peningkatan penalaran siswa pada konsep tekanan …

131
PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Tri Handono NIM : 021424004 PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 24-Mar-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN

MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMP

PANGUDI LUHUR MOYUDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Tri Handono

NIM : 021424004

PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

i

PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN

MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMP

PANGUDI LUHUR MOYUDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Tri Handono

NIM : 021424004

PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …
Page 4: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …
Page 5: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kepada TUHAN YANG MAHA ESA, karena

berkat rahmat-NYA dan kasih Krunia-NYA, membuat saya

bisa terus berjuang untuk menyelesaikan,skripsi ini dengan

baik.

Karya ini kupersembahkan kepada:

Bapak Agus Sutiya, Ibu Seselia, Pak Sumadi, Ibu Mur, Ibu

Kris Dan segenap keluarga yang ada dijogja, yang telah

memberikan dukungan doa dan materi yang telah diberikan

untuk kelancaran skripsi ini, Serta para pembaca sekalian.

Page 6: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 21 Juni 2010

Penulis

Tri Handono

Page 7: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

vi

ABSTRAK

Tri Handono . “Peningkatan Penalaran Siswa Pada Konsep Tekanan

Melalui Penerapan Metode Problem Solving Di SMP Pangudi Luhur

Moyudan.

Program Studi Pendidkan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penalaran

siswa, prestasi siswa, dan sikap siswa pada penerapan metode problem solving,

pada pokok bahasan tekanan.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Panggudi Luhur Moyudan

yang berjumlah 75 siswa. Data diperoleh melalui beberapa tahap yaitu pretes,

pembelajaran, postes, tes prestasi dan kuiesoner sikap. Soal pretes dan postes

berupa tes pilihan ganda, yang tujuannya untuk mengetahui kemampuan

penalaran siswa, pada konsep tekanan. Soal tes prestasi berupa tes esay, yang

tujuannya untuk mengungkap pemahaman siswa pada konsep tekanan. Sedangkan

kuesioner sikap tujuannya untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode problem solving.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran siswa meningkat, dengan

t = -3.830. Ada korelasi antara penalaran siswa dengan prestasi siswa dengan

indeks korelasi sebesar 0, 386. Dengan menerapkan metode problem solving, pada

pokok bahasan Tekanan, diperoleh sebanyak 59% siswa bersikap netral dan 41%

siswa bersikap positif.

Page 8: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

vii

ABSTRACT

Tri Handono. “Student Reasoning Improvement on Pressure Concept

through Implementation of Problem Solving Methods in Pangudi Luhur

Junior High School Moyudan.”

Program of Study of Physics Education, Majors of Education of

Mathematics and Natural Sciences, University Sanata Dharma Yogyakarta.

The purpose of this research is to determine students’ reasoning

improvement, student achievement and student attitude on implementation of

problem solving method on the subject of pressure.

Research subjects were 75 students of class VII Pangudi Luhur Moyudan.

The data were obtained through several stages, pretest, learning, posttest,

achievement test, and questionnaire of attitude. Pretest and posttest were in form

of multiple-choice test, which is aimed to identify students’ reasoning ability on

pressure concept. Achievement test was in form of essay test, which is aimed to

uncover students’ understanding on pressure concept. While the objective of

questionnaire of attitude to identify students’ attitude towards learning.

The result showed that students’ reasoning improved by t = -3.830. There

is a correlation equal to 0.386 between students’ reasoning and students’

achievement. By applying the problem solving method on the subject of pressure,

the result showed that 59% students were being neutral and 41% students being

positive.

Page 9: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …
Page 10: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan karunia TUHAN YANG MAHA ESA, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Penalaran siswa

pada konsep Tekanan Melalui Penerapan Metode Problem Solving Di SMP

Pangudi Luhur Moyudan, ” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada jenjang pendidikan starata satu.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Paulus Suparno, SJ, Selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran

dan perhatian membimbing sejak awal penyusunan hingga akhir

penulisan skripsi ini

2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si, selaku kaprodi pendidikan Fisika,

yang memberikan dukungan untuk melanjutkan penyelesain skripsi ini

3. Bapak Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan FKIP Sanata

Dharma, yang memberikan dukungan untuk melanjutkan penyelesain

skripsi ini

4. Seluruh Dosen dan KaryawanUniversitas Sanata Dharma, khususnya

Bapak Aloysius Sugeng yang telah mengabdikan diri untuk memberikan

pelayanan terbaik bagi mahasiswa JPMIPA.

5. Bapak Fx. Budiono,S.Pd selaku kepala sekolah SMP pangudi Luhur

Moyudan, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian di sekolah tersebut.

Page 11: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

ix

6. Ibu Maryanti, S.Pd. selaku guru Fisika kelas VIII atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian terhadap siswa-

siswi yang diasuhnya.

7. Kedua orang tuaku tercinta dan dan keluarga mbah Pawiro utomo, yang

telah memberikan motivasi, semangat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Terima kasih untuk teman-teman bint@ngnet, Mas Iwan, Kotrek, Sideh,

dan mas peyek, yang selalu memberikan semangat.

9. Terima kasih untuk,Teman-teman kost Bul-bul, atas semua bantuan dan

dukungan yang di berikan.

10. Teman-teman P Fis 02 terima kasih atas kebersamaan kita kuliah di

selama di Sanata Dharma.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan

caranya tersendiri telah membantu penuls dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun guna

mengembangkan tugas akhir penulis, sehingga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

pembaca sekalian.

Yogyakarta 21 Juni 2010

Penulis

Page 12: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………… i

Halaman Persetujuan Pembimbing ......……………………….. ii

Halaman Pengesahan …………………………………………. iii

Halaman Persembahan …………………………………………. iv

Hal Pernyataan Keaslian Karya ………………………………… v

Abstrak ………………………………………………………….. vi

Abstract ………………………………………………………….. vii

Kata Pengantar …………………………………………………… viii

Daftar Isi …………………………………………………………. x

Daftar Tabel ………………………………………………………. xi

Daftar gambar……………………………………………………... xii

Daftar Lampiran ………………………………...………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian..................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian................................................................... 7

E. Hipotesis................................................................................... 8

BAB II DASAR TEORI .................................................................. 9

A. Hakikat Penalaran ................................................................... 9

B. Tahap Operasi Formal.............................................................. 11

1. Pemikiran Deduktif Hipotesis............................................ 11

2. Pemikiran Induktif Saintifik.............................................. 14

3. Pemikiran Abstraksi Reflektif........................................... 15

C. Pembelajaran Fisika.................................................................. 16

D. Problem Solving..................................................................... 18

Page 13: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

xi

E. Hakekat Kemampuan Pemecahan Masalah.......................... 20

F. Prestasi Belajar..................................................................... 22

G. Pengukuran Ranah Afektif................................................... 23

H. Uraian Tekanan Pada Zat Padat Dan Zat Cair..................... 25

1. Tekanan Pada Zat padat.................................................. 25

2. Tekanan Dalam Zat Cair.................................................. 26

I. KAITAN TEORI DAN PENELITIAN................................. 30

1. Pengaruh Penalaran Siswa Terhadap Keamampuan

Pemahaman siswa ........................................................ 30

2. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap

Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika

Dan Kemampuan Penalaran Siswa................................. 31

3. Pengaruh Teori Dalam Penelitian.................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .…………….................. 33

A. Rancangan Penelitian ................................................................ 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................. 34

C. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................... 35

D. Treatment .................................................................................. 35

E. Instrumen Penelitian................................................................... 36

1. LKS .................................................................................... 36

2. Pre Tes Dan Post Tes...................................................... 37

3. Tes Prestasi........................................................................ 40

F. Validitas..................................................................................... 42

G. Metode Analisis Data................................................................. 43

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ...................................…... 51

A. Data ............................................................................................ 51

B. Analisis Data............................................................................... 56

C. Pembahasan................................................................................. 60

Page 14: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 66

A. Kesimpulan ............................................................................... 66

B. Saran .......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 71

DAFTAR TABEL

Tabel 1 . Kisi-kisi tes penalaran formal .............................................................

Tabel 2. Kisi-kisi tes prestasi..............................................................................

Tabel 3. Kisi-kisi soal kuisoner..................................................................

Tabel 4. Data skor hasil tes penalaran......................................................... 46

Tabel 5. Deskripsi data pretes dan postes.................................................... 46

Tabel 6. Skor tiap item soal dan skor maksimum tes prestasi.................... 48

Tabel 7. Data skor tes prestasi.................................................................... 48

Tabel 8 Deskripsi data hasil tes prestasi...................................................... 49

Tabel 9. Data skor hasil post-tes dan tes prestasi........................................ 49

Tabel 10. Skor item pernyataan kuisioner................................................... 50

Tabel 11. skor rata-rata yang diperoleh tiap siswa...................................... 51

Tabel 12. Kriteria sikap beradasrkan acuan skor rata-rata.......................... 51

Tabel 13. Persentase sikap siswa ............................................................... 52

Tabel 14. Data pretes penalaran.................................................................. 53

Tabel 15. Data postes Penalaran................................................................. 54

Tabel 16. Data tes prestasi ......................................................................... 56

Page 15: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

xiii

Tabel 17. Data sikap siswa......................................................................... 57

Tabel 18 . Paired Samples Statistics........................................................... 58

Tabel 19. Paired Samples Correlations...................................................... 59

Tabel 20. Ringkasan hasil analisis uji–T,

skor postes terhadap skor tes prestasi.......................................... 59

Tabel 21. Hasil analisis korelasi skor postes

terhadap skor tes prestasi............................................................. 60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pendulum/bandul............................................................................... 15

Gambar 2. Pompa hidrolik........................................................................................ 27

Page 16: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan pelajaran........................................................................... 73

Lampiran 2. LKS ............................................................................................. 77

Lampiran 3. Soal tes Penalaran ....................................................................... 90

Lampiran 4. Lembar jawaban dan kunci jawaban tes penalaran..................... 104

Lampiran 5. Soal Tes prestasi dan jawaban tes prestasi .................................. 106

Lampiran 6. Kuiesoner sikap..................................................................................... 110

Lampiran 7. Data hasil pretes dan postes penalaran.......................................... 114

Lampiran 8. Hasil uji-T.................................................................................... 117

Lampiran 9. Data hasil tes prestasi................................................................... 118

Lampiran 10. Uji korelasi postes penalaran dan prestasi................................. 121

Lampiran 11. Data kuesioner sikap siswa........................................................ 122

Page 17: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pelajaran fisika masih dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan,

karena kebanyakan siswa berpendapat bahwa fisika itu hanya rumus-rumus atau

persamaan matematis saja, sehingga fisika identik dengan angka dan rumus.

Akibatnya bagi siswa konsep, prinsip, dan hukum dalam fisika menjadi sulit

dipahami.

Mata pelajaran fisika hendaknya tidak diarahkan semata-mata menyiapkan

anak didik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun

yang lebih penting adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep

sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat

dengan menggunakan komsep-konsep ilmiah, (3) mempunyai sikap ilmiah dalam

memecahkan masalh yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk

berpikir dan bertindak secara ilmiah (Ndraka, 1985:16)

Untuk mewujudkan pembelajaran yang konstruktivis, maka pembelajaran

bukanlah suatu kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid,

melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa untuk membangun sendiri

pengetahuannya. Menurut Court ( Suparno, 1997:65) mengajar berarti partisipasi

dengan pebelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari

kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Di lain pihak pembelajaran

Page 18: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

2

fisika yang hanya menekankan pada aspek produk seperti menghapal konsep-

konsep, prinsip-prinsip fisika atau rumus, tidak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk terlibat aktif dalam proses-proses fisika serta tidak menumbuhkan

sikap ilmiah siswa.

Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan

fisika, pengetahuan logika-matematika dan pengetahuan sosial. Tidak semua

pengetahuan dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Hal ini dapat diketahui dari

contoh yang dikemukakan oleh Piaget yaitu pengetahuan sosial seperti nama hari,

tanda atom dan lambang matematika dapat dipelajari secara langsung. Tetapi

pengetahuan fisik dan logika matematika tidak dapat ditransfer secara utuh dari

pikiran guru ke pikiran siswa tetapi harus dibangun di dalam pikiran siswa sendiri

sebagai usaha keras siswa untuk mengorganisasi pengalaman-pengalamannya

dalam hubungannya dengan skema atau struktur mental yang telah ada

sebelumnya (Dahar, 1988 : 192 ).

Pada proses membangun konsep fisika dalam pembelajaran yang

konstrutivis, diperlukan kreativitas berpikir siswa agar pengetahuan yang di

peroleh bukan sekedar hapalan, tetapi lebih mengarah ke pemahaman yang

lengkap terhadap konsep itu. Supriadi (2001) memaparkan bahwa kreativitas

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah

ada sebelumnya. Sementara itu, Munandar (1999) mengemukakan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,

informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, yaitu

Page 19: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

3

semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama

hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan

masyarakat.

Selain itu menurut Sumarno (Trihadiyanti, 2009) dikatakan bahwa

kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan cara-cara baru bagi

pemecahan problema-problema, baik yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan,

seni sastra atau seni lainnya, yang mengandung suatu hasil atau pendekatan yang

sama sekali baru bagi yang bersangkutan, meskipun bagi orang lain merupakan

suatu hal yang tidak asing lagi.

Mengingat pentingnya kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah perlu

disusun suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas.

Strategi tersebut diantaranya meliputi pemilihan pendekatan, metode atau model

pembelajaran. Menurut Ratnaningsih salah satu pembelajaran yang saat ini sedang

berkembang ialah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk

memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan

pada awal pembelajaran. Masalah yang disajikan pada siswa merupakan masalah

kehidupan sehari-hari (kontekstual). Pembelajaran berbasis masalah ini dirancang

dengan tujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah, belajar berbagai

peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman-pengalaman

nyata (Trihadiyanti, 2009).

Page 20: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

4

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan

pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi

sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan

yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu

jawaban yang benar, artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kreatif. Siswa

diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat

hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada dilingkungannya.

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang

mandiri, artinya ketika siswa belajar, siswa dapat memilih strategi belajar yang

sesuai, terampil menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu

mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya

itu (Depdiknas, 2003). Oleh sebab itu Pembelajaran berbasis masalah yang

digunakan dalam penelitian ini. Siswa diajak untuk belajar dan bekerja

(individu / kelompok) pada situasi masalah, untuk menyelesaikan masalah yang

disajikan pada awal pembelajaran, sehingga siswa diberi kebebasan berpikir

dalam mencari solusi dari situasi masalah yang disajikan.

Kemampuan memecahkan masalah pada siswa dapat dikaitkan dengan

prestasi belajarnya, karena pada dasarnya pelajaran fisika yang diajarkan banyak

menekankan pada pemecahan masalah. Dengan demikian dapat diuraikan bahwa,

prestasi belajar fisika dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan baik bila,

kemampuan memahami gejala-gejala fisika bagi siswa maupun kemampuan

memecahkan masalah dalam fisika dapat berkembang dengan menerapkan

pembelajaran berbasis masalah (problem solving).

Page 21: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

5

Terkait dengan bagaimana siswa melakukan pemecahan masalah fisika,

tidak lepas dari kemampuan berpikir yang dimiliki siswa. Menurut penelitian Ali,

Jika diperhatikan dengan seksama konsep-konsep yang ada dalam materi fisika di

SLTP sebagiannya akan ditemukan konsep-konsep yang sifatnya abstrak. Agar

siswa dapat memahami materi tersebut dengan lebih bermakna maka diharapkan

siswa sudah memiliki penalaran formal. Sebab jika tidak, subyek didik akan

mengalami pseudo learning yaitu belajar yang tidak fungsional. Siswa yang tidak

berada pada tahap konkret operasional bila mencoba mempelajari materi yang

memerlukan proporsional dan probabilitas mungkin akan berhasil dengan

menghafal materi tetapi tidak akan mampu melakukan penalaran. Tentu hal ini

sangatlah merugikan siswa (Wilantara, 2003 : 5).

Penalaran merupakan faktor internal yang dimiliki siswa, hali ini perlu

dikembangkan agar siswa dapat memecahkan persoalan fisika secara ilmiah dan

sistematis, berdasarkan pengalaman mereka terhadap gejala-gejala fisika yang

pernah dialami atau dilihat. Dalam artikelnya Irawati menegaskan bahwa materi

fisika yang memerlukan analisa pemahaman dan penalaran, akan menumbuhkan

motivasi belajar yang relatif kuat dan stabil. Faktor-faktor penyebab rendahnya

motivasi dan berbagai cara yang dapat diterapkan didalam kelas dalam upaya

meningkatkan motovasi belajar siswa perlu selalu dikaji dan dianalisa (Irawati,

2008); Sehingga hasil belajar siswa tidak sebatas hafalan, tetapi perioritasnya

lebih ditekankan pada pemahaman, yang dibangun oleh siswa itu sendiri.

Problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang melatih

siswa untuk berpikir sesuai dengan penalaran yang mereka miliki, untuk

Page 22: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

6

memecahkan persoalan fisika. Model pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini mengajak siswa untuk terlibat secara aktif dalam mengidentifikasi

masalah, mengumpulkan data, menganlisa data, dan menarik sebuah kesimpulan,

yang digunakan untuk pemecahan masalah.

Upaya yang dilakukan dalam membuat rencana pembelajaran pada

penelitian ini, tidak lepas dari keinginan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran baik dari proses maupun hasil. Pembelajaran yang dimaksud juga

mengacu pada pandangan konstruktivisme yaitu bahwa belajar merupakan proses

pengaturan sendiri yang dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi konflik

kognitif. Yang di utamakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan fisika dengan

penalaran yang sudah dimilikinya.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar latar belakang di atas muncul beberapa masalah yang akan

diteliti, yaitu:

1. Apakah penerapan model problem solving dapat meningkatkan

penalaran siswa pada konsep tekanan, di SMP Pengudi Luhur Moyudan?

2. Apakah ada korelasi antara kemampuan penalaran siswa dengan prestasi

siswa pada konsep Tekanan di SMP Pengudi Luhur Moyudan?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan model problem solving pada

konsep tekanan di SMP Pengudi Luhur Moyudan?

Page 23: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

7

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. peningkatan penalaran siswa pada konsep Tekanan;

2. hubungan antara kemampuan penalaran siswa dengan prestasi belajar

siswa;

3. sikap siswa terhadap model problem solving.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

praktisi pendidikan dan peserta didik, yaitu:

1. Model pembelajaran problem solving yang dikembangkan dan

dicobakan ini, diharapkan dapat menambah wawasan para guru IPA

tentang model-model pembelajaran fisika yang menyenangkan.

2. Memberi pengalaman baru bagi siswa tentang cara belajar dengan

model problem solving.

3. Menambah wawasan dan memberi masukan untuk penelitian lanjutan

dalam ruang lingkup yang lebih luas dan pembahasan yang lebih

mendalam, untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Page 24: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

8

E. HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian

ini, maka hipotesis dapat diajukan sebagai berikut:

1. Ada peningkatan penalaran siswa yang signifikan pada pada

konsep tekanan melalui pembelajaran problem solving

2. Ada korelasi positif yang signifikan antara penalaran siswa dan

prestasi siswa.

Page 25: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

9

BAB II

DASAR TEORI

A. HAKEKAT PENALARAN

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang

berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir,

merasa dan bersikap. Sikap dan tindakannya yang bersumber pada pengetahuan

yang didapatkan lewat kegiatan merasa dan berpikir. Penalaran dikaitkan dengan

kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Sebagai suatu kegiatan berpikir

maka penalaran mempunyai ciri tertentu. Ciri yang pertama ialah adanya suatu

pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini penalaran

mempunyai logikanya tersendiri. Ciri yang kedua penalaran adalah sifat analitik

dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang

menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan

untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan

(Suriasumantri, 2003: 42-43).

Menurut Poespoprodjo dan Gilarso (1985:4) logika adalah ilmu kecakapan

berpenalaran, berpikir dengan tepat untuk mengolah pengetahuan yang kita terima

melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Proses

berpikir itu meliputi : mempertimbangkan, merenungkan, membuktikan sesuatu,

menunjukan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran,

mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk

apa sesuatu itu terjadi.

Page 26: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

10

Semua penalaran selalu bertolak dari sesuatu yang sudah ada atau sudah kita

ketahui. Kita tidak mungkin menalar bertolak dari ketidak tahuan. Selalu ada

sesuatu yang tersedia yang kita pergunakan sebagai titik tolak untuk menalar.

Titik tolak itu kita namakan “yang diketahui” yaitu sesuatu yang dapat dijadikan

sebagi premis, evidensi, bukti, dasar bahkan alasan-alasan darimana hal “yang

belum diketahui” dapat disimpulkan (Sumaryo, 1999:76)

Amien (Wilantara, 2003: 39) menyatakan bahwa sesuai dengan teori

perkembangan, anak-anak semakin matang dan berpengalaman setiap harinya,

maka secara perlahan-lahan mereka akan mengembangkan pola berpikir yang

lebih berpengalaman antara usia 12-15 tahun, yaitu anak-anak mulai berpikir

seperti orang dewasa. Mereka mulai menyampaikan pola berpikirnya melalui

simbol, pertimbangan ide-ide yang berlawanan ke realitas, menyusun teori

abstrak, merefleksikannya sesuai dengan proses berpikir dan cara berpikir mereka.

Para siswa mulai menggunakan konsep yang berbeda secara bersama-sama,

seperti halnya waktu dan jarak untuk menyusun konsep baru, misalnya kecepatan

(jarak / waktu). Selama proses belajar, terjadi trial and error sehingga terjadi

proses penyesuaian diri, misalnya ada sekelompok keterampilan yang bila

dikuasai akan mendekatkan siswa ke pola berpikir formal.

Menurut Santyasa (2007) Reasoning merupakan bagian berpikir yang

berada di atas level memanggil (retensi), yang meliputi: basic thinking, critical

thinking, dan creative thinking. Termasuk basic thinking adalah kemampuan

memahami konsep. Kemampuan-kemampuan critical thinking adalah menguji,

menghubungkan, dan mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah,

Page 27: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

11

mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis

informasi, mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari sebelumnya,

menentukan jawaban yang rasional, melukiskan kesimpulan yang valid, dan

melakukan analisis dan refleksi. Kemampuan-kemampuan creative thinking

adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, dan kompleks, inventif, pensintesis,

pembangkit, dan penerap ide.

B. TAHAP OPERASI FORMAL

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan

kognitif menurut Piaget. Ini terjadi pada umur 11 atau 12 tahun keatas, pada tahap

ini remaja sudah dapat berpikir logis, berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan

dapat menarik kesimpulan lepas dari apa yang diamati. Perkembangan pemikiran

pada tahap ini sudah sama dengan pemikiran orang dewasa secara kualitatif.

Perbedaan dengan pemikiran orang dewasa hanya teletak pada kuantitas, yaitu

banyaknya skema pada orang dewasa. Sifat pokok pada tahap operasi formal

adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif saintifik, abstrak reflektif, serta

beberapa ciri lain (Piaget dkk, dalam Suparno, 2001:88-99).

1. Pemikiran Deduktif Hipotesis

Menurut Wadsworth dan Brainerd (Suparno, 2001: 89) pemikiran deduktif

adalah pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari suatu yang umum.

Kesimpulan benar hanya bila premis-premis yang dipakai dalam pengambilan

keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis adalah alasan/argumentasi yang

Page 28: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

12

berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis yang masih

hipotesis. Jadi, seseorang dapat mengambil kesimpulan dari proporsi yang

diasumsikan, tidak perlu berdasarkan kenyataan yang real. Yang menarik dari

pemikiran deduktif ini adalah bahwa remaja sudah dapat mengambil kesimpulan

yang benar dari suatu hipotesis yang dipercaya tidak benar. Wadsworth

memberikan contoh:

Jika semua batu bara berwarna putih

Dan batu granit itu berwarna hitam,

Maka batu granit itu bukan batu bara.

Premis di atas “semua batu bara itu berwarna putih”, salah, karena batu bara tidak

berwarna putih, tetapi seluruh argumentasi di atas benar. Remaja dapat berpikir

seperti itu, yaitu argumentasi benar, meskipun isinya tidak benar. Baginya, karena

batu bara itu kenyataannya tidak putih, maka dapat dibuat argumentasi secara

benar lagi.

Model logika itu lebih untuk menguraikan struktur pemikiran yang

menggaris bawahi aktifitas remaja. Pemikiran logis itu lebih menjelaskan

kompetensi para remaja, bukan kenyataan remaja yang sesungguhnya. Dengan

kata lain, dalam pemikiran remaja, piaget dapat mendeteksi adanya pemikiran

logis itu, meskipun remaja sendiri pada kenyataannya tidak tahu atau belum

menyadari bahwa cara mereka berpikir itu logis. Model logis itu lebih merupakan

hasil kesimpulan piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja, terlepas dari apakah

para remaja sendiri tahu atau tidak. Pemikiran deduktif hipotesis ini meliputi:

Page 29: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

13

a. Sistem kombinasi

Kombinasi ini penting dalam perluasan dan pemajuan pemikiran

remaja. Remaja yang dapat berpikir kombinatoris, akan dapat

mengkombinasikan objek dengan objek, faktor dengan faktor, ide dengan

ide, dan teori dengan teori. Di sini realitas tidak dibatasi oleh segi konkret,

tetapi dalam pengertian kombinasi yang mungkin. Kemampuan ini

menguatkan seorang untuk berpikir deduktif. Contoh yang jelas adalah

kemampuan ramaja untuk membuat kombinasi dan permutasi dalam

mengurutkan beberapa benda yang ada. Misalnya seorang remaja

diberikan 3 kelereng yang berlainan warna. Ada berapa kemungkinan

ketiga kelereng itu disusun? Remaja sudah mulai dapat memikirkan

jawabannya dengan meninjau segala kemungkinan. Kombinasi ini sangat

penting dalam perluasan dan pemajuan pemikiran remaja.

b. Kombinasi objek-objek dan proposisi

Sesudah umur 12 tahun, seseorang sudah dapat mengkombinasikan

objek berdasarkan prinsip kombinasi tanpa dibatasi dengan objek itu. Ia

juga dapat membuat permutasi dengan memperhatikan semua

kemungkinan yang dapat terjadi. Meskipun remaja pada umur 12-15 tahun

belum dapat menentukan hukum-hukum logika yang relevan maupun

menuliskan rumus semua kombinasi gagasan proposisi, ia sudah dapat

mengkombinasikan beberapa gagasan dan hipotesis dalam pernyataan

afirmatif atau negatif yang sederhana. Misalnya, ia dapat mengerti dengan

Page 30: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

14

baik bentuk-bentuk logika: jika…maka, baik ini…maupun itu, tidak

ini…dan tidak itu…dan lain-lain.

2. Pemikiran Induktif Saintifik

Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih umum

berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus. Pemikiran ini banyak digunakan para

ilmuan dan sering disebut metode ilmiah. Pada tahap ini, anak sudah dapat

membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel kontrol,

mencatat hasil dan menarik kesimpulan. Pada tahap pemikiran ini, seorang remaja

sudah dapat memikirkan sejumlah variabel berbeda pada waktu yang sama,

termasuk dalam pemikiran ini adalah kombinasi. Contoh (1) dalam percobaan

elastisitas, seorang diberi lempeng logam yang berbeda penampang , panjang, dan

bahan. Selanjutnya ia disuruh mencari pengaruh panjang tersebut terhadap

elastisitas logam tersebut. Remaja yang berumur 11 atau 12 tahun sudah dapat

membuat hipotesis sebelumnya dan melihat satu demi satu unsur yang

berpengaruh. Remaja yang berumur 14 tahun sudah dapat merencanakan bahwa

semua unsur lain dibuat sama, hanya panjang yang berbeda. Remaja sudah dapat

merencanakan suatu eksperimen, dan menyimpulkan suatu eksperimen dengan

cukup baik. (2) dalam percobaan pendulum, yang terdiri dari bermacam-macam

beban (b), yang berbeda massanya dan juga tali (p) yang panjangnya diubah-ubah.

Selanjutnya beban ditarik sejauh (t) dan dilepaskan sehingga terjadi ayunan

bandul kekiri dan kekanan, Seperti pada gambar (1) dibawah ini:

Page 31: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

15

p

t

b

Gambar 1. Pendulum/bandul, p=tali, b=beban, dan t=kedudukan saat melepaskan

bebeban sehingga terjadi ayunan.

Pertanyaan yang diajukan adalah apa yang mempengaruhi frekuensi

ayunan (jumlah ayunan per detik). Dalam percobaan, ditemukan bahwa anak yang

masih pada tahap operasi konkret cukup sulit untuk menentukan faktor mana yang

mempengaruhi frekuensi ayunan, kebanyakan anak menyatakan bahwa panjang

tali (p), berat beban (b) dan kedudukan beban. Pada tahap operasi formal, remaja

dapat menemukan bahwa yang berpengaruh hanyalah panjang tali (p), sedangkan

yang lain tidak mempunyai pengaruh. Ia sudah dapat membuat desain percobaan,

meneliti dengan lebih cermat dan dapat mengambil kesimpulan yang logis dari

data yang ada (Suparno, 2001: 92-94).

3. Pemikiran Abstraksi Reflektif

Menurut pendapat Wadsworth (Suparno, 2001:95), abstraksi ini adalah

abstraksi yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan matamatis- logis, yaitu

suatu abstraksi tidak langsung terhadap objek itu sendiri. Terjadi suatu abstraksi

karena seseorang melakukan tindakan terhadap objek itu. Misalnya, remaja

menyusun 5 keping uang. Susunan keping itu ditumpuk atau dimasukan dalam

Page 32: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

16

kotak, jumlahnya tetap 5. Pengertian “5” ini adalah abstraksi dari aksi remaja

terhadap keping uang tersebut. “5” itu adalah pengetahuan matematis remaja

tentang bilangan “5”. “5” ini adalah bukan sifat uang. Menurut Piaget dkk (dalam

Suparno, 2001: 120-121) pengetahuan matematis logis adalah pengetahuan yang

dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan suatu objek atau kejadian

tertentu. Pengetahuan ini didapatkan dari abstraksi berdasarkan koordinasi, relasi

atau penggunaan objek. Pengetahuan ini dapat berkembang hanya bila anak

bertindak terhadap objek itu. Dalam taraf tertentu, abstraksi pengalaman

matematis tersebut dapat disimbolkan menjadi suatu logika dan matematika

murni. Dari sini, dapat dimengerti bahwa logika dan matematika murni dapat

mengatasi pengalaman karena tidak terbatas pada sifat-sifat fisis objek itu.

Remaja pada usia 11 tahun keatas sudah dapat berpikir logis, berdasarkan

teori perkembangan kognitif menurut piaget, pemikiran remaja sudah berkembang

ketingkat yang lebih tinggi. Penalaran mempunyai peranan penting dalam

pembelajaran fisika, antara lain kemampuan remaja untuk memahami konsep

fisika dan membantu siswa untuk membangun konsep fisika yang akan atau yang

sudah dipelajarinya.

C. PEMBELAJARAN FISIKA

Sesuai dengan hakekatnya, tujuan pembelajaran fisika meliputi tiga (3)

aspek yakni: pertama, pengetahuan yang meliputi pemahaman konsep, teori,

hukum dan penerapannya; kedua, kemampuan melakukan proses meliputi

pengukuran, melakukan percobaan, bernalar melalui diskusi; ketiga, sikap

Page 33: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

17

keilmuan meliputi berpikir kritis dan analitis, perhatian pada masalah sains dan

penghargaan pada hal-hal yang bersikap sains (Kartika Budi, 1998: 166).

Dari aspek pengetahuan, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa

dapat memahami dan menerapkan ilmunya sesuai dengan tingkat perkembangan

dan tingkat pendidikannya, dari aspek kemampuan melakukan proses, tujuan

pembelajaran fisika adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains,

sedangkan dari aspek sikap tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa

mempunyai sikap keilmuan. Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan

makna dan hakekat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan

informasi dari sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya guru masih

memaknai mengajar sebagai kegiatan transfer informasi dari guru ke siswa.

Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna

atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna

tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu

disaring dengan persepsi , pikiran (pengetahuan awal) dan perasaan siswa.

Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan

guru. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang fundamental

dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah,

1995: 8). Menurut Winkel, (1987:36) belajar adalah suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

Page 34: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

18

sikap. Tetapi perlu diketahui dan diingat bahwa tidak semua perubahan yang

terjadi merupakan hasil proses belajar.

D. PROBLEM SOLVING

Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan.

Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang akan

diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan

baik kelompok ataupun pribadi. Dengan melihat bagaimana cara siswa

memecahkan persoalan dapat dengan mudah dilihat siswa mempunyai salah

pegertian dalam langkah pengerjaanya (Suparno 2007)

Pemecahan masalah dibangun oleh konsep-konsep pemecahan dan

pemecahan masalah. Masalah (problem) adalah suatu situasi yang tak jelas jalan

pemecahannya yang mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk

menemukan jawaban. Pemecahan masalah (problem solving) adalah upaya

individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman

yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak

lumrah (Krulik & Rudnick, dalam Santyasa,2009). Jadi aktivitas pemecahan

masalah diawali dengan konfrontasi dan berakhir apabila sebuah jawaban telah

diperoleh sesuai dengan kondisi masalah. Pembelajaran berbasis pemecahan

masalah menjadi sangat penting, karena dalam belajar, peserta didik cepat lupa

jika hanya dijelaskan secara lisan, mereka ingat jika diberikan contoh, dan

memahami jika diberikan kesempatan mencoba memecahkan masalah (Steinbach,

dalam Santyasa, 2009). Gagasan pembelajaran untuk pemahaman dan pemecahan

Page 35: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

19

masalah tersebut sangat ditentukan oleh lingkungan belajar tempat para siswa

untuk melakukan interaksi akademik dalam membangun pengetahuan.

Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang

mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban dan

problem solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban

berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki

sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut

(Krulik & Rudnick, dalam santyasa, 2007). Jadi kegiatan problem solving diawali

permasalahan yang dihadapi dan berakhir apabila sebuah jawaban telah diperoleh

sesuai dengan kondisi masalah. Kemampuan pemecahan masalah dapat

diwujudkan melalui kemampuan penalaran.

Pada intinya pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran

yang menggunakan masalah dunia nyata disajikan di awal pembelajaran.

Kemudian masalah tersebut diselidiki untuk diketahui solusi dari pemecahan

masalah tersebut. Menurut Torrance (Trihadiyanti, 2009) model pembelajaran

yang berorientasi pada pemecahan masalah seperti pada pembelajaran berbasis

masalah merupakan suatu pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan potensi

yang dimiliki oleh siswa, salah satunya adalah kreativitas siswa. Situasi masalah

yang disajikan dalam pembelajaran tersebut merupakan suatu stimulus yang dapat

mendorong potensi kreativitas dari siswa terutama dalam hal pemecahan masalah

yang dimunculkan. Kreativitas yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran

berbasis masalah ini bukan hanya aspek kognitifnya saja (kemampuan berfikir

kreatif) tetapi juga diharapkan melalui pembelajaran berbasis masalah tersebut

Page 36: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

20

dapat mengembangkan aspek non-kognitif dari kreatifitas yakni kepribadian

kreatif dan sikap kreatif. siswa.

Setiap model yang digunakan dalam pembelajaran fisika mempunyai

kelebihan dan kelemahan, bila diterapkan dalam proses pembelajaran.

- Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.

(1) Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.

(2) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang

dihadapi.

(3) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.

(4) Mendidik siswa percaya diri sendiri.

-Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.

(1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.

(2) Kalau di dalam kelompok itu kemampuan anggotanya heterogen,

maka siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang

siswa yang kurang pandai menjadi pasif sebagai pendengar saja.

E. HAKEKAT KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Masalah akan muncul bila terdapat perbedaan antara situasi yang

diharapkan dengan situasi yang ada, dengan kata lain ada konflik kognitif yang

dialaminya. Suatu permasalahan umumnya selalu menantang orang untuk mencari

solusi, agar tidak lagi terjadi konflik dalam pikirannya. Dalam keadaan ini solusi

yang akan di cari, membutuhkan pemikiran dalam menentukan langkah-langkah

yang harus dilakukan untuk mencapai suatu pemecahan yang sesuai.

Page 37: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

21

Pemecahan masalah merupakan suatu pencapain taraf kognitif yang paling

tinggi yang berarti bahwa suatu tingkat pengembangan daya pikir yang

memerlukan intelektual tinggi dalam memadukan pemahaman konsep-konsep

yang bersesuain dengan masalah yang akan dipecahkan. Salah satu kriteria

pemecahan masalah adalah bahwa peserta didik belum pernah menyelesaikan

jenis persoalan yang dihadapinya, walaupun hal tersebut telah banyak orang yang

menyelesaikannya.

Memecahkan masalah adalah metode yang mengharuskan siswa untuk

menentukan jawaban tanpa bantuan khusus (Nasution, 1984: 173). Pemecahaan

masalah merupakan pengalaman pribadi bagi siswa untuk memenuhi kebutuhan

mereka, agar tidak terjadi konflik dalam pemikirannya. Dari pengalaman yang

sudah mereka alami banyak kejadian alam yang menimbulkan permasalahan/

pertanyaan bagi siswa, “mengapa” bisa begini, terjadi seperti ini, dan seterusnya.

Praktek pemecahan masalah ini akan dapat membantu siswa dalam hal mengitkan

antar bagian pengalaman, aktifitas merumuskan masalah, mengumpulkan fakta,

mencari ide yang sesuai, serta merumuskan kesimpulan, sehingga pengetahuan

dan kemampunnya dapat berkembang secara bertahap.

Dalam proses pemecahan masalah kunci utama terletak pada siswa, guru

hanya sebagai fasilitator yang membantu dan membimbing siswa untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Proses pemecahan masalah dimulai dengan

adanya motivasi yang kuat untuk mencari solusinya. Keinginan ini akan timbul

kepuasan dan kebanggaan tersendiri, bagi siswa.

Page 38: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

22

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa metode problem solving

merupakan suatu proses untuk menyelesaikan masalah yang ada. Untuk

penyelesaian masalah ini dilakukan melalui kegiatan demonstrasi dan eksperimen,

hal ini dilakukan agar gejala-gejala fisika yang menjadi permasalahan (problem)

yang secara langsung dapat di amati dan dialami siswa, sehingga mereka merasa

tertantang untuk mencari pemecahan masalah yang di sajikan, oleh sebab itu

eksperimen dan demonstrasi yang dilakukan, dirancang sebaik-baiknya, agar

dapat menimbulkan konflik kognitif dalam diri siswa.

F. PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah

mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar tersebut dapat diukur melalui

pencapaian hasil indikator-indikator yang telah dirumuskan sebelumnya baik

secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Nawawi (1981), prestasi belajar

merupakan keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar menurut Sunaryo (1983), adalah hasil

perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Suratinah (1984) mengartikan prestasi belajar sebagai suatu

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol

angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu Berdasarkan pengertian tersebut, siswa

dikatakan mempunyai prestasi tinggi bila banyak tujuan yang dicapai. Indikator

Page 39: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

23

yang menunjukkan bahwa siswa mempunyai prestasi belajar tinggi dapat

diketahui dari aspek ingatan, aspek penerapan, dan aspek analisis sintesis.

Prestasi yang dicapai dapat diukur dengan tes prestasi dan hasilnya

diwujudkan dengan nilai. Menurut Winkel (1989: 315) pengukuran merupakan

suatu deskripsi kuantitatif tentang keadaan sesuatu hal sebagaimana adanya atau

tentang perilaku yang tampak pada seseorang. Nilai adalah simbol yang

digunakan untuk menyatakan peringkat keberhasilan siswa baik dalam bentuk

angka maupun huruf. Agar nilai sungguh-sungguh menunjukkan pemahaman atau

penguasaan materi yang telah dipelajari maka kualitas alat ukur atau alat evaluasi

berupa soal harus mewakili seluruh materi yang telah diajarkan. Menurut Saifudin

(1987: 12) terdapat anggapan yang kuat pada siswa bahwa suatu nilai tes yang

baik merupakan tanda prestasi yang tinggi, sedangkan nilai tes yang rendah

merupakan kegagalan dalam belajar.

G. PENGUKURAN RANAH AFEKTIF

Pengukuran ranah afektif digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap

siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan, yang biasanya disebut

dengan kuisioner. Menurut Cronbach pertanyaan afektif tidak memuat jawaban

benar atau salah, tetapi jawaban khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan

internalisasi nilai (Arikunto, 2001:178).

Page 40: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

24

Menurut Arikunto (2001:178-180) pengukuran ranah afektif bertujuan

untuk:

1. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun

siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan

mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak

didiknya.

2. Untuk mengetahui perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai

antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku

anak didik, pemberian laporan kepada orang tua dan penentuan lulus

tidaknya anak didik.

3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang

tepat, sesuai dengan tingkat pencapain dan kemampuan serta

karakteristik anak didik.

Ada beberapa bentuk skala yang digunakan untuk mengukur sikap, antara lain:

a. Skala Likert

Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh

respons yang menunjukan tingkatan. Misalnya: sangat setuju,

setuju, tidak berpendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.

b. Skala pilihan ganda

Skala ini bentuknya seperti pilihan ganda yaitu suatu pernyataan

yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.

Page 41: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

25

c. Skala Thrustone

Skala ini merupakan skala mirip dengan skala Likert, karena

merupakan suatu instrument yang jawabanya menunjukan

tingkatan. Pernyataan yang diajukan kepada responden kira-kira

10 butir , tetapi tidak kurang dari 5 butir.

H. URAIAN MATERI TEKANAN

1. Tekanan Pada Zat padat

Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada satu satuan luas. Jika gaya F

bekerja pada permukaan seluas A. Maka tekanan P yang ditimbulkan oleh

gaya itu dapat dinyatakan:

P = F/A .............................................................................................. (1)

Dengan :

P = tekanan (N/m2)

F = gaya (N)

A = luas permukaan bidang tekan (m2)

Page 42: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

26

2. Tekanan dalam zat cair

a. Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatis adalah tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh

berat zat cair itu sendiri. Sifat-sifat tekanan hidrostatis:

- Makin kedalam dari suatu permukaan zat cair, tekanan zat cair

makin besar

- Titik-titik di dalam suatu zat cair yang kedalamannya sama

mempunyai tekanan yang sama

Tekanan hidrostatis dirumuskan sebagai berikut:

P = ρ g h....................................................(2)

Dengan: P = tekanan hidrostatis (N/m2

atau Pa)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman (m)

b Hukum Pascal

Sebuah palstik yang sudah dilubangi kecil-kecil yang di isi air, kemudian

di tekan dengan kepalan tangan, air tersebut akan memancar kesetiap lubang

pada plastik. Pada percobaan sederhana ini air yang memancar di setiap

lubang pada plastik, besarnya sama kuat. Gejala ini di temukan pertama kali

oleh Ilmuwan Perancis, Blaise Pascal (1623-1662) menemukan bahwa:

Page 43: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

27

“tekanan di dalam fluida dipindahkan ke segala arah dengan besar yang

sama”.

Pemindahan tekanan ke segala arah sama besar dalam suatu cairan

merupakan prinsip yang mendasari alat-alat hidrolik. Jadi, mesin hidrolik yang

dapat mengangkat benda-benda berat tersebut bekerja dengan memanfaatkan

prinsip Pascal. Rem dan dongkrak mobil adalah contoh mesin hidrolik. Mesin

hidrolik menghasilkan gaya yang besar dengan hanya memberikan gaya yang

sangat kecil. Dengan kata lain, mesin hidolik melipat-gandakan gaya. Untuk

lebih memahami hukum pascal perhatikan bejana berhubungan berikut :

Bejana diatas mempunyai luas penampang masing-masing A1 dan A2, berisi zat

cair dan ditutup oleh penghisap. Jika kita memberikan gay F1 pada penghisap A1,

maka akan menghasilkan tekanan. Tekanan yang dihasilkan akan diteruskan

kesegala arah oleh zat cair yang pada bejana tertutup tersebut. Bila tekanan

Gambar 2. Pompa hidrolik

A2 A1

F1 F2

Page 44: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

28

diteruskan (dikerjakan) pada penghisap A2, maka akan menghasilkan gaya

sebesar F2. Berdasarkan hukum pascal, maka tekanan pada penghisap 1 sama

dengan tekanan pada penghisap 2, sehingga diperoleh hubungan:

P1 = P2 ......................................................................(3)

2

2

1

1

A

F

A

F ....................................................................(4)

Dengan: F1 = gaya pada penampang A1 (N)

F2 = gaya pada penampang A2 (N)

A2 = luas penampang penghisap 1 (m2)

A2 = luas penampang penghisap 1 (m2)

c. Hukum Arhcimedes

Bila kita menyelam dalam air, kemudian mengangkat batu, maka batu

tersebut akan terasa lebih ringan dibandingkan, bila mengangkat batu tersebut

kita angkat di darat. Hal ini disebabkan oleh gaya keatas yang dialami oleh

batu didalam air.

1) Gaya keatas

Orang yang pertama kali menyelidiki besar gaya keatas dalam zat cair

adalah Archimedes, sehingga dikenal dengan prinsip Archimedes, yaitu:

“Benda yang diceupkan sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan

mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak”.

Page 45: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

29

Untuk mengetahui gaya keatas yang diakibatkan oleh suatu benda

yang tercelup didalam zat cair, maka dirumuskan:

Fa = Vb ρ g ...........................................................(5)

Dengan: Fa = gaya keatas

Vb = volume benda (m3)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

2) Terapung, melayang dan tenggelam

Karena ada gaya keatas yang dialami benda sewaktu tercelup didalam zat

cair, maka bila suatu benda dimasukan kedalam zat cair, benda tersebut

dapat terapung, melayang atau tenggelam.

1) Syarat Benda yang terapung, adalah bila:

a) gaya keatas = berat benda atau Fa = Wb,

b) massa jenis benda < massa jenis zat cair atau ρb < ρc

2) Syarat Benda yang melayang, adalah bila:

a) gaya keatas = berat benda atau Fa = Wb

b) massa jenis benda = massa jenis zat cair atau ρb = ρc

3) Syarat Benda yang tenggelam, adalah bila:

a) gaya keatas < berat benda atau Fa < Wb

b) massa jenis benda > massa jenis zat cair, atau ρb > ρc

Page 46: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

30

I. KAITAN TEORI DAN PENELITIAN

1. Pengaruh Penalaran Siswa Terhadap Keamampuan Pemahaman siswa

Kemampuan penalaran siswa mempunyai pangaruh terhadap

pemahaman siswa terhadap konsep fisika yang akan dipelajarinya. Secara

umum siswa yang intelegensi matematis-logisnya rendah akan mengalami

kesulitan dalam menangkap konsep fisika, terlebih yang sifatnya abstrak

(Suparno, 2005). Karena dalam mengkonstruksi pengetahuan fisika, siswa

kurang mampu mengkonstruksi pengetahuannya secara lengkap.

Hal ini tidak dapat dihindari, karena pada dasarnya setiap siswa

memiliki kemampuan penalaran yang berbeda-beda. Untuk membantu siswa

dalam mengembangkan kemampuan penalarannya, dibuat suatu model

pembelajaran yang dapat mengajak siswa mangalami konflik kognitif, yang

dalam prosesnya siswa di latih untuk menggunakan kemampuan kognitif dan

psikomotoriknya, untuk mengamati, memperoleh data, dan menganalisa

fenomena/gejala fisika, dan akhirnya menarik suatu kesimpulan.

Pentingnya melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan

penalaranya, agar siswa mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari.

Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-de baru dengan

kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Menurut

konstruktivisme siswa bertanggung-jawab atas hasil belajarnya, sehingga

mereka membawa pengertian yang lama dalam situasi belajar yang baru.

Page 47: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

31

2. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan

Memecahkan Masalah Fisika Dan Kemampuan Penalaran Siswa

Problem solving menuntut siswa secara individual atau kelompok

untuk mencari jawaban dari serangkaian pertanyaan berdasarkan informasi yang

diberikan. Salah satu model pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran

problem solving, yaitu pembelajaran yang didesain guru dalam rangka memberi

tantangan kepada siswa melalui penugasan (pertanyaan) konsep fisika. Guru

sebagai motivator siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa

dalam proses memecahkannya. Model problem solving dapat mendidik siswa

berpikir secara sistematis, mampu mencari berbagai jalan keluar dari berbagai

aspek dan dapat mendidik siswa untuk lebih percaya diri dalam belajar.

