peran dokumen-dokumen penunjang dalam proses …eprints.uns.ac.id/8518/1/217441411201103401.pdfperan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM PROSES
PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI UDARA
(STUDI PADA ASA CARGO)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan guna
mencapai gelar Ahli Madya pada program
Diploma III BISNIS INTERNASIONAL Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
PRADETYA DENY PUTRA
F3108065
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Jika kita hanya pasrah dan menerima nasib, kita tidak akan tahu kesempatan yang dating pada kita.
(Soe Hok Gie)
“Bagiku ada dua hal yang berpengaruh dalam hidupku aku tanpa keluarga takkan mampu
menjadi”Aku”seperti sekarang ini.
Kepercayaan, pengertian, serta restunya adalah cambuk masa depanku sekaligus cermin dalam
tingkah lakuku”
(Khalil Gibran)
Revolusi tidak akan terjadi jika kita tidak berusaha untuk memperjuangankannya.
(CHe Guevara)
Doa adalah nyanyian hati yang selalu membuka jalan terbang ke singgasana
Tuhan (Khalil Gibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Buat Tuhan Jesus yang sudah telah
memberikan kesempatan hidup yang indah
ini untukku untuk merasakan semua
anugerahnya-Nya.Puji syukur teramat dalam
aku haturkan.
2. Buat Papa dan Mama ku Sumirat Joko
Pranoto.ST.Dan Dewi Sriningsih yang
tersayang yang selalu mendoakan dan
mendukungku juga membiayai aku selama ini
.terima kasih.Maafkan anakmu ini belum bisa
membalas Budi baik kalian selama ini.
3. Buat kakak ku Vani , dan keluargaku
terimakasih atas semuanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
4. Buat pacarku yang selalu membantu dan
mensuport aku.Good luck juga untuk studimu
disana.
5. Buat sahabatku BAKRI community
,HOLOGRAM,OUTSIDERS selalu ada
buatku,,yang dan menghiburku.
6. Buat Saudara dan teman-temanku yang selalu
mendukungku juga yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.terimakasih juga.
7. Buat dosen-dosenku yang telah membimbing
aq selama ini.terima kasih atas
bimbingannya.
8. Almamaterku
9. Pihak-pihak lain juga yang tidak bisa aku
sebutin satu persatu juga.Terima kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM PENGIRIMAN
BARANG MELALUI UDARA (Studi Kasus Pada ASA CARGO)” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya jurusan Bisnis
Iinternasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarata. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
penulis menyelesaikan Tugas Akhir. Ucapan terima kasih yang tulus penuli
ucapkan kepada:
1. Prof.DR.Bambang Sutopo,M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membimbing penulis selama
ini.
2. Drs. Harimurti, M.Si selaku Ketua Program Diploma III jurusan Bisnis
Iinternasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
memberikan pengarahan dan saran yang berharga bagi penulis.
3. Drs. Supriyono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan bimbingan kepada penulis selama ini.
4. Bapak Ali Murtopo dan Bu Vidi Nurselly selaku pemilik ASA CARGO yang
telah mengizinkan untuk magang kerja dan memberikan data dan informasi
bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Bagian Administrasi beserta staff dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah
membantu kelancaran penulis.
6. Segenap Dosen Jurusan Diploma 3 Jurusan Bisnis Internasional yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada penulis
7. Untuk Papa dan Mama ku yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan,
memelihara dan membiayaiku dan selalu mendoakanku, Kakakku, dan
Keluargaku terima kasih.
8. Untuk Pacarku yang selalu setia untuk aku, membantu dan mensupport aku
selama ini
9. Semua teman-teman, sahabat, dan teman dekat yang selalu ada buat penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai.
Akhirnya semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semua pihak yang membutuhkannya.
Terima kasih
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL….…………................................................. xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
E. Metode Penelitian ............................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ekspor ............................................................................ 8
B. Tujuan melakukan Ekspor .............................................................. 12
C. Persiapan dalam melakukan ekspor................................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
D. Pengangkutan barang melalui
udara.................................................................................................. 25
E. Dokumen angkutan udara.............................................................. 27
F. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan ekspor melalui
udara............................................................................................... 32
G. Tanggung jawab maskapai penerbangan....................................... 35
H. Jenis-jenis pesawat angkutan udara dan special cargo.................. 36
I. Resiko bisnis ekspor-impor dan cara menghindarinya................. 37
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 47
1. Sejarah dan Perkembangan ..................................................... 47
2. Lokasi Perusahaan .................................................................... 48
3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 48
4. Tenaga Kerja Perusahaan ........................................................ 48
B. Pembahasan .................................................................................... 49
1. Peran ASA CARGO sebagai Forwarding dalam menentukan
dokumen ekspor via udara ...................................................... 49
2. Prosedur pengiriman barang melalui udara ASA
CARGO...................................................................................... 53
3. Dokumen-dokumen yang diperlukan dan dikerjakan ASA
CARGO dalam pengiriman barang ekspor melalui
udara.......................................................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Shipping and invoice……………….………………………….. 71
Lampiran 2 PemberitahuanEksporBarang(PEB)………….…… …………. 72
Lampiran 3 Lanjutan PEB………………………………………………….. 73
Lampiran 4 Air Way Bill(AWB)……………………………..……………… 74
Lampiran 5 Lanjutan AWB………………………………………………… 75
Lampiran 6 Certificate Of Origin (COO)………… …………. ……………. 76
Lampiran 7 Nota Pelayanan Ekspor(NPE)………………………………… 77
Lampiran 8 Surat Setoran Pabean………………………………………….. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 2. 1 . Rincian pelaku dan jenis dokumen yang menerbitkan untuk
melakukan ekspor..................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1. Posisi ASA CARGO dalam pengiriman barang eskpor.......... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM PENGIRIMAN BARANG MELALUI UDARA
(Studi Kasus Pada ASA CARGO).
PRADETYA DENY PUTRA
F3108065
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan dan peran masing-masing dokumen dalam pelaksanaan ekspor melalui udara.Juga untuk membuat gambaran yang lebih mendalam mengenai prosedur yang dilakukan dalam pengiriman barang melalui udara..Dan penelitian ini dilakukan di ASA CARGO yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarding yang mengurus tentang dokumen-dokumen tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah study kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak ASA CARGO,sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan ASA CARGO sebagai Freight forwarder dalam pelaksanaan pengiriman barang melalui udara adalah dapat membantu pengurusan dokumen ekspor dan dapat bertindak pula sebagai pemilik barang ekspor, sehingga memudahkan eksportir dalam melaksanakan pengiriman barang dalam proses ekspor. Dokumen yang diperlukan untuk untuk ekspor barng melaui udara yaitu :Packing List, Invoice, Shipping instruction, Air Way Bill,Master Air Way Bill, PEB dan COO. Kemudian prosedur ekspor via udara sebagai berikut: eksportir meminta penanganan ASA CARGO setelah barang siap untukdiekspor , setelah menerima informasi dari eksportir, ASA CARGO membuat Shipping instruction ditujukan ke Air Line untuk booking space pesawat sebelum barang dikirim diberi label dan bersamaan dengan itu barng dilampiri dokumen-dokumen ,dam tiap dokumen mempunyai fungsi masing-masing .EMKU membuat Pemberitahuan Ekspor Barang(PEB) dan disahkan oleh pihak Bea Cukai,Maka barang baru boleh diberangkatkan dengan dilampiri dokumen-dokumen yang diperlukan.
Kata kunci : Dokumen, Ekspor, Udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT DOCUMENTS SUPPORTING ROLE IN GOODS DELIVERY
THROUGHT THE AIR (Case study of ASA CARGO)
PRADETYA DENY PUTRA
F3108065
The purpose of this final task is to find out what documents are required and their respective roles in the implementation of export documents via udara.Juga to make a more in-depth description of the procedure performed in the delivery of goods by air .. And this research is conducted in ASA CARGO which is a company engaged in the field of Freight Forwarding care about these documents.
The research method is case study, which took a certain object to be analyzed in depth by focusing on one issue. The data used are primary and primary sekunder.Data collected through direct interviews with the ASA, CARGO, while the secondary data obtained from various sources.
The results can be concluded that the role of ASA CARGO as Freight Forwarder in the implementation of shipping goods by air is to assist the maintenance of export documents and can also act as the owner of goods for export, making it easier for exporters in carrying out the delivery of goods in the export process. Documents needed for export via air barng namely: Packing List, Invoice, Shipping instruction, Air Way Bill, Master Air Way Bill, PEB and COO. Then export procedures via air as follows: eksported asks for ASA CARGO management after the goods are ready for eksported, after receiving information from exporters, ASA CARGO make shipping instruction directed to the Air Line for space flight bookings before the goods shipped are labeled and with it barng attached documents documents, drafts of each document has the function of each. EMKU make Export Declaration (PEB) and endorsed by the Customs, then new items may be dispatched by enclosing the necessary documents.
Keyword : Document, Export, Air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transaksi luar negeri adalah aktifitas perdagangan baik barang maupun
jasa yang dilakukan oleh pelaku bisnis yang berdomisiliu di suatu Negara dengan
pelaku bisnis di Negara lain yang berbeda. Adanaya kontrak ,adanaya perbedaan
Negara , adanya perbedaan waktu.Merupakan karakteristik dalam transaksi
perdagangan internasional.Indonesia sendiri telah mencatatkan diri sebagai
anggota masyarakat dunia yang ikut dalam komunitas perdagangan internasional
yang mempunyai berbagai macam kegiatan global dalam perdagangan dan
pertukaran arus barang dan jasa antar negara. Hal ini dikarenakan perkembangan
teknologi dan komunikasi yang semakin pesat sehingga memudahkan
tersampaikannya informasi yang sangat cepat ke berbagai belahan dunia, sehingga
memudahkan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang perdagangan.
Disamping itu kebutuhan barang dan jasa di tiap negara terus meningkat dari
waktu ke waktu,sehingga masing-masing negara terus berusaha berkompetisi
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut,salah satunya adalah
kegiatan ekspor antar negara.
Kegiatan ekspor berperan besar bagi perkembangan perekonomian suatu
negara. Karena dapat memicu industri-industri dalam negeri untuk menghasilkan
barang dan jasa yang berkualitas dan kompeten yang dapat bersaing di pasar
internasional .bagi para pengusaha dalam negri perdagangan internasional mampu
mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Dan bagi negara sendiri juga
dapat mendapatkan pemasukan dana yang besar berupa devisa.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Globalisasi Ekonomi menuntut pemerintah memberikan keleluasaan
kepada para pengusaha untuk dapat melakukan kegiatan yang dapat menunjang
usaha mereka untuk maju. Serta perkembangan di bidang perdagangan dan
perindustrian yang kini dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga para
pengusaha dapat memasarkan barang dan jasa yang mereka hasilkan ke negara-
negara lain untuk mengembangkan usaha mereka di luar negri.
Proses penyaluran barang dan jasa ke negara lain telah dipermudah tetapi
perdagangan ekspor mempunyai tahap-tahap penggunaan dan penyelesaian
dokumen yang diisyaratkan , karena merupakan hal yang penting dan sudah ada
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam melakukan kegiatan ekspor barang dan
jasa yang sudah diatur dalam Peraturan Perdagangan Internasional supaya
kegiatan tersebut menjadi lancar,dan adanya peraturan hukum, yang mengikat
untuk mengantisipasi apabila ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam
proses tersebut. Telah ditunjuk pula pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan
ekspor tersebut , seperti Kantor Bea dan Cukai, perusahaan pelayaran , Kantor
Dinas Perindustrian dan Perdagangan , Kantor Pajak , Bank,dan lain-lain. Semua
pihak itu dibentuk ,mempunyai fungsi untuk kepengurusan dokumen –dokumen
dan hal-hal apa saja yang harus dipenuhi untuk bisa melakukan kegiatan
ekspor,tetapi tidak secara fisik berurusan dengan barang atau komoditi yang akan
diekspor.
