peran kepala madrasah dalam meningkatkan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/333/1... · jiwa...
TRANSCRIPT
PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI
KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN
MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Oktariana Dini Winarsih
NIM : 11110035
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
MOTTO
Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. An Nahl ayat 125)
ABSTRAK
Dini, Oktariana NIM : (111 10 035). Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari tahun ajaran 2014/2015. Skripsi .
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikah, M.Pd.
Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Guru
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Peran Kepala
Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Pertanyaan yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Mts
Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015. 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan
kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten
Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala
dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 4. Bagaimana
peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri
Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, meliputi
reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan; 1. Kompetensi guru di Mts Negeri
Windusari baik terbukti hampir semua guru lulus ujian sertifikasi, mempunyai
jiwa sosial tinggi, aktif dalam kegiatan keagamaan. 2. Faktor yang
mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru adalah adanya dukungan
dari pemerintah, sertifikasi guru. 3. Faktor yang mengahambat dalam
meningkatkan kompetensi guru adalah sarana prasarana yang rusak dan
anggaran biaya. 4. Peran kepala madrasah dalam meingkatkan kompetensi
guru yaitu dengan mengadakan workshop, menugasi guru mengikuti diklat,
seminar, lokakarya, MGMP, mengadakan kegiatan dengan masyarkat, tartil
Al Quran, bakti sosial.
KATA PENGANTAR
Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW yang telah memberikan
pencerahan pada dunia.
Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Peran
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015‟‟ telah selesai.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai
pihak oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Rasimin, S.Pd.I , M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.
3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan banyak pengorbanan yang tidak
terhitung oleh apapun.
5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
menunjang demi tersusunnya skripsi ini.
6. Seluruh keluarga besar MTs Negeri Windusari yang telah memberikan
informasi serta telah memberikan izin penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan
dalam kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada ssemua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.
Salatiga, 10 Januari 2015
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nota Pembimbing
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Data Informan
5. Pedoman Wawancara
6. Hasil Wawancara
7. Daftar Inisial
8. Dokumentasi
9. Lembar Konsultasi
10. Surat Keterangan Kegiatan
11. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu dasar pembangunan bangsa. Pendidikan
merupakan wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat penting bagi
masa depan negeri ini. Tanpa ada pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu
saja negeri ini akan terancam sebab anak mudanya dididik dengan secara
serampangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang semakin
cepat. Dan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja segala
pihak yang berkompeten di dalamnya harus bekerja keras untuk memberikan
yang terbaik dalam memajukan pendidikan.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang (pendidik)
terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal
yang positif (Ahmad Tafsir, 2001:28). Pendidikan memegang peranan penting
dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan
guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan
konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan
wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana-sarana
dalam membangun watak bangsa (Mulyasa,2007:14).
Semua komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk
peningkatan mutu pendidikan. Salah satu komponen yang sangat berperan
dalam pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah
satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan,administrasi Madrasah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya,
dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana (E. Mulyasa,
2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin
kompleksnya tuntutan tugas kepala Madrasah, yang menghendaki dukungan
kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh
dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan
administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan
tugasnya.
Dari beberapa tugas kepala sekolah salah satunya adalah pembinaan
guru. Guru juga merupakan komponen yang utama dalam peningkatan mutu
pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena
beliau langsung berinteraksi dengan peserta didik.
Guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dan tinggi. Islam
sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan
dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan
memuliakan mereka melebihi dari orang-orang islam lainnya. Allah berfirman
dalam QS. Al Mujadalah(58) ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen
Agama RI,tt:910)
Setiap orang yang menjadi guru dituntut mempunyai kepribadian yang
sesuai dengan ajaran Islam. Guru adalah seorang yang harusnya dicintai dan
disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan
dan tindak tanduknya akan diikuti oleh muridnya.
Guru memunyai tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru harus
bisa menmpatkan diri sebagai orang tua yang kedua. Dengan mengemban
tugas yang dipercayakan orang tua/wali anak didik dalam jangka waktu
tertentu.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut guru dituntut
memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan tertentu yang disebut
dengan standar kompetensi. Standar kompeteni guru dapat diartikan sebagai
suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan (Sparlan,2008:23). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki
jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikas, dan bidang
pendidikan.
Sebagai wujud pembinaan tenaga kependidikan dari kepala sekolah
adalah peningkatan kompetensi guru. Tuntutan tugas kepala sekolah adalah
melaksanakan peningkatan secara terarah, berencana dan berkesinambungan
salah satunya meningakatkan peranan dan tanggung jawab seorang guru.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah sangatlah
penting dalam mengatur aktivitas belajar mengajar. Disamping itu kepala
sekolah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelakssanaan segala jenis
dan bentuk peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru
maupun siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis
dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan
bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai
educator, manager, administrator dan supervisor (Mulyasa,2007:97)
Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul skripsi “ Peran
Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri
Windusari Kecamatan Windusari Kabupten Magelang”
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windsari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi
guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten
Magelang tahun 2014/2015?
3. Faktor apa saja yang menjadi kendala kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten
Magelang tahun 2014/2015?
4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru
di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windsari Kabupaten Magelang
tahun 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendiskripsikan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung kepala madarash dalam
meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui kendala kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang than 2014/2015.
4. Untuk mengetahui peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari
Kabupateen Magelang tahun2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan
langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang
diperoleh selain studi di perguruan tinggi.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan,
khususnya dalam aspek peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam
meningkatkan kompetensi guru.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna
meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari.
E. Penegasan Istilah
1. Peran Kepala Madrasah
Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran
(Wahjosumidjo, 2003:83).
2. Kompetensi Guru
Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (2006:4) ko mpetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan nperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan .
Guru adalah seseorang yang bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan
membangun bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tgas
yaitu: mengajar, mendidik, melatih, para siswanya.
Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif (Asdiqoh, 2013:24)
Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, kompetensi guru terdiri dari
empat macam, yaitu :
a. Kompetensi Kepribadian
b. Kompetensi Pedagogik
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
Pada penelitian ini, penulis menambahkan dua kompetensi lagi,
yaitu Kompetensi Personal dan Kompetensi Spiritual.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitaian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu
pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan
memakai bentuk studi multi situs. Maksudnya dalam penelitian deskriftif
kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan
data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainya sehingga
yang menjadi tujuan dalam penelitian deskriftif kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya.
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai pendekatan kualitataif, maka semua fakta berupa kata-kata
maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen
yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya
ditelaah guna memperoleh makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti
sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan
sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif
dalam penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di MTs Negeri Windusari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015, karena sekolah
tersebut letaknya terjangkau dari rumah.
4. Sumber Data
Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) sumber
utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan.
a. Kata-kata atau Tindakan
Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau
responden saat wawancara. Dengan kata lain data tersebut berupa
keterangan dari para informan dari beberapa pihak.
b. Data Tertulis (Dokumentasi)
Data yang berbentuk tertulis diperoleh dari warga sekolah dan
dokumen-dikumen lain yang masih berkaitan dengan subjek
penelitian.
c. Foto
Dalam penelitian ini diperoleh gambar keadaan MTs Negeri
Windusari
5. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab secara tatap muka dengan informan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara berarti tanya jawab dengan
seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal . Metode wawancara ini digunakan
untuk menggali data dari kepala madrasah tentang upaya yang
dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di
MTs Negeri Windusari.
Adapun pedoman wawancara sebagai berikut:
1) Bagaimana keadaan kompetensi guru di MTs Negeri
Windusari?
2) Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
3) Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
4) Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
b. Observasi
Peneliti melibatkan diri atau berinteraksi dengan kegiatan yang
dilakukan subyek dalam lingkungannya dengan mengumpulkan data
secara sistematis dari data yang diperlukan. Teknik ini digunakan
untuk mengumpulkan data karena dengan teknik ini akan diperoleh
informasi dan data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana
dan prasarana.
c. Dokumentasi
Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari.
6. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain ( Moleong,
2008:248). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data
Miles Mathew dan Huberman (1992:16-20), adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.
b. Reduksi data
Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan bagian dari analisa yang di dalamnya nanti akan lebih
difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri.
c. Penyajian data
Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan
dianalisis terlebih dahulu sehingga akan memunculkan deskripsi
persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah secara jelas.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran
yang utuh dari objek penelitian. Proses penarikan kesimpulan
didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang pada gabungan informasi tersebut.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data dan validitas data maka
dilakukan dengan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong,2008: 330).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai
pendapat orang lain.
d. Membangdingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Moleong,2008:331).
Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan
melakukan cek ricek dengan guru, wali murid, dan masyarakat sekitar.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian.
2) Menyusun proposal penelitian
3) Konsultasi kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan..
c. Tahap analisis data
1) Penemuan hal-hal penting dari data penelitian.
2) Pengecekan keabsahan data.
d. Tahap penulisan laporan
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing
3) Perbaikan hasil konsultasi.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri
sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan yang
lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa
sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk
sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian serta
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : KAJIAN TEORI
Berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori
tentang peran kepala madrasah dan kompetensi guru.
BAB III : HASIL PENELITIAN
Berisi paparan data dan gambaran umum MTs Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dan hasil wawancara.
BAB IV : ANALISIS DATA
Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang
menjelaskan temuan peneliti tentang peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015.
BAB V : PENUTUP
Menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran
dalam penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Kepala Madrasah
1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah
Peran kepala madrasah sangat besar karena kepala sekolah
merupakan pengambil kebijakan yang tertnggi dalam suatu madrasah.
a. Kepala madrasah sebagai educator
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala
madrasah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik.
1) Pembinaan mental
Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.
2) Pembinaan moral
Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan ajaran baik buruknya satu perbuatan,
sikap dna kewajiban dengan tugas masing-masing tenaga
kependidikan.
3) Pembinaan fisik
Membina tenaga kependidikan yang berkaitan dengan kondisi
jasmani.
4) Pembinaan artistic
Yaitu membina tenaga kependidikan tentang kepekaan manusia
terhadap seni dan keindahan.
Upaya kepala madrasah yang berkaitan dengan perannya
sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi guru dan prestasi
belajar siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengikutsertakan guru dalam penataran
2) Kepala madrasah menggerakkan tim evaluasi hassil belajar
peserta didik.
