penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan berdasarkan
TRANSCRIPT
Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana
PERUMUSAN KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASIPADA RANCANGAN TEKNOKRATIK
RENSTRA KEMENTERIAN LUAR NEGERI
BIRO HUKUM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
berdasarkan UU NO. 23 Tahun 2014
Yogyakarta , 10 Maret 2016
2
URUSAN PEMERINTAHAN
BIDANGKEHUTANAN
Perencanaan Hutan
UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang KSDAE, beserta Peraturan Pelaksanaannya
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, beserta Peraturan
Pelaksanaannya.
UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perus
akan Hutan.
Pilar Dasar Sektor Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
UU Nomor 41 Tahun 1999 jo UU 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan, beserta Peraturan Pelaksanaannya
TUPOKSI KEMEN-LHK Pasal 2 dan 3 Perpres No. 16 Tahun 2015
1. Perumusan dan Penetapan Kebijakan di bidang Penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaan konservasi SDA dan E, peningkatan daya dukung DAS dan hutan lindung, PHPL, peningkatan daya saing IPHH, peningkatan kualitas fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian dampak perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan serta penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum bidang kehutanan.;
2. Pelaksanaaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaaan KSDA dan E, peningkatan daya dukung DAS dan hutan lindung, PHPL, peningkatan daya saing IPHH, peningkatan kualitas fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian dampak perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum bidang kehutanan.;
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tata lingkungan, pengelolaan keanekaragaman hayati, peningkatan daya dukung DAS dan hutan lindung, peningkatan kualitas fungsi lingkungan hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungsn, pengendalian perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, kemitraan lingkungan serta penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum bidang kehutanan.;
4. Pelaksanaan BINTEK dan SUPERVISI atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaaan KSDA dan E, peningkatan daya dukung DAS dan hutan lindung, PHPL, peningkatan daya saing IPHH, peningkatan kualitas fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian dampak perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum bidang kehutanan.;
5. Pelakanaan LITBANG dan Inovasi di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan;6. Pelaksanaan Penyuluhan dan pengembangan SDM di lingkungan Kemen LHK;7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada unsur organisasi di Lingkungan Kemen LHK;8. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kemen LHK;9. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kemen LHK, dan10. Pengawasan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Kemen LHK.
ARAH KEBIJAKAN KEMEN LHK yang sedang dan sudah dijalankan saat ini, mewujudkan :1. Pengelolaan sektor kehutanan secara terpadu;2. Memelihara potensi kekayaan hutan yang ada agar
tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan melakukan konservasi sumber daya hutan;
3. Penanggulangan kebakaran dan pemberantasan penebangan liar serta upaya penegakan hukumnya;
4. mempercepat upaya rehabilitasi kawasan hutan yang terdegradasi;
5. melakukan desentralisasi kewenangan pengurusan kehutanan sehingga tercapai pengelolaan yang bersifat partisipatif dan melibatkan seluruh pihak;
6. peningkatan efektifitas dan kualitas pengelolaan hutan dengan cara : a. penyelesaian Pembangunan KPH untuk seluruh kawasan; b. peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
pengamanan hutan.
UU No. 23 Tahun 2014
Pasal 14 :(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
di bidang Kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi.
(2) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud (1) yang berkaitan dengan Taman Hutan Reaya kabupaten/kota menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Exsistensi UU 23 Tahun 2014
6
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2014.
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 2014, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 244
UU No. 23 Tahun 2014
Desentralisasi
Otonomi Daerah
Urusan WAJIB
PP No. 38 Tahun 2007
Pelayanan Dasar
Non Pelayanan Dasar
Urusan Pilihan
1. Pendidikan2. Kesehatan3. Agama4. PU dan Penataan Ruang5. Perumahan Rakyat dan Kaw.
Permukiman.6. Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Perlindungan Masy7. Sosial
1. Tenaga Kerja2. Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak3. Pangan4. Pertanahan5. Lingkungan Hidup6. Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil7. Pemberdayaan Masy dan Desa8. Pengendalian Penduduk dan KB9. Perhubungan10. Komunikasi dan Informatika11. Koperasi dan UKM12. Penanaman Modal13. Kepemudaan dan Olahraga14. Statistik15. Persandian16. Kebudayaan dan17. Perpustakaan18. Kearsipan
1. Kelautan dan Perikanan
2. Pariwisata3. Pertanian4. Kehutanan5. ESDM6. Perdagangan7. Perindustrian8. transmigrasi
Per Pres No. 16 Tahun 2015
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 120/253/SJ KEPADA GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN SETELAH DITETAPKAN UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
9
Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 404, Siklus anggaran dalam APBN dan APBD, serta untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berakibat terhentinya pelayanan kepada masyarakat, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang bersifat pelayanan kepada masyarakat luas dan masif, yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan P3D, tetap dilaksanakan oleh tingkatan/susunan pemerintahan yang saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren tersebut sampai dengan diserahkannya P3D.
khusus penyelenggaraan perizinan dalam bentuk pemberian dan pencabutan izin, dilaksanakan sesuai dengan UU ini, dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan proses pelayanan perizinan, serta mempertimbangkan proses dan tahapan yang sudah dilalui.
Penataan/perubahan perangkat daerah untuk melaksanakan pemerintahan konkuren hanya dapat dilakukan setelah ditetapkan hasil pemetaan urusan pemerintahan sesuai UU 23 tahun 2014.
SE Kemen LHK No. 5/MenLHK-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Tindaklanjut Pasal 14 UU No. 23 Tahun 2015)
Angka 2.2, khusus penyelenggaraan perizinan dalam bentuk pemberian atau pencabutan izin dilaksanakan oleh tingkatan pemerintahan sesuai pembagian urusan konkuren (UU No. 23 tahun 2014) dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan proses pelayanan perizinan serta mempertimbangkan proses dan tahapan yang sudah dilalui.
Pengurusan Hutan
Perencanaan KehutananPP Nomor 44 Tahun 2004
Tentang Perencanaan Kehutanan
LitbangdiklatluhPP Nomor 12 Tahun 2010
Pengawasan
a. Inventarisasi hutan;b. Pengukuhan Kawasan Hutanc. Penatagunaan Kawasan Hutanb. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan;c. Penyusunan Rencana Kehutanan
Pengelolaan HutanPP Nomor 6 Tahun 2007 jo
PP Nomor 3 Tahun 2008
PENGURUSAN HUTAN
a. Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan;b. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutanc. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, dand. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
UU No. 41 Tahun 1999 Pasal 3Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan:• menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional;• mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi
lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari;
• meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai; • meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan
masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal; dan
e. menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan
Lampiran BB UU 23 Tahun 2014Sub urusan Pusat Daerah provinsi Daerah
kabupaten/kota
Perencanaan Hutan a. Penyelenggaraan inventarisasi hutan.
b. Penyelenggaraan pengukuhan kawasan hutan.
c. Penyelenggaraan penatagunaan kawasan hutan.
d. Penyelenggaraan pembentukan wilayah pengelolaan hutan.
e. Penyelenggaraan rencana kehutanan nasional.
---- -----
Lanjutan1Sub urusan Pusat Daerah provinsi Daerah
kabupaten/kota
Pengelolaan Hutan
a. Penyelenggaraan tata hutan.
b. Penyelenggaraan rencana pengelolaan hutan.
c. Penyelenggaraan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.
d. Penyelenggaraan rehabilitasi dan reklamasi hutan.
e. Penyelenggaraan perlindungan hutan.
f. Penyelenggaraan pengolahan dan penatausahaan hasil hutan.
a. Pelaksanaan tata hutan kesatuan pengelolaan hutan kecuali pada kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK).
b. Pelaksanaan rencana pengelolaan kesatuan pengelolaan hutan kecuali pada kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK).
c. Pelaksanaan pemanfaatan hutan di kawasan hutan produksi dan hutan lindung, meliputi: 1) Pemanfaatan kawasan hutan; 2) Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu;
-----
Lanjutan 2Sub urusan Pusat Daerah provinsi Daerah
kabupaten/kota
g. Penyelenggaraan pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK).
pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK). 3) Pemungutan hasil hutan; 4) Pemanfaatan jasa lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpanan dan/atau penyerapan karbon. d. Pelaksanaan rehabilitasi di luar kawasan hutan negara. e. Pelaksanaan perlindungan hutan di hutan lindung, dan hutan produksi. f. Pelaksanaan pengolahan hasil hutan bukan kayu. g. Pelaksanaan pengolahan hasil hutan kayu dengan kapasitas
Lanjutan 3Sub urusan Pusat Daerah provinsi Daerah
kabupaten/kota
produksi < 6000 m³/tahun. h. Pelaksanaan pengelolaan KHDTK untuk kepentingan religi.
-----
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Penyelenggaraan pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. b. Penyelenggaraan konservasi tumbuhan dan satwa liar. c. Penyelenggaraan pemanfaatan secara lestari kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam. d. Penyelenggaraan pemanfaatan jenis
a. Pelaksanaan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari taman hutan raya (TAHURA) lintas Daerah kabupaten/kota. b. Pelaksanaan perlindungan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi dan/atau tidak masuk dalam lampiran (Appendix) CITES. c. Pelaksanaan pengelolaan kawasan bernilai
Pelaksanaan pengelolaan TAHURA kabupaten/kota.