peran mahasisiwa final

17
Peran Mahasiswa “AGENT SOCIAL OF CHANGE, AGENT CONTROL SOSIAL DAN IRON STOCK” Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Eva Afionita Anggraeni (213-12-084) Muhammad Hamim(213-12-082) Novi Atika Zulifah(213-12-081) Hamdan Yuafi(213-12-083) MKS-C ManajemenKeuanganSyari’ah JurusanSyari’ah STAIN SALATIGA

Upload: hamdan-yuafi

Post on 28-May-2015

678 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran mahasisiwa final

Peran Mahasiswa“AGENT SOCIAL OF CHANGE, AGENT CONTROL SOSIAL DAN IRON STOCK”

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

Eva Afionita Anggraeni (213-12-084)

Muhammad Hamim(213-12-082)

Novi Atika Zulifah(213-12-081)

Hamdan Yuafi(213-12-083)

MKS-C

ManajemenKeuanganSyari’ah

JurusanSyari’ah

STAIN SALATIGA

2012

Page 2: Peran mahasisiwa final

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PERAN MAHASISWA SEBAGAI AGENT SOCIAL OF CHANGE, AGENT CONTROL SOSIAL DAN IRON STOCK”

Makalah ini berisikan tentang informasi Lengkap mengenaiPERAN MAHASISWA atau yang lebih khususnya membahas pernanan mahasiswa yang berupa agent social of change, agent control sosial dan iron stock. Dalam makalah ini juga dijelaskan menegnai sejarah peranan mahasiswa yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya peranan mahasiswa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Salatiga,14 Desember 2012

Tim Penyusun

i

Page 3: Peran mahasisiwa final

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang “Peran Mahasiswa Terhadap Negara1”

Mahasiswa merupakan suatu ekemen masyarakat yang unik jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Wlaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perbuatan-perbuatan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akn selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tau, ua harus berbuat sesuatu untuk masyarakat bangsa dan negaranya.

Sejarah mencatat dengan titnta emas perjuangan mahasiswa dlam memerangi ketidak adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa indonesia tidak bisa lepas dari mahasisiwa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.

Dilain sisi, Zaman menuntut hari kian lebih baik dari sebelumya, itulah kenapa negeri ini selalu berubah, sayangnya berubah menuju kemunduran moral. Pemuda merupakan tonggak bangsa paling ampuh tajam dan terpercaya. Pemuda yang syarat akan inovasi dan kepekaan sosial adalah asset penting bagi bangsa berkembang. Untuk itulah mahasiswa sebagai agen of change diharapkan mampu untuk membawa perubahan lebih baik bagi Indonesia. Dengan memanfa’atkan kekayaan bangsa dan daya pikir yang tajam serta kritis, mahasiswa dapat dipercaya sebagai agen of change. Mahasiswa adalah intelektual muda, dalam sejarahnya mahasiswa mampu untuk membawa perubahan pada Indonesia dari orde baru ke reformasi. Mahasiswa memiliki gejolak dan semangat luarbiasa membuat mereka berani untuk keluar dari pakem apabila merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar.

Dalam kehidupan ini, mahasiswa yang kritis dan peka terhadap lingkungan selalu tanggap dan sadar apabila terjadi gejolak atau perubahan pada masyarakat. Dengan rasa peduli dan sikap sosialisnya, mahasiswapun dapat untuk menjaga kestabilan sosial. Karena mahasiswa nantinya bakal terjun dalam masyarakat tentu keadaan terbarukan akan masyarakat menjadi hal wajib untuk diketahui. Itulah kenapa peranan mahasiswa sangat berpengaruh sebagai pengawas kehidupan masyarakat. Peran mahasiswa sebaga social control tentu tidak main-main, seperti misal apabila dalam suatu kawasan yang masyarakatnya sedang dalam konflik atau dalam gunjang-ganjing persoalan baik intern atau ekstern, dan pada sa’at itu pula mahasiswa terjun langsung dalam kawasan tersebut, secara naluriah, mahasiswa yang notabene memiliki cara pandang objektif dan idealis realistis lebih mudah menyelesaikan suatu konflik daripada masyarakat intern itu sendiri yang mungkin diselimuti ego subjektif masing-masing. Suatu demonstrasi juga merepuakan aksi mahasiswa sebagai bentuk social

1Disarikan Dari :Mohamad Risbiyantoro, Ak., CFE,Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP,2005

Page | 1

Page 4: Peran mahasisiwa final

control apabila dalam pengambilan putusan pemerintahan terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi masyarakat. Tentulah mahasiswa besar kaitannya sebagai social control.