3) Mnggunakan waktu belajar secara efektif (Mulyasa,
2007:100).
b. Kepala madrasah sebagai manajer
Dalam rangka melakasanakan peran sebagai manajer, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
kompetensinya, mngikuti kegiatan pengembangan profesi, melalui
berbagai pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan di sekolah
maupun diluar sekolah.
c. Kepala Madrasah sebagai Administrator
Peran kepala madrasah sebagai administrator harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi
peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kerasipan
dan mengelola administras keuangan (Mulyasa,2007:107).
d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala madrasah melakukan kunjungan
kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran,
media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik
(Mulyasa,2007:114).
Setelah disupervisi dapat diketahui kelemahan dan keunggulan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingakat penguasaan
kompetensi guru, selanjutanya diadakan pembinaan dan tindak lanjut
shingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan
kompetensi yang telah dimiliki.
e. Kepala Madrasah sebagai Leader
Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai
leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa, 2007:115).
f. Kepala Madrasah sebagai Inovator
Dalam melaksanakan perang sebagai innovator, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan
yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan, dan mengembangkan model pembelajaran yang
inovatif.
g. Kepala Madrasah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala Madrasah harus dapat menyusun
strategi yang tepat kepada tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui
pengaturan lingkungan fisik, pengaturan lingkungan kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan, penyediaan berbagai sumber belajar.
2. Syarat Menjadi Kepala Madrasah
Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat
berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki
kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala Madrasah harus mepunyai
kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-
keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria sifat
pemimpin, antara lain (Mulyasa ,2007:115) :
a. Jujur, adil dan dapat dipercaya
Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat
jujur ini merupakan cerminan dari akhlak seseorang. Jika seseorang
telah memiliki kejujuran maka sangat wajar bila orang tersebut dapat
dipercaya, diberi amanat oleh banyak orang. Oleh karena itu,
pemimpin yang baik menurut Nabi adalah pemimpin yang adil
(imamun „akilun), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya
(Ahmad Mubarok, 2003:12).
b. Percaya diri
Percaya diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
kemampuan yang dimiliki serta memiliki pengharapan yang realistis,
bahkan saat harapan tersebut tidak dapat tercapai mereka tetap
berpikiran positif.
c. Tanggung jawab dan berani mengambil resiko
Seorang Kepala Madrasah berkewajiban memikul dan
menanggung segala sesuatu dan segala akibatnya. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
disengaja maupun tidak disengaja.
d. Berjiwa besar dan sabar.
Berjiwa besar berarti mampu membuka hati, pikiran dan diri
untuk menerima kritik dan saran. Baik yang sejalan maupun yang
bertentangan dengan pemikiran pribadi. Dapat menerima kekalahan
dengan kesabaran dan ikhlas.
e. Teladan
Seorang kepala madrasah harus bisa menjadi teladan yang baik
yang bisa dicontoh oleh semua anggota sekolah baik guru, karyawan,
peserta didik, dan masyarakat.
Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain
sebagai berikut:
a. Memiliki kesehatan jasmani rohani.
Kepala madrasah harus mempunyai kesehatan jasmani dan
rohani yang baik karena kesehatan jasmani dan rohani akan
mempengaruhi kinerja dari kepala madrasah sebagai pemimpin sebuah
organisasi.
b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.
c. Bersemangat.
d. Jujur .
Seorang pemimpin hendaknya terbuka dan terus terang
terhadap bawahannya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Maidah ayat 8:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Al Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI: 203)
e. Cakap dalam memberikan bimbingan dan menaruh kepercayaan.
Kepala madrasah sebaiknya dapat memberikan bimbingan
yang baik kepada seluruh anggota sekolah.
f. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan.
g. Cerdas (Indrafachrudi, 2006:22)
3. Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan dalam Islam secara umum tidak jauh berbeda dengan
model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan Islami adalah
sebuah kepemimpinan yang mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam,
terlepas apakah pelakunya seorang pemimpin atau tidak (Muhadi
Zainuddin, 2002:16).
Dalam pandangan Islam, kepemimpinan sesungguhnya merupakan
amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan
kepada anggota-anggotanya, tetapi juga dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah SWT. Menjadi eorang pemimpin harus mempunyai sifat
amanah (dapat dipercaya), sebab ia akan diserahi tanggungjawab yang
besar. Apabila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat amanah tentu
akan terjadi penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Itulah mengapa Nabi
Muhammad SAW mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan,
sebab hal itu akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
Jadi kesimpulannya kepemimpinan dalam islam berarti sebuah
amanah yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab dan profesional,
karena tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan anggota yang
dipimpin, tetapi juga dihadapan Allah SWT.
4. Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Islam
Muhadi Zainuddin dan Abdul Mustaqim menyebutkan kriteria pemimpin
yang ideal dalam Islam yaitu:
a. Jujur dan Amanah
Tanpa adanya sifat jujur dan amanah maka akan terjadi
penyalahgunaan wewenang dan jabatan.
b. Adil
Apabila pemimpin tidak adil, maka akan terjadi kecemburuan
di masyarakat yang dapat memacu konflik dan ketegangan sosial.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa
anggotanya menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam
kemakmuran.
c. Cerdas
Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara
cermat, tepat dan cepat, ketika mengahdapi problem-problem yang
ada dalam kepemimpinannya.
d. Bijaksana dan Tanggung jawab
Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang
pemimpin harus benar-benar bijaksana dan dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun formal.
e. Terbuka
Sikap terbuka merupakan cerminan dari sifat tawadu‟ (rendah
hati), tidak sombong. Pemimpin yang mempunyai sikap terbuka akan
mau menerima kritikan dan saran dari orang lain.
f. Ikhlas
Berbuat dan beramal dengan ikhlas merupakan hal yang
sangat penting dalam Islam. Sebab tanpa adanya keikhlasan, amal
perbuatan yang telah dilakukan akan sia-sia di mata Allah SWT.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti
kemampuan atau kecakapan. Menurut Kamus Umum Lengkap Indonesia ,
kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan
atau memutuskan suatu hal.
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Asdiqoh,2013:24).
Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian
tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan ( Satori, 2012:22).
Kompetensi merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus
dikuasai oleh peserta didik (Isjoni,2008:82).
Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku
efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan
memikirkan, serta memberikan perhatian dan mengarahkan seseorang
menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari sutu upaya melainkan suatu
proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (Mulyasa,2011:26).
Kompetensi juga berarti seperangkat tindakan inteligen penuh
tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu melaksanakn tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu ( Abdul Majid, 2008: 5).
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen yang penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan komponen yang
paling berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Upaya apapun ynag dilakukan untuk menaikkan kualitas pendidikan tidak
akan memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung oleh guru yang
profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang
mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya.
Guru adalah figure manusia dalam dunia pendidikan yang
menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan. Guru adalah satu unsur manusia dalam proses pendidikan
yang bertugas sebagai pengajar dan pendidik (Syaiful Bahri
Djamarah,2011:107).
Dalam Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 pasal 40 ayat 2b
disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional yang wajib
memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan. Guru merupakan
sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing
(Mujtahid,2009:33).
Dari pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah
orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah yang mempunyai peran
penting dalam dunia pendidikan.
Kompetensi Guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif (Asdiqah, 2013:24). Sedangkan kompetensi guru menurut
Suprlan (2005:93) adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan
fungsional sesuai dengan tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Kompetesi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spititual yang secara kaffah
membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta ddidik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011:26).
Jadi kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
secara tepat dan efektif.
Nana Sudhjana (Hamzah B. Uno, 2011:67) membagi kompetensi
guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual,
seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang
administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar
siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan
umum lainnya.
b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru
terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.
c. Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru
dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
mengajar, membimbing,menilai, menggunakan alat bantu
pengajaran, bergaul atau berkomunikassi dengan siswa,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,
keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,
keterampilan meaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
2. Macam -Macam Kompetensi Guru
Secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki
capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang
mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi
dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak
semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudahnya ( Asdiqah,2013: 26)
Adapun menurut Hamzah B. Uno (2011:69) macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
a. Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki
pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang
akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti
memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses
belajar mengajar.
b. Kompetensi personal, artinya sikap kpribadian yang mantap
sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek.
c. Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau
mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid, sesame guru
dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.
d. Kompetensi untuk pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai-nilai sosial dari material.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, spiritual, yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar prrofesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 10 disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki
empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian,
dan sosial. Namun seiring berjalannya waktu ada penambahan diantaranya
kompetensi personal dan kompetensi spiritual.
a. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa,2011:75) :
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/silabus
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
Menurut PP RI No 19 tahun 2005, kompetensi guru merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pengelolaan Proses Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan komonen penting di
dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari
peran guru. Kemampuan guru yang mampu dalam mengelola
pembelajaran akan mengahasilkan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien sesuai dengan sasarna yang akan dicapai.
2) Pengembangan Kurikulum/Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian, kompetensi untuk penialaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
3) Pengembangan metode pembelajaran
Seorang pendidik ditntut bisa cermat dalam memilih dan
menentukan metode apa yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik.
4) Pemanfaatan Teknologi Pembelajarn
Guru dituntuk untuk mempunyai kompetensi dalam
menggunakan teknologi pembelajaran, terutaa internet, agar guru
dapat memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan
informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan
membentuk kompetensi peserta didik.
5) Evaluasi hasil Belajar
Evaluasi merupakan komponen pengajaran yang tidak bisa
dipisahkan dengan pendidikan. Evaluasi hasil belajar dilakukan
untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan
kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, seta penilaian program.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b,
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi
kepribadian ini sangat penting dalam membentuk kpribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya.
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru setidaknya
sebagai berikut:
1) Kepribadian yang mantab, stabil, dan dewasa
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru
harus memounyai kepribadian seperti : a) berkepribadian yang
mantab. b) tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan profesionalitas guru. c) stabilitas dan kematangan emoi. c)
kemampuan memecahkan masalah.
2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa
Dalam kompetensi ini, kepribadian guru harus: a) Dapat
member contoh disiplin. b) Dapat menciptakan siuasi yang
menyenangkan. c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik
kearah yang positif. d) mampu menggunakan alat pembelajaran
secara tepat aktu dan sasaran.
3) Menjadi Teladan bagi Peserta Didik
Dalam hal ini, guru akan menjadi sorotan dna teladan bagi peserta
didik, maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Cara berpakaian.
