peralatan telepon, telepon dan hp (hs …itpc.or.jp/wp-content/uploads/2015/07/april-2015-market...5...
TRANSCRIPT
1
MARKET BRIEF
PERALATAN TELEPON, TELEPON DAN HP
(HS 8517) DI PASAR JEPANG
ITPC Osaka 2015
2
Daftar Isi
I. Executive Summary…………………………………………………………………...3
II. Potensi Pasar Jepang …………………………………………………………………4
1. Tentang Masyarakat Jepang dan Peralatan Telepon, Telepon, dan HP …….... 4
2. Jenis Peralatan Telepon (HS 8517) di Jepang ……………………………….. 5
3. Ekspor dan Impor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP (Jepang – Dunia) ….. 6
4. Potensi Pasar Ekspor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP Jepang …………. 12
5. Kebijakan Impor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP di Jepang …………… 15
6. Saluran Distribusi Peralatan Telepon, Telepon, dan HP …………………….. 19
7. Hambatan Lainnya …………………………………………………………... 20
III. Peluang ……………………………………………………………………………22
1. Konsumer ekspor peralatan telepon, telepon, dan HP (Indonesia) …………...22
2. Pemasok peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang ……………………....22
3. Harga peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang ………………………….22
4. Peralatan telepon, telepon, dan HP asal Indonesia dibandingkan negara lain ..23
IV. Strategi ……………………………………………………………………………24
1. Strategi memasuki pasar Jepang ………………………………………………24
2. Trend peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang ………………………….25
3. Rekomendasi ………………………………………………………………….25
V. Informasi Penting ...................................................................................................27
Referensi …………………………………………………………………………………..31
3
I. Executive Summary
Jepang yang merupakan negara maju dalam hal teknologi, tentunya juga maju dalam
hal komunikasi. Dapat ditemukan di Jepang bahwa setiap individu masyarakat di Jepang
memiliki alat komunikasi, baik telepon genggam ataupun peralatan telepon yang berada
di rumah atau kantor. Dengan demikian, dapat dibayangkan bahwa pasar alat
telekomunikasi Jepang adalah pasar yang cukup besar prospeknya.
Pada market brief ini, akan dibahas data ekspor dan impor Jepang terkait produk
telekomunikasi HS 8517 yaitu peralatan telepon dan produk – produk yang berkaitan.
Kemudian dilanjutkan dengan analisa potensi ekspor yang dapat dilakukan Indonesia ke
Jepang berdasarkan data kegiatan ekspor – impor produk HS 8517 antara Jepang dan
Indonesia. Pembahasan terkait peluang dan strategi bagaimana Indonesia dapat bersaing
di pasar produk telekomunikasi di Jepang juga tercantum pada market brief ini.
Walaupun pada saat ini pasar HS 8517 di Jepang masih dikuasai oleh China,
sebagai kesimpulan, masih sulit untuk menyaingi dominasi China dalam waktu dekat.
Penyebab utama kesulitan untuk bersaing tersebut adalah dimana produk elektronik
buatan Indonesia masih belum mampu bersaing di pasar Jepang.
4
II. Potensi Pasar Jepang
1. Tentang Masyarakat Jepang dan Peralatan Telepon, Telepon, dan HP.
Peralatan Telepon, Telepon, dan HP, atau dalam bahasa Jepang 電話
機 ”denwaki”、携帯電話”keitai denwa”、無線電話”musen denwa” adalah
segala perangkat elektronik yang berkaitan dengan jalur telepon atau jalur
telegrafi, serta beberapa perangkat elektronik yang mampu mentransmisikan
sinyal / gelombang. Sejak pertama kali ditemukan sekitar awal abad 20,
perangkat telegrafi serta telepon telah mengalami kemajuan pesat hingga saat ini.
Jepang yang dikenal sebagai negara dimana sistem komunikasinya telah
maju, juga merupakan salah satu negara yang melakukan inovasi di bidang
perangkat serta peralatan elektronik terkait bidang komunikasi. Masyarakat
Jepang juga merupakan masyarakat yang tidak bisa lepas dari teknologi
komunikasi, khususnya peralatan telepon, telepon, serta HP. Fakta dimana
masyarakat Jepang tidak dapat dipisahkan dengan perangkat elektronik
komunikasi dapat dinyatakan dengan contoh sederhana dimana setiap hari dapat
ditemukan pengguna telepon genggam di tempat – tempat seperti stasiun, kereta,
halte bus, dan lain – lain untuk berkomunikasi dengan orang lain baik melalui
pesan singkat ataupun jalur telepon.
Tentunya, selain contoh sederhana dengan banyaknya pengguna telepon
genggam di Jepang, perangkat telepon berkabel ataupun tanpa kabel di rumah
juga sering ditemukan jika berkunjung ke rumah orang Jepang. Dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang erat dengan
produk – produk terkait HS 8517.
Penggunaan peralatan HS 8517 di tempat umum di Jepang ataupun di dalam kantor.
5
2. Jenis Peralatan Telepon (HS 8517) di Jepang.
Secara sederhana contoh dari produk HS 8517 adalah mesin telepon baik
berkabel ataupun tanpa kabel, serta telepon genggam. Akan tetapi pada
kenyataannya, produk dari HS 8517 adalah beragam dan dapat digolongkan
menjadi beberapa sub-grup, dimana terdapat peralatan minor ataupun pelengkap
dari perangkat elektronik tersebut.
Penggolongan sub-grup tersebut adalah berdasarkan pengkodean 6 digit,
yaitu:
HS 851711 yaitu set telepon berkabel dengan handset tanpa kabel.
HS 851712 yaitu telepon untuk jaringan seluler atau untuk jaringan
nirkabel lainnya (HP, dan lainnya).
HS 851718 yaitu set telepon di luar kategori HS 851711 dan HS 851712.
HS 851761 yaitu Base Station dari peralatan untuk transmisi atau
menerima suara.
HS 851762 yaitu mesin untuk penerimaan, konversi dan transmisi atau
regenerasi suara, gambar atau data lainnya, termasuk aparatur untuk
switching dan routing.
