peran komite etik, komite etik ppni, teori etik, jenis etik
DESCRIPTION
Makalah Etika KeperawatanTRANSCRIPT
MAKALAH
ETIKA KEPERAWATAN
“Kode Etik, Keputusan Moral dan Teori Moral Keperawatan”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan
Di susun oleh :
Kelompok 03
Dicky Yunanta (P27820112109)
Elistia Kumala (P27820112022)
Faradisa Rahma Savitri (P27820112030)
Fitri Sudarirawati (P27820112041)
Riska Triana Mustofa (P27820112040)
Rohmawati Dwi Anggraeni (P27820112018)
Sinta Lelyana Ardianti J. (P27820112052)
Sinta Tri Kartika Sari (P27820112025)
Sirda Permana Putra (P27820112019)
Tingkat 1 / Non Reguler
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI D III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
2012-2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunianya-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah
Etika Keperawatan dengan judul “Kode Etik Keperawatan, Keputusan
Moral dan Teori Moral dalam Keperawatan” sebagai salah satu untuk
melaksanakan tugas Etika Keperawatan.
Dalam menyusun Makalah Etika Keperawatan ini,tidak luput
dari kesulitan dan hambatan. Namun berkat bimbingan pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak maka Makalah ini dapat terselesaikan. Oleh
sebab itu kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Rabiah Marhabang, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing
mata kuliah Etika Keperawatan.
2. Semua responden yang telah membantu dalam menyelesaikan
Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
3. Kedua orang tuaku dan keluarga besarku atas segala do’a,
pengorbanan dan jerih payahnya dalam mengasuh, mendidik dan
memberikan dukungan moril maupun material yang tiada ternilai.
4. Teman-teman seangkatan yang telah membantu serta memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Makalah ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala
amal yang telah diberikan dan semoga Makalah ini berguna bagi diri kami
sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Surabaya, 23 April 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................... 21.3 Tujuan...................................................................................... 21.4 Manfaat.................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................3
2.1 Pengertian Komite Etik.............................................................32.2 Peran Komite Etik.................................................................... 32.3 Komite Etik PPNI......................................................................82.4 Keputusan Moral dalam Keperawatan..................................... 92.5 Teori Etik dalam Pengambilan Keputusan secara Etis............ 102.6 Jenis-jenis Etik......................................................................... 11
BAB III. PENUTUP................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 133.2 Saran........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan
masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan
dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan
yang berkualitas.
Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan
yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu
pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar
dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasen
selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Ketika menghadapi pasien perawat juga memerlukan etika
sebagai aturan berperilaku maupun bertingkah laku. Di dalam etika
keperawatan membahas dua jenis prinsip yaitu etika dan moral. di
dalam moral kita ditentukan tentang sifat baik atau buruk, benar atau
salah dan juga layak atau tidak layak. Ketika mengambil keputusan
secara etis kita harus menentukan kerangka membuat keputusan,
langkah-langkah membuat keputusan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan secara etis. Untuk itulah
makalah ini dibuat agar calon perawat mengetahui dan memahami
tentang keputusan etis dan moral.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah peran komite etik itu?
2. Bagaimana bentuk komite etik PPNI?
3. Apa sajakah macam-macam teori etik?
4. Apa sajakah macam-macam jenis etik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan tentang kode etik keperawatan,
keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan peran komite etik.
2. Mengetahui dan mampu menjelaskan komite etik PPNI.
3. Mengetahui dan mampu menjelaskan teori etik.
4. Mengetahui dan mampu menjelaskan jenis etik.
1.4 Manfaat
Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang etika
keperawatan, dan dapat di gunakan sebagai penunjang proses
belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komite Etik
Komite etik atau komite keperawatan adalah suatu
organisasi fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur,
mempunyai otonomi untuk mengelola profesi keperawatan melalui
penyusunan standar-standar pelayanan keperawatan & evaluasinya,
pembinaan dan pengembangan etik profesi keperawatan,
pengembangan sumber daya keperawatan dan penelitian
keperawatan.
