per mangano metri

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai permanganometri, serta praktek yang sebenarnya sangat membantu pemahaman praktikan (Anonim, 2009.c). . 1.2. Perumusan Masalah Masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan kadar atau konsentrasi dar larutan kalium permanganat KMnO4 dengan prinsip titrasi Permanganometri. 1.3. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan Permanganometri adalah untuk menentukan kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara praktek dengan titrasi KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat H2C2O4.2H2O. 1.5. Manfaat Percobaan Manfaat dari percobaan Permanganometri ini adalah untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara Permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi-reduksi yang dimlikinya sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya. 1.4. Ruang Lingkup Percobaan

Upload: icha-dzatricha

Post on 24-Nov-2015

201 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPermanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai permanganometri, serta praktek yang sebenarnya sangat membantu pemahaman praktikan (Anonim, 2009.c)..1.2. Perumusan MasalahMasalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan kadar atau konsentrasi dar larutan kalium permanganat KMnO4 dengan prinsip titrasi Permanganometri.

1.3. Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan Permanganometri adalah untuk menentukan kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara praktek dengan titrasi KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat H2C2O4.2H2O.

1.5. Manfaat PercobaanManfaat dari percobaan Permanganometri ini adalah untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara Permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi-reduksi yang dimlikinya sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.

1.4. Ruang Lingkup PercobaanPercobaan analisa kuantitatif Permanganometri dilaksanakan di laboratorium Kimia Analisa, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dengan keadaan ruangan 1. Temperatur udara : 30oC 2. Tekanan udara : 760 mmHg.Bahan yang digunakan yaitu larutan asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) 250 ml 2 N sebagai larutan yang akan dititrasi, larutan Kalium Permanganat (KMnO4) sebagai larutan pentiter (larutan standar), dan larutan asam sulfat (H2SO4) 1 M yang berfungsi untuk membuat suasana asam. Alat-alat yang digunakan antara lain : buret, statif besi, pipet tetes, gelas ukur, beaker gelas, erlenmeyer, kasa asbes, bunsen, dan termometer.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian PermanganometriPenetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer.Pembakuan KMnO4 dibuat dengan melarutkan KMnO4 dalam sejumlah air, dan mendidihkannya selama beberapa jam dan kemudian endapan MnO2 disaring. Endapan tersebut dibakukan dengan menggunakan zat baku utama, yaitu natrium oksalat. Larutan KMnO4 yang diperoleh dibakukan dengan cara mentitrasinya dengan natrium oksalat yang dibuat dengan pengenceran kristalnya pada suasana asam. Pada pembakuan larutan KMnO4 0,1 N, natrium oksalat dilarutkan kemudian ditambahkan dengan asam sulfat pekat, kemudian dititrasi dengan KMnO4 sampai larutan berwarna merah jambu pucat. Setelah didapat volume titrasi, maka dapat dicari normalitas KMnO4 (anonim, 2009.d).Pada permanganometri titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Kalium permanganat sukar diperoleh secara sempurna murni dan bebas sama sekali dari mangan oksida. Lagipula, air suling yang biasa mungkin mengandung zat-zat pereduksi yang akan bereaksi dengan kalium permanganat dengan membentuk mangan dioksida.Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .Reaksi dalam suasana netral yaitu :MnO4 + 4H+ + 3e MnO4 +2H2OKenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekananReaksi dalam suasana alkalis :MnO4- + 3e MnO42-MnO42- + 2H2O + 2e MnO2 + 4OH-MnO4- + 2H2O + 3e MnO2 +4OH-Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2 + 4H+Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MNO2 yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter untuk menghilangkan MNO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk .Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi (anonim,2009.c).Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau.Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda sangat tergantung pada pH.Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti :(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4. (anonim,2009.a)

2.2 Prinsip Titrasi PermanganometriPrinsip titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada percobaan permanganometri ini, secara garis besarnya terbagi atas 2 komponen utama yang secara skema dapat digambarkan sebagai berikut:Permanganometri

Zat pentiter Zat yang dititer(di dalam buret) (di dalam erlenmeyer)

KMnO4 H2C2O4

Akhir titrasi : Grek zat pentiter = Grek zat yang dititerV1. N1 = V2. N2Gambar 2.1 Skema Komponen Utama Permanganometri(Anonim,2009.d)

2.3. Reaksi-reaksi Kimia dalam PermanganometriKalium permanganat yang digunakan pada permanganometri adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang beraneka ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan. Reduksi MnO4- berlangsung sebagai berikut:a.dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebihMnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2Ob.dalam larutan netral, pH 4 10 MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2Oc.dalam larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebihMnO4- + e- MnO42-Kebanyakan titrasi ini dilakukan dalam keadaan asam, seperti pada tabel dibawah ini:Tabel 2.1. Reaksi-reaksi kimia dalam permanganometriAnalatReaksi separuh (oksidasi)Sn2+H2O2Fe2+Fe(CN)64-H2C2O4 HNO2K

Uranium(IV)Vanadium(IV)Antimon (III)Arsenik(III)Br-Mo3+Ti3+W3+Sn2+ Sn4+ + 2e-H2O2 O2(g) + 2H+ + 2e-Fe2+ Fe3+ +2e-Fe(CN)64- Fe(CN)63-H2C2O4 2CO2 + 2H+ + 2e-HNO2 + H2O NO3- + 3H+ + 2e-K2Na[Co(NO2)6] + 6H2O Co2+ + 6NO3- +12H+ + 2K++ Na+ + 11e-U4+ + 2H2O UO22++ 4H++ 2e-VO2+ + 3H2O V(OH)4-+ 2H++ e-HSbO2 + 2H2O H3SbO4HAsO2+ 2H2O H2AsO4 + 2H+ + 2e2Br-- Br2 + 2e-Mo3++ H2O MoO22+ + 4H+ + 1e-Ti3+ + 2H2O TiO2+ + 2H+ +3e-W3+ + 2H2O WO22+ + 4H+ + 2e-(Sumber : Anonim, 2009.d)2.4. Sumber-sumber Kesalahan Titrasi PermanganometriSumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:1.Larutan pentiter KMnO4 pada buretApabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.2.Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+3.Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2H2O2 H2O + O2Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan (anonim,2009.b).

2.5. Aplikasi PermanganometriSistem Pengolahan Air Asin Alat pengolah air asin ada banyak macamnya. Selama ini untuk mengolah air asin dikenal dengan cara destilasi, pertukaran ion, elektrodialisis, dan osmosis balik. Masing-masing teknologi mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pemanfaatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan dengan konsidi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan oleh pemakai air. Di antara berbagai macam teknologi tersebut yang banyak dipakai adalah teknologi destilasi dan osmosis balik. Teknologi destilasi umumnya banyak dipakai ditempat yang mempunyai energi terbuang (pembakaran gas minyak pada kilang minyak), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar (>500 m3/hari). Sedangkan teknologi osmosis balik banyak dipakai dalam skala yang lebih kecil.Keunggulan teknologi membran osmosis balik adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau posfat yang umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya pada unit pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri. Sistem membran reverse yang dipakai dapat berupa membran hollow fibre, lempeng/plate atau berupa spiral wound. Membran ini mampu menurunkan kadar garam hingga 95-98%. Air hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.Teknologi pengolahan air asin sistem osmosis balik banyak dipakai di banyak negara seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Arab. Teknologi ini banyak dipakai untuk memasok kebutuhan air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawarnya. Pemakai lain adalah kapal laut, industri farmasi, industri elektronika, dan rumah sakit. Pada proses dengan membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul. Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik, tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Pada prakteknya untuk menghasilkan air tawar, air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membran osmosis balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran, yakni pipa keluaran untuk air tawar yang dihasilkan dan pipa keluaran untuk air garam yang telah dipekatkan. Di dalam membran osmosis balik tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, akan terpisah dan akan ikut ke dalam air buangan. Oleh karena itu air yang akan masuk ke dalam membran osmosis balik harus mempunyai persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, pH harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan kalsium karbonat dan lainnya.

