peran kolaborasi perawat dalam felaksanaan farmakologi

Upload: nhovi-kristina

Post on 03-Apr-2018

1.091 views

Category:

Documents


64 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    1/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangFarmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam

    tubuh. Obat adalah setiap substansi yang dapat mempengaruhi fungsi

    normal tubuh pada tingkat sel.

    Penggunaan onat untuk maksud sosial, keagamaan atau pengobatan

    agaknya ada sejak pra-peradaban. Diduga nenek moyang kita sudah

    memanfaatkan tumbuhan dan substansi lain sebagai obat. Mungkin

    50.000 tahun yang lalu. Di antara resep yang terekam, terdapat peninggalan

    dari orang Samaria. Mereka ini mengembara dilembah sungai Trigis dan

    Euphrate 5000 tahun yang lalu. Di antara resep-resep itu yang masih ada,

    terlihat adanya penggunaan garam samapi akar-akaran, biji-bijian, kulit

    pohon dan lain-lain.

    Bila dilihat dari sudut manfaat pengobatannya, resep-resep itu

    tidak ada artinya, atau bahkan tidak masuk akal. Misalnya, ada resep orang

    Mesir kuno untuk mengobati kebutaan yang antara lain terdiri atas

    campuran mata babi, antimon dan madu. Campuran ini harus dituang

    kedalam telinga pasien. Orang Mesir yang botak dinasehati memakai

    campuran ...lemak singa, lemak kuda nil, lemak buaya, lemak kucing,

    lemak ular,....

    Memang ada kemungkinan secara farmakologi dapat dibenarkan.

    Orang Mesir Kuno mengobati buta senja memakai hati sapi, dipanggang

    dan digerus. Buta senja memang disebabkan oleh kekurangan vitamin A,

    dan vitamin A banyak terdapat di dalam hati. Contoh lain, ekstrak akarpohon tertentu, dipakai untuk mengobati cacing gelang, ternyata

    mengandung zat pembunuh cacing yang kuat.

    Banyak obat yang ada saat ini sudah ada sejak dahulu. Antibiotika,

    yang bresal dari sejenis jamur, umumnya dianggap sebgai obat modern.

    Akan tetapi, oarng Cina sudah mengobati bisul dengan ramuan jamur

    sekitar tahun 2500 sebelum Masehi. Orang Yunani memakai ekstrak kulit

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    2/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 2

    pohon tertentu untuk mengobati pasien yang demam. Ternyata aspirin

    sangat erat hubungannya dengan ekstrak ini.

    Baru pada pertengahan abad ke-19 usaha di bidang obat maju pesat,

    terutama di amerika Serikat. Namun, obat-obat yang dipasarkan waktu itu

    sebagian besar tidak bermanfaat, meskipun tidak berbahaya. Perlu diingat

    bahwa tujuan pemberian obat adalah untuk membantu proses penyembuhan

    alami tubuh. Obat yang kini beredar berasal dari berbagai sumber, seperti

    tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, bakteri dan substansi sintesis.

    Kebanyakan obat modern adalah sintetis, artinya dirakit di laboratorium.

    Sebagian besar obat modern sekarang ini ditemukan dalam kurun waktu 50

    tahun tyerakhir ini.

    Sebelum sebuah obat dapat dipasarkan, obat itu harus lulus uji

    coba dulu, mula-mula uji laboratorium pada hewa, kemudian uji coba klinis

    (pada sukarelawa).

    1.2 Rumusan masalah1. Pengantar Farmakologi dan Interaksi Obat ?2. Apa Yang di Maksud Farmakologi?3. Bagaimana Cara Pemberian Obat ?4. Bagaimana Cara Penyimpanan Obat ?

