peningkatan hasil belajar matematika dengan model pembelajaran...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI HIMPUNAN
PADA SISWA KELAS VII C MTs ASSALAFI SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Azizah
NIM. 23070150089
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI HIMPUNAN
PADA SISWA KELAS VII C MTs ASSALAFI SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Azizah
NIM. 23070150089
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
إن مع العسر يسرا“Sesungguhnya , sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyiroh: 6)
“pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk
merubah dunia”
~Nelson Mandela~
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan skripsi ini teruntuk:
1. Kepada kedua orang tuaku (Bp. Sugeng Jilal dan Ibu Umi Maghfiroh) yang
selalu menyayangi, dan mendo‟akan untuk kebahagiaan dan kesuksesanku,
semoga selalu sehat dan dalam lindungan-Nya.
2. Kepada adik-adikku tercinta (Ahsani Muarifah, Sofia Salasa Marzukoh,
Muhammad Faqih Asy ary) serta adik sepupuku tersayang (Dwi Nur Afifah),
yang selalu memberikan semangat dan selalu memberikan motivasi serta
dorongan untuk selalu menuntut ilmu dan juga menghiburku, semoga selalu
diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan-Nya.
3. Kepada seluruh keluargaku yang selalu mendo‟akan untuk kebahagiaan dan
kesuksesanku, semoga selalu sehat dan dalam lindungan-Nya.
4. Kepada seluruh dosen yang telah memberikan pengajaran ilmu, dan
karyawan yang telah memberikan pelayanan akademik, semoga selalu sehat
dan dalam lindungan-Nya.
5. Kepada sahabatku Lailatis Saadah yang selalu selalu menjadi kakak, adik,
mentor dan tempat berbagi disaat suka maupun duka, semoga slalu semangat
vi
dalam melangkahkan kaki menuju kesuksesan dan diberikan kesehatan serta
jodoh yang diharapkan.
6. Kepada sahabatku dan teman sekasur ku Alinatul Munawaroh yang selalu
saling memberi semangat dalam mengerjakan skripsi, berbagi cerita indah
maupun sedih, dan teman makan yang selalu siap untuk mencoba menu baru.
7. Kepada teman-teman ku kesayangan Mb Iin teman sekasur ku yang selalu
menemani dan mengingatkan dan juga Mb metty dan Mb Tiw yang selalu
jadi teman bercanda dikampus, teman bercerita dikos dan teman berbagi hal-
hal menarik selama di Salatiga.
8. Kepada engkau calon imam ku, yang selalu memberikan semangat dan
dukungan dalam proses studiku, menemani disaat terpurukku, dan
mengingatkan disaat malas ku.
9. Kepada teman sekaligus keluargaku kedua Rumah Tahfidz Daarul Ilmi
periode 2015 – 2019 (ustadzah Nurrohmah, Mb Irti, Mb Alin, Mb Rina, Dek
Lilis, dek Dyah, dek lala, mba yuli, mba alif, mba uma, mb khori‟, ustadzah
Ningsih, mb hana, mba nia, mba fitri, mba melani, dkk) yang selalu
menemani dari awal semester hingga saat ini, semoga selalu sehat dan diberi
kelancaran dalam segala urusannya.
10. Kepada teman-temanku seperjuangan (T.MTK 2015) yang sama-sama
berjuang dalam studinya, semoga dipermudah dalam mengerjakan tugas
akhirnya.
vii
11. Kepada teman-temanku PPL IAIN Salatiga 2018 di SMPN 10 Salatiga yang
selalu memberikan semangat dan motivasinya, semoga diberikan selalu
kesehatan dan dimudahkan segala urusannya.
12. Kepada teman-temanku KKN IAIN Salatiga 2019 di Dusun Soti, Desa
Sidomulyo, Kec. Candimulyo, Magelang yang selalu memberikan semangat,
semoga dimudahkan dalam menyelesaikan tugas akhirnya dan diberikan
kemudahan jalan dalam melangkah menuju kesuksesan.
viii
KATA PENGANTAR
الله الر حمن الر حيم بسم
Puji syukur peneiti panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI HIMPUNAN PADA
SISWA KELAS VII C MTs ASSALAFI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN
2019/2020”.
Didalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Winarno, S. Si., M.Pd. Selaku Ketua Prodi Studi Tadris
Matematika IAIN Salatiga.
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
dengan ketulusan dan kesabaran mengarahkan dalam memberikan bimbingan.
5. Bapak Mufiq, S.Ag., M. Phil. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
memberi motivasi dan dengan sabar memberikan bimbingan hingga skripsi
selesai.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Tadris Matematika, yang telah memberikan bekal
ilmu yang tak ternilai selama belajar di IAIN Salatiga.
ix
7. Bapak Ahmad Jamsuki, S. Ag. Selaku kepala sekolah MTs Assalafi Susukan
yang telah berkenan memperbolehkan sekolahan tersebut sebagai tempat
penelitian.
8. Bapak Taufik reza, S. Pd. selaku guru kelas VII C MTs Assalafi Susukan
yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.
9. Siswa-siswi kelas VII C MTs Assalafi Susukan yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
10. Kedua orang tuaku Sugeng Jilal dan Umi Maghfiroh yang telah memberikan
kasih sayang dan dukungan hingga skripsi ini selesai.
11. Saudara-saudaraku yang telah membantu menyemangati dan memberikan
dukungan sehingga dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan maupun
kesalahan dalam penyusunan skripsi. Untuk itu penulis bersedia menerima kritik
dan saran yang membangun demi kebaikan diwaktu yang akan datang. Tak lupa
penulis juga meminta maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini..
Harapan penulis semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khusus
lainnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, Desember 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Azizah, Nur. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Materi
Himpunan Pada Siswa Kelas VII C Mts Assalafi Susukan Tahun
Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Jurusan Tadris Matematika. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Mufiq, M.phil.
Kata Kunci: Hasil belajar; Matematika; Himpunan dan Think Pair Share
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahya hasil belajar siswa kelas VII
C MTs Assalafi Susukan pada pelajaran Matematika. Salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya varian metode yang digunakan
oleh guru saat pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah.
