penyuluhan
DESCRIPTION
ilmiahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek sesuai
dengan sifat kimia obat itu sendiri. Oleh karena itu tiap obat memiliki kerja di dalam
tubuh yang berbeda-beda, sehingga ketika minum obat kita harus menyesuaikan agar
diperoleh khasiat yang diinginkan. Obat yang kita minum secara alami masuk ke
dalam saluran pencernaan, diantaranya melewati lambung dan usus halus, sebagian
kecil obat diserap di dalam lambung dan selanjutnya obat banyak diserap di dalam
usus halus. Setiap obat akan diserap di usus halus atau dilambung dipengaruhi pula
oleh ada atau tidaknya makanan atau minuman dalam lambung dan usus, dan setiap
obat memiliki sifat yang berbeda dalam penyerapannya, ada yang meningkat
penyerapannya oleh adanya makanan dan ada pula yang penyerapannya justru
berkurang dengan adanya makanan.
Kebanyakan orang akan menyatakan bahwa waktu yang tepat minum obat
ketika setelah makan karena makanan dapat memberikan alas bagi lambung sehingga
mencegah terjadinya sakit maag atau sakit perut. Tapi itu belum tentu. Tetapi hal itu
lah yang telah terjadi secara turun temurun di masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan ada tidaknya makanan, minum obat tidak harus setelah makan.
Beberapa obat dapat diminum sebelum makan bahkan sewaktu makan. Selain itu
adapula minum obat berdasarkan penggolongan waktunya diantaranya terdiri dari
pagi hari, siang hari, sore/ malam hari, bahkan sebelum tidur malam. Hal ini
1
dikarenakan setiap obat memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda-beda.
Perbedaan sifat mempengaruhi reaksi obat terhadap obat atau senyawa lain yang
dikonsumsi secara bersamaan sehingga dikenal dengan istilah interaksi. Interaksi obat
terdiri dari interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan, dan obat dengan
aktivitas. Interaksi obat dapat menimbulkan efek yang menguntungkan, efek yang
merugikan, bahkan efek toksik. Selain itu perbedaan sifat obat juga dapat
mempengaruhi nasib obat di dalam tubuh. Obat harus dikonsumsi pada waktu yang
tepat untuk mendapatkan efek yang optimal. Waktu yang tepat dari suatu obat
didasarkan atas pertimbangan sifat obat dan tujuan pengobatan. Obat dan makanan
jika dikonsumsi secara bersamaan dapat menimbulkan interaksi. Akibat dari interaksi
tersebut diantaranya meningkatkan efek obat, meniadakan efek obat, bahkan tidak
mempengaruhi efek obat.
2
BAB II
ISI
Interaksi Obat Dengan Makanan
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi bagaimana cara obat bekerja
didalam tubuh. Interaksi obat dengan makanan dapat menyebabkan;
- Mencegah obat bekerja sebagaimana seharusnya
- Menyebabkan efek samping yang besar ataupun kecil
- Menimbulkan efek samping yang baru
Selain makanan, hal yang dapat mempengaruhi bagaimana obat bekerja ialah
umur, berat, jenis kelamin, dosis, ataupun pengaruh penggunaan obat lain. Setiap kali
menggunakan obat, sebaiknya selalu perhatikan informasi pada label dan petunjuk
dari dokter ataupun apoteker.
Waktu mengambil obat semestinya memeriksa lebih dulu dosis obat, cara
minum obat, waktu minum obat:
1. Obat yang diminum semestinya diminum dengan air hangat.
2. Minum obat tiap hari berdasarkan jam yang ditetapkan.
3. Minum obat tepat waktu sebelum dan sesudah minum obat.
4. Jangan minum obat dengan teh, jus, susu, kopi dan minuman lainnya.
3
5. Harus berdasarkan petunjuk dokter, Apoteker cara dan dosis obat yang
digunakan, tanpa petunjuk dari dokter tidak boleh merubah kadar obat
atau berhenti minum obat.
6. Jika lupa minum obat, waktu ingat segera minum obat, jika mendekati
minum obat yang berikutnya tidak perlu minum lagi.
7. Jika obat tidak manjur atau ada efek samping segera beritahu dokter atau
Apoteker.
8. Perhatikan nama obat, peringatan dan masa kadarluasa.
9. Setelah sembuh sisa obat tidak boleh sembarangan diminum atau diberikan
orang lain untuk diminum.
10. Jika menggunakan obat ada masalah harus menanyakan dokter atau
Apoteker atau ahli lainnya.