    1.3 TujuanPenulisan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Makalah ini bertujuan untuk memberi informasi tentang Pengantar

    Farmakologi dan Interaksi Obat.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Pengertian Obat

    2. Penggunaan Obat Dirumah Sakit

    1.4 MetodePenulisan

    Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami

    menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik

    yang dipergunakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    3/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 3

    1.4.1 Studi Pustaka

    Pada metode ini, kami membaca buku referensi yang berhubungan

    dengan penulisan makalah ini.

    1.4.2 Internet

    Dalam metode ini, kami mencari informasi dari internet dan situs-

    situs yang relavan dan realistis.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    4/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 4

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengantar Farmakologi dan Interaksi Obat

    2.1.1 Pengertian

    Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam

    tubuh. Obat adalah setiap substansi yang dapat mempengaruhi fungsi

    normal tubuh pada tingkat sel.

    Farmakologi adalah mempelajari interaksi obat dengan organisme

    hidup melalui proses kimia, khususnya ikatan dengan molekul pengatur dan

    aktivitas atau penghambatan proses normal tubuh (Katzung G Bertram,

    2007).

    Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat dan aksi obat

    dalam organisme hidup (Roach S Sally, 2007).

    Farmakologi merupakan ilmu khasiat obatmerupakan ilmu yang

    mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspek baik sifat fisikakimia,

    kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup.

    2.1.2 Penggunaan Obat di Rumah Sakit

    1. Peran Dokter

    Dokter bertanggaung jawab atas diagnosis dan terapi. Obat harus

    dipesan dengan menulis resep atau tidak terbaca, baik oleh perawat maupun

    apoteker, penulis resep iti harus dihubungi untuk penjelasan.

    2. Peran Apoteker

    Apoteker resmi bertanggung jawab atas pasokan dan distribusi

    obat. Selain itu apoteker bertanggung jawab atas pembuatan sejumlah besar

    produk farmasi seperti larutan antiseptik, dan lain-lain.Peran penting lainnya ialah sebgai narsumber informasi obat.

    Apoteker bekerja sebagai konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan

    memberi nasihat kepada staf keperawatan dan profesi kesehatan lain

    mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi konsultasi kepada

    pasian tentang oabtnya (bila diminta).

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    5/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 5

    3. Peran Perawat

    Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka

    pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting.

    Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada

    pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan

    memastikan bahwa obat itu benar diminum.

    Bila ada bobat yang diberikan kepada pasien, hal ini harus

    menjadi bagian inegral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu

    tentang kebutuhan dan respons pasien terhadap pengobatan. Misalnya,

    pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu

    (bentuk kapsul), pasien ini harus diperhatikan. Faktor gangguan visual,

    pendengaran, intelektual, atau motorik, yang mungkin membuat pasien

    sukar makan obat, harus dipertimbangkan.

    Rencana perawatan harus mencakup rencana pemberian obat,

    bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi

    obat, efek samping, lama kerja, dan program dokter. Harus diperhatikan,

    prinsip lima benarm:

    1. Pasien yang benar2. Obat yang benar3. Dosis yang benar4. Cara/rute pemberuian yang benar5. Waktu yang benar

    2.1.3 Pasien Yang Benar

    Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (gelang

    identitas pasien, papan identitas ditempat tidur) atau ditanyakan. Jika pasientidak sanggup berespons secara verbal, respon non-verbal dapat dipakai,

    misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi

    diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi

    lain sesuai ketentuan rumah skit. Bayi selalu harus diidentifikasi dari gelang

    identitasnya.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    6/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 6

    2.1.4 Obat Yang Benar

    Obat mempunyai nama dagang dan nama generik. Setiap obat

    dengan nama dagang yang asing harus diperiksa nama generiknya, dan jikka

    masih ragu hubungi apotekernya.

    Sebelum memberi obat, label pada botolnya harus diperiksa tiga

    kali; pertama, saat membaca permintaan obatnya dan botolnya diambil dari

    rak; kedua, label botol dibandingkan dengan obat yang diminta; dan ketiga,

    saat dikembalikan ke rak. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh

    dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Bila isinya tidak

    uniform, sekali lagi harus dikembalikan ke farmasi.

