin Nata, (2010), Akhlak Tasawuf , Jakarta:PT, Raja Grapindo Persada, hal.160-
163
30
itu harus dapat mencontoh dari sisi teladannya. Disamping itu, guru juga harus
memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. hal ini dikarenakan
perilaku seorang gurulah yang pertama-tama di lihat oleh peserta didiknya.
b. Faktor informal (keluarga dan lingkungan)
Faktor pembentuk perilaku informal yaitu kelurga dan lingkungan.
Sebagaimana Menurut KI Hajar Dewantara:
” keluarga adalah tempat pendidikan perilaku yang terbaik dibanding
pendidikan yang lain. hal ini dikarenakan, melalui keluarga orang tua
akan memberikan pendidikan akhlak kepada peserta didik sedini
mungkin. dari lingkungan keluarga inilah pembentukan perilaku
mudah diterima oleh anak. karena komunikasi yang terjadi setiap
waktu antara orang tua dan anak, melalui perhatian, kasih sayang, serta
penerapan akhlak yang baik dari orang tua kepada anaknya berlangsung
secara alami”.31
Faktor formal dan informal diatas sangatlah menentukan terbentuknya
perilaku yang baik maupun yang buruk. alangkah baiknya jika faktor-faktor
tersebut bisa saling melengkapi. hal ini dikarenakan terkadang secara tidak sadar
masih terdapat kekurangan-kekurangan dari pendidikan akhlak dan budi pekerti
yang di dapat dari lingkungan formal maupun non formal.
5. Dalil Tentang Perilaku Islami
Sebagaimana di dalam Q.S.Albagarah (2) ayat 208
ل حخبؼا مافت ي ا ادخيا ف اىغ آ ا اىز اث ا أ خط
ب ػذ ىن إ طا اىش
Terjemahan:
31Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 32
31
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan,
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.32
Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu waspada dari
bisikan syaitan, karna syaitan merupakan musuh nyatanya manusia, jangan
sampai melakukan sesuatu tidak sesuai dengan syariat Islam..
32
Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 32
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Menurut Bagdo dan Taylor,
metodologi penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriktif kualitatif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati33
Menurut keduanya pendekatan ini diarahkan pada latar
individu menyeluruh.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.
Masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang
yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut
nantinya dapat berkembang secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan.34
Menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat dengan mudah dipahami dan
disampaikan tanpa melakukan perhitungan statistik. Karena penelitian ini sifatnya
mendeskripsikan hasil dari penelitian yang sifatnya tulisan, suara ataupun
tindakan yang dilakukan.
33
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Cet-XI; Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2012), hal 65 34
Fakultas Agama Islam , Panduan Penulisan Karya Ilmiah ,(Cet – 1 Universitas
Muhammadiah Makassar:2019) ,hal 1
33
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh
data penelitian. Lokasi penelitian bertempat di SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. objek penelitian
dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang
terjadi di dalamnya. objek dari penelitian ini adalah orang tua, guru, dan peserta
didik kelas IX.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang
akan dilakukan, hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar
kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan
observasi/pengamatan. Maka yang menjadi fokus penelitian dan deskripsi
fokusnya adalah”.Peran orang tua, Guru Pendidikan Agama Islam Dan Perilaku
Islami Peserta Didik”35
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Deskripsi Peneliti menjelaskan atau mendeskripsikan titik fokus
penelitian.36
Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti akan mendiskripsikan
fokus penelitian yaitu:
1. Pengertian Peran Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peran adalah
sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terjadi di
35
Fakultas Agama Islam , Panduan Penulisan Karya Ilmiah ,(Cet – 1 Universitas
Muhammadiah Makassar:2019) ,hal 12
36Fakultas Agama Islam, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, (Cet-1 ; Universitas
Muhammadiyah Makassar: 2019) , h. 12.
34
dalam sesuatu hal atau peristiwa.37
peran menurut soekono soekarto adalah
aspek dinamis dari kedudukan, yaitu sesorang yang melaksanakan hak-hak
dan kewajiban sebagaimana mestinya.38
Orang tua adalah ibu dan bapak
kandung yang di kenal mula pertama oleh anak-anaknya. orang tua
merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak-anaknya, karna
dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan di dalam rumah tangga itu, karna di latar
belakangi selalu bersama orang tua.
