penulisan skenario dalam pembuatan film pendek …
TRANSCRIPT
PENULISAN SKENARIO DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK
BERGENRE DRAMA DENGAN TEMA GANGGUAN KESEHATAN
MENTAL YANG BERUPA “SELF-HARM”
TUGAS AKHIR
Program Studi
DIV Produksi Film dan Televisi
Oleh:
WIDI HARI PAMUJI
16510160025
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS DINAMIKA
2020
PENULISAN SKENARIO DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK
BERGENRE DRAMA DENGAN TEMA GANGGUAN KESEHATAN
MENTAL YANG BERUPA “SELF-HARM”
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Terapan Seni
Disusun oleh:
Nama : WIDI HARI PAMUJI
NIM : 16510160025
Program : DIV Produksi Film dan Televisi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS DINAMIKA
2020
Tugas Akhir
PENULISAN SKENARIO DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK
BERGENRE DRAMA DENGAN TEMA GANGGUAN KESEHATAN
MENTAL YANG BERUPA “SELF-HARM”
Dipersiapkan dan disusun oleh
WIDI HARI PAMUJI
NIM: 16510160025
Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Pembahas
Pada: Jumat, 14 Agustus 2020
Susunan Dewan Pembahas
Pembimbing
1. Yunanto Tri Laksono, M.Pd.
NIDN. 0704068850
2. Darwin Yuwono Riyanto S.T. M.Med.,A.C.A
NIDN. 0716127501
Pembahas
Digitally signed
by Universitas Dinamika
Date: 2020.09.03
13:24:25 +07'00'
Digitally signed by Bambang Hariadi
DN: cn=Bambang Hariadi,
o=Universitas Dinamika, ou=Wakil
Rektor 3,
email= [email protected], c=ID
Date: 2020.09.03 15:40:00 + 07'00'
1. Dr. Bambang Hariadi M.Pd
NIDN. 0719106401
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana
Dr. Jusak
Digitally signed
by Universitas
Dinamika
Date: 2020.09.07
14:31:58 +07'00'
NIDN. 0708017101
Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika
Universitas Dinamika
iii
Digitally signed
by Universitas
Dinamika
Date: 2020.09.02
14:30:48 + 07'00'
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Sebagai civitas akademika Universitas Dinamika, saya:
Nama : Widi Hari Pamuji
NIM : 16.51016.0025
Program Studi : DIV Produksi Film Dan Televisi
Jurusan/Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika
Judul karya : Penulisn Skenario Dalam Pembuatan Film Pendek Bergenre
Drama Dengan Tema Gangguan Kesehatan Mental Yang
Berupa “Self-Harm”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, saya menyetujui
untuk memberikan kepada Universitas Dinamika Hak Bebas Royalty Non
Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah atas seluruh isi
atau sebagian karya ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan,
dialihmediakan, dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database) untuk
selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis
dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian
maupun keseluruhan. Kutipan karya atau pendapat orang lain yang ada dalam
karya ilmiah ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalah Daftar
Pustaka saya.
3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada
karya ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap
gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 14 Agustus 2020
Widi Hari Pamuji
NIM: 16.51016.0025
iv
LEMBAR MOTTO
“JUST DO YOUR BEST AND LET ALLAH DO THE NEXT”
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orangtua, keluarga, juga Dayinta yang sangat saya sayangi.
2. Bangsa dan tanah airku.
3. Almamater tercinta, Universitas Dinamika.
4. Teman-teman angkatan 2016 yang selalu ada di dalam keadaan apapun.
5. Dosen Pembimbing 1, Yunanto Tri Laksono, M.Pd.
6. Dosen Pembimbing 2, Darwin Yuwono Rianto S.T.,M.Med.Kom..ACA
7. Dosen Penguji, Dr. Bambang Hariadi M.Pd
8. Kaprodi DIV Produksi Film Dan Televisi, Ir. Hardman Budiardjo,
M.Med.Kom., MOS.
9. Teman-teman organisasi kampus yang telah memberikan saya banyak
pelajaran dan kesempatan.
10. Seluruh dosen dan alumni DIV Produksi Film Dan Televisi, Universitas
Dinamika.
11. Seluruh teman-teman DIV Produksi Film Dan Televisi, Universitas
Dinamika.
vii
ABSTRAK
Banyaknya masalah yang diterima oleh seorang remaja menjadikan dia memiliki
gangguan kesehatan mental. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya ulasan dari
social media twitter yang menceritakan tentang masalah dalam kehidupan. Untuk
mengurangi konflik dan memberikan solusi, maka penulis membuat sebuah
penulisan naskah untuk film pendek bergenre drama dengan tema gangguan
kesehatan mental. Naskah yang dibuat menghasilkan sebuah cerita dimana
Amanda sebagai pemeran utama berjuang menghadapi kerasnya hidup yang ia
miliki hingga penyelesaian yang ia lakukan adalah membutuhkan sebuah pelarian
berupa self-harm. Pembuatan laporan Tugas Akhir ini juga mengajarkan kita
bagaimana proses pembuatan naskah secara baik dan benar. Penulis memiliki
saran agar penelitian kedepan dapat lebih meningkatkan informasi juga data yang
akurat agar kredibilitas penelitian lebih baik.
Kata kunci: Film, Skenario, , Gangguan Kesehatan Mental, Self-Harm
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah atas ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan baik. Dalam laporan Tugas
Akhir ini, data-data yang disusun dan didapat selama proses penelitian dikerjakan
dalam waktu yang relative singkat, perlu disadari bahwa penulis akan berusaha
meningkatkan pemahaman dan akan terus belajar untuk dunia kerja nanti.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik
dan lancar tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik, baik bantuan secara
moral maupun materiil. Adapun pihak yang berkaitan dengan hal tersebut. Maka
dalam kesempatan ini, disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua, keluarga dan Dayinta yang telah memberikan
dukungan.
2. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd. selaku Rektor Universitas Dinamika.
3. Dr. Jusak, selaku Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika
Universitas Dinamika.
4. Karsam, Ma., Ph, D Selaku Wakil Dekan Fakultas Teknologi dan
Informatika Universitas Dinamika
5. Ir. Hardman Budiardjo, M.Med.Kom., MOS. Selaku Kepala Program
Studi DIV Produksi Film Dan Televisi.
6. Yunanto Trilaksono,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 1.
7. Darwin Yuwono Rianto S.T.,M.Med.Kom..ACA selaku Dosen
Pembimbing 2.
8. Dr. Bambang Hariadi M.Pd selaku Dosen Pembahas.
9. Bapak dan Ibu Dosen DIV Produksi Film Dan Televisi
10. Teman-teman angkatan 2016, 2017, 2018 dan 2019 di Program Studi
DIV Produksi Film Dan Televisi Universitas Dinamika.
11. Semua pihak yang selalu mendukung, memberi motivasi, dan
mendoakan sehingga dapat memudahkan dalam proses pembuatan
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini masih jauh
dari kata sempurna, tentu masih terdapat banyak kekurangan, baik secara materi
maupun teknik yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
ix
x
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini di
kemudian hari. Diharapkan pula kritik dan saran yang membangun terhadap hasil
karya ini agar ke depannya diperoleh suatu karya yang lebih maksimal atau lebih
baik dari karya ini. Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua khususnya mahasiswa DIV Produksi Film Dan Televisi.
Surabaya, 8 Agustus 2020
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penciptaan .................................................................................. 1
1.2 Fokus Penciptaan ................................................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Penciptaan .................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penciptaan................................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penciptaan ............................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 5
2.1 Film………………………………………………………………………………5
2.2 Penulis Skenario .................................................................................................. 8
2.3 Skenario……………………………………………………………....................9
2.4 Kesehatan Mental……………………………………………………...............10
2.5 Self Harm ........................................................................................................... 10
2.6 Butterfly Project ................................................................................................. 11
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 13
3.1. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 13
3.2. Obyek Penelitian ................................................................................................ 13
3.3. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 13
3.4. Sumber Data ...................................................................................................... 13
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 14
3.6. Hasil Pengumpulan Data.................................................................................... 16
BAB IV PERANCANGAN KARYA .............................................................................. 18
4.1 Pra Produksi ....................................................................................................... 19
4.1.2 Manajemen Produksi ......................................................................................... 23
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 25
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 25
5.2 Saran…………………………………………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 28
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Foto Bersama Seorang Psikolog ..................................................... 15
Gambar 3.2 Foto Raditya Dika ........................................................................... 16
Gambar 3.3 Foto Rachel Vennya dan Niko Al-Hakim ....................................... 16
Gambar 3.4 Profile Twitter… ............................................................................. 17
Gambar 4.1 Perancangan Karya ......................................................................... 19
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Analisa Setting… ................................................................................ 24
Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 25
Tabel 4.6 Perencanan Keuangan ......................................................................... 25
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran Kartu Bimbingan Tugas Akhir… .................................... 29
Lampiran 2 Kartu Seminar Tugas Akhir ...............................................................30
Lampiran 3 Naskah… ........................................................................................... 31
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penciptaan
Topik yang akan dibahas pada penelitian ini mengambil tema self harm, isu
kesehatan mental secara global dalam kurun waktu 30 tahun terakhir memainkan
peran penting dalam perumusan kebijakan kesehatan global. Sejak dua dekade yang
lalu, WHO mengeluarkan definisi sehat sebagai suatu kondisi tak sekedar bebas
dari penyakit, melainkan mampu mencapai kesejahteraan fisik,mental dan sosial.
Garis kebijakan WHO ini memiliki implikasi penting seluruh batang tubuh
kebijakan kesehatan yang diterapkan oleh negara-negara anggota WHO, harus
seluruhnya mencakup ketiga aspek diatas. Data riskesdas tahun 2013 menyebutkan
bahwa prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1.7 perseribu
orang penduduk. Artinya, ada 1-2 orang yang menderita skizofrenia setiap 1000
penduduk. Satu-satunya perangkat kebijakan yang menaungi upaya peningkatan
kualitas kesehatan mental di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 18 tahun
2014 mengenai Kesehatan Jiwa. Kebijakan kesehatan mental di Indonesia masih
berkutat di area kuratif, belum sampai pada tahap preventif, promotif maupun
rehabilitative, selain itu Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995
menyebutkan satu persen populasi penduduk dunia menderita skizofrenia, 75
persen penderita skizofrenia mulai mengidap pada usia 16 - 25 tahun. Usia remaja
dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh
stressor (Wulandari, 2014)
Pada era teknologi ini banyak cara untuk mengakses sebuah informasi, salah
satunya adalah bagaimana jika seseorang sedang mengalami gangguan kesehatan
mental. Twitter menjadi salah satu media social yang kini mulai digandrungi lagi
oleh masyarakat khususnya anak muda, dari twitter kita dapat menemukan banyak
sekali thread-thread yang dibuat oleh penggunanya yang bercerita tentang berbagai
macam hal mulai dari kehidupan yang mereka lalui, mulai dari masalah personal,
keluarga, teman, hingga percintaan. Tak sedikit juga orang yang dengan mudahnya
membagikan thread kepada followersnya mengenai masalah mereka juga
bagaimana cara mereka berjuang melewatinya,hingga perilaku-perilaku self-harm
1
2
yang mereka lakukan, Maka dari itu disini penulis menghadirkan media berupa
sebuah film terutama film pendek yang bertema kesehatan mental dengan
harapandapat membantu orang-orang yang mungkin keluarga atau kerabatnya
sedang mengalami hal-hal tersebut, selain itu dengan adanya film memudahkan
orang-orang yang kurang mengikuti teknologi atau gaptek agar lebih mudah dalam
mendapatkan informasi dan minimal tahu bagaimana sebuah gangguan mental itu
atau cara untuk menghadapinya. Di dalam film penulis memberikan sebuah edukasi
seperti tanda-tanda bagaimana seseorang terkena gangguan mental dan ciri-cirinya.
