penyembuh tradisional
TRANSCRIPT
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
1/6
PENYEMBUH TRADISIONAL: KESEMPATAN ATAU ANCAMAN DALAM
MENCIPTAKAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT SETINGGI-TINGGINYA
NAMA/NIM: KEZIA APRILLIA ANGO/111511064
Penyembuhan tradisional ada dimana-mana baik di pedesaan bahkan di kota-kota
besar yang sudah memiliki fasilitas kesehatan modern. Masih banyak orang yang cenderung
memilih cara penyembuhan tradisional, tidak di hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri
bahkan di negara-negara maju sekalipun. Dalam penyembuhan tradisional digunakan obat-
obat yang di olah secara tradisional. Menurut World Health Organization (WHO), negara-
negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional (herbal) sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari
populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong
terjadinya peningkatan penggunaan obat tradisional di negara maju adalah usia harapan hidup
yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan
penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta semakin luas akses
informasi mengenai obat tradisional di seluruh dunia.
Bahkan WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama
untuk kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukan dukungan WHO untuk
back to nature yang dalam hal yang lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan
pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta
lebih dalam memudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dimurnikan
sampai diperoleh zat murni. Di Indonesia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan produksi
obat tradisional. Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), sampai tahun
2007 terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri
dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Karena banyaknya variasi
sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan, maka badan POM
mengelompokan dalam sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.
Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik
berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandarisasi dan
sudah diuji farmakologi secara eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan
obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik.
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
2/6
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik
atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman
Menurut penelitian masa kini, meskipun obat-obatan tradisional yang pengolahannya
masih sederhana (tradisional) dan digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek
moyang adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, memang bermanfaat bagi
kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena
menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa
dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang,
batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam
bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Namun, yang menjadi masalah adalah sejauh mana kontribusi penyembuhan
tradisional terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dengan kata lain seberapa baik
pengobatan-pengobatan tersebut berhasil dalam meringankan rasa sakit, mengurangi tingkah
laku abnormal, membantu seorang pasien selama ia sakit dan mengembalikan kesehatan fisik
dan mentalnya.
Dari pokok masalah di atas, muncul dua pandangan terhadap penyembuhan
tradisional, yaitu golongan yang mendukung dan golongan yang bersikap skeptis terhadap
jenis penyembuhan ini. Bagi golongan pendukung, sumbangan-sumbangan dari ramuan
tumbuh-tumbuhan dari obat-obatan primitif (tradisional) terhadap farmakopea Barat (modern)
dan dukungan psikososial atas upacara-upacara pengobatan yang sring diberikan kepada
pasien dan para warga dalam masyarakatnya yang merawatnya, merupakan bukti yang cukup
bahwa pengobatan non-Barat (tradisional) dapat menyumbang banyak pada dunia Barat
(modern), dan harus terus memainkan peranannya yang besar dalam memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan orang-orang yang mempercayai pengobatan tersebut. Akan tetapi, bagi
golongan yang skeptis, tipuan sulapan yang dilakukan oleh shaman atau dukun, dan tipuan
dengan cara menyedot batu Kristal berdarah yang dianggap sebagai objek penyakit dari
tubuh pasien, juga angka usia tua yang rendah serta angka-angka mortalitas dan morbiditas
yang cukup dari ketidakmampuan pengobatan non-Barat (tradisional).
Dalam organisasi World Health Organization dan dalam Agency for International
Development timbul gagasan-gagasan yang serius untuk mengkorporasikan penyembuh-
penyembuh non Barat (tradisional) dan bagian-bagian pengobatan non-Barat (tradisional).
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
3/6
Apabila para pendukung pandangan skeptis itu benar maka tindakan yang demikian akan
membuang dana dan jiwa manusia. Sebaliknya, jika golongan pendukung benar, hal itu
merupakan langkah yang logis dalam mengembangkan perawatan kesehatan pertama ke
wilayah-wilayah di mana biaya akan menghambat pembangunan pelayanan kesehatan yang
memadai untuk beberapa dasawarsa. Di Indonesia, penyembuhan tradisional ini, dimasukan
dalam Sistem Kesehatan Nasional pada bagian Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
berdasarkan Surat Keterangan Menteri Kesehatan RI No. 131/Menkes/Sk/Ii/2004, 10 Febuari
2004.