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan Tahun Pelajaran
2019/ 2020.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak
dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs
Assalafi Susukan. Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dan
dokumentasi. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dilaksanakan sesuai
dengan program semester ganjil mata pelajaran Matematika Kelas VII C dengan
jumlah siswa 28 anak.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa pada prasiklus yang mencapai KKM
sekolah yaitu 74 sebanyak 9 siswa atau 32,14 % dengan nilai rata-rata 64. Pada
siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa atau 46,42% dengan nilai rata-
rata 65,14 dan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau 85,71 %.
Nilai rata-rata pada siklus II ini sebanyak 74,25. Dikarenakan pencapaian hasil
belajar telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar maka siklus
dihentikan. Kesimpulan penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi Himpunan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan tahun
pelajaran 2019/2020.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 8
2. Manfaat Praktis ............................................................................. 8
xii
E. Hipotesis ............................................................................................... 9
1. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 9
2. Indikator Keberhasilan .................................................................. 9
3. Definisi Operasional ...................................................................... 10
F. Metode Penelitian................................................................................. 13
1. Rancangan Penelitian .................................................................... 13
2. Subjek Penelitian ........................................................................... 14
3. Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 14
4. Pelaksana Dan Kolaborator ........................................................... 14
5. Langkah-Langkah Penelitian......................................................... 14
6. Pengumpulan Data ........................................................................ 19
7. Instrumen Penelitian ...................................................................... 24
8. Analisis Data ................................................................................. 24
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 25
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ......................................................................................... 27
1. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar ................................................ 27
2. Hakikat Pembelajaran Matematika ............................................... 39
3. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................... 47
4. Model Pembelajaraan Think Pair Share (TPS) ............................. 51
5. Himpunan ...................................................................................... 59
xiii
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 66
1. Penelitian yang Relevan ................................................................ 66
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum MTs Assalafi Susukan ............................................. 70
B. Objek penelitian ................................................................................... 78
C. Pelaksanaan penelitian ......................................................................... 80
1. Deskripsi pelaksanaan siklus I ...................................................... 81
2. Deskripsi pelaksanaan siklus II ..................................................... 96
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ............................................................................. 106
1. Analisis Data Pra Siklus ................................................................ 106
2. Analisis Data Siklus I .................................................................... 109
3. Analisis Data Siklus II................................................................... 112
B. Pembahasan hasil penelitian ................................................................ 116
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 121
B. Saran ..................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 124
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ................................................................... 22
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa .................................................................. 23
Tabel 3.1 Identitas Sekolah .............................................................................. 71
Tabel 3.2 Jumlah Guru ..................................................................................... 72
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai................................................................................ 72
Tabel 3.4 Jumlah Rombel dan Siswa ............................................................... 72
Tabel 3.5 Daftar Guru ...................................................................................... 77
Tabel 3.6 Sarana Prasarana .............................................................................. 77
Tabel 3.7 Daftar Siswa ..................................................................................... 80
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus I ...................................................... 93
Tabel 3.9 lembar observasi siswa siklus I ........................................................ 94
Tabel 3.10 Refleksi Siklus I ............................................................................. 95
Tabel 3.11 lembar observasi guru siklus II ...................................................... 103
Tabel 3.12 lembar observasi siswa siklus II..................................................... 104
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ................................................................................ 108
Tabel 4.2 Nilai Siklus I .................................................................................... 111
Tabel 4.3 Nilai Siklus II ................................................................................... 115
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Macam-Macam Bentuk Diagram Venn ....................................... 62
Gambar 1.2 Menyatakan Himpunan dngan Diagram Venn ............................. 63
Gambar 1.3 Diagram Venn Irisan .................................................................... 64
Gambar 1.4 Diagram Venn Gabungan ............................................................. 65
Gambar 1.5 Diagram Ven Selisih .................................................................... 65
Gambar 1.6 Diagram Venn Komplemen ......................................................... 66
Gambar 4.1 Peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II .......... 120
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................................... 128
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................... 144
Lampiran 3 Kisi-kisi Post Tes Siklus I ........................................................................ 158
Lampiran 4 Kisi-kisi Post Tes Siklus II ....................................................................... 161
Lampiran 5 Instrumen Tes Siklus I .............................................................................. 164
Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus I ............................................................................ 166
Lampiran 7 Instrumen Tes Siklus II............................................................................. 167
Lampiran 8 Kunci jawaban Siklus II ........................................................................... 168
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Tes Siklus I.............................................................. 171
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Tes Siklus II .......................................................... 175
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................................ 181
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I ........................................................... 185
Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................................... 188
Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II.......................................................... 192
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Siklus I ...................................................................... 195
Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Siklus II..................................................................... 197
Lampiran 17 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ........ 199
Lampiran 18 Lembar Jawab Siswa Siklus I dan Siklus II ........................................... 201
Lampiran 19 Dokumentasi ........................................................................................... 205
Lampiran 20 Surat Tugas Pembimbing........................................................................ 209
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 210
Lampiran 22 Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................................... 212
xvii
Lampiran 23 Daftar SKK ............................................................................................. 213
Lampiran 24 Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 216
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil belajar merupakan salah satu perkara penting dalam dunia
pendidikan. Hasil belajar menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan belajar
dalam setiap mata pelajaran dan dalam jenjang pendidikan apapun. Mata
pelajaran yang dianggap penting menjadi salah satu mata pelajaran yang
sangat diharapkan agar hasil belajarnya memuaskan. Mata pelajaran yang
dianggap penting biasanya mata pelajaran yang ada dalam ujian Nasional,
salah satunya adalah matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam
setiap jenjang pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan jenjang
perkuliahan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap
sulit dalam pendidikan, karena dalam matematika memuat hal-hal penting
untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, dapat berhitung, dapat mengumpulkan,
mengolah, menyajikan dan menafsirkan data. Kesulitan siswa dalam
mempelajari matematika dapat terlihat dari sebagian besar siswa merasa takut
terhadap mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam
pendidikan. Hal tersebut terealsasi dalam kurikulum di Indonesia, dimana
2
matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ada dalam Ujian Nasional.
