peningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI
VOLUME BANGUN RUANG MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V
SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
INDRI HASTUTI
115 10 009
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
(STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI
VOLUME BANGUN RUANG MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V
SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
INDRI HASTUTI
115 10 009
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
(IAIN)
SALATIGA
2014
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama : Indri Hastuti
Nim : 11510009
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru MI
Judul : PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATERI VOLUME BANGUN RUANG
MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN
TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN
AJARAN 2014/2015
Telah kami setujui untuk munaqosahkan.
Salatiga, 30 Oktober 2014
Pembimbing
Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd
NIP.19750829 200912 2 003
v
SKRIPSI
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATERI VOLUME BANGUN RUANG
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS V
SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DISUSUN OLEH
INDRI HASTUTI
NIM: 11510009
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24
Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam (S.Pd.I).
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji : Moh Khusen, M.Ag. MA. _______________
Sekretaris Penguji : Wahidin, M.Pd _______________
Penguji I : Dra.Djamiatul Islamiyah, M.Ag _______________
Penguji II : Muna Erawati, S. Psi., M.Si. _______________
Penguji III : Eni Titikusumawati, M.Pd. _______________
Salatiga, 24 Desember 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
vi
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Indri Hastuti
NIM : 11510009
Jurusan/Progdi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 3 November 2014
Indri Hastuti
vii
MOTTO
معالعسريسرا.فإذاف رغتفانصب.وإلربك فارغب إن
Sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai
(dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras
untuk (urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap
(Al Insyiroh ayat 6-8)
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak (Mundiri) dan Ibu (Sairoh) yang telah membesarkan dan mendidik
dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun
batin dengan iringan doa restu
2. Kepada suami tercinta (Ahmad Khoeroni, A.Md) yang selalu sabar
menanti kelulusan istrinya.
3. Keluarga besar saya terimakasih atas doa dan motivasi pada penulis
4. Kepada Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing dan
motivator serta pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi ini
5. Kepada keluarga besar SDN Tingkir Tengah 01 yang telah membantu
penelitian penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini
6. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu dan
terimakasih atas dorongan dan motivasinya
7. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2010 yang telah memberikan
kegembiraan , motivasi, dan semangat belajar
8. Para pembaca yang budiman
ix
x
xi
ABSTRAK
Hastuti,Indri. 2014. Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun
Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa
Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Skripsi Jurusan Tarbiyah, Progdi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Eni
Titikusumawati, M.Pd.
Kata kunci: Prestasi Belajar, Volume Bangun Ruang, CTL
Penelitian ini merupakan Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume
Bangun Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa
Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian
ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah melalui pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar
materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01
Salatiga?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui
apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V
SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan permasalahan di atas, jenis penelitian yang digunakan peneliti
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah-langkah dalam
penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang
dilakukan dalam tiga siklus.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: melalui Pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume
bangun ruang. Prestasi siswa pada siklus I 71,42% sebesar 20 siswa, siklus II
89,28% sebesar 25 siswa, dan siklus III 96,42 % sebesar 27 siswa yang memenuhi
KKM dengan nilai (75).
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii
JUDUL .................................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v
PERTANYAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. vi
MOTTO .................................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
F. Definisi Operasional ..................................................................... 7
G. Metodologi Penelitian .................................................................. 9
xiii
1. Rancanagan Penelitian .......................................................... 9
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian .................................. 9
3. Langkah-langkah Siklus Penelitian ....................................... 10
4. Instrumen Penelitian ............................................................. 12
5. Pengumpulan Data ................................................................ 13
6. Analisis Data ......................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19
A. Prestasi Belajar ............................................................................. 19
1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................... 19
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................ 19
3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................... 23
4. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 23
5. Tujuan Belajar ....................................................................... 25
6. Evaluasi Belajar .................................................................... 26
B. Pengertian Peningkatan ................................................................ 27
C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam
Penelitian ......................................................................................
28
D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ............... 29
1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual .......... 29
2. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL ........................ 31
3. Pendekatan CTL dengan Pembelajaran Konvesional
.............
32
4. Peran Guru dan Siswa dalam CTL ........................................ 34
5. Asas-asas CTL ...................................................................... 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ..................................................... 41
A. Subjek Penelitian .......................................................................... 41
1. Gambaran Umum SDN Tingkir Tengah 01 .......................... 41
2. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 44
xiv
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................... 45
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 47
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 54
A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus) .................................. 54
B. Hasil Penelitian Tiap Siklus ......................................................... 56
1. Siklus I .................................................................................. 56
2. Siklus II ................................................................................. 63
3. Siklus III ................................................................................ 69
C. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III .......................................... 77
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 85
A. Kesimpulan .................................................................................. 85
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan pendekatan kontekstual dan pendekatan tradisional .................. 35
Tabel 3.1 Kemampuan akademik siswa kelas V di SDN Tingkir Tengah 01 ............. 42
Tabel 4.1 Prestasi belajar matematika siswa kelas V pra siklus .................................. 54
Tabel 4.2 Persentase nilai prasiklus (observasi) .......................................................... 55
Tabel 4.3 Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang ...... 59
Tabel 4.4 Hasil evaluasi siswa pada siklus I ................................................................ 60
Tabel 4.5 Persentase nilai siklus I .......................................................................................... 61
Tabel 4.6 Lembar pengamatan guru siklus I ............................................................... 65
Tabel 4.7 Hasil evaluasi siswa pada siklus II .............................................................. 67
Tabel 4.8 Persentase nilai siklus II .............................................................................. 67
Tabel 4.9 Lembar pengamatan guru siklus III ............................................................. 71
Tabel 4.10 Hasil angket siswa materi volume bangun ruang ........................................ 73
Tabel 4.11 Data soal hasil angket siswa materi volume bangun ruang ......................... 74
Tabel 4.12 Hasil evaluasi siswa pada siklus III ............................................................. 75
Tabel 4.13 Persentase nilai siklus III ............................................................................. 76
Tabel 4.14 Hasil pengamatan guru pada siklus I,II, dan III .......................................... 78
Tabel 4.15 Hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III ........................................ 79
Tabel 4.16 Evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III ................................. 80
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus pemecahan masalah (Arikunto,2006) 10
Gambar 2.1 Kubus satuan dan balok satuan 28
Gambar 2.2 Unsur-unsur kubus 30
Gambar 2.3 Bangun ruang kubus 30
Gambar 2.4 Bangun ruang balok 31
Gambar 4.1 Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V 55
Gambar 4.2 Bangun ruang kubus 57
Gambar 4.3 Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan 58
Gambar 4.4 Diagram pengamatan guru siklus I 59
Gambar 4.5 Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V 61
Gambar 4.6 Bagun ruang kubus besar dan kubus satuan 64
Gambar 4.7 Diagram pengamatan guru siklus II 65
Gambar 4.8 Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V 68
Gambar 4.9 Bangun ruang balok satuan 70
Gambar 4.10 Diagram pengamatan guru siklus III 72
Gambar 4.11 Diagram hasil angket siswa melalui CTL 74
Gambar 4.12 Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V 76
Gambar 4.13 Diagram batang pengamatan guru siklus I, II, dan III 78
Gambar 4.14 Diagram batang hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III 79
Gambar 4.15 Diagram hasil evaluasi belajar siklus I, II, dan III 81
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus I
Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus II
Lampiran 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus III
Lampiran 4. Lembar pengamatan guru siklus I
Lampiran 5. Lembar pengamatan guru siklus II
Lampiran 6. Lembar pengamatan guru siklus III
Lampiran 7. Lembar pengamatan siswa siklus I
Lampiran 8. Lembar pengamatan siswa siklus II
Lampiran 9. Lembar pengamatan siswa siklus III
Lampiran 10. Lembar angket siklus
Lampiran 11. Lembar catatan lapangan siklus I
Lampiran 12. Lembar catatan lapangan siklus II
Lampiran 13. Lembar catatan lapangan siklus III
Lampiran 14. Dokumentasi
Lampiran 15. Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 16. Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 17. Surat keterangan penelitian
Lampiran 18. Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 19. Riwayat hidup penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu memiliki peran yang sangat mulia, bahkan Allah akan
meninggikan derajat bagi orang – orang yang beriman dan berilmu. Melalui
ayat Al Qur’an, Allah mengajak setiap muslim untuk menjadi muslim yang
berilmu dengan belajar, baik belajar ilmu – ilmu kealaman, matematika,
filsafat, dan semua ilmu pengetahuan maupun lainnya. Hal ini ditunjukkan
dalam firman Allah yaitu:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(Q.S. Al Mujadilah:11)
2
Pada hakekatnya belajar merupakan proses dasar perkembangan
manusia dan usaha sadar yang dilakukan un tuk memperoleh ilmu. Siswa
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental (Dimyati
dan Mudjiono, 2002: 7).
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan, meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ketiga aspek tersebut dihasilkan dari pengalaman dan interaksi dengan orang
lain sehingga menghasilkan proses pendidikan yang lebih baik.
Selama ini kegiatan proses pembelajaran di SDN Tingkir Tengah 01
Salatiga hanya meliputi aspek pengetahuan. Masih sedikit pembelajaran yang
memasukkan aspek sikap dan aspek keterampilan. Sehingga siswa dalam
proses pembelajaran tidak terangsang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Kondisi seperti ini juga ditemukan dalam pembelajaran
Matematika siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, yaitu kurang melibatkan
siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif. Akibatnya prestasi belajar
Matematika selam 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai KKM sekolah yaitu 60 dengan skor rata – rata nilai ulangan
harian matematika materi volume bangun ruang 59,46.
Hasil survei yang dilakukan pada bulan Juli 2014 di SDN Tingkir
Tengah 01 Salatiga masih ditemukan adanya beberapa masalah mengenai
rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika. Rendahnya
prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: (a) adanya
3
beberapa siswa yang masih sering bermain sendiri di dalam kelas; (b)
penggunaan metode ceramah oleh guru; (c) banyak anak laki – laki yang
bicara sendiri; (d) ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan latihan saat
guru memberikan soal; (e) proses belajar hanya dilakukan satu arah, hal ini
disebabkan karena komunikasi guru dengan siswa dan siswa dengan guru
banyak mengalami hambatan; (f) pemahaman materi oleh siswa yang belum
optimal, karena minimnya alokasi waktu untuk menyampaikan materi
Matematika yaitu 5 jam pelajaran; (g) siswa menganggap pelajaran
matematika sebagai musuh yang menakutkan; (h) hasil evaluasi kurang
memuaskan dan hasil belajar cepat hilang ketika materi telah selesai.
Siswa ketika belajar matematika diharapkan benar-benar aktif.
Sehingga berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan
lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa
bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang
tepat, jelas, dan menarik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan
berbagai kegiatan adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran, karena
merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran dan memperoleh kemampuan dalam
mengembangkan prestasi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Guru mengajar harus pandai menggunakan pendekatan-pendekatan
yang sesuai dengan materi pembelajaran. “ guru merupakan ujung tombak
yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar”(Sanjaya, 2006: 13). Peneliti mengamati adanya kesenjangan belajar
4
antara harapan dan kenyataan yang ada. Peneliti berharap rata-rata nilai siswa
dapat tuntas semua, kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki nilai
dibawah KKM. Hal ini berhubungan erat dengan pendekatan yang
dilakukan guru dalam mengajar sehari-hari. Oleh karena itu, pada standar
proses pendidikan guru didorong untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran (Sanjaya, 2006: 7).
Guna mengembangkan kemampuan prestasi belajar anak dalam
pembelajaran matematika serta teknik yang berbeda dari guru, untuk itu
peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) yang merupakan pendekatan belajar yang
menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga siswa seakan-
akan pernah mengalami dan tidak asing. Rosma (2010:5) menyatakan
bahwa:
Mengembangkan kemampuan matematika diperlukan guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran yang kondusif. Artinya dengan
hadirnya kegiatan pembelajaran tersebut dapat mendorong,
merangsang dan menarik minat peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran secara optimal. Dengan kegiatan belajar yang optimal
maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Melalui
program yang tepat dan sesuai dengan harapan orang tua dapat
terpenuhi. Selain itu potensi perkembangan anak dapat teraktualisasi
dan berkembang.
Pendekatan pembelajaran CTL ini mengajak siswa untuk aktif
dalam belajar, jadi guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa untuk
mencapai tujuan dari materi. Guru sebagai fasilitator lebih banyak berurusan
dengan pendekatan, memberi informasi, dan mengelola kelas dengan efektif.
5
Pengetahuan dan keterampilan datang dari hasil proses menemukan sendiri,
bukan dari apa yang disampaikan atau diajarkan guru. Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian di Sekolah
Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga, dengan judul “Peningkatkan
Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang melalui Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dijabarkan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir
Tengah 01 Salatiga?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume
bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.
D. Hipotesis
Hipotesis tindakan merupakan suatu pernyataan atau dugaan bahwa
tindakan yang diberikan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi
dengan melakukan pengembangan inovasi pembelajaran di sekolah. Hipotesis
6
tindakan menunjukkan suatu dugaan mengenai perubahan atau perbaikan apa
yang akan terjadi apabila suatu tindakan dilakukan (Tukiran,2010:40).
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi
volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga
Tahun Ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Mampu memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika,
umumnya pada peningkatan mutu pendidikan matematika melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning.
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi peneliti yang
akan datang.
c. Secara khusus penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
pendekatan pembelajaran berupa penggeseran dari paradigma
mengajar menuju ke paradigma belajar.
d. Mampu meningkatkan pemahaman konsep menghitung volume
bangun ruang.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
meningkatkan kemampuan siswa menghitung volume bangun
ruang.
b. Bagi Guru
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mengatasi dan
menghadapi siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan
pembelajaran dalam bidang matematika khususnya dalam
menghitung volume bangun ruang, sehingga tercipta suatu proses
pembelajaran yang optimal.
c. Bagi Madrasah
Mampu menjadi pendorong untuk selalu mengadakan
pembaharuan, menjadi bahan kajian untuk mengembangkan proses
pembelajaran ke arah yang lebih baik, sehinga kemampuan
menghitung volume bangun ruang siswa dapat meningkat.
F. Definisi Operasional
Menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan maksud
utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini, maka
dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:
8
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah
ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun diluar sekolah
(Haryanto, 2010).
2. Contekstual Teaching and Learning (CTL)
Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran
yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan
dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (Johnson, 2002: 65). Pendekatan CTL ini
menggabungkan beberapa metode pada aplikasi pelaksanaannya.
3. Peningkatan
Peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan
untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik
(Saputro, 2014).
Sedangkan peningkatan yang peneliti maksudkan dalam
penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa yang mendapat
nilai rendah ditingkatkan agar prestasi belajarnya lebih tinggi.
4. Volume Bangun Ruang
Volume bangun ruang adalah penghitungan seberapa banyak
ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Bangun ruang merupakan
sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi
(Syarif, 2012)
9
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan
kelas. Istilah “ Penelitian Tindakan Kelas “ dapat diartikan sebagai upaya
yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau pemecahan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011: 70).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap
siklus terdiri dari (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c)
observasi, (d) refleksi. Tiga siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Subjek, lokasi dan waktu penelitian
a. Subjek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah
01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 28, yang
terdiri dari 12 anak perempuan dan 16 anak laki – laki. Dasar
pertimbangan pilihan subyek yaitu kelas V karena ditemukan
permasalahan dalam pembelajaran matematika volume bangun
ruang.
b. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SDN Tingkir Tengah 01,
Tingkir, Salatiga. Pemilihan tempat ini didasarkan pada
pertimbangan: Pertama, berdasarkan hasil observasi lapangan
terdapat permasalahan dalam pembelajaran. Kedua, Tidak
10
mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Ketiga, sekolah
tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang
serupa sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yaitu mulai
bulan Juli 2014 sampai September 2014.
3. Langkah – Langkah Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi :
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara jelas langkah-
langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arinoto, 2014)
11
Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti memerlukan beberapa siklus
/tahapan hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator
penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti telah menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, media pembelajaran, lembar evaluasi, dan lembar
observasi pembelajaran menghitung volume bangun ruang. Peneliti
mengarahkan siswa untuk melakukan, mengamati, dan menemukan
sendiri pengetahuan yang ada.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
RPP mata pelajaran matematika dengan KD menghitung volume
bangun ruang melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning.
c. Pengamatan (Observation)
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah
laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika
melalui CTL. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator :
1) Peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung volume
bangun ruang kubus dan balok dengan kubus satuan.
2) Meningkatkan kemampuan siswa menghitung volume
bangun ruang menggunakan rumus.
12
d. Refleksi (reflection)
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya
mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau
yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan yang dilakukan.
Refleksi itu digunakan untuk menetapkan lebih lanjut dalam
mencapai tujuan PTK. Guru dan peneliti secara bersama-sama
membahas hasil pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu ada
tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila dalam siklus
pertama peneliti belum berhasil meningkatkan prestasi belajar
siswa maka peneliti melaksanakan siklus kedua dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah
sebagai berikut :
a. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi bagi guru, digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran
CTL.
2) Lembar observasi bagi siswa, digunakan untuk mengamati
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran CTL yang
berlangsung.
13
b. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabadikan
kegiatan berupa foto/ melihat arsip-arsip(catatan-catatan) yang
dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara
lain berupa arsip perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan
siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa
foto yang menggambarkan situasi pembelajaran matematika.
c. Lembar Evaluasi
Bentuk evaluasi yang digunakan adalah bentuk tes
subjektif yang pada umumnya berbentuk essai (uraian). Soal-soal
bentuk essai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
mengingat, memahami, dan daya kreatifitas yang tinggi.
d. Catatan Insidental
Catatan insidental digunakan sebagai catatan untuk
menampung kejadian-kejadian insidental yang tidak tertampung
di instrumen lainnya.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah cara yang tepat untuk
mengumpulkan data lengkap, objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta sesuai subjek dan tujuan penelitian.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
14
a. Metode observasi
Metode observasi adalah ”pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena atau kejadian yang
diselidiki.”Metode ini digunakan untuk mengamati langsung
proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa di kelas V
SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.
b. Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti
(Kusumah, 2010: 77). Wawancara memiliki sifat yang luwes,
pertanyaan dapat disesuaikan dengan subjek. Metode ini
digunakan untuk menggali data tentang implementasi pendekatan
CTL pada mata pelajaran matematika materi volume bangun
ruang. Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti,
sebagai narasumber adalah guru dan siswa.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabdikan
kegiatan berupa foto/melihat arsip-arsip yang dilakukan dalam
penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip
perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat
memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang
menggambarkan situasi pembelajaran
15
d. Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa setelah proses pembelajaran. Tes yang digunakan
berbentuk tes essai, untuk mengukur kemajuan belajar siswa yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian.
6. Tehnik Analisis Data
Guna menganalisis prestasi belajar siswa, maka dilakukan dengan
cara memberi evaluasi berupa soal pre test diawal pembelajaran dan soal
post test diakhir pembelajaran. Analisis dihitung menggunakan statistik
sederhana, yaitu:
a. Untuk menilai ulangan tes formatif dilakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut, sehingga diperoleh rata – rata tes
formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
M = Nilai rata-rata siswa
∑X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
Siswa kelas V dapat memperoleh KKM yang diharapkan peneliti,
yaitu 75.
b. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
16
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar siswa
f = frekuensi ketuntasan belajar siswa
N = Jumlah Siswa
Presentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah
90 % dari jumlah total siswa satu kelas.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan proposal ini sebagai berikut :
1. Bagian Awal
Terdiri dari : sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan,
motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Hipotesis
17
F. Definisi Operasional
G. Metodologi Penelitian
H. Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka
A. Prestasi Belajar
B. Pengertian Peningkatan
C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam
Penelitian
D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
BAB III Pelaksanaan Penelitian
A. Subjek Penelitian
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus)
B. Hasil Penelitian Tiap Siklus
C. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III
18
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar adalah penguasaaan
pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sukmadinata
(2004: 102) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok
yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan bekerja. Menurut Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar
adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar oleh Lilik
Sriyanti (2009: 24) sebagai berikut:
20
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seorang
selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan
sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa)
kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran,
perasaan kecewa, atau karena sebab lainnya ini dapat
mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh
karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi
setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar, dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
2) Intelegensi (Kecerdasan)
Seseorang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi)
umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik,
sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, lambat pikiran
sehingga prestasi belajar rendah.
21
3) Bakat
Bakat merupakan faktor besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang
diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan.
Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat
musik akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan
dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.
4) Minat
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi
yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah.
5) Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, motivasi untuk
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.
6) Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi
pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan
teknik dan faktor psikologis, dan ilmu kesehatan akan
mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan.
7) Kemampuan Kognitif
22
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang
dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan
rasakan tentang perilakunya tersebut berpengaruh terhadap
orang lain. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas
kehidupan semakin mudah anak didik menerima dan
mencerna materi pelajaran yang disajikan (Handayani,
2013).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal oleh Sumadi Suryabrata sebagaimana
dijelaskan dalam buku karangan Lilik Sriyanti (2011: 23) adalah
faktor-faktor yang berada di luar diri individu yang sedang belajar.
Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan non sosial, yaitu:
1) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia, dibedakan menjadi tiga macam :
a) Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dikenal
dan digeluti oleh anak didik. Pada lingkungan ini banyak
indentifikasi yang diperoleh anak dari anggota
keluarganya, baik yang berupa pendidikan atau
bimbingan. Secara informal anak diberikan pengetahuan
yang tidak diberikan di sekolahnya. Berkaitan dengan
lingkungan keluarga ini, maka keluarga yang sehat akan
23
sangat berarti besar untuk pendidikan dalam ukuran
kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam
ukuran kecil maupun besar.
b) Lingkungan sekolah
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa
lingkungan sekolah adalah merupakan lingkungan
belajar secara sistematis dan terampil serta terarah.
Sekolah merupakan tempat belajar yang sangat efektif
(Sriyanti, 2009: 24).
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya
pendidikan. Karena pendidikan anak itu sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
2) Faktor non sosial
Faktor non sosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar,
diantaranya berupa cuaca, alat, gedung dan sejenisnya.
Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar.
Pengaruhnya bisa bersifat (mendukung) namun bisa juga negatif
(menghambat) (Sriyanti, 2009: 21).
24
3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar oleh Semiawan dalam
skripsi karangan Nur Afifah (2011: 25) ada dua unsur mekanisme
adaptasi yang terkait dalam setiap tindakan diantaranya: akomondasi
(perolehan) dan asimilasi (pertukaran) informasi baru dengan yang lama
dalam proses belajar. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan
respon terhadap lingkungan baru. Unsur lain yang mempengaruhi belajar
adalah alat bantu belajar, pendekatan, suasana belajar, kondisi siswa,
motivasi, dan bahan/materi.
4. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Diantara prinsip-
prinsip belajar yaitu:
a. Perhatian dan Motivasi
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktifitas seseorang.
b. Keaktifan
Guru dalam interaksi edukatif di harapkan benar-benar
menerapkan aktivitas anak didik, yaitu : belajar sambil bekerja
(learning by doing). Melakukan aktivitas atau bekerja adalah
bentuk pernyataan dari anak didik bahwa pada hakikatnya belajar
25
adalah perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas atau
bekerja.
c. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman Belajar
Keterlibatan langsung atau berpengalaman belajar adalah
mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Implikasi bagi siswa, dengan keterlibatan langsung ini, secara logis
akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman atau
berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku siswa misalnya : siswa
berdiskusi untuk membuat laporan, siswa melakukan reaksi kimia
dan sejenisnya. Implikasi bagi guru, mengaktifkan peran individual
atau kelompok kecil di dalam penyelesaian.
d. Pengulangan
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah
kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang
berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran ini,
diharapkan siswa tidak merasakan bosan dalam melakukan
pengulangan. Implikasi bagi guru, memilah pembelajaran yang
berisi pesan yang membutuhkan pengulangan.
e. Tantangan Teori Medan
Tantangan Teori medan (field theory) adalah siswa dalam
situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
Implikasi bagi guru, merancang dan mengelola kegiatan inkuiri
dan eksperimen, memberikan tugas-tugas pemecahan masalah
26
kepada siswa. Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada
setiap sesi pembelajaran.
f. Balikan atau Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan teori belajar, tidak
saja oleh penguatan yang menyenangkan. Implikasi bagi siswa
adalah bentuk-bentuk perilaku dalam memperoleh penguatan:
segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima
kenyataan terhadap nilai yang dicapai. Implikasi bagi guru adalah
memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik teknik,
waktu maupun bentuknya. Implikasi bagi guru yaitu memberikan
kepada siswa jawaban yang benar, mengoreksi dan membahas
pekerjaan siswa, memberikan lembar jawaban atau kerja siswa.
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada
dua orang yang sama persis setiap siswa memiliki perbedaan satu
dengan yang lainnya. Perbedaan ini terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian, sifat-sifatnya. Perbedaan individu ini
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Implikasi bagi guru
yaitu para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan
dan kelemahan dirinya. Para siswa harus terus didorong memahami
potensi dirinya dan selanjutnya mampu merencanakan dan
melaksanakan kegiatan.
27
5. Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan
tingkah laku dari individu tersebut dalam melaksanakan proses belajar.
Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan
belajar atas tiga ranah, yakni :
a. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan
dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah
kognitif menurut Bloom dibedakan atas enam tingkatan dari yang
sederhana hingga yang tinggi, yaitu : pengetahuan (kownledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (aplication),
analisis(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
b. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi
dan penyesuaian perasaan sosial. Ranah afektif menurut Karthwohl
dan Bloom terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari
yang sederhana hingga yang kompleks, yakni : penerimaan
(reserving), pemberian respon (responding), penilaian atau
penentuan sikap (valuing), organisasi (organization), karakterisasi.
c. Ranah psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik.
6. Evaluasi Belajar
Evaluasi sebenarnya merupakan salah satukomponen pengukuran
derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses belajar
28
mengajar yang dilaksanakan. Secara terperinci evaluasi ini berfungsi
sebagai :
a. Mengetahui apakah siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat
menyebabkan siswa belajar.
c. Mengetahui apakah prosedur pengajaran berlangsung dengan
baik.
d. Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu.
Secara umum alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan keterangan yang
diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan
tepat dan cepat. Berdasarkan bentuknya tes dibagi menjadi dua,
yaitu:
1) Tes Subjektif
Tes ini pada umumnya berbentuk essai (uraian). Tes
bentuk essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian
kata-kata seperti: uraian jelaskan, mengapa, bagaimana,
bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk
essai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
29
mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan
pengertian yang telah dimiliki. Penelitian ini peneliti
menggunakan tes essai dikarenakan dapat menuntut siswa
untuk dapat mengingat kembali dan mengenal kembali, dan
terutama harus mempunyai daya kreatifitas yang tinggi.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif.
b. Non Tes
Non tes digunakan untuk menilai aspek tingkah laku,
seperti sikap, minat, perhatian dan karakteristik. Alat evaluasi non
tes terdiri atas :
1) Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematik.
Observasi langsung, yaitu pengamat mengikuti langsung
kegiatan yang sedang diamati.
2) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai, disini guru
sebagai narasumber.
B. Pengertian Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu
atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik
lagi daripada sebelumnya. Setiap pembelajaran tentu memiliki tujuan agar
30
materi yang disampaikan bisa dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan dengan
berbagai cara supaya siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan
mengalami perubahan menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu
belajar (siswa) dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat
lebih mudah mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila
adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan
kualitas pembelajaran mengalami perubahan secara berkualitas.
C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam Penelitian
1. Pengertian Volume
Matematika mengenal isi dengan volume. Volume sebuah benda
adalah banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia
Tim Reality, Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang.
Volume sebuah benda adalah banyak ruang yang diisi. Cara menghitung
Volume balok dan kubus ada 2 cara yaitu:
a. Kubus Satuan
Menghitung volume bangun ruang digunakan digunakan kubus
satuan yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun
ruang. Caramenghitung volumenya dengan cara membilang jumlah
kubus satuan yang diperlukan untuk menyusun bangun tersebut.
Yang dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
31
Gambar 2.1Kubus satuan dan balok satuan
Gambar (1) terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8
satuan
Gambar (2) terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6
satuan
b. Dengan Rumus
1) Volume kubus
Jika diperhatikan, maka nilai 8 satuan juga bisa didapat
dengan
cara mengalikan 2 X 2 X 2 satuan. Karena kubus adalah suatu
balok yang mempunyai p, l, t yang sama yang disebut rusuk
maka rumus kubus adalah =
Dimana r adalah rusuk
2) Volume balok
Dan 6 didapat dengan mengalikan 3 X 2 X 1 satuan. Jadi
dapat
ditarik rumus:
32
Dimana p= panjang
l = lebar
t= tinggi
2. Pengertian Bangun Ruang
Bangun ruang disebut juga dimensi tiga. Bangun ruang berarti
benda-benda yang berdemensi tiga atau benda yang mempunyai ruang.
Bangun ruang mengandung unsur panjang, lebar, dan tinggi(ketebalan).
Bagian datar dari sebuah bangun ruang disebut permukaan. Bagian-
bagian bangun ruang yaitusisi, rusuk dan titik sudut. Pertama, sisi adalah
bagian dari bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar
bangun ruang tersebut. Kedua, rusuk adalah garis pertemuan antara dua
bangun datar yang membentuk bangun ruang tersebut. Ketiga, titik sudut
adalah pojok bangun ruang tersebut, yang dapat dilihat pada sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Unsur-unsur kubus
33
a. Kubus
Kubus adalah suatu benda ruang yang dibatasi 6 bidang
yang sama dan sebangun. Contohnya: kotak kapur dan dus
makanan, dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut :
Sifat-sifat kubus
1) Mempunyai 6 buah bidang sisi yang sama luas
2) Mempunyai 12 rusuk
3) Mempunyai 8 titik sudu
Gambar 2.3 Bangun ruang kubus
b. Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 sisi
berupa segi empat, yang mana sisi berhadapan sama dan sebangun.
Sifat-sifat sederhana dari balok antara lain: mempunyai 6 buah
bidang sisi, bidang sisi yang berhadapan sama luas dan sebangun,
mempunyai 12 rusuk, dan mempunyai 8 titik sudut, dapat dilihat
pada Gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 2.4 Bangun ruang balok
34
3. Kemampuan Menghitung Bangun Ruang
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL dimulai
dengan mengenal masalah-masalah konteks atau nyata dalam kehidupan
sehari-hari yang dialami oleh siswa. Sebagai contoh permasalahan adalah
berapa liter air yang dibutuhkan untuk mengisi sebuah bak mandi yang
berbentuk balok. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut maka
siswa harus mencari berapa volume bak mandi tersebut. Solusi
permasalahan tersebut dicari oleh siswa dengan cara diskusi sebelumnya
agar lebih efektif mereka dibagi dalam beberapa kelompok kecil disini
peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator dan memberi
bimbingan seperlunya sehingga jawaban ditemukan sendiri oleh siswa
dan tentunya mereka akan lebih paham dibandingkan dengan guru yang
memberikan jawaban.
D. PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL)
1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:
255).
Menurut Sanjaya (2006: 255) dijelaskan bahwa konsep CTL ada
tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses
35
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman langsung. Kedua, CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan
kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya
mengharapkan materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi
pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari.
Menurun Sanjaya (2006: 256) terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL :
a. Contextual Teaching and Learning merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activiting konwledge), artinya apa
yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang utuh yang
memilikiketerkaitan satu sama lain
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru
itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai
dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding konwledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk
36
dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan
dari orang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan
berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu
dikembangkan.
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge), terhadap pendekatan
pengembangan pengetahuan. hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan dan penyempurnaan pendekatan.
2. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL
a. Latar Belakang Filosofis
Contextual Teaching and Learning banyak dipengaruhi
oleh filsafat kontruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin
dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Peaget. Aliran filsafat
kontruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Gimbatista
Vico (Suparno: 1997) “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan
manusia adalahtuan dari ciptaannya”. Mengetahui, berarti
bagaimana membuat sesuatu. Artinya seseorang dikatakan
mengetahui manakala ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang
membangun sesuatu itu. Selanjutnya pandangan filsafat
konstruktivismemengatakan bahwa belajar bukanlah sekadar
37
menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalamann. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang
lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksikan yang
dilakukan setiap individu.
Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah
memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan “skema”.
Skema terbentuk karena pengalaman. Contoh, pada suatu hari anak
merasa sakit karena terpercik api, maka berdasarkan
pengalamannya terbentuk skema pada struktur kognitif anak
tentang “api“, bahwa api adalah sesuatu yang membahayakan oleh
karena itu harus dihindari.
b. Latar Belakang Psikologis
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa
pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang
dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif.
Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi,
minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman. Dari asumsi
dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal
yang dapat dipahami tentang belajar dalam konteks CTL.
1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses
mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang
mereka miliki.
38
2) Belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.
Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari
semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang
dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku
manusia.
3) Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan
memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh
yang bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapi juga
mental dan emosi.
4) Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang
secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks.
Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari
kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah
pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak.
3. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
Ada perbedaan pokok antara pendekatan kontekstual dengan
pendekatan konvensional seperti yang banyak diterapkan disekolah-
sekolah, yaitu :
Tabel 2.1 Perbedaan pendekatan kontekstual dan pendekatan
konvensional
No Pembelajaran CTL Pembelajaran Tradisional
1. Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran.
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif.
2. Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok, diskusi, saling
mengoreksi.
Siswa belajar secara individu
39
3. Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata atau yang
disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis.
4. Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri.
Perilaku dibangun atas dasar
kebiasaan.
5. Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman.
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan.
6. Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri.
Hadiah untuk perilaku baik
adalah pujian (angka) raport.
7. Seorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu.
Seorang tidak melakukan yang
jelek karena dia takut hukuman
keliru dan merugikan.
8. Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komunikatif, yakni
siswa diajak menggunakan bahasa
dalam kontes nyata.
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktural, rumus
diterangkan sampai paham
kemudian dilatihkan.
9. Pemahaman siswa dikembangkan
atas dasar yang sudah ada dalam
diri siswa.
Pemahaman ada diluar siswa,
yang harus diterangkan, diterima,
dan dihafal.
10. Siswa menggunakan kemmapuan
berfikir kritis, terlibat dalam
mengupayakan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif dan
membawa pemahaman masing-
masing dalam proses
pembelajaran.
Siswa secara pasif menerima
rumusan atau pemahaman
(membaca, mendengarkan,
mencatat, menghafal) tanpa
memberikan kontribusi ide dalam
proses pembelajaran.
11. Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
diciptakan atau membangun.
Pengetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta,
konsep, atau hukum yang berada
diluar.
12. Karena ilmu pengetahuan itu
dikembangkan oleh manusia
sendiri, sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru, maka
pengetahuan itu selalu
berkembang.
Bersifat absolut dan bersifat final.
13. Siswa diminta bertanggungjawab
memonitor dan mengembangkan
pembelajaran mereka masing-
masing.
Guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran.
14. Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan.
Pembelajaran hanya terjadi
dikelas.
15. Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara : proses, bekerja,
hasil karya, penampilan, rekaman,
dan lain-lain.
Hasil belajar hanya diukur
dengan hasil tes.
16. Pembelajaran terjadi diberbagai
tempat, konteks, dan setting.
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas.
40
17. Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek.
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek.
18. Perilaku baikberdasar motivasi
instrinsik.
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik.
19. Berbasis pada siswa. Berbasis pada guru.
20. Seseorang berperilaku baik karena
ia yakin itulah yang terbaik dan
bermanfaat.
Seseorang berperilaku baik
karena dia terbiasa melakukan
begitu. Kebiasaan ini dibangun
dengan hadiah yang
menyenangkan
Beberapa perbedaan pokok di atas, menggambarkan bahwa CTL
memang memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi
maupun proses pelaksanaan dan pengelolaannya.
4. Peran Guru dan Siswa dalam CTL
Setiap siswa mempunyai gaya berbeda dalam belajar. Perbedaan
yang dimiliki siswa tersebut oleh Sriyanti (2011: 25) dinamakan gaya
belajar. Gaya belajar merupakan cara anak didik belajar yang sudah
menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut dianggap paling tepat baginya.
Ada empat gaya belajar yaitu: Somatis artinya tubuh atau raga, auditi
artinya suara, visual yaitu merupakan gaya belajar melalui penglihatan,
intelektual artinya gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau
insight.
Setiap guru perlu memahami gaya belajar dalam dunia siswa
dalam pembelajaran kontekstual, artinya guru perlu menyesuaikan gaya
mengajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses pembelajaran
konvesional, hal ini sering terlupakan sehingga proses pembelajaran tak
ubahnya sebagai proses pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire
41
sebagai sistem penindasan.Sehubungan dengan hal itu, menurut Sanjaya
(2006: 263) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap
guru manakala menggunakan pendekatan CTL:
a. Siswa dalan pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu
yang sedang berkembang. Anak bukanlah orang dwasa dalam
bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam
tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat
ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka.
b. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang
baru dan penuh tantangan.
c. Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau
keterhubungan antara hal-hal yang sudah diketahui.
d. Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang
telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru
(akomondasi), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi
(mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan
proses akomondasi.
5. Asas-asas CTL
Contextual Teaching Learning sebagai suatu pendekatan
pembelajaran memiliki tujuh prinsip-prinsip dasar. Menurut Sanjaya
(2006: 263) dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dasar yangdimaksud terlihat
pada penjelasan berikut:
42
a. Konstruktivisme
Pendekatan yang berciri konstruktivisme menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna.
Karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan
mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. Atas dasar
pengertian tersebut, prinsip dasar konstruktivisme yang dalam
praktik pembelajaran harus dipegang guru adalah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran lebih utama dari pada hasil belajar.
2) Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata
siswa lebih penting dari ada informasi verbalistis.
3) Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk
menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
4) Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan pendekatannya
sendiri dalam belajar.
5) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui
pengalaman sendiri.
6) Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan
semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru.
b. Inkuiri
Prinsip menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan
ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan
43
kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa. Prinsip-prinsip yang bisa dipegang guru
ketika menerapkaninquiry dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila
siswa menemukan sendiri.
2) Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila
diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri
oleh siswa.
c. Bertanya (Questioning)
Komponen ini merupakan pendekatan pembelajaran CTL.
Pada sisi lain kenyataan menunjukkan bahwa pemerolehan
pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Prinsip–prinsip
yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran berkaitan dengan
komponen bertanya adalah sebagai berikut:
1) Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui
bertanya.
2) Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif
melalui tanya jawab.
3) Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih
efektif dilakukan lewat diskusi (baik kelompok maupun kelas)
4) Bagi guru, bertanya kepada siswa bisa mendorong,
membimbing, dan menilai kemmapuan berfikir siswa.
44
Pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya untuk: (a)
menggali informasi, (b) mengecek pemahaman siswa, (c)
membangkitkan respon siswa, (e) mengetahui hal – hal yang
diketahui siswa, (f) memfokuskan perhatian siswa pada apa
yang dikehendaki guru, (g) membangkitkan lebih banyak
pertanyaan bagi diri siswa, dan (h) menyegarkan pengetahuan
siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Karena itu,
pembelajaran yang dikemas dalma diskusi kelompok yang
anggotanya harus heterogen, dengan jumlah yang bervariasi, sangat
mendukung komponen learning community. Prinsip-prinsip yang
bisa diperhatikan guru ketika menerapkan pembelajaran yang
berkonstruksi pada prinsip learning community:
1) Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dengan kerja sama atau
sharing dari pihak lain.
2) Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan
saling menerima informasi.
3) Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua arah atau multi
arah.
45
4) Masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak
terlibat didalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman,
keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain.
5) Siswa yang terlibat dalam masyarakat belajar pada dasarnya
bisa menjadi sumber belajar.
e. Pemodelan (modelling)
Prinsip pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran
keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang
bisa ditiru siswa. Model yang dimaksudkan bisa berupa pemberian
contoh misalnya tentang cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan
hasil karya, mempertontonkan suatu penampilan. Cara pembelajaran
seperti iniakan lebih cepat dipahami siswa dari pada hanya bercerita
atu memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan model
atau contohnya. Prinsip modelling yang bisa diperhatikan guru ketika
melaksanakan pembelajaran sebagai berikut:
1) Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap
apabila ada model atau contoh yang bisa ditiru.
2) Model atau contoh bisa diperoleh langsung dari yang
berkompeten atau ahlinya.
3) Model atau contoh bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu,
contoh hasil karya, atau model penampilan.
46
f. Refleksi (Reflection)
Prinsip yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran
dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas
pengetahuan yang baru dipelajari. Prinsip-prinsip dasar yang perlu
diperhatikan guru dalam rangka penerapan refleksi adalah sebagai
berikut:
1) Perenungan atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh
merupakan pengayaan atas pengetahuan yang sebelumnya.
2) Perenungan merupakan respon atas kejadian, aktifitas, atau
pengetahuan yang baru diperolehnya.
3) Perenungan bisa berupa menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang baru diterima, membuat cacatan singkat,
diskusi dengan teman, atau unjuk kerja.
g. Penilaian Nyata (Authentic Asseement)
Prinsip yang merupakan ciri khusus pendekatan kontekstual
adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan gambaran
atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
Gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui guru
setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa.
Prinsip-prinsip dasar menjadi perhatian guru ketika menerapkan
komponen penilaian autentik dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
47
1) Penilaian autentik bukan menghakimi siswa, tetapi untuk
mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa.
2) Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara
penilaian hasil dan proses.
3) Guru menjadi penilai kontruktif yang dapat merefleksikan
bagaimana siswa menghunungkan apa yang telah mereka
ketahui dengan berbagai konteks, dan bagaimana
perkembangan belajar siswa dalam berbagai konteks belajar.
4) Penilaian autentik memberikan kesempatan siswa untuk dapat
mengembangkan penialaian diri dan penilaian sesama.
5) Penilaian autentik mengukur keterampilan dan performasi
dengan kriteria jelas.
6) Penilaian autentik dilakukan dengan berbagai alat secara
kesinambungan sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran.
7) Penilaian autentik dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua,
dan sekolah untuk mendiaknosis kesulitan belajar, umpan balik
pelajaran, dan menentukan prestasi belajar siswa.
48
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum SDN Tingkir Tengah 01
SDN Tingkir Tengah 01 terletak di Desa Tingkir Tengah
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Peneliti memilih tempat pendidikan
sekolah dasar menurut pengamat kami letaknya sangat mendukung berada
di pinggir jalan raya Tingkir-Suruh.
a. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian : SDN Tingkir Tengah 01, Kota Salatiga
Alamat Penelitian : Jl. Tanjung No 3 Tingkir Tengah Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Volume Bangun Ruang
Kelas/Semester : V/I
b. Karakteristik Siswa Kelas V
Sesuai dengan judul penelitian “ Peningkatan Prestasi Belajar
Materi Volume Bangun Ruang melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01”
sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas V berjumlah 28
siswa, terdiri dari 12 siswa putri dan 16 siswa putra, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:
49
Tabel 3.1 Kemampuan akademik siswa kelas V di SDN Tingkir Tengah 01
no No Nama Siswa L/P Kemampuan
Akademik
1 Sri Wahyuni P Bawah
2 Akbar Sapta R L Bawah
3 Afrel Ali S L Sedang
4 Ahmad Tri Wahyu L Tinggi
5 Ayumi Nafisa P Sedang
6 Bagas Praditya L Sedang
7 Bagus Santa L Sedang
8 Bintang Naima L Tinggi
9 Della Salsabila P Tinggi
10 Farid Setya N L Sedang
11 Fathiyya Malina P Sedang
12 Heni Rahmawati P Sedang
13 Mariviana Nur A P Sedang
14 Mariviana Nur K P Tinggi
15 Maulana Nur C L Sedang
16 Mugiyanto L Sedang
17 Muhamad Hasan M L Sedang
18 Muhamad Rafli R L Tinggi
19 Muhamad Sadam M L Sedang
20 Nita Ayu A P Sedang
21 Nurul Aini P Tinggi
22 Putri Adella P Sedang
23 Riska A P Sedang
24 Taufiq Izzudin L Sedang
25 Ulfa Afifatul M P Sedang
26 Wahyu A L Sedang
27 Arjuna Amri L Sedang
28 Yossy Hendara L Sedang
Faktor-faktor yang akan diteliti adalah prestasi belajar siswa
dengan penekanan pada:
1. Siswa
Dalam penelitian ini diperoleh data berupa data prestasi
belajar diantaranya:
a) Aspek Kognitif (Kemampuan Siswa)
50
Aspek prestasi belajar siswa tercermin pada nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa. Data diambil
pada bagian akhir dari keseluruhan proses pembelajaran
dalam setiap siklus dengan menggunakan perangkat tes essai.
Setelah data diperoleh, selanjutnya daianalisis oleh peneliti
dan pengamat untuk menentukan tingkat keberhasilan
penelitian.
b) Aspek Afektif (Perhatian Siswa)
Penilaian afektif dapat diukur dari sikap dan
perbuatan siswa. Ketertarikan siswa terhadap materi yang
dibahas dengan menggunakan pendekatan CTL, ketertarikan
siswa terhadap cara guru mengajar, semangat dan antusias
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,
dan keinginan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
pada mata pelajaran matematika.
c) Aspek Psikomotorik (Keaktifan Siswa)
Aspek psikomotorik pada prestasi siswa dapat
diukur melalui keaktifan siswa. Keaktifan merupakan faktor
yang menentukan berhasil dan tidaknya penelitian. Hal ini
tampak dari kehadiran siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, keaktifan mengerjakan tugas, dan keaktifan
kerjasama.
51
2. Guru
Guru merupakan variabel penelitian, yang perlu diamati
dengan tujuan menjaring informasi tentang pengaruh
keterampilan guru terhadap prestasi belajar, keaktifan, dan
antusias siswa. Adapun observasi terhadap guru diantaranya
persiapan guru dalam mengajar, memotivasi siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar,
melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran,
mengelola kelas, dan menutup pelajaran.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika
semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan dalam tiga
siklus. Penelitian dilaksanakan menngunakan jam mata pelajaran
matematika kelas V SDN Tingkir Tengah 01, Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga.
Waktu Pelaksanaan sebagai berikut:
a) Kegiatan pra siklus : 10 September 2014
b) Kegiatan siklus I : 11 dan 12 September 2014
c) Kegiatan siklus II : 13 September 2014
d) Kegiatan siklus III : 15 dan 16 September 2014
52
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut:
1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama yaitu dilaksanakan
pada tanggal 11 dan 12 September 2014.
2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui pendekatan
CTL yang akan digunakan pada siklus I adalah:
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun datar dan
hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar : Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
Menghitung volume balok menggunakan kubus satuan
3) Menyiapkan perangkat siklus I meliputi absensi, lembar pengamatan,
lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. Absensi digunakan
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan terhadap
seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran volume bangun
ruang.
b. Tindakan
Tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35
menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung
53
volume kubus dan balok menggunakan kubus satuan. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah
langkah-langkah kegiatan tindakan siklus I:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi,
pemberian motivasi belajar, dan siswa diminta menunjukkan bangun
ruang kubus dan balok yang ada di lingkungan sekolah.
2) Kegiatan Inti
a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing, Setiap kelompok diberi kertas, setiap
kelompok diminta untuk membuat kubus kecil-kecil dengan rusuk
2,5 cm.
b) Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa diminta membuat kubus
dan balok yang lebih besar atau menyusunnya dengan bentuk
kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4
kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan.
c) Siswa secara kelompok diminta menghitung volume kubus dan
balok dengan menghitung banyaknya kubus kecil yang dipakai
untuk membuat bangun kubus dan balok.
d) Siswa dan guru membahas hasil kerja secara bersama-sama.
e) Siswa diajak menyimpulkan cara menghitung volume kubus.
f) Siswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu.
54
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan
tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang,
pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui
sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses
pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan,
kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati
adalah persiapan guru dalam mengajar, memotivasi siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar,
melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola
kelas, dan menutup pelajaran.
d. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL
untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut:
1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua yaitu dilaksanakan
pada tanggal 13 September 2014.
55
2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui pendekatan
CTL yang akan digunakan pada siklus II adalah:
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun datar dan
hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar : Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume kubus menggunakan rumus.
3) Menyiapkan perangkat siklus II meliputi absensi, lembar
pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar
pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran volume bangun ruang.
b. Tindakan
Tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung
volume kubus menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah langkah-
langkah kegiatan tindakan siklus II:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi, dan
pemberian motivasi belajar, siswa diminta untuk menunjukkan
bentuk-bentuk bangun kubus yang ada di lingkungan sekolah.
56
2) Kegiatan Inti
a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing, siswa setiap kelompok dibagikan 2 buah
bangun yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan.
b) Siswa diminta mencari volume bangun kubus besar menggunakan
kubus satuan.
c) Siswa mengerjakan soal volume kubus dengan diskusi kelompok,
perwakilan kelompok diminta maju untuk membacakan hasil
kerja kelompok.
d) Kelompok lain menanggapi dan menambah bila masih ada yang
kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju.
e) Guru membantu siswa menarik kesimpulan tentang cara
menghitung volume kubus dengan rumus.
f) Siswa mengerjakan soal menghitung volume kubus dengan
diskusi kelompok.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan
tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang,
pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui
sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses
57
pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan,
kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati
adalah persiapan guru dalam mengajar, memotivasi siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar,
melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola
kelas, dan menutup pelajaran.
d. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL
untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut:
1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus ketiga yaitu dilaksanakan
pada tanggal 15 dan 16 September 2014.
2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran menggunakan
pendekatan CTL yang akan digunakan pada siklus III adalah:
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun datar dan
hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar : Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume balok menggunakan rumus.
58
3) Menyiapkan perangkat siklus III meliputi absensi, lembar
pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar
pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran volume bangun ruang.
b. Tindakan
Tindakan siklus III berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35
menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung
volume balok menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah langkah-langkah
kegiatan tindakan siklus III:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi, dan
pemberian motivasi belajar, siswa diminta untuk menunjukkan
bentuk-bentuk bangun balok yang ada dilingkungan sekolah.
2) Kegiatan Inti
a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing, guru menyajikan kardus yang berbentuk
balok kepada siswa.
b) Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok
menggunakan kubus satuan secara kelompok. Perwakilan
kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil kerja
59
kelompok. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila ada
yang kurang.
c) Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok dengan cara
yang benar.
d) Siswa diajak untuk menarik kesimpulan menghitung volume
balok dengan rumus.
e) Siswa mengerjakan soal secara kelompok. Siswa dan guru
bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan
tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang,
pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui
sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses
pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan,
kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati
adalah persiapan guru dalam mengajar, memotivasi siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar,
melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola
kelas, dan menutup pelajaran.
60
d. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL.
Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam
pembelajaran.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus)
Penguasaan materi matematika untuk volume bangun ruang kubus dan
balok pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015 belum optimal. Hal ini dapat diketahui dari
hasil observasi pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus.
Tabel 4.1 Prestasi belajar matematika siswa kelas V pra siklus
Nama Siswa Skor Tes Tuntas/Tidak Tuntas
1 59 Tidak Tuntas
2 50 Tidak Tuntas
3 50 Tidak Tuntas
4 45 Tidak Tuntas
5 69 Tidak Tuntas
6 75 Tuntas
7 67 Tidak Tuntas
8 72 Tidak Tuntas
9 50 Tidak Tuntas
10 44 Tidak Tuntas
11 60 Tidak Tuntas
12 56 Tidak Tuntas
13 65 Tidak Tuntas
14 53 Tidak Tuntas
15 53 Tidak Tuntas
16 64 Tidak Tuntas
17 51 Tidak Tuntas
18 50 Tidak Tuntas
19 56 Tidak Tuntas
20 55 Tidak Tuntas
21 79 Tuntas
22 64 Tidak Tuntas
23 75 Tuntas
24 73 Tidak Tuntas
25 55 Tidak Tuntas
26 54 Tidak Tuntas
27 50 Tidak Tuntas
28 60 Tidak Tuntas
62
Jumlah 1675
Rata-rata 59,46
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Persentase nilai prasiklus (observasi)
Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
1. Tuntas 3 11% 229
2. Belum Tuntas 25 89% 1446
Jumlah 28 100% 1675
Tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi belajar Matematika siswa kelas V
Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.1 tersebut dapat dijelaskan
bahwa siswa kelas V masih rendah dalam kemampuan menghitung volume
bangun ruang. Hal tersebut dapat dilihat dari data skor nilai yang diperoleh
siswa hanya 3siswa (11%) yang mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yaitu 75 dan 25 siswa (89%) masih dibawah KKM. Hal
ini disebabkan pembelajaran matematika di SDN Tingkir Tengah 01 kurang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas BelumTuntas
11%
89%
Per
sen
tase
Ketuntasan
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika
Presentase Ketuntasan
63
melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif, sehingga hanya aspek
kognitif saja yang terpenuhi. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik
belum nampak. Guna mengembangkan kemampuan anak dalam pembelajaran
matematika, untuk itu peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan pendekatan
belajar yang menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga
seakan-akan pernah mengalami dan tidak asing.
Data pengamatan terhadap siswa di atas yaitu sebagai dasar
diterapkannya pendekatan CTL sebelum melakukan penelitian pada siswa
kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
C. Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Siklus I
a) Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 11 dan 12 September 2014 di kelas V dengan jumlah
siswa 28 siswa dengan proses belajar sebagai berikut:
Setelah tanda pembelajaran dimulai guru masuk kelas V yang
dipilih sebagai objek penelitian. Guru mengucapkan salam, doa,
absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
pendekatan CTL, guru mengajak siswa untuk menunjukkan bangun
ruang kubus dan balok yang ada lingkungan disekolah. Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun
ruang kubus dan balok.
64
b) Tindakan
Guru mengawali pembelajaran dengantanya jawab bersama siswa
tentang sifat-sifat kubus dengan menunjukan bangun yang berbentuk
kubus.
Gambar 4.2 Bangun ruang kubus
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing untuk membuat kubus kecil-kecil dengan rusuk
2,5 cm.Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa diminta membuat
kubus dan balok yang lebih besar atau menyusunnya dengan bentuk
kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4 kubus
satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan.
Setelah siswa mampu menyusun kubus dan balok dengan tepat,
guru memberikan arahan menghitung volume kubus dan balok
menggunakan kubus satuan. Siswa secara kelompok diminta
menghitung volume kubus dan balok dengan menghitung banyaknya
kubus kecil yang dipakai untuk membuat bangun kubus dan balok.
65
Gambar 4.3 Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan
c) Observasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan
cara menghitung volume kubus dilanjutkan dengansiswa mengerjakan
tugas secara kelompok dan individu.Tingkat kemampuan siswa dinilai
oleh guru saat kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL
sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran.
1) Lembar Pengamatan CTL untuk Guru
Selama proses pembelajaran, guru kelas mengamati
kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang
melalui CTL.(Data pada lampiran ke 4)
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi
volume bangun ruang melalui CTL.
Tabel 4.3 Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume
bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
F % f % f %
1. Kemampuan guru dalam
membuka pelajaran - - 3 15% - -
2. Kemampuan guru dalam
menyampaikan materi ajar - - 3 15% - -
3. Mengadakan variasi gaya - - 2 10% 3 15%
66
mengajar
4. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran 1 5% 2 10% 1 5%
5. Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran 3 15% 1 5% 1 5%
Jumlah 4 20% 11 55% 5 25%
Tabel 4.3digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.4 Diagram batangpengamatan guru pembelajaran materi
volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir
Tengah 01
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang dalam ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 55%. Guru masih kurang
dalam kemampuan membuka pelajaran, menyampaikan materi
menggunakan pendekatan CTL, dan mendorong siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan
pada siklus berikutnya.
0% 0% 0%
5%
15% 15% 15%
10% 10%
5%
0% 0%
15%
5% 5%
0%2%4%6%8%
10%12%14%16%
MembukaPelajaran
Materi Ajar VariasiGaya
Mengajar
MelibatkanSiswa
MenutupPelajaran
Per
sen
tase
Kemampuan Guru
Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar
Tinggi
Sedang
Rendah
67
2) Lembar pengamatan CTL untuk siswa
Proses Pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan
siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar.
(Data pada lampiran ke 7)
Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap
siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 68,92%. Hal
ini menunjukkan bahwa perlunya pembelajaran materi volume
bangun ruang melalui CTL secara optimal guna meningkatkan
prestasi belajar dikarenakansiswa perlu beradaptasi terhadap
pendekatan pembelajaran yang baru. Siswa kurang fokus terhadap
pelajaran, selain itu siswa masih kesulitan pada perkalian.
3) Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V pada materi volume bangun
ruang kubus dan balok, yaitu 75.
Tabel 4.4 Hasil evaluasi siswa pada siklus I
No. Nama Siswa Nilai Siklus
I Tuntas
Tidak
Tuntas
1. 1 0 √
2. 2 50 √
3. 3 70 √
4. 4 100 √
5. 5 60 √
6. 6 70 √
7. 7 100 √
8. 8 100 √
9. 9 90 √
10. 10 100 √
11. 11 100 √
12. 12 60 √
13. 13 80 √
14. 14 90 √
15 15 100 √
68
16. 16 90 √
17. 17 80 √
18. 18 90 √
19. 19 60 √
20. 20 90 √
21. 21 100 √
22. 22 90 √
23. 23 70 √
24. 24 100 √
25. 25 100 √
26. 26 80 √
27. 27 90 √
28. 28 80 √
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 0
Rata-rata 81,78
Presentase 71,42% 28,57%
Tabel 4.5 Persentase nilai siklus I
No. Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
1. Tuntas 20 71,42% 440
2. Belum tuntas 8 28,57% 1850
Tabel 4.5 digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.5 Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V
Persentase ketuntasan siswapada siklus I adalah 71,42% dan
28,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 81,78. Sehingga perlu
diadakan pembenahan pembelajaran pada siklus berikutnya.
0%
20%
40%
60%
80%
Tuntas BelumTuntas
71%
29%
Per
sen
tase
Ketuntasan Prestasi Belajar
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika
Presentase Ketuntasan
69
d) Refleksi
Penerapan pendekatan CTL pada materi volume bangun ruang
yang menekankan pada proses keterlibatan langsung siswa secara
penuh untuk menemukan materi yang akan dipelajari masih dianggap
suatu bentuk belajar sambil bermain di lingkungan sekolah. Sehingga
anak masih kurang fokus dalam pembelajaran lebih asyik bermain
sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL
pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran
sebagai berikut:
Pelaksanaan proses belajar di lingkungan sekolah perlu mendapat
perhatian khusus dari guru agar siswa tidak asyik bermain sendiri
diluar kelas.
Siswa masih kesulitan dalam menghitung perkalian dua angka
sehingga menyulitkan siswa dalam menentukan volume bangun
ruang.
Guru perlu lebih memahami kemampuan siswa secara individu.
2. Siklus II
Siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui pendekatan CTL
siklus I, perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru. Siswa yang terlihat
asyik bermain sendiri saat pembelajaran di luar kelas dan terdapat pula
siswa yang kesulitan dalam menghitung perkalian dua angka. Sehingga
perlu diadakan pembenahan pada siklus berikutnya.
70
a) Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 13 September 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 28
siswa dengan proses belajar sebagai berikut:
Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas V yang
dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa,
absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa
untuk menunjukkan bangun ruang kubus yang ada lingkungan
disekolah. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
sifat-sifat bangun ruang kubus.
b) Tindakan
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing. Guru membagikan siswa setiap kelompok 2 buah
bangun yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan kemudian
mencari volume bangun kubus besar menggunakan kubus satuan.
Gambar 4.6 Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan
71
Guru meminta perwakilan kelompok maju untuk membacakan
hasil kerja kelompok.Kelompok lain menanggapi dan menambah bila
masih ada yang kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju.
Kemudian guru membantu siswa menarik kesimpulan tentang cara
menghitung volume kubus dengan rumus.
c) Observasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan
cara menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru
memberikan soal di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan
di depan. Kemudian dilanjutkansiswa mengerjakan tugas secara
kelompok dan individu.Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti
saat kegiatan pembelajaran CTL sedang berlangsung hingga akhir
pembelajaran.
1) Lembar Pengamatan Pembelajaran CTL untuk Guru
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati
kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang
kubus melalui CTL.(Data pada lampiran ke 5)
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi
volume bangun ruang kubus melalui CTL
Tabel 4.6Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui
CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
F % F % f %
1. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran 1 5% 2 10% - -
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan 2 10% 1 5% - -
72
materi ajar
3. Mengadakan variasi gaya mengajar - - 5 25% - -
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran 1 5% 3 15% - -
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran 3 15% 1 5% 1 5%
Jumlah 7 25% 12 60% 1 5%
Tabel 4.6 digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.7Diagram batang pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun
ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang dalam ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 60%. Guru masih kurang
dalam mengadakan variasi mengajar, mendorong siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran, sudah cukup baik dalam memberikan
kesimpulan dan menutup pelajaran. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan pada siklus berikutnya.
5% 10%
0% 5%
15% 10%
5%
25%
15%
5% 0% 0% 0%
5% 5%
0%5%
10%15%20%25%30%
MembukaPelajaran
Materi Ajar VariasiGaya
Mengajar
MelibatkanSiswa
MenutupPelajaran
Per
sen
tase
Kemampuan Guru
Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar
Tinggi
Sedang
Rendah
73
2) Lembar pengamatan Pembelajaran CTL untuk Siswa
Proses Pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan
siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar.
(Data pada lampiran ke 8)
Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap
siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 72,67%. Hal
ini menunjukkan bahwa perlunya pembelajaran materi volume
bangun ruang kubus menggunakan kubus satuan dan rumus melalui
CTL secara optimal guna meningkatkan prestasi belajar
dikarenakansiswa perlu beradaptasi terhadap pendekatan
pembelajaran yang baru.
3) Indikator ketuntasan KKM yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah 75.
Tabel 4.7Hasil evaluasi siswa pada siklus II
No. Nama Siswa Nilai Siklus II Tuntas Tidak Tuntas
1. 1 50 √
2. 2 100 √
3. 3 100 √
4. 4 100 √
5. 5 100 √
6. 6 70 √
7. 7 100 √
8. 8 90 √
9. 9 100 √
10. 10 100 √
11. 11 100 √
12. 12 70 √
13. 13 100 √
14. 14 80 √
15 15 100 √
16. 16 100 √
17. 17 100 √
18. 18 100 √
74
19. 19 100 √
20. 20 100 √
21. 21 100 √
22. 22 100 √
23. 23 80 √
24. 24 100 √
25. 25 100 √
26. 26 100 √
27. 27 100 √
28. 28 100 √
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 50
Rata-rata 94,28
Presentase 89,28% 10,71%
Tabel 4.8 Persentase nilai siklus II
No. Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
1. Tuntas 25 89,28% 190
2. Belum tuntas 3 10,71% 2450
Tabel 4.8digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.8 Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V
Persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 89,28% dan
10,71% siswa belum tuntas dengan rata-rata 94,28. Hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus II secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau
0%20%40%60%80%
100%
Tuntas BelumTuntas
89%
29%
Pe
rse
nta
se
Ketuntasan belajar matematika
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika
Presentase Ketuntasan
75
lebih baik dari prestasi belajar pada siklus I.Adanya peningkatan ini karena
guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik melalui
pendekatan CTL dengan mengacu pada kondisi lingkungan sekolah yang
mendukung dan petunjuk dari guru yang mudah dipahami siswa. Namun
masih perlu adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus
berikutnya.
d) Refleksi
Siswa mengikuti pembelajaran lebih meningkat ini terlihat dari
lembar observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran. Selain faktor
penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran, faktor individual
yang berperan aktif dalam belajar juga mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada siklus II ini, guru dapat menemukan kelemahan pembelajaran
sebagai berikut:
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang inisiatif
dikarenakan guru belum optimal menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning.
Terlihat beberapa siswa perempuan kurang kreatif cenderung
mengikuti jalannya pembelajaran atau pasif karena didominan
siswa laki-laki baik pembelajaran di dalam kelas maupun
pembelajaran di luar kelas.
Pemahaman siswa masih kurang selama mengikuti pembelajaran
materi menghitung volume bangun ruang kubus.
76
3. Siklus III
Siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui pendekatan CTL
pada siklus II berlangsung cukup aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
guru, namun kurang inisiatif dalam mengemukakan pendapat. Hasil
evaluasi siswa pada siklus II mengalami peningkatan, namun perlu
diadakan pembenahan pada siklus selanjutnya.
a) Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan
pada tanggal 15 dan 16 September 2014 di kelas V dengan jumlah
siswa 28 siswa dengan proses belajar sebagai berikut:
Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas V yang
dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa,
absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa
untuk menunjukkan bangun ruang balok yang ada lingkungan
disekolah. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
sifat-sifat bangun ruang balok.
b) Tindakan
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok
CTL masing-masing. Siswa diminta menghitung volume bangun ruang
balok menggunakan kubus satuan secara kelompok.
77
Gambar 4.9 Bangun ruang balok satuan
Perwakilan kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil kerja
kelompok.Kelompok lain menanggapi dan menambah bila ada yang
kurang. Guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan menghitung
volume balok dengan rumus.Pemantapan materi dengan siswa mencari
bangun ruang balok yang ada di lingkungan sekolah secara individu,
kemudian menghitung volumenya.
c) Observasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan
cara menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru
memberikan soal di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan
di depan. Kemudian dilanjutkansiswa mengerjakan tugas secara
kelompok dan individu. Selain itu siswa juga mengerjakan soal secara
individu yang mereka peroleh sendiri dari lingkungan sekolah berupa
bangun-bangun ruang balok, kemudian menghitung volumenya.Tingkat
kemampuan siswa dinilai oleh peneliti saat kegiatan pembelajaran CTL
sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran.
78
1) Lembar Pengamatan Pembelajaran CTL untuk Guru
Selama proses pembelajaran CTL, peneliti mengamati
kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang
kubus melalui CTL.(Data pada lampiran ke 6)
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi
volume bangun ruang kubus melalui CTL.
Tabel 4.9Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui
CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
f % f % F %
1. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran 3 15% - - - -
2. Kemampuan guru dalam
menyampaikan materi ajar 2 10% 1 5% - -
3. Mengadakan variasi gaya mengajar 4 20% 1 5% - -
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran 3 15% 1 5% - -
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran 4 20% 1 5% - -
Jumlah 16 80% 4 20% - -
Tabel 4.9 digambarkan dalam diagram berikut:
15%
10%
20%
15%
20%
0%
5% 5% 5% 5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
MembukaPelajaran
Materi Ajar VariasiGaya
Mengajar
MelibatkanSiswa
MenutupPelajaran
Per
sen
tase
kemampuan guru
Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar
Tinggi
Sedang
Rendah
79
Gambar 4.10 Diagram batang pengamatan guru pembelajaran materi volume Bangun
ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan baik dalam ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 80% pada kategori tinggi.
Siswa sudah dapat beradaptasi dengan pendekatan CTL yang telah
dipelajari.
2) Lembar pengamatan Pembelajaran CTL untuk siswa
Proses Pembelajaran CTL juga terdapat lembar pengamatan
pembelajaran CTL siswa untuk mengukur aspek-aspek
keberhasilan dalam belajar. (Data pada lampiran ke 9)
Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap
siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 80,53%. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami pembelajaran
materi volume bangun ruang balokmelalui CTL secara optimal.
Pada siklus III ini siswa sudah nampak aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sudah
menunjukkan keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas yang
tinggi.
3) Angket umpan balik
Sebagai umpan balik kepada siswa dalam proses
pembelajaran materi volume bangun ruang melalui pendekatan
CTL. (Data pada Lampiran ke.10)
80
Berikut data persentase hasil angket yang telah diberikan
kepada siswa.
Tabel 4.10Data hasil angket siswa pada pembelajaran materi volume bangun
ruang melalui CTL secara individu
No. Nama siswa Ya Tidak
F % F %
1. 1 11 100%
2. 2 11 100%
3. 3 8 73% 3 27%
4. 4 11 100%
5. 5 11 100%
6. 6 11 100%
7. 7 11 100%
8. 8 10 91% 1 9%
9. 9 11 100%
10. 10 11 100%
11. 11 11 100%
12. 12 10 91% 1 9%
13. 14 11 100%
14. 15 11 100%
16. 16 11 100%
17. 17 9 82% 2 18%
18. 18 11 100%
19. 19 11 100%
20. 20 11 100%
21. 21 11 100%
22. 22 11 100%
23. 23 11 100%
24. 24 7 64% 4 36%
25. 25 9 82% 2 18%
26. 26 11 100%
27. 27 8 73% 3 27%
28. 28 11 100%
Jumlah 281 2556% 16 144%
Rata-rata 10.03 91.28% 0.6 8.72%
Tabel 4.11Data soal hasil angket siswa pada pembelajaran materi volume bangun
ruang melalui CTL secara klasikal
No. Butir Soal Ya Tidak
f % f %
1. 1 28 100%
2. 2 26 93% 2 7%
3. 3 27 96% 1 4%
81
4. 4 26 93% 2 7%
5. 5 27 96% 1 4%
6. 6 26 93% 2 7%
7. 7 28 100%
8. 8 28 100%
9. 9 25 89% 3 11%
10. 10 25 89% 3 11%
11. 11 26 93% 2 7%
Jumlah 292 1043% 16 58%
Rata-rata 27 95% 1 5%
Tabel 4.11 digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.11 Diagram batanghasil angket siswa pada pembelajaran materi
volume bangun ruang melalui CTL secara klasikal
Berdasarkan data angket 4.11 dapat dilihat bahwa 27 atau
95% menjawab “Ya” sedangkan 1 atau 5% siswa menjawab
“Tidak”, ini terlihat bahwa siswa sudah paham terhadap materi
volume bangun ruang dengan pendekatan CTL.Pemberian angket
diberikan setelah proses pembelajaran materi volume bangun ruang
melalui CTL dan peneliti dapat memperoleh data mengenai
keberhasilan dalam penerapan pendekatan CTL..
0%
50%
100%
Ya Tidak
95%
5% Per
sen
tase
hasil angket siswa
Diagram Batang Hasil Angket Siswa Pembelajaran melalui CTL
Hasil Angket
82
4) Indikator ketuntasan (KKM) yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah 75.
Tabel 4.12Hasil evaluasi siswa pada siklus III
No. Nama Siswa Nilai Siklus III Tuntas Tidak Tuntas
1. 1 70 √
2. 2 90 √
3. 3 100 √
4. 4 100 √
5. 5 100 √
6. 6 100 √
7. 7 100 √
8. 8 90 √
9. 9 100 √
10. 10 100 √
11. 11 100 √
12. 12 100 √
13. 13 100 √
14. 14 100 √
15 15 100 √
16. 16 100 √
17. 17 100 √
18. 18 100 √
19. 19 100 √
20. 20 100 √
21. 21 100 √
22. 22 100 √
23. 23 100 √
24. 24 100 √
25. 25 100 √
26. 26 90 √
27. 27 100 √
28. 28 100 √
Skor Tertinggi 50
Skor Terendah 100
Rata-rata 97.85
Presentase 96,42% 3,57%
Tabel 4.13 Persentase nilai siklus III
No. Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
1. Tuntas 27 96,42% 2670
2. Belum tuntas 1 3,57% 70
83
Tabel 4.13 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.12 Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 96,42% siswa yang tuntas
dan 3,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 97,85. Hal ini
menunjukkan bahwa pada siklus III ini secara klasikal siswa mengalami
peningkatan atau lebih baik dari keberhasilan siklus II yaitu 89,28%
menjadi 96,42%.
e) Refleksi
Siswa mengikuti pembelajaran CTL lebih meningkat ini terlihat
dari lembar observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran CTL.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada
siklus III ini, nilai yang diperoleh meningkat dibandingkan dengan
siklus II. Pada siklus III masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Siswa
yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus II. Siswa
0%
50%
100%
Tuntas BelumTuntas
96%
4% Per
sen
tase
ketuntasan belajar matematika
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika
Presentase Ketuntasan
84
tersebut memang perlu bimbingan belajar. Refleksi pada siklus III
menunjukkan perubahan yang signifikan, guru dalam menyampaikan
pembelajaran semakin optimal. Persentase pengamatan guru dan siswa
meningkat. Siswa lebih berinisiatif dan kreatif dalam menghitung
volume bangun ruang. Persentase prestasi belajar anak yang tuntas
mencapai 96,42%.
D. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III
Penelitian Tindakan Kelas ini, dilakukan 3 siklus pada materi volume
bangun ruang kubus dan balok melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning. Subjek siswa kela V SDN Tingkir Tengah 01, Kecamatan Tingkir,
Kota Salatiga pada tahun 2014/2015. Pendekatan Contextual Teaching and
Learningdapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
tabel dan diagram batang hasil pengamatan setiap siklus.
Tabel 4.14Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang
melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01 pada siklus I,II, dan III
No. Siklus
Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
f % F % f %
1. Siklus I 4 20% 11 55% 5 25%
2. Siklus II 7 25% 12 60% 1 5%
3. Siklus III 16 80% 4 20% - -
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dibuat diagram batang tentang aktifitas
pengamatan guru dari siklus I, II, dan III.
85
Gambar 4.13 Diagram batang lembar pengamatan guru siklus I, II, dan III
Berdasarkan data pada gambar 4.13 menunjukkan peningkatan
aktifitas guru pada pembelajaran materi volume bangun ruang kubus dan
balok melalui CTL. Pendekatan CTL sangat tepat diterapkan pada materi
volume bangun ruang, ini terlihat dari peningkatan presentase hasil
pengamatan guru pada setiap siklus hingga mencapai skala penilaian tinggi
80%.
Adapun peningkatan aktifitas siswa dapat dilihat dari tabel dan
diagram batang hasil Pengamatan pembelajaran materi bangun ruang melalui
CTL tiap siklus sebagai berikut:
Tabel 4.15Hasil pengamatan siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang
siklus I, II, dan III
No. Siklus Skor Penilaian
Skor Nilai %
1. Siklus I 1530 68,92%
20% 25%
80%
55% 60%
4%
25%
5% 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Siklus I Siklus II Siklus III
Pe
rse
nta
se
Persentase pengamatan guru siklus I, II dan III
Diagram Batang Pengamatan Guru
Tinggi
Sedang
Rendah
86
2. Siklus II 2035 72,67%
3. Siklus III 2255 80,53%
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dibuat diagram batang tentang aktifitas
siswa dari siklus I, II, dan III. Sebagai berikut:
Gambar 4.14Diagram batang hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III
Berdasarkan data 4.14 menunjukkan peningkatan aktifitas siswa
pada pembelajaran materi volume bangun ruang melalui pendekatan CTL.
Terlihat presentase aktifitas siswa mulai siklus I 68,92%, siklus II 72,67%,
dan siklus III 80,53% mengalami peningkatan. Mulai siklus I hingga siklus
III mengalami peningkatan sekitar 11,61%. Dengan demikian pembelajaran
melalui CTL sangat tepat diterapkan pada materi volume bangun ruang kubus
dan balok siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
68.92%
72.67%
80.53%
62.00%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
Siklus I Siklus II Siklus III
Per
sen
tase
Persentase pengamatan siswa siklus I, II, dan III
Diagram Batang Pengamatan Siswa
presentase nilai
87
Adapun hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III menunjukkan
peningkatan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.16Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, II, dan III
No. Kriteria Ketuntasan
Minimal = 75
Siklus I Siklus II Siklus III
f % f % f %
1. Tuntas
(Nilai Siswa ≥ 75) 20 71,42% 25 89,28% 27 96,42%
2. Tidak tuntas
(Nilai Siswa < 75) 8 28,57% 3 10,71% 1 3,57%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dibuat diagram batang hasil evaluasi
belajar sebagai berikut:
Gambar 4.15 Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siklus I, II, dan III
20
25 27
8
3 1 0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II Siklus III
Frek
uen
si
Diagram Hasil Evaluasi Belajar
Tuntas
Tidak Tuntas
Column1
88
Berdasarkan tabel 4.16 dan diagram batang 4.15 dapat diketahui
adanya peningkatan prestasi belajar, yaitu:
Pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (71,42%)
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28,57%).
Pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (89,28%)
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (10,71%).
Pada evaluasi siklus III siswa yang tuntas sebanyak 27 (96,42%) dan
siswa yang tidak tuntas 1 siswa (3,57%).
Berdasarkan data-data di atas, menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa pada materi volume bangun ruang kubus dan balok
melaluipendekatan CTL Kedudukan pendekatan CTL terhadap prestasi
belajarsebagai berikut :
a. Pendekatan CTL sebagai bentuk konteks autentik, yaitu
pembelajaranyang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam
kontekskehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah.
b. Pendekatan CTL memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam.
c. Pendekatan sebagai strategi pengajaran yang dilaksanakan secara
aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama.
89
Secara lebih sederhana pendekatan pembelajaran kontekstual
berkaitan dengan prestasi belajar dapat dinyatakan menggunakan sepuluh
kata kunci yaitu: kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar
dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber,
siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif.
CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan
mereka (Sanjaya, 2006: 255). Siswa belajar secara langsung di lingkungan
sekolah, mulai dari menghitung volume bangun kubus dan balok
menggunakan kubus satuan. Siswa menghitung volume kubus dan balok
menggunakan rumus, kemudian mencari bentuk-bentuk bangun ruang kubus
dan balok yang ada di lingkungan sekolah untuk menghitung berapa
volumenya secara langsung.
Kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa kelas V
SDNTingkir Tengah 01 tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkat dengan
diterapkannya pendekatan kontekstual. Peningkatan tersebut bukan hanya
pada nilai akhir siswa menghitung volume bangun ruang saja, tetapi pada
proses pembelajaran menghitung volume bangun ruang juga. Keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat sebelum
tindakan dan setelah tindakan dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses
90
pembelajaran. Selain keaktifan dalam mengikuti pembelajarn, terlihat pula
peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan guru secara langsung, maupun kemampuan siswa memahami
materi volume bangun ruang .Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas
kehidupan semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi
pelajaran yang disajikan (Handayani, 2013)
Menurut Sanjaya (2006: 255) dijelaskan bahwa dari konsep CTL
ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar
siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata.
Penerapan pendekatan CTL dalam menghitung volume bangun
ruang pada hakikatnya adalah perwujudan tujuh komponen pokok yang
terkandung dalam pendekatan kontekstual. Penerapan komponen
bertanya(questioning)dilaksanakan berupa tanya jawab apersepsi dan tanya
jawab selama pembelajaran berlangsung. Perwujudan komponen
permodelan(modelling)adalah dengan kegiatan perwakilan siswa untuk
membacakan hasil kerja kelompok. Perwujudan masyarakat belajar(learning
community) dan menemukan(inquiri)dilaksanakan dengan pembentukan
kelompok kerja untuk menemukan rumus menghitung volume bangun ruang
menggunakan kubus satuan.Penerapan komponen kontruktivisme
(contructivis) adalah dengan dengan penugasan terhadap siswa untuk
91
membuat kubus dari kubus satuan. Perwujudan komponen penilaian
sebenarnya(authentic assessement) adalah pelaksanaan penilaian oleh guru
yang bukan hanya hasil tulisannya saja. Komponen terakhir adalah
refleksi(reflection)yang diterapkan dengan kegiatan diskusi tentang
kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Diterapkannya pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas
guru dan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL
dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa
dan mendapatkan respon positif dari siswa. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL meningkatkan kemampuan menghitung
volume bangun ruang siswa karena pendekatan CTL melibatkan interaksi
antara siswa dan lingkungan, kebebasan bertanya dan berpendapat,pujian dari
guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik.
Secara umum telah menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes.
Keberanian siswa mencetuskan pendapat, mengeluarkan pendapat,
berinteraksi dengan guru, mampu medemonstrasikan, kerjasama dengan
kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan
partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran
yangsemakin meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume bangun
ruang siswa meningkat.
92
Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan
prestasi belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa
kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
semester I SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun
Ajaran 2014/2015, dalam PTK dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar
tiap siklus, yaitu siklus I rata-rata kelas dari nilai evaluasi diperoleh adalah
81,78 dengan kategori baik, siklus II diperoleh rata-rata 94,28 dengan
kategori sangat baik, dan siklus III diperoleh rata-rata 97,85 dengan kategori
sangat baik. Hasil persentase terhadap nilai evaluasi siswa, dapat disimpulkan
bahwa pada evaluasi siklus I sebanyak 71,42% siswa yang tuntas, siklus II
sebanyak 89,28% siswa yang tuntas, dan siklus III jumlah siswa yang tuntas
sangat memuaskan sebanyak 96,42%. Berarti dengan menggunakan
pendekatan CTL siswa dapat belajar tuntas berdasarkan indikator yang
ditetapkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Mencoba penerapkan berbagai pendekatan yang sesuai dengan
materi yang telah disajikan.
b. Mengevaluasi pendekatan yang diterapkan sudah tepat atau belum.
94
c. Lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran terutama
pembelajaran matematika.
2. Bagi Siswa
a. Berlatih untuk aktif, kreatif, kritis dalam menerima materi pelajaran
matematika tentang volume bangun ruang.
b. Memanfaatkan fasilitas sekolah yang telah tersedia dan mendukung
dalam pembelajaran.
c. Termotivasi untuk lebih menyukai pelajaran matematika.
d. Dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih
meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar
meningkat.
b. Sekolah berperan aktif dalam mengikutsertakan siswa dalam
mengikuti setiap kegiatan yang berkaiatan dengan pembelajaran
matematika, agar siswa lebih semangat belajar.
95
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Aprilia Nur. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Mangunsari
Salatiga. skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi
ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arinoto. 2014. Pelaksanaan Penelitian PTK Ilmu Pengetahuan Alam Kelas.
(online), (http://catatanharianrinoto. blogspot.com/2014/03/ pelaksanaan-
penelitian-ptk-ipa-kelas.html, diakses tanggal 24 Desember 2014 pukul
15.10 WIB).
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Handayani, Sari. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. (online),
(http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mem
pengaruhi-belajar. html, diakses tanggal 14 Agustus 2014 Pukul 16.12
WIB).
Haryanto. 2010. Pengertian Prestasi Belajar. (online), (http://www.belajar
psikologi.com/pengertian-prestasi-belajar, diakses tanggal 30 Desember
2014 Pukul 11.04 WIB).
Kusumah,Wijaya. 2010.Mengenal Tindakan Penelitian Kelas. Jakarta: Indeks
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras
Sanjaya, Wina. 2006. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: KencanaPrenada Media
Group
Saputro, Wahyono. 2014. Bab II Skripsiku. (online), (http://www.scribd .com/
doc/67970579/Bab-II-Skripsiku,diakses tanggal 13 Agustus 2014 pukul
09.15 WIB).
96
Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya
. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Sukmadinata, Nana Saodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Suparno,P. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Syarif, Ahmad. 2012. Sifat-sifat Bangun Ruang. (online), web-matematik.
blogspot.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html, diakses tanggal 13
Agustus 2014 pukul 20.10 WIB).
Tukiran. 2010. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Alfabeta
Zuhaili Wahbah,et.al. 2009. Buku Pintar Al-Qur’an Seven in One. Jakarta:
Almahira
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Satuan Pendidikan : SDN Tingkir Tengah 01
Kelas/Semester : V/I
Mapel : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit ( 2 x Pertemuan )
Waktu Pelaksanaan : 11 dan 12 September 2014
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II. KOMPETENSI DASAR
Menghitung volume bangun ruang
III. INDIKATOR
1. Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
2. Menghitung volume balok dengan kubus satuan
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui peragaan siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan kubus
satuan dengan benar.
2. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume balok menggunakan kubus
satuan dengan benar.
V. PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya
muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI POKOK
Volume sebuah benda adalah banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa
Indonesia Tim Reality, Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume
sebuah benda adalah banyak ruang yang diisi. Cara menghitung Volume kubus dan balok
dengan kubus satuan :
Menghitung volume bangun ruang digunakan kubus satuan yang disusun sedemikian
rupa sehingga membentuk bangun ruang. Cara menghitung volumenya dengan cara
membilang jumlah kubus satuan yang diperlukan untuk menyusun bangun tersebut
sebagai berikut:
Gambar (1) terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan
Gambar (2) terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 satuan
VII. METODE
Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Diskripsi Pembelajaran Penerapan CTL Alokasi
Waktu
Kegiatan
awal
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Siswa diajak keluar kelas untuk menunjukkan
benda-benda sekitar sekolah yang berbentuk
kubus dan balok.
4. Guru dan siswa tanya jawab berkaitan
dengan materi volume bangun ruang yang
akan dipelajari hari ini.
(Bertanya/Questioning)
10
Menit
Kegiatan inti
(kubus)
1. Guru mempersilahkan siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya masing-
masing.
2. Setiap kelompok diberi kertas, setiap
kelompok diminta untuk membuat kubus
kecil-kecil dengan rusuk 2,5 cm.
3. Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa
diminta membuat kubus yang lebih besar atau
menyusunnya dengan bentuk kubus dengan
sisi 3 kubus satuan.
(Masyarakat Belajar /Learning
Community)
(Kontruktivisme/
50
Menit
4. Siswa secara kelompok diminta menghitung
volume kubus dengan menghitung
banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk
membuat kubus besar.
5. Siswa dan guru membahas hasil kerja secara
bersama-sama.
6. Siswa diajak menyimpulkan cara
menghitung volume kubus.
7. Siswa mengerjakan tugas seacara kelompok.
8. Perwakilan kelompok maju untuk
mepresentasikan hasil kerja kelompok.
9. Kelompok lain menanggapi hasil kerja
kelompok lain.
10. Siswa mengerjakan soal secara individu.
contructivism)
(Menemukan/Inquiry)
(Pemodelan/Modelling)
Sebenarnya/Authentic
Assessment)
(balok) 1. Siswa menyusun kubus-kubus kecil sehingga
membentuk balok dengan ukuranan panjang 4
kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, tinggi 2
kubus satuan.
2. Siswa secara kelompok menghitung kubus
satuan yang digunakan untuk membentuk
balok.
3. siswa secara kelompok membentuk balok,
sedang siswa yang lain membuat ukuran yang
berbeda dan menghitung kubus satuan yang
digunakan untuk membentuk balok tersebut.
4. siswa diajak untuk menyimpulkan banyak
kubus satuan penyusun balok.
5. Siswa mengerjakan tugas secara kelompok.
6. Perwakilan kelompok maju untuk
membacakan jawabannya. Kelompok yang
7. Siswa mengerjakan soal secara individu.
(Kontruktivisme/Contructivism)
(Menemukan/Inquiry)
(Masyarakat Belajar/Learning
Community)
(Pemodelan/Modelling)
(Penilaian
Sebenarnya/Authentic
Assessment)
10
Menit
Kegiatan
Akhir
1. Evaluasi volume bangun ruang.
2. Memantapkan kembali materi dengan tanya
(Refleksi/Reflection)
jawab secara lisan.
3. Pemberian penghargaan bagi kelompok
terbaik.
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media
1. Kubus-kubus kecil satuan
2. Kardus kapur
3. Kardus makanan
4. Penghapus
B. Sumber belajar
1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.
2. Silabus kelas V
3. Lingkungan sekitar sekolah
X. EVALUASI
A. Prosedur : Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan
C. Bentuk : Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 11 September 2014
Observer Guru Kelas V
Indri Hastuti Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009 NIP.198551122 200902 2 003
Mengetahui
Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai
NIP.19600105197911 1 004
TUGAS CTL KELOMPOK
Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan !
NO SOAL JAWABAN SKOR
1.
a. Alas kubus = 5 x 5 = 25 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 5 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah.......kubus satuan
2.
a. Alas balok =......x......=..... kubus satuan
b. Tinggi balok =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume balok adalah......kubus satuan
3.
a. Alas balok =......x......=......kubus satuan
b. Tinggi balok =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=.....
Jadi volume balok adalah......kubus satuan
4.
a. Alas kubus =......x.....=......kubus satuan
b. Tinggi kubus =...... kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah......kubus satua
5.
a. Alas balok =......x......=......kubus satuan
b. Tinggi balok =...... kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume balok adalah......kubus satuan
TUGAS CTL KELOMPOK
Kunci Jawaban
Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan !
NO SOAL JAWABAN SKOR
1.
a. Alas kubus = 5 x 5 = 25 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 5 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan = 25 x 5 = 125
Jadi volume kubus adalah 125 kubus satuan
20
2.
d. Alas balok = 7 x 6 = 42 kubus satuan
e. Tinggi balok = 4 kubus satuan
f. Jumlah kubus satuan = 42 x 4 = 168
Jadi volume balok adalah 168 kubus satuan 20
3.
d. Alas balok = 6 x 3 = 18 kubus satuan
e. Tinggi balok = 4 kubus satuan
f. Jumlah kubus satuan = 18 x 4 = 72
Jadi volume balok adalah 72 kubus satuan
20
4.
d. Alas kubus = 6 x 6 = 36 kubus satuan
e. Tinggi kubus = 6 kubus satuan
f. Jumlah kubus satuan = 36 x 6 = 216
Jadi volume kubus adalah 216 kubus satua 20
5.
d. Alas balok = 4 x 3 = 12 kubus satuan
e. Tinggi balok = 10 kubus satuan
f. Jumlah kubus satuan = 12 x 10 = 120
Jadi volume balok adalah 120 kubus satuan 20
TUGAS CTL MANDIRI
Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan !
No. Soal Jawaban skor
1.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan
b. Tinggi kubus =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
2.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan
b. Tinggi kubus =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
3.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan
b. Tinggi kubus =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
4.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan
b. Tinggi kubus =......kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan =......x......=......
Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
TUGAS CTL MANDIRI
Kunci jawaban
Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan !
No. Soal Jawaban skor
1.
a. Alas kubus = 4 x 4 = 16 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 4 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan = 16 x 4 = 64
Jadi volume kubus adalah 64 kubus satuan 25
2.
a. Alas kubus = 5 x 6 = 30 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 11 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan = 30 x 11 = 330
Jadi volume kubus adalah 310 kubus satuan 25
3.
a. Alas kubus = 8 x 8 = 81 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 8 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan = 81 x 8 = 648
Jadi volume kubus adalah 648 kubus satuan 25
4.
a. Alas kubus = 8 x 12 = 96 kubus satuan
b. Tinggi kubus = 8 kubus satuan
c. Jumlah kubus satuan = 96 x 8 = 768
Jadi volume kubus adalah 768 kubus satuan
25
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis 11 September 2014
Jum’at 12 September 2014
Waktu : 2 x 35 (2x Pertemuan)
Tempat : SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan Penerapan CTL
dengan Metode
Instruksi
Kegiatan
Awal
Questioning “Anak-anak hari ini kita akan belajar menghitung volume
bangun kubus dan balok menggunakan kubus satuan”.
“Adakah yang bisa menyebutkan contoh bangun kubus dan
balok?”
Kegiatan
inti
Learning Community “Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung
dengan kelompok CTL masing-masing”.
Contructivism “Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus
kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar secara
kelompok”.
Inquiry “Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara
menghitung volume bangun kubus besar, yaitu dengan cara
menghitung banyaknya bangun kubus kecil yang
digunakan untuk menyusun kubus besar”.
Modelling Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk
kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan
bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja
kelompoknya.
Authentic Assessment Guru memberikan tanya jawab mengenai volume bangun
kubus dan memberikan lembar evaluasi terhadap anak-
anak secara lisan tertulis.
reflection “Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume
bangun ruang kubus dan balok menggunakan kubus satuan.
Coba kita ulas kembali bagaimana cara anak-anak
menghitung volume bangun ruang kubus dan balok
menggunakan kubus satuan?”
Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang
kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan : SDN Tingkir Tengah 01
Kelas : V
Mapel : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Waktu Pelaksanaan : 13 September 2014
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II. KOMPETENSI DASAR
Menghitung volume bangun ruang
III. INDIKATOR
1. Menghitung volume kubus menggunakan rumus
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan rumus
dengan benar
2. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan rumus
dengan benar.
V. PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya
muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI POKOK
Terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan
Volume kubus
Jika diperhatikan, maka nilai 8 satuan juga bisa didapat dengan
cara mengalikan 2 X 2 X 2 satuan. Karena kubus adalah suatu balok yang
mempunyai p, l, t yang sama yang disebut rusuk maka rumus kubus
adalah =
Dimana r adalah rusuk
VII. METODE
Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Diskripsi Pembelajaran Penerapan CTL Alokasi
Waktu
Kegiatan
awal
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Siswa diminta untuk menunjukkan bangun ruang
kubus yang ada dilingkungan sekolah.
4. Guru dan siswa tanya jawab mengenai materi
yang telah lalu tentang menghitung volume
bangun ruang menggunakan kubus satuan.
(Bertanya/Questioning)
10
Menit
Kegiatan inti 1. Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung
dengan kelompoknya masing-masing.
2. Siswa setiap kelompok dibagikan 2 buah bangun
yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan.
3. Siswa diminta mencari volume bangun kubus
besar menggunakan kubus satuan.
4. Perwakilan kelompok diminta maju untuk
membacakan hasil kerja kelompok.
5. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila
masih ada yang kurang dari hasil presentasi
kelompok yang maju.
6. Guru membantu siswa menarik kesimpulan
tentang cara menghitung volume kubus
dengan rumus.
(Masyarakat Belajar
/Learning Community)
(Kontruktivisme/
contructivism)
(Pemodelan/Modelling)
(Menemukan/Inquiry)
40
Menit
7. Siswa mengerjakan soal menghitung volume
kubus dengan diskusi kelompok.
8. Siswa bersama guru membahas hasil kerja
kelompok.
(Masyarakat Belajar
Learning Community)
Kegiatan
Akhir
4. Pemantapan materi yang disampaikan dengan
tanya jawab lisan.
5. Guru memberi soal untuk dikerjakan secara
individu.
6. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang
terbaik.
(Refleksi/Reflection)
(Penilaian
Sebenarnya/Authentic
Assessment)
20
Menit
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media
1. Kubus besar
2. Kubus satuan
3. Gambar kubus
B. Sumber belajar
1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.
2. Silabus kelas V
3. Lingkungan sekitar sekolah
X. EVALUASI
A. Prosedur : Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan
C. Bentuk : Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 13 September 2014
Observer Guru Kelas V
Indri Hastuti Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009 NIP.198551122 200902 2 003
Mengetahui
Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai
NIP.19600105197911 1 004
TUGAS KELOMPOK
Hitunglah bangun volume bangun ruang di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang rusuk kubus = ...... cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
2.
Panjang rusuk kubus = ...... cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
3.
Panjang rusuk kubus = ...... cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
4. Sebuah lampion berbentuk kubus
dibuat dari kertas berwarna merah.
Kerangka lampion itu dibuat dari
kawat. Jika panjang rusuk kubus 25
cm, berapa meter kawat diperlukan
untuk sebuah lampion?
Diketahui : ...... ?
Ditanyakan : ...... ?
Penyelesaian : ...... ?
Jadi, ......?
TUGAS KELOMPOK
Kunci Jawaban
Hitunglah bangun volume bangun ruang di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang rusuk kubus = 6 cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= 6 cm x 6 cm x 6 cm
= 216 cm3
25
2.
Panjang rusuk kubus = 8 cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= 8 cm x 8 cm x 8 cm
= 512 cm3
25
3.
Panjang rusuk kubus = 12 cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= 12 cm x 12 cm x 12 cm
= 1728 cm3
25
4. Sebuah lampion berbentuk kubus
dibuat dari kertas berwarna merah.
Kerangka lampion itu dibuat dari
kawat. Jika panjang rusuk kubus 25
cm, berapa meter kawat diperlukan
untuk sebuah lampion?
Diketahui : Panjang rusuk = 25 cm
Banyaknya rusuk = 12
Ditanyakan : Panjang kawat untuk 1
lampion berbentuk kubus.
Penyelesaian :
Panjang kawat = 12 x 25 cm
= 300 cm
= 3 m
Jadi, panjang kawat yang diperlukan
= 3 m..
25
TUGAS CTL MANDIRI
Tentukan bangun volume bangun ruang di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang rusuk kubus = ...... cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= ...... x ...... x ......
= ...... cm3
2.
Panjang rusuk kubus = ...... cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= ...... x ...... x ......
= ...... cm3
8 cm
V =?
TUGAS CTL MANDIRI
Kunci jawaban
Tentukan bangun volume bangun ruang di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang rusuk kubus = 9 cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= 9cm x 9cm x 9cm
= 729 cm3
50
2.
Panjang rusuk kubus = 8 cm
Maka Volume kubus = s x s x s
= 8cm x 8cm x 8cm
= 512 cm3 50
8 cm
V =?
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 September 2014
Waktu : 2 x 35 (1x Pertemuan)
Tempat : SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan Penerapan CTL
dengan Metode
Instruksi
Kegiatan
Awal
Questioning “Anak-anak hari jum’at kemaren kita sudah belajar
menghitung volume bangun kubus dan balok menggunakan
kubus satuan”.
“Masih ingatkah anak-anak bagaimana cara
menghitungnya?”
“Hari ini kita akan belajar menghitung volume bangun
ruang kubus menggunakan rumus”.
“Sebelum belajar coba anak-anak perhatikan di lingkungan
sekitar sekolah adakah contoh benda yang berbentuk
bangun ruang kubus? coba sebutkan apa saja?”
Kegiatan
inti
Learning Community “Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung
dengan kelompok CTL masing-masing”.
Contructivism “Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus
kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar dengan
kelompok CTL kalian masing-masing”.
Modelling Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk
kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan
bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja
kelompok CTL nya.
Inquiry “Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara
menghitung volume bangun kubus besar menggunakan
rumus, 27 kubus satuan di dapat dengan cara mengalikan
3 x 3 x 3 kubus satuan. Maka rumus kubus adalah
V kubus = r x r x r ”
Dimana r adalah rusuk “.
Authentic Assessment Guru memberikan tanya jawab menghitung volume bangun
kubus dengan rumus dan memberikan lembar evaluasi
terhadap anak-anak secara lisan tertulis.
reflection “Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume
bangun ruang kubus menggunakan rumus. Coba kita ulas
kembali bagaimana cara anak-anak menghitung volume
bangun ruang kubus menggunakan rumus dengan benar?”
Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang
kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus III
Satuan Pendidikan : SDN Tingkir Tengah 01
Kelas/Semester : V/I
Mapel : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Waktu Pelaksanaan : 15 dan 16 September 2014
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II. KOMPETENSI DASAR
Menghitung volume bangun ruang
III. INDIKATOR
1. Menghitung volume balok menggunakan rumus
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus
dengan benar.
V. PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya
muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI POKOK
Volume balok
Terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 kubus satuan, 6 didapat dengan
mengalikan 3 X 2 X 1 satuan. Jadi dapat ditarik rumus :
Dimana p = panjang
l = lebar
t = tinggi
VII. METODE
Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Diskripsi Pembelajaran Penerapan CTL Alokasi
Waktu
Kegiatan
awal
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Siswa diminta untuk mengamati bangun ruang
balok yang ada dilingkungan sekolah.
4. Guru dan siswa tanya jawab mengenai materi
yang telah lalu tentang menghitung volume
kubus.
(Bertanya/Questioning)
10
Menit
Kegiatan inti 1. Guru menyajikan kardus yang berbentuk balok
kepada siswa.
2. Siswa diminta menghitung volume bangun
ruang balok menggunakan kubus satuan
secara kelompok.
3. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk
membacakan hasil kerja kelompok.
4. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila
ada yang kurang.
5. Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok
dengan cara yang benar.
6. Siswa diajak untuk menarik kesimpulan
menghitung volume balok dengan rumus.
7. Siswa mengerjakan soal secara kelompok.
8. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil
kerja kelompok.
(Masyarakat Belajar
/Learning Community)
(Pemodelan/Modelling)
(Refleksi/Reflection)
40
Menit
Kegiatan
Akhir
1. Pemantapan materi dengan siswa mencari
bangun ruang balok yang ada di lingkungan
sekolah, kemudian menghitung volumenya.
2. Guru memberi soal untuk dikerjakan secara
individu.
3. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang
terbaik.
(Refleksi/Reflection)
(Penilaian
Sebenarnya/Authentic
Assessment)
20
Menit
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media
1. Kubus satuan
2. Balok
3. Gambar balok
4. Lembar soal
B. Sumber belajar
1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.
2. Silabus kelas V
3. Lingkungan sekitar sekolah
X. EVALUASI
A. Prosedur : Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan
C. Bentuk : Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 15 September 2014
Observer Guru Kelas V
Indri Hastuti Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009 NIP.198551122 200902 2 003
Mengetahui
Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai
NIP.19600105197911 1 004
TUGAS CTL KELOMPOK
Tentukan volume balok di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang balok = ...... cm
Lebar balok = ...... cm
Tinggi balok = ...... cm
Maka Volume balok = p x l x t
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
2.
Panjang balok = ...... cm
Lebar balok = ...... cm
Tinggi balok = ...... cm
Maka Volume balok = p x l x t
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
3. Pak Jamaluddin membuat kolam lele
di kebunnya. Panjang 3 m, lebar 4 m,
dan dalamnya 2 m. Berapa meter
kubik tanah yang digali?
Diketahui : ......?
Ditanyakan : ...... ?
Penyelesaian :
Volume tanah = ...m x ...m x ...m
= ... m3
TUGAS CTL KELOMPOK
Kunci jawaban
Tentukan volume bangun ruang balok di bawah ini !
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang balok = 7 cm
Lebar balok = 4 cm
Tinggi balok = 5 cm
Maka Volume balok = p x l x t
= 7cm x 4cm x 5cm
= 140 cm3
30
2.
Panjang balok = 6 cm
Lebar balok = 4 cm
Tinggi balok = 12 cm
Maka Volume balok = p x l x t
= 6cm x 4cm x 12cm
= 288 cm3
30
3. Pak Jamaluddin membuat kolam lele
di kebunnya. Panjang 3 m, lebar 4 m,
dan dalamnya 2 m. Berapa meter
kubik tanah yang digali?
Diketahui : Panjang = 3 m
Lebar = 4 m
Dalam = 2 m
Ditanyakan : Banyak tanah
galian?
Penyelesaian :
Volume tanah = 3m x 4m x 2m
= 24 m3
40
TUGAS CTL MANDIRI
Tentukan volume (v), pada bangun-bangun dibawah ini :
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang balok = ...... cm
Lebar balok = ...... cm
Tinggi balok = ...... cm
Maka Volume balok = p x l x t
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
2.
Panjang balok = ...... cm
Lebar balok = ...... cm
Tinggi balok = ...... cm
Maka Volume balok = p x l x t
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
3.
Panjang balok = ...... cm
Lebar balok = ...... cm
Tinggi balok = ...... cm
Maka Volume balok = p x l x t
= ...... x ...... x ......
= ...... cm
V =?
7 cm
V=..?
6 cm
TUGAS CTL MANDIRI
Kunci Jawaban
Tentukan volume (v), pada bangun-bangun dibawah ini :
No Soal Jawaban Skor
1.
Panjang balok = 8 cm
Lebar balok = 10 cm
Tinggi balok = 3 cm
Maka Volume balok = p x l x t
= 8 x 10 x 3
= 240 cm3
30
2.
Panjang balok = 7 cm
Lebar balok = 5 cm
Tinggi balok = 9 cm
Maka Volume balok = p x l x t
= 7cm x 5cm x 9cm
= 315 cm3
30
3.
Panjang balok = 15 cm
Lebar balok = a cm
Tinggi balok = 8 cm
Maka Volume balok = p x l x t
720 cm3 = 15cm x a x 8cm
720 cm3 = 120cm x a
a = 6 cm
40
V =?
7 cm
a =
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Senin, 14 September 2014
Selasa, 15 September 2014
Waktu : 2 x 35 (2 x Pertemuan)
Tempat : SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan Penerapan CTL
dengan Metode
Instruksi
Kegiatan
Awal
Questioning “Anak-anak sabtu kemaren kita sudah belajar menghitung
volume bangun kubus menggunakan rumus”.
“Masih ingatkah anak-anak bagaimana cara
menghitungnya?”
“Hari ini kita akan belajar menghitung volume bangun
ruang balok menggunakan rumus”.
“Sebelum belajar coba anak-anak perhatikan di lingkungan
sekitar sekolah adakah contoh benda yang berbentuk
bangun ruang balok? coba sebutkan apa saja?”
Kegiatan
inti
Learning Community “Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung
dengan kelompok CTL masing-masing”.
“Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus
kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar dengan
kelompok CTL kalian masing-masing”.
Modelling Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk
kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan
bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja
kelompok CTL nya.
Kelompok yang melakukan unjuk kerja di depan kelas
menyusun kubus satuan dengan panjang 3 kubus satuan,
lebar 2 kubus satuan, tinggi 1 kubus satuan untuk dijadikan
bangun balok.
Inquiry “Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara
menghitung volume bangun balok menggunakan rumus,
setelah kita menyusun kubus satuan di dapat volume balok
yaitu 6 kubus satuan. Diperoleh dengan cara mengalikan
3 x 2 x 1 kubus satuan. Maka rumus balok adalah
V kubus = p x l x t ”
Reflection “Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume
bangun ruang balok menggunakan rumus. Coba kita ulas
kembali bagaimana cara anak-anak menghitung volume
bangun ruang balok menggunakan rumus dengan benar?”
Authentic Assessment Guru memberikan tanya jawab menghitung volume bangun
kubus dengan rumus dan memberikan lembar evaluasi
terhadap anak-anak secara lisan tertulis.
Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang
kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Tabel
Tabel Prestasi Belajar Matematika siswa kelas V pra siklus
Nama Siswa Skor Tes Tuntas/Belum Tuntas
1 59 Belum Tuntas
2 50 Belum Tuntas
3 50 Belum Tuntas
4 45 Belum Tuntas
5 69 Belum Tuntas
6 75 Tuntas
7 67 Belum Tuntas
8 72 Belum Tuntas
9 50 Belum Tuntas
10 44 Belum Tuntas
11 60 Belum Tuntas
12 56 Belum Tuntas
13 65 Belum Tuntas
14 53 Belum Tuntas
15 53 Belum Tuntas
16 64 Belum Tuntas
17 51 Belum Tuntas
18 50 Belum Tuntas
19 56 Belum Tuntas
20 55 Belum Tuntas
21 79 Tuntas
22 64 Belum Tuntas
23 75 Tuntas
24 73 Belum Tuntas
25 55 Belum Tuntas
26 54 Belum Tuntas
27 50 Belum Tuntas
28 60 Belum Tuntas
Jumlah 1675
Rata-rata 59,46
Rata-rata =
Rata-rata =
= 59,46
Presentase =
X 100%
Presentase siswa yang tuntas =
x 100% = 11%
Presentase siswa yang belum tuntas =
x 100% = 89 %
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : 11 September 2014
No Kemampuan guru dalam mengajar Skor
1. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa
keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk
kubus dan balok.
c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang
akan dipelajari.
3 2 1
√
√
√
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar
a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL,
pembelajaran disertai contoh.
b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah
dipahami siswa.
c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL
√
√
√
3. Mengadakan variasi gaya mengajar
a. Menampilkan sikap bersahabat.
b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan kata-
kata halus dalam menegur siswa.
c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa.
d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar
kelompok maupun individu.
e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri
sendiri.
√
√
√
√
√
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum
berhasil.
d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran.
√
√
√
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi.
b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan.
c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di
rumah.
d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi.
e. Salam penutup
√
√
√
√
√
Jumlah 4 11 5
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume Bangun
Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
f % f % f %
1. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran - - 3 15% - -
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi ajar - - 3 15% - -
3. Mengadakan variasi gaya mengajar - - 2 10% 3 15%
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran 1 5% 2 10% 1 5%
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran 3 15% 1 5% 1 5%
Jumlah 4 20% 11 55% 5 25%
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : 13 September 2014
No Kemampuan guru dalam mengajar Skor
1. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa
keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk
kubus dan balok.
c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang
akan dipelajari.
3 2 1
√
√
√
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar
a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL,
pembelajaran disertai contoh.
b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah
dipahami siswa.
c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL
√
√
√
3. Mengadakan variasi gaya mengajar
a. Menampilkan sikap bersahabat.
b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan kata-
kata halus dalam menegur siswa.
c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa.
d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar
kelompok maupun individu.
e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri
sendiri.
√
√
√
√
√
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum
berhasil.
d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran.
√
√
√
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi.
b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan.
c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di
rumah.
d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi.
e. Salam penutup
√
√
√
√
√
Jumlah 7 12 1
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume Bangun
Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
f % f % f %
1. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran 1 5% 2 10% - -
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi ajar 2 10% 1 5% - -
3. Mengadakan variasi gaya mengajar - - 5 25% - -
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran 1 5% 3 15% - -
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran 3 15% 1 5% 1 5%
Jumlah 7 25% 12 60% 1 5%
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL
Pelaksanaan Penelitian Siklus III
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : 15 September 2014
No Kemampuan guru dalam mengajar Skor
1. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa
keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk
kubus dan balok.
c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang
akan dipelajari.
3 2 1
√
√
√
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar
a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL,
pembelajaran disertai contoh.
b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah
dipahami siswa.
c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL
√
√
√
3. Mengadakan variasi gaya mengajar
a. Menampilkan sikap bersahabat.
b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan kata-
kata halus dalam menegur siswa.
c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa.
d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar
kelompok maupun individu.
e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri
sendiri.
√
√
√
√
√
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum
berhasil.
d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran.
√
√
√
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi.
b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan.
c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di
rumah.
d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi.
e. Salam penutup
√
√
√
√
√
Jumlah 16 4 0
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume
Bangun Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. Kemampuan Guru dalam
Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
f % f % f %
1. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran 3 15% - - - -
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi ajar 2 10% 1 5% - -
3. Mengadakan variasi gaya mengajar 4 20% 1 5% - -
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran 3 15% 1 5% - -
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran 4 20% 1 5% - -
Jumlah 16 80% 4 20% - -
Keterangan :
Rata-rata =
Rata-rata Keterangan 1,0-1,99
2,0-3.99
4,0-5,99
6,0-7,99
8,0-10,0
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Presentase =
X 10
DAFTAR ABSENSI ANAK KELAS
Nama Siswa Simbol
Sri Wahyuni 1
Akbar Sapta R 2
Afrel Ali S 3
Ahmad Tri Wahyu 4
Ayumi Nafisa 5
Bagas Praditya 6
Bagus Santa 7
Bintang Naima 8
Della Salsabila 9
Farid Setya N 10
Fathiyya Malina 11
Heni Rahmawati 12
Mariviana Nur A 13
Mariviana Nur K 14
Maulana Nur C 15
Mugiyanto 16
Muhamad Hasan M 17
Muhamad Rafli R 18
Muhamad Sadam M 19
Nita Ayu A 20
Nurul Aini 21
Putri Adella 22
Riska A 23
Taufiq Izzudin 24
Ulfa Afifatul M 25
Wahyu A 26
Arjuna Amri 27
Yossy Henda\ra 28
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL
Siklus I
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis / 11 September 2014
no No Aspek yang diamati Nama Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Keaktifan
Menyampaikan informasi
kepada teman 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Aktif mengemukakan ide
dan gagasan yang
cemerlang
5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Mengajukan
pertanyaan/menjawab
pertanyaan
5 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 10 10
Aktif mengerjakan tugas
individu/kelompok 5 10 10 10 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 Kerjasama
Dapat berdiskusi dengan
kelompok 5 5 10 10 10 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Bekerja sama dalam
memecahkan masalah
dalam kelompok
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 10 10 5 5 10 5 10 10 10 10 5 10
3
Sikap
Mendengarkan dengan 5 5 5 10 10 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
baik ketika teman
berpendapat
Memberi kesempatan
berpendapat kepada teman
dalam kelompok
5 5 5 10 10 10 5 5 10 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 Kreatifitas
Kreatifitas siswa dalam
menyelesaikan tugas 5 5 5 5 5 10 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5 5 5
Inisiatif siswa dalam
menyelesaikan tugas
kelompok
5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 5 5 10 5 10 10 10 10 5 10
Skor tiap anak 50 60 70 80 80 85 70 75 80 70 70 70 75 70 70 70 70 70 60 50 70 60 70 75 70 70 60 70
Jumlah Skor Total 1530
Rata-rata 68,92
Keterangan :
Rata-rata =
=
= 68,92
Skala Rata-rata Keterangan
1 10 – 23 Kurang
2 25 – 49 Sedang
3 50 – 74 Baik
4 75 – 100 Sangat baik
Presentase =
X 100%
=
X 100% = 68,92%
Lembar Pengamatan Siswaa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL
Siklus II
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis / 11 September 2014
no No Aspek yang diamati Nama Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Keaktifan
Menyampaikan informasi
kepada teman 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Aktif mengemukakan ide
dan gagasan yang
cemerlang
5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Mengajukan
pertanyaan/menjawab
pertanyaan
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Aktif mengerjakan tugas
individu/kelompok 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
2 Kerjasama
Dapat berdiskusi dengan
kelompok 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bekerja sama dalam
memecahkan masalah
dalam kelompok
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3
Sikap
Mendengarkan dengan 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10
baik ketika teman
berpendapat
Memberi kesempatan
berpendapat kepada teman
dalam kelompok
5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 Kreatifitas
Kreatifitas siswa dalam
menyelesaikan tugas 5 5 5 5 10 10 5 10 10 10 10 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 10
Inisiatif siswa dalam
menyelesaikan tugas
kelompok
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor tiap anak 60 70 70 80 75 75 70 75 80 75 75 70 75 70 70 75 70 70 65 70 70 70 75 75 75 75 75 80
Jumlah Skor Total 2035
Rata-rata 72,67
Keterangan :
Rata-rata =
=
= 72,67
Skala Rata-rata Keterangan
1 10 – 23 Kurang
2 25 – 49 Sedang
3 50 – 74 Baik
4 75 – 100 Sangat baik
Presentase =
X 100%
=
X 100% = 72,67%
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL
Siklus III
Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis / 11 September 2014
no No Aspek yang diamati Nama Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Keaktifan
Menyampaikan informasi
kepada teman 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Aktif mengemukakan ide
dan gagasan yang
cemerlang
5 5 5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Mengajukan
pertanyaan/menjawab
pertanyaan
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Aktif mengerjakan tugas
individu/kelompok 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
2 Kerjasama
Dapat berdiskusi dengan
kelompok 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bekerja sama dalam
memecahkan masalah
dalam kelompok
5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 10 5 5 5 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10
3
Sikap
Mendengarkan dengan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
baik ketika teman
berpendapat
Memberi kesempatan
berpendapat kepada teman
dalam kelompok
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 Kreatifitas
Kreatifitas siswa dalam
menyelesaikan tugas 5 10 10 10 10 5 5 10 10 5 5 5 5 10 5 10 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10
Inisiatif siswa dalam
menyelesaikan tugas
kelompok
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor tiap anak 70 80 80 90 85 80 80 85 85 80 80 75 80 85 75 80 75 85 80 80 85 75 80 80 80 80 80 85
Jumlah Skor Total 2255
Rata-rata 80,53
Keterangan :
Rata-rata =
=
= 80,53
Skala Rata-rata Keterangan
1 10 – 23 Kurang
2 25 – 49 Sedang
3 50 – 74 Baik
4 75 – 100 Sangat baik
Presentase =
X 100%
=
X 100% = 80,53%
Angket Pembelajaran Matematika Volume Bangun Ruang Melalui CTL
pada Siswa Kelas V
SDN Tingkir Tengah 01
Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab pertanyaan dibawah ini!
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Saya dapat melihat dan berinteraksi dengan lingkungan di luar kelas
secara langsung.
2. Saya mudah memahami pelajaran karena dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Saya mampu menghitung volume bangun ruang menggunakan kubus
satuan dengan benar.
4. Saya mampu menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan
rumus dengan benar.
5. Saya mampu menghitung volume bangun ruang balok menggunakan
rumus dengan benar.
6. Pelajaran menjadi lebih jelas dan mudah dipahami, karena saya
melaksanakan secara langsung.
7. Saya tidak merasa jenuh saat belajar.
8. Saya merasa senang menjawab pertanyaan dari guru mengenai volume
bangun ruang.
9. Saya lebih senang belajar kelompok, karena dapat memecahkan
masalah secara bersama-sama.
9. Saya senang mengerjakan soal-soal evaluasi secara kelompok.
11. Saya senang mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu.
Jumlah
Hasil Angket Siswa pada Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Responden Nomor Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 jml
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
23 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7
24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 8
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 28 26 27 26 27 26 28 28 25 25 26 292
Keterangan :
1 : Ya
0 : Tidak
Presentase =
x 100%
Data Hasil Angket Siswa pada Pembelajaran Materi Volume Bangun Ruang melalui CTL secara Individu
No. Nama siswa Ya Tidak
f % F %
1. 1 11 100%
2. 2 11 100%
3. 3 8 73% 3 27%
4. 4 11 100%
5. 5 11 100%
6. 6 11 100%
7. 7 11 100%
8. 8 10 91% 1 9%
9. 9 11 100%
10. 10 11 100%
11. 11 11 100%
12. 12 10 91% 1 9%
13. 14 11 100%
14. 15 11 100%
16. 16 11 100%
17. 17 9 82% 2 18%
18. 18 11 100%
19. 19 11 100%
20. 20 11 100%
21. 21 11 100%
22. 22 11 100%
23. 23 11 100%
24. 24 7 64% 4 36%
25. 25 9 82% 2 18%
26. 26 11 100%
27. 27 8 73% 3 27%
28. 28 11 100%
Jumlah 281 2556% 16 144%
Rata-rata 10.03 91.28% 0.6 8.72%
Data Hasil Angket Siswa pada materi Volume Bangun Ruang Melalui CTL
No. Butir Soal Ya Tidak
f % f %
1. 1 28 100%
2. 2 26 93% 2 7%
3. 3 27 96% 1 4%
4. 4 26 93% 2 7%
5. 5 27 96% 1 4%
6. 6 26 93% 2 7%
7. 7 28 100%
8. 8 28 100%
9. 9 25 89% 3 11%
10. 10 25 89% 3 11%
11. 11 26 93% 2 7%
Jumlah 292 1043% 16 58%
Rata-rata 27 95% 1 5%
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Siswa menghitung volume kubus besar
menggunakan kubus satuan
Siswa mengerjakan tugas kelompok bersama
kelompok CTL masing-masing
Peneliti membimbing siswa untuk mengejakan
lembar soal CTL
Siswa bersama kelompok CTL-nya menhitung
volume bangun balok menggunakan kubus satuan
Siswa mengerjakan tugas mandiri CTL
Siswa mengerjakan tugas mandiri CTL
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Siswa mengerjakan tugas kelompok menghitung
volume balok dengan kelompok CTL-nya
Siswa menghitung volume bangun balok yang ada
dilingkungan sekitar sekolah
Siswa menghitung volume balok dan kubus
yang ada lingkungan sekitar sekolah
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Indri Hastuti
Nim : 11510009
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
Dosen PA : Tri Wahyu Hidayati,
M.Ag
NO. NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga
“Optimalisasi Nalar Kritis Mahasiswa” 25-27 Agustus 2010 Peserta 3
2. Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK
Islam NU Siti Hajar Tengaran 2010 01 September 2010 Peserta 3
3. Sertifikat UPT Perpustakaan “User Education”
STAIN Salatiga 2010 25 September 2010 Peserta 3
4. Sertifikat Seminar Sehari “Pemahaman Makna
Al Qur’an dan Hadits” 2010 30 September 2010 Peserta 3
5.
Sertifikat Tafsir Tematik surat Al-A’raf 96-100
dan Ar-Rum 41-42 dengan tema “Indonesia
Menangis Darah”
29 November 2010 peserta 3
6.
Sertifikat “Nasional Workshop of
Entrepreuneurship and basic Cooperation”
2010
19 Desember 2010 Peserta 6
7.
Piagam Penghargaan “Training Ustadz-
Ustadzah TPQ” atas kerjasama (PESMA
walisongo dan LDK STAIN Salatiga
2 Januari 2011 Peserta 3
9.
Piagam Bedah Novel BUMI CINTA
“Tingkatkan Iman dengan Persaudaraan
Menuju Pemimpin Insan Terdepan” oleh FS
SKI Kota Salatiga
30 Januari 2011 Peserta 2
10.
Piagam Penghargaan Seminar Keperempuanan
“Menumbuhkan Kembali Jiwa Kekartinian
dalam Ranah Kampus”
17 Mei 2011 Peserta 3
11.
Piagam Penghargaan “Pelatihan Ustadz
Ustadzah Taman Pendidikan Al-Qur’an Kota
Salatiga Tahun 2011”
29 Mei 2011 Peserta 3
12. Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK
Islam NU Siti Hajar Tengaran 2011” 1 Agustus 2011 Guru 3
13.
Piagam Public Hearing “ Meningkatkan
Kepekaan dan Transparasi Kinerja Lembaga
Menuju Kampus yang Amanah” oleh SEMA
STAIN Salatiga
27 Maret 2012 Peserta 3
14.
Sertifikat Seminar Nasional Pendidikan
“Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar
Karakter Bangsa”
6 Juni 2012 Peserta 6
15.
Sertifikat “Bimbingan Belajar Menghadapi
UAS SIBA Bhs Inggris & Bhs. Arab” oleh
CEC & ITTAQO STAIN Salatiga
29 Juni 2012 Peserta 2
16 Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK
Islam NU Siti Hajar Tengaran 2012 1 Agustus 2012 Peserta 3
17. Sertifikat “24 Cara Mendongkrak IPK” 5 Desember 2012 Peserta 3
18. Sertifikat “Technology Era, The Best Moment
to Learn English” oleh CEC STAIN Salatiga 12 Desember 2012 Peserta 3
19. Sertifikat Seminar Kesehatan Wanita bersama
AVAIL Salatiga 13 Januari 2013 Peserta 3
20. Piagam “Peringatan Hari Ulang Tahun TPQ
Roudlotul Tarbiyah” 24-31 Maret 2013
Dewan
Juri 3
21.
Sertifikat Seminar Nasional ”Perjuangan Kaum
Perempuan dalam Kesetaraan Hukum Islam di
Indonesia”
30 April 2013 Peserta 6
22. Surat Keputusan Penetapan Guru TK Islam NU
Siti Hajar Tengaran 2013 1 Juli 2013 Guru 3
23.
Piagam MTQ Mahasiswa V “HTQ Sarana
Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur’ani” oleh
JQH STAIN Salatiga
23 Oktober 2013 Peserta 6
24. Piagam “Hijab and Beauty class” oleh Hijabers
STAIN Salatiga 7 November 2013 Peserta 3
25.
Sertifikat Penerimaan Anggota Baru (PAB)
JQH 2013 dengan tema ”Kristalisasi Nilai
Qur’ani Menuju Insan yang Penuh Hikmah”
23-24 November 2013 Peserta 3
26.
Sertifikat Seminar Nasioanal Pendidikan
Sukses Akademik & Sukses Bakat” Tanpa
Stress dan Nambah Jam Belajar”
8 Maret 2014 Peserta 3
27.
Sertifikat Talk Show “How to be a Successfull
Creative Preneur to Face ASEAN Economic
Community 2015” STAIN Salatiga
7 April 2014 Peserta 3
28.
Surat Keterangan Penetapan sebagai Pengajar
di TPQ Asy Syifa’ Pulutan sejak Tahun
Pelajaran 2010 -2014
03 Mei 2014 Pengajar 3
29.
Sertifikat Juri Prektek Sholat “Festival
Ramadhan 1435 H” Se-Desa Ngablak kec.
Srumbung Kab. Magelang
02-03 Juli 2014 Peserta 3
30. Sertifikat “Workshop Implementasi Kurikulum
2013 bagi Guru Kelas I dan IV MI 10-12 Juli 2014 Peserta 3
31. Surat Keputusan Penetapan Guru TK Islam NU
Siti Hajar Tengaran 2014 1 Agustus 2014 Guru 3
32.
