penyelesaian tindakan pelanggaran kode etik profesi …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/shp...

90
PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (STUDI KASUS DI POLDA JAMBI) Skripsi Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana program Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Hukum Pidana Islam Oleh MUH ADEN ARSYAD AMIN NIM: 151878 PEMBIMBING Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H,M.H Alhusni, S.Ag, M.HI FAKULTAS SYARIAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 1440 H/2019

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK

PROFESI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (STUDI KASUS

DI POLDA JAMBI)

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana program Strata Satu (S.1) dalam

Ilmu Hukum Pidana Islam

Oleh

MUH ADEN ARSYAD AMIN

NIM: 151878

PEMBIMBING

Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H,M.H

Alhusni, S.Ag, M.HI

FAKULTAS SYARIAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

1440 H/2019

Page 2: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

ii

Page 3: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

iii

Page 4: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

iv

Page 5: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

v

MOTO

حيم حمن الر الر بسم الله

يأمركم أن تؤدوا المانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا إن الل

كان ا يعظكم به إن الل نعم سميعا بصيرابالعدل إن الل

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalahMahaMendengarlagi MahaMelihat.1

1An-Nisa (4):58.

Page 6: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

vi

PERSEMBAHAN

Angan dan cita-cita ini akan aku persembahkan teruntuk orang-orang yang aku

cintai dan aku sayangi. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tersayang yang telah

mengasuh, mendidik dan membesarkan aku dengan segenap kasih saying yang

tercurah hingga selesainya skripsi ini. Tanpa doamu ananda tidak akan dapat berpijak,

tanpa tetesan keringat dan air matamu ananda tidak dapat berpikir dan tanpa

ketulusanmu ananda tidak dapa seperti saat seperti ini, tiada yang dapat ananda

persembahkan selain bukti dan doa.

Buat kakak-kakakku tersayang dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan

motivasi, dukungan dan perhatian yang merupakan sumber inspirasi.

Buat sahabat-sahabati seangkatan di jurusan Hukum Pidana Islam yang telah

banyak memberikan motovasi dan dorongan serta bantuan yang sangat berharga. Dan

tidak lupa untuk orang-orang terdekat yang selalu membantuku dalam kesulitan

maupun dalam keadaan senang yang tidak dapat aku sebutkan sata persatu.

Terimakasih atas jasa-jasa dan curahan perhatian yang kalian berikan kepadaku.

Akhir kata, bingkisan kecil ini adalah sebagai baktiku, semoga Allah SWT

meridhoi, AamiinYaaRobbal ‘Alaamiin

Page 7: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

vii

ABSTRAK

Muh Aden Arsyad Amin, Shp 151878, Penyelesaian Tindakan Pelanggaran

Kode Etik Profesi Kepolisian Repubik Indonesia (Studi Kasus Di Polda Jambi).

Skripsi ini bertujuan untuk mengeahuibagaiman bentuk penyelesaian

tindakan pelanggaran kode etik profesi yang di lakukan oleh anggota Kepolisian di

Polda Jambi, untuk menetahuiApa saja kategori tindakan pelanggaran kode etik

profesi yang di lakukan oleh Anggota Kepolisian. Skripsi ini menggunakan

pendekatan yuridis normative dengan menggunakan data-data primer melalui sumber

data oleh penyidik untuk tujuan khusus dalam penelitian yang berkaitan dengan

pelanggaran kode etik profesi kepolisian. Berdasarkan penellitian yang dilakukan

diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: pertama, Kategori tindakan

pelanggaran kode etik profesi kepolisian adalah pelanggaran etika kenegaraan,

pelanggaran etika kelembagaan, pelanggaran etika kemesyarakatan dan pelanggaran

etika keperbadian. Pelanggaran kode etik yang paling banyak di lakukan oleh jajaran

anggota polri polda jambi adalah pelanggaran kode etik kelembagaan. Pelnggaran-

pelanggaran kode etik yang di lakukan adalah dalam bentuk melakukan pungutan liar,

perjudian, penyalahgunaaan wewenang, penganiyaan, narkoba, perbuatan

asusila,menerima suap, dan melakukan penembakkan masa. Kedua, Bentuk

penyelesaian tindakan pelnggaran kode etik profesi polri polda jambi adalah melalui

pemeriksaan anggota polri yang di duga atau di laporkan melakukan

tindakkanpelanggran kode etik profesi kepolisian, selanjutnya akan di lakukan audit

investigasi untuk menganalisa duduk perkara, pemberkasan dan atau

pendokumentasikan dan pelaksanaan siding komisi kode etik polri untuk

memutuskan perkara, jika keberatan pelanggaran juga melakukan banding.

Kata kunci: tindak pidana, pelanggaran, kode etik.

Page 8: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufiq dan

hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan baik.

Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah untuk

dikenang suka dukanya dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penyelesaian

Tindakan Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Repubik Indonesia (Studi Kasus

Di Polda Jambi)” untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) Jurusan Hukum Pidana

Islam, Fakultas Syariah, UIN STS Jambi, akhirnya mencapai titik akhir dengan

penuh rasa syukur.

Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan

dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam

penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

dan bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, maka Skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah

kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan Skripsi

ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

3. H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D, Dr.RahmiHidayati.,MH Dan

Dr.Yuliatin.,MH Selaku Pembantu Dekan I,II, Dan III dilingkungan Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.

Page 9: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

ix

Page 10: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

NOTA DINAS ……………………………………………………………….iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 12

C. Batasan Masalah................................................................. 12

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 13

E. Kerangka Teori................................................................... 13

F. Tinjauan Pustaka ................................................................ 16

G. Metode Penelitian............................................................... 17

H. Sistematika Penulisan ........................................................ 22

BAB II : KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN

A. Pengertian Kode Etik Kepolisian ....................................... 24

B. Fungsi Kode Etik Profesi Kepolisian ................................. 27

C. Bentuk-Bentuk Kode Etik Profesi Kepolisan .................... 30

D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolian ............... 40

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Hstoris dan Geografis ......................................................... 49

B. Kedudukan Tugas Pokok dan FunsiKepolisin Daerah

Jambi .................................................................................. 53

C. Visi dan Misi Kepolisian Daerah Jambi ............................ 56

D. Susunan Organisasi Kepolian Daerah Jambi. .................... 57

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Kategori Tindakan Pelanggaran Kode Etik Profesi

Kepolisian Polda Jambi ...................................................... 63

B. Bentuk Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisan Di

Polda Jambi ....................................................................... 66

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 71

Page 11: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

xi

B. Saran ................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………..76

CURICULUMVITAE………………………………………………………..77

Page 12: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

xii

DAFTAR SINGKATAN

BBM : Bahan Bakar Minyak

DALTARES : Pengedali Antra Polres

HAM : Hak Asasi Manusia

KAMTIBNMAS : Keamanan dan Metertiban Masyarakat

KEPP : Kode Etik Profesi Polri

KOMPOLNAS : Komisi Kepolisian Nasional

KOMDAK : Komando Daerah kepolisian

KPKOM : Kepala Komisariat

KUHAP : Kitap Undang-undang Hukum Acara Pidana

MAKO : Markas Komando

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

POLRESTA : Kepolisian Resort Kota

POLRI : Polisi Republik Indonesia

POLDA : Polisi Daerah

POLWIL : Kepolisian Wilayah

PTDH : Pemberian Tidak Dengan Hormat

PTUN : Peradilan Tata Usaha Negara

RESTA : Resort Kota

RI : Republik Indonesia

S1 : Strata Satu

SATWIL : Satuan Wilayah

Page 13: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

xiii

SDM : Sumber Daya Manusia

TKR : Tentara Keamanan Rakyat

TNI : Tentatra Nasional Indonesia

UIN : Universitas Islam Negri

Page 14: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai aparatur negara, Polri memiliki tugas untuk dapat memberikan

pelayanan kepada masyrakat, hal ini merupkan wujud dari fungsi sebagai abdi

masyarakat. Pelayanan puplik merupakan salah bentuk pelayanan kepada masyarakat

yang menjadi fokus perhatian dalam meningkatkan kinerja instansi pemerintahan,

dalam hal ini Polri termasuk kepada salah satu instansi pemerintahan tersebut.

Kapolri telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kinerja

dan kualitas pelayanan puplik. Kebijakan ini ternyata tidak otomatis menyelesaikan

permsalahan pelayanan puplik oleh Polri yang selama ini masih belum baik. Hal

tersebut berkaitan dengan persoalan seberapa jauh berbagi peraturan dan kebijakan

tersebut di sosialisasikan di kalangan anggota Polri dan masyrakat, serta bagaimana

infrastruktur Polri, dana, sarana, teknologi, kopotensi sumber daya manusia (SDM)

budaya kerja organisasi Polri di siapan untuk menopapelaksaan berbagai peraturan

tersebut sehingga kinerja pelayanan publik oleh Polri menjadi terukur dan dapat

dievaliasi keberhasilannya.2

2 Anonim, Standar Operasional Presedur ( SOP) Tentang Kepemeriksaan Dan Pemberkasan

Pelanggaran Kode Etik Provesi Polri, Divisi Provesi dan Pengalaman Polri Pusat Pembinaan Provesi, hlm: 1

Page 15: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

2

Pemisahan kepolisian dengan TNI secara kelembagaan membawa pemgaruh

dan perubahan perlakuan bagian anggota kepolisian didepan umum, yang semula

tunduk pada hukum disiplin dan hukum pidana meliter dalam lingkup kopetensi

peradilan meliter, beralih tunduk pada peradilan umum. Terdapat suatu prubahan

yang sangat esensial, dimana Polri bukan lagi meliter dan bersatu sebagai sipil.

Berubahnya kepolisian sebagai sipil, maka sebagai konsekuensi logis bahwa anggota

kepolisian tunduk dan berlaku hukum sipil. Telah terjadi perubahan nilai dan status

bagi anggota Polri. Yakni diberlakukan hukum yang sama dengan masyarakat sipil.

Konsekuesinya, perbuatan melanggar hukum yang dalam koridor hukum

disiplin Polri ataupun pelanggaran kode etik, penyelesaian secara internal

kelembagaan, yakni melalui sidang disiplin maupun sidang komisi kode etik profesi,

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang

Peraturan Disiplin Bagi Anggota Polri. Diberlakukannya Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Teknis Institusional Peradilan Umum

Bagi Anggota Polri, maka pemeriksaan bagi anggota Polri dalam perkara pidana

mulai dari tingkat penyidik sampai persidangan mendasarkan pada ketentuan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP.

Berlakunya KUHAP bagi anggota polri tersebut ditegaskan dalam pasal 4

peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2003 yang subtansinya, penyidikan terhadap

anggota polri yang melakukan tindak pidana dilakukan oleh penyeyidik sebagaimana

diatur menurut hukum acara pidana yang berlaku dilingkungan peradilan umum,

Page 16: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

3

artinya menurut undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP. Selain itu bagi

anggota polri masih juga tunduk pada peraturan hukum disiplin kode etik profesi

yang berlaku dalam organisasi kepolisian, sehingga sangat mungkin adanya

penjatuhan hukum gandda pada anggota polri yang melakukan tindak pidana, yakni

menerima sanksi pidana (penjara) juga sanksi hukuman disiplin sebagaimna diatur

dalam peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2003 tentang praturan disiplin anggota

polri.3

Penegakan hukum adalah proses yang dilakukan sebagai upaya untuk tegaknya

norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman prilaku dalam kehidupan dalam

bemasyrakat dan bernegara. Setidaknya ada tiga elemen penting yang mempengaruhi

kinerja penegakan aturan hukum, antaran lain:Pertama,institusi penegakan hukum,

termasuk sarana dan prasarana yang mendukung dan mekanisme atau tata kerja yang

berlaku dilembaga tersebut.Kedua, budaya kerja aparat penegak hukum, termasuk

kesejahteraanya. Penegakan aturan hukum itu sendiri hanya dapat terwujud apabila

hukum yang hendak ditekan mencerminkan nilai-nilai keadilan yang hidup dalam

masyrakat. Dengan kata lain, dalam rangka penegakan aturan hukum diperlukan pula

pembaharuan atau pembentukan peraturan hukum yang baru.

Dalam Kode Etik Polri salah satunya disebutkan bahwa setiap anggota Polri

harus menjaukan diri dari perbuatan dan sikap tercela serta mempelopori setiap

3 Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian (Profesionalisme Dan Reformasi Polri), (Surabaya

:LaksbangMediatama, 2017), Hlm,19.

Page 17: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

4

tindakan mengatasi kesulitan masyarakat disekitarnya. Di sampng itu, setiap insan

Polri juga diharapkan mampu mengendalikan diri dari perbutan-perbuatan

menyalahgunaan wewenang.

Anggota Polri tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya sebagai manusia yang

hidup bermasyarakat dan saling melakukan interaksi antara individu. Manusia secara

individu dalam menjaga kelangsungan hidupnya melakukan interaksi dengan individu

yang lain serta membutuhkan bantuan orang lain karena tidak mungkin manusia

hidup didunia sendirian. Kodek Etik Profesi Polri mengandung jabaran pedoman

prilaku setiap anggota Polri dalam berhubungan dengan masyarakat, baik ketika

menjalankan tugas dan wewenangnya maupun ketika tidak sedang menjalankan

tugas.