    Jika pasien meragukan oabtnya, harus diperiksa lagi. Saat memberi

    obat, perwat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu

    mengingat nama obat dan kerjanya.

    2.1.5 Dosis Yang Benar

    Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika

    ragu, perawat harus berkonsultasi dengan apoteker atau penulis resep

    tersebut dilanjutkan. Jika pasien meragukan dosisnya, harus diperiksa lagi.

    Jiak setelah menanyakan kepada apoteker atau penulis resepnya, perawat

    masih tetap ragu, ia tidak boleh melanjutkan pemberian obat itu dan

    memberitahu penanggung jawab unit atau ruangan dan penulis resepnya

    serta alasannya.

    Secara khusus perhatikan titik desimalnya dalam dosis dan beda

    antara singkatan mg dan mcg bila ditulis tangan. Ada obat dalam bentuk

    tablet lepas-berkala (ada yang berlapis-lapis, ada pula yang matriksnya

    khusus); tablet demikian tidak boleh dibelah atau digerus karena ciri lepas-berkalanya hilang. Ada tablet besalut-enterik untuk melindunginya terhadap

    asam lambung. Aspirin terdapat dalam bentuk ini bila diberi dalam dosis

    tinggi untuk waktu lama.

    Ketentuan umum: bentuk dosis asli jangan diubah

    2.1.6 Cara/Rute Pemberian Yang Benar

    Obat diberikan melalui sejumlah rute berbeda. Faktor yang

    menentukan rute pemberian terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    7/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 7

    kecepatan respons yang diinginka, sifat kimiawi dan fisik obat, dan tempat

    kerja yang diinginkan. Obat dapat diberi per oral, parenteral, topika, rektal

    atau melalui inhalasi.

    Oral, ini adalah rute pemberian obat yang paling umum dan paling

    banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat juga

    dapat diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal), misalnya

    tablet gliserin trinitrat.

    Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani. Para berarti di

    amping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak

    melalui saluran cerna.

    Topikal. Termasuk disini adalah krim, salep, losion, liniment, sprei,

    dan dapat dipakai untuk melumasi., melindungi, atau menyampaikan obat

    kedaerah tertentu, pada kulita tau membran mukosa.

    Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau

    supositoria. Pemberian rektal mungkin dilakukan untuk memperoleh efek

    lokal, seperti pada konstipasi atau homoroid; untuk memberi obat yang

    mempunyai efek sistemik pada mual bila lambung tidak dapat menahan obat

    itu; bila obat itu berbau atau terasa tidak enak; bila pasien tidak sadar; atau

    untuk menghindari iritasi dari saluran cerna. Umumnya supositoria lebih

    unggul dari enema sebagai cara memberi obat karena retensinya lebih

    mudah.

    Inbalasi. Saluran napas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang

    sangat luas dan dengan demikian berguna untuk memberi obat secara lokal

    pada salurannya, misalnya salbutamol (Ventolin) atau sprei beklometason

    (Becotide, Aldecin) untuk asma, atau dalam keadaan darurat, misalnyaterapi oksigen.

    2.1.7 Waktu Yang Benar

    Sangat penting, khususnya bagi oabat yang efektivitasnya

    tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang

    memadai, bahwa obat itu diberi pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus

    diminum sebelum makan (ante cimun atau a.c.) untuk memperoleh kadar

    yang diperluka, harus diberi satu jam sebelum makan. Hal ini berlaku untuk

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    8/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 8

    antibiotik. Misanya, tetrasiklin dikhelasi (yaitu terbentuk senyawa yang

    tidak larut) jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, yang mengikat

    sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Sebaliknya, ada obat yang

    harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi berlebihan pada

    lambung (misalnya, indometosin) atau agar diperoleh kadar darah yang

    lebih tinggi (misalnya, griseofulvin bila diberi bersama makanan berlemak).