Surat Keterangan Penetapan sebagai Pengajar
di TPQ Roudlotul Tarbiyah Dusun Salam sejak
Tahun Pelajaran 2012 -2014
6 November 2014 Pengajar 3
Jumlah
101
Salatiga, 8 November 2014
Mengetahui,
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaaan dan Kerjasama
Moh.Khusen, M.Ag, M.A
NIP.19741212 199903 1 003
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
Nama : Indri Hastuti
TTL : Kab. Semarang, 1 Juni 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dsn. Kadipurwo Rt 01/Rw 06
Riwayat Pendidikan:
a. TK Pertiwi Tingkir Tengah
b. SDN Tingkir Tengah 01 Tahun Pelajaran 2003/2004
c. Mts N Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007
d. MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010
e. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 6 November 2014
Penulis,
Indri Hastuti
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI
VOLUME BANGUN RUANG MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN
TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Indri Hastuti *
11510009
ABTRAK
Kata kunci: CTL,Prestasi Belajar, Volume Bangun Ruang
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar mata
pelajaran matematika materi volume bangun ruang kubus dan balok siswa
kelas V, SDN Tingkir Tengah 01. Salah satu penyebab rendahnya prestasi
belajar adalah pemahaman materi oleh siswa yang rendah dikarenakan
pendekatan belajar yang belum menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam
kelas. Berdasarkan hasil pengamatan awal diketahui rata-rata nilai ulangan
mata pelajaran matematika pokok bahasan volume bangun ruang siswa adalah
59,46 dengan KKM 70. Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini
adalah apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa
kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga? Subjek dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Kec. Tingkir, Salatiga yang
berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-
laki. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2014/2015. Penelitian
ini menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui
apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V
SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Data dalam penelitian ini dengan pedoman atau lembar
pengamatan, soal tes essay, pedoman dokumentasi, pedoman wawancara, dan
angket umpan balik pada pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar materi volume bangun ruang kelas V SDN Tingkir Tengah 0,
Kec. Tingkir, Kota Salatiga. Hasil evaluasi siswa pada siklus I sebesar 71,42%,
siklus II sebesar 89,28%, dan siklus III sebesar 96,42 %. Dibuktikan dengan
adanya peningkatan prestasi siswa sesudah penerapan pendekatan Contextual
Teaching Learning yaitu siklus I sebesar 20 siswa, siklus II sebesar 25 siswa,
dan siklus III sebesar 27 siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (75).
A. PENDAHULUAN
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan, meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selama ini kegiatan proses pembelajaran di SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga
hanya meliputi aspek pengetahuan. Masih sedikit pembelajaran yang
memasukkan aspek sikap dan aspek keterampilan. Sehingga siswa dalam
proses pembelajaran tidak terangsang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Kondisi seperti ini juga ditemukan dalam pembelajaran Matematika
siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, yaitu kurang melibatkan siswa dalam
belajar bahkan terlihat pasif. Akibatnya prestasi belajar Matematika selama 3
tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai KKM
sekolah yaitu 60 dengan skor rata – rata nilai ulangan harian matematika materi
volume bangun ruang 59,46. Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: (a) penggunaan metode ceramah oleh guru; (b)
pemahaman materi oleh siswa yang belum optimal; (c) hasil evaluasi kurang
memuaskan dan hasil belajar cepat hilang ketika materi telah selesai.
Hal ini berhubungan erat dengan pendekatan yang dilakukan guru
dalam mengajar sehari-hari. Selain itu, dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.
(Sanjaya,2007:6).Guna mengembangkan kemampuan prestasi belajar anak
dalam pembelajaran matematika serta teknik yang berbeda dari guru, untuk itu
peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) yang merupakan pendekatan belajar yang
menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga siswa seakan-
akan pernah mengalami dan tidak asing.
Pendekatan pembelajaran CTL ini mengajak siswa untuk aktif dalam
belajar, jadi guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa untuk mencapai
tujuan dari materi. Guru sebagai fasilitator lebih banyak berurusan dengan
pendekatan, memberi informasi, dan mengelola kelas dengan efektif.
Pengetahuan dan keterampilan datang dari hasil proses menemukan sendiri,
bukan dari apa yang disampaikan atau diajarkan guru.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Apakah melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi
volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah: melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V
SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi
Siswa: Meningkatnya kemampuan siswa menghitung volume bangun ruang, 2)
Bagi Peneliti: Menambah wawasan dan memotivasi untuk kreatif dalam
pembelajaran matematika, 3) Bagi Guru: Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan
pembelajaran dalam bidang matematika khususnya dalam menghitung volume
bangun ruang.
Penelitian ini memiliki batasan-batasan: 1) penelitian meniti beratkan
pada pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga,
2) Lokasi Penelitian adalah SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga, 3) Objek
Penelitian adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 salatiga, dengan
jumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 16 anak laki – laki.
Menghindari pemaknaan yang kurang sesuai terhadap istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:
1) Prestasi Belajar: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran , lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru, 2) Contekstual Teaching and Learning
(CTL): pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (JohnsonElaine.B,2002:65), 3) Peningkatan: sebuah
cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau
kemampuan menjadi lebih baik (http://www.scribd.com/doc/67970579/Bab-II-
Skripsiku), 4) Volume Bangun Ruang: penghitungan seberapa banyak ruang
yang bisa ditempati dalam suatu objek. Bangun ruang merupakan sebuah
bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi (web-
matematik.blogspot.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html).
B. KAJIAN TEORI
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya,2006:255).
Prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan/keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan guru.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu
atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik
lagi daripada sebelumnya.
Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah
benda adalah banyak ruang yang diisi.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari (a)
perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Subyek yang
diteliti adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga tahun pelajaran
2014/2015. Dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 16
anak laki – laki. Dasar pertimbangan pilihan subyek yaitu kelas V karena
ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika volume bangun ruang.
Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yaitu mulai bulan Juli 2014
sampai September 2014.
Gambar 1.1 Siklus pemecahan masalah (Arikunto,2006)
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: 1) Observasi digunakan untuk
mengamati proses pembelajaran guru dan siswa di kelas V SDN Tingkir Tengah
01 Salatiga, 2) Interview untuk menggali data tentang implementasi pendekatan
CTL pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang, 3)
Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabdikan kegiatan berupa
foto/melihat arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian, 4) Catatan insidental
digunakan sebagai catatan untuk menampung kejadian-kejadian insidental yang
tidak tertampung di instrumen lainnya, 5) Tes yang digunakan berbentuk tes essai,
untuk mengukur kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian. Untuk menilai ulangan tes formatif Siswa kelas V
dengan KKM yaitu 75 dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
M = Nilai rata-rata siswa
∑X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 90% digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar siswa
f = frekuensi ketuntasan belajar siswa
N = Jumlah Siswa
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian
ini terdiri dari 3 siklus karena sudah cukup mewakili data yang diperlukan untuk
mengukur prestasi belajar siswa, yaitu:
Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan: menyiapkan RPP disesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui
pendekatan CTL, Menyiapkan perangkat siklus I meliputi absensi, lembar
pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang.
2. Tindakan
Tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Materi
yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume kubus dan balok
menggunakan kubus satuan. Kegiatan Inti Guru mempersilahkan siswa untuk
bergabung dengan kelompok CTL masing-masing, siswa diminta menyusun
bentuk kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4 kubus
satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan. Siswa secara kelompok
diminta menghitung volume kubus dan balok dengan menghitung banyaknya
kubus kecil yang dipakai untuk membuat bangun kubus dan balok.
3. Observasi
Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan, kerjasama, sikap, dan
kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati adalah persiapan guru dalam
mengajar, memotivasi siswa, menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi
gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran,
mengelola kelas, dan menutup pelajaran.
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan
pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: Menyiapkan RPP, absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang.
2. Tindakan
Tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume kubus
menggunakan rumus dengan menerapkan pendekatan CTL. Siswa diminta untuk
menunjukkan bentuk-bentuk bangun kubus yang ada di lingkungan sekolah.
Siswa diminta mencari volume bangun kubus besar menggunakan kubus satuan.
Kemudian siswa mengerjakan soal menghitung volume kubus dengan rumus.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar
serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan
pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
Siklus III
1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: Menyiapkan RPP, absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang.
2. Tindakan
Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume balok
menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan
CTL. Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok menggunakan kubus
satuan secara kelompok. Siswa diajak untuk menarik kesimpulan menghitung
volume balok dengan rumus. Siswa mengerjakan soal secara kelompok
menghitung volume bangun ruang balok.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar
serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan
pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL. Pada siklus III semua siswa
aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
Hasil observasi pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus dijelaskan
bahwa siswa kelas V masih rendah dalam kemampuan menghitung volume
bangun ruang. Hal tersebut dapat dilihat dari data skor nilai yang diperoleh siswa
hanya 3 siswa (11%) yang mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yaitu 75 dan 25 siswa (89%) masih dibawah KKM. Hal ini disebabkan
pembelajaran matematika di SDN Tingkir Tengah 01 kurang melibatkan siswa
dalam belajar bahkan terlihat pasif, sehingga hanya aspek kognitif saja yang
terpenuhi. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik belum nampak.
Siklus I
Hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi volume bangun ruang
melalui CTL, Persentase ketuntasan siswa pada siklus I adalah 71,42% dan
28,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 81,78. Sehingga perlu diadakan
pembenahan pembelajaran pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan
pembelajaran CTL pada siklus I, peneliti dapat menemukan kelemahan
pembelajaran sebagai berikut: Siswa masih kesulitan dalam menghitung perkalian
dua angka sehingga menyulitkan siswa dalam menentukan volume bangun ruang.
Siklus II
Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang kubus
melalui CTL dalam proses pembelajaran dapat dikategorikan sedang dalam
ketepatan menggunakan pendekatan CTL yaitu 60%. Guru masih kurang dalam
mengadakan variasi mengajar, mendorong siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran, sudah cukup baik dalam memberikan kesimpulan dan menutup
pelajaran. Indikator ketuntasan KKM yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah 75.
Persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 89,28% dan 10,71%
siswa belum tuntas dengan rata-rata 94,28. Hal ini menunjukkan bahwa pada
siklus II secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari prestasi
belajar pada siklus I. Adanya peningkatan ini karena guru telah mempersiapkan
pembelajaran dengan lebih baik melalui pendekatan CTL dengan mengacu pada
kondisi lingkungan sekolah yang mendukung dan petunjuk dari guru yang mudah
dipahami siswa. Namun masih perlu adanya peningkatan prestasi belajar siswa
pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus II ini, guru dapat menemukan kelemahan pembelajaran
sebagai berikut: 1) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa cukup aktif
memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, namun kurang
inisiatif, 2) Pemahaman siswa terhadap materi volume bangun ruang kubus sudah
cukup baik, ini terlihat dari keaktifan siswa mengikuti pembelajaran.
Siklus III
Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang kubus
melalui CTL dalam proses pembelajaran dapat dikategorikan baik dalam
ketepatan menggunakan pendekatan CTL yaitu 80% pada kategori tinggi. Siswa
sudah dapat beradaptasi dengan pendekatan CTL yang telah dipelajari.
Berdasarkan data angket dapat dilihat bahwa 27 atau 95% menjawab “Ya”
sedangkan 1 atau 5% siswa menjawab “Tidak”, ini terlihat bahwa siswa sudah
paham terhadap materi volume bangun ruang dengan pendekatan CTL. Pemberian
angket diberikan setelah proses pembelajaran materi volume bangun ruang
melalui CTL dan peneliti dapat memperoleh data mengenai keberhasilan dalam
penerapan pendekatan CTL.
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 96,42% siswa yang tuntas dan
3,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 97,85. Hal ini menunjukkan bahwa
pada siklus III ini secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik
dari keberhasilan siklus II yaitu 89,28% menjadi 96,42%. Siswa Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada siklus III ini, nilai yang
diperoleh lebih meningkat dibandingkan dengan siklus II. Pada siklus III masih
ada 1 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang
sama pada siklus II. Siswa tersebut memang perlu bimbingan belajar. Refleksi
pada siklus III menunjukkan perubahan yang signifikan, guru dalam
menyampaikan pembelajaran semakin optimal. Persentase pengamatan guru dan
siswa meningkat. Siswa lebih berinisiatif dan kreatif dalam menghitung volume
bangun ruang. Persentase prestasi belajar anak yang tuntas mencapai 96,42%.
Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan diagram batang hasil
pengamatan setiap siklus.
Adapun hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III menunjukkan
peningkatan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.1 Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, II, dan III
No. Kriteria Ketuntasan
Minimal = 75
Siklus I Siklus II Siklus III
f % f % f %
1. Tuntas
(Nilai Siswa ≥ 75) 20 71,42% 25 89,28% 27 96,42%
2. Tidak tuntas
(Nilai Siswa < 75) 8 28,57% 3 10,71% 1 3,57%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui adanya peningkatan prestasi belajar, yaitu:
Pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (71,42%) dan
siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28,57%).
Pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (89,28%) dan
siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (10,71%).
Pada evaluasi siklus III siswa yang tuntas sebanyak 27 (96,42%) dan siswa
yang tidak tuntas 1 siswa (3,57%).
Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi
belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas V
SDN Tingkir Tengah 01.
Berdasarkan data-data di atas, menunjukkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa pada materi volume bangun ruang kubus dan balok melalui
Contextual Teaching and Learning (CTL). Kemampuan menghitung volume
bangun ruang siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 tahun ajaran 2014/2015
dapat meningkat dengan diterapkannya pendekatan kontekstual. Peningkatan
tersebut bukan hanya pada nilai akhir siswa menghitung volume bangun ruang
saja, tetapi pada proses pembelajaran menghitung volume bangun ruang juga.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini
terlihat sebelum tindakan dan setelah tindakan dari siklus pertama hingga siklus
ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Selain keaktifan dalam mengikuti pembelajarn, terlihat pula
peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan guru secara langsung, maupun kemampuan siswa memahami materi
volume bangun ruang. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan
semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang
disajikan (http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/ faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar.
Menurut Sanjaya (2006:255) dijelaskan bahwa dari konsep CTL ada
tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar
siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata.
Penerapan pendekatan CTL dalam menghitung volume bangun
ruang pada hakikatnya adalah perwujudan tujuh komponen pokok yang
terkandung dalam pendekatan kontekstual. Penerapan komponen
bertanya(questioning) dilaksanakan berupa tanya jawab apersepsi dan tanya
jawab selama pembelajaran berlangsung. Perwujudan komponen
permodelan(modelling) adalah dengan kegiatan perwakilan siswa untuk
membacakan hasil kerja kelompok. Perwujudan masyarakat belajar(learning
community) dan menemukan(inquiri) dilaksanakan dengan pembentukan
kelompok kerja untuk menemukan rumus menghitung volume bangun ruang
menggunakan kubus satuan. Penerapan komponen kontruktivisme
(contructivis) adalah dengan dengan penugasan terhadap siswa untuk
membuat kubus dari kubus satuan. Perwujudan komponen penilaian
sebenarnya(authentic assessement) adalah pelaksanaan penilaian oleh guru
yang bukan hanya hasil tulisannya saja. Komponen terakhir adalah
refleksi(reflection) yang diterapkan dengan kegiatan diskusi tentang
kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Diterapkannya pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas
guru dan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL
dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa
dan mendapatkan respon positif dari siswa. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL meningkatkan kemampuan menghitung
volume bangun ruang siswa karena pendekatan CTL melibatkan interaksi
antara siswa dan lingkungan, kebebasan bertanya dan berpendapat, pujian
dari guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik.
Secara umum telah menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes.
Keberanian siswa mencetuskan pendapat, mengeluarkan pendapat,
berinteraksi dengan guru, mampu medemonstrasikan, kerjasama dengan
kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan
partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume bangun
ruang siswa meningkat.
Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan
prestasi belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa
kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
PENUTUP
Pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester
I SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015,
dalam PTK dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar tiap siklus, yaitu siklus I
rata-rata kelas dari nilai evaluasi diperoleh adalah 81,78 dengan kategori baik,
siklus II diperoleh rata-rata 94,28 dengan kategori sangat baik, dan siklus III
diperoleh rata-rata 97,85 dengan kategori sangat baik. Hasil persentase terhadap
nilai evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pada evaluasi siklus I sebanyak
71,42% siswa yang tuntas, siklus II sebanyak 89,28% siswa yang tuntas, dan
siklus III jumlah siswa yang tuntas sangat memuaskan sebanyak 96,42%. Berarti
dengan menggunakan pendekatan CTL siswa dapat belajar tuntas berdasarkan
indikator yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah,Aprilia Nur.2011.Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Mangunsari
Salatiga.skripsi tidak diterbitkan.Salatiga:Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga.
Alwi,Hasan.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga.Jakarta:
Balai Pustaka
Arikunto,dkk.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara
Johnson,Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan
Learning Center(MLC).
Johnson,Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan
Learning Center(MLC).
Handayani,Sari.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.(online).Tersedia:
(http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mem
pengaruhi-belajar. html), diakses tanggal 14 Agustus 2014 pukul 16.12
WIB.
Mudjiono,Dimyati.2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta
Muhibbin,Syah,M.Ed.2000.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru.Bandung: Remaja Rosdakarya
Rosma.2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras
Sanjaya,Wina. 2006. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: KencanaPrenada Media
Group
Sriyanti,Lilik.2009.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Remaja Rosda Karya
Sukmadinata,Nana Saodih.2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung
:Remaja Rosda Karya
Suparno,P.(1997).Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan.Yogyakarta:
Kanisius.
Saputro,Wahyono.2014.Bab II Skripsiku.(online).Tersedia:(http://www.scribd
.com/ doc/67970579/Bab-II-Skripsiku,diakses tanggal 13 Agustus 2014
pukul 09.15 WIB).
Syarif,Ahmad.2012.Sifat-sifat Bangun Ruang.(online):web-matematik.blogspot
.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html, diakses tanggal 13 Agustus
2014 pukul 20.10 WIB).
Tukiran.2010. Penelitian Tindakan kelas.Bandung: Alfabeta