2.2 Peran Komite Etik
Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab anggota komite
keperawatan.
1. Ketua Komite Keperawatan
Ketua komite keperawatan adalah seorang staf perawat
fungsional yang diberi hak, tugas, tanggung jawab dan
kewenangan mengola asuhan keperawatan.
(1) Uraian tugas ketua komite keperawatan
a. Membantu direktur RS dalam menyusun standar
pelayanan keperawatan dan memantau
pelaksanaannya.
b. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan, yang
dimaksud pengurus komite keperawatan adalah
anggota komisi I, komisi II dan komisi III.
c. Meningkatkan program pengembangan SDM
keperawatan, audit keperawatan dan etik keparawatan.
d. Mengawasi dan membina pengurus komite
keperawatan.
e. Mendelegasikan tugas kepada komisi I, komisi II atau III
bila berhalangan.
6
(2) Wewenang ketua komite keperawatan
a. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan
b. Menandatangani surat dan disposisi
c. Memimpin rapat komite keperawatan
d. Mewakili komite keperawatan dalam rapat ekstern
e. Mendelegasikan wewenang kepada komisi I, II dan III
f. Mengawasi dan membina anggota/ pengurus komite
keperawatan
(3) Hak Ketua Komite Keperawatan
a. Berhak mendapat tanggapan dari Direktur RS
b. Berhak mendapat reward yang sesuai dari RS
2. KOMISI I
Komisi I adalah staf perawat staf perawat fungsional
yang diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan melalui audit keperawatan
(SOP, SAK, lisensi dan penyelia).
(1) Tugas pokok Komisi I
a. Membantu ketua komite keperawatan dalam audit
keperawatan
b. Membentuk panitia SOP, SAK, lisensi dan penyelia
(2) Fungsi Komisi I
Melaksanakan urusan audit keperawatan.
(3) Uraian tugas Komisi I
a. Membantu ketua komite dalam membuat SOP,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi SOP untuk
anggota staf perawat fungsional.
b. Melakukan revisi SOP sesuai akreditasi.
c. Membuat SAK, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi untuk anggota staf perawat fungsional.
d. Melakukan revisi SAK sesuai akreditasi.
7
e. Memberikan lisensi dan memperpanjang lisensi praktek
keperawatan bekerjasama dengan PPNI
f. Melakukan supervisi ke ruang rawat, membuat standar
pelaklsanaan audit, operasional prosedur keperawatan,
mengkoordinasikan kepada ketua komite dan unit terkait
(4) Wewenang Komisi I
a. Mengkoordinasi panitia SOP, SAK, lisensi
b. Membina ketua dan anggota panitia
c. Mengatur kewenangan audit keperawatan agar sesuai
dengan SOP, SAK, dan memiliki lisensi praktek
keperawatan
d. Memberikan lisensi praktek keperawatan baik di dalam
maupun di luar rumah sakit
e. Melakukan supervisi keperawatan pagi, sore dan malam
hari
f. Melakukan supervisi sarana, prasarana serta
pengambilan keputusan
g. Membuat SOP, SAK, sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan masukan dari surveyor akreditasi
h. Melaksanakan bimbingan dan pengawasan sesuai
dengan pendidikan, keahlian dan kinerjanya
i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua
komite keperawatan
3. KOMISI II
Komisi II adalah staf keperawatan fungsional yang
diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan melalui etik keperawatan
(kridensial dan kehormatan) serta urusan reward perawat.