Indonesia telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang perdagangan ekspor. Baik secara langsung ataupun menggunakan jasa
perantara.Di antara jasa yang ada di Indonesia adalah Freight Forwarding.yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 mempunyai salah satu tugas mengurus dokumen – dokumen ekspor untuk
memudahkan proses ekspor tersebut.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam Freight Forwarding adalah
ASA CARGO. Perusahaan ini menjadi perantara perusahaan-perusahaan yang
akan melakukan ekspor, juga mengurus setiap dokumen – dokumen yang
diperlukan untuk proses proses tersebut.Misalnya melakukan pengurusan
dokumen dan memberikan pelayanan yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu untuk melakukan penelitian sesuai
dengan bidang yang dimiliki oleh ASA CARGO. Khususnya yang menyangkut
tentang bagaimana kegiatan perusahaan tersebut dalam bertindak sebagai Freight
Forwarding dalam kepengurusan dokumen-dokumen yang diperlukan juga fungsi
masing dokumen penunjang tersebut bagi terlaksananya kegiatan ekspor terutama
bidang pengiriman barang ekspor melalui udara,sebagai objek penelitian Tugas
Akhir ini dengan judul ”PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG
DALAM PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI
UDARA(STUDI PADA ASA CARGO) “.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan bagi penulis untuk
melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip suatu
penelitian ilmiah. Dan dengan perumusan masalah bertujuan agar uraian dari
tulisan dan ruang lingkup penelitian dapat jelas dan terarah pada hal – hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Perumusan maslah tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana Peran ASA CARGO Sebagai Freight Forwarder dalam
menentukan dokumen-dokumen pengiriman barang melalui udara?
2. Bagaimana Prosedur atau Tahapan yang dilakukan ASA CARGO dalam
melakukan pengiriman barang melalui udara?
3. Dokumen apa saja yang diperlukan ASA CARGO dalam pelayanan
pengiriman barang melalui udara?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki.Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Peran ASA CARGO sebagai Freight Forwarding dalam
mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengiriman barang
melalui udara.
2. Untuk mengetaui prosedur atau tahapan yang dilakukan ASA CARGO dalam
pengiriman barang melalui udara.
3. Untuk mengetahui Dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan dalam
pengiriman barang melalui udara dan fungsi masing – masing dokumen.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian, manfaat penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 1. Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan kondisi
nyata di dunia usaha atau kerja.
2. Sebagai bahan masukan,pertimbangan,dan perbandingan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan aktifitas Forwarding terutama bidang kepengurusan
dokumen pengiriman barang melalui udara.
3. Sebagai Referensi bacaan dan informasi bagi mahasiswa jurusan Bisnis
0Internasional yang mengerjakan tugas atau menyusun Tugas Akhir(TA)
dengan pokok permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari , mendapatkan data untuk
selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya
proses tersebut dapat berjalan dengan lancer serta hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.
Metode penelitian mengemukakan secara tertuls tata kerja dari suatu
penelitian. Metode terdiri dari :
1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sudi kasus ,
dan metode penelitian magang dengan cara praktek lapangan selama dua
bulan pada ASA CARGO.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh
dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan pemilik ASA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
CARGO, baik kuantitatif maupun kualitatif. Data ini meliputi gambaran
umum ASA CARGO , data prosedur penanganan ekspor.
2) Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan penelitian,melalui studi pustaka yang berupa fakta,
dokumen-dokumen, media internet dan sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan Bisnis Internasional.
b. Metode Pengumpulan Data
1) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan t anya
jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pihak
ASA CARGO.
2) Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku
dan referensi yang berkaitan dengan masalah yang ditulis. Contoh :
Penulis mencari referensi, membaca, mengutip dari buku untuk
dipelajari dan dijadikan pedoman dalam menulis Tugas Akhir.
3) Observasi
Dalam penelitian ini, Penulis melihat secara langsung mengenai
kegiatan yang dilakukan ASA CARGO di bidang perdagangan
eskpor.
c. Sumber Data
1) Sumber Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data ini
diperoleh antara lain dengan cara wawancara secara langsung dengan
pemilik ASA CARGO yang berkaitan dengan proses kegiatan
perusahaan jasa ekspor khususnya pada dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk perdagangan ekspor melalui udara yang dibuat oleh
ASA CARGO.
2) Sumber Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
dipergunakan sebagai bahan pendukung dalam penyusunan laporan
hasil penelitian yang masih ada kaitannya dengan penelitian. Data ini
diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain, seperti kumpulan
makalah pendidikan dan perdagangan Luar Negeri , shipping dan
lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ekspor
1. Istilah Umum
Ekspor dalam sistem perdagangan Indonesia diartikan perdagangan
dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. (Eddie Rinaldy, 2000 : 76)
Ekspor adalah prosedur perdagangan antar negara dimana negara yang
satu mengirimkan barang kepada negara lainnya dengan menggunakan sarana
laut, darat maupun udara. (Ruddy Tri Santoso, 1994 :109 )
Ekspor adalah mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia , maka
pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang
ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor.
Ekspor merupakan aktifitas atau proses atau kegiatan mengeluarkan
barang dari daerah pabean sesuai denagn peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dimana wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, laut,
dan udara serta tempat-tempat tertentu di ZEE (Zona Economy Eksklusive).
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti
mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini menurut Louis Gottschalk (1986; 38)
seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti
sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan,
artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya
yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London,
(1997; 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam
arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber
lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja;
ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-
surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan
sebagainya.
Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah
dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang / lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah
setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan menurut Robert C. Bogdan
seperti yang dikutip Sugiyono (2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang.
Berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa
dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 2. Macam-Macam Bahan dan Jenis Dokumen
Menurut Burhan Bungin (2008; 122) bahan dokumen itu berbeda secara
gradual dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang
diterbitkan sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau
didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Mengenai bahan-bahan dokumen
tersebut, Sartono Kartodirdjo (dikutip oleh Bungin, 2008; 122) menyebutkan
berbagai bahan seperti; otobiografi, surat pribadi, catatan harian, momorial,
kliping, dokumen pemerintah dan swasta, cerita roman / rakyat, foto, tape,
mikrofilm, disc, compact disk, data di server / flashdisk, data yang tersimpan di
web site, dan lainnya.
Para ahli mengklasifikasikan dokumen ke dalam beberapa jenis
diantaranya;
a. Menurut Bungin (2008; 123); dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat
pribadi, & otobiografi.
Dokumen Resmi terbagi dua: pertama intern; memo, pengumuman,
instruksi, aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan rapat, keputusan
pimpinan, konvensi; kedua ekstern; majalah, buletin, berita yang disiarkan
ke mass media, pemberitahuan.
(termasuk dalam klasifikasi di atas, pendapat lexy Moleong dan Nasution)
b. Menurut Sugiyono (2005; 82), berbentuk tulisan, gambar, dan karya
Bentuk tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Bentuk gambar, seperti; foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.
Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung, film, dan
lainnya.
c. Menurut E. Kosim (1988; 33) jika diasumsikan dokumen itu merupakan
sumber data tertulis, maka terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi
dan tak resmi.
Ø Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu
sumber resmi formal dan sumber resmi informal.
Ø Sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan
oleh individu tidak atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu
sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi informal.
Menurut Abbas Salim (2006:6), Transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan ) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Menurut Nasution (2004 :15), Transportasi adalah pemindahan barang dan
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan
gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan,
ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.
Menurut Abbas salim (2004:102) fungsi angkutan udara adalah :
a) Penyedia jasa angkutan udara serta meningkatkan pelayanan.
b) Peningkatan armada / pesawat udara serta menjaga keselamatan penumpang
selaku pemakai jasa.
c) Pengembang jasa-jasa angkutan udara atas dasar pertumbuhan ekonomi (rate
of growth).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 Menurut M.Nur. Nasution (2004:238) sifat atau karakteristik umum jasa
angkutan udara adalah :
1) Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan dan dipegang tetapi dapat
ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat.
2) Permintaan bersifat elastis
Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand yaitu sebagai
akibat adanya permintaan atau kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif
angkutan udara relatif mahal. Maka bila terjadi perubahan harga maka
permintaan menjadi elastis.
3) Selalu menyesuaikan teknologi maju
Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis yang dengan
cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara. Penyesuaian
teknologi maju tidak hanya di bidang teknik permesinan pesawat tebang
saja tetapi juga di bidang – bidang lainnya, seperti sistem informasi
manajemen, metode – metode, peraturan – peraturan dan prosedur serta
kebijakan.
4) Selalu ada campur-tangan pemerintah, seperti pada umunya kegiatan –
kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu,
juga untuk menjaga keseimbangan antara penumpang dan operator (dalam
hal ini menyangkut pentarifan), jumlah investasi yang besar dan menjamin
keselamatan penerbangan.
B. Tujuan Melakukan Ekspor
Tujuan melakukan ekspor antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh
harga jual yang lebih baik.
2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar domestik
(membuka pasar ekspor). Dengan demilian komoditi yang diproduksi
mempunyai pasar yang luas, tidak lagi sekedar pasar dalam negeri , tapi
juga mampu melayani konsumen di manca negara.
3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas barang (installed capacityidle
capacity-exces capacity ), sehingga tercapai kapasitas optimum dalam
berproduksi , yang dapat menekan biaya umum perusahaan (overhead
cost).
4. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional ,sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago kandang”.
C. PERSIAPAN DALAM MEMULAI EKSPOR
Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin memasuki
kegiatan ekspor-impor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai
pengusaha (entrepreneur), ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen),
atau hanya sebagai seorang karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita
miliki adalah keberanian dalam kemampuan mengamB/L keputusan untuk
mengekspor atau mengimpor. Tanpa keberanian mengamB/L keputusan ,
maka bagaimanapun besarnya perusahaan, bagaimanapun tingginya daya
saing komoditi yang dihasilkan, betapa banyaknya fasilitas yang diberikan
pemerintah, dapat dipastikan kita tidak akan pernah menjadi eksportir maupun
importir. Kita dan perusahaan kita, akan tetap hanya menjadi “jago kandang”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang hanya berani bermain di kandang sendiri, dan tak akan pernah menjadi
”jago kondang” dipasar internasional. Jadi persiapan utama yang harus ada
ialah keberanian dalam mengamB/L keputusan “Go-Internatinoal.”
Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi
menjadi empat kelompok persiapan sebagai berikut:
1. Persiapan Administratif.
2. Persiapan Legalitas.
3. Persiapan Fisik Barang.
4. Persiapan Operasional.
1) Persiapan Administratif
Persiapan administratif adalah tersedianya peralatan kantor yang
memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi, khususnya korespondensi,
baik dengan pemasok maupun dengan calon pembeli di manca negara.
Pengalaman menunjukan sekitar 80% transaksi perdagangan ekspor
impor dilakukan melalui korespondensi, sedangkan 20% sisanya dilakukan
dengan negoisasi tatap muka, yang akhirnya juga dikonfirmasikan dalam
bentuk tertulis melalui korespondensi.