Norma-norma yang terkandung dalam Kode Etik Profesi Polri di rumuskan

dalam Peraturan Kapolri No.Pol:14 tahun 2011 memiliki ketentuan mengikat dan

nilai-nilai moral yang tinggi. Yang menjadi pedoman bagi anggota Polri untuk

prilakusesui dengan nilai-nilai moral. Pelanggaran terhadap kode etik Polri maka

sebagai anggota Polri penyelesaian perkara yang berkaitan dengan Pelanggaran

Disiplin maupun Kode Etik, Keputusan Sidang Disiplin maupun Sidang Kode Etik

belum mengikat dan belum final, karena keputusan akhir dalam penjatuhan hukum

terletak pada atasan yang berhak menghukum (Ankum), sehingga keputusan sidang

Page 18: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

5

itu terbatas hanya memberi rekomendasi kepada Ankum berdasar fakta-fakta hukum

yang terungkap dalam persidangan.4

Fungsi dan peranan Propamdilingkungan kepolisian Republik Indonesia

menjadi penting karena akan memberikan dampak terhadap penegakan disiplin

anggota Polri dan terutama penegakan kode etik Polri. Profesionalitas Polri menjadi

dambaan bukan saja oleh anggota Polri tetapi seluruh masyarakat Indonesia, karena

fungsi pengayom dan pelindung masyarakat didukung adanya profesionalitas Polri

dan semua iktu tidak lepasdari peranan Propam.5

Diberbagai negara mempunyai pengertian yang berbeda-beda, tapi awalnya

istilah “Polisi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “politeia” yang berarti seluruh

pemerintahan negarakota, yang kemudian berkembangan diberbagai sendi kehidupan

masyarakat sehingga menumbuhkan rasa kesatuan. Tugas-tugas Polisi preventif

mencegah, mengatur atau melakukan tindakan-tindakan yang berupausaha, kegiatan,

pekerjaan untuk tidak terganggunya ketertiban, keamanan, kedamaian, ketenangan

dan ketentraman, kesehatan umum masyarakat. Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan

itu bisa berupa patroli, penyuluhan, penerangan-penerangan pendidikan, melakukan

bantuan atau pertolongan dan sebagainya yang apabila dikaitkan dengan perundang-

4Ibid., hlm.19 5Soebroto, Wewenang Kepolisian dalam Hukum Kepolisian di Indonesia, (Jakarta: Bunga

Rampai PTIK,2004), hlm.41

Page 19: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

6

undangan sering disebut sebagai pengayom, pelindung, pembimbing dan pelayan

masyarakat.6

Sebagai aparatur pemerintahan anggota Polri dalam melaksanakan tugasnya

dibekali dengan serangkaian aturan yang memberi kepadanya sejumlah kewenangan

tetapi .juga memberikan batasan-batasan dalam melaksanakan kewenangan tersebut.

Di samping dibekali dengan berbagai piranti berupa peraturan perundang-undangan

maka Polri juga memiliki sejumlah diskresi Kepolisian dalam melaksanakan tugas.7

Polisi adalah aparat penegakan hukum tetapi dalam kenyataan yang terjadi

sebagaianaggota itu bertindak sebaliknya dan tidak sesuai dengan etika profesi

kepolisian, atau dalam arti kata ada sebagai polisi melakukan pelanggaran

terhadapkode etik profesi kepolisian, pelanggaran ataupun perbuatan pidana anggota

kepolisian yang tidak sesuai dengan kode etik profesi kepolisian ini ternyata berakibat

hukum.

Terhadap permasalahan yang pertama dapat di jelaskan bentuk-bentuk

pelanggaran kode etik profesi kepolisin adalah bertutur kata kasar dan bernada

kemarahn, menyalahi dan atau menyimpang dari prosedur tugas, bersikap mencari-

cari kesalahan masyarakat, mempersulit msyarakat yang membutuhkan bantuan atau

pertolongan, menyebarkan berita yang meresahkan masyarakat, melakukan perbuatan

6Sadjijono, Fungsi Kepolisian dalam Pelaksanaan Good Governance, (Yogyakarta

:LaksabangMediatama, 2005), hlm.54. 7Ibid.,hlm. 57.

Page 20: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

7

yang di rasakan merendahkan martabat perempuan; melakukan tindakan yang di

rasakan sebagai perbuatan menelantrkan anak-anak di bawa umur dan merendahkan

harkat martabat manusia.

Permasalahan kedua dapat di berikan jawaban bahwa penyelesaian pelanggaran

kode etik profesikepoisian yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana maka

baginya akan di proses terlebih dahulu dalam siding disiplin dikarenakan adanya dead

lineatau batas waktu pelaksanaan sidang di siplin yakni maksimal 30 (tiga puluh) hari

seperti dalam pasal 19 keputusan kaPolri No. Pol Kep/44/1X/2004. Setelah

pelaksanaan siding disiplin selesai maka akan dilaksanakan sidang lingkup peradilan

umum sesuai dengan psal 2 PP NO.3 Tahun 2003 tentang pelaksaan teknis

insitusional peradilan umum bagi anggota kepolisian RI.

Pembinaan kemampuan profesi anggota kepolisian Negara repuplik Indonesia

dilaksankan melalui pembinaan etika profesi dan pengembangan pengatahuan serta

pengalaman penugasan secara berjenjang, berlanjut dan terpadu. Peningkatan dan

pengembangan pengatahuan dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan,

baik di dalam maupun di luar lingkungan kepolisian Negara repuplik Indonesia, di

lembaga pendidikan di dalam atau di luar negri, serta sebagai bentuk pelatihan lainya

sepanjang untuk meningkatkan profesinalisme. Sedangkan pengalaman maksudnya

adalah meliputi jenjang penugasan yang di arahkan untuk menetapakan kemampuan

berprestasi. Tuntutan pelaksaaan tugas tugas serta pembinaan kemampuan profesi

kepolisian Negara repuplik Indonesia mengharuskan adanya lembaga pendikan ilmu

Page 21: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

8

kepolisian yang bersifat akademik maupun profesi dan pengkajian teologis

kepolisian.8

Adanya berbagai bentuk pembinaan dan pelatihan ini seharusnya membuat

anggota Polri benar-benar mempunyai kopetensi yang baik alam memberikan

pelayanan puplik kepada masyarakat. Sehingga pelanggaran demi pelanggaran kode

etik Polri dapat di tekan seiring dengan berjalanya waktu. Tetapi kenyataan seakan

memberikan pandangan dan pengertian lain, masih banyak kejadian pelanggaran

kode etik yang di lakukan oleh oknum-oknum anggota Polri.

Sejauh ini Polri telah menjalani berbagai reformasi, baik itu yang dijalankan

karena suatu mandate politik dari inisiatif eksternal, baik merupan produk tekanan

politik puplik maupun kosekuensi reformasi legislasi yang di produksi parlemen,

maupun inisatif internal. Hal ini biasa terlihat dari reformasi aturan-aturean internal

Polri (misalnya perkap-perkap). Namun Polri juga masih mempunyai problem akut

tentang makelar kasus (krupsi), rekening perwira tinggi yang mencurigakan,

brutalitas aparat kepolisian, kegagapan menghadapi kelompok masa dengan symbol-

simbol komunisme, hinggs minimnya akuntabilitas dalam merepons dugaan praktek-

praktekpenyalahggunaan kekuasaan aparaturnya. Yang terakhir ini diafirmasi oleh

kenyataan minimnyarespons dari pejabat Polri terkait pengaduan yang di

8 Anonim, Penjelasan: Undang-Undang Repiplik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Repuplik Indonesia, Pasal 32 Ayat 1

Page 22: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

9

transmisikan oleh komisi kepolisian nasional (KOMPOLNAS), komnas HAM dan

dari korban (pengadu) terkait dugaan praktek penyalahgunaan kekuasaan9

Di jambi, kasus-kasus kekerasan yang merupakan salah satu bentuk

pelanggarankode etik Polri sendiri masih terjadi, ini membuktikan masih perlunya

kontrol dari masyrakat untuk menilai kinerja Polri. Anggota Polri yang merupakan

anggota pelayanan masyarakat yang tentu di bakali dengan persenjtaan terkadang

menyalaggunakan untuk tugas yang bukan semestinya, dan hal ini dapat saja masalah

membuat permasalahan baru yang akan memperburuk citra Polri.

Kepolisian Daerah (Polda) Jambi mencatat seorang oknum perwira berpangkat

Komisaris Polisi bernama Sulistyanto karena indisipliner. Upacara pemberhentian

secara tidak hormat terhadap Sulistyanto digelar dilapangan hitam Mapolda Jambi,

dipimpin oleh Waka Polda Jambi Kobes Pol Nugroho Aji Wijayanto. Namun, yang

bersangkutan tidak dihadirkan.

Kasubidpenmas Bidang Humas Polda Jambi KompolWormanto menjelaskan,

pemecatan sulistyanto itu berdsarkan Surat Putusan Kapolri No. KEP/444/V/2016/

dan dan hasil putusan sidang kode etik kedisiplinan. Sulistyanto dipecat dari dinas

kepolisian kerenadidak masuk tugas selama berhari-hari dan divonis lima bulan

penjara oleh pengadilan karena terlibat kasus penyelagunnaannarotika pada

9 Kontras, Menyusun Kriteria Idial Kapolri Mendatang – Kontras ( Komisi Untuk Orang Hilang

Dan Korban Tindak Kekerasa)., Hlm .1

Page 23: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

10

2013.Sidang kode etik pun memutuskan pemberhentian dengan tidak hormat.

Sulistyantosempata mengajukan banding ke mabes polri, namun mabes tetap

meneruskan keputusan sidang kode etik tersebut.

Atas pemectan tersebut, KompolWirmanto mengimbau kepada masyarakat

untuk melaporkan kepolisi apabila melihat Sulisyanto masih mengaku sebagai

anggota Polri. Sepenjang semester pertama 2016, Polda Jambi merilis 20 anggota

Polisi yang terancam di berehentikan dengan tidak hormat terkait berbagai kasus.

Sebanyak enam orang kini sedang menjalani hukuman akibat deserasi atau tidak

bertugas tanpa keteranggan.

Lalu tiga orang terlibat dalam menyalahgunakan dan peredaran narkoba,

Sembilan orang terlibat dalam menyalahgunakan wewenang sebagai anggota

kepolisian satu orang melakukan penyelahgunakan senjata apai, dan satu orang lain

terlibat dalam penyeludupn bahan bahan bakar minyak (BBM) illegal.n polda jambi

berpangkat brigadier yang sudah dipecat, yakni tiga orang dari Polresta Jambi dan

PolresTebo karena desersi, satu anggota sat brimobda jambi diberhentikan atas kasus

pemalsuan dokumen, dan stu anggota SPN Jambi di pecat karena terlibat kasus

penyelagunaan wewenang.

Hukum merupakan alat pengatur tata tertib dan sebagai hubungan masyarakat,

hukum sebagai norma kehidupan (levensvoorshriften). Manusia adalah masyarakat,

hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, dan hukum memberi

Page 24: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

11

petunjuk apa yang harus diperbuat dan apa yang tidak boleh, sehingga segala sesuatu

dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya ini dimungkinkan karena hukum itu

mempunyai sifat dan watak yang mengatur tingkah laku manusia serta mempunyai

ciri memerintah dan melarang. Begitu pula dengan hukum dapat memaksa agar

hukum dapat berjalan atau ditaati oleh semua anggota masyarakat. Hukum

mempunyai ciri memerintah atau melarang, mempunyai daya paksa, dan daya

menikat fisik maupun psikologis. Karena mempunyai ciri dan sifat daya mengikat

tersebut, maka hukum dapat memberi keadilan inilah yang dapat menentukan siapa

yang bersalah dan siapa yang benar.10

Kejahatan adalah suatu perbuatan secara turun temurun dilakukan oleh

manusia dari dahulu sampai dewasa ini. Manusia melakukan perbuatan jahat, baik

tehadap diri sendiri maupun tehadap orang lain. Tingkah laku jahat itu bisa dilakukan

oleh siapapun juga, baik wanita maupun pria, dapat pula pada usia anak, dewasa,

ataupun lanjut usia. Kejahatan ini mempunyai ancaman dapat dikenai berupa

hukuman denda, hukuman penjara, hukuman mati, dan kadangkala hukumannya

masih ditambah dengan hukuman penyitaan barang-barang tertentu, serta

pengumuman hakim.

10Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung : Sinar Grafika, 1992), hlm. 54.

Page 25: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

12

Pelanggaran adalah perbuatan yang oleh umum baru disadari bahwa dapat

dipidana karena Undang-Undangmenyebutkan sebagai delik, jadi karena Undang-

Undang mengancamnnya dengan pidana.11

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik menganggkat tema penelitian tentang

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota kepolisian, dengan judul:

Penyelesaian Tindakan Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Repubik

Indonesia (Studi Kasus Di Polda Jambi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis kemukaan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja kategori tindakan pelanggaran kode etik profesi yang di lakukan oleh

anggota kepolisian?

2. Bagaiman bentuk penyelesaian tindakan pelanggaran kode etik profesi yang di

lakukan oleh anggota kepolisian di polda jambi?

C. Batasan Maslah

Agar penelitian skripsi ini mengarah kepada pembahasan yang di inginkan dan

terarah pada pokok-pokok permasalahan yang di tentukan dan tidak terjadinya

kesalah pahaman karena ruang lingkupnya tertalu luas, maka perlu pembatasan

11 Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum di Indonesia, ( Bandung: Refika Aditama, 2005), hlm.

64 -65.

Page 26: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

13

masalah,pembatasan masalah ini akan dibatasi pada kategori tindakan pelanggaran

Kode Etik Profesi Kepolisian dan bentuk penyelesaian tindakan pelanggaran Kode

Etik Profesi yang dilakukan oleh anggota kepolisian Polda jambi NO.

KEP/444/V/2016/.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengatahui kategori pelanggaran kode etik profesi berupa tindak pidana

yang di lakukan oleh anggota kepolisia.

b. Ingin mengetahui bentuk penyelesaian pelanggaran kode etik profesi berupa

tindakan pidana yang di lakukan oleh anggota kepolisian di polda jambi.