2. Cara berbicara.
3. Hubungn antar manusia.
4. Kebiasaan bekerja.
5. Menunjukkan sikap yang baik dan tegas.
6. Sikap yang menunjukkan semangat hidup.
7. Dapat dipercaya.
4) Berakhlak Mulia
Seorang guru harus berakhlak mulia karena guru akan
menjadi penasehat bagi anak didik dan lingkungan disekitar. Hal-
hal yang perlu dikembangkan antara lain:
a) Dapat memberikan nasehat atau konseling yang baik.
b) Mempunyai rasa percaya diri yang istiqomah.
c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal
lelah, dengan niat ibadah (Mulyasa, 2011:121-130).
c. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara
filosofis (Asmani,2009:157). Dalam kaitannya dengan pendidikan
Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas.
Dalam pengertiannya, Kompetensi professional-religius yakni
kemampuan menjalankan tugasnya secara professional, yang
didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk. 2007:15).
Secara umum dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup
kmpetensi professional guru sebagai berikut: 1). Menegerti dan dapat
menerapkan landasan kependidikan. 2). Mengerti dan dapat
menerapkan teori-teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta
didik. 3). Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggungjawabnya. 4). Mengerti dan dapat menerapkan meted
pembelajaran yang bervariasi. 5). Mampu menggunakan dan
mngembangkan berabagi alat, sumber dan media pembelajaran. 6).
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7). Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8).
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
(Mulayasa,2011:135).
d. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butr b
dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemmpuan guru
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikassi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
(Mulyasa,2011:173)
e. Kompetensi Personal
Kompetensi personal mencakup kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
menjalankan tugas secara professional. Kompetensi personal guru
menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila,
dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab.
Menurut A.S Lardizabal , kompetensi personal adalah sebagai
berikut:
1) Guru menghayati dan mengamalkan nilai hidup.
2) Guru mampu berperan sebagi pemimpin yang jujur dan
bertanggung jawab.
3) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi serat
bersedia berperan aktif dalam kegiatan sosial.
4) Guru tampil secara pantas dan rapi.
5) Guru mampu berbuat reatif dengan penuh perhitungan.
6) Guru tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas.
7) Guru hendaknya mengatur waktu luangnya secra produktif
dan bijaksana (Asdiqoh, 2013:28)
f. Kompetensi Spiritual
Kompeteensi spiritual masuk dalam kompetensi kepribadian.
Guru diharapkan memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah
kompetensi spiritual akan berorientasi pada pembentukan karakter
siswa didik yang ideal. Dalam konsepsi pendidikan islam, seorang
guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwaan tinggi.
Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan
dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan
kesalahan, anak didik akan meminta maaf dan mengakui kesalahan
karena terdorong rasa berdosa jika tidak mengakui. Kompetensi
spiritual menjadi enteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat
dan pribadi masing-masing siswa didik (Asdiqoh,2013:37)
3. Tugas Guru
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kpribadian, cita-cita dan
visi misi yang menjadi impian hidup anak didik dimasa depan. Selain
sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan, ada beberapa tugas lain
seorang guru, antara lain; educator, leader, fasilitator, motivator,
administrator, evaluator (Jamal Ma‟mur Asmani, 2009:39).
a. Educator (Pendidik)
Guru sebagai pendidik tidak hanya tahu tentang materi
yag diajarkan, akan tetapi ia juga harus mempunyai
kepribadian yang kuat yang menjadikannya panutan bagi
siswanya. Hal ini penting bagi seorang pendidik, guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal,
guru juga harusb melatih keterampilan, sikap dan mental anak
didik.
b. Leader (Pemimpin)
Guru adalah pemimpin di dalam kelas. Ia harus bisa
menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga
hars pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas menjembatani atau
memfasilitasi murid untuk mengembangkan bakatnya. Guru
mengusahakn sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, guru harus mampu
memberikan motivasi atau semangat kepada peserta didiknya.
Dalam kegiatan pembelajaran motivasi sangat dioerlukan,
sebab seseoarang yang tidak motivasi dalam belajar. Proses
pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik mempunyai
motivasi dalam belajar, oleh sebab itu, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk
pembelajaran yang efektif.
e. Administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang
pendidikan dan pengajaran. Segala pelaksanaan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara
baik.
f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajarn, pasti ada
kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Penilaian
ini perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran, serta ketepatan dan kefektifan metode
mengajar.
Selain tugas guru yang telah dijelaskan diatas, berikut tugas guru
menurut Koestiyah N.K yang dikutip oleh Siti Asdiqah yaitu :
a. Menyerahkan kebudayaan anak didik berupa kepandaian,
kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik, dan
membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai etika-etika dan
dasar Negara kita pancasila,
c. Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru
hanya menjadi perantara/ medium, anak harus Sebagai perantara
dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya menjadi
perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan
suatu pengertian/insight sehingga timbul perubahan dalam
pengetahuan, tingkah laku dan sikap,
d. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik
kearah kedewasaan,
e. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan massyarakat,
f. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal
tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu,
g. Guru sebagai pemimpin dan administrator dan perencana
kurikulum.
h. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi,
i. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. (Siti Asdiqah,
2013: 20-21)
4. Hak Guru
Hak guru sebagai pendidik diatur semua dalam perundang-
undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam Undang-Undang No.
14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 14 disebutkan hak-hak seorang
Guru sebagai berikut:
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial dan mendapatkan promosi dan
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
b. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual
c. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan
memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
d. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
e. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentuan
kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan.
f. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melakssanakan tugas.
g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
h. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
5. Kewajiban Guru
Didalam menjalankan tugasnya guru terikat dengan kewajiban
guru. Kewajiban ini dibuat agar guru bisa menjalankan tugasnya dengan
baik sesuai dengan aturan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, menjalankan proses
pembelajaran yang baik, dan menilai serta mengevaluasi hasil dari
pembelajaran tersebut.
Dalam Undang-Undang RI No.14 Th. 2005 tentang Guru dan
Dosen telah disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutansejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama , suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Etika Profesi Keguruan
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagaii
pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan norma yang dianut oleh
sekelompok tertentu. Kode etik merupakan norma-norma yang bharus
dilaksanaka oleh setiap anggitanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaula
hidup sehari-hari dimasyarakat (E. Mulyasa, 2007:43)
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dan
sebagai tenaga professional guru memiliki kode etik. Yang merupakan
pedoman tingkah laku yang harus dijalankan oleh guru dalam berinteraksi
dengan peserta didik, teman sejawat, serta masyarakat sekitar. Kode etik
guru adalah alat yang penting untuk membentuk profesionalisme guru.
Berikut dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil
rumusan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Terdiri dari
Sembilan item, yaitu:
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan dan guru menciptakan
suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sebagai usaha menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar.
d. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan dan memelihara hubungan
seprofesinya, semngat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
e. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya Guru secara bersama-
sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
f. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
kependidikan (Siti Asdiqah,2013:4-5).
C. Peran Kepala Madrasahh dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
Untuk mengembangkan fungsi pendidikan, guru mempunyai peran
penting dalam meningkatkannya. Guru memiliki tugas mendidik, mengajar
dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator memberi bantuan
dan layanan kepada siswa agar dapat mencapai hasil optimal.
Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai profesi. Guru harus
bisa menempatkan diri menjadi orang tua yang kedua, dengan mengemban
tugas yang telah dipercayakan orang tua/wali dari peserta didik dalam jangka
waktu tertentu.
Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu,
relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan
aspek kompetensi guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan
bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa
komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan
pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak
bergantung kepada kepiawaian guru dalam menerapkan kompetensi standar
yang harus dimiliki.
Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai
tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap
bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk
dalam peningkatan kompetensinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi
peran Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi guru.
Adapun peran kepala sekolah telah disebutkan di atas yaitu kepala sekolah
sebagai educator, leader, manajer, administrator, dan supervisor.
Sebagai seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, dewasa,
arif dan berwibawa, karena guru menjadi teladan bagi peserta didik. Peran
kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru misalnya
dengan mengadakan pembinaan kepada guru, melaksanakan pengajian rutin.
Dalam kegiatan mengajar, guru harus memiliki kompetensi yang baik.
Kemampuan guru dalam mengelola pembeljaran ini disebut dengan
kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru
mengelola kelas, mengembangkan silabus, merencakan pembelajaran,
memahami peserta didik, dll. Oleh karena itu kompetensi ini hraus selalu
ditingkatkan. Adapun peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetnsi
pedagogik guru antara lain :
a. Mengikutsertakan guru pada diklat
b. Menganjurkan dan mendukung guru untuk menempuh pendidikan
formal yang lebih tinggi.
c. Mendukung guru mengikuti kegiatan-kegiatan seperti MGMP,
Seminar, Lokakarya, study banding, dll.
d. Melaksanakan evaluasi terhadap kinerja guru.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru mengusai materi
pembelajarn secara luas dan mendalam. Upaya kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi profesional ini bisa dilakukan dengan
mengikutsertakan guru pada diklat sesuai dengan materi pelajaran yang
dikuasai, mengevaluasi kinerja guru secara rutin.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berinteraksi dengan
peserta didik, atasan, teman sejawat, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini sangat penting bagi guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru harus pandai berinteraksi, pandai
berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Peran kepala madrasah
dalam meningkatkan kompetensi sosial guru ini dengan mengikutsertakan
guru pada organisasi sosial atau profesional seperti PGRI, KORPRI,
mengadakan kegiatan sosial seperti zakat dan Qurban,
Kompetensi spiritual sebenarnya masuk dalam kompetensi keprbadian,
hanya saja kompetensi spirtual ini berhubungan dengan Tuhan. Peran kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual dengan mengadakan
sholat berjamaah, pengajian rutin, membaca Al Quran rutin, dll.
Kompetensi personal merupakan gabungan antara kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi personal ini dapat dilakukan seperti meningkatkan
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial diatas.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM MTs NEGERI WINDUSARI
1. Sejarah berdirinya
Atas dasar gagasan dari Bapak Jawatan Pendidikan Agama Pusat
di Jakarta pada tahun 1956 yaitu Bapak H. Amir Muhammad Arifin dari
temyang untuk membuka madrasah, maka ide ini bergulir dimana-mana
dan menjadi kenyataan diberbagai tingkat Sekolah Dasar (SD).
Di kecamatan Windusari kemudian berdiri MWB hampir di semua
Desa, merupakan pendidikan sekolah 6 tahun. Maka diharapkan pada
tahun 1962, sebagian madrasah telah dapat meluluskan para siswanya.
