peningkatan kualitas permukiman kumuh yang …€¦ · peningkatan kualitas permukiman kumuh yang...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
YANG BERKELANJUTAN
Disampaikan dalam rangka Webinar HRC Caritra:
“Menangani Kumuh atau Mempercantik Kawasan”
Zoom Cloud Meeting, 8 Oktober 2020
Oleh:
Sri HartoyoWidyaiswara Ahli Utama
Kementerian PUPR
perkim.id
Profil Pembicara
Data Pribadi1. Nama : Sri Hartoyo
2. E-mail : [email protected]
3. Hp : 0811167079
4. Tempat /Tgl Lahir : Surakarta, 31 Mei 1958
5. Alamat : Jl. Dr. Susilo III/1B, RT/RW: 004/005 Grogol,
Jakarta Barat, 11450
Riwayat Pendidikan
1. S1, Teknik Sipil, ITB, 1984
2. Sp1, Post Graduate Course of Sanitary Engineering, Delft,
Belanda, 1988
3. S2, Magister Perencanaan Kebijakan Publik, FE- UI, 2006
4. S3, Ilmu Geografi, UGM, 2019
Riwayat Pekerjaan
1. Staf dan berbagai jabatan di Lingkungan Dep. PU dan Kemenpera
1984-2010
2. Deputi Pembiayaan, Kementerian Perumahan Rakyat, 2010-2014
3. Plt. Kepala BPPSPAM, Kementerian PUPR, 2015-2016
4. Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, 2016-2018
5. Widyaiswara Ahli Utama, Kementerian PUPR, 2018 - sekarang
Peminatan✓ Penyelenggaraan Perumahan✓ Pembiayaan Perumahan✓ Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh
perkim.id
3
Outline Presentasi
A. PENDAHULUAN
o Urbanisasi dan implikasinya
o Pengertian, karakteristik dan indikator permukiman kumuh
o Pentingnya peningkatan kualitas permukiman kumuh
o Pengalaman pada peningkatan kualitas permukiman kumuh
o Pendekatan dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh
o Prinsip pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh
o Pola penanganan “kotaku” dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh
B. PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
o Penelitian sebelumnya dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh
o Diagram alir peningkatan kualitas permukiman kumuh berkelanjutan
o Model umum peningkatan permukiman kumuh berkelanjutan
o Faktor-faktor determinan dalam peningkatan permukiman kumuh berkelanjutan
o Skema model umum peningkatan permukiman kumuh berkelanjutan
C. PENUTUP
o Kesimpulan
o Rekomendasi
perkim.id
4
PENDAHULUAN
perkim.id
17,2 22,4
30,9
42,2 49,8 53,3 56,7 60 63,4 66,6
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
1970 1980 1990 2000 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Juta
Jiw
a
Pers
ent
ase
% Penduduk Perkotaan % Penduduk Perdesaan
Jumlah Penduduk Perkotaan Jumlah Penduduk Perdesaan
Fenomena Urbanisasi
Ketidaksiapan kota menghadapiurbanisasi→ kebijakan tata kelolaperkotaan belum responsifterhadap prinsip pembangunanberkelanjutan
Sumber: Bappenas, 2014
URBANISASI DAN IMPLIKASINYA
Ketidaksiapan kaum migran dalam ber-”urbanisasi”:1. Affordibility (keterjangkauan)2. Culture Lag (gagap budaya)
Sumber: Sri Hartoyo (2019)
Berpotensi semakin pesatnya pertumbuhan kawasan
kumuh perkotaan
• Luas Kawasan Kumuh: 38.431 Ha (eksisting, 2015)
• Rumah Tangga Kumuh Perkotaan: 10,1% atau
9,6 juta rumah tangga (Susenas, 2013)
3
perkim.id
Permukiman kumuhadalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturanbangunan, tingkat kepadatanbangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan sertasarana dan prasarana yang tidak memenuhi
syarat.
PENGERTIAN PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
o Permukiman kumuhditandai denganketidakteraturanbangunan, tingkatkepadatan bangunanyang tinggi, dan kualitasbangunan serta saranadan prasarana yang tidak memenuhi syarat(UU No. 1 Tahun 2011 tentang PKP).
o Tingkat pendapatan dan tingkat pendidikanmasyarakatpenghuninya yang rendah (Budiharjo, 2011).
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH
o Secara ideal terdapatlima elemen dasarpembentuk permukiman, yaitu: alam/nature, manusia/human, masyarakat/society,
rumah/shells, jaringansarana prasarana/ infrastructure networks(Doxiadis, 1968).
o Kondisi relasi sosial dan kekerabatan relatif tinggisebagai perwujudankeberadaankomunitasnya(Rindarjono, 2012).
o Permukiman kumuh atauslum merupakan kondisipermukiman dengankualitas buruk dan tidaksehat, tempat perlindunganbagi kegiatan marjinal serta
sumber penyakit epidemikyang akhirnya akan menularke wilayah perkotaan (UN-Habitat, 2010).
perkim.id
INDIKATOR PERMUKIMAN KUMUH
Pengelolaan Persampahan
Drainase LingkunganKeteraturan dan kepadatan Bangunan
Pengamanan kebakaran
Jalan lingkungan Penyediaan Air Minum
Pengelolaan Air Limbah Ruang terbuka publik
perkim.id
9
PENTINGNYA PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH BERKELANJUTAN
Ketidaksiapan perkotaandalam meresponurbanisasi, memunculkanberbagai persoalan, antara lain ketenagakerjaan, perkembangan kegiatanekonomi informal, dan kebutuhan perumahan(UN-Habitat, 2016)
Kegagalan untukmenyediakan perumahanyang terjangkau bagikalangan masyarakatmiskin dan berpenghasilanrendah mendorong merekauntuk memilih alternatifmendirikan perumahaninformal (Ritohardoyo, 2015)
Tantangan kita adalahbagaiman agar hasilpeningkatan permukimankumuh dapat memicuterwujudnya permukimanyang layak huni.
perkim.id
o Pengentasan permukiman kumuhmeskipun telah berhasil mengurangipersentase jumlah luasan permukimankumuh → dari 38.431 hektar pada
tahun 2014 menjadi 32.435 hektarpada tahun 2017 → namun perlu
dievaluasi apakah tujuan pelaksanaanpengentasan permukiman kumuhtelah tercapai secara berkelanjutan.
o Dalam prakteknya peningkatankualitas permukiman kumuh
masih ada yang hanyaberorientasi pada tujuanmempercantik kawasan→ dan yang belum secara
komprehensif memperhatikanupaya untuk mewujudkan
permukiman layak huni yang berkelanjutan.
PENGALAMAN PADA PRAKTEK PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
o Strategi dasar dalampenangananpermukiman kumuhadalah kolaborasiseluruh pelakupembangunan(pemerintah, badan usaha dan masyarakat) dalampenangananpermukiman kumuh.
PemberdayaanMasyarakat
Pemerintah Daerah sebagai Nakhoda
Kolaboratif
o Pengentasanpermukiman kumuhdilaksanakan denganpendekatanpemberdayaanmasyarakat (Alit, 2005), yang diorientasikan untukmeningkatkan kualitashidup dan kemandirian(Budihardjo, 2010)
o Peran pemerintahdaerah sebagainakhoda penangananpermukiman kumuh(Pendekatan Program Kotaku)
PENDEKATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
Prinsip
pembangunan
berkelanjutan
adalah pemenuhan
kebutuhan
sekarang tanpa
mengorbankan
kebutuhan generasi
masa depan
(Brundtland, 1987)
o Pembangunan
berkelanjutan merupakan
kesatuan tiga dimensi
pembanguan: lingkungan,
ekonomi dan sosial
secara seimbang
(Ritohardoyo, 2015)
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DALAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
o Pemeliharaan
o Perbaikan
PencegahanPeningkatan
KualitasPengelolaan
o Pengawasan dan pengendalian
o PemberdayaanMasyarakat
o Pemugaran
o Peremajaan
o Pemukiman kembali
POLA PENANGANAN “KOTAKU”
DALAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
14
PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
perkim.id
15
PENELITIAN SEBELUMNYA
NO PENELITI TEMUAN
1 RINDARJONO(2011)
a. Permukiman kumuh disebabkan faktor geografis, ekonomi, dan psikologi
b. Dampak permukiman kumuh meliputi dampak sosial, ekonomi, dan spasial
3 MINNERYet. al. (2013)
a. Penanganan permukiman kumuh harus menjadi bagian yang utuh dari pembangunan kota
b. Komponen pengentasan permukiman kumuh: secure tenure, tata kelola dan kelembagaan, partisipasi masyarakat, up-scaling program, dan penghidupan yang berkelanjutan
4 ELRAYIES(2016)
a. Permukiman kumuh menjadi pilihan tempat tinggal yang terjangkau
b. Modal sosial menjadi kekuatan positif masyarakat di permukiman kumuh
c. Penerapan kerangka pembangunan berkelanjutan harusdisesuaikan dengan karakteristik lokasi permukiman
perkim.id
16
PENELITIAN SEBELUMNYA
NO PENELITI TEMUAN
5 SURJONOet.al (2017)
a. Kampung perkotaan merupakan contoh permukiman yang
berkelanjutan
b. Keberadaan kampung perkotaan mengakomodasi dinamika
pembangunan perkotaan
c. Kearifan lokal memberikan kontribusi pengentasan permukiman
kumus secara berkelanjutan
6 SESOTYANINGTYASet.al (2015)
a. Perubahan tatanan budaya memiliki pengaruh bagi keberlanjutan
permukiman
b. Perubahan pola pikir, cara pandang, dan perilaku kebersamaan
merupakan kunci transformasi permukiman
7 DANIELet.al (2015)
a. Permukiman kumuh dipicu oleh pengelolaan pertumbuhan dan
ekspansi perkotaan yang masih belum didukung dengan peraturan
yang memadai
b. Penyelesaian permukiman kumuh melalui penggusuran justru akan
memunculkan permasalahan baru
perkim.id
17
DIAGRAM ALIR PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH BERKELANJUTAN
Sumber: Sri Hartoyo (2019)
perkim.id
18
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN MODEL
Kota Semarang Kota Pontianak
Kota Semarang Deskripsi
Permukiman Kumuh
Kota Pontianak
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
2,32 2,83A. KONDISI FISIK/
LINGKUNGAN2,14 3,28
B. KARAKTERISTIK
RUMAH TANGGA
1,89 1,89 B1. Pendidikan 1,82 1,82
3,85 3,87 B2. Status Lahan 3,35 3,49
3,88 3,89 B3. Status Rumah 3,78 3,78
C. KONDISI RELASI
SOSIAL
3,11 3,32 C.1 Gotong Royong 2,91 3,55
3,11 3,33 C.2 Trust 2,91 3,38
3,04 3,28 C.3 Kelembagaan 2,71 3,59
D. KONDISI EKONOMI
2,49 2,44 D.1 Pekerjaan 2,34 2,48
2,53 2,66 D.2 Daya Beli 2,38 3,04
2,34 2,54 D.3 Fas. Keuangan 2,22 2,75
2,29 2,44 D.4 Akses Pembiayaan 2,39 2,98
2,75 E. KEBIJAKAN 3,02
Jumlah Sample (n) = 835 buah
Sumber: Sri Hartoyo (2019)
perkim.id
19
MODEL UMUM
PENINGKATAN PERMUKIMAN KUMUH BERKELANJUTAN
KFLP = 0,064 RTSP + 0,087 RTSL + 0,305 RSPT + 0,090 EMDB + 0,098 EMFK
(t= 2,351) (t= 2,954) (t= 10,244) (t= 2,727) (t=3,086)
+ 0,379 TEKPL – 0,126 DummyBK – 0,120 DummyLG – 0,068 DummyTK
(t= 11,697) (t= - 3,955) (t= - 4,177) (t= 2,423)
Adjusted R2= 0,464
1. KFLP : Kondisi Fisik Llingkungan Permukiman (setelah penanganan kumuh)2. RSTP : Status Pendidikan Rumah Tangga3. RTSL : Status Lahan Rumah Tangga4. RSPT : Rasa Saling Percaya/Trust5. EMDB : Ekonomi Masyarakat Daya Beli6. EMFK : Ekonomi Masyarakat Fasilitas Keuangan7. TEKPL : Tingkat Efektifitas Kebijakan Pemerintah aspek Lingkungan
1. DummyBK : Dummy Besaran Kota (Kota Metropolitan/Kota Besar)2. DummyLG : Dummy Lokasi Geografis (Daratan/Tepi air-Pantai3. DummyTK : Dummy Tingkat Kekumuhan (Kumuh Berat/Kumuh Sedang)
Keterangan :
Sumber: Sri Hartoyo (2019)
perkim.id
20
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM
PENINGKATAN PERMUKIMAN KUMUH BERKELANJUTAN
1. Model peningkatan kualitas permukiman kumuh di kota metropolitan
berbeda secara signifikan dengan di kota besar.
2. Model peningkatan kualitas permukiman kumuh menunjukkan bahwa
kondisi fisik/lingkungan permukiman dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. tingkat efektivitas kebijakan pemerintah terutama kebijakan aspek
lingkungan (TEKPL),
b. rasa saling percaya (trust) dalam masyarakat (RSTP),
c. ketersediaan fasilitas bantuan keuangan (EMFK),
d. daya beli (EMDB),
e. status penguasaan lahan (RTSL),
f. tingkat Pendidikan (RTSP), serta
g. tipologi lokasi (Dummy: besaran kota, tipologi lokasi geografis, dan
tipologi tingkat kekumuhan),
3. Sehingga dengan penerapan faktor-faktor yang sama pada model
tersebut, peningkatan kualitas permukiman kumuh sesuai tipologinya
memerlukan penanganan yang berbeda.
perkim.id
21
SKEMA MODEL UMUM
PENINGKATAN PERMUKIMAN KUMUH BERKELANJUTAN
Sumber: Sri Hartoyo (2019)
perkim.id
22
PENUTUP
perkim.id
23
KESIMPULAN
1. Penanganan permukiman kumuh tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
infrastruktur saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
ekonomi termasuk faktor kebijakan pemerintah.
2. Penanganan kumuh yang berbasis pada prinsip pembangunan
berkelanjutan disamping dapat mewujudkan permukiman yang lebih
layak huni, sekaligus akan mempercantik kawasan.
3. Namun, kawasan yang cantik dapat memacu semangat masyarakat
untuk meningkatkan kebersamaan dalam mewujudkan permukiman
yang lebih layak huni.
perkim.id
24
REKOMENDASI
1. Faktor rasa saling percaya (trust) yang tumbuh di lingkungan
masyarakat dengan terus meningkatkan semangat gotong-royong
dan mengupayakan agar masyarakat mengorganisasikan dirinya
dalam kelembagaan masyarakat yang dapat memperjuangkan
kepentingan mereka;
2. Faktor efektivitas kinerja pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam
pengentasan permukiman kumuh terutama kebijakan aspek
lingkungan perlu dilandasi dengan konsep kebijakan yang berpijak
dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan kriteria-kriteria efektivitas,
kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan;
3. Faktor ketersediaan fasilitas bantuan keuangan bagi masyarakat
kelompok marjinal;
perkim.id
25
REKOMENDASI lanjutan
4. Faktor tingkat daya beli masyarakat yang tinggal di permukiman
kumuh dengan mendorong terbukanya kesempatan kerja sehingga
mampu meningkatkan taraf daya beli masyarakat serta
mengupayakan tersedianya fasilitas bantuan keuangan kepada
masyarakat dan akses kepada lembaga pembiayaan ekonomi;
5. Faktor status penguasaan hak atas lahan tempat masyarakat
mendirikan rumahnya sehingga memberikan kepastian hukum dalam
bermukim;
6. Faktor tingkat pendidikan masyarakat terutama kepala keluarga darimasyarakat yang tinggal di permukiman kumuh → sehingga mereka
mempunyai kesadaran untuk memahami bahwa kondisi
fisik/lingkungan yang bersih, sehat dan teratur merupakan sebuah
prasyarat bagi terwujudnya keluarga yang sejahtera lahir dan batin.
perkim.id
26
TERIMA KASIH
perkim.id