    Setelah obat itu diberikan, harus dicatat dosis, rute, waktu dan oleh

    siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak minum obatnya, atau obat itu

    tidak sampai terminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

    2.2 Cara Pemberian Obat

    ` Cara pemberian obat bergantung pada keadaan umum pasien,

    kecepatan respons yang diinginkan, sifat obat, dan temapt kerja obat yang

    diinginkan.

    1. Bentuk Obat- Bentuk Padat

    Obat kelompok ini dapat diberikan memlaui empat rute, yaitu oral,

    topikal, rektal atau vaginal.

    - Bentuk oral- Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut. Pada umumnya cara

    ini lebih disukai karena paling murah dan paling nyaman untuk

    diberikan. Bentuk oral ini adalah bentuk tablet, kapsul dan lozenges (obat

    isap).

    2.2.1 Tablet

    Bentuk, ukuran, warna dan berat tablet itu bervariasi. Tablet itu

    dapat mengandung oabat murni, atau diencerkan dengan substansi inert agarmencapai berat sesuai, atau mengandung dua atau lebih obat dalam

    kombinasi. Tablet ini dapt berupa tablet padat biasa, tablet sublingual

    (dilarutkan dibawah lidah), tablet bukal (dilarutkan antara pipi dan gusi),

    tablet bersalut-gula (menutupi bau atau rasa tidak enak), tablet bersalut-

    enterik (untuk mencegahnya larut dalam lambung dan sampai di usus halus

    baru pecah), atau tablet lepas-berkala (untuk melepaskan obat selang waktu

    panjang).

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    9/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 9

    2.2.2 Kapsul

    Kapsul mengandung obat berupa bubuk, butiran bersalut dengan

    ketebalan berbeda agar larut dengan kecepatan berbeda, yaitu kapsul keras,

    atau cairan dalam bentuk kapsul lunak.

    2.2.3 Lozenges

    Obat padat ini akan larut secara berangsur dalam mulut. Mereka

    berguna bila diperlukan kerja setempat dimulut ata tenggorok.

    2. Bentuk topikalBentuk topikal dipakai untuk permukaan luar badan dan berfungsi

    melindungi atau sebagai vehikel untuk menyampaikan obat. Bentuk

    paling penting adalah salep dan krim. Salep dipakai untuk lesi kering dan

    bertahan dikulit lebih lama. Krim umumnya dipakai untuk lesi basah.

    3. Bentuk supositoriaSupositoria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan akan

    mencair pada suhu badan. Supositoria adalah cara memberi obat melalui

    rektum untuk lesi atau agar diserap sistemik.

    4. Bentuk pessariSerupa dengan supositoria namun bentuknya dirancang khusus

    untuk vagina.

    5. Bentuk cairanBentuk obat cairan terdapat tiga kelompok utama yaitu larutan,

    suspensi, dan emulsi.

    2.2.4 Larutan

    Larutan adalah preparat terdiri atas satu atau lebih dari obat yang

    dilaritkan dalam larutan, biasanya air. Jenis utamanya adalah sebagaiberikut:

    1. Sirup: Larutan gula pekat dalam air yang telah ditambahkan obat,misalnya sirup Tolu.

    2. Eliksir: Larutan manis yang mengandung alkhohol dan air, obat danpenyedap, misalnya eliksir fenobarbiton.

    3. Tinktura: Ekstrak tumbuhan atau substansi kimia beralkhohol, misalnyatinktura belladona, tinktura yodium.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    10/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 10

    2.2.5 Suspensi

    Suspensi adalah preparat bubuk halus yang disuspensi dalam cairan

    dan umumnya perlu dikocok dahulu sebelum dipakai. Mereka dapat

    digunakan untuk suntikan (misalnya, suspensi penisilin) atau untuk obat luar

    (misalnya, losion kalamin).