Bagaimanapun bentuk suatu Negara berdaulat pasti terdapat suatu pemerintahan yang absolute. Dalam sebuah system pemerintahan pula terdapat kepemimpinan. Kepemimpinan yang dimaksud tidak hanya meliputi pemimpin, namun juga seluruh jajaran yang ikut didalamnya, baik pusat, daerah, maupun lingkup instansi atau organisasi. Masa bakti suatu kepemimpinan pun ada batasnya. Satu masa kepemimpinan akan diganti oleh yang lain dan lebih muda. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang masih muda dan baru terjun dalam kehidupan. Bibit-bibit muda inilah yang akan memnggantikan suatu kepemimpinan yang telah habis masanya. Mahasiswa jumlahnya ratusan ribu, dan banyak didalamnya memiliki jiwa kepemimpinan. Mahasiswa selalu mengisi dari generasi ke generasi. Melanjutkan apa yang sudah ada untuk terus dijalankan. Ketersediaan pemimpin suatu Negara tergantung dari pemuda-pemudinya. Itulah kenapa mahasiswa berperan sebagai Iron Stock. Pemuda-pemudi yang berkualitas adalah calon pemimpin terbaik yang dimiliki bangsa ini.

Mahasiswa adalah pemuda-pemudi bangsa dengan berbagai macam keunggulan. Mereka pula yang menjaga kesabilan Negara, membawa inovasi dan perubahan, serta benih pemimpin unggul. Bukti nyata ada dihadapan kita, orde reformasi, demonstrasi positif, serta pemimpin-peminpin muda yang semuanya berkaitan erat dengan mahasiswa. Suatu bangsa yang kaya akan SDA dan SDM namun rapuh didera berbagai permasalahan juga menjadi salah satu tanggung jawab untuk dibenahi oleh mahasiswa sebagai agen of change, social control, dan iron stock. Itulah kenapa peran mahasiswa sangat dibutuhkan bagi Indonesia.

B.Rumusan Masalah1.Sejarah peran mahasiswa terhadap kamajuan berbagsa dan bernegara.2.Peran mahasiswa sebagai “agent social of change, agent control sosial dan iron stock” terhadap negara ini.

C.Tujuan1.Mengetahui dan mendeskripsikan sejarah peran mahasiswa terhadap kemajuan berbangsa dan bernegara.2.Menegtahui dan dapat mendeskripsikan masing-masing dari “agent social of change, agent control sosial dan iron stock” sebagai kaitanya dengan peran mahasiswa terhadapa kemajuan bangsa dan negara.