Waktu Minum Obat
1. Setelah Makan
Obat yang diminum setelah makan digunakan untuk obat-obat yang bersifat asam
karena dapat mengiritasi lambung dan saluran cerna. Bagi pasien yang memiliki
riwayat maag atau tukak lambung, obat diminum setelah makan agar tidak
menyebabkan kambuhnya penyakit tersebut. Misalnya: obat anti radang (asam
mefenamat). Dengan adanya makanan maka dinding lambung akan terlapisi sehingga
tidak dipengaruhi oleh obat. Selain itu juga dapat mengurangi efek samping obat.
4
Karena beberapa obat dapat menyebabkan efek mual jika diminum saat perut kosong.
Adapula obat yang dapat terbantu penyerapannya dengan adanya makanan.
Penggunaan obat setelah makan artinya digunakan saat lambung masih berisi
makanan. Sehingga obat sebaiknya digunakan sesaat setelah makan sampai kurang
dari 2 jam setelah makan. Jika telah lebih dari 2 jam setelah makan maka lambung
telah kosong dari makanan karena makanan telah diolah oleh saluran cerna dan
diserap ke tubuh.
2. Sewaktu Makan
Obat yang diminum sewaktu makan bertujuan untuk membantu proses
pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi makanan. Selain itu beberapa obat juga
memiliki proses absorbsi yang lebih baik dengan adanya makanan. Penggunaan obat
sewaktu makan artinya obat digunakan 10-15 menit sebelum makan atau 10-15 menit
setelah makan. Misalnya: obat antidiabetes (metformin).
3. Sebelum Makan (perut kosong)
Obat yang digunakan sebelum makan karena adanya makanan dapat menghambat
absorbsi obat. Jika absorbsi obat terhambat maka jumlah obat yang masuk ke dalam
tubuh manjadi berkurang kemudian berakibat pada efek obat yang tidak optimal.
Penggunaan obat sebelum makan artinya obat digunakan pada saat lambung kosong.
Sehingga obat sebaiknya digunakan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Misalnya: parasetamol.
5
Interval Penggunaan Obat
Selain waktu penggunaan obat, interval penggunaan obat juga penting untuk
diperhatikan. Misalnya jika obat diminta untuk digunakan 2 kali sehari maka interval
waktu yang diperlukan adalah 12 jam. Jika obat diminum pada jam 7 pagi maka obat
selanjutnya diminum pada jam 7 malam. Mengapa? Karena berkaitan dengan
ketersediaan obat di dalam tubuh. Obat dapat memberikan efek terapi jika kadar obat
didalam tubuh memenuhi kisaran terapi yang diperlukan. Hal ini tergantung dari sifat
dan jenis setiap obat. Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena memiliki
waktu paro yang pendek sehingga interval yang diperlukan untuk minum obat
menjadi lebih pendek dan obat menjadi harus lebih sering diminum misalnya 3 kali
sehari dan ada pula obat yang lama tereliminasi karena memiliki waktu paro yang
panjang sehingga interval yang diperlukan untuk minum oabt menjadi lebih panjang
dan obat menjadi tidak sering untuk diminum misalnya 1 kali sehari.
Jika obat yang seharusnya diminum 2 kali sehari kemudian diminum pada
pagi dan siang dengan interval waktu pendek yaitu 6 jam maka dapat menyebabkan
kadar obat di dalam tubuh menjadi lebih besar dan dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan. Jika pada waktu selanjutnya obat diminum dengan interval waktu
yang lebih panjang maka kadar obat di dalam tubuh telah mencapai kadar minimal
dan dapat meniadakan efek obat. Jika obat tersebut adalah obat antibiotika maka
dapat menyebabkan resistensi.
6
Kapan sebaiknya minum obat: pagi, siang atau sore/malam?
Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya. Di bawah ini
adalah waktu minum obat berdasarkan golongan penggunaannya.
1. Obat diabetes dan penguat jantung
Waktu yang terbaik adalah pukul 4:00 – 5:00 pagi. Tubuh manusia paling
sensitif terhadap insulin pada pukul 4-5 pagi, sehingga jika diberikan pada saat itu,
efeknya paling baik, walaupun dalam dosis lebih kecil. Efek obat penguat jantung
juga lebih tinggi sampai 10-20 kali pada jam tersebut dibandingkan waktu-waktu
yang lain. Hal ini karena tubuh manusia juga paling sensitif terhadap digitalis. Ini
secara teoritis, mungkin pada prakteknya bisa sedikit bergeser waktunya, misalnya
pukul 6 pagi. Untuk beberapa obat diabetes, obat ini dimakan bersama makanan atau
sesudah makan, agar kadar glukosa darah terjaga dan berada dalam kadar yang
seharusnya.
Obat seperti digoxin sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan saat perut kosong. Obat ini diminum pada waktu yang sama setiap harinya.