    2.2.6 Emulsi

    Emulsi adalah preparat terdiri atas butiran-butiran air dalam

    minyak dengan agens pengemulsi atau lemak atau butiran minyak dalam air

    (misalnya, emulsi parafin). Perlu dikocok dulu sebelum dipakai.

    6. Bentuk gasa. Bentuk gas ini bersifat terapeutik atau anasterik :- GAS TERAPEUTIK

    Oksigen untuk mengatasi hipoksia atau melawan keracunan CO

    (karbon monoksida). CO2 (karbon dioksida) dipakai bersama oksigen

    untuk mengatasi depresi pernafasan, asfiksia dan keracunan CO. Pada

    tindakan bedah, dipakai untuk meningkatkan kecepatan induksi dan

    pemulihan setelah anestesi.

    - GAS ANESTETIKContohnya adalah holaton.

    7. Bentuk aerosolObat bentuk ini ada dibawah tekanan, berupa larutan atau bubuk. Yang

    berbentuk larutan disemprotkan berupa kabut dalam mulut serta

    dihirup ke dalam paru, misalnya salbutamol (Ventolin) dengan alat

    penyemprot khusus.

    2.3 Cara Penyimpanan ObatHarus diperhatikan tiga faktor utama yaitu suhu, letak, dan

    kadaluarsa.

    1. SuhuSuhu adalah faktor terpenting, karena kebanyakan obat itu bersifat

    termo-labil (rusak atau diubah oleh panas). Untuk itu penyimpanan obat

    :

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    11/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 11

    Ditempat sejuk: < 15 C (misalnya, insulin [tidak boleh beku!]) dalam

    lemari es

    Suhu anatara 2 - 10 C (misalnya, vaksin tifoid)

    Beku (misalnya, vaksin cacar air harus 5 C)

    2. LetakObat itu bersifat toksik, karena itu tempat penyimpanan harus terang,

    letak setinggi mata, bukan tempat umum. Lemari obat harus terkunci.

    3. KadalwarsaKurangi kemungkinana kekedaluarsaan obat dengan cara rotasi stok,

    artinya obat baru (pengganti) diletakkan di belakang. Obat yang

    kedaluarsa akan berkurang khasiatnya. Yang perlu diperhatikan adalah

    perubahan warna (dari bening jadi keruh) dan tablet menjadi basah.

    2.4 Kesalahan Pemberian Obat

    Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah,

    mencakup faktor lain yang mengubah terapi obat yang direncanakan,

    misalnya lupa memberi obat; memberi dua kali obat yang dilupakan sebagai

    kompensasi; memberi obat yang benar pada waktu yang salah; atau

    memberi obat yang benar melalui rute yang salah.

    Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat terkait harus segera

    menghubungi dokternya dan kepala perawat atau perawat senior segera

    setelah kesalahan itu diketahuinya.

    2.5 Kepatuhan

    Kepatuhan terjadi bila aturan pakai obat yang diresepkan segera

    pemberiannya dirumah sakit diikuti dengan benar. Jika terapi ini akan

    dilanjutkan setelah pasien pulang, penting agar pasien mengerti dan dapatmeneruskan terapi itu dengan benar tanpa pengawasan. Ini terutama penting

    untuk penyakit-penyakit menahun, seperti asma, artritis reumatiod,

    hipertensi, tuberkulosis paru, dan diabetes mellitus.

    Kepatuhan dalam terapi pediatrik tergantung pengertian dan kerja

    sama orang tuanya. Pasien senil dan psikiatrik sering menjalankan terapi

    multipel dan karena keluarga pasien harus menyadari keperluan obat itu

    bagi pasien itu. Terapi obat yang efektif dan aman hanya dapat di capai bila

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    12/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 12

    pasien mengetahui seluk beluk pengobatan serta kegunaannya. Untuk ini,

    sebelum pasien pulang ke rumah, tim kesehatan harus yakin bahwa pasien

    mengetahui :

    a.Nama dan kekuatan obatnyab. Kegunaan obat ituc. Jumlah obat untuk dosis tunggald. Jumlah total kali minum obate. Waktu obat itu harus di minum, misalnya berkaitan dengan

    makan

    f.Untuk berapa hari obat itu harus di minumg. Rute pemberian obath. Perhatian khusus yang diperlukan oleh rute pemberian, misalnya

    tetes mata, supositoria, dan

    i.Tindakan apa yang harus diambil bila lupa minum obat, khususnyadigoksin, terapi antikougulan oral.