Dengan demikian dibutuhkan suatu lembaga pendidikan lanjutan tingkat
menengah pertama. Bahkan sangat mendesak untuk didirikan mengingat:
1. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Wilayah Kecamatan Windusari
saat itu belum ada
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri hanya berada di Magelang
sehingga sangat sulit untuk terjangkau.
Oleh sebab itu dengan semangat yang tinggi Lembaga Pendidikan
Ma‟arif mendirikan dan membuka Pendidikan Guru Agama 4 Tahun
(PGAP) Ma‟arif di Windusari dengan susunan Panitia:
1. H. Cholid Al Thowaf Ketua
2. M. Ridwan Sekretaris
3. H. Ichsan Anggota
4. Muhdlori Anggota
5. Himam Anggota
6. H. Muh. Djamal Anggota
7. Cholil Anggota
Dengan terbentuknya panitia atau kepengurusan itu, maka mulai
tahun 1966 PGAP Ma‟arif mulai menerima murid baru. Dengan demikian
mulai tahun 1966, di Windusari telah berdiri Lembaga Pendidikan
Menengah Tingkat Pertama (PGAP). Lembaga ini bertahan selama 4
tahun, tepatnya sampai dengan awal tahun 1970.
MTS Negeri Windusari sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari
PGAP Ma‟arif yang berdiri sejak tahun 1966. PGAP Ma‟arif yang semula
menempati gedung Madrasah Diniyah, melalui SK Menteri Agama RI
Nomor 205 tanggal 1 1970 dirubah menjadi MTsAIN (Madrasah
Tsanawiyah Agama Islam Negeri) Windusari dengan Kepala Madrasah
Bapak H. Ichsan
Pada tanggal 19 September 1978 Bapak H. Usman Windusari
mewakafkan tanahnya seluas 320 m2 dengan surat ijin perwakafan No.
15/SWK/1978. Kemudian atas usaha keluarga besar guru Agama
Kecamatan Windusari dibawah pimpinan K.H. Muh. Djamal didirikan 3
ruang kelas di atas tanah tersebut. Kemudian atas swadaya guru dan Staf
MTsAIN Windusari membeli tanah milik Ibu Dariyah seluas 130 m2 yang
terletak bersebelahan dengan tanah wakaf H. Usman dengan surat ijin
perwakafan No. 16/1978 pada tanggal 7 Oktober 1978. Dari modal
bangunan dan tanah di atas pada tanggal 16 Maret 1978 mendapat rehab
gedung dari pemerintah sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus
ribu rupiah).
Memasuki tahun ajaran baru 1979/1980, MTsAIN secara resmi
dirubah menjadi MTs Negeri Windusari, maka sejak itu atas usaha
Kepala Madrasah, para guru dan Pengurus BP3 berusaha mengumpulkan
dana dari wali murid, tepatnya tahun ajaran 1983/1984 untuk membeli
tanah seluas 1.640 m2 dengan harga 1.250.000, kemudian pada tahun
ajaran 1984/1985 mendapat DIP Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
Islam sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk pembebasan
tanah dan biaya sertifikat. Selanjutnya MTs Negeri Windusari menempati
lokasi baru di Depok Windusari.
Perkembangan MTs Negeri Windusari mengalami pasang dan
surut, seiring dengan itu terjadi pula perubahan pimpinan Kepala
Madrasah dimulai dari H. Ichsan yang sekaligus sebagai pendiri menjadi
Kepala Madrasah sampai dengan tahun 1990. Setelah itu kepemimpinan
dilanjutkan oleh H. Jamaludin, B.A. dari Borobudur yang menjadi Kepala
Madrasah sejak tahun 1990 – 1994. Kemudian pada tahun 1994 terjadi
pergantian Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. H. Rahmat Raharjo yang
berasal dari purworejo sampai dengan tahun 2001 karena diangkat
menjadi Pengawas PAI SD/MI di Kabupaten Kebumen. Beliau cukup
lama kurang lebih 7 tahun menjadi Kepala Madrasah. Pada tahun 2001
kembali terjadi pergantian Kepala Madrasah yang dijabat oleh Drs. M.
Fuadi sampai dengan tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2003 Kepala
Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari dijabat oleh Drs. H. Muhammad
Natsir sampai dengan tahun 2011. Beliau menjabat cukup lama yaitu
kurang lebih 8 tahunsampai purna tugas 1 Pebruari 2011. Pada bulan
Pebruari tahun 2011 terjadi pergantian Kepala Madrasah dan dijabat oleh
Drs. Yatiman, M.Pd.I. yang sebelumnya adalah Kepala MI Negeri
Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Tahun Pelajaran
2013/2014 Kepala Madrasah dijabat oleh H. Chamidun, S.Ag., M.S.I.
yang berasal dari Bulu, Temanggung. Selanjutnya pada tahun ajaran ini
Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. Ahmad Zaini.
2. Letak Geografis
MTs Negeri windusari terletak di Jalan Kyai A‟rof No. 25 Desa
Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah
dengan kode pos 56152. Memiliki luas tanah seluruhnya 9.855 m² dan
luas bangunan 2.169 m². Secara geografi MTs Negeri Windusari terletak
di dataran tinggi terletak didaerah pedesaan dengan potensi wilayah
pertanian. MTs Negeri Windusari ini terletak dikaki Gunung Sumbing.
3. Identitas
Nama Madrasah : MTs Negeri Windusari
Alamat : Jln. Kyai Arof No.25, Windusari, Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Kode Pos : 56152
No. Telepon : (0293) 5507929
Akreditasi : A
Tahun didirikan : 1970
4. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur,
Berprestasi, dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien.
b. Misi
1) Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan al Qur‟an dan As
Sunah.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al
Qur‟an dan menjalankan agama Islam.
4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan
6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, ,
transparan dan akuntabel.
c. Tujuan
1) Meningkatkan perolehan rata-rata mata pelajaran Ujian Nasional
mencapai 7,5 dan nilai rata-rata UM 8,0.
2) Memiliki tim kesenian yang siap pakai, baik tingkat madrasah,
kecamatan maupun kabupaten.
3) Memiliki staf redaksi potensial yang mampu menerbitkan dan
mengelola majalah dinding secara mandiri.
4) Memiliki petugas upacara yang siap pakai.
5) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah,
jamaah sholat dhuhur, sholat dhuha, tadarus Al Quran, kaligrafi
dan tartil Al Quran.
6) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan madrasah, bhakti
masyarakat dan Jum‟at khusyu
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Mts Negeri Windusari
Tabel I
DATA GURU
No Nama Mata Pelajaran
1 H. Chamidun, S.Ag. M.Si Fiqh
2 Siti Chamidatus Sjarifah, S.Ag Fiqih
3 Faezatul Munawaroh, S.Ag SKI
4 Umi Hani, S.Ag Al Qur‟an Hadits
5 Khusniyati Marzuqoh, S.Ag Aqidah Akhlak
6 M. Baehaqi, S.Hum Aqidah Akhlak
7 Khamdani, S.Ag Bahasa Arab
8 M. Misbachul Muthi, S.Ag Bahasa Arab
9 Tentrem Aminah, S.Pd Bahasa Indonesia
10 Santi Renaningtyas S.Pd Bahasa Indonesia
11 Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag Bahasa Indonesia
12 Drs. Muhaimin Bahasa Inggris
13 Tri Harjoko, S.Pd Bahasa Inggris
14 Yuniar Widati, S.Pd Bahasa Inggris
15 Zuning Azizah, S.Pd Bahasa Inggris
16 Bisyron Muhtar, S.Ag Matematika
17 Tri Handayani, S.Pd Matematika
18 Siti Umaroh, S.Pd.Si Matematika
19 Drs. Slamet Widodo IPA
20 Moh Nazaruddin Ch, S.Ag IPA
21 Umi Zahroh, S.Si IPA
22 Eko Mardiyanto IPA
23 Nur Solikhah, S.Pd IPS
24 Haniatul Arifah, S.E IPS
25 Bintu Zaedah M S,S.H.I PKn
26 Siti Munasifah,S.Pd SBK
27 Eko Juliyanto Penjaskes
28 Sutomo, B.A Bahasa Jawa
29 K.H Muqtabasun Kitab
30 Abdul Cholid, S.Pd.Kons BK
TABEL II
DATA KARYAWAN
NO NAMA NIP Jabatan
1 Arif Nurhudayana, S.H 196808061991031004 Ka Ur TU
2 Masruroh 196209031983032002 Bendahara
3 Jamal - Staf TU
4 Jamil - Staf TU
5 Kodi - Staf TU
6 Arifin - Staf TU
TABEL III
DATA SISWA
NO KELAS JUMLAH SISWA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 VII A 17 16 33
2 VII B 18 16 34
3 VII C 20 16 36
4 VII D 19 16 35
5 VII E 20 14 34
6 VII F 18 16 34
7 VIII A 19 16 35
8 VIII B 20 15 35
9 VIII C 18 16 34
10 VIII D 20 15 35
11 VIII E 15 18 33
12 VIII F 13 22 35
13 IX A 17 18 35
14 IX B 18 18 36
15 IX C 20 16 36
16 IX D 17 18 35
17 IX E 15 20 35
18 IX F 14 22 36
JUMLAH 318 308 626
6. Sarana Prasarana
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran,
sarana prasarana sebagai penunjang keberhasilan pengajaran tidak dapat
dipisahkan, karena keberadaan sarana dan prasarana yang lengkap akan
menjadikan proses pengajaran berjalan lancar. Adapun sarana dan
prasarana yang dimilik oleh MTs Negeri Windusari adalah sebagai
berikut:
TABEL IV
DATA SARANA DAN PRASARANA
No
. Uraian
Kondisi (Unit)
Bai
k
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 18 3
2. Ruang Kep. Madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha/TU 1
5. Ruang Lab. IPA 1
6. Ruang Lab. Komputer 1
7. Ruang Perpustakaan 1
8. Ruang UKS 1
9. Ruang Keterampilan 1
10. Ruang Kesenian 0
7. Daftar Kegiatan Ekstra Kurikuler
TABEL IV
DATA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
No Kegiatan Ekstrakurikuler Pengampu
1 PRAMUKA Santi Renaning Tyas, S.Pd
2 Drumband Moh Nazaruddin Chalim, S.Ag
3 Rebana Khamdani, S. Ag
4 PMR Yuniar Widati, S. Pd
5 Teater Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag
6 Band Eko Mardiyanto, S.Si
7 PKS Bintu Zaaidaah, S.H.I
8 Olahraga Eko Juliyanto
10. Ruang Toilet Guru 3
15 Ruang Toilet WC Siswa 11 6
16 Mushola 1
17 Ruang Osis 1
18 Aula 1
19 Gudang 1
B. Hasil Wawancara
Untuk mendeskripsikan upaya kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari, berikut ini disajikan hasil
wawancara dengan kepala madrasah dan guru. Dari hasil wawancara tersebut,
peneliti menemukan berbagai hal yang berkaitan dengan upaya kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari.
