peningkatan hasil belajar matematika materi...

175
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Siti Umaroh 23040150186 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

    BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

    TEAM QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA

    KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN

    KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Siti Umaroh

    23040150186

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

    BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

    TEAM QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA

    KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN

    KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Siti Umaroh

    23040150186

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Dr. Winarno, S.Si, M.Pd.

    Dosen Pembimbing IAIN Salatiga

    Persetujuan Pembimbing

    Hal : Naskah Skripsi

    Lampiran : 4 Eksemplar

    Saudari : Siti Umaroh

    Kepada :

    Yth Dekan FTIK IAIN Salatiga

    Di Tempat

    Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

    Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami

    kirimkan naskah skripsi saudari :

    Nama : Siti Umaroh

    NIM : 23040 15 0186

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang

    Dengan Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga

    Dimensi Siswa Kelas V Semester II MI Ma’arif Blotongan

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019

    Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera

    dimunaqosahkan.

    Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Dosen Pembimbing

    Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

    NIP. 19730526 199903 1 004

  • v

  • vi

    DEKLARASI

    Yang bertanda tangan d bawah ini:

    Nama : Siti Umaroh

    NIM : 23040 15 0186

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

    karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Yang menyatakan

    Siti Umaroh

    NIM. 23040 15 0186

  • vii

    MOTTO

    بِٱهللِ َوِكيلا َوَكفَى َو تََوكَّْل َعَل ٱهللِ ۚ

    Artinya: “Dan bertawakallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai

    pemelihara” (Al Ahzab : 3)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadiran Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,

    skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ibu dan bapakku tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan

    do’a, kasih sayang, materi dan motivasi dalam hidupku.

    2. Dosen Pembimbing Akademik Khulatul Lutfiah, M.Pd.I.

    3. Dosen pembimbing skripsi Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

    4. Bapak dan ibu dosen IAIN yang telah bersedia membimbing dan

    memberikan ilmunya.

    5. Kepala madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Blotongan yang telah

    memberikan izin dan membantu dalam proses penelitian.

    6. Adik ku Ema Nurliya atas motovasi yang sudah diberikan pada ku.

    7. Sahabat ku Ulfa Yulia Ningsih, Revi Gustin, Ema Rusli, Ulun Nayyiroh,

    Ria Candra, Heni, Rifa yang telah memberikan dukungan dan motovasi

    yang tiada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar

    sarjana ini bisa tercapai .

    8. Sahabat dan teman seperjuanganku angkatan 2015 khususnya jurusan

    PGMI.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrohim

    Puji syukur alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

    Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

    “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Dengan

    Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga Dimensi Siswa Kelas

    V Semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

    Tahun Pelajaran 2018/2019”.

    Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi

    agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang

    selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliau satu-satunya umat

    manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju

    zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.

    Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

    berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

    oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga .

    3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah

    memberikan kesempatan dan saran yang membangun kepada peneliti.

  • x

    4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

    memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu

    menyelesaikan penelitian ini.

    5. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI PGMI yang telah

    memberikan pelayanan dengan baik.

    6. Bapak Khaerani S.Pd.I selaku kepala sekolah dan Guru Matematika MI

    Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang telah

    memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.

    7. Siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Blotongan yang telah membantu peneliti

    dalam mengumpulkan data.

    8. Bapak dan ibu serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta

    dukungan kepada penulis.

    9. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

    dapat disebut satu persatu.

    Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

    penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaatkan bagi

    penulis kususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Siti Umaroh

    NIM. 23040 15 0186

  • xi

    ABSTRAK

    Umaroh, Siti. 2019. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

    Ruang dengan Strategi Pembelajaran Team Quiz Berbantu Media Tiga

    Dimensi Siswa Kelas V Semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan

    Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”. Skripsi. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen

    Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

    Kata kunci : Hasil Belajar Matematika, Materi Bangun Ruang, Strategi

    Pembelajaran Team Quiz, dan Media Tiga dimensi

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran team quiz

    dan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun

    ruang pada siswa kelas V semester II di MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo

    Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus

    yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V yang

    terdiri dari 23 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi

    guru, lembar observasi siswa, butir soal, dan RPP. Analisis data yang digunakan

    peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan bila dalam satu

    kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas sesuai dengan KKM.

    Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data

    sebagai berikut: KKM pada mata pelajaran Matematika adalah 65, sebelum

    menggunakan strategi pembelajaran team quiz yang berbantu media tiga dimensi

    hanya ada 5 siswa (22%) yang tuntas, sedangkan 18 siswa (18%) belum memenuhi

    standar KKM. Setelah menggunakan strategi pembelajaran team quiz yang

    berbantu media tiga dimensi dalam mata pelajaran matematika pada siklus I

    diperoleh data 12 siswa yang tuntas degan presentase 52% dan 11 siswa belum

    tuntas dengan presentase 48%, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar 30%. Setelah

    dilakukan refleksi siklus I, peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu

    terdapat 20 siswa yang tuntas dengan presentase ketuntasan sebesar 87% sedangkan

    3 siswa tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM. Terjadi peningkatan hasil

    belajar dari pra siklus dengan siklus I yaitu sebesar 30%, sedangkan dari siklus I ke

    siklus II terjadi peningkatan sebesar 35%. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi

    pembelajaran team quiz yang berbantu media tiga dimensi dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun ruang.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

    LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... v

    DEKLARASI .............................................................................................. vi

    MOTTO ...................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

    ABSTRAK .................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

    D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 8

    1. Kegunaan Secara Teoritik ......................................................... 8

    2. Kegunaan Secara Praktis ........................................................... 8

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 9

    1. Hipotesis .................................................................................... 9

    2. Indikator Keberhasilan .............................................................. 10

    F. Metode Penelitian............................................................................ 10

    1. Rancangan Penelitian ................................................................ 10

    2. Subjek Penelitian ....................................................................... 11

    3. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 12

    4. Teknik Pengumpulan data ......................................................... 14

    5. Instrumen penelitian .................................................................. 16

  • xiii

    6. Analisi Data ............................................................................... 17

    G. Definisi Operasional........................................................................ 18

    H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 19

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori .................................................................................... 21

    1. Kajian Teori .............................................................................. 21

    a. Hasil belajar ........................................................................ 21

    b. Matematika .......................................................................... 28

    c. Strategi Team Quiz .............................................................. 32

    d. Media Tiga Dimensi ............................................................ 35

    e. Bangun Ruang ..................................................................... 42

    2. Kajian Materi ............................................................................ 43

    a. Sifat-sifat Bangun Ruang .................................................... 43

    b. Jaring-jaring Bangun Ruang ............................................... 47

    B. Kajian Pustaka ................................................................................. 51

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................... 54

    1. Perencanaan............................................................................... 54

    2. Pelaksanaan ............................................................................... 55

    3. Pengamatan (observasi) ............................................................ 57

    4. Refleksi (reflection) .................................................................. 61

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 64

    1. Perencanaan............................................................................... 64

    2. Pelaksanaan ............................................................................... 65

    3. Pengamatan (observasi) ............................................................ 67

    4. Refleksi (reflection) .................................................................. 71

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 73

    1. Deskripsi Data Pra Siklus ......................................................... 73

    2. Deskripsi Data siklus I .............................................................. 75

    3. Deskripsi data siklus II .............................................................. 78

  • xiv

    B. Pembahasan ..................................................................................... 81

    1. Hasil Sebelum PTK ................................................................... 81

    2. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................ 82

    3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................... 83

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ......................................................................................... 86

    B. Saran ................................................................................................ 86

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 89

    LAMPIRAN ................................................................................................ 91

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan .................................................................... 11

    Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 57

    Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................... 59

    Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................... 67

    Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Siklus II .............................................. 69

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus .......................................... 73

    Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 76

    Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 78

    Tabel 4.4 Presentase Pra Siklus .................................................................. 81

    Tabel 4.5 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I ....................................... 82

    Tabel 4.6 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II ...................................... 83

    Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa ....................................... 84

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kubus ...................................................................................... 43

    Gambar 2.2 Balok ....................................................................................... 44

    Gambar 2.3 Prisma Segitiga ........................................................................ 44

    Gambar 2.4 Limas ....................................................................................... 45

    Gambar 2.5 Tabung ..................................................................................... 46

    Gambar 2.6 Kerucut .................................................................................... 47

    Gambar 2.7 Jaring-Jaring Kubus................................................................. 49

    Gambar 2.8 Jaring-Jaring Balok ................................................................. 49

    Gambar 2.9 Jaring-Jaring Prisma Segitiga .................................................. 50

    Gambar 2.10 Jaring-Jaring Limas Segi Empat ........................................... 50

    Gambar 2.11 Jaring-Jaring Tabung ............................................................. 50

    Gambar 2.12 Jaring-Jaring Kerucut ............................................................ 50

    Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Pra Siklus ....................................... 75

    Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus I ........................................... 78

    Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II .......................................... 80

    Gambar 4.4 Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II . 84

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi ...................................................... 92

    Lampiran 2 Lembar Pembimbing Skripsi ................................................... 94

    Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................... 95

    Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian ................................................... 96

    Lampiran 5 Profil Sekolah .......................................................................... 97

    Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I........................... 102

    Lampiran 7 Rancana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 115

    Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Siklus I ............................................................. 132

    Lampiran 9 Kisi-Kisi Soal Siklus II ............................................................ 133

    Lampiran 10 Lembar Soal Tes Evaluasi Sikls I .......................................... 134

    Lampiran 11 Lembar Soal Tes Evaluasi Sikls II ........................................ 136

    Lampiran 12 Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus I ................................ 138

    Lampiran 13 Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus II ............................... 141

    Lampiran 14 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus I .................................. 144

    Lampiran 15 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II ................................ 146

    Lampiran 16 Lembar Nilai Pra Siklus ........................................................ 148

    Lampiran 17 Lembar Nilai Siklus I ............................................................ 149

    Lampiran 18 Lembar Nilai Siklus II ........................................................... 150

    Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ......................................... 151

    Lampiran 20 Daftar SKK ............................................................................ 154

    Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 158

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujun pendidikan di

    Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional

    berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

    yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab” (Afandi, Chamala, Wardani, 2013:8).

    Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk

    menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh

    dengan persaingan. Maka di sinilah pendidikan berperan sebagai penentu

    kualitas, daya saing dan nilai setiap individu.

    Pentingnya pendidikan bukan satu hal yang diragukan lagi di seluruh

    dunia khususnya di Indonesia. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt

    dalam Al Qur’an surah Al Mujadalah ayat 11:

    َوٳِذَا قِْيَل ٱنُشُزْوا اْ ٳِذَا قِْيَل لَُكْم تَفَسَُّخواْ فِى ٱْلَمَجِلِس فَٱْفَسُحْوا يَْفَسحِ ٱهللُ لَُكمْ ۖࣤأَيَُّها ٱلَِّذْيَن َءاَمنُو

    ࣤ ي

    ٍت َۚوٱهللُ بِ َ {۱۱َما تَْعَملُْوَن َخبِْيٌر}فَٱنُشُزْوا يَْرفَعِ ٱهللُ ٱلَِّذْيَن َءاَمنُْوا ِمْنُكْم َوٱلَِّذْيَن أُْوتُْوا ٱْلِعْلَم دََرج

  • 2

    Artinya:

    "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

    Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya

    Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,

    Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat

    (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

    diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa

    yang kamu kerjakan." (Q.S Al Mujadalah: 11)

    Dari ayat di atas menjelaskan bahwa dengan ilmu yang dimiliki

    manusia melalui proses belajar maka akan Allah Swt, memberikan derajat

    yang lebih tinggi (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:19). Oleh karena

    itu, dengan melalui pendidikanlah orang dapat menambah dan

    mengembangkan pengetahuan, serta dapat mengoptimalkan bakat dan

    kemampuan yang mereka miliki. Untuk itulah meningkatkan kualitas

    pendidikan sangat diperlukan.

    Meningatkan kualitas pendidikan pada proses pembelajaran

    merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap pendidik. Kualitas

    proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan minat dan hasil belajar

    siswa yang dapat tergali melalui kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan

    pembelajaran komponen yang menentukan tercapainya suatu kompetensi

    yaitu pengunaan media pembelajaran yang sesuai dengan topik yang akan

    dipelajari, tingkat perkembangan intelektual siswa, keterlibatan siswa

  • 3

    secara aktif dan keterkaitan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-

    hari (Sanaky, 2013).

    Tujuan pembelajaran matematika menurut suherman (Nurbani dan

    Sofya, 2015) adalah mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi

    perubahan keadaan dalam kehidupan dengan menggunakan pemikiran yang

    logis, kritis, jujur dan efektif, dan mempersiapkan siswa agar dapat

    menggunakan pola pikir matematika dalam mempelajari berbagai ilmu

    pengetahuan, menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung

    dengan bilangan sebagai alat hitung dalam kehidupan sehari-hari.

    Pembelajaran matematika harus diberi peran yang lebih besar

    sehingga ia tidak hanya menjadi saingan untuk masa depan para siswa,

    namun kita harus memanfaatkan matematika agar para siswa kita dapat

    bersaing dengan warga bangsa lain. Mengingat begitu pentingnya

    matematika maka kita harus bisa mendukung dan pemerintah Indonesia

    yang harus memanfaatkan kelebihan matematika agar bangsa ini dapat

    berperan aktif dalam persaingan global (Shadiq, 2014:4).

    Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

    meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan minat dan hasil

    belajar dengam mengembangkan berbagai pendekatan, model, metode dan

    strategi bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Selain pemerintah guru

    bertugas untuk membuat kegiatan pembelajaran menjadi semenyenangkan

    mungkin dan guru harus bisa memberi pengalaman bermakna bagi siswa

    pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat

  • 4

    meningkatkan minat belajar siswa dan siswa juga dapat meraih hasil belajar

    di atas KKM yang telah ditentukan.

    Guru memegang peran sentral dalam mewujudkan keberhasilan

    pembelajaran. Sebagai manajer pembelajaran di kelas guru berperan penting

    dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sebab guru yang terlibat lagsung

    dalam membina dan mengajar siswa di sekolah melalui proses pembelajaran

    (Syanaki, 2013). Guru harus merancang perangkat pembelajaran yang

    efektif dan efisien dalam menunjang hasil belajar siswa. Dalam merancang

    perangkat pembelajaran, guru harus memperhatikan tahap perkembangan

    peserta didik. Penggunaan strategi dan metode pembelajaran harus sesuai

    dengan karakteristik peserta didik. Peserta didik bukan hanya sebagai objek

    pembelajaran, tetapi juga sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif

    berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

    yang tepat juga perlu diperhatikan. Dengan begitu, siswa akan mendapatkan

    hasil belajar yang optimal (Mukhlisin, 2016:2).