2. Guru pendidikan agam Islam adalah seorang yang memberikan pendidikan
atau ilmu dalam bidang aspek keagamaan dan membimbing Peserta didik
ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim
yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
3. Perilaku Islami adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, bersikap,
dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dariberbagai macam aspek,
baik fisik maupun nonfisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu perilaku
seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan
menjadi dua, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit). Sedangkan dalam
pengertian umum perilaku adalah segala bentuk perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh makhluk hidup.
37
W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai
Pustaka, 2011), h 817 38
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2013) h 217
35
E. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat diklsifikasikan sebagai
berikut:
1. Sumber primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Orang
Tua dan Peserta didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar Kabupaten
Kepulauan Selayar.
2. Sumber Sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Penelitian ini di lakukan dengan: Observasi, Wawancara, Dokumentasi.39
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya.agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di
permudah olehnya. adapun instrumen dalam penelitian ini adalah kamera, hp,
leptop, pulpen, dan buku.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,
pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara.
39Hardayani, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, ( Cet- 1; Yogyakarta: Pustaka
Ilmu, 2020), h. 121.
36
Bagian ini memuat uraian dan rinci tentang langkah-langkah dan prosedur
pengambilan dan pengumpulan data, misalnya pengukuran lansung, observasi,
pelaksanaan test, pelaksanaan wawancara langsung atau pengiriman angket. bila
menggunakan orang lain sebagai pengumpul data, perlu di jelaskan cara
pemilihannya.40
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi, merupakan salah satu proses yang di lakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di selidiki.41
Hal yang hendak di obsevasi haruslah di perhatikan secara detail. dengan
metode obsevasi ini, bukan hanya hal yang di dengar saja yang dapat di
jadikan informasi, tetapi gerakan-gerakan dan raut wajah pun
mempengaruhi obsevasi yang di lakukan.
2. Wawancara mendalam, merupakan proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan secara mendalam dan detail.42
3. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian.43
Dalam hal ini penelitian ini mengambil dokumen
melalui gambar, menulis ataupun merekam sebagai bukti keaslian data
yang diperoleh.
40Hardayani, Metode Penelitian Kualitatif&kuantitatif, h. 120.
41 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, metode penelitian (cet.VIII; Jakarta :PT. Bumi
Aksara, 2007), h.120
42Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi ,Metodologi Penelitian,h. 82
43Sudaryono, Metodologi Penelitian, ( Cet.2; Depok: Rajagrafindo Persada, 2018), h. 229
37
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul akan
diolah oleh peneliti. data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif
yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang ditemukan selama
proses penelitian. Miles dan Huberman dalam buku karangan Sugiyono
mengungkapkan bahwa dalam mengola data kualitatif dilakukan melalui tahap
reduksi (reduction), penyajian data ( data display), dan penarikan simpulan
(verification).44
1. Reduksi Data (reducation)
Mereduksi berarti merangkum, proses pemilihan, memilih hal-hal pokok
dan penting kemudian di cari tema dan polanya. Pada tahap ini peneliti
memilah informasi yang relevan dan yang tidak relevan dengan penelitian.
Setelah direduksi data akan mengerucut. Semakin sedikit dan mengarah ke
inti permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai objek penelitian.
2. Penyajian Data ( data display)
Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya adalah menyajikan data. Data
disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan yang bersifat
deskriptif.
3. Penarikan kesimpulan
44Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2012), h. 246
38
Tahap akhir penarikan kesimpulan, Setelah semua data tersaji,
permasalahan yang menjadi objek penelitian dapat dipahami kemudian
ditarik kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian.45
45Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 247
39
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah salah satu satuan pendidikan
dengan jenjang SMP di Nyiur Indah .Kecamatan Taka Bonerate, Kab. Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan. dalam menjalankan kegiatannya, SMPN 40 satap
Kepulauan Selayar berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar beralamat di Bonelambere, Nyiur
Indah, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten kepulauan selayar Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan, dengan kode pos 92861.
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar berdiri pada tahun 2009 yang
sebelumnya bernama SMPN 6 Taka Bonerate, dengan seiring berjalannya waktu,
pada tahun 2018 berubah menjadi SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.
Dalam masa perjalanannya, selalu berubah dalam kepemimpinannya.