Peralatan kantor yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Letter Head yang Menarik dan Informatif
Eksportir dalam banyak hal belum mengenal secara baik calon
pembelinya. Begitupun selaku importir, kita sendiri sering tidak mengenal
secara mendalam calon pemasok kita. Tegasnya antara eksportir dan importir
belum begitu mengenal bonafiditas masing-masing. Pada tahap awal mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mengenal “letter head” atau kop surat masing-masing. Karena itu, sebaiknya
dalam korespondensi kita menggunakan letter head yang menarik dengan
nama perusahaan yang mudah diingat, karena letter head ini menjadi “etalase”
bagi bonafiditas perusahaan kita.
Letter head yang indah dan menarik serta mengandung informasi awal
mengenai perusahaan kita, misalnya tentang nama bankers perusahan kita,
nomor izin usaha, nomor telepon, faksimili, kotak pos, trade marks perusahan,
akan memberikan kesan yang baik tentang keberadaan perusahaan kita. Citra
yang baik ini akan menimbulkan “kepercayaan” awal pada bonafiditas
perusahaan. Kepercayaan adalah modal utama yang akan menjamin
kesuksesan kita dalam kegiatan bisnis ekspor-impor pada khususnya.
b. Mesin Tik Model Mutakhir dan Personal Compouter
Disebutkan di atas, dalam transaksi ekspor impor korespondensi
memegang peranan yang amat penting. Untuk bisa melakukan korespondensi
dengan baik, salah satu alat yang digunakan adalah mesin tik. Agar
menghasilkan tulisan yang baik, mesin tik yang dibutuhkan adalah mesin tik
model mutakhir. Akhir-akhir ini fungsi mesin tik juga bisa digantikan dengan
fasilitas pengolah data dalam personal computer. Bahkan dengan komputer
cetakan yang dihasilkan bisa sangat bagus dan bermutu.
Personal computer bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk menulis surat,
tetapi juga sebagai pengolah data komunikasi data. Cepatnya kemajuan dalam
bidang teknologi komunikasi seperti pemakaian sistem Elektronic Data
Interchange (EDI) dalam dunia bisnis, misalnya dalam hal pembukuan muatan
kapal dan pesawat terbang, penyelesaian dokumen pabean, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
berkembangnya informasi melalui internet, maka peranan personnal computer
menjadi alat yang penting dimiliki dalam usaha bisnis ekspor-impor pada
khususnya.
c. Faksimili
Pengiriman maupun penerimaan berita dulu hanya dilakukan dengan surat-
menyurat. Tetapi kemudian telah berkembang dengan menggunakan kawat
(cable), teleprinter (telex) mesin tik jarak jauh, dan kini sudah biasa pula
dengan faksimili atau mesin fotokopi jarak jauh, baik nasional maupun
internasional.
d. Surat Elektronik
Surat elektronik atau lebih dikenal sebagai E-mail, merupakan teknik
terbaru menyampaikan pesan dengan menggunakan jaringan komputer.
Dengan surat elektronik, eksportir maupun importir bisa mengirim pesan
keseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik.
e. Amplop Surat dan Perangko
Amplop surat dengan nama perusahaan dan logo perusahaan yang estetik
serta perangko diperlukan sebagai sarana untuk memperlancar korespondensi,
sekaligus merupakan promosi bagi perusahaan kita.
f. PO Box atau Alamat Kantor yang Jelas
Perusahaan ekspor-impor tidak memerlukan kantor yang mentereng dan
lokasi yang strategis. Carport office, home office, atau PO Boxpun sudah
cukup sebagai alamat kantor. Yang penting kita mempunyai alamat yang jelas
untuk pengiriman surat, nomor telepon yang dapat dihubungi 24 jam sehari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dalam hubungan internasional, nomor faksimili internasional yang terbuka 24
jam sehari untuk memudahkan rekanan menghubungi kita setiap waktu.
2) Persiapan Legalitas
Yang dimaksud dengan persiapan legalitas adalah kelengkapan izin
usaha sesuai dengan ketentuan pemerintah yang harus dipenuhi untuk
memungkinkan kita berusaha secara sah (legal).
Termasuk dalam kelengkapan legalitas adalah:
a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang akan melakukan kegiatan ekspor-impor harus
memiliki:
1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh
kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
2) Surat Izin Usaha dari Depatemen Teknis atau Lembaga pemerintah
Non-Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3) Surat pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar
(Approved Export/ Import) dari Departemen Perindustrian dan
perdagangan, khususnya untuk mata uang dagangan yang diatur
tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi ekspor-impornya.
4) Tanda Pengenal Perusahan Eksportir Tertentu (TPPET) yang
dikeluarkan Departemen Keuangan kapada perusahan eksportir/
importir yang mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia
dan kemudahan kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Untuk lebih memahami aneka perizinan yang kini berlaku dapat
dipelajari lebih lanjut dan selengkapnya Peraturan dan Aturan Komoditi
Ekspor Indonesia, yang terdapat dalam makalah yang disajikan Drs. Usep
Syamsudin, MBA pada Pelatihan Prosedur dan Penyelesaian Dokumen
Ekspor yang diselenggarakan PPEI (Pendidikan dan Pelatihan Ekspor
Indonesia)-Deperindag di jakarta 21 s/d 23 April 1998.
b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Perorangan maupun badan hukum yang ingin bergerak dalam kegiatan
ekspor-impor diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
yang dapat diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak setempat, dimana
perusahaan berdomisili.
c. Izin Khusus Eksportir/ Importir Terdaftar
Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor untuk barang-
barang atau komoditi yang tidak diatur tata niaganya, tidak diawasi
ekspornya, dan tidak diberikan fasilitas, boleh melakukan kegiatannya
setelah mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan
Kanwil Deperindag setempat.
Namun bagi perusahan yang melakukan kegiatan ekspor-impor barang
yang diatur tata niaganya atau diawasi ekspor atau impornya, memerlukan
izin khusus selaku eksportir/ importir terdaftar yang dikeluarkan oleh
instansi yang ditunjuk.
3) Persiapan Fisik Barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Yang dimaksud dengan persiapan fisik barang adalah adanya jaminan
pasokan komoditi yang dipersiapkan untuk pasaran ekspor. Persiapan fisik
barang tersebut antara lain:
a. Kontrak dengan Produsen
Perdagangan ekspor-impor dikenali istilah produsen eksportir dan
eksportir saja. Yang dimaksud dengan produsen eksportir adalah eksportir
yang memproduksi sendiri komoditi yang diekspornya. Misalnya pabrik
tekstil, mengekspor sendiri tekstil yang diproduksinya. Pabrik kayu lapis
mengekspor sendiri produk kayu lapis yang diproduksi perusahaannya.
Sebaliknya ada pula perusahaan yang tidak memproduksi komoditi
yang akan diekspornya. Perusahan itu membeli komoditi yang akan
diekspor dari perusahaan lain. Atau eksportir itu mengadakan kontrak
keagenan dengan produsen yang memproduksi komoditi yang akan
diekspor.
b. Brosur dari Tiap Komoditi
Membuka pasar ekspor pada umumnya diawali dengan kegiatan
promosi yang bertujuan untuk menarik minat pembeli kepada komoditi yang
akan diekspor. Salah satu sarana yang perlu dipersiapkan untuk promosi ini
adalah pembuatan brosur dari barang yang akan ditawarkan yang berisikan
uraian ringkas, spesifikasi teknis, sketsa dan gambar dari komoditi,
keterangan tentang harga FOB, CFR, CIF, cara pengepakan, cara
pemakaian, dan lain-lain keterangan mengenai komoditi bersangkutan.
c. Daftar Harga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dipersiapkan daftar harga barang untuk berbagai pelabuhan tujuan.
Misalnya Bila kita bermaksud mengekspor pakaian jadi (garment) ke Timur
Tengah dan ke Amerika Serikat dengan pelabuhan tujuan misalnya Dubai
dan New York, maka kita siapkan Daftar Harga CFR-Dubai dan CFR-New
York. Satu dan lain hal untuk memudahkan dalam mengajukan penawaran
Bila ada permintaan dari masing-masing negara.
d. Contoh Barang
Brosur memang dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai komoditi yang ditawarkan. Namun banyak calon pembeli
membutuhkan contoh yang aktual dari barang yang ditawarkan
misalnya hasil bumi seperti karet, kopi, tekstil, bahan kimia. Untuk
keperluan itu kita perlu menyiapkan apa yang lazim dikenal dengan
“Commercial Sample Free of Charge-No Value.”
4) Persiapan Operasional
Persiapan operasional adalah pengetahuan dasar bisnis ekspor-impor
yang akan memungkinkan kita melakukan tindakan operasional dibidang
ekspor-impor. Pengetahuan dasar yang dimaksud antara lain:
A. Proses Ekspor
Sebagai contoh eksportir maupun importir yang akan berhubungan
dengan pasar internasional, seyogianya kita mengetahui langkah demi
langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan transaksi.
Langkah-langkah yang perlu diketahui itu misalnya di mana kita bisa
mendapatkan nama dan alamat calon pembeli, bagaimana cara memilih
media promosi, bagaiamana cara mengajukan penawaran barang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bagaimana cara mengapalkan barang, mengurus pembayaran barang,
menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor maupun impor dan
sebagainya.
Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita akan mempunyai
gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi ekspor maupun impor.
Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong untuk
lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya.
B. Peraturan Ekspor
Selaku Eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari
peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasional baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor maupun oleh negara
pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan
internasional, World Trade Oraganization (WTO) seperti ketentuan
tentang Letter of Credit (UCP-DC-500), INCOTERMS 2000, Anti
Dumping and Countervailing Duties, The Hugue Rules – Carriage by Sea
Act Rules, Reconcilliation and Arbitration Rule, dan lain-lain.
C. Prosedur Ekspor-Impor
Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata cara yang
harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta
kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor-impor.
Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang sebelum
pengapalan sebelum surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak
Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian
formulir pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor
Barang Tertentu (PEBT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dibidang impor misalnya tata cara pembukaan L/ C dengan bank,
Pengisian PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan penyelesaian
pembayaran Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak penghasilan,
Pajak Penjualan Barang Mewah, dan lain-lain.
D. Strategi Ekspor Barang
Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk
mencapai tujuan usaha tersebut, khususnya dalam bidang ekspor,
diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan
perusahaan memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau
impor, kita harus bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai
laba tersebut. Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang
akan menjadi sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan
dimasuki, kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan
langkah-langkah strategis lainnya.
Dalam melakukan kegiatan ekspor ada 3 kelompok barang , antara lain :
1. Barang yang diatur
a) Tekstil atau produk tekstil (ke AS, Kanada, Uni Eropa, Norwegia, dan
Turki)
b) Kopi, manioc (ke Uni Eropa)
c) Kayu, produk kayu, dan rotan
Ekspor tersebut hanya bias dilakukan oleh eksportir terdaftar atas
persetujuan.
2. Barang yang diawasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) Bibit sapi, sapi, kerbau, anak ikan Napoleon Wrasse dan ikan Napoleon,
benih ikan bandeng/nener, labi-labi
b) Inti kelapa sawit , minyak dan gas bumi ,pupuk urea .
c) Kulit Buaya dalam bentuk wet blue.
d) Binatang liar dan tumbuhan alam yang tidak dilindungi termasuk dalam
Appendix II Cities.
e) Perak tidak ditempa,atau dalam bentuk setengah jadi,atau dalam bentuk
bubuk, bubuk kempaan setengah jadi.
f) Emas bukan tempa atau dalam bentuk bubuk,serbuk,bentuk gumpalan,
ingot atau atang tuaan.
g) Limbah dan scrap fero, ingot hasil peleburan scrap besi atau baja (khusus
yang berasal dari wilayah pulau Batam).
h) Limbah dan scrap dari baja stainless, tembaga, kuningan, dan almunium
tuangan .