HS 851769 yaitu mesin untuk penerimaan, konversi dan transmisi atau
regenerasi suara, gambar atau data lainnya, termasuk aparatur untuk
switching dan routing yang tidak dikategorikan ke dalam HS 851762.
HS 851770 yaitu bagian dari pesawat telepon, telepon untuk jaringan
seluler atau untuk lainnya.
Adapun HS 851721 (mesin facsimile), HS 851722 (teleprinter), HS 851730
(telephonic or telegraphic switching apparatus), HS 851750 (apparatus for
carrier-current/digital line systems), HS 851780 (electrical apparatus for line
telephony/telegraphy nes), HS 851781 (telephonical apparatus nes), dan HS
851790 (parts of electrical apparatus for line telephone or line telegraphy) tidak
diikut sertakan ke dalam jenis peralatan telepon HS 8517 yang terdapat di
6
Jepang, dibuktikan dengan tidak terdapatnya penulisan kode – kode 6 digit
tersebut pada bagian informasi bea cukai Jepang.
3. Ekspor dan Impor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP (Jepang - Dunia).
a. Ekspor HS 8517 Dunia. Berdasarkan data tentang ekspor dunia oleh ITC
pada tahun 2014, nilai ekspor peralatan telepon, telepon, dan HP di dunia
mencapai US$ 503,2 milyar. Pada Tabel 2.1. yang menunjukkan
perbandingan ekspor HS 8517 di dunia pada tahun 2014, terlihat bahwa
China merupakan pengekspor peralatan telepon yang paling besar dengan
jumlah ekspor sebesar US$ 195,2 milyar, menguasai 38.8% pasar ekspor
dunia. Di tempat kedua, menyusul Hong Kong dengan nilai ekspor sebesar
US$ 69,5 milyar (13.8%) pada tahun yang sama. Di tempat ketiga ada
Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$ 33,8 milyar (6.7%).
Vietnam menempati posisi enam dengan nilai ekspor sebesar US$ 25,5
milyar (5.1%) dan Singapura menempati posisi Sembilan dengan nilai
ekspor sebesar US$ 8,4 milyar (1.7%). Jepang yang dikenal sebagai negara
pengembang teknologi komunikasi, faktanya hanya menempati posisi tujuh
belas dengan nilai ekspor sebesar US$ 4,4 milyar (0.9%). Sedangkan untuk
Indonesia, walaupun melakukan ekspor sebesar US$ 165 juta, persentase
terhadap ekspor dunia adalah kurang dari 0.1%.
38.8%
13.8% 6.7%
6.1%
5.5%
5.1%
1.7% 0.9%
0.0% 21.4%
Tabel 2.1. Ekspor HS 8517 Dunia, 2014 Sumber : ITC (Diolah)
China
Hong Kong
U.S.A
Belanda
Korea Selatan
Vietnam
Singapura
Jepang
Indonesia
Lain - Lain
7
Pada Tabel 2.2. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, terjadi kenaikan
secara signifikan nilai ekspor HS 8517 dari tahun 2011 sampai tahun 2014.
China masih menduduki peringkat pertama dalam hal ekspor HS 8517
kepada dunia, tetapi kenaikan nilai ekspor oleh Vietnam dalam 4 tahun
terakhir menunjukkan tanda awal bahwa Asia Tenggara mampu bersaing
dalam pasar HS 8517. Ekspor Indonesia ke dunia, dalam 3 tahun terakhir,
mengalami penurunan dari US$ 410 juta pada tahun 2012 menjadi US$ 165
juta pada tahun 2014.
b. Impor HS 8517 Dunia. Pada Tabel 2.3. yang menunjukkan perbandingan
impor produk peralatan telepon, telepon, dan HP (HS 8517) di dunia pada
tahun 2014, terlihat bahwa Amerika Serikat merupakan pengimpor peralatan
telepon, telepon, ataupun HP yang paling besar dengan nilai impor sebesar
US$ 96 milyar (17,9%). Di tempat kedua adalah Hong Kong dengan nilai
impor sebesar US$ 68,8 milyar (12,8%) pada tahun yang sama. Di tempat
ketiga ada China dengan nilai impor sebesar US$ 43,8 milyar (8,1%) dan di
tempat keempat ada Belanda dengan nilai impor sebesar US$ 27,4 milyar
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
2011 2012 2013 2014
Total
China
HongKong
U.S.A
Vietnam
Tabel 2.2. Ekspor HS 8517 Dunia
Sumber : ITC (Diolah)
Satuan ribu US$
8
(5,1%). Adapun Jepang menempati peringkat kelima dalam hal impor
produk HS 8517 dengan nilai impor sebesar US$ 25,5 milyar, menyusun
hampir 5% dari impor HS 8517 di dunia. Indonesia menduduki peringkat 26
dalam hal impor HS 8517 dengan nilai impor US$ 4,8 milyar (<1%). Sisa
50% dari nilai impor dunia berasal dari negara – negara lainnya.
Sama halnya dengan nilai total ekspor dunia, pada tabel 2.4. terlihat juga
bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan total nilai impor peralatan telepon,
telepon, dan HP di dunia, dari tahun 2011 sampai 2014, dengan kenaikan
total impor sebesar puluhan milyar dolar setiap tahunnya. Amerika Serikat
sebagai negara pengimpor HS 8517 terbanyak pun mengalami kenaikan nilai
impor setiap tahunnya. Hal yang sama juga terjadi pada negara – negara
seperti Hong Kong dan China yang mengalami kenaikan nilai impor setiap
tahunnya. Hal ini berbeda dengan Jepang, dimana semenjak tahun 2012
sampai 2014, nilai impor HS 8517 mengalami stagnansi pada nilai sekitar
US$ 25 milyar. Juga tercatat bahwa pada tahun 2014, nilai impor Jepang
mengalami penurunan sebesar US$ 480 juta dari tahun 2013.