Adapun kepala sekolah dari masa ke masa pada saat itu sebagai berikut:
1. Bapak Nur.Alim Syartaib, S.pd. MA.
2. Bapak Muh. Yasin, S.Sos
3. Bapak Muhayyeng , S.pd
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa ada 3 kepala sekolah yang
menjabat mulai dari tahun 2009 sampai 2021. pada tahun 2009 bapak Nur.Alim
Syartaib, S.pd. MA yang menjabat sebagai kepala sekolah pertama di sekolah
40
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar. Pada tahun 2014 Bapak Muh. Yasin, S.sos
yang menjabat sebagai kepala sekolah yang ke-2. Pada tahun 2020 sampai
sekarang Bapak Muhayyeng, S.pd yang menjabat sebagai kepala sekolah.
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Visi SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah terciptanya sekolah yang
berprestasi dalam berkarakter dan berwawasan lingkungan.
b. Misi
Misi pendidikan SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar di rumuskan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan lingkungan sekolah yang sehat, rapih, bersih, aman
dan nyaman.
2. Menumbuhkan kedisiplinan, rasa kekeluargaan dan semangat pada
seluruh warga sekolah.
3. Mengembangkan pengelolaan manajeman sekolah yang efektif dan
efisien.
4. Mengembangkan pembelajaran yang efektif, aktif, efisien, kreatif, dan
menyenangkan.
5. Mengoptimalkan proses belajar mengajar selama 6 hari sepekan.
6. Meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik peserta didik.
7. Membina kemandirian peserta didik melalui pembiasaan, dan
pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan.
c. Tujuan Sekolah
41
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Terwujudnya suasana belajar yang kondusif efektif dan efesien.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran.
4. Meningkatkan akhlak dan moral peserta didik.
5. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan proses belajar
mengajar.
6. Membangun suasana lingkungan pendidikan yang bernuansa religious.
3. Identits sekolah
1) Nama sekolah : SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar
2) Akreditas : C
3) NPSN : 40318566
4) Alamat Sekolah:
a. Desa/Kelurahan : Nyiur Indah
b. Kec/Kab/Kota : Selayar
c. Provinsi : Sulawesi Selatan
d. No.Telfon : 08114604774
5) Luas Tanah : 2.317 m²
6) Kode Pos : 92861
7) Status Kepemilikan : Milik Negri
4. Keadaan Guru
Tabel 1: Data Guru dan Karyawan
42
No
Nama
Jabatan
Pendidikan
Guru
Mapel
1 Muhayyeng,
S.pd
Kepala
sekolah
S1
Bahasa
Indonesia
2 Reni Apriani,
S.pd
PNS
S1
IpaTerpadu
3 Sarifuddin,
S.pd
PNS
S1
Penjas
4 Muh.
Amirudin,
S.pd
PNS
S1
Ipa Terpadu
5 Andi Sukma
Wati, S.pd
Kontrak
S1
Bahasa
Inggris
6 Erli Yanti,
S.pd
Kontrak
S1
Matematika
7 Andi Amran
S.pd
Kontrak
S1
Pend.Agama Islam
8 Andi Nur
Hikma, S.pd
Kontrak
S1
Bahasa Ingris
9 Sulpiana,
S.pd
Kontrak
S1
Ips Terpadu
43
10 Ramlah, S.pd Kontrak
S1
Tik
11 Andi Risna,
S.pd
Honorer
S1
Bahasa Indonesia
12 Riska
Wati,SE
Honorer
S1
Ips Terpadu
13 Nurhang,
S.pd
Honorer
S1
Kelautan
14 Jumriadi,S.pd Honorer
S1
Penjas
15 Risma
wati,S,pd
Honorer
S1
Bahasa Indonesia
16 Muh.Rais,
S.pd.I
Honorer
S1
Pkn
17 Muh.Ali,
S.pd
Honorer
S1
Pend. Agama Islam
Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021
44
5. Keadaan Peserta Didik
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar merupakan sekolah pertama di desa
Nyiur Indah dengan jumlah peserta didik 72 orang dengan rincian 33 orang
berjenis laki-laki dan 22 orang berjenis kelamin perempuan dan 100% menganut
Agama Islam. Adapun rincianya sebagai berikut:
Tabel 2 Keadaan Peserta Didik
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 1 6 18 24
2 2 11 16 27
3 3 10 18 28
Jumlah 27 52 79
Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021
6. Sarana dan Prasarana
Dengan sarana-prasarana yang tidak memadai secara tidak lansung
menjadi faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik. di
SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar. Untuk
mengetahui apa sarana prasarana yang terdapat di sekolah tersebut, berikut
45
peneliti akan paparkan. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah
tersebut, berikut peneliti akan paparkan. Adapun sarana dan prasarananya yaitu:
Tabel 3: Fasilitas Sekolah
Jenis Bangunan/Gedung dan Lain-
Lain
Jumlah Keterangan
Bangunan Gedung Sekolah
1
Kurang Baik
Ruangan Kepala Sekolah
1
Baik
Ruangan Guru
1
Kurang Baik
Ruangan Laboratorium
2
Kurang Baik
Masjid
-
Tidak Ada
Perpustakaan
1
Kurang Baik