Gambar 2.2 Sistem Pengolah Air Asin Bergerak

Pengolahan air minum dengan sistem osmosis balik terdiri dari dua bagian, yakni unit pengolahan awal dan unit osmosis balik. Salah satu contoh diagram proses pengolahan air dengan sistem osmosis balik dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1. Air laut, terutama yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di dalam unit osmosis balik. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni pompa air baku, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit, dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 m. Sedangkan unit osmosis balik terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran osmosis balik, serta pompa dosing klorin dan sterilisator ultra violet (UV) (anonim,2009.e).

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan3.1.1 Kalium Permanganat ( KMnO4 )A.Sifat Fisika 1.Berat molekul : 197,12 gr/mol.2.Titik didih : 32,350C.3.Titik beku : 2,830C.4.Bentuk : Kristal berwarna ungu-kehitaman5.Densitas : 2,7 kg/L pada 20C B.Sifat kimia1.Larut dalam metanol.KMnO4 + CH3OH CH3MnO4 + KOH2.Mudah terurai oleh sinar.4KMnO4 + H2O 4 MnO2 + 3O2 + 4KOH3.Dalam suasana netral dan basa akan tereduksi menjadi MnO2.4KMnO4 + H2O 4 MnO2 + 3O2 + 4KOH4.Kelarutan dalam basa alkali berkurang jika volume logam alkali berlebih.5.Merupakan zat pengoksidasi yang kuat.6.Bereaksi dengan materi yang tereduksi dan mudah terbakar menimbulkan bahaya api dan ledakan. (Mulyono,2005)

3.1.2 Asam Oksalat (H2C2O4)A. Sifat Fisika1.Berat molekul : 90,03584 gr/mol.2.Berat jenis : 2,408 gr/cm3.3.Bentuk : Padatan Kristal4.Tak berwarna5.Larut dalam air panas dan dingin.B. Sifat Kimia1.Didapatkan dari reaksi pemanasan gula (sukrosa) dengan oksigen.C12H22O11 + 18 O 6 (COOH)2 + 5 H2O2.Memiliki afinitas yang besar terhadap air.3.Dapat menggantikan hidrogen dalam reaksinya dengan logam aktif. dan membentuk garam sulfat.4.Dapat digunakan sebagai pembersih logam5.Beracun(Mulyono,2005)3.1.3 Asam Fosfat (H3PO4)A. Sifat Fisika1.Berat molekul : 98 gr/mol.2.Titik leleh : 21 0C.3.Titil lebur : 42,350 C.4.Bentuk : Cairan tak berwarna5.Densitas : 1,83 kg/L pada 40CB.Sifat Kimia1.Memiliki konstanta diasosiasi K1 = 7,1 103, K2 = 6,3108, dan K3 = 4,7 1013.2.Merupakan senyawa alkali kuat.3.Merupakan asam yang lebih kuat daripada asam asetat, asam oksalat, asam borat dan asam salisilat.4.Merupakan asan bervalensi 3.5.Merupakan senyawa polar.6.Bersifat korosif pada logam. (Mulyono,2005)

3.1.4 Asam Sulfat (H2SO4)A.Sifat Fisika1.Berat molekul : 98 gr/mol2.Titik didih : 315-338 0C3.Titik lebur : 10 0C4.Bentuk : Cairan Kental tak berwarna5.Densitas : 1,8 kg/L pada 40CB. Sifat kimia :1.Merupakan asam kuat.2.Bersifat korosif.3.Memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air.4.Bersifat sangat reaktif.5.Merupakan asam bervalensi dua.6.Diperoleh dari reaksi SO3 dengan air.SO3 + H2O H2SO4(Mulyono,2005)

3.1.5 Besi (Fe)A. Sifat Fisika1.Berat molekul : 55,847 gr/mol.2.Titik leleh : 15370C.3.Titik didih : 30000C.4.Bentuk : Padatan berwarna putih abu-abu5.Densitas : 7,874 kg/L pada 20 0C6.Fase padat.7.Berwarna metalik mengkilap keabu-abuan.8.Termasuk dalam golongan logam transisi.B. Sifat Kimia1.Derajat keasamannya meningkat sebanding dengan peningkatan bilangan oksidasinya.2.Tingkat hidrolisis besi meningkat sebanding dengan peningkatan bilangan valensinya.3.Pada temperatur kamar, besi bersifat sangat stabil.4.Tidak larut dalam asam nitrat.5.Larut dalam larutan natrium hidroksida panas.6.Konfigurasi elektronnya adalah 3d 6 4s 2.(Mulyono,2005)3.1.6 Air (H2O)A.Sifat Fisika1.Berat molekul : 18.0153 gr/mol2.Titik leleh : 00C3.Titik didih : 1000C4.Berat jenis : 0.998 gr/cm35.Berupa cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau.6.Memiliki gaya adhesi yang kuat.B.Sifat Kimia1.Memiliki keelektronegatifan yang lebih kuat daripada hidrogen.2.Merupakan senyawa yang polar.3.Memiliki ikatan van der waals dan ikatan hidrogen.4.Dapat membentuk azeotrop dengan pelarut lainnya.5.Dapat dipisahkan dengan elektrolisis menjadi oksigen dan hidrogen.6.Dibentuk sebagai hasil samping dari pembakaran senyawa yang mengandung hidrogen.(Mulyono,2009)

3.2 Alat3.2.1 Nama Alat dan Fungsi1.Statif dan klemFungsi : sebagai alat untuk menahan dan menjepit buret selama proses titrasi berlangsung. 2.BuretFungsi : sebagai alat untuk menempatkan larutan penitrasi.3.BunsenFungsi : sebagai sumber api untuk memanaskan larutan.4.ErlenmeyerFungsi : sebagai wadah atau tempat larutan yang akan dititrasi.5.Pipet tetes Fungsi : untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.6. TermometerFungsi : untuk mengukur suhu larutan.7.Gelas ukurFungsi : untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan.8.CorongFungsi : untuk memperluas permukaan agar larutan yang dituang tidak tumpah.9.Beaker glassFungsi : untuk mengukur volume larutan yang digunakan atau sebagaiwadah suatu larutan.10.Kaki tigaFungsi : sebagai tempat meletakkan kasa penangas air.11.Kasa penangas airFungsi : sebagai tempat meletakkan suatu wadah larutan yang akan di-panaskan dan membatasi api dan suatu wadah larutan supaya tidak bersentuhan secara langsung.12.Penangas airFungsi : sebagai wadah untuk air yang akan dipanaskan dengan api.