    2.6 Implikasi Keperawatan

    Konseling dasar untuk pasien yang akan pulang mencakup

    penyuluhan hal berikut ini :

    1. Saat alkohol dikontraindikasi bila sedang minum obat tertentu2. Pantangan makanan tertentu ( misalnya, hindari ekstrak daging, keju

    lunak, buncis tertentu saat sedang minum MAOIS)

    3. Obat non resep yang dikontraindikasi (misalnya aspirin dananalgesik pengandung aspirin pada terapi antikougulan oral)

    4. Jangan mengoperasikan mesin rumit atau mengendarai mobil padaterapi obat tertentu (misalnya, sedatif, antihistamin)

    5. Efek samping apa yang diperkirakan, dan bagaimana mengatasinya6. Memperbaiki kondisi penyimpanan obat yang dipakai.

    2.7 Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi

    Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif

    hendaknya terlebih dahulu dapat dipahami pengertian farmakologi itu

    sendiri oleh seorang perawat.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    13/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 13

    Tujuan pengorganisasian farmakologi adalah agar dokter dan

    perawat dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan

    memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.

    Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang

    aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian

    obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak

    jelas atau dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan. Secara

    hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang

    diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan

    kontraindikasi bagi status kesehatan klien sekali obat telah diberikan,

    perawat bertanggung jawab pada efek obat yang di duga bakal terjadi. Buku

    buku referensi obat seperti ; Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians,

    Desk reference (PDR), dan sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus

    dimanfaatkan perawat jika mersa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik

    yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi,

    atau reaksi yang merugikan dari pengobatan, (Kee and Hayes, 1996).

    Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling

    penting, karena :

    a. Perawat merupakan mata rantai terkhir dalam proses pemberian obatpada pasien.

    b. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikanbahwa obat itu benar di minum oleh pasien.

    c. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadappengobatan. Misalnya : pasien sukar menelan, muntah atau tidak dapatminum obat tertentu.

    d. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhanpasien.

    2.7.1 Prinsipprinsip pemberian obat

    Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak

    sekedar memberikan pil untuk di minum atau oral atau injeksi obat melalui

    pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    14/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 14

    terhadap pembeian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek

    samping obat sangat penting oleh perawat. Perawat memiliki peran yang

    utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan

    mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.

    Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang

    benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yag

    dipesankan dan turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan

    keputusan tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain.

    Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang

    di berikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai

    resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar yaitu :

    1. Benar klienKlien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien,

    dan meminta menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab

    dengan nama sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi

    harus diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadaan

    gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien dan

    meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan

    menjawab dengan nama sembarang atau tidak berespon, maka gelang

    identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan.

    Pada keadaan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas

    klien sebelum setiap obat diberikan.

    Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi (

    sekolah, kesehatan kerja, atau klinik berobat jalan), perawat juga

    bertanggung jawab untuk secara tepat mengidentifikasi setiap orang padasaat memberikan pengobatan.

    2. Benar obata. Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorangdokter, dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin

    praktik dengan wewenang dari pemerintah. Pemerintah melalui telepon

    untuk pengobatan harus ditanda tangani oleh dokter yang perintah

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    15/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 15

    pengobatan mungkin dirasakan menelepon dalam waktu 24 jam komponen

    dari perintah pengobatan adalah :

    Tanggal dan saat perintah di tulis, Nama obat Dosis obat Rute pemberian obat Frekuensi pemberian, dan Tanda tangan dokter atau pemberian asuhan kesehatan.

    Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti

    perintah yang tepat, tetapi jika salah satu komponen, tidak ada atau perintahpengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera

    menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasi (Kee and Hayes, 1996).

    b. Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat.c. Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan membaca label obat

    minimal 3x :

    Pada saat melihat botol atau kemasan obat Sebelum menuang atau mengisap obat Setelah menuang atau mengisap obat

    d. Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah.e. Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut.f. Memberikan obat-obatan tanda : nama obat, tanggal kadaluarsa.3. Benar Dosis Obat Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat

    yang bersangkutan.

    Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah akurat dosisyang akan diberikan, dengan mempertimbangan hal-hal sebagai berikut :

    tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta,

    petimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosis

    obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.

    Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tersebut.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    16/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 16

    4. Benar Waktu Pemberian Pemberian obat harus sesuai dengan aktu yang telah ditetapkan. Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus

    diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam, seperti

    b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari),

    atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat

    dipertahankan. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan

    beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.

    Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t1/2). Obat yangmempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat

    yang memiliki waktu paruh pendek diberikan bebeapa kali sehari pada

    selang waktu tertentu.

    Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudahmakan atau besamaan.

    Memberikan obat seperti kalium da aspirin yang dapat mengiritasimukosa lambung bersama-sama dengan makanan.

    Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telahdijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang

    merupakan kotraindikasi pemeriksaan obat.

    5. Benar Cara Pemberian Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan

    memadai.

    Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikanobat-obat peroral.

    Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui ruteparenteral.

    Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama denganklien sampai obat oral telah ditelan.

    6. Benar DokumentasikanPemberian obat sesuai dengan standar yang berlaku di rumah sakit.

    Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah

    diberikan klien terhadap pengobatan.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    17/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 17

    7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi KlienPerawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan

    kesehatan pada pasien, keluarga, dan masyarakat luas terutama yang

    berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat

    yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh,

    hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang

    merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan,

    perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-

    hari selamat sakit dan sebagainya.

    8. Benar Hak Klien untuk MenolakKlien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus

    memberikan inform consent dalam pemberian obat.

    Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian ObatHak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan

    informasi (Informed concent) yang berdasarkan pengetahuan individu

    yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan.

    Hak Klien Untuk Menolak PengobatanKlien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan. Adalah

    tanggung jawab perawat untuk menetukan, jika memungkinkan, alasan

    penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk

    mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika suatu

    pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan.

    Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus

    diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan

    klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jikaterjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya pada

    pemberian insulin atau warfarin (Taylor, Lilis and LeMone, 1993; Kee

    and Hayes, 1996).

    9. Benar PengkajianPerawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    18/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 18

    10. Benar EvaluasiPerawat selalu melihat atau membantu efek kerja dari obat setelah

    pemberiannya.

    11. Benar Reaksi Terhadap MakananObat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat.

    Jiak obat itu harus diminum sebelum makan (antecimun atau a.c) untuk

    memperoleh kadar yang diperlukan harus beri satu jam sebelum makan

    misalnya tetrasiklin dan sebaiknya ada obat hars diminum setelah makan

    misalnya indometasin.

    12. Benar Reaksi Terhadap Obat LainPada penggunaan obat seperti clhorampenicol diberikan dengan

    omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

    2.7.2 Implikasi Keperawatan Dalam Farmakologi

    Implikasi keperawatan dalam farmakologi mencakup hal-hal yang

    berkaitan dengan proses keperawatan antara lain pengkajian, perencanaan,

    pelaksanaan dan evaluasi.

    Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :

    a. Keadaan pasien/identifikasi pasien.Usia : bayi, anak-anak, dewasa dan lansiaReaksi : bagaimana reaksi pasien setelah minum obat.Pola kebiasaan : kebiasaan pasien pada waktu minum obat, misalnya

    dengan memakai air minum, pisang dan lain-lain.

    Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap pasien.b. Keadaan obat / identifikasi obat

    Dosis obat sesuai umur pasien Bentuk obat pakai padat, cair suspensi Penggunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau di kunyah.

    c. Efek samping obat (side effect)

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    19/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 19

    d. Etiket Obat luar atau atau obat dalam (obat dalam di beri etiket putih, obat

    luar diberi etiket biru).

    Tanggal/bulan/tahun kadarluasa obat. Jenis obat ( sedative, antihistamine, antibiotik, deuresis,dll)

    e. Keadaan pasienHal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi

    khusus :

    Penderita TBC aktif Penderita kusta aktif Penderita epilepsi Penderita malnutrisi

    f. Ada tidaknya riwayat alergi obatBila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu

    maka harus ditulis dengan jelas pada status pasien dengan tinta merah,

    agar dokter dapat memilih obat lain yang lebih aman.

    3. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi

    pemberian obat

    a)Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dantenang.

    b)Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketikamempersiapkan obat:

    Saat mengambil obat Saat membuka/ menuang atau mencampur Saat mengembalikan

    c)Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidakjelas jangan dipakai.

    d)Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar.e)Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas

    meja.

    f) Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan oranglain, kecuali jelas di tugaskan kepada kita.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    20/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 20

    g)Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.h)Mencatat atau membu buhkan paraf pada waktu atau pada status pasien

    setelah memberikan obat.

    i) Obat-obatan harus di simpan sesuai dengan syarat-syarat pnyimpananmasing-masing obat, misalnya : lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan

    lain-lain.

    j) Obat-obat yang di beli sendiri ole pasien harus di simpan dalam lemariobat pada tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.

    k)Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dansejajar dengan mata.

    l) Setiap kali selesai mengambil obbat, tempat obat di tutup kembali.m)Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat segera dilaporkan kepada

    yang bertanggung jawab.

    n)Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatanPeran dan tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian

    obat :

    a. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadaimengenai obat

    b. Mendukung keefektivitasan obat.c. Mengobservasi efek samping dan alergi obatd. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obate. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obatf. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan

    tanggung jawab besar bagi perawat.

    Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan

    penginterprestasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat

    harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada

    saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan

    persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    21/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 21

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaskan bahwa pemberian

    obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan

    keterampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.

    Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai

    pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian

    obat.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    22/23

    Peran Kolaborasi Peraat dalam Pelaksanaan Farmakologi 22

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam

    tubuh. Obat adalah setiap substansi yang dapat mempengaruhi fungsi

    normal tubuh pada tingkat sel.

    Farmakologi adalah mempelajari interaksi obat dengan organisme

    hidup melalui proses kimia, khususnya ikatan dengan molekul pengatur dan

    aktivitas atau penghambatan proses normal tubuh (Katzung G Bertram,

    2007).

    Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat dan aksi obat

    dalam organisme hidup (Roach S Sally, 2007).

    Farmakologi merupakan ilmu khasiat obatmerupakan ilmu yang

    mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspek baik sifat fisikakimia,

    kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup.

    Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling

    penting, karena :

    a. Perawat merupakan mata rantai terkhir dalam proses pemberian obatpada pasien.

    b. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikanbahwa obat itu benar di minum oleh pasien.

    c. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadappengobatan. Misalnya : pasien sukar menelan, muntah atau tidak dapat

    minum obat tertentu.d. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan

    pasien.

    3.2 Saran

    Dalam hal ini perawat sangat penting sekali melakukan peran

    kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi. Dan setelah itu perawat

    juga harus menguasai cara pemberian obat dengan prinsip 12 benar.

  • 7/28/2019 Peran Kolaborasi Perawat Dalam Felaksanaan Farmakologi

    23/23

    P K l b i P d l P l k F k l i 23