Ruangan Kelas
3
Baik
Ruangan OSIS
1
Baik
46
UKS (usaha kesehatan sekolah)
-
Tidak Ada
Wc
2
Baik
Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021
7. Grafik Sekolah
Adapun grafik sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar mulai dari
tahun 2017-2021.adalah sebagai berikut:
Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021
B. Peran Guru PAI dan Orang Tua Dalam Membina Perilaku Islami
1. Peran Guru PAI Dalam Membina Perilaku Islami
Pada dasarnya peran guru pendidikan agama Islam dan guru umum itu
sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia
miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2017 2018 2019 2020 2021
Grafik Peserta Didik Dari Tahun 2017- 2021
47
mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas. Akan tetapi peran guru pendidikan
agama Islam selain berusaha memindahkan ilmu, ia juga harus menanamkan nilai-
nilai agama Islam kepada peserta didiknya agar mereka bisa mengintegrasikan
nilai-nilai Islam pengetahuan dari guru agama:
Berikut kutipan hasil wawancara dari guru Agama:
“ Perlu diketahui bahwa, guru memiliki banyak peran atau tugas yang
perlu diketahui secara umum, karena guru dalam profesinya di tuntut harus
mampu memahami akan karakteristik yang di miliki oleh peserta didiknya.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada peserta didik. Sebagai guru pendidikan agama Islam sebagaimana
saya harus lebih berperan dan menanamkan nilai-nilai agama kepada
peserta didik agar kedepannya mereka bisa menerapkan apa yang sudah
saya ajarkan (Amran, 2021)”46
Guru Pendidikan Agama Islam sebagai seorang pendidik memiliki banyak
peran dalam usaha membina perilaku peserta didik, peran guru Pendidikan Agama
Islam tidak bisa di nafi‟kan, sebab Guru Agama merupakan figure sentral yang
paling bertanggung jawab dalam proses pembinaan perilaku peserta didik. oleh
karna itu, setiap orang yang mempunyai tugas sebagai guru, harus mempunyai
perilaku Islami khususnya guru Agama Islam. dan seorang guru agama memiliki
tugas tugas yang lebih berat bila di bandingkan dengan guru pada umumnya.
sebab di samping ia harus menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia.
46
Amran S.pd.I (Guru Mata Pelajaran PAI) wawancara di kampung nyiur indah 8 juni
2021
48
Adapun peran menurut Hamalik, Guru dapat melaksanakan perannya,
yaitu:
1. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi
Peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Sebagai pembimbing, yang membantu peserta didik mengatasi
kesulitan dalam proses belajar.
3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan
yang menantang peserta didik agar melakukan kegiatan belajar.
4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan peserta
didik dan masyarakat.
5. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada
peserta didik agar berperilaku yang baik.
6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan
belajar peserta didik.
7. Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha
pembaruan kepada masyarakat.
8. Sebagai motivator, yang meningkatkan kegairahan dan pengembangan
kegiatan belajar peseta didik.
9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik dan masyarakat.
10. Sebagai Penilaian atau evaluasi, merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan
hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila
49
berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian.47
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen menyatakan bahwa:
“ Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.”48
Berikut wawancara peserta didik atas nama Nurti di SMPN 40
Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar mengatakan bahwa:
“Menurut saya peran guru di sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar sudah memberikan peran yang baik karena dia selalu
memberikan kami contoh yang baik dan menasehati kami agar kami
tidak lupa selalu melaksanakan ibadah”
Peran Orang Tua dalam membina prilaku Islami. Adapun wawancara
bersama peserta didik yang bernama salsabila, mengatakan bahwa:
“ Orang tua saya di rumah selalu memberikan nasehat dan menyuruh saya
selalu berperilaku baik baik dengan keluarga, guru, dan lingkungan
sekitar”
Kemudian peserta didik lainnya yang bernama Nurti mengatakan bahwa:
“ Disini orang tua saya hanya mengikuti kemauan anaknya, semau-mau
anaknya, jarang di marahi dan kurang memberikan contoh perilaku
Islami.”