Ekspor tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Meperindag
dan instansi teknis lainnya.
3. Barang yang dilarang
a) Anak ikan arwana ,ikan arwana, benih ikan sidat dibawah ukuran 5 mm.
b) Ikan hias air tawar jenis botia machrancanthus ukuran 15 cm ke atas.
c) Udang galah dibawah ukuran 8cm dan udang pinacidae (induk dan calon
induk).
d) Biji timah hitam dan pekatannya ,biji timah dan pekatannya.
e) Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi termasuk dalam
Appendix I dan II cities.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
f) Kulit mentah , pickled, dan wet blue dari binatang melata kecuali kulit
buaya dalam bentuk wet blue.
g) Kayu bulat yaitu dari bagian pohon yang dipotong menjadi batang atu
batang-batang bebas cabang dan ranting mempunyai diameter minimal 30
cm dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu.
h) Karet bongkah/ karet yang tidak memenuhi standart mutu SIR
i) Bahan-bahan remiling dari rumah asap berupa : slabs,rumps,scrcap, karet
tanah,blanket sheet,smoked,unsmoked sheet,lebih rendah dari kualitas IV ,
blanked D off, cutting C, Remilled 4, flat bark crepe.
j) Limbah dan scrap fero , ingot hasil peleburan besi atau baja (kecuali
berasal dari pulau Batam)
k) Bahan baku serpih(BBS) yaitu kayu yang mempunyai ukuran 29 cm ke
bawah dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu.
l) Barang kuno yang bernilai kebudayaan, pasir laut.
Barang-barang yang dilarang untuk di ekspor ini bertujuan antara lain agar
komoditas tersebutr dapat diproses menjadi barang setengah jadi untuk
meningkatkan nilai tambah , menjaga keadaan bahan baku, melindungi kelestarian
alam/hutan, melindungi jenis tanaman dan binatang langka
Pengelompokan tersebut akan mempengaruhi proses pengiriman atau
pengeluaran barang dari wilayah pabean dari setiap barang yang akan melewati
daerah pabean akan diperiksa sesuai pengelompokan dan sesuai dengan
perundangan yang berlaku oleh petugas Bea dan Cukai dimana pemeriksaan
tersebut mempengaruhi system dan proses pengiriman baik dari segi dokumen,
pengawasan, pengkemasan dan perawatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. PENGANGKUTAN BARANG MELALUI UDARA
Aturan internasional yang mengaur mengenai pengangkutan melalui udara adalah:
1) Warsaw convetion (original) 1929)
Dalam Warsaw convention, dokumen angkutannya disebut air consignment
note (ACN) yang bukan merupakan document of title. ACN ditandatangani
carrier setelah barang diterima. ACN tediri dari tiga bagian yaitu:
a) first part, untuk carrier.
b) Seccond part, untuk consignee (penerima barang)
c) Third part, untuk consignor (pengirim)
2) Warsaw convention yang diamandemen tahun 1955
Dalam Warsaw convention yang diamandemen, dokumen angkutannya
disebut air way bill (AWB). Air way bill ini cukup memuat point
keberangkatan dan destinasi. Kontrak angkutan udara dapat dilakukan
meelalui Warsaw convention yang pertama atau yang telah diamandemen.
3) Non-convention carriage
Uang tambang untuk angkutan udara (air freight) didasarkan pada perhitungan
berat dalam kilogram atau berat volume (voleme weight) tergantung mana
yanglebih besar.
Tarif Angkutan Udara
Tarif yang dibuat oleh IATA berlaku dan diterima oleh semua Air Line
yang menjadi anggota disebut TACT (The Air Cargo Tariff), yang didalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 mencakup peraturan umum, peraturan lain prosedur yang harus diikuti oleh
pengguna jasa.
Dasar perhitungan tarif :
a. Berat sebenarnya dalam kg, jika barangnya kecil tetapi berat
b. Volume Tric Weight, Jika barangnya besar tetapi ringan, cara
menghitungnya menggunakan rumus volume :
Keterangan :
P : Panjang
L : Lebar
T : Tinggi
Contoh :
Air Freight US D’ 2/ kg : Cargo (stationary)
Actual Weight : 50 Box X 10 Kg = 500 kg
Volume : 36 X 40 X 50 cm = 72.000
72.000 X 50 Box = 3.600.000
3.600.000 = 600volmetric
6000
Air freight US D’ 2/ kg X 600 = US D’. 1.200
Struktur tarif :
Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T) dalam cm
6000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1) General Cargo Rate ( GCR)
General Cargo untuk pengiriman lebih dari 45 kg
2) Minimum Changer (M)
3) Spesifik Commodity Rates (SCR)
4) Class Rate of Commodity Clasification Rates
5) Freight All Kinds (FAK)
6) Unit Load Device (ULD) Rate, termasuk Container Rate.
Sistem pembayaran barang ekspor via udara yang dipakai PT.
Speed Pracaya Indonesia adalah :
a. Prepaid
Yaitu : keseluruhan pembayaran biaya barang ekspor dibayar di
Indonesia, consignee tinggal menerima barang.
b. Collect
Yaitu : Seluruh pembayaran biaya barang ekspor dibayar di luar
negeri, jadi shhiper tinggal mengirim barang tanpa mengeluarkan
biaya.
Transportasi dan Penanganan Cargo
Struktur rate air line General Cargo Rate (GCR)
a. Special Commodity Rate (SCR)
b. Freight All Kinds
c. ULD Rate (Unit Load Device)
E. DOKUMEN ANGKUTAN UDARA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Jika suatu kredit mensyaratkan suatu dokumen angkutan udara, kecuali
apabila ditentukan lain di dalam kredit, bank akan menerima suatu dokumen
yang secara nyata menunjukan nama pengangkut (carrier) dan ditandatangani.
Demikian pula dengan dokumen yang disahkan oleh pengangkut (carrier) atau
agen yang ditunjuk untuk atau atas nama pengangkut (carrier).
Tandatangan atau pengesahan pengangkut (carrier), harus diberi tanda
sebagai pengangkut (carrier). Agen yang menandatangani atau mengesahkan
untuk pengangkut (carrier), harus pula menyebutkan nama dan jabatan dari
pihak tersebut, misal pengangkut (carrier), atas nama siapa agen tersebut
bertindak. Selain itu dokumen pengangkutan udara tersebut menunjukan
bahwa barang-barang sudah diterima untuk diangkut.
Dalam pengangkutan udara juga dikenal istialah “transhipment” yang
berarti pembongkaran dan pemuatan kembali dari satu kapal ke kapal terbang
yang lain selama dalam proses angkutan dari pelabuhan udara
pemberangkatan ke pelabuhan udara tujuan sebagaimana ditentukan dalam
kredit. Walaupun kredit melarang transhipment, bank akan menerima
dokumen angkutan udara yang menunjukan bahwa transhipment akan atau
mungkin terjadi, selama keseluruhan pengangkutan dicakup dalam satu
dokumen angkutan udara yang sama.
1. Dokumen- Dokumen yang Diperlukan Untuk Ekspor Via Udara
Pengiriman barang keluar negeri lewat udara tidak terlepas dari suatu
dokumen, dokumen sangatlah diperlukan untuk kelancaran ekspor. Apalagi
ekspor via udara , dokumen di kirim bersamaan dengan barangnya.
Dokumen- dokumen yang diperlukan dalam ekspor via udara antara lain :
a) Invoice
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b) Packing List
c) Master Air Way Bill (MAWB)
d) Certificate of Origin (COO)
e) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
f) House Air Way Bill (HAWB)
Menurut Amir MS (2004:24), rincian pelaku dan jenis dokumen yang
menerbitkan untuk melakukan ekspor ditunjukkan dalam tabel 2.1 di bawah ini :
Yang menerbitkan dokumen Dokumen yang diterbitkan
1. Produsen a) Kontrak perjualan
b) Manufacture Certificate
c) Instruction Manual
d) Brosur
2. Eksportir
a) Brosur
b) Offersheet
c) Sales Contract
d) Invoice
e) Consular Invoice
f) Packing List
g) Weight Note&Measurement List
h) Latter of Indemnity
i) Letter of Subrogation
j) Pemberitahuan Ekspor Barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(PEB)
k) Pemberitahuan Barang Tertentu
3. Bank a) Akad Kredit
b) Letter of credit
c) Surat Setoran Pajak
d) Surat Setoran Bea Cukai
e) Nota Perhitungan Pembayaran
Wesel Ekspor
4. Balai Pengujian dan Sertifikasi
Mutu Barang
a) Certificate of Quality
b) Test- Certificate
c) Chemical Analysis
5. Usaha Jasa Transportasi
(Freight Forwarder)
a) Packing List
b) Measurement List
c) Weight Note
6. Bea dan Cukai Fiat (izin) Muat Barang
7. Dinas Karantina Tanaman Dinas Karantina Tanaman
8. Independent Surveyor a) Certificate of Quality
b) Certificate of Weight
c) Chemical Analysis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d) Survey Report
e) Inpection Certificate
f) Test Certificate
9. Dinas Peternakan Veterinary Certivicate
10. Perusahaan Asuransi a) Cover Note
b) Insurance Policy
11. BPEN-ITPC-LPE-PIB-ATASE-
JETRO-KONTRA-AMCHAM-
INA dan lain-lain
a) General Information
b) Trade Promotion
c) Trade Mission
d) Trade Fairs
e) Trade Consultation
12. Perusahaan Pelayaran (Shipping
Company Cariers)
a) Mete’s Receipt (Resi Mualim)
b) Bill og Lading
c) Except Bewijs (EB)
d) Claims Constatering Bewijs
(CCB)
13. Angkutan Udara Airways Bill (AWB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
14. Kanwil Depperindag a) Kuota Tekstil. Kopi dll
b) Surat Keterangan Negara Asal
(SKA)
c) Angka Pengenal Ekspor (APE)
d) Angka Pengenal Impor Umum
(API-U)
e) Angka Pengenal Impor- Terdaftar
(Approved Traders)
15. Kantor Inspeksi Pajak Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
16. Kedutaan Asing a) Consular Invoice
b) Custom Invoice
Sumber : Buku Strategi Memasuki Pasar Ekspor
TABEL 2.1.Jenis Dokumen dan Pelaku yang Menerbitkan
F. Pihak Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Ekspor Melalui Udara
Dalam melakukan kegiatan ekspor terdapat pihak-pihak yang membantu
dalam kegiatan tersebut.Pihak-pihak tersebut antara lain :
a) PIHAK UTAMA
1. Eksportir
Eksportir adalah pihak pengirim barang baik berbentuk perseorangan atau
badan usaha yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan oleh Departeman Perindustrian dan
Perdagangan di negara eksportir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 2. Importir
Importir adalah pihak penerima barang baik berbentuk perseorangan atau
badan usaha yang memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan di negara importir.
3. Airline (Maskapai Penerbangan)
Airline adalah perusahaan jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat
udara yang dimilikinya dan bertanggung jawab atas barang yang diangkut dari
bandara keberangkatan sampai ke bandara tujuan.
4. Bea dan Cukai
Bea dan cukai adalah instalansi yang bertanggung jawab atas pemantauan,
pemeriksaan dan pengesahan seluruh kegiatan ekspor impor di suatu daerah
pabean sehingga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan
segala kemudahan prosedur ekspor-impor.