Penulis memilih media film terutama film pendek untuk dijadikan media
pembelajaran karena media film/video memenuhi kebutuhan semua orang terutama
remaja yang memiliki karakter belajar dan memahami secara berbeda (audio,
visual, atau audio- visual). Selain itu juga, film sangat mudah diakses secara online
melalui aplikasi yang tersedia seperti youtube, vidsee dan aplikasi streaming
platform lainnya. Lalu bisa juga diakses secara offline melalui media screening di
pameran, yang mana hal ini menjadi kemungkinan besar akan penulis ambil sebagai
jalur publikasinya. Selain itu jalur offline juga mempermudah orang-orang yang
kurang mengikuti teknologi seperti sekarang ini, sehingga mereka tetap dapat
mengetahui isi dan pesan yang akan diangkat melalui film ini nantinya.
Skenario adalah bagian terpenting dalam pembuatan film. Skenario
merupakan intisari dari terbentuknya cerita dalam sinematografi. Kreativitas
seorang penulis skenario sangat mempengaruhi kualitas film yang akan dibuat.
menurut Misbach (2006: 19), skenario adalah desain penyampaian cerita atau
gagasan dengan media film. Istilah skenario dipahami sebagai desain lika liku
cerita. Scenario sendiri dibuat oleh seorang script writer. Di dalam sebuah produksi
audio visual script writer memiliki peran yang sangat penting. Sebab, skenario
(Martínez-Sierra, 2012) adalah intisari atau secara ekstrem bisa disebut roh/jiwa
dari terbentuknya cerita dalam sebuah tayangan audio visual. Di dalam penulisan
naskah feature, script writer bertugas menulis naskah yang didalamnya terdapat
beberapa informasi diantaranya; sequence/babak, video, narasi serta Durasi.
Namun, pekerjaan script writer tidak hanya berhenti sampai di kertas, karena selain
harus memikirkan agar cerita enak dibaca secara tulisan oleh produser, kru, serta
pemain, yang lebih penting lagi script writer harus ikut membayangkan bagaimana
3
visualisasi tulisan tersebut bila menjadi sebuah tontonan feature. Hal ini tentunya
membutuhkan kepekaan membayangkan gambar yang akan dihasilkan oleh sebuah
tulisan sehingga sanggup menjadi tayangan yang diminati penontonnya.
1.2 Fokus Penciptaan
Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil fokus penciptaan pada:
1. Bagaimana menyusun scenario dalam pembuatan film pendek bertema
kesehatan mental bergenre drama?
2. Bagaimana cara membuat film pendek bertema kesehatan mental bergenre
drama?
1.3 Ruang Lingkup Penciptaan
Berdasarkan fokus penciptaan diatas, maka ruang lingkup penciptaan
sebagai berikut:
1. Membantu sutradara dengan menjadi penulis skenario dalam pembuatan
film pendek bergenre drama tentang self harm.
2. Membuat sinopsis, skenario dan analisa skenario (analisa pesan dan
karakter) sesuai dengan treatment dari sutradara.
3. Menyiapkan kebutuhan dalam pra produski sampai pasca produksi.
4. Publikasi di media sosial agar bisa menjadi edukasi bagi masyarakat
umum khususnya mahasiswa dan para remaja.
1.4 Tujuan Penciptaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu:
1. Menghasilkan skenario dalam pembuatan film pendek bergenre drama
tentang self harm.
2. Menghasilkan Film bergenre drama tentang self harm.
1.5 Manfaat Penciptaan
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penciptaan karya ini adalah:
a. Memahami tentang peran sebagai penulis skenario.
b. Memahami tentang penyusunan skenario yang baik sesuai dengan
ide dan konsep sutradara.
c. Memahami cara mengembangkan cerita drama agar bisa
membawa emosi penonton.
d. Memahami bagaimana menganalisa skenario.
4
e. Sebagai bahan kajian untuk mata kuliah yang bersangkutan dengan film.
f. Sebagai rujukan penelitian tentang pembuatan film pendek,
terutama bertema kesehatan mental
g. Dapat digunakan sebagai referensi film bergenre drama
h. Menambah rasa awareness akan dampak dari kesehatan mental yang
terganggu
i. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana sebuah penyakit kesehatan
mental muncul dan apa-apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut
j. Memberikan pengetahuan atas apa yang dilakukan ketika mereka
bertemu dengan pelaku dari self-harm.
2.1 Film
BAB II
LANDASAN TEORI
Film adalah media elektronik paling tua daripada media lainnya, apalagi film
telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolah- olah
memindahkan realitas ke atas layar besar. Keberadaan film telah diciptakan
sebagai salah satu media konflik massa yang benar-benar disukai bahkan sampai
sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat
manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam. Film adalah suatu bentuk
komunikasi massa elektronik yang berupa media audio visual yang mampu
menampilkan kata-kata, bunyi, citra, dan kombinasinya. (Oktavianus, 2015)
Film adalah fenomena sosial, psikologi, dan estetika yang kompleks yang
merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata
dan musik. Sehingga film merupakan produksi yang multi dimensional dan
kompleks. Kehadiran film di tengah kehidupan manusia dewasa ini semakin
penting dan setara dengan media lain. Keberadaannya praktis, hampir dapat
disamakan dengan kebutuhan akan sandang pangan. Dapat dikatakan hampir
tidak ada kehidupan sehari-hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh
dengan media ini. (Adam, 2018).