47
Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hal.9. 48
UU RI No. 14 Thn 2005, Tentang Guru dan dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014),
Hlm. 23
50
2. Gambaran Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar.
Perilaku Islami berarti segala tindakan, perbuatan atau ucapan yang
dilakukan seseorang di dalam kehidupan sehari-harinya, yang sesuai dengan
syariat Islam. Salah satu dari perilaku Islami diantaranya: shalat, membantu orang
Tua, berpuasa pada bulan ramadhan, mengaji, membantu sesama manusia,
menutup aurat, bertutur kata yang baik-baik, dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang sangat berperan dalam membina
perilaku Islami yaitu Orang Tua. Orang Tua adalah guru pertama bagi Anak-
anaknya. di dalam kelompok atau sekolah mempunyai pengaruh terhadap segala
tindakan, perbuatan, atau ucapan di dalam pembentukan perilaku Islami. seorang
guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam pembentukan perilaku.
seorang guru harus menjadi tauladan atau contoh bagi para peserta didiknya.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran Perilaku Islami peserta didik
maka peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI SMPN 40 Satap
Kepulauan Selayar. Beliau mengatakan bahwa:
“Perilaku peserta didik yang ada di kelas IX berbeda-beda ada peserta
didik yang memiliki kepribadian yang baik, sopan, dan ramah, adapun
peserta didik yang memiliki kepribadian yang kurang baik misalnya
cerewet, suka ganggu teman, selalu tidur di dalam kelas, dan suka
bolos.”(Amran)49
49
Amran S.pd.I (Guru Mata Pelajaran PAI) wawancara di kampung nyiur indah 8 juni
2021
51
Untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku Islami peserta didik
maka peneliti melakukan wawancara dengan Orang Tua peserta didik di SMPN
40 Satap Kepulauan Selayar.
Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan selaku orang Tua dari
peserta didik mengatakan bahwa:
”Disini saya tidak memberi batasan kepada anak saya, tidak apa-apa kalau
berpacaran yang penting sewajarnya saja tetap dipantau, begitupun juga
kalau anak saya tidak memakai jilbab karena disini masih banyak anak-
anak remaja yang semaunya saja memakai jilbab dan tidak , kadang juga
disuruh shalat masih ada rasa kemalasan pada anak saya.(2021)”50
Hampir sama dengan yang di katakan Orang Tua dari peserta didik, ia
mengatakan bahwa:
“Anak saya itu kebiasaanya suka ikut-ikut temannya, maksudnya
lingkungan disini juga yang kurang bagus untuk pergaulannya, jadi anak
saya itu biar dinasehatin masih sama seperi biasanya, dalam berpakaian
juga tidak apa-apa saya rasa, kalau tidak memakai kaos kaki dan jilbab
panjang, yang pentingkan bagusji perilakunya. Sholat wajibnya juga
masih ditinggalkan, yah intinya saya sudah ingatkan kepada anak saya.51
Berbeda hasil wawancara dari Orang Tua peserta didik dari Salsabila, ia
berpendapat bahwa:
50
Katija (Orang Tua peserta Didik) Wawancara di Kampung, 5 juni 2021 51
Riswana (Orang Tua Peserta Didik) Wawancara di Kampung, 5juni 2021
52
“Saya sudah berkali-kali menasehati bahwasanya harus berpakaian syar‟i,
tidak boleh berpacaran, dan main tik-tok, tetapi Anaknya yang tidak mau
mendengar dan ikut-ikutan sama temanya.”(2021)52
Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Gambaran
Perilaku Islami Peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar khususnya
kelas IX 70% tidak mencerminkan perilaku Islami di sebababkan kurangnya
pemahaman orang tua mengenai ilmu pengetahuan Islam.