5. EMKU (Ekspidisi Muatan Kapal Udara)
EMKU adalah perusahaan pengurusan jasa kepabeanan ekspor-impor di
pelabuhan udara dan merupakan perusahaan jasa perantara (agen/wakil) dari
eksportir atau importir dengan pihak pabean (bea dan cukai) dalam pengurusan ,
pemberitahuan, dan pengajuan barang ekspor-impor. Tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh EMKU dibedakan atas kegiatan yang dilakukan, untuk kegiatan
ekspor, EMKU bertanggung jawab dari pengurusan dokumen (fiat muat) ke pihak
custom (kepabeanan) sampai dengan memastikan bahwa barang yang akan
diekspor sudah terangkut kea lat angkut yang digunakan. Dan apabila untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 kegiatan impor , EMKU bertanggung jawab dari pengurusan dokumen (fiat luar)
ke pihak custom (kepabeanan) sampai dengan memastikn bahwa barang yang
akan diimpor sudah masuk ke gudang impor dan siap untuk diambil.
b) PIHAK PEMBANTU
1. Freight Forwarder
Freight Forwarder adalah perusahaan jasa pengurus angkutan darat, laut dan
udara sebagai perantara atau wakil dari pihak pengirim dengan pihak pengangkut
dan jassa-jasa pendukung lainnya yang terkait. Freght Forwarder bertanggung
jawab mulai dari barang diterima di tempat pengirim sampai barang diserahkan
di tempat penerima dan mengatur pengangkutan menggunakan beberapa
transportasi laut, darat dan udara.
2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
Disperindag adalah instansi milik pemerintah yang bertugas dan bertanggung
jawab dalam pengurusan dan peraturan tata niaga perdagangan di suatu negara.
3. Fumigator
Funigator adalah perusahaan jasa fumigasi yaitu pemberian suatu jenis obat
dengan takaran tertentu terhadap barang yang akan dikirim untuk menghindari
kerusakan barang yang diakibatkan oleh hama perusak selama pengangkutan.
4. Departemen Karantina
Departemen Karantina adalah instansi pemerintah yang merupakan suatu badan
atau departemen yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengawasan dan
pemeriksaan barang ekspor-impor dengan memastikan bahwa barang-barang
tersebut bebas dan bersih dari hama penyakit.
5. SUCOFINDO (Company of Indonesian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 SUCOFINDO merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah
untuk pengawasan barang-barang yang akan diekspor ke luar negeri. Dalam
pelaksanaan ekspor, SUCOFINDO berperan mewakili pihak pemerintah
Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang akan diekspor, khususnya yang
terkena Pajak Ekspor dan mengawasi semua yang terkait dengan Bapeksta.
6. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah perusahaan jasa yang melayani jaminan
pertanggungan atau keselamatan nilai suatu barang yang dikirim, berdasarkan
kontrak antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak pembeli jasa asuransi
untuk tujuan mendapatkan premium atas kerugian dari berbagai macam bentuk
bahaya dengan memberikan konstribusi pada suatu dana bersama yang
diorganisasikan oleh perusahaan asuransi.
7. Bank
Bank adalah perusahaan jasa yang melayani kemudahan keuangan antara pihak
eksportir dengan pihak importir. Dalam hal ini bank hanya sebagai perantara dan
penjamin bahwa pihak eksportir akan menerima uang pembayaran atas barang dan
bagi importir akan menerima barang sesuai dengan pesanan atau order mereka
denga menggunakan dokumen Letter of Credit (L/C) dalam transaksi ekspor-
impor. Sebagai bank koresponden maka mempunyai kewajiban untuk meneliti
kebenaran atau keaslian setiap L/C yang diterima, karena apabila L/C tersebut
dipalsukan oleh yang berkepentingan, akan merugikan pihak lain.
G. Tanggung jawab Maskapai Penerbangan
Dalam pelaksanaan perdagangan luar negeri, barang-barang ekspor pada
umumnya diangkut oleh perusahaan pengangkut. Sehubungan dengan ini, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 kita uraikan sedikit mengenai tanggung jawab maskapai pelayanan (pengangkut
udara), antara lain sebagai berikut :
a. Menentukan periode (jadwal) yang menjadi tanggung jawab Maskapai
Penerbangan
b. Pengangkut bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh
keterlambatan
c. Apabila rusak, penerima barang harus mengajukan kalaim paling lambat 14
hari setelah pesawat tiba.
d. Untuk keterlambatan klaim harus diajukan paling lambat 21 hari setelah
pesawat tiba.
e. Masa klaim selama 2 tahun terhitung sejak pesawat tiba atau seharusnya tiba.
H. Jenis-jenis Pesawat Angkutan Udara dan Special Cargo
1. Jenis-Jenis Pesawat Angkutan Barang
a) Passanger Aircraft, barang yang ditempatkan di lower deck (Belly)
compartement, sebagian besar pesawat penumpang menggunakan cara
seperti ini, namun kapasitasnya terbatas.
b) All Cargo Aircraft
All Cargo Aircraft, pesawat khusus untuk barang, biasanya digunakan
oleh penerbangan yang sudah terjamin muatannya di negara asal.
c) Mixwd/Combination (combi) Aircraft , pesawat yang dapat membawa
cargo atau passenger pada main decknya.
2. Special Cargo
a) Live Animal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Binatang hidup memerlukan pengepakan khusus di terminal. Import
binatang hidup dibatasi oleh izin khusus, dalam banyak Negara harus
bergantung dengan peraturan karantina setempat. IATA mengatur
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan handling, labeling of
container mengenai pengangkutan barang hidup.
b) Dangerous Goods
Beberapa barang walaupun untuk keperluan sehari-hari, dapat dianggap
barang berbahaya dalam pengangkutan udara, seperti misalnya cat,
dengan perubahan tekanan atmosfer dapat menyala. Barang-barang kimia
dapat diterima apabila, pengepakannya sedemikian rupa sehingga tidak
berbahaya. Sebelum diterima oleh pengangkut,harus ada pernyataan dari
shipper bahwa segala seauatu sudah memenuhi ketentuan IATA.
c) Valuable Cargo
Barang-barang berharga yang memerlukan pengepakan khusus, seperti:
1) Barang yang dinyatakan harganya USS 1.00 atau lebih per gross
2) Emas dalam segala bentuk
3) Platina dalam segala bentuk
4) Kertas-kertas berharga bank
5) Permata, batu-batu mulia
Hal-hal lain yang memerlukan special handling :
1) Alat-alat khusus yang sangat dibutuhkan untuk orang sakit tertentu yang
memerlukan bantuan yang cepat.
2) Alat-alat berbahaya
3) Pathological speciment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Airmail, newspaper dan newsfilm
5) Barang-barang cepat rusak (buah-buahan, sayur dan daging)
6) Bahan-bahan mudah rusak seperti model arsitektur
7) Mayat
I. RISIKO BISNIS EKSPOR–IMPOR DAN CARA MENGHINDARINYA.
1. Risiko Bisnis Ekspor Impor-Impor
a. Risiko Transportasi
Transportasi internasional berkecenderungan menempuh jarak
semakin jauh dengan muatan yang sering berpindah tangan dan masa
penyimpanan di gudang yang bertambah lama. Semuanya bisa berakibat
meningkatnya riesiko kerusakan, kehilangan, dan pencurian dibandingkan
dengan risiko serupa pada perdagangan domestik. Sebagai konsekuensinya,
para importer harus memahami hak-hak yang sah dalam urusan
pengangkutan.
Jika barang-barang rusak karena kesalahan pengangkut, maka
tanggung jawab pengangkut tergantung pada syarat-syarat yang tercantum
dalam kontrak pengangkutan dan informasi yang terdapat konosemen
(dokumen yang menyatakan syarat pengangkutan). Oleh karena itu,
importer harus pula memahami syarat-syarat pertanggungan yang
disebutkan dalam polis asuransi yang memungkinkan importir
bersangkutan mengajukan ganti rugi Bila terjadi kerusakan selama dalam
perjalanan.
b. Risiko Kredit atau Nonpayment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Oleh karena sulit bagi eksportir untuk menelusuri bonafiditas dan
reputasi calon pembeli luar negeri, maka resiko untuk tidak dibayar,
terlambat dibayar, bahkan resiko ditipu, bertambah tinggi. Sebagai
konsekuensinya, eksportir yang waspada sering kali menuntut syarat
pembayaran dengan cara pembukaan irrevocable Documentary Letter of
Credit.
c. Risiko Mutu Barang
Bagi importer akan sulit memeriksa secara fisik mutu barang
sebelum dikapalkan
d. Risiko Nilai Tukar
Jika harga telah ditetapkan oleh suatu mata uang tertentu dalam
kontrak internasional, maka fluktuasi nilai tukar yang terjadi setelah itu tak
dapat dihindari akan menguntungkan salah satu pihak atas beban kerugian
pihak lain. Pemecahan yang termudah untuk menghindari ketidakpastian
adalah dengan cara menetapkan harga kontrak dalam mata uang sendiri.
Tetapi cara ini sebenarnya juga tidak menghilangkan risiko nilai tukar,
karena pengusaha masih mungkin menghadapi risiko melemahnya mata
uang sendiri yang biasa terjadi dalam tenggang waktu antara tanggal
kontrak dengan tanggal saat pembayaran.
Mengajukan penawaran harga dalam mata uang sendiri
bermanfaat bagi perusahaan kecil karena akan merupakan standarisasi mata
uang yang akan memudahkan pembukuan dan proyeksi arus kas (Cash
Flow). Namun demikian, dalam banyak hal, dipandang dari sudut
komersial, dirasa perlu untuk mengajukan penawaran dalam berbagai mata
uang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dalam kasus semacam itu eksportir akan berusaha mencari cara
untuk melindungi dirinya terhadap risiko nilai tukar ini dengan cara
membeli valuta asing dengan penyerahan kemudian (forward atau option
contract) yang lazim dikenal dengan istilah Headging atau Swap.
e. Risiko Peristiwa Tak Terduga
Pemogokan, bencana alam ataupun peperangan bias
mengakibatkan kegagalan pengiriman barang. Peristiwa tak terduga dapat
juga mengubah secara dramatis biaya transportasi karena kenaikan harga
bahan bakar kapal atau tertutupnya jalur pelayaran yang ekonomis.
Ketentuan tentang “bencana” yang diatur secara baik dalam setiap kontrak
dapat melindungi kedua pihak bersangkutan.
f. Risiko Hukum
Peraturan dan hukum negara asing bisa saja berubah atau
diterapkan berbeda dengan masa sebelumnya yang akan dapat merintangi
atau mengecewakan transaksi. Izin pabean bisa saja secara mendadak tidak
dapat diperoleh. Selain itu, Bila suatu kontrak bersyarat pada pengadilan
negara asing, atau tunduk pada hukum asing, dapat menimbulkan
kemungkinan tidak dapatnya diselenggarakan pengadilan yang cepat Bila
terjadi sengketa.
Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa eksportir atau
importir sering memaksakan syarat “pilihan hukum” dan “pilihan forum”
yang menjelaskan bahwa sengketa akan diselesaikan sesuai dengan hukum
dan pengadilan nasional mereka. Salah satu jalan keluar untuk
mengatasinya adalah dengan menerapkan cara “perwasitan internasional”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(International Commersial Arbitration) seperti yang diatur Pengadilan
Arbitrasi Internasional dari Kamar Dagang Internasional.
g. Risiko Investasi
Risiko bisnis yang lazim dalam pemasaran suatu komoditas
menjadi bertambah besar dalam hal ekspor karena adanya tambahan
investasi yang dibutuhkan untuk melancarkan program ekspor. Sebagai
contoh, suatu pasar yang telah bertumbuh secara mantap dalam beberapa
tahun secara mendadak bias merosot karena ketidakstaBilan nilai tukar
sebelum eksportir mampu menebus investasi itu pada distribusi setempat.