    Pada kenyataanya hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Blotongan

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada mata pelajaran matematika masih

    rendah. Berdasarkan data nilai ulangan harian sesuai hasil wawancara

    tanggal 20 Maret 2019 peneliti dengan guru kelas V MI Ma’arif Blotongan

    menyatakan bahwa, dari 23 peserta didik yang ada di kelas tersebut hanya

    5 orang yang memenuhi ketuntasan, selebihnya (18 orang) masih belum

    mencapai ketuntasan minimal. Jika dalam bentuk presentase, maka dapat

    dilihat bahwa 5 dari 23 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

  • 5

    (KKM 60) hanya ada 22% yang sudah memenuhi target, kemudian sisanya

    78% masih belum memenuhi ketuntasan.

    Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa hal,

    seperti dalam proses pembelajaran matematika guru masih berorientasi pada

    buku peket atau LKS di mana siswa hanya mendengarkan penjelasan yang

    diberikan guru tanpa menerapkan dan menemukan konsep yang ada dalam

    materi tersebut, kemudian kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagian

    besar hanya mencatat saja, mengerjakan latihan soal tanpa meguasai

    konsepnya terlebih dahulu. proses pembelajaran tersebut membuat siswa

    masih merasa kesulitan ketika mengerjakan soal-soal tentang bangun ruang

    segiempat sehingga berdampak pada rendahnya minat dan hasil belajar

    siswa. Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhinya yaitu guru tidak

    mengguanakan alat peraga, dan juga guru hanya menganggap pembelajaran

    metematika hanya tentang menghafal rumus saja.

    Seringkali dalam upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran

    matematika ada permasalahan yang selalu munucul yaitu bagaimana cara

    menigkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

    Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih dan menerapkan

    pendekatan yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran, jika guru

    menggunakan strategi pembelajaran yang tepat maka minat belajar siswa

    akan meningkat dan jika minat siswa sudah ada maka hasil belajar akan ikut

    menigkat.

  • 6

    Ada berbagai macam pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

    untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi.

    Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru untuk menentukan

    bagaimana proses pembelajaran yang akan digunakan dalam upaya untuk

    mencapai tujuan pembelajaran. Selain strategi pembelajaran guru juga harus

    bisa menggunakan benda-benda konkret yang ada di sekitar siswa sebagai

    media pembelajaran.

    Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, menentukan stategi

    pembelajaran dan media pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk

    menunjang hasil belajar siswa. Strategi Team Quiz dan media tiga dimensi

    dapat dijadikan alternatif solusi untuk membelajarkan materi bangun ruang.

    Strategi pembelajaran Team Quiz adalah salah satu tipe model pembelajaran

    aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar di mana semua

    anggotanya bersama-sama mempelajari materi, mendiskusikan materi,

    saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah

    materi disampaikan terjadi sesi tanya jawab, setelah salah satu kelompok

    selesai mempresentasikan materi. Media tiga dimensi adalah sekelompok

    media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi.

    Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun

    mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya

    (Santyasa, 2007: 15).

    Penggunaan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

    menarik akan merangsang minat dan perhatian siswa dalam mengikuti

  • 7

    proses pembelajaran bangun ruang. Selain itu, penggunaan media ini akan

    membantu siswa dalam memahami konsep dasar matematika. Apabila

    konsep dasar sudah dipahami, pastinya akan membantu meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:

    “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

    BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM

    QUIZ BERBANTU MEDIA TIGA DIMENSI SISWA KELAS V

    SEMESTER II MI MA’ARIF BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO

    KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut: Apakah penerapan strategi pembelajaran Team

    Quiz yang berbantu media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar

    matematika materi bangun ruang siswa kelas V semester II MI Ma’arif

    Blotongan Kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

    untuk meningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang dengan

    menggunakan strategi Team Quiz berbantu media tiga dimensi pada siswa

  • 8

    kelas V semester II MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota

    Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

    D. Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

    1. Kegunaan secara teoritik

    Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

    informasi mengenai cara mengatasi permasalahan dalam proses

    pembelajaran terutama bagaimana cara meningkatkan hasil belajar

    Matematika materi bangun ruang kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Hasil

    penelitian ini juga diharapkan memberikan khasanah ilmu mengenai

    penerapan strategi pembelajaran Team Quiz dan media tiga dimensi.

    2. Kegunaan secara praktis

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

    berarti bagi siswa, guru, sekolah, dan bagi peneliti lain.

    a. Bagi siswa

    1) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang

    lebih baik melalui strategi pembelajaran Team Quiz berbantu

    media tiga dimensi.

    2) Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

    Matematika melalui media tiga dimensi.

    3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

    matematika materi bangun ruang.

  • 9

    b. Bagi Guru

    1) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar pada

    mata pelajaran Matemaika.

    2) Guru termotivasi untuk melakukan inovasi strategi dan media

    pembelajaran terutama Strategi Team Quiz dan media tiga

    dimensi.

    3) Meningkatkan rasa percaya diri dan kinerja guru.

    c. Bagi Sekolah

    Penelitian ini dapat dijadikan untuk meningkatkan media

    pendidikan dan memberikan nilai posotif MI Ma’arif Blotongan

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

    d. Bagi peneliti lain

    Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

    referensi tentang penerapan strategi pembelajaran Team Quiz dan

    media tiga dimensi.

    E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan

    1. Hipotesis

    Hipotesis merupakan pertanyaan logis yang menjadi dasar untuk

    menarik suatu kesimpulan sementara, atau proses berfikir deduksi

    mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Hipotesis merupakan

    jawaban yang masih bersifat sementara dan teoritis. Dalam penelitian

    ini hipotesisnya sebagai berikut:

  • 10

    “Jika strategi pembelajaran Team Quiz berbantu media tiga dimensi

    digunakan dengan baik maka dapat meningkatkan hasil belajar

    matematika materi bangun ruang siswa kelas V semester II MI Ma’arif

    Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2018/2019.”

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan strategi pembelajaran Team Quiz berbantu media tiga

    dimensi dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapan dapat

    tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah sebagai

    berikut:

    a. Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang

    siswa kelas V dengan menggunakan strategi Team Quiz berbantu

    media tiga dimensi secara berkelanjutan dari siklus pertama dan

    seterusnya.

    b. Bila dikelas tersebut terdapat 85% hasil belajar siswa telah mencapai

    KKM yang ditentukan sekolah.

    F. Metode penelitian

    1. Rancangan penelitian

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu

    usaha peningkatan motivasi belajar matematika yang dilakukan melalui

    proses kerja kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan

    peneliti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu perencanaan

  • 11

    kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

    terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3).

    2. Subjek penelitian

    Subjek penelitian adalah individu atau sekelompok orang yang dapat

    memberikan informasi secara jelas dan tepat terkait penelitian yang

    dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di

    MI Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Yang

    berjumlah 23 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa

    perempuan.

    Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi

    bangun ruang pada semester II tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini

    dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan

    pembelajaran yang terdapat mata pelajaran matematika yang

    disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas V MI Ma’arif Blotongan

    kecamatan Sidorejo kota Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian

    sebagai berikut:

    Tabel 1.1 waktu pelaksanaan penelitian

    No Siklus Waktu penelitian

    1 Pra Siklus Rabu 20 Maret 2019

    2 Siklus I Senin 25 Maret 2019

    3 Siklus II Kamis 28 Maret 2019

  • 12

    3. Langkah-langkah penelitian

    Ada beberapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan

    dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat

    tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

    pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, 2006:16). Adapun model dan

    penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai brikut:

    a. Perencanaan

    Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

    kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

    dilakukan. Langkah awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti

    melakukan perencanaan secera matang dan teliti. Maka kegiatan

    yang akan dilakukan yaitu: menyiapkan materi pembelajaran,

    membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan

    lembar observasi guru dan siswa, menyiapkan soal untuk

    mengetahui hasil belajar siswa, menyiapkan alat peraga dan media

    pembelajaran

    b. Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang

    merupakan implementasi ini rancangan, yaitu melaksanakan

    pembelajaran dengan strategi Team Quiz berbantu medi tiga

    dimensi. Hal yang harus di ingat adalah penelitian harus menaati apa

    yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus berlaku secara

    wajar dan tidak dibuat-buat. Khususnya untuk siswa yang belum

  • 13

    bisa menyimak dengan baik dan belum mampu berfikir abstrak

    dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang.

    c. Pengamatan

    Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan observasi,

    observasi yang dilakukan dalam siklus ini adalah dengan observasi

    langsung yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran

    berlangsung dengan panduan lembar observasi yang telah dibuat.

    Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan,

    hasil tindakan dan hambatan pada saat tindakan.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis

    data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran.

    Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan

    yang timbul selama proses pembelajaran. Pelaksanaan refleksi

    berupa diskusi antara peneliti dan guru mitra dengan melakukan

    evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.

    Evaluasi yang dilakukan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan,

    permasalahan yang muncul, kelemahan-kelemahan tindakan dan

    segala hal berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Dari hasil

    evaluasi tersebut akan dicari jalan keluar untuk mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang akan muncul sehingga dapat

    disusun rencana pada siklus selanjutnya. Berikut ini adalah gambar

    siklus penelitian tindakan kelas:

  • 14

    Gambar 1.1 siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto. 2006:16).

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Dokumetasi

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

    (Sugiyono, 2013:329). Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau

    karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang

    digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto yang menunjukkan

    gambaran mengenai kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan

    Pelaksanaan

    Perencanaan

    SIKLUS II

    ?

    Refleksi

    Pengamatan

    Refleksi

    Pengamatan

    SIKLUS I

    Perencanaan

    Pelasanaan

  • 15

    proses pembelajaran. Dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat

    data yang diperoleh dalam proses pembelajaran.

    b. Observasi

    Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

    mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

    sistematis (Arikunto, 1999:30). Kegiatan tersebut bisa berkenaan

    dengan cara guru mengajar, siswa belajar, dan lain sebagainya.

    Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data

    apakah strategi Pembelejaran Team Quiz berbantu media tiga

    dimansi dapat mingkatkan minat dan hasil belajar siswa.

    c. Wawancara

    Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara

    digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengn jalan

    tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara

    ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk

    mengajukan pertanyaan (Arikunto, 1999:30).

    d. Tes

    Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang

    diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan

    jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Jenis tes

    yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest dan posttest.

    Pretest dilakukan sebelum tindakan untuk mengetahui kemampuan

    awal siswa. Sementara posttest dilakukan sesudah tindakan (setiap

  • 16

    satu siklus berakhir) untuk mengetahui peningkatan kemampuan

    siswa. Tes dipergunakan untuk memperoleh data tentang hasil

    belajar kognitif siswa. Instrumen yang digunakan berupa butir soal

    pilihan ganda.

    5. Instrumen penelitian

    Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

    peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

    hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

    sehingga dapat diolah dengan mudah (Arikunto, 2006: 160). Instrumen

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    a. Lembar Observasi guru

    Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus

    diisi oleh observer. Lembar observasi guru adalah lembar

    pengamatan yang berisi penilain kegiatan guru pada proses

    pembelajaran di dalam kelas.

    b. Lembar Observasi siswa

    Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan untuk

    menilai proses pembelajaran siswa secara langsung di dalam kelas.

    c. Butir Soal

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan

    posttest. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

    siswa setelah diberi tindakan berupa penggunaan media tiga

  • 17

    dimensi. Soal yang digunakan berupa soal uraian. Setiap soal

    dijawab dengan benar mendapatkan skor 10, dan setiap soal dijawab

    dengan salah mendapatkan skor 0.

    d. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yakni rencana

    yang dibuat oleh guru sebagai acuan dalam proses pembelajaran

    yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan

    pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

    model pembelajaran dan soal evaluasi pembelajaran.

    6. Analisi data

    Hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

    dianalisis secara deskriptif. Data disajikan dalam bentuk tabel dan

    dihitung persentasenya. Sedangkan hasil tes dianalisis secara deskriptif

    kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar

    kognitif matematika materi bangun ruang melalui penggunaan media

    tiga dimensi. Data hasil tes yang diperoleh pada akhir siklus dihitung

    rata-rata kelasnya dan dihitung persentase siswa yang tuntas.

    Rumus untuk menghitung rata-rata (mean) menurut Daryanto (2018:

    165) yaitu sebagai berikut.

    x= ∑ 𝑥

    ∑ 𝑁

    Keterangan:

    x : Nilai rata-rata

    ∑ 𝑥 : Jumlah nilai semua siswa

  • 18

    ∑ 𝑁 : Jumlah siswa

    Sedangkan untuk menghitung presentase siswa yang lulus KKM

    digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2018:195):

    Presentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

    G. Definisi Opeasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa maupun

    perubahan dalam diri siswa setelah melalui suatu proses pembelajaran

    yang dilakukan secara terus menerus.

    2. Matematika

    Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu

    bilangan dan bangun yang dapat digunakan dalam menyelesaikan

    masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Bangun ruang

    Bangun ruang merupkan rebuah bangun tiga dimensi yang dibatasi

    oleh beberapa bidang datar maupun lengkung. Bangunn ruang memiliki

    sisi, rusuk, titik sudut

    4. Strategi Team Quiz

    Strategi Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif dimana

    siswa dapat terlibat secara aktif dalam sebuah kelompok dengan

  • 19

    membuat kuis berupa pertanyaan dan jawaban yang akan

    dipertandingkan dengan kelompok lain.

    5. Media Tiga Dimensi

    Media Tiga Dimensi merupkan sebuah media yang disajikan dalam

    bentuk visual tiga dimensi baik benda hidup, benda mati maupun bentuk

    tiruan yang mewakili aslinya.

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penelitian skripsi hasil penelitian tindakan kelas

    meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

    Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut:

    1. Bagian awal

    Cakupan bagian awal, meliputi sampul, lembar berlogo, judul (sama

    dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

    pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,

    abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

    2. Bagian inti

    Dalam bagian inti penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab

    yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Terdiri dari: A. Latar belakang masalah; B. rumusan masalah; C.

    Tujuan penelitian; D. Manfaat penelitian; E. Hipotesis tindakan dan

    indikator tindakan; F. Metode penelitian; G. Sistematika penulisan.

  • 20

    BAB II LANDASAN TEORI

    Terdiri dari: A. Kajian Teori, B. Kajian pustaka

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    Pemaparan hasil penelitian berisi tentang: 1. Deskripsi pelaksanaan

    prasiklus, 2. Deskripsi pelaksanaan siklus I

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi: A. Deskripsi per siklus B. Pembahasan

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan

    skripsi yang penulis susun. Bab lima ini penulis mengemukakan

    kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan saran-saran dalam

    rangka meningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas V MI

    Ma’arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

    3. Bagian akhir

    Pada bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

    riwayat hidup penulis.

  • 21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Kajian Teori

    a. Hasil belajar

    1) Pengertian hasil belajar

    Hasil menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

    adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan

    sebagainya) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah

    ladang dan sebagainya).