Page | 2

Page 5: Peran mahasisiwa final

BAB IIPEMBAHASAN

A.Sejarah Nasionalisasi Pemuda “Mahasiswa2” Bentuk gerakan nasional dimulai dari Gerakan Budi Utomo 1908, Gerakan Jawa Muda (Jong Java) 19911, Gerakan Pribumi (Inlandsche Beweging) 1914, Kongres Kebudayaan 1916, dan Sumpah Pemuda 1928. Pemuda”mahasiswa” pada masa itu telah berhasil membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan bagi segenap rakyat Indonesia yang secara faktual-obyektif terdiri dari pluralitas suku, ras, agama, budaya dan bahasa. Perjuangan mahasiswa era “sumpah pemuda” telah berhasil mempersatukan pandangan dan aksi segenap masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan.Berdirinya organisasi Mahasiswa Indonesia di Belanda yaitu Indische Vereengining1908 berkembang menjadi Organisasi Identitas Nasional 1925 dengan nama Perhimpunan Indonesia dan berubah menjadi Indonesia Merdeka. Berdirinya Serikat Islam 1921 yang disponsori oleh Tjokroaminoto dan berdirinya Persatuan Nasioanal Indonesia (PNI) 1927, dan berbagai bentuk oranisasi lainya yang bersifat kesukuan, seperti Jong Sumatra, Jong Celebes. Meskipun muncul berbagai gerakan, yang bersifat kesukuan, pada akhirnya dapat dipersatukan oleh gerkan-gerakan yang bersifat intetgratif karena dapat merangkul semua kepemerangkul semua kepentingan. Gerakan Pribumi, perhimpunan Indonesia, dan Puncaknya Sumpah pemuda dikatakan sebagai gerakan integratif yang mengusung Ideologi Nasionalis. Sikap nasionalisme para pemuda zaman penjajahan mempunyai ciri ciri sebagai berikut:1.Kesatuan Nasioanal Perlunya mengeyampingkan perbedaan perbedaan yang sempit dan perlu dibentuk suatu kesatuan aksi melawan Belanda untuk menciptakan kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.2. Sulidaritas Tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang terdapat antara sesama bangsa indonesia, dan perlu kesadaran adanya pertentangan kepentingan antara penjajah dan yang terjajah, serta kaum nasionalis harus mempertajam konflik.3.Non-kooperatif Keharusan menyadari bahwa kemerdekaan bukan hadiah suka rela dari Belanda. Tetapi harus direbut oleh bangsa Indonesia dengan mengandalkan kekuatan dan kemanpuan sendiri. Oleh karena otu, tidak perlu mengindahkan dewan perwakilan kolonial.4.Swadaya Dengan mengandalkan kekuatan kekkuatan dan kemampuan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi dan hukum yang kuat berakar dalam masyarakat dan sejajar dengan admninistrasi kolonial.Dalam setiap perjuangannya, mahasiswa mesti selalu berpegang teguh pada nilai-nilai di atas. Melalui kemampuan intelektualnya  yang dimiliki mahasiswa mengakomodasi harapan dan idealisme masyarakat yang kemudian terbentuk dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan

2 Disadur dari :Minto RahayuPendidikan kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa Grasindo

Page | 3

Page 6: Peran mahasisiwa final

gagasan itu merupakan kontribusi paling bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam konteks kebangsaan. Dengan kemampuan dan kekuatan bangsa indonesia ini, akhirnya mampu merebut kemerdekaannya sendiri dan diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh sukarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sejak saat itu Indonesia mempunyai tugas untuk mencapai cita cita nasional yaitu membentuk negara merdeka, bersatu, berdaualat, adil, dan makmur dan mewujudkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Semua ini berlandaskan perdamaian abadi yang berdasarkan Pancasila. Bangsa Indonesia harus mampu mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia, terutama kekuasaan pemerintah. Terjadi periodisasi pembangunan, yaitu 1) 1945 sampai 1965 Orde Lama,2)1965 sampai 1998 Orde Lama,3)1998sampai sekarang Orde Reformasi. Semua orde membutuhkan nasionalisme dari warga negara, yang bentuknya mengikuti perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sikap nasionalisme mahasiswa dimulai pada masa kolonial Belanda, yaitu ketika mhasiswa yang belajar di STOVIA mencoba memulai gerakan anti kolonial dan imperalis dengan mendiriksn Budi Utomo 1908, Tri Koro Dharmo 1915. Kedua gerakan ini yang mempelopori aksi mahasiswa dalam mengimplementasikan sikap nasionalismenya dan berujung pada Sumpah Pemuda. Seelah kemerdekaan sekitar tahun 1950-1959 banyak organisasi pemuda yang menarik anggota dari Front Pemuda Indonesia, dan pada 28 Februari 1957 mahasiswa Universitas Indonesia memprakarsai pembentukan Federasi Mahasiswa dengan menggalang senat mahasiswa dari berbagai Universitas dengan nama Majelis Mahasiswa Indonesia.Pada masa pemerintahan Soeharto, penguasa Orde Baru mendepak para pemuda dan mahasiswa yang telah menjadi motor utama pendorong mobil Republik Indonesia yang mogok, sekaligus penggantian sopir dari Soekarno ke Soerharto. Bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa dibatasi geraknya dalam berpolitik dan dikungkung ke dalam ruang-ruang kuliah di kampus lewat NKK/BKK. Sebaliknya para tentara diguritakan ke dalam tatatan masyarakat sipil lewat dwifungsi ABRI.Melihat sepak terjang politik politik Indonesia yang bersinergi dengan militer, seperti yang telah dijelaskan diatas,mahasiswa tidak ambil diam. Akhirnya para mahasiswa bergerak yang menghasilkan lengsernya presiden berkuasa yakni Soeharto.Jauh sebelum itu misalnya gerakan Malari yang menentang kezaliman Presiden Soekarno yang berakhir dengan dipecatnya Jendral Sumitro yang dianggap pro mahasiswa juga menunjukan bahwa mahasiswa adalah penentu arah negara ini. Sejak itu, mahasiswa sebagai agent of change menjadi sangat populer. Belum lagi peran-peran kecil yang sangat menentukan kehidupan di lingkunganya, baik di kampus, daerah, maupun nasional dalam mengusung isu isu untuk kesejahteraan rakyat.Mahasiswa yang telah mengukir kesuksesan pada awal pergerakan kemerdekaan kembali diminta peranan dan tanggung jawabnya. Mereka yang telah terbukti menampilkan perannya sebagai agen perubahan dalam masyarakat ditantang untuk menghidupi semangat yang sama