2. Manfaat Penelitian

a. Dari sisi akademis hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran

bagi perkembangan ilmu hukum pidana dan dapat dijadikan titik tolak bagi penelitian

lebih lanjut.

b. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studistrata satu (S1) pada

Jurusan Hukum Pidana Islam UIN SulthanThahaSaifudddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian guna

untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul Proposal dan menghindari

Page 27: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

14

penafsiran yang berbeda sehingga penulisan ini terarah dan lebih baik maka Skripsi

ini sangat perlu untuk diperhatikan kerangka teori dibawah ini:

1. Pelanggaran

Pelanggaran adalah perbuatan yang oleh umum baru disadari bahwa dapat

dipidana karena Undang-Undangmenyebutkan sebagai delik, jadi karena Undang-

Undangmengancamnnya dengan pidana.12 Pelanggaran adalah perbuatan yang

dilakukan oleh Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia karena melanggar

sumpah atau janji anggota, sumpah janji jabatan, peraturan disiplin dan atau Kode

Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.13

2. Kode Etik Propesi

Kode dalam kamus umum bahasa Indonesia dijelaskan bahwa merupakan

sebuah tulisan (kata-kata, tanda) yang dengan persetujuan mempunyai maksud yang

tertentu, etik, aturan tata susila, sikap, ahlak.14 Profesi dijelaskan sebagai sebuah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejurun, dan

sebagainya) tertentu.15

Kode Etik Profesi Polri adalah norma-norma atau aturan yang merupakan

kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan

mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh anggota

12 Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum di Indonesia, ( Bandung: PT Refika Aditama,

2005),hlm: 64 -65. 13 Anonym, pasal 1 ayat (12). 14 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakrta: Balai Pustaka, 2017),

hlm: 604-603 15 Ibid., hlm: 911

Page 28: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

15

Polri. Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri adalah setiap perbuatan yang dilakukan

oleh anggota Polri dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab

jabatan yang bertentangan dengan Kode Etik Profesi Polri.16

Etika Profesi Polri adalah kristalisasi nilai-nilai tri Brata yang di landasi dan

dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap anggota Polri dalam wujud

komitmen moral yang meliputi etika keperbadian, kenegaraan, kelembagaan dan

hubungan dengan masyarakat.17

Kewajiban yang harus ditaati oleh anggota polri dalam rangka memilihara

kehidupan bernegara dan masyrakat tersebut terdiri dari 10 (sepuluh) butir antara lain

menjujung tinggi hak asasi manusia (HAM) serta bersikap dan bertingkah laku sopan

santun terhadap masyarakat, sedangkan kewajiban yang harus ditaati oleh anggota

polri dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas terdiri dari 15 (lima belas) butir

antara lain adalah membrikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan

sebaik-baiknya kepada masyrakat, memperhatikan dan meyelesaikan dengan sebaik-

baiknya laporan dan/atau pengaduan masyrakat, menaati sumpah atau janji anggota

polri serta sumpah janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.18

3. Polisi

16 Anonim, Pasal 13 ayat (1) dan (2) 17 Anonim, Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pemeriksaan dan Pemberkasan

Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, Devisi Profesi Dan Pengamanan Polri Pusat Pembinaan Profesi, Hlm.3

18Supriyadi, Eksistensi Hukumdisiplin Anggota Polri Pasca Separasi Polri dan TNI, Jurnal Mimbar Hukum, Universitas Gajah Mada, hlm.126

Page 29: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

16

Dalam undang-undang repuplik Indonesia nomor 2 tahun 2002 tentang

kepolisian Negara repiplik Indonesia BAB 1 ketentuan umum bagian 1, di jelaskan

bahwa: kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga

polisi sesuai dengan perturan perundang-undangan.19

Polisi memiliki fungsi yang penting dalam pemerintahan Negara, sebagaimana

di jelaskan dalam pasal 2 undang-undang repuplik Indonesia nomor 2 tahun 2002

tentang kepolisian Negara repuplik Indonesia: fungsi kepolisian adalah salah satu

fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamnan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum perlindungan, pengayoman, kepada masyarakat.20

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek focus/tema yang diteliti.

Penulis menemukan beberapa penelitian yang ada hubungannya dengan maslah yang

akan diteliti seperti judul berikut:

“Penegakan Hukum Terhadap Anggota Kepolisian Yang Melakukan Pungutan

Liar (Studi Kasus Diwilayah Hukum Polresta Bandar Lampung)”yang ditulis oleh

Agung Kurniawan mahasiswa Fakultas Hukum Unifersitas Lampung, pada penelitian

19 Anonym, pasal Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Repuplik Indonesia, pasal1 ayat (1). 20 Ibid., pasal 2

Page 30: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

17

ini lebih terfokus kepada Penegakan Hukum Terhadap Anggota Kepolisian Yang

Melakukan Pungutan Liar.21

“Penerapan Kode Etik Polri Terhadap Oknum Polisi Yang Melakukan

Penganiayaan Terhadap Pelanggaran Lalulintas” yang ditulis oleh ValleryAprialdy

mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pasundan 2016, pada penelitian ini lebih

terfokus kepada Penerapan Kode Etik Polri Terhadap Oknum Polisi Yang Melakukan

Penganiayaan Terhadap Pelanggaran Lalulintas.22

“Fungsi Kode Etik Kepolisian Dalam Mencegah Penyelenggaraan Profesi

Demi Terselenggaranya Penegakan Hukum Pidana” yang ditulis oleh

MichealPanangianSilalahi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atm Ajaya

Yogyakarta 2011,pada penelitian ini lebih terfokus kepada Fungsi Kode Etik

Kepolisian Dalam Mencegah Penyelenggaraan Profesi Demi Terselenggaranya

Penegakan Hukum Pidana.23

Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian

terdahulu diatas ialah, penulis lebih berfokus terhadap Penyelesaian Tindakan

Pelanggaran Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia.

G. Metode Penelitian

21Agung Kurniawan, “Penegakan Hukum Terhadap Anggota Kepolisian Yang Melakukan

Pungutan Liar (Studi Kasus Diwilayah Hukum Polresta Bandar Lampung)”, (Fakultas Hukum

Unifersitas Lampung 2017). 22ValleryAprialdy, “Penerapan Kode Etik Polri Terhadap Oknum Polisi Yang Melakukan

Penganiayaan Terhadap Pelanggaran Lalulintas”, (Fakultas Hukum Universitas Pasundan 2016). 23MichealPanangianSilalahi, “Fungsi Kode Etik Kepolisian Dalam Mencegah

Penyelenggaraan Profesi Demi Terselenggaranya Penegakan Hukum Pidana”, (Fakultas Hukum

Universitas Atm Ajaya Yogyakarta 2011).

Page 31: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

18

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya,

maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut

untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan permasalahan

yang timbul didalam gejala bersangkutan.

1. Pendekatan Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis

yuridis normative. Dimana pemahasan yang akan di lakukan adalah sekitar tentang

bentuk-bentuk pelayanan kode etik profesi kepolisian dan penyelesaian pelanggaran

kode etik profesi kepolisiaqn yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana. Metode

analisis yuridis normative penelitian ini mengetengahkan pemahasan dan penelaahan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang erlaku. Penelitian ini

dilakukan dengan mengkaji bahan pustaka dan keterkaintan kajian pustaka ini dengan

kondisi real dilapangangn, yaitu Polda Jambi, sebagai lokasi penelitian.

2. Setting penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi lapangan yang memahas tentang

pelanggaran kode etik profesi kepolisian yang dilakukan oleh anggota Polri yang

berada dalam wilayah tugas Polda Jambi.

3. Sumber Data

Page 32: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

19

Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil temuan lapangan yang dilakukan

dengan melakukan riset penelitian di Polda Jambi, dan data dalam bentuk teori-teori

yang relefan dengan tema pemahasan proposal skripsi ini yang bberkenaan dengan

Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.

a. Data Perimer

Data perimer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data oleh

penyidik untuk tujuan khusus dalam penelitian.24 data yang di peroleh secara

langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian, melakukan studi

lapangan, dengan cara melakukan wawancara secara terstruktur dengan berpedoman

kepada daftar pertanyaan yang telah disiapkan kepada sejumlah informan yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

b. Data Skunder

Data skunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh

orang diluar penyidik sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sendiri merupakan data

asli.25 Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang penulis dapatkan dari

sumber-sumber kepustakaan secara teoritis yang erkenaan dengan pelanggaran kode

etik profesi polri.

4. Teknik Pengumpulan Data

24Zarkasyim Syam, Ajaran Metode Penelitian, jambi: Fakultas Tarbiah IAIN Sultan Thaha

Saifuddin Jami, 2006., hlm.74 25Ibid.,hlm. 74

Page 33: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

20

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling uatam dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpilan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.26

a. Observasi

Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui

observasi.27Penulis melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana bentuk

peneyelsaian Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan anggota Kepolisian

Polda Jambi.

b. Wawancara

Pada wawancara, pertanyaan diajukan secara lisan (pengumpulan data bertatap

muka dengan responden). Dalam wawancara, alat pengumpulan wawancara disebut

pedoman wawancara. Suatu pedoman wawancara tentu saja harus benar-benar

dimenerti oleh pengumpul data, sebab dialah yang akan menanyakan dan

menjelaskan pada responden.28

c. Dokumentasi

26Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R dan D,

(Bandung: Alfabeta, 2009)., hlm. 308 27Ibid.,hlm. 310 28Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar dan Aplikasi,(Rajagrafindo

Persada, 2007)., hlm. 52

Page 34: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

21

Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah dokumentasi, yaitu

cara mencari data mengenai hal-hal ata variable yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.29

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diproleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-ahanlain, sehimgga dapat

mudah di pahami, temuanya dapat di informasikan kepada orang lain, analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit,

melaukansintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana data yang penting data

yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada orang

lain. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak

data dan analisis yang di perlukan untuk mendukung kesimpulan dan teori.30

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu

diseleksi menurut kelompok variable-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi

kualitatif, data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut :

a. Analisis domain biasanya dilakuakanmemproleh gambaran yang umum dan

menyeluruh dari objek penelitian atau situasi social sebagai pijakan untuk

penelitian selanjutnya. Semakin banyak waktu yang diperlukan untuk

penelitian.

29SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Renaka Cipta,

2006), hlm. 231 30Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 334

Page 35: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

22

b. Analisis taksonomi adalah analisis yang menjabarkan domain yang di pilih

dalam penelitian menjadi lebih rinci. Untuk mengatahui struktur internalnya

dan dilakukan observasi terfokus.

c. Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal

dengan cara mengontraskan antar elemen dilakukan dengan observasi serta

wawancara terseleksi dengan peryataan yang mengontraskan.31

H. Sistematika Penulisan

Guna mengetahui isi skripsi ini secara umum, perlulah diperhatikan sistematika

penulisan dibawah ini sebagai berikut :

Bab I: Merupakan bab pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang : latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan metode penelitian.

Bab II: mebahas mengenai pelanggar kode etik secar umum, pengertian

pelanggara kode etik, bentuk pelanggaran kode etik, dan sanksi pelanggaran kode etik

profesi, khususnya pelanggaran kode etik profesi kepolisian.

Bab III: membahas mengenai keadaan lokasi penelitian, yaitu polda jambi. Di

dalamnya berisi tentang sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan personil, dan

keadaan sarana dan prasarana.

31Ibid.,hlm. 348

Page 36: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

23

Bab IV membahas mengenai pelanggaran kode etik profesi kepolisian yang

dilakukan oleh anggota kepolisian polda jambi, dan bentuk penyelesaian atas

pelanggaran kode etik profesi yang di lakukan.

BabV:adalah kesimpulan dari pembahasan menegenaipenyelasaian pelanggaran

kode etik profesi berupa tindak pidana yang dilakukan oleh anggota kepolisian

repuplik Indonesia (studi kasus polda jambi ).

Page 37: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

24

BAB II

KODE ETIK PROFESI KEPOLOSIN

A. Pengertian Kode Etik Profesi Kepolisian

Kode dalam kamus besara bahasa Indonesia dijelaskan bahwa merupakan

sebuah tulisan (kata-kata, tanda) yang denagan persetujuan mempunyai maksud yang

tertentu, etik, atura tata susila, sikap, akhlak.32 Profesi dijelaska sebagai sebuah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan

sebagainya) tertentu.33

Etika profesi adalah merupakan bidang etika khusus atau terapan yang

merupakan produk dari etika sosial. Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau

kehendak, kemauan dan isi dari karya inilah yang akan direalisasikan oleh

perbuatan.34

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah di sepakati oleh

suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma

sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk

dalam kategori norma hukum. Kode etik dapat jug artikan sebagai pola aturan, tata

cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik

merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berprilaku. Tujuan kode etik

32 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),

hlm. 604-605 33 Ibid, hlm. 911 34 Rizal Isnanto, Etika Profesi, (Semarang: Program Studi System Komputer Fakultas Teknik

Universitas Diponogoro, 2009), hlm. 9

Page 38: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

25

agar profesonal memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.

Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.35

Etika dalam kamus umum bahasa Indonesia di artikan sebagai sebagai ilmu

pengatahuan tentang asas-asas ahlak (moral).36 dari penjelasan dalam kamus bahasa

Indonesia ini dapat di ketahuai bahwasanya etika sangat berkaitan dengan perilaku

atau moral yang dalam islam dikenal dengan ahlak. Berpijak dari teori ini,

pelanggaran kode etik dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pelanggaran nilai-nilai

moral yang dilakukan oleh seseorang dalam sebuah organisaasiporofesi.

Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik

sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat dibutuhkan

dapat di fungsinkan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan secara

umum dinilai menyimpang dari kode etik. Seperi halnya etika dalam masyarakat,

sanksi yang diperoleh terhadap suatu pelanggaran adalah sanksi sosial. Sanksi sosial

bisa juga berupa teguran atau bahkan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat.

Demikian juga dengan pelanggaran etika berinternet, yang akan diterima jika

melanggar etika atau norma-norma yang berlaku adlah dikucilkan dari kehidupan

berkominikasi berinternet.37

35 Wikipedia, Kode Etik Profesi, http://id.wikipedia.org/wiki/kode_etik_profesi, diakses pada

18 februari 2018 36 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2007),

hlm. 326 37 Warta Warga Student Journalism, “Pelanggaran Dalam Kode

Etik”,http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/pelanggaran-dalam-kode-etik/., diakses pada 18 februari 2019

Page 39: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

26

Kode etik memberikan kerangka kerja penilaian etika profesionl. Kata kuncinya

disini adalah kerngka kerja, tidak ada kode etik yang bersifat komprehensif

seluruhnya dan mencakup semua situasi etika yang mungkin dihadapi. Kode Etik

lebih berfungsi sebagai titik awal bagi pengambilan keputusan yang etis. Sebuah kode

juga dapat menunjukankomitementehadap terhadap arah etika yang diambil oleh

sebuah anggota profesi. Suatu kode menunjukkan prinsip-prinsip ini dengan cara

yang konsisten. Komprehensif, dan dapat di akses. Suatu kode mendefinisikan peran

dan tanggung jawab professional.38

Kode etik tidak menciptakan prinsip moral atau etika yang baru. Prinsip-prinsip

ini tertata dengan baik dalam masyarakat, dan dasar prinsip etika dan moral yang

sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Kode etik lebih lebihmenunjukan cara

penerapann prinsip-prinsip moral dan etika dalam menerapkan prinsip-prisipmoral

dalam situasi tertentu yang dihdapinya dalam praktek professional.39

Kode etik membantu menciptakan lingkungan didalam sebuah profesi di mana

prilaku etika menjadi norma. Kode etik juga berfungsi penuntun atau pengingat

tentang cara bertindak dalam situasi tertentu. Kode etik juga terdapat digunakan

untuk mendukung posisi seseorang dalam keadaan tertentu. Kode etik menyediakan

sedikit dukungan bagi orang yang sedang berda dalam tekanan atasan dalam

berprilaku tidak etis. Kode etik juga dapat mendukung posisi seseorang dengan

menunjukkan dengan adanya kepekaan kolektif tentang perilaku yang benar, adanya

38Charle B. Fledermann, “Etika Enjiniring”, (Jakrta: Erlangga, 2006)., hlm 26-27 39Ibid., hlm 27

Page 40: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

27

kekuatan dalam jumlah. Kode etik dapat menunjukkan kepada orang lain bahwa

profesi itu sangat memperhatikan tanggung jawab, arahan profesional. Meskipun

demikian, kode etik tidak boleh di gunakan sebagai pajangan, suatu usaha yang

dilakukan oraganisasi agar itu tampak berkomitmen pada prilaku etika, padahal

sebenarnya tidak.40

Kode etik secara lebih jelas, dalam sebuah lingkuppekerjaansutu profesi lebih

menekankan pada bagaimna seorang harus tunduk pada norma-norma professional

yang ada dalam profesi yang sedang ia jalani. Kode etik ini juga menjadi sebuah

bentuk pembatas, tentag bagaimana setiap anggota professional agar tidak

melnggarnya, karena melanggar kode etik tentu akan mempunyai akibat yang harus

diperhitungkn. Kode etik sebush bentuk upaya untuk menyelaraskan dan menjaga

nilai-nilai moral harus dijalankn dan di laksanakan dengan sepenuh hati dan tampa

inimidasi karena adanya kesadaran bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah

kode etik merupakan bentuk aturan yang bertujuan untuk kebaikan.

B. Fungsi Kode Etik Profesi Kepolisian

Polisi adalah aparat penegakan Hukum. Tetapi dalam kenyataan yang terjadi

ada sebagian anggota itu yang bertindak sebaliknya dan tidak sesuai dengan etika

profesi kepolisian. Atau dalam arti kata ada sebagai Polisi melakukan pelanggaran.

Terhadap Kode Etik Kepolisian. Pelanggaran ataupun perbuatan pidana anggota

40Ibid., hlm 27

Page 41: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

28

kepolisian yang tidak sesuai dengan Kode Etik Profesi kepolisian ini tentunya

berakibat Hukum.

Anggota Polisi adalah Pegawai Negeri pada Polri dari pangkat terendah sampai

dengan pangkat tertinggi yang berdasarkan undang-undang memiliki tugas, fungsi

dan kewenangan kepolisian. Profesi Polri adalah profesi yang berkaitan dengan tugas

Polri baik di bidang operasional maupun di bidang pembinaan. Etika Profesi Polri

adalah Kristalisasi nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya yang dilandasi dan dijiwai

oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap Anggota Polri dalam wujud

komitmen moral yang meliputi etika kenegaraan, etika kelembagaan,

kemasyarakatan, dan kepribadian. Kode Etik Profesi Polri yang selanjutnya disingkat

dengan KEPP adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan

landasan etik atau Filosofis yang berkaitan dengan perilaku maupun ucapan mengenai

hal-hal yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan oleh Anggota Polri

dalam melakukan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan.

Dalam Undang-undang tentang Kepolisian diatur secara tegas bahwasanya,

Sikap dan perilaku pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia terikat oleh Kode

Etik Profesi Kepolisian Republik Indonesia. Kode Etik Profesi Kepolisian Republik

Indonesia dapat menjadi pedoman bagi pengemban fungsi kepolisian lainnya, dalam

melaksanak tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

lingkungannya. Ketentuan mengenai Kode Etk Profesi Kepolisian Republik

Indonesia diatur dengan Keputusan Kapolri.

Page 42: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

29

Pada Pasal 34 ayat (1) ini mengamanatkan agar setiap anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus dapat

mencerminkan kepribadian Bhayangkara Negara seutuhnya, yaitu pejuang pengawal

dan pengaman Negara Republik Indonesia. Selain itu, untuk mengabdikan diri

sebagai alat negara penegak hukum, yang tugas dan wewenangnya bersangkut paut

dengan hak dan kewajiban warga negara secara langsung, diperlukan kesadaran dan

kecakapan teksis yang tinggi, oleh karena itu setiap Anggota Kepolisian Republik

Indonesia harus menghayati dan menjiwai etika profesi kepolisian yang tercermin

dalam sikap dan perilakunya. Etika profesi kepolisian tersebut dirumuskan dalam

kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang merupakan kristalisasi nilai-

nilai yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya yang dilandasi dan dijiwai

oleh Pancasila.

Mengingat dalam pelaksanaan tugas Kepolisian Republik Indonesia berkaitan

erat dengan hak serta kewajiban warga negara dan masyarakat secara langsung serta

diikat oleh kode etik profesi Kepolisian Republik Indonesia, maka dalam hal seorang

anggota Kepolisian Republik Indonesia yang melaksanakan tugas dan wewenangnya

dianggap melanggar etika profesi, maka anggota tersebut harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Komisi Kode Etik Kepolisian

Republik Indonesia.

Page 43: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

30

C. Bentuk-bentuk Kode Etik Kepolisian

Pada Bagian Kedua, Materi Muatan KEPP, Pasal 5, Pengaturan KEPP

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 meliputi:

1. Etika Kenegaraan memuat pedoman berprilaku Anggota Polri dalam hubungan:

a. Tegaknya Pancasila,

b. Undang-undang Dasar Negara Republik Inonesia Tahun 1945, dan

c. Kebhinekatunggalikaan.

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),

2. Etika Kelembagaan memuat pedoman berprilaku Anggota Polri dalam

hubungan:

a. Tribrata sebagai pedoman hidup.

b. Catur Prasetya sebagai pedoman kerja.

c. Sumpah/janji Anggota Polri.

d. Sumpah/janji jabatan, dan

e. Sepuluh komitmen moral dan perubahan pola pikir (mindset.)

3. Etika kemasyarakatan memuat pedoman berprilaku Anggota Polri dalam

hubungan:

a. Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

b. Penegakan hukum,

c. Pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, dan

d. Kearifan lokal, antara lain gotong royong, kesetiakawanan dan toleransi.

Page 44: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

31

4. Etika Kepribadian memuat pedoman berperilaku Anggota Polri dalam

hubungan:

a. Kehidupan beragama,

b. Kepatuhan dan ketaatan terhadap hukum, dan

c. Sopan santun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Berdasarkan BAB III, Kewajiban dan Larangan, dalam pembahasan mengenai

kewajiban dalam Kode Etik Profesi Polri, dijelaskan bahwasanya:

1. Etika Kenegaraan, dijelaskan bahwa setiap anggota Polri wajib:

a. Setia kepad NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Menjaga keamanan dalam negeri yang meliputi terpilihnya Menjaga

keamanan dalam negeri yang meliputi terpilihnya keamanan dan ketertiban

masyarakat, tertib dan tegakya hukum, terselenggaranya perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan masyarakat serta terbinanya ketentraman

masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

c. Menjaga terpeliharanya keutuhan wilayah NKRI;

d. Menjaga terpilihnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam

kebhinekatunggalikaan dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat;

e. Mengutamakan kepentingan bangsa dan NKRI dari pada kepentingan

sendiri, seseorang dan atau golongan;

Page 45: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

32

f. Memelihara dan menjaga kehormatan bendera negara sang merah putih,

bahasa Indonesia, lambang negara Garuda Pancasila dan lagu Kebangsaan

Indonesia Raya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Membangun kerja sama dengan sesama pejabat penyelenggaraan negara dan

pejabat negara pelaksana tugas;

h. Bersikap netral dalam kehidupan berpolitik.

2. Etika Kelembagaan,

a. Setiap anggota Polri wajib:

1) Setia kepada Polri sebagai bidang pengabdian kepada masyarakat,

bangsa, dan negara dengan memedomani dan menjunjung tinggi

Tribrata dan Catur Prasetya;

2) Menjaga dan meningkatkan citra, solidarritas, kredibilitas, reputasi, dan

kehormatan Polri;

3) Menjalankan tugas profesional, proporsional, dan prosedural;

4) Melaksanakan perintah dinas untuk mengikuti pendidikan dan oelatihan

dalam rangka pembinaan karier dan peningkatan kemampuan

profesionalisme Kepolisian;

5) Menjalankan perintah dinas untuk melaksanakan mutasi dalam rangka

pembinaan personel, profesi, karier, dan penegakkan KEPP;

6) Mematuhi hierarki dalam pelaksanaan tugas;

7) Menyelesaikan tugas dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab,

Page 46: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

33

8) Memegang teguh rahasia yang menurut sifatnya atau menurut perintah

kedinasan harus dirahasiakan;

9) Menampilkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, ketaatan pada

hukum, kejujuran, keadilan, serta menghormati dan menjunjung tinggi

hak asasi manusia dalam melaksanakan tugas;

10) Melaksanakan perimtah kedinasan dalam rangka peneggakan disiplin

dan KEPP berdasarkan laporan/pengaduan masyarakat tentang adanya

dugaan pelanngaran disiplin dan/atau Pelanggaran KEPP sesuai dengan

kewenangan;

11) Melaksanakan perintah kedinasan yang berkaitan dengan pengawasan

internal di lingkungan Polri dalam rangka penguatan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

12) Menghargai perbedaan pendapat yang disampaikan dengan cara sopan

dan santun pada saat pelaksanaan rapat, sidang, atau pertemuan yang

bersifat kedinasan;

13) Mematuhi dan menaati hasil keputusan yang telah disepakati dalam

rapat, sidang, atau pertemuan yang bersifat kedinasan;

14) Mmengutamakan kesetaraan dan keadlian gender dalam melaksanakan

tugas; dan

15) Mendahulukan pengajuan laporan keberatan atau komplain kepada

Ankum atau Atasan berkenaan dengan keputusan yang dinilai

Page 47: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

34

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum

mengajukan gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

b. Setiap Anggota Polri yang berkedudukan sebagai atasan wajib:

1) Menunjukkan kepemimpinan yang melayani (servant leadership),

keteladanan, menjadi konsultan yang dapat menyelesaikan masalah

(solutif), serta menjamin kualitas kinerja Bawahan dan kesatuan (quality

assurance);

2) Menindaklanjuti dan menyelesaikan hambatan tugas yang dilaporkan

oleh Bawahan sesuai tingkat kewenangannya; dan

3) Segera menyelesaikan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh

bawahan.

c. Setiap Anggota Polri yang berkedudukan sebagai Bawahan wajib:

1) Melaporkan kepada Atasan apabila mendapat hambatan dalam

pelaksanaan tugas;

2) Melaksanakan perintah Atasan terkait dengan pelaksanaan tugas, fungsi,

dan kewenangan;

3) Menolak perintah Atasan yang bertentangan dengan norma hukum,

norma anggota, dan norma kesusilaan; dan

4) Melaporkan kepada atasan pemberi perintah atas penolakan perintah

yang dilakukannya untuk mendapatkan perlindungan hukum dari atasan

pemberi perintah.

Page 48: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

35

d. Sesama Anggota Polri wajib:

1) Saling menghargai dan menghormati dalam melaksanakan tugas;

2) Bekerja sama dengan rangka meningkatkan kinerjanya;

3) Melaporkan setiap pelanggaran KEPP atau disiplin atau tindak pidana

yang dilakukan oleh Anggota Polri, yang dilihat atau diketahui secara

langsung kepada pejabat yang berwenang;

4) Menunjukkan rasa kesetiakawanan dengan menjunjung tinggi prinsip-

prinsip saling menghormati; dan

5) Saling melindungi dan memberikan pertolongan kepada yang terluka

dan/atau meninggal dunia dalam melaksanakan tugas.

e. Pejabat Polri yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c,

wajib memberikan perlindungan.

