peningkatan kualitas produk ekspor pada rakabu … · data yang digunakan adalah data primer dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR
PADA RAKABU FUNITURE
DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III
Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
FAISAL HERMAWAN NIM. F 3105080
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Ketika orang lain diam aku sudah berfikir dan berkata, ketika orang berfikir dan berkata aku telah berjalan, ketika orang lain sedang berjalan aku telah berlari, ketika orang lain mulai berlari aku telah menjadi yang terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas segala kasih
sayang,doa dan perhatian yang tak dapat dinilai
dengan apapun.
2. Adekku Hafid,Shinta,Farell terima kasih atas
semangatnya.
3. Kakekku terima kasih atas doa dan perhatiannya.
4. Puspa Wijaya terima kasih telah memberikan doa
dan inspirasi.
5. Sahabatku Arif,Aswin,Dona,Jekek,Galih,Aris
terima kasih dukungannya.
6. Teman-teman D III Bisnis Internasional.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
yang dilimpahkan kepada kami, sehingga setelah melalui proses yang panjang dan
berbagai kesulitan yang selalu muncul akhirnya penulis mampu menyelesaikan
penyusunan tugas akhir dengan judul “PENINGKATAN KUALITAS PRODUK
EKSPOR PADA RAKABU FURNITURE”
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak dapat berhasil
dengan baik tanpa adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga
tersusunnya Tugas Akhir ini, khususnya kepada:
1. Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program dan Sekretaris Program Diploma III Bisnis internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Izza Mafruhah, SE,.M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran
dan segala kearifan beliau memberikan bimbingan,arahan hingga tersusunnya
laporan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuannya.
5. Direktur utama PT. Rakabu Furniture yang telah berkenan memberikan ijin
untuk melakukan magang kerja dalam rangka penulisan laporan Tugas Akhir
ini.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Seluruh staf dan karyawan PT Rakabu Furniture yang telah membantu penulis
dalam mendapatkan semua data yang diperlukan dalam penulisan Tugas
Akhir ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesainnya penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAKSI ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 4
E. Metode Penulisan .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Produksi .................................................................................. 7
B. Proses Produksi ....................................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kualitas Produk ....................................................................... 15
D. Problem Ekspor ....................................................................... 20
E. Prosedur Ekspor ...................................................................... 25
F. Dokumen Ekspor ..................................................................... 28
G. Ekspor ..................................................................................... 31
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... 33
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 33
B. Pembahasan ............................................................................. 43
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 58
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran ........................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Rakabu Furniture .............................................. 38
Tabel 3.2 Volume Penjualan Rakabu Furniture ............................................. 40
Tabel 3.3 Daftar Nama Buyer Rakabu Furniture ........................................... 42
Tabel 3.4 Rencana Ekspor Rakabu Furniture ................................................ 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Prosedur Ekspor ............................................................... 25
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Rakabu Furniture .............................. 31
Gambar 3.2 Skema Proses Pengadaan Barang................................................. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Purchase Order
2. Proforma Invoice
3. Letter of Credit
4. Advice Letter of Credit
5. Surat Penyerahan Wesel Dokumenter
6. Commercial Invoice
7. Packing List
8. Packing Declaration
9. Certificate of Origin
10. Instruksi Pengapalan
11. Bill of Lading
12. Certificate of Fumigation
13. Clearance Certificate
14. Scope of Certification
15. ISO 9001:2000/ SNI 19-9001:2001
16. Persetujuan Ekspor
17. Pemberitahuan Ekspor Barang
18. Company Profile
19. Katalog
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR
PADA RAKABU FURNITURE
DI SURAKARTA
FAISAL HERMAWAN
F 3105080
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh penjelasan
lebih mendalam dan pengertian mengenai strategi peningkatan kualitas produksi
ekspor furniture yang dilakukan oleh pihak penjual kepada pembeli untuk
mempertahankan sekaligus memberi image yang berbeda terhadap produk lain
yang sejenis.
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,
yaitu mengambil obyek yang akan dianalisa secara mendalam dan teliti dan
memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer didapat melalui wawancara langsung dengan pihak
RAKABU FURNITURE pada bagian ekspor produksinya, sedangkan data
sekunder didapat dari buku panduan dan sumber bacaan yang dianggap bisa
dipercaya.
Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Rakabu Furniture
melakukan proses yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas mutu produk
dengan mempertahankan kualitas produk, melakukan strategi peningkatan produk
secara inovatif untuk memerangi kendala produksi.
Kata Kunci : Strategi Peningkatan Kualitas Produksi Ekspor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekspor+adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada bangsa lain ataupun negara asing dengan mengharapkan pembayaran
dalam valas, serta melakukan komunikasi dangan memakai bahasa asing.(Amir
Ms,2003:01).
Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan atau transaksi ekspor-impor
secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara yang terlibat
didalamnya, demikian dengan Negara Indonesia, transaksi ekspor-impor
sangatlah penting guna menambah devisa Negara dan dapat mengurangi tingkat
pengangguran karena meningkatnya produktifitas dan lapangan pekerjaan. Salah
satu barang yang diekspor Indonesia adalah barang-barang industri berupa
kerajinan rotan,tanah liat,mebel,dan kerajinan tangan lainya yang akhir-akhir ini
mengalami pertumbuhan pesat, maka akan menimbulkan persaingan yang
tingggi. Oleh karna itu dalam perusahaan ekspor harus mampu menciptakan
suatu produk yang mempunyai nilai lebih dimana para konsumen (buyer) lokal
maupun luar negeri, baik dilihat dari segi kualitas mutu barang,harga dan jumlah
produknya.
Perbedaan antara pedagang dalam negeri dan luar negeri antara lain
dalam hal peraturan kepabeanan,standarisasi mutu produk,ukuran takaran,dan
timbangan serta perdagangan luar negeri yang diterapkan oleh pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
setempat. Perusahaan ekspor yang berkembang saat ini di Surakarta salah
satunya adalah Rakabu Furniture yang bergerak dibidang kerajinan kayu dan
mebel.
Rakabu Furniture telah melaksanakan kegiatan ekspornya selama 17
tahun perusahaan ini telah mengekspor kerajinan furniture keberbagai negara
seperti Australia,Spanyol,Taiwan,Singapore,Prancis,Korea,Jepang. Hasil yang
bisa dilihat adalah bertambahnya devisa Negara serta kerja sama yang bersifat
continue dibidang furniture yang bisa dirasakan langsung dikota Surakarta.
Rakabu Furniture telah memanfaatkan dan mempergunakan hasil alam
yang diubah menjadi barang yang memiliki nilai tambah yaitu kayu dan hasil
hutan serta sisa kayu yang diolah kembali menjadi sebuah karya yang bernilai.
Dalam melakukan kegiatan ekspor impor kedua belah pihak melakukan
beberapa tahapan yaitu sales contrac,pembayaran,L/C,pengapalan(shipment
dokumen negotiating proses), dan proses negosiasi pengapalan(shipment
dokumen negotiating proses).Amir Ms,:2003.
Proses diatas secara umum menggambarkan tentang hal-hal yang
biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengadakan kegiatan ekspor. Pada
kenyataannya dalam melaksanakan kegiatan ekspor sering terjadi klaim terhadap
barang-barang yang diekspor. Hal ini sangatlah ditakutkan bagi seorang eksportir
karena tujuan dari setiap bisnis adalah mencari laba untuk itu diperlukan
kebijakan-kebijakan yang bertujuan memungkinkan perusahaan memperoleh
laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi strategi ekspor yang menyangkut
kualitas produksi yang dihasilkan yang bertujuan untuk meningkatkan volume
ekpor. Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui kegiatan secara nyata
yang dilakukan Rakabu Furniture dalam menjaga kualitas barang yang
diproduksi serta langkah-langkah apa yang diambil guna meningkatkan kualitas
produk-produk ekspor yang dihasilkan, sehingga eksportir mengetahui tingkat
mutu barang ekspor yang akan diproduksi, oleh karna itu penulis ingin
mengangkat menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul
“PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR PADA RAKABU
FURNITURE di SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis melakukan
perumusan masalah yang dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis
untuk melakukan penelitian secara cermat dan cepat.
Dengan perumusan maalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek yang
diteliti serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian dapat terarah.
Untuk memudahkan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Usaha-usaha apa yang dilakukan Rakabu Furniture dalam
meningkatkankualitas produk furniture yang akan diekspor.
2. Bagaimana prosedur ekspor Rakabu Furniture Surakarta.
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat Rakabu Furniture dalam
usaha peningkatan kualitas produk ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penlitian
Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan Rakabu Furniture
didalam menjaga kualitas produk barang-barang yang akan diekpor.
2. Untukmengetahui prosedur ekspor di Rakabu Furniture.
3. Untuk mengetahui factor-faktor penghambat yang dihadapi Rakabu dalam
usaha peningkatan kuallitas produk ekspor.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini penulis barharap dapat mengetahui secara baik
kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam memproduksi barang ekspor
melalui mutu barang yang dihasilkan serta beberapa factor pendukungnya.
2. Bagi Perusahaan
memberikan salah satu referensi bagi Rakabu Furniture sebagai bahan
pertimbangan khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas
ekspor dan pengembangan usaha guna mempertahankan kualitas mutu barang.
3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya
Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi
mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang menyusun tugas akhir
dengan pokok permasalahan yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Metode Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian dari pencarian suatu
jawaban yang dipertanyakan, mendapatkan data untuk selanjutnya diolah
kemudian disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian. Agar proses tersebut
dapat berjalan sesuai keinginan serta hasilnya bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja daru suatu penelitian.
Metode ini terdiri dari;
1. Ruang Lingkup Magang
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah studi kasus,
karena mengambil suatu objek tertentu untuk dianalisa sacara mendalam
dengan memfokuskan pada suatu masalah.
2. Jenis dan alat pengumpulan data.
a. Jenis Data
1). Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan
cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan staf/karyawan
Rakabu Furniture.
2). Data sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan
dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku, internet maupun
sumber bacaan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Metode Pengumpulan Data
1). Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan
tatap muka dengan pihak perusahaan Rakabu Furniture.
2). Studi pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku/referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3). Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai
kegiatan yang dilakukan Rakabu Furniture.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh
dengan cara wawancara lansung dengan Rakabu Furniture yaitu pada
bagian ekspor, kepala bagian produksi, dan staf/karyawan Rakabu
Furniture.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yng berkaitan
dengan penelitian. Data ini penulis mengambil dari buku-buku Referensi,
sumber bacaan lain dan melalui internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Produksi.
1. Pengertian Produksi
Pengertian produksi menurut Assauri (1978:07) adalah segala
kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau
jasa untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu
ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,
managerial, dan technical skills). Sedangkan pengertian produksi menurut
Ahyari (1984:01) Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan
tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Produksi juga diartikan
sebagai proses penciptaan barang dan jasa dengan melakukan perubahan-
perubahan terhadap input atau masukan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki
nilai lebih dimata pelanggan maka diperlukan serangkaian metode, untuk
melaksanakan produksi. Strategi produksi adalah serangkaian metode untuk
menghasilkan barang dan jasa sesuai kehendak konsumen dalam hal jumlah,
kualitas, harga serta waktu dengan pengkombinasian faktor-faktor bahan
mentah, tenaga kerja, modal, dan teknologi dalam rangka mencapai
keuntungan.
Ada beberapa strategi produksi yang perlu dilakukan oleh eksportir, di
antaranya adalah (Kotler, 1986, 125:129)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a. Produksi dengan ciri inovatif
Strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi
yang lebih banyak dari pada produk pesaing.
b. Produksi dengan mutu dan pelayanan tinggi
Strategi perusahaan untuk memberi tekanan pada mutu atau sejenis
layanan yang lebih baik dari pada produk pesaing.
c. Bentangan lini produksi
Strategi perusahaan untuk memperluas produk atau sejenisnya dengan
ukuran atau model yang berbeda-beda.
d. Proliferasi produksi
Strategi perusahaan dengan menambah jenis atau macam produk yang
ditawarkan pada pelanggan.
e. Perbaikan produksi
Strategi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperbaiki kerusakan
atau memperpanjang waktu jaminan.
2. Pengembangan Produk
Dalam strategi produksi terdapat beberapa usaha pengembangan produk yang
dapat dilaksanakan. Usaha tersebut di antaranya adalah (Handoko,
1984,31:60):
a. Standardisasi
Adalah suatu usaha untuk mendapatkan ukuran, macam, kualitas, besar,
bentuk tertentu suatu barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Simplifikasi
Adalah usaha menghilangkan, mengurangi segala sesuatu yang berlebihan
dalam proses produksi atau suatu proses penyederhanaan segala hal yang
berhubungan dengan produksi.
c. Spesialisasi
Adalah konsentrasi usaha pada suatu kegiatan/lapangan tertentu saja.
d. Diversifikasi
Adalah suatu usaha atau kesempatan untuk menambah atau memperluas
macam produk yang dibuat dan dijual. Ada tiga macam kesempatan
pengembangan diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan.
1) Diversifikasi konsentrik, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menambah produk baru yang mempunyai strategi
sinergi teknologik atau sinergi pemasaran dengan garis produk
(product line) yang ada. Di mana produk baru ini biasanya ditujukan
untuk menarik kelompok konsumen baru.
2) Diversifikasi horizontal, yaitu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menambah produk baru yang dapat menarik para konsumen
meskipun produk tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis
produk yang ada.
3) Diversifikasi konglomerat, yaitu usaha yang dilakukan perusahaan
untuk menambah produk baru dan dijual pada golongan pembeli baru,
dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau
merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntung-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kan. Di mana produk baru ini tidak mempunyai hubungan apapun
dengan garis produk yang ada, baik teknologi maupun pasar.
e. Klasifikasi
Adalah usaha menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam
perusahaan
f. Identifikasi
Adalah suatu usaha memberikan pengenalan atau tanda pengenal bagi
segala tingkat kegiatan dalam perusahaan atau segala aspek dalam
perusahaan.
B. Proses Produksi
1. Pengertian Proses Produksi
Proses adalah metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada dirubah untuk
memperoleh suatu hasil. Sedangkan Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari uraian
tersebut maka pengertian Proses Produksi adalah metode, dan tehnik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana)
yang ada.
2. Jenis Proses Produksi
Menurut Yamit (1996,117:118)), proses produksi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a. Proses produksi yang terus menerus
Proses produksi yang terus menerus adalah merupakan proses produksi
barang atas dasar aliran produk dari suatu operasi ke operasi berikutnya
tanpa pemupukan di suatu titik dalam proses. Sedang menurut Ahyari
(1981, 07:08) proses produksi terus menerus adalah type produksi di mana
aliran proses dari bahan baku sampai menjadi produk akhir mempunyai
pola yang pasti.
b. Proses produksi yang terputus-putus
Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi di mana produk
diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus menerus,
proses ini juga disebut dengan proses produksi intermeten, proses ini lebih
banyak diterapkan karena perusahaan membuat produksi dengan variasi
atau jenis yang lebih banyak. Sedangkan menurut Ahyari (1981, 08:09)
proses produksi terputus-putus adalah merupakan type produksi di mana
aliran bahan baku sampai dengan produk akhir tidak mempunyai pola
yang pasti.
3. Ciri-ciri Proses Produksi
Untuk menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan maka,
perlu dilihat atau diketahui cirri-ciri proses produksi sebagai berikut :
a. Proses produksi yang terus menerus
1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah distandardisir.
2) Menggunakan sistem penyusunan peralatan berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan (product lay out).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Peralatan mesin yang digunakan adalah mesin-mesin yang bersifat
khusus untuk menghasilkan produk tersebut.
4) Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil
sekali sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian yang
khusus untuk pengerjaan produk tersebut.
5) Apabila salah satu mesin rusak maka proses produksi akan berhenti.
6) Jumlah tenaga kerja yang diperlukan tidak perlu banyak karena
mesinnya bersifat khusus.
7) Biasanya bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed
(Fixed Path Equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban
berjalan (conveyor).
b. Proses produksi yang terputus-putus
1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil
dengan jumlah yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
2) Menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas
fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokan
pada tempat yang sama.
3) Mesin yang digunakan adalah mesin yang bersifat umum yang dapat
digunakan untuk menghasilkan macam-macam produk dengan variasi
yang hampir sama.
4) Karena mesin yang digunakan bersifat umum maka pengaruh
individual operator sangat besar pengaruhnya.
5) Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan
salah satu mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6) Oleh karena mesin dan variasi produknya besar maka pengawasannya
lebih sukar.
7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi karena tidak dapat
ditentukan pesanan yang dipesan.
8) Biasanya bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat
flexible yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau
forklift.
4. Kekurangan dan Kebaikan Jenis Proses Produksi
a. Proses produksi yang terus menerus
Kekurangan prosesproduksi yang terus menerus :
1) Sukar menghadapi perubahan produk yang diminta oleh pelanggan.
2) Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi suatu
kemacetan di suatu tingkat maka seluruh proses produksi akan terhenti
karena prosesnya saling berhubungan antar masing-masing proses.
3) Kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan karena
biasanya tingkat produksinya telah ditentukan.
Kebaikan proses produksi yang terus menerus
1) Tingkat biaya produksi per unit yang rendah
2) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia
3) Biaya tenaga kerja rendah karena tidak memerlukan tenaga yang ahli
dalam pengerjaan produk yang dihasilkan
4) Biaya pemindahan bahan baku di dalam pabrik juga lebih rendah
karena jarak antara mesin sangat pendek dan pemindahan tersebut
dilakukan dengan tenaga mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Proses produksi yang terputus-putus
Kekurangan proses produksi yang terputus putus :
1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan
sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang
banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produk.
