peran dan proses kreatif sanggar tari guntur dance company pada masyarakat di kota kediri

23
PERAN DAN PROSES KREATIF SANGGAR TARI GUNTUR DANCE COMPANY PADA MASYARAKAT DI KOTA KEDIRI Oleh: Yolanda Putri Probosekar 11020134207 ABSTRAK Sanggar Tari Guntur Dance Company merupakan salah satu sanggar tari yang dikenal oleh masyarakat dan memiliki prestasi menonjol sehingga menarik minat masyarakat dalam berkesenian dan memiliki peran penting didalamnya. Oleh karEna itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Peran dan Proses Kreatif Sanggar Tari Guntur Dance Company Pada Masyarakat Di Kota Kediri.” Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjawab dua permasalahan yang diajukan yaitu : (1) Bagaimana latar belakang keberadaan Sanggar Tari Guntur Dance Company di Kota Kediri ? (2) Bagaimana peran Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam perkembangannya di Kota Kediri ? (3) Bagaimana proses kreatif di Sanggar Tari Guntur Dance Company Kota Kediri ? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan penelitian ini menggunakan metode pengamatan, wawancara, serta dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat disimpulkan, bahwa Sanggar Tari Guntur Dance Company yang berdiri pada tahun 1984 pimpinan dari Guntur Tri Kuncoro yang menampung minat masyarakat dalam bidang seni tari. Di antara peran Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam perkembangannya di Kota Kediri adalah sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana pelestarian, sebagai sarana apresiasi, dan sebagai pelopor. Kata Kunci: Perkembangan, Peran, Proses Kreatif A. Pendahuluan

Upload: alim-sumarno

Post on 15-Dec-2015

148 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : YOLANDA PUTRI PROBOSEKAR

TRANSCRIPT

PERAN DAN PROSES KREATIF SANGGAR TARI GUNTUR DANCE COMPANY PADA MASYARAKAT DI KOTA KEDIRI

Oleh:Yolanda Putri Probosekar

11020134207

ABSTRAK

Sanggar Tari Guntur Dance Company merupakan salah satu sanggar tari yang dikenal oleh masyarakat dan memiliki prestasi menonjol sehingga menarik minat masyarakat dalam berkesenian dan memiliki peran penting didalamnya. Oleh karEna itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Peran dan Proses Kreatif Sanggar Tari Guntur Dance Company Pada Masyarakat Di Kota Kediri.”

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjawab dua permasalahan yang diajukan yaitu : (1) Bagaimana latar belakang keberadaan Sanggar Tari Guntur Dance Company di Kota Kediri ? (2) Bagaimana peran Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam perkembangannya di Kota Kediri ? (3) Bagaimana proses kreatif di Sanggar Tari Guntur Dance Company Kota Kediri ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan penelitian ini menggunakan metode pengamatan, wawancara, serta dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat disimpulkan, bahwa Sanggar Tari Guntur Dance Company yang berdiri pada tahun 1984 pimpinan dari Guntur Tri Kuncoro yang menampung minat masyarakat dalam bidang seni tari. Di antara peran Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam perkembangannya di Kota Kediri adalah sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana pelestarian, sebagai sarana apresiasi, dan sebagai pelopor.Kata Kunci: Perkembangan, Peran, Proses Kreatif

A. Pendahuluan Perkembangan tari di kota Kediri, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang

signifikan, ditandai dengan munculnya karya-karya tari baru di masa sekarang yang diciptakan oleh para koreografer muda di Kota Kediri. Hal ini didukung pula dengan banyaknya sanggar tari baru yang berdiri di Kota Kediri, antara lain : sanggar tari Puspa Indah, sanggar tari Semen, sanggar tari Cleon, dan beberapa sanggar tari di sekolah yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sanggar Tari Guntur Dance Company merupakan salah satu sanggar tari yang dikenal oleh masyarakat dan memiliki prestasi menonjol dibandingkan sanggar-sanggar tari lainnya yang ada di Kediri.

Sanggar Tari Guntur Dance Company berdiri pada tanggal 27 April 1984. Pendiri Sanggar Tari Guntur Dance Company adalah Guntur Tri Kuncoro sekaligus berperan sebagai pimpinannya. Eksistensi Sanggar Tari Guntur Dance Company tidak diragukan lagi. Beberapa prestasi pernah diraih dalam berbagai kegiatan dan pagelaran tari. Sanggar Tari Guntur Dance Company ini sering ditunjuk oleh Pemerintah Kota Kediri untuk mewakili daerahnya dalam mengikuti beberapa event-event penting yang diadakan di tingkat kota, provinsi, nasional, bahkan tingkat internasional.

Sanggar Tari Guntur Dance Company telah mengantongi berbagai penghargaan dari event-event yang diikuti. Selain berbagai event telah diikuti, sanggar ini juga sangat produktif dalam hal penciptaan tari. Berbagai bentuk tari sudah diproduksi dan dikemas dalam bentuk rekaman audio visual, seperti tari Jaranan Debog, Kirana Kencana, Wedaringtyas, dan yang terbaru ialah Spirit Of Kediri dan masih banyak lagi.