3. Etika Kemasyarakatan, setiap Anggota Polri wajib:

a. Mengormati harkat dan martabat manusia berdasarkan prinsip dasar hak

asasi manusia;

b. Menjunjung tinggi prinsip kesetaraan bagi setiap warga negara di hadapan

hukum;

c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat, tepat, mudah,

nyaman, transparan, dan akuntabel berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. Melaukan tindakan pertama kepolisian sebagaimanan yang diwajibkan

dalam tugas kepolisia, baik sedang bertugas maupun di luar tugas;

Page 49: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

36

e. Memrikan pelayanan informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

f. Menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, ketidakadilan, dan menjaga

kehormatan dalam berhubungan dengan masyarakat.

4. Etika Kepribadian, setiap Anggota Polri wajib:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Bersikap jujur, terpercaya, bertanggung jawab, disiplin, bekerja sama, adil,

peduli responsif, tegas, dan humanis;

c. Menaati dan mengormati norma kesusilaan, norma agama, nilai-nilai

kearifan lokal, dan norma hukum;

d. Menjaga dan memelihara kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara secara santun; dan

e. Melaksanakan tugas kenegaraan, kelembagaan, dan kemasyarakatan dengan

nilai tulus/ikhlas dan benar, sebagai wujud nyata amal ibadahnya.

Selanjutnya yang berhubungan dengan larangan, mengenai Kode Etik Profesi

Kepolisian, dijelaskan bahwa:

1. Bagian larangan pada Etka Kenegaraan

a. Terlibat dalam gerakan-gerakan yang nyata-nyata bertujuan untuk mengganti

atau menentang Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

b. Terlibat dalam gerakan menentang pemerintah yang sah;

c. Menjadi anggota atau pengurus partai politik;

Page 50: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

37

d. Menggunakan hak memilih dan dipilih, dan/atau

e. Melibatkan diri pada kegiatan politik praktis.

2. Bagian larangan pada Etika Kelembagaan,

a. Setiap Anggota Polri dilarang;

1) Melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan korupsi,

kolusi, nepotisme, dan/atau gratifikasi;

2) Mengambil keputusan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan karena pengaruh keluarga, sesama anggota Polri,

atau pihak ketiga;

3) Menyampaikan dan menyebarkan informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang institusi Polri dan/atau

pribadi Anggota Polri kepada pihak lain;

4) Menghindar dan atau menolak perintah kedinasan dalam rangka

pemeriksaan internal yang dilakukan oleh fungsi pengawasan terkait

dengan laporan/pengaduan masyarakat;

5) Menyalahgunakan kewenangan dalam melaksanakan tugas kedinasan;

6) Mengeluarkan tahanan tanpa perintah tertulis dari penyidik, atasan

penyidik atau penuntut umum, atau hakim yang berwenang; dan

7) Melakukan tugas tanpa perintah kedinasan dari pejabat yang berwenang

kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Setiap Anggota Polri yang berkedudukan sebagai atasan dilarang:

Page 51: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

38

1) Memberi perintah yang bertentangan dengan norma hukum, norma

agama, dan norma kesusilaan; dan

2) Menggunakan kewenangannya secara tidak bertanggung jawab.

c. Setiap Anggota Polri yang berkedudukan sebagai Bawahan dilarang:

1) Melawan atau menentang Atasan dengan kata-kata atau tindakan yang

tidak sopan; dan

2) Menyampaikan laporan yang tidak benar kepada Atasan.

d. Sesama Anggota Polri dilarang:

1) Saling menista dan/atau menghinana;

2) Meninggalkan Anngota Polri lain yang sedang bersama melaksanakan

tugas;

3) Melakukan tindakan yang diskriminatif;

4) Melakukan permufakatan pelanggaran KEPP atau disiplin atau tindak

pidana; dan

5) Berperilaku kasar dan tidak patut.

3. Bagian larangan pada Etika Kemasyarakatan:

a. Menolak atau mengabaikan permintaan pertolongan, bantuan, atau laporan

dan pengaduan dari masyarakatyang menjadi lingkup tugas, fungsi dan

kewenangannya;

b. Mencari-cari kesalahan masyarakat yang bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undanagan;

Page 52: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

39

c. Menyebarluaskan berita bohong dan/atau menyampaikan ketidapatutan

berita yang dapat meresahkan masyarakat;

d. Mengeluarkan ucapan, isyarat, dan/atau tindakan dengan maksud untuk

mendapatkan imbalan atau keuntungan pribadi dalam memberikan

pelayanan masyarakat;

e. Bersikap, berucap, dan bertindak sewenang-wenang;

f. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan perlindungan, pengayoman,

dan pelayanan;

g. Melakukan perbuatan yang dapat merendahkan kehormatan perempuan pada

saat melakukan tindakan kepolisian; dan/atau

h. Membebankan biaya tambahan dalam memberikan pelayanan diluar

ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Bagian larangan pada Etika Kepribadian:

a. Menganut dan menyebarkan agama dan kepercayaan yang dilarang oleh

pemerintah;

b. Mempengaruhi atau memaksa sesama Anggota Polri untuk mengikuti cara-

cara beribadah di luar keyakinan;

c. Menampilkan sikap dan perilaku menghujat, serta menista kesatuan, Atasan

dan/atau sesama Anggota Polri; dan/atau

d. Menjadi pengguna dan/atau anggota lembaga swadaya masyarakat dan

organisasi kemasyarakatan tanpa persetujuan dari pimpinan Polri.

Page 53: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

40

D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian

Anggota Polri yang diduga melakukan Pelanggaran terhadap kewajiban

dan/atau larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 16

dinyatakan sebagai Terduga Pelanggar. Terduga Pelanggar yaitu melakukan

pelanggaran terhadap kewajiban atau larangan dinyatakan sebagai Pelanggar setelah

dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan putusan melalui Sidang KKEP.

Anggota Polri yang dinyatakan sebagai Pelanggar dan telah dilakukan

pemeriksaan, dikenakan sanksi pelanggaran KEPP berupa:

a. Perilaku Pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela;

b. Kewajiban Pelanggar untuk meminta maaf secara lisan di hadapan Sidang

KKEP Dan/atau secara tertulis kepada pimpinan kepada pimpinan Polri dan

pihak yang dirugikan;

c. Kewajiban Pelanggar untuk mengikuti pembinaan mental kepribadian,

kejiwaan, keagamanaan dan pengetahuan profesi, sekurang-kurangnya 1 (satu)

minggu dan paling lama 1(satu) bulan;

d. Dipindahtugaskan ke jabatan berbeda yang bersifat Demosi sekurang-

kurangnya 1 (satu) tahun;

e. Dipindahtugaskan ke fungsi berbeda yang bersifat Demosi sekurang-kurangnya

1 (satu) tahun;

f. Dipindahtugaskan ke wilayah berbeda yang bersifat Demosi sekurang-

kurangnya 1 (satu) tahu; dan/atau

Page 54: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

41

g. PTDH sebagai anggota Polri.

Sanksi Pelanggaran sebagaimana dimaksud yaitu dipindah tugaskan ke jabatan

yang berbeda, di pindah tugaskan ke fungsi yang berbeda, dipindahtugaskan ke

wilayah yang berbeda, dan PTDH (pemberian tidak dengan hormat) merupakan

sanksi administrasi berupa rekomendasi.

Pemberhentian tidak dengan hormat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Dipidana penjara berdasarkan putusan peradilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang tidak

dapat dipertahankan untuk berada dalam dinas Polri;

2. Diketahui kemudian memberikan keterangan palsu dan/atau tidak benar pada

saat mendaftarkan diri sebagai calon anggota Polri;

3. Melakukan usaha atau perbuatan yang nyata-nyata bertujuan mengubah

Pancasila, terlibat dalam gerakan, atau melakukan perbuatan yang menentang

Negara dan/atau Pemerintah Republik Indonesia;

4. Melanngar sumpah/janji anggota Polri, sumpah/janji jabatan dan/atau KEPP;

5. Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh)

hari kerja secara berturut-turut;

6. Melakukan perbuatan dn berperilaku yang dapat merugikan dinas kepolisian,

antara lain berupa:

a. Kelalaian dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, dengan sengaja dan

berulang-ulang dan tidak menaati perintah atasan, penganiayaan terhadap

sesama anggota Polri, penggunaan kekusaan diluar batas, sewenang-

Page 55: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

42

wenang, atau secara salah, sehingga dinas atau peseorangan menderita

ketugian;

b. Perbuatan yang berulang-ulang dan bertentangan dengan kesusilaan yang

dilakukan di dalan atau di luar dinas; dan

c. Kelakuan atau perkataan dimuka khalayak ramai atau berupa tulisan yang

melanggar disiplin.

7. Melakukan bunuh diri dengan maksud menghindari penyidikan dan/atau

tuntutan hukum atau meninggal dunia sebagai tindak pidana yang

dilakukannya;

8. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai yang diketahui kemudian telah

menduduki jabatan atau anggota partai politik dan setelah diperingatkan/ditegur

masih tetap mempertahankkan statusnya itu; dan

9. Dijatuhi hukuman disiplin lebih dari (3) kali dan dianggap tidak patut lagi

dipertahankan statusnya sebagai anggota Polri,

Anggota Polri mendapatkan rekomendai pemberhentian tidak dengan hormat

yang dijatuhkan pada sidang KKEP kepada anggota Polri:

1. Pelanggar yang dengan sengaja melakuakan tindak pidana dengan ancaman

hukuman pidana 4 (empat) tahun lebih dan telah diputus oleh pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap; dan

2. Pelanggar yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud adalah

pelanggaran meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30

hari kerja secara berturut-turut, melakukan bunuh diri dengan maksud

Page 56: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

43

menghindar penyidikan atau hukum atau meninggal dunia sebagai akibat tindak

pidana yang dilakukannya, menjadi anggota partai politik, dan anggota Polri

yang pernah mendapatkan hukuman partai politik, dan anggota Polri yang

pernah mendapatkan hukuman disiplin elam 3 kali.

Sanksi administraitif berupa rekomendai PTDH sebagaimana dimaksud dalam

pasal 21 diputuskan melalui sidang KKEP setelah terlebih dahulu dibuktikan

pelanggaran pidananya memalui proses peradilan umum sampai dengan putusan

peradilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Dalam hal terjadi perdamaian (dading) antara anggota Polri yang melakukan

tindak pidana karena kelalaiannya (delik curpa) dan/atau detik aduan dengan

korban/pelapor/pengadu, yang dikuatkan dengan surat pernyataan perdamaian,

Sidang KKEP tetap harus diproses guna menjamin kepastian hukum. Surat

pernyataan perdamaian dapat dijadikan pertimbangan KKEP dalam penjatuhan

putusan.

Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf a yaitu

pelanggaran yang dinyatakan sebagaimana perbuatan tercela, diputuskan dan

disampaikan kepada Pelanggar dihadapan Sidang KKEP. Sanksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b yaitu permintaan maaf secara lisan,

disampaikan Pelanggar dihadapan Sidang KKEP dan/atau melalui surat. Sanksi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf c yaitu kewajiban mengikuti

Page 57: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

44

pembinaan mental kepribadian, kejiwaan, keagamaan dan pengetahuan profesi, yang

dilakukan selama sekurang-kurangnya satu Minggu dan paling lama satu bulan,

dilaksanaka oleh pengemban fungsi SDM Polri bidang rehabilitasi personel, atau

lemdikpol, dengan biaya dari satker penyelenggara. Sanksi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 ayat (1) huruf d, huruf e, dan huruf f, yaitu dipindahtugaskan,

dilaksanakan oleh pejabat Polri yang berwenang setelah memperoleh keputusan dari

Atasan Anku. Sanksi berupa rekomendasi PTDH sebagaimana dimaksud dalam Pasal

21 ayat (1) huruf g, yaitu pemberhentian tidak dengan hormat, diajukan kepada

Atasan Ankum dan dilaksanakan oleh fungsi SDM Polri setelah memperoleh

keputusan dari Atasan Ankum.

Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c,

yaitu perbuatan tercela, permintaan maaf dan kewajiban mengikuti pembinaan,

bersifat mengikat sejak ditetapkan dalam Sidang KKEP, Sanksi sebagaimana

dimaksud dalam 21 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g, pemindahan tugas

dan pemberhentian, bersifat mengikat sejak keputusan ditetapkan oleh pejabat Polri

yang berwenang. Penggar yang dikenakan sanksi pemindahan tugas dan

pemberhentian, berhak mengajukan banding kepada Komisi Banding melalui atasan

Ankum sesuai dengan tingkatannya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja

terhitung sejak diterimanya surat keputusan KKEP.

Terhadap Terduga Pelanggar KEPP yang diancam dengan sanksi administrasi

berupa rekomendasi putusan PTDH diberikan kesempatan untuk mengajukan

Page 58: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

45

pengunduran diri dari dinas Polri atas dasar pertimbangan tertentu dari Atasan

Ankum sebelum pelaksanaan Sidang KKEP.

Pertimbangan tertentu dari Atasan Ankum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada Terduga Pelanggar:

1. Memilki masa depan dinas paling sedikit 20 (dua puluh) tahun;

2. Memliki prestasi, kinerja yang baik, dan berjasa kepada Polri sebelum

melakukan Pelanggran; dan

3. Melakukan tinndak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun.

Dalam hal terjadi pelanggran kumulatif antara pelanggaran disiplin dan KEPP,

penegakannya dilakukan memalui mekanisme sidang disiplin atau Sidang KKEP

berdasarkan pertimbangan Atasan Ankum dari terperiksa/terduga Pelanggar serta

pendapat dan saran hukum dari pengemban fungsi hukum. Terhadap pelanggaran

yang telah diputus melalui mekanisme sidang disiplin tidak dapat dikenakan Sidang

KKEP atau yang telah diputus dalam Sidang KKEP tidak dapat dikenakan sidang

disiplin.

Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasa 21 ayat 91) bersifat

kumulatif dan/atau alternatif atau sebagai jalan lain yang sesuai dengan penilaian dan

pertimbangan Sidang KKEP. Penjatuhan sanksi KEPP tidak menghapuskan tuntutan

pidana dan/atau perdata. Penjatuhan sanksi KEPP gugur karena pelanggar meninggal

Page 59: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

46

dunia dan pelanggar dinyatakan sakit jiwa oleh panitian penguji kesehatan personel

Polri.

Penjatuhan sanksi KEPP terhadap Pelanggar dapat digugurkan atau dibatalkan

atas pertimbangan Sidang KEPP. Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

berupa penilaian bahwa prbuatan pelanggar, benar-benar dilakukan untuk

kepentingan tugas kepolisian; selaras dengan kewajiban hukum yang diharuskan

tindakan tersebut dilakukan, patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan

jabatannya; layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan/atau menghormati hak

asasi manusia.

Jika didalam pelaksanaan sidang KKEP tidak menemukan bukti-bukti yang

cukup untuk membuktikan pelanggaran KEPP, maka terduga dapat diputus bebas

karena tidak cukup bukti yang ditemukan. Terduga pelanggar yang telah diputuskan

bebas, wajib mendapatkan rehabilitasi dan pengembalian hak-haknya seperti sedia

kala.

Rehabilitasi dan pengembalian hak-haknya ini dianggap penting untuk

membersihkan nama baik, dan agar kemudian hari tidak menimbulkan masalah bagi

anggota Polri yang pernah menjadi terduga dalam kasus pelanggaran kode etik

profesi kepolisian.

Page 60: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

47

E. Sistematika Penulisan

a. BABI : Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah,batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori dan metode penelitian.

b. BAB II : Bab II membahas mengenai pelanggaran kode etik secara

umum, pengertian pelanggaran kode etik, bentuk pelanggaran kode etik, dan

sanksi pelanggaran kode etik profesi, khususnya pelanggaran kode etik profesi

Kepolisian

c. BAB III : Bab III membahas mengenai keadaan lokasi penelitian, yaitu

Polda Jambi. Didalamnnya berisi tentang sejarah berdiri, struktur organisasi,

keadaan personil, dan keadaan sarana dan prasarana.

d. BAB IV : Bab ini membahas mengenai pelanggaran kode etik profesi

Kepolisian yang dilakukan oleh anggota Kepolisian Polda Jambi, dan bentuk

penyelesaian atas pelanggaran kode etik profesi yang dilakukan.

e. BAB V : Bab terahir adalah kesimpulan dari pembahasan mengenai

penyelesaian pelanggaran kode etik profesi beupa tindak pidana yang dilakukan

oleh anggota Kepolisian Republik Indonesia (Studi Kasus Polda Jambi)

F. Jadwal Penelitan

Untuk mempermudah penulisan dalam perencanaan penelitian dan agar

penelitian ii berjalan sesuai dengan perencanaan tersebut maka penulis menggunakan

jadwal penelitian. Jadwal penelitian yang penulis rncanakan adalah sebagai berikut:

Page 61: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

48

No BULAN/Minggu ke-

Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

X X X X

2 Perbaikan

Hasil

Seminar

X X X

3 Pengumpulan

Data

X X X X X

4 Verifikasi

dan Analisis

Data

X X

5 Konsultasi

Pembimbing

X X X

6 Perbaikan

dan Ujian

Skripsi

X X X X

7 Pengandaan

Laporan

X X X

TABEL 1. Jadwal Penelelitian

Page 62: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

49

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis dan Geografis

1. Historis

Setelah berita proklamsi secara resmi di terima dan disebarkan di kota

jambi,dan pindakan pertama kali dilakukan anggota kepolisian bersama-sama pemuda

dan rakyat kota jambi adalah penaikan bendera sang merah putih disertai penurunan

bendera Jepang Hinomaru. Anggota kepolisian memelopori penaikan bendera merah

puti di semua tempat strtegis.

Dalam lintasan sejarahnya pada tanggal 11 Ferbruari1946 Kesatuan Kepolisian

Daerah berbentuk Kepolisian Kerisidenan Jambi pada tahun 1946. Padamasa ini

tercatat dalam buku sejarah “Perjuangan Kemerdekaan RI 1945-1949 di Provinsi

Jambi” yang disusun oleh Dewan Harian Angkatan 45 Provinsi Jambi bahwa: “Dari

hasil rapat TKR (Tentara Keamanan Rakyat) tanggal 11 Februari 1946” yang

dilakukan di Sarolagon, ditetapkan pembentukan Tri Resimen II Devisi II / Jambi,

yang pada saat itu dijabaat oleh KeisiTeukuMochamad Isya sebagai Kemondanya,

dengan penyelesaian pangkat jadi Letnan Kolonel.

Pada tahun1958 Kepolisian Daerah jambi bernama Komisariat Kepolisian

Jambi. Kepala Komisariat (KPKOM) Jambi yang pertama adalah AKBP. Teuku

Abdul Aziz yang wakilnya AKBP R. OtongWirahadi yang kemudian digantikan oleh

AKBP R. MoerdjonoKoesoemodirjo dan wakilnya AKBP R. NG MantoPranoto.

Page 63: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

50

Pada tahun 1964 Sebelum kepolisian Komisariat (KPKOM) di rubah nama

menjadi Komando Daerah kepolisian (KOMDAK) V, Markas Komando (MAKO)

terletak di jalan untung Surapati yaitu Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi Jalan

Raden Mattaher sekarang pangdak V Jambi pada waktu itulah sebagai berikut :

a. AKBP R. SoetioAtmohadikoesoemo (1964-1965)

b. Kombes Pol. TeoekoeSoilaimanMahmoed( 1965-1969).

Pada tanggal 17 juni 1969 Komdak V Jambi berubah menjadi Kodak V Jambi,

Pangdakdijabat oleh Kombes Pol. Soenarjo (1970-1973). Kemudian Kombes Pol.

Soenarjo digantikan oleh Kolonel Polisi Koer Hidayat (1971-1973), pada masa akhir

jabatanya Kodak V Jambi dilikuidasi dan bergabung degan Kodak VI Sumbagsel

(Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan jambi) dan kepolisian Jambi menjadi

Daltares (Pengedali Antra Polres) dengan Deltares Colonel Polisi M. Ali Hanafiah.

Tahun 1974 Daltares berubah menjadi Komtaresdemgam wilayah meliputi

Resort Kota (Resta) 631 Jambi, Resosrt632 Batang Hari, resort 633

SarolangonBangko. Komtares pada era dan Tares nya yaitu Kolonel Drs. Sri

Yuwonoberubah nama menjadi Komwil dan kemudian berubah kembali menjadi

Kowil, terakhir menjadi Polwil, yang di jabat oleh beberpaKapolwil penerus estafet

kepemimpinan sebagai berikut:

a. Kolonel Polisi Drs. JohniHaryono (1982-1984)

b. Kolonel Polisi Drs SarimanPanjaitan (1984-1987)

c. Kolonel Polisi Drs Usman Ibrahim(1987-1989)

d. Kolonel Polisi Drs Syamsir Amiruddin (1991-1993)

Page 64: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

51

e. Kolonel Polisi Drs Syhrel Ahmad (1993-1995)

f. Kolonel Polisi Drs Soeyono (1993-1994)

g. Kolonel Polisi Drs H. SyaifulArsat (1994-1996)

h. Kolonel Polisi Drs Solihin (1996-1996)

Kepolisian Daerah Jambi (Polda) disahkan secara resmi Oleh Kapolri Letnan

Jendral Polisi Drs. DibyoWidodo tanggal 2 Oktober 1996. SebelumyaPolda Jambi

berbentuk Kepolisian Wilayah (Polwil) yang dipimpimpin oleh Pamen berpangkat

Kolonel Polisi dan berda dalam wilaya kerja Polda Sumbagsel. Saat itu baru terdiri

dari tujuh Kesatuan Wilaya (Satwil), satu Kepolisian Resort Kota (Polresta) dan enam

Kepolisian Resosrt (Polres) begitu validasi di tubuh Polri tahun 1996, Jambi, bersam-

sama Bengkulu dan Lampung yang semula menjadi bagian Polda Sumbagsel menjadi

Polda sendiri-sendiri. Waktu itu masih berbentuk type C dan di pimpin oleh

Pamenberpangkakt Kolonel. Akhir tahun 2000 Polda Jambi berubah menjadi type B

dan di pimpin oleh Jendral Bintang satu. Adapun Kepala Kepolisian Daerah Jambi

dari tahun 1996 sampai dengan sekarang sebagai berit:

a. Kolonel Polisi Drs. Periestewa M(1996-1998)

b. Kolonel Drs Maman Lukman (1998-1999)

c. SeniorSuperintendent Drs. NgusmanFu’ady (1998-2000)

d. Brigjen Pol Drs Zamris Anwar MSc (2000-2001)

e. Brigjen PolDrs. Toto S Soewali (2001-2002)

f. Brigjen PolDrs. Mudjianto(2002-2004)

g. Brigjen PolDrs Soewadji (2004-2006)

Page 65: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

52

h. Brigjen PolDrs. CarelRisakotta (2006-2008)

i. Brigjen PolDrs. Budi Gunawan SH MSi (2008-2009)

j. Brigjen PolDrs. Sulistiyono, Msi (2009-2010)

k. Brigjen PolDrs. Bambang Suparsono(2010-2011)

l. Brigjen Pol Drs. Anang Iskandar, SH. MH (2011-2012

Dengan adanya pemekaran Wilaya Kabupaten dalam UU No.54 tahun 1999.

Polda Jambi pun memiliki 10 Satuan Wilaya, terdiri dari Sembilan Kepolisian Resort

(Polres) dan Satu Kepolisian Kota (Polresta):

a. PolresKerinci di Sungai Penuh

b. PolresSarolangondi Sarolangon

c. PolresMerangin di Bangko

d. PolresBungodi Muara Bungo

e. PolresTebodi Muara Tebo

f. PolresBataharidi Muara Bulian

g. PolresMuara Jambi di Sengeti

h. PolresTanjung Jabung Barat di Kula Tungkal

i. PolresTanjung Jabung Timur di Muara Sabak41

2. Geografis

Secara geografis letak kantor polda jambi berada dalam lokasi yang strategis,

mudah di jangakau dan berda di pusatkota jambi. Tepatnya, kantor polda jambi

41 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 66: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

53

berdadi jalan jenderal sudirman nomor 45 kota jambi. Peta lokasi kantor polda jambi

dapat di lihat pada peta lamiran 1.42

B. Kedudukan Tugas Pokok dan FunsiKepolisin Daerah Jambi

1. Kedudukan Kepolisian Daerah Jambi

a. Kepolisian Daerah Jambi adalah unsur utama kewilayaan yang

berkedudukan diwilayah hukum Provisi Jambi.

b. Kepolisian Daerah Jambi dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian

Daerah Jambi dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung

kepada Kapolri.43

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kepolisian Daerah Jambi

a. Tugas Pokok

Kepolisian Daerah Jambi menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian

perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas-tugas Polri

lainnya dalam daerah hukumnya, sesuai ketentuan hukum dan perarturan/kebijakan

yang berlaku dalam organisasi Polri.

b. Fungsi

1) Pemberian pelayanan kepada warga masyarakat yang membutuhkan,

dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan serta

42 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019 43 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 67: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

54

permintaan bantuan/pertolongan, layanan pengaduan atas tindakan

anggota Polri serta pelayanan surat-surat ijin/keterangan, sesuai dengan

ketentuan hukum dan peraturan/kebijakan yang berlaku dalam

organisasi.

2) Intelejen dalam bidang keamanan termasuk persendian, baik sebagai

bagian dari keguatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan

penyusunan rencana kegiatan operasional Polda dalam rangka

pencegahan gangguan dan pemeliharaan keamanan dalam nengri.

3) Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana termasuk fungsi identifikasi

serta fungsi laboraturium forensic lapangan dalam rangka penegakan

hukum

4) Kesempatan Kepolisian yang meliputi kegiatan Patroli, pengaturan,

Penjagaan dan Pengawalan kegiatanmasyrakat dan pemerintah,

termasuk penindakan terhadap tindak pidana ringan dan pengamanan

ujuk rasa serta pengadilan massa dan pengamanan obyek khusus yang

meliputi VVIP/VIP, Pariwisata serta obyek vital/ khusus lainya dalam

rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaaankamtimbas

5) Lalu Lintas Kepolisian yang meliputi kegiatan pengaturan, penjagaan,

pengawalan dan patroli lalu lintas, termsu penindakan pelanggaran serta

penydikankecalakaan lalu lintas dan registrasi serta identifikasi

kendaran bermotor dalam dalam rangka penegakan hukum dan

pembinaan keamanan, ketertiban serta kelancaran lalu lintas,

Page 68: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

55

6) Kepolisia Perairan yang meliputi kegiatan patroli termasuk

penagananpertma tindak pidana serta pencarian dan penyelamatan

kecalakaan di wilaya perairan dn pembinaan masyarakat petani/perairan

dalam rangka pencegehankejahatan danpemiliharaankeamanaan di

wilaya perairan.