6.2.2Gambar rangkaian Peralatan

a bGambar 3.1 : a. Peralatan Permanganometrib. Rangkaian Peralatan Titirasi

Keterangan gambar :1. Statif dan Klem2. Buret3. Erlenmeyer4. Beaker glass5. Gelas ukur6. Corong glass7. Kasa penyangga8. Pipet tetes9. Termometer10. Penanggas air11. Batang Pengaduk

3.3 Prosedur Percobaan3.3.1 Prosedur Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 N1.Sebanyak 3,16 gram kristal KMnO4 ditimbang dan dimasukkan kedalam beker gelas.2.Ditambahkan kedalam beaker gelas aquades hingga volume 200 ml.3.Larutan diaduk rata dan dipanaskan hingga mendidih.4.Larutan didinginkan dan disimpan kedalam botol coklat agar tidak terkontaminasi.5.Apabila larutan akan digunakan larutan harus distandarisasi terlebih dahulu.3.3.2 Prosedur Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N1.Dipipet 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N menggunakan pipet volume, masukkan kedalam erlenmeyer 100 ml.2.Ke dalam erlenmeyer ditambahkan 10 ml H2SO4 6 N aduk rata kemudian panaskan hingga mencapai 70-80 oC menggunakan penangas air. 3.Dalam keadaan panas titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0,1 N hingga diperoleh warna merah rosa yang stabil. 4.Setelah warna tersebut terbentuk, catat volume KMnO4 yang terpakai.5.Percobaan di atas dilakukan sebanyak 3 kali. 6.Dihitung volume KMnO4 rata-rata, konsentrasi dan % ralatnya.3.3.3 Prosedur Penentuan Kadar Besi (Fe)1.Sampel yang mengandung larutan Fe2+ dipipet 15 ml dimasukkan kedalam Erlenmeyer. 2.Ditambahkan 10 ml H2SO4 dan 2 ml H3PO4 85%.3.Lakukan titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0,05 N hingga terjadi perubahan warna merah rosa yang stabil.4.Apabila warna tersebut telah terbentuk, dicatat volume KMnO4 yang terpakai.5.Percobaan di atas dilakukan sebanyak 3 kali. 6.Dihitung konsentrasi Fe dalam sampel dan % ralatnya.

3.4 Flowchart3.4.1 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 N

Gambar 3.2 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 N

3.4.2 Flowchart Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N

Tidakya

Gambar 3.3 Flowchart Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N

3.4.3 Flowchart Penentuan Kadar Besi (Fe)

Tidak

Ya

Gambar 3.4 Flowchart Penentuan Kadar FeBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan4.1.1 Penyiapan Larutan KMnO4 0,1 NTabel 4.1 Hasil Penyiapan Larutan KMnO4 Massa KMnO4 BM KMnO4V Pelarut H2OKonsentrasi KMnO43,16 gr158,034 gr/mol200 ml0,1 N

4.1.2 Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 NTabel 4.2 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4NoVolume H2C2O4Volume H2SO4Volume KMnO4Konsentrasi KMnO4% ralat

NTNP12320 ml20 ml20 ml10 ml10 ml10 ml10,2 ml9,2 ml10,7 ml0,1 N0,05 N50 %Rata-rata20 ml10 ml10,03 ml

4.1.3 Penentuan Kadar Besi (Fe)Tabel 4.3 Hasil Penentuan Kadar FeNoVolume SampelVolume H2SO4Volume H3PO4Volume KMnO4Konsentrsi KMnO4% RalatNtNp115 ml10 ml2 ml0,2 ml

0, 2 N

0,002 N

99 %215 ml10 ml2 ml0,5 ml315 ml10 ml2 ml0,2 mlRata-rata15 ml10 ml2 ml0,3 ml

4.2 PembahasanPada percobaan titrasi permanganometri, didapatkan konsentrasi KMnO4 adalah 0,1 N dimana persen ralat KMnO4 adalah 50 % setelah pentitrasian. Pada penentuan kadar Fe didapat konsentrasi Fe sebesar 0,002 N, dan persen ralat Fe adalah 99 % dari larutan sampel. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+ ( Day & Underwood, 1993 ).MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4HUntuk menentukan kadar besi dengan terlebih dahulu diubah menjadi ferrosulfat baru dioksidasi menjadi ferrisulfat (anonim,2009.f) 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O(2Fe2+ + MnO- + 8H+ Dari reaksi ini digunakan:1.H2SO4 agar reaksi cepat dan kuantatif.2.H3PO4 agar warna Fe(III) luntur dengan pembentukan kompleks tak berwarna.Besarnya persen ralat yang didapat, dapat disebabkan oleh banyak hal. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan seperti ini adalah :1.Dalam melakukan percobaan alat seperti buret sudah tidak bagus lagi (tidak efesien).2.Pembacaan buret tidak teliti.3.Zat pentiter yang digunakan dalam percobaan, normalitasnya sudah tidak tepat lagi akibat telah terkontaminasi.Didalam permanganometri diperlukan larutan-larutan seperti H2SO4 dan H3PO4 sebab dalam titrasi dengan KMnO4 harus dalam suasana asam. Dalam titrasi permanganometri titrasi harus dilakukan dalam suasana asam. Oleh karena itu, digunakan asam kuat yang dapat mengionisasi sempurna dan dapat berfungsi untuk menciptakan suasuana asam yang stabil bukan sebagai indikator karena KMnO4 bersifat autoindikator. Dalam hal ini dipilih asam sulfat (H2SO4) sebagai pencipta suasana asam yang paling baik dan juga berfungsi mengikat air yang akan dipanaskan supaya menguapBAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanSetelah melakukan percobaan, maka praktikan dapat mengambil kesimpulan penting yaitu :1.Permanganometri adalah metode titrasi menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran.2.Larutan KMnO4 distandarisasi dengan asam oksalat dan asam sulfat pada suhu 70-80oC, sehingga diperoleh konsentrasi KMnO4 adalah sebesar 0,1 N dan persen ralat sebesar 50 %.3.Kadar Fe yang terkandung dalam sampel adalah sebesar 0,002 N dan persen ralat 99 %.4.Dalam percobaan ini terdapat % ralat sebesar 99 %.5.Larutan KMnO4 merupakan larutan yang sifatnya autoindikator sehingga dalam percobaan Permanganometri ini tidak diperlukan indikator yang lain.6.Titrasi Permanganometri berlangsung dalam keadaan asam.

5.2 SaranDalam hal ini diharapkan kepada praktikan selanjutnya supaya :1. Lebih teliti dan hati-hati dalam melakukan titrasi.2. Untuk menghindari terontaminasinya larutan KMnO4 diusahakan agar percobaan lebih cepat dilaksanakan3. Menjaga suhu larutan konstan pada saat melakukan standarisasi .4. Teliti melihat dan mengukur volume KMnO4 yang digunakan pada buret.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009a. Permanganonetri http//-www.wikipedia.org. 9 September 2009Anonim. 2009b. Permanganometri http//-www.medicafarma.com 9 September 2009Anonim. 2009c. Permanganonetri praktikum http//-www.rumahkimia.wordpress.com 11 September 2009Anonim. 2009d. Permanganonetri http//-www.bolgkita.info.fv 11 September 2009Anonim. 2009e. Analisa permanganonetri http//-www.che-mistry.wordpress.org 11 September 2009Anonim. 2009f. Laporan Permanganometri http//-sulae.blogspot.com 14 September 2009Day,R.A. dan A.L. Underwood. 1993. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-4. Jakarta : Erlangga.Harjadi,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.Mulyono,HAM. 2005. Kamus Kimia. Cetakan ke-3 Jakarta : Bumi aksaraI. Judul :