Selama proses pemecahan masalah siswa di ajak untuk berpikir sesuai

dengan kemampuan penalaran yang dimilikinya. Hasil proses belajar dapat

diamati, maka perubahan keterampilan siswa selama melaksanakan proses

pembelajaran juga dapat diamati dan dinilai tingkat perkembangnnya dalam suatu

indikator dan taraf keterampilan berpikir/penalaran. Keterampilan berproses siswa

dapat dilihat dengan mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan atau

menanggapi, menyampaikan ide atau pendapat, mendengarkan secara aktif,

berada dalam tugas, dan sebagainya. Selanjutnya setelah proses pembelajaran

berakhir maka akan dapat diukur hasil belajar dengan suatu indikator kemampuan

kognitif

Untuk membantu siswa dalam proses penalarannya, digunakan LKS,

yang isinya beberapa permasalahan fisika pada konsep tekanan pada zat cair.

Page 48: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

32

Pembelajaran diawali dengan memberikan permasalahan, yang disajikan sifatnya

dapat menimbulkan konflik kognitif dalam diri siswa. Misalnya: Mengapa kapal

laut yang beratnya ribuan ton dapat terapung, tetapi batu yang kecil tenggelam

dalam air? Untuk kasus ini siswa dituntut untuk mencari pemecahan masalah

tersebut, agar lebih efektif maka siswa diajak untuk melakukan eksperimen

sederhana, agar siswa memperoleh data-data, menganalisia dan menarik suatu

kesimpulan, yang merupakan pemecahan dari permasalahan.

3. Pengaruh Teori Dalam Penelitian

Teori yang diungkapkan sebelumnya merupakan acuan dasar dan

mempunyai pengaruh terhadap pembuatan instrument penelitian. Dalam

penelitian ini secara khusus mengangkat permasalahan, bagaimana pengaruh

metode problem solving yang akan diterapkan dengan bantuan LKS, terhadap

kemampuan penalaran, prestasi dan sikap siswa. Oleh sebab itu instrument

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi LKS, tes penalaran, tes prestasi,

dan kuesioner sikap siswa

LKS disusun berdasarkan teori problem solving, hakekat penalaran, dan

berdasarkan materi tekanan zat cair. kegiatan pembelajaran menggunakan

LKS, dibantu dengan demonstrasi dan kegiatan eksperimen sederhana, yang

isinya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa untuk

membangun konsepnya.

Tes penalaran dibuat berdasarkan teori hakekat penalaran, tahap

operasional formal dan konsep tekanan pada zat cair. Menurut teori ada

Page 49: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

33

berbagai macam penalaran yang dimiliki siswa, tetapi dalam tes ini ini hanya

menggunakan dua penalaran umum yang sering digunakan siswa dalam

proses berpikirnya, yaitu penalaran deduktif dan induktif. Tes prestasi dibuat

berdasarkan teori prestasi belajar, dan materi tekanan zat cair, sedangkan

kuesioner sikap disusun berdasarkan teori pengukuran ranah afektif,

menggunakan skala likert, yang tujuannya untuk mengetahui sikap siswa

terhadap pembelajaran problem solving yang diterapkan pada penelitian.

Page 50: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Design One Group Pretest-Postest. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek

tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen

tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada.

Rancangan eksperimennya disajikan dalam tabel berikut:

O X O

Pretest Treatment Postest

Jenis Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Karena dalam

menganalisis data kesimpulan yang diambil berdasarkan data dengan perhitungan

secara statistik yaitu: korelasi dan uji-T, dan menghitung persentase dari sikap

siswa terhadap pembelajaran problem solving yang diterapkan.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pangudi

Luhur Moyudan. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP yang

berjumlah 75 orang.

Page 51: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

35

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Waktu

penelitian pada 28 januari 2010 sampai pada 17 Februari 2010.

D. TREATMEN

Dalam proses penelitian ini digunakan metode pembelajaran problem

solving, siswa secara berkelompok dan individu, melakukan kegiatan

pembelajaran memecahkan persoalan fisika pada materi pokok Tekanan pada

benda padat dan tekanan dalam zat cair.

Proses pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1. Pada awal pembelajaran siswa diberi ilustrasi permasalahan fisika sehari-

hari yang terkait dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan,

tujuannya untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa dan memberikan

gambaran kepada siswa mengenai permasalahan yang akan dicari

solusinya. Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok, yang

masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa

2. Siswa mengamati demonstrasi yang disajikan dalam pembelajaran. Agar

proses pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka

peneliti mamberikan LKS, yang isinya merupakan pertanyaan yang harus

dijawab siswa. Beberapa kelompok ditunjuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas dan ditanggapi oleh siswa lainnya.

Page 52: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

36

3. Proses pembelajaran selanjutnya, peneliti memberikan tanggapan dan

kesimpulan dari kegiatan yang telah dikerjakan siswa, yaitu

menghubungkan pemecahan permasalahan yang telah dilakukan siswa

dengan konsep tekanan yang akan disampaikan.

4. Pada akhir proses pembelajaran peneliti memberikan latihan soal dan

pemberian tugas secara individu, yang berkaitan dengan masalah fisika

yang berkaitan dengan tekanan dalam kehidupan sehari-hari.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan

tes tertulis meliputi: tes penalaran, tes prestasi dan pengisian kuesioner. Tes

penalaran dan tes prestasi dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif mengenai

kemampuan penalaran siswa dan pemahaman siswa mengenai konsep tekanan

pada benda padat dan tekanan dalam zat cair. Sedangkan pengisian kuesioner

dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif mengenai sikap siswa terhadap

metode problem solving. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

1. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS merupakan panduan bagi siswa dalam melakukan proses pembelajaran,

dengan metode problem solving, yang isinya berupa persoalan fisika pada konsep

Tekanan pada benda padat dan tekanan dalam zat cair, yang harus dijawab siswa

Page 53: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

37

secara kelompok. Jawaban siswa ini dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui

sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan dengan

menggunakan penalaran yang sudah mereka dimiliki.

Gambaran LKS yang digunakan, pada penerapan metode problem solving:

LKS 1

Pokok bahasan: TEKANAN PADA ZAT PADAT

Pertanyaan:

1. Perhatikan gambar berikut

Ketiga logam A, B, dan C terbuat dari bahan yang sama, bila dipukul

dengan gaya yang sama, menurutmu logam mana yang akan menancap

paling mudah pada kayu? Mengapa?

LKS yang digunakan, secara lengkap dapat di lihat pada lampiran 2, pada

halaman 67 s/d halaman 79.

2. Pre Tes Dan Post Tes

Pre Test dilakukan sebelum proses pembelajaran, dengan bentuk soal

pilihan ganda. Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

penalaran siswa pada konsep Tekanan pada benda padat dan tekanan dalam zat

A B C

kayu

1000N 1000N 1000N

Page 54: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

38

cair, sebelum pembelajaran problem solving. Sedangkan post-tes tujuannya untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan penalaran siswa setelah pembelajaran

problem solving. Soal-soal pretes dan postes, disusun berdasarkan indikator

penalaran yang mengungkapkan kemampuan siswa dalam melakukan penalaran.

a. Kisi-Kisi Soal Penalaran

Pokok Bahasan : Tekanan pada benda padat dan Tekanan dalam zat cair

Jumlah Soal : 20 butir

Bentuk Soal : Pilihan ganda

Waktu : 60 menit

Tabel 1. Kisi-kisi tes penalaran

b. Soal Pretes Dan Postes Yang Digunakan

1) Penalaran Deduktif

Soal no 1

Penalaran Kemampuan yang diukur No soal Jml

Tekanan

Deduktif

hipotesis

Pemikiran yang menarik kesimpulan dari

suatu yang umum ke suatu yang lebih

khusus.

1,2,3,4,5,6,7,8,9,

10 10

Induktif

saintifik

Pemikiran yang menarik kesimpulan

berdasarkan kejadian yang khusus ke

suatu yang lebih umum

11,12,13,14,15,1

6,17, 18,19,20 10

Jumlah 20

Page 55: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

39

Ketiga buah logam (A, B, dan C) yang terbuat dari bahan yang sama di pukul

dengan kekuatan (gaya) yang sama. Manakah yang akan menancap paling dalam

pada alas meja dibawahnya ?

a. A, karena semakin luas penampang yang bersentuhan dengan meja maka tekanan

yang diteruskan juga semakin besar, tekanan berbanding lurus dengan luas

penampang.

b. B, karena semakin kecil luas penampang maka tekanannya semakin besar.

Seluruh gaya akan terkonsentrasi pada luas penampang yang kecil sehingga

tekanannya menjadi besar.

c. C, bentuk geometris dari benda sangatlah mempengaruhi tekanan suatu benda.

Benda C memiliki luas penampang yang sama pada bagian atas dan bawahnya

sehingga menjadi lebih stabil. Kestabilan ini sangatlah mempengaruhi besarnya

tekanan pada alas meja.

d. Semuanya menancap dengan tekanan yang sama karena gaya yang diberikan

padanya besarnya sama. Logam tersebut hanyalah berfungsi meneruskan tekanan

martil kepada meja.

2) Penalaran Induktif:

soal no 13.

Dua buah balok P dan Q terbuat dari bahan yang sama, bila balok Q yang

massanya 4 kg akan terapung, di masukan kedalam air, apakah kayu P yang

memiliki massa 100 kg juga terapung? Jelaskan?

a. B, akan tenggelam karena kubus yang berat pasti akan tenggelam dalam air.

b. B, akan tenggelam karena benda yang bentuknya besar akan tenggelam

dalam air.

Page 56: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

40

c. B, akan tetap terapung karena memiliki massa jenis yang sama dengan A,

bila A terapung maka B juga pasti terapung.

d. Tidak bisa ditentukan, tergantung pada batas minimum air untuk menopang

benda B, bila massa B terlalu besar dan air tidak mampu menopangnya maka

balok B akan tenggelam meskipun A yang terbuat dari bahan sama terapung

dalam air.

selengkapnya, soal tes penalaran dapat dilihat pada lampiran 3, pada halaman 80

s/d halaman 93.

3. Tes Prestasi

Tes prestasi digunakan untuk melihat hasil belajar siswa, setelah

melakukan kegiatan problem solving. Agar dapat diketahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap penerapan konsep Tekanan pada benda padat dan

tekanan dalam zat cair yang telah dipelajari.

a. Kisi-kisi tes prestasi

Pokok bahasan : Tekanan pada benda padat dan tekanan dalam zat cair

Kompetensi dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes

melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari

Kelas : VIII

Alokasi waktu : 2 JP

Page 57: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

41

Tabel 2. Kisi-kisi tes prestasi

Kemampuan yang diukur No Soal Skor

Pengetahuan 1,4 5

Pemahaman

2,8 5

10 10

Penerapan

3 10

6,7,9 15

b. Contoh soal tes prestasi yang digunakan

1) Pengetahuan

Soal no 1:

Apakah yang dimaksud dengan tekanan?

2) Pemahaman

Soal no 8

Bagaimana hubungan antara gaya keatas dan gaya berat pada saat benda

tenggelam, melayang dan terapung, didalam air?

3) Penerapan

Soal no 9

Sebuah balok dengan massa jenis 800 kg/m3, digantung didalam air, hanya ¾

bagian volumenya berada dibawah permukaan air (ρ = 1000kg/m3), bila balok

berukuran 1 m3. Tentukan:

a. Besar Gaya apung yang dialami balok

b. Berat balok didalam air

Secara lengkap soal tes prestasi dapat dilihat pada lampiran 5, pada halaman 98

s/d halaman 99

Page 58: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

42

4. Kuisioner Sikap

Instrument ini merupakan refleksi dan evaluasi terhadap metode problem

solving yang digunakan dalam pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui

bagaimana sikap siwa terhadap metode pembelajaran yang telah diterapkan pada

penelitian ini

a. Kisi-kisi kuisioner

Penggolongan pernyataan dalam kuisioner sikap berdasarkan

_able_er dan kondisi: perhatian, kepuasan dan percaya diri.

Tabel 3. Kisi-kisi soal kuisoner

kondisi

Minat Motivasi

Nomor

pernyataan positif

Nomor

pernyataan

negatif

Nomor

pernyataan

positif

Nomor

pernyataan

negatif

perhatian 1, 15, 21,24, 29 4,10,26 2, 8, 9, 11,17,

20, 23,24, 28 12, 15, 22,29

percaya

diri 3, 6, 11, 27, 30 9, 17 1, 13, 25,35 3, 7, 19

kepuasan 7, 12, 14,16, 18,

19,32, 33, 34 31

5, 10, 14,21, 27,

32,36 34

b. Contoh soal kuisioner yang digunakan

Secara lengkap kuisioner dapat dilihat pada lampiran 6, pada halaman 100 s/d

halaman 103.

Pernyataan Pilihan jawaban

1. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini,saya

percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi

saya.

2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik

bagi saya.

36 …

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

Page 59: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

43

F. VALIDITAS

Untuk mengetahui validitas Instrumen digunakan validitas isi (content

validity). Menurut Masidjo (1995), yang dimaksud dengan validitas isi adalah

suatu validitas yang menunjukan sampai dimana isi suatu tes mencerminkan hal-

hal yang akan diukur. Untuk itu diperlukan pemeriksaan kembali terhadap hal-hal

atau bahan yang diteskan atau yang telah diajarkan. Oleh sebab itu sebelum

digunakan dalam penelitian, instrument penelitian tersebut didiskusikan terlebih

dahulu dengan Dosen pembimbing dan Guru, untuk mengetahui kegunaan dan

kelayakannya dalam penelitian.

G. METODE ANALISIS DATA

Proses meneliti data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah

dikumpulkan baik dari lembar observasi keterlibatan siswa, kuisioner sikap siswa

terhadap penggunaan metode problem solving, tes prestasi, maupun kemampuan

penalaran siswa berupa hasil Pre-Test maupun Post-Test. Hasil dari Pre-Test

dibandingkan dengan hasil Post-test, untuk melihat peningkatan kemampuan

penalaran siswa mengenai konsep Tekanan zat cair setelah pembelajaran problem

solving.

Hasil tes prestasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa mengenai konsep yang telah disampaikan dengan metode problem solving.

Tes prestasi ini kemudian di korelasikan dengan hasil Post-Tes, untuk mengetahui

bagaimana hubungan antara kedua _able_er ini, setelah proses pembelajaran

Page 60: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

44

problem solving. Sedangkan kuisioner sikap, merupakan instrument yang

digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa setelah pembelajaran

problem solving dilaksanakan.

1. Peningkatan Penalaran siswa

Soal penalaran berbentuk pilihan ganda dengan jumlah option 4

buah. Bobot yang soal yang dijawab benar = 1 dan yang dijawab salah = 0,

dengan alokasi waktu selama 60 menit dengan jumlah soal sebanyak

20 buah, dengan skor maksimal 100. Skor yang diperoleh dihitung dengan

persamaan:

Skor Tes penalaran = ( jumlah jawaban benar/20) x 100................(6)

Kemudian skor dibuat dalam tabel, seperti tabel 4 berikut:

Tabel 4. Data skor hasil tes penalaran

No Skor Pretes (X) Skor Postes (Y)

1

2

n Jumlah skor ∑X ∑Y

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan penalaran siswa,

berdasarkan skor pre-tes dan pos-tes dialakukan uji _able_er_,

menggunakan uji-T dua kelompok dependent, dengan bantuan _able_er

dalam proses perhitungannya menggunakan program SPSS.

Page 61: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

45

2. KORELASI ANTARA POSTES PENALARAN DAN TES PRESTASI

a. Tes Prestasi

Untuk memperoleh data hasil tes prestasi, diawali dengan membuat

skor untuk masing-masing item soal dan menentukan skor maksimumnya,

seperti yang ditampilkan pada _able 5 berikut:

Tabel 5. Skor tiap item soal dan skor maksimum tes prestasi

No soal Skor tiap item

k1 5

2 5

3 10

4 5

5 5

6 15

7 15

8 5

9 15

Skor maksimal 80

Kemudian, Skor tes prestasi yang diperoleh siswa, dihitung dengan

persamaan:

Skor tes prestasi = (Skor yang diperoleh/80) x 100...................(10)

Hasil perhitungan ini merupakan data skor prestasi setiap siswa yang

ditampilkan dalami tabel 6 berikut:

Page 62: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

46

Tabel 6. Data skor tes prestasi

b. Korelasi Antara Post-Tes Dengan Hasil Tes Prestasi

Untuk mengetahui hubungan antara hasil postes dan tes prestasi,

dilakukan uji korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson product

moment, dengan bantuan program SPSS. Data yang akan dikorelasikan,

adalah skor pretes penalaran dan skor tes prestasi, yang disajikan dalam

tabel 7 berikut:

Tabel 7. korelasi skor post-tes dan skor tes prestasi

No Skor post-tes (X) Skor tes prestasi (Y)

1

2

3

n

3. Sikap siswa terhadap Pembelajaran problem solving

a. Skor Untuk tiap pernyataan dalam kuisioner

Skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam

kuisoner Minat Siswa dan kuisioner Motivasi Siswa dibuat dengan

ketentuan, seperti dalam tabel 8 berikut:

No Skor tes prestasi

1

2

n

Page 63: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

47

Tabel 8 . Skor item pernyataan kuisioner

Item pernyataan Skor

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Ragu-ragu 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

b. Penentuan skor kuisioner dan kriteria sikap

Skor kuisioner diperoleh dengan menjumlahan skor pernyataan,

berdasarkan jawaban siswa, dan menentukan skor rata-rata (mean) yang

diperoleh. Dalam proses perhitungan jumlah skor dan skor rata-ratanya,

digunakan program komputer, menggunakan Microsoft excel.

Tabel 9. Skor Rata-Rata Yang Diperoleh Tiap Siswa

No

absen

Skor pernyataan siswa tiap soal

2

1

1

1

Jlh Rata- rata

1 2 3 .. 36

1

2

3

...

Dalam menentukan kriteria sikap siswa terhadap metode

pembelajaran Problem solving, dikelompokan berdasarkan acuan nilai

rata-rata hasil tes kuisoner, seperti pada tabel 10 berikut:

Page 64: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

48

Tabel 10. Kriteria sikap beradasarkan acuan skor rata-rata

Untuk mengetahui secara umum sikap siswa terhadap metode problem

solving yang di digunakan dalam penelitian, analisis data dilakukan dengan

cara membuat pengelompokan berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh

nilai rata-rata dari kriteria sikap siswa, kemudian dibuat dalam bentuk

persentase. Pengelompokanya disajikan seperti pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Persentase sikap siswa

Skor rata-rata Kriteria sikap

1,00 -1,49 Sangat negatif

1,50-2,49 Negatif

2,50-3,49 Netral

3,50-4,49 Positif

4,50-5,00 Sangat positif

Kriteria Sikap Jumlah siswa Persentase

[jlh siswa/jlh seluruh siswa) x 100%]

Sangat negatif

Negatif

Netral

Positif

Sangat positif

Page 65: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

49

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. DATA

Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai hasil pretes, postes, tes

prestasi, dan sikap siswa. Deskripsi data dirangkum dalam tabel berikut:

1. Data Pretes Dan Postes Penalaran

Tabel 12 berikut merupakan rangkuman data hasil pretes dan

postes penalaran siswa:

Tabel 12. Data hasil pretes dan postes penalaran

No

Skor

Pretes

(X)

Skor

Postes

(Y)

1 40 40

2 50 55

3 50 55

4 55 60

5 60 75

6 45 60

7 55 55

8 55 50

9 40 50

10 55 80

11 45 40

12 45 50

13 50 55

14 35 35

15 40 40

16 20 30

Page 66: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

50

17 45 35

18 50 40

19 35 60

20 45 55

21 35 35

22 60 80

23 40 30

24 50 50

25 40 50

26 60 65

27 30 55

28 55 40

29 50 80

30 40 45

31 25 50

32 40 35

33 50 40

34 50 75

35 60 55

36 45 65

37 60 40

38 55 65

39 35 35

40 30 40

41 40 70

42 30 20

43 40 55

44 45 50

45 35 40

46 40 45

47 50 45

48 50 35

49 40 65

50 30 55

51 55 50

52 60 55

53 30 40

54 60 60

55 35 40

Page 67: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

51

56 30 45

57 55 55

58 35 40

59 55 45

60 30 35

61 55 40

62 50 50

63 40 30

64 45 45

65 30 60

66 30 35

67 50 50

68 40 45

69 40 50

70 25 45

71 40 30

72 20 45

73 45 65

74 40 50

75 35 30

Jumlah 3255 3665

Rata-rata 43.40 48.87

Standar

deviasi 10.37 12.93

Secara lengkap hasil pretes dan postes penalaran dapat dilihat pada

lampiran 7 pada halaman 104 s/d halaman 107.

Page 68: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

52

2. Data Hasil Tes Prestasi

Pada tabel 13 berikut ditampilkan rangkuman data hasil tes prestasi

siswa:

Tabel 13. Data Hasil Tes Prestasi

NO Skor tes prestasi

1 72,5

2 22,5

3 57,5

4 90

5 80

6 78,8

7 51,3

8 98,8

9 30

10 88,8

11 51,3

12 52,3

13 65

14 53,8

15 65

16 17,5

17 56,3

18 32,5

19 72,5

20 77,5

21 83,8

22 96,3

23 38,8

24 75

25 67,5

26 65

27 76,3

28 86,3

Page 69: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

53

29 53,8

30 66,3

31 56,3

32 46,3

33 83,8

34 66,3

35 52,5

36 83,8

37 92,5

38 78,8

39 28,3

40 613

41 51,3

42 58,8

43 83,8

44 57,5

45 40

46 31,3

47 65

48 65

49 83,8

50 77,5

51 81,3

52 65

53 46,3

54 43,8

55 33,8

56 47,5

57 65

58 71,3

59 66,3

60 52,5

61 65

62 68,8

63 65

64 55

Page 70: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

54

65 81,3

66 62,5

67 67,5

68 62,5

69 67,5

70 27,5

71 41,3

72 26,3

73 60

74 46,3

75 43,8

Jumlah 4600

Rata-rata 61,33

Standar

deviasi 18,64

Secara lengkap hasil tes prestasi dapat dilihat pada lampiran 108 s/d

halaman 110.

3. Sikap Siswa

Tabel 14 berikut merupakan rangkuman mengenai sikap siswa

terhadap pembelajaran problem solving, yang disajikan sebagai

berikut:

Tabel 14. Data sikap siswa

Kriteria Sikap Jumlah siswa Persentase

Sangat negatif 0 0%

Negatif 0 0%

Netral 44 59%

Positif 31 41%

Sangat positif 0 0%

Page 71: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

55

Dari data sikap siswa yang disajikan dalam tabel 14, sikap siswa

terhadap pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut:

a. Sebanyak 44 siswa atau 59 % dari jumlah siswa, bersikap netral

terhadap pembelajaran problem solving yang diterapkan.

b. Sebanyak 31 siswa atau 41 % dari jumlah siswa, bersikap

positif terhadap pembelajaran probelem solving yang telah

diterapkan.

Selengkapnya data sikap siswa, terhadap pembelajaran problem

solving dapat dilihat pada lampiran, pada halaman 112 s/d halaman 114.

B. ANALISIS DATA

1. Peningkatan penalaran siswa

Pada tabel 15 merupakan rangkuman hasil uji-T, antara peretes dan

postes penalaran, menggunakan program SPSS.

Tabel 15. Ringkasan uji–T, antara skor pretes terhadap skor

postes penalaran

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 pretest 43.4000 75 10.37018 1.19744 postest 48.8667 75 12.93365 1.49345

Page 72: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

56

Paired Differences

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest -

postest -5.46667 12.36203 1.42744 -8.31091 -2.62242 -3.830 74 .000

Tabel 15 menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard

devisiasi dari perbandingan pretes dan postes penalaran. Untuk pretes

sebelum pembelajaran problem solving skor rata-rata yang dipeoleh

siswa sebesar 44,4. Sedangkan sesudah pembelajaran problem solving ,

rata-rata skor yang diperoleh sebesar 48,7.

Dari hasil analisis pada tabel 15, diperoleh : t = -3.830, dan p =

0.000 < α =0.05. Hal ini berarti bahwa probabilitas kurang dari 0.05,

artinya ada peningkatan penalaran siswa yang signifikan pada konsep

tekanan melalui pembelajaran problem solving.

2. Korelasi antara postes penalaran dan hasil tes prestasi

Tabel 16. Korelasi antara post tes dengan tes prestasi

postes prestasi

postes Pearson

Correlation 1 ,386(**)

Sig. (2-tailed) . ,001

N 75 75

prestasi Pearson

Correlation ,386(**) 1

Sig. (2-tailed) ,001 .

N 75 75

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 73: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

57

Pada tabel 16 hasil korelasi diperoleh nilai r = 0,386, dengan nilai

p = 0,001 < α = 0,05, maka signifikan. Jadi ada korelasi antara hasil

postes penalaran dengan hasil tes prestasi.

3. Sikap siswa terhadap pembelajaran problem solving

Dari tabel 14 diperoleh sebesar 59% siswa bersikap netral dan

sisanya 41 % siswa bersikap positif terhadap pembelajaran problem

solving. Ini berarti sikap siswa terhadap metode problem solving yang

diterapkan, siswa cendrung bersikap netral. Variabel sikap mempunyai

pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa, sehingga bila dilihat

dari hasil tes penalaran dan prestasi siswa, skor rata-rata yang dicapai

untuk kedua tes yang dilakukan, tergolong rendah. Secara umum sikap

siswa terhadap metode problem solving, mempengaruhi prestasi dan

kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran fisika

Ada beberapa kemungkinan yang mempengaruhi sikap siswa

terhadap pembelajaran ini, antara lain:

a. Minat siswa terhadap fisika, masih rendah sehingga pada penerapan

metode problem solving, siswa belum bisa mengikuti pembelajaran

secara maksimal.

b. Siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran problem

solving, siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan

permasalahan, karena ada konsep fisika yang belum dipahami.

Misalnya pada konsep massa jenis dan gaya berat. Pada konsep

Page 74: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

58

massa jenis, pemahaman siswa pada konsep ini masih belum

lengkap, siswa belum memahami makna massa jenis secara fisis dan

matematis. Hal ini teramati pada saat melakukan percobaan hukum

Archimedes, sebagian besar siswa, mengangap bahwa setiap benda

padat pasti akan tenggelam bila dicelupkan didalam zat cair.

4. Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini masalah utama yang dikaji adalah mengenai

peningkatan penalaran siswa, di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Yang

masih mempunyai keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian

ini. Khususnya pada pemilihan sampel yaitu kelas yang dijadikan

sampel dalam penelitian terlalu besar, sehingga tidak semua siswa ikut

terlibat dengan sungguh-sungguh, dalam mengikuti pembelajaran

problem solving yang diterapkan. Dalam mempersiapkan pembelajaran

problem solving, peneliti masih mengalami kesulitan dalam memilih

dan menentukan permasalahan yang sifatnya dapat, menimbulkan

konflik kognitif dalam diri siswa untuk menyelesaikan masalah pada

konsep tekanan.

Page 75: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analis data, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dengan menerapkan metode problem solving, pada pokok bahasan

tekanan, penalaran siswa mengalami peningkatan yang signifikan,

dengan t = -3.830, p = 0,00 dan α = 0,05.

2. Ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan penalaran siswa

dengan prestasi belajar yang dicapai siswa dengan angka korelasi

sebesar 0, 386, p = 0,001 dan α = 0,05

3. Sebanyak 59% siswa bersikap netral dan 41% siswa bersikap positif

terhadap metode problem solving yang diterapkan. Artinya sebagian

besar siswa cendrung bersikap netral terhadap metode problem solving

yang diterapkan.

Page 76: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

60

B. SARAN-SARAN

1. Dalam pemilihan kelas yang akan di jadikan sampel penelitian untuk

penerapan metode problem solving, sebaiknya dipilih kelas berkapasitas

kecil (20-30 siswa), agar kelas dapat dikontrol dengan baik.

2. Dalam menentukan permasalahan pada metode problem solving,

sebaiknya dipilih permasalahan fisika yang sifatnya dapat menimbulkan

konflik kognitif dalam diri siswa, agar siswa lebih termotivasi dan

terlibat dalam mengikuti pembelajaran.

3. Untuk mengetahui secara lebih detail dan mendalam, mengenai

kemampuan penalaran siswa sebaiknya dialakukan wawancara lanjutan,

agar dapat mengungkapkan kemampuan penalaran siswa secara

kualitatif.

Page 77: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

2. Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

3. Irawati, I. 2008. Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika. Dalam

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=B&jd=meningkatkan+motivasi

+belajar+fisika&dn=20080630140704. diunduh (7 mei 2009).

4. Kartika Budi, Fr. Y. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis (Kumpulan

Karangan). Yogyakarta: Kanisius.

5. Munandar, S.C.U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

6. Ndraka, T. 1985. Teori Metodologi Administrasi. Jakarta : Erlangga.

7. Santyas, I .W. Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan Pemecahan

masalah fisika bagi siswa SMA dengan Pemberdayaan model perubahan

konseptual Berseting investigasi kelompok. Dalam http://www.Freeweb.com/

santyasa/pdf2/pengembangan_pemahaman_konsep.pdf. Diunduh (7 Mei 2009).

8. Santyas, I. W. 2007. Santyas, I .W. 2007. model-model pembelajaran inovatif.

Http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/model_model_pembelajaran.pdf. Diunuduh

(10 Mei 2009).

9. Sunaryo. 1983. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Depdikbud.

10. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta :

Kanisius

Page 78: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

62

11. Suparno, P. 2005. Miskonsepsi Dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Yogyakarta: Kanisius.

12. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius

13. Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.

Bandung: ALFABETA

14. Trihadiyanti. (2009). Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah. Dalam http://www.sd-inatalenta.com/images/artikel_tri.pdf.

diunduh (7 mei 2009).

15. Wilantara, I Putu Eka. 2003. Implementasi Model Belajar Konstruktivis Dalam

Pembelajaran Fisika Untuk Mengubah Miskonsepsi Siswa Ditinjau Dari

Penalaran Formal Siswa. Dalam http://www.Damandiri.or.id/detail.php?

id=254 . diunduh (10 Agustus 2009).

16. Winkel, W. S 1987. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Page 79: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

64

Lampiran 3. Satuan pelajaran

Satuan Pelajaran

Mata Pelajaran : IPA

Pokok Bahasan : Tekanan

Sub Pokok Bahasan : 1. Tekanan Pada Zat Padat

2. Tekanan dalam Zat Cair

Kelas / Semester : VIII / 2

Waktu : JP

I. Kompetensi Dasar :Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan

untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

II. Indikator Pencapaian Hasil Belajar:

Siswa dapat:

1. TEKANAN ZAT PADAT :

a. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan pada zat

padat.

b. Menggunakan persamaan tekanan pada zat padat untuk menyelesaikan

soal.

2. TEKANAN HIDOSTATIS:

a. Menyebutkan sifat tekanan hidrostatis dan faktor yang mempengaruhinya.

b. Menggunakan persamaan hidrostatis dan hukum Pascal dalam soal-soal

hitungan

3. HUKUM PASCAL:

a. Menjelaskan terjadinya gejala-gejala berkaitan dengan hukum Pascal

b. Menjelaskan penggunaan hukum pascal pada pompa hidrolik

c. Menggunakan persamaan hukum pascal dalam soal hitungan

Page 80: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

65

d. HUKUM ARCHIMEDES:

a. Menjelaskan terjadinya pengurangan berat bila suatu benda dicelupkan ke

dalam zat cair (gaya keatas).

b. Menjelaskan faktor-faktor yang peristiwa dan mempengaruhinya.terapung,

melayang dan tenggelam

c. Memecahkan soal yang berkaitan dengan hukum archimedes

Tabel Rancangan penelitian

No Kegiatan Tanggal Kegiatan

Kelas VIII A jam Kelas VIII B Jam

1 Pre tes penalaran 28 jan 2010 1-2 28 jan 2010 3-4

2 Tekanan zat padat 2 feb 2010 5-6 2 feb 2010 3- 4

3 Tekanan hidrostatis 3 feb 2010 5-6 3 feb 2010 1-2

4 Hukum pascal 4 feb 2010 1-2 4 feb 2010 3-4

5 Hukum Archimedes (pemberian tugas) 9 feb 2010 5-6 9 feb 2010 1-2

6 Latihan soal (pemberian tugas) 10 feb 2010 5-6 10 feb 2010 1-2

7 Tes prestasi (ulangan harian) 16 feb 2010 5-6 16 feb 2010 3- 4

8 Pos tes penalaran 17 feb 2010 5-6 17 feb 2010 1-2

Page 81: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

66

PROSES PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

Pertemuan 1:

Peneliti memberikan pretes penalaran, untuk memperoleh data tentang kemampuan

awal penalaran siswa. Dan menjelaskan deskripsi pembelajaran yang akan dilakukan

dan melakukan pembagian kelompok.

Pertemuan 2: Tekanan Zat Padat

Siswa diberi ilustrasi gambar seorang yang beratraksi tidur diatas papan yang

berpaku, dan seorang anak yang menekan salah satu paku. Siswa diminta untuk

mendiskusikan dalam kelompok (4-5), situasi yang terjadi seperti yang diasajikan

gambar, mengapa orang yang tidur diatas papan paku tidak terasa kesakitan,

sedangkan anak kecil yang menekan satu paku, mersa kesakitan, yang disajikan

dalam LKS. Kemudian siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok di

kelas dan di tanggapi oleh siswa lainnya. Peneliti menjelaskan dan menanggapi hasil

diskusi kelompok siswa. Kemudian menjelaskan dan menghubungkan konsep yang

berkaitan dengan permasalahan yang disajikan pada awal pembelajaran dan memberi

latihan soal.

Pertemuan 3: Tekanan Hidrostatis

Pada awal pembelajaran siswa diberi demonstrasi botol yang di lubangi, pada

kedalaman yang berbeda. Siwa diminta untuk mengisi LKS dan mendiskusikannya

secara kelompok. Dan menjelaskan hasil kerja kelompok, untuk di persentasikan

dikelas, dan ditanggapi siswa lain. Memberi pemecahan permasalahan dengan

memberi penjelasan konsep dan Memberi contoh soal.

Pertemuan 4: Hukum pascal

Memberikan demonstrasi didepan kelas dengan menggunakan plastik yang di isi air,

kemudian di lubangi dengan jarum, siswa diberi pertanyaan, mengapa air dapat

keluar dari lubang, dan alat suntik yang diisi air. Siswa berdiskusi dalam kelompok

untuk mencari pemecahan masalah yng diberikan pada LKS, dan siswa diminta

untuk menanggapi hasil kerja kelompok lain. Dari demonstrasi dan tanggapan siswa,

Page 82: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

67

di hubungkan dengan konsep untuk menjelaskan hukum pascal dan alat-alat yang

digunakan berdasarkan hukum pascal dan Memberikan latihan soal.

Pertemuan 5: Hukum Archimedes

Pada awal pembelajaran siswa diberi pertanyaan, mengapa bila kita mengangkat batu

didalam air akan terasa ringan, kemudian melakukan demonstrasi untuk

membuktikan jawaban siswa, dengan menggunakan percobaan, dan siswa diminta

untuk mencatat hasil percobaan yang disajikan dalam LKS, siswa mendiskusikan

hasilnya dalam kelompok dan mempresentasikannya dikelas, yang ditanggapi oleh

siswa lain. Dari hasil diskusi dan tanggapan siswa dihubungkan dengan konsep gaya

apung dan menjelaskan konsep terapung, melayang dan tenggelam serta alat-alat

yang menggunakan hukum archimedes, pada akhir pembelajaran diberikan latihan

soal dan pemberaian tugas.

Pertemuan 6:

Peneliti memberikan soal latihan sebagai pendalaman materi dan dibahas bersama

siswa, didalam kelas dan pemberian tugas.

Pertemuan 7

Peneliti memberikan tes prestasi (ulangan harian), untuk memperoleh data hasil

belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran problem solving.

Pertemuan 8:

Peneliti memberikan postes penalaran, untuk memperoleh data, mengenai penalaran

siswa setelah mengikuti pembelajaran problem solving.

Page 83: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

68

Lampiran 4. LKS

LKS 1

Pokok bahasan:TEKANAN PADA ZAT PADAT

Pertanyaan:

1. Perhatikan gambar berikut

Ketiga logam A, B, dan C terbuat dari bahan yang sama, bila dipukul dengan

gaya yang sama, menurutmu logam mana yang akan menancap paling

mudah pada kayu? Mengapa?

A B C

kayu

1000N 1000N 1000N

Kelompok: kelas:

Page 84: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

69

2. Perhatikan gambar di bawah ini

Paku A, B dan C yang terbuat dari logam yang sama ,bila masing-masing paku

dipukul dengan gaya yang berbeda, seperti yang terlihat pada gambar,

menurutmu paku mana yang menancap paling mudah? Mengapa?

kayu

A B C

1000 N 2000 N 3000 N

Page 85: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

70

3. Perhatikan kejadian beikut:

Seorang tidur diatas papan paku dan yang lain menekan satu paku,

menurutmu apakah tekanannya sama, mengapa?

4. Dari kegiatan diatas, menurutmu apa yang dimaksud dengan tekanan, dan

faktor apa yang mempengaruhinya?

Page 86: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

71

LKS 2

Pokok bahasan: TEKANAN HIDROSTATIS

Peristiwa:

botol yang dilubangi pada ketinggian yang berbeda, dan di isi dengan air

Pertanyaan:

1.

Jika botol di isi dengan air, menurutmu lubang mana yang pancaran airnya

paling jauh? Mengapa?

A

B

Kelompok: kelas:

Page 87: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

72

2. Botol A di isi dengan air dan botol B di isi dengan minyak tanah

pada ketinggian yang sama, menurutmu apakah kedua botol

kosong secara bersamaan?dan jika berbeda, botol mana yang

kosong terlebih dahulu, mengapa?

3. Menurutmu, faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya tekanan

hidrostatis?

A B

Page 88: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

73

LKS 3

Pokok bahasan: HUKUM PASCAL

Peristiwa: Sebuah tabung yang mempunyai lubang-lubang dibagian ujung yang

berbentuk bola, bila tabung di isi dengan air, kemudian piston ditekan.

Pertanyaan:

1. Kemanakah arah pancaran airnya?

2. Bagaimana tekanan yang dialami oleh air pada setiap lubang, sama atau

berbeda, mengapa?

P

Kelompok:

Page 89: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

74

3. Apa kesimpulanmu?

Page 90: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

75

LKS 4

Pokok bahasan: HUKUM ARCHIMEDES

Demonstrasi: benda ditimbang di udara dengan neraca pegas, kemudian di celupkan

didalam air.

Alat dan bahan

batu ,kayu,neraca pegas, gelas ukur, botol mineral, Air,

Gambar kegiatan

Kelompok:

Page 91: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

76

Tabel pengamatan

Pertanyaan

1. Mengapa, kayu dan batu lebih ringan bila ditimbang didalam air,

dibandingkan diudara?

2. Kemana hilangnya berat benda tersebut?

Jenis benda Berat

benda (N)

Berat didalam

air (N)

Berat air yang

tumpah (N)

Batu

Kayu

Page 92: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

77

3. Benda mana yang menyebabkan air paling banyak tumpah? Mengapa?

4. Apa kesimpulanmu?

Page 93: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

78

Tugas individu

1. Menurutmu mana yang paling besar tekanannya, saat anda berdiri diatas

lantai, menggunakan satu kaki atau dengan kedu kaki?

2. Peristiwa: macam-macam benda padat: Telur, batu, kayu, gabus, botol

plastik kosong besi, batu apung, masing-masing dimasukan (dicelupkan)

kedalam zat cair yang sama, menurutmu apakah setiap benda padat pasti akan

tenggelam bila dimasukan kedalam zat cair? Mengapa?

3. Perstiwa: sebutir telur dimasukan kedalam air telur akan tenggelam, bila

ditambahkan garam, telur akan melayang di dalam air, dan bila ditambahkan

lagi garam yang pekat maka telur akan terapung, mengapa telur dapat

mangalami peristiwa tenggelam, melayang dan terapung didalam zat cair?

4. Dua buah botol yang volumenya berbeda yang satu besar dan yang lain kecil,

agar ketinggian air tetap sama kedua sisi botol disambung sebuah selang.

Kedua botol di lubangi pada ketinggian yang sama, bila kedua botol di isi

dengan air dengan ketinggian yang sama, apakah jarak pancar airnya sama

atau berbeda? Jelaskan?

Gambar percobaan:

Page 94: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

79

LATIHAN SOAL

1. Sebuah perahu memliliki layar yang mengembang seluas 10 m2. Tentukan

gaya yang bekerja pada layar bila tekanan anginya , 13,6 N/m2?

2. Berapa besar tekanan hidrostatis pada titik A dan B, yang berada dalam

air seperti pada gambar dibawah ini (ρ air = 1000 kg/m3), tekanan pada

titik mana yang paling besar?

3. Sebuah alat pengangkat mobil dipakai untuk mengangkat mobil yang

massanya 4 ton (g = 10 m/s2). Bila perbandingan luas penampang besar

dan penampang kecil adalah 100:1, hitung berapa gaya yang diperlukan

untuk mengangkat mobil tersebut?

4. Sebuah balok dengan massa jenis 800 kg/m3, mengapung didalam air ½

bagian volumenya berada dibawah permukaan air (ρ = 1000kg/m3), bila

balok berukuran 1 m3. tentukan:

a. Besar Gaya apung yang dialami balok

b. Berat balok didalam air

B

A

2 m

1,5 m

Page 95: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

80

PR

1. Tino mempunyai berat 450 N berjalan di lantai, memakai sepatu yang

mempunyai luas penampang 0,3 m, berapa tekanan yang yang diberikan

sepatunya terhadap lantai

2. Tentukan massa jenis sutu zat cair, Didalam wadah yang yang

mempunyai tinggi 2 m. Kemudian di celupkan sepotong besi kecil yang

tenggelam didasarnya dan mengalami tekanan 16000 N/m2?

3. Luas penampang bagian alat pengangkat mobil adalah 8 m2, sedangkan

luas penampang bagian penekan adalah 0,008 m2, apabila berat mobil

yang akan diangkat adalah 3 ton, berapakah besar gaya yang harus

diberikan pada pompa penekan agar mobil dapat terangkat?

4. Massa sebuah kapal barang 100 ton. Kapal tersebut bermuatan penuh

sehingga ¼ bagian kapal berada dibawah permukaan air laut (ρ = 1009

kg/m3). Bila volume kapal 400 m

3, berapakah berat muatan yang dapat

diangkat kapal?

Page 96: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

81

LAMPIRAN 5. Soal tes penalaran

Soal tes penalaran

1.

Ketiga buah logam (A, B, dan C) yang terbuat dari bahan yang sama di pukul

dengan kekuatan (gaya) yang sama. Manakah yang akan menancap paling dalam

pada alas meja dibawahnya ?

a. A, karena semakin luas penampang yang bersentuhan dengan meja maka tekanan

yang diteruskan juga semakin besar, tekanan berbanding lurus dengan luas

penampang.

b. B, karena semakin kecil luas penampang maka tekanannya semakin besar. Seluruh

gaya akan terkonsentrasi pada luas penampang yang kecil sehingga tekanannya

menjadi besar.

c. C, bentuk geometris dari benda sangatlah mempengaruhi tekanan suatu benda.

Benda C memiliki luas penampang yang sama pada bagian atas dan bawahnya

sehingga menjadi lebih stabil. Kestabilan ini sangatlah mempengaruhi besarnya

tekanan pada alas meja.

Page 97: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

82

d. Semuanya menancap dengan tekanan yang sama karena gaya yang diberikan

padanya besarnya sama. Logam tersebut hanyalah berfungsi meneruskan tekanan

martil kepada meja.

2.

Titik P, Q, R, S dan T berada dalam zat cair pada dua tabung yang disusun seperti

pada gambar. Titik yang tekanannya terbesar adalah ............. Mengapa ?

a. T karena semakin dalam benda dalam zat cair, tekanan yang dialaminyaakan

semakin besar, karena komposisi air pada bagian bawah lebih rapat daripada di

permukaan.

b. Semua sama, karena menurut hukum Pascal semua benda yang berada dalam zat

cair mengalami tekanan yang sama baik bila berada pada dasar (tenggelam),

tengah (melayang), maupun atas (terapung).

c. P, semakin dekat dengan permukaan zat cair maka benda akan mengalami

tekanan semakin besar, karena makin tinggi suatu tempat energy potensialnya

semakin besar.

Page 98: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

83

d. S, karena benda yang berada tepat ditengah-tengah akan mendapat total tekanan

maksimum. Tekanan tersebut berasal dari segala arah, baik dari atas, bawah

maupun samping.

3. bejana di bawah ini di isi dengan air yang volumenya berbeda, bejana manakah yang

akan memberikan tekanan terbesar pada sisi bawahnya !

A B C

a. Semua bejana memberikan tekanan yang sama besar. Karena massa jenis yang

sama dalam bejana sama maka tekanan yang diberikan pada sisi bawahnya juga

akan sama.

b. Semua bejana memberikan tekanan yang sama besar. Karena kedua zat cair

memiliki ketingian yang sama.

c. Tekanan pada dasar bejana C lebih besar dari yang lain karena memiliki luas

penampang yang lebih kecil.

d. Tekanan pada dasar bejana B lebih besar dari yang lain karena dengan luas

penampang yang besar menyebabkan tekanan yang besar juga.

4. Menurut dugaanmu, sebuah perahu akan lebih mudah mengapung di permukaan air

danau yang dalam atau danau yang dangkal ?

a. Danau yang dalam, karena air yang banyak pada bagian bawah perahu akan

menopang perahu untuk terapung.

b. Danau yang dangkal, karena saat mengapung di permukaan danau yang dalam

akan menyebabkan perahu tertarik ke bawah.

Page 99: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

84

c. Danau yang dalam, karena tiupan angin, danau yang dangkal akan memiliki arus

air yang mengalir kencang sehingga perahu menjadi sulit terapung.

d. Sama saja, saat mengapung perahu mengalami tekanan yang sama oleh air baik

berada pada danau yang dalam atau danau yang dangkal.

5. Sebutir telor yang dimasukkan ke dalam air tawar akan tenggelam, tetapi bila ke

dalamnya dimasukkan garam, maka telor tersebut pelan-pelan akan terapung di

dalam air. Bila telor yang terapung di dalam air garam tersebut kembali dituangkan

air ke dalamnya maka telor tersebut pelan-pelan akan turun sampai pada akhirnya

akan tenggelan seperti semula. Jelaskan secara singkat mengapa hal ini bisa terjadi !

a. Naik turunnya telor karena terjadi perbedaan massa jenis cairan. Bila massa jenis

cairan lebih kecil dari telor,maka telor akan tenggelam.Begitu sebaliknya.

b. Naik turunnya telor ini karena adanya perbedaan zat kimia yang dikandung zat

cair. Reaksi zat kimia itulah yang menyebabkan telor menjadi naik turun.

c. Naik turunnya telor karena terjadi perbedaan massa jenis cairan. Bila massa jenis

cairan lebih kecil dari telor, maka telor akan terapung. Begitu sebaliknya.

d. Garam mengandung gas yang menyebabkan telor menjadi terangkat naik. Bila

gasnya habis, maka telor akan turun.

6. Budi membandingkan berat batu yang diangkatnya bila ia berada di daratan dan di

dalam air. Di tempat manakah Budi lebih mudah mengangkat batu tersebut ?

a. Di dalam air tersebut batu akan terasa lebih berat karena dipengaruhi oleh

molekul-molekul zat cair yang menempel pada benda.

b. Di dalam air tersebut batu akan terasa lebih ringan karena kita dibantu oleh gaya

angkat (gaya archimedes) dari bawah.

c. Sama saja, karena berat benda bersifat kekal.

d. Sama saja, selama massa benda dan percepatan gravitasi di tempat tersebut sama

maka berat benda akan tetap sama.

Page 100: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

85

7.