7) Bimbingan masyarakat yang meliputi penyuluhan msyarkat dan

pembinaan/ pengembangaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

dalam peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap

hukum dan perundang-undagan dalam rangka menumbuh kebangkan

peran serta masyarkat dlampembinaaan keamanan dan ketertiban

sehingga terjalinya hubungan Polri dengan masyarkat yang kondusif

bagi pelaksanan tugas kepolisian.

8) Pembinaan Kemitraan yang meliputi kerja sama dengan

organisasi/lembaga/tokoh sosial kemasyarakan dan instansi

pemerintahan dalam rangka pelaksaan fungsi bimbingan masyrkat, kerja

sama dengan pemerintah daerah dalam kontekotonomi daerah serta

pembinaan teknis, koordinasi dan pengawasan terhadap Kepolisian

Khusus dan peyidik pegawai negri sipil.

9) Fungsi-fungsi lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan atau peraturan pelaksanaanya termasuk pelayanan

Page 69: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

56

kepentingan wrga masyarakat untuk sementara sebelum di tangani oleh

instansi atau pihak yang berwenang.44

C. Visi dan Misi Kepolisian Daerah Jambi

1. Visi Kepolisian Daerah Jambi

Menjadikan Polisi sipil yang profesianal, bermoral, modern dan dipercaya, serta

mendapatkan dukungan penuh dari masyrakat untuk menciptkan situasi kamtibmas

yang Kondusif di wilay Provinsi Jambi yang di wujudkan dengan melakukan

pembehan ke dalam, menindak tegas anggota Polri yang berbuat sewenang-wenang

serta menyakiti hati rakyat.

2. Misi Kepolisian Daerah Jambi

a. Meningkatan efektifitas tugas Polri dalam menegakan dan perlindungan hukum

dengan senantiasa selalu menjunjung tingggi supremasi hukum dan hak asasi

mansusia,

b. Sebagai pelayanan masyrkat untuk menjamin ketertiban dan memberikann rasa

aman dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat Provinsi Jambi,

c. Sebagai pengayom masyrakat untuk dapat merebut simpati masyarakat dengan

menmpilkanprilaku Polri yang baik dalam memberikan perlindungan kepada

masyrkat yang membutuhkan sehingga dapat dijadikan teladan,

d. Mengembangkan Kepolisian masyrkat /Polmas yang terbasis pada masyarakat

patuh hukum dalam rangka pengadilan jumlah Kriminalitas dan lakalantas,

44 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 70: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

57

e. Mengelolah secara profesinal, transparan,akuntabel modern seluruh sumber

daya Polri guna mendukung operasionl tugas polri.45

D. Susunan Struktur Organisasi Kepolisian Daerah Jambi

Susunan Struktur Organisasi Kepolisian Daerah JambiBerdasarkan Keputusan

Kapolri No.Pol. :Kep/ 07 / 1/2005 Tanggal 31 Januari 2005 tentang Struktur

Organisasi Kepolisian Negara Republic Indonesia Pada Tigkat Daerah, yang terdiri

dari46

1. Unsur Pimpinan

a. Kepala Kepolisian Daerah Jambi (Kapolda)

45 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019 46 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 71: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

58

b. Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jambi (Waka Polda)

2. Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf

a. Itwasda

b. Rorena

c. Roops

d. Robinamitra

e. Sapras

3. Unsur Pelaksana Staf Khusus/Pendidikan dan Pelayanan

a. Bid Humas

b. Bid Binkum

c. Bid Propam

d. Bid Telematika Informatika

e. Bid Dokkes

f. Bid Ku

g. SPM

h. Setum

i. Yanma

4. Unsur Pelaksana Utama

a. DitIntelkam

b. DitReskrimum

c. DitReskrimsus

d. Dit Narkoba

Page 72: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

59

e. DitBinmas

f. Dit Samapta

g. Dit Lantas

h. Dit Pol Air

i. DitBrimob

Setiap jabatan struktural dalam jajaran Polda Jambi memiliki tugas sebagai

berikut47:

1. Kapolda Jambi, bertugas Memimpin, membina dan mengkoordinasikan satuan-

satuan organisasi dalam lingkungan Polda, serta memberikan saran

pertimbangan dan melaksanakan tugas serta peritah Kapolri,

2. Wakapolda Jambi, bertugas membantu Kapolda dalam melaksanakan tuganya

dengan mengendalikan tugas-tugas staf dan seluruh satuan organisasi dalam

jajaran Polda Jambi,

3. Itwasda Jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf pada Polda,

dengan tugasmenyelengarakan pengawasan dan pemeriksaan umum dan

pembendaharaan dalam lingkungan Polda,

4. Birirena Polda Jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf pada

Polda, dengan tugas membina dan menyelengarakan fungsi penyelenggaraan

umum dan penyelenggaraan termasuk pemanta/supervise staf,

47 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 73: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

60

5. Biro Ops Polda jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf pada

Polda, dengan tugas membina dan menyeleggarakan fungsi menejemen bidang

operasional,

6. Biro Binamitra Polda Jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf

pada Polda, dengan tugas membina dan dalam batas kewenangannya

menyeenggarakan bimbingan masyarakan dan pembinaan kemetriaan dalam

lingkungan polda,

7. Biro Sdm Polda Jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf pada

Polda, dengan tugas membina dan menyelenggarakan fungsi menejemen

bidang personel,

8. Biro Sapras Polda jambi, bertugas membantu pimpinan dan pelaksana staf pada

Polda, dengan tugas membina dan menyelenggarakan fungsi menejemn bidang

logistic,

9. Bidang Propam Polda Jambi, adalah unsur pelaksana staf khusus Polda dengan

tugas membina dan menyelenggarakn fungsi pertanggungajawaban profesi,

pengamanan internal, penenganan penegakan disiplin,

10. Bidang Humas Polda jambi, adalah unsur pelaksana staf khusus Polda dengan

tugas menyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat melalui pengelolaan dan

penyempaian pemberitaan/informasi,

11. Bidang Pembinaan Hukum Polda jambi, adalah unsur pelaksana staf khusus

Polda dengan tugas membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan Hukum

dan HAM,

Page 74: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

61

12. Bidang Telematiak Informatika Polda Jambi, , adalah unsur pelaksana staf

khusus Polda dengan tugas menyelenggarakn fungsi pembinaan

telekomunikasi, pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan infomasi,

13. Bidang Dokkes Polda Jambi, adalah unsur pelaksana staf khusus Polda dengan

tugas menyelenggarakan dan membina fungsi kedokteran serta kesehatan Polri,

14. Bidang Keuangan Polda Jambi, adalah unsur pelaksana staf khusus Polda

dengan tugas menyelenggarakan dan membina fungsi Kedokeran serta

kesehatan Polri,

15. Sekolah Polisi Negara Jambi, adalah unsur pelaksana pendidikan Polda dengan

tugas menyelenggaran pendidikan pembentukan Brigadir Polri serta pendidikan

dan pelatihan lain sesuai program serta kebijakan pimpinan Polda,

16. Setum Polda Jambi, , adalah unsur pelayanan Polda dengan tugas

menyelenggarakan dan membina fungsi kesekretariatan/administrasi,

17. Yanma Polda Jambi, adalah unsur pelayanan Polda dengan tugas

menyelenggarakan pelayanan markas,

18. DitIntelkam Polda Jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi intelijen bidang keamanan termasuk

persandian,

19. DitReskrimum Polda Jambi,adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi kegiatan-kegiatan penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana,

Page 75: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

62

20. Dit Narkoba Polda Jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak

pidanan narkotika dan obat berbahaya (Narkoba)

21. Dit Samapta Polda jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi kesamaptaan Kepolisia dan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan patrol antar wilayah termasuk

pengamanan objek Khusus,

22. DitIntelkam Polda jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi lalulintas,

23. DitPolair Polda Jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas

menyelenggarakan fungsi Kepolisian perairan yang mencakup patrol,

24. Sat Brimob Jambi, adalah unsur pelaksana utama Polda bertugas melaksanakan

kegiatan penanggulangan terhadap ganguan keamanan berintensitas tinggi,

terorisme, huru-hara dan lain-lain.48

48 Dokumentasi Kepolisian Daerah Jambi, Tahun 2019

Page 76: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

63

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Kategori Tindakan Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Polda

Jambi

Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Diatur Dalam Peraturan Kepala

Kepolisian NegaRa Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik

Profesi Kepolisian Negara Republic Indonesia. Dalam Peraturan Kepala Kepolisian

ini pelanggaran kode etik profesi kepolisian dibagi menjadi empat bagian penting,

yaitu pelanggaran etika kenegaraan, pelanggarn etika kelembagaan, pelangaran etika

kemasyarakatan dan pelanggaran etika keperibadian.

Wabprof Bid Propam Polda Jambi, Bapak IPDA Adri SukamS.Pd, Menjelaskan

bahwa:

“Kategori pelnggaran kode etik profesi kepolisian adlah berdasarkan peratran

yang dinyatakan dalam peraturan kapolri nomor 14 tahun 2011. Jenis-jenis kode etik

itu sendiri terdiri dari empat macam, yaitu kode etik kenegaraan, kode etik

kelembagaan, kode etik kemasyarakatan, dan kode etik kepribadian. Kode etik itu

menjadi sebuah norma yang harus dipatuhi oleh anggota Polri. Jika melanggar, maka

anggota Polri yang bersangkutan akan mendapatkan hukuman yang setimpal.”49

Dari hasil wawancara dengan Bapak IPDA Adri SukamS.Pd, dapat diketahui

jika norma-norma yang terdapat dalam Kode Etik Profesi Kepolisian merupakan

norma-norma yang harus diketahui oleh semua anggota Polri. Pelanggaran terhadap

49 Wawancara dengan Wabprof Bid Propam Polda Jambi, Bapak IPDA Adri SukamS.Pd,

Tanggal 15 Maret 2019.

Page 77: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

64

Kode Etik akan dapat berakibat hukum sesuai dengan hasil Putusan Pelaksana Sidang

Kode Etik Profesi Kepolisian yang di selenggarakan oleh jajaran Propam Polda

Jambi.

Pengategorian jenis pelanggaran kode etik itu sendiri, sesuai dengan Peraturan

Kapolri dibagi menjadi empat bagian sebagaimana yang telah disebutkan. Dalam

berkas dokumen data pelaksana sidang Kode Etik Profesi Kepolisian Di polda jambi

tahun 2011, dasar hukum tentang kode etik profesi kepolisian yang di gunakan masih

Peraturan tentang Kode Etikyang lama, yaitu Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2006,

hal ini dikarenakan Peraturan Kapolri No. 14 Tahun 2011 belum ada, dan baru

ditetapkan pada 1 Oktober 2011

Hal ini sesuai dengan asil wawancara dengan KabidPropam, Bapak AKBP

Julian Muntaha, yang mengatakan bahwa:

“Sedikit janggal memang jika tidak meneliti dengan baik tentang dasar pasal

yang dilanggar dengan nomor peraturan yang ada, misalnya pada tahun 2011 sudah

ada peraturan baru, tetapi peraturan yang digunakan adalah peraturan pada tahun

2006, hal ini sebenarnyadikarenakan peraturan kapolri tentang kode etik kepolisian

nomor 14 tahun 2011. Baru di tetapkan tanggal 1 oktobrer 2011. Hal ini membuat

efektif penggunaanya juga memakan waktu, belum lagi dalam berkas pelanggaran

yabg sudah masuk, tertera pelanggaran yang di lakukan masih berdasrkan pada

peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006. Sebenarnya ini tidak jadi masalah yang berarti

karena isinya tidak banyak mengalami perubahan.”

Setiap peraturan dan perundang-undangan akan selalu mengalami revisi untuk

menyesuaikan dengan keadaan agar isi dan sanksi yang ada di dalamnya tetap relavan

seiring dengan berjalanya waktu. Pelanggaran yang dilakukan terhadap peraturan atau

Page 78: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

65

perundang-undangan yang sudah di revisi juga tidak berarti akan meringankan beban

atau menghapuskan pelaggaran yang di lakukan.

Berdasarkan dokumentasi data pelaksanaan Sidang Kode Etik Profesi

Kepolisian Polri Polda Jambi dan jajaran Tahun 2018, Pelanggaran Kode Etik Profesi

adalah:

1. Pungutan Liar, pelanggaran pasal 5 huruf (a) Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun

2006

2. Perjudian, pelanggaran pasal 5 huruf (a) Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun

2006

3. Penyalahgunaan Wewenang, pelanggaran pasal 5 huruf (b), pasal 10 ayat (1)

huruf (c) dan (e) Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2006

4. Penganiayaan, pelanggaran pasal 5 huruf (a), pasal 3 huruf (b) Peraturan

Kapolri Nomor 7 Tahun 2006

5. Narkoba, pelanggaran pasal 5 huruf (a), pasal 10 ayat (1) huruf (c) Peraturan

Kapolri Nomor 7 Tahun 2006

6. Perbuatan Asusila, pelanggaran pasal 15 Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun

2006.50

50 Dokumentasi Data Pelaksanaan Sidan KKEP Polri Polda Jambi Dan Jajaran Tahun 2019.

Page 79: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

66

B. Bentuk Penyelesaian Tindakan Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian

di Polda Jambi

Mekanisme yang dilakukang untuk menyelesaikan masalah pelanggaran Kode

Etik Profesi Kepolisian yang terjadi di Polda Jambi dilangsungkan oleh Komisi Kode

Etik Polri. Komisi Kode Etik Polri adalah suatu wadah yang dibentuk dilingkungan

Polri yang bertugass memeriksa dan memutuskan perkara dalam persidangan

pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian sesuai dengan jenjang kepangkatan.