Permanganometri

II. Tujuan :

1. Untuk menentukan konsentrasi larutan standar KMnO4 0,1 N

2. Untuk mengetahui kadar ferrosi sulfat secara permanganometri

III. Landasan Teori

Permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat (KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis, dimana kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permangant inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100 tahun. (Shevla, 1995).Pada teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukkan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium Permanganat merupakan peran oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam dengan menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya.(Anonim, 2009).Sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan kholor. Reaksi ini terutama kemungkinan akan terjadi dengan garam garam besi, kecuali jika tindakan - tindakan pencegahan yang khusus diambil. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer, temperature yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil terus menerus, bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal. Pereaksi kalium permanganate bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk membakukan kalium permanganate dapat digunakan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. ( Basset, 1994 ).IV. Alat Dan Bahan1. Alat yang digunakan : Batang pengaduk Botol semprot Buret Erlenmeyer 250 ml Gelas kimia 100 ml, 250 ml, 500 ml Hot plate Katret penghisap Klem dan statif Labu tentukur 250 ml, 1000 ml Magnetic steaner Pipet volume Pipet ukur Pipet tetes Sendok tanduk2. Bahan yang digunakan : Asam sulfat 2 N Aquadest Kalium permanganat 0,1 N Natrium oksalat 0,1 N Ferrosi sulfatV. Perhitungan1. Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N dalam 1000 mlN= INCLUDEPICTURE "file:///C:%5CUsers%5CToshiba%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif" \* MERGEFORMATINET

n0,1= 5g=

=

= 3,16 gram Cara kerja :1. Ditimbang teliti 3, 16 gram KMnO42. Dilarutkan dengan aquadest dalam gelas kimia3. Dimasukkan kedalam labu tentukur 250 ml menggunakan kertas saring4. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas dengan menggunakan aquadest5. Dikocok hingga homogeny6. Dipindahkan kedalam botol reagen dan diberi etiket.2. Pembuatan larutan H2SO4 2 N, 250 mlN = = = = 36,05 gramPengenceran :N1.V1

= N2.V236,05 . V1 = 2 . 250

V1=

V1= 13,87

= 13,9 ml Cara kerja :1. Dipipet H2SO4 sebanyak 13,9 ml2. Dimasukkan kedalam labu tentukur 250 ml yang berisikan sedikit aquadest3. Dicukupkan volumenya dengan menggunakan aquadest sampai tanda batas4. Dikocok hingga homogeny5. Diberi etiketVI. Prosedur kerja1. Pembakuan larutan permanganometri 0,1 N : Ditimbang seksama 0,09455 gram Na.oxalat dihidrat Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml Dilarutkan dalam 15 ml aquadest dan 2 ml asam sulfat 2 N Dipanaskan sampai suhunya mencapai 60 c Dititrasi dengan kalium permanganat secara perlahan lahan melalui buret sampai pink yang tidak hilang selama 30 detik Dilakukan sebanyak 3 kali Dihitung normalitas KMnO42. Penetapan kadar ferrosi sulfat : Ditimbang seksama 0,4170 gram ferrosi sulfat Dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian dilarutkan dalam 25 ml aquadest dan 15 ml asam sulfat 2 N ( aquadest bebas CO2 ) Dititrasi dengan KMnO4 baku hingga warna pink dan tidak hilang selama 30 detik ( dilakukan 3 kali ) Dihitung kadar ferrosi sulfat.VII. Data Pengamatan1. Penimbangan Na2C2O4I. Berat kertas + berat sampel= 0,4763 gram

INCLUDEPICTURE "file:///C:%5CUsers%5CToshiba%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image023.gif" \* MERGEFORMATINET Berat kosong

= 0,3855 gramBerat sampel

= 0,0908 gramII. Berat kertas + berat sampel= 0,5154 gram

INCLUDEPICTURE "file:///C:%5CUsers%5CToshiba%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image023.gif" \* MERGEFORMATINET Berat kosong

= 0,4152 gramBerat sampel

= 0,1002 gramIII. Berat kertas + berat sampel= 0,5013 gram

INCLUDEPICTURE "file:///C:%5CUsers%5CToshiba%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image023.gif" \* MERGEFORMATINET Berat kosong

= 0,4128 gramBerat sampel

= 0,0885 gram2. Tabel standarisasi larutan KMnO4 dengan Na2C2O4erlenmeyerBerat Na2C2O4 ( g )V. KMnO4 ( ml )Perubahan warna

I. 0,0908 gram14,5 mlBening Pink

II. 0,1002 gram16,2 mlBening Pink

III. 0,0885 gram14,2 mlBening Pink

3. Pada saat TAT = ek . KMnO4 ek . Na2C2O4NKMnO4 . VKMnO4

= VKMnO4

= I. NKMnO4

= = = = 0,0935 II. NKMnO4

= = = = 0,0923 III. NKMnO4

=

=

=

= 0,0930 Rata rata

=

=

=

= 0,09294. Tabel pembakuan FeSO4 . 7H2OerlenmeyerBerat FeSO4 (g)Vol. KMnO4 (ml)Perubahan warna

I.0,4108 gram16,00 mlBening Pink

II.0,4162 gram16,05 mlBening Pink

III.0,4182 gram16,20 mlBening Pink

5. % kadar FeSO4= 100%I. % kadar FeSO4= 100%

=

= 100%

= 0,5029 100%

= 50,294 %II. % kadar FeSO4= = = 100%= 0,49797 100%= 49,797%III. % kadar FeSO4= 100%

= 100%

= 100%

= 0,50022

= 50,022%IV. % kadar rata - rata FeSO4= = = = 50,038%Jadi % rata rata FeSO4 adalah 50,038%VIII. PembahasanPada percobaan permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganate ( KMnO4 ). Kalium permanganate mudah diperoleh dan tidak memerlukan indicator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Kalium permanganate dapat bertindak sebagai indicator, dan titrasi ini dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya.Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi oksidasi dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi terhadap permanganate dalam larutan encer. Pembakuan larutan KMnO4 dan mendidihkannya selama beberapa jam dan kemudian didinginkan. Dibakukan dengan menggunakan zat baku utama yaitu, asam oksalat. Pada pembakuan larutan KMnO4 0,1 N, asam sulfat pekat yang kemudian didihkan terlebih dahulu, kemudian dititrasi dengan KMnO4 sampai larutan berwarna merah rosa ( pink ). Setelah didapat volume titrasi, maka dapat dicari normalitas KMnO4.Setelah melakukan percobaan permanganometri ini didapatkan nilai N ( normalitas ) dari larutan KMnO adalah 0,0929 ek/l serta pembakuan FeSo4 diperoleh hasil % kadar rata rata dari FeSO4 yaitu 50,038%.IX. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan telah diperoleh N rata rata dari larutan KMnO4 yaitu 0,0929 ek/l dan % kadar rata rata dari FeSO4 yaitu 50,038%.DAFTAR PUSTAKASheva, G. 1995. Vogel Buku Teks Analis Anorganik Kuantitatif. Kalman Media Pustaka : JakartaDay, RA. Dan A.L underwood. 1993. Analisis kimia kuantitatif edisi ke 4. Jakarta : Erlangga.Chandra, 1.G.N. Putu. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Akfar Bina Husada : Kendari.I. JUDUL PERCOBAAN : Titrasi OksidimetriII. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan KMnO4 (permanganometri)2. Menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.XH2O