2. Obat diuretik (pelancar air seni)
Paling baik digunakan pada pukul 7 pagi dan diminum sesudah makan. Sangat
penting untuk menggunakan obat pelancar seni pada waktu yang tepat karena itu
terkait dengan fungsi ginjal dan hemodinamik. Selain itu juga pada umumnya pasien
dalam keadaan terjaga, sehingga tidak mengganggu waktu tidur. Obat
7
seperti hidroklortiazid memiliki efek samping yang lebih rendah jika dipakai pada
pukul 7 pagi.
3. Penurun tekanan darah (anti hipertensi)
Waktu yang paling baik adalah pada pukul 9-11 pagi. Riset menunjukkan
bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11 pagi, dan paling
rendah pada malam hari setelah tidur. Sehingga secara umum, sebaiknya obat
antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi
diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang
berlebihan pada saat tidur.
Obat golongan ACE inhibitor seperti captopril, enalapril, lisinopril, moexipril,
quinapril, ramipril, sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan. Pada saat penggunaan
obat ini, hindari mengonsumsi makanan tinggi kalium seperti pisang, jeruk,dll karena
akan dapat menyebabkan hiperkalemia dengan gejala tidak teraturnya denyut jantung.
4. Anti asma
Waktu yang terbaik adalah pada pukul 3-4 sore. Hal ini karena pada saat itu
produksi steroid tubuh berkurang, dan mungkin akan menyebabkan serangan asma
pada malam hari. Karena itu, jika steroid dihirup sore hari, diharapkan akan
mencegah serangan asma pada malamnya.
8
5. Anti anemia
Waktu yang paling baik adalah pukul 8 malam. Penggunaan obat anemia
seperti Fe glukonat atau Fe sulfat, dll memberikan efek 3-4 kali lebih baik pada
waktu itu daripada jika diberikan pada siang hari.
6. Obat penurun kolesterol
Waktu yang paling baik adalah pada pukul 7-9 malam, karena memberikan
efek lebih baik, karena proses penghancuran lemak paling maksimal terjadi pada
malam hari.
7. Obat golongan NSAIDs
Obat golongan ini bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, demam dan
inflamasi. Contoh obatnya: aspirin, celecoxib, diklofenak, ibuprofen, ketoprofen,
naproxen, dll. Penggunaan obat ini sebaiknya setelah makan untuk menghindari
adanya gangguan lambung.
8. Obat GERD dan tukak lambung
Obat penghambat pompa proton seperti lansoprazol dan omeprazol sebaiknya
diminum sebelum makan.
9
9. Antibiotik
Antibiotik golongan kuinolon seperti ciprofloxacin dan moxifloxacin dapat
diminum saat perut kosong ataupun ada makanan. Tetapi, levofloxacin diminum saat
perut kosong,yaitu 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Antibiotik seperti tetrasiklin, doxysiklin dan minocysiklin sebaiknya diminum
pada saat perut kosong. Tapi jika memiliki riwayat gangguan lambung, dapat
diminum bersama makanan.
Antijamur seperti fluconazol, itraconazol, griseofulvin dan terbinafin
sebaiknya diminum setelah makan.
Antimikobakterial seperti etambutol dapat diminum bersama atau tanpa
makanan, bisa dalam setengah jam sebelum atau dua jam sesudah makan dengan
segelas air putih. Isoniazid dan Rifampisin sebaiknya diminum pada saat perut
kosong yaitu setengah jam sebelum makan.
Waktu menggunakan obat semestinya waktu yang ditetapkan setiap hari
Setiap hari empat kali: sarapan, makan siang, makan malam, sebelum tidur
Setiap hari tiga kali: sarapan, makan siang, makan malam
Setiap hari dua kali: sarapan, makan malam
Setiap hari 1 kali: setiap hari sekali diwaktu yang ditetapkan
10
Dibawah ini merupakan contoh Tabel Daftar Obat-Obat yang Digunakan, yang
akan membantu dalam mengetahui obat apa saja yang digunakan dan jadwal
penggunaan obat agar dapat meningkatkan kepatuhan dalam menggunakan obat.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi bagaimana cara obat bekerja
didalam tubuh
Obat yang dimakan saat perut kosong berarti obat dimakan 1 jam sebelum
atau 2 jam sesudah makan. Sedangkan obat yang dimakan bersama makanan,
berarti obat dimakan sewaktu makan atau segera sesudah makan.
Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya
3.2 Saran
Saat mendapatkan obat, periksalah informasi yang ada pada brosur obat,
kemasan obat dan etiket obat.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda jika ragu mengenai obat yang
digunakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
A Guide from the National Consumers League and U.S. Food and Drug
Administration. Avoid Food-Drug Interactions.
American Society of Health-System Pharmacists’.2008. My Medicine List. ASHP
Foundation.
Buku Pedoman Penggunaan Obat Secara Aman Bagi Imigran Baru. 2014. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
NHS Foundation Trust. Patient Information Factsheet. University Hospital
Southampton.
13