Perusahaan haruslah secara sungguh-sungguh
mempertimbangkan apakah akan mengekspor atau tidak. Beberapa
perusahaan kurang siap untuk ekspor dan sebagian mungkin sekali tidak
akan mampu bersaing secara internasional dan harus berkosentrasi di pasar
domestik.
Untuk melancarkan ekspor dibutuhkan jaminan atas sumber
produksi yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak akan dapat
dipulihkan lagi Bila mengalami kegagalan. Pengalaman menunjukan
adanya perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena melakukan
investasi besar-besaran dan optimisme yang berlebihan dalam operasi
ekspor.
2. Menghindari Risiko Bisnis Ekspor Impor :
Para praktisi profesional dalam bidang ekspor-impor dapat
menekan risiko bisnis ekspor-impor dengan cara sebagai berikut :
a. Risiko Bonafiditas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Eksportir pada umumnya tidak mengenal importir secara
pribadi sehingga tidak dapat mengukur bonafiditas calon pembeli. Ini
bisa mendatangkan risiko kerugian bagi perusahaan karena
berhubungan dengan perusahaan yang mungkin hanya mempunyai
alamat garasi kontrakan, perusahaan aktentas, atau malah perusahaan
penipu, yang cukup banyak beroperasi dalam dunia bisnis ekspor-
impor. Untuk mencegah risiko semacam ini dapat dilakukan tindakan
sebagai berikut :
1) Melakukan pengecekan bonafiditas mitra usaha dengan cara
meminta referensi dari bank atau dari Atase Perdagangan kita yang
ada di tiap KBRI.
2) Membuat konsep kontrak dagang ekspor yang rapi dan teliti yang
memuat ketentuan perlindunagn hukum yang menyangkut
keamanan pembayaran dan mutu barang.
3) Mempergunakan syarat perdagangan sesuai Incoterm- 1990 secara
tepat. Syarat FCA mungkin lebih aman ketimbang syarat FOB
yang lazim, dilihat dari sudut kemudahan memperoleh dokumen
untuk pencairan dana L/C.
4) Memasukan dalam kontrak dagang ekspor ketentuan tentang
penalti serta proses penyelesaian sengketa, apakah melalui cara
amicable solution-arbitration atau melalui ourt (Pengadilan) atau
Alternative Dispute Solution (ADS).
b. Risiko NonPayment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hak utama seorang eksportir adalah menerima pembayaran dari
importir (Buyers). Cara pembayaran yang paling aman bagi ekportir
adalah Bila dalam kontrak dagang ekspor disebutkan cara pembayaran
dimuka (advance payment) sehingga tidak ada risiko nonpayment.
Namun dalam praktek cara pembayaran dalam perdagangan
internasional beraneka ragam misalnya dengan L/ C (Letter of Credit)
atau “open account.”
Untuk Mengurangi Risiko dapat Ditempuh Cara sebagai berikut :
1) Memilih jenis L/ C yang lebih aman seperti :
a) Red Clause L/ C yang memungkinkan memperoleh sebagian
dari dana L/ C sebagai uang muka.
b) Irrevocable & Confirmed L/ C yang pembayarannya dijamin
oleh opening bank bersama-sama dengan confirming Bank,
sehingga Bila salah satu dari kedua bank itu bangkrut atau tidak
mampu membayar, masih bisa diharap-kan akan dibayar oleh
bank lainnya. Jaminan ganda semacam ini akan lebih baik bagi
eksportir.
c) Standby L/ C yang dibuka untuk mendukung syarat
pembayaran “Opening Account” sehingga Bila importir tidak
membayar tepat waktu, eksportir masih dapat menerima
pembayaran dengan mencairkan “Stanby L/ C.”
d) Membiasakan memanfaatkan jasa badan usaha “Anjak
Piutang” (Factoring) yang dikenal sebagai “Nonrecourse
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Factoring,” sehingga eksportir terhindar dari risiko
nonpayment.
2) Menutup asuransi pada perusahaan seperti PT. Asuransi Ekspor
Indonesia (PT ASEI), yang bertugas untuk melindungi risiko
nonpayment terhadap eksportir Indonesia.
c. Risiko Perbedaan Mutu Barang
Komoditi yang diekspor dapat mengalami perubahan mutu
selama dalam perjalanan dari eksportir sebelum sampai tempat tujuan
di Negara importir. Kedelai yang diekspor dari Surabaya, Bila ditimpa
hujan diperjalanan, bisa menjadi tauge setelah sampai pelabuhan
tujuan Dubai misalnya. Steel sheet yang diekspor Krakatau Steel, bisa
karatan Bila telah sampai di pelabuhan New York. Jagung yang
diekspor dari Lampung bisa merosot kuantumnya setelah sampai di
pelabuhan Yokohama karena ditimpa teriknya matahari selama dalam
perjalanan.
Risiko mutu dan kuantum semacam ini bisa dihindari Bila
eksportir dapat meyakinkan pembeli untuk menyepakati klausul “Pre
Shipment Inspection” dalam kontrak dagang ekspornya. Namun Bila
importir mengingini “Arrival Inspection,” maka eksportir terpaksa
memikul risiko perubahan mutu dan kuantum yang mungkin saja
terjadi.
d. Risiko Kemungkinan Ingkar Janji
Perubahan situasi ekonomi memungkinkan salah satu pihak
ingkar janji. Merosotnya harga dipasar internasional bisa berakibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembeli membatalkan kontrak dagang yang sudah ditandatanganinya.
Risiko seperti ini dapat diatasi dengan cara meminta :
1) Uang muka yang cukup tinggi
2) Bank garansi dari pembeli (importir)
3) Membuka stanby L/ C dari pembeli
4) Menyediakan performance bond dalam persentasi yang cukup
tinggi.
e. Risiko Kerusakan, Kekurangan, Pencurian, Pencolengan
Transportasi, komoditi ekspor dapat mengalami kerusakan
(damage/ breakage), susut (lost-Shortage), pencurian (teft),
pencolengan (pilferage), yang dapat merugikan eksportir maupun
penerima barang. Risiko ini dapat diatasi dengan cara :
1) Melakukan pengepakan yang layak laut (seaworthy packing) sesuai
dengan jenis komoditi yang diekspor.
2) Membuat kontrak angkutan dengan persyaratan khusus, selain
persyaratan standar yang sudah dicantumkan dalam Bill of lading
atau Air Ways Bill.
3) Menghindari dikeluarkannya Un-clean Bill of Lading yang
mengandung catatan tentang kerusakan barang.
4) Menutup asuransi kebakaran dan asuransi transportasi laut (marine
insurance) terhadap pertanggungan All Risk/ War Risk dengan nilai
pertanggungan minimal 110% dari nilai CIF barang yang diangkut.
5) Memberikan instruksi pengapalan yang benar dan tepat untuk
menghindari kemungkinan muatan nyasar (shortlanded cargo),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
muatan katut (overlanded cargo), dan muatan rusak (damaged
cargo).
6) Memberikan tanda-tanda yang jelas mengenai sifat barang yang
diangkut seperti :
a) Gambar gelas/ piala dengan tambahan kata-kata :
(1) Fragile
(2) Top
(3) Handle With Care
(4) Do not Drop
b) Posisi barang dalam peti kemas :
(1) Up
(2) Top
(3) This Way Up
(4) Do not Turn Over
(5) Not Up Side Down
f. Risiko Terhadap Penipu
Penipu dimana-mana selalu ada, termasuk dalam bidang
ekspor-impor. Risiko terhadap kemungkinan
1) Meminta referensi seperti diuraikan diatas.
2) Memanfaatkan jasa ICC (Commercial Crime Service) yang
memiliki data atau informasi perusahaan yang masuk daftar hitam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Perkembangan
ASA CARGO adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa freight
forwarding. ASA CARGO didirikan pada 1 September 2008, dengan tujuan
pengembangan potensi, pemberdayaan SDM, dan Pembina jaringan bisnis bagi
pendirinya. ASA CARGO didirikan oleh sepasang suami istri yang sama-sama
bergerak di bidang ekspor impor.
Awal mula berdirinya perusahaan ini terjadi ketika Bapak Ali selaku
pemilik perusahaan ini yang mulai bosan setelah bertahun-tahun bekerja di
perusahaan asing , Beliau mulai berpikir untuk membangun sebuah usaha sendiri.
Berkat pengalaman Beliau dan didukung oleh istrinya, Ibu Vidi yang ahli dalam
bidang ekspor impor, maka didirikanlah perusahaan tersebut yang kemudian
diberi nama ASA CARGO.
ASA CARGO masih belum berbadan hukum atau masih termasuk dalam
perusahaan perseorangan sampai saat ini. Meskipun masih berbentuk perusahaan
kecil, perusahaan tersebut mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tidak
kalah dengan perusahaan-perusahaan freight forwarder besar yang berada di
sekitar kota Solo.
ASA CARGO menyediakan berbagai jenis jasa pengiriman baik antar
pulau maupun antar Negara yang berupa pengiriman barang melalui udara
meskipunpengiriman barang melalui laut (FCL/LCL). Selainitu ASA CARGO
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 juga melayani jasa pendampingan proses ekspor (konsultasi proses ekspor) bagi
perusahaan yang baru akan melakukan atau memulai proses eskpor impor.
2. Lokasi
ASA CARGO bertempat di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 1, Ngenden
Banaran ,Solo. Sebuah lokasi di pingiran kota Solo, namun terletak sangat
strategis di depan jalan raya dan dekat dengan wilayah pusat perekonomian,
misalnya Kampoeng Batik Laweyan, dan beberapa perusahaan besar lainnya
semisal PT Batik Keris, PT Dan Laris dan perusahaan lainnya. Hal itu memberi
keuntungan kepada ASA CARGO, yakni dekatnya lokasi ASA CARGO dengan
pusat perekonomian kota Solo,maka banyak orang yang biasa melewati tempat
lokasi ASA CARGO dan mengetaui informasi letak ASA CARGO dengan
mudah.
3. Visi dan Misi ASA CARGO
a. Visi
Visi perusahaan yaitu menjadikan Freight Forwarding yang unggul melalui
inovasi dan kualitas pelayanan.
b. Misi
Misi perusahaan yaitu melayani dan memenuhi kebutuhan transportasi
pengiriman barang ke luar negeri dengan proses yang baik dan tepat waktu.
4. Tenaga Kerja
ASA CARGO merupakan perusahaan kecil yang hanya dijalankan oleh 3
orang. Selain itu di dukung pula oleh 2 orang pekerja lepas pada bagian
operasional dan pengurusan perijinan (COO), dan juga beberapa orang untuk
membantu dalam proses pengepakan barang. Jadi dalam hal mencari buyer,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49 pengurusan dokumen-dokumen dan lain-lain yang berhubungan dengan proses
pengiriman barang, dilakukan oleh pemilik perusahaan ini sendiri.
B. PEMBAHASAN
1. Peranan dan Aktivitas-aktivitas ASA CARGO sebagai Freight Forwarder
dalam Melaksanakan Ekspor Via Udara
a. Peranan ASA CARGO dalam melaksnakan ekspor via udara diantaranya
adalah:
1) ASA CARGO sebagai forwarding dapat bertindak sebagai
eksportir, yang dimaksud eksportir disini adalah pihak eksportir
mengatasnamakan barang kirimannya atas nama ASA CARGO.
2) Membantu pengawasan dalam pengiriman barang.
Yaitu : Bahwa ASA CARGO akan terus memantau jalannya
pengiriman barang hingga sampai di pihak importir atas anjuran
pihak eksportir.
3) Peran freight forwarder dalam konsolidasi muatan.
Konsolidasi muatan (cargo consolidation) atau juga disebut
groupage, adalah pengumpulan beberapa kiriman barang dari
beberapa eksportir atau shipper ditempat asal yang akan
dikirimkan untuk beberapa consignee ditempat tujuan, yang
dikemas dalam satu unit muatan. Lalu muatan yang terkonsolidasi
tersebut di kapalkan lewat angkutan udara dan ditujukan ke agen
konsolidator ditempat tujuan. Agen kemudian melaksanakan
penyerahan barang kepada pihak consignee masing-masing. Jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ASA CARGO sebagai pengumpul beberapa barang kiriman dari
beberapa eksportir.
4) Mempermudah pengiriman barang bagi eksportir.
Yaitu: Eksportir yang kurang bisa melaksanakan ekspornya sendiri,
dapat meminta pelayanan jasanya kepada forwarding (ASA
CARGO) dalam pengurusan dokumen dan pengiriman barang
keluar negeri untuk kemudahan ekspor.
5) Membantu mengamankan barang.
Yaitu: barang dari pihak eksportir yang telah sampai ditangan
forwarding akan dijaga keamanannya walaupun pengiriman barang
via udara hanya satu hari disimpan digudang air line, tetapi pihak
forwarding akan tetap melakukan pengawasan.
b. Aktivitas-aktivitas ASA CARGO dalam melakukan ekspor via udara
adalah:
1) Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak,
menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan
barang ke dalam gudang.
2) Mempelajari letter of credit barang, peraturan negara tujuan
ekspor, negara transit, negara impor kemudian mempersiapkan
dokumen-dokumen lain yang diperlukan
3) Memilih rute perjalanan barang, modal transportasi dan
pengangkutan yang sesuai, kemudian memesan ruang muat
(space).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4) Melaksanakan transportasi barang kepelabuhan udara, mengurus
izin Bea dan Cukai, kemudian menyerahkan barang kepada pihak
pengangkut (air line).
5) Membayar biaya-biaya handling serta membayarkan freight.
6) Mendapatkan Air Way B/L (AWB) dari pihak pengangkut (air line)
7) Mengurus Asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan
klaim kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan/ kerusakan atas
barang.
8) Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima,
berdasarkan informasi dari pihak pengangkut dan agen forwarder
di negara transit/ tujuan.
9) Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.
10) Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan bea
masuk dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transit/ tujuan.
11) Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan udara ke tempat
penyimpanan barang di gudang.
12) Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan
melaksanakan pendistribusian barang Bila diminta.
c. Keuntungan dan kendala yang dihadapi ASA CARGO via udara:
Keuntungan yang didapat ASA CARGO dalam pengiriman lewat
udara :
1) Semakin banyak eksportir yang meminta jasa, semakin banyak
pula keuntungan yang di dapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2) Kecepatan dalam segala hal, seperti proses dokumen yang cepat.
Karena dalam pengiriman via udara dokumen dan barang yang
dikirim bersamaan. Tetapi jika lewat laut barang yang dikirim
dahulu, dokumen menyusul disebabkan via laut memakan waktu
yang lumayan lama.
Kendala yang dihadapi ASA CARGO:
1) Dokumen yang kurang lengkap maka pengiriman juga akan
tertunda.
2) Jika barang dan dokumen telah siap, dari pihak penerbangan ada
kendala seperti: Full Space, sehingga menjadikan barang tertunda
keberangkatannya.
3) Informasi/ Komunikasi
Dalam pengiriman lewat udara harus dipantau perjalanan
barangnya, contoh: barang yang dikirim ke Jerman, tetapi melalui
Air Port di Singapore dulu, ternyata di penerbangan Singapore
sedang libur 2 minggu bertepatan dengan hari Imlek dan Idul Fitri.
Kita sebagai forwarding tidak tahu, karena tidak adanya informasi.
Kita mengetahui dari Buyer yang komplain karena barang belum
juga sampai.
4) Transportasi
Jarak yang terlalu jauh juga merupakan salah satu kendala. Contoh:
dalam suatu Sales Contrak disebutkan pembayaran dengan L/ C
sedangkan Air Port yang digunakan adalah Air Port Jakarta. Disini
ASA CARGO berada di Solo, eksportir juga berada di Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Permintaan buyer barang harus dikirim dari Air Port Jakarta,
padahal Air Port solo juga tersedia. Ini akan memakan banyak
waktu karena barang harus dikirim ke Jakarta dulu dan biaya
transportasi akan bertambah.
5) Cuaca
Cuaca yang buruk akan menunda keberangkatan pesawat dalam
pengiriman barang.
6) Tempat (gudang)
Bila eksportir tidak mempunyai gudang untuk barang yang akan
dikirim dan eksportir melimpahkan barangnya ke forwarding yaitu
ASA CARGO, sedangkan forwarding tersebut juga tidak
mempunyai gudang. Ada juga tempat forwarding yang sempit akan
menghambat masuknya/ jalannya countainer dalam pengambilan
barang.
2. Prosedur Ekspor Barang Via Udara ASA CARGO:
a. Barang yang telah siap di ekspor, maka eksportir meminta penanganan pihak
ketiga yaitu forwarding kepada ASA CARGO. Setelah ASA CARGO
menerima infomasi, bahwa barang siap ekspor, maka ASA CARGO
membuat shipping instruction ditujukan kepada Air Line guna memesan
tempat (booking space) pesawat. Dalam shippimg instruction tersebut
terdapat alamat penerima barang (consigne), notity party (penerima ke-II),
commodity (barang), yang dikirimkan, jumlah boxes, jumlah pieces, gross
weight, nett weight, final destination, dan bahkan jadwal penerbangan
(schedule). Data tersebut sangatlah penting karena kapasitas dipesawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sangatlah terbatas, terutama berat kotor (gross weight) harus benar-benar
teliti.
b. Setelah air line menerima shipping instruction dari ASA CARGO, air line
memberikan space kepada ASA CARGO sesuai data atau permintaan dalam
shipping instruction. air line menerbitkan Air Way Bill yang berfungsi untuk
boking space
c. Sebelum barang masuk dalam pesawat, satu hari sebelumnya barang harus
masuk dalam gudang (ware house) air line. Dalam hal ini untuk
memudahkan pengaturan barang-barang dalam pesawat.
d. Kemudian barang-barang eskpor tersebut, ASA CARGO memberi tanda
atau penempelan label, stiker, atau spidol dulu sebagai tanda, supaya tidak
tercecer waktu dibongkar di negara tujuan.
e. Dan bersamaan dengan barang ekspor, ASA CARGO melampirkan
dokumen invoice, packing list, dan COO. Adapun isi dari invoice adalah
penjabaran dari shipping instruction ditambah data akurat nilai barang per
pieces. Sedangkan packing list juga sama penjabarannya dari shipping
instruction ditambah data konkret gross weight dan nett weight. COO adalah
dokumen yang dikeluarkan Disperindag, sesuai dengan negara tujuan
masing-masing. Isi COO juga penjabaran dari shipping instruction, invoice
dan packing list, ada nama eksportir, importir, jumnlah barang, box atau
pieces, gross weight dan nett weight.
f. Jika dokumen tersebut telah disahkan oleh Disperindag, untuk selanjutnya
EMKU (ekspedisi muatan kapal udara) membuat PEB (pemberitahuan
ekspor barang) sesuai dengan data diatas. Jika PEB telah siap, selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
EMKU membawa PEB tersebut untuk disahkan di Bea Cukai, jika PEB
telah disahkan, maka barang boleh atau bisa diberangkatkan dengan
dilampiri invoice, packing list, COO asli. Jika yang diekspor binatang harus
diajukan dulu ke Dinas Karantina, untuk mengetahui apakah binatang
tersebut dapat diekspor.
Posisi peranan ASACARGO sebagai perantara jasa transportasi internasional
dapat digambarkan sebagai berikut :
A1 B1 C1
Dalam Negeri
D Luar negeri
A2 B2 C2
Gambar 3.1 Posisi ASA CARGO dalam pengiriman barang eskpor.
Keterangan Gambar :
Eskportir/ Konsumen/ Shipper
ASA CARGO SOLO
Transporter
(Shipping Line/ Airline)
Consignee/
importir
ASA CARGO SOLO
Transporter(Land Transport/Shipping
land/ air land)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56 Shipper : Pengirim atau eksportir atau konsumen, yang sebelumnya
telah melakukan kontrak jual beli dengan consignee.
ASA CARGO : Perusahaan jasa transportasi internasional yang telah
ditunjuk oleh shipper atau eksportir untuk melakukan
pengiriman komoditi ekspor.
Transporter : Agen pelayanan atau agen penerbangan yang ditunjuk
oleh ASA CARGO untuk melakukan pengiriman barang.
A1, B1 dan C1 : Menerangkan bahwa posisi ASA CARGO dapat berperan
sebagai jasa transportasi berskala lokal yaitu EMKU atau
EMKL. Dari eksportir atau shipper atau konsumen (A1)
sampai dengan perusahaan pelayaran atau perusahaan
penerbangan (C1). Ruang lingkup EMKU atau EMKL
tidak keluar dari batas negara.
A2, B2 dan C2 : Menerangkan bahwa ASA CARGO juga dapat berperan
sebagai contractual shipper, berperan sebagai penanggung
jawab tunggal atas semua mata rantai pengangkutan dari
awal hingga tempat tujuan akhir.
D : Batas Negara (antara shipper dengan consignee)
Perincian Prosedur Pengiriman Barang Melalui udara pada ASA CARGO
1. Terima Shipping Instruction (SI) dari Shipper
· Shipping Instruction (SI) yang di fax oleh shipper akan digunakan untuk
membuat SOP (Standart Operating System) sebagai acuan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pelaksanaan ekspor yang berisi mengenai selling rate (biaya yang ditagih
kepada shipper atau eksportir yang sudah termasuk profit) , buying rate
(biaya yang dikeluarkan oleh ASA CARGO dalam pelaksanaan ekspor
sampai ke tempat tujuan)
· Setelah mendapat SOP (Standart Operating System) kemudian operasional
booking airline dengan cara fax Shipping Instruction (SI), dan selanjutnya
follow up hingga mendapat jadwal (schedule) penerbangan.
2. Konfirmasi Data Shipper
A. Setelah mendapatkan schedule dari airline, selanjutnya forwarder
melakukan kros cek ke shipper, apakah barang yang akan di ekspor sudah
siap-siap ready to export, dan cek schedule airline yang akan di bocking
tersebut.
B. Minta data kepada shipper dan data barang yang meliputi :
· SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
· TDP (Tabda Daftar Perusahaan)
· NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
C. Minta data kepada shipper dan data barang yang meliputi :
· SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
· TDP (Tabda Daftar Perusahaan)
· NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
· ETPIK (Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
· Surat Kuasa
· Packing List dan Invoice
· COO(Certificate of Origin)
· Certificate Fumigasi
· Certificate ISMP
3. Terima Schedule dari Airline
Setelah mendapatkan fight detailnya ASA CARGO menginformasikan
kepada shipper untuk schedulenya (jadwalnya) apakah sesuai dengan
keinginan dan disetujui oleh shipper.
4. Pengambilan Barang ke Shipper
Memasukkan barang ke gudang bandara untuk ditimbang dan nanti kita
akanmendapat resi dari gudang tentang berat dan volume barang. Dari sesi itu
nanti yang ditulis oleh HAWB dan MAWB dan bayar biaya gudang.