(1) Tugas pokok Komisi II
a. Membantu ketua komite dalam pembinaan etik
keperawatan
8
b. Membantu panitia kridensial, panitia etik dan reward
perawat
(2) Fungsi Komisi II
a. Melaksanakan urusan pembinaan etik keperawatan
b. Melaksanakan urusan reward perawat
(3) Uraian tugas Komisi II
a. Membantu ketua komite dalam membuat standar
operasional kredensial
b. Melaksanakan proses penerimaan SDM keperawatan
dan mengevaluasi kinerja selanjutnya
c. Menerima masukan dari komisi lain sehubungan
dengan pengeluaran dari profesi keperawatan
d. Membantu ketua komite dalam membuat standar
oprasional pembinaan etik keperawatan
e. Melaksanakan pembinaan etik keperawatan
f. Melaksanakan pembinaan atas pelanggaran etik
keperawatan
g. Mengusulkan pengembalian nama baik bagi perawat
yang telah selesai mmenjalani proses penbinaan etik
kepada ketua komite keperawatan
h. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua
komite setiap tahun
i. Mengajukan reward berupa materiil dan moril bagi
perawat, serta mengevaluasinya.
(4) Wewenang Komisi II
a. Mengkoordinasi panitia kredensial dan panitia
kehormatan perawat
b. Membina ketua dan anggota panitia
c. Mengatur kewenangan etik keperawatan
d. Memberikan advokasi bagi perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan
9
e. Menentukan kelulusan seorang perawat menjadi profesi
keperawatan di rumah sakit
f. Membuat SOP kredensial dan kehormatan sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan masukan dari surveyor
akreditasi
g. Menangani reward perawat berupa moril dan materiil
4. KOMISI III
Komisi III adalah seorang staf perawat fungsional yang
diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab mengelola
asuhan keperawatan melalui pengembangan keperawatan
(paningkatan SDM, paningkatan peralatan dan sarana asuhan
keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
(1) Tugas pokok Komisi III
a. Membantu ketua komite dalam pengembangan
keperawatan
b. Membantu panitia SDM, peralatan askep, dan
pendokumentasian asskep
(2) Fungsi Komisi III
Melaksanakan urusan pengembangan keperawatan
(3) Uraian tugas Komisi III
a. Membantu ketua komite dalam peningkatan SDM
b. Membuat perencanaan dan evaluasi program
pendidikan formal maupun informal
c. Membuat perencanaan dan evaluasi program
pengembangan SDM keperawatan
d. Membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
jenjang karir keperawatan
e. Membuat program standar peralatan keperawatan
f. Memantau dan mengevaluasi penggunaan peralatan
keperawatan
10
g. Membuat perencanaan dan evaluasi pendokumentasian
asuhan keperawatan
h. Membuat format dan mengavaluasi pendokumentasian
asuhan keperawatan
i. Membuat standar pendokumentasian asuhan
keperawatan
j. Mengawasi pendokumentasian asuhan keperawatan
k. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua
komite keperawatan setiap tahun
(4) Wewenang Komisi III
a. Mengkoordinasi panitia SDM, panitia peralatan askep,
panitia pendokumentasian askep
b. Membina ketua dan anggota panitia
c. Mengatur kewenangan praktisi keperawatan agar
sesuai dengan standar kualifikasi keperawatan
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
pengembangan SDM
d. Memberi saran dan pertimbangan kepada ketua komite
tentang pengembangan SDM
Komisi I, II dan III bertanggung jawab kepada
ketua komite dan berhak mendapatkan tanggapan dari
ketua komite.
2.3 Komite Etik PPNI
1. Peran Komite Etik PPNI
(1) Menetapkan lingkungan praktek, kompetensi dan
kewenangan fungsional tenaga keperawatan.
(2) Merumuskan norma-norma: harapan dan pedoman
perilaku.
(3) Menyediakan alat ukur pantau kinerja tenaga keperawatan.
(4) Memelihara dan meningkatkan kompetensi untuk
meningkatkan kinerja anggota.
11
(5) Membina dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan
etika profesi keperawatan.
(6) Mewujudkan komunitas profesi keperawatan.
(7) Merumuskan sistem rekruitmen dan retensi staf.
2. Fungsi Utama Komite Etik PPNI
(1) Untuk memberikan pendidikan dalam etik untuk kelompok
masyarakat yang berbeda : klien, keluarga, professional,
staf institusi, dan anggota komunitas.