Namun hal itu menjadi acuan yang membayang-bayangi siswa, karena
sebagian besar siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran
yang sulit.
Anggapan para siswa bahwa matematika merupakan mata pelajaran
yang sulit, berimbas pada pelaksanaan pembelajaran dan sulitnya siswa
memahami matematika itu sendiri. Selain itu, terdapat pula masalah lain yang
menyebabkan siswa sulit memahami matematika, yaitu guru masih
menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam
pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari
guru kesiswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran
cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan
tersiksa (Daryanto, 2012: 240).
Siswa mengungkapkan bahwa matematika adalah pelajaran yang
identik dengan menghafal rumus, sulit, tidak bermanfaat, dan membosankan.
Saat ini pembelajaran matematika masih menekankan pada perolehan hasil
dan mengesampingkan proses. Akibatnya siswa merasa tertekan, jarang
mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dan yang pasti siswa
akan mudah lupa materi yang diberikan guru, karena siswa kehilangan
motivasi belajar, minat belajar dan memiliki tingkat penyelesaian masalah
yang rendah.
Meskipun demikian, sejak lahir manusia telah dianugerahi berbagai
potensi sebagai aset untuk menunjang kehidupan di masa depan. Manusia juga
3
merupakan satu-satunya makhluk Allat SWT yang di berkahi akal dan fikiran.
Sehingga, manusia dapat mengembangkan potensi tersebut. Untuk itu,
diperlukan suatu wadah untuk mengembangkannya, salah satu cara
mengembangkannya yaitu dengan belajar. Sebagai mana dalam ayat Al-
Qur‟an yang menganjurkan agar umat manusia mau menuntut ilmu, tertuang
dalam Firman Allah SWT :
يا أي ها الذين آمنو ا إذا قيل لكم ت فسحوا في المجالس فافسحوا ي فسح الله وإذا قيل انشزوا فانشزوا ي رفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم لكم
والله بما ت عملون خبير )11( درجات Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan“ (Al Mujadalah :11) (Departemen Agama RI, 2005).
Berdasarkan ayat di atas, manusia memiliki potensi mengembangkan
diri. Berkaitan dengan matematika yang dianggap sulit oleh siswa, ayat
tersebut dapat diterapkan agar siswa merasa tidak lagi kesulitan dalam
mempelajari matematika. Ayat tersebut menunjukkan bahwa kita dianjurkan
untuk berlapang-lapang dalam majlis maka Allah SWT akan melapangkan
jalan kita. Majlis-majlis dalam ayat tersebut jika diartikan dalam dunia
pendidikan merupakan kelas. Sehingga dibutuhkan proses pembelajaran dalam
kelas yang dapat meningkatkan kesempatan belajar siswa.
4
Dalam hal ini guru merupakan komponen pengajaran yang memegang
peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar
sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dalam proses
belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan
materi juga sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara
guru dengan siswanya (Basyiruddin Usman, 2002: 1)
Pada saat melakukan proses pembelajaran, guru diharapkan mampu
memberikan model yang cocok dalam pembelajaran, membuat perencanaan
yang seksama dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini berkaitan
dengan pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran yang tepat,
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 1) Guru berperan sebagai pengelola
proses belajar megajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai
tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Dalam pencapaian hasil belajar matematika, pada umumnya di
temukan berbagai kendala, diantaranya: kendala yang berasal dari guru itu
sendiri seperti kesulitan menentukan metode pembelajaran dan alat peraga
yang tepat, guru masih kesulitan untuk membuat pembelajaran yang menarik
minat dan motivasi siswa, dan guru masih kesulitan untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Selain dari guru,
5
terdapat pula kendala yang berasal dari siswa, antara lain: merasa ketakutan
saat hendak belajar matematika, tidak memiliki minat dan motivasi terhadap
matematika, rendahnya tingkat keberanian untuk bertanya, berpendapat, dan
menyaggah, atau mengerjakan soal didepan kelas tanpa di tunjuk oleh guru,
sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswanya.
Pembelajaran matematika di MTs Assalafi Susukan Kabupaten
Semarang juga menemui beberapa kendala dalam menciptakan suasana belajar
yang meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan guru pengampu mata
pelajaran matematika kelas VII C MTs Assalafi Susukan Kabupaten
Semarang khususnya pada materi himpunan adalah kurangnya minat dan
semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran, kurang perduli dengan tugas-
tugas yang diberikan, dan prestasi belajarnya rendah. Hal tersebut dikarenakan
beberapa faktor, seperti: Guru terlalu bergantung kepada buku pegangan,
pembagian kelompok tidak didasarkan pada kemampuan kognitif dan jenis
kelamin, pembelajaran masih terjadi secara satu arah, siswa masih
kebingungan menerjemahkan masalah ke dalam bahasa matematika, siswa
belum begitu aktif berkomunikasi satu dengan yang lain dalam pembelajaran
kelompok, belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang
menarik. Sehingga hal-hal tersebut menyebabkan siswa yang belum tuntas
KKM lebih banyak daripada yang sudah tuntas. Berarti dapat disimpulkan
bahwa kualitas pembelajaran Matematika di kelas VII C MTs Assalafi
Susukan Kabupaten Semarang masih belum sesuai harapan, sehingga
6
diperlukan perbaikan. Salah satu cara untuk membangkitkan minat belajar
siswa secara aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran
kooperatif.
Slavin (1995) mengemukakan dua alasan yaitu yang pertama, beberapa
penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. (Wina Sanjaya, 2011:
242)
Model pembelajaran kooperatif yang dinilai sesuai untuk mata
pelajaran matematika yaitu model Think Pair Share (TPS). Model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya adalah mudah diterapkan pada berbagai
tingkat kemampuan berpikir dan setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih
untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dengan
penerapan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS), maka
diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif sehingga dapat
7
meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Assalafi Susukan Kabupaten
Semarang khususnya kelas VII C.