III. DASAR TEORIDasar reaksi titrasi oksidimetri adalah reaksi oksodasi reduksi antara zat penitrasi dan zat yang dititrasi. Permanganometri termasuk titrasi oksidimetri yang melibatkan KMnO4 dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator sehingga ion MnO4- berubah menjadi Mn2+ sesuai dengan reaksi berikut:5 e + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4 H2O.Kalium Permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Permanganat bereaksi cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta banyak bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam reagen ini. Sebagai contoh, permanganat adalah unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan berikut :3 Mn2+ + 2 MnO4- + 2 H2O MnO2(s) + 4 H+Penentuan konsentrasi KMnO4 misalnya dapat dilakukan dengan larutan baku Natrium Oksalat. Pada titik ekivalen jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4Senyawa Na2C2O4 juga merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian yang tinggi, stabil pada saat pengeringan , dan nonhigroskopik. Reaksinya dengan permanganat agak sedikit rumit, dan meskipun banyak penyelidikan yang telah dilakukan, mekanisme tepatnya tidak pernah jelas. Reaksinya berjalan lambat dalam suhu ruangan, sehingga larutan biasanya dipanaskan antara 60 -70C. bahkan pada suhu yang lebih tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun kecepatannya meningkat katika ion mangan(II) terbentuk. Mangan(II) bertindak sebagai katalis sehingga reaksinya disebut dengan autokatalitik karena katalisnya diproduksi di dalam reaksi itu sendiri. Ion tersebut dapat memberikan efek katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan permanganat untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4) di mana pada gilirannya secara tepat mengoksidasi ion oksalat kembali ke kondisi divalen.Persamaan reaksi antara oksalat dan permanganat adalah:5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ 2 Mn2+ +10 CO2 + 8 H2O

IV. ALAT DAN BAHANALAT:1. Kaca arloji2. Labu ukur 100 mL3. Buret4. Labu Erlenmeyer5. Bunsen Burner6. Kasa7. Spatula8. Termometer9. Kaki tiga10. Pipet tetes11. Pipet Gondok

BAHAN:1. Natrium Oksalat 0,676 gram (larutan baku)2. KMnO4 0,01 M3. H2SO4 2 N4. Aquades/ Air Suling5. H2C2O4. xH2O 0,633 gram

.

ALUR KERJAPenentuan (standarisasi) larutan KMnO4 0,01 M dengan Natrium Oksalat sebagai baku

Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4 .xH2O

VII DATA PENGAMATANPerlakuan Hasil PengamtanSebelum SesudahPenentuan (standarisasi) larutan KMnO4 0,01 M dengan Natrium Oksalat sebagai larutan baku. Pembuatan larutan baku Na2C2O4 , dengan menimbang 0,67 gram Na2C2O4 kemudian memindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan melarutkan dengan air suling sampai tanda batas. Memipet 10 ml larutan Na2C2O4, memasukkannya ke dalam erlemeyer 250 ml, kemudian ditambah dengan 20 ml H2SO40,2 N. Memanaskan erlemeyer hingga 700 C dan segera dtitrasi dengan larutan KMnO4 yang telah disiapkan di dalam buret Menghentikan titrasi saat terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda (pink) Mengulangi percobaan yang sama 2X

Aplikasi Titrasi PermanganometriPenentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4. xH2O- Melarutkan 0,63 gram H2C2O4.xH2O. dalam Labu ukur 100 mL.- Mengambil 10 mL dan memasukkan ke dalam erlenmneyer 100 mL.-Menambah 4 mL H2SO4 4 N.-Menambah 10 mL aquades.-Memanaskannya sampai 70C.

-Menitrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna ungu.-Melakukan tiga kali percaobaan. -

Natrium Oksalat= serbuk putih

Lar.Natrium Oksalat= jernih, tak berwarnaH2SO4 = jernih, tak berwarna

Lar. Jernih, tak berwarna

KMnO4= ungu tua

H2C2O4. xH2O=serbuk putih

H2SO4 4 N.= tidak berwarnaAquades= tidak berwarna

KMnO4= ungu tua

Larutan tidakberwarna

Larutan jernih, tak berwarna

Larutan berubah menjadi merah mudaVKMnO4 yang digunakan :V1 = 9,6 mlV2 = 10,0 mlV3 = 9,8 ml

,

Larutan jernih

Larutan jernih

Setelah dititrasi larutan menjadi berwarna ungu (--)Volume KMnO4 yang digunakan titrasi :V1 = 9,1 mlV2 = 9,0 mlV3 = 9,0 ml

. ANALISIS DATAStandarisasi Larutan KMnO4 0,1 N dengan Natrium oksalat sebagai baku.Percobaan titrasi oksidimetri yaitu jenis permanganometri, penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 dengan Natrium oksalat sebagai baku. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 0,67 gram Na2C2O4 (serbuk putih) ke dalam labu ukur 100 ml. kemudian diencerkan dengan air suling sebelum tanda batas dan dikocok agar larutan homogen . setelah itu ditambah air suling dengan menggunakan pipet tetes sampai tanda batas, maka didapatkan larutan Natrium oksalat (jernih, tak berwarna) sebagai baku. Selanjutnya diambil 10 ml dengan menggunakan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ke dalam erlenmeyer dimasukkan 20 ml larutan H2SO4 (tak berwarna) 2N untuk membuat suasana menjadi asam karena Natrium oksalat menjadi standar primer yang baik untuk permanganat dalam suasana asam agar MnO4- dapat dioksidasi menjadi Mn2+ dan dititrasi oleh KMnO4. reaksi yang terjadi :MnO4- + 8 H+ + 5e Mn2+ + 4H2O X2C2O42- 2 CO2 + 2e X55C2O42- + 2 MnO4- + 16H+ 2 Mn2+ + 10CO2 + 8H2O

Setelah itu dipanaskan sampai 70 C karena reaksi berjalan lambat dalam suhu ruangan sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai 60 C. pada suhu yang lebih tinggi, reaksi mulai melambat, tetapi kecepatannya meningkat saat ion Mn2+ terbentuk. Titrasi dihentikan saat titran yang tak berwarna berubah menjadi merah muda. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganat sendiri sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang pada titik akhir titrasi. Setelah itu dicatat volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi. Langkah-langkah di atas diulangi 3 kali menggunakan volume larutan Natrium oksalat yang sama, sehingga didapatkan volume akhir titrasi yaitu V1 = 9,6 ml; V2 = 10,0 ml; V3 = 9,8 ml. Untuk menentukan normalitas KMnO4 maka harus dicari dulu normalitas Na2C2O4 dengan menggunakan rumus N=gr.n/Mr. V , dimana gr= 0,67 gram ; Mr = 134 ; V = 0,1 L ; n =2. Dari perhitungan didapatkan Normalitas Na2C2O4 = 0,1 N. Titik ekivalen titrasi terjadi saat mol ekivalen oksidator = mol ekivalen reduktor . Dalam reaksi ini yang bertindak sebagai Oksidator adalah KMnO4, sedangkan reduktornya adalah Na2C2O4, sehingga mol ekivalen KMnO4 = mol ekivalen Na2C2O4. Untuk mol akivalen dapat dicari dengan menggunakan rumus Normalitas X Volume. Dari hasil percobaan yang kami dapatkan maka dapat diketahui Normalitas KMnO4 untuk tiap percobaan adalah sebagai berikut : N1 = 0,104 N ; N2 = 0,1 N ; N3 = 0,102 N. Maka untuk normalitas KMnO4 rata-rata adalah ),102 N. Hasil ini sudah sesuai dengan perkiraan yang ada yaitu 0,1 N. Sedangkan untuk Molaritas atau konsentrasi larutan KMnO4 didapatkan dari perhitungan yaitu Normalitas dibagi dengan ekivalen MnO4- , dimana ekivalen MnO4- adalah 2. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : M1 = 0,208 M ; M2= 0,02 M ;M3 = 0,02 M, sehingga konsentrasi KMnO4 rata-rata adalah 0,022 M.