Wawancara dengan peserta didik ia berpendapat bahwa:
“Perilaku Islami adalah segala perbuatan harus baik. Contohnya: shalat,
mengaji, dan membantu teman. sedangkan alasannya tidak berpakaian
syar‟i karna banyak temannya yang tidak berpakaian syar‟i dan di anggap
sebagai orang yang tidak ikut zaman kalau berpakaian syar‟i dan faktor
yang mempengaruhi adalah teman dan lingkungannya. (2021)53
Wawancara dengan peserta didik ia berpendapat bahwa:
“Perilaku Islami adalah segala perbuatan yang harus sesuai dengan Islam.
contohnya: Mengaji, Shalat, berpuaasa dan lain-lain. alasannya tidak
berpakaian syar‟i karna kaos kakinya cuma 1 dan dalaman jilbabnya tidak
ada serta rokya juga cuma rok sekolah. Faktor yang mempengaruhi adalah
tidak memiliki pakaian syar‟i” (2021).54
Wawancara dengan peserta didik di atas dapat di simpulkan Bahwa
perilaku Islami adalah segala sesuatu yang baik sebagaimana yang di ajarkan oleh
52
Haswati (Orang Tua Peserta Didik ) wawancara di Kampung, 5 juni 2021 53
Salsabila (peserta didik ) wawancara di kampung, 5 juni 2021 54
Nur Tamsina (peserta didik) wawancara di kampung 5 juni 2021
53
Islam. Contohnya: sholat, membantu orang, dan lain-lain. faktor yang
mempengaruhi sama seperti di atas adalah tidak memiliki pakaian syar‟i.
3. Faktor pendukung dan penghambat Dalam Membina Perilaku Islami
Adapun wawancara bersama guru PAI dan beberapa peserta didik dengan
ini peneliti merangkum sebagai berikut:
Dalam membina Perilaku Islami tentunya ada faktor pendukung dan
penghambat
1. Faktor pendukung dalam Membina perilaku Islami.
Salah satu faktor pendukung yang ada di lapangan dalam membina perilaku
Islami di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah:
a. Keadaan Guru
Guru di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar merupakan orang – orang
yang memiliki ilmu pengetahuan pendidikan agama termasuk guru mata pelajaran
Pendidikanagama Islam, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang baik dalam ilmu pendidikan sehingga ia dapat berperan dalam membina
perilaku Islami peserta didik.
b. Adanya kegiatan ekstrakurikuler setiap minggunya mengadakan kegiatan
kajian di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar yang berupa terkait dengan
menanamkan pembelajaran tentang perilaku Islami.
2. Faktor penghambat perilaku Islami
Salah satu faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta
didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Orang Tua
54
Orang Tua peserta didik masih banyak yang belum memahami terkait
dengan pengetahuan agama Islam sehingga masih sulit membina perilaku Islami
pada peserta didik.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang ada di kampung desa Nyiur Indah masyarakat di sana
masih minim akan pengetahuan agama Islam sehingga perilaku peserta didik
masih kurang baik dan mengikuti pergaulan di kalangan lingkungan tersebut.
c. Sarana prasarana
Sarana prasarana di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar yang tidak
mendukung kegiatan spritual peserta didik seperti tidak adanya kegiatan shalat
berjamaah karna tidak memiliki fasilitas mushallah sehingga peserta didik masih
malas-malasan melaksanakan ibadah wajib.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru dan Orang Tua Dalam
Membina Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar”
maka dapat di simpulkan bahwa:
1. Peran Guru PAI dalam membina perilaku Islami Peserta didik di SMPN
40 Satap Kepulauan Selayar, yaitu memberikan contoh yang baik dan
memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan agama dengan cara
melakukan kajian setiap pekan. Sedangkan peran orang tua dalam
membina perilaku Islami pada anaknya masih kurang di sebabkan karna
kurangnya pemahaman ilmu Agama Islam.
2. Gambaran Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar masih kurang baik dapat di lihat dari bagaimana peserta didik di
dalam sekolah, bagaimana peserta didik bersikap kepada guru yang
kurang baik, berpakaian yang tidak syar‟i serta perilaku yang tidak
menghargai peserta didik dengan temannya dan lingkungan sekitar.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami
Peserta Didik.
a. Faktor Pendukung
Salah satu faktor pendukung dalam membina perilaku Islami adalah
memiliki seorang guru yang paham tentang ilmu agama, dan selalu melakukan
kajian setiap pekan.