Page | 4

Page 7: Peran mahasisiwa final

dalam menjawabi setiap persoalan yang ada. Karena itu, mahasiswa mestinya merasa dipanggil untuk menyelamatkan situasi bangsa yang kian bobrok ini.

B.Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Social ChangeMahasiswa sering dikait-kaitkan sebagai agent of social change (agen perubahan) bagi masyarakat. Sebutan itu sangat berahrga bagi seseorang yang sedang menimba ilmu. Kata tersebut setidaknya sampai sekarang masih sering kita dengardanterasa dekat sekali dengannya.Terkadang kita -sebagai mahasiswa- pun bangga dengan sebutan tersebut.Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat.Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti pahlawan tersebut, mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah peubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik suatu negri semisal pembenahan birokarasi dan pelayanan masyarakat.Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat.Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya. Namun, kenyataan dilapangan berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa cenderung hanya mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat, dengan begini masyrakat akan menilai mahasiswa telah gagal menjadi agent sosial of change, tugas kita sebagai mahasiswa untuk memperbaiki asumsi masyarakat tersebut dengan mengembalikan fungsi mahasiswa sebagaia agen perubahan.Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia. Jadi, bagaimanapun juga mahasiswa adalah agen perubahan masa depan yang saat ini sedang duduk di depan dosen akan tetapi di masa depan dia akan duduk didepan masyarakat dengan segala ilmu yang telah ia peroleh di perguruan tinggi. Masyrakat sangat berharap besar pada kita selaku mahasiswa karena di pundak kitalah nantinya masa depan mereka berada.