Gagasan untuk menciptakan film adalah dari para seniman pelukis. Dengan
ditemukannya cinematography telah minimbulkan gagasan kepada mereka
untuk menghidupkan gambar-gambar yang mereka lukis. Dan lukisan-lukisan
itu bisa menimbulkan hal yang lucu dan menarik, karena dapat disuruh
memegang peran apa saja, yang tidak mungkin diperankan oleh manusia. Si
tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi ajaib, menghilang menjadi besar
atau menjadi kecil secara tiba-tiba.
2.1.1 Jenis-jenis Film
Menurut (Sumarno,1996) kategori film dibagi menjadi 4 menurut jenisnya,
yaitu:
1. Film Cerita (Fiksi)
Film cerita merupakan film yang dibuat atau diproduksi berdasarkan cerita yang
dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Kebanyakan atau pada umumnya
5
6
film cerita bersifat komersial. Pengertian komersial diartikan bahwa film
dipertontonkan di bioskop dengan harga karcis tertentu. Artinya, untuk
menonton film itu di gedung bioskop, penonton harus membeli karcis terlebih
dulu. Demikian pula bila ditayangkan di televisi, penayangannya didukung
dengan sponsor iklan tertentu pula.
2. Film Non-Cerita (Non Fiksi)
Film non-cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai
subyeknya. Film non- cerita ini terbagi atas 2 kategori, yaitu:
a. Film Faktual: menampilkan fakta atau kenyataan yang ada, dimana kamera
sekedar merekam suatu kejadian. Sekarang, film faktual dikenal sebagai film
berita (news-reel), yang menekankan pada sisi pemberitaan suatu kejadian actual.
b. Film dokumenter: selain fakta, juga mengandung subyektifitas pembuat yang
diartikan sebagai sikap atau opini terhadap peristiwa, sehingga persepsi tentang
kenyataan akan sangat tergantung pada si pembuat film dokumenter tersebut.
Menurut Sumarno kategori film dibagi menjadi 2 menurut pembuatan filmnya,
yaitu:
1. Film Eksperimental
Film Eksperimental adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada kaidah-kaidah
pembuatan film yang lazim. Tujuannya adalah untuk mengadakan eksperimentasi
dan mencari cara-cara pengucapan baru lewat film. Umumnya dibuat oleh sineas
yang kritis terhadap perubahan (kalangan seniman film), tanpa mengutamakan
sisi komersialisme, namun lebih kepada sisi kebebasan berkarya.
2. Film Animasi
Film Animasi adalah film yang dibuat dengan memanfaatkan gambar
maupun benda-benda mati yang lain, seperti boneka, meja, dan kursi
yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi.
7
2.1.2 Sifat Film
Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan
unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas. Berdasarkan sifatnya
film dapat dibagi atas:
1. Film cerita (Story Film)
Film yang mengandung suatu cerita, yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung
bioskop yang dimainkan oleh para bintang sinetron yang tenar. Film jenis ini
didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukan untuk semua publik.
2. Film berita (News Film)
Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi, karena sifatnya
berita maka film yang disajikan pada publik harus mengandung nilai berita
(Newsvalue).
3. Film dokumenter
Film dokumenter pertama kali diciptakan oleh John Gierson yang mendefinisikan
bahwa film dokumenter adalah “Karya cipta mengarah kanyataan (Creative
Treatment Of Actuality) yang merupakan kenyataan-kenyatan yang
menginterprestasikan kenyataan. Titik fokus dari film dokumenter adalah fakta
atau peristiwa yang terjadi, bedanya dengan film berita adalah film berita harus
mengenai sesuatu yang mempunyai nilai berita atau newsvalue.
2.1.3 Fungsi Film
Fungsi film menurut Pravana Widho Oktendo yaitu menyampaikan
informasi yang sebelumnya belum pernah tersampaikan. Khalayak menonton film
terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif,
maupun edukatif bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media
edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character
building. Fungsi edukasi dapat dicapai apabila film nasional memproduksi film-
film sejarah yang objektif atau film dokumenter atau film yang diangkat dari
kehidupan sehari-hari secara berimbang (Oktavianus, 2015).
2.1.4 Struktur Dramatik Film
Dalam klasik Hollywood, kausal logika, yang menyagkut pada peristiwa,
ruang dan waktu, diatur oleh sebuah sisttem yang dinamakan dengan struktur,
yang
8
dikenal dengan struktur tiga babak, karena terdiri atas:
Babak I
Babak ini ada yang menamakan sebagai ”Opening” atau ”Persiapan” dan
sebagainya. Tugas rekayasa yang dilakukan oleh penulis skenario pada babak ini
adalah:
1. Membuat penonton secepatnya memfokuskan perhatian kepada film.
2. Membuat penonton bersimpati pada protagonis.
3. Membuat penonton mengetahui apa problem utama protagonis.
Babak II
Pada babak ini berlangsung cerita yang sesungguhnya. Disinilah
cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga akhir. Babak II ini
berisi:
1. Point of attack
2. Jalan cerita
3. Protagonis terseok-seok
4. Klimaks
Babak III
Pada babak III ini cerita sudah ada kepastian berakhir sebagai happy end atau
unhappy end, dan disini penonton diberi kesempatan meresapi kegembiraan
yang ditimbulkan oleh happy end, atau rasa sedih yang ditimbulkan oleh
unhappy end. Juga memantapkan kesimpulan atau isi cerita.