1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari
Secara umum, kompetesi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari
sudah menunjukkan kelompok baik, bahkan bisa dikatakan sebagai suri
tauladan yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru sebagai manusia
tidak lepas dari salah dan lupa. Al Ihsanu Mahalul Khoto‟. Terbukti sampai
saat ini tidak ada pe;anggaran yang mengakibatkan teguran secara tertulis.
Adapun perbaikan selalu selalu diadakan dengan sistem pengawasan oleh
kepala madrasah, guru senior ataupun pengawas. Keadaan guru di MTs
Negeri Windusari 97% sudah memenuhi syarat menjadi pendidik, terbukti
dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya tinggal 1 orang yang saat ini
baru menempuh program S1 dari yang semula D3 bidang keolahragaan.
Kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari sudah
terakui, selain ijazah formil yang dimiliki, sudah 92% (saat ini) yang lulus
ujian sertifikasi sebagai pendidik. Guru di MTs Negeri Windusari memiliki
kepekaan sosial yang tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di
lingkungan pedesaan sifat dan sikap kebersamaan lebih menonjol daripada
sifat dan sikap individualis. Hal ini terlihat jelas dari pergaulan di Madrasah
ataupun ketika ada acara kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler.
Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kompetensi spirtual yang
tinggi, terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat jamaah, shalat sunah,
mujahadah, tartil Qur‟an, dan saat pesantren Ramadhan, serta pendampingan
siswa.
Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis ta‟lim,
ziarah, bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai ustadz dan ustadzah,
memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan menjadi pemuka agama
diwilayahnya. Secara umum, guru di MTs Negeri Windusari termasuk
ekstrofet (terbuka) dan berjiwa sosial yang tinggi dengan masih mengacu
pada etika pergaulan Islami yang memang sesuai dan berkembang di
masyarakat. Selama ini justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs
Negeri Windusari menjadi panuta dan sebagai teada bagi masyarakat
ditempat tugas kedinasan maupun dirumah pribadi. (Km, Zn, 17 November
2014 pukul 10.00 WIB di ruang kepala madrasah).
Menurut saya kompetensi guru di MTs Negeri Windusari ini sudah
baik, baik dari kompetensi kepribadian,pedagogik, profesional maupun
kompetensi sosial. Guru di Mts ini hampir semuanya sudah S1, hanya ada
satu orang yang belum S1. Guru di sini juga aktif dalam kegiatan keagamaan
yang di adakan di madrasah (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang
guru).
Kompetensi guru disini baik. Guru juga bisa bersosialisasi dengan
masyarakat dengan baik. Apabila ada orang meninggal disekitar madrasah,
guru juga melayat. Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya
menerapkan metode ceramah terus (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di
ruang guru).
Kompetensi guru di Mts negeri Windusari ini sudah baik,
hampir semua guru sudah lulus sertifikasi. Dalam hal keagamaannya
pun guru disini sudah baik. tidak pernah meninggalkan shalat (G,Th,
20 November 2014 pukul 10.00 di ruang guru).
2. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts
Negeri Windusari.
Adapun faktor pendukung dalma meningkatkan kompetensi guru di
MTs Negeri Windusari yaitu:
1) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan
kepada guru untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2.
2) Sertifikasi bagi guru.
3) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT
Keguruan di Semarang.
4) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM
(Forum Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau
Kota, tingkat karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah.
5) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan
Islam.
6) Kepengawasan yang dilakukan oleh tm pengawas MTs dari
Kementrian Agama Kab. Magelang.
7) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior
atau kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran.
8) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium yang
berkaitan dengan pendidikan baik bantuan dari sumber anggaran
pemerintah ataupun dari komite.
9) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk
media elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT
dan alat peraga.
10) Study banding.
11) Pameran pendidikan.
12) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik.
13) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar
Kepramukaan, dan dari Widya Iswara (Km, Zn, 17 November
pukul 10.00 di ruang kepala madrasah)
Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu
adanya workshop,seminar,MGMP dan adanya sarana prasarana yang
mendukung (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang guru).
Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu
adanya tugas dari kepala madrasah untuk mengikuti workshop, seminar,
study banding, adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di madrasah (G,Nz, 20
November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yakni
adanya workshop, seminar, organisasi-organisasi, adanya kegiatan-
kegiatan sosial. Di madrasah juga mengadakan pengajian dalam
rangka memperingati hari besar islam (G,Th, 20 November 2014 pukul
10.00 di ruang guru).
3. Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di mts
Negeri windusari
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu:
a) Masih terbatasnya jumlah gedung. b) Sarana dan prasarana sebagian rusak.
c) Keterbatasan koleksi perpustakaan.
d) Sifat dan sikap temporer guru.
e) Keterbatasan daya dukung orang tua yang sebagian besar berlatar
belakang menengah kebawah.
f) Penyelenggaraan diklat yang terbatas dan menyeluruh. Misalnya
untuk guru olahraga, guru seni, guru bahasa jawa, jarang diadakan
diklat. Kemudan untuk peningkatan manajemen pengelolaan
madrasah dan siswa juga jarang dilakukan.
g) Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari
pengawas PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi.
h) Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan
penunjang tenaga kependidikan.
i) Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses
pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana.
j) Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru
dalam praktek MIPA.
k) Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan. (Km, Zn, 17
November pukul 10.00 di ruang kepala madrasah)
Oh ya mbak, faktor yang menghambat dalam meningkatkan
kompetensi guru yaitu koleksi buku di perpustakaan yang kurang lengkap,
belum ada tenaga laborat (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang
guru).
Yang menghambat dalam peningkatan kompetensi guru yaitu sarana
prasarana yang sebagian rusak, koleksi perpustakaan yang kurang lengkap
(G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi
guru yakni sebagian sarana prasarana ada yang rusak mbak, kemudian
letak sekolah yang berada di desa juga mempengaruhi dalam
meningkatkan kompetensi guru (G,Th, 20 November 2014 pukul 10.00
di ruang guru).
4. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di
MTs Negeri Windusari
Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi
kepribadian guru yaitu melalui pembinaan secara kedinasan ataupun
dengan pertemuan dengan istri/suami baik darma wanita, parwinda, atauun
pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang dilakukan secara rutin
atau saat halal bihalal, mujahadah (KM, Zn, 17 November 2014 pukul 10.00
di ruang kepala madrasah).
Dalam rangka meningkatkan kompetensi keribadin guru di Mts
Negeri Windusari dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh pendidikan
formal bagi yang belum S1 atau S2.
b. Mendukung kegiatan pengembangan keilmuan melalui MGMP,MGBK,
Seminar, Loka karya, pelatihan, study banding, dan mengundang
narasumber.
c. Meningkatkan dan mencukupi sarana prasarana yang dibutuhkan baik
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun kegiatan
praktek, serta ekstrakurikuler.
d. Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia.
e. Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih senior.
f. Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki prestasi
lebih baik.
g. Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian.
h. Memasukkan kurikulum kegiatan pramuka dengan menghubungkan
dengan penerapan yang berkatan dengan mata pelajaran.
i. Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku pegangan dan buku
ajar.
Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru ini hampir sama
dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru, hanya saja dalam
peningkatan kompetensi profesional ini lebih cenderung pada mata pelajaran
yang guru ampu.
Dalam meningkatkan kompetensi sosial di MTs Negeri Windusari
upaya-upaya yang dilakukan yaitu:
a. Dengan mengembangkan caracter building.
b. Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan madrasah.
c. Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi, PGRI, Sub
Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban bersama siswa.
d. Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat.
Dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri
Windusari, upaya yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
a. Mewajibkan membaca Al Qur‟an, surat-surat pendek, doa harian yang
diterapkan setiap hari 15 menit sebelum jam pertama dimulai.
b. Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang dilakukan
bersama siswa.
c. Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat pertemuan dengan
komite madrasah dan menjelang kegiatan ujian nasional.
Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal
guru yaitu:
a. Pembinaan secara individual atau kelompok.
b. Penilaian kerja (KM, Zn, 17 November 2014 pukul 10.00 di ruang
kepala madrasah).
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah
mengadakan supervisi, workshop, menugasi guru mengikuti seminar,
worshop, diklat. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi spiritual
guru, kepala madrasah mengadakan peringatan hari besar Islam seperti
peringatan maulid nabi, peringatan 1 Muharam, Qurban, Zakat Fitrah.
Untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala sekolah mengadakan
bakti sosial, misalnya bakti sosial ke MI Windusari dan SD Candisari
yang terkena musibah longsor (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di
ruang guru).
Yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop di sekolah,
menugasi guru mengikuti seminar, mengadakan penilaian kerja.
Sedang untuk meningkatkan kompetensi spiritual, kepala madrasah
mengadakan doa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai,
pada saat bulan ramadhan diadakan kegiatan keagamaan seperti
kultum, tadarus, sholat berjamaah (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15
di ruang guru).
Kepala sekolah mengadakan supervisi, mengecek absensi dan
administrassi guru, mengikutsertakan guru pada seminar,diklat,
penataran. Sedang untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala
madrasah mengajak guru untuk terus menjaga tali silaturahmi baik
dengan sesama guru, karyawan,maupun masyarakat sekitar (G,Th, 20
November 2014 pukul 10.00 di ruang guru).
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan uraian bahasa sesuai dengan
temuan peneliti, sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan temuan
yang ada sekaligus teori yang ada. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik
analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang diperoleh melalui
interview, observasi, dan dokumentasi diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dari hasil tersebut akan dikaitkan dengan teori yang ada.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data Miles
Mathew dan Huberman, adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data yang ditemukan telah disajikan pada
BAB III pada hasil wawancara.
2. Reduksi data
Dari data yang telah ditemukan, terdapat beberapa data yang
menurut peneliti tidak ada hubungannya dengan pertanyaan. Adapun data
yang dibuang yaitu: Pada faktor penghambat dalam meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu keterbatasan daya
dukung orang tua yang sebagian besar berlatar belakang menengah
kebawah.