Dalam menilai kebaikan dan kekurangan suatu penyembuhan tradisional, terdapat
beberapa kesulitan dalam menentukan tolok ukur yang tepat, yaitu:
1. Tidak ada kesatuan universal yang disepakati mengenai apa yang harus di ukur.
2. Prasangka serta harapan pribadi yang dievaluasi sangat berbeda.
3. Tidak ada kesepakan tentang apa yang harus di nilai.
Di Amerika Serikat, sistem medis relatif terpisah dari hukum, agama dan dari
masyarakat. Sistem medis menaruh perhatian pada teknik diagnosis, kemampuan pengobatan,
imunisasi, keterampilan bedah dan penanggulangan penyakit kronis. Lebih luas lagi menaruh
perhatian berdasarkan landasan ilmiah dan praktek medis, tentang diet yang benar, latihan
olah raga, bahaya obesitas, dan merokok. Indikator untuk mengukur kemajuan yaitu umur
panjang, angka mortalitas dan morbiditas, angka yang selamat dari kanker dan bedah jantung.
Dokter medis tidak lagi merupakan penasehat keluarga yang dicintai dan gugatan terhadap
malpratek sehingga semakin banyak yang berpindah ke penyembuhan tradisional, contohnya:
makanan-makanan organik serta cara melahirkan secara alamiah.
Sedangkan pada masyarakat non-Barat, garis pembatas antara pengobatan di satu
pihak dengan religi, hukum, masyarakat kurang jelas. Religi dan pengobatan atau kepercayaan
tentang etiologi dan pengawasan sosial dapat terjalin secara rumit. Menurut Maretzki (1973),
apapun yang ditujukan oleh label kesehatan, hal itu adalah kondisi komuniti dan sistem sosial
seperti juga kondisi individu yang merupakan bagian dari padanya. Menurut Hallowell,
keberhasilan pemecahan konflik dan pemeliharaan hubungan sosial yang akrap antara para
anggota dari masyarakat tentang kepercayaan-kepercayaan etiologi mereka. Perbedaan
tersebut antara peranan medis Barat dengan non-Barat, bahwa ukuran-ukuran dari
keberhasilan merupakan kemampuan untuk dapat memuaskan harapan penduduk yang
dilayani. Menurut Alland (1970), Spesialis medis non-Barat umumnya berpraktek dalam
konteks sosial yang membuat tuntutan non medis kepada mereka. Mereka adalah para hakim
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
4/6
sosial dan fungsionaris keagamaan yang tugasnya untuk memulihkan hubungan antar manusia
atau manusia dengan supranatural.
Dalam membahas kesempatan dan ancaman dari penyembuhan tradisional bagi
peningkatan kesehatan, maka dijabarkanlah dan aspek negatif dari penyembuhan tradisional.
a. Aspek positif dari penyembuhan (non-Barat) tradisional, yaitu:
1. Sistem medis non-Barat dapat dimasukan ke dalam kategori pengobatan pendukung
psikososial dan pengobatan klinis terutama farmakopi pribumi.
2. Efektivitas pengobatan non-Barat sering menakjubkan, contohnya: nyanyian Nonaho
dalam upacara penyembuhan mempunyai efek psikoterapi terhadap pasien.
3. Nilai dari terapi yang berorientasi pada komuniti melewati psikologi murni.
4. Individu yang telah melewati masa kanak-kanak mempunyai resisten tambahan
terhadap penyakit.
5. Usaha penyembuhan tradisional yang diakibatkan stress sangat relevan.
b. Aspek negatif dari penyembuhan (non-Barat) tradisional, yaitu:
1. Pranata medis non-Barat tidak lagi merupakan suatu cara yang cukup Untuk
mengembangkan teori atau bantuan praktis dari model pengobatan barat.
2. Stein : Mengatakan Para ahli Antropologi sangat bersifat fobia dalam celaan terhadap
pengobatan Barat.
3. Para ahli ramuan primitif membutuhkan pengujian yang berabad-abad .
4. Farmakope non-Barat relatif tidak efektif bila dibandingkan dengan antibiotik dan
obat lain yang digunakan oleh dokter.