2) Oleh karena pekerjaan scheduling dan routing sangat banyak dan
sukar dilakukan maka pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan
mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-
putus.
4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi karena
banyak digunakan tenaga manusia yang ahli.
Kebaikan proses produksi yang terputus putus :
1) Mempunyai flexsibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan
dengan variasi yang cukup besar.
2) Oleh karena mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum maka
biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-
mesinnya.
3) Proses produksi tidak mudah berhenti akibat terjadinya kerusakan atau
kemacetan dalam suatu tingkatan produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
C. Kualitas Produk
1. Pengertian Mutu / Kualitas
Mutu atau Kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam
suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai
dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibutuhkan. Sedangkan untuk
menjaga kebaikan mutu maka perlu diadakannya suatu pengawasan mutu.
Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam produk akhir. Dengan
kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan
mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi
produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan.
2. Faktor yang mempengaruhi mutu
Mutu/kualitas dipengaruhi oleh factor yang menentukan bahwa suatu
barang dapat memenuhi tujuannya.
Faktor tersebut adalah :
a. Fungsi Suatu Barang
Mutu yang hendak dicapai harus sesuai dengan fungsi untuk apa barang
tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin pada spesifikasi dari barang
tersebut seperti kecepatan, tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi,
perawatannya dan kepercayaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Wujud luar
Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen
dalam melihat suatu barang adalah pertama kalinya konsumen melihat
wujud luarnya. Kadang barang yang dihasilkan secara tehnis dan mekanis
sudah maju tetapi penampilan luarnya tidak menarik maka barang tersebut
kurang dapat diterima, maka hal itu dapat menyebabkan pembeli kurang
menyenangi karena dianggap mutunya kurang baik.
c. Biaya Barang Tersebut
Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu
barang tersebut. Mengenai biaya dan harga tidak selamanya biaya suatu
barang dapat menentukan mutu barang tersebut karena biaya yang
diperkirakan tidak selamanya biaya yang sebenarnya.
3. Biaya Mutu
Dalam mutu biasanya produsen selalu berusaha untuk dapat bertindak efisien.
Produsen selalu memikirkan untuk memperbaiki mutu dari barang yang
dihasilkannya dengan komposisi biaya yang sama atau tetap. Adalah perlu
kita ketahui bawa sebenarnya untuk meningkatkan mutu selalu dibutuhkan
biaya. Oleh karena itu pengusaha harus melihat biaya yang dikeluarkan dan
hasil serta keuntungan yang dapat diharapkannya. Biaya-biaya yang termasuk
dalam biaya mutu adalah :
a. Biaya Pencegahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Biaya pencegahan adalah biaya yang diperlukan dalam melakukan usaha-
usaha untuk mencapai suatu mutu yang tertentu agar tidak terjadi produk
yang cacat.
b. Biaya Penaksiran
Biaya penaksiran adalah biaya yang diperlukan dalam melakukan
pengecekan dan usaha-usaha lainnya yang diperlukan untuk menjaga
mutu. Dengan kata lain biaya penaksiran merupakan biaya yang
diperlukan untuk melakukan penilaian atas mutu dari barang-barang yang
dihasilkan.
c. Biaya Kegagalan
Dalam biaya kegagalan, terdapat biaya-biaya yang disebabkan oleh faktor
internal yang juga sering disebut dengan kegagalan internal, seperti biaya
yang dikeluarkan pada saat pengolahan. Di samping itu terdapat pula
biaya-biaya yang disebabkan oleh kegagalan eksternal seperti biaya ganti
rugi.
4. Maksud dan Tujuan Pengawasan mutu
Seperti telah diuraikan di atas bahwa pengawasan mutu dimaksudkan agar
spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin
dalam produk atau hasil akhir.
Tujuan pengawasan tersebut adalah :
a. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
b. Mengusahakan agar biaya design dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
d. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
5. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu
Derajat pengawasan mutu yang dapat dilakukan atas proses produksi
tergantung pada factor sebagai berikut :
a. Pengawasan selama proses pengolahan
Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin
tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain.
Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan
yang akan digunakan untuk proses produksi dari mulai bahan baku sampai
pada finishing.
b. Pengawasan dari barang jadi
Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat proses, tetapi
hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau cacat.
Untuk menjaga agar produk yang dihalkan cukup baik dan memperkecil
resiko kerusakan maka diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil
akhir/produk selesai.
6. Hal-hal yang Mempengaruhi Derajat Pengawasan Mutu
a. Kemampuan Proses
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan
proses yang ada. Tidak ada gunanya kita mencoba mengawasi suatu
proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Spesifikasi Yang Berlaku
Spesifikasi dari hasil yang dicapai harus dapat berlaku bila ditinjau dari
segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang
diharapkan dari produk tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan
dulu apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat berlaku dari kedua
segi atau tidak.
c. Apkiran/Scrap yang dapat diterima
Tujuan untuk mengawasi suatu proses adalah untuk dapat mengurangi
bahan-bahan di bawah standar, bahan yang terbuang agar seminim
mungkin tersisa.
d. Ekonomisnya kegiatan produksi
Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh
proses yang ada di dalamnya suatu barang yang sama dapat dihasilkan
dengan bermacam-macam proses dengan biaya produksi yang berbeda dan
dengan jumlah barang yang terbuang/apkiran yang berbeda. Tidaklah
selalu ekonomis untuk memilih proses dengan jumlah barang apkiran yang
sedikit, karena biaya untuk pengerjaan atau processing lebih lanjut akan
lebih mahal.
Pemilihan proses, spesifikasi dan cara pengawasan hanya dapat dilakukan
sesudah melihat kemungkinan pada semua proses yang dapat dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. Problem Ekspor
Dalam melakukan ekspor, pada dasarnya para eksportir menghadapi
problem-problem yang akan menghambat kelancaran ekspor, problem tersebut
dapat digolongkan menjadi (Amir Ms, 2003, 75:84) :
1. Masalah Produksi
Masalah produksi terdiri dari :
a. Desain/Tipe/Model
Masalah ini sangat sering dijumpai, karena produk yang akan di ekspor
harus sesuai dengan selera atau permintaan buyer/importir. Untuk
mengetahui selera pembeli, kita harus melakukan pengamatan di berbagai
media untuk mengetahui trend yang saat ini sedang digemari.
b. Kapasitas Produksi
Dalam penerimaan order, hendaknya sesuai dengan kapasitas produksi,
karena apabila kapasitas produksi lebih kecil di banding permintaan akan
mengakibatkan keterlambatan waktu dan biaya yang cukup besar.
c. Mutu Komoditi
Standarisasi mutu adalah suatu hal yang sangat penting karena sering
eksportir kita menawarkan barang dengan mutu tinggi namun setelah
terjadi order tidak sesuai dengan contoh penawaran. Hal ini
mengakibatkan :
1) Citra perusahaan rusak
2) Pembeli mencari penjual lain
3) Kerugian ganti rugi
4) Image perusahaan buruk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Peningkatan Ekspor di Rakabu
Peningkatan kualitas produk sangat berpengaruh terhadap ekspor di
Rakabu karena dengan kualitas dan mutu barang yang lebih bagus buyer
lebih percaya produk yang dihasilkan lebih berkualitas.
2. Masalah Pemasaran
Pemasaran merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan
ekspor. Masalah yang sering di hadapi adalah :
a. Menentukan pasar
Yang harus diperhatikan adalah :
1) Melakukan penelitian sederhana tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan negara yang akan dituju.
2) Menentukan sistem promosi yang tepat.
3) Menentukan kebijakan harga.
b. Menentukan saluran pemasaran.
Pemasaran barang ke luar negeri dapat dilakukan dengan cara tidak
langsung yaitu dengan menggunakan berbagai jenis badan usaha seperti :
1) Confirming House
Perusahaan setempat yang didirikan berdasarkan hukum setempat,
tetapi bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya
yang berada di luar negeri.
2) Export Merchant
Badan usaha yang diberi ijin oleh pemerintah dalam bentuk surat
pengakuan eksportir dan di beri kartu Angka Pengenal Ekspor (APE)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
serta diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan
dalam surat pengakuan.
3) Export Agen
Suatu badan usaha yang membuat suatu ikatan perjanjian dengan
produsen suatu komoditi tertentu untuk melaksanakan ekspor komoditi
untuk dan atas nama produsen.
4) Trading House
Disebut dengan Wisma Dagang yaitu perusahaan dagang besar ekspor
impor.
5) Producer Exporter
Pihak yang memproduksi barang sekaligus mengekspor barang yang
telah diproduksinya.
6) Joint Marketing Board
Badan Pemasaran Bersama yaitu suatu organisasi yang didirikan oleh
eksportir sejenis dengan tujuan bersama-sama menentukan kebijakan
ekspor komoditi tertentu.
7) Joint Venture Company
Perusahaan Patungan yang didirikan oleh pengusaha nasional dengan
bekerja sama dengan pengusaha asing yang bertujuan untuk
memproduksi barang-barang untuk diekspor.
8) Counter Trade
Disebut juga Counter Purchase yaitu transaksi jual bell. Suatu sistem
perdagangan timbal balik antara dua negara. Suatu negara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk membeli
komoditi dari negara tersebut.
3. Masalah Penanganan Ekspor
Tujuan akhir dari pemasaran adalah menemukan pembeli. Bila semua
penawaran telah disepakati maka hal-hat yang perlu diperhatikan adalah :
a. Barang yang harus dipersiapkan untuk Ready for export.
b. Pengepakan harus sesuai dengan pengepakan layak laut.
c. Kubikasinya harus sesuai dengan ukuran standar peti kemas.
d. Perusahaan pelayaran harus dihubungi untuk pembukuan muatan supaya
disediakan kapal tepat pada waktunya.
e. Pemberitahuan ekspor barang harus dipersiapkan dengan bank devisa dan
Bea Cukai untuk memperoleh ijin muat.
f. Dokumen pengapalan atau shipping document harus disiapkan satu per
satu sesuai dengan ketentuan dari Letter of Credit.
4. Masalah Fasilitas
Daya saing suatu produk dapat ditentukan oleh faktor langsung dan faktor tak
langsung. Faktor langsung di antaranya adalah mutu komoditi, harga, waktu
penyerahan, intensitas promosi, saluran pemasaran, dan layanan puma jual.
Fasilitas ekspor tersebut misalnya :
a. Kredit ekspor berbunga rendah.
b. Subsidi dalam bentuk sertifikat ekspor.
c. Fasilitas pengembalian bea masuk impor.
d. Keringanan bea masuk impor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Keringanan bea masuk untuk komoditi yang diperdagangkan antar negara
ASEAN.
f. Dukungan pemerintah kepada eksportir nasional.
5. Masalah Kendala
Kendala ekspor adalah semua hal yang menghalangi kelancaran ekspor, baik
yang bersumber dari dalam negeri sendiri maupun yang sengaja diadakan oleh
negara pengimpor.
Kendala ekspor yang berasal dari dalam negeri :
a. Birokrasi yang bertele-tele, menghambat kelancaran perijinan.
b. Pungutan liar yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang
melemahkan daya saing.
c. Rendahnya disiplin nasional yang menghancurkan produktivitas,
integritas, dan bonafiditas ekspor nasional.
Kendala ekspor yang berasal dari luar negeri :
a. Common External Tarif atau tarif bea masuk yang tinggi yang dipasang
oleh negara anggota Pasar bersama Eropa dan diberlakukan terhadap
negara luar termasuk Indonesia.
b. British Commonwealth Preference yaitu tarif bea masuk impor yang
khusus diberikan Inggris kepada negara bekas dominion, seperti:
Australia, Malaysia, Singapura, Kanada yang dengan sendirinya tidak
dapat diminati oleh Indonesia.
c. Kuota sistem yang ditetapkan untuk impor hasil pertanian dan industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Keharusan sertifikasi dan prosedur impor yang berlebihan untuk
mempersulit impor yang diberlakukan oleh negara maju seperti Amerika
Serikat dengan FDA (Federal Drug Administration) dan aneka sertifikasi
yang diminta oleh Jepang.
E. Prosedur Ekspor
Pada tahap ini, dijelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan oleh seorang eksportir untuk melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri
dari (PPEI, 2004, 17):
Gambar 2.1
PROSEDUR EKSPOR
Korespondensi : Promosi, pameran, misi dagang
Permintaan, penjelasan tentang harga, mutu, produksi
Buyer setuju. Sale’s Contrac
Membuat Invoice dan packing List
Persiapan barang Ready To export Penerbitan L/C
Sewa Kontainer dan Kapal Maut
Pengurusan Bill Of Lading (B/L)
Urus SKA dan PEB
Pengiriman barang Pencairan L/C
1 2
4 5
3
6
7 8
10 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
KETERANGAN GAMBAR :
1. Korespondensi
Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk
menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat
penawaran, harus dicantumkan jenis barang, mutu, harga, serta syarat pengiriman
barang.
2. Sale's Contrac
Apabila importir berminat akan penawaran yang ditawarkan, maka eksportir
menyiapkan kontrak jual bell ekspor (sale's contrac) sesuai dengan data offer
sheet dan order sheet ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause,
klaim, syarat pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah
pihak.
3. Penerbitan Letter Of Credit (L/C)
Setelah tahap sale's contrac importir meminta kepada bank devisanya untuk
membuka sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya
kepada eksportir, kemudian opening bank akan memberikan konfirmasi kepada
advising bank eksportir. Dan dari advising bank akan memberitahukan kepada
eksportir bahwa L/C telah diterbitkan.
4. Mempersiapkan Barang Ekspor
Setelah L/C diterima oleh eksportir, maka langkah selanjutnya adalah
menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan importir. Keadaan barang yang
dipesan harus sesuai dengan permintaan importir, barang-barang tersebut bila
telah selesai maka barang di packing dengan kata lain barang telah ready to
export.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
5. Membuat Commercial Invoice dan Packing List
Setelah barang dinyatakan ready to export, maka eksportir membuat dokumen
invoice dan packing list yang ditandatangani oleh eksportir. Dokumen ini penting
karena digunakan untuk mendapatkan lisensi pengeluaran barang impor dari
custom (kantor bea cukai) di pelabuhan tujuan.
6. Menyewa Kontainer dan Kapal Muat
Eksportir secepatnya menghubungi forwarder/EMKL dan perusahaan pelayaran
untuk menyewa container dan kapal untuk mengirimkan barang ekspornya.
Dalam hal ini eksportir harus mengisi dokumen Shipping Instruction yang
disediakan oleh forwarder/shipping company. Shipping company akan
menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil container dengan
memberikan nomor container dan nomor sealnya.
7. Bill Of Lading
Setelah memuat barang di kontainer dan memuatnya ke kapal, eksportir akan
menerima Bill Of Lading dari shipping company, yaitu dokumen yang
membuktikan bahwa barang siap untuk dikirimkan.
8. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Setelah mendapat B/L, eksportir mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka kantor
bea cukai mengijinkan barang boleh difiat muat untuk diekspor.
9. Certificate Of Origin (COO)
Eksportir mengurus dokumen surat keterangan asal barang (SKA) atau biasa
disebut dengan Certificate of Origin (COO) di Deperindag, jika diminta importir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dokumen ini berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea
masuk di negara importir.
10. Pencairan L/C
Bila tiada lagi dokumen lain yang diminta importir maka, eksportir pergi ke
negotiating bank untuk mencairkan L/C dengan menyerahkan B/L, Commercial
Invoice, Packing List dan COO.
11. Pengiriman Barang
Barang dalam perjalanan untuk dikirim ke pelabuhan negara tujuan yaitu negara
importir.
F. Dokumen Ekspor
Kewajiban utama seorang eksportir adalah mengirimkan barang yang
dipesan oleh importir. Pengiriman pesanan tersebut bisa melalui darat dan udara.
Bukti pengiriman barang diberikan oleh perusahaan pelayaran (shipping
company) dalam bentuk dokumen yang lazim disebut dengan Bill Of Lading atau
konosemen.
Dalam kata lain semua transaksi ekspor menggunakan kinerja yang
terekam dalam dokumen. Karena itu perdagangan internasional sering disebut
“perdagangan dokumen” (PPEI, 2004, Bab 2, 07)
Jenis dokumen ekspor antara lain:
1. Dokumen Induk
Dokumen yang dikeluarkan oleh badan pelaksana utama perdagangan
internasional sebagai alat pembukti realisasi suatu transaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dokumen induk antara lain:
a. Commercial Invoice
Suatu nota perhitungan yang dibuat oleh eksportir untuk importir yang
berisi jumlah barang, harga satuan, harga total, dan perhitungan
pembayaran. Dokumen ini menjadi dasar penilaian untuk menetapkan
pajak ekspor.
b. Letter Of Credit (L/C)
Suatu surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan
importir, yang memberikan hak kepada eksportir untuk menarik wesel
atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat
kredit itu.
c. Bill Of Lading (B/L)
Suatu tanda ten-ma penyerahan barang yang dikeluarkan oleh pelayaran
sebagai tanda bukti kepemilikan atas barang yang dimuat di atas kapal
laut oleh eksportir untuk diserahkan pada importir.
d. Polis asuransi
Suatu bukti pertanggungan yang dikeluarkan Maskapai Asuransi atas
permintaan eksportir atau importir untuk menjamin keselamatan barang
yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi.
2. Dokumen Penunjang
Dokumen yang melengkapi keterangan barang dalam dokumen induk.
Dokumen Penunjang antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Packing List
Daftar berisi perincian mengenai jenis dan jumlah satuan atau total dari
barang yang terdapat dalam faktur perdagangan.
b. Certificate Of Inspection
Sertifikat ini merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat
oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang
disahkan oleh pemerintahan dan dikenal oleh dunia perdagangan
internasional.
c. Manufacturer's Certificate
Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa
barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk
dagangnya.
d. Certificate Of Origin
Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
biasanya kamar dagang yang menyebutkan negara asal suatu barang.
e. Inspection Certificate
Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent
surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh
pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional.
f. Certificate Of Quality
Sertifikat ini merupakan syarat keterangan yang menyatakan tentang
mutu barang yang di ekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Balai
Penelitian suatu negara yang telah disahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Dokumen Pembantu
a. Instruction Manual
Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk
uraian mengenai proses produksi dari suatu komoditi.
b. Brosur dan Leaflet
Suatu buku kecil yang berisi tentang keterangan singkat tentang suatu
produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang
produk yang dihasilkan.
G. Ekspor
Ada beberapa pengertian prosedur ekspor menurut para ahli, yaitu :
1. Menurut Donald A Ball dan Wendell H Culloch (2000:91) “Ekspor adalah
menjual beberapa produksi regular dalam negeri ke luar negeri”
2. Menurut Jeffrey Edmud Curry (2001:195) “Ekspor adalah barang dan jasa
yang dijual kepada negara asing untuk dipertukarkan dengan produk lain atau
uang “
3. Menurut Jeff Madura (2001:183) “Ekspor adalah penjualan barang dan jasa
kepada pembeli yang berdomisili di negara lain “
4. Menurut Amir M. S (2003:01) “Ekspor adalah upaya melakukan penjualan
komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi
dengan memakai bahasa asing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5. Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan, Ekspor
adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean. Dan barang yang
telah diangkut atau akan dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari
daerah pabean dianggap telah diekspor.
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
pengertian dari Prosedur Ekspor adalah langkah-langkah atau tahapan yang harus
dipenuhi seorang penjual yaitu eksportir menurut ketentuan yang lazim berlaku
untuk menjual barang atau produknya ke pembeli importir di luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Pada awal berdirinya, perusahaan mengelola usaha penggergajian kayu
dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Alat-alat yang digunakan antara lain:
2 unit mesin pemotong, 3 unit mesin pembelah kayu, 3 unit mesin bor bulat, 2
unit bor kotak dan lain-lain. Di bawah pengawasan Ir. Joko Widodo selaku
pemilik sekaligus pimpinan Rakabu Furniture, perusahaan ini mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini didukung oleh usaha keras ditambah
pengalaman beliau yang telah cukup lama bergabung dengan CV. Roda Jati.
Untuk mengembangkan perusahaan, maka kegiatan perusahaan diarahkan
menjadi lebih luas. Hal ini diwujudkan dengan perubahan bidang usaha.
Perusahaan yang semula bergerak di bidang usaha penggergajian kayu sekarang
menjadi perusahaan mebel. Perusahaan ini dilakukan atas survey yang telah
dilakukan oleh perusahaan terhadap pasar industri mebel. Untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, maka perusahaan secara bertahap mulai memasuki pasar
industri mebel.
Pada awalnya, pembuatan mebel masih dalam bentuk-bentuk yang
sederhana. Untuk menunjang produksinya, perusahaan menambah peralatan
mesin yang digunakan dalam pembuatan mebel didukung tenaga kerja
professional dan usaha pemasaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Daerah pemasaran awal bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan
hanya mencakup Surakarta dan sekitarnya, kemudian perusahaan memperluas
bentangan sayap ke berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1990 perusahaan
mulai bisa menembus beberapa negara antara lain : Spanyol, Perancis, Korea,
Jepang; Australia, Amerika dan Singapura. Sejak tahun 2005, perusahaan di
pimpin oleh adik Bapak Joko Widodo yaitu Anjas Widjanarko, S.Sos. Namun
masih tetap dalam pengawasan Bapak Joko Widodo.
1. Lokasi Perusahaan
Rakabu Furniture terletak di PIK (Pengembangan Industri Kecil)
Pabelan Jalan Solo Kartasura Km. 8 Pabelen. Di lokasi inilah tahap finishing
dilakukan dari produk mebel setengah jadi yang telah diterima dari supplier.
Sedangkan untuk kantor dan showroom terletak di Jl. A. Yani No. 331
Tirtoyoso RT. 4 / RW. 13 Solo.
Kesuksesan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya sangat
dipengaruhi oleh faktor lokasi, perencanaan lokasi perusahaan. Ini penting
bagi suatu perusahaan, karena dengan penerimaan perusahaan pada lokasi
yang tepat dapat menunjang pertumbuhan perusahaan. Dengan pemilihan
lokasi yang tepat perusahaan akan mempunyai berbagai keuntungan
tersendiri. Keuntungan itu antara lain dalam posisi persaingan pengadaan
bahan baku, kemampuan pelayanan terhadap konsumen dan sebagainya.
Sebaliknya dengan pendirian perusahaan pada lokasi yang tidak tepat
akan mengakibatkan berbagai macam kerugian, misalnya posisi persaingan
lemah karena letaknya kurang strategis, kesulitan dalam pengadaan bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
baku dan lain sebagainya. Oleh karena itu perusahaan perlu berhati-hati dan
melakukan analisa agar kesalahan yang mungkin timbul dapat diperkecil atau
dihilangkan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan.
Perusahaan yang sudah go public memiliki struktur organisasi yang
sudah disusun rapi, karena segala kegiatan ekspor bisa berjalan lancar bila
memiliki manajemen yang saling terkait, yang saling melengkapi dan saling
membutuhkan.
Salah satu jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah dengan
menentukan struktur organisasi yang menetapkan bagian dan tanggung jawab
untuk melaksanakan tugasnya dengan rapi. Struktur organisasi Rakabu
Furniture adalah sebagai berikut :
a. Direktur
Mempunyai tugas :
1) Memimpin jalannya perusahaan.
2) Mengkoordinator bawahan.
3) Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.
4) Membuat kebijaksanaan bagi perusahaan.
5) Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
6) Membuat keputusan-keputusan bagi perusahaan.
b. Manajer Keuangan
Mempunyai tugas :
1) Mengawasi pelaksanaan tugas bagian umum dan bagian keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan keuangan.
3) Membuat anggaran belanja perusahaan.
4) Menyusun laporan keuangan perusahaan.
c. Manajer Produksi
Mempunyai tugas :
1) Mengawasi tugas bagian Quality Control, Packing, Distribution, dan
Finishing.
2) Memesan barang ke supplier.
3) Menetapkan standar produk.
4) Membina pengrajin agar mampu menghasilkan produksi dengan
kualitas, bentuk dan ukuran yang standar produk.
d. Manajer Pemasaran
Mempunyai tugas :
1) Menetapkan strategi pemasaran.
2) Melakukan negosiasi dengan buyer.
3) Memberikan informasi produk pada buyer.
e. Manajer Ekspor
Mempunyai tugas :
1) Mengawasi tugas bagian dokumen ekspor yang bertanggungjawab
menyiapkan dan mengarsip dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
ekspor.
2) Mengawasi tugas bagian stiffing yang bertugas menyiapkan dan
menata produk yang akan diekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Membuat perencanaan ekspor.
4) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan manajemen mutu.
Gambar 3.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RAKABU FURNITURE
Sumber : Kantor Pemasaran Rakabu Furniture
3. Tenaga Kerja
a. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Rakabu Furniture saat ini dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
DIREKTUR
MANAJER KEUANGAN
MANAJER PRODUKSI
MANAJER PEMASARAN
MANAJER EKSPOR
BAGIAN UMUM
BAGIAN KEUANGAN
DOKUMEN EKSPOR
STUFFING
QUALITY CONTROL
PACKING
DISTRIBUSI
FINISHING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabe1 3.1
Jumlah karyawan pada masing-masing bagian
pada Rakabu Furniture di Kantor dan Showroom pusat Surakarta
Jenis Bagian Jumlah
Direktur 1
Manager 4
Bagian Keuangan 5
Bagian Produksi 68
Bagian Design Produk 2
Bagian Auditing 2
Jumlah 82
Sumber : Kantor Pemasaran Rakabu Furniture
Rakabu Furniture memiliki karyawan tetap dan karyawan tidak tetap
(buruh borongan). Jumlah dari buruh borongan yang diperlukan kurang
lebih sekitar 400 orang tergantung dari banyak sedikitnya order yang
diterima. Jadi, karyawan tidak tetap diperlukan jika Rakabu Furniture
mendapat pesanan dalam jumlah besar dan kiranya tidak dapat selesai
tepat waktu jika dikerjakan oleh karyawan tetap saja.
b. Jam Kerja Perusahaan
Jam kerja yang berlaku pada Rakabu Furniture berlaku dari hari Senin
sampai dengan Sabtu, dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.30. dan istirahat
kerja dimulai pukul 12.00 sampai 13.00 tapi khusus hari Jum’at waktu
istirahat dimulai pukul 11.00 sampai 13.00. khusus hari minggu dan hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
besar nasional para karyawan diliburkan. Selain itu jam kerja lembur
dilakukan di luar jam kerja resmi yang berlaku.
4. Permodalan
Dalam melaksanakan suatu bisnis, faktor utama yang harus terpenuhi
adalah modal. Karena modal mampu mempengaruhi kelangsungan hidup
suatu perusahaan untuk berproduksi.
Permodalan Rakabu Furniture terdiri dari dua pihak yakni Modal sendiri dan
Modal pinjaman dari bank. Namun pada perkembangannya komposisi modal
kadang mengalami perubahan.
5. Ekspor Rakabu Furniture
Pada pemasaran ekspor, Rakabu Furniture memilih untuk
mengutamakan ekspor dibanding dengan menjualnya di dalam negeri. Karena
para konsumen dalam negeri umumnya kurang berselera dan berdaya beli
rendah pada produk furniture.
Hal itulah yang membuat Rakabu Furniture memilih jalur produksi
sesuai pesanan atau order. Karena hal ini sudah pasti dan jelas memenuhi
selera konsumen. Namun selain menerima order perusahaan juga memiliki
stok barang di dalam gudang meski hanya sedikit. Penyimpanan ini bertujuan
untuk menambah koleksi atau variasi produk yang sudah dihasilkan dan bisa
dipergunakan sebagai bahan acuan bagi buyer dalam memilih produk yang
hendak dipesan.
Dalam melakukan ekspor, Rakabu Furniture kadang mengalami claim
misalnya yang terjadi di negara bagian Eropa. Buyer negara Eropa sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mengklaim produk yang diproduksi tidak sama persis dengan apa yang di
pesan, untuk menghadapi hal seperti ini Rakabu Furniture memberikan
potongan harga kepada buyer agar kerja sama yang terjalin tetap terjaga.
Daerah pemasaran yang telah dimasuki di luar negeri antara lain :
Spanyol, Perancis, Amerika, Australia, Singapura, Denmark. Taiwan, dan
Italia. Volume Penjualan Ekspor Rakabu Furniture tahun 2006 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Volume Penjualan Ekspor Rakabu Furniture Tahun 2006
BULAN VOLUME PENJUALAN
(US $) (Rp)
JANUARI 6,406.55 58,183,619.67
FEBRUARI 10,609.24 96,205,634.60
MARET 113,580.35 103,860,752.00
APRIL 7,653.87 69,624,457.00
MEI 9,012.58 80,183,786.17
JUNI 10,260.87 90,348,111.00
JULI 9,038.03 81,798,950.83
AGUSTUS 10,903.62 95,787,200.71
SEPTEMBER 8,434.99 78,153,808.25
OKTOBER 3,673.76 33,592,861.00
NOVEMBER 9,285.80 85,719,826.00
DESEMBER 8,505.28 79,369,822.60
TOTAL 207,364.94 952,828,829.80
Sumber : Kantor Bagian Pemasaran Rakabu Furniture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari tabel data volume penjualan di atas dapat kita lihat bahwa terjadi
arus naik turun yang sangat tidak stabil. Hal itu dikarenakan perusahaan hanya
memproduksi barang bila ada order atau pesanan yang diterima, sedangkan
tiap bulannya belum tentu order yang diterima banyak. Tapi meski hanya
menerima order saja Rakabu Furniture juga memiliki buyer tetap jadi tiap
bulannya walau sedikit tetap ada kegiatan ekspor. Fluktuasi semacam itu bisa
terjadi karena musim dan situasi perdagangan global. Perubahan kurs mata
uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan ekspor interval
tertentu. Jika nilai tukar rupiah mencapai Rp. 8.000,00 ke bawah maka ekspor
akan mengalami penurunan.
Sejak tahun 1988, kegiatan ekspor Rakabu mengalami pasang surut,
begitu pula dengan daftar buyer. Ada yang sampai saat ini masih setia dengan
Rakabu dan ada pula yang sudah lepas dari Rakabu. Berikut ini daftar buyer
Rakabu sesuai PEB tahun 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 3.3
DAFTAR NAMA BUYER RAKABU FURNITURE
TAHUN 2006
NO NAMA BUYER
1 WOODLAND FURNITURE
2 HAWAI FURNISHING
3 ARTE NEL TEMPO
4 NICK SCALI
5 BECARA
6 RUSTIC FURNITURE
7 GUIDO S.A
8 MEMPHIS
9 PRO COM INTERNATIONAL
10 ART DECOR
Sumber : Rakabu Furniture
Pada tahun 2007 ini, Rakabu Furniture membuat sketsa rencana
Ekspor yang digunakan untuk acuan biaya produksi selama satu tahun.
negara-negara yang akan dituju adalah negara-negara pelanggan tetap yang
telah memiliki hubungan baik dengan perusahaan. Sehingga, perusahaan tidak
akan berhenti beroperasi pada segala musim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3.4
Rencana Ekapor Rakabu Furniture Tahun 2007
NEGARA TUJUAN JUMLAH
KONTAINER AMOUNT (US $)
TAIWAN 25 X 40” 300,000
SINGAPURE 20 X 40” 200,000
DENMARK 8 X 40” 104,000
ITALIA 2 X 40” 18,000
SPAIN 4 X 40” 34,000
AUSTRALIA 5 X 20” 22,500
SWEDEN 3 X 40” 39,000
Sumber : Rakabu Furniture
B. Pembahasan
1. Strategi yang diterapkan oleh Rakabu Furniture untuk meningkatkan kualitas
produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri.
Strategi produksi yang di gunakan oleh Rakabu Furniture dalam usaha
peningkatan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer
luar negeri adalah dengan menggunakan strategi produksi dengan ciri-ciri
inovatif yaitu strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk
dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing. Dengan adanya
bentuk dan fungsi yang beraneka ragam, perusahaan mengharapkan buyer
tidak jenuh dengan produk yang dikeluarkannya. Selain itu, perusahaan juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
membuat produk yang sesuai dengan Trend yang lagi booming saat ini, jadi
perusahaan sangat fleksibel mengikuti permintaan pasar. Kemudian, dalam
usaha pengembangan produk, perusahaan menggunakan strategi Standarisasi,
yaitu usaha mendapatkan ukuran, macam, kualitas, besar, bentuk tertentu dari
suatu barang yang akan diproduksi. Usaha tersebut di dukung oleh peralatan
yang tepat seperti pada tahap revisi yaitu tahap penghalusan dan perapian
barang dengan amplas mesin dan manual. Setelah finishing, barang masih
melalui tahap pengontrolan yang meliputi bentuk, ukuran, warna, desain yang
sesuai dengan permintaan buyer, apabila masih belum sesuai maka barang
akan di revisi kembali sampai memenuhi syarat yang diminta oleh buyer.
Proses produksi yang digunakan Rakabu Furniture dalam usahanya
meningkatkan kualitas adalah dengan pola proses produksi yang terus
menerus (continuous processes) yaitu proses produksi di mana terdapat pola
atau urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai dengan menjadi barang
jadi (produk akhir). Dalam proses produksi ini, variasi pada produk akhir
sangat kecil, karena produsen hanya melaksanakan permintaan dari buyer
bahkan dalam bahan pewarnaan kadang sudah disebutkan dalam pemesanan.
Untuk meyakinkan buyer di pasar luar negeri, maka Rakabu Furniture juga
telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : SHI 19-9001 : 2001. ISO 9001 adalah
sertifikat standar manajemen mutu yang digunakan untuk sertifikasi usaha
yang melakukan semua kegiatan sejak design, produksi, instalasi dan service.
Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab manajemen,
pembelian, design produk, inspeksi, training, dan tindakan perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(Subagyo, 2000, 218). ISO 9001 juga memiliki peran yang mampu
membangun image perusahaan sehingga buyer akan merasa lebih yakin untuk
mengadakan kontrak bisnis.
a. Bahan baku
Untuk menjaga kualitas suatu produk merupakan kegiatan yang sangat
penting dilakukan pada setiap proses produksi. Untuk menjaga kualitas barang
agar sesuai dengan standar yang ditentukan tidak terbatas pada wujud akhir
suatu produk yang belum terwujud, misalnya produk dalam proses atau bahan
baku. Bagi perusahaan yang mutu bahan bakunya langsung mempengaruhi
produk akhir, kualitas bahan bakunya. Pengendalian bahan baku dapat
dilakukan dengan seleksi pemasok, yang dilakukan oleh CV. Rakabu
Furniture.
Dalam proses produksinya, CV. Rakabu Furniture membuat
spesifikasi untuk menentukan standar mutu pemasok yang digunakan
perusahaan. Secara umum standar mebel CV. Rakabu Furniture dipengaruhi
oleh :
1 Model (desain) mebel
Model (desain) mebel yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan dari
pembeli. Kesesuaian model (desain) dengan permintaan pembeli menjadi
standar mutu mebel. Sebagai contoh pembeli dari Eropa cenderung
memilih desain mebel klasik dengan tambahan asesoris variasi.
Sejak tahun 1990 Rakabu Furniture memproduksi Bed Roomset yaitu
mebel khusus yang dirancang untuk ruang tidur. Bergantinya waktu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mode yang silih berganti, saat ini Rakabu Furniture memproduksi Garden
Furniture yaitu meubel khusus untuk taman (folding chair) atau kursi lipat
taman karena produk tersebut lebih menjanjikan keagungan. Selain garden
furniture, produk andalan yang dihasilkan oleh Rakabu Furniture adalah :
a. Cabinet
b. Dinning Table
c. Lemari Buku
d. Buffet
e. Round Table
f. Antik Repro
g. Produk lain sesuai order
2 Struktur mebel
Perbedaan ukuran mebel didasarkan pada anatomi tubuh yang dimiliki
oleh konsumen. Untuk konsumen dari negara Eropa struktur mebelnya
besar dan kokoh, karena disesuaikan dengan keadaan anatomi tubuh orang
Eropa yang rata-rata lebih besar.
3 Warna Mebel
Warna mebel untuk konsumen dari CV. Rakabu Furniture adalah warna
klasik dan natural. Beberapa warna yang sering diminta pembeli antara
lain antique, honey, dan natural.
Pengawasan terhadap mutu kayu jadi dilakukan dalam setiap kegiatan
proses produksi. Sebelum kegiatan proses produksi dilakukan incoming
material yaitu standar mutu pasokan didasarkan pada spesifikasi standar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dibuat oleh Bagian Pemasaran, Pembelian, Produksi dan Quality Control.
Standar mutu incoming material itu meliputi :
a. Jenis dan umur kayu jati sesuai dengan pesanan.
b. Diameter sesuai dengan pesanan.
c. Jumlah sesuai dengan pesanan
d. Harga sesuai dengan kontrol dan kesepakatan
Proses Pengadaan Barang
Setelah terjadi kontrak dagang antara CV. Rakabu Furniture dengan
Importir, selanjutnya dari pihak CV. Rakabu Furniture mulai mengadakan
pesanan barang kepada pihak supplier. Proses pengadaan barang pada CV.
Rakabu Furniture dapat dijelaskan melalui bagan berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pemasok A
Pemasok B
Pemasok C
CV. Rakabu Furniture
Pencelupan/ Insect Treatment
Quality Control I
Cancel
OK
Pengeringan/ Dry Cleaning
Pengamplasan/ Sanding
Quality Control II/Revisi
Finishing
Quality Control III
Accessories
Packing
b
a
d
c
e
f
g
h
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Keterangan gambar
a. Quality Control I
Barang dari supplier sebelum masuk ke proses produksi dilakukan
pengecekan terhadap barang tersebut apakah barang tersebut sesuai/tidak
sesuai dengan standarisasi produk yang diterapkan pihak Rakabu. Apabila
produk tersebut sesuai maka barang dapat dilanjutkan ke proses
selanjutnya dan apabila barang tidak sesuai maka barang akan ditolak.
b. Pencelupan/Insect Treatment
Pada proses ini, barang yang setengah jadi tersebut dimasukkan ke dalam
bak yang berisi minyak tanah dan baygon/obat nyamuk cair selama kurang
lebih 5 menit agar kotoran yang menempel pada serat kayu hilang dan
menghindari kayu keropos, serta untuk memberantas hama kayu agar
kualitas kayu tetap terjaga. Tidak semua barang dilakukan pencelupan
hanya produk-produk tertentu.
c. Pengeringan/Dry Cleaning
Pada proses ini, barang yang telah direndam selama 5 – 10 menit tadi
dikeringkan dengan menggunakan oven kayu selama 3 – 7 hari. Bahan
bakar oven berasal dari kayu bakar biasa. Waktu untuk oven kayu bisa
lama bisa cepat sesuai kadar kekeringan yang diinginkan, biasanya kadar
kekeringan yang diinginkan berkisar 12 – 15%.
d. Quality Control II/Revisi
Setelah barang yang di oven telah kering sesuai dengan kriteria, maka
tahap berikutnya adalah dengan merevisi semua barang-barang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Barang-barang yang telah di oven sering mengalami kerusakan atau
perubahan struktur konstruksi seperti kayu bengkok, patah, getas atau
bergelombang. Bila terjadi kerusakan seperti itu maka pada tahap revisi ini
akan segera membenahi barang yang cacat sebelum masuk proses
pengamplasan/sanding.
e. Pengamplasan/Sanding
Barang-barang yang sudah direvisi dan akan masuk pada tahap
pengamplasan dengan 2 cara yaitu dengan mesin amplas dan dengan cara
manual.
Jenis amplas yang digunakan pertama adalah amplas kasar dengan nomor
400 guna menghaluskan bagian-bagian yang kasar. Selanjutnya
menggunakan amplas halus dengan nomor 1000 yang bertujuan untuk
menghaluskan pori-pori sehingga pada waktu finishing hasilnya akan
halus.
f. Finishing
Tahap ini dilakukan setelah tahap revisi benar-benar sempurna, barang
yang telah di amplas dengan baik akan melalui tahap finishing yaitu tahap
pewarnaan barang. Warna yang di gunakan harus sesuai dengan
permintaan buyer, karena bila tidak sesuai maka buyer akan kecewa dan
membatalkan semua perjanjian dalam sale’s contrac. Bahan yang
digunakan biasanya berupa : Edume, impra, dan sirlex dan apabila buyer
menginginkan warna natural maka bisa menggunakan plitur dengan bahan
spritus, pewarnam serlak. Bahan pewarna tersebut telah teruji tidak akan
membahayakan kulit bila terjadi kontak langsung dengan kulit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
g. Accessories
Setelah barang selesai di finishing maka barang akan melalui tahap
pemberian accessories. Bahan yang digunakan sebagian besar
menggunakan kuningan cor. Proses ini adalah proses pelengkapan pada
mebel seperti pemberian engsel, ceplisan, kaca, pigura, handle, atau kunci.
Tahap ini sangat menentukan nilai keindahan produk yang dibuat agar
menarik para buyer untuk tetap setia karena accessories yang digunakan
juga berasal dari permintaan buyer. Jadi, Rakabu furniture sangat
memperhatikan keinginan buyer.
h. Quality Control III
Produk yang telah melalui tahap pemberian accessories akan melalui
tahap pengecekan akhir tentang kualitas barang di mana barang yang
sudah jadi harus sesuai dengan standar ekspor dan juga sesuai dengan
permintaan buyer, tahap pengecekan tersebut meliputi desain, warna,
konstruksi barang dan kerapian dalam pembuatan. Jika masih belum
sesuai maka barang akan direvisi kembali menurut jenis kesalahan proses
produksi. Umumnya bagian QC tersebut berasal dari lembaga insep yang
diberi wewenang oleh buyer untuk mengecek barang yang sudah jadi.
Tapi kadang bagian QC tersebut hanya berasal dari pihak Rakabu sendiri
karena pihak buyer telah mempercayakan QC kepada pihak Rakubu.
i. Packing
Barang yang telah siap untuk di ekspor harus melalui tahap pengepakan/
packing. Packing terdiri dari kardus, busa/gabus, plastik, papan kayu tipis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang berfungsi melindungi barang dari goncangan dan kerusakan waktu
pengiriman. Jika barang yang mudah pecah maka pada pembungkus
diwajibkan untuk memberi gambar gelas supaya barang tersebut tidak di
tumpuk atau di banting. Setelah packing selesai barang pembungkus diberi
label sesuai dengan nama barang, kode barang dan negara tujuan.
Pada proses pengepakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
mutu mebel kayu jati tetap terjaga, yaitu :
1) Untuk membungkus bagi kaku dan sandaran mebel dibutuhkan kertas
tebal, karena bagian ini sering mengalami benturan, tujuannya untuk
menghindari mebel kayu jati menjadi rusak dan cacat.
2) Untuk mebel yang biasanya menggunakan kaca dibutuhkan papan
kayu tipis dan kertas karton tebal dalam proses pengepakannya, hal ini
bertujuan untuk menghindari kaca pecah karena benturan.
b. Teknologi
Ciri-ciri komoditi ekspor yang berkualitas salah satunya adalah
memiliki teknologi yang bisa menunjang kegiatan produksi dalam arti kata
produk yang dihasilkan harus cepat dalam pembuatan, tepat dalam
penggunaan, dan efisien dalam waktu. Teknologi yang digunakan dalam
proses produksi akan menentukan tingkat kapasitas produksi. Yang dimaksud
tingkat produksi adalah perbandingan antara jumlah unit produksi yang
dihasilkan oleh dua jenis produksi yang dipakai dalam memproduksi suatu
komoditi yang serupa diukur dalam jangka waktu tertentu. Rakabu furniture
juga telah menggunakan teknologi yaitu pada proses pengeringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menggunakan oven agar, waktu pengeringannya lebih cepat dan optimal, pada
finishing menggunakan mesin amplas untuk menghaluskan bagian yang kasar,
meski faktor teknologi pada Rakabu Furniture masih belum banyak beralih
pada tenaga kerja mesin, tapi pada dasarnya bila proses produksi tersebut
dilakukan dengan 2 cara maka hasilnya akan lebih baik dan sesuai dengan
permintaan buyer.
Selain teknologi, hal lain yang harus dilakukan adalah bagaimana cara
kita untuk melindungi barang yang akan di ekspor agar tetap terjaga sampai
pada buyer. Untuk itu perlu adanya standar penanganan yang harus mengacu
pada pengemasan (packing), penandaan identitas (marking), dan penandaan
kondisi (labeling).
a. Pengemasan (Packing)
Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengemas
barang yang akan di ekspor agar terhindar dari resiko kerusakan. Barang
yang dikemas kemudian diberi Silica Gel/kristal pengawet agar barang
yang berada di dalam kemasan tetap kering.
b. Penandaan Identitas (Marking)
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi suatu tanda pada
kemasan barang yang akan di kirim. Marking bertujuan untuk
mempermudah pihak pengangkut dalam mengenali barang berdasar
kepemilikannya, jumlah kemasan, dan negara tujuan ekspor.
c. Penandaan Kondisi (Labeling)
Adalah suatu kegiatan pemberian merk atau label pada kemasan barang
yang akan diekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Prosedur ekspor di Rakabu Furniture Surakarta
Prosedur ekspor Rakabu Furniture dari mulai menawarkan barang
adalah dengan cara :
a. Korespondensi, Rakabu Furniture menawarkan barang dan
menegosiasikan komoditi yang akan dijual dengan buyer. Dengan
membuat surat penawaran atau brosur, dan mencantumkan jenis barang,
mutu, harga, serta syarat pengiriman barang.
b. Sale’s Contrac, apabila ada importir yang berminat maka akan terjadi
penawaran, kemudian Rakabu Furniture akan menyiapkan kontrak jual
beli ekspor (sale’s contrac) sesuai dengan data offersheet dan ordersheet
ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat
pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.
c. Mempersiapkan Barang Ekspor, tahap sale’s contrac maka langkah
selanjutnya adalah menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan
importir. Keadaan barang yang dipesan harus sesuai dengan permintaan
importir, barang-barang tersebut bila telah selesai maka barang di packing
dengan kata lain barang telah ready to export.
d. Membuat Commercial Invoice dan Packing List. Setelah barang
dinyatakan ready to export, maka Rakabu Furniture membuat dokumen
invoice dan packing list.
e. Menyewa Kontainer dan kapal muat, kemudian Rakabu Furniture
secepatnya menghubungi forwarder/EMKL dan perusahaan pelayaran
untuk menyewa container dan kapal untuk mengirimkan barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
ekspornya. Hal yang harus dilakukan adalah mengisi dokumen Shipping
Instruction yang disediakan oleh forwarder/shipping company. Shipping
company akan menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil
container dengan memberikan nomor container dan nomor sealnya.
f. Bill of Lading. Setelah memuat barang di kontainer (stuffing) dan
memuatnya ke kapal, maka Rakabu Furniture akan menerima Bill of
Lading dari shipping company, yaitu dokumen yang membuktikan bahwa
barang siap untuk dikirimkan.
g. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Setelah mendapat
B/L, Rakabu Furrniture mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka
kantor bea cukai mengijinkan barang boleh difiat muat untuk diekspor.
h. Certificate of Origin (COO), Rakabu furniture mengurus dokumen surat
keterangan asal barang (SKA) atau biasa disebut dengan Certificate of
Origin (COO) di Deperindag, jika diminta importir. Dokumen ini
berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk di
negara importir.
i. Pembayaran dengan T/T, Sistem pembayaran yang sering dilakukan oleh
Rakabu Furniture adalah dengan menggunakan Telegrafic Transfer (T/T).
Di mana, pembayaran dilakukan oleh importir ketika ada pemberitahuan
bahwa barang telah diekspor, maka pihak importir segera mengirim
sejumlah uang di rekening bank Rakabu Furniture dan yang dilakukan
Rakabu adalah mengirimkan surat-surat yang berisi tentang barang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
di ekspor. Hal ini memang sangat beresiko karena banyak buyer yang
sering curang dan tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar, akan
tetapi Rakabu Furniture juga melakukan sistem pembayaran ini hanya
dengan buyer langganan. Apabila ada buyer baru maka sistem
pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara paling aman yaitu dengan
L/C.
3. Faktor penghambat dalam usaha peningkatan kualitas produk ekspor
khususnya produk mebel
Kualitas produk ekspor kadang tidak mampu bertahan lama di pasar
global karena adanya faktor-faktor yang menghambat peningkatan kualitas
produk. Faktor-faktor tersebut berupa :
a. Bahan baku yang sulit pada musim-musim tertentu. Misalnya musim
hujan sulit untuk mencari kayu yang kadar airnya rendah. Sehingga proses
pengeringan sampai berminggu-minggu sedang waktu pengiriman sudah
ditentukan. Rakabu Furniture mengatasinya dengan bernego kembali
dengan buyer bahwa delivery time yang ditentukan akan terlambat.
b. Biaya produksi yang mahal. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu
produk sangat tinggi. Untuk menghadapinya Rakabu Furniture melakukan
negosiasi kembali dalam harga.
c. Selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Cara mengatasinya, Rakabu
Furniture selalu kontak dan mencari informasi tentang trend yang saat ini
sedang diminati dengan media internet maupun dengan majalah yang tiap
bulan dikirim oleh buyer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d. Daya tahan produk kadang tidak bisa diramalkan dalam pemakaian.
Pemakaian produk dan ketahanan produk bisa tidak sesuai dengan apa
yang diramalkan misalnya karena keadaan cuaca yang berbeda.
e. Desain atau bentuk komoditi kadang tidak bisa sama persis dengan
permintaan. Sehingga Rakabu Furniture harus mengulangi pembuatan
produk sampai pihak QC menyatakan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai peningkatan profesionalisme karyawan
dalam menjaga mutu barang furniture ekspor pada Rakabu furniture, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi yang digunakan oleh Rakabu Furniture untuk meningkatkan
kualitas produk yang ditawarkan adalah dengan menggunakan strategi
produksi dengan ciri-ciri inovatif yaitu strategi perusahaan untuk
menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari
pada produk pesaing.
2. Prosedur ekspor Rakabu Furniture dilakukan dengan cara :
a. Korespondensi
b. Sale’s Contrac
c. Persiapan barang ekspor
d. Commercial Invoice dan Packing List
e. Sewa Kontainer
f. Bill of Lading
g. Daftar Pebruari
h. Mengurus COO
i. Pembayaran dengan T/T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Faktor Penghambat usaha peningkatan kualitas produk ekspor Rakabu
Furniture adalah
a. Bahan baku yang sulit di dapat di musim hujan.
b. Biaya produksi yang mahal.
c. Selera konsumen yang berubah-ubah.
d. Daya tahan produk tidak bisa diramalkan.
e. Desain mebel yang tidak bisa sama persis.
f. Banyak industri furniture yang berkembang dan memproduksi jenis
barang yang sama.
B. Saran
1. Strategi produk yang selama ini digunakan oleh Rakabu furniture adalah
strategi dengan menggunakan ciri inovatif pada produk yang dihasilkan.
Sebenarnya peningkatan kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh
produk-produk yang inovatif melainkan juga dipengaruhi kualitas bahan
baku. Teknologi yang digunakan serta pengetahuan karyawan tentang
produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, sebaiknya Rakabu furniture dalam
meningkatkan kualtias produk selain mengutamakan produk-produk yang
inovatif juga harus memperhatikan kualitas bahan baku, alat-alat teknologi
yang lebih canggih sehingga produknya yang dihasilkan lebih halus/tinggi
kualitasnya.
2. Prosedur ekspor yang dilakukan Rakabu Furniture sudah sempurna, hanya
pada awal pencarian buyer hanya dengan internet dan pameran serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
KADIN, baiknya Rakabu memiliki agen yang berada di luar negeri
sehingga Rakabu cepat dikenal manca negara.
3. Faktor penghambat kegiatan ekspor Rakabu memang banyak namun selalu
saja ada jalan keluar untuk mengatasinya. Sebaiknya Rakabu lebih
memperhatikan selera konsumen yang berubah-ubah karena selera tersebut
sulit di tebak dan tiap tahun berubah sesuai tren yang baru diminati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61