Aplikasi Titrasi PermanganometriUntuk aplikasinya yaitu penentuan kadar jumlah air kristal H2C2O4 .xH2O. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 0,63 gram H2C2O4 .xH2O (serbuk putih) ke dalam labu ukur 100 ml. Kemudian diencerkan dengan air suling sebelum tanda batas dan dikocok agar larutan homogen. Setelah itu ditambah air suling dengan menggunakan pipet tetes sampai tanda batas. Setelah itu diambil 10 ml dengan menggunakan pipet gondok dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ke dalam erlenmeyer dimasukkan 4 ml larutan H2SO4 (tak berwarna) 4N untuk membuat suasana menjadi asam dan 10 ml aquades. Setelah itu dipanaskan sampai 70 C agar reaksi berlangsung cepat. Kemudian dititrasi dengan KMnO4 (ungu tua) dalam keadaan panas. Titrasi dihentikan pada saat titran yang tak berwarna berubah menjadi merah muda. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganat sendiri sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang pada titik akhir titrasi.setelah itu dicatat volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi. Langkah-langkah di atas diulangi 3 kali sehingga didapatkan volume akhir titrasi yaitu: V1 = 9, 1 ml; V2 = 9,0 ml; V3 = 9,0 ml. Untuk menentukan Normalitas H2C2O4 .xH2O maka mol ekuivalen KMnO4 = mol ekuivalen H2C2O4 .xH2O dengan perhitungan didapatkan nilai Normalitas sebesar 0,00928 N ; 0,0918 N dan 0,0918 N. Nilai Normalitas tersebut digunakan untuk menentukan nilai X dari H2C2O4 .xH2O dengan menggunakan rumus normalitas maka didapatkan nilai X1 = 2,54 ; X2 = 2,62 ; X3 = 2,62 . nilai X dirata-rata dan diperoleh nilai X rata-rata sebesar 2,59 atau dibulatkan menjadi 3. Sehingga rumus molekulnya menjadi H2C2O4 .3H2O.

IX. DISKUSIUntuk percobaan pertama yaitu standarisasi larutan KMnO4, Saat titik akhir titrasi , didapatkan volume larutan KMnO4 tidak konstan yaitu V1 = 9,6 ml; V3 = 9,8 ml. Hal ini disebabkan buret yang digunakan tidak sama padahal buret yang digunakan seharusnya sama karena merupakan variabel yang harus dikontrol oleh praktikan. Tidak hanya itu ketepatan praktikan dalam melihat perubahan warna saat tepat berubah (titik akhir titrasi) juga mempengaruhi jumlah volume yang digunakan, begitu juga pada percobaan kedua penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4 .X.H2O

X. KESIMPULANDari hasil percobaan yang dilakukan pada percobaan titrasi oksidimetri yaitu penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 dengan Natrium oksalat sebagai baku diperoleh V1 = 9,6 ml; V2 = 10 ml; V3 = 9,8 ml. Dari data tersebut dapat diketahui Normalitas KMnO4 rata-rata sebesar 0,102 N, dan Molaritas rata-rata = 0,022 M. Sedangkan untuk aplikasinya yaitu penentuan kadar jumlah air kristal H2C2O4 .xH2O didapatkan jumlah air kristal (X) rata-rata = 2,59, dibulatkan menjadi 3. Sehingga rumusnya menjadi H2C2O4 .3H2O

Diposkan oleh Ratna Ayu http://ratnatox.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-titrasi.htmlPERCOBAAN VJUDUL : TITRASI PERMANGANOMETRITUJUAN : 1. Untuk menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.XH2O2. Untuk mengamati pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2TEMPAT : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM BANJARMASIN I. TEORI DASARKalium permanganat telah lama digunkan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam jumlah ekivalen. Warna ungu tua ion permanganatnya sendiri sebagai indicator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang meskipun dalam larutan yang besar volumenya. Hidrogen peroksida merupakan pereaksi oksidasi yang baik dengan potensial standar positif yang besar.

Persamaan reaksinya adalah:

H2O2 + 2 H+ 2 H2O E0 = 1,77 Volt

Sifat-sifat kalium permanganate adalah:

Kalium permanganate banyak digunakan sebagai pengoksidasi reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indicator kecuali untuk larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada volume larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunkan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat mengalami berbabgai macam reaksi kimia, Karena mangan dapat hadir dalma kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. REaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi-reaksi yang terjadi dalam larutan-larutan yang bersifta asam 0,1 N atau lebih besar.

Persamaan reaksinya adalah:

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O E0 = +1,51 V

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini. Namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganate berjalan lambat akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan yang akan digunakan dari reagen ini. Sebagai contoh permanganate adalah agen unsure pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai persamaannya adalah:

3 Mn2+ + 2 MnO4- + 2 H2O 5 MnO2(s) + 4 H+Kelebihan sedikit dari permanganate yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2. Bagaimanapun juga mengingat reaksinya berjalan lambat MnO2 tidak diendapan secara normal pada titik akhir dari titrasi-titrasi permanganometri.

Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganate. Mangan dioksida mengkatalisis di komposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganate, atau terbentuk akibat reaksi antara permanganate dengan jejak-jejak dari agen-agen pereduksi di dalam air mengarah pada dekomposisi. Tindakan-tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat direduksi, dan penyaringan melalui asbestos atau gelas dan tidak diasamkan, konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan. Larutan permanganate yang bersifat asam tidak stabil karena asam permanganate terdekomposisi sesuai dengan persamaan reaksinya:

4 MnO4- + 4H+ 4 MnO2(s) + 3 O2(g) + 2 H2O

II. ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan:

Labu ukur 100 ml

Erlenmeyer 250 ml

Buret, statif, klem

Labu ukur 250 ml

Gelas ukur

Pipet

Pengaduk

Termometer

Bahan yang digunakan:

H2C2O4.XH2O

H2SO4 4N

KMnO4 H2O2 Aquadest

III. PROSEDUR KERJA1. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.XH2OMenimbang dengan tepat 0,63 gram H2C2O4.XH2O dan melarutkan dalam labu ukur 100 ml. Memipet 25 ml larutan tersebut dan memasukkan dalma Erlenmeyer 250 ml, menambahkan 10 ml H2SO4 4N dan 25 ml aquadest. Memanaskan sampai suhu 700C. Menitrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai warn aungu hilang. Lakukan sampai tiga kali. Menghitung jumlah air kristal dalam H2C2O4.XH2O tersebut.

2. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2Memipet 25 ml larutan peroksida yang telah ditentukan BJ-nya, memasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan mengencerkan sampai batas. Menyimpan dalam beberapa botol yang berbeda warnanya. Mengambil 25 ml larutan yang telah diencerkan tersebut. Memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang telah diisi dengan 5 ml H2SO4 pekat dan 75 ml air. Menitrasi dengan KMnO4 standar sampai menculnya warna merah muda yang permanent. Melakukan sebanyak tiga kali. Menghitung kadar H2O2 dalam hydrogen peroksida sebelum diencerkan. Membandingkan hasilnya pada tiap-tiap botol penyimpanan.

IV. HASIL PENGAMATANI. Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4 XH2O.NoPercobaanHasil Pengamatan

1.

2.

3.Melarutkan 0,630 g H2C2O4 XH2O dalam labu ukur 100 ml.

25 ml aquadest + 10 ml H2SO4 + 25 ml H2C2O4 XH2O.

Campuran dipanaskan sampai 700 C.

Dalam keadaan panas campuran dititrasi dengan KMnO4.

Mengulang percobaanCampuran dititrasi dengan KMnO4.

Larutan Homogen

Warna ungu permanent pada volume 44,5 ml.

Warna ungu permanent pada volume 48,2 ml.

2. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan terhadap Kadar H2O2NoPercobaanHasil Pengamatan

1. 2.3.4. Gelap dalam 25 ml larutan peroksida gelap dalam + 5 ml H2SO4 + aquadest.

Dititrasi dengan KMnO4. Mengulang percobaan dalam keadaan panas, dititrasi dengan KMnO4.Gelap luar 75 ml aquadest + 5 ml H2SO4 pekat.

Ditambah 25 ml H2O2.

Mengulang percobaanTerang luar 75 ml aquadest + 5 ml H2SO4. Ditambah dengan 25 ml H2O2.

Mengulang percobaan

Terang dalam 75 ml aquadest + H2SO4. Ditambah dengan 25 ml H2O2.

Mengulang percobaan Larutan homogen, bening seperti berminyak, larutan panas.

Muncul warna merah muda saat penambahan 0,5 ml.

Data dari kelompok lain 0,5 ml.

Muncul warna merah muda permanent pada saat penambahan 0,4 ml.

Dari kelompok lain 0,5 ml

Larutan bening dan panas

Larutan berwarna merah muda permanent pada volume 1,3 ml

Data kelompok lain : 1 ml

Berwarna merah muda permanen pada volume 1,6 mL.

Data kelompok lain : 1,3 mL.

Larutan bening dan panas

Berwarna merah muda permanent pada volume 1,4 ml

Data percobaan lain : 1,2 ml

Berwarna merah muda pada volume 1,75 ml.

Data kelompok lain : 1,3 ml

Larutan berminyak dan panas.

Berwarna merah muda pada volume 1,1 ml

Data kelompok lain : 1,5 ml

Berwarna merah muda pada volume 1,25 ml

Data kelompok lain: 1,5 ml

V. ANALISIS DATAA. Penentuan Jumlah Air Kristal Dalam H2C2O4.XH2OPada percobaan pertama 25 ml H2C2O4.XH2O yang telah diencerkan ditambah 25 ml aquadest, dan katalis H2SO4 untuk mempercepat reaksi karena reaksi biasanya berjalan lambat sehingga substansinya memerlukan penggunaan katalis. Campuran dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 sampai muncul warna ungu yang permanent. Volume KMnO4 untuk dititrasi yang digunakan adalah 46,35 ml yang merupakan volume rata-rata. Berdasarkan perhitungan didapat massa molekul H2C2O4.XH2O dari pengenceran awal sebanyak 25 ml adalah +2.

B. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Terhadap Kadar H2O2H2O2 adalah reduktor dalam keadaan oksidator kuat seperti perak oksida dan kalium permanganat. Reaksi H2O2 dengan KMnO4 adalah:

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ 2 Mn2+ + 8 H2O + 5 O2 (g)Dalam penggunaannya H2O2 dilaboratorium dipakai sebagai oksidator dengan konsentrasi 6% seperti mengoksidasi Pbs menjadi PbSO4. H2O2 dalam keadaan murni merupakan cairan berwarna biru mendidih disertai dengan penguraian pada 1500C.

Pada percobaan yang dilakukan pada larutan hydrogen peroksida pada keadaan penyimpanan gelap dalam ditambah dengan aquadest dan katalis berupa H2SO4 5 ml. Pada saat dititrasi dengan KMnO4 samapi warna merah muda volume rata-rata yang terpakai pada titrasi adalah 0,425 ml. H2O2 pada botol gelap luar volume rata-rata KMnO4 adalah 1,3 ml. H2O2 pada botol terang luar volume rata-rata yang terpakai 1,4125 M dan volume rata-rata KMnO4 pada terang dalam adalah 1,3375 ml.

Dilihat dari hasil pengamatan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses titrasi dengan larutan KMnO4 terhadap kondisi ruangan di tempat gelap maupun terang, kondisi ini berpengaruh pada kadar H2O2. Tempat penyimpanan ditempat terang sangat memungkinkan cahaya yang masuk lebih banyak sebaliknya botol yang disimpan ditempat gelap cahaya yang masuk lebih sedikit. Semakin banyak cahaya yang masuk mengenai botol penyimpanan maka volume KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi semakin sedikit. Namun dari hasil percobaan volume titrasi yang digunakan untuk menitrasi H2O2 pada gelap luar dan terang luar. Kondisi ruangan tersebut juga berpengaruh pada kadar H2O2 yang dihasilkan. Dari perhitungan didapat:

- Kadar H2O2 botol gelap dalam = 10,21%

- Kadar H2O2 botol gelap luar = 31,66%

- Kadar H2O2 botol terang dalam = 32,69%

- Kadar H2O2 botol terang luar = 34,73%

Kadar yang diperoleh dari hasil perhitungan botol yang berada di dalam lebih sedikit dibnadingkan dengan tempat penyimpanan botol yang ada diluar. Kondisi botol penyimpan tidak berpengaruh melainkan banyak tidaknya cahaya yang masuk atau tempat penyimpannya. Penyimpanan ditempat terang harusnya menghasilkan kadar yang lebih sedikit karena adanya sinar matahari/ cahaya yang masuk menyebabkan H2O2 yang dititrasi tidak murni lagi bereaksi dengan oksigen dan uap air dan udara sekitar menyebabkan H2O2 yang bersifat reduktor dan terjadi penguraian air dan oksigen. Sedangkan kadar ynag diperlukan lebih banyak yang menandakan adanya kesalahan praktikkan dalma melakukan praktikum.

H2O2 yang disimpan ditempat tertutup, memungkinkan tidak terjadi reaksi dengna oksigen dan uap air. Karena tidak adanya reaksi maka sifat reduktornya lebih kuat sehingga memerlukan KMnO4 lebih banyak sedangkan pada hasil pengamatan lebih sedikit.

Mengenai penitrasian dengan KMnO4 tanpa penyimpanan volume titrasi yang digunakan relative besar, volume rata-ratanya mencapai 46,35 ml. Disini terjadi lagi kesalahan praktikan yang seharusnya volume yang digunakan harus lebih kecil karena H2O2 tanpa penyimpanan tidak sempat bereaksi banyak dengan lingkungan sekitar yaitu reaksi antara oksigen dan uap air.

VI. KESIMPULAN1. Titrasi permanganometri adalah titrasi yang menggunakan kalium permanganate sebagai oksidator kuat dimana dalam titrasi ini terjadi peristiwa reduksi.

2. KMnO4 merupakan oksidator kuat dalam larutan asam, telah digunakan secara meluas Karena mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indicator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.

3. Dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral, dan basa lemah, ion permanganate tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai dengan persamaan reaksinya:

MnO4- + 4 H+ + 3 e MnO2 (s) + 4 H20

4. Dalam larutan yang bersifat basa, ion permanganate tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau, dengan persamaan reaksi:

MnO4- + e MnO4-

5. Titrasi permanganometri terhadap H2C2O4:

2 MnO4- + 5 C2O42- + 6 H+ 10 CO2 + 2 Mn2+ + 8 H2OTitrasi permanganometri terhadap H2O22 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O6. Warna botol penyimpanan serta proses penyimpanannya berpengaruh terhadap kadar H2O2 dimana kadar H2O2 dalam botol terang lebih banyak dibandingkan botol dalam.

VII. DAFTAR PUSTAKACotton, F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press.

S. M. Kopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Tim Dosen Kimia Analisis. 2005. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis. Banjarmasin. FKIP UNLAM.

LAMPIRANPERHITUNGAN1. Penentuan Jumlah Air Kristal Dalam H2C2O4.XH2O Diketahui:

V KMnO4 yang dipakai adalah = (44,5 + 48,2) ml 2

= 46,35 ml

M KMnO4 = 0,01 M

m. H2C2O4.XH2O = 0,6309 gram

Ditanya: Jumlah air kristal dalam H2C2O4.XH2O ?

Penyelesaian:

2 MnO4- + 5 C2O42- + 16 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

+7 Reduksi 5 +2

+6 Oksidasi +2 +8

Jadi, 2 mol KMnO4 setara dengan 5 mol C2O42-H2C2O4 KMnO4Mol ekivalen H2C2O4 = Mol ekivalen K MnO4M H2C2O4 x V H2C2O4 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2C2O4 x 60 ml x 2 = 0,01 M x 46,35 ml x 5

M H2C2O4 x 120 ml = 2,3175 M. ml

M H2C2O4 = 0,0193

Pada pengenceran awal M1 X V1 = M2 X V2M1 X 25 ml = 0,0193 M x 60 ml

M1 x 25 ml = 1,158 M. ml

M1 = 0,05 M

M = gr x 1000 Mr P

= 0,6309 gr x 1000 0,046 M 100

= 126,18 gr/ mol

Mr H2C2O4 = 126,18 gr/ mol

2Ar. H + 2Ar C + 4Ar O + X (Ar H20) = 126,18 gr/ mol

2.1 + 2. 12 + 4. 16 + X. 18 = 126,18 gr/mol

2 + 24 + 64 + X. 18 = 126,18 gr/mol

90 + X. 18 = 126,18 gr/mol

18 X gr/mol = (126,18-90)gr/mol

18 X gr/mol = 36,18 gr/mol

X = 36,18

18

= 2,01

X 2

2. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2Persamaan reaksi

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O

2 mol KMnO4 setara dengan 5 mol H2O

M KMnO4 = 0,01 M

a. Botol gelap luarV KMnO4 = (1,3 + 1,6 + 1,3) ml 4

= 1,3 ml

MKMnO4 = 0,01 M

V H2O2 = 105 ml

n.ekivalen H2O2 n. ekivalen KMnO4M H2O2 x V H2O2 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2O2 x 105 ml x 2 = 0,01 M x 1,3 ml x 5

M H2O2 x 210 ml = 0,065 M. ml

M H2O2 = 3,1. 10-4 M

b. Botol terang dalamV KMnO4 = (1,1 + 1,5 + 1,25 + 1,5) ml 4

= 1,3375 ml

MKMnO4 = 0,01 M

V H2O2 = 105 ml

n.ekivalen H2O2 n. ekivalen KMnO4M H2O2 x V H2O2 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2O2 x 105 ml x 2 = 1,3375 x 0,01 M x 5

M H2O2 x 210 ml = 0,0668 M. ml

M H2O2 = 3,2. 10-4 M

c. Botol gelap dalam V KMnO4 = (0,5 + 0,4 + 0,5 +0,3) ml 4

= 0,425 ml

MKMnO4 = 0,01 M

V H2O2 = 105 ml

n.ekivalen H2O2 n. ekivalen KMnO4M H2O2 x V H2O2 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2O24 x 105 ml x 2 = 0,425 ml x 0,01 M x 5

M H2O2 x 210 ml = 0,02125 M. ml

M H2O2 = 1. 10-4 M

d. Botol terang luarV KMnO4 = (1,4 + 1,75 + 1,2 +1,3) ml 4

= 1,4125 ml

MKMnO4 = 0,01 M

V H2O2 = 105 ml

n.ekivalen H2O2 n. ekivalen KMnO4M H2O2 x V H2O2 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2O24 x 105 ml x 2 = 1,4125 ml x 0,01 M x 5

M H2O2 x 210 ml = 0,0706 M. ml

M H2O2 = 3,4. 10-4 M

# H2O2 tanpa penyimpananV KMnO4 = (44,5 + 48,2) ml 2

= 46,35 ml

MKMnO4 = 0,01 M

V H2O2 = 105 ml

n.ekivalen H2O2 n. ekivalen KMnO4M H2O2 x V H2O2 x 2 = M KMnO4 x V KMnO4 x 5

M H2O24 x 105 ml x 2 = 46,35 ml x 0,01 M x 5

M H2O2 x 210 ml = 2,3175 M. ml

M H2O2 = 0,01 M

# Menghitung konsentrasi H2O2 mula-mula: Diketahui:

P = 1,11 gr/mol

V = 25 ml

V1 = 250 ml

% = 30 %

Mr H2O2 = 34 gr/mol

Ditanya: M=..?

Penyelesaian:

V = V1 x Mr x M 10% x P

25 ml = 250 ml x 34 gr/ml x M 10 x 30% x 1,11gr/ml

83,25 gr = 8500 ml x gr/ml x M

M1 = 9,79. 10-3 M

#Menghitung kadar H2O2a. Botol gelap luarM2 = 3,1.10-4 M

% H2O2 = M2 x 100%

M1 = 3,1. 10-4 M x 100%

9,79. 10-3 M

= 3,17%

b. Botol terang dalam M2 = 3,2.10-4 M

% H2O2 = M2 x 100%

M1 = 3,2. 10-4 M x 100%

9,79. 10-3 M

= 3,27%

c. Botol gelap dalamM2 = 1.10-4 M

% H2O2 = M2 x 100%

M1 = 1. 10-4 M x 100%

9,79. 10-3 M

= 1,02%

d. Botol terang luarM2 = 3,4.10-4 M

% H2O2 = M2 x 100%

M1 = 3,4. 10-4 M x 100%

9,79. 10-3 M

= 3,47%

e. Botol tanpa penyimpananM2 = 0,01 M

% H2O2 = M2 x 100%

M1 = 0,01 M x 100%

9,79. 10-3 M

= 102,15%

JAWABAN PERTANYAAN:1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat titrannya dikerjakan pada temperature lebih rendah dari 600C hasil normalitasnya, terlampau tinggi, Karena pada suhu yang lebih rendah dari 600C berarti zat itu (KMnO4) kurang dapat bereaksi dengan H2C2O4. Hal ini disebabkan KMnO4 tidak cepat terurai atau terdekomposisi dalam larutan tersebut karena seperti yang diketahui KMnO4 lebih cepat beraksi dengan H2C2O4 dalam kondisi asam dan panas, lagi pula kalau suhunya lebih rendah, maka volume KMnO4 yang digunakan akan lebih banyak dan tidak sempat terjadi penguapan kalau penggoyangan saat titrasinya bagus.

2. Diket: M KMnO4 = 0,03 M

V H2O2 = 5 ml = 5.10-3 L

P asam = 1,01g/l

M H2O2 = 3,05 g

Dit: V KMnO4 =..?

Jawab:

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O

+7 + 5e +2 0

-2 +2e

Jadi, 2 mol KMnO4 setara dengan 5 mol H202n H2O2 = gr = 3,05 gr = 0,0897 mol

Mr 34 gr/mol

M H2O2 = n = 0,0897 mol = 17,94 M

V 5.10-3 L

H2O2 KMnO4n. ekivalen H2O2 = n. ekivalen X KMnO4M H2O2 X V H2O2 X ekivalen H2O2 = MKMnO4 X V KMnO4 X ekivalen KMnO4 V KMnO4 = 1,196 L.

Jadi volume KMnO4 yang diperlukan adalah 1,196 L.