56
b. Faktor Penghambat dalam membina perilaku Islami
1. Orang Tua
Salah satu faktor penghambat dalam membina Perilaku Islami Peserta
didik adalah Orang Tua. Yang kurang memiliki pemahaman tentang ilmu Agama
Islam.
2. Lingkungan
Salah satu faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta
didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah lingkungan.
3. Sarana dan Prasarana
Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam membina perilaku
Islami peserta didik adalah sarana prasarana. di mana sekolah yang tidak memiliki
mushallah.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa saran yang
mungkin dapat di gunakan sebagai evaluasi bagi seluruhnya yang terlibat, di
antaranya:
1. Kepada Orang Tua
Orang Tua harus lebih memahami ilmu Agama Islam dengan sering
mendatangi kajian dan menonton di media sosial. Serta orang tua bisa
mengontrol anaknya dengan siapa anaknya bergaul dan menasehati
anaknya. Orang tua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak di dalam
membina perilaku Islami.
2. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam
57
Seorang guru Pendidikan Agama Islam harus memilki cara atau strategi di
dalam membina perilaku Islami serta melakukan pertemuan anatara guru
dan orang tua dan membicarakan masalah perilaku anak. ada peraturan yang
harus di sepakati dan ketika melanggar harus ada sanksinya. Dan orang tua
harus tanda tangan surat keterangan tidak akan protes ketika di beri sanksi
anaknya. Misalnya: ketika tidak pakai kaos kaki di beri sanksi di jemur
selama 2 jam, dan melakukan dakwh dari rumah ke rumah.
3. Kepada Peserta didik
Seorang anak anak diharapkan agar selalu giat dan lebih mendalami Ilmu
pendidikan Agama Islam serta mampu mengamalkannya baik di sekolah
maupun diluar sekolah.
4. Kepada Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan penelitian ini
dengan melakukan penelitian jangkauan lebih luas dan mendalam. Hasil
dari analisis tentang peran orang tua dan guru PAI dalam membina Perilaku
Islami ini belum mendalam dan terdapat banyak kekurangan di karenakan
keterbatasan waktu, sumber rujukan, serta pengetahuan dan ketajaman
analisis yang di lakukan peneliti, oleh karna itu, di harapkan peneliti
selanjutnya untuk mengkaji ulang secara lebih mendalam hasil dari
penelitian ini
58
DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad Suyanto, Asep Jihad, 2013.Menjadi guru Profesional (Strategi
Meningkatkan Kualifikasid dan guru di era global, Jakarta Erlangga
Group.
Abdul Majid, DKK, 2012.Pendidikan Karakter Perspektif Islam , Bandung
:PT Rosdakarya.
Burhan al Islam al Zarnuj 2004 i Ta’lim al Muta’allim Tariq al
ta’allum, Baladeya Khourtom al Daar Al Sudaniyyah Lil
Kutub.
Burhan Bungin, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Depertemen Agama RI,2004.AL-Jamanatul Muta’ali, AL-Qur’an
dan Terjemahanya, Bandung:CV .Penerbit J –ART.
Marsuki,2015. Pendidikan Karakter Islam , Jakarta:Amzah.
Mahjuddin, 2002. Membina Akhlak Anak ,Surabaya;Al-
Ikhlas.
Depertemen Pendidikan dan kebudayaan, 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sjakarta: Balai Pustaka.
Daeng Arufin, Dadi, 2007.Permadi dan Daeng Arifin, kepemimpinan
transformasi Kepala Sekolah dan Komite Sekolah,Bandung: PT.
Sarjana Panca Katya Nusa.
Mugaimin, 2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ,Jakarta:
Raja GrafindoPersada.
Bahri Djamarah, Syaiful, 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta : RinekaCipta..
Muhammad Kadri, Ridwan Abdullah Sani, 2016.Pendidikan Karakter
Mengembangkan Pendidikan Anak yang Islami, Jakarta: Bumi Aksra.
M. Yusuf, Kader, 2013.Tafsir Tarbawi, Pesan pesan qur‟a
Daulay, Haidar Putra, 2016. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat,
Jakarta: Prenade Media dia Group
59
Alim , Muhammad,2006. Agama Islam, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2010. Akhlak Tasawuf , Jakarta:PT, Raja Grapindo Persada.
Fakultas Agama Islam , 2019. Panduan Penulisan Karya Ilmiah
,Universitas
Muhammadiah Makassar.