    Menurut Slameto (Afandi, Chamalah, Wardani,

    2013:1) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Beberapa para ahli menyebutkan definisi belajar

    (Fathurrohman dan Sulistiyorini, 2012:10) antara lain:

    a) Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan

    tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu

    yang disebabkan olah pengalamannya yang berulang-

    ulang dalam situasi itu dimana perubahan tingkah laku

    itu tidak dapat dijelaskan atas kecenderungan respon

    pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat

  • 22

    seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

    sebagainya).

    b) Menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi

    stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

    siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah

    dari waktu sebelum dia mengalami situasi itu ke waktu

    sesudah dia mengalami situasi tadi.

    c) Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang

    relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

    suatu hasil dari latihan atau pengamalan.

    d) Menurut Witherington belajar adalah suatu perubahan di

    dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola

    baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap,

    kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

    adalah suatu perubahan di dalam diri seorang individu

    sebagai hasil dari proses yang telah dialami secara berulang-

    ulang.

    Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

    Horward kingsley (Sudjana 2014:22) membagi hasil belajar

    menjadi tiga yakni, (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

    pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-

  • 23

    masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di

    tetapkan dalam kurikulum. Dalam sistem pendidikan nasioal

    rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun

    tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar

    dari benyamin bloom yang secara garis besar membagi

    menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan

    ranah psikomotoris.

    a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

    intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni

    pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

    sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

    kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

    termasuk kogitif tingkat tinggi.

    b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari

    lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

    penilaian, organisasi dan internalisasi.

    c) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

    keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam

    aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan reflek,

    keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

    keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

    kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

  • 24

    Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil

    belajar. Di antara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang

    paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena

    berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai

    isi bahan pelajaran.

    Dalam kegiatan belajar biasanya guru menetapkan

    sebuah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Anak yang

    berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil dalam

    mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dengan ditandai nilai

    yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

    2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

    interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari

    dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

    eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam

    rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang

    sebaik-baiknya. Secara umum keberhasilan belajar

    dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (Sriyanti,

    2011:23-25). Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai

    berikut:

  • 25

    a) Faktor eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di

    luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor

    eksternal berarti faktor yang berada di luar diri siswa.

    Fakor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan

    faktor sosial.

    (1) Faktor nonsosial

    Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar

    individu yang berupa kondisi fisik yang ada di

    lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan

    kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah,

    keluarga mupun di masyarakat, aspek fisik tersebut

    bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung

    dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah

    dan sejenisnya.

    (2) Faktor sosial

    Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar

    individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang

    bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang

    berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan

    lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan

    anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,

    kedekatan hubungan antara anak dan orang lain,

  • 26

    keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga,

    hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.

    b) Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam

    diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri

    dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

    (1) Faktor fisiologis

    Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat

    dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

    (a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya

    Keadaan tonus jasmani secara umum yang

    ada dalam diri individu sangat mempengaruhi

    hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara

    umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan

    kebugaran fisik individu. Apabila badan individu

    dalam keadaan bugar dan sehat maka akan

    mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan

    individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang

    sehat maka akan menghambat hasil belajar.

    (b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

    Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

    adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama

    yang berkaitan dengan fungsi panca indra yang

  • 27

    ada dalam diri individu. Panca indra merupakan

    pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri

    individu.

    (2) Faktor psikologis

    Faktor psikologis adalah faktor psikis yang

    ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut

    antara lain tingkat kecerdasan, minat, bakat, sikap,

    kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

    Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap

    serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

    Demikian juga motivasi, bakat, dan minat banyak

    memberikan warna terhadap aktivitas belajar.

    Bakat dan minat terhadap suatu mata

    pelajaran akan mendorong seseorang mendapat

    kemudahan mecapai tujuan belajar. Demikian halnya

    dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang

    mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh

    semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian

    mudah putus asa, kurang energik, dan gampang

    menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan

    mempengaruhi hasil belajar.

  • 28

    b. Matematika

    Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang

    bersifat pasti ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri.

    Matematika dikatakan ilmu pasti karena matematika berkaitan

    dengan ilmu pasti. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein

    atau mathema yang berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’,

    sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ‘ilmu pasti’

    (Shadiq, 2014:5). Menurut Didi Haryono (2014:6), istilah

    matematika berasal dari istilah Latin yaitu Mathematica yang

    awalnya mengambil istilah Yunani yaitu Mathematike yang berarti

    relacting to learning yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan.

    Kata Yunani tersebut mempunyai akar kata. Mathema yang berarti

    pengkajian, pembelajaran, ilmu atau pengetahuan (knowledge) yang

    ruang lingkupnya menyempit. Sedangkan dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu

    tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

    penyelesaian masalah mengenai bilangan.

    Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

    tentang bilangan dan bangun (datar dan ruang) lebih menekankan

    pada materi matematikanya. Namun kecenderungan pada saat ini

    definisi matematika lebih dikaitkan dengan kemampuan berfikir

    yang di gunakan para matematikawan. Jelasnya sekarang bahwa

    matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang menjelaskan tentang

  • 29

    pola, baik pola di alam maupun pola yang ditemukan melalui

    pikiran. Pola-pola tersebut bisa berbentuk real (nyata) maupun

    berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat dalam bentuk mental,

    statis atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, asli berkaitan dengan

    kehidupan nyata sehari-hari atau lebih dari hanya sekedar untuk

    keperluan rekreasi. Hal-hal tersebut dapat muncul dari lingkungan

    sekitar, dari kedalaman ruang dan waktu, atau dari hasil pekerjaan

    pikiran insani. Perubahan dalam definisi dan tuntunan perubahan

    proses pembelajaran matematika di kelas tersebut merupakan

    penyesuaian atau mengantisipasi perubahan kebutuhan siswa

    terhadap matematika. Di masa kini dan masa yang akan datang

    kemampuan berfikir dan bernalar jauh lebih dibutuhkan. Para siswa

    tidak hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan geometri.

    Karena dimasa kini dan di masa yang akan datang, di era komunikasi

    dan teknologi canggih, dibutuhkan para pekerja cerdas dari pada

    pekerja keras. Dibutuhkan para pekerja yang talah disiapkan untuk

    mampu mencerna ide-ide baru, mampu menyesuaikan terhadap

    perubahan, mampu menangani ketidak pastian, mampu menemukan

    keteraturan, dan mampu memecahkan masalah yang tidak lazim.

    Untuk mencapai hal-hal itu, beberapa kompetensi atau

    kemampuan yang menurut De Lange (Shadiq, 2014:8) harus

    dipelajari dan dikuasai para siswa selama proses pembelajaran

    matematika di kelas adalah:

  • 30

    1) Berfikir dan bernalar secara matematis

    2) Berargumentasi secara matematis. dalam arti memahami

    pembuktian, mengetahui bagaimana membuktikan, mengikuti

    dan menilai rangkaian argumentasi, memiliki kemampuan

    menggunakan heuristics (strategi) dan menyusun argumentasi.

    3) Berkomunikasi secara matematis. Dapat menyatakan pendapat

    dan ide secara lisan, tulisan, maupun bentuk lain serta mampu

    memahami pendapat dan ide orang lain.

    4) Pemodelan. Menyusun model matematika dari suatu keadaan

    atau situasi, mengintepretasi model matematika dalam konteks

    lain atau pada kenyataan sesungguhnya, bekerja dengan model-

    model, menvalidasi model, serta menilai model matematika

    yang sudah disusun.

    5) Penyusunan dan pemecahan masalah. Menyusun, menformulasi,

    mendefinisikan, dan memecahkan masalah dengan berbagai

    cara.

    6) Representasi. Membuat, mengartikan, mengubah, membedakan,

    dan mengintepretasi representasi bentuk matematika lain, serta

    memahami hubungan antar bentuk atau bentuk representasi

    tersebut.

    7) Simbol. Menggunakan bahasa dan operasi yang menggunakan

    simbol baik formal maupun teknis.

  • 31

    8) Alat dan teknologi. Menggunakan alat bantu dan alat ukur,

    termasuk menggunakan dan mengaplikasikan teknologi jika

    diperlukan.

    Dari delapan kompetensi tersebut menunjukkan pentingnya

    mempelajari matematika dalam menata kemampun berfikir para

    siswa, bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan

    materi matematika dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu

    menggunakan dan memanfaatkan teknologi.

    Tujuan pembelajaran matematika menurut permendiknas No. 22

    tahun 2006 (Shadiq, 2014:11) adalah sebagai berikut:

    1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

    konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, serta luwes,

    akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

    2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan

    manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

    bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,

    3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

    masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

    dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

    4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

    atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

    5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

    kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

  • 32

    dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

    dalam pemecahan masalah.

    Dengan tujuan pembelajaran matematika diatas dijelaskan

    bahwa tujuan tersebut telah sesuai dengan kecenderungan baru di

    bidang pendidikan matematika. Implikasinya, setiap pihak agar

    tidak ragu-ragu untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh

    arahan kurikulum yang ada sehingga kelima tujuan tersebut dapat

    tercapai dangan baik.

    c. Strategi Taem Quiz

    Secara bahasa, strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu

    “strategia” yang memiliki makna seni seorang jendral. Adapun

    secara istilah, strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai

    “sesuatu pendekatan dalam mengorganisasikan komponen-

    komponen pembelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif yang

    dikembangkan oleh Silberman. Menurut silbermen (Nurbani dan

    Sofya, 2015:264) Pada strategi pembelajaran Team Quiz ini siswa

    dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab

    untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain

    menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Pada

    pembelajaran Team Quiz, siswa terlibat aktif dengan membuat kuis

  • 33

    berupa pertanyaan dan jawaban yang nantinya akan dipertandingkan

    antar kelompok.

    Strategi pembelajaran Team Quiz merupakan salah satu

    acuan yang bisa diterapkan oleh guru untuk melakukan variasi

    strategi pembelajaran. Dengan adanya kompetisi antar kelompok,

    peserta didik akan mempunyai tanggung jawab yang sama serta

    saling memberikan motivasi agar dapat memperoleh skor yang

    tinggi dalam pertandingan.

    Langkah-langkah strategi pembelajaran Team Quiz (Hidayat,

    2015:150) adaah sebagai berikut:

    1) Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga

    bagian.

    2) Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.

    3) Guru menjelaskan skenario pembelajaran dan menyajikan

    materi pelajaran

    4) Guru meminta tim A kuis berjawaban singkat, sedangkan tim B

    dan C memanfaatkan waktu untuk membaca kembali catatan

    mereka.

    5) Tim A memberikan kuis kepada tim B. Jika tim B tidak bisa

    menjawab, maka tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.

    Hal ini dilakukan bergiliran.

    6) Tim A mengajukan pertanyaan selanjutya kepada tim C, dan

    ulangi proses yang sama dengan langkah (5).

  • 34

    7) Ketika kuis telah selesai, guru melanjutkan bagian kedua dengan

    meminta tim B sebagai pemimpin kuis.

    8) Setelah tim B menyelesaikan kuis, guru melanjutkan pada

    bagian ke tiga pelajaran, menuntun tim C sebagai pemimpin dan

    seterusnya berlangsung sebagaimana proses sebelumnya.

    Strategi pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan semangat

    belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa akan merasa senang dan

    tidak menganggap mata pelajaran matematika membosankan.

    Kelebihan dan Kekurangan Strategi Team Quiz Menurut

    Sanjaya (Anggraini, 2012:7) adalah sebagai berikut:

    1) Kelebihan Strategi pembelajaran Team Quiz adalah sebagai

    berikut:

    a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi

    dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.

    b) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide

    atau gagasan.

    c) Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.

    d) Menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak

    menjadi nyata.

    2) Kekurangan stategi pembelajaran Team Quiz adalah sebagai

    berikut:

  • 35

    a) Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan

    itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak

    akan tercapai.

    b) Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara

    individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.

    c) Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan

    waktu yang panjang.

    d. Media Tiga Dimensi

    1) Pengertian media pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk

    jamak dari kata medium yang harfiah berarti perantara atau

    pengantar. Jadi, secara bahasa media berarti pengantar pesan

    dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus,

    dalam pengertian proses belajar mengajar cenderug diartikan

    sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk

    menangkap, memproses menyusun kembali informasi visual

    atau verbal. Media pembelajaran adalah media-media yang

    digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru

    dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar

    ke penerima pesan belajar (Cahyono, 2019:2).

    Bovee (Sanaky, 2015:3) mengatakan media adalah sebuah

    alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media

    pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat

  • 36

    digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Gagne

    (Sanaky, 2015: 4) berpendapat bahwa media adalah berbagai

    jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

    merangsangnya untuk belajar. Briggs (Sanaky, 2015:4)

    menyatakan bahwa media adalah segala wahana atau alat fisik

    yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

    belajar.

    Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

    yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

    dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

    pembelajaran), sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

    perhatian, dan minat siswa dalam kegiatan belajar untuk

    mencapai tujuan belajar.

    2) Tujan, manfaat dan fungsi media pembelajaran

    a) Tujuan media pembeljaran:

    Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran

    untuk:

    (1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,

    (2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

    (3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan

    tujuan pembelajaran,

    (4) Membantu konsentrasi siswa dalam proses

    pembelajaran. (Sanaky, 2015:5)

  • 37

    b) Manfaat media pembelajaran

    Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun

    khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi siswa dan guru

    adalah sebagai berikut:

    (1) Guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar

    (2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya,

    sehingga dapat lebih dipahami siswa, serta

    memungkinkan guru menguasai tujuan pembelajaran

    dengan baik.

    (3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata

    hanya komunikasi verbal melalui penutuan kata-kata

    lisan guru, siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan

    tenaga,

    (4) Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar,

    sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru

    saja, tetapi aktivitas lain yang dapat dilakukan: seperti

    mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-

    lain (Sanaky, 2015:5).

    c) Fungsi media pembelajaran

    Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang

    pembelajaran dengan :

    (1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka,

  • 38

    (2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,

    (3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret,

    (4) Memberi kesamaan persepsi,

    (5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,

    (6) Menyajikan ulang informasi konsisten,

    (7) Memberi suasana pembelajaran yang menyenangkan,

    tidak tertekan, santai, dan menarik sehingga dapat

    mencapai tujuan pembelajaran. (Sanaky, 2015:7)

    3) Jenis-jenis media pembelajaran

    Azhar arsyad (Mukhlisin, 2016:35) mengelompokkan media

    ke dalam delapan jenis, yaitu 1) media cetakan, 2) media pajang,

    3) overhead transparancies, 4) rekaman audiotape, 5) seri slide

    dan filmstrips, 6) penyajian multi-image, 7) rekaman video dan

    film hidup, dan 8) komputer.

    Sementara Briggs (Sadiman dkk, 2009:23) mengidentifikasi

    tiga belas macam media yang dipergunakan dalam proses belajar

    mengajar, yaitu: benda nyata, model, suara alamiah, rekaman

    radio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media

    transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan

    gambar.

    Sudjana dan Rivai (Mukhlisin, 2016:35) mengelompokkan

    media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu media grafis,

    media tiga dimensi, media proyeksi, dan lingkungan. Media

  • 39

    grafis meliputi gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,

    kartun, komik, dan lain-lain. Media tiga dimensi meliputi bentuk

    model seperti model padat, model penampang, model susun,

    model kerja, mock up, diorama, dan lainlain. Sedangkan yang

    termasuk media proyeksi yaitu slide, film strips, film,

    penggunaan OHP dan lain-lain.

    Schramm (Sadiman dkk, 2009:27) membedakan media

    berdasarkan kerumitan media dan besarnya biaya, yaitu media

    rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah

    (little media).

    4) Media tiga dimensi

    Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi

    yang penyajiannya secara visual tiga dimensional (Santyasa,

    2007:15). Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda

    asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai

    tiruan yang mewakili aslinya.

    Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah,

    adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan

    pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian

    khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah

    diperoleh di lingkungan sekitar.

    Moedjiono (Santyasa, 2007:15) mengatakan bahwa media

    sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan:

  • 40

    memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara

    kongkret dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan

    obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat

    memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat

    menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan

    kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau

    sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan

    ruang yang besar dan perawatannya rumit. Menurut Sudjana dan

    Rivai (Mukhlisin, 2016:37) salah satu jenis media tiga dimensi

    adalah model. Model adalah tiruan tiga dimensional dari

    beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu

    kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk

    dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya.

    Media model termasuk benda tiga dimensi yang memiliki

    keunggulan bila dibandingkan dengan gambar yang hanya dua

    dimensi. Oleh kerana itu, model sangat membatu unuk

    mewujudkan realitas yang tidak saja dapat dilihat, tetapi juga

    dapat diraba. Untuk itu, model dapat dibuat sendiri oleh siswa

    atas bimbingan guru atau juga dapat dibuat oleh guru itu sendiri.

    Model atau mendia tiruan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

    a) Solid model, model ini terutama hanya menunjukkan bagian

    luar,

  • 41

    b) Cross section model, model ini hanya menampakan struktur

    bagian luar saja

    c) Working model, model ini hanya mendemonstrasikan fungsi

    atau proses-proses saja (Sanaky, 2015:130).

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media tiga

    dimensi model solid. Model solid yang digunakan peneliti ini

    adalah bentuk geometri bangun ruang.

    Adapun langkah-langkah penggunaan media tiga dimensi

    bangun ruang pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

    a) Persiapan

    (1) Mengidentifikasi segala kebutuhan yang diperlukan

    dalam pembelajaran bangun ruang.

    (2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang diharapkan

    dimiliki dan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran

    bangun ruang.

    (3) Merumuskan butir-butir materi tentang bangun ruang

    sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    b) Pelaksanaan

    (1) Menjelaskan materi bangun ruang melalui penggunaan

    media tiga dimensi bangun ruang.

    (2) Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan

    mengamati model bangun ruang.

  • 42

    (3) Siswa mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang

    melalui model bangun ruang.

    c) Tindak lanjut

    (1) Memberikan umpan balik.

    (2) Evaluasi.

    e. Bangun Ruang

    Suharjana (Mukhlisin, 2016:24) menyatakan bahwa bangun

    ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik

    yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Sementara

    Subarinah berpendapat bahwa bangun ruang adalah bangun

    geometri dimensi tiga dengan batas-batas berbentuk bidang datar

    dan atau bidang lengkung.

    Bagian-bagian bangun ruang terdiri dari sisi, rusuk, dan titik

    sudut. Sisi adalah bidang yang membentuk suatu bangun ruang.

    Bidang tersebut dapat berupa bidang datar ataupun bidang lengkung.

    Rusuk adalah garis yang merupakan perpotongan antara dua buah

    sisi. Garis tersebut dapat berupa garis lurus ataupun garis lengkung.

    Titik sudut adalah titik yang merupakan perpotongan tiga bidang

    atau perpotongan tiga buah rusuk atau lebih.

    Bangun ruang yang perlu diketahui oleh siswa kelas V yaitu

    balok, Kubus, prisma, limas, tabung dan kerucut.

  • 43

    2. Kajian Materi

    a. Sifat-sifat Bangun Ruang

    1) Kubus

    Kubus adalah prisma segiempat yang keenam sisinya berupa

    persegi yang kongruen. Memiliki 12 rusuk, memiliki 8 titik

    sudut. memiliki 6 sisi.

    Gambar 2.1 Kubus

    Secara umum sifat-sifat kubus adalah sebagai berikut:

    a) Semua rusuk kubus sama panjang,

    b) Semua titik sudut kubus sama besar yakni 90o,

    c) Semua sisi kubus berbentuk persegi dan sama.

    2) Balok

    Balok adalah prisma yang bidang alas dan bidang atasnya

    berupa segiempat yang saling sejajar, dan bidang tegak berupa

    segiempat. Balok memiliki 12 rusuk, 8 titik sudut, dan memiliki

    6 sisi.

  • 44

    Gambar 2.2 Balok

    Secara umum sifat-sifat balok adalah sebagai berikut:

    a) Rusuk-rusuk balok yang berhadapan sama panjang.

    b) Semua titik sudut balok sama besar yaitu 90°.

    c) Sisi balok yang berhadapan sama dan berbentuk persegi

    panjang.

    3) Prisma segitiga

    Prisma segitiga adalah prisma yang bidang alas dan bidang

    atasnya berbentuk segitiga yang saling sejajar, dan bidang tegak

    berupa segiempat. Prisma segitiga memiliki 9 rusuk, 6 titik sudut

    dan memiliki 5 sisi.

    Gambar 2.3 Prisma segitiga

  • 45

    Secara umum unsur-unsur prisma tegak segitiga:

    a) Terdiri atas sisi alas, sisi tegak dan sisi atas

    b) Sisi alas sama dan sebangun dengan sisi atas, berbentuk

    segitiga.

    c) Sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang.

    4) Limas

    Limas merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah

    poligon (segi banyak) sebagai alas dan segitiga-segitiga (yang

    disebut sisi tegak) yang memiliki satu titik sudut persekutuan

    (yang disebut puncak). Rusuk-rusuk yang melalui puncak

    disebut rusuk tegak. Sebuah limas dinamai menurut bentuk

    alasnya. Limas yang bentuk alasnya segiempat dinamakan limas

    segiempat. Limas segiempat memiliki lima bidang atau sisi, sisi

    miring berbntuk segitiga, sisi alas berbentuk segiempat.

    Gambar 2.4 Limas

  • 46

    Secara umum sifat-sifat limas segiempat adalah sebagai berikut:

    a) Terdiri atas sisi alas dan sisi miring.

    b) Sisi miring berbentuk segitiga.

    c) Sisi alas berbentuk segiempat

    5) Tabung

    Tabung merupakan bangun ruang yang dibatasi dua

    lingkaran yang sejajar dan kongruen dan dibatasai juga oleh

    himpunan garis-garis sejajar yang tegak lurus dan memotong

    dua lingkaran tersebut. Rusuk tabung berupa garis melingkar.

    Tabung tidak mempunyai titik sudut karena rusuk-rusuknya

    tidak saling bertemu. Tabung memiliki 2 buah rusuk, tidak

    memiliki titik sudut, dan memiliki 3 buah sisi.

    Gambar 2.5 Tabung

    Secara umum sifat-sifat tabung adalah sebagai berikut:

    a) Terdiri atas sisi alas, sisi atas dan sisi lengkung.

    b) Sisi alas sama dan sebangun dengan sisi atas, berbentuk

    lingkaran .

    c) Sisi lengkung disebut selimut tabung

  • 47

    6) Kerucut

    Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah

    lingkaran (yang disebut bidang alas) dan dibatasi juga oleh

    himpunan garis-garis yang melalui satu titik (yang disebut

    puncak) dan lingkaran (bidang alas).

    Gambar 2.6 Kerucut

    Secara umum sifat-sifat kerucut adalah sebagai berikut.

    a) Terdiri atas bidang atau sisi alas dan sisi lengkung.

    b) Sisi alas berbentuk lingkaran.

    c) Sisi lengkung bertemu di suatu titik yang disebut titik puncak

    kerucut.

    b. Jaring-Jaring Bangun Ruang

    Jaring-jaring bangun ruang terdiri dari beberapa bangun

    datar yag dirangkai. Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun

    ruang. Sebuah kotak mempunyai rusuk. Rusuk-rusuk itu juga

  • 48

    merupakan jaring-jaring. Jika sebuah kotak kita lepas perekatnya,

    maka akan terbentuk jaring-jaring. Perhatikan gambar di bawah ini.

    1) Jaring-jaring kubus

    Jaring-jaring kubus adalah rangka dasar yang berbentuk

    suatu bangun. Sebelum membuat bangun, kita dapat membuat

    jaring-jaringnya terlebih dahulu.

    sebuah kubus digunting pada rusuk

    AB,BF,FE,EH,HG,GC,CD

    Semua lipatan diluruskan, maka didapat bangun datar yang

    terdiri atas enam persegi yang sama. Bangun datar diatas disebut

    jaring-jarng kubus.

  • 49

    Gambar 2.7 jaring-jaring kubus

    2) Jaring-jaring balok

    Sebuah balok digunting pada rusuk BF,

    FG, GC, CD, DH, HE, dan EA

    Semua lipatan diluruskan.

    Didapat bangun datar yang terdiri atas tiga

    pasang persegi panjang atau persegi yang

    sama. Bangun datar disamping disebut

    jaring-jaring balok.

    Gambar 2.8 jaring-jaring Balok

  • 50

    3) Jaring-jaring prisma segitiga

    Gambar 2.9 Jaring-jaring prisma segitiga

    4) Jaring-jaring Limas Segiempat

    Gambar 2.10 Jaring-jaring Limas Segiempat

    5) Jaring-jaring Tabung

    Gambar 2.11 jaring-jaring tabung

    6) Jaring-jaring Kerucut

    Gambar 2.12 jaring-jaring kerucut

  • 51

    B. Kajian Pustaka

    1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tutik Angraini dengan

    judul “ penerapan metode Team Quiz dalam proses pembelajaran untuk

    meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV di SD Negeri Begalon

    1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012”, dari hasil penelitian yang

    dilakukan pada kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta tahun ajaran

    2011/2012, diperoleh bahwa penerapan metode team quiz dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematik. hal ini

    terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata

    siswa 62,44 dengan presentase ketuntasan sebesar 51,11%, siklus I nilai

    rata-rata kelas 69,11 dengan presentase ketuntasan sebesar 84,44%,

    siklus II nilai rata-rata kelas 77,11 dengan presentase ketuntasan sebesar

    93,33%.

    2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuni Agustina dengan

    judul “ upaya meningkatkan minat belajar matematika materi

    pengolahan data melalui metode Team Quiz kelas VI MI Bina Bangsa

    Surabaya”, dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VI MI Bina

    Bangsa Surabaya, diperoleh bahwa penerapan metode Team Quiz dapat

    meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematik. Hal

    ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata minat belajar siswa dari

    siklus I sebesar 76,77 (minat rendah) dan siklus II 85,77 (minat tinggi.

  • 52

    Presentase peningkatan siswa yang memiliki minat belajar tinngi atau

    sangat tinggi pada siklus I sebesar 45,83% dan siklus II sebesar 83,33%.

    3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cintya

    Kusumawardani dengan judul “ pengaruh strategi pembelajaran Team

    Quiz terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V MIN 10

    Bandar Lampung”, dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelas V

    MIN 10 Bandar Lampung, strategi pembelajaran Team Quiz

    memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

    matematika peserta didik kelas V MIN 10 Bandar Lampung. Hal ini

    dapat dilihat bahwa rata-rata nilai pretest peserta didik pada kelas

    eksperimen adalah 53.95 dan postestnya 75.62 sedangkan untuk kelas

    kontrol nilai pretest 51.97 dan posttestnya 59.84. Hasil hipotesis

    menunjukan bahwa Thitung 4.36 > Ttabel 2.00 apabila Fhitung lebih

    besar dibandingkan Ftabel oleh karena itu Hipotesis H 0 ditolak dan H1

    diterima.

    Berdasarkan penelitian diatas ada persamaan dan pebedaan dengan

    penelitian ini. Yang menjadi persamaan dalam penelitian adalah strategi

    yang digununakan yaitu strategi pembelajaran Team Quiz terhadap hasil

    belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

    sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan media tiga dimesi

    untuk membantu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

    strategi pembelajaran Team Quiz. Sedangkan pada penelitian sebelumnya

  • 53

    hanya menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz. Juga pada penelitian

    Cintya Kusumawardani menggunakan model penelitian kuantitatif.

  • 54

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing

    siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

    refleksi. Uraian dari kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut:

    A. Deskripsi Pelaksaan Penelitian Siklus I

    Pelaksanaan Siklus I dilakukan dalam empat tahap. Tahapan-tahapan

    tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Perencanaan

    Perencanaa dilakukan dengan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan

    dengan melaksanakan tindakan pada proses pembelajaran bangun

    ruang, diantaanya:

    Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan tindakan kelas.

    a. Membuat RPP yang disesuaikan dengan penerapan penggunan

    strategi pembelajaran dan media pembelajaran dalam kegiatan

    pembelajaran matematika materi bangun ruang. RPP digunakan

    sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

    b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses

    pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui strategi

    pembelajaran Team Quiz. Perangkat yang perlu disiapkan pada

    Siklus I meliputi lembar pengamatan guru dan siswa, materi

    pembelajaran, soal-soal, dan media pembelajaran tiga dimensi.

  • 55

    c. Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan

    siswa pada proses pembelajaran.

    2. Pelaksanaan

    Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019.

    Pelaksanaan siklus I ini menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz

    yang berbantu media tiga dimensi pada materi bangun ruang. Langkah-

    lagkah dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

    a. Pendahuluan

    Kegiatan awala meliputi salam, do’a, mengecek kehadiran

    siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, guru mengingatkan

    kembali materi bangun ruang yang telah dipelajari.

    b. Kegiatan Inti

    1) Siswa memperhatikan media bangun ruang yang dibawa oleh

    guru.

    2) Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan media bangun

    ruang yang dibawa.

    3) Guru memberikan jawaban berkaitan dengan media bangun

    ruang yang dibawa.

    4) Guru memberikan penjelasan berkaitan dengan materi bangun

    ruang yang akan dipelajari.

    5) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar yaitu kelompok

    A kelompok B, dan kelompok C.

  • 56

    6) Guru memberikan arahan peraturan strategi yang akan

    digunakan yaitu Team Quiz.

    7) Guru memberikan masing-masing kelompok selembar kertas

    sebagai media bagi siswa untuk menulis soal saat game di mulai.

    8) Guru membagikan materi bangun ruang kepada setiap

    kelompok.

    9) Siswa mendiskusikan pada masing-masing kelompok untuk

    membuat soal yang akan diajukan pada kelompok lawan.

    10) Guru mempersilahkan kepada kelompok A untuk memberikan

    pertanyaan kelompok B, jika kelompok B tidak bisa menjawab

    maka harus dilempar kepada kelompok C. Guru memberikan

    batasan waktu kepada siswa untuk segera menjawab. Dan

    seterusnya melakukan hal yang sama