(2) Untuk mendukung institusi dalam perkembangan dan
peninjauan kebijakan yang berhubungan dengan tamggung
jawab etik.
(3) Untuk menyakinkan bahwa kebijakan tersebut di
implementasikan dan dipahami oleh kelompok dan praktisi
manapun.
(4) Untuk berperan sebagai konsultan dalam situasi klien
tertentu dengan dimensi etik.
2.4 Keputusan Moral dalam Keperawatan
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan
fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat. Ada lima hal yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara
kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi
harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan
keputusan yang akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c. Falsafah yang dianut organisasi.
12
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan
mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang
terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari
berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada
kelima hal diatas, akan menimbulkan berbagai masalah :
1. Tidak tepatnya keputusan.
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan
kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun
material.
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada
sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang
di dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
2.5 Teori Etik dalam Pengambilan Keputusan secara Etis
1. Konsep Dasar
Prinsip etika merupkan penuntun untuk membuat
keputusan etik praktek professional (Fry, 1991). Teori etik
digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara
prinsip dan aturan.
2. Teori-teori Etik Pengambilan Keputusan
(1) Teori Utilitarisme
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,
meminimalkan ketidaksenangan.
13
(2) Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila
bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus
dikembalikan.
(3) Teori Hedonisme
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia
mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
(4) Teori Eudemonisme
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin
mencapai sesuatu yang baik bagi kita.
2.6 Jenis-jenis Etik
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari
tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan
etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan
evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi,
dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada
lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan
takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang
berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik
antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan,
pemberian pelayanan kesehatan.
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah
etika dalam dunia kesehatan/medis (pelayanan
14
kesehatan,penelitian kesehatan dll ) sering disebut etika medis
atau etikabiomedik.
Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960
an,karena pada saat itu banyak bermunculan teknologi medis
sebagai upaya untuk memperpanjang/meningkatkan kualitas
hidup manusia.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada
dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi
teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih
memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan
pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau
penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal
tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan
serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komite etik atau komite keperawatan adalah suatu
organisasi fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur,
mempunyai otonomi untuk mengelola profesi keperawatan melalui
penyusunan standar-standar pelayanan keperawatan & evaluasinya,
pembinaan dan pengembangan etik profesi keperawatan,
pengembangan sumber daya keperawatan dan penelitian
keperawatan. Komite etik terdiri dari Ketua Komite Keperawatan,
Komisi I, Komisi II, dan Komisi III yang mempunyai peran dan fungsi
masing-masing
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan
fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat. Teori-teori pengambilan
keputusan yaitu teori utilitarisme, teori deontology, teori hedonisme,
teori eudemonisme. Jenis-jenis etik yaitu bioetik, clinical ethics/etik
klinik dan nursing ethics/etik perawatan.
3.2 Saran
1. Kode etik di Indonesia yang sudah ada, perlu didukung dengan
adanya aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
dilapangan.
2. Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling
memuaskan, maka perlu dibentuknya komite etik disetiap Rumah
Sakit dan dilakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan
etik dalam praktek keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bee, F. 2013. Makalah Kode Etik Keperawatan dan PPNI, (online),
(http://fafabee.blogspot.com/2013/01/makalah-kode-etik-keperawatan-
dan-ppni.html) diakses 23 April 2013
Itachi, U. 2013. Makalah Etika Keperawatan, (online),
(http://macrofag.blogspot.com/2013/03/makalah-etika-
keperawatan_2.html) diakses 23 April 2013
Johan, T. 2012. Uraian Tugas Komite Keperawatan, (online),
(http://www.onlinesyariah.com/2012/11/uraian-tugas-komite-
keperawatan.html) diakses 23 April 2013
Al-zen, D. 2011. Keputusan Moral dan Teori Moral dalam Keperawatan,
(online),(http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/
keputusan-moral-dan-teori-moral-dalam.html) diakses 23 April 2013
17