Hal ini seseuai dengan hasil wawancara denganWabprof Bid Propam Polda

Jambi, Bapak IPDA Adri SukamS.Pd, yang merupakan bagian penting dalam

penegakan Kode Etik Profesi Kepolisian dijajaran Polda Jambi, Bapak Ipda Adri

SukamS.Pd menjelaskan bahwa:

“Anggota Polri yang melakukan yang melakukan tindakan pelanggaran Kode

Etik Profesi Polri akan diperiksa, diaudit, diinvestigasi, setelah itu akan dilakukan

pemberkasan perkara, untuk mendokumentasikan perkara secara tertulis, setelah

pemberkasan perkara selesai, maka akan ditentukan waktu untuk melaksanakan

sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri, dalam sidang ini lah akan diputuskan sanksi

yang diterima oleh pelanggar. Jika terdapat keberatan, atau merasa bahwa

pelanggaran tersebut adalah untuk kebenaran, maka anggota Polri yang melanggar

tersebut dapat melakukan banding, seperti sidang-sidang hokum pada umumnya.”51

Dapat diketahui bahwa secara berurutan mekanisme penyelesaian

pelanggaraanKode Etik Profesi Kepolisian yang dilakukan di Polda Jambi adalah

dengan pemeriksaan anggota Polri yang diduga atau dilaporka melakukan tindakan

Kode Etik Profesi Kepolisian, selanjudnya akan dilakukan audit infestigasi untuk

51 Dokumentasi Data Pelaksanaan Sidan KKEP Polri Polda Jambi Dan Jajaran Tahun 2019.

Page 80: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

67

menganalisis duduk perkara, pemberkasan atau pendokumentasian dan pelaksanaan

sidang Komisi Kode Etik Polri untuk memutuskan perkara, jika keberatan pelanggar

juga dapat melakukan banding.

Dalam Peraturan Profesi Kepolisian Negara Republikk Indonesia Nomor 14

tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian juga menerangkan hal yang sama

tentang penyelesaian perkara pelanggaran kode etik, pada Pasal 1 ayat (6) sampai

dengan ayat (17)52:

Komisi Kode Etik Polri atau lebih dikenal dengan singkatan KKEP adalah

sebuah wadah atau lembaga yang dibentuk dalam lingkungan Polri yang mempunyai

tugas memeriksa dan memutuskan perkara persidangan pelanggaran KEPP (Kode

Etik Profesi Kepolisian). Ketentuan persidangan yang diselenggarakan oleh KKEP ini

disesuaikan dengan jenjang dan pangkat yang diemban oleh setiap anggota Polri yang

menjadi terduga dalam kasus pelanggaran kode etik profesi kepolisian.

Sidang Komisi Kode Etik Polri adalah sidang yang digelar dengan tujuan

memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran kode etik profesi kepolisian yang

dilakukan oleh anggota Polri. sidang ini dipimpin oleh anggota komisi kode etik yang

sudah mengetahui dengan baik, dan mengerti setiap kode etik profesi yang harus

dijaga dan diterapkan oleh setiap anggota Polri.

Pelanggaran yang dimaksud disini adalah suatu perbuatan yang dilakukan

anggota Polri yang tidak sejalan dengan ketentuan yang ada dalam Kode Etik Profesi

52Peraturan Kepala Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011tentang Kode Etik

Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 1 ayat (6) sampai dengan (17).

Page 81: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

68

Kepolisian. Semua perbuatan yang merupakan pelanggaran atau tidak sesuai dengan

ketentuan yang ada dalam Kode Etik Profesi Kepolisian akan seorang anggota Polri

mendapatkan teguran atau harus menjalani pemeriksaan jika diperlukan dan telah

mencapai tingkat lanjut.

Setelah terbukti melakukan kesalahan, maka status anggota Polri yang

melakukan kesalahn tersebut berubah menjadi terduga pelanggar. Pelanggar disini

adalah setiap anggota Polri yang karena kesalahannya telah dinyatakan terbukti

melakukan pelanggaran melalui sidang Komisi Kode Etik Polri yang didalamnya

menunjukkan kepada terduga apa dan mengapa ia menjadi melanggar Kode Etik

Profesi Polri.

Kode Etik Profesi Kepolisian yang harus ditegakkan, dan penegakan Kode Etik

Profesi Polri ini dilakukan oleh pejabat berwenang menurut peraturan Kode Etik

Profesi Polri. Sistem penanganan kasus pelanggaran Kode Etik Profesi Polri ini

diawali dengan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan pada saat menjalani sidang

KKEP, pemeriksaan Sidang Komisi Banding Kode Etik Profesi Polri terhadap

anggota Polri yang dinyatakan sebagai pelanggar atau tidak terbukti sebagai

pelanggar.

Proses pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan pendahuluan yang merupakan

serangkaian tindakan pemeriksaan untuk melakukan audit, investigasi, pemeriksaan

dan pemberkasan perkara guna mencari serta mengumpulkan fakta yang sebenarnya

atau bukti yang ada, dan dengan fakta yang sebenarnya dan bukti yang ada tersebut

Page 82: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

69

akan membuat perkara menjadi jelas tentang pelangaran Kode Etik Profesi Polri dan

menemukan pelanggar secara pasti.

Audit investigasi adalah sebuah kegiatan yang merupakan kegiatan

penyelidikan yang dilakukan dengan pencatatan, penekanan fakta, dan peninjauan

dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran tentang peristiwa yang diduga

pelanggaran Kode Etik Profesi Polri guna mencari dan menemukan terduga

pelanggar. Mencari dan menemukan terduga pelanggar di sini dimaksudkan karena

sesuai jenjang dan jabatan, terkadang pelanggaran kode etik merupakan sebuah

perintah dari atasan dengan disertai pemaksaan, sehingga jika dirunut secara jelas,

maka pihak yang memerintahkan juga akan mendapatkan sanksi hukum, sesuai

dengan Kode Etik Profesi Polri.

Pelanggar atau terduga pelanggar apabila merasa bahwa tindakan yang

dituduhkan kepadanya merupakan Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang

menurutnya bukanlah merupakan tindakan pelanggaran, atau pelanggaran yang

dilakukannya merupakan perintah fari jabatan di atasnya, maka dapat melakukan

banding. Banding pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh pelanggar

atau istri atau suami, anak atau orang tua pelanggar, atau pendamping pelanggar yang

keberatan atas keputusan sidang KKEP dengan mengajukan permohonan kepada

Komisi Kode Etik Polri melalui atasan Ankum.

Komisi Banding Kode Etik Polri inilah yang bertugas melaksanakan

pemeriksaan pada tingkat banding. Setelah pemeriksaan selesai, Komisi Banding

Kode Etik Polri inilah yang akan melaksanakan sidang banding, untuk memeriksa,

Page 83: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

70

memutus, menguatkan, mengubah, atau membatalkan putusan KKEP yang dianggap

tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada dan ditemukan.

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) adalah pengakhiran masa dinas

kepolisian oleh pejabat yang berwenang terhadap seorang anggota Polri karena telah

terbukti melakukan pelanggaran KEPP, disiplin, atau melakukan tindakan pidana

yang berlawanan dengan ketentuan Polri.

Hasil wawancara denganBapak IPDA Adri SukamS.Pd menjelaskan bahwa:

“Proses Penyelesaian tindakan pelanggaran kode etik profesi kepolisian di

Polda Jambi diawali dengan diterimanya laporan dari masyarakat atau anggota

Kepolisian yang lainnya. Laporan ini akan diajukan kepada KabidPropam,

selanjutnya akan dilaksanakn penyelidikan atau pemeriksaan, dan apabila

pelanggaran yang dilakukan merupakan pelanggaran pidana, akan dilimpahkan ke

bagian Reskrim, untuk kembali melakukan pemeriksaan dan pengumpulan bukti-

bukti. Jika kemudian terduga terbukti bersalah, maka berkas akan dilimpahkan ke

Kejaksaan. Setelah keptusan diputuskan, maka selanjutnya akan dikembalikan lagi ke

lembaga-lembaga Kepolisian untuk dilaksanakannya peradilan KEPP, atau sidang

komisi kode etik, sanksi yang biasanya diberikan misalnya penundaan kenaikan

pangkat, pemberhentian secara hormat, dan pemberhentian tidak dengan hormat.”53

53 Dokumentasi Data Pelaksanaan Sidan KKEP Polri Polda Jambi Dan Jajaran Tahun 2019.

Page 84: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan skripsi ini adalah :

1. Kategori tindakan pelanggaran kode etik profesi kepolisian adalah pelanggaran

etika kenegaraan, pelanggaran etika kelembagaan, pelanggaran etika

kemesyarakatan dan pelanggaran etika keperbadian. Pelanggaran kode etik

yang paling banyak di lakukan oleh jajaran anggota polri polda jambi adalah

pelanggaran kode etik kelembagaan. Pelnggaran-pelanggaran kode etik yang di

lakukan adalah dalam bentuk melakukan pungutan liar, perjudian,

penyalahgunaaan wewenang, penganiyaan, narkoba, perbuatan

asusila,menerima suap, dan melakukan penembakkan masa.

2. Bentuk penyelesaian tindakan pelnggaran kode etik profesi polri polda jambi

adalah melalui pemeriksaan anggota polri yang di duga atau di laporkan

melakukan tindakkanpelanggran kode etik profesi kepolisian, selanjutnya akan

di lakukan audit investigasi untuk menganalisa duduk perkara, pemberkasan

dan atau pendokumentasikan dan pelaksanaan siding komisi kode etik polri

untuk memutuskan perkara, jika kebertan pelanggaran juga melakukan banding.

Page 85: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

72

B. SARAN

Setelah melakukan riset dan mengetahui sedikit banyaknya tentang tugas polri,

maka penulis ingin memberikan saran mengenai kode etik profesi kepolisian, yaitu :

1. Hendaknya dalam memutuskan sesuatu dalam melaksanakan tugas anggota

polri tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tribrata dan catur prestya, serta kode

etik profesi kepolisian dengan sungguh-sungguh, dan berusaha mematuhinya

sebaik mungkin.

2. Setiap tindakan yang dilarang oleh peraturan tentang kode etik profesi

kepolisian adalah tentu merupakan tindakan tercela dan merugikan, dan juga

dilarang agama, jadi dasar agama dan peraturan kapolri adalah dua dasar yang

cukup kuat dalam menjadi pagar dalam menjalankan tugas baik dan hendaknya

menjadi bagian penting dalam mempertimbnagkan dan melakukan sesuatu.

Page 86: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

73

DAFTAR PUSTAKA

Agung Kurniawan, “Penegakan Hukum Terhadap Anggota Kepolisian Yang

Melakukan Pungutan Liar, Studi Kasus Diwilayah Hukum Polresta Bandar

Lampung, Fakultas Hukum Unifersitas Lampung 2017.

An-Nisa (4):58.

Anonim, Standar Operasional Presedur (SOP) Tentang Kepemeriksaan Dan

Pemberkasan Pelanggaran.

Anonim, Penjelasan: Undang-Undang Repiplik Indonesia Nomor 2 tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Repuplik Indonesia.

Anonim, Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pemeriksaan dan

Pemberkasan Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, Devisi Profesi Dan

Pengamanan Polri Pusat Pembinaan Profesi.

Anonim, pasal Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Repuplik Indonesia

Charle B. Fledermann, “Etika Enjiniring”, Jakrta: Erlangga, 2006.

Kontras, Menyusun Kriteria Idial Kapolri Mendatang – Kontras Komisi Untuk Orang

Hilang Dan Korban Tindak Kekerasa.

MichealPanangianSilalahi, “Fungsi Kode Etik Kepolisian Dalam Mencegah

Penyelenggaraan Profesi Demi Terselenggaranya Penegakan Hukum Pidana”,

Fakultas Hukum Universitas Atm Ajaya Yogyakarta 2011.

Page 87: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

74

Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian Profesionalisme Dan Reformasi Polri, Surabaya

:LaksbangMediatama, 2017.

Rizal Isnanto, Etika Profesi, Semarang: Program Studi System Komputer Fakultas

Teknik Universitas Diponogoro, 2009.

Soebroto, Wewenang Kepolisian dalam Hukum Kepolisian di Indonesia, Jakarta:

Bunga Rampai PTIK,2004.

Sadjijono, Fungsi Kepolisian dalam Pelaksanaan Good Governance, Yogyakarta:

LaksabangMediatama.

Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: Sinar Grafika, 1992.

Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum di Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama,

2005.

Supriyadi, Eksistensi Hukumdisiplin Anggota Polri Pasca Separasi Polri dan TNI,

Jurnal Mimbar Hukum, Universitas Gajah Mada.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R dan

D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar dan

Aplikasi,Rajagrafindo Persada, 2007.

SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renaka

Cipta, 2006.

ValleryAprialdy, “Penerapan Kode Etik Polri Terhadap Oknum Polisi Yang

Melakukan Penganiayaan Terhadap Pelanggaran Lalulintas”, Fakultas Hukum

Universitas Pasundan 2016.

Page 88: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

75

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

2007.

Wikipedia, Kode Etik Profesi, http://id.wikipedia.org/wiki/kode_etik_profesi.

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakrta: Balai Pustaka,

2017.

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

2007.

Warta Warga Student Journalism, “Pelanggaran Dalam Kode

Etik”,http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/pelanggaran-dalam-kode-

etik/.

Zarkasyim Syam, Ajaran Metode Penelitian, jambi: Fakultas Tarbiah IAIN Sultan

Thaha Saifuddin Jami, 2006.

Page 89: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

76

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 90: PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI …repository.uinjambi.ac.id/1633/1/SHP 151878_MUH ADEN... · 2020. 4. 15. · PENYELESAIAN TINDAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

77