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas maka masalah akan dikaji
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII C MTs Assalafi
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti
mengajukan rumuan masalah sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi himpunan
pada siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2019/2020 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
bidang teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:
8
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan penelitian ini adalah menambah
pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan model pemebelajaran
Think Pair Share (TPS) serta memberi sumbangan bagi pengembangan
ilmu pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat bagi guru
1) Memberikan informasi mengenai penggunaan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS).
b. Manfaat bagi siswa
1) Melatih siswa lebih aktif dalam belajar, mengembangkan jiwa
kerjasama saling menguntungkan, menghargai satu sama lain, dan
membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah-
masalah matematika.
2) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika
peserta didik khususnya pada materi himpunan.
c. Manfaat bagi peneliti
1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair
Share (TPS) dan mengetahui keefektifannya.
9
E. Hipotesis
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat
teoritis. Dalam metode penelitian, hipotesis merupakan alat yang
mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Sukardi (2011:41)
mengemukakan bahwa hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang
relevan dengan kenyataan yang ada atau fakta, atau dengan kenyataan teori
yang relevan. Jadi suatu hipotesis akan diterima jika terdapat fakta-fakta
yang membenarkannya. Setelah menelaah berbagai sumber, penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII MTs Assalafi
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model Think Pair Share ini dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat di
rumuskan penulis adalah sebagai berikut:
a. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh
nilai 74 berdasarkan KKM yang telah ditentukan sekolah.
b. Secara klasikal siklus akan berhenti apabila dari seluruh siswa ada
85 % yang telah tuntas belajarnya (Trianto, 2010: 241).
10
3. Definisi Operasional
a. Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku baik pribadinya,
pengetahuannya, keterampilannya, maupun sikap dari seseorang
setelah melalui proses belajar.
b. Hasil Belajar Matematika
Sudjana (2005: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini digunakan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tidak bisa terlepas dari
proses belajar yang telah dilakukan. Karena hasil belajar menjadi tolok
ukur dalam menilai sejauh mana seseorang memperoleh keberhasilan
dari proses belajar yang telah dilakukan, hasil yang dimaksud yaitu
perubahan tingkah laku baik pribadinya, pengetahuannya,
keterampilannya, maupun sikap dari seseorang setelah melalui proses
belajar. Hasil belajar yang ada pada siswa menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Ismail mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu yang
membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-
masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari
hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem,
struktur dan alat (Ali hamzah, 2014: 48).
11
Jadi hasil belajar matematika adalah perubahan seseorang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik mengenai ilmu
pasti yang membahas angka-angka yang didapatkan setelah terjadi
proses belajar.
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran adalah praktek pembelajaran yang
berisikan orientasi pembelajaran, yang digunakan untuk mentusun
strategi pembelajaran, metode, keterampilan, dan aktifitas
pembelajaran untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang sedang berkembang
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok
bersifat heterogen.
d. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang melatih siswa bergotong
royong, karena siswa belajar dalam kelompok, saling membantu untuk
memahami materi. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja
12
bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut.
Model pembelajaran TPS merupakan salah satu model
pembelajaran yang menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan
struktural menghendaki siswa untuk saling bekerja sama dan
membantu dalam kelompoknya dan ditandai dengan penghargaan
kooperatif dari pada penghargaan individu.
e. Himpunan
Georg Cantor (1845 -1918) adalah ahli matematika Jerman,
penemu teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau
objek yang dapat didefenisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat
dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak
termasuk dalam himpunan tersebut.
Contoh himpunan:
1) kumpulan nama bulan dalam setahun
2) kumpulan hewan pemakan daging
3) kumpulan siswa dengan tinggi 150 cm
Contoh bukan himpunan:
1) kumpulan pemandangan indah
2) kumpulan anak cerdas
3) kumpulan siswa tinggi
13
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
ditandai dengan adanya suatu tindakan dalam upaya memperbaiki proses
belajar mengajar di kelas. Seperti yang dikutip oleh (Paramita Ayu
Ekasari, 2016:11) penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu
objek yang diamati. Tindakan dapat diartikan suatu gerakan yang
dilakukan dengan sengaja dan terncana dengan suatu tujuan tertentu.
Sedangkan kelas merupakan suatu tempat di mana terdapat sekelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran diwaktu yang sama dan dengan
pelajaran yang sama.
PTK didefenisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih profesional (Puji Hartini, 2013: 8).
Sehingga penelitian tindakan kelas adalah usaha sadar dan
terencana yang dilakukan terhadap sekelompok siswa yang berada dalam
kelas yang sama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga dapat
mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan.
14
2. Subek Penelitian
Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas VII C MTs Assalafi yang
berjumla 28 orang siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 15 perempuan.
3. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs Assalafi
Susukan Kabupaten Semarang. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada
tanggal 12 Agustus 2019 sampai selesai pada semester ganjil tahun
pelajaran 2019/2020.
4. Pelaksana Dan Kolaborator
Penelitian ini dilaksanakan oleh Nur Azizah NIM 23070150089
dan kolaboratornya adalah Bapak Taufik Reza, S. Pd. Sebagai pelaksana
kegiatan belajar mengajar sekaligus guru pengampu mata pelajaran
matematika kelas VII C di MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2019/2020.
5. Langkah-Langkah Penelitian
Terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam
pelaksanaannya peneliti bekerjasama dengan guru kelas.
Merencanakan (planning): perencanaan yang matang perlu
dilakukan setelah kita mengetahui masalah pembelajaran. Melaksanakan
tindakan (acting): perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Mengamati (observing):
selanjutnya diadakan pengamatan yang teliti terhadap proses
15
pelaksanaannya. Melakukan refleksi (reflecting): setelah diamati barulah
guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang telah
terjadi dalam kelasnya.
Dalam hal ini Peneliti sebagai peneliti, sedangkan guru kelas
bertindak sebagai kolaborator. Pengampu mata pelajaran Matematika yaitu
Bapak Taufik Reza, S. Pd.. Pada pelaksanaanya terdapat beberapa kegiatan
yang terangkum dalam beberapa siklus.
Pelaksanaan penelitian ini menganut model yang dibuat Kurt
Lewin (Arikunto, 2006:16) sebagaimana yang disajikan dalam bagan
dibawah ini :
Bagan 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
?