Sebuah balok alumunium yang tidak berongga digantungkan pada kait neraca

pegas. Apakah neraca pegas menunjukkan angka yang sama bila kedua benda

digantungkan di udara, setengahnya tercelup dalam air dan tenggelam?.

a. Sama karena berat benda tidak akan berubah dimana pun berada, baik dalam zat

cair maupun di udara.

b. Berbeda, semakin banyak bagian benda yang tercelup, maka semakin berat

benda tersebut karena tekanan dari bawah semakin kecil.

c. Berbeda, semakin banyak bagian benda yang tercelup, maka semakin berat

benda tersebut karena semakin banyak zat cair yang akan menempel pada benda.

d. Berbeda, benda yang berada di udara lebih berat, karena tidak ada gaya

penopang (gaya apung)

8. Mengapa perahu yang massanya ribuan ton dapat terapung di laut, sedangkan balok

besi tenggelam bila dimasukan didalam air?

a. Karena balok besi tidak mempunyai ruangan

b. Karena berat jenis balok besi lebih besar dari berat jenis zat cair

c. Karena berat air yang didesak oleh lebih kecil dari balok besi

d. Karena balok besi bentuknya tidak melangkung

Page 101: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

86

9. Tempat manakah yang lebih baik digunakan untuk belajar berenang agar badan kita

lebih mudah terapung, di pantai atau di sungai ?

a. Sama saja, karena kemampuan kita untuk terapung tidak tergantung dari tempat

dan jenis cairan dimana kita belajar berenang.

b. Sungai, karena di sungai tidak ada arus air yang kencang sedangkan laut

memiliki arus yang kencang dan kita akan mudah terseret arus.

c. Pantai, karena massa jenis airnya lebih besar,. kita akan lebih mudah terapung

dan baik digunakan untuk belajar berenang.

d. Pantai, arus pantai akan membantu kita untuk mendapatkan tenaga tambahan

yang membantu kita tetap dalam keadaan terapung.

10. Pembuatan tanggul yang benar adalah ....

a. A, karena tekanan air akan diberikan merata pada sisi tanggul sehingga

pembuatan tanggul haruslah sama besar baik pada sisi bawah maupun

atasnya.

b. B, tanggul harus dibuat secara efisien. Karena pada bagian dasar kerapatan

air lebih besar, maka tekanannya akan besar juga. Untuk menanggulanginya

maka semakin ke bawah tanggul itu harus dibuat semakin tebal.

c. C, karena tekanan air terbesar berada pada bagian permukaan. Tekanan ini

disebabkan oleh derasnya aliran air pada permukaan atas tanggul.

Page 102: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

87

d. C, karena sesuai dengan sifat air bahwa semakin ke atas tekanannya akan

semakin besar. Tekanan yang besar pada permukaan ini disebabkan oleh

kerapatannya yang besar.

11. Bejana di bawah ini di isi dengan air yang volumenya berbeda, bejana manakah yang

akan memberikan tekanan terbesar pada sisi bawahnya !

a. Semua bejana memberikan tekanan yang sama besar. Karena volume air dalam

bejana sama maka tekanan yang diberikan pada sisi bawahnya juga akan sama.

b. Tekanan pada dasar bejana A lebih besar dari yang lain karena memiliki luas

penampang yang lebih kecil.

c. Tekanan pada dasar bejana B lebih besar dari yang lain karena dengan luas

penampang yang besar menyebabkan tekanan yang besar juga.

d. Semua bejana memberikan tekanan yang sama besar. Karena kedua zat cair

memiliki massa jenis yang dan ketinggian yang sama

Page 103: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

88

12.

A dan B memiliki massa yang sama besar hanya saja A berbentuk bola pejal

sedangkan B berbentuk bola pejal berongga. A dan B terbuat dari logam yang

sejenis. Mengapa bila dimasukkan ke dalam air A akan tenggelam sedangkan B akan

terapung ?

a. Sebuah benda yang berisi celah udara di dalamnya pasti akan terapung. Udara

yang ada di dalamnya itulah yang menyebabkan benda mendapat gaya dorong

sehingga menjadi terangkat ke atas dalam zat cair. Karena massa jenis udara lebih

kecil dari zat cair.

b. A menjadi tenggelam karena massa jenis A secara keseluruhan lebih kecil dari zat

cair.

c. B menjadi terapung karena massa jenis B secara keseluruhan lebih kecil dari zat

cair.

d. Meskipun kedua benda memiliki massa sama tetapi beratnya akan

berbeda.Perbedaan inilah yang menyebabkan A tenggelam dan B tetap terapung.

13. Dua buah balok P dan Q terbuat dari bahan yang sama, bila balok Q yang massanya

4 kg akan terapung, bila di masukan kedalam air. Apakah kayu P yang memiliki

massa 100 kg juga terapung? Jelaskan?

a. B akan tenggelam karena kubus yang berat pasti akan tenggelam dalam air.

b. B akan tenggelam karena benda yang bentuknya besar akan tenggelam dalam

air.

Page 104: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

89

c. B akan tetap terapung karena memiliki massa jenis yang sama dengan A, bila A

terapung maka B juga pasti terapung.

d. Tidak bisa ditentukan, tergantung pada batas minimum air untuk menopang

benda B, bila massa B terlalu besar dan air tidak mampu menopangnya maka

balok B akan tenggelam meskipun A yang terbuat dari bahan sama terapung

dalam air.

14. Dua buah bejana silendris yang satunya diisi air dan yang lain minyak tanah.

Bejana tersebut mampu menampung 10 gelas zat cair yang diisi penuh. Bila kran

pada dasar dibuka bejana manakah yang kosong terlebih dahulu (lihat gambar).

a. Bejana yang berisi minyak tanah. Air memiliki massa jenis yang lebih besar dari

minyak tanah, sehingga air akan lebih lengket dibandingkan minyak tanah.

Molekul-molekul air akan lebih lebih lambat mengalir, sehingga bejana yang

berisi minyak tanah akan kosong terlebih dahulu.

b. Bejana akan kosong secara bersama-sama, karena semua jenis zat cair akan

memiliki sifat sama.

c. Bejana akan kosong secara bersama-sama, karena volume zat cair pada kedua

bejana sama banyaknya.

d. Bejana yang berisi air, air memiliki massa jenis yang lebih besar sehingga

tekanan pada dasar bejana akan lebih besar yang mengakibatkan bejana tersebut

kosong terlebih dahulu

Page 105: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

90

15.

Sebuah benda ditimbang beratnya pada zat cair yang massa jenisnya berbeda dengan

menggunakan neraca pegas. Bila massa jenis cairan pada bejana A lebih besar dari

bejana B, apakah kedua neraca pegas menunjukkan hasil yang sama ? Mengapa !

a. A akan lebih berat dari B, karena massa jenis cairan A lebih besar (lebih kental)

sehingga lebih banyak partikel-partikel yang menempel pada benda A sehingga

A akan menjadi berat.

b. B akan lebih berat dari A, karena cairan B memliki massa jenis (kerapatan zat

cair yang lebih kecil), sehingga gaya angkatnya menjadi kecil. Gaya angkat

yang kecil ini menyebabkan benda B menjadi lebih berat dibandingkan A.

c. A akan lebih berat dari B, karena cairan B memiliki massa jenis (kerapatan zat

cair yang lebih kecil), sehingga gaya angkatnya menjadi kecil. Gaya angkat

yang kecil ini menyebabkan benda B menjadi lebih ringan dibandingkan A.

d. Bagaimanapun keadaan suatu benda, berat benda mutlak tergantung dari

besarnya massa dan percepatan gravitasi dimana benda tersebut berada, karena

berat benda bersifat kekal.

Page 106: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

91

16.

Benda yang sama dicelupkan pada cairan yang memiliki massa jenis berbeda.

Massa jenis cairan A lebih besar dari massa jenis cairan B. Benda diikat dengan tali

yang dikaitkan pada dasar bejana. Bila massa jenis benda lebih kecil dari zat cair,

sehingga benda tersebut akan berusaha untuk terapung, tali manakah yang akan

memiliki tegangan lebih besar ?

a. Tali A, karena masa jenis cairan yang besar menyebabkan gaya angkat yang

besar juga sehingga tali memiliki tegangan yang besar.

b. Tali B, karena massa jenis B lebih kecil dari A menyebabkan benda B lebih

mudah terapung, tentunya tegangan lainya akan menjadi lebih besar dai A.

c. Sama saja, karena kedua benda memiliki volume yang sama.

d. Sama saja, karena kedua jenis zat cair massa jenisnya lebih besar dari massa

jenis benda. Kedua benda akan mengapung dan menarik tali dengan tegangan

yang sama.

17.

Page 107: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

92

Bila A dan B adalah benda yang jenisnya sama, tetapi memiliki volume berbeda,

massa jenis kedua benda lebih kecil dari zat cair sehingga benda tersebut akan

berusaha untuk terapung. Kedua benda diikat dengan tali yang kemudian dikaitkan

pada dasar bejana. Dari kedua gambar tersebut tali manakah yang akan memiliki

tegangan lebih besar ?

a. Tali A tegangannya akan lebih besar karena benda A memiliki volume yang

besar sehingga gaya angkat yang diberikan oleh zat cair menjadi besar sehingga

tegangan talinya besar.

b. Tali B karena benda B memiliki volume yang kecil sehingga lebih mudah

terapung dan akan menarik tali tersebut ke atas dengan gaya yang lebih besar

dari benda A.

c. Sama saja, karena massa jenis A dan B sama maka tali akan tertarik ke atas

dengan gaya yang sama sehingga tegangnnya sama juga.

d. Sama saja, karena volume suatu benda tidak berpengaruh terhadap gaya

angkatnya.

18.

A1 dan A2 adalah piston yang dapat naik turun dan memiliki perbandingan luas

berbeda. Massa mobil Q jauh lebih besar dari massa bola P dan sistem dalam

keadaan setimbang. Bila benda P dan Q ditukar tempatnya apakah sistem tetap

dalam keadaan setimbang ? Mengapa ?

Page 108: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

93

a. Tetap seimbang, karena sesuai dengan bunyi hukum Pascal bahwa tekanan zat

cair akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

b. Mobil akan turun, pada penampang yang lebih sempit gaya total yang diberikan

oleh zat cair menjadi lebih kecil. Begitu pula sebaliknya pada penampang yang

lebih besar.

c. Mobil akan terangkat naik, karena penampang yang kecil akan memberikan

gaya angkat dan kecepatan yang besar, seperti semprotan air yang dijepit akan

menjangkau jarak pancaran air yang lebih panjangdaripada tidak dijepit.

d. Mobil akan turun karena massa jenis mobil lebih besar dari massa jenis zat cair.

19. Beban yang masanya 1 kg digantungkan dengan tali pada salah satu lengan neraca,

sehingga permukaan atasnya tepat di bawah permukaan air dalam sebuah bejana.

Neraca itu dibuat seimbang dengan menaruh sejumlah butir gotri dalam cawan yang

tergantung di lengan lain neraca itu. (lihat gambar)

Kalau beban itu dibiarkan masuk lebih dalam lagi ke dalam air dengan

memperpanjang tali penggantung kedua lengannya, apakah yang harus dilakukan

agar neraca tetap seimbang.

a. menambah gotri, karena tekanan zat cair di dasar lebih besar dari permukaan.

b. mengurangi gotri, karena tekanan zat cair di dasar lebih besar dari dipermukaan

c. tidak mengubah jumlah gotri, karena tekanan zat cair di dasar dan permukaan

adalah sama.

d. tidak bisa dipastikan, tergantung dari jenis zat cairnya karena setiap zat cair akan

memiliki perbedaan antara tekanan di permukaan dengan di dasar.

Page 109: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

94

20. Suatu benda diukur volume, massa dan beratnya di bumi dan di bulan dimana

kedua tempat tersebut memiliki perbedaan percepatan gravitasi. Apakah masing-

masing pengukuran akan selalu menunjukkan hasil yang tetap sama ?

a. Volume, massa dan berat benda tetap, karena selama benda tersebut tidak

menerima / melepaskan kalor maka volume, berat dan massa akan selalu tetap

dimanapun benda tersebut berada.

b. Volume, massa dan berat benda berubah, karena hasil pengukuran volume,

massa dan berat benda bergantung pada tempat dimana benda tersebut diukur.

c. Volume, massa dan berat benda tetap, karena semua besaran-besaran tersebut

bersifat kekal.

d. Yang berubah hanyalah beratnya saja, sedangkan massa dan volumenya tetap.

Berat dipengaruhi oleh percepatan gravitasi di mana benda tersebut berada.

Massa bulan lebih kecil dari massa bumi sehingga besar percepatan gravitasinya

berbeda dan hasil pengukuran berat pun akanberbeda.

Page 110: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

95

LAMPIRAN 6. Lembar jawaban dan kunci jawaban tes penalaran

LEMBAR JAWABAN TES PENALARAN

1 A B C D

2 A B C D

3 A B C D

4 A B C D

5 A B C D

6 A B C D

7 A B C D

8 A B C D

9 A B C D

10 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

16 A B C D

17 A B C D

18 A B C D

19 A B C D

20 A B C D

Page 111: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

96

KUNCI JAWABAN TES PENALARAN

1. B

2. A

3. D

4. D

5. A

6. B

7. D

8. B

9. C

10. B

11. D

12. C

13. C

14. D

15. B

16. A

17. A

18. B

19. B

20. D

Page 112: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

97

Lampiran 7. Soal Tes prestasi dan jawaban tes prestasi

TES PRESTASI

1. Apakah yang dimaksud dengan tekanan? (5)

2. Mengapa paku yang runcing lebih mudah ditancapkan daripada paku yang

tumpul? (5)

3. Tino mempunyai berat 450 N berjalan di lantai, memakai sepatu yang

mempunyai luas penampang 0,3 m2, berapa tekanan yang yang diberikan

sepatunya terhadap lantai? (10)

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi besaranya tekanan hidrostatis? (5)

5. Mengapa semakin dalam kita menyelam didalam laut, telinga kita akan terasa

sakit? (5)

6. Berapa besar tekanan hidrostatis pada titik A dan B, yang berada dalam air

seperti pada gambar dibawah ini (ρ air = 1000 kg/m3), tekanan pada titik mana

yang paling besar? (15)

7. Luas penampang bagian alat pengangkat mobil adalah 8 m2, sedangkan luas

penampang bagian penekan adalah 0,008 m2, apabila berat mobil yang akan

diangkat adalah 30000N, berapakah besar gaya yang harus diberikan pada

pompa penekan agar mobil dapat terangkat? (15)

8. Bagaimana hubungan antara gaya keatas dengan berat benda dan masaa jenis

benda dan massa jenis zat cair, saat benda tenggelam, melayang dan

terapung, didalam air? (5)

B

1 m 0,6 m

A

Page 113: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

98

9. Sebuah balok dengan massa jenis 800 kg/m3, digantung didalam air, hanya ¾

bagian volumenya berada dibawah permukaan air (ρ = 1000kg/m3), bila balok

berukuran 2 m3. tentukan: (15)

c. Besar Gaya apung yang dialami balok

d. Berat balok didalam air

Jawaban tes prestasi

1. Tekanan adalah besarnya gaya yang diberikan pada satu satuan luas

2. Karena paku yang runcing mempunyai luas penampang yang lebih kecil

dibandingkan paku yang tumpul, sehingga tekanannya lebih besar

dibandingkan dengan paku yang tumpul.

3. Diketahui:

F = 450 N

A = 0,3m2

Ditanyakan: P?

Penyelesaian:

P= F/A

P = 450N /0,3m2

P =1500 N/m2

4. Faktor yuang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah:

a. Kedalaman zat cair

b. Massa jenis zat cair

c. Percepatan gravitasi

5. Karena semakin dalam kita menyelam tekanan hidrostatis yang dialami

semakin besar, hal ini paling dirasakan oleh gendang telinga kita yang tipis.

6. Diketahui:

hA = 1m – 0,6m = 0,4 m

Page 114: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

99

hB = 1m

ρair = 1000kg/m3

ditanyakan: PA dan PB

penyelesaian:

PA = ρair g hA

PA = 1000 kg/m3 10 m/s

2 0,4 m

PA = 4000 N/m2

PB = ρair g hB

PB = 1000 kg/m3 10 m/s

2 1 m

PB = 10.000 N/m2

Maka tekanan hidrostatis yang paling besar adalah pada titik B

7.

P1 = P2

F1/A1 = F2/A2

F1 / 0,008m2

= 30000N/8m2

F1 = (30000N / 8m2). 0,008m

2

F1 = 30 N

P1 P2

A2= 8 m2

A1 = 0, 008 m2

F1 ? F2 = 30.000N

Page 115: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

100

8.

a. Tenggelam :

bila, berat benda lebih besar daripada gaya keatas( W > FA)

Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair (ρbenda > ρzat cair )

b. Melayang:

bila, berat benda sama dengan gaya keatas ( W= FA)

Massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair (ρbenda = ρzat cair )

c. Terapung : bila, berat benda sama dengan gaya keatas ( W= FA)

Massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair (ρbenda = ρzat cair )

9. Diketahui :

ρb = 800 kg/m3

ρair = 1000kg/m3

g =10 m/s2

V = 2m3

Vb = ¾ V

Vb = ¾ 2m3

= 1,5 m3

Ditanyakan:

FA dan W’

a. FA = ρair . g Vb

FA = 1000kg/m3

10m/s2 1,5 m

3

FA = 1500 N

b. m = ρb. V

m = (800 kg/m3

) (2m3)

m = 1600 kg

w = m.g

w = 1600 kg .10 m/s2

w = 1600 N

w’ = w –FA

w’ = 1600 N - 1500 N

w’ = 1000 N

Page 116: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

Lampiran 14: Data kuesioner sikap siswa terhadap pembelajaran problem solving

No Skor pernyataan siswa tiap soal

Jlh Rata-

rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 1 2 3 3 3 4 3 2 5 5 3 4 2 3 3 2 4 2 4 4 3 5 3 2 3 2 4 4 4 2 2 3 4 2 3 5 113 3,14

2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 5 2 5 5 120 3,33

3 3 4 2 5 5 4 3 5 5 5 3 2 5 4 1 4 3 4 2 3 5 2 4 3 4 2 3 4 1 4 3 4 5 2 4 5 127 3,53

4 3 2 1 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 113 3,14

5 4 5 2 4 3 4 3 5 4 5 4 4 4 4 2 3 4 5 3 3 5 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 5 5 1 4 5 134 3,72

6 3 4 3 4 2 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 5 5 1 4 4 130 3,61

7 2 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 2 5 4 2 4 3 3 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 5 4 3 3 4 121 3,36

8 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 2 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 5 4 2 4 5 124 3,44

9 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 5 2 4 4 118 3,28

10 3 2 4 2 3 2 5 2 3 1 2 1 2 2 5 2 2 4 1 3 2 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 99 2,75

11 3 3 4 2 4 2 4 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 5 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 121 3,36

12 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 5 3 2 5 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 1 4 4 120 3,33

13 4 3 2 3 3 2 1 3 4 4 4 2 3 5 1 3 2 5 3 4 3 3 5 3 3 4 5 4 3 2 2 5 5 1 3 4 116 3,22

14 3 4 4 4 3 5 4 3 4 5 3 5 4 3 3 3 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 5 141 3,92

15 3 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 1 4 3 5 3 4 4 2 5 4 3 1 3 5 2 5 3 4 5 3 4 5 137 3,81

16 4 5 4 5 5 3 4 4 3 4 2 4 5 2 1 3 4 4 4 3 1 3 2 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 2 133 3,69

113

Page 117: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

17 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 135 3,75

18 2 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 2 5 4 2 4 3 3 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 5 4 3 3 4 121 3,36

19 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 112 3,11

20 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 2 4 3 4 2 3 4 2 5 3 4 5 4 2 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 124 3,44

21 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 0 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 119 3,31

22 1 5 2 4 5 3 2 5 5 5 4 1 4 4 1 4 4 5 1 5 4 2 4 4 5 1 4 5 2 4 4 5 5 1 5 5 130 3,61

23 3 2 4 3 1 4 3 2 4 5 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 5 3 2 5 3 3 5 114 3,17

24 5 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 3 4 4 1 4 4 5 1 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 5 4 128 3,56

25 3 3 3 3 5 3 5 3 3 4 3 0 2 5 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 4 3 3 5 3 5 5 4 5 3 5 3 130 3,61

26 3 4 3 3 2 3 4 3 3 5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 4 3 2 3 4 2 4 4 5 5 1 1 5 125 3,47

27 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 4 5 3 4 4 117 3,25

28 2 4 4 3 2 4 4 3 4 5 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 125 3,47

29 2 2 5 3 1 2 4 2 3 5 2 5 3 4 2 3 2 4 5 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 5 5 3 5 5 122 3,39

30 2 2 5 4 2 2 4 2 4 4 4 2 3 2 1 2 2 4 5 2 3 5 4 4 5 4 3 4 3 2 3 4 3 4 5 3 117 3,25

31 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 108 3,00

32 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 118 3,28

33 2 5 2 3 4 2 2 5 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 3 3 5 3 4 3 5 4 2 3 5 124 3,44

34 2 5 2 4 4 3 4 5 2 4 3 3 5 4 2 4 3 3 4 5 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 131 3,64

35 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 1 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 5 1 5 4 2 4 4 126 3,50

36 5 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 3 4 4 1 4 4 5 1 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 5 4 128 3,56

37 3 2 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 123 3,42

38 4 3 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 2 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 137 3,81

114

Page 118: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

39 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 126 3,50

40 2 4 4 3 4 3 5 2 4 4 2 5 3 2 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 124 3,44

41 2 3 5 3 2 2 5 1 3 2 1 4 4 2 4 1 2 1 5 2 1 5 2 2 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 4 5 102 2,83

42 4 2 2 4 2 4 4 5 2 5 1 4 5 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 2 2 5 3 2 2 4 2 5 4 2 4 4 126 3,50

43 4 4 2 4 3 3 4 3 5 5 2 3 5 3 3 5 4 5 1 4 3 3 5 4 3 1 2 4 3 4 3 4 5 1 3 5 125 3,47

44 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 2 3 1 3 4 5 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 121 3,36

45 3 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 3 2 2 4 5 5 5 4 5 5 131 3,64

46 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 5 3 2 4 2 2 4 5 4 2 4 3 4 3 4 3 2 5 3 4 4 4 3 4 1 120 3,33

47 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 126 3,50

48 4 4 2 4 3 4 3 4 5 5 3 2 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 131 3,64

49 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 126 3,50

50 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 126 3,50

51 3 2 4 2 4 2 5 2 3 5 2 5 2 3 4 2 2 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 114 3,17

52 2 2 3 3 2 2 4 3 5 5 2 3 5 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 5 2 2 4 1 4 5 2 5 4 127 3,53

53 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 5 3 3 123 3,42

54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 2 2 4 5 5 5 5 4 5 5 127 3,53

55 3 4 4 5 4 4 4 2 1 5 4 2 4 5 1 5 4 3 4 5 3 4 2 3 5 2 4 5 1 4 1 5 5 1 5 5 128 3,56

56 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 138 3,83

57 3 4 3 4 2 4 4 5 5 5 3 4 5 4 2 3 4 3 3 5 4 4 4 5 2 2 3 4 4 4 4 5 5 1 4 5 135 3,75

58 5 3 1 4 4 3 3 3 5 5 1 5 5 4 1 3 3 5 2 3 3 5 1 5 5 1 2 2 4 4 4 3 5 1 4 3 120 3,33

59 5 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 136 3,78

60 3 3 4 2 4 2 4 2 4 5 1 5 3 2 4 1 2 4 4 3 2 4 2 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 2 3 2 113 3,14

115

Page 119: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

61 5 5 1` 3 5 3 3 5 5 5 1 1 3 5 5 5 3 5 2 5 5 1 5 5 3 1 5 3 1 5 5 3 5 1 3 5 130 3,61

62 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 134 3,72

63 3 4 4 4 3 3 4 5 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 119 3,31

64 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 5 2 3 3 3 2 3 3 4 2 5 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 5 110 3,06

65 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 120 3,33

66 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 118 3,28

67 2 4 5 2 2 2 4 2 4 5 3 4 3 4 4 2 2 4 5 3 2 4 4 2 3 4 3 2 5 4 4 3 4 3 3 2 118 3,28

68 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 134 3,72

69 2 4 2 4 5 3 2 4 4 5 2 2 4 4 1 4 3 4 3 5 4 2 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 5 1 5 5 122 3,39

70 2 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 5 1 3 3 3 5 4 3 3 5 5 5 1 3 4 2 2 5 4 5 2 5 4 130 3,61

71 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 2 5 4 5 3 5 4 4 5 5 3 2 4 4 2 3 2 4 5 3 4 5 140 3,89

72 4 5 2 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 5 2 5 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 5 4 2 4 3 5 4 2 4 4 134 3,72

73 3 4 2 4 4 3 3 4 4 5 2 2 3 5 2 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 2 4 2 3 2 4 5 2 4 4 120 3,33

74 3 3 2 4 3 3 2 4 5 5 3 3 4 3 3 3 3 5 2 5 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 5 5 3 4 4 129 3,58

75 2 4 5 4 4 4 3 4 3 4 2 1 3 2 1 2 2 3 2 2 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 114 3,17

jumlah 221 265 239 260 253 231 262 259 277 315 219 227 270 275 195 243 243 288 239 298 254 254 278 265 257 226 256 267 228 273 252 303 321 190 290 305 9298 258,28

116

Page 120: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

109

Lampiran 13. Kuiesoner sikap

KUESIONER SIKAP SISWA

TERHADAP PEMBELAJARAN

Nama :

No absent :

Mata Pelajaran : IPA Kelas VIII

Hari/tanggal : ………………

Petunjuk

1. Pada kuesioner ini terdapat 36 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap

pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu

pelajari, dantentukan kebenaranya. lingkarilah jawaban yang benar-benar cocok

dengan pilihanmu..

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.

Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

Keterangan Pilihan jawaban:

STS = sangat tidak setuju

TS = tidak setuju

R = ragu-ragu

S = setuju

SS = sangat setuju

Page 121: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

110

PERNYATAAN Pilihan Jawaban

1. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini,saya percaya

bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya.

2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi

saya.

3. Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada

yang saya harapkan.

4. Setelah membaca informasi pendahuluan dalam, saya

yakin bahwa saya mengetahui apa yang harus saya

pelajari dari pembelajaran ini.

5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini

membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah

saya capai.

6. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi

pembelajaran ini dengan apa yang telah saya ketahui.

7. Banyak halaman-halaman yang mengandung amat

banyak informasi sehingga sukar bagi saya untuk

mengambil ide-ide penting dan mengingatnya.

8. Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian.

9. Terdapat contoh yang menunjukkan kepada saya

bagaimana manfaat materi pembelajaran ini bagi

beberapa orang.

10. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat

penting bagi saya.

11. Kualitas tulisannya membuat saya sangat menarik.

12. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya

untuk tetap mempertahankan perhatian saya.

13. Selagi saya bekerja pada pembelajaran ini, saya percaya

bahwa saya dapat mempelajari isinya.

14. Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga saya

ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini.

15. Halaman-halaman pembelajaran ini kering dan tidak

menarik.

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

Page 122: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

111

16. Isi pembelajaran ini sesuai dengan minat saya.

17. Cara penyusunan informasi pada halaman-halaman

membuat saya tetap mempertahankannya.

18. Terdapat penjelasan dan contoh-contoh bagaimana

manusia menggunakan pengetahuan dalam

pembelajaran ini.

19. Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini terlalu sulit.

20. Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang rasa

ingin tahu saya.

21. Saya benar-benar senang mempelajari pembelajaran ini.

22. Jumlah pengulangan pada pembelajaran ini kadang-

kadang membosankan saya.

23. Isi dan gaya tulis pada pembelajaran ini memberi kesan

bahwa isinya bermanfaat untuk diketahui.

24. Saya telah mempelajari sesuatu yang sangat menarik dan

tak terduga sebelumnya.

25. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat,

saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes.

26. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya

sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.

27. Kalimat umpan balik setelah latihan, atau komentar-

komentar lain pada pembelajaran ini, membuat saya

merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya.

28. Keanekaragaman pada demonstrasi dan eksperimen

yang dilakukan, tugas, dan ilustrasinya menarik

perhatian saya pada pembelajaran ini.

29. Gaya tulisan LKS yang digunakan membosankan.

30. Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan

hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya

pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.

31. Pada setiap pertanyaan dalam LKS terdapat banyak kata

yang tidak dimengerti.

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

Page 123: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

112

`

32. Saya merasa bahagia menyelesaikan dengan berhasil

pembelajaran ini.

33. Isi pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya.

34. Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran

ini.

35. Organisasi yang baik isi materi pembelajaran ini

membuat saya percaya diri bahwa saya akan dapat

mempelajarinya.

36. Suatu hal yang sangat menyenangkan mempelajari

pembelajaran yang dirancang dengan baik.

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

STS TS R S SS

Page 124: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

101

Lampiran 9. Data hasil pretes dan postes penalaran

Data hasil analisis pretes dan postes penalaran, menggunakan

microsof excel

No

Skor

Pretes

(X)

Skor

Postes

(Y)

1 40 40

2 50 55

3 50 55

4 55 60

5 60 75

6 45 60

7 55 55

8 55 50

9 40 50

10 55 80

11 45 40

12 45 50

13 50 55

14 35 35

15 40 40

16 20 30

17 45 35

18 50 40

19 35 60

20 45 55

21 35 35

22 60 80

23 40 30

24 50 50

25 40 50

26 60 65

27 30 55

28 55 40

29 50 80

30 40 45

Page 125: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

102

31 25 50

32 40 35

33 50 40

34 50 75

35 60 55

36 45 65

37 60 40

38 55 65

39 35 35

40 30 40

41 40 70

42 30 20

43 40 55

44 45 50

45 35 40

46 40 45

47 50 45

48 50 35

49 40 65

50 30 55

51 55 50

52 60 55

53 30 40

54 60 60

55 35 40

56 30 45

57 55 55

58 35 40

59 55 45

60 30 35

61 55 40

62 50 50

63 40 30

64 45 45

65 30 60

66 30 35

67 50 50

68 40 45

69 40 50

Page 126: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

103

70 25 45

71 40 30

72 20 45

73 45 65

74 40 50

75 35 30

Jumlah 3255 3665

Rata-rata 43.40 48.87

Standar

deviasi 10.37 12.93

Page 127: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

104

Lampiran 10. Hasil uji-t

Hasil uji-T pretes dan postes, menggunakan SPSS

T-Test Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 pretest 43.4000 75 10.37018 1.19744

postest 48.8667 75 12.93365 1.49345

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & postest

75 .455 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest - postest

-5.46667 12.36203 1.42744 -8.31091 -2.62242 -3.830 74 .000

104

Page 128: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

105

Lampiran 11. Data hasil tes prestasi

NO Skor tes prestasi

1 72,5

2 22,5

3 57,5

4 90

5 80

6 78,8

7 51,3

8 98,8

9 30

10 88,8

11 51,3

12 52,3

13 65

14 53,8

15 65

16 17,5

17 56,3

18 32,5

19 72,5

20 77,5

21 83,8

22 96,3

23 38,8

24 75

25 67,5

26 65

27 76,3

28 86,3

29 53,8

30 66,3

31 56,3

32 46,3

33 83,8

34 66,3

Page 129: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

106

35 52,5

36 83,8

37 92,5

38 78,8

39 28,3

40 613

41 51,3

42 58,8

43 83,8

44 57,5

45 40

46 31,3

47 65

48 65

49 83,8

50 77,5

51 81,3

52 65

53 46,3

54 43,8

55 33,8

56 47,5

57 65

58 71,3

59 66,3

60 52,5

61 65

62 68,8

63 65

64 55

65 81,3

66 62,5

67 67,5

68 62,5

69 67,5

70 27,5

71 41,3

72 26,3

73 60

Page 130: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

107

74 46,3

75 43,8

Jumlah 4600

Rata-rata 61,33

Standar

deviasi 18,64

Page 131: PENINGKATAN PENALARAN SISWA PADA KONSEP TEKANAN …

108

Lampiran 12. Uji korelasi postes penalaran dan prestasi

Correlations

Correlations

postes prestasi

postes Pearson Correlation

1 ,386(**)

Sig. (2-tailed) . ,001

N 75 75

prestasi Pearson Correlation

,386(**) 1

Sig. (2-tailed) ,001 .

N 75 75

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).