Terlepas dari prestasi yang telah banyak diraihnya, Sanggar Tari Guntur Dance Company yang usianya telah mencapai 20 tahun lebih itu merupakan sanggar tari tertua yang berada di Kota Kediri. Sanggar ini pula yang merupakan motor penggerak roda perkembangan dunia tari di Kota Kediri bahkan juga dapat disebut sebagai pelopor berdirinya sanggar tari kreasi baru yang berada di Kota Kediri. Semenjak Sanggar Tari Guntur Dance Company berdiri telah banyak melahirkan karya-karya tari yang baru serta banyak dinikmati masyarakat. Eksistensi Sanggar Tari Guntur Dance Company banyak memacu motivasi generasi muda yang berada di Kota Kediri dengan karya-karya tarinya serta para seniman tari lainnya ikut termotivasi sehingga lebih ingin berkarya. Dengan banyaknya para peminat di dunia tari, maka perkembangan tari di Kota Kediri semakin berkembang. Berkembangnya seni tari di Kota Kediri terlihat dengan bermunculannya berbagai sanggar tari baru yang juga Nampak produktif. Dengan begitu meskipun banyak bermunculan sanggar-sanggar tari baru di kota Kediri, Sanggar Tari Guntur Dance Company tetap lebih dikenal oleh masyarakat dan tidak terabaikan. Hingga saat ini sanggar Tari Guntur Dance Company tetap berusaha untuk memproduksi karya-karya tari baru yang lebih kreatif dengan tidak meninggalkan ciri khas budaya tradisional dan sejarah dari Kota Kediri.

a) Peran Peran merupakan sesuatu yang dapat dimainkan sehingga seseorang dapat

diidentifikasikan perbedaannya dengan orang lain. Teori peran berangapan bahwa orang dalam hidup bermasyarakat senantiasa berusaha melakukan peran seperti dikehendaki oleh orang lain. Dengan demikian, identitas seseorang adalah dibentuk dalam rangka memberi respons dari perlakuan dan harapan orang lain. Dengan kata lain, tindakan seseorang lahir sebagai produk dari bagaimana orang lain memeperlakukan dirinya, sekaligus sebagai hasil dari keinginan sendiri bagaimana supaya dapat diterima oleh orang lain. Teori ini bukan hanya mengabaikan perjalanan sejarah pribadi seseorang sehingga ia melakukan tingkah laku tertentu, tetapi juga mengabaikan sejumlah tekanan-tekanan pribadi pada saat tindakan tersebut dilakukan.

Peran memberikan ukuran dasar bagaimana seseorang seharusnya diperlakukan dan ditempatkan dalam masyarakat. Dalam situasi stabil, peran tidaklah sekedar kesempatan melakukan tindakan, tetapi lebih daripada itu adalah cara bagaimana kontak dan komunikasi seharusnya dilakukan. Peran yang melekat dalam diri seseorang memungkinkan ia mengekspresikan emosinya dan memperlihatkan eksistensinya. Peran telah memungkinkan seseorang membangun pola bertingkah laku dan bersikap, dan di dalam peran terendap pula strategi bagaimana seharusnya berbagai macam situasi.b) Proses Kreatif

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh penyusunnya sendiri. Kreativitas terjadi di dalam kesenian, tetapi bukan monopoli kesenian semata-mata. Artinya, salah satu aspek kreativitas dapat dilihat pada karya-karya seni. Beberapa sifat yang dapat

disebutkan dari orang-orang yang kreatif ialah peka terhadap lingkungan, selalu tanggap terhadap rangsangan sensoris, merupakan pengamat yang teliti, sadar, dan penuh rasa ingin tahu. Orang-orang kreatif memiliki orisinalitas dan tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru. Mereka bersikap bebas dalam mengamati, berfikir, dan bertindak. Dalam usahanya yang untuk dapat membangun yang baru kadang-kadang mereka bertindak destruktif dan tidak menyukai hal-hal yang stereotip. Kadang-kadang mereka memiliki sifat yang kekanak-kanakan, tetapi mampu melihat hubungan antar benda dengan sangat jelas, mampu menganalisis dan membangun dalam mediumnya, serta bertanggung jawab atas hasil karyanya.Secara ringkas untuk hadirnya kreativitas dibutuhkan :1. Keterlibatan personal dengan semangat yang lebih besar untuk mencapai hasil akhir

sesuai dengan sarana yang tersedia.2. Kepekaan membedakan antara hal-hal yang relevan dan tidak , mudah memahami

hubungan antar benda, penuh rasa ingin tahu, dan berpandangan terbuka.3. Penguasaan wilayah persepsi yang luas, perhatian terhadap hal-hal dan aspek yang

tidak biasa, cekatan dan orisinal. Orang yang kreatif juga tidak akan puas dengan hal-hal yang klise, selalu mengingini kejelasan ekspresi dan mampu mengolah medium ekspresinya dengan kemungkinan yang luas. Kemampuan kreatif sekalipun dalam kadarnya yang besar, kemampuan ini memang lebih dimiliki oleh piñata tari, tetapi seorang penari yang baik harus pula memiliki kemampuan kreatif. Kemampuan ini akan memudahkan nya bekerja sama dengan lebih dari seorang piñata tari yang masing-masing memiliki pendekatan kreatifnya yang khas.