17.92%
12.85%
8.17%
5.11% 4.76% 0.91%
50.28%
Tabel 2.3. Impor HS 8517 Dunia, 2014 Sumber : ITC (Diolah)
U.S.A
Hong Kong
China
Belanda
Jepang
Indonesia
Lain - Lain
9
c. Ekspor Jepang. Ekspor HS 8517 peralatan telepon, telepon, dan HP Jepang
ke Dunia selama periode 2011 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.5. Ekspor
HS 8517 Jepang ke dunia pada tahun 2011 adalah senilai US$ 4,3 milyar,
jumlah yang dapat tidak begitu besar jika dibandingkan dengan ekspor yang
dilakukan China ke dunia. Ekspor HS 8517 yang dilakukan Jepang kepada
dunia terus mengalami penurunan sampai tahun 2012, dimana mencapai nilai
US$ 3,6 milyar. Tetapi semenjak tahun 2013 hingga sekarang, nilai ekspor
Jepang kepada dunia mengalami peningkatan mencapai US$ 4,4 milyar di
tahun 2014. Meskipun sempat mengalami penurunan nilai ekspornya,
kenaikan nilai ekspor HS 8517 Jepang dalam dua tahun terakhir
menunjukkan Jepang tidak ingin melepas pasar peralatan telepon, telepon,
dan HP di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan nilai ekspor Jepang ke
China yang cukup signifikan, mencapai US$ 1,8 milyar pada tahun 2014.
Mungkin saja dalam beberapa tahun ke depan, Jepang dapat meningkatkan
nilai ekspornya terkait produk HS 8517 terhadap negara – negara lain yang
memiliki potensi ekonomi seperti China.
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
2011 2012 2013 2014
Total
U.S.A
Hong Kong
China
Jepang
Tabel 2.4. Impor HS 8517 Dunia
Sumber : ITC (Diolah)
Satuan ribu US$
10
d. Impor Jepang. Tabel 2.6. menunjukkan perbandingan jumlah impor HS
8517 Peralatan Telepon, Telepon, dan HP Jepang dari berbagai negara pada
tahun 2014. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa China menguasai
hampir 80% impor yang dilakukan Jepang terkait produk HS 8517, dengan
nilai US$ 20,1 milyar. Menyusul China adalah dari Korea Selatan dengan
nilai impor sebesar US$ 1,9 milyar (7,6%). Negara sesama Asia Tenggara
yang memimpin dan mampu menembus pasar Jepang terkait produk HS
8517 adalah Malaysia dengan nilai impor sebesar US$ 732 juta (2,8%).
Adapun Indonesia hanya mampu memberikan kontribusi yang masih sangat
kecil sebesar 0.05% yaitu US$ 11,5 juta.
Sedangkan pada tabel 2.7. menunjukkan kegiatan impor HS 8517 Jepang
dari Dunia selama periode 2011 – 2014. Dari data tersebut dapat
disimpulkan beberapa hal seperti kenaikan jumlah impor yang dilakukan
Jepang dari China selama 4 tahun terakhir. Jepang mengurangi impor dari
beberapa negara seperti Korea Selatan, Malaysia, dan juga Amerika Serikat.
Akan tetapi, angin segar seperti berhembus ke negara – negara yang
berpotensi memiliki kekuatan ekonomi di waktu mendatang seperti
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
2011 2012 2013 2014
ke Dunia
ke China
ke U.S.A
ke Hong Kong
Tabel 2.5. Ekspor HS 8517 ke Dunia
Sumber : ITC (Diolah)
Satuan ribu US$
11
Indonesia, ditunjukkan dengan adanya kenaikan impor yang dilakukan
Jepang dari Indonesia selama tahun 2013 - 2014. Meskipun pada tahun 2014,
nilai impor Jepang dari Indonesis hanya sebesar US$ 11,5 juta, ada kenaikan
sebesar US$ 4 juta bukanlah hal yang mustahil jika kelak Jepang melakukan
impor yang lebih besar dari Indonesia.
79.18%
7.67%
2.87% 2.80% 1.18%
0.05%
Tabel 2.6. Impor HS 8517 Jepang dari Dunia,
2014
Sumber : ITC (Diolah)
China
Korea Selatan
Malaysia
U.S.A
Thailand
Indonesia
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
2011 2012 2013 2014
China
Korea Selatan
Malaysia
U.S.A
Indonesia
Tabel 2.7. Impor HS 8517 Jepang dari Dunia (2011-2014)
Sumber : ITC (Diolah)
Satuan ribu US$
12
4. Potensi Pasar Ekspor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP Jepang.
a. Potensi Pasar Jepang
Setelah menganalisa data impor dan ekspor peralatan telepon, telepon, HP
Jepang dengan Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa:
Jepang sampai saat ini masih merupakan negara pengimpor peralatan telepon,
telepon, dan HP (HS 8517). Hal ini dibuktikan dengan data impor dunia,
dimana jepang menyusun 5% dari dari data impor HS 8517 dunia, juga dapat
dikatakan bahwa Jepang adalah negara terbesar kelima dalam hal impor
produk HS 8517. Walaupun melakukan ekspor produk Hs 8517,
perbandingan antara impor dan ekspor yang dilakukan Jepang adalah rasio
25:4.
Walaupun pasar Jepang masih dikuasai oleh China, namun adanya
peningkatan nilai impor dari Indonesia sebesar US$ 4 juta sebagai langkah
awal dapat memberi tanda bahwa Indonesia mampu untuk memasuki dan
ikut mengambil bagian yang lebih besar pada pasar peralatan telepon,
telepon, dan HP di Jepang.
b. Ekspor Indonesia ke Jepang
Ekspor Indonesia ke Jepang sampai tahun 2014 terkait produk peralatan
telepon, telepon, dan HP (HS 8517) adalah terfokus pada dua jenis produk,
yaitu mesin dengan utilitas menerima dan transmisi data, serta switching dan
routing dan berbagai perlengkapan – perlengkapan minor dari peralatan mesin
telepon dan sebagainya. Sedangkan untuk produk HS 8517 lainnya, produk
Indonesia masih belum dapat memasuki pasar Jepang, dibuktikan dengan
nilai ekspor sama dengan US$ 0 sampai saat ini. Walaupun produk telepon
tanpa kabel Indonesia berhasil memasuki pasar Jepang, nilai ekspornya
hanyalah senilai US$ 3 juta, dibandingkan dengan nilai ekspor negara –
negara lain ke Jepang, nilai ekspor Indonesia ke Jepang untuk telepon tanpa
kabel adalah masih sangat kecil nilainya.