3. Penyajian data
Berikut peneliti sajikan data yang telah direduksi beserta analisisnya:
a. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari
1) Kompetensi Kepribadian Guru di MTs Negeri WIndusari
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah
(Zn) kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari telah
masuk pada kelompok yang baik. Bahkan bisa dikatakan menjadi
suri tauladan yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru
adalah manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa.
Menjadi seorang guru harus mempunyai kepribadian yang
baik, karena guru menjadi panutan bagi anak didiknya. Bahkan
tidak jarang seorang guru menjadi sorotan dan panutan di
masyarakat tempat tinggalnya karena masyarakat menganggap
bahwa guru adalah pekerjaan yang mulia sehingga mereka
beranggapan bahwa guru pasti mempunyai akhlak yang baik yang
pantas untuk dicontoh.
Kompetensi kepribadian guru sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik.
Kompetensi kepribadian ini memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian anak. Dengan kepribadian akan
terlihat apakah guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik
yang mencetak peserta didik berakhlak mulia atau sebaliknya,
justru menjadi perusak bagi anak didiknya.
2) Kompetensi Pedagogik Guru di MTs Negeri Windusari
Menurut Zn, yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah
kemampuan yang harus dimiliki guru dalam rangka proses
pembelajaran dimana tiap tahap proses pembelajaran selalu
berkembang dan teknik disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan siswa termasuk perkembangan kejiwaan siswa dan
lingkungan yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran (siswa
harus menjadi pusat kegiatan pembelajaran) untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn , keadaan guru di
MTs Negeri Windusari sudah memenuhi syarat menjadi pendidik,
terbukti dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya tinggal 1
orang yang saat ini baru menempuh program S1 dari yang semula
D3 bidang keolahragaan.
Seorang guru harus mampu mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi, pemahaman wawasan, pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
3) Kompetensi Profesional Guru di MTs Negeri Windusari
Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, kompetensi
profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran sebagai bagian dari tugas utama
seorang guru yang mencakup kemampuan basic pembelajaran,
basic keilmuan, basic pengembangan keilmuan, dan upaya
memaksimalkan potensi diri untuk menunjang sifat, sikap,
perilaku yang menunjukkan dan merupakan tuntutan profesi
sebagai seorang guru dengan mengedepankan ing ngarso sung
tuladha ing madya mangun karso tut wuri handayani.
Menurut Zn, kompetensi profesional guru di MTs Negeri
Windusari sudah terakui, selain ijazah formil yang dimiliki, sudah
92% (saat ini) yang lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik.
Guru MTs Negeri Windusari telah mengajar sesuai dengan
ijazah formil yang dimiliki, sehingga dapat dipastikan guru
tersebut telah paham dengan materi yang disampaikan kepada
siswanya. Hampir semua guru di MTs Negeri Windusari pun
telah lulus menjadi pengajar yang baik, hali ini dibuktikan dengan
lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik.
Sebagai seorang guru, guru harus menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga tidak akan ada
kesulitan bagi guru dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan
dari siswa. Selain menguasai materi, guru juga harus mampu
menciptakan suasana kelas yang menarik dan kondusif,
menerapkan berbagai metode pembelajaran yang menarik, mampu
melaksanakan evaluasi hasil belajar.
4) Kompetensi Sosial Guru di Mts Negeri Windusari
Seorang guru sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk
sosial dan individu yang artinya guru tersebut harus memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan kependidikan
baik sesama guru dan karyawan, peserta didik, masyarakat di
lingkungan baik di tempat tugas maupun di tempat tinggal.
Demikian pula kompetensi sosial termasuk kemampuan untuk
berhubungan atau berkomunikasi terhadap pimpinan, organisasi
profesi dan terhadap kedinasan.
Menurut Zn, guru di MTs Negeri Windusari memiliki
kepekaan sosial yang tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat yang
berada di lingkungan pedesaan sifat dan sikap kebersamaan lebih
menonjol daripada sifat dan sikap individualis. Hal ini terlihat
jelas dari pergaulan di Madrasah ataupun ketika ada acara
kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler.
Hal ini terbukti apabila ada orang yang meninggal di
sekitar madrasah, guru-guru ikut melayat sebagai bentuk berbela
sungkawa. Saat ada acara pernikahan, guru-guru juga hadir
sebagai wujud rasa ikut bersuka cita.
Seorang guru yang baik harus dapat berkomunikasi yang
baik, baik dengan peserta didik, teman sejawat, atasan, maupun
dengan masyarakat. Selain itu, seorang guru juga harus santun
dalam bergaul dengan masyarakat sekitar. Guru adalah manusia
biassa yang dalam kesehariannya tidak lepas dari kehidupan sosial
masyarakat dan lingkungan nya. Untuk itulah guru dituntut untuk
memiliki kompetensi sosial yang memadai dalam kaitannya
dengan dunia pendidikan.
5) Kompetensi Personal Guru di Mts Negeri Windusari
Menurut Zn, kompetensi personal yaitu kemampuan guru
secara individual untuk menempatkan dan menempatkan dan
memperankan dirinya sebagai aktor intelektual yang bertanggung
jawab hablum minannas hablum minallah sehingga diharapkan
seorang guru dituntut menjadi personal yang patut digugu dan
ditiru baik dihadapan siswa, rekan sejawat, atau di masyarakat
denagn mengembangkan akhlakul karimah, sebagai pusat
pengembangan karakter personal/ interpersonal karakter.
Kompetensi personal guru di MTs Negeri windusari
berdasarkan hassil wawancara kepada Zn, secara umum, guru di
MTs Negeri Windusari termasuk ekstrofet (terbuka) dan berjiwa
sosial yang tinggi dengan masih mengacu pada etika pergaulan
Islami yang memang sesuai dan berkembang di masyarakat.
Selama ini justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs
Negeri Windusari menjadi panutan dan sebagai teladan bagi
masyarakat ditempat tugas kedinasan maupun dirumah pribadi.
Kompetensi personal ini mencakup kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal guru
dalam menjalankan tuga dan keguruannya secara profesional
(Asdiqoh, 2013:27).
6) Kompetensi Spiritual Guru di Mts Negeri Windusari
Menurut Zn, kompetensi spiritual menitik beratkan pada
tujuan mengembangkan religius quition, dimana seorang guru
harus menggunakan hati dan perasaan (Qalbun) untuk
mengembangkan diri pribadi atau anak didik sehingga mencapai
tujuan pembelajaran yang lebih luas lagi. Fiddunya hasanah wafil
akhirati hasanah dengan niat mencari ridha Allah SWT secara
profesional.
Kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari
berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, memiliki kompetensi
spirtual yang tinggi, terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat
jamaah, shalat sunah, mujahadah, tartil Qur‟an, dan saat pesantren
Ramadhan, serta pendampingan siswa.
Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis
ta‟lim, ziarah, bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai
ustadz dan ustadzah, memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan
menjadi pemuka agama diwilayahnya.
b. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs
Negri Windusari
Dalam peningkatan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari
pasti ada faktor-faktor yang mendukung baik intern maupun ekstern.
Faktor intern misalnya dari pribadi itu sendiri, dari lingkungan
madrasah, kegiatan di madrasah. Faktor ekstren misalnya kegiatan
organisasi di luar madrasah, pengawasan dari luar madrasah, dll.
Adapun faktor pendukung peningkatan kompetensi guru di Mts Negeri
indusrai adalah sebagi berikut:
1) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan
kepada guru untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2.
2) Sertifikasi bagi guru.
3) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT
Keguruan di Semarang.
4) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM
(Forum Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau
Kota, tingkat karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah.
5) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan
Islam.
6) Kepengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas MTs dari
Kementrian Agama Kab. Magelang.
7) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior
atau kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran.
8) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium, study
banding yang berkaitan dengan pendidikan baik bantuan dari
sumber anggaran pemerintah ataupun dari komite.
9) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk
media elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT
dan alat peraga.
10) Pameran pendidikan.
11) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik.
12) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar
Kepramukaan, dan dari Widya Iswara.
c. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs
Negeri Windusari
Dalam peningkatan kompetensi guru pasti ada faktor-faktor
yang menghambat baik intern maupun ekstern. Adapun faktor
penghambat dalam peningkatan kompetensi guru di Mts Negeri
Windusari yaitu:
1) Keterbatasan koleksi perpustakaan.
2) Penyelenggaraan diklat yang terbatas dan menyeluruh.
Misalnya untuk guru olahraga, guru seni, guru bahasa jawa,
jarang diadakan diklat. Kemudan untuk peningkatan
manajemen pengelolaan madrasah dan siswa juga jarang
dilakukan.
3) Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari
pengawas PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi.
4) Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan
penunjang tenaga kependidikan.
5) Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses
pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana.
6) Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru
dalam praktek MIPA.
7) Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan.
Sedangkan menurut penulis, permasalahan yang dihadapi
dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu:
a. Kurang daya inovasi.
Tidak sedikit guru yang lebih senang melaksanakan
tugas seperti yang biasa dilakukannya dari waktu ke waktu.
Keadaan seperti ini menunjukkan guru tidak mau mencoba cara
yang baru karena cara yang dipandang baru pada umumnya
menuntut berbagai perubahan dalam pola kerja. Guru tidak mau
berinovasi dalam mengajar dan melaksanakan tugasnya.
b. Lemahnya motivasi.
Dorongan atau motivasi untuk meningkatkan
kemampuan tugas profesional sebagai guru ssepatutnya muncul
dari dalam diri sendiri. Dorongan itu bisa dirangsang dari luar.
c. Ketidak pedulian terhadap perkembangan.
Guru yang mempunyai kepedulian yang besar terhadap
berbagai perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam
dunia pendidikan, mengikuti berbagai perkembangan tersebut
merupakan kebutuhan untuk meningkatkan prestasi kerja.
Sebaliknya, para guru yang tidak mempunyai kepedulian
terhadap perkembangan dan kemajuan beranggapab bahwa
semua kemajuan yang dicapai tidak mempunyai arti bagi
dirinya maupun siswanya.
d. Kurangnya sarana prasara yang mendukung.