Siklus II
16
Berdasarkan model yang dibuat oleh Kurt Lewin di atas,
penelitian ini sudah dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I
dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi setiap akhir pelaksanaan tindakan dengan diberi
post test untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa.
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu yaitu bertindak di kelas. Penekanan
perencanaan di sini adalah menyiapkan siswa agar berada pada
kondisi yang siap belajar, menentukan pokok bahasan yaitu
himpunan, menyusun RPP dengan pokok bahasan himpunan yang
di dalamnya berisi lembar kegiatan siswa, lembar observasi untuk
guru, dan lembar catatan selama aktifitas berlangsung, serta
menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
2) Pelaksanaan
Tahapan ini dalam pelaksanaan sesuai dengan yang sudah
dirumuskan peneliti. Dengan mempersiapkan pembelajaran
matematika materi himpunan di kelas dengan menggunakan model
TPS.
17
3) Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kegiatan guru dan
siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan model TPS.
Pengamatan ini dilaksanakan dengan mengamati kegiatan
kemudian mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Agar
mengetahui kendala yang terjadi saat melaksanakan pembelajaran.
Hasil dari analisis data pada tahap ini akan dijadikan acuan untuk
melaksanakan siklus selanjutnya.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisa
hasil observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama di
terapkannya pembelajaran dengan menggunakan model TPS,
apakah sudah berhasil memenuhi indikator pencapaian ataukah
masih belum berhasil. Apabila pelaksanaan siklus I belum tuntas
berdasarkan indikator keberhasilan, maka akan dilaksanakan siklus
berikutnya sampai indikator keberhasilan tercapai.
b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah
berdasarkan refleksi siklus pertama.
b) Pengembangan skenario pembelajaran dengan menggunakan
model TPS.
18
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II sebagai upaya penyempurnaan
penggunaan model TPS berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
3) Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kegiatan guru dan
siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan model TPS. Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap observasi adalah mengamati dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung sebagai catatan lapangan.
4) Refleksi
Hasil dari tahap observasi pada tindakan kedua meliputi
aktivitas, sikap atau perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran
yang berlangsung di kelas, cara mengajar, serta kendala yang
ditemui ketika pembelajaran. Jika pada akhir tindakan kedua ini
dan hasilnya sesuai dengan indikator keberhasilan yakni rata-rata
nilai siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 74 sudah
mencapai batas minimal yaitu 85% dari jumlah siswa, maka
tindakan ini sudah dihentikan.
19
6. Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah suatu proses baku untuk memperoleh sampel tingkah
laku dari suatu ranah tertentu. Tes ini digunakan untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa dari siklus I, siklus II dan siklus selanjutnya.
b. Observasi
Observasi adalah suatu tekhnik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis
(arikunto, 2015: 45).
Observasi ini di gunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya
pembelajaran menggunakan model TPS berlangsung pada siklus I dan
siklus selanjutnya. Penilaian menggunakan lembar observasi untuk
mencatat apa yang ditemukan dilapangan. Lembar observasi dalam
penelitian ini ada 2, yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan
siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi guru adalah sebagai berikut:
No.
Aspek yang diamati Skala penilaian Catatan
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan
peserta didik untuk
mengikuti
20
pembelajaran
2. Guru melakukan
apersepsi dengan
bertanya materi
sebelumnya yang
telah dipelajari oleh
siswa.
3.. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti tahap Think
4. Guru menyampaikan
materi
5. Guru mengondisikan
siswa untuk berfikir
secara individu
Kegiatan Inti Tahap Pair
6. Guru
mengelompokkan
siswa dalam
kelompok kecil
7. Guru memfasilitasi
dan membimbing
21
siswa dalam kegiatan
kelompok
Kegiatan Akhir
8. Membimbing siswa
dalam menyimpulkan
materi
9. Memberikan
penilaian atau
apresiasi kepada
individu maupun
kelompok
10. Melakukan kegiatan
refleksi dan umpan
balik berkenaan
dengan refleksi
peserta didik.
11. Memberikan
informasi mengenai
pembelajaran
selanjutnya
Pengelolaan waktu dan model pembelajaran
12. Menggunakan waktu
pembelajaran secara
22
efektif dan efisien
13. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP
Keterangan Skor:
1 = apabila guru belum melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator.
2 = apabila guru melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
benar-benar sesuai.
3 = apabila guru sudah melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator dengan
sesuai.
4 = apabila guru melakukan aspek yang diamati dengan maksimal.
Tabel 1.1 lembar observasi guru
Lembar observasi siswa adalah sebagai berikut:
No. Nama Berani Bertanya
1 2 3 4
1 AT
2 A
3 ATR
4 AY
5 ANW
6 DFM
7 DHA
8 FAW
9 FR
10 HA
11 HI
23
12 LM
13 LZA
14 MBK
15 MYM
16 MZM
17 MHJ
18 MIA
19 NS
20 NI
21 RZK
22 RNA
23 SEZ
24 SAF
25 SAI
26 SN
27 SM
28 WOMS
Keterangan Skor:
1 = (belum terlihat), apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sikap yang dinyatakan dalam indikator.
2 = (mulai terlihat), apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten.
3 = (mulai berkembang), apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 = (membudaya), apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Tabel 1.2 lembar observasi siswa
24
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber
tidak langung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip
resmi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data siswa,
guru, dan sekolah.
7. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuan
pembelajaran pada setiap siklus.
b. Lembar soal evaluasi
Lembar soal tes pada setiap siklus untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa.
c. Lembar observasi
Lembar observasi dimaksudkan untuk mengamati kegiatan guru dan
siswa selama kegiatan belajar mengajar pada setiap siklus.
8. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan dengan hasil dari siklus – siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu 74. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan
tuntas apabila sudah mencapai KKM yang telah ditentukan dari sekolah.
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus - siklus digunakan tolak
25
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria Ketuntasan
Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Peneliti menggunakan perhitungan presentase untuk Kriteria
Ketuntasan Klasikal (KKL) dengan rumus:
Keterangan:
P = jumlah nilai dalam persentase
f = frekuensi jumlah siswa untas atau tidak tuntas
n = jumlah seluruh siswa
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi secara keseluruhan terdiri dari lima bab, masing-
masing bab disusun secara sisematis. Adapun sistematika penulisannya
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan meliputi, Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka memuat tentang, hakikat belajar dan hasil
belajar, hakikat pembelajaran matematika, model pembelajaran Think Pair
Share (TPS), himpunan, kajian pustaka penelitian terdahulu.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian meliputi, Gambaran umum sekolah,
fasilitas sarana prasarana, data guru dan staf, subyek penelitian, deskripsi
pelaksanaan setiap siklus.
26
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi deskripsi Setiap
siklus.
BAB V : Penutup, meliputi, Kesimpulan dan Saran
27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI,
2017:17). Jadi belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai
sebuah kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku, atau cara
berfikir yang di dapatkan melalui sebuah pengalaman.
Lebih lanjut lagi, berikut beberapa pengertian belajar
menurut para ahli:
1) Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984)
mengemukakan pengertian belajar adalah perbuatan untuk
memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap,
termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha
memecahkan rintangan dan menyesuaikan dengan situasi baru.
Definisi ini menekankan hasil dari aktifitas belajar (Lilik
Sriyanti, 2013:14)
28
2) Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku
melalui pengalaman. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas dari itu, yakni mengalami (Hamalik, 2010: 27).
3) Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah (Suprijono, 2013:
2).
4) Cronbach mengemukakan bahwa belajar adalah “learning is
shown by a change in behavior as a resut of exprience”
(belajar terlihat dari adanya perubahan dalam tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman) (Lilik Sriyanti, 2013:16).
5) Gregory A. Kimble mendefinisikan belajar adalah perubahan
relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang
diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan
kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit kelelahan,
atau obat-obatan (Lilik Sriyanti, 2013: 14).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
29
memperoleh perubahan kebiasaan, tingkah laku, dan pemikiran
secara permanen, sebagai hasil dari pengalaman individu baik
secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Prinsip Belajar
Prinsip belajar dapat disebut juga dengan asas belajar. Agus
Suprijono (2013: 4) mengemukakan beberapa prinsip belajar,
yaitu:
1) Prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
dengan adanya kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan
organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
komponen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
c. Komponen-Komponen Belajar
Dalam dunia pendidikan proses belajar terjadi di sekolah,
hal ini menjadi pengaruh pada komponen-komponen belajar.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari
30
komponen-komponen yang ada di dalamnya. Menurut Moedjiono
dan Dimyati (2006: 23) komponen komponen proses belajar
mengajar tersebut adalah peserta didik, guru, tujuan pembelajaran,
materi/isi, metode, media dan evaluasi.
1) Peserta didik
Menurut Undang-undang No.20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik adalah subjek yang bersifat
unik yang mencapai kedewasaan secara bertahap.
Menurut Nazarudin (2007: 49) peserta didik adalah
manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai
perasaaan dan fikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka
mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu
sandang, pangan, papan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk
mengaktualisasi dirinya sesuai dengan potensinya.
2) Guru
Muhammad Ali dalam Nazarudin (2007: 161) guru
merupakan pemegang peranan sentral proses belajar mengajar.
Guru yang setiap hari berhadapan langsung dengan siswa
31
termasuk karakterisrik dan problem mengajar yang mereka
hadapi berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa guru
merupakan seseorang yang menjadi pusat dari suatu proses
pembelajaran. Seorang guru memegang peranan penting dalam
menyelenggarakan pendidikan. Karena yang akan
memperbaiki situasi pendidikan pada akhirnya berpulang
kepada guru yang sehari-hari bekerja di lapangan.
Sebagai orang yang memiliki peranan penting dalam
menyelenggarakan pendidikan tentu saja seorang guru harus
memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Mulyasa (2007) dalam Siti Asdiqoh
(2015: 20) mejelaskan sedikitnya terdapat dua kategori
kompetensi yang harus dimiiliki oleh seorang guru:
a) Kompetensi professional yaitu kemahiran merancang,
melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru yang
melipui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
pendidikan
b) Kompetensi personal yang meliputi etika, moral,
pengabdian, kemampuan social dan spiritual.
32
3) Tujuan pembelajaran
Dalam permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang
standar proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, serta
menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar
siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan suatu rancangan yang
menitik beratkan pada pencapaian yang akan diperoleh para
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Banyak manfaat yang
diperoleh jika guru merancang tujuan pembelajaran secara
runtut, seperti: memudahkan guru untuk menyampaikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, memudahkan
guru menyusun bahan ajar, membantu guru menentukan model
pembelajaran dan media pembelajarannya, dan memudahkan
guru melakukan penilaian.
4) Materi/isi
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi
pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting
33
dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran..
Sasaran pembelajaran harus sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi
acuan pencapaian hasil belajar para siswa. Oleh sebab itu,
materi pembelajaran hendaknya harus menunjang tercapainnya
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
5) Metode
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Metode pembelajaran juga sangat
berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Metode yang tepat dapat membantu siswa memahami
pelajaran dengan lebih mudah.
Dewasa ini guru di minta untuk tidak mendominasi
kelas dan pembelajaran supaya terpusat pada siswa. Siswa
dituntut aktif, gembira, dan senang dalam mengikuti
pembelajaran. Maka dari itu guru harus memperhatikan apakah
metode yang digunakan sudah sesuai dan tepat sasaran. Pada
pelajaran matematika metode pembelajaran ini sangat
34
berpengaruh terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Menurut Kusrini, dkk (2014, 6.3) ada bermacam-
macam metode mengajar dan penggunaannya dalam
pembelajaran matematika, yaitu metode ceramah, metode
ekspositori, metode demonstrasi, metode drill dan latihan,
metode Tanya jawab, metode penemuan, metode pemecahan
masalah, metode inkuiri, metode permainan, metode
pemberian tugas.
6) Media
Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media
pembelajaran memiliki kaitan erat terhadap media
pembelajaran pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang di
gunakan.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitnkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
(Azhar Arsyad, 2009: 15).
35
7) Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “value” yang
berarti nilai atau harga, evaluate artinya menentukan nilai, dan
evaluation dengan arti penilaian. Dengan demikian evaluasi
dapat diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu.
Adapun dari segi istilah, evaluasi dapat diberi
pengertian seperti yang diungkapkan Edwind Wandt dan
Gerald W. Born yaitu bahwa: “Evaluation refer to act or
process to determining devalue of something”. Menurut
definisi tersebut, maka evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Farikhah,
2006: 1).
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Lilik Sriyanti (2013: 22) Secara umum,
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal.masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di
luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor
eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
36
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
a) Faktor nonsosial
Faktor nonsisial adalah faktor-faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di
lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat, aspek
fisik tersebut bisa berupa perlatan sekolah, sarana belajar,
gedung dan ruang belajar, kondisi geografis , rumah dan
sejenisnya.
b) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa manusia. Faktor eksternan yang bersifat sosial,
bisa dipilah menjadi faktor yang berasal
keluarga,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
(termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran
orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak
dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam
keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.
37
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya.
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada
dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya
tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran
fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.
Sebaliknya jika badan individu dalam keadaan kurang
bugar dan kurang sehat maka akan menghambat hasil
belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu.
Keadaan jasmani ini terutama terkait dengan
fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh yang
ada dalam diri individu. Pancaindra merupakan pintu
38
gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.
Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat menunjang
belajar.
b) Faktor Psikologi
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada
dalam diri ndividu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat
kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian
juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna
terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu
mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat
kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang
kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya
yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja lebih
keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dari beberapa faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa
sesuatu yang mempengaruhi proses belajar siswa berasa dari dalam
diri siswa dan juga berasal dari lingkungan di sekitar siswa. Faktor-
faktor ini bisa memberikan dampak positif maupun dampak
negative. Untuk dampak positif, guru perlu menguatkan dan
39
memberi dukungan agar dampak positif itu bias membuat proses
belajar semakin baik. Sedangkan untuk dampak negative, guru
perlu membina dan memberikan arahan agar hal tersebut tidak
mengganggu proses belajar.
2. Hakikat Pembelajaran Matematika
a. Hakikat Matematika
1) Pengertian matematika
Menurut Hudoyo (1979) dikatakan bahwa “hakikat
Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan
hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis.
Jadi, matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak.
Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasarkan alasan
logis. Namun, kerja matematis terdiri dari observasi, menebak
dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi, dan
sebagaimana yang telah dikembangkan di atas, akhirnya
merumuskan teorema-teorema yang dimulai dari asumsi-
asumsi dan unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Ini benar-
benar aktivitas mental” (Kusrini, 2014: 1.4).
Matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang
menjelaskan pola, baik pola di alam maupun pola yang
ditemukan melalui pikiran. Pola-pola tersebut bisa berbentuk
real (nyata) maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau
40
dapat dalam bentuk mental, statis, ataupun dinamis, kualitatif
atupun kuantitatif, asli berkait engan kehidupan nyata sehari-
hari atau tidak lebih dari hanya sekedar untuk keperluan
rekreas. Hal-hal tersebut dapat muncul dari lingkungan sekitar,
dari ke dalam ruangan dan waktu, atau dari hasil pekerjaan
pikiran insane (Fadjar Shadiq, 2014: 7).
Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2010:1)
adalah Bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi,mulai dari unsur yang tidak
didefiniskan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika
menurut Soedjadi (Heruman, 2010: 1), yaitu memiliki objek
tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir
yang deduktif.
2) Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu
Matematika disebut sebagai ratunya ilmu karena
matematika merupakan ilmu yang mandiri, karena tanpa
bantuan ilmu lain matematika dapat tumbuh dan berkembang
untuk ilmunya sendiri. Hal penting yang merupakan sebuah
ciri dari matematika, yang membedakan dengan semua cabang
41
ilmu lain adalah kedudukannya yang otonom dan dapat
mencukupi kebutuhannya sendiri.
Selain sebagai ratu, matematika juga dikatakan sebagai
pelayan ilmu pengetahuan karena perkembangan dan
penemuannya bergantung kepada matematika. Sebagai contoh
teori-teori pada cabang ilmu fisika, kimia, dan ekonomi
dikembangkan dan ditemukan melalui konsep matematika
(Kursini, 2014: 1.5).
b. Pengertian Pembelajaran Matematika
Seperti yang dikutip oleh (Awalina, 2017: 49) pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang di bangun
oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang
dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
matematika. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses
belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak
terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan belajar dan
mengajar. Kedua aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi
satu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru,
antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan di
saat pembelajaran matematika berlangsung.
42
c. Karakteristik Matematika
Menurut Kusrini, dkk (2014, 1.10) Terdapat ciri-ciri khusus
atau karakteristik khusus yang terdapat pada pengertian
matemaatika, beberapa karakteristik matematika adalah:
1) Memiliki objek kajian abstrak
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah
abstrak. Obejek-objek itu merupakan objek pikiran. Obejek
dasar itu meliputi:
a) Fakta
Fakta dalam matematika merupakan konvensi-
konvensi atau kesepakatan yang dapat disajikan dalam
bentuk lambang atau sibol, yang umumnya sudah dipahami
oleh pengguna matematika.
b) Konsep
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-
objek atau peristiwa-peristiwa dan menentukan apakah
objek atau peristiwa itu merupakan contoh atau bukan, dari
ide abstrak tersebut. Konsep dalam matematika dapat
diperkenalkan melalui: definisi, gambaran atau contoh,
model atau peraga.
43
c) Skill/ketrampilan
Skill (juga dapat disebut operasi/relasi). Dalam
pendidikan disebut skill, karena penekanan dilakukan
terhadap “kerja yang dilakukan”, sedang operasi
ditekankan kepada konsepnya. Operasi dalam matematika
adalah “aturan untuk memperoleh elemen atau unsur
tunggal dari satu atau lebih elemen yang diberikan”.
d) Prinsip
Prinsip dalam matematika merupakan objek dasar
matematika yang paling kompleks. Prinsip dapat memuat
rangkaian fakta, konsep maupun operasi. Wujud dari
prinsip dapat berupa teorema, lemma, sifat, hukum dan
sebagainya.
2) Bertumpu pada kesepakatan
Dalam matematika kesepakatan merupakan hal
penting yang juga harus ditaati. Kesepakatan yang sangat
mendasar adalah unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan
aksioma. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan ini juga
disebut unsur primitif, hal ini muncul untuk menghindari
pendefinisian yang berputar-putar. Karenanya unsur primitif
itu juga disebut pengetian pangkal.
44
3) Berpola pikir deduktif
Dalam matematika sebagai ilmu, pola pikir yang
diterima hanya yang bersifat deduktif. Pola pikir deduktif
secara sederhana dapat diartikan sebagai pemikiran dari hal
yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Pola
pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang
sederhana maupun dalam bentuk yang sangat kompleks.
4) Memiliki simbol yang kosong dari arti
Dalam matematika banyak sekali simbol-simbol yang
digunakan. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika
dapat membentuk suatu model matematika. Sebelum jelas
ditetapkan semesta yang digunakan, simbol-simbol tersebut
kosong dari arti. Kosongnya arti dan simbol maupun tanda
dalam matematika ini memungkinkan intervensi matematika
ke dalam berbagai pengetahuan.
5) Memperhatikan semesta pembicaraan (universal)
Seperti halnya dengan kosongnya arti dari simbol-
simbol atau tanda-tanda dalam matematika diperlukan juga
kejelasan lingkup atau semesta pembicaraan untuk simbol
atau tanda yang digunakan.
6) Konsisten dalam sistemnya
45
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada
sistem yang berkaitan satu dengan yang lain, adapula sistem
yang lepas satu dengan yang lain. Dodalam masing-masing
sistem dan strukturnya itu berlaku ketaat-asasan atau
konsistensi. Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam tiap sistem
dan struktur tidak boleh ada kontradiksi. Suatu teorema atau
definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Konsisten baik makna atau dalam
hal kebenarannya.
d. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pendidikan matematika yang dimaksudkan adalah
tujuan pembelajaran matematika yang secara umum diajarkan di
sekolah.
Dalam Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) disebutkan
pembelajarann matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luas, akurat, efisiensi, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
46
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.
e. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indosenia Nomor 22
Tahun 2006 (Depiknas, 2006) disebutkan juga ruang lingkup mata
pelajaran matematika pada suatu pendidikan SD/MI sampai dengan
SMA/MA.
Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada suatu
pendidikan SD/MI, meliputi aspek: bilangan, geometri dan
pengukuran, pengolahan data.
47
Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada suatu
pendidikan SMP/MTs, meliputi aspek: bilangan, aljabar, gometri
dan pengukuran, statistik dan peluang.
Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada suatu
pendidikan SMA/MA, meliputi aspek: logika, aljabar, gometri,
trigonometri, kalkulus, statistik dan peluang.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran adalah praktek pembelajaran yang
berisikan orientasi pembelajaran, yang digunakan untuk mentusun
strategi pembelajaran, metode, keterampilan, dan aktifitas
pembelajaran untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang sedang berkembang
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok bersifat heterogen.
b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Rusman (2011: 208) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai, yaitu:
48
1) Meningkatkan kinerja peserta didik dalam menerima teman-
teman kelompoknya.
2) Agar peserta didik mau menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai perbedaan latar belakang.
3) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, berbagi
tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapatnya,
dan bekerja dalam suatu kelompok.
Menurut Majid (2013: 175) terdapat beberapa manfaat
dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan kooperartif
bagi peserta didik dengan prestasi rendah, yaitu: 1) Meningkatkan
pencurahan waktu untuk menyelesakan tugas, 2) Rasa harga
dirinya menjadi lebih tinggi, 3) Memperbaiki kehadiran, 4) Angka
putus sekolah menjadi lebih rendah, 5) Penerimaan terhadap
individu menjadi lebih besar, 6) Perilaku mengganggu temannya
menjadi lebih kecil, 7) Konflik pribadi menjadi lebih berkurang, 8)
Sikap apatis menjadi berkurang, 9) Pemahaman yang lebih
mendalam, 10) Meningkatkan motivasi belajar menjadi lebih besar,
11) Hasil belajar lebih baik, 12) Retensi lebih lama, dan 13)
Meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.
49
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Hamruni (2012: 127-129) memaparkan prosedur
pembelajaran kooperatif terdiri atas empat tahap, yaitu: penjelasan
materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
1) Penjelasan materi
Tahap penjelasan diiartikan sebagai proses penyampaian
pokok-pokok materi pembelajaran sebelum peserta didik belajar
di dalam kelopok. Tujuan utama dalam tahap ini yaitu
pemahaman peserta didik dalam memahami pokok-pokok
materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran
umum kepada peserta didik tentang materi pelajaran yang harus
dikuasai, selanjutnya peserta didik akan memperdalam materi
pada kelompok. Pada tahap ini metode yang digunakan guru
yaitu ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan jika
perlu guru menggunakan metode demonstrasi. Di sampng itu,
agar menarik peserta didik guru dapat memanfaatkan media
pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.
2) Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang
pokok-pokok materi pelajaran, kemudian peserta didik diminta
untuk berkelompok sesuai kelompok masing-masing yang telah
dibentuk sebelumnya. Melalui pembelajaran dengan kelompok,
50
peserta didik terdorong untuk melakukan tukar- menukar
(sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan
secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan
mengorekasi pekerjaan yang kurang tepat.
3) Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat
dilakukan dengan menggunakan tes mauoun kuis. Tes atau kuis
dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Penilaian
menggunakan tes individual memberikan informasi kemampuan
kepada setiap peserta didik dan penilaian menggunakan tes
kelompok memberikan informasi kemampuan kepada setiap
kelompok. nilai peserta didik dalam kelompok memiliki nilai
yang sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim
yang dianggap paling baik atau tim yang paling berprestasi utuk
diberikan penghargaan atau hadiah. Dengan pengakuan dan
pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi
tim lain untuk