Gambar G.1 Struktur Dramatik Film Tiga Babak
(Sumber: www.google.com)
2.2 Penulis Skenario
Menurut aulia dalam websitenya mirnaaulia.com, mengatakan bahwa
profesi penulis skenario (screenwriter/scriptwriter) merupakan salah satu
9
profesi di dunia kreatif. Seorang penulis skenario bertugas untuk menulis jalan
cerita, dialog, plot, menulis deskripsi secara visual, dan menciptakan karakter
tokoh dalam naskah drama, monolog, film, iklan, sandiwara radio, ataupun
sinetron. Peran penulis skenario (Redvall, 2009) ini sangat penting dalam
setiap pembuatan film, drama, sinetron, iklan, sandiwara radio, maupun
monolog karena skenario adalah nyawa atau jiwa dari setiap film, drama,
sinetron, iklan, maupun monolog. Tanpa cerita (skenario) yang baik, maka
cerita yang disajikan juga akan hambar bahkan tidak bermutu. (Aulia, 2017)
2.3 Skenario
Skenario menurut Syd Field (1982) dalam bukunya The Foundations of
Screenwriting adalah: “A screenplay is a story told with pictures, in dialogue
and description, and placed within the context of dramatic structure. A
screenplay is a noun-it is about a person, or persons, in a place or places, doing
his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person
is the character, and and doing his or her thing is the action”. (Field, 2005)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah
sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan,
dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis
skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya
menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang
layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan
sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film. Naskah merupakan sebuah
landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi
apapun bentuknya. Penulisan sebuah naskah program video dan televisi yang
didasarkan pada sebuah ide biasanya mempunyai tujuan spesifik yaitu:
1. Memberi informasi
2. Memberi inspirasi
3. Menghibur
4. Propaganda
Sebuah naskah mempunyai peran sentral dalam produksi sebuah
program video dan televisi. Fungsi naskah dalam produksi program video
10
dan televisi adalah sebagai konsep dasar (basic concept), arah
(direction), acuan (reference). Bentuk naskah juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan kelengkapan informasi yang terdapat didalamnya yaitu:
1. Kerangka Naskah
2. Semi naskah
3. Naskah penuh
Rundown script adalah naskah yang berisi hanya garis besar (outline) dari informasi
yang akan disampaikan kepada pemirsa. Sebuah rundown script pada umumnya
memerlukan improvisasi dari presenter atau ahli (expert) yang akan muncul
didalam program. Semi script adalah naskah yang sudah lebih rinci dari pada
rundown script. Sedangkan full script adalah naskah yang berisi informasi
lengkap dan rinci tentang program yamg akan diproduksi. Dalam sebuah full script
terdapat informasi yang rinci tentang pelaku, adegan, setting dan property.
2.4 Kesehatan Mental
Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster,
merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu
dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam
komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. (Micdaid &
Park, 2011) Inti dari kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan
pemeliharaan mental yang sehat. Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali kita
temui bahwa tidak sedikit praktisi di bidang kesehatan mental lebih banyak
menekankan perhatiannya pada gangguan mental daripada mengupayakan
usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu sendiri.
2.5 Self Harm
Perilaku yang dapat merugikan diri sendiri disebut sebagai perilaku self-harm.
Self harm adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi
tekanan emosional atau rasa sakit secara emosional dengan cara menyakiti dan
merugikan diri sendiri tanpa bermaksud untuk melakukan bunuh diri. (Foye, et
al., 2016) Remaja yang tidak dapat mengatasi rasa sakit secara emosional dapat
mendorong individu untuk melakukan perilaku berbahaya yang dapat merugikan
11
diri sendiri meskipun tidak berniat untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Penelitian yang dilakukan oleh Ee dan Mey di Malaysia, dari 250 pelajar pada
usia 13-16 tahun, sekitar 68% yaitu 170 pelajar yang terdiri dari 58 laki-laki dan
112 perempuan pernah melakukan perilaku self-harm. Sekitar 49,4% pada usia
13-14 tahun dan 50,6% pada usia 15-16 tahun (Ee & Mey, 2011). Hal ini
menunjukkan dalam kasus internasional perilaku self-harm merupakan perilaku
yang harus segera diatasi karena sebagian besar pelajar pernah melakukan
perilaku self-harm.
2.5.1 Penyebab Self-Harm atau Self Injury
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap munculnya self injury dapat
dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu:
a. Faktor keluarga, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu
yaitu yang berasal dari lingkungan keluarga, seperti tumbuh didalam
keluarga yang kacau, kurang kasih, pernah mengalami kekerasan,
adanya komunikasi yang kurang baik dan tidak dianggap keberadaannya
atau diremehkan.
b. Faktor individu, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu,
seperti pengaruh biokimia, faktor psikologis dan faktor kepribadian
2.5.2 Ciri-ciri pelaku Self-Harm atau Self Injury
Menurut selfharm.com ciri-ciri atau karakteristik dari self-harm
yang biasa terjadi pada pelaku yaitu:
a. Sangat tidak menyukai dirinya sendiri
b. Bertendensi untuk menghindar
c. Tidak ada kemauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik
d. Memiliki self-esteem yang rendah
e. Masa kecil penuh trauma
f. Pola pemikiran yang kaku Dan lain sebagainya.
2.6 Butterfly Project
Butterfly project (Humphreys et al., 2016) merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk membantu mengatasi orang-orang yang melukai dirinya sendiri
(self harm). Tujuan dari tindakan ini yaitu untuk memberikan motivasi dan
12
dukungan kepada individu self harm untuk berhenti melukai dirinya sendiri.
Seorang tim ahli hipnoterapis menemukan ide ini di blog online dan merasa bahwa
hal ini merupakan ide bagus untuk dipromosikan dan tim ahli tersebut
merekomendasikan untuk melakukannya. Menurut Gracey mendefinisikan bahwa
istilah butterfly project adalah suatu metode yang dapat membantu para orang
yang mengalami self harm dengan mencelakakan atau melukai diriya sendiri
akibat tekanan atau masalah yang sedang dialaminya.