Sarana prasarana yang memadai akan mendukung
peningkatan kompetensi guru.
d. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di
MTs Negeri Windusari
1) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi
Kepribadian Guru di Mts Negeri Windusari
Kepribadian guru sangat penting dalam pembentukan dan
perkembangan pribadi peserta didik. Oleh karena itu kompetensi
kepribadian guru harus selalu ditingkatkan karena guru merupakan
panutan bagi peserta didik. Selain dari pribadi guru sendiri yang
berupaya meningkatkan kompetensi kepribadiannya, kepala
sekolah juga berperan dalam peningkatan kepribadian guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya yang beliau
lakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru di MTs
Negeri Windusari yaitu melalui pembinaan secara kedinasan,
pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang dilakukan
secara rutin atau saat halal bihalal, mujahadah dan ziarah.
2) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik Guru di MTs Negeri Windusari
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan
kurikulum/ silabus, pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar.
Kompetensi pedagogik guru harus selalu ditingkatkan agar
tercipta suasana kelas yang berbeda, kegiatan pembelajaran yang
tidak monoton. Perkembanagn anak dan metode pembelajaranpun
dari waktu ke waktu selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Dalam meningkatakn kompetensi
pedagogik guru, tidak hanya guru itu sendiri yang berupaya
menungkatkan, tetapi kepala sekolah juga mempunyai peran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di Mts
Negeri Windusari yaitu:
a) Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh
pendidikan formal bagi yang belum S1 atau S2.
b) Mendukung kegiatan pengembangan keilmuan melalui
MGMP,MGBK, Seminar, Loka karya, pelatihan, study
banding, dan mengundang narasumber.
c) Meningkatkan dan mencukupi sarana prasarana yang
dibutuhkan baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
kelas maupun kegiatan praktek, serta ekstrakurikuler.
d) Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia.
e) Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih
senior.
f) Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki
prestasi lebih baik.
g) Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian.
h) Memasukkan kurikulum kegiatan pramuka dengan
menghubungkan dengan penerapan yang berkatan dengan
mata pelajaran.
i) Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku
pegangan dan buku ajar.
Sedangkan menurut Nz,Th,dan Sw, yang dilakukan kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu
dengan mengadakan workshop,seminar, melakukan penilaian
kerja.
3) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesional Guru
Kompetensi profesional yaitu kemampuan menguasai
materi pembelajarn secara luas dan mendalam mencakup
penguasaan materi kurikulum di sekolah.
Menurut Zn, dalam peningkatan kompetensi profesional
guru di Mts Negeri Windusari hampir sama dengan peningkatan
pedagogik guru, hanya saja dalam kompetensi profesional ini
lebih spesifik berdasarkan materi pelajaran yang diampu.
4) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial
Guru di MTs Negeri Windusari
Guru adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kodratnya
sebagai makhluk sosial oleh karena itu kompetensi sosial harus
dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi sosial yaitu kemampuan
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
Agar kemampuan bersosial guru lebih baik dan efektif,
maka perlu dilakukan peningkatan, tidak hanya dari guru itu
sendiri, tetapi kepala madrasah juga berperan dalam meningkatkan
kompetensi sosial guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn,
upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi sosial guru yaitu :
a) Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan
madrasah.
b) Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi,
PGRI, Sub Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban
bersama siswa.
c) Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat.
Menurut Sw, yang dilakukan kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi sosial guru yaitu dengan mengadakan
kegiatan bakti sosial, menjalin silaturahmi baik dengan sesama
guru, karyawan, maupun masyarakat sekitar.
5) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Spiritual
Guru di Mts Negeri Windusari
Kompetensi spiritual sebenarnya hampir sama dengan
kompetensi kepribadian. Tidak sedikit guru yang menilai
kompetensi kepribadian hanya tampilan luar dari sosok guru.
Mereka bersikap selama masih tidak melanggar norma sosial,
agama ataupun perundang-undangan, hal tersebut berarti sudah
sesaui dengan konsep kompetensi kepribadian.
Di siinilah guru diharapkan memahami konsep kompetensi
spiritual. Ranah kompetensi spiritual dari guru akan berorientasi
pada pembentukan karakter siswa. Dalam konsep pendidikan
Islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan
ketaqwan tinggi ( Asdiqoh, 2013:37).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs
Negeri Windusari yaitu sebagai berikut:
a) Mewajibkan guru dan siswa membaca Al Qur‟an, surat-surat
pendek, doa harian yang diterapkan setiap hari 15 menit
sebelum jam pertama dimulai.
b) Mengadakan doa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai.
c) Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang
dilakukan bersama siswa.
d) Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat
pertemuan dengan komite madrasah dan menjelang kegiatan
ujian nasional.
6) Peran Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kompetensi Personal
Guru di Mts Negeri Windusari
Kompetensi personal sebenarnya mencakup kompetensi
kepribadian dan sosial guru. Upaya peningkatan kompetensi
personal inipun sama dengan peningkatan kompetensi kepribadian
dan sosial guru.
Berdasar hasil wawancara dengan Zn, peningkatan
kompetensi personal guru dapat dialkukan dengan cara:
a) Pembinaan secara individual atau kelompok.
b) Penilaian kerja.
Dalam meningkatkan kompetensi personal guru dapat
dilakukan dengan cara pembinaan secara individual atau kelompok
secara rutin dan perlu diadakan penilaian kerja agar guru
mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang
perlu diperahankan atau ditingkankan.
4. Penarikan Kesimpulan
a. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari
Kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari
baik, bahkan bisa dikatakan menjadi suri tauladan yang baik. baik
dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Kompetensi
Profesional Guru di MTs Negeri Windusari juga baik, hampir semua
guru sudah lulus ujian sertifikasi guru. Kompetensi sosial guru di
MTs Negeri Windusari mempunyai kepekaan sosial yang tinggi.
Kompetensi personal dan spiritual guru juga baik, guru mempunyai
kepribadian dan kepekaan sosial yang baik. guru juga tertib dalam
menjalankan perintah agama.
b. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs
Negeri Windusari
Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi
guru di MTs Negeri Windusari yaitu adanya kebijakan pemerintah
yang memberi kesempatan guru untuk melnajutkan pendidikan formil,
sertifikasi bagi guru, adanya diklat, organisasi-organisasi,
penyempurnaan sarana prasarana.
c. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs
Negeri Windusari
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu
sarana prasarana sebagian rusak, penyelenggaraan diklat yang
terbatas, sikap temporer guru, lemahnya motivasi, keterbatasan
anggaran.
d. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di
MTs Negeri Windusari
Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs
Negeri Windusari yaitu mengadakan workshop, mengikutsertakan
guru mengikuti diklat, seminar, lokakarya, kepala madrassah
memberikan pembinaan kepada guru dan mengevaluasi hasil kerja
guru, mengadakan kegiatan sosial dengan masyarakat sekitar,
menyempurnakan sarana prasarana, mengadakan kegiatan keagamaan
secara rutin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pembahasan dan analisis pada bab IV, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai upaya kepala
madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari
adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015
Kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari sudah baik,
bahkan bisa dikatakan menjadi suri tauladan yang baik. Kompetensi
Pedagogik guru di MTs Negeri Windusari juga sudah baik, terbukti dari
35 guru, ada dua yang belum menyelesaikan pendidikan S1. Kompetensi
profesionalnya pun sudah baik, guru mampu memahami materi
pembelajaran dengan baik. Guru di MTs Negeri Windusari juga memiliki
kepekaan sosial yang tinggi dan mampu berkomunikasi yang baik. Dalam
hal keagamaan, guru aktif dalam shalat jamaah, tartil Al Quran, dan saat
pesantren Ramadhan. Kompetensi Personal guru juga baik, terbukti dari
kompetenssi kepribadian dan sosial yang baik.
2. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts Negeri
Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015
Dalam meningkatkan kompetensi guru pasti ada beberapa faktor
yang mendukung baik intern maupun ekstern. Adapun faktor pendukung
dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari adalah
kebijakan pemerintah, sertifikasi guru, adanya diklat, pengawasan dari
pengawas.
3. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts Negeri
Windusari Kecamatan Windusari Kbupaten Magelang Tahun Ajaran
2014/2015
Berdasarkan hasil wawwancara, faktor yang menghambat dalam
peningkatan kompetensi guru adalah sikap kontemporer guru, belum ada
tenaga laboratorium/ laboran, terbatasnya anggaran.
4. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts
Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun
Ajaran 2014/2015
Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di
MTs Negeri Windusari adalah dengan cara diadakannya supervisi,
mengadakan workshop, mengikutsertakan guru pada seminar atau
lokakarya, diklat, organisasi-organisasi sosial dan profesional,
mengevaluasi kinerja guru, meningkatkan sarana prasara, membiasakan
membaca Al Quran setiap pagi, melaksanakan pengajian rutin dan
mengadakan bakti sosial.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
memberikan masukan kepada Mts Negeri Windusari diantaranya:
1. Pemanfaatan sumber daya yang ada di Mts Negeri Windusari lebih
dioptimalkan baik dari kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan,
siswa, masyarakat sekitar, agar kompetensi guru lebih mudah dicapai
sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Sarana dan prasarana di Mts Negeri Windusari sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran agar dilengkapi, sehingga kebutuhan belajar siswa
dapat terpenuhi dan tidak ada kendala.
3. Seorang kepala madrasah harus pandai mengatur anggarn biaya dan
pandai mencari dana tidak hanya mengandalkan BOS.
DATA INFORMAN YANG DIWAWANCARAI
1. Informan 1
Nama : Drs. Ahmad Zaeni R B., M.Pd
NIP : 19680102 199403 1 001
Jabatan :Kepala Madrasah
Alamat : Karet, Kota Magelang.
2. Informan 2
Nama : Drs. Slamet Widodo
NIP : 196611111994031003
Jabatan : Guru IPA
Alamat : Perum Pondok Asri Secang
3. Informan 3
Nama : Moh Nazarrudin Ch, S.Ag
NIP : 196907091995031002
Jabatan : Guru IPA
Alamat : Mranggen, Windusari
4. Informan 4
Nama : Tri Harjoko, S.Pd
NIP : 197101142005011004
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Alamat : Dsn Ngasem
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Madrasah
1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
a. Bagaimana kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri WIndusari
?
b. Bagaimana kompetensi pedagogic guru di MTs Negeri Windusari?
c. Bagaimana kompetensi professional guru di MTs Negeri Windusari?
d. Bagaimana kompetensi sosial guru di MTs Negeri Winddusari?
e. Bagaimana kompetensi spiritual guru di MTs Neger WIndusari?
f. Bagaimana kompetensi personal guru di MTs Negeri Windusari?