Seorang penata tari harus :1. Memiliki sikap terbuka, artinya selalu bersedia dengan teliti mengamati tingkah laku

sesamanya, baik secara emosional maupun jasmaniah.2. Memahami keunikan dari setiap pribadi, mulai dari pribadinya sendiri yang benar-

benar harus dia kenal, dan pribadi orang lain termasuk guru-guru dan penari-penarinya yang memiliki keunikan masing-masing.

3. Mempunyai rasa structural, yaitu mampu menangkap dan menghayati segala macam bentuk dan wujud yang hadir di sekitarnya.

4. Memiliki rasa dramatic, yaitu peka terhadap perkembangan situasi dramatic, baik yang diungkapkan dalam alur atau nyata.

5. Memiliki kemampuan mematut, yaitu kemampuan untuk membuang gerakan yang vulgar dari yang halus.

6. Memiliki sifat-sifat cerdik, cekatan dan cakap menilai7. Memiliki kemampuan bahasa8. Benar-benar menguasai masalah yang hendak diungkapkannya.c) Desain Dalam Komposisi

Desain adalah pengaturan logis dari berbagai macam unsur pembangun yang terpadu dalam membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Membuat sebuah desain lukisan, patung, bangunan atau tarian berarti merencanakan pengaturan materi atau bahan penyusunan sedemikian rupa sehingga ide-ide dan konsep dapat diwujudkan sebagai bentuk yang bermakna.

Dalam kehidupan tari yang diwajibkan untuk memiliki kemampuan mengingat dengan baik desain waktu dan sekaligus mengetahui baik tidaknya desain keruangan adalah seorang pinata tari.

1. Desain Ruang 2. Desain Waktu3. Desain Dramatik

d) Gerak dan MaknaGerak adalah bahasa komunikasi yang luas, dan variasi dari berbagai kombinasi

unsur-unsurnya terdiri beribu-ribu “kata” gerak, juga dalam konteks tari gerak sebaiknya dimengerti sebagai bermakna dalam kedudukan dengan lainnya. Seringkali merupakan frase aksi yang menggambarkan makna satu “kata” atau sebaliknya satu gerak dapat memberikan seluruh isi paragraph. Untuk mentransformasi-kan perbendaharaan geraknya ke dalam imaji visual yang bermakna. Peñata tari dihadapkan kepada tiga elemen niraba: gerak, waktu dan ruang.e) Sanggar Tari

Lembaga pendidikan tari dapat dibedakan atas beberapa bentuk yaitu bentuk pendidikan formal seperti SMKI (Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia), ISI (Institut Seni Indonesia), Fakultas Kesenian Jurusan Tari, ASKI. Dan pendidikan non formal seperti kursus tari , organisasi tari, studio, sanggar, padepokan yang memiliki system belajar mengajar yang berbeda satu dengan yang lain.

Sanggar tari mencerminkan kehidupan dan kegiatan kelompok seniman tari, dengan suasana rumah dan halaman tokoh seniman tari. Wadah seni tari dan juga untuk peragaan abstrak bagian-bagian penting, yang masih dimungkinkan ditempat terbatas. Suasana dan nafas kesenian sanggar tari penting bagi penempaan dedikasi professional. Sekiranya samapai pada keperluan penampilan, penyampaian hasil godokan sesuatu ide seni tari kepada masyarakat, maka untuk memenuhi dana yang diperlukan harus dicarikan sponsor. Kini makin banyak kemungkinan memperolehnya, bergantung pada popularitas dan bonafiditas kelompok sanggar. Produksi sanggar tidak menentu incidental, tetapi juga dapat diramal berbobot.

Keberadaan Sanggar Tari Guntur Dance CompanyB. Sejarah Berdirinya Sanggar Tari Guntur Dance Company

Sanggar Tari Guntur Dance Company berdiri pada tahun 1984 lebih tepatnya tanggal 27 April 1984. Pendirian sanggar ini merupakan ungkapan Bapak Guntur yang sangat menaruh minat untuk mengembangkan seni tari, dan untuk menerapkan di dalam masyarakat apa yang telah diperoleh Bapak Guntur selama menjadi siswa atau asisten sekolah Tari Bagong Kasudiharjo di Jogjakarta. Karena adanya desakan nurani untuk mengembangkan seni tari maka dengan rela hati Bapak Guntur menjadikan rumah kediamannya menjadi sanggar dan diberi nama GUNITA yang berarti Guru Seni Tari, yang kemudian lebih dikenal masyarakat dengan nama Sanggar Tari GUNTUR.