Selain itu (Vindiga, 2019) juga mendefinisikan bahwa istilah butterfly
project yaitu suatu metode yang dibuat untuk mengatasi orang-oarang yang
melukai dirinya sendiri dengan memberikan motivasi atau dukungan untuk
berhenti melakukannya. Aturan Main Butterfly Project, meliputi:
a. Menggambar kupu-kupu di pergelangan tangan menggunakan spidol
warna, lakukan ketika ada dorongan untuk menyakiti diri sendiri.
b. Setelah itu, beri nama masing-masing kupu-kupu tersebut dengan nama
orang- orang tersayang.
c. Setiap muncul keinginan untuk melukai pergelangan tangan, anggap lah
bahwa tindakan tersebut seperti ingin menyakiti orang-orang tersayang.
d. Biarkan gambar kupu-kupu itu menghilang dengan sendirinya, jika sudah
melewati fase ini berarti berhasil membebaskan kupu-kupu itu terbang
tanpa melukainya.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam
pengolahan data di Penulisan Naskah Dalam Pembuatan Film Pendek Bergenre
Drama Dengan Tema Gangguan Kesehatan Mental Berupa “Self-Harm”.
3.1. Metodologi Penelitian
Data sangat penting digunakan dalam penyusunan proposal tugas akhir ini
agar dapat dipertanggungjawabkan serta dibuktikan keilmiahannya, penulis
menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan suatu
cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan
data yang berumber dari wawancara, observasi, literadur, dan studi eksisting.
(Wahidmurni, 2017)
3.2. Obyek Penelitian
Objek penelitian yang menjadi bahasan utama dalam film ini adalah orang
yang mengalami gangguan mental dan lingkungan di sekitarnya.
3.3. Lokasi Penelitian
Tempat yang lokasi penelitian adalah di Surabaya, Jawa-Timur. Selain itu
juga secara online ke pelaku self-harm di media social terutama twitter. Dan juga
wawancara kepada ahli tentang kondisi gangguan mental berupa self-harm.
3.4. Sumber Data
Sumber yang digunakan adalah dari buku atau studi literatur, wawancara
dan studi eksisting. Studi literatur dilakukan untuk menemukan keaslian data
yang sudah diterbitkan baik dari buku-buku maupun dari jurnal dan laporan
penelitian sebelumnya, wawancara dengan narasumber yang sesuai dengan
bidangnya serta dapat memberikan pemaparan kredibel tentang topik bahasan
ini, dan studi eksisting yaitu dengan mengamati beberapa film yang nantinya
akan digunakan sebagai refrensi film kami dari segi konsep, alur cerita, teknik
pengambilan gambar, lighting, editing dan lain sebagainya, selain itu studi
eksisting juga dilakukan dengan melihat beberapa channel youtube milik ahli
pembuat film dan juga penulis skenario yang sudah terkenal agar data yang
didapat semakin kuat.
14
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam proses penulisan naskah Pembuatan Film
Pendek Bergenre Drama Dengan Tema Gangguan Kesehatan Mental Berupa
“Self- Harm”akan menggunakan tiga cara, yaitu Sttudi Literatur, Wawancara, dan
Studi Eksisting.
a. Studi Literatur
Studi literatur digunakan untuk mencari data pokok dalam penelitian ini yaitu
skenario dan konflik interpersonal dalam keluarga. Data tentang skenario penulis
dapatkan dari buku karangan Salman Aristo dan Arief Ash Shiddiq yang berjudul
Kelas Skenario dan buku karangan H. Misbach Yusa Biran yang berjudul Teknik
Menulis Skenario
b. Wawancara
Teknik wawancara saya lakukan dengan seorang psikiater Dr. Yusuf Budi
M.Psi. yang bekerja pada Lembaga psikologi TNI Angkatan Laut, untuk
mengetahui lebih dalam tentang konflik interpersonal dalam keluarga maupun
untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana mental health bisa terjadi pada
seorang remaja dari sudut pandang psikologi.
Gambar 3.1 Foto bersama seorang Psikolog
c. Studi Eksisting
Selain itu teknik pengumpulan data yang lain adalah Studi Eksiting, Selain
wawancara dengan dr. Yusuf Budi M.Ps.i selaku psikolog kami juga mendapatkan
hasil wawancara mengenai Tips menulis scenario film dari seorang youtuber
15
Gambr 3.3 Rachel Vennya & Niko Al-Hakim
Sumber : Rachel&Niko on Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=VlncTIohra
terkenal Raditya Dika atau seorang Script Writter dari film Layar Lebar Koala
Kumal, Cinta Brontosaurus, dan masih banyak lagi lainnya, mengatakan bahwa
“Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu lebih dalam tentang Tema
Film, setelah itu membuat Logline, Logline sendiri adalah intisari dari sebuah film
dalam satu atau dua kalimat, dengan rumus memiliki karakter, tujuan, dan juga
halangan. Setelah Logline selesai lanjut membuat Alur cerita, Alur cerita sendiri
dibagi menjadi 3 bagian, atau 3 Act”.
Gambr 3.2 Raditya Dika
Sumber : Raditya Dika on Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=Hu35d67wK
Selain dengan Raditya Dika, dengan Rachel Vennya dan Juga Niko yang
merupakan pasangan Youtuber terkenal ini saya mendapatkan pengetahuan baru
mengenai Tema yang akan saya angkat pada Film Pendek ini, dalam Youtubenya
Rachel dan Niko menjelaskan bagaimana mereka berjuang dalam menghadapi
Gangguan Kesehatan Mental yang mereka alami, hingga menceritakan pula
bagaimana Rachel sempat melakukan Self-Harm pada dirinya.
16
d. Observasi
Teknik observasi saya lakukan adalah pada media social twitter. Twitter
menjadi salah satu media social yang kini kembali digandrungi oleh anak
muda, didalam twitter semua orang dapat bertukar pikiran dengan pengguna
lainnya melalui tautan yang ia buat, bahkan sekedar berkeluh kesah kini
twitter menjadi wadah bagi para anak muda. Selain itu dari twitter kita juga
bisa mendapatkan banyak informasi, salah satunya adalah menganai mental
health. Berikut ada salah satu akun twitter bernama @selfharmnotts yang
memberikan banyak informasi edukatif terkait mental health dan khususnya
membahas self-harm.
Gambar 3.4 Profil Twitter
Sumber: www.twitter.com twitter.com/selfharmnotts
3.6. Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan Teknik pengumpulan data yang kami lakukan, hasil
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
3.6.1 Skenario
Dalam menulis skenario terdapat beberapa tahap, yaitu: membuat ide dan
konsep, menentukan premis, menentukan logine, penokohan, menentukan plot,
membuat synopsis, sampai akhirnya membuat skenario berdasarkan tahap
diatas.
1. Skenario
Data tentang skenario yang kami dapat berdasarkan studi literature dan studi
eksisting salah satunya adalah sebagai berikut:
17
a. Studi Literatur
Skenario menurut Syd Field (1982) dalam bukunya The Foundations of
Screenwriting adalah: “A screenplay is a story told with pictures, in dialogue
and description, and placed within the context of dramatic structure. A
screenplay is a noun-it is about a person, or persons, in a place or places, doing
his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person
is the character, and and doing his or her thing is the action”. (Field, 2005).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah
sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan,
dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik.
b. Studi Eksisting
Raditya Dika mengatakan mengatakan bahwa sebagai seorang penulis naskah
hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu lebih dalam tentang
Tema Film, setelah itu membuat Logline, Logline sendiri adalah intisari dari
sebuah film dalam satu atau dua kalimat, dengan rumus memiliki karakter,
tujuan, dan juga halangan. Setelah Logline selesai lanjut membuat Alur cerita,
Alur cerita sendiri dibagi menjadi 3 bagian, atau 3 Act”.
18
BAB IV
PERANCANGAN KARYA
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan karya yang dibuat
Gambar 4.1 Bagan Perancangan Karya
(Sumber: Olahan Penulis)
19
4.1 Pra Produksi
4.1.1 skenario
a. Ide
Berawal dari media social twitter, banyaknya pengguna twitter
yang membuat tweet tentang apa yang mereka rasakan tentang
kehidupan mereka. Tentang asmara, kehidupan sosial, keuangan,
pekerjaan dan juga lainnya. Lalu penulis selaku sutradara
menemukan salah satu tweet yang menceritakan bahwa dia telah
melakukan self-harm atau self-injury. Setelah itu penulis menelusuri
lebih lanjut, melakukan tanya jawab kepada pelaku dan ternyata
topik ini membuat penulis tertarik untuk diangkat di judul karya
tugas akhir. Dengan alasan, menurut penulis masih banyaknya orang-
orang yang masih awam tentang apa itu self-harm dan apa kaitannya
dengan kehidupan. Dan juga masih banyaknya orang-orang yang
minim pengetahuan tentang pentingnya kesehatan mental bagi
kehidupan sosial manusia. Maka dari itu munculah ide cerita
penulisan ini yaitu “Penulisan Skenario dalam pembuatan film
pendek bergenre drama dengan tema gangguan kesehatan mental
berupa Self-Harm”.
b. Konsep
Penulis sekaligus sutradara menyusun konsep film seperti film-
film bergenre drama lainnya yaitu menekankan tentang konflik cerita
yang terjadi oleh pemeran utama. untuk konflik yang dihadapi oleh
pemeran utama, penulis selaku sutradara memberikan konfik yang
berupa percintaan, lingkungan yang tidak sehat dan juga orang tua.
Dikarenakan penulis mempunyai tujuan atau target pasar film ini
kepada usia remaja keatas. Menurut penulis jika konflik yang terjadi
adalah tentang percintaan dan juga orang tua, hal tersebut akan relate
dengan kehidupan remaja saat ini. Tentunya tetap berpegang pada
tujuan utama penulis sebagai sutradara dalam pembuatan film pendek
ini yaitu memberikan sedikit pengetahuan seputar self-harm dan
20
kesehatan mental yang masih banyak terjadi di lingkungan sekitar.
c. Premis
Tentang seorang anak remaja yang mengalami gangguan
kesehatan mental akibat banyaknya masalah yang menimpa dalam
hidupnya.
d. Logline
Kisah tentang seorang perempuan yang mengalami gangguan
kesehatan mental akibat banyaknya masalah yang menimpa dirinya,
dimulai dari konflik keluarga dimana ayah dan ibunya sering
bertengkar. Disaat yang sama kekasihnya Roby jusrtru semakin
memperburuk keadaan dengan mengkhianatinya.
e. Latar dan Tokoh
- Latar
Latar yang kami gunakan yaitu lebih banyak pada
rumah, apartement, dan juga kampus.
- Tokoh
Tokoh utama yaitu Amanda. Dengan pemeran lain adalah Roby,
Ayah, Ibu dan juga Roy. Hal yang menarik dari tokoh Amanda
adalah, meskipun mempunyai sikap agak tomboy, sedikit cuek,
berwajah gahar tapi tetap elegan. Roby memiliki sifat yang lembut
dan penyayang, tapi dia merupakan laki-laki yang tidak setia. Ayah
Amanda memiliki watak yang keras dan kasar, Ibu Amanda
memiliki sifat yang begitu tegas tapi tetap sabar, dan roy memiliki
sifat yang pendiam.
f. Sinopsis
Amanda adalah seorang wanita dari keluarga yang berantakan.
Dari kecil Amanda sudah mengalami hal tersebut. Seiring
berjalannya waktu dan usia Amanda tidak kuat menahan semua rasa
sakit yang diterinma oleh hatinya sendirian. Amanda sadar dia
21
membutuhkan pelarian, akhirnya dia memilih untuk self-harm. Hal
ini juga diperparah dengan pacar Amanda, Robby yang mengambil
keuntungan dengan kondisi Amanda tersebut. Hal itu membuat
Amanda semakin putus asa dengan hidupnya. Hingga pada akhirnya
seorang pria lainnya yang bernama Rio menyelamatkan hidup
Amanda, memberikan jalan lain selain self-harm dan memberikan
semua support yang dibutuhkan oleh Amanda.
g. Analisa Setting
No Tempat Spesifikasi Gambar
1 Area Kampus Area kampus, dengan
halaman yang luas dan
juga rindang.
Gambar 4.9
(Sumber: Olahan Penulis)
2 Café Café casual dengan
ambience yang ramai,
lampu berwarna
kuning.
Gambar 4.10
(Sumber: Olahan Penulis)
3 Lingkungan
Danau
Danau besar di sekitar
Unesa Lidah Kulon,
dengan tepian danau
yang besar.
Gambar 4.11
(Sumber: Olahan Penulis)
22
4 Suasana Jalan Sebuah jalan
2 arah dengantrotoar
besar dan lingkungan
yang estetik.
Gambar 4.12
(Sumber: Olahan Penulis)
5 Apartemen Lorong kamar
apartemen, Parkiran,
1 kamar tidur dengan
kasur besar.
Gambar 4.13
(Sumber: Olahan Penulis)
Gambar 4.14
(Sumber: Olahan Penulis)
6 Rumah 2 kamar Tidur
Teras Rumah dan
Ruang Makan.
Gambar 4.15
(Sumber: Olahan Penulis)
23
Gambar 4.16
(Sumber: Olahan Penulis)
Gambar 4.17
(Sumber: Olahan Penulis)
Gambar Tabel 4.4 Analisa Setting (Sumber: Olahan Penulis)
4.1.2 Manajemen Produksi
1. Jadwal Kerja
Sebelum melakukan proses produksi diperlukan adanya
jadwal kerja guna menunjang proses produksi, jadwal kerja
dapat dilihat di gambar berikut.
Gambar 4.5 Jadwal Kerja (Sumber: Olahan Penulis)
24
2. Perencanaan Keuangan (Budgetting)
NO. Uraian Unit Satuan Rp/unit Total(Rp)
geluaran
Produksi
as t k .000 5.000
sportasi dan konsumsi crew ng .000 0.000
l pengeluaran pra produksi 5.000
duksi
talent ng .000 0.000
sumsi 5 talent (2 minggu,2x
sehari)
ak .000 0.000
sumsi crew 5 orang (2
minggu,2x sehari)
ak .000 0.000
mineral gelas dus .000 0.000
sin mobil alanan .000 0.000
sa 16-35 mm sony i .000 5.000
ting continuous youngnuo YN-
600 AIR LED Panel
i .000 0.000
l pengeluaran Produksi 5.000
k buku t .000 0.000
l pengeluaran pasca produksi 0.000
l pengeluaran keseluruhan 0.000
Tabel 4.6 Perencanaan Keuangan (Sumber: Olahan Penulis)
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses pengerjaan Tugas Akhir ini, maka diambil
kesimpulan bahwa penulis menghasilkan karya berupa film dan juga naskah film
pendek bergenre drama dengan tema gangguan kesehatan mental berupa “Self-
Harm” yang menyampaikan pesan langsung tentang seorang mahasiswa yang
terkena gangguan kesehatan mental.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman penulis saat mengerjakan Tugas Akhir ini, maka didapat
saran penelitian:
1. Meningkatkan data dan informasi yang berkaitan dengan topik yang
berkaitan dengan pembuatan naskah film bergenre drama dengan tema film
yang akan dibuat.
2. Deskripsikan secara detail media yang ada, agar audiens dapat mudah
memahami apa yang kita maksudkan
26
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Dari Buku
Edgar-Hunt, R., Marland, J. & Rawle, S., 2010. The Language Of Film. s.l.:AVA
Publishing.
Field, S., 2005. The Foundation Of Screenwriting. New York: Bantam Dell.
Flechter, P. A., 2017. Screenwriting 101. Chantilly: The Great Courses.
Sumber Dari Jurnal
Foye, U., Chakkalackal, L., Breedvelt, J. & Elliot, I., 2016. The truth about self-
harm. United Kingdom: Mental Health Foundation.
Micdaid, D. & Park, A.-L., 2011. Investing in mental Health and Well-being:
findings from the DataPrev project. Health Promotion International.
Oktavianus, H., 2015. Penerimaan penonton terhadap praktek eksorisi di dalam film
conjuring. jurnal e-komunikasi, Volume 3, p. 2.
Wahidmurni, 2017. PEMAPARAN METODE PENELITIAN KUALITATIF. UIN
Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Wulandari, A., 2014. Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan
Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatannya. Jurnal
Keperawatan Anak, II(1), pp. 39-43.
Sumber Dari Internet
Aulia, M., 2017. Mengenal Profesi Penulis Skenario. [Online]
Available at: mirnaaulia.com
[Accessed 30 agustus 2020].
Vindiga, A., 2019. The Butterfly Project, Lawan Keinginan Menyakiti Diri Sendiri
dengan Cara ini Yuk!. [Online]
Available at: https://mommyasia.id/
[Accessed 30 agustus 2020].