2. Apa faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs ini?
3. Apa faktor penghambat baik internal maupun eksternal dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs ini?
4. Upaya apa yang anda lakukan untuk meningkatkan kompetensi guru di
MTs Negeri Windusari?
a. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
kepribadian guru?
b. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetnsi
pedagogik guru?
c. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
professional guru?
d. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
professional guru?
e. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
spiritual guru?
f. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
personal guru?
B. Guru MTs Negeri Windusari
1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
2. Apa faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs ini?
3. Apa faktor penghambat baik internal maupun eksternal dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs ini?
4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi
guru di MTs Negeri Windusari?
HASIL WAWANCARA
A. Drs. Ahmad Zaeni R.B., M.Pd
1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari
a. Bagaimana kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari?
Secara umum, kompetesi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari sudah
menunjukkan kelompok baik, bahkan bisa dikatakan sebagai suri tauladan
yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru sebagai manusia tidak
lepas dari salah dan lupa. Al Ihsanu Mahalul Khoto‟. Terbukti sampai saat ini
tidak ada pe;anggaran yang mengakibatkan teguran secara tertulis. Adapun
perbaikan selalu selalu diadakan dengan sistem pengawasan oleh kepala
madrasah, guru senior ataupun pengawas.
b. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Windusari?
Keadaan guru di MTs Negeri Windusari 97% sudah memenuhi syarat
menjadi pendidik, terbukti dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya
tinggal 1 orang yang saat ini baru menempuh program S1 dari yang semula
D3 bidang keolahragaan.
c. Bagaimana kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari?
Kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari sudah terakui, selain
ijazah formil yang dimiliki, sudah 92% (saat ini) yang lulus ujian sertifikasi
sebagai pendidik.
d. Bagaimana kompetensi sosial guru di MTs Negeri Windusari?
Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di lingkungan pedesaan sifat
dan sikap kebersamaan lebih menonjol daripada sifat dan sikap individualis.
Hal ini terlihat jelas dari pergaulan di Madrasah ataupun ketika ada acara
kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler.
e. Bagaimana kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari?
Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kompetensi spirtual yang tinggi,
terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat jamaah, shalat sunah, mujahadah,
tartil Qur‟an, dan saat pesantren Ramadhan, serta pendampingan siswa.
Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis ta‟lim, ziarah,
bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai ustadz dan ustadzah,
memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan menjadi pemuka agama
diwilayahnya.
f. Bagaimana kompetensi personal guru di MTs Negeri Windusari?
Secara umum, guru di MTs Negeri Windusari termasuk ekstrofet (terbuka)
dan berjiwa sosial yang tinggi dengan masih mengacu pada etika pergaulan
Islami yang memang sesuai dan berkembang di masyarakat. Selama ini
justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs Negeri Windusari
menjadi panuta dan sebagai teada bagi masyarakat ditempat tugas kedinasan
maupun dirumah pribadi.
2. Adakah faktor pendukung baik intern maupun ekstern dalam
meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
Adapun faktor pendukung dalma meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri
Windusari yaitu:
14) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan kepada guru
untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2.
15) Sertifikasi bagi guru.
16) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT Keguruan di
Semarang.
17) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM (Forum
Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau Kota, tingkat
karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah.
18) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan Islam.
19) Kepengawasan yang dilakukan oleh tm pengawas MTs dari Kementrian
Agama Kab. Magelang.
20) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior atau
kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran.
21) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium yang berkaitan dengan
pendidikan baik bantuan dari sumber anggaran pemerintah ataupun dari
komite.
22) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk media
elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT dan alat peraga.
23) Study banding.
24) Pameran pendidikan.
25) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik.
26) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar Kepramukaan,
dan dari Widya Iswara.
3. Adakah faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs
Negeri Windusari?
a. Masih terbatasnya jumlah gedung.
b. Sarana dan prasarana sebagian rusak.
c. Keterbatasan koleksi perpustakaan.
d. Sifat dan sikap temporer guru.
e. Keterbatasan daya dukung orang tua yang sebagian besar berlatar belakang
menengah kebawah.
f. Penyelenggaraan diklat yang terbatas dan menyeluruh. Misalnya untuk guru
olahraga, guru seni, guru bahasa jawa, jarang diadakan diklat. Kemudan
untuk peningkatan manajemen pengelolaan madrasah dan siswa juga jarang
dilakukan.
g. Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari pengawas
PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi.
h. Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan penunjang
tenaga kependidikan.
i. Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses pembelajaran dan
pemenuhan kebutuhan sarana prasarana.
j. Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru dalam
praktek MIPA.
k. Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan.
4. Upaya dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari
a. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
kepribadian guru di MTs Negeri Windusari?
Meningkatkan kompetensi kepribadian guru melalui pembinaan secara
kedinasan ataupun dengan pertemuan dengan istri/suami baik darma wanita,
parwinda, atauun pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang
dilakukan secara rutin atau saat halal bihalal, mujahadah dan ziarah.
b. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru di MTs Negeri Windusari?
Dalam rangka meningkatkan kompetensi keribadin guru di Mts Negeri
Windusari dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
j. Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh pendidikan
formal bagi yang belum S1 atau S2.
k. Mendukung kegiatan pengembangan keilmuan melalui MGMP,MGBK,
Seminar, Loka karya, pelatihan, study banding, dan mengundang
narasumber.
l. Meningkatkan dan mencukupi sarana prasarana yang dibutuhkan baik
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun kegiatan
praktek, serta ekstrakurikuler.
m. Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia.
n. Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih senior.
o. Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki prestasi
lebih baik.
p. Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian.
q. Memasukkan kurikulum kegiatan pramuka dengan menghubungkan
dengan penerapan yang berkatan dengan mata pelajaran.
r. Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku pegangan dan buku
ajar.
c. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
profesional guru di MTs Negeri Windusari?
Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru ini hampir sama dengan
peningkatan kompetensi pedagogik guru, hanya saja dalam peningkatan
kompetensi profesional ini lebih cenderung pada mata pelajaran yang guru
ampu.
d. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi sosial
guru di MTs Negeri Windusari?
Dalam meningkatkan kompetensi sosial di MTs Negeri Windusari upaya-
upaya yang dilakukan yaitu:
e. Dengan mengembangkan caracter building.
f. Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan madrasah.
g. Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi, PGRI, Sub
Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban bersama siswa.
h. Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat.
e. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
spiritual guru di MTs Negeri Windusari?
Dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari,
upaya yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
d. Mewajibkan membaca Al Qur‟an, surat-surat pendek, doa harian yang
diterapkan setiap hari 15 menit sebelum jam pertama dimulai.
e. Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang dilakukan
bersama siswa.
f. Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat pertemuan dengan
komite madrasah dan menjelang kegiatan ujian nasional.
g. Ziarah kubur .
f. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi
personal guru di MTs Negeri Windusari?
Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal guru
yaitu:
1) Pembinaan secara individual atau kelompok.
2) Penilaian kerja.
B. Drs. Slamet Widodo
1. Bagaimana Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari?
Menurut saya kompetensi guru di MTs Negeri Windusari ini sudah baik, baik
dari kompetensi kepribadian,pedagogik, profesional maupun kompetensi sosial.
Guru di Mts ini hampir semuanya sudah S1, hanya ada satu orang yang belum
S1. Guru di sini juga aktif dalam kegiatan keagamaan yang di adakan di
madrasah.
2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru?
Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya
workshop,seminar,MGMP dan adanya sarana prasarana yang mendukung.
3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru?
Oh ya mbak, faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru
yaitu koleksi buku di perpustakaan yang kurang lengkap, belum ada tenaga
laborat.
4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi
guru?
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah mengadakan
supervisi, workshop, menugasi guru mengikuti seminar, worshop, diklat.
Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi spiritual guru, kepala
madrasah mengadakan peringatan hari besar Islam seperti peringatan
maulid nabi, peringatan 1 Muharam, Qurban, Zakat Fitrah. Untuk
meningkatkan kompetensi sosial, kepala sekolah mengadakan bakti sosial,
misalnya bakti sosial ke MI Windusari dan SD Candisari yang terkena
musibah longsor.
C. Moh Nazarrudin Ch, S. Ag
1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
Menurut saya, kompetensi guru disini baik. Guru juga bisa bersosialisasi dengan
masyarakat dengan baik. Apabila ada orang meninggal disekitar madrasah, guru
juga melayat. Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya menerapkan
metode ceramah terus.
2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kometensi guru?
Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya tugas dari
kepala madrasah untuk mengikuti workshop, seminar, study banding, adanya
kegiatan-kegiatan keagamaan di madrasah.
3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru?
Yang menghambat dalam peningkatan kompetensi guru yaitu sarana prasarana
yang sebagian rusak, koleksi perpustakaan yang kurang lengkap.
4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi
guru?
Yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru
yaitu dengan mengadakan workshop di sekolah, menugasi guru mengikuti
seminar, mengadakan penilaian kerja. Sedang untuk meningkatkan
kompetensi spiritual, kepala madrasah mengadakan doa bersama sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai, pada saat bulan ramadhan diadakan
kegiatan keagamaan seperti kultum, tadarus, sholat berjamaah.
D. Tri Harjoko, S.Pd
1. Bagaimana kompoetensi guru di Mts Negeri windusari?
Kompetensi guru di Mts negeri Windusari ini sudah baik, hampir semua
guru sudah lulus sertifikasi. Dalam hal keagamaannya pun guru disini
sudah baik. tidak pernah meninggalkan shalat.
2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru?
Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yakni adanya
workshop, seminar, organisasi-organisasi, adanya kegiatan-kegiatan
sosial. Di madrasah juga mengadakan pengajian dalam rangka
memperingati hari besar islam.
3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi
guru?
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yakni
sebagian sarana prasarana ada yang rusak mbak, kemudian letak sekolah
yang berada di desa juga mempengaruhi dalam meningkatkan kompetensi
guru.
4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru?
Kepala sekolah mengadakan supervisi, mengecek absensi dan
administrassi guru, mengikutsertakan guru pada seminar,diklat, penataran.
Sedang untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala madrasah
mengajak guru untuk terus menjaga tali silaturahmi baik dengan sesama
guru, karyawan,maupun masyarakat sekitar.
DAFTAR INISIAL
1. KM : Kepala Madrasah
2. G : Guru
3. Zn : Drs. Ahmad Zaeni R B., M.Pd
4. Sw : Drs. Slamet Widodo
5. Nz : Moh Nazarrudin Ch, S.Ag
6. Th : Tri Harjoko, S.Pd.