Pada tahun 2005 Bapak Guntur Tri Kuncoro selaku pimpinan dari Sanggar Tari Guntur Dance Company memberi imbuhan nama sanggarnya karena dirasa Sanggar Tari Guntur Dance Company telah menghasilkan beberapa karya tari dan sudah banyak dikenal masyarakat, sehingga Bapak Guntur bertujuan untuk memproduksi dan menciptakan lebih banyak karya tari.

C. Latar Belakang Sanggar Tari Guntur Dance CompanySanggar Tari Guntur Dance Company yang berada di Mojoroto gg 2 no 29 kota

Kediri ini dulunya tidak memiliki tempat. Pimpinan dari Sanggar Tari GDC yaitu bapak Guntur Tri Kuncoro menggelar latihan tari bagi siswanya di jalan depan rumah. Pada tahun 1987 orang tua dari bapak Guntur memberikan sebuah ruang dan menjadikannya tempat untuk latihan menari. Awal mula berdirinya sanggar tari ini, bapak Guntur belum memiliki fasilitas yang lengkap hingga saat ini properti yang dimiliki sanggar mulai terpenuhi. Bapak Guntur memiliki motivasi yang sangat besar untuk mengembangkan seni tari bagi masyarakat kota Kediri sehingga bapak Guntur ini benar-benar merintis sanggarnya dari bawah sampai saat ini dikenal oleh masyarakat khususnya kota Kediri. Prestasi-prestasi yang telah diraih oleh Sanggar Tari Guntur Dance Company tidak lepas dari bantuan pelatih dan siswa-siwi sanggar oleh karena itu bapak Guntur membuat visi, misi dan tujuan berdirinya sanggar diharapkan kepada masyarakat, para generasi muda dan seniman tari dapat lebih bersemangat dan ikut termotivasi untuk berkarya dan mencetak prestasi dalam berkesenian khususnya seni tari.

Program Kegiatan Sanggar Tari Guntur Dance CompanySanggar Tari Guntur Dance Compan memiliki dua program kegiatan yaitu program

kegiatan rutin dan program kegiatan tidak rutin. Adapun dua program kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : Program kegiatan rutin dan Program kegiatan tidak rutin.a. Program Kegiatan Rutin

Program kegiatan rutin Sanggar Tari Guntur Dance Company adalah berupa latihan yang diadakan pada :

Jadwal Latihan Sanggar Tari Guntur Dance Company

No. Hari Jam Kelas

1. Senin 15.00-16.00

16.00-17.00

17.00-18.00

Kelas A ( 4-7 th ) Kelas B ( 8-12 th ) Kelas C ( > 12 th )

2. Kamis 15.00-16.00

16.00-17.00

17.00-18.00

Kelas A ( 4-7 th ) Kelas B ( 8-12 th ) Kelas C ( > 12 th )

3. Minggu 17.00-20.00 Tari Garapan (Kontemporer dan Tradisi )

Selain latihan, Sanggar Tari Guntur Dance Company juga memiliki agenda rutin yaitu pentas promosi dan apresiasi serta menjadi duta kesenian Pemerintah Kota Kediri untuk mengisi acara kesenian di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah sejak tahun1995 dan juga menjadi duta kesenian di kota Probolinggo dalam acara Semipro, sehingga kedua kegiatan itu menjadi agenda tahunan bagi Sanggar Tari Guntur Dance Company.

Gambar 1. Pentas Promosi dan Apresiasi di Kediri Mall pada tahun 2013 (doc.Sanggar Tari Guntur Dance Cmpany)

b. Program Kegiatan Tidak RutinProgram kegiatan tidak rutin di Sanggar Tari Guntur Dance Company berupa

kegiatan non komersial dan kegiatan komersial. Kegiatan non komersial merupakan kegiatan yang tidak berorientasi pada nilai dagang, adapun kegiatan tersebut diantaranya latihan tambahan, permintaan job pementasan dalam acara pernikahan; gathering: dll serta festival yang tidak selalu diikuti oleh Sanggar Tari Guntur Dance Company.

Latihan tambahan dilaksanakan jika Sanggar Tari Guntur Dance Company akan mementaskan sebuah pertunjukan, baik itu festival atau job pementasan tari. Tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut adalah memoles setiap detail dari sebuah tarian baik detail gerak, irama, rasa, dan tentu saja desain lantai. Pada lantai tambahan peserta yang ikut hanya orang-orang yang akan dipentaskan, di sini merupakan kesempatan bagi peserta untuk lebih meningkatkan kualitas tarian karena pelatih lebih menekankan dan meningkatkan kualitas tarian karena pelatih lebih menekankan untuk mencari teknik yang tentunya disesuaikan dengan tubuh dan teman satu kelompok. Waktu untuk latihan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan pentas dan jadwal dari pelatih maupun peserta.

Sanggar Tari Guntur Dance Company tidak memiliki agenda tetap untuk mengikuti festival, dalam arti pernah ikut beberapa festival seni. Diantaranya festival yang pernah diikuti yakni Festival Reyog Nasional tahun 2007 dan Festival Bedoyo Majapahit Tahun 2012.