Hardayani, 2020. Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif,Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Azwar, Saifuddin, 1998.Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelaja.
Abu Ahmadi ,Cholid Narbuko, 2007.Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi ,Metodologi Penelitian.
Sudaryono, 2018. Metodologi Penelitian, Depok: Rajagrafindo
Persada.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Syaikh Muhammad Nashiruddin,al-bani ,riyadhus Shalihin, Jakarta:Darul Hag
Daulay, Haidar Putra, 2016. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat,
Jakarta: Prenade Media dia Group
Alim , Muhammad,2006. Agama Islam, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2010. Akhlak Tasawuf , Jakarta:PT, Raja Grapindo Persada.
Fakultas Agama Islam , 2019. Panduan Penulisan Karya Ilmiah
,Universitas
Muhammadiah Makassar.
Hardayani, 2020. Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif,Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Azwar, Saifuddin, 1998.Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelaja.
Abu Ahmadi ,Cholid Narbuko, 2007.Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi ,Metodologi Penelitian.
Sudaryono, 2018. Metodologi Penelitian, Depok: Rajagrafindo
Persada.
60
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Syaikh Muhammad Nashiruddin,al-bani ,riyadhus Shalihin, Jakarta:Darul
Haq
L A M P I R A N
KEGIATAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam:
1. Menurut Bapak Bagaimana Perilaku Islami peserta didik?
2. Apakah Bapak Sudah Menerapkan Perilaku Islami di dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas?
3. Bagaimana strategi Bapak dalam menerapkan Perilaku Islami pada peserta didik?
4. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam membina perilaku Islami peserta
didik?
5. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta
didik?
Pedoman Wawancara Orang Tua
1. Bagaimana Bapak dan Ibu dalam membina perilaku Islami peseta didik ?
2. Bagaimana perilaku peserta didik di rumah?
3. Apa saja yang menjadi kendala Bapak dan Ibu dalam membina perilaku peserta
didik di rumah?
4. Apa saja yang menjadi faktor pendukung Bapak dan Ibu dalam membina perilaku
Islami pada anak?
Pedoman Wawancara pada peserta didik
1. Apa yang adik ketahui tentang perilaku Islami?
2. Apakah Adik Sudah Menerapkan Perilaku Islami?
3. Bagaimana Peran Guru PAI dan Orang Tua dalam Membina Perilaku Islami?
4. Bagaimana adik menerpakan perilaku Islami?
5. Apa saja yang menjadi kendala adik dalam memahami perilaku Islami?
Gambar 1: Wawancara bersama Guru PAI ( 5, juni 2021)
Gambar 2: wawancara orang tua peserta didik (6 juni 2021)s
Gambar 3: wawancara Salsabila, peserta didik kelas IX ( 6 juni 2021)
Gambar 4: wawancara dengan Nurti, peserta didik kelas IX (5 juni 2021)
Gambar 3: wawancara dengan salsabila,peseta didik kelas IX (5 juni 2021)
Gambar 4 :wawancara dengan katija orng tua peserta didik kelas IX (5 juni 2021)
Gambar 4:wawancara dengan haswati orang tua peserta didik kelas IX (6 juni
2021)
Gambar 5:ruangan kelas IX.
Gambar 6: Sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar (4 juni 2021).
Gambar 7: Sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.
Gambar 6: ruangan kelas IX (4 juni 2021).
Gambar 6: Ruangan Perpustakaan (4 juni 2021).
Gambar 6: ruangan kelas IX (4 juni 2021).
RIWAYAT HIDUP
Nur Fitri, lahir di kayuadi, tanggal 8 agustus Tahun 1998,
Merupakan Anak ketiga dari 5 bersaudara.buah hati dari bapak
dg.Rumpa dan ibu Rohana.pada tahun 2004 mulai memasuki
jenjang pendidikan formal tingkat dasar di SDN Bonelambere
Kayuadi, dan lulus pada tahun 2010, di SMPN 6 Satap Taka Bonerate, kemudian
melanjutkan pendidikan pada tahun 2013 di SMA Negri 1 Taka Bonerate
Kepulauan Selayar, lulus paa tahun 2016.
Pada tahun 2017 terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah
Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan Strata 1. Syukur
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah, dan doa kedua orang tua, penulis telah
menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Peran Orang Tua Dan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina
Perilaku Islami Peserta Didik Kelas IX di SMPN 40 Satap Kepulauan
Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar”