penyebab kematian terbanyak

Upload: elvan-dwi-widyadi

Post on 18-Jul-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NO PENYAKIT JUMLAH DALAM RIBUAN / TAHUN 1 JANTUNG KORONER 220 2 TUBERKOLOSIS 127 3 KELAINAN PEMBULUH DARAH 123 4 PENYAKIT PERNAPASAN 104 5 PENYAKIT BAYI BARU LAHIR 73 6 PENYAKIT PARU-PARU 73 7 KECELAKAAN LALU-LINTAS 51 8 DIABETES MELLITUS 46 9 DARAH TINGGI 39 10 DIARE 35

Keterangan: Survei dilakukan oleh WHO

sumber : metrotv Empat dari 10 Penyakit Penyebab Kematian Dunia Adalah Penyakit Bidang Paru dan Pernapasan2011-07-14 16:44:21 Pagi ini, 14 Juli 2011 Prof dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, membuka Kongres Nasional ke XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Bukit Tinggi, yang dihadiri oleh lebih dari 700 orang dokter dari seluruh Indonesia. Masalah kesehatan paru dan pernapasan memang merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dan juga di Indonesia. Data WHO 2008 yang di update Juni 2011 menunjukkan bahwa dari sekitar 57 juta kematian di dunia dalam setahunnya maka 10 penyebab kematian terpenting dunia adalah : 1. Penyakit Jantung Iskemik, 7.25 juta orang (12,8%) 2. Stroke dan penyakit serebrovaskuler lainnya, 6.15 juta orang (10,8%) 3. Infeksi Saluran Napas Bawah, 3.4 6 juta orang (6,1%) 4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), 3.28 juta orang (5,8%) 5. Diare, 2.46 juta orang (4,3%) 6. HIV/AIDS, 1.78 juta orang (3,1%) 7. Kanker paru, 1.39 juta orang (2,4%) 8. Tuberkulosis, 1.34 juta orang (2,4%) 9. Diabetes Mellitus, 1.26 juta orang (2,2%) 10. Kecelakaan Lalu Lintas, 1.21 juta orang (2,1%). Dimana, empat dari 10 penyakit diatas adalah tergolong penyakit paru , yaitu No urut 3, 4,,7 dan 8. Untuk negara kita, setidaknya ada 8 penyakit atau masalah kesehatan paru yang kini terdapat dalam ruang lingkup program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Kementerian Kesehatan RI, artinya merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yaitu : 1. Tuberkulosis 2, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 3. Penyakit Emerging & New Emerging, seperti SARS, Avian Influenza, H1N1 dll 4. Asma Bronkial 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

6. Kanker Paru 7. Polusi Udara dan Climate Change 8. Penanggulangan Masalah Merokok. Selain itu, beberapa penyakit yang punya aspek kesehatan masyarakat di negara kita juga punya dampak di paru, seperti Legionella, Anthrax dll. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan juga menyampaikan bahwa, Kementerian Kesehatan berharap Kongres Nasional profesi kedokteran seperti ini dapat menghasilkan sedikitnya 2 hal, yaitu : 1. Mampu meningkatkan pengetahuan, profesionalisme dan kompetensi para dokter dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing masing. 2. Mampu mememelihara dan meningkatkan komitmen serta menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam peningkatan peran serta para dokter untuk meningkatkan derajat kesehatan mayarakat dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing masing.

4 Dari 10 Penyakit Penyebab Kematian di Dunia Adalah Penyakit Bidang Paru Dan PernapasanOLEH: PUSKO M JULY 14, 2011 | 1:12 PM

Pagi ini (14 Juli 2011) saya membuka Kongres Nasional ke XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Bukit Tinggi, yang dihadiri oleh lebih dari 700 orang dokter dari seluruh Indonesia. Masalah kesehatan paru dan pernapasan memang merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dan juga di Indonesia. Data WHO 2008 yang di update Juni 2011 menunjukkan bahwa dari sekitar 57 juta kematian di dunia dalam setahunnya maka 10 penyebab kematian terpenting dunia adalah : 1. Penyakit Jantung Iskemik, 7.25 juta orang (12,8%) 2. Stroke dan penyakit serebrovaskuler lainnya, 6.15 juta orang (10,8%) 3. Infeksi Saluran Napas Bawah, 3.4 6 juta orang (6,1%) 4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), 3.28 juta orang (5,8%) 5. Diare, 2.46 juta orang (4,3%) 6. HIV/AIDS, 1.78 juta orang (3,1%) 7. Kanker paru, 1.39 juta orang (2,4%) 8. Tuberkulosis, 1.34 juta orang (2,4%) 9. Diabetes Mellitus, 1.26 juta orang (2,2%) 10. Kecelakaan Lalu Lintas, 1.21 juta orang (2,1%). Empat dari 10 penyakit diatas adalah tergolong penyakit paru , yaitu No urut 3, 4, ,7 dan 8. Untuk negara kita, setidaknya ada 8 penyakit / masalah kesehatan paru yang kini ada dalam ruang lingkup program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Kementerian Kesehatan RI, artinya merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yaitu : 1. Tuberkulosis 2, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 3. Penyakit Emerging & New Emerging, seperti SARS, Avian Influenza, H1N1 dll

4. Asma Bronkial 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik 6. Kanker Paru 7. Polusi Udara dan Climate Change 8. Penanggulangan Masalah Merokok. Selain itu, beberapa penyakit yang punya aspek kesehatan masyarakat di negara kita juga punya dampak di paru, seperti Legionella, Anthrax dll. Saya sampaikan juga bahwa Kementerian Kesehatan berharap Kongres Nasional profesi kedokteran seperti ini dapat menghasilkan sedikitnya 2 hal, yaitu : 1. Mampu meningkatkan pengetahuan, profesionalisme dan kompetensi para dokter dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing2. 2. Mampu mememelihara dan meningkatkan komitmen serta menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam peningkatan peran serta para dokter untuk meningkatkan derajat kesehatan mayarakat dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing2. Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI INDONESIAPenyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH saat membuka Temu Nasional Strategi Kemitraan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Penguatan Sistem Kesehatan pada Era desentralisasi di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2011. Hasil pertemuan ini akan menjadi bahan masukan bagi delegasi Indonesia dalam Pertemuan Tingkat Tinggi tentang PTM di Majelis Umum PBB, New York, September 2011. Dalam sambutannya Menkes menjelaskan, proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan. Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM (utamanya stroke) menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%). Menkes mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik. Menkes menambahkan, peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Pemerintah sedang melakukan langkah-langkah bagi terwujudnya jaminan kesehatan menyeluruh atau universal coverage of social health insurance untuk masalah penyakit kronik dan katastropik dalam periode 2010-2014, ujar Menkes. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program pengendalian PTM sejak tahun 2005. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah tembakau. Beberapa Pemerintah Daerah telah menerbitkan peraturan terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan membentuk Aliansi Walikota/Bupati dalam Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengendalian Tembakau dalam proses. Sedangkan untuk pengaturan makanan berisiko, ke depan akan dibuat regulasi antara lain tentang gula, garam dan lemak dalam makanan yang dijual bebas, kata Menkes Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah, Swasta, Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat, tegas Menkes. Kegiatan Temu Nasional Strategi Kemitraan ini merupakan pertemuan multi sektor yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan non pemerintah seperti organisasi profesi, LSM, swasta, dan organisasi dibawah PBB. Pertemuan ini dihadiri sekitar 120 orang yang bertujuan untuk menjalin kemitraan dalam pengendalian PTM di Indonesia, yang sejalan dengan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/RES/64/265 tentang pencegahan dan pengendalian PTM. Menkes berharap pertemuan ini menghasilkan masukan, gagasan, inovasi bahkan mungkin terobosan yang bermanfaat bagi suksesnya Pengendalian PTM di Tanah Air guna peningkatan derajat kesehatan, kualitas hidup, dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, atau e-mail [email protected], [email protected]