Gambar 2. Sanggar Tari Guntur Dance Company sebagai peserta dalam Festival Reyog Nasional 2007 dan mendapatkan Predikat Penari Jathil Terbaik.

(doc.Sanggar Tari Guntur Dance Company)Pada Festival Reyog Nasional 2007 di Ponorogo Jawa Timur, Sanggar Tari

Guntur Dance Company meraih penari jathil terbaik. Tari jathil ini di kreasikan sendiri oleh pelatih Sanggar Tari Guntur Dance Company yaitu ibu Etty Kusumaningtyas dan penarinya adalah Reni Purnamasari, Ajeng Prahasari, Yolanda Putri, Dwi Kemuning, Arum Kunyil, Ajeng Ayu.

Gambar 3. Sanggar Tari Guntur Dance Company sebagai peserta dalam Festival Bedoyo Majapahit tahun 2012 dan mendapatkan 10 Penyaji Terbaik.

(doc.Sanggar Tari Guntur Dance Company)

Kegiatan komersial merupakan kegiatan yang sedikit banyak ada nilai tukar dari pihak yang menyelenggarakan acara, adapun kegiatannya yaitu pentas untuk acara yang diadakan sebuah instansi . Sanggar Tari Guntur Dance Company menerima sebuah job melalui ketua pembina sanggar. Diantara instansi tersebut yakni PT. Gudang Garam Tbk, Polres Kota Kediri, Dinas Pariwisata kota Kediri, Bank Indonesia.

Gambar 4. Pentas Sanggar Tari Guntur Dance Company pada Serah Terima Jabatan Bumiputera.

(doc.Sanggar Tari Guntur Dance Company)Foto di atas merupakan salah satu kegiatan komersil sanggar pada acara

serah terima jabatan perusahaan Bumiputera Kediri pada tanggal 2 Agustus 2013 dan membawakan tari Kirana Kencana karya Etty Kusumaningtyas. Penarinya adalah Devi Puteri Rolasiwati, Reni Purnamasari, Dwi Kemuning, Yolanda Puteri.

D. Aset yang Dimiliki Sanggar Tari Guntur Dance CompanySuatu organisasi pasti memiliki aset ang digunakan dalam menjalankan kegiatan,

agara segala kegiatanna dapat berjalan dengan baik. Adapun aset ang dimiliki Sanggar Tari Guntur Dance Company adalah sebagai berikut.a. Pelatih

Sanggar Tari Guntur Dance Company saat ini memiliki 3 orang pelatih, yaitu: Sukarmi sebagai pelatih kelas A, Yatiyem sebagai pelatih kelas B, Ety Kusumaningtyas sebagai pelatih kelas C dan Tari Garapan yang masing-masing memiliki jadwal latihan sendiri. Diantara ketiga pelatih tersebut yang memiliki jadwal rutin adalah Ett Kusumaningtyas dengan materi tari garapannya. Walaupun demikian, ketiga pelatih tersebut tetap bekerja sama dalam sebuah proses penggarapan tari pada pertunjukan.

b. TempatSanggar Tari Guntur Dance Company memiliki tempat latihan berupa pendopo

yang dikelilingi kaca hanya pada 2 sisi. Pendopo seluas 18x12 meter berada di desa Mojoroto gg 2 no 27 yang bersebelahan dengan rumah pemilik sanggar yaitu Guntur Tri Kuncoro. Bangunan pendopo ini tidak seperti pendopo pada umumnya yang memiliki 4 soko guru di tengahnya, jadi segala kegiatan sanggar dapat dilakukan di sana.

Selain pendopo, Sanggar Tari Guntur Dance Company juga memiliki Gudang untuk menyimpan berbagai benda milik sanggar seperti, alat musik karawitan dan perlengkapan untuk latihan.

c. PropertiSanggar Tari Guntur Dance Company memiliki beberapa properti ang

menunjang pelaksanaan kegiatan sanggar, Diantara properti yang dimiliki sanggar yakni:

Tape 3 unit (2 besar 1 kecil), digunakan untuk latihan tari di Sanggar Tari Guntur Dance Company.

VCD plaer 1 unit, digunakan untuk latihan tari dan apresiasi di Sanggar Tari Guntur Dance Company.

Alat Musik Karawitan ( demung pelok slendro, gong, kendang, peking, bonang, kentongan dll ), digunakan untuk mengiringi tari garapan di Sanggar Tari Guntur Dance Company.

Busana Tari, digunakan pada setiap pentas Sanggar Tari Guntur Dance Company. Busana tersebut selain digunakan untuk tari pada tabel di bawah, tidak menutup kemungkinan juga digunakan tari kreasi ang lain sesuai dengan kebutuha.