Page | 5

Page 8: Peran mahasisiwa final

C.Peran Mahasiswa Sebagai Agent Social ControlMelihat sikapnya yang menonjol mahasiswa tak pernah lepas dari sorotan masyarakat yang ada di sekelilingnya.Akhirnya beberapa gelar melekat pada mereka, terlebih gelar sebagai agent of sosial control. Mahasiswa sebagai agen kontrol sosial diibaratkan seperti sebuah lonceng besar yang setiap waktu dapat berbunyi dengan sangat keras untuk mengingatkan dan menyadarkan pihak lain ketika mereka sedang lupa diri. Mereka harus terus memantau setiap proses perubahan yang sedang berjalan, agar arah dan tujuan perubahan yang dicita-citakan tidak melenceng dari tujuan awal.Dalam posisinya sebagai agen kontrol sosial, mahasiswa harus bertindak objektif, logis, rasional, dan proporsional agar dapat melakukan justifikasi obyektif terhadap setiap persoalan yang terjadi. Dengan mengambil posisi penengah/pengontrol situasi dan keinginan masyarakat, aktivitas mahasiswa dilihat pula sebagai salah satu ukuran kepuasan masyarakat.Mahasiswa yang mengambil posisi kontrol sosial tentu saja harus mempunyai konsensus bersama mengenai format Indonesia masa depan untuk kemudian menggiring ke arah tersebut. Format ini akan menjadi semacam visi besar mahasiswa yang harus ditegaskan kepada seluruh pelaku politik. Dalam mainframe inilah mahasiswa bisa menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosialnya dengan menggunakan mass power dan institusional power yang dimilikinya.Kontrol sosial yang dilakukan yakni berkaitan dengan segala hal yang terjadi di negeri Indonesia, terutama yang berhubungan tentang tindakan-tindakan/kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Belakangan hubungan mahasiswa sebagai agen kontrol sosial dengan pemerintah telah menemukan suatu bentuk yang ideal. Menurut pengamat sosial-politik Adhie M. Massardi mengatakan bahwa mahasiswa diumpamakan sebagai angin dan pemerintah sebagai pohon3. Analogi ini mengilustrasikan bahwa ketika sebuah pohon terdapat ranting-ranting dan daun-daun kering yang sudah tidak mempunyai fungsi stategis, maka angin akan membersihkannya. Angin secara aktif juga membantu menebarkan serbuk-serbuk bunga yang ada pada pohon agar dapat memberikan manfaat bagi unsur yang ada di bawahnya (rakyat).Fungsi kontrol sosial dilakukan terhadap kinerja pemerintah beserta aparatur negara lainnya menjadi sangat penting dilakukan oleh mahasiswa agar tercipta suatu tatanan pemerintahan yang bersih dan terkontrol dengan baik oleh masyarakat. Bagi mahasiswa fungsi kontrol yang ada di lembaga legislatif tidak berjalan secara maksimal dalam melakukan kontrol terhadap lembaga eksekutif sebagai penyelenggara negara yang dituntut melakukan perbaikan-perbaikan terhadap negara yang tidak kunjung menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan oleh masyarakat.Di sisi lain mahasiswa dituntut untuk mampu menjelaskan kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah serta menggenjot kesadaran mereka agar mengerti dan memahami persoalan yang terjadi. Bentuk pemberian penjelasan tersebut sebagai salah satu langkah konkret yang dilakukan mahasiswa dalam menumbuhkan sikap kritis kepada masyarakat, sehingga mereka dapat memahami dan bertindak atas permasalahan yang dihadapi.

Aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk kontrol sosial kepada pemerintah mulai dipahami oleh masyarakat. Mereka mengangap mahasiswa mampu menjadi lokomotif bagi 3 Pradipto Yoedhanegara, Desentralisasi Gerakan Mahasiswa, (Jakarta: DPP Aliansi Wartawan Indonesia, 2005)

Page | 6

Page 9: Peran mahasisiwa final

kesadaran semua pihak. Walaupun terkadang tindakan/aksi yang dipertontonkan terlihat tidak sopan, tapi nyatanya cukup ampuh menciptakan perubahan besar dalam tatanan demokrasi di Indonesia.

Sebagai seseorang yang dicap mempunyai intelektualitas yang baik, seharusnya mahasiswa mampu berpikir dan menciptakan hal yang baru. Ini sangat dibutuhkan mengingat fungsinya sebagai agen kontrol sosial yang begitu penting. Cara yang bisa ditempuh yakni dengan melakukan dialog atau diskusi ketika menyikapi apa yang dianggap menjadi pekerjaan rumah suatu bangsa. Dialog atau diskusi tersebut merupakan pengembalian basis mahasiswa sebagai gerakan pemikir yang menghasilkan perubahan-perubahan ke arah perbaikan bukan sebaliknya. Dengan cara yang demikian fungsi kontrol sosial akan terlihat lebih baik, tidak hanya itu mahasiswa mampu menghimpun seluruh komponen bangsa dan segenap kekuatan reformasi pada derap langkah yang sama.D.Peran Mahasiswa Sebagai “Iron Stock” bagi PemerintahMahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti tersirat dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut ? Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.Kenapa harus Iron Stock Bukan Golden Stock saja, kan lebih bagus, Mungkin didasarkan atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-besi baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran. Demikianlah itu semua adalah deskripsi mengenai peran mahasiswa sebagai Agent of Social Change, Agent of Control Social, dan yang terakhir adalah Iron Stock. Dari itu semua kita dapat menyimpulkan bahwa kita sebagai mahasiswa itu sebenranya mempunyai peran penting bagi masyarakat, Akan tetapi kita sajua yang belum sadar akan hal tersebut.

BAB IIIPENUTUP

Page | 7

Page 10: Peran mahasisiwa final

A.KesimpulanMahasiswa merupakan suatu ekemen masyarakat yang unik jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Sejarah mencatat dengan titnta emas perjuangan mahasiswa dlam memerangi ketidak adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa indonesia tidak bisa lepas dari mahasisiwa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.Bentuk gerakan nasional dimulai dari Gerakan Budi Utomo 1908, Gerakan Jawa Muda (Jong Java) 19911, Gerakan Pribumi (Inlandsche Beweging) 1914, Kongres Kebudayaan 1916, dan Sumpah Pemuda 1928 kemudian diteruskan dengan peristiwa-peristiwa pengawalan pemerintahan yang pada akhirnya bisa melengserkan Soeharto pada 1998. Lalu apa saja peran mahasiswa itu sendiri bagi masyarakat, peran itu meliputi tiga hal utama yakni,agent social of change, agent control sosial dan iron stock. Yang ketiganya sudah mendarah daging pada diri mahasiswa. Akan tetapi bebrapa mahasiswa tidak menegtahui tentanga peran pentingnya tersebut.Sebagai agen sosial cahnge atau agen perubahan mahasiswa dituntut bisa membawa perubahan kearah positif kehidupan bermasyarakat, sebagai agent control sosial mahasiswa harus bisa mengawal setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan dan memanfaat kan kebebasan berpendapat untuk mengarahkan kebijakan tersebut, sebagai iron stock mahasiswa dituntut bi9sa menggantikan pemerintahan setelahnya dalam artian membawa perubahan yang lebih baiak dari pemerintahan sebelumnya.

B.PenutupDemikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 8

Page 11: Peran mahasisiwa final

Rahayu ,Minto.Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa.Jakarta.Grasindo 2007.

Risbiyantoro, Mohamad, Ak., CFE,Modul Sosialisasi Anti Korupsi ,2005,Jakarta.BPKP

El Faiz ,Achoen. “Mahasiswa dan Mainstrem 'agent of social change'”.http://gemini852003.multiply.com/journal/item/28?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem (Diakses pada 14 December 2012 Pukul 08:21)

Aday.Peran Mahasiswa dalam Masyarakat.http://aday717.student.umm.ac.id/2010/07/28/peranan-mahasiswa-dalam-masyarakat/.(Diakses pada: 10 Desember 2012 Pukul 21:32).

Alfikri,Khaerul.Mahasiswa Agent of Change. http://khairulalfikri.wordpress.com/2010/01/24/mahasiswa-agent-of-change (Diakses pada:13 Desember 2012 Pukul 20:57).

Azamhermawan,Teddy.Mahasiswa Iron Stock.http://ki-http://teddyazzamhermawan.blogspot.com/p/mahasiswa-sebagai-iron-stock.html914(Diakses pada : 12 Desember 12 Pukul 10:13)

Indra,Tya.Mahasiswa Sebagai Agen Kontrol Sosial. http://ki-mp.blogspot.com/2011/10/mahasiswa-sebagai-agen-kontrol-sosial.html(14 Desember 2012 9 49)

Page | 9