5. Pembuatan Job dan Fight
· Requset clien ID, standart shipment&sale product jika job ini adalah
shipment baru.
· Pembuatan House Airwaybill (HAWB), Master Airwaybill(MAWB), dan
dikirim bersama barangnya.
· Setelah stuffing selesai, ASA CARGO membuat Shipping Instruction (SI)
final yang berisi data packing list dan invoice yang sudah fix, kemudian
SI final tersebut digunakan untuk membuat Persetujuan Ekspor (PE),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan BC.23 untuk kawasan berikat,
fax draft PEB ke shipper.
· Pembuatan invoice dan Pre Alert ke Consignee
Sesuai dengan SOP apakah cara pembayaran yang digunakan prepaid atau
collect, kirim dokumen ke shipper dan closing job
3. Dokumen-Dokumen yang diperlukan sekaligus yang dikerjakan pada
ASA CARGO dalam pengiriman barang melalui udara
1. SI (Shipping Instruction)
Shipping Instruction (SI) adalah surat permohonan dari shipper atau eksportir
kepada pihak Airline yang memuat data-data barang untuk dasar pembuatan
Airwaybill. Isi dari shipping Instruction adalah sebagai berikut :
a) Nama shipper atau eksportir
b) Nama consigne dan alamatnya
c) Notify party yaitu pihak yang terlebih dahulu diberitahukan pada saat
barang datang.
d) Negara yang dituju
e) Perusahaan tujuan (Destination of Airport)
f) Tanda (marking) dan nomornya
g) Deskripsi lengkap mengenai barang, antara lain jumlah collie,
dimensi, dan gross weight barang yang akan dikirim.
h) Nama dan nomor maskapai penerbangan yang akan digunakan.
i) Rute dan jadwal penerbangan yang akan digunakan.
j) Jenis dan angka waktu pembayaran yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
k) Tanggal dilaksanakannya stuffing dan tempatnya.
2. Invoice
Invoice merupakan dokumen yang garis besarnya berisi tentang data, jenis,
jumlah barang dan harganya. Fungsi invoice sebagai pelengkap Pabean
sekaligus merupakan sumber data dalam pengisian PEB.
3. Packing List
Packing List merupakan dokumen yang berisi perincian lengkap mengenai
jenis dan jumlah satuan yag terdapat dalam tiap peti atau kardus atau total dari
keseluruhan harus sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam faktur
perdagangan.
4. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen Pabean yang digunakan
untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain
:identitas eksportir dan importer, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Negara
tujuan , pelabuhan muat, dan pelabuhan bongkar, nama kapal, nama barang,
berat barang dan yang lainnya.
5. Air Way Bill
Air Way Bill adalah tanda bukti pengiriman barang melalui udara untuk orang
lain dan alamat tertentu. Airwaybill bukanlah bukti kepemilikan , maka agar
tidak jatuh ke tangan yang bukan semestinya, Airwaybill akan ditujukan ke
penerima tertentu atau bank koresponden yang telah diperjanjikan. Airwaybill
diberi cap penerbangan dari tanggal pengiriman . Airwaybill ini dibuat dalam
rangkap tiga (3), yakni diperuntukan satu untuk pengirim (consignor), satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
untuk maskapai penerbangan dan satu lagi untuk penerima
barang(consignee).Dua lembar yang ditandatangani adalah :
a. Airwaybill untuk pengangkutan ditandatangani oleh consignor
b. Airwaybill untuk consigneeditandatangani oleh consignor dan disertakan
dalam pesawat bersama-sama dengan barang consignee.
Jenis airwaybill yang digunakan oleh ASA CARGO dalam pelaksanaan
barang ekspor melalui udara adalah sebagai berikut :
a. House Airwaybill (HAWB)
House Airwaybill (HAWB) adalah dokumen pengapalan yang diterbitkan
oleh freight forwarder yang berisikan data-data pengiriman untuk
mengcover dokumen Master Airwaybill (MAWB) atas dasar Shipping
Instruction (SI) dari eksportir.Dengan diterbitkannya HAWB berarti pihak
freight forwarder menerangkan bahwa mereka sudah menerima barang dan
selanjutnya untuk bisa diangkut ke tempat tujuan dan bertanggung jawab
melindungi keselamatan barang yang diangkut selama dalam perjalanan
sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari dokumen HAWB adalah :
1. Merupakan bukti pengangkutan barang
2. Merupakan surat perijinan atau surat persetujuan pengangkutan antara
esportir, importer dan freight forwarder
3. Merupakan surat kepemilikan atas barang-barang yang tercantum di
dalamnya , baik bagi eksportir maupum importir.
b. Master Airwaybill (MAWB)
Master Airwaybill (MAWB) adalah dokumen pengapalan yang diterbitkan
oleh Airline yang berisikan data-data pengiriman atas barang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
diangkut. Dengan diterbitkannya dokumen MAWB berarti pihak
pengangkut (carrier) menerangkan bahwa mereka sudah menerima barang
dan selanjutnya untuk diangkut ke tempat tujuan dan harus melindungi
keselamatan barang yang diangkut selama perjalanan, sehingga fungsi dari
dokumen MAWB, adalah :
1. Merupakan bukti penerimaan dan pengangkutan barang oleh pihak
pengangkut.
2. Merupakan surat perijinan atau persetujuan pengangkutanan antara
eksportir, importer dan carrier.
3. Merupakan surat bukti kepemilikan atas barang-barang yang tercantum
di dalamnya.
6. Certificate of Origin (COO)
Certificate of Origin (COO) atau surat Keterangan Asal (SKA) adalah
dokumen yang menerangkan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen
tersebut murni atau asli dari negara eksportir. Inti dari COO adalah pernyataan
dari pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
7. Certificate Furnigation
Certificate Furnigation adalah dokumen yang diterbitkan oleh pihak
furnigation yang menerangkan bahwa barang yang dikirim telah diberikan
obat beracun anti hama.
Dokumen – dokumen lain yang terkait dalam pengiriman barang melalui udara
A) Phitosanitary Certificate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Phitosanitary Certificate adalahnsertifikat yang diterbitkan oleh
Departemen Karantina untuk pengiriman hewan atau tumbuhan.
B) Shipper’s Declaration of Dangerous Goods
Shipper’s Declaration of Dangerous Goods adalah dokumen yang
diterbitkan oleh shipper yang berisi pernyataan barang yang dikirim
mengandung bahan-bahan berbahaya, missal bahan kimia dan barang-
barang berharga.
C) Shipper’s Declaration for Live Animal
Shipper’s Declaration for Live Animal adalah dokumen yang diterbitkan
oleh shipper yang menyatakan bahwa barang yang dikirim adalah binatang
dalam keadaan hidup dan merupakan binatang yang dilindungi
D) Air Insurance Certificate
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi yang
menerangkan bahwa pihak asuransi berjanji akan menangani kerugian
apabila terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang yang dikirim yang
telah disevutkan didalamnya
.E) Sanitary Health and Veterinary Certificate
Dokumen ini diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan baku ekspor
tanaman atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dari hama penyakit.
Dalam dokumen ini dijelaskan juga tingkat daya tahan barang , kebersihan
serta aspek kesehatan lainnya.
F) Weight Note and Measurement List
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Adalah surat keterangan tentang berat barang yang dibuat oleh eksportir,
diketahui oleh pihak surveyor atau penerbangan dan merupakan surat
keterangan yang menerangkan tentang ukuran
G) Surat Kuasa
Surat kuasa adalah pemberian kuasa pengurusan fiat muat ekspor atas fiat
keluar impor dari eksportir atau importer kepada Ekspedisi Muatan Kapal
Udara (EMKU).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1 ) Peran ASA CARGO sebagai Forwarding dalam penentuan dokumen ekspor
melalui udara adalah :
a) ASA CARGO sebagai forwarding dapat bertindak sebagai eksportir.
b) Membantu pengawasan dalam pengiriman barang.
c) Peran freight forwarder dalam konsolidasi muatan.
d) Mempermudah pengiriman barang bagi eksportir.
e) Membantu mengamankan barang.
2 ) Prosedur atau tahapan yang dilakukan oleh ASA CARGOdalam proses
pengiriman barang melalaui udara antara lain :
a. Barang yang telah siap di ekspor, maka eksportir meminta penanganan
pihak ketiga yaitu forwarding kepada ASA CARGO.Mengirimkan
shipping instruction ditujukan kepada Air Line guna memesan tempat
(booking space) pesawat.
b. Setelah air line menerima shipping instruction dari ASA CARGO, air line
air line menerbitkan Air Way Bill yang berfungsi untuk boking space
c. Sebelum barang masuk dalam pesawat, satu hari sebelumnya barang harus
masuk dalam gudang (ware house) air line.
d. Kemudian barang-barang eskpor tersebut, ASA CARGO memberi tanda
atau penempelan label, stiker, atau spidol dulu sebagai tanda, supaya tidak
tercecer waktu dibongkar di negara tujuan.
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
e. Dan bersamaan dengan barang ekspor, ASA CARGO melampirkan
dokumen invoice, packing list, dan COO.
f. Jika dokumen tersebut telah disahkan oleh Disperindag, untuk
selanjutnya EMKU (ekspedisi muatan kapal udara) membuat PEB
(pemberitahuan ekspor barang) yang kemudian disahkan di Bea Cukai,
kemudian dilampiri invoice,packing list ,dan COO dan barang siap untuk
diekspor
3) Dokumen-Dokumen yang diperlukan sekaligus yang dikerjakan pada
ASA CARGO dalam pengiriman barang melalui udara
A) SI (Shipping Instruction)
B) Invoice
C) Packing List
D) PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
E) Air Way Bill
F) Certificate of Origin (COO)
G) Certificate Furnigation
Dokumen-dokumen lain yang terkait dengan pengiriman barang ekspor
melalui udara :
· Phitosanitary Certificate
· Shipper’s Declaration of Dangerous Goods
· Shipper’s Declaration for Live Animal
· Air Insurance Certificate
· Sanitary Health and Veterinary Certificate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67 B) SARAN
1. ASA CARGO diharapkan selalu melakukan pendekatan kepada calon
eksportir dan importir untuk menambah jumlah pelanggan dan menunjukan
kelebihan atau nilai lebih yang dimiliki oleh ASA CARGO dalam melakukan
aktivitas dan peranannya sebagai forwarding dibanding forwarding
lainnya..Juga lebih mempromosikan pengangkutan barang melalui udara dan
keunggulanya dibandingkan dengan pengangkutan barang melaui laut,dan
mengubah persepsi lain di masyarakat bahwa pangangkutan udara biaya dan
prosedur nya lebih mahal dan lebih membingungkan.yang sebenarnya biaya
nya memang lebih mahal sedikit,tetapi tingkat keamanan barang serta waktu
yang ditempuh akan lebih singkat.serta prosesnya malah lebih singkat dan
mudah.
2. ASA CARGO diharapkan mengutamakan mutu pelayanan jasanya,
komunikasi dan informasi antara eksportir dan importir harus tetap terjalin
pada waktu pengiriman barang ke negara importir. Sehingga tidak ada yang
merasa dirugikan baik importir, eksportir maupun ASA CARGO sendiri
didalam melakukan ekspor.
3. Untuk kelancaran pengiriman barang ke luar negeri, ASA CARGO
diharapkan lebih teliti didalam mengisi dan membuat dokumen dan dalam
prosedur pelaksanaan pengiriman barang ekspor. Dengan adanya saran dan
masukan yang bersifat membangun, semata-mata untuk keberhasilan ASA
CARGO dalam mengelola perusahaannya dan meningkatkan jasa yang
ditawarkannya.