13
Potensi Ekspor HS 8517 Indonesia ke Jepang
Sumber : ITC (satuan ribu US$)
Kode HS
Uraian
Impor
Jepang
dari
INA
Ekspor
INA ke
Dunia
Impor
Jepang
dari
Dunia
Potensi
Trade
(Indikatif)
`851711 Line telephone
sets with
cordless
handsets
0
656
76.068
656
`851712 Telephones for
cellular networks
mobile
telephones or for
other wireless
3
55.644
16.351.576
55.641
`851718 Telephone sets
(excl. `851711
and `851712)
0
25.722
75.584
25.722
`851761 Base stations of
apparatus for the
transmission or
reception of
voice
0
9.284
688.034
9.284
`851762 Machines for the
reception,
conversion, and
transmission or
regeneration of
voice, images or
other data,
including
8.055
13.804
5.122.801
5.749
14
switching and
routing
apparatus
`851769 Apparatus for
the transmission
or reception of
voice, images
(other than
`851762)
0
558
224.140
558
`851770 Parts of
telephone sets,
telephones for
cellular networks
or for other
3.464
59.405
2.963.167
55.941
Tabel Potensi Ekspor Hs 8517 Indonesia – Jepang
c. Kesimpulan
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan:
Impor yang dilakukan Jepang terhadap produk HS 8517 asal Indonesia
masih sangat kecil jumlahnya, ditunjukkan dengan beberapa kolom yang
menunjukkan angka 0.
Impor dari Dunia yang paling banyak dilakukan Jepang adalah HS
851712 dengan nominal lebih dari US$ 16 milyar.
Kolom Potensi Trade (Indikatif) menunjukkan nilai ekspor yang dapat
ditingkatkan Indonesia untuk mencapai ekspor maksimum ke Jepang
atau memberi gambaran sebesar apa ekspor yang dapat dilakukan
Indonesia ke Jepang terkait produk peralatan telepon, telepon, dan HP.
Produk HS 851762 dan HS 851770 telah dapat dikatakan memasuki
pasar Jepang, akan tetapi nominal yang disebutkan masih terlampau
sangat kecil jika melihat jumlah impor yang dilakukan Jepang dari dunia
yang mencapai milyar US$.
15
d. Negara Pesaing
Negara pesaing Indonesia terkait produk HS 8517 di pasar Jepang adalah
China sebagai negara yang mendominasi hampir 80% pasar ini. Jika melihat
negara dengan nilai ekspor yang menyamai Indonesia, tentunya pesaing
Indonesia adalah negara – negara seperti Hong Kong, Italia, Irlandia,
Republik Ceko dengan selisih senilai US$ 2 sampai 3 juta lebih tinggi dari
Indonesia. Untuk negara sesama Asia Tenggara, Indonesia masih belum
mampu menyaingi Malaysia ataupun Thailand dengan perbedaan nilai
ekspor produk HS 8517 ke Jepang yang hampir sejumlah 70 kali dan 30 kali
nilai ekspor Indonesia. Sedangkan untuk produk Indonesia yang telah
memasuki pasar Jepang seperti yang disebutkan sebelumnya, pesaing
Indonesia adalah Hong Kong dan Estonia, serta Kanada dan Finlandia dalam
kategori perlengkapan untuk peralatan telepon, dengan selisih nilai US$ 1
sampai 2 juta lebih tinggi dari Indonesia.
5. Kebijakan Impor Peralatan Telepon, Telepon, dan HP di Jepang.
A. Regulasi pada waktu Impor
Pada umumnya, tidak ada peraturan terkait impor produk – produk
radiotelegraph.
B. Regulasi pada waktu Sales
(1) The Telecommunication Business Law
Terkait sifat alami dari kegiatan bisnis telekomunikasi, peraturan ini
bertujuan untuk memastikan operasi bisnis yang layak dan reasonable,
untuk mengamankan konsistensi dalam penyediaan layanan
telekomunikasi, dan untuk melindungi kepentingan para penggunanya
dan sehingga menjamin pengembangan suara telekomunikasi untuk
kenyamanan dan promosi kesejahteraan masyarakat.
Tidak ada peraturan khusus terkait penjualan produk radiotelegraph.
Akan tetapi, dibutuhkan approval dari Minister of Public Management,
Home Affairs, Posts and Telecommunications untuk membuat
pengaturan (setting up) sebuah radio station dengan radiotelegraphy,
seperti yang disediakan oleh The Telecommunication Business Law.
16
Akan tetapi, regulasi ini tidak dapat diaplikasikan pada gelombang lemah
(weak waves). Dealer dari produk yang bersangkutan diwajibkan untuk
membuat pemberitahuan tentang sistem lisensi sesuai dengan aturan
pemberitahuan nomor 158 (The notification rule of 158) kepada pembeli
produk peralatan radiotelegraph yang mungkin menggunakannya untuk
radio station ilegal.
(2) Electrical Appliance and Material Safety Law
Standar teknis di Jepang yang telah ditetapkan untuk “Alat Listrik” telah
disediakan oleh ketetapan pemerintah di bawah hukum ini dan tugas lain
dari badan usaha di masing – masing fase manufaktur, impor, dan
penjualan yang telah disediakan untuk.
Radio receivers (termasuk yang hanya menerima broadcast darurat dan
yang menggunakan rata – rata voltase dari 100V sampai 300V dan rata –
rata frekuensi 50Hz atau 60Hz) telah dinyatakan sebagai “Alat Listrik”
selain dari pada alat listrik spesifik dalam peraturan pemerintah.
Seorang yang mengimplementasikan manufaktur atau impor harus
menyerahkan “report for commencing business” kepada director of
Economic Industrial Bureau etc. dalam waktu 30 hari dari dimulainya
bisnis.
Berdasarkan aturan identifikasi diri, 1) kepatuhan terhadap standar teknis
produk, 2) implementasi terkait tes, 3) dokumen terkait tes, dan 4)
maintenance terkait report tes, dan lainnya adalah juga dibutuhkan.
Sebagai tambahan, kecuali tertera tanda spesifik, penjualan ataupun
display untuk penjualan adalah tidak diizinkan.
(3) Consumer Product Safety Law
Tujuan dari peraturan ini adalah untuk meregulasi manufaktur dan
penjualan dari produk yang dimaksud, untuk mempromosikan
maintenance yang layak terkait maintenance dari produk terkait, dan
17
untuk mengambil langkah – langkah seperti mengumpulkan dan
menyediakan informasi terkait kecelakaan dari produk terkait, sehingga
melindungi kepentingan konsumen umumnya, untuk mencegah bahaya
yang ditimbulkan oleh produk dari consumer pada nyawa ataupun tubuh
dari konsumer.
Menurut revisi dari hukum ini pada 14 Mei 2007, importir diwajibkan
untuk melaporkan kepada Ministry of Economy, Trade and Industry
dalam 10 hari setelah mengetahui defek ketika kecelakaan serius terjadi
pada produk yang digunakan sehari – hari di rumah dan lainnya oleh
konsumer.
C. Labelling Procedures
1. Pelabelan berdasarkan Provision of Law
Tidak ada kewajiban pelabelan pada umumnya berdasarkan the law for
transceivers, tetapi penggunaan small secondary cells sebagai
perlengkapan harus tunduk pada pembatasan hukum.
2. Resources effective use promotion law (Recycle law)
Small secondary cells yang digunakan sebagai perlengkapan
dikhususkan sebagai “Recycling product” dalam aturan ini, dan importir
serta penjual harus mengimplementasikan pengumpulan dan recycle
secara sukarela demikian juga dalam pelabelan yang dibutuhkan untuk
pemulihan fraksional.
3. Voluntary Regulation based on Provision of Law
4. Industrial Standarization Law: JIS Mark
Tujuan dari aturan ini adalah untuk berkontribusi dalam peningkatan
kualitas produk, untuk meningkatkan efisiensi produksi, untuk
rasionalisasi terkait pross produksi, untuk menyebar luaskan
perdagangan yang sederhana dan adil, dan untuk rasionalisasi
penggunaan dan konsumsi terkait manufaktur produk dan pada waktu
yang sama juga mempromosikan kesejahteraan masyarakan dengan
membuat dan menegakkan standar industri yang layak dan beralasan
untuk produk terkait.
18
Komoditi atau barang dibawah JIS Mark Labelling System
diperbolehkan memilih secara sukarela komoditi atau barang untuk JIS
Mark Labelling dari semua JIS certifiable products.
* Untuk standar dibawah JIS Mark Labelling System, dapat dilihat di
“Search for registered certification organization” pada home page yang
dijalankan oleh Japan Industrial Standards Committee.
* Untuk standar yang tidak dibawah JIS Mark Labeling System, grup
industry dan pihak terkait pada sektor privat diperbolehkan secara
sukarela mengembangkan sebuah draft tentang standar industry (JIS
draft) dan menyerahkan kepada kementerian yang kompeten. Untuk
detail lebih lanjut, dapat dilihat pada home page yang dijalankan oleh
Japan Industrial Standards Committee.
* Sertifikasi JIS Mark dilakukan oleh pihal ketiga, certification bodies
dalam sektor privat yang dirancang oleh pemerintah dengan berdasarkan
standar internasional (ISO/IEC Guidelines 65 (equivalent to JIS Q 0065)).
Pabrikan atau lainnya yang telah disertifikasi oleh badan sertifikasi yang
terakreditasi boleh menampilakan JIS Mark yang baru pada produk
mereka atau lainnya.
* List dari Accredited Certification Bodies:
http://www.jisc.go.jp/acc/jismrk-jasc.html
* JIS Marks
Japanese Industrial Standards Committee
http://www.jisc.go.jp/eng/index.html
Japanese Standards Association
Http//www.jsa.or.jp/default_english.asp
19
5. Voluntary Labelling based on Industrial Sector
Untuk transmitter dan receiver, tidak ada pelabelan secara sukarela
berdasarkan sektor industry.
6. Otoritas terkait
The Telecommunication Business Law: Ministry of Internal Affairs and
Communications.
Electrical Appliance and Material Safety Law : Product Safety Division,
Consumer Affairs Department, Commerce and Information Policy
Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry.
Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources: Recycling
Promotion Division, Industrial Science and Technology Policy
Environment Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry.
Consumer Product Safety Law: Consumer Affairs Agency.
6. Saluran Distribusi Peralatan Telepon, Telepon, dan HP.
Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh saluran distribusi produk
HS 8517, yaitu telepon genggam. Alur yang sama umumnya berlaku pada
produk – produk HS 8517 lainnya, yaitu Telepon dan Peralatan Telepon.
Sebagain contoh, umumnya penjualan produk yang berkaitan dilakukan oleh
toko – toko khusus yang menjual produk telekomunikasi. Pabrikan yang
berlokasi di luar negeri dapat melakukan ekspor kepada produsen yang berkaitan
di Jepang dan melakukan kerja sama sehingga produk tersebut dapat disalurkan
kepada toko – toko yang melakukan penjualan. Seperti yang tertera pada gambar,
penjualan domestic kepada konsumer ada 3 cara, yaitu melalui retail shop seperti
toko HP, toko telekomunikasi, dan sebagainya, lalu penjualan langsung oleh
operator / carrier terkait (sebagai contoh NTT Group, KDDI Group, SoftBank
Group, Yozan, UCOM, dan lainnya), lalu bisa juga melalui kontrak berkabel (回
線契約) melalui operator / carrier terkait yang telah disebutkan. Yang terpenting
adalah bagaimana eksportir (dimana pada kasus ini adalah maker atau pembuat
produk bersangkutan) mencapai perusahaan telekomunikasi (operator / carrier)
20
yang berada di Jepang, dimana umumnya perusahaan tersebut adalah perusahaan
– perusahaan besar pada pasar domestik Jepang. Bisa juga dengan mencapai
toko – toko retailer secara langsung baik skala besar ataupun kecil.
7. Hambatan Lainnya.
(1) Kualitas produk Indonesia.