Make up,digunakan merias penari saat pentas

Gambar 5. Properti pribadi Sanggar Tari Guntur Dance Company tape, vcd dan sound

(doc.pribadi Yolanda)

Gambar 6. Alat musik gamelan property pribadi Sanggar Tari Guntur Dance Company

(doc.pribadi Yolanda)

E. Peran Sanggar Tari Guntur Dance Company Dalam Perkembangannya Di Kota KediriSanggar seni sebagai tempat atau wadah dimana seniman-seniman mengolah seni

guna suatu pertunjukan hendaknya juga berperan dalam perkembangan kesenian. Pada Teori peran dalam buku Sunyoto Usman berangapan bahwa orang dalam hidup bermasyarakat senantiasa berusaha melakukan peran seperti dikehendaki oleh orang lain.

Dengan demikian, identitas seseorang adalah dibentuk dalam rangka memberi respons dari perlakuan dan harapan orang lain. Dengan kata lain, tindakan seseorang lahir sebagai produk dari bagaimana orang lain memeperlakukan dirinya, sekaligus sebagai hasil dari keinginan sendiri bagaimana supaya dapat diterima oleh orang lain.

Seperti halnya Sanggar Tari Guntur Dance Company pada masyarakat memiliki peran sebagai berikut.

a) Sebagai PeloporSanggar Tari Guntur Dance Company berdiri sejak tahun 1984 dan merupakan

sanggar tari pertama yang berada di kota Kediri. Pada awal berdirinya Sanggar Tari Guntur Dance Company, bapak Guntur selaku pimpinan dari sanggar memberikan kelas gratis bagi masyarakat yang ingin belajar menari. Sejak itu banyak masyarakat yang tertarik untuk mendalami seni tari sehingga antusias masyarakat Kediri terhadap seni tari mulai meningkat.

b) Sebagai Sarana PendidikanSanggar seni adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu

komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan seni seperti seni tari,seni lukis, seni kerajinan, seni peran dan lain sebagainya. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran, penciptaan hingga produksi. Demikian juga dengan Sanggar Tari Guntur Dance Companyyang berkegiatan di bidang seni tari.

c) Sebagai Sarana PelestarianPeran pelestarian kesenian sangat sesuai dengan tujuan awal dibentuknya

Sanggar Tari Guntur Dance Company yaitu untuk melestarikan kesenian daerah. Sebagai wujud ikut serta Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam pelestarian kesenian daerah terlihat dari diajarkannya taritari tradisional dan kreasi jawa timur serta tari klasik yang dijadikan materi wajib pada setiap pertemuan rutin. Diantara materi tersebut yaitu Tari Remo Munalifatah, Tari Jaranan, Tari Gambyong, Tari Karonsih, Tari Gandrung Banyuwangi dsb.

Gambar 7. Tari Remo Bolet salah satu materi Sanggar tari Guntur Dance Company sebagai wujud pelestarian kesenian tradisional

(Dok.Sanggar Tari Guntur Dance Company,2014)Selain dengan memberikan tari tradisional dan kreasi baru, Sanggar Tari

Guntur Dance Company juga menciptakan banyak tarian. Hasil ciptaan Sanggar Tari Guntur Dance Company mayoritas menceritakan tentang sejarah dari kota Kediri. Salah satu diantara karya tari tersebut adalah tari Kirana Kencana hasil koreografi Etty Kusumaningtyas.

Tari Kirana Kencana mengungkapkan kecantikan dari putri Kediri yang bernama Galuh Candra Kirana. Gerak yang lembut dan dinamis dari tarian ini menggambarkan seorang Galuh Candra Kirana mengungkapkan dan mencari jati dirinya. Judul dari Tari Kirana Kencana ini diambil dari nama Kirana aitu Galuh Candra Kirana dan Kencana yang memiliki arti emas. Konsep gerak yang digunakan memngambil dari gerak bedhayayang dikreasikan. Musik yang digunakan berupa musik karawitan lengkap pelok slendro.

Gambar 8. Tari Kirana Kencana karya Etty Kusumaningtyas pada acara Pelangi Budaya di Bandung

(Doc.Sanggar Tari Guntur Dance Company,2010)Perkembangan Tari Kirana Kencana ini pada tahun 2007 diprakarsai oleh

Pemerintah Kota Kediri dan diangkat sebagai Tari Penyambutan (ikon) Kota Kediri. Salah satu bentuk realisasinya dengan memberikan pembekalan pelatihan pada guruguru sehingga SMA di Kediri wajib mengajarkan pada anak didiknya. Dengan dikenalnya Tari Kirana Kencana kepada anak didiknya secara tidak langsung turut mengenalkan berbagai potensi kesenian daerah Kediri sehingga keberadaan kesenian Kediri dapat terus dilestarikan dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan.

d. Sebagai Sarana ApresiasiSelain peran pendidikan, apresiasi juga turut membantu dalam perkembangan

kesenian di Kota Kediri. Dengan sering berapresiasi, maka pengetahuan akan dunia kesenian semakin bertambah, karena setiap selesai berapresiasi pasti menemukan hal baru dan itu dapat memotivasi diri sendiri untuk terus berkarya dan turut mewarnai perkembangan dunia kesenian dengan membuat sesuatu yang baru.