5. Tidak semua teknik pengobatan non-Barat mempunyai nilai positif.
6. Sejauh yang menyangkut patologi organik sumbangan shaman semakin sedikit yang
dilakukan untuk pasien.
7. Obat-obatan Barat sebagian besar lebih baik dibandingkan obat-obatan non-Barat.
Berikut ini, beberapa contoh pengobatan non-Barat dan bahaya yang ditimbulkan,
yaitu:
1. Penelitian Carl Taylor, merkuri dan berbagai metal berat digunakan untuk pengobatan
Ayruveda adalah sangat berbahaya.
2. Penelitian Leslie tentang glukoma yang disebabkan oleh sejenis candu (poppy) yang
dimasukan ke dalam obat tradisional di India dan Pakistan .
3. Di Afrika adalah tonik sebagai obat yang terbaik untuk anak-anak yang kejang
digunakan untuk pencegahan.
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
5/6
4. Berdasarkan penelitian Maclean (1971), campuran nikotin untuk pengobatan dapat
menekan aktivitas otak dan anak dapat menjadi tidak sadar.
5. Dari Peru, untuk penyakit kuning ,campurkan Bubuk kentang yang beku dengan tiga
ekor lintah dan air seni sapi hitam, diminum setiap hari Selasa dan Jumat (Valdizan dan
Maldonado;1922). Untuk erisypelas, potonglah dada seekor ayam jantan dan balutkan
darahnya pada bagian tubuh yang terserang. Untuk penyakit tipus dan deman tipus, belah
seekor anjing hitam pada garis perut dan letakan sisi tubuh anjing yang hangat yang
bergelimangan darah itu di atas perut pasien.
6. Oleh orang Indian, korban gigitan anjing harus mandi setiap hari Minggu dan Selasa
disebuah sungai yang jaraknya 1,5 mil dari tempat tinggal pasien.
7. Dr.Georg Way Harley menemukan penduduk Mona di Amerika melakukan
pengobatan pribumi yang rasional yakni semprotan, tempel, dan penahan fraktur.
Kesimpulannya, dalam penyembuhan tradisional terdapat kekuatan dan kelemahan
atau pengaruh positif dan negatifnya. Kekuatan dari penyembuhan tradisional dapat
dimasukan kepada pengobatan pendukung psikososial dan tindakan-tindakan pengobatan
klinis, terutama farmakopea pribumi. Pada masyarakat tradisional peranan dari penyembuh
tradisional seperti shaman dan dukun, dianggap sebagai penyembuh yang kuat dan diterima
secara luas dibandingkan dengan peranan dokter modern. Penyembuh tersebut bukan hanya
menyembuhkan tetapi terampil dalam menangani gejala-gejala, dalam konteks ini diangap
mampu menangani keseimbangan serta mempertahankan keharmonisan manusia dan
lingkungannya. Sistem-sistem pengobatan medis tradisional adalah cukup baik untuk
mendorong kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan jika dilihat dari fungsi-fungsi
religius, hukum, sosial, dan psikologinya. Namun terdapat banyak cara-cara, alat-alat dan
proses-proses yang tidak lazim dan menganjilkan, melanggar norma dalam ritualnya.
Kekeliruan atau penyalahgunaan obat -obat keras oleh penyembuh tradisional juga terdapat
dalam wilayah pengobatan barat kontemporer (modern), termasuk d idalamnya adalah
kegagalan untuk mengetahui efek samping dari obat- obatan penenang. Dalam menyimpulkan
mengenai kemanjuran penyembuhan tradisional, banyak fungsi yang diharapkan dapat
dipenuhi oleh cara pengobatan tersebut dalam melayani masyarakat untuk mencapai
kebutuhan kesehatanya, namun menimbang keterbatasan-keterbatasan yang ada maka sistem
medis tradisional dianggap sebagai sarana adapatif yang dapat memberikan kesembuhan saat
menangani penyakit sosial.
-
8/4/2019 PENYEMBUH TRADISIONAL
6/6
Kepustakaan:
Anderson, Foster. 2006.Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.
http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80&Itemid=80
http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80&Itemid=80http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80&Itemid=80