Melihat data potensi ekspor Indonesia ke Jepang, didapati bahwa dari
beberapa kategori HS 8517, masih ada 5 kategori dengan nilai ekspor ke
Jepang adalah hampir sama dengan 0. Hal ini mengindikasikan bahwa
produk buatan Indonesia masih dapat dipertanyakan kualitasnya. Jepang
yang merupakan negara yang menuntut kualitas tinggi untuk kepentingan
konsumen, menuntut juga akan kualitas yang sangat baik terhadap produk
21
peralatan telepon, telepon, ataupun HP yang akan diperjual belikan.
Mengingat halnya bahwa pesaing utama di bidang ini adalah China dimana
dulunya barang buatan China kurang mendapat penghargaan di mata dunia,
akan tetapi mampu menembus pasar ekspor di dunia, termasuk di Jepang.
Untuk saat ini, Indonesia dapat dikatakan tertinggal jauh untuk menguasai
pasar ini, kecuali dimulai dengan adanya peningkatan kualitas produk buatan
Indonesia.
Jika melihat saluran distribusi di bagian sebelumnya, dapat dilihat bahwa
pabrikan atau eksportir akan memberikan supply produk secara langsung
kepada toko retailer dan juga perusahaan telekomunikasi di Jepang. Untuk
mampu menembus saluran distribusi ini, tentunya syarat utama adalah
kualitas produk.
(2) Kurangnya informasi terkait produk Indonesia.
Setelah kualitas produk sudah bukan merupakan masalah lagi, seperti
dengan adanya pengakuan terahadap kualitas produk Indonesia oleh negara –
negara selain Jepang, hal yang mungkin masih menjadi masalah adalah
informasi terkait produk telepon buatan Indonesia di Jepang. Dibutuhkan
publikasi melalui media baik secara online ataupun media di Jepang. Akan
tetapi, sebetulnya bukan merupakan hambatan, mengingat jika masyarakat
Jepang mengakui kualitas produk Indonesia, secara otomatis maka informasi
terkait produk buatan Indonesia akan tersebar luas di Jepang.
22
III. Peluang
1. Konsumer ekspor peralatan telepon, telepon, dan HP (Indonesia).
Untuk produsen – produsen HS 8517 di Indonesia adalah masih sangat
sulit dicari, apalagi untuk mengetahui namanya di Jepang. Akan tetapi,
Indonesia mampu melakukan ekspor pada dua kategori yaitu perlengkapan
peralatan telepon, seperti kabel dan sebagainya, juga mesin dengan fungsi
switching dan routing. Dengan kata lain, eksportir produk HS 8517 dari
Indonesia adalah eksportir dengan spesialiasi produk perlengkapan telepon atau
eksportir dengan spesialisasi produk mesin untuk menerima, konversi data atau
mesin yang memiliki utilitas switching dan routing. Untuk contoh dari kedua
eksportir diatas karena kurangnya informasi yang beredar dalam skala luas,
maka contoh spesifik seperti nama eksportir dari Indonesia juga kurang
diketahui.
2. Pemasok peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang.
Pada bagian data impor Jepang terhadap dunia, dapat diketahui bahwa pemasok
produk HS 8517 di Jepang adalah China yang hampir menguasai 80% pasar
Jepang. Hal ini dikarenakan banyaknya pabrik yang mampu melakukan produksi
skala besar di China yang mampu meningkatkan ekspor mereka ke dunia,
termasuk ke Jepang. Selain itu, fakta dimana banyaknya produsen – produsen
produk HS 8517 yang telah dikenal dunia memiliki pabrik – pabrik di China
dimana mereka dapat mengekspor secara langsung produk mereka dari China
juga dapat mempengaruhi input data pada ITC. Sehingga dapat disimpulkan
kegiatan ekspor produk HS 8517 ke Jepang adalah hampir 80% berasal dari
China. Negara seperti Hong Kong juga dapat diduga dengan banyaknya pabrik
yang melakukan ekspor skala internasional juga mampu meningkatkan nilai
ekspor produk HS 8517 mereka ke Jepang.
23
3. Harga peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang
Cukup sulit untuk mengetahui harga produk peralatan telepon, telepon, dan HP
di Jepang, hal ini dikarenakan beragamnya jenis produk yang ditawarkan, faktor
lain seperti brand juga mempengaruhi harga produk – produk ini. Faktor seperti
tariff kurang mempengaruhi harga produk HS 8517 di Jepang. Hal ini
dikarenakan pemerintah Jepang memberlakukan tariff 0% untuk seluruh negara
terkait ekspor produk HS 8517 ke Jepang.
Sebagai contoh kasar, kisaran harga produk HS 8517 di Jepang adalah;
HS 851711 yaitu telepon berkabel dan sebagainya adalah sekitar 2,000 –
20,000 Yen.
HS 851712 yaitu telepon non-kabel, handphone termasuk smartphone,
dan sebagainya adalah sekitar 10,000 – 80,000 Yen.
HS 851761 yaitu base station (antena dan sebagainya) adalah diatas
10,000 Yen, dengan set yang bisa mencapai 400,000 Yen.
HS 851762 yaitu mesin dengan fungsi receiver, switching dan routing
adalah dengan kisaran 20,000 – 130,000 Yen.
HS 851770 yaitu perlengkapan untuk mesin telepon dan sebagainya
adalah dibawah 10,000 Yen.
4. Peralatan telepon, telepon, dan HP asal Indonesia dibandingkan negara
lain.
Untuk saat ini, produk peralatan telepon, telepon, dan HP asal Indonesia masih
cukup tertinggal jauh dari negara seperti China dan Hong Kong. Secara kualitas
belum banyak mendapat pengakuan dari negara – negara lain membuat produk
buatan Indonesia masih dipertanyakan kredibilitasnya untuk dapat memasuki
pasar Jepang. Akan tetapi, produk seperti mesin switching, routing, ataupun
receiver dan perlengkapan telepon telah dapat memasuki pasar Jepang.
Kemungkinan besar keunggulan dari produk – produk buatan Indonesia ini jika
dibandingkan produk negara lain adalah dengan standar yang telah diakui
24
Jepang (sehingga dapat memasuki pasar Jepang) harganya relatif lebih murah,
sehingga dapat menyaingi produk negara pesaing yang berada di Jepang.
25
IV. Strategi
1. Strategi memasuki pasar Jepang.
Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berani untuk membayar jika
mendapat jaminan kualitas dan level kepuasan yang diinginkan. Sebagai contoh
adalah masyarakat Jepang lebih menyukai untuk membeli barang baru
dibandingkan barang bekas pakai, terlebih lagi untuk kasus kali ini adalah alat
elektronik dimana terkadang jika membeli barang bekas terdapat kekurangan
dari produk tersebut. Tentunya jika produk peralatan telepon, telepon, dan HP
buatan Indonesia mampu mencapai tingkat kepuasan masyarakat Jepang, baik
secara kualitas dan nilai utilitas, tentunya masyarakat Jepang akan berani
membayar untuk mendapatkan produk tersebut. Sebagai catatan penting, orang
Jepang juga dikenal sangat detail dalam memeriksa barang sebelum membeli,
cacat sedikit pada produk dapat menjadi sebuah alasan kuat untuk tidak membeli
produk tersebut, oleh karena itu hal – hal detail dalam manufaktur produk juga
harus diperhatikan secara detail.
Setelah kualitas, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai utilitas produk
tersebut. Tentunya selain menginginkan produk elektronik yang tahan lama
untuk digunakan, jika suatu produk adalah multifungsional, tentunya akan
menjadi nilai plus tersendiri.
Hal berikutnya setelah hal – hal yang berkaitan dengan produk telah
diperhatikan, tentunya produk tersebut harus disebar luaskan keberadaannya di
Jepang. Koneksi dengan perusahaan telekomunikasi ataupun toko retailer
penjualan produk HS 8517 di Jepang adalah hal penting. Dimulai dengan ekspor
skala kecil dan jika mampu, dilanjutkan sampai ke skala kuantitas lebih besar.
Alternatif yang dapat dilakukan Indonesia jika belajar dari China adalah
dengan membiarkan produsen asing yang telah memilik nama di pasar Jepang
ataupun internasional untuk mendirikan pabrik atau memproduksi produknya di
Indonesia, sehingga label yang tertera pada produk adalah secara tidak langsung
terbuat di Indonesia. Hal ini dapat mengangkat nama Indonesia dengan membuat
26
masyarakat Jepang mengetahui produk HS 8517 yang beredar di Jepang adalah
dibuat di Indonesia, walaupun pada kenyataannya adalah bukan brand Indonesia.
Langkah alternatif ini adalah langkah awal untuk mendobrak ekspor Indonesia
pada 5 kategori produk HS 8517 yang nilainya masih 0 di Jepang.
2. Trend peralatan telepon, telepon, dan HP di Jepang.
Gambar diatas ini adalah contoh produk telepon yang sedang trend di Jepang,
disebut 家電 “ieden” mesin telepon ini selain memiliki utilitas sebagai mesin
telepon, juga mampu dibawa keluar rumah dengan kemampuan yang hampir
menyerupai smartphone. Produk diatas adalah Panasonic RU RU RU VE-
GDW54DL.
Untuk produk HS 8517 lainnya, tidak didapati trend khusus yang sedang
berkembang. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar peralatan telepon adalah
pasar yang dimana faktor selain utilitas kurang mempengaruhi trend di Jepang.
Dengan kata lain, faktor seperti desain dan sebagainya tidak mempengaruhi
trend produk ini, selama nilai utilitas dan kualitas yang diinginkan dapat dicapai.
3. Rekomendasi.
Sebagai rekomendasi untuk menguasai pasar peralatan telepon, telepon, dan
HP di Jepang, dapat dilakukan langkah – langkah seperti:
Peningkatan kualitas produk Indonesia, jika ingin memasuki pasar Jepang,
untuk poin ini banyak yang perlu diperhatikan, dikarenakan Indonesia masih
tertinggal dalam hal produksi alat elektronik dibandingkan negara – negara
lain.
27
Menetapkan harga yang mampu menyaingi produk buatan dalam negeri
Jepang ataupun produk asal China yang dikenal murah.
Mencari informasi dan membuat koneksi secara langsung dengan toko
retailer yang melakukan penjualan peralatan telepon dan sebagainya ataupun
perusahaan telekomunikasi di Jepang untuk merangsang pihak – pihak
tersebut untuk melakukan impor dari Indonesia.
Sebagai alternatif langkah awal untuk membuat masyarakat Jepang tahu ada
produk peralatan telepon asal Indonesia, dapat dilakukan dengan
melampirkan nama Indonesia pada produk – produk yang sudah memiliki
nama di Jepang. Sebagai contoh yaitu membuat kerja sama dengan
pengusaha atau produsen produk HS 8517 asal Jepang ataupun pihak asing
yang menguasai pasar di Jepang untuk membiarkan kegiatan produksi
tersebut berlangsung di Indonesia. Sehingga pada produk dapat tercantum
label bahwa produk dibuat di Indonesia. Secara tidak langsung akan
menghasilkan kesadaran pada masyarakat Jepang bahwa Indonesia juga
mempunyai peranan dalam produksi produk yang dimaksud.
Fokus pada pengembangan lebih lanjut untuk produk yang telah berhasil
masuk pasar Jepang, yaitu mesin dengan fungsi data receiving, switching,
dan routing serta perlengkapan untuk peralatan telepon. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan nilai impor produk HS 8517 Jepang dari Indonesia.
28
V. Informasi Penting
1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia.
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Duta Besar: Tanizaki YASUAKI
Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta
Pusat 10350, Indonesia
Tel: (62-21) 3192-4308
Fax: (62-21) 3192-5460
Web: www.id.emb-jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Konsul Jenderal:
Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro
No. 18, Medan, Sumatera Utara,
Indonesia
Tel: (62-61) 457-5193
Fax: (62-61) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta
Konsul Jenderal:
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat
10350, Indonesia
Tel: (62-21) 3192-4308
Fax: (62-21) 315-7156
Konsulat Jenderal Jepang –
Makassar
Konsul Jenderal: Masaki TANI
Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Tel: (62-411) 871-030, 872-323
Fax: (62-411) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang –
Surabaya
Konsul Jenderal:
Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia
Tel: (62-31) 503-0008
Fax: (62-31) 503-0037
Konsulat Jenderal Jepang –
Denpasar
Konsul Jenderal: Noboru NOMURA
Jl. Raya Puputan No. 170, Renon,
Denpasar, Bali, Indonesia
Tel: (62-361) 227-628
Fax: (62-361) 265-066
2. Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of commerce & Industry (HQ)
3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan
Tel: (813) 3283-7523
Fax: (813) 3216-6497
Web: www.tokyo-cci.or.jp
Email: [email protected]
Fukuwaya Chamber of Commerce & Industry
2-10-1- Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan
Tel: (818) 4921-2345
Fax: (818) 4922-0100
Web: www.fukuyama.or.jp/e
Email: [email protected]
Hiroshima Chamber of Commerce & Industry
44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan
29
Tel: (818) 2222-6610
Fax: (818) 2211-0108
Web: www.hiroshimacci.or.jp
Kawasaki Chamber of Commerce & Industry
11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan
Tel: (814) 4211-4111
Fax: (814) 4211-4118
Web: www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan
Tel: (817) 5212-6450
Fax: (817) 5255-0428
Web: www.kyo.or.jp/kyoto/e
Email: [email protected]
Osaka Chamber of Commerce & Industry
2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan
Tel: (816) 6944-6400
Fax: (816) 6944-6293
Web: www.osaka.cci.or.jp/e
Okinawa chamber of Commerce & Industry
15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan
Tel: (819) 8938-8022
Fax: (819) 8938-2755
Web: www.okinawacci.or.jp
Email: [email protected]
Nagahama Chamber of Commerce & Industry
10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan
Tel: (817) 4962-2500
Fax: (9817) 4962-8001
Web: www.nagahama.or.jp
3. Asosiasi Terkait Peralatan Telepon, Telepon, dan HP di Jepang.
Telecommunications Carrier Association
1-1-3 Sakurada Building 4F, Nishishinbashi, Minato-ku, Tokyo 105-0033
Phone: +81-3-3502-0991
Fax: +81-3-3502-0992
www.tca.or.jp
The Telecommunications Association
Tokyo Opera City Tower 13F, 20-2 Nishi Shinjuku 3-chome, Shinjuku-ku,
Tokyo 163-1455
Phone: +81-3-5353-0731
Fax: +81-3-3320-6688
30
Web: www.tta.or.jp
Japan Electronics and Information Technology Industries Association
Ote Center Building, 1-1-3 Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0004
Web: www.jeita.or.jp
Japan Data Communications Association
巣鴨室町ビル 6F & 7F, 2-11-1 Sugamo, Toshima-ku, Tokyo 170-8585
Phone: +81-3- 5907-5139
Web: www.dekyo.or.jp
Japan Cable and Telecommunications Association
4th
Floor YS Kyobashi Building, 1-12-5 Kyobashi, Chuo-ku, Tokyo 104-0031
Phone: +81-3-3566-8200
Fax: +81-3-3566-8201
Web: www.catv-jcta.jp
Association of Radio Industries and Businesses
Nittochi Building 11th
Floor, 1-4-1 Kasumigaseki, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0013
Phone: +81-3-5510-8590
Fax: +81-3-3592-1103
Web: www.arib.or.jp/english/
4. Daftar Pameran Terkait Peralatan Telepon, Telepon, dan HP di Jepang.
25th
Japan IT Week www.japan-it.jp
http://www.japan-it.jp/en/Concurrent-
Shows_Spring/DIREX/
INTEROP Tokyo http://www.interop.jp/2015/exhibitor/english/
CEATEC Japan www.ceatec.com
INTER BEE www.inter-bee.com
5. Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra
Atase Perdagangan: Julia silalahi
5-2-9 Higashigotanda, Shingawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan
Tel: (813) 3441-4201
Fax: (813) 3447-1697
Web: www.kbritokyo.jp
KJRI Osaka
31
Konsul Jenderal: Wisnu Edi Pratignyo
Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081,
Japan
Tel: (816) 6252-9824
Fax: (816) 6252-9872
Web: www.indonesia-osaka.org
Email: [email protected]
ITPC Osaka
Kepala: Hotmida Purba
Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim
Matsushita IMP Building 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan
Tel: (816) 6947-3555
Fax: (816) 6947-3556
Web: www.itpc.or.jp
Email: [email protected]
6. Daftar Importir Peralatan Telepon, Telepon, dan HP di Jepang.
Dapat diakses melalui website Japan Electronics and Information Technology
Industries Association. http://www.jeita.or.jp/cgi-bin/member/list.cgi?l=en&k=0
7. Daftar instansi terkait peraturan impor peralatan telepon, telepon, dan HP.
The Telecommunications of Business Law
Ministry of Internal Affairs and Communications Japan
Tel: +81-3-5253-5111
www.soumu.go.jp
Electrical Appliance and Material Safety Act
Ministry of Economy, Trade and Industry
Tel: +81-3-3501-1511
www.meti.go.jp
Consumer Product Safety Law
Ministry of Economy, Trade and Industry
Tel: +81-3-3501-1511
www.meti.go.jp
Industrial Standarization Act
Japanese Industrial Standards Committee
Tel: +81-3-3501-9471
www.jisc.go.jp
32
Referensi
Japan External Trade Organization, Juni 2015, www.jetro.co.jp
Japan Customs, Juni 2015, www.customs.go.jp
International Trade Centre, Juni 2015 www.intracen.org
Rakuten, Juni 2015, www.rakuten.co.jp
Trendy Nikkei, Juni 2015, www.trendy.nikkeibp.co.jp
Japan Electronics and Information Technology Industries Association, Juni 2015,
www.jeica.or.jp
Ministry of Internal Affairs and Communications Japan, Juni 2015,
www.soumu.go.jp
Ministry of Economy, Trade and Industries, Juni 2015, www.meti.go.jp
Japanese Industrial Standards Committee, Juni 2015, www.jisc.go.jp