Hasil dari apresiasi dan motivasi tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah karya yang akhirnya akan dipentaskan untuk apresiasi masyarakat. Sebagai kegiatan ang pasti dilakukan salah satunya pada perayaan Hari Ulang Tahun Kota Kediri. Sanggar Tari Guntur Dance Company selalu menampilkan karya yang mengusung sejarah dari kota Kediri. Acara yang digelar di halaman kolam renang Tirtoyoso cukup menarik perhatian masyarakat, yang terbukti dengan banyaknya warga yang datang untuk menyaksikan. Event tersebut dapat menjadi salah satu ajang apresiasi kesenian bagi masyarakat umum untuk lebih mengenal dan mengetahui perkembangan kesenian yang ada di Jawa Timur umumnya dan Kediri khususnya.

Selain hari jadi kota Kediri setiap tahunnya, setiap event di Kota Kediri seperti Festival Jalan dhoho juga selalu menampilkan Sanggar Tari Guntur Dance Company.

F. Proses Kreatif di Sanggar Tari Guntur Dance Companya. Proses Belajar Mengajar di Sanggar Tari Guntur Dance Company

Sanggar Tari Guntur Dance Company adalah pendidikan non formal yang memiliki sistem belajar yang berbeda dengan pendidikan formal. Sanggar Tari Guntur Dance Company menggunakan metode yang mengacu pada anak didik yang bertujuan untuk menciptakan kreativitas anak.

Pendekatan latihan tari mengacu pada tujuan yang melayani setiap anak didiknya. Pelatih tari mengijinkan anak didik untuk berproses dengan bereksplorasi agar mendapatkan rangsangan dari mana pun untuk membentuk kreativitas dan menghasilkan sebuah karya.b. Tahapan Proses Kreatif di Sanggar Tari Guntur Dance Company

Proses kreatif di Sanggar Tari Guntur Dance Company dapat mencapai hasil yang optimal apabila didukung oleh 4 (empat) tahapan yaitu:1. Bimbingan Pelatih 2. Sarana Yang Tersedia3. Situasi Latihan 4. Anggota Sanggarc. Hasil Kreativitas di Sanggar Tari Guntur Dance Company

Hasil kreativitas di Sanggar Tari Guntur Dance Company di dapatkan dari proses belajar mengajar Sanggar Tari Guntur Dance Company menuntut anak agar meningkatkan kreativitas mereka. Dari kelas A sampai kelas C, anak dibina dan dilatih untuk mengembangkan imajinasinya tentang seni tari. Berikut ini merupakan hasil kreativitas dari Sanggar Tari Guntur Dance Company.

Gambar 8. Karya Tari Gogor (Macan Putih) Karya Etty Kusumaningtyas (Dok.Sanggar Tari Guntur Dance Company, 2014)

Karya tari “Gogor” atau Macan Putih ciptaan dari Etty Kusumaningtyas adalah tari anak yang menggambarkan seekor macan putih, macan putih merupakan icon dari kota Kediri yang dipakai sebagai lambang sepak bola Persik Kediri.

Busana dari tari ini adalah kreativitas anak dari kelas B, ide dan gagasan mereka berikan untuk busana tarian ini. Dari mulai hiasan kepala yang merupakan topi binatang

macan, warna busana, motif rapek dan kalung kace dan sarung tangan putih yang mereka pakai.

Pada proses pembuatan karya ini, anak membuat pola lantai mereka sendiri tetap dengan bimbingan pelatih. Dan mereka menciptakan ekspresi mereka yang sesuai dengan tari yang mereka bawakan. Pelatih memberi kesempatan pada anak agar mereka mulai menciptakan sebuah kreativitas.d. Proses Kreatif pada pembuatan Tari SOK (Spirit Of Kediri) karya Etty

KusumaningtyasKarya tari SOK (Spirit Of Kediri) merupakan karya tari Sanggar Tari Guntur

Dance Company yang diciptakan oleh Etty Kusumaningtyas pada tahun 2014. Tari ini sebagai wujud untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Kediri dan sengaja diciptakan untuk memperingati Hari Jadi Kota Kediri 1129. Tari ini menggambarkan persatuan dan kesatuan masyarakat kota Kediri dalam membangun kota Kediri menjadi lebih baik. Walaupun tarian ini belum pernah menjuarai dalam festival karya tari tetapi karya Tari SOK ini diakui oleh walikota Kediri dan menjadi icon di Kota Kediri. Tari ini telah ditampilkan di berbagai acara di Kota Kediri dan pada Konferensi Asia Afrika di Bandung kemarin tarian ini ditampilkan di depan delegasi Asia Afrika.

Gambar 10. Tari SOK (Spirit Of Kediri) Karya Etty Kusumaningtyas(doc.Sanggar Tari Guntur 2015)

Berikut ini adalah proses pembuatan Karya Tari SOK (Spirit Of Kediri) :

Gambar 11. Proses latihan music karya Tari SOK dan Pengarahan dari Bapak Guntur Tri Kuncoro kepada penari sebelum proses latihan tari (Spirit Of Kediri)

(doc.pribadi Yolanda 23 April 2014)

Penutup Sanggar Tari Guntur Dance Company yang berdiri pada tahun 1984 pimpinan dari

Guntur Tri Kuncoro yang menampung minat masyarakat dalam bidang seni tari. Sanggar yang berlokasi di Mojoroto gg 2 no 29 ini mempunyai misi Menjadikan Sanggar Tari Guntur Dance Company sebagai suatu badan yang dapat melestarikan seni tari dan menggerakkan generasi muda untuk semangat berkesenian. Segala kegiatan baik rutin maupun tidak rutin dilaksanakan di bawah pengawasan pimpinan sanggar.

Peran Sanggar Tari Guntur Dance Company sangat dibutuhkan dalam berkembangan kesenian di Kota Kediri. Dengan adanya Sanggar Tari Guntur Dance Company, berbagai tarian masih dapat dilertarikan bahkan dikembangkan lagi tanpa meninggalkan unsur-unsur aslinya. Di antara peran Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam perkembangannya di Kota Kediri adalah sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana pelestarian, sebagai sarana apresiasi, dan sebagai pelopor

Sebagai sarana pendidikan, Sanggar Tari Guntur Dance Company memberikan pengenalan, pembelajaran, dan peniptaan sebuah karya yang kemudian dipentaskan. Hal ini dapat diciptakan di Sanggar Tari Guntur Dance Company dengan memebrikan wawasan seni pada siswa disamping diajarkan menari oleh pelatih sanggar sehingga siswa memiliki kesadaran tentang berkesenian. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang kesenian yang berpengaruh juga terhadap hasil belajar pada mata pelajaran seni budaya di sekolah.

Pelestarian kesenian juga dilakukan oleh Sanggar Tari Guntur Dance Company dalam pelestarian kesenian daerah terlihat dari diajarkannya tari-tari tradisional dan kreasi jawa timur serta tari klasik yang dijadikan materi wajib pada setiap pertemuan rutin. Diantara materi tersebut yaitu Tari Remo Munalifatah, Tari Jaranan, Tari Gambyong, Tari Karonsih, Tari Gandrung Banyuwangi dsb. Selan itu Sanggar Tari Gntur Dance Company juga menciptakan karya tari yang berpijak pada budaya setempat yang dikembangkan.

Apresiasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesenian. Dengan apresiasi akan diketahui sejauh mana kesenian berkembang, yang kemudian dapat menjadi acuan untuk mengembangkan kesenian di Kota Kediri. Hasil yang diperoleh pada akhirnya juga akan menjadi media apresiasi bagi masyarakat di Kota Kediri.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : PT.Rineka Cipta

Astriana, Twasti Devi. 2009. “Peran Sanggar Tari Semen Gresik Dalam Perkembangan Kesenian Di Kabupaten Gresik”. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Sendratasik FBS UNESA.

Dagun, Save M. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara

Faisal, Sanapiah. 1990. Pendidikan Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (A3)

Gazalba, Sidi. 1988. Islam dan Kesenian. Jakarta: Balai Pustaka.

Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari (The Art of Making Dances). Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta.

La Meri. 1986. Elemen-Elemen Dasar komposisi Tari (Dances Composition, the Basic Elements) Terjemahan Soedarsono. Yogyakarta : Lagaligo.

Lestari, Eka Sri. 2001. “Pembinaan Sanggar-Sanggar Tari Untuk Remaja Di Taman Budaya Jawa Timur”. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Sendratasik FBS UNESA.

Meleong, Lexy, J. 2010. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi (Pengetahuan Dasar Komposisi Tari). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Putraningsih, Titik. 2003. “Workshop Seni Tari Sebagai Alternatif Motivasi Mahasiswa Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menari”. Imaji Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni vol.1 no.1.

Royce, Anya, P. 1977. Antropologi Tari Terjemahan F.X. Widaryanto. STSI Bandung

Rumansara, Enos H. 2000. “Peran Sanggar Seni Dalam Menunjang Kegiatan Bimbingan Edukatif Pada Pameran Benda Budaya Koleksi Musium-Musium Di Papua”. Jurnal Antropologi Papua, (Online), Vol.1, No.3.

Santosa, Hadi.1986. Tuntunan Memukul Gamelan, Semarang Dahara Prize

Smith. 1985. Komposisi Tari, Terjemah Ben Suharto. Yogyakarta: IKALASTI.

Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI.

Soedarsono. 2001. Metode Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: MSPI & Arti Line.

Sumardi. 2008. “Peranan Bengkel Seni Natya Pratama Dalam Pengembangan Kesenian Di Kabupaten Tuban”. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Sendratasik FBS UNESA.

Usman, Sunyoto. 2012. Sosiologi (Sejarah, Teori dan Metodologi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wisnoe Wardhana, R.M. 1990. Pendidikan Seni Tari. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra