peningkatan kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat... · isi dan pesan tembang macapat...

169

Click here to load reader

Upload: vuongnhi

Post on 10-Mar-2019

272 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN

ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT

DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA

SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh :

AGUS PRIHANDOKO

S441108001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN

ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT

DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

TESIS

Oleh :

AGUS PRIHANDOKO

S441108001

Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing

Pembimbing I Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd ------------- 04 - 12 - 2012

NIP.19620407 198703 1 003

Pembimbing II Prof. Dr. Sumarlam M.S --------------- 17 - 12 - 2012

NIP. 19620309 198703 1 001

Telah dinyatakan memenuhi syarat

2012

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd

NIP.19620407 198703 1 003

ii

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN

ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT

DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

TESIS

Oleh

Agus Prihandoko

S441108001

Tim Penguji Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. ................ Januari 2013 NIP. 194403151978041001 Seketaris Prof. Dr. Andayani, M.Pd. ............... Januari 2013 NIP. 196010301986012001 Anggota Penguji Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP. 196204071987031003 Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Januari 2013 NIP. 196203091987031001

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal .........Januari 2013

Mengetahui Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana UNS PBI M.U. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP. 196107171986011001 NIP. 196204071987031003

iii

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu

(Q.S Al Mujaadalah)

Orang yang merasa suci adalah orang yang paling kotor. Orang yang merasa

(Penulis)

(Penulis)

iv

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PERSEMBAHAN Doa, harapan, senyuman, motivasi dan semangat yang kalian curahkan

dengan penuh kasih sayang, saya persembahkan lewat karya ini.

1. Allah AWT yang senantiasa memberikan hidayah, rezeki dan karunia-Nya

kepada saya.

2. Bapak Harjo Sukarto, Ibu Sugi dan Ibu Setiyoso yang senantiasa

mendoakan dan memberikan motivasi sehingga tesis ini terselesaikan

dengan lancar.

3. Istriku tercinta Nova Wistarina yang senantiasa mendampingiku,

mendoakan dan memberi support sehingga tesis ini dapat terselesaikan

dengan lancar.

4. Putriku tercinta Castra Magistra Citra Kusuma. Kamu adalah anugrah dari

Allah yang melengkapi kebahagianku. Semoga tesis ini kelak menjadi

motivasi untukmu untuk menimba ilmu dan memperoleh pendidikan yang

tinggi.

5. Teman-temanku seperjuangan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesi

Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011 yang

selalu memberikan dorongan sehingga terselesaikan tesis ini.

v

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul : PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN

PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS

VIIIC SMP NEGERI 4 MAGETAN ini adalah karya saya sendiri bebas

plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti

terdapat plagiat dalam karya ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas

No. 17, tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author atau

PPs UNS sebagai institusinya, apabila dalam waktu sekurang kurangnya

satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka prodi bahasa

Indonesia, minat utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa PPs UNS

berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh

Prodi Bahasa Indonesia minat utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi

ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Januari 2013

Mahasiswa

Agus Prihandoko

vi

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat Nya,

penulis memperoleh kekuatan dan kesabaran sehingga tesis ini yang berjudul

Peningkatan Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat dengan

Pendekatan Quantum Learning pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan

dapat terselesaikan dengan lancar.

Dalam penulisan ini, banyak hambatan dan rintangan yang penulis alami.

Namun, hambatan dan rintangan ini dapat diatasi berkat bimbingan, semangat,

motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti study lanjut S2 Pendidikan Bahasa Indonesia.

2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan sekaligus menjadi

dosen pembimbing I, yang sangat teliti memberikan bimbingan dan

senantiasa memberi masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat

tersusun dengan baik

3. Prof. Dr. Sumarlam M.S., sebagai dosen pembimbing II yang telah memberi

bimbingan, semangat dan masukan yang sangat berarti sehingga tesis ini bisa

terselesaikan sesuai dengan harapan.

vii

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

4. Drs. Setyo Budi, Kepala SMP Negeri 4 Magetan yang telah memberi izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menggunakan sarana dan

prasarana yang menunjang penelitian ini.

5. Susilo Triwibowo, S.Pd., sebagai guru Bahasa Jawa kelas VIII C SMP Negeri

4 Magetan yang telah membantu pelaksanaan penelitian dari awal hingga

akhir.

6. Bapak Harjo Sukarto dan ibu Sugi yang selalu memberi kasih sayang dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Ibu Setiyoso yang memberi dorongan dan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan tesis ini.

8. Istriku tercinta Nova Wistarina yang senantiasa mendampingiku, mendoakan

dan memberi support sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan lancar.

9. Anakku Castra Magistra Citra Kusuma yang selalu menginpirasi untuk terus

belajar dan menuntut ilmu.

Semoga amal dan dharma semua pihak yang penulis sebutkan di atas

mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan, amin.

Surakarta, Januari 2013

Agus Prihandoko

viii

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI......................................... iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................. vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

ABSTRAK ....................................................................................................... xviii

SARIPATHI ...................................................................................................... xix

ABSTRACT ....................................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA

BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8

B. Landasan Teori.................................................................................. 10

1. Hakikat Kemampuan menemukan Isi Pesan Tembang

Macapat ..................................................................................... 10

a. Pengertian Kemampuan ...................................................... 10

b. Isi Pesan Tembang Macapat ................................................ 12

c. Pengertian Tembang Macapat ............................................ 14

ix

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

d. Jenis Tembang Macapat ...................................................... 18

e. Watak Tembang Macapat .................................................... 20

f. Tembang Macapat di SMP Magetan ................................... 28

2. Hakikat Quantum Learning ....................................................... 31

a. Pengertian Quantum Learning ............................................. 31

b. Sejarah Munculnya Quantum Learning ............................... 41

c. Asas Utama Quantum Learning .......................................... 44

d. Prinsip Utama Quantum Learning ....................................... 45

e. Dasar Pemikiran Quantum Learning ................................... 47

f. Karakteristik Umum Quantum Learning ............................. 48

g. Model Quantum Learning dalam Pembelajaran di Kelas .... 54

h. TANDUR Sebagai Kerangka Perancangan Quantum

Learning ............................................................................... 56

i. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning .................. 59

3. Peran Sikap Positif dalam Pembelajaran Tembang Macapat

dengan Pendekatan Quantum Learning ...................................... 60

a. Pengertian Sikap .................................................................. 60

b. Macam-macam Sikap .......................................................... 63

c. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap .................................................... 66

d. Komponen Sikap ................................................................. 70

e. Pengukuran Sikap ................................................................ 72

f. Faktor Penyebab Perubahan Sikap ...................................... 76

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 77

1. Quantum Learning dalam Upaya Meningkatkan Sikap Positif

terhadap Pembelajaran Tembang Macapat ................................. 77

2. Quantum Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat ........................... 78

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ............................................................................. 82

B. Jenis Penelitian................................................................................... 84

x

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

C. Subjek Penelitian ............................................................................... 85

D. Data dan Sumber Data ....................................................................... 86

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 87

F. Validitas Data..................................................................................... 90

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 90

H. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 91

I. Prosedur Penelitian ............................................................................ 92

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal ..................................................................... 95

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 96

1. Siklus I ........................................................................................ 97

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................ 97

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................ 99

c. Observasi dan Interpretasi Siklus I ..................................... 104

d. Analisis dan Refleksi Siklus I .............................................. 110

2. Siklus II ....................................................................................... 111

a. Perencanaan Tindakan Siklus II .......................................... 111

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................... 115

c. Observasi dan interpretasi Siklus II ..................................... 119

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ............................................ 123

3. Siklus III ..................................................................................... 125

a. Perencanaan Tindakan Siklus III ......................................... 125

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ......................................... 126

c. Observasi dan interpretasi Siklus III .................................... 131

d. Analisis dan refleksi Siklus III ............................................ 131

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 135

1. Peningkatan Sikap Positif dalam Pembelajaran Tembang

Macapat dengan Penerapan Pendekatan Quantum

Learning ...................................................................................... 137

xi

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Siswa Mengalami Peningkatan Nilai Kemampuan Menemukan

Isi dan Pesan Tembang Macapat ................................................ 143

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

a. Simpulan ............................................................................................ 146

b. Implikasi ............................................................................................ 147

c. Saran .................................................................................................. 148

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 150

LAMPIRAN ..................................................................................................... 155

xii

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Komponen Sikap ...................................................................... 72

2. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... 82

3. Tabel 3. Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang

Macapat Siklus I....................................................................... 109

4. Tabel 4. Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang

Macapat Siklus II ..................................................................... 123

5. Tabel 5. Hasil Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang

Macapat Siklus III .................................................................... 135

6. Tabel 6. Persentase Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran ..................... 139

7. Tabel 7. Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang

Macapat Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 4 Magetan ............ 145

xiii

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Sikap Siswa dalam Mengikuti Pelajaran ............................. 207

2. Gambar 2. Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok ................................ 120

3. Gambar 3. Guru memancing Siswa Untuk Aktif dalam Pembelajaran . 121

4. Gambar 4. Histogram Persentase Siswa yang Aktif dalam

Pembelajaran ........................................................................ 139

5. Gambar 5. Histogram Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan

Tembang Macapat ............................................................... 145

xiv

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran ................................................................................................... 155

2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................................. 156

3. Pra-Siklus .................................................................................................. 157

4. Lampiran 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru ......... 158

5. Lampiran 2. Catatan Lapangan Observasi Pra Tindakan .................... 161

6. Siklus I ...................................................................................................... 164

7. Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................. 165

8. Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus I) .......................................... 171

9. Lampiran 5. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus I) ......................................... 174

10. Lampiran 6. Jurnal Refleksi Guru Siklus I .......................................... 177

11. Lampiran 7. Jurnal Refleksi Siswa Siklus II ....................................... 178

12. Lampiran 8. Instrumen Penilaian RPP Siklus I ................................... 179

13. Lampiran 9. Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

(Siklus I) .......................................................................... 181

14. Lampiran 10. Lembar Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

(Siklus I) .......................................................................... 185

15. Lampiran 11. Soal Kompetensi Tembang macapat Siklus I ................. 188

xv

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16. Lampiran 12. Lembar Penilaian Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat Kelas VIIIC SMP Negeri 4

Magetan (siklus I) ........................................................... 189

17. Siklus II ..................................................................................................... 191

18. Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) .............. 192

19. Lampiran 14. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus II)......................................... 198

20. Lampiran 15. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus II) ........................................ 201

21. Lampiran 16. Jurnal Refleksi Guru Siklus II ......................................... 204

22. Lampiran 17. Jurnal Refleksi Siswa Siklus II ....................................... 205

23. Lampiran 18. Instrumen Penilaian RPP Siklus II .................................. 206

24. Lampiran 19. Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

(Siklus II) ........................................................................ 208

25. Lampiran 20. Lembar Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat Kelas

VIIIC dengan Pendekatan Quantum Learning

(Siklus II) ........................................................................ 212

26. Lampiran 21. Soal Kompetensi Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat (Siklus II) .............................. 215

27. Lampiran 22. Lembar Penilaian Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat Siklus II.................................. 216

xvi

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

28. Siklus III .................................................................................................... 218

29. Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) ............. 219

30. Lampiran 24. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus III) ...................................... 225

31. Lampiran 25. Catatan Lapangan Observasi Mendalam

(Tahap Pelaksanaan Siklus III) ...................................... 228

32. Lampiran 26. Jurnal Refleksi Guru Siklus III ....................................... 231

33. Lampiran 27. Jurnal Refleksi Siswa Siklus III ..................................... 232

34. Lampiran 28. Instrumen Penilaian RPP Siklus III ................................ 233

35. Lampiran 29. Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

Siklus III .......................................................................... 235

36. Lampiran 30. Lembar Penilaian Kinerja Siswa dalam Pembelajaran

Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat Kelas

VIIIC dengan Pendekatan Quantum Learning di SMP

Negeri 4 Magetan (Siklus III) ......................................... 239

37. Lampiran 31. Soal Kompetensi Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat Siklus III ............................... 242

38. Lampiran 32. Lembar Penilaian Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat Siklus III ................................ 244

xvii

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

ABSTRAK

Agus Prihandoko. S441108001. Peningkatan Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat Dengan Pendekatan Quantum Learning Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Program Pascasarjana Program Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kemampuam menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan pendekatan quantum learning pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan selama 6 bulan, mulai bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang bersifat reflektif, yang berangkat dari permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah dan tindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata terencana dan terstruktur. Strategi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan. Sumber data penelitian berupa peristiwa pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan pendekatan quantum learning, siswa dan guru, dan dokumen terkait. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, tes, dan analisis dokumen. Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi metode dan trianggulasi sumber. Teknik Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat di kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan mengalami peningkatan yang siknifikan. Hal ini terlihat dari sikap positif siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan. Dari pantauan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 15 siswa (44%). Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan yang lumayan tajam yaitu sebesar 25 siswa (74%). Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 28 siswa (84%) yang aktif dalam pembelajaran. Hasil rerata kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat mengalami peningkatan. Pada siklus I rerata 59,5, siklus II rerata 78,7, dan siklus III rarata 83,7 Kata Kunci: Tembang macapat, quantum learning

xviii

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

SARIPATHI

Agus Prihandoko. S441108001. Peningkatan Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat Dengan Pendekatan Quantum Learning Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Program Pascasarjana Program Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Panaliten punika ancasipun kangge ningkataken kasagedan manggihaken wos lan pesen tembang macapat kanthi pendekatan quantum learning siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan. Panaliten punika dipunlaksanaakaken wonten ing kelas VIIIC SMP Negeri 4 Magetan sadangunipun 6 wulan, wiwit wulan Agustus 2012 ngantos wulan Januari 2013. Peneliten punika kalebet penelitian tindakan kelas. Strategi panaliten ingkang dipunginakaken inggih punika deskriptif kualitatif. Subjek panaliten inggih punika siswa lan guru kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan. Sumber data panaliten arupi prastawa pasinaon manggihaken wos lan pesen tembang macapat kanthi pendekatan quantum learning, siswa lan guru, sarta dokumen ingkang wonten gegayutanipun. Teknik kangge ngempalaken dhata ing panaliten punika inggih punika pengamatan, wawancara, tes, lan analisis dokumen. Uji validitas dhata ingkang dipunginakaken ing panaliten inggih punika trianggulasi metode lan trianggulasi sumber. Teknik Analisis ingkang dipunginakaken inggih punika kanthi teknik deskriptif komparatif lan teknik deskriptif kualitatif. Asil panaliten nedahaken bilih mutu pasinaon manggihaken wos lan pesen tembang macapat ing kelas VIII C SMP 4 Magetan ngalami peningkatan ingkang siknifikan. Kawontenan punika saged dipuntingali saking solah bawanipun siswa ingkang positif ing salebeting ndhereki proses pasinaon ingkang ngalami peningkatan ingkang kathah. Sasampunipun dipunjingglengi aktifipun siswa, ing siklus I saget ngantos dumugi 15 siswa (44%). Ing siklus II keaktifan siswa ngalami peningkatan ingkang kathah inggih punika 25 siswa (74%). Ing siklus III nemahi peningkatan 28 siswa (84%) ingkang aktif ing salebeting pasinaon. Asil rerata kasagedan manggihaken wos lan pesen tembang macapat ngalami peningkatan. Ing salebeting siklus I rerata 59,5, siklus II rerata 78,7, lan siklus III rarata 83,7. Tembung Kunci: Tembang macapat, quantum learning

xix

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

ABSTRACT

Agus Prihandoko. S441108001. Improving the Ability in Finding the Content and Message of Tembang Macapat using Quantum Learning Approach to grade VIII C students of SMP Negeri 4 Magetan. Thesis. Counselor I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Counselor II: Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Indonesian Language Education Study Program of Postgraduate Program of Javanese Language and Letter Education main concentration (S2) of Surakarta Sebelas Maret University. The purposes of this research are to improve the quality of instructional in finding the content and message of tembang macapat using quantum learning approach to the grade VIII C students of SMP Negeri 4 Magetan. This research was conducted in six months, started from August 2012 until January 2013. This research was a classroom action research. The research used was qualitative descriptive. The research subjects were the students and the teacher of grade VIII C of SMP Negeri 4 Magetan. The research was instructional activity in finding the content and message of tembang macapat using quantum learning approach, the students and teacher, and related documents. The techniques of collecting data used in this reseach were observation, interview, test and document analysis. The data validation test used in this research were method triangulation and source triangulation. The technique of analyzing data used were comparative descriptive technique and qualitative descriptive technique. The result of this research showed that the instructional quality in finding the content and message of tembang macapat in grade VIII C of SMP Negeri 4 Magetan improved significantly. It could be seen from the improvement of the

process. The students who were active in cycle I were 15 students (44%). In cycle II the students who were active increased sharply until 25 students (74%). In cycle III the students who were active increased up to 28 students (84%). The mean value of ability in finding the content and the message increased. The mean value of cycle I was 59,5, cycle II was 78,7 and cycle III was 83,7. Keywords: Tembang macapat, quantum learning

xx

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan siswa SMP Negeri 4 Magetan dalam pembelajaran

menemukan isi dan pesan tembang macapat masih sangat rendah. Dari hasil

kajian hasil tes menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai yang

sangat rendah. Keadaan ini tentu merisaukan guru bahasa Jawa. Harapan guru

seakan kandas oleh realitas yang dihadapi. Apalagi jika hal ini dibiarkan berlarur-

larut maka akan menjadi pukulan berat bagi guru bersangkutan dalam

menjalankan tugas profesinya. Dan pada gilirannya tujuan pendidikan nasional

tidak akan tercapai.

Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan sikap positif siswa dalam

mengikuti pelajaran bahasa Jawa. Sikap positif siswa seperti aktif, serius dan

berfikir positif akan menentukan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran

bahasa Jawa. Maka dari pada itu, sikap positif siswa harus ditumbuhkan agar

dalam proses pembelajaran menghasilkan output yang memuasakan.

Dalam pembelajaran bahasa Jawa di kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan

terlihat jelas bahwa siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa

Jawa. Ketika guru mengajarkan materi tembang macapat, banyak siswa yang

berbicara sendiri, mengantuk dan pikirannya tidak fokus pada pelajaran. Siswa

mengikuti pelajaran hanya sebagai rutinitas sehari-hari. Belajar sebagai sebuah

kegembiraan belum nampak sama sekali, sehingga proses pembelajaran terkesan

berjalan sangat lamban dan membosankan.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yakni (1) guru

cenderung menggunakan teacher-centered approach dalam proses pembelajaran,

(2) guru hanya menggunakan metode ceramah (3) suasana pembelajaran yang

tidak ditata secara baik, dan (4) penggunaan strategi belajar yang kurang tepat.

Pendekatan yang berorientasi pada guru cenderung menganggap bahwa

guru memegang peran yang sangat penting. Oleh karena pentingnya peran guru,

maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru.

Guru memiliki otoritas dalam menentukan rencana, menyampaikan informasi dan

mengevaluasi hasil belajar. Dalam perannya sebagai penyampai informasi, sering

guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Pendekatan ini

menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Siswa

dianggap sebagai organisme, yang belum memahami apa yang harus dipahami,

sehingga melalui proses belajar mereka dituntut untuk memahami segala sesuatu

yang diberikan guru (Sanjaya, 2011: 96-97)

Metode ceramah cenderung menempatkan siswa pada posisi yang pasif.

Peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilatarbelakangi

oleh sebuah keyakinan bahwa belajar adalah proses transformasi informasi dari

guru kepada siswa. Guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya, sedangkan

siswa hanya menerima informasi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa metode

ceramah kurang melibatkan mental siswa dalam belajar. Jika belajar hanya

dipandang sebagai proses transformasi informasi maka proses pembelajaran akan

mengalami kegagalan karena tidak melibatkan peran mental siswa. Belajar

seharusnya dipandang sebagai proses mental yang terjadi pada dalam diri

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

seseorang, sehingga belajar menyebabkan munculnya perubahan perilaku siswa.

Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan

yang disadari, termasuk dengan guru itu sendiri.

Suasana belajar yang kondusif akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Suasana belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan belum ditata dengan

baik. Suasana yang ada tidak memberi peran dan tidak membawa pesan apa-apa

kepada siswa dalam mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Padahal lingkungan

belajar atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi

belajar akademis. Suasana yang baik adalah suasana yang penuh dengan

keterlibatan emosi siswa. Dikatakan demikian karena suasana yang dibangun akan

memberi sugesti kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Strategi belajar sangat penting dalam membantu siswa meraih tujuan yang

hendak dicapai. Pemilihan strategi yang kurang tepat akan menyebabkan

kegagalan siswa dalam mempelajari materi. Strategi pembelajaran seperti pemain

sepak bola yang menggunakan taktik untuk memenangkan pertandingan, ketika

mereka berada di stadium. Siswa menggunakan strategi pembelajaran untuk

mempelajari sesuatu dengan sukses (Chien Kuo Lee, 2010:135)

Dari keempat penyebab tersebut yang merupakan penyebab utama adalah

penggunaan pendekatan dan metode guru yang kurang tepat. Dalam menggunakan

pendekatan dan metode, seharusnya guru mempertimbangkan beberapa hal agar

tujuan pembelajaran dapat terwujud. Pertimbangan tersebut antara lain: (1)

pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, (2)

pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, (3)

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pertimbangan dari sudut siswa, dan (4) pertimbangan-pertimbangan lain, seperti:

apakah metode itu memiliki efektivitas dan efisiensi?

Permasalahan tersebut harus segera mendapat perhatian dan segera

mendapatkan pendekatan pembelajaran pengganti yang sesuai agar siswa mampu

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan yang tepat, yang mampu

mengatasi persoalan tersebut adalah pendekatan pembelajaran quantum learning.

Pendekatan quantum learning sangat tepat dan cocok digunakan untuk

pembelajaran di ruang kelas oleh guru. Quantum learning yang

diimplementasikan diruang kelas, oleh DePorter disebut dengan istilah Quantum

Teaching. Dalam bukunya yang bejudul Quantum Teaching: Mempraktekan

Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, DePorter membagi dua seksi utama:

konteks dan isi. Dalam seksi konteks, DePorter menguraikan beberapa hal,

diantaranya (1) suasana yang memberdayakan, (2) landasan yang kukuh, (3)

lingkungan yang mendukung, dan (4) rancangan belajar yang dinamis. Sementara

itu bagian isi, DePorter menguraikan tentang (1) penyajian yang prima, (2)

fasilitas yang luwes, (3) keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan

hidup.

Penerapan pendekatan quantum teaching di kelas untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi dan pesan Tembang macapat,

didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, quantum teaching

menguraikan beberapa metode atau cara-cara baru yang akan lebih memudahkan

bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran lewat pemaduan seni dan

pencapaian-pencapaian yang terarah. Apapun mata pelajaran yang diajarkan akan

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

lebih mudah ketika guru menggunakan pendekatan quantum teaching. Dengan

menggunakan pendekatan quantum teaching, guru akan menggabungkan

keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan

melejitkan prestasi siswa.

Kedua, quantum teaching merupakan ramuan dari berbagai teori

pendidikan yang selaras dengan fungsi kerja otak, sehingga akan mampu

meningkatakan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk

berprestasi. Di samping itu, quantum teaching juga menawarkan suatu sistesis

antara cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran guru

melalui perkembangan hubungan, penggabungan belajar, dan penyampaian

kurikulum.

Atas dasar pertimbangan tersebut maka quantum learning diyakini mampu

mengatasi persoalan-persoalan di kelas dalam mengajarkan materi kemampuan

menemukan isi dan pesan tembang macapat oleh guru. Dalam suasana yang

nyaman dan menyenangkan, siswa akan lebih termotivasi melakukan pencarian

dan penjelajahan sesuai dengan karakter siswa yang masih memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi. Potensi siswa yang ada akan mendapat penyaluran yang tepat

sehing

kehidupannya.

Dari uraian tersebut maka penulis melaksanakan penelitian dengan judul

Tembang Macapat

Dengan Pendekatan Quantum learning Pada Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian:

1. Apakah penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan sikap

positif siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan dalam pembelajaran

menemukan isi dan pesan tembeng macapat?

2. Apakah penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan

kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat siswa kelas VIII C

SMP Negeri 4 Magetan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan sikap positif siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan terhadap

pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat melalui pendekatan

quantum learning.

2. Meningkatkan kemampuan menemukan isi pesan tembang macapat siswa kelas

VIII C SMP Negeri 4 Magetan melalui pendekatan quantum learning.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Siswa

a. Siswa lebih termotivasi belajarnya untuk meningkatkan proses belajarnya.

b. Siswa dapat menemukan isi pesan tembang macapat.

c. Siswa bisa melantunkan tembang macapat.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Guru Bahasa Jawa

a. Memperbaiki proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Jawa

tentang menemukan isi dan pesan tembang macapat.

b. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian

tindakan kelas.

c. Menambah pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Jawa yang sesuai

dengan perkembangan peserta didik.

d. Membantu guru meningkatkan kinerjanya sebagai guru professional.

e. Membantu guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang

inovatif.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Penelitian tindakan kelas ini akan mendorong inovasi para guru untuk

meningkatkan pretasi sekolah

b. Mendorong sekolah untuk mengembangkan kurikulum bahasa Jawa yang

memenuhi kebutuhan siswa.

c. Sebagai gambaran penerapan kegiatan pembelajaran menemukan isi dan

pesan tembang macapat dan cara penyelesaiannya.

d. Memberi pengalaman kepada sekolah berkaitan dengan penelitian

tindakan kelas.

e. Memberi informasi ilmiah tentang pembelajaran bahasa Jawa untuk

mengembangkan pembelajaran bahasa Jawa.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang penerapan pendekatan quantum learning sudah pernah

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar. Dibawah ini akan diuraikan hasil

beberapa penelitian tentang penerapan quantum learning yang relevan dengan

penelitian ini.

Rita Purbawanti (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

ketrampilan Menyimak Puisi Melalui Metode Quantum Learning Pada Siswa

Kelas X6 MAN 2 Madiun Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa

penerapan quantum learning dapat meningkatkan ketrampilan menyimak puisi.

Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan minimal, yaitu pada siklus I adalah 16 siswa dari 36 siswa (44,44%).

Pada siklus II menjadi 27 siswa (27%) dan meningkat lagi pada siklus 3, yaitu 29

siswa (80,33%)

Ellen Inderasari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengalaman Melalui Pendekatan Quantum

Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas

Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun),

menunjukan bahwa penerapan quantum learning dapat meningkatkan kemampuan

menulis pengalaman dalam pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata kelas pada kemampuan menulis pengalaman bahasa

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Indonesia meningkat 28,52%. Selain itu, dengan pendekatan quantum learning

sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia mengalami

perubahan dari siswa yang semula sering menunjukkan sikap negatif berubah

menjadi sikap positif

Fajar Sri Utami (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Dengan Pendekatan Quantum

Learning Pada Siswa Kelas IV SD 3 Demaan Kecamatan Kota Kudus Tahun

Pelajaran 2008/2009, menunjukan bahwa penerapan quantum learning dapat

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

rata-rata kelas pada Keterampilan Menulis Deskripsi meningkat 20%. Selain itu,

dengan pendekatan quantum learning sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran

semakin baik, antusias dan semangat.

DePorter, Mark Reardon dan Sarah Singer Nurie (1999) pernah melakukan

penelitian di 5 negara bagian di USA. Mereka menyatakan bahwa teknik-teknik

yang dianjurkan untuk diterapkan di dalam pembelajaran berdasarkan paradigma

quantum learning dapat bermanfaat untuk mengembangkan dan memberdayakan

lingkungan belajar, serta dapat memberikan penghargaan secara nyata terhadap

murid dengan latar belakang yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran

quantum learning menghasilkan prestasi murid yang optimal (Andayani:

2009,130-131)

Shelby Reeder (2003) pernah melakukan penelitian dengan menerapkan

quantum learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dikelas, kepercayaan

diri, dan sikap positif mereka terhadap sekolah. Ia juga menemukan bahwa (1)

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tiap-tiap orang hakikatnya adalah mampu belajar, (2) setiap orang belajar dengan

jalan atau cara yang berbeda-beda, (3) kepercayaan diri adalah faktor yang

penting ke arah kesuksesan belajar, (4) dalam belajar, setiap orang perlu

memelihara saling menghormati dan mengawasi atau mengendalikan dirinya

masing-masing, (5) pembelajaran akan menjadi efektif apabila murid

diperkenalkan dengan sesuatu yang menimbulkan kesenangan dan menentang

lingkungan disekitarnya, (6) kepercayaan antara para murid dan para guru adalah

penting dalam proses belajar, (8) hubungan antara guru dengan para murid dan

orang tua dapat memelihara proses pembelajaran yang efektif, dan (8) masa depan

yang sukses bagi murid tergantung penguasaan murid terhadap ketrampilan hidup

(Andayani: 2009,131-132)

B. Landasan Teori

4. Hakikat Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

g. Pengertian Kemampuan

Setiap siswa memiliki kemampuan untuk merespon terhadap

proses pembelajaran dan kemampuan ini bersifat kompleks. Hal ini

sebagai mana diungkapkan Werren (1994: 1) bahwa kemampuan adalah

kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-

gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem

mental.

Menurut Chaplin (2000:1) kemampuan diartikan sebagai

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya/kekuatan)

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

untuk melakukan suatu perbuatan. Sementara itu Sternberg (1994: 4)

berpendapat bahwa kemampuan adalah suatu kekuatan untuk

menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik

maupun mental

Kemampuan siswa bisa dilihat dari hasil belajar siswa. Siswa telah

mencapai kemampuan atau belum bisa diukur pada setiap akhir

pembelajaran. Ini karena kemampuan sangat erat hubungannya dengan

hasil prestasi sebagai mana yang diungkapkan Gagne dan Briggs (1997:

57) bahwa kemampuan adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti suatu

proses belajar-mengajar. Selaras dengan itu, Eysenck, Arnold, dan Meili

(1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu pertimbangan

konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan berarti

semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu

aktivitas

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

hakekatnya kemampuan adalah kecakapan, ketangkasan, bakat,

kesanggupan, tenaga yang dimiliki siswa yang menunjukan tindakan

reponsif sebagai hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Bila

menemukan isi dan pesan tembang macapat

aktivitas siswa yang ditunjukkan adalah kecakapan atau ketangkasan siswa

dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

h. Isi dan Pesan (Amanat) Tembang Macapat

Sebuah puisi-termasuk puisi Jawa-pada hakekatnya terdiri atas

bentuk fisik puisi dan bentuk batin puisi. Bentuk fisik dan bentuk batin

lazim disebut pula dengan bahasa dan isi atau bentuk dan isi. Marjori

Boulton menyebut kedua unsur pembentuk puisi tersebut dengan istilah

bentuk fisik dan bentuk mental. Bentuk fisik dan bentuk mental bersatu

padu menyatu raga (Waluyo, 2010: 26)

I.A Richards menyebut adanya hakekat puisi untuk mengganti

bentuk batin atau isi puisi, dan metode puisi untuk mengganti bentuk fisik.

Bentuk batin meliputi tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair

terhadap pembaca, dan amanat. Sementara bentuk fisik atau metode puisi

terdiri atas diksi, kata konkret, bunyi yang menghasilkan rima dan ritma

(Waluyo, 2010: 27)

Jadi yang dimaksud isi puisi adalah unsur batin yang membentuk

puisi, yang terdiri atas (1) tema/makna, yaitu gagasan pokok atau subject-

master yang dikemukakan ole penyair, (2) rasa (feeling), yaitu sikap

penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya, (3)

nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga

berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema

dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk

memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,

dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-

lain, dan (4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa

dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam

puisinya.

Berikut ini diberikan contoh tembang durma sebagai berikut.

Iki sapa kethek papat bareng mara, apa arep ngayoni, iki Kumbakarna, gegedhuging Ngalengka, apa tan kulak pawarti, tandhing lan ingong, mesthi tumekeng pati

Isi yang dikemukakan tembang durma ini adalah tantangan yang

diberikan oleh Kumbakarna kepada empat prajurut kera dalam perang

antara pasukan Rama dengan pasukan Rahwana yang dipimpin olah

Kumbakarna. Tantangan ini bernada marah, keras dan panuh

kesombongan. Mengungkapkan jiwa yang dibakar api patriotisme

mempertahankan negara Alengka yang akan diduduki oleh pasukan kera.

untuk menyebut kera.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa isi lebih luas dari pada

pesan. Pesan merupakan bagian dari isi puisi. Dalam sebuah puisi

(tembang macapat), pengarang selain mengemukakan tema juga ingin

menyampaikan pesan kepada pembaca. Amanat menurut Soediro Satoto

(1993:42) adalah pesan yag ingin disampaikan pengarang kepada

publiknya. Sementara itu, Panuti Sudjiman (1988:57) mengatakan bahwa

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

amanat adalah pesan atau ajaran moral yang ingin disampaikan oleh

pengarang.

Sementara menurut Herman J Waluyo (2002:28) tema karya sastra

berhubungan dengan arti (meaning) dari karya sastra itu, sedangkan

amanat berhubungan dengan makna (significance) dari karya sastra itu.

Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus; sedangkan amanat

bersifat kias, subjektif, dan umum.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah

ajaran moral atau pesan yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat

oleh pengarang yang termuat dalam sebuah karya sastra termasuk tembang

macapat kepada pembaca.

i. Pengertian Tembang Macapat

Tembang adalah karangan dengan menggunakan aturan tertentu

yang sudah pasti. Cara mengucapkan tembang tidak seperti karangan yang

lain yang berbentuk gancaran (prosa) tetapi harus dilagukan. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh S. Padmosoekatjo (1960) bahwa yang

dimaksud tembang adalah

paugeran tertamtu (gumathok) kang pamacane (olehe ngutjapake) kudu

(karangan atau pembentukan bahasa

dengan aturan tertentu (pasti) dengan cara membacanya harus dilagukan

dengan seni suara).

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sementara itu, tembang menurut Martopangrawit adalah vokal

yang berhubungan dengan karawitan (musik Jawa) seperti sindhenan,

bawa, gerong, sulukan, sekar ageng, sekar tengahan, dan sekar macapat

(Martopangrawit, 1975: 3)

Tembang biasanya dilagukan dengan iringan gamelan Jawa yang

memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti bawa, lagon, ada-ada,

gerongan, sindhenan, dan rambangan. Hal ini seperti yang diungkapkan

oleh Murdiati dan Untung Muljono sebagai berikut.

Tembang adalah nyanyian Jawa atau vokal Jawa yang diiringi gamelan Jawa dan tembang itu sendiri bentuknya ada bermacam-macam di antaranya bawa,lagon, ada-ada, gerongan, sindhenan, dan rambangan. Bawa adalah vokal tunggal yang dilakukan seorang pria atau wanita, tanpa iringan gamelan dan pada akhir bawa diterima gendhing. Dengan kata lain adalah introduksi oleh vokal tunggal untuk mengawali gending tertentu. Lagon adalah vokal yang dilakukan oleh beberapa pria secara bersama (koor). Ada-ada adalah bentuk lagu yang dibawakan oleh beberapa orang (koor) pada umumnya menggambarkan suasana tegang dan marah. Gerongan adalah tembang yang dibuat dan disesuaikan dengan gendingnya. Sindhenan adalah vokal tunggal yang dilakukan oleh wanita atau pesindhen dengan pola gendhing yang disajikan. Rambangan adalah vokal tunggal yang dilakukan seorang pria atau wanita dengan menggunakan tembang macapat dan diiringan dengan beberapa instrumen gamelan.

Pengertian tembang seperti di atas senada dengan apa yang

diungkapkan oleh Suyoto dkk yang tertuang dalam laporan penelitian yang

berjudul Bawa Kaitannya dengan Gendhing (1996) bahwa tembang

adalah sajian vokal dalam karawitan yang meliputi sindhenan, palaran,

gerong, dan bawa. Sementara itu, Darsono dkk, (1995:2) dalam laporan

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

penelitiannya yang berjudul Perkembangan Musikal Sekar Macapat di

Surakarta menyatakan bahwa tembang adalah vokal pria atau wanita

dalam karawitan Jawa yang mencakup sekar ageng, sekar tengahan, dan

sekar macapat (Darsono, 1995:2)

Kata tembang merupakan merupakan bahasa Jawa ngoko, dan

bahasa kramanya adalah sekar. Tembang atau sekar itu hasil atau manfaat

dari bahasa yang edi endah -kata

yang terikat oleh aturan-aturan tertentu yaitu lagu (Sutardjo, 2011:8)

Sementara itu yang dimaksud macapat adalah sekar waosan yang

keempat sebagai mana yang diungkapkan oleh R.Ng Ranggawarsita dalam

bukunya yang berjudul Mardawalagu seperti berikut:

Mungguh kang diarani matja-pat lagu iku, tegese tembang wewacan kang kaping pat, kang diarani tembang cilik, ija kaya lelagoning wewatjan lajang djarwa, awit saka panganggite Kangjeng Susuhunan ing Giri Kedhaton, bandjur kababarake dening Sunan ing Benang, waratane marang wali kabeh nganti tumeka ing saprene iki. Dene wewatone padha uga karo tembang tengahan, ora nganggo angetung pada pala, mung ngetung pada lingga bae, ija nganggo kaupakara lungguhe tibaning dhong dhing ing dalem sapada-linggane nganti tumekaning pada gedhe sarta ora mesthi etunge lingganing sarta ing dalem sapada lingsa mau iku (R.Ng Ranggawarsita, 1957:15)

Yang dimaksud macapat itu, maksudnya tembang bacaan yang ke empat, yang disebut juga dengan tembang cilik, ya seperti lagu-lagu dalam bacaan serat Jarwa, yang merupakan karya Kangjeng Susuhunan Giri Kedaton terus disebarluaskan lebih lanjut oleh Sunan Bonan, merata ke para wali semua sampai sekarang ini. Sedangkan aturannya sama dengan tembang tengahan, tidak menghitung pada pala, hanya menghitung pada lingganya saja, iya juga memperhatikan dhongdhing dalam setiap sapada-lingganya sampai ke pada gedhe

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

serta tidak harus menghitung pada lingganya serta di dalam sapad-lingsa itu tadi.

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa sekar macapat disebut

juga dengan istilah sekar cilik. Sekar cilik pernah dipakai oleh Kangjeng

Susuhunan Giri dalam menyusun layang jarwa dan kemudian diturunkan

ke Sunan Bonang dan akirnya kita terima seperti sekarang.

Maca Pat Lagu adalah sekar waosan yang keempat yang dikenal

dengan nama macapat atau sekar alit. Satu bait sekar macapat disebut

pada, sedangkan baris-baris macapat disebut gatra. Perbedaan sekar

macapat yang satu dengan macapat yang lain dapat dilihat pada guru lagu

dan guru wilangan. Guru lagu adalah bunyi huruf hidup (vokal) pada

akhir baris, sedangkan adalah jumlah suku kata dalam setiap barisnya

(Darsono, 1995:3-4)

Macapat menurut Karsono (2001) adalah suatu bentuk puisi Jawa

yang menggunakan bahasa Jawa baru, diikat oleh persajakan yang meliputi

guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.

Macapat memiliki aturan atau persajakan yang meliputi: (1)guru

gatra, yaitu baris yang terdapat dalam satu bait tembang, (2) guru lagu,

yaitu jatuhnya suara atau dong dingnya suara diakhir baris, dan (3) guru

wilangan, yaitu jumlah suku kata setiap baris

Jadi yang dimaksud tembang macapat adalah suatu bentuk

karangan dengan menggunakan bahasa Jawa baru yang diikat oleh

persajakan tertentu dan cara membacanya dengan dilagukan.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

j. Jenis Tembang Macapat

Menurut Subalidinata (1968: 89) tembang macapat terdiri dari

sembilan macam yaitu: pocong, maskumambang, mijil, kinanti, durma,

asmaradana, pangkur, sinom, dandanggula.

Karsono (2001) mengelompokan pola persajakan atau metrum

macapat menjadi tiga golongan yaitu: (1) metrum sekar macapat asli,

meliputi dandanggula, sinom, asmaradana, durma, pangkur, mijil,

kinanthi, maskumambang, pocong, (2) metrum sekar tengahan yang

sudah dianggap sebagai metrum macapat, meliputi jurudemung,

wirangrong, balabak, gambuh, dan dhudhukwuluh (megatruh), (3)

metrum sekar ageng yang sering muncul bersama dengan macakup, yakni

girisa.

R.Ng Ranggawarsita (1957:15) menjelaskan bahwa jenis tembang

macapat terdiri dari delapan jenis yakni dhandhanggula, mijil,

asmaradana, sinom, pangkur, durma, kinanthi, dan pocong.

Padmosoekotjo (1960:28) menjelaskan bahwa tembang macapat

pada mulanya terdiri dari sembilan, yakni dhandhanggula, kinanthi,

pocong, asmaradana, pangkur, durma, mijil, sinom, dan maskumambang.

Selanjutnya tembang macapat berkembang menjadi lima belas jenis

dengan tambahan tembang girisa, wirangrong, jurudemung, dan balabak.

Keempat jenis tembang tersebut sebelumnya termasuk jenis tembang

tengahan.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gunawan Sri Hastjarja (tanpa tahun) dalam buku macapat

menjelaskan bahwa tembang macapat berjumlah dua belas jenis, yakni

dhandhanggula, sinom, kinanthi, pangkur, asmaradana, mijil, durma,

pocong, maskumambang, megatruh, dudukwuluh, dan gambuh (Gunawan

Sri Hastjarja, t.th:1-95)

R.S Tjiptasoehardja menjelaskan bahwa tembang macapat ada

sebelas jenis dan mengalami perubahan yaitu bertambah empat jenis

sehingga jumlahnya menjadi lima belas jenis, yakni dhandhanggula,

sinom, pangkur, asmaradana, kinanthi, mijil, durma, maskumambang,

gambuh, megatruh, pocong, jurudemung, balabak, wirangrong, dan girisa

(R.S Tjiptasoehardja, 1969: 17-18 )

M. Soeharto menjelaskan bahwa tembang macapat berjumlah

sebelas jenis yakni pocong, maskumambang, megatruh, gambuh, kinanthi,

mijil, pangkur, durma, asmaradana, sinom dan dhandhanggula (M

Soeharto, 1978:96)

Sementara itu, Sutardjo (2011) mengatakan bahwa tembang

macapat berdasarkan perkembangan kesasteraan, sekarang berjumlah

sebelas, yaitu pucung, maskumambang, mijil, kinanti, durma, asmaradana,

pangkur, dandanggula, sinom, megatruh, dan gambuh.

Dari keterangan di atas terlihat bahwa para ahli terdapat perbedaan

pendapat. Meski demikian, jika kita cermati tembang macapat yang

beredar di masyarakat sekarang terdiri dari sebelas jenis, yakni pocung,

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

gambuh, pangkur, durma, maskumambang, megatruh, mijil, kinanthi,

asmarandana, sinom, dhandhanggula

k. Watak Tembang Macapat

Tembang macapat dalam membacanya harus dilagukan dan harus

memperhatikan watak agar tercipta rasa yang mendukung suasana yang

diinginkan. Menurut Tedjohadisumarto (1958), Soedjono (1964),

Gunawan Sri Hastjarjo (1978), Sadjijo Prawiradisastra (1991), Sukiyat

(1997) tembang macapat memiliki watak sebagai berikut.

1. Pucung

Pucung berwatak sesuka hati, ceroboh, lucu

dan menggelikan; selain itu tembang pucung juga mempunyai watak

kurang bersemangat, lemah, narima, tidak sungguh-sungguh, sereng

ampang. Tembang pucung itu dalam karawitan Jawa sering digunakan

untuk mengiringi seni pertunjukan wayang atau tari untuk

menggambarkan suasana menggelikan dan kurang kesungguhan. Tembang

pucung biasa digunakan untuk sembranan, cerita lucu dan menyenangkan.

Perhatikan tembang pucung dibawah ini.

Bapak pucung dudu watu dudu gunung sabamu ing sendhang pencokanmu lambung kering prapteng wisma si pocung mutah guwaya

Terjemahan: Bapak pucung bukan batu bukan gunung kelanamu di sendang, hinggapmu di pinggul kiri, sampai dirumah si pucung mengeluarkan air

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Gambuh

Gambuh memiliki watak bergairah, keras hati, marah, sereng

antep, bersemangat tetapi agak prihatin. Tembang ini lebih tepat untuk

memberi nasehat, cinta kasih yang membara, atau untuk suasana yang

romantis. Tembang gambuh itu sering untuk mengiringi pertunjukan tari

atau wayang dengan adegan yang bersuasana marah pada adegan

perang. Perhatikan tembang gambuh berikut.

Samengko ingsun tutur, sembah catur supaya lumuntur, dingin raga cipta jiwa rasa kaki, ing kana lamun tinemu, tandha nugrahaning Manon (Serat Wedhatama pupuh IV, bait 1) Terjemahan: Kini aku memberi nasehat, empat macam sembah agar mengalir, pertama sembah raga cipta, jiwa dan rasa anakku, di dalam itu jika ketemu, tanda memperoleh anugrah

3. Pangkur

Pangkur mempunyai watak bergairah, keras hati, marah, sereng

antep, bersemangat tetapi agak prihatin. Tembang pangkur cocok untuk

memberi nasehat, cinta kasih yang membara atau suasana yang romantis.

Tembang pangkur sering digunakan untuk pertunjukan wayang untuk

menggambarkan suasana marah, jatuh cinta, atau adegan tegang. Misalnya

pada adegan perang kembang (perang seoarang satria dengan raksasa buta

cakil) dalam wayang kulit. Dalam wayang orang sering diiringi dengan

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pangkur palaran yang mempunyai rasa sereng atau marah. Perhatikan

kutipan di bawah ini.

Mingkar mingkuring angkara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba sinukarta, mrih katarta pakartine ngelmu luhung, tumprape wong tanah Jawa, agama ageming aji, (Serat Wedhatama pupuh I bait 1) Terjemahan: Menghindari angkara, karena keinginanya mengajar anak, yang termuat dalam keindahan puisi, dihias dipercantik, agar mudah dipahami ilmu yang luhur, bagi orang Jawa, Agama yang dipakai oleh para raja

4. Durma

Tembang durma mempunyai watak keras, marah, greget, buas,

ganas, kemarahan yang luar biasa. Tembang ini cocok untuk

mengungkapkan rasa marah. Tembang durma digunakan untuk pethilan

atau wayang pada adegan yang sereng atau untuk adegan tantang-

tantangan (sesumbar) sebelum peperangan terjadi.

Gajah Pagon muntap krodha mamrep mengsah, peteng madyaning jurit, lebu ngampak-ampak, singa katrajang bubar, buta wilis mapak jurit, tan dangu pejah, sang Wilalungin kanin, (Serat Ranggalawe, pupuh XIII, bait 6 dalam Karsono H Saputra )

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Terjemahan: Gajah Pagon menghadapi mungsuh sangat marah, suasana dalam pertempuran gelap, debu gulung-gumulung, siapapun yang diterjang tercerai-berai, buta wilis menghadapi perang, tewas tak lama kemudian, Wilalulangpun terluka

5. Maskumambang

Maskumambang mempunyai watak sedih, nalangsa, prihatin,

memelas dan nglokro . Tembang ini cocok untuk

melukiskan perasaan sedih, memilukan, penyesalan, terlunta-lunta akibat

nasip yang malang. Tembang maskumambang untuk mengiringi tari atau

wayang misalkan adegan Sinta di Taman Soka Alengkadiraja atau adegan

putri cina bertanding dengan Adaninggar dalam pethilan Adaninggar

Kelaswara, untuk merebut Wong Agung Jayengrana. Bisa juga dugunakan

dalam cerita wayang sebagai berikut.

Gereng-gereng Gathutkaca sru anangis sambate mlas arsa luhnya marawayan mili gung tinameng astanira (Abimanyu kerem) Terjemahan: Gereng-gereng Gathutkaca menangis dengan keras rintihannya sangat memilikan air matanya menetes dipipi selalu ditangkap dengan tangannya

Tembang maskumambang juga cocok digunakan untuk memberi nasehat.

Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi, anemu duraka,

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

ing donya tumekeng akhir, tan wurung kasurang-surang (Serat Wulang Reh, pupuh V bait 5) Terjemahan: orang yang tidak menurut orang tua, akan menalami durhaka, di dunia sampai akhirat, hidup akan terlunta-lunta

6. Megatruh

Tembang megatruh mempunyai watak sedih, getun

nglangut tanpa harapan, nalangsa dan gelisah. Tembang ini cocok untuk

melukiskan suasana yang mengandung rasa sedih, kecewa dan putus asa

karena putus cinta. Perhatikan kutipan berikut.

Ri paduka tan pegat denya manekung, atarak brata wus lami, supe dhahar lawan nginum, puwara sang prameswari, langkung welase ing batos, (Serat Ranggalawe, pupuh XVII, bait 8 dalam Karsono H Saputra)

Terjemahan: Adik paduka tiada henti bersemedi, bertapa sudah lama, lupa makan dan minum, sehingga prameswari, sangat prihatin dalam batin

7. Mijil

Mijil mempunyai watak prihatin dan cinta kasih. Tembang ini

cocok untuk mengungkapkan rasa cinta kasih, prihatin atau nasehat-

nasehat tentang asmara.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Abot lakuning janma utami, angel yen ginayuh, para pandhita wali lakune, tyas ira wus pindha jalanidhi, tan akagyat osik, ing jagad kadulu, (Serat Sasanasunu, pupuh XIV bait 24 dalam Karsono H Saputra) Terjemahan: Beratlah laku manusia utama, sulit jika dicapai, lakunya pandita dan wali, yang hatinya bagaikan samodra, tak terkejut pada perubahan, dunia yang tampak.

8. Kinanthi

Kinanthi mempunyai watak senang dan kasih sayang, riang

gembira, cinta kasih. Tembang ini cocok untuk memberikan nasehat atau

pemaparan kasih sayang, bercumbu rayu. Di bawah ini contoh tembang

kinanthi.

Lan wong anom puniku, kang kanggo ing mangsa iki, andhap asor dipunsimpar, umbag gumungguning dhiri, obrol umuk kang den gulang, kumenthus lawan kumaki (Serat Wulang Reh karya Pakubuwana IV, pupuh II bait 8) Terjemahan: Dan orang muda itu, yang digunakan saat ini, rendah hati dibuang, mengagunkan diri, omong kosong yang dipelajari, belagak gagah dan berlagak kayak orang tua

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

9. Asmaradana

Tembang Asmaranda mempunyai watak kasih sayang, sedih, cinta,

asmara, sengsem. Tembang ini cocok untuk melukiskan hal-hal yang

mengandung rasa kasih sayang, asmara. Seni pertunjukan Jawa sering

menggunakan tembang ini untuk mengiringi langendriyan. Perhatikan

kutipan di bawah ini.

Gegaraning wong akrami, dudu bandha dudu rupa, amung ati pawitane, luput pisan kena pisan, yen gampang luwih gampang, yen angel-angel kalangkung, tan kena tinumbas arta, (Petikan dari bawa tembang Setya Tuhu ) Terjemahan: Modalnya orang berumah tangga, bukan harta bukan kecantikan, hanya hati modalnya, lepas sekali kena sekali, jika mudah lebih mudah, jika sulit akan semakin sulit, tidak bisa dibeli dengan uang. 10. Sinom

Tembang Sinom memiliki watak lincah, cerdas, kasih sayang, riang

gembira tetapi juga berwatak sereng greget. Tembang ini cocok untuk

melukiskan kelincahan gerak, memberikan nasehat. Di bawah ini contoh

teks tembang sinom.

Lamun sira paksa nulad, tuladhaning kangjeng nabi, o ngger kadohan panjangkah, watake tan betah kaki, sarehne sira Jawi, sathithik bae wus cukup,

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

away guru aleman, nelad kas ngeplegi pekeh, lamun pengkuh pengangkah yekti karahmat. (Serat Wedhatama, pupuh II bait 10) Terjemahan: Seandainya engkau terpaksa meniru, teladan Kangjeng Nabi, O nak..terlalu jauh, biasanya tidak mampu nak.., karena engkau orang jawa, sedikit saja sudah cukup, janganlah gila pujian, meniru persis fikih, jika kuat dalam kemauan niscaya memperoleh rahmat

11. Dhandhanggula

Tembang Dhandhanggula mempunyai watak menyenangkan dan

menggembirakan. Tembang ini dapat digunakan dalam berbagai keperluan

karena sifatnya yang luwes. Masyarakat Jawa sering menggunakan untuk

midodareni malam hari pernikahan. Tembang

Dhandhanggula juga sangat cocok untuk memberi nasehat. Ini tampak

pada kutipan berikut.

Wonten malih tuladha prayogi, satriya gung nagari Ngalengka, Sang Kumbakarna arane, tur iku warna diyu, suprandene nggayuh utami, duk awit prang Ngalengka, dennya darbe atur, mring raka amrih raharja, Dasamuka tan kengguh atur yekti, amung mungsuh wanara. (Serat Tripama, bait 3 dalam Karsono) Terjemahan: Adalagi contoh yang baik, ksatria besar dari negara Alengka,

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sang kumbakarna namanya, apalagi berwujud raksasa, meski demikian ingin merengkuh kemuliaan, sejak perang Alengka dimulai, ia memiliki nasehat, kepada kakak agar (hidup) sejahtera, Dasamuka tidak menghiraukan nasehatnya, karena hanya mungsuh kera

l. Tembang macapat di SMP

Berdasrkan silabus di SMP Kabupaten Magetan, kompetensi

tentang tembang macapat hanya diberikan pada kelas VIII dan IX.

Kompetensi tembang tidak terdapat pada kelas VII. Kompetensi dasar

pada kelas VIII SMP di Magetan terdiri atas (1) menemukan ciri dan jenis

tembang macapat, dan (2) menemukan isi dan pesan tembang macapat.

Keduanya dipelajari pada semester satu.

Kompetensi dasar menemukan ciri dan jenis tembang macapat

memiliki indikator (a) mampu mengidentifikasi jenis tembang melalui

guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan ketika tembang tersebut

diperdengarkan secara tepat, dan (b) dapat secara kreatif dan inovatif

dalam membuat tembang macapat yang terkait dengan kegiatan sehari-

hari.

Kompetensi dasar menemukan isi dan pesan tembang macapat

memiliki indikator: (1) mampu memberi tanggapan secara kritis dengan

basa ngoko/ basa krama mengenai isi tembang macapat, (2) mampu

memberi tanggapan dengan penuh rasa percaya diri dalam basa ngoko/

basa krama pesan yang terdapat dalam tembang macapt, dan (3) mampu

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

melantunkan salah satu tembang macapat dengan kepercayaan diri yang

kuat

Pada kelas IX hanya ada satu kompetensi dasar tentang tembang

macapat, yaitu kompetensi dasar membuat tembang macapat sesuai

dengan kaidah. Pada kompetensi dasar ini siswa diharapkan mampu

membuat tembang macapat berdasarkan kaidah-kaidah tembang macapat,

seperti guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Guru gatra adalah

jumlah baris setia pada atau bait. Guru lagu adalah bunyi suara vokal

diakhir baris, dan guru wilangan jumlah suku kata dalam setiap baris.

Setiap tembang dibedakan atas dasar kaidah ini. Secara khusus siswa kelas

IX diharapkan mampu membuat Tembang macapat seperti Kinanti,

Asmaradana, Sinom, Megatruh, Dhandhanggula, Maskumambang.

Tembang kinanthi memiliki kaidah sebagai berikut: (1) dalam satu

pada atau bait terdiri atas enam baris, (2) baris pertama sampai baris

keenam memiliki suku kata yang sama, yakni delapan suku kata. (3)

memiliki guru wilangan 8-u,8-i, 8-a, 8-i, 8-a, dan 8-i.

Tembang asmarandana memiliki kaidah sebagai berikut: (1) dalam

satu pada atau bait terdiri atas tujuh baris atau gatra, (2) baris pertama

terdiri atas delapan suku kata, baris kedua terdiri atas delapan suku kata,,

baris ketiga terdiri atas delapan suku kata, baris keempat terdiri atas

delapan suku kata, baris kelima terdiri atas tujuh suku kata, baris keenam

terdiri atas delapan suku kata, baris tujuh terdiri atas delapan suku kata,

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan baris kedelapan terdiri atas tujuh suku kata, dan (3) memiliki guru

wilangan 8-i, 8-a, 8-e, 8-a, 7-a, 8-u, dan 8-a

Tembang sinom memiliki kaidah sebagai berikut: (1) dalam satu

pada terdiri atas sembilan baris, dan (2) memiliki guru wilangan dan guru

lagu 8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 7-I, 8-u, 7-a, 8-I, dan 12-a. Tembang sinom termasuk

tembang yang memiliki baris yang banyak, yakni sembilan baris

Tembang megatruh memiliki kaidah sebagai berikut: (1)dalam satu

pada atau bait terdiri atas lima baris, dan (2) memiliki guru wilangan dan

guru lagu 12-u, 8-a, 8-u, 8-I, dan 8-o. Tembang megatruh termasuk

tembang yang memiliki gatra sedang, yakni lima gatra

Tembang dhandhanggula memiliki kaidah sebagai berikut: (1)

dalam satu pada atau bait terdiri atas sepuluh baris, dan (2) memiliki guru

wilangan dan guru lagu 10-i, 10-a, 8-e, 7-a, 9-i, 7-a, 6-u, 8-a, 12-i, dan 7-a.

Tembang dhandhanggula termasuk tembang yang memiliki gatra yakni

lima gatra banyak, yakni sepuluh baris.

Tembang maskumambang memiliki kaidah sebagai berikut: (1)

dalam satu pada atau bait terdiri atas empat baris, dan (2) memiliki guru

wilangan dan guru lagu 12-i, 6-a, 8-i, dan 8-a. Tembang maskumambang

termasuk tembang yang memiliki gatra sedikit, yakni hanya empat gatra

saja.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Hakikat Quantum Learning

a. Pengertian Quantum Learning

Istilah quantum berasal dari ilmu fisika yang berarti energi cahaya.

Dalam pembelajaran, quantum learning merupakan interaksi yang

mengubah energi menjadi "cahaya". Energi cahaya ini diperoleh melalui

interaksi yang terjadi dalam pembelajaran. Hal ini sebagai mana

diungkapkan oleh DePorter dan Henacki dalam bukunya yang berjudul

Quantum Learning Unleashing The Genius In You sebagai berikut.

-

know formula in quantum physics is Matter times the Speed of Light Squared equals Energy. You may heve seen this ekspresed as E=mc2. Our phisycsal bodies are matter. As learners, it is our purpose to experience as much light as possible: interaction, connections, inspirations so as to produce radiant energy. (DePorter dan Hernacki, 1992: 16) Kami mendefisinikan Quantum Learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam quantum fisika adalah Massa kali kecepatan cahaya quadrat sama dengan energi. Mungkin anda sudah pernah melihat persamaan ini sebagai E=mc2. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.

Sebagai pelajar tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin

prestasi melalui proses interaksi yang terjadi dalam lingkungan belajar.

Potensi siswa diasah, diberdayakan secara maksimal, ditumbuh-

kembangkan secara baik dalam lingkungan belajar yang menggembirakan,

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

jauh dari rasa takut dan ragu, sehingga menjadi potensi yang nyata dalam

bentuk prestasi yang menakjubkan.

Quantum learning menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan

belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas (Miftahul,

2011:21). Begitu pentingnya lingkungan belajar maka ruang kelas ditata

sedemikian rupa dengan memperhatikan kebutuhan pembelajar. Ruang

kelas yang difokuskan pada kelompok teman sejawat menyediakan

lingkungan yang tidak mengancam yang mana siswa termotivasi untuk

menjelaskan makna mereka, mengeksplor berbagai sudut pandang dan

memodifikasi pemahaman mereka, yang dipercaya bermanfaat bagi

konstruksi pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa. (Yen-Chi Fan,

2012:114)

Quantum leraning merupakan interaksi yang mengubah energi

menjadi cahaya. Quantum teaching merupakan orkestra sekitar lingkungan

belajar. Maka dari itu, interaksi meliputi banyak aspek pembelajaran

efektive yang mempengaruhi prestasi siswa. Hal ini sebagaimana

diungkapkan Deporter sebagai berikut.

Quantum learning is the interaction which changes the energy to be the light. Thus quantum teaching is an orchestra of surround learning moment.The interaction include many aspects of effective learning influencing student achievement. The interaction change the student ability and their natural talent to be the light that will be useful for them and other (Diah Ayu Kusumaningtyas, 2011:26) Quantum learning adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching adalah sebuah orkestra

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dari peristiwa belajar disekeliling. Interaksi meliputi banyak aspek pembelajaran yang mempengaruhi prestasi siswa. Interaksi mengubah kemampuan siswa dan bakat alami mereka menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka dan yang lainnya. Selanjutnya Hernowo (2002:228) mengartikan quntum learning

sebagai interaksi yang terjadi dalam proses belajar sehingga mampu

mengubah potensi yang ada pada diri manusia menjadi pancaran dalam

memperoleh hal-hal baru untuk ditularkan kepada orang lain ( Ellen Indera

Sari: 2009, 40)

Istilah quantum dalam quantum learning mempunyai pengertian

keragaman atau variasi. Quantum Learning dapat dimaknai sebagai belajar

dengan memperhatikan beragam cara atau belajar dengan cara yang

bervariasi (Andayani, 2009: 110)

Sementara itu menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar

quantum adalah banyaknya (jumlah) sesuatu. Dalam konteks

pembelajaran bahasa, bermakna banyaknya faktor yang terlibat dalam

pembelajaran bahasa. Pendekatan ini mengutamakan percepatan belajar

dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam melihat potensi diri dalam

kondisi penguasaan diri (2009: 61). Pendekatan ini tidak hanya berfokus

pada guru yang menyajikan lebih dari sekedar bimbingan pada pendidikan,

tetapi ini menempatkan siswa sebagai garis terdepan dari pendidikan mereka.

Sebagai hasilnya, murid lebih terlibat aktif dalam isi dan lebih berpartisipasi

dalam kelas (Petress dalam Crosby, B., 2012: 92). Pembelajaran aktif telah

menjadi fokus penting pada waktu perubahan pedagogik saat ini. Ketika

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

istilah meliputi praktek, pembelajaran kolaboratif atau kelompok kerja

kecil, menyisakan sebuah elemen penting dari teori dan praktek yang aktif

(Davis dalam Burke. 2011: 87)

Jadi pembelajaran quantum learning adalah pembelajaran yang

memanfatkan segala potensi yang ada, pembelajaran dengan menempatkan

siswa secara aktif, belajar dengan cara yang bervariasi untuk mendapatkan

hasil pembelajaran yang menakjubkan.

Menurut Nyoman S. Degeng (2005), kelahiran quantum learning

sebagai model pembelajaran di Indonesia, pada mulanya diawali dengan

adanya praanggapan bahwa manusia Indonesia terjangkit virus

keseragaman. Keseragaman ini meliputi sentralistik dan uniformistik yang

mewarnai pergemasan dunia pembelajaran. Keseragaman yang

menjangkiti dunia pembelajaran ini mengakibatkan kegagalan dalam

pembelajaran itu sendiri. karena berlawanan dengan hakikat murid yang

sebenarnya memiliki keberanekaragaman. Terlebih lagi, pemaksaan

melalui tindakan keseragaman dalam pembelajaran terhadap murid akan

menjauhkan dari keberhasilan belajar (dalam Andayani, 2009: 110).

Berkenaan dengan hal itu Nyoman S. Degeng (2005) menyebutkan

bahwa pendekatan quantum learning ini sebagai "orkestra pembelajaran"

dengar arti pembelajaran yang penuh dengan suasana bebas, Santai,

menakjubkan, menyenangkan. dan menggairahkan. Dengan penciptaan

suasana seperti itu, dapat: (1) dibangun motivasi; (2) ditumbuhkan simpati

dan saling pengertian; (3) dibangun sikap takjub kepada pembelajaran; (4)

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dibangun perasaan saling memiliki: dan (5) dapat memberikan keteladanan

(dalm Ellen Indrasari, 2009: 50).

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum learning,

dimana guru harus membawa pikiran siswa ke dalam pikiran guru dan

sebaliknya pemikiran guru menjadi pemikiran siswa. Dengan demikian,

ada kedekatan secara psikologis antara guru dengan siswa. Guru juga

harus mengenali gaya belajar siswa, apakah gaya belajarnya visual

(mementingkan segala sesuatu yang dilihat), apakah auditif

(mementingkan pendengaran), apakah kinestik (memerlukan gerakan).

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Derek Bok (2006)

dan Weimer ( 2002), menyatakan bahwa pendidikan yang lebih tinggi

dituntut untuk merubah pengalaman belajar kelas dari siswa yang

mendengarkan ceramah, mengerjakan soal dan mengingat fakta menjadi

pengalaman kelas yang menyelesaikan masalah dan siap menuju

kehidupan yang bermakna (Jones and Hilaire, 2012: 34)

Hal-hal yang perlu dilatih dalam kemampuan quantum learning ini

menurut Mike Hernacki (2005:24) adalah: (1) cara siswa memusatkan

perhatian (konsentrasi), (2) cara mencatat yang benar. (3) cara belajar

menyiapkan ujian, (4) cara membaca cepat, dan (5) cara menumbuhkan

ingatan jangka panjang (long time memory).

Dalam pelaksanaannya quantum learning memiliki petunjuk yang

bersifat spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

merancang bahan ajar, menyampaikan isi pembelajaran, dan memudahkan

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

proses belajar (DePorter dkk, 2011 : 32). Selain itu, DePorter juga

menguraikan cara-cara efektif pelaksanaan quantum learning sebagai

berikut: (1) partisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas dari kelas

yang biasa menjadi kelas yang menarik; (2) memotivasi dan

menumbuhkan minat dengan menerangkan kerangka rancangan yang

dikenal dergan singkatan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan); (3) membangun rasa

kebersamaan; (4) menumbuhkan dan mempertahankan daya ingat; dan (5)

merangsang daya dengar anak didik. Semua itu pada hakikatnya akan

menempatkan guru dan murid pada jalur cepat menuju kesuksesan belajar.

Pembelajaran quantum learning sesungguhnya merupakan ramuan

atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan

pemrograman neurologi/neurolinguistik yang sejauh sebelumnya sudah

ada. Hal ini seperti diungkapkan oleh DePorter dan Hernacki sebagai

berikut.

Quantum Learning incorporates suggestology, accelerate learning techniques, and NLP with our own, and methods. It includes key concepts from many other learning theories and strategies including : Right/left brain theory, The triune brain theory, Modality preference (visual,auditory, Kinesthetic), Theory of multiple intelligences, Holistic education, Experriential learning, Metaphoric learning dan Simulation/gaming (DePorter dan Hernacki, 1992: 16) Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan, dan NLP (Neo Linguistik Program) dengan teori, teknik dan metode kami sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti: Teori otak kanan/kiri, Teori otak triune (3 in 1), Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik), Pendidikan holistik

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(menyeluruh), Belajar berdasarkan pengalaman, Belajar dengan simbol dan Simulasi/permainan.

Dari gabungan berbagai teori tersebut, quantum learning tampil

mengesankan dan diyakini mampu mengantarkan siswa meraih prestasi

yang membanggakan. Ini sudah dibuktikan oleh DePorter sendiri di

SuperCamp

Kegiatan pelaksanaan quantum learning mempunyai dua ciri.

Pertama, penataan lingkungan belajar yang tepat. Penataan lingkungan

belajar dilakukan guru sebagai mana kru panggung menata pentas untuk

pementasan drama atau musik, segalanya dipersiapkan dengan cara menata

ruang pentas mulai dari pencahayaannya, tata suara, setiap nuansa warna

dan bentuk yang akan menentukan dan membantu penyampaian pesan

kepada penonton. Hal ini sebagai mana dijelaskan DePorter dan Hernacki

sebagai berikut.

much easier to develop and maintain a winning attitude. And a winning attitude make for a much more successful learner. When a stage crew is setting the stage for a play or musical production, it knows that attention to detail is important. The lighting, the sound, every nuance of color and shape determine the mood and help send the appropriate messages to audiance (DePorter dan Hernacki, 1992: 66). Ketika anda bekerja di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudahlah mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Dan sikap juara akan menghasilkan pelajar yang lebih berhasil. Ketika kru panggung menata pentas untuk pementasan drama atau musik, ia mengetahui bahwa perhatian terhadap yang detail adalah hal yang penting. Pencahayaan, tata suara, setiap nuansa warna dan bentuk akan menentukan suasana dan membantu penyampaian pesan kepada penonton

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Apa yang diungkapkan DePorter tersebut senada dengan yang

diungkapkan oleh Colin Rose (2007:179) dalam bukunya yang berjudul

Super Accelerated Learning bahwa lingkungan akan menjadi sarana yang

bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif jika ditata

dengan baik.

Demikian pula terkait dengan penataan lingkungan belajar dimulai

dengan penataan lingkungan belajar. Quantum learning menekankan pada

penciptaan ruangan belajar yang sama dengan kru panggung, yaitu

penciptaan lingkungan yang menyenangkan mulai dari penataan

perabotan, bantuan visual (alat peraga) baik yang digunakan selama

pembelajaran maupun yang tergantung di dinding kelas, tampilan guru

"pleasant to look at", bila perlu didengarkan musik, semuanya merupakan

kunci yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal.

Semua yang ditata tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana

belajar agar terjaga sikap gembira. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

Colon Rose dkk (2007: 177) bahwa kemampuan untuk menikmati belajar

dan belajar dengan gembira akan membawa siswa pada berbagai

kegembiraan wilayah minat-minat baru. Dan dalam setiap wilayah, siswa

akan menemukan begitu banyak kesempatan untuk ditelusuri sehingga

siswa akan sibuk selamanya, belajar selamanya, dan terangsang selamanya

dengan kerumitan-kerumitan dinia kita. Sebagai bonus terhadap tantangan

menarik seumur hidup ini dan penemuan kepuasan diri, siswa akan

semakin bernilai bagi lingkungan sekitar.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Kegembiraan yang dimaksud bukan berarti menciptakan suasana

ribut dan hura-hura. Kegembiraan tidak ada hubungannya dengan

kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Namun,

dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri

si pembelajar. Itu adalah kegembiraan yang melahirkan sesuatu yang baru.

Dan kegembiraan ini jauh lebih penting untuk pembelajaran daripada

segala teknik dan metode atau medium yang mungkin anda pilih untuk

digunakan (Dave Meier, 2005: 36)

Kedua, quantum learning menerapkan falsafah belajar

suggestologi atau suggestopedia. Metode pembelajaran suggestopedia

adalah seperangkat pembelajaran yang direkomendasi yang diturunkan

dari sugestologi. Hal ini sebagai mana yang diutarakan oleh Stevik (1972)

sebagai berikut.

Suggestopedia, also know as Desuggestopedia, is a method developed by the bulgarian psychiatrist-educator Georgi Lozanove, Suggestopedia is specific set of learning recommendations derived from suggestologi, which Losanove systematic study of the nonrational and/or nonconcious

to ( Richard and Rodger, 2001 : 100 ) Sugestopedia, juga dikenal sebagai desugestopedia, adalah metode yang dikembangkan oleh pendidik psikiatris Bulgaria bernama Georgi Lozanove, Suggestopedia adalah seperangkat spesifik rekomendasi pembelajaran yang berasal dari istilah suggestologi, yang mana Losanov

yang berfokus pada penelitian sistematis dari pengaruh

merespon secara konstan.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Lozanove menyakini bahwa suggestopedia dapat dan pasti

mempengaruhi hasil pembelajaran dan setiap detail apapun memberikan

sugesti positif dan negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk

memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman,

memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,

memasang poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan

informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni

pengajaran sugestif. Ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh DePorter

dan Hernacki (1992) sebagai berikut.

His premise is that suggestion can and does affect the outcome of the learning situation, and every single detail provides either positive or negative suggestion. Some of the techniques he uses to provide positive suggestion are seating students comfortably, using background music in the music in the classroom, increasing individual participation, using posters to suggest greatness while reinforcing information, and having a teacher well trained in the art of suggestive instruction (DePorter dan Hernacki, 1992:14). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiapdetiail apa pun memberikan sugesti positif maupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, memasang poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Wujud sugesti yang lain dalam interaksi belajar disarankan oleh

DePorter dan Hernacki (1992: 24) adalah komentar positif. Komentar

positif akan membentuk kepercayaan pada diri siswa ketika belajar. Hal

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ini berarti bahwa quantum learning menghindari komentar negatif,

misalnya guru mengatakan "Tidak jawaban itu salah, saya heran

melihatmu".

Komentar negatif ini akan menyebabkan (1) siswa terguncang.

sehingga benih-benih keraguan akan tertanam pada diri siswa. (2) dapat

berhenti belajar dan secara tidak sadar akan

menutupi atau menghalangi pengalaman siswa dalam belajar, dan (3) akan

membuat perasaan siswa dalam belajar menjadi terasa tegang dan

terbebani.

Maka dari itu, fasilitator harus peka terhadap sugesti sugesti

negatif yang mungkin mereka masukkan ke dalam lingkungan belajar dan

menggantinya dengan yang positif. Bahasa sugestif positif akan dipahami

oleh orang secara keseluruhan dan karenanya berpengaruh besar pada hasil

belajar (Dave Meier, 2005:111)

Berdasarkan kedua ciri dari quantum learning, maka pelaksanaan

quantum learning dalam kegiatan pembelajaran diarahkan pada (1)

suasana belajar yang menggembirakan (semuanya bermakna), dan (2)

menekankan sugesti positif (pemberian komentar positif).

b. Sejarah Munculnya Quantum Learning

Pada awal penerapannya, model pembelajaran ini pertama kali

dilakukan pada tahun 1982, yang dikenal dengan nama SuperCamp,

sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Forum, yaitu sebuah program pendidikan internasional yang menekankan

perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi. Pada

awalnya, program ini masih diragukan banyak orang akan

keberhasilannya, tetapi setelah berjalan beberapa saat, sudah mulai

menemukan dan melihat terobosan menuju ke arah yang benar. Akhirnya,

program ini berhasil dan melampaui apa yang diharapkan. Hal ini

dijelaskan sendiri oleh DePorter dan Hernacki sebagai berikut.

In the summer of 1982, our first group of sixty-four teenagers arrived at camp. Most of them were reluctant, suspicious, and not eager to cooperate. My own son was one of the

My partners and I werw apprehensive about the program as well, but as it go under way we began to see some amazing breakthroughs that told us we werw headed in the right direction. Ultimetely, it was more successful than we ever expected, and became a significant event in the lives of many of teens who attended (DePorter dan Hernacki, 1992: 4-6).

Program tersebut di atas dilaksanakan dengan cara murid

mengikuti pembelajaran dengan program menginap selama dua belas hari,

siswa-siswa mulai dari usia sembilan hingga dua puluh empat tahun

memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat, menghafal

dan membaca cepat, menulis dan berkreasi, berkomunikasi dan melakukan

kiat-kiat untuk meningkatkan kemampuan mereka menguasai berbagai hal

dalam dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa murid-murid yang

mengikuti program tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih

banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri.

(Vos-Groenendal,1991 dalam DePorter dkk, 2011:32)

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Quantum Learning oleh Learning Forum kemudian dikukuhkan

sebagai salah satu metodologi pembelajaran dalam bentuk rancangan

pembelajaran, penyajian bahan ajar dan fasilitas pembelajaran yang tidak

harus dilaksanakan di dalam sebuah SuperCamp namun dilaksanakan di

kelas-kelas biasa. Quantum learning ini pada hakikatnya diciptakan

berdasarkan pada adopsi terhadap teori-teori pendidikan seperti acceleated

learning (Mapes, 2003), multiple intelligences (Gardner. 1995: 104),

experintiel learning (Hart. 1983: 109) dan elements of effective instruction

(Hunter, 1995: 4). Dalam hal ini quantum learning merangkaikan suatu

model pembelajaran yang oleh asosiasi tersebut dianggap sebagai model

yang efektif untuk dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran.

Dikatakan demikian, karena dapat merangsang multi sensorik, multi

kecerdasan, dan relevan dengan perkembangan otak pada masa anak-anak,

sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan guru untuk

memacu kemampuan murid agar berprestasi (Andayani, 2009:123).

Jadi quantum learning ditetapkan sebagai salah satu metodologi

pembelajaran yang efektif yang tidak harus dilaksanakan di dalam sebuah

SuperCamp namun dilaksanakan di kelas-kelas biasa. Quantum learning

diciptakan berdasarkan pada adopsi terhadap teori-teori pendidikan seperti

acceleated learning, multiple intelligences, experintiel learning dan

elements of effective instruction yang dianggap sebagai model yang efektif

untuk dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran, karena dapat

merangsang multi sensorik, multi kecerdasan, dan relevan dengan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perkembangan otak manusia, sehingga pada akhirnya dapat

mengembangkan kemampuan guru untuk memacu kemampuan murid agar

berprestasi.

c. Asas Utama Quantum Learning

Asas utama quantum learning adalah Bawalah Dunia Mereka ke

Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke dunia Mereka. Setiap bentuk

interaksi dengan pembelajar, setiap metode pembelajaran harus dibangun

diatas asas ini. Asas ini memiliki maksud agar pengajar membangun

jembatan yang otentik memasuki kehidupan pelajar sebagai langkah

pertama (DePorter dkk, 2011:34-35). Setelah jembatan terbangun dan

pengajar sudah memasuki dunia murid maka memudahkan pengajar

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan yang pengajar

inginkan dan membawa mereka tetap belajar (Mitahul, 2011:27). Jika hal

tersebut di atas mampu diterapkan, maka baik pembelajar maupun

pengajar akan memperoleh pemahaman baru. Ini berarti dunia pembelajar

diperluas, dan dunia pengajar diperluas. Disini dunia kita menjadi dunia

bersama pengajar dan pembelajar. Inilah dinamika pembelajaran manusia

selaku pembelajar (Sugiyanto, 2010:69).

Jadi jelas bahwa agar pengajar mampu mengajar dengan efektif

dan efisien maka pengajar harus meraih hak mengajar dari murid terlebih

dahulu. Hanya dengan cara ini, pengajar mampu memimpin, menuntun,

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu

pengetahuan yang lebih luas.

d. Prinsip Utama Quantum Learning

Prinsip dapat diartikan (1) aturan aksi atau perbuatan yang diterima

atau dikenal, dan (2) sebuah hukum, aksioma, atau doktrin fundamental.

Quantum learning juga dibangun diatas aturan aksi atau perbuatan yang

diterima atau dikenal dan atau sebuah hukum, aksioma, atau doktrin

fundamental mengenai pembelajaran (Sugiyanto, 2010:69).

Ada lima prinsip utama yang mendasari quantum learning yaitu:

1. Segalanya berbicara

Dalam quantum learning, segala sesuatu mulai lingkungan

pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang

sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan pengajar sampai

dengan rancangan pembelajaran, semua mengirim pesan pembelajaran.

2. Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya

mempunyai tujuan. Tidak ada yang tidak bertujuan. Pengubahan

bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam atau diluar momen

belajar memiliki tujuan. Baik pelajar maupun pengajar harus

menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Pengalaman sebelum memberi nama.

Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks

yang akan menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu, proses

belajar paling baik ketika siswa telah mengalami informasi sebelum

mereka memperoleh nama untuk apa mereka mempelajari.

4. Akui setiap usaha

Belajar selalu mengandung resiko yang besar. Dikatakan demikian

karena belajar berarti melangkah keluar dari zona yang nyaman

menuju ke zona yang penuh dengan ketidakpastian. Keberanian siswa

melakukan langkah ini, patut memperoleh pengakuan dan panghargaan

atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan sekalipun

mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang

mereka lakukan. Seorang guru harus mengakui, memperkuat, dan

memotivasi agar murid mampu berkembang dan terus belajar tanpa

mengenal rasa putus asa.

5. Sesuatu yang layak dipelajari maka layak untuk dirayakan.

Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pelajar sudah selayaknya

dirayakan atas keberhasilannya. Perayaan atau memberikan sesuatu

sebagai reward akan memberikan motivasi dan umpan balik mengenai

kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi positif dengan

pembelajaran. Perayaan perlu dilakukan agar keinginan murid tumbuh

berkembang pesat. Ini merupakan cara untuk memacu minat siswa

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dalam belajar karena murid merasa mendapat perhatian dan

penghargaan.

Berdasarkan prinsip quantum learning di atas, guru harus

menyadari bahwa transfer pendidikan tidak hanya pekerjaan dari guru

tetapi juga membutuhkan peranan dari siswa. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh Kusumaningtyas bahwa dalam implementasi quantum

teaching mengikuti prosedur pengajaran yang sesuai sebagai berikut.

Quantum teaching in the application conducts the procedures of teaching like below: 1. Grow the attention through making students satisfied for

benefit of lesson tough. 2. Create and tell the experience of educating. 3. Name the things like formula, lesson, or others so the

student may keep remembering 4. Give the students chance to demonstrate what they know 5. Give the students the method how to repeat the lesson in

unusual ways. Celebrate all what the students have done for their participation, success or anything for instance (Kusumaningtyas, 2011:32)

e. Dasar Pemikiran Quantum Learning

Semua manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak

pernah terpuaskan. Dan semua manusia mempunyai alat-alat yang kita

perlukan untuk memuaskan (DePorter dan Hernacki, 1992:22). Misalkan

seorang bayi yang memasukkan mainan kedalam mulutnya untuk

mengetahui rasanya . Ia akan menggoyangkanya, mengangkatanya, dan

memutarkannya berlahan-lahan sehingga dapat melihat bagaimana setiap

bagian sisinya terkena cahaya. Ia menempelkannya ditelinga,

menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali, membongkar

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

bagian-bagiannya dan menyelidikinya satu demi satu. Proses demikian

seperti ini disebut belajar secara menyeluruh (global learning). Global

learning merupakan cara yang efektif dan alamiah bagi seorang manusia

untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh

tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan

kerumitan bahasa, yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan

bebas-stres. Proses ini juga ditambah dengan faktor-faktor umpan balik

positif dan rangsangan dari lingkungan.

f. Karakteristik Umum Quantum Learning

Quantum learning memiliki karakter yang membedakan dari

pembelajaran yang lain. Menurut Sugiyanto (2010) karakteristik quantum

learning ada beberapa hal, antara lain.

1. Quantum learning berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika

quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep quantum yang

dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan

pembelajran diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari

berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika quantum.

2. Quantum learning lebih bersifat humanistik, bukan positivistik-

-

menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya

motivasi, dan lain sebagainya dari pembelajar diyakini dapat

berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dipandang tidak ada karena semua usaha manusia patut dihargai.

Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini semua

menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia dilihat dari

perspektif humanistis

3. Quantum learning lebih bersifat konstruktifis(tis), bukan positifistis-

empiris, behavioristis. Karena itu, nuansa konstruktivisme dalam

pembelajaran quantum relatif kuat. Malah dapat dikatakan disini

bahwa pembelajaran quantum menekankan pentingnya peranan

lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal

dan memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran.pembelajaran

quantum berupaya memadukan, menyinergikan dan mengolaborasikan

faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik

dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Dalam pandangan

pembelajaran quantum, lingkungan fisikal-mental dan kemampuan

pikiran atau diri manusia sama-sama pentingnya dan saling

mendukung. Karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan

pemikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan

memperoleh stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.

4. Quantum learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa

interaksi telah menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam

pembelajaran quantum. Karena itu pembelajaran quantum memberikan

tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

yang bermutu dan bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang

sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang

dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah

pembelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan

pembelajar. Interaksi yang tidak mampu mengubah energi menjadi

cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh dalam proses

pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat penting

dalam quantum learning.

5. Quantum learning sangat menekankan pada pemercepatan dalam

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan

pembelajaran diandaikan sebagai lompatan quantum. Pendeknya,

menurut quantum learning, proses pembelajaran harus berlangsung

cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu, segala hambatan dan

halangan yang dapat melambatakan proses pembelajaran harus

disingkirkan, dihilangkan atau dieliminasi. Di sini pelbagai kiat, cara

dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik,

suasan yang menyegerkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat

duduk yang rileks, dan sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang

menghalangi pemercepatan pembalajaran harus dihilangkan pada suatu

sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang mendukung pemercepatan

pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya.

6. Quantum learning sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran, bukan kreatifitas atau keadakan yang dibuat-

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,

segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sedang kreatifitas dan

kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan.

Di sinilah para perancang dan pelaksana pembelajaran harus bekerja

secara proaktif dan suportif untuk menciptakan kealamiahan dan

kewajaran proses pembelajaraan.

7. Quantum learning sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak

bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti

tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang

memungkinkan terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan

pembelajaran harus dilakukan oleh pengajar fasilitator. Dalam

hubungan inilah perlu dihadirkam pengalamaan yang tidak dimengerti

dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman pembelajar perlu

diakomondasi secara memadai. Untuk itu, dapat dilakukan upaya

membawa dunia pembelajar kedalam dunia pada satu pihak dan pad a

pihak lain mengantarkan dunia pengajar kedalam dunia pembelajar.Hal

ini perlu dilakaukan secara seimbang.

8. Quantum learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang

menggairahkan atau mendukung, dan rancangan pembelajaran yang

dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima,

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pemfasilitasan yang lentur, ketrampilan belajar untuk belajar, dan

ketrampilan untuk hidup. Konteks dan isi tidak dapat dipisahakan,

saling mendukung, bagaikan orkestra yang memainkan simfoni.

Pemisahan keduannya hanya akan membuahkan kegagalan

pembelajaran. Kepaduan dan kesesuaian keduanya secara fungsional

akan membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi; ibaratnya

permainan simfoni yang sempurna yang dimainkan dalam sebuah

orkestra.

9. Quantum learning memusatkan perhatiannya pada pembentukan

ketrampilan akademis, ketrampilan hidup, dan prestasi fisikal atau

material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlukan, dan dikelola secara

seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran; tidak bisa

hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena

pembelajaran yang berhasil bukan hanya terbentuk ketrampilan

akademis dan prestasi fisikal pembelajaran, namun lebih penting

adalah terbentuknya ketrampilan hidup pembelajar. Untuk itu,

kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat terwujud

kombinasi harmonis antara ketrampilan akademis, ketrampilan hidup,

dan prestasi fisikal.

10. Quantum learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu,

proses pembelajran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus

memiliki nilai dan keyakinan tertentu yang positif dalam diri

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pembelajar. Nilai dan keyakinan negati akan membuahkan kegagalan

proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu memiliki keyakinan

bahwa kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir dari

segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan

keyakinan bahwa hukuman dan hadiah (punishment and reward) tidak

diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan

keyakinan positif seperti ini perlu terus menerus dikembangkan dan

dimantapkan. Makin kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif

seperti ini perlu terus menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin

kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki pembelajar,

kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi.

-nilai ini menjadi kacamata yang

dengannya kita memandang dunia. Kita mengavuluasi, menetapakan

prioritas, menilai, dan bertingkah laku berdasarkan cara kita

memandang kehidupan melalui kacamata ini.

11. Quantum learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dam ketertiban. Keberagaman dan kebebasan

dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi. Karena itu, dalam

pembelajaran quantum

perlu diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar,

dikembangkannya aktivitas aktivitas pembelajar yang beragam, dan

digunakan bermacam macam kiat dan metode pembelajaran.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

12. Quantum learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalan

proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat

pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih

optimal.

g. Model Quantum Learning dalam Pembelajaran di Kelas.

Sebagai sebuah model pembelajaran, quantum learning hampir

sama dengan sebuah simfoni. Dalam simfoni ada banyak unsur yang

menjadi faktor pengalaman musik penonton. Secara garis besar unsur itu

ada dua kategori, yaitu konteks dan isi (DePorter dkk, 2011: 37)

Konteks adalah latar pengalaman penonton. Konteks merupakan

keakraban ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor

dan pemain muksiknya (suasana), keseimbangan instrumen dan musisi

dalam bekerja sama (landasan), dan lembar interprestasi sang maestro

terhadap lembaran musik (rancangan).

Bagian isi (content), bagaikan lembaran musik itu sendiri. Salah

satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian).

Isi juga meliputi fasilitas ahli sang maestro terhadap orkestra,

memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.

Pada saat penerapan quantum learning di kelas, guru juga bisa

membagi unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori, yaitu: konteks dan isi

(context dan content). Konteks menyangkut masalah suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

rancangan yang dinamis. Sedangkan isi berkaitan dengan penyajian yang

prima, fasilitas yang luwes, ketrampilan belajar untuk belajar, dan

ketrampilan hidup (DePorter dkk, 2011 :38).

Suasana kelas mencakup tentang bahasa yang dipilh guru, cara

guru menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah

serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan

pula dalam belajar. Suasana dalam belajar sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Maka dari itu, setiap guru harus memahami dan

menciptakan suasana yang kondusif agar siswa bisa belajar dengan

nyaman dan gembira.

Landasan dalam konsep quantum learning adalah kerangka kerja

yang mencakup: (1) tujuan bersama yang hendak dicapai, (2) prinsip-

prinsip bersama yang akan memberikan gambaran tentang cara yang

dipilih, (3) keyakinan akan kemampuan pelajar, belajar, dan mengajar, dan

(4) kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan.

Lingkungan dalam konsep quantum learning adalah cara guru

manata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi,

tanaman, musik semua hal yang mendukung proses belajar. Lingkungan

kelas mempengaruhi siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. Untuk

itu lingkungan perlu ditata dengan rapi agar menyugesti siswa agar tetap

berminat dan mengikuti pelajaran.

Rancangan dalam konsep quantum learning adalah penciptaan

terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa,

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

Dalam quantum learning, rancangan lebih dikenal dengan TANDUR.

Perpaduan kedua unsur konteks dan isi tersebut akan menciptakan

suasana pembelajaran yang menggairahkan, yang mendorong siswa untuk

belajar dan memperoleh prestasi yang mengagumkan. Keduanya

merupakan satu kesatuan yang utuh untuk mengantarkan siswa mencapai

puncak prestasi.

h. TANDUR Sebagai Kerangka Perancangan Quantum Learning

Dalam rangka untuk memudahkan operasional quantum learning

dalam pembelajaran dikelas, DePorter dkk, (2011:127) menyebutnya

dengan istilah TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur

tersebut membentuk basis struktur yang melandasi model pembelajaran

quantum.

Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan

berminat pada setiap pelajaran apapun pelajarannya, tingkat kelas, dan

beragam budayanya, jika pada para guru betul-betul menggunakan prinsip-

prinsip atau nilai-nilai pembelajaran model quantum. Kerangkan ini juga

memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih, dan

menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat

mencapai kesuksesan dalam belajar (Sugiyanto, 2010:73).

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Kerangka perancangan TANDUR adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhkan: Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan

keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang

materi yang kita ajarkan. Tumbuhkan minat belajar siswa dengan

memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk: Apakah manfaat

Bagiku (AMBAK) jika aku mengikuti guru A?

Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana

rileks, tumbuhkan interaksi siswa, masuklah ke dalam pikiran mereka

dan bawalah alam pikiran mereka ke dalam pikiran kita, yakinkan

siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah

kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan. Tumbuhkan niat yang kuat

pada diri kita bahwa kita akan menjadi guru dan pendidik yang hebat.

Tumbuhkan strategi mengajar dengan memanfaatkan seluruh potensi

yang ada di dalam kelas, di luar kelas, di dalam sekolah dan di luar

sekolah.

2. Alami

alami ini mendorong hasrat alami otak

informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan

ketrampilan yang sudah dimiliki siswa, misalnya, dapat membuktikan

bahwa kuat lemahnya arus listrik yang mengalir pada penghantar

dipengaruhi oleh besarnya perlawanan dari penghantar, luas

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

penampang dan panjang panghantar?, bandingkan dengan keausan

ban mobil jika dikaitkan dengan panjang jalan dan kondisi jalan raya.

3. Namai muncak mengenai materi

pelajaran. Dengan kata lain, setelah siswa melalui pengalaman belajar

pada topik tertentu, ajak mereka menulis di kertas, menamai apa yang

mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan

sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di

dinding kelas atau dinding kamarnya.

4. Demonstrasikan: Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Hal ini sebagaimana

pertama kali kita naik sepeda. Kita mencoba dan jatuh. Kita coba lagi,

berhenti, bertanya pada orang lain, dan akirnya kita mengkaitklan

antara pengalaman dan nama dengan cara menunjukkan dan

melakukannya. Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan

mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan (kompetensi) dan

informasi (nama) yang cukup, sudah saatnya dia mendemonstrasikan

dihadapan guru, teman maupun saudara-saudaranya.

5. Ulangi: Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan

dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik

dalam konsteks yang berbeda dengan asalnya (permainan,

pertunjukkan, drama dan lain sebagainya).

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

6. Rayakan

Ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan

menambatkan belajar dengan asosiasi positif. Perayaan adalah

ekspresi atau kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan

sesuatu tugas atau kewajibannya dengan baik layak untuk dirayakaan

lewat; tepuk tangan, jentik jari, atau bernyanyi bersama-sama, atau

bersama dengan teman kita, mengucapakn: Aku Berhasil

i. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning

Quantum learning memiliki kelebihan dan kekurangan

sebagaimana model-model pembelajaran yang lain. Kelebihan dari

quantum learning adalah:

1) Model quantum learning dapat mengubah proses belajar menjadi

suatu yang menyenangkan, sederhana dan efektif

2) Dalam quantum learning diajarkan ketrampilan hidup seperti

berkomunikasi secara efektif, menjalin hubungan dengan orang

lain, berlatih mendengarkan /menghargai pendapat orang lain dan

belajar memecahkan masalah

3) Model quantum learning merupakan model yang mudah untuk

dipraktekkan, efektif dan menyenangkan sehingga seseorang

dirangsang semangatnya untuk berusaha keras menguasai materi

yang dipelajari

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4) Quantum learning mengajarkan tiga hal, yakni ketrampilan

akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup

5) Dalam quantum learning terjadi adanya timbal balik yang

menggambarkan kondisi internal dan eksternal siswa dan guru.

Selain memiliki kelebihan, quantum learning juga memiliki

kekurangan, yakni:

1) Quantum learning membutuhkan biaya yang banyak untuk

mengorkestra lingkungna belajar.

2) Quantum learning membutuhkan guru yang handal dan

pengalaman untuk menerapkan pendekatan ini.

6. Peran Sikap Positif dalam Pembelajaran Tembang Macapat dengan

Pendekatan Quantum Learning

a) Pengertian Sikap

Istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh herbert spencer

pada tahun (1862), yang menggunakan ini untuk menunjuk suatu status

mental seseorang. Pada masa itu penggunaan konsep sikap sering

dikaitkan dengan konsep mengenai perilaku tubuh seseorang (Azwar,

2005:3, Ahmadi, 2009:148)

Sikap menurut La Pierre diartikan sebagai pola perilaku, kondisi

atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi sosial (Azwar, 1995: 5). Dalam pandangan La Pierre sikap

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

berfungsi sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial

tertentu.

Sementara itu, Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai

keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran seseorang terhadap

aspek lingkungan di sekitar (dalam Azwar, 1995: 5). Kalau La Pierre

memandang sikap sebagi pola prilaku, Secord dan Backman memandang

sikap sebagai kondisi perasaan dan pemikiran sebagi tanggapan terhadap

situasi sosial tertentu. Keduananya memiliki pemikiran yang sama tentang

sikap sebagi tanggapan terhadap lingkungan.

L.L Thursione (1946) memandang sikap sebagai tingkatan

kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan

objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi : simbol, kata kata,

slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki

sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau

memiliki sikap yang favorable sebaliknya orang yang dikatakan memiliki

sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau

sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi (Back W., 1977:3). Sikap

adalah kecendrungan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek

berdasarkan nilai yang dianggapnya baik atau tidak baik (Sanjaya,

2011:276) Kencenderungan untuk menanggapi suatu objek tertentu

tersebut, menurut Seamon dan Kenrick (1999:10) dilakukan dengan cara

yang khusus. Thursione memandang bahwa kecendrungan seseorang

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menolak maupun menerima objek didasarkan pada perasaan suka atu tidak

suka, sementara Sanjaya didasarkan pada norma tertetentu yang berlaku.

Pendapat L.L Thursione tersebut di atas senada dengan Fishbein

dan Ajzen yang mendefinisikan sikap sebagai kencenderungan untuk

menanggapi secara taat atau cara yang disukai atau tidak di sukai dalam

kaitannya dalam suatu objek tertentu (dalam Suhardi,1996:22). Sementara

John H. Harvey dan William P.Smith memandang sikap sebagi kesiapan

merespon secara konsistan dalam bentuk positif atau negatif terhadap

objek atau situasi (dalam Ahmadi, 2009:150)

Menurut Zambardo dan Ebbesen (dalam Ahmadi, 2009:150) sikap

adalah suatu predisposision (keadaan mudah tepengaruh) terhadap

seseorang, ide atau objek yang berisi komponen-komponen cognitive,

affective, dan behavior.

Menurut Krech, D and Crutchfield, R.S (dalam Ahmadi, 2009:150)

sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, depresi,

persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu

Gerungan Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata

sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan

atau sikap perasaan , tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Jadi attitude itu

lebih diterjemahkan bagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal

(dalam Ahmadi, 2009:150)

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Menurut Triandis (dalam Suwito, 1985:8) sikap pada hakikatnya

seseorang ketika menghadapi keadaan itu.

Sementara itu menurut Suwito (1985:87), sikap merupakan suatu

sikap kejiwaan untuk mengamati sikap antara lain dapat dilakukan lewat

perilaku, apa yang tampak pada perilaku, belum tentu atau tidak selalu

menunjukkan sikap.

Dari pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa sikap adalah pola

perilaku, kondisi, predisposisi dan keteraturan perasaan maupun pikiran

yang memiliki kecendrungan yang bersifat positif atau negatif terhadap

objek. Sikap berisi komponen-komponen cognitive, affective, dan

behavior.

b) Macam Macam Sikap

Sikap sebagai suatu tanggapan untuk bereaksi terhadap suatu dan

yang dibentuk sepanjang perkembangan dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu (1) social attitude (sikap sosial), dan (2) individual attitude

(sikap individu)

Sikap Sosial (social attitude) merupakan tindakan yang

menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-

ulang terhadap suatu objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

seoarang saja tetapi diperhatikan olah orang-orang sekelompoknya.

(Ahmadi, 2009:152).

Sikap individu (individual attitude) merupakan tanggapan

seseorang terhadap suatu objek tertentu yang sikapnya individual. Hal

(1991:150) yang menyatakan bahwa sikap individu dimiliki oleh seseorang

saja, dan berkenaan dengan objek-objek tertentu.

Sikap sebagai tanggapan terhadap objek tertentu, bisa dibedakan

atas bentuknya, yaitu (1) sikap positif, dan (2) sikap negatif (Hutagalung,

2007:56-57). Sikap positif adalah sikap yang menunjukkan atau

memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan

norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Sikap positif siswa terlihat dari sikap mengikuti norma yang

berlaku disekolah seperti disiplin dalam mengikuti pelajaran, kesiapan

menerima pelajaran, keaktifan siswa dalam kelas, keadaan siswa dalam

berinteraksi dengan lingkungan, kesungguhan siswa dalam mengerjakan

tugas dan menjawab pertanyaan dalam diskusi.

Sikap positif merupakan perwujudan nyata dari intensitas perasaan

yang memerhatikan hal-hal yang positif. Suasana jiwa yang lebih

mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan,

kegembiraan daripada kesedihan, harapan daripada keputusan. Sesuatu

yang indah dan membawa sesorang untuk selalu dikenang, dihargai,

dihormati oleh orang lain. Untuk menyatakan sikap yang positif, seseorang

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tidak hanya mengekpresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dapat

melalui bagaimana cara dia berbicara, berjumpa dengan orang lain, dan

cara menghadapi masalah.

Sikap positif juga mencerminkan seseorang yang memiliki

kepercayaan diri yang baik, dan karenanya dia patut dikenal dan diketahui.

Bila sesuatu terjadi sehingga membelokkan fokus mental seseorang kearah

yang negatif, mereka yang positif mengetahui bahwa guna memulihkan

dirinya, penyesuaian harus dilakukan, karena sikap positif hanya dapat

dipertahankan dengan kesadaran.

Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif adalah (1)

tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat. Selalu mengingatkan

diri bahwa sesuatu yang positif akan diperoleh dari kebiasaan baru, (2)

jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar

dikehidupan pribadi, dan (3) berlatih dan berlatih terus dalam setiap

kesempatan tanpa rasa jenuh dan bosan.

Sementara sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan atau

memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma

yang berlaku di mana individu berada. Sikap negatif harus diindari, karena

hal ini mengarahkan sesorang pada kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini

tercermin pada muka yang muram, sedih, suara parau, penampilan diri

yang tidak bersahabat. Sesuatu yang menunjukkan ketidakramahan,

ketidak-menyenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Untuk menghilangkan sikap negatif adalah (1) belajar mengenali

sifat negatif diri, bersikap jujur terhadap diri atau tanyalah kedapa

seseorang yang dipercaya dan dihormati mengenai sifat negatif diri, (2)

akui bahwa sikap negatif itu memang dilakukan. (3) sikap terbentuk

melalui pembiasaan (conditioning). Lebih sering kebiasaan, semakin

melekat dan bertambah sulit untuk dihilangkan. Untuk itu latihan untuk

menghilangkan kebisaan buruk pada diri harus dilakukan secara

berkesinambungan, dilandasi kesadaran penuh untuk berubah menjadi

pribadi yang lebih baik.

Jadi sikap positif siswa bisa diamati melalui perilaku yang tampak

dalam proses pembelajaran, seperti keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran, perhatian siswa dalam mengikutipembelajaran, Serius dalam

mendengarkan penjelasan guru, kesungguhan dalam mengerjakan soal.

Sementara itu sikap negatif siswa tampak pada prilaku yang negatif seperti

tidak memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, meremehkan dan lain

sebagainya.

c) Ciri-ciri dan Fungsi Sikap

1) Ciri-ciri sikap

Menurut Ahmadi (2009:164-165) sikap menentukan jenis atau

tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang

relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Adapun ciri ciri sikap

adalah sebagai berikut :

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(a) Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif-motif

psikologi lainnya. Misalnya : lapar, haus, adalah motif psikologis

yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan Eropa

adalah sikap. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa

kesadaran kepada sebagian individu. Barang kali yang terjadi

adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti

bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri),

membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang

sifatnya perseorangan.

(b) Memiliki kestabilan (stability)

Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat tetap,

dan stabil, melalui pngalaman. Misalnya : perasaan like dan dislike

terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang ulang

atau memiliki frekuensi yang tinggi.

(c) Personal-societal significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan

juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa

bahwa orang lain menyenagkan, terbuka serta hangat, maka ini

akan berarti bagi dirinya, iya merasa bebas, dan favorable.

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(d) Berisi Kognisi dan Afeksi

Komponen kognisi dari pada sikap adalah berisi informasi yang

faktual, misalnya : objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

(e) Approach avoidance directionality

Bila seseorang memiliki sikap favorable terhadap sesuatu objek,

mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila

seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan

menghindarinya.

2) Fungsi Sikap

Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yakni:

(a) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa

sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu

yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik

bersama. Justru karna itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas

kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai

oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu objek.

Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung

antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok

yang lain. Oleh karena itu anggota-anggota kelompok yang

mengambil sikap sama terhadap objek tertentu dapat meramalkan

tingkah laku terhadap anggota-anggota lainnya.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(b) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu

bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya

merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara

perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada anak

dewasa dan yang sudah lanjut usiannya perangsang itu pada

umumnya tidak diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat

adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang

itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terdapat sesuatu yang

disisipkan yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-

pertimbangan/penilaian-penilaian terhadap perangsang itu

sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi merupakan

sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan

hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam

masyarakat yang ada dalam masyarakat, keinginan-keinginan pada

orang itu dan sebagainya.

(c) Siakap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam

menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak

pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang

berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia,

tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang

tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian,

lalu dipilih. Tentu saja pemilihan itu ditentukan atas tinjauan

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

apakah pengalaman-pengalaman itu mempunyai arti baginya atau

tidak. Jadi manusia setiap saat mengadakan pilihan-pilihan, dan

semua perangsa tidak semuanya dapat dilayani. Sebab kalau

demikian akan mengganggu manusia. Tanpa pengalaman tidak ada

keputusan dan tidak dapat melakukan perbuatan. Itulah sebabnya

maka apabila manusia tidak dapat memilih ketentuan-ketentuan

dengan pasti akan terjadilah kekacauan.

(d) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena

sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh

karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek-objek tertentu,

sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi

sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah

sikap seseorang, kita harus mengetahui keadaan yang

sesungguhnya dan pada sikap orang tersebut dan dengan

mengetahui keadaan sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin

tidaknya sikap tersebut diubah dan bagaimana cara mengubahnya

sikap-sikap tersebut.

d) Komponen Sikap

Travers (1977), Gagne (1977), dan Gronbach (1977) sependapat

bahwa sikap mengandung tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu

komponen kognitif, afektif dan konatif (Ahmadi, 2009:151-152)

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah kompenen yang berisikan apa yang

diyakini dan apa yang di pikirkan seseorang yang mngenai obyek sifat

tentu fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Misalnya,

sikap mahasiswa terhadap senjata nuklir. Kompenen kognitif dapat

meliputi beberapa informasi tentang ukurannya, cara pelepasannya,

jumlah kepala nuklir pada setiap rudal, dan beberapa keyakinan

tentang negara-negara yang mungkin memilikinya, daya hancurnya,

dan lain-lain.

2) Kompenen Afektif

Komponen afektif menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu

emosi yang berhubungan dengan objek. Tumbunya rasa senang atau

sikap. Semakin dalam komponen keyakinan positif maka akan

semakin senang orang terhadap objek sikap. Misalnya, kekhawatiran

atau ketakutan akan terjadinya penghancuran oleh nuklir pada

kehidupan manusia. Keyakinan negatif ini akan menghasilkan

penilaian negatif pula terhadap nuklir.

3) Komponen Konatif atau Behavior

Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau

kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Bila seseorang

menyenangi suatu objek, maka ada kecenderungan individu tersebut

akan mendekati objek dan sebaliknya. Misalnya, kecenderungan

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

mahasiswa untuk bertindak terhadap senjata nuklir dengan

menandatangani petisi dan mengadakan demonstrasi untuk menentang

penyebaran rudal berkepala nuklir, menentang orang yang mendukung

penggunaan nuklir, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat diketahui bahwa ada

tiga komponen sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan

komponen konatif. Secara ringkas ketiga komponen tersebut

digambarkan sebagai berikut.

Tabel 1. Komponen Sikap

Komponan Karakteristik Contoh

Kognitif Kepercayaan, pengetahuan, pemikiran

Saya pikir, saya yakin. menurut saya

Afeksi Perasaan, emosi Saya takut, saya senang, saya suka

Konatif Kecendrungan untuk bertindak Saya melakukan

e) Pengukuran Sikap

Untuk mengetahui sikap perlu dilakukan pengukukuran. Teknik

mengukur sikap ada beberapa jenis, yaitu (1) teknik perbandingan fisik

(judgement technique), (2) teknik psikologik (method of summated

ratings), (3) teknik skala jarak sosial (social distance scale), dan (4) teknik

skala Guttman (Hutagalung, 2007:58-59)

1) Teknik Perbandingan Fisik (Judgement Technique)

Teknik yang paling awal adalah yang masih menggunakan

perbandingan fisik untuk menentukan sikap terhadap objek sikap

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tertentu (A lebih berat dari B, X lebih keras dari Y, fitnah lebih kejam

dari pembunuhan, dan sebagainya). Menurut Thurstone, penilaian

(judgement) orang sebagai hasil memperbandingakan ini dapat di ukur

dalam bentuk skala.

2) Teknik Psikologik (Method of Summated Ratings)

Teknik pengukuran lain adalah yang sepenuhnya psikologik. Yaitu,

teknik yang tidak menggunakan perbandingan fisik yang dianggap

terlalu rumit. Dasar dari teknik ini adalah bahwa evaluasi seseorang

terhadap sebuah objek sikap dapat di skalakan tanpa harus membuat

perbandingan fisik terlebih dahulu. Caranya adalah dengan

mengumpulkan sejumplah pernyataan tentang suatu sikap. Pernyataan

pernyataan ini terdiri atas pernyataan positif maupun negatif dan

meliputi komponen kognitif (misalnya, X adalah sesuatu yang

bermanfaat, X memudahkan saya untuk melakukan Y, X berbahaya jika

dalam keaadan Z, dan sebagainya)

3) Teknik Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale)

Gabungan dari pengukuran fisik dan psikologik terdapat pada skala

Bogardus. Teknik yang dikembangkan dalam ilmu sosiologi ini

dinamakan skala jarak sosial, yang dimaksud disini adalah skla

untukmengukur sikap anta ras.

4) Teknik Skala Guttman

Penilaian sikap dengan menggunakan pengukuran fisik dan psikologig

juga dilaskukan Guttman. Teknik ini berdasarkan pemikiran bahwa

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

sejumlah perilaku terhadap sebuah objek sikap dapat disusun dalam

peringkat. Sebuah perilaku pada peringkat paling bawah dilakukan oleh

hampir semua orang. Perilaku pada peringkat lebih atas dari peringkat

sebelumnya akan dilakukan oleh lebih sedikit orang. Demikian

seterusnya, makin tinggi peringkat makin sedikit yang melakukannya.

Dan, pada peringkat tertinggi hanya sebagian kecil orang yang

melakukan. Sikap seseorang dapat dilihat pada peringkat mana

oerilakunya berada terhadap objek sikap tertentu.

Sementara itu Ahmadi (2009:169-174) mengemukakan beberapa

teknik pengukuran sikap, yakni (1) skala thurstone, (2) skala likert, (3)

skala borgadus, dan (4) skala perbedaan semantik.

1) Skala Thurstone

Skala Thurstone terdiri atas kumpulan pendapat yang memiliki

rentangan dari sangat positif ke arah sangat negatif terhadap objek

sikap. Pertanyaan tersebut kemudian diberikan sekelompok individu

yang diminta untuk menentukan pendapatnya pada suatu rentangan

sampai 11 (sebelas) dimana angka 1 (satu) mencerminkan paling positif

dan angka 11 (sebelas) mencerminkan paling negatif.

2) Skala Likert

Skala Likert merupakan pengembangan dari skala Thurstone. Likert

juga menggunakan sejumlah pertanyaan untuk mengukur sikap yang

didasarkan pada rata-rata jawaban. Likert di dalam pernyataannya

menggambarkan pandangan yang ekstrim pada masalahnya. Setelah

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pernyataan itu dirumuskan, Likert membaginya kepada sejumlah

responden diminta untuk menunjukkan tingkatan dimana mereka setuju

atau tidak setuju pada setiap pada setiap pernyataan dengan 5 (lima )

pilihan skala: sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak

setuju.

3) Skala Borgadus (Social Distance Scale)

Emery Botgadus tahun 1925 menemukan suatu skala yang disebut

Social distance scale, yang secara kuantitatif mengukur tingkat jarak

seorang yang diharapkan untuk memelihara hubungan orang dengan

kelompok-kelompok lain. Dengan skala Borgadus responden diminta

untuk mengisi atau menjawab pernyataan satu atau semua dari 7 (tujuh)

pernyatan untuk melihat jarak sosial terhadap kelompok etnikbgroup

lainnya.

4) Skala perbedaan Semantik ( The Semantic Deffrent Scale)

Skala ini dikembangkan oleh Osgood, Sucu dan Tannerbaum (1957)

yang meminta responden untuk menentukan sikapnya terhadap objek

sikap, pada ukuran yang sangat berbeda dengan ukuran yang terdahulu.

Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa

teknik pengukuran sikap, yaitu (1) teknik perbandingan fisik (judgement

technique), (2) teknik psikologik (Method of Summated Ratings, Skala

Likert), (3) teknik skala jarak sosial (Scial Distance Scale, Borgadus

Scale), (4) teknik skala Guttman (5) skala thurstone, dan (6) skala

perbedaan semantik

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

f) Faktor Penyebab Perubahan Sikap

Sikap seseorang bisa mengalami perubahan dari negatif menjadi

positif, dan sebaliknya. Perubahan tersebut disebabkan beberapa faktor.

Menurut Ahmadi (2009:157-158) perubahan sikap disebabkan oleh faktor

intern dak ekstern.

1) Faktor Intern adalah faktor yang terdapat dalam diri manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa selectifity atau daya pilih seseorang untuk

menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan

motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat

perhatiannya. Misalnya: orang yang sangat haus, akan lebih

memperhatikan hausnya itu dari perangsang-perangsang yang lain.

perangsang dapat menghilangkan.

2) Faktor ekstern adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya: Interaksi

antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai

padanya melalui alat-alat komunikasi seperti: surat kabar, radio,

televisi, majalah dan lain sebagainya.

Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa sikap seseorang bisa berubah-

ubah. Perubahan tersebut disebabkan oleh faktor yang berada di dalam diri

orang tersebut dan faktor yang berada di luar diri orang tersebut. Termasuk

sikap siswa dalam mengikuti pelajaran bisa berubah dari yang negatif

menuju yang positif.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

C. Kerangka Berpikir

1. Penerapan Pendekatan Quantum learning dalam upaya meningkatkan

sikap positif siswa terhadap pembelajaran tembang macapat

Quantum learning merupakan pembelajaran yang memanfatkan segala

potensi yang ada. Artinya, segala sesuatu yang ada hubungangnya dengan

pembelajaran ditata sedemikian rupa sehingga sehingga potensi siswa dapat

berkembang dengan baik. Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan

menyugesti anak untuk belajar dengan baik. Misalkan ruangan yang diberi

hiasan-hiasan, gambar-gambar dan aneka bentuk yang lain akan mempengaruhi

kejiwaan anak untuk terus belajar denga baik. Selain itu juga, adanya iringan

musik yang menyertainya akan memberi nuansa yang menyenangkan dan

nyaman bagi siswa.

Pembelajaran tembang akan berhasil dengan baik jika quantum learning

mampu diimplementasikan di ruang kelas dengan sempurna. Suasana yang

menyenangkan akan membawa siswa untuk terus mempelajari tembang,

sehingga tujuan pembelajaran akan berhasil dengan baik.

Pada pendekatan tradisional tidak mampu mempengaruhi siswa untuk

tetap nyaman belajar. Pendekatan quantum learning akan membangkitkan

minat dan siswa untuk terus berjuang memasuki daerah yang penuh dengan

tantangan. Sikap positif siswa sebagai akibat sugesti positif akan meningkat

dengan cepat sehingga hasil pembelajaran segera dapat diraih

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Penerapan Quantum Learning dalam upaya meningkatkan kemampuan

menemukan isi dan pesan tembang macapat

Semua manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah

terpuaskan. Semua manusia mempunyai alat-alat yang kita perlukan untuk

memuaskan keinginan itu (DePorter dan Hernacki, 1992:22). Rasa ingin tahu

yang besar tercermin dari sikap dan perilaku ketika masih bayi. Bayi yang

normal akan selalu memasukkan mainannya kedalam mulutnya untuk

mengetahui rasanya. Ia akan menggoyangkanya, mengangkatanya, dan

memutarkannya berlahan-lahan sehingga dapat melihat bagaimana setiap

bagian sisinya terkena cahaya. Ia menempelkannya ditelinga, menjatuhkannya

ke lantai dan mengambilnya kembali, membongkar bagian-bagiannya dan

menyelidikinya satu demi satu. Proses demikian seperti ini disebut belajar

secara menyeluruh (global learning). Global learning merupakan cara yang

efektif dan alamiah bagi seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak

seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons,

menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa, yang kacau

dengan cara yang menyenangkan dan bebas-stres. Proses ini juga ditambah

dengan faktor-faktor umpan balik positif dan rangsangan dari lingkungan.

Pendidikan merupakan tempat untuk menuntun seorang anak memuaskan

keingintahuannya. Sekolah harus betul-betul melayani kebutuhan anak akan

naluri alamiahnya. Keingintahuannya harus terus dipupuk hingga anak mampu

belajar dengan suasana yang menyenangkan. Peraturan yang ada harus

diarahkan untuk menyalurkan kreatifitas anak. Peraturan yang memasung dan

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

membunuh kreatifitas harus dihapuskan. Sekolah harus menjadi sebuah taman

yang indah, beraneka bunga tumbuh didalamnya, sehingga anak nyaman

belajar jauh dari himpitan rasa stres.

Selain itu, juga tidak kalah penting adalah sikap guru sebagai pengajar dan

pendidik harus mengetahui segala macam pendekatan atau metode yang tepat.

Pendekatan atau metode harus lahir dari guru-guru yang tulus untuk

memberdayakan anak didik. Pendekatan atau metode lahir sebagai sarana

menjembatani kebutuhan anak akan pengetahuan. Sehingga pendekatan atau

metode yang dipakai guru harus mencerminkan kebutuhan murid yang

sesungguhnaya.

Pendekatan tradisional dan metode ceramah dan diskusi yang dipakai

selama ini kurang kurang efektif untuk merangsang siswa dalam belajar

sehingga menyebabkan siswa terjebak pada kondisi yang menjemukan. Rasa

ingin tahu yang alamiah pada akhirnya sirna dari diri siswa. Siswa kurang

motivasi, gairah, dan bahkan mengalami stres. Pada giliranya siswa mengalami

kegagalan belajar.

Metode yang memasung kreatifitas siswa harus diganti dengan metode

yang menggairahkan. Metode yang mampu melayani kebutuhan siswa akan

keingintahuannya. Quantum learning adalah metode yang diciptakan untuk

membantu siswa memuaskan keingintahuannya. Metode ini mengajak siswa

belajar secara aktif dan menyenangkan. Interaksi yang terjadi dalam

pembelajaran akan diubah menjadi cahaya yang berguna. Potensi siswa akan

memancar keluar sehingga mampu bersaing hidup ditengah masyarakat yang

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

kompetitif. Hal ini karena quantum learning memperhatikan segala yang ada

disekitar momen belajar. Semua ditata untuk menyugesti positif sehingga siswa

belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Pendekatan semacam ini akan

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran bahasa jawa

dan meraih puncak prestasi.

Alur berpikir dengan menggunakan pendekatan quantum learning dalam

pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat tampak seperti

gambar dibawah ini.

Gambar. 1 Alur berpikir dengan menggunakan Pendekatan Quantum

Learning dalam pembelajaran menemukan isi dan pesan

tembang macapat

Proses Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Quantum Learning

Memacu siswa untuk belajar secara serius dan menyenangkan

Siswa bersemangat dalam mengikiti pembelajaran

Kemampuan siswa dalam menemukan isi pesan tembang meningkat

Guru menggunakan pendekatan traditional

Kemampuan menemukan isi pesan tembang

Siswa kurang berminat dalam mengikiti pelajaran

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut.

1. Pendekatan quantum learning dapat meningkatkan sikap positif siswa dalam

mengikuti pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat.

2. Pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kemapuan siswa siswa

dalam mengikuti pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Magetan,

Kabupaten Magetan. Sekolah ini terletak di Jalan Pramuka No. 23 Magetan.

Pemilihan SMP 4 Magetan sebagai tempat penelitian didasarkan pertimbangan:

(1) sikap siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa sangat kurang, (2)

kemampuan siswa terhadap pelajaran bahasa jawa rendah, dan (3) SMP 4 belum

pernah dijadikan tempat penelitian yang sejenis.

Penelitian ini akan dilaksanalkan pada semester I. Penelitian ini

berlangsung selama enam bulan, yaitu mulai bulan Agustus 2012 sampai dengan

Januari 2013. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan,

tindakan, monitoring dan evaluasi, dan refleksi ), penyusunan laporan penelitian,

Ujian hasil penelitian, penyempurnaan hasil ujian dan penggandaan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai

dengan Januari 2013. Bulan Agustus sampai dengan September merupakan

kegiatan persiapan, meliputi perizinan, observasi awal, penyusunan laporan, dan

seminar proposal. Sedangkan bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

melakukan penelitian di lapangan dan penyusunan laporan akhir, secara rinci

kegiatan ini` disusun dalam jadwal sebagai berikut:

Tabel. 2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan 2012/2013

Agustus Septeber Oktober Nopeber Deseber Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Koordinasi Perijinan

Observasi Perumusan Masalah

Penyusunan Proposal v v

Seminar Proposal v

Revisi dan Pengiriman Naskah

v

2 Pelaksanaan

Penyiapan Kelas dan Alat

v

Tindakan Siklus I a. Rencana v v b. Tindakan v v c. Observasi v v d. Refleksi v Tindakan Siklus II a. Rencana v v b. Tindakan v v c. Observasi v v d. Refleksi v Tindakan Siklus III a. Rencana v b. Tindakan v v c. Observasi v v d. Refleksi v

3 Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan Tesis v v v v

Ujian tesis v Perbaikan Laporan v

Penggandaan Laporan Tesis

v v

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari

permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,

kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah dan tindak lanjuti dengan

tindakan-tindakan nyata terencana dan terstruktur. Hal yang penting dalam PTK

adalah tindakan nyata yang dilaksanakan guru (dengan pihak lain) untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu

harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam

pemecahan masalah. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan

masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya sampai

pemecahan masalah tersebut dapat diatasi (Suwandi, 2011:12)

Dave Ebbutt (1985) menyatakan action research is about the systematic

study of attempts to improve educational practice by groups of participants by

means of their own practical actions and by means of their reflection upon effects

of those actions. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian sistematis sebagai

usaha untuk meningkatkan praktek pendidikan oleh sekelompok peserta dengan

cara tindakan praktek mereka sendiri dan dengan cara merefleksi pengaruh dari

tindakan tindakan tersebut. (dalam David Hopkins,1993:45)

Geoffrey E. Mills (2000:6) menyatakan bahwa action research is any

systematic inquiry conducted by teacher researchers, principals, school

counselors, or other stakeholders in the teaching/learning environment, to gather

information about the ways that their particular school operation, how the teach,

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

and how well their student learn. Penelitian tindakan adalah inkuiri sistematis

yang dilaksanakan oleh guru-peneliti, kepala sekolah, penasehat sekolah,

pemegang kekuasaan lainnya dalam lingkungan belajar/pembelajaran, untuk

mendapatkan informasi tentang cara mereka mengoperasikan sekolah, cara

mengajar, dan seberapa bagus murid mereka belajar

Ferrance (2000: 1) menyatakan bahwa Action research is a process in which

participants examine their own educational practice systematically and carefully,

using the techniques of research. Penelitian tindakan adalah sebuah proses dimana

peserta menguji praktek pendidikan mereka secara sistematis dan hati hati,

menggunakan teknik penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru Bahasa Jawa SMP Negeri 4

Magetan tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 34, yang terdiri dari siswa

laki-laki 19 dan perempuan 15. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah

siswa kelas VIII C. Dengan kata lain, kelas VIII C ditetapkan sebagai setting

kelas. Sementara itu, guru bahasa Jawa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah

bapak Susilo Triwibowo, S.Pd. Penelitian ini bersifat kolaboratif yang melibatkan

guru dan siswa. Kelas VIII C dijadikan objek penelitian karena prestasi siswa

kurang memuaskan sehingga perlu dilakukan tindakan agar hasil prestasi siswa

meningkat.

Siswa kelas VIII C dijadikan subbjek penelitian didasarkan pertimbangan:

(1) kelas VIII C memiliki sikap yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

bahasa Jawa, khususnya materi kompetensi dasar menemukan isi dan pesan

tembang macapat. Para siswa mengikuti pelajaran hanya sekedar rutinitas biasa.

Kegiatan belajar berjalan tanpa gairah. Hal ini harus segera mendapat perhatian

dan mendapatan solusi yang tepat untuk mengatasinya, dan (2) kelas VIII C

memiliki kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat yang kurang.

Atas dasar pertimbangan tersebut maka kelas VIII C harus mendapat perlakuan

dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan quantum learning.

Quantum learning diyakini mampu mengatasi masalah tersebut karena quantum

learning merupakan pendekatan yang berusaha mengubah potensi siswa menjadi

prestasi nyata. Pada hakekatnya quantum learning merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran yang menggunakan berbagai cara untuk meraih tujuan. Dengan

quantum learning siswa yang tidak memiliki semangat akan tumbuh gairah

sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, berupa peristiwa dan informasi

tentang kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat kelas VIII SMP

4 Magetan. Sutopo (2002:49-54) menyebutkan bahwa data dapat digali dari

informan (narasumber), peristiwa atau aktivitas, dokumen, dan arsip. Data

sebagian besar berupa uraian kata-kata yang didapat dari tiga sumber antara lain:

1. Informan (narasumber), yaitu dari guru bahasa Jawa dan siswa kelas

VIII C SMP 4 Magetan. Selain guru dan siswa, informan yang lain yaitu

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kepala sekolah SMP 4 Magetan sebagai orang yang bertanggung jawab

di sekolah tersebut.

2. Peristiwa, yaitu proses pembelajaran kemampuan menemukan isi dan

pesan tembang macapat dengan menggunakan pendekatan quantum

learning. Dalam peristiwa ini, peneliti melakukan pengamatan selama

proses belajar mengajar berlangsung.

3. Dokumen atau arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum,

silabus, rencana pembelajaran, kriteria ketuntasan minimal yang dibuat

oleh guru, hasil kerja siswa, serta buku penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulankan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara, atau diskusi, kajian dokumen, angket dan tes yang

masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengamatan

Pengamatan adalah bagian kritis dari perkembangan kemampuan dan ada

pertumbuhan penelitian yang mendukung praktek guru dan teman sejawat yang

ditujukan untuk perkembangan guru (Anderson, Barksdale & Hite, 2005; Madsen

& Cassidy, 2005 dalam Myers, 2012: 94 ).

Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta

secara pasif. Pengamatan itu dilakukan mengajar siswa dan terhadap guru

ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas maupun kinerja siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu,

peneliti dapat secara leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar

siswa dan guru dikelas.

Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran pemahaman terhadap bahasa jawa ragam krama.

Pengamatan terhadap kinerja guru juga difokuskan pada kegiatan guru dalam

menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan siswa, mengelola kelas, memberikan latihan, umpan

balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu,

pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisifasi siswa dalam

mengikuti pelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi

stimuli baik yang datang dari guru maupun dari teman lain, keaktifan siswa

dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.

b. Wawancara atau Diskusi

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan dikelas

maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru.

Wawancara dilakukan dengan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan

pertama terhadap kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh

informasi berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

bahasa jawa, khususnya pembelajaran pemahaman terhadap bahasa jawa ragam

krama.

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Selain itu wawancara juga dilakukan secara informal di rumah Bapak

Susilo Triwibowo, S.Pd baik sebelum maupun sesudah akan dilakukan

tindakan. Wawancara ini dilakukan secara santai sehingga data bisa diperoleh

secara jelas tanpa ada yang dirahasiakan.

Dalam wawancara ini peneliti menanyakan beberapa hal antara lain (1)

rencana persiapan pembelajaran yang akan dilakukan, (2) Masalah-masalah

yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran (3) mengali penguasaan

kompetensi guru mengenai materi pembelajaran, (4) mendiskusikan persiapan

yang akan dilakukan (5) dan lain-lain.

c. Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada

seperti, kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku

atau materi pelajaran, hasil kerja siswa dan nilai yang diberikan guru. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan. Tes dilakukan pada awal kegiatan

untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dan akhir penelitian

tindakan untuk mengetahui perkembangan atau peningkatan mutu hasil proses

belajar.

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan memeriksa validitas data antara lain melalui trianggulasi data.

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana diluar data itu untuk keperluan penegecakan ataupun

membandingan data itu (Lexy J. Moleong, 1995: 178). Teknik triangulasi yang

digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan tianggulasi metode

pengumpulan data. Misalnya, misalnya untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa dalam kegiatan berbicara menggunakan ragam krama dan

faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1)

melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui kesalahan dan kekliruan

yang dilakukan siswa. (2) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan dan hambatan siswa dalam berbicara dengan menggunakan

ragam krama, fasilitas pembelajaran yang dimiliki sekolah, penilaian guru dan

lain sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil

dikumpulkan adalah dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik deskriptif

kualitatif. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk analisis data kuantitatif,

yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus (Sarwiji Suwandi,

2011:66)

Teknik deskriptif kualitatif merupakan teknik analisis data untuk

menggambarkan suatu keadaan atau fenomena. Tujuannya adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta sifat atau hubungan antar fenomena yang diselidiki. Teknik deskriptif

kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari aspek

sikap siswa pada saat mengikuti pembelajaran menemukan isi dan amanat

tembang macapat. Aspek-aspek perilaku siswa pada saat pembelajaran tersebut

diperoleh melalui observasi, wawancara, dan jurnal.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Meningkatnya

kemampuan siswa diukur dengan membandingkan hasil test tiap akhir siklus. Dari

hasil ini akan didapat prosentasi peningkatan kemampuan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Jika ada peningkatan rerata hasil nilai tiap siklus maka

pembelajaran dikatakan berhasil. Selain itu, keberhasilan siswa juga bisa dilihat

dari perubahan sikap siswa selama mengikuti pelajaran. Indikatornya adalah (1)

siswa sering bertanya jika merasa tidak tahu, (2) siswa sering menjawab jika ada

pertanyaan, (3) memperhatikan setiap penjelasan dari guru, dan (4) selalu aktif

dalam proses pembelajaran.

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

I. Prosedur Penelitian

Prodedur penelitian ini menggunakan tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur seperti berikut:

Bagan 1 Prosedur penelitian tindakan kelas

a. Rencana Tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang rencana yang akan

dilakukan. Termasuk menyiapakan segala perangkat yang akan

diimplementasikan pada tahap pelaksanaan. Pada tahap ini segala sesuatu

disiapkan agar pada tahap pelaksanaan bisa berjalan dengan maksimal. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Richards dan Lockhart sebagai berikut.

The most important outcome of the planning phase is a detailed plan of the action you intend to take or the change you intend to make. Who is going to do what, and by when ? what are the alterations to the curriculum? How do you intend to implement your revised teaching strategies? Try to work out whether your plans for observation or monitoring your changes. Prepare any

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

questionnares or other information-gathering instruments you will use. (Richards dan Lockhart, 1994:28)

Hasil paling penting dari tahap perencanaaan adalah rencana rinci dari tindakan yang akan kamu laksanakan atau perubahan yang akan kamu buat. Siapa yang akan melakukan? Kapan? Apa perubahannya terhadap kurikulum ? bagaimana kamu menerapkan strategi mengajar yang direvisi. Mencoba unruk mengalami apaakah rencanamu untuk observasi atau memonitor perubahanmu.Siapkan beberapa kuesioner atau instrumen pengumpul informasi lainnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan ini antara lain: (1)

membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah yang dilakukan

guru dan kegiatan-kegiatan siswa dalam rangka menerapkan tindakan

perbaikan, (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang perlu

diperlukan di kelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga, (3)

mempersiapkan cara merekam dam menanalisis data mengenai proses dan

hasil tindakan perbaikan, (4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

perbaiakan untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat

menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri.

Selain itu, dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa

yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang

terjadi selama tindakan berlangsung. Proses ini dilakukan secara bersama-sama

dengan guru pelaksana, karena penelitian tindakan kelas ini merupakan bentuk

kolaboratif, dimana semua harus mendapat kesepakastan bersama antara guru-

peneliti

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan dari isi rancangan, yakni mengenakan tindakan di

kelas. Pada tahap ini antara guru-peneliti berusaha menaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan

c. Pengamatan

Tahap ketiga adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Tahap

pelaksanaan dan pengamatan bukan sesuatu yang terpisah. Pengamatan

dilakukan bersamaan dengan tindakan guru melakukan tindakan. Jadi pada

tahap ini peneliti melakukan secara cermat tindakan yang dilakukan guru di

depan kelas dan siswa yang dikenai tindakan.

d. Refleksi

Pada tahap keempat peneliti melakukan refleksi yakni proses yang

kompleks yang mana dikenali secara baik untuk memberikan konstribusi pada

pemahaman dan pembelajaran yang lebih mendalam (lucas dan Fleming,

2012:1). Dengan kata lain, refleksi adalah sebuah kegiatan ini untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan

peneliti setelah guru selesai melakukan tindakan. Dalam tahap ini guru

pelaksana mengemukakan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja

melakukan pengamatan. Dalam refleksi ini diketahui apa yang sudah berjalan

baik dan apa yang belum berjalan maksimal. Dari hasil ini peneliti melakukan

rancangan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengenai hasil penelitian yang terdiri atas deskripsi kondisi awal,

deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Deskripsi Kondisi Awal

Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan isi dan pesan tembang

macapat. Hanya beberapa siswa yang mampu menentukan isi dan pesan tembang

macapat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menentukan isi dan pesan

tembang macapat masih belum memadai. Kemampuan menentukan isi dan pesan

tembang macapat yang masih rendah disebabkan karena pelaksanaan

pembelajaran tembang macapat yang kurang kreatif dan variatif. Maka dari itu,

dalam menyampaikan pembelajaran tembang macapat perlu dikemas semenarik

mungkin. Hal ini bertujuan untuk dapat menumbuhkan sikap positif sehingga

prestasi atau hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

Menurut hasil wawancara dan pengamatan secara langsung dapat

ditemukan bahwa kualitas pembelajaran bahasa jawa kurang maksimal. Sikap

siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Keadaan ini berimbas pada

hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Ada beberapa faktor penyebab

masalah ini, yakni (1) proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan

konvensional, (2) pilihan materi kurang kontekstual sehingga menyulitkan siswa

dalam mempelajarinya, (3) guru kurang memupuk keberanian siswa untuk

mengungkapkan pendapatnya.

Untuk mengatasi permasalahan itu perlu dilakukan pemilihan pendekatan

yang tepat. Salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

kemampuan siswa dalam menentukan isi dan pesan tembang macapat adalah

pendekatan quantum learning. Kelebihan quantum learning adalah : (1)

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, (2) memotivasi dan menumbuhkan

sikap positif dengan menerangkan kerangka yang dikenal dengan singkatan

TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan), (3)

menerapkan falsafah belajar sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar,

(4) membangun rasa kebersamaan; (5) menumbuhkan dan mempertahankan daya

ingat, (6) merangsang daya dengar anak didik, (7) tujuan pendekatan quantum

learning adalah : menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan

bantuan visual / alat peraga yang digunakan selama pembelajaran; dan (8)

tampilan guru yang pleasant to look at.

Dengan pendekatan quantum learning ditargetkan peningkatan sikap

positif siswa dari siklusa I ke siklus II dan pada akhirnya ke siklus III. Selain itu

juga tidak kalah penting mengenai hasil pembelajaran diupayakan meningkat dari

siklus I ke siklus berikutnya.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dengan siklus yang terdiri dari empat

tahapan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3)

observasi dan interpretasi (observing), dan (4) analisis dan refleksi (reflecting).

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Berdasarkan survei awal yang dilakukan dari kegiatan pratindakan,

diketahui ada dua permasalahan utama yang menyebabkan siswa kesulitan

dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat. Permasalahan utama

adalah proses pembelajaran yang konvensional, dimana guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Permasalahan yang kedua adalah kemampuan

menemukan isi dan pesan tembang macapat masih rendah.

Bertolak dari analisis itulah, peneliti berasumsi bahwa dilakukan

tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap I dari siklus I ini

adalah perencanaan tindakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 3 Oktober 2012 pukul 10.00 11.00 WIB di kantor guru SMP Negeri

4 Magetan. Peneliti dan guru peneliti mendiskusikan rancangan tindakan

yang akan dilaksanakan dalam siklus I.

Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru sebagai

kolabolator. Hal hal yang perlu didiskusikan antara lain : (1) peneliti

menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang dilakukan, (2)

peneliti mengusulkan penerapan pendekatan quantum learning dengan

penerapan pendekatan quantum learning dengan penerapan prosedur

TANDUR yaitu, tumbuhkan (T), alami (A), namai (N), demonstrasikan (D),

ulangi (U), dan rayakan (R) dalam pembelajaran menemukan isi dan pesan

tembang macapat serta menjelaskan cara penerapannya, (3) peneliti dan guru

bersama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus I,

(4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pembelajaran, dan (5) peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar

penilaian siswa yaitu instrumen penelitian berupa tes dan non tes. Instrumen

tes digunakan untuk menilai kemampuan menemukan isi dan pesan tembang

macapat. Instrumen non tes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam

pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat, dan (6)

menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan I, peneliti bersama guru merancang

skenario pembelajaran menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan

pendekatan quantum learning, yakni dengan langkah langkah sebagai

berikut:

a) Peneliti bersama guru menyusun silabus sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan (Terlampir).

b) Guru dan peneliti menyusun Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

untuk materi tembang macapat berdasarkan silabus dari sekolah

(Terlampir).

c) Peneliti bersama guru menyusun pengembangan materi, hal ini dilakukan

karena materi dalam buku pelajaran belum sesuai dengan kebutuhan

anak. (materi terlampir)

d) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian kinerja guru dan siswa.

(Terlampir)

e) Peneliti dan guru menentukan media pembelajaran yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran.

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

f) Guru dan peneliti mengadakan diskusi bersama untuk mengatasi

permasalahan yang ada.

g) Peneliti dan guru mempersiapkan pendekatan quantum learning dengan

prosedur TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi,

dan Rayakan) yang akan digunakan dalam pembelajaran.

h) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes dan

non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam

menemukan isi dan pesan tembang macapat dan beberapa

soalpendukung. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan

observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati sikap siswa selama

pembelajaran berlangsung. (Terlampir)

Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa pelaksanaan tindakan pada

siklus I akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 Oktober 2012 (dua jam

pelajaran) dan Kamis tanggal 11 Oktober (dua jam pelajaran).

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 4 Oktober 2012 (pukul 07.00 08.20 WIB) selama dua jam pelajaran

(2 x 40 menit) di ruang laboratorium bahasa SMP Negeri 4 Magetan. Dalam

pelaksanaan tindakan pertama siklus I ini, guru bertindak sebagai pemimpin

jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran. Peneliti duduk di kursi paling belakang untuk

mengamati jalannya pembelajaran.

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :

a.

pagi anak

doa, karena pelajaran bahasa Jawa jatuh pada jam pertama. Setelah berdoa

bersama guru menanyaka

b. Kemudian guru menembangkan tembang macapat secara langsung. Ada

juga siswa yang mencoba menirukan tembang macapat dengan suara lirih.

Ada juga beberapa siswa yang tersenyum mendengarkan guru nembang

jawa

nembang macapat

dulu waktu di SD pernah disuruh nembang macapat jawab beberapa

siswa. (T:Tumbuhkan)

c. Setelah itu guru memberikan beberapa contoh tembang macapat kepada

siswa. Siswa mendengarkan dan memperhatikan contoh yang diberikan

guru. (Alami)

d. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca tembang macapat.

Beberapa siswa terlihat masih canggung dan kaku dalam membaca

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

tembang macapat. Ada juga siswa yang menolak untuk membaca tembang

macapat.

e. Setelah itu, guru mengajak siswa mengidentifikasi bahasa (kesasteraan)

yang digunakan dalam tembang macapat. (Alami). Siswa memperhatikan

penjelasan guru, tetapi ada juga yang terlihat bingung. Ada juga yang

berbicara sendiri dengan teman sebangku.

f. Kemudian guru membimbing siswa untuk mendefinisikan pengertian

tembang macapat. (Namai). njelasan

yang sudah Bapak berikan, siapa yang bisa menyimpulkan apa pengertian

tembang Jawa

tembang macapat adalah tembang Jawa baru yang terikat dengan guru

g. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

h. Guru bersama murid merayakaan hasil pembelajaran dengan bertepuk

tangan bersama-sama (Rayakan)

i. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam,

Pada pertemuan kedua siklus I ini masih dengan tindakan yang sama,

yaitu melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama yang belum selesai. Pada

pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2012 (07.00-

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

08.20WIB) adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua dari siklus I adalah

sebagai berikut.

a. Pada awal pembelajaran

pagi anak

b. Setelah itu guru membimbing siswa memprosakan tembang macapat.

Dalam kegiatan ini terlihat guru masih dominan dan siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru (Namai)

c. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan empat atau lima siswa. Dari kegiatan diskusi tersebut,

terlihat yang bekerja hanya beberapa siswa. Siswa laki laki terlihat

berbicara sendiri dengan teman yang lain. Kegiatan diskusi ini kurang

berjalan dengan baik. Siswa masih bekerja sendiri tanpa mempedulikan

anggota kelompoknya. Kemudian guru membimbing siswa untuk

menemukan isi dan pesan tembang macapat melalui kegiatan berdiskusi

(Namai)

d. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menuliskan isi dan pesan

tembang macapat ke dalam selembar kertas manila atau buku

(Demonstrasikan).

e. Kemudiang guru bertanya lagi tentang pengertian, isi dan pesan tembang

macapat (Ulangi).

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

f. Pada kegiatan ini, siswa malu malu menjawab pertanyaan guru

sehingga guru harus menunjuk siapa yang harus menjawab.

g. Setelah itu guru mengajak siswa bersama sama membuat kesimpulan

dari apa yang telah dipelajari pada hari ini, diantaranya membuat

kesimpulan dari pengertian tembang macapat dan mengemukakan isi dan

pesan tembang macapat (Namai).

h. Kemudian guru memberikan evaluasi hasil belajar berupa tes tentang isi

dan pesan tembang macapat. Dalam tes ini terdapat 10 soal yang dibagi

menjadi tiga kategori, (1) mengartikan kata kata dalam tembang

macapat, (2) mengemukakan isi tembang macapat, dan (3) menemukan

pesan tembang macapat (Ulangi).

i. Guru bersama siswa melakukan refleksi proses hasil belajar

(Demostrasikan)

j. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

k. Guri bersama murid merayakan hasil pembelajaran dengan bernyanyi

dan bertepuk tangan (Rayakan)

l. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam,

meninggalkan ruang kelas VIII C.

c. Observasi dan Intepretasi

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar tembang macapat.

Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 oktober 2012 dan Kamis, 11

Oktober 2012. Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar siswa kelas

VIII C. Peneliti duduk di bagian belakang kelas. Berdasarkan pengamatan

tersebut, diperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar tembang

macapat.

1) Sebelum mengajar, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Rencana pelaksanaan

pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMP

Negeri 4 Magetan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi siswa, guru

menembangkan tembang macapat secara langsung.

3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyuruh siswa

untuk menuliskan isi dan pesan dari tembang macapat yang diberikan

guru. Pada saat guru bertanya kepada siswa tentang isi dan pesan

tembang macapat, siswa malu untuk menjawab sehingga guru harus

menunjuk beberapa siswa untuk membaca isi dan pesan tembang

macapat.

4) Setelah menyampaikan materi, guru mengajak siswa bersama sama

membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada hari itu,

diantaranya membuat kesimpulan dari pengertian tembang macapat dan

mengemukakan isi dan pesan tembang macapat.

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

5) Dalam pembelajaran tembang macapat dengan menggunakan pendekatan

quantum learning, kinerja guru tampak sebagai berikut.

a) Guru belum sepenuhnya memahami penerapan pendekatan quantum

learning dengan prosedur TANDUR dalam kegiatan pembelajaran.

b) Guru masih terlihat mendominasi dalam pembelajaran sehingga

siswa lebih cenderung pasif dalam pembelajaran.

c) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas menyebabkan ia

kurang berinteraksi dengan siswa sehingga ia tidak bisa

memonitoring siswa yang berada di bagian belakang kelas saat

mengerjakan latihan.

d) Guru belum memberikan Reward (R) kepada siswa yang maju ke

depan kelas untuk membaca isi dan pesan tembang macapat.

Padahal Reward sangat penting untuk memberikan apresiasi bagi

siswa yang bisa menjawab dengan benar dan Reward juga bisa

memotivasi siswa lainnya.

e) Pada tahap persiapan untuk memulai kegiatan pembelajaran, guru

belum menyampaikan lama pembelajaran dan ruang lingkup materi

tembang macapat. Pada tahap persiapan ini guru baru menyiapkan

rencana dan garis besar materi pembelajaran.

f) Pada segi pengelolaan kelas masih tampak adanya kekurangan dalam

hal pemanfaatan dan pembagian peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran. Sedangkan dalam pengkondisian siswa guru telah

melakukan dengan baik.

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

g) Guru dalam pengelolaan waktu sudah sangat baik. Dalam memulai

maupun mengakiri pelajaran, guru sangat tepat waktunya.

h) Dalam kemampuan memberikan apersepsi, guru sudah cukup baik

ditandai dengan kemampuannya dalam mendorong siswa untuk

mengemukakan pengetahuan awalnya tentang materi tembang

macapat.

i) Kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran sudah cukup baik,

hanya saja belum membimbing siswa dalam berdiskusi dan posisi

guru masih tetap berdiri di depan kelas tanpa mengamati dan

membantu siswa.

j) Ketrampilan guru dalam mengajukan pertanyaan kurang berhasil.

Guru belum berhasil memancing siswa untuk bertanya. Ketika guru

bertanya siswa masih banyak yang diam.

k) Perhatian guru terhadap siswa cukup baik. Guru sudah memberikan

perhatian pada siswa secara keseluruhan. Hanya saja guru masih

jarang menegur siswa yang tidak memperhatikan sehingga kadang-

kadang siswa berbicara sendiri dan tidak memperhatikan.

l) Dalam hal menutup pelajaran guru sudah baik ditandai dengan

mengajak siswa untuk membuat kesimpulan, memberi motivasi dan

berpesan untuk belajar di rumah.

Sedangkan dari penerapan pendekatan quantum learning dengan

prosedur TANDUR ditemukan kelemahan sebagai berikut.

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

a) Pembelajaran yang dilaksanakan guru belum sepenuhnya

mencerminkan prosedur TANDUR.

b) Dalam prosedur TANDUR siswa masih terlihat pasif, belum banyak

yang aktif.

6) Dalam pembelajaran tembang macapat dengan menggunakan pendekatan

quantum learning, sikap siswa tampak sebagai berikut.

a. Sikap positif siswa belum tampak. Dalam mengikuti pelajaran, siswa

masih banyak berbicara dengan teman semeja, siswa belum menaruh

perhatian secara penuh terhadap penjelasan guru.

Gambar 1. Sikap siswa dalam mengikuti pelajaran

b. Siswa masih kesulitan dalam mengartikan kosa kata yang dipakai

dalam tembang macapat, terbukti saat mengerjakan tes banyak siswa

yang bertanya kepada teman lain.

c. Siswa masih kesulitan dalam menemukan isi dan pesan tembang

macapat dilihat dari nilai siswa yang masih rendah dan dibawah

KKM.

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

7) Sedangkan dari penerapan pendekatan quantum learning dengan

prosedur TANDUR ditemukan kelemahan sebagai berikut.

a. Pembelajaran yang dilaksanakan guru belum sepenuhnya

mencerminkan prosedur TANDUR.

b. Dalam prosedur TANDUR siswa masih terlihat pasif, belum banyak

yang aktif.

8) Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut

diperoleh gambaran tentang sikap positif siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut.

a. Siswa yang aktif (sikap positif) selama pemberian apersepsi sebanyak

10 (29%) anak, sedangkan 24 (71%) lainya tampak berbicara dengan

temannya dan ada juga yang melamun.

b. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung sebanyak 15 (44%) anak, sedangkan 19 (56%) anak

tidaka terlalu memperhatikan guru. Kebanyakan siswa yang tidak

memperhatikan guru adalah siswa laki laki dan siswa yang duduk di

bagian belakang.

c. Siswa yang antusias menjwab soal soal (lisan maupun tulisan)

sebanyak 10 (29%) anak, sedangkan 24 (71%) anak yang lainnya

terlihat pasif ketika diberi pertanyaan lisan dan tidak sungguh

sungguh dalam mengerjakan pertanyaan tertulis.

d. Hasil pembelajaran tembang macapat pada siklus I disajikan dalam

tabel berikut.

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Tabel 3. Nilai kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa / nilai

1. Siswa yang mendapat nilai < 76 24

2. Siswa yang mendapat nilai > 76 10

3. Rerata 59,7

4. Ketuntasan klasikal 29%

Hasil tes yang disajikan pada tabel diatas menunjukkan siswa yang

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 76,

didapat 10 siswa (29%) sudah mampu menemukan isi dan pesan tembang

macapat, sedangkan 24 siswa (71%) masih perlu perbaikan. Nilai rata rata

kelas 59,7. Ketuntasan secara klasikal sebesar 29%. Berdasarkan hasil

tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum

berjalan baik.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan analisis dan

refleksi sebagai berikut:

1. Guru belum memahami penerapan metode quantum learning karena

masih banyak kelemahan guru dalam menerapkan prosedur TANDUR

dalam pembelajaran.

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

2. Guru belum membangkitkan sikap positif siswa. Guru terlihat masih

mendominasi pembelajaran.

3. Guru masih terlalu banyak memakai metode ceramah. Hal itu membuat

sebagian siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran.

4. Untuk mendorong siswa agar sukarela dalam menjawab pertanyaan,

mengungkapkan komentar, sebaiknya guru memberikan reward kepada

siswa berupa pujian seperti : bagus, bagus sekali, tepat sekali, dan lain

sebagainya.

5. Guru sebaiknya menata ruang kelas dengan memutar musik agar siswa

tertarik mengikuti pembelajaran.

6. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, tindakan pada siklus I dikatakan

belum berhasil. Rata rata nilai siswa masih rendah yaitu 59,7. Siswa

yang tuntas KKM hanya 10 anak, sedangkan 24 anak perlu perbaikan.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II diadakan pada hari Rabu, 17

Oktober 2012 (pukul 09.00 10.00WIB) di kantor guru SMP Negeri 4

Magetan. Peneliti dan guru sepakat melaksanakan tindakan siklus II pada hari

Kamis 18 Oktober 2012 dan Kamis tanggal 25 Oktober 2012. Peneliti dan

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

guru membahas rencana tindakan pada siklus II. Guru dan peneliti juga

membahas analisis hasil observasi terhadap siswa kelas VIII C SMP Negeri 4

Magetan. Kemudian, guru dan peneliti membahas kelebihan dan kekurangan

pada siklus I.

Kelebihan yang terlihat pada tindakan siklus I adalah :

1. Siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran dengan mendengarkan

guru yang nembang Jawa secara langsung.

2. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran guru yang menggunakan

pendekatan quantum learning yang dikemas secara aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan, meskipun belum secara menyeluruh.

3. Siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran dengan adanya kegiatan

berdiskusi, meskipun hanya sebagian siswa yang aktif.

4. Guru tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga

menggunakan metode diskusi meskipun berjalan kurang efektif.

Pada siklus I juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :

1. Guru masih terlihat mendominasi pembelajaran. Siswa hanya diam

mendengarkan penjelasan guru sehingga konsentrasi siswa kurang fokus

mengikuti pembelajaran.

2. Siswa masih terlihat malu dan canggung dalam menjawab pertanyaan.

Sikap positif belum tampak. Siswa menjawab pertanyaan setelah ditunjuk

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

oleh guru. Belum ada keberanian siswa dsalam mengemukakan

pendapatnya.

3. Siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Konsentrasi

merupakan modal utama yang harus dimiliki siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Tanpa adanya konsentrasi pembelajaran tidak akan berhasil

dengan baik.

4. Masih banyak siswa yang bicara sendiri dalam kegiatan berdiskusi.

Dalam melakukan diskusi guru kurang memberi arahan sehingga siswa

siswa tampak bingung dan akhirnya berbicara diluar tema pembelajaran.

5. Siswa masih kesulitan dalam menentukan isi dan pesan tembang macapat.

Ini disebabkan oleh penguasaan siswa terhadap kosa kata yang ada dalam

tembang masih rendah. Jika dicermati pilihan materi tembang macapat

pada siklus I kurang sesuai dengan usia anak SMP sehingga perlu kajian

dan pilihan untuk materi pada siklus II

6. Guru belum memahami penerapan metode quantum learning karena

masih banyak kelemahan guru dalam menerapkan prosedur TANDUR

dalam pembelajaran.

7. Guru tidak memberikan pujian (Reward) kepada siswa yang menjawab

pertanyaan. Reward memiliki pengaruh yang sangat besar untuk

menumbuhkan sikap positif siswa dan pada akhirnya mampu meraih

prestasi yang menakjubkan.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, peneliti dan guru

mengambil keputusan sebagai berikut :

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

1. Bagi siswa yang belum terlibat aktif dalam pembelajaran atau siswa yang

masih bicara sendiri dengan temannya, guru harus menegur dan

memotivasi.

2. Bagi siswa yang malu untuk mengungkapkan isi dan pesan tembang

macapat di depan kelas, guru harus mendorong dan memberi motivasi

serta tidak menyalahkan pendapat siswa.

3. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat lebih aktif dari

sebelumnya, dengan cara memupuk keberanian siswa untuk

mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan di depan kelas.

4. Posisi guru selama pelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar

guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya.

Selain itu yang perlu ditekankan dalam siklus II ini, guru akan

menambah pengetahuan siswa untuk menentukan isi dan pesan tembang

macapat. Hal ini berdasarkan pengamatan bahwa kemampuan siswa untuk

menemukan isi dan pesan tembang macapat masih rendah.

Peneliti dan guru sepakat menggunakan pendekatan quantum learning

untuk mengatasi kelemahan siswa dalam menentukan isi dan pesan tembang

macapat. Peneliti dan guru kemudian menyusun rencana pembelajaran

tembang macapat dengan pendekatan quantum learning. Berdasarkan

kesepakatan bersama, peneliti dan guru kembali memberikan pembelajaran

tembang macapat sesuai dengan silabus. Pada siklus pertama, guru

menembangkan tembang macapat secara langsung, tetapi pada siklus kedua

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

guru akan memutarkan VCD tembang macapat untuk menarik perhatian

siswa.

Tahap perencanaan tindakan siklus II sebagai berikut

1. Peneliti bersama guru merancang rencana pelaksanaan pembelajaran

tembang macapat dengan menggunakan pendekatan quantum learning.

2. Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa VCD

tembang macapat

3. Guru dan peneliti mempersiapkan materi tembang yang akan digunakan

pada siklus II

4. Peneliti dan guru menata kelas dengan memasang musik.

5. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa tes dan

non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam

menentukan isi dan pesan tembang macapat. Sedangkan instrumen non

tes dinilai berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dengan

mengamati sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

Dari kegiatan diskusi disepakati bahwa tindakan siklus II akan

dilaksanakan pada Kamis, 18 Oktober 2012 dan Kamis, 25 Oktober 2012.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 18 Oktober 2012 (pukul 07.00 08.20) selama dua jam

pelajaran (2x40 menit) di ruang laboratorium bahasa SMP Negeri 4 Magetan.

Dalam pelaksanaan tindakan pertama siklus II ini, guru bertindak sebagai

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti duduk di kursi paling

belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :

a.

pagi anak murid menjwab

arena pelajaran bahasa Jawa jatuh pada jam pertama, guru

mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa bersama . Setelah

b. Kemudian guru menayangkan VCD tembang macapat. Para siswa terlihat

antusias meliat tayangan tersebut. Ada juga siswa yang mencoba

menirukan tembang macapat dengan suara lirih. Kemudian guru bertanya

(T:Tumbuhkan)

c. Setelah itu guru memberikan beberapa contoh tembang macapat kepada

siswa. Siswa mendengarkan dan memperhatikan contoh yang diberikan

guru. (Alami)

d. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca tembang macapat.

Beberapa siswa terlihat masih canggung dan kaku dalam membaca

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

tembang macapat. Ada juga siswa yang menolak untuk membaca tembang

macapat. (Alami)

e. Siswa dengan guru berusaha mengartikan kosa kata yang dipakai dalam

tembang macapat.

f. Setelah itu guru membimbing siswa memprosakan tembang macapat.

(Namai)

g. Setelah itu, guru mengajak siswa mengidentifikasi bahasa (kesasteraan)

yang digunakan dalam tembang macapat (Namai)

h. Siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada juga yang terlihat

bingung. Ada juga yang berbicara sendiri dengan teman sebangku.

i. Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi tentang isi dan pesan tembang

macapat (Alami)

j. Kemudian guru membimbing siswa untuk mendefinisikan pengertian

tembang macapat (Namai).

yang sudah Bapak berikan, siapa yang bisa menyimpulkan apa pengertian

dari tembang macapat tembang Jawa

tembang macapat adalah tembang Jawa baru yang terikat dengan guru

lagu dan guru wilangan

k. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

l. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam,

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

kemudian tepuk tangan bersama-sama (Rayakan)

Pada pertemuan kedua siklus II ini masih dengan tindakan yang sama,

yaitu melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama yang belum selesai. Pada

pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Oktober 2012 (07.00-

08.20WIB) adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua dari siklus II adalah

sebagai berikut.

a.

pagi anak m

b. Kemudian guru menayangkan VCD tembang macapat. Para siswa terlihat

antusias melihat tayangan tersebut.

c. Siswa dengan guru berusaha mengartikan kosa kata yang dipakai dalam

tembang macapat.

d. Setelah itu guru membimbing siswa memprosakan tembang macapat.

(Namai)

e. Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan isi dan pesan

tembang macapat melalui kegiatan berdiskusi. (Namai)

f. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan empat atau lima siswa. Dari kegiatan diskusi tersebut,

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

terlihat yang bekerja hanya beberapa siswa. Siswa laki laki terlihat

berbicara sendiri dengan teman yang lain.

g. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menuliskan isi dan pesan

tembang macapat ke dalam selembar kertas manila atau buku

(Demonstrasikan)

h. Kemudiang guru bertanya lagi tentang pengertian, isi dan pesan tembang

macapat (Ulangi)

i. Pada kegiatan ini, siswa malu malu menjawab pertanyaan guru sehingga

guru harus menunjuk siapa yang harus menjawab.

j. Setelah itu guru mengajak siswa bersama sama membuat kesimpulan

dari apa yang telah dipelajari pada hari ini, diantaranya membuat

kesimpulan dari pengertian tembang macapat dan mengemukakan isi dan

pesan tembang macapat (Namai).

k. Kemudian guru memberikan evaluasi hasil belajar berupa tes tentang isi

dan pesan tembang macapat. Dalam tes ini terdapat 10 soal yang dibagi

menjadi tiga kategori, (1) mengartikan kata kata dalam tembang

macapat, (2) mengemukakan isi dan pesan tembang macapat, dan (3)

pengertian tembang macapat (Ulangi)

l. Guru bersama siswa melakukan refleksi proses hasil belajar

(Demostrasikan)

m. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

n. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih kepada

(Rayakan)

c. Observasi dan Intepretasi

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar tembang macapat.

Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2012 dan Kamis,

25 Oktober 2012. Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar siswa

kelas VIII C. Peneliti duduk di bagian belakang kelas. Berdasarkan

pengamatan tersebut, diperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar

tembang macapat sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Rencana pelaksanaan

pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMP

Negeri 4 Magetan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi siswa, guru

memutar VCD tembang macapat. Pada awal pembelajaran guru

menyampaikan materi yang akan diajarkan, yaitu tembang macapat.

Meskipun guru sudah memutar VCD namun masih ada siswa yang kurang

antusias mengikuti pembelajaran. Masih ada siswa yang berbicara dengan

teman.

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyuruh siswa

untuk menuliskan isi dan pesan dari tembang macapat yang diberikan

guru. Pada saat guru bertanya kepada siswa tentang isi dan pesan tembang

macapat yang telah didiskusikan, siswa malu untuk menjawab sehingga

guru harus menunjuk beberapa siswa untuk membaca isi dan pesan

tembang macapat. Setelah itu guru mulai memberikan reward kepada

siswa yang memiliki keberanian untuk mengutarakan hasil diskusinya.

Cara ini sangat efektif untuk memberi motivasi siswa dalam pembelajaran.

Gambar 2. Sikap siswa dalam berdiskusi dengan kelompok

4) Setelah menyampaikan materi, guru mengajak siswa bersama sama

membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada hari itu,

diantaranya membuat kesimpulan dari pengertian tembang macapat dan

mengemukakan isi dan pesan tembang macapat.

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

5) Dalam pembelajaran tembang macapat dengan menggunakan pendekatan

quantum learning, terlihat guru sudah meningkat pemahamannya tentang

pendekatan quantum learning

a) Pemahaman guru penerapan pendekatan quantum learning dengan

prosedur TANDUR dalam kegiatan pembelajaran sudah meningkat

lebih baik

b) Dominasi guru dalam pembelajaran sudah berkurang, guru sudah

berusaha memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

guru dan sikap positif siswa sudah mulai meningkat.

Gambar 3. Guru memancing siawa untuk aktif dalam pembelajaran

c) Guru sudah memberikan Reward (R) kepada siswa yang maju kedepan

kelas untuk membaca isi dan pesan tembang macapat. Reward ini

sangat sangat penting untuk memberikan apresiasi bagi siswa yang bisa

menjawab dengan benar dan bisa memotivasi siswa lainnya.

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

9) Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut

diperoleh gambaran tentang sikap positif siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut.

a. Siswa yang aktif (sikap positif) selama pemberian apersepsi sebanyak

20 (59%) anak, sedangkan 14 (41%) lainya tampak berbicara dengan

temannya dan ada juga yang melamun.

b. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung sebanyak 25 (74%) anak, sedangkan 7 (26%) anak tidak

terlalu memperhatikan guru. Kebanyakan siswa yang tidak

memperhatikan guru adalah siswa laki laki dan siswa yang duduk di

bagian belakang.

c. Siswa yang antusias menjwab soal soal (lisan maupun tulisan)

sebanyak 20 (59%) anak, sedangkan 14 (41%) anak yang lainnya

terlihat pasif ketika diberi pertanyaan lisan dan tidak sungguh

sungguh dalam mengerjakan pertanyaan tertulis.

d. Hasil pembelajaran tembang macapat pada siklus II disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 4. Nilai kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa / nilai

1. Siswa yang mendapat nilai < 76 16

2. Siswa yang mendapat nilai > 76 18

3. Rerata 78,7

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

4. Ketuntasan klasikal 53%

Hasil tes yang disajikan pada tabel diatas menunjukkan siswa yang

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 76,

didapat 18 siswa (53%) sudah mampu menemukan isi dan pesan tembang

macapat, sedangkan 16 siswa (47%) masih perlu perbaikan. Nilai rata rata

kelas 78,705. Ketuntasan secara klasikal sebesar 53 %. Berdasarkan hasil

tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah

meningkat baik meskipun perlu perbaikan lebih lanjut.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan analisis dan

refleksi sebagai berikut:

1. Pemahaman guru tentang penerapan pendekatan quantum learning lebih

baik dari pada siklus I namun perlu ditingkatkan lagi.

2. Guru sudah berhasil membangkitkan keaktifan siswa, namun belum

secara menyeluruh untuk semua siswa.

3. Guru sudah menggunakan metode lain seperti metode tanya jawab,

diskusi dan metode latihan.

4. Posisi guru sudah tidak berada di depan kelas dalam memberi penjelasan.

Guru sudah berpindah-pindah tempat dalam memberikan penjelasan. Ini

berdampak pada sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

5. Pelaksanaan siklus II membangkitkan antusias siswa yang menjawab

soal soal (lisan maupun tulisan) sebanyak 20 (59%) anak, sedangkan 14

(41%) anak yang lainnya diberi pertanyaan lisan. Ini merupakan bentuk

usaha guru dalam memberi reward kepada siswa.

6. Tindakan siklus II masih mempunyai beberapa kelemahan terutama dari

segi pendekatan quantum learning dengan menerapkan multimedia.

a. Guru masih belum maksimal dalam menerapkan rancangan TANDUR

dalam pendekatan quantum learning.

b. Pada saat guru menjelaskan masih banyak siswa yang kurang antusias

mendengarkan. Masih ada yang berbicara dengan teman maupun yang

tampak melamun.

c. Berdasakan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II

dikatakan ada peningkatan meskipun belum mencapai hasil yang

maksimal secar keseluruhan. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil

nilai rata-rata pada siklus I yang hanya 59,7 meningkat 19,0 poin pada

siklus II yaitu sebesar 78,7.

d. Sikap positif siswa mengalami peningkatan yang siknifikan.

Kekurangan-kekurangan pada siklus I bisa diatasi dengan baik.

3. Siklus III

a. Perencanaan Tindakan Siklus III

Berdasarkan hasil analisi dan refleksi tindakan siklus II, peneliti dan duru

mengadakan diskusi untuk membahas kekurangan pada siklus II dan mengatasi

kekurangan tersebut untuk diterapkan pada siklus III. Pada pelaksanaan siklus

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

II penerapan pendekatan quantum learning sudah mulai menunjukkan

keberhasilan dalam memberikan solusi permasalahan siswa dakam menemukan

isi dan pesan tembang macapat. Kegiatan diskusi ini dilaksanakan pada hari

Sabtu 27 Oktober 2012 pukul 09.00 10.00 WIB di kantor guru SMP Negeri 4

Magetan.

Tahap perencanaan tindakan III meliputi kegiatan kegiatan sebagai

berikut.

1. Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran sebagai berkut.

2. Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

menerapakan pendekatan quantum learning.

3. Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran VCD tembang

macapat.

4. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes kemampuan siswa dalam

menemukan isi dan pesan tembang macapat. sedangkan instrumen nontes

dinilai berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Dari kegiatan diskusi disepakati bahwa tindakan dalam siklus III

dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pada hari Kamis, 1 November

2012 dan Kamis, 8 November 2012

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Pertemuan pertama pada tindakan siklus III dilaksanakan pada hari

Kamis, 1 Oktober 2012 pukul 07.00 08.20 WIB selama 2 jam pelajaran

( 2 x 40 menit) di laboratorium bahasa SMP Negeri 4 Magetan. Dalam

pelaksanaan tindakan siklus III ini guru menerapakan solusi yang disepakati

dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran

tembang macapat pada siklus II, sedangkan peneliti melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran.

Urutan pelaksanaan tindakan siklus III pada pertemuan pertama

adalah sebagai berikut.

a.

anak !. Siswa

kita memulai pelajaran hari ini

marilah kita berdoa terlebih dahulu bersama-sama. Siapa yang tidak

b. Selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan memutarkan VCD

tembang jawa yang sesuai dengan kondisi siswa.

c. Kemudian guru menayangkan VCD tembang macapat. Para siswa terlihat

sangat antusias meliat tayangan tersebut. (T:Tumbuhkan)

d. Setelah itu guru memberikan beberapa contoh tembang macapat kepada

siswa. Siswa terlihat serius mendengarkan dan memperhatikan contoh

yang diberikan guru. (Alami)

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

e. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca tembang macapat.

Siswa mulai terlihat percaya diri membaca tembang macapat. guru

tembang macapat?.

Beberapa siswa juga mengacungkan tangan untuk menawarkan diri

membaca tembang macapat.

f. Siswa dengan guru berusaha mengartikan kosa kata yang dipakai dalam

tembang macapat. Siswa terlihat fokus dan beberapa juga sudah bisa

mengartikan sendiri dengan mengucapkan arti secara langsung ketika

diberi pertanyaan oleh guru. (Alami)

g. Setelah itu guru membimbing siswa memprosakan tembang macapat.

Siswa sudah terlihat terlihat lihai dalam memprosakan tembang macapat

secara mandiri. (Namai)

h. Setelah itu, guru mengajak siswa mengidentifikasi bahasa (kesasteraan)

yang digunakan dalam tembang macapat. Siswa sudah mulai terbiasa

mengidentifikasi kesasteraan dari pengalaman siklus I dan siklus II.

Hanya ada sedikit siswa terlihat bingung mengidentifikasi kesasteraan

tembang macapat (Alami)

i. Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi tentang isi dan pesan

tembang macapat. Siswa terlihat mulai bisa berkomunikasi dan bekerja

sama dengan teman satu kelompok. Mereka saling mengungkapkan

pendapat mereka masing masing. (Alami)

j. Kemudian guru membimbing siswa untuk mendefinisikan pengertian

tembang macapat. Disini terlihat banyak siswa sudah bisa mendefinisikan

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

pengertian tembang macapat. (Namai). Guru b

contoh dan penjelasan yang Bapak berikan, siapa yang tahu apa

pengertian dari

tembang macapat adalah tembang Jawa yang terikat dengan guru lagu

dan guru wilangan

memahami pengertian dari tembang macapat

k. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

l. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam,

. Kemudian guru

meninggalkan kelas VIII C menuju kantor guru.

Pada pertemuan kedua pada tindakan siklus III ini masih dengan

tindakan yang sama, yaitu melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama

yang belum selesai. Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis,

1 November 2012 (07.00-08.20 WIB) adapun urutan pelaksanaan tindakan

kedua dari siklus III adalah sebagai berikut.

a.

aikum Salam

pagi anak

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

b. Kemudian guru menayangkan VCD tembang macapat. Para siswa

terlihat antusias melihat tayangan tersebut.

c. Siswa dengan guru berusaha mengartikan kosa kata yang dipakai dalam

tembang macapat. Siswa terlihat bisa mengartikan kosa kata secara

mandiri.

d. Setelah itu guru membimbing siswa memprosakan tembang macapat.

Siswa sudah terlihat mahir dalam memprosakan tembang macapat.

Hanya terlihat dua siswa yang sedikit kebingunganuntuk memprosakan

tembang macapat (Namai)

e. Kemudian guru membimbing siswa untuk menemukan isi dan pesan

tembang macapat melalui kegiatan diskusi kelompok. Hampir semua

anggota kelompok berpartisipasi dalam tugas kelompok. Mereka saling

bertukar ide dan memberikan pendapat. (Namai)

f. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menuliskan isi dan pesan

tembang macapat ke dalam selembar kertas manila atau buku.

(Demonstrasikan)

g. Kemudiang guru bertanya lagi tentang pengertian, isi dan pesan tembang

macapat. Disini terlihat hampir sebagian besar siswa telah memahami

pengertian , isi dan pesan tembang macapat. (Ulangi)

h. Pada kegiatan ini banyak siswa secara sukarela menjawab pertanyaan

guru sehingga guru tidak perlu menunjuk siapa yang harus menjawab.

Guru pun memberikan siswa reward berupa alat tulis kepada siswa yang

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

menjawab dengan benar. Siswa terlihat sangat senang dan berlomba

lomba menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk. (Rayakan)

i. Setelah itu guru mengajak siswa bersama sama membuat kesimpulan

dari apa yang telah dipelajari pada hari ini, diantaranya membuat

kesimpulan dari pengertian tembang macapat dan mengemukakan isi dan

pesan tembang macapat (Namai).

j. Kemudian guru memberikan evaluasi hasil belajar berupa tes tentang isi

dan pesan tembang macapat. Dalam tes ini terdapat 10 soal yang dibagi

menjadi tiga kategori, (1) mengartikan kata kata dalam tembang

macapat, (2) mengemukakan isi dan pesan tembang macapat, dan (3)

pengertian tembang macapat (Ulangi)

k. Guru bersama siswa melakukan refleksi proses hasil belajar

(Demostrasikan)

l. Guru memberikan tugas individu untuk mencari tembang macapat dan

mengungkapkan isi dan pesan tembang tersebut (Ulangi)

m. Guru bersama murid menyanyi bersama (Rayakan)

n. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam,

meninggalkan ruang kelas VIII C.

c. Observasi dan Interpretasi Siklus III

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Selama pelaksanaan tindakan siklus III pada hari Kamis, 1 November

2012 dan Kamis, 8 November 2012, peneliti duduk di bagian belakang kelas

untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Dari pengamatan ini, peneliti

mencatat bahwa proses pembelajaran belajar baik, terbukti guru sudah

menerapkan pendekatan quantum learning dengan baik. Guru memimpin

jalannya prose belajar secara jelas dan terencana. Siswa terlihat tertib dan

antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Seperti pada pertemuan

pertemuan sebelumnya, guru mengawali pelajaran dengan memutar VCD.

Pada pertemuan ini, materi yang diajarkan tetap sama yaitu kemampuan

menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan menggunakan pendekatan

quantum learning.

Pada pertemuan selanjutnya, guru memberikan reward tidak hanya berupa

pujian atau applause tapi juga berupa alat tulis (buku, pulpen dan pensil). Siswa

siswa terlihat antusias ketika guru memberikan reward. Siswa tambah

semangat mengikuti pelajaran dan menjawab pertanyaan guru. Pada siklus I

dan II siswa masih terlihat malu dan enggan menjawab pertanyaan guru, tetapi

pada siklus ke III siswa tambah semangat dalam mengikuti pelajaran dan

menjawab pertanyaan dikarenakan adanya reward dari guru. Pada siklus ke III,

siswa mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru secara

sukarela.

Berikut dipaparkan kinerja guru selama tindakan siklus III

1. Dalam persiapan guru dalam memulai pelajaran sudah bagus. Guru sudah

menyiapkan rencana pembelajaran tembang macapat dengan baik,

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

menyampaikan garis besar materi pembelajaran tembang macapat,

menyampaikan ruang lingkup materi tembang macapat dan

menyampaikan lama pembelajaran tembang macapat

2. Dalam pengelolaan kelas, guru sudah mampu dengan baik. Hal ini ditandai

dengan (a) usaha guru untuk mengkondisikan siswa, sehingga siswa

terkondisi untuk mengikuti pembelajaran, (b) usaha guru mengecek

kehadiran siswa, (c) usaha guru untuk melakukan pembagian peralatan

yang digunakan dalam pembelajran, dan (d) usaha guru untuk

membimbing siswa berdiskusi

3. Dalam pengelolaan waktu guru sudah baik dengan adanya usaha guru

memulai pelajaran tepat waktu, usaha guru memberikan batas waktu dalam

melakukan diskusi, usaha guru menggunakan waktu secara efisien, usaha

guru melakukan pembelajaran sesuai rencana. Semua usaha tersebut dapat

dilaksanalkan dengan baik.

4. Dalam melakukan apersepsi, guru telah mendorong siswa siswa untuk

mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas.

Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan konsep. Usaha guru mendorong siswa untuk

mengkomunikasikan pendapatnya juga sudah berhasil dengan baik dan

guru mengilustrasikan pemahaman tentang konsep yang akan dibahas.

5. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah berjalan

dengan baik. Hal ini ditandai dengan (a) guru menyampaikan materi

dengan mudah dipahami, (b) guru mampu berkomunikasi dengan siswa

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

secara baik, (c) guru mampu membangkitkan keaktofan siswa dengan

baik, (d) guru berkeliling mengamati dan membantu siswa.

6. Ketrampilan guru dalam mengajukan pertanyaan, perhatian guru terhadap

siswa, pengembangan aplikasi dan kemampuan menutup pelajaran sudah

sangat baik.

Sedangkan kinerja siswa dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Kedisiplinan siswa sangat baik. Indikasinya adalah (a) siswa tepat waktu

dalam masuk kelas sebelum pelajaran dimulai, (b) siswa memberikan

salam pada guru sebelum pelajaran dimulai, (c) siswa berdoa sebelum

pelajaran dimulai, dan (d) siswa bersikap sopan selam pelajaran

berlangsung

2. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah sangat baik. Siswa

menyiapkan alat alat tulis yang dibutuhkan, termasuk menyiapkan buku

pelajaran dan menyiapkan alat alat untuk digunakan diskusi.

3. Dari segi keaktifan pada siklus III ini, siswa sudah bisa dikatakan aktif

dan positif. Siswa mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir

dengan baik, siswa berani mengemukakan pendapatnya, siswa berani

bertanya ketika mengalami kesulitan, dan Siswa berinteraksi aktif dengan

kelompok disk

4. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi sangat baik. Siswa

menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pertanyaa, logis, lengkap, dan

sempurna.

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

5. Kemampuan siswa dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat

mengalami peningkatan yang sinifikan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut

dapat dinyatakan bahwa :

1. Siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi sebanyak 25 anak (74%),

sedangkan 9 anak (26%) tampak diam dan tidak memperhatikan guru.

2. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung

sebanyak 28 anak ( 82%) sedangkan 6 anak (18%) yang lainnya tidak

memperhatikan guru dan sibuk berbicara dengan temannya.

3. Siswa yang antusias menjawab soal soal (baik lisan maupun tulisan)

sebanyak 26 anak (76%) sedangkan 8 anak (24%) hanya diam saja ketika

diberi pertanyaan lisan dan tidak sungguh sungguh dalam mengerjakan

soal.

4. Hasil pekerjaan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 31 anak

(91%).

Tabel 5. Hasil kemampuan menukan isi dan pesan tembang macapat pada siklus III

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa / nilai

1. Siswa yang mendapat nilai < 76 3

2. Siswa yang mendapat nilai > 76 31

3. Rerata 80,3

4. Ketuntasan klasikal 91%

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Hasil tes yang disajikan pada tabel diatas menunjukkan siswa yang

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 76,

didapat 31 siswa ( 91%) sudah mampu menemukan isi dan pesan tembang

macapat, sedangkan 3 siswa ( 9 %) masih perlu perbaikan. Nilai rata rata

kelas 80,3. Ketuntasan secara klasikal sebesar 91 %. Berdasarkan hasil

tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus III sudah

meningkat baik.

d. Analisis dan Refleksi Siklus III

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam pembelajaran tembang

macapat dengan menggunakan metode quantum learning pada siklus III ini telah

dapat diatasi dengan baik. Guru berhasil meningkatkan semangat siswa untuk

mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Guru mampu memancing

siswa terhadap stimulus yang diberikan dan mampu mengatasi penyimpanagn

siswa selama proses belajar mengajar tanpa membuat siswa merasa direndahkan.

Banyak siswa dengan sukarela berkomentar, memberikan tanggapan dan

pendapatnya tanpa ditunjuk guru.

Pendekatan quantum learning dengan menerapkan prosedur TANDUR

dengan menggunakan media VCD tembang macapat dapat menarik perhatian

siswa. Guru dalam siklus III ini sudah lihai dalam menerapkan pendekatan

quantum learning dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan siklus III

dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada indikator yang telah ditentukan.

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Perbandingan nilai rata - rata kemampuan menemukan isi dan pesan tembang

macapat pada siklus I (59,7), siklus II (78,7), dan siklus III (80,3). Sedangkan

perbandingan siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 76

pada siklus I sebanyak 10 siswa (29%), siklus II sebanyak 18 siswa (53%), dan

siklus III sebanyak 31 siswa (91%)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum

learning ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan isi

dan pesan tembang macapat. Terbukti pendekatan quantum learning dapat

memancarkan cahaya positif yang menggerakkan daya kreatif dan sangat

membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan menemukan isi dan pesan

tembang macapat.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peningkatan Sikap Positif Siswa dalam Pembelajaran Tembang Macapat

dengan Penerapan Pendekatan Quantum Learning.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 4

Magetan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan pembelajaran

TANDUR. Dari pelaksanaan siklus, mulai dari siklus I, siklus II dan siklus

III, semuanya menggunakan perancangan TANDUR. Meskipun demikian

setiap siklus memiliki perbedaan. Siklus I guru belum menggunakan media

compac disc tembang macapat, guru hanya menembangkan tembang

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

macapat secara langsung. Pada siklus II dan III, guru memanfatkan media

compac disc tembang macapat untuk memberi rangsangan dan motivasi

siswa agar tumbuh kemauan dan keinginan untuk belajar. Belajar yang

dilandasi rasa gembira akan membawa kondisi psikologis siswa untuk siap

menerima pelajaran. Keputusan guru untuk memanfaatkan media ini,

membawa dampak yang siknifikan bagi siswa. Dengan menggunakan media

siswa terlihat sangat senang dan gembira. Keadaan siswa yang lesu pada

siklus I berangsur-angsur berubah pada siklus II dan siklus III. Jadi media

yang tepat akan membawa manfaat bagi siswa dalam meraih tujuannya.

Pada siklus II dan III, selain guru menggunakan media sebagai sarana

untuk membantu siswa meraih tujuannya, guru juga memasang musik dan

menggunakan strategi berotasi posisi. Musik sangat berguna untuk

mempengaruhi kondisi fisiologi siswa. Selama belajar, siswa akan mengalami

ketegangan dan gelombang otak akan meningkat. Dengan adanya musik

ketegangan akan menjadi menurun dan kondisi akan menjadi releks kembali.

Kondisi yang releks akan membuat pikiran selalu siap dan mampu

berkonsentrasi sehingga tercipta pelajar-pelajar yang hebat. Dengan

demikian, kondisi siswa pada siklus I yang kurang semangat, bisa berubah

menjadi antusias mengikuti pelajaran.

Strategi guru berotasi keliling akan berdampak pada keseriusan siswa

mengikuti pelajaran. Siswa yang berbicara dengan teman akan segera

mendapat teguran dan guru segera memberi perhatian. Keputusan ini akan

bermanfaat bagi siswa untuk selalu memperhatikan dengan serius sehingga

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

siswa akan belajar dengan baik. Dengan berpindah posisi, guru akan

memberi perhatian secara merata keseluruh siswa.

Pemberian reward juga dilakukan guru untuk memancing siswa agar

berani mengungkapkan pendapatnya. Strategigi ini juga sangat ampuh

merangsang siswa belajar lebih giat lagi. Setelah diberi reward anak semakin

berani berkompetisi dengan teman yang lain, berani menjawab pertanyaan

guru dan mengemukakan pendapatnya.

Jadi penggunaan rancangan TANDUR yang dipadu dengan pimilihan

media dan pemilihan strategi akan bermanfaat untuk meningkatkan sikap

positif siswa dalam mengikuti pembelajaran menemukan isi dan pesan

tembang macapat. Inilah yang membedakan penerapan quantum learning

pada penelitian ini dengan quantum learning penelitian yang lain.

Berdasarkan hasil keputusan pada tindakan pada siklus I, II dan III

dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan sikap positif siswa dalam

pembelajaran tembang macapat dengan menggunakan pendekatan quantum

learning dari siklus I ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel

berikut.

Tabel 7. Persentase Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran

No. Kegiatan Siswa Presentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Aktif selama apersepsi 29% 59% 74%

2. Aktif selama KBM 44% 74% 82%

3. Aktif dalam menjawab soal- 29% 59% 76%

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

soal (lisan maupun tulisan)

Gambar 4. Histogram Persentase Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa selama siklus I diketahui dari

segi keaktifan siswa pada kegiatan apersepsi masih tergolong rendah yaitu

sekitar 10 siswa (29%), sedangkan siswa yang aktif dalam KBM hanya 15

siswa (44%), sedangkan siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan hanya

10 siswa (29%), sedangkan siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa

(29%). Tetapi setelah dilakukan refleksi antara guru dan peneliti dengan

adanya perbaikan pada siklus II akhirnya bisa meningkat dengan sangat

signifikan. Siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi sebanyak sebanyak 20

siswa (59 %). Siswa yang aktif dalam KBM sebanyak 25 anak (74%)

sedangkan yang aktif menjawab pertanyaan dari guru 20 siswa (59%) dan

mampu menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan prosedur

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

TANDUR sebanyak 18 siswa (53%). Setelah merefleksi siklus II ternyata

masih ada sisi kekurangan sehingga perlu adanya tindakan siklus III. Pada

siklus ke III ternyata hasilnya sudah memuaskan ada peningkatan signifikan

yaitu aktif dalam kegiatan apersesi sebanyak 25 siswa (74%), aktif dalam

KBM 28 siswa (82%), aktif menjawab pertanyaan dari guru 26 siswa (76%)

dan mampu menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan prosedur

TANDUR yang mencapai KKM adalah 31 siswa (91%) .

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survey awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil kegiatan survey

ini peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran

tembang macapat pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan masih

tergolong rendah serta guru masih menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengatasi

permasalahn tersebut dengan penerapan pendekatan quantum learning dalam

pembelajaran tembang macapat.

Peneliti bersama guru menyusun rencana untuk melaksanakan siklus I.

siklus I merupakan tindakan awal untuk memperbaiki pembelajaran tembang

macapat dengan menerapakan pendekatan quantum learning. Dalam siklus I

guru telah menerapkan prosedur TANDUR dan menembangkan tembang

macapat secara langsung. Berdasarkan siklus I ini dapat dideskripsikan hasil

pembelajaran tembang macapat yang masih rendah. Dari deskripsi tersebut

ternyata masih didapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya.

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Siklus II merupakan solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi

kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran kemampuan menemukan

isi dan pesan tembang macapat dengan menerapkan pendekatan quantum

learning dengan prosedur TANDUR pada siklus I. Berdasarkan pelaksanaan

siklus II dapat dilihat peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan siklus I.

Namun pada siklus II ini uga masih ditemukan sedikit kekurangan. Untuk

mengatasinya guru dan peneliti kemudian mempersiapkan tindakan untuk

siklus III.

Siklus III untuk mengatasi kekurangan yang terjadi dalam proses

pembelajaran tembang macapat pada siklus II. Selain itu, siklus III

merupakan siklus terakhir dalam tindakan penelitian ini. Dalam siklus ini

guru dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang terjadi

selama pembelajaran tembang macapat dengan memutar VCD tembang

macapat. Siklus III dilaksanakan dengan penerapan quantum learning

dengan prosedur TANDUR untuk menguatkan hasil dari siklus I dan II,

terbukti dapat meningkatkan kemampuan menemukan isi dan pesan tembang

macapat siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan telah mencapai KKM

yang ditentukan.

Berdasarkan tindakan tersebut guru berhasil melaksanakan

pembelajaran yang mampu menarik minat siswa, yang berakibat

meningkatnya proses dan hasil kemampuan siswa dalam menemukan isi dan

pesan tembang macapat. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

dan menarik memancarkan energi positif siswa di kelas. Keberhasilan

penerapan pendekatan quantum learning dalam upaya meningkatkan

kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat dapat dilihat dari

tercapainya indikator indikator sebagai berikut.

Sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, siswa terlihat kurang antusias

mengikuti pembelajaran menulis. Hal tersebut disebabakan karena siswaa

tidak tertarik dengan cara mengajar yang digunakan oleh guru. Guru lebih

banyak menggunakan metode ceramah. Kelemahan dari metode konvensional

ini adalah munculnya suatu kebosanan dan keengganan pada siswa, sehingga

siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran tembang macapat. Hal ini

terlihat dari suasana kelas mengajar tembang macapat yang sedang

berlangsung, siswa tidak begitu aktif menanggapi stimulus dari guru, ada

yang tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada proses pembelajaran dan

terlihat beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, diam dan tidak

merespon guru serta berbicara sendiri dengan teman.

Setelah dilakukan tindakan, yaitu menerapkan pendekatan quantum

learning dengan prosedur TANDUR dalam pembelajaran, siswa tertarik

untuk mengikuti pembelajarn tembang macapat siswa terlihat

memperhatikan penjelasan guru, serta banyak yang bertanya terhadap hal

yang belum mereka pahami dalam pembelajaran. Selain itu, siswa mulai aktif

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, seperti menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru dan mengemukan pendapat mereka.

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Dari pantauan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 15 siswa (44%).

Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan yang lumayan tajam

yaitu sebesar 25 siswa (74%). Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 28

siswa (84%) yang aktif dalam pembelajaran.

2. Siswa Mengalami Peningkatan Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan

Pesan Tembang Macapat.

Sebelum diadakan tindakan siswa mengalami kesulitan dan pembelajaran

tembang macapat. Siswa juga tidak tertarik mengikuti pembelajaran tembang

macapat. Kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam menemukan isi dan pesan

tembang macapat. Setelah diadakan tindakan dalam siklus I,II,III kemapuan

siswa dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat meningkat. Hal ini

terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang semakin meningkat. Tingkat

keberhasilan ini cukup signifikan. Nilai yang diperoleh siswa dari tiap

siklusnya naik dengan memuaskan. Penilaian yang dilakukan guru dan peneliti

meliputi penguasaan kosa kata, kemampuan menemukan isi tembang macapat

dan kemampuan menemukan pesan tembang macapat.

Pada pelaksanaan siklus I, nilai rerata kemampuan siswa dalam

menemukan isi dan pesan tembang macapat adalah 59,7. Dari segi ketuntasan

belajar secara individu belum mencapai tujuan yang diharapkan. Dari 34 siswa,

tercatat 24 siswa belum mencapai KKM, sedangkan 10 siswa telah mencapai

KKM. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus II.

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Pada siklus II hasil rerata kemampuan siswa dalam menemukan isi dan

pesan tembang macapat adalah 78,7 meningkat dari siklus I. Namun masih

terdapat 16 siswa yang berada dibawah KKM. Sedangkan siswa yang

mencapai KKM sebanyak 18 ketuntasan secara klasikal 53%. Jadi hasil tes

kemampuan siswa dalam menentukan isi dan pesan tembang macapat pada

siklus II, jika dilihat dari KKM sesuai indikator belum memenuhi kriteria.

Penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus III.

Nilai rerata tes kemampuan siswa dalam menemukan isi dan pesan

tembang macapat pada siklus III adalah 80,3. Ketuntasan klasikal sebesar 91

%. Masih ada 3 siswa yang nilainya dibawah KKM. Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus III berhasil.

Tabel 7. Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan TembangMacapat

Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 4 Magetan

Tindakan Nilai Rerata

Kelas

Di bawah KKM

(<78)

Di atas KKM

(> 78)

Siklus I 59,7 24 (71%) 10 (29%)

Siklus II 78,8 16 (47%) 18 (53%)

Siklus III 80,3 3 (09%) 31 (91%)

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Gambar 5. Histogram Nilai Kemampuan Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai kemampuan menemukan isi

dan pesan tembang macapat mengalami peningkatan. Nilai rerata siswa pada pada

siklus I sebesar 59,7 siklus II sebesar 78,8 dan siklus III sebesar 80,3. Sedangkan

prosentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan yaitu

pada siklus I sebesar 29%, siklus II sebesar 53%, dan siklus III sebesar 91%.

Page 166: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini secara singkat adalah:

1. Pendekatan quantum learning dapat meningkatkan sikap positif siswa

kelas VIII C dalam mengikuti pembelajaran menemukan isi dan pesan

tembang macapat. Pada siklus I segi keaktifan siswa pada kegiatan

apersepsi sekitar 10 siswa (29%), siswa yang aktif dalam KBM hanya 15

siswa (44%), sedangkan siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan

hanya 10 siswa (29%). Pada siklus II mengalami peningkatan dari segi

keaktifan siswa pada kegiatan apersepsi sebanyak 20 siswa (59 %), siswa

yang aktif dalam KBM sebanyak 25 anak (74%) sedangkan yang aktif

menjawab pertanyaan dari guru 20 siswa (59%). Pada siklus ke III ternyata

hasilnya sudah memuaskan ada peningkatan signifikan yaitu aktif dalam

kegiatan apersesi sebanyak 25 siswa (74%), aktif dalam KBM 28 siswa

(82%), aktif menjawab pertanyaan dari guru 26 siswa (76%).

2. Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mengalami

ketuntasan belajar pada siklus I hingga siklus III. Selain itu, juga dapat

dilihat dari adanya peningkatan nilai rata rata kemampuan menemukan

isi dan pesan tembang macapat dari siklus I hingga siklus III. Pada siklus

Page 167: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

I, jumlah siswa yang tuntas KKM adalah 10 siswa (29%). Sedangkan nilai

rata rata yang dicapai pada siklus I adalah 59,5. Pada siklus II ada

peningkatan 18 yang tuntas KKM sehingga jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 18 siswa (53%) dan nilai rata rata mencapai 78,7. Pada siklus

III hasilnya cukup memuaskan karena jumalah siswa yang tuntas KKM

mencapai 31 siswa (91%) dan nilai rata rata mencapai 83,7

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor faktor tersebut antara lain : guru, siswa, metode pembelajaran,

media pembelajaran dan sumber belajar. Ketrampilan guru dalam mengelola kelas

yang kurang baik akan membuat siswa tidak antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Wawasan guru yang kurang terhadap pendekatan, metode dan

teknik pembelajaran terbaru yang lebih inovatif dan bervariasi menyebabkan guru

menggunakan metode pembelajaran konvensional untuk menyampaikan materi.

Penggunaan metode pembelajaran yang konvensional dan kurangnya media dan

sumber belajar dapat menjadi penghambat keberhasilan proses dan peningkatan

hasil belajar siswa.

Faktor faktor tesebut saling terkait. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

kualitas proses serta hasil pembelajaran, pemenuhan faktor tersebut perlu

diupayakan. Pengembangan pendekatan pembelajaran yang tepat perlu diterapkan.

Media serta sumber belajar perlu dipilih sesuai dengan materi yang diajarkan.

Siswa perlu memiliki minat, motivasi, perhatian dan aktif dalam pembelajaran

Page 168: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

sehingga materi pembelajarn dapat tersampaikan dengan baik. Pemenuhan faktor

faktor tersebut tercermin dalam ketrampilan guru mengelola kelas.

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran

meningkat setelah diterapkannya pendekatan quantum learning. Oleh karena itu,

pendekatan quantum learning dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru

dalam kegiatan pembelajarannya. Selain itu, bagi guru bahasa Jawa pendekatan

quantum learning ini dapat digunakan sebagai pendekatan alternatif dalam

pembelajaran tembang macapat.

Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat. Dengan penerapan

pendekatan quantum learning ini, siswa bisa lebih mengoptimalkan kreatifitas

yang ada dalam dirinya, hal ini sesuai dengan prinsip quantum learning yaitu

memancarkan energi positif dalam diri siswa.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan serta implikasi penelitian di atas, peneliti dapat

mengajukan saran saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Siswa hendaknya dapat menemukan isi dan pesan tembang macapat

dengan pendekatan quantum learning melalui prosedur TANDUR yang

mampu memunculkan daya kreatifitas mereka. Pendekatan quantum

learning tersebut tidak hanya dalam pembelajaran tembang macapat saja

tetapi juga dalam pembelajaran yang lain.

2. Bagi guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa.

Page 169: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT... · ISI DAN PESAN TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Guru disarankan untuk semakin meningkatkan kompetensinya , semisal

dengan menambah wawasan tentang pendekatan, metode dan media

pembelajaran yang baru. Guru diharapkan mengubah cara mengajar yang

konvensional menuju pendekatan pendekatan baru yang lebih inovatif

(quantum learning, inquiry, CTL, cooperative learning, dll) sehingga

mampu menyesuaikan dengan kurikulum yang digunakan, penerapan

tersebut perlu memperhatikan minat dan motivasi siswa. Pendekatan

quantum learning dapat diterapkan dalam pembelajaran tembang macapat

pada khususnya dan pembelajaran bahasa Jawa pada umumnya.

3. Bagi kepala sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru perlu

ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh terhadap kinerja dalam

pembelajaran di kelas. Kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru

guna meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan

penelitian tindakan kelas dan mengikutsertakan forum forum ilmiah

seperti seminar pendidikan, diklat dan sebagainya. Selain itu, kepala

sekolah perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan akan

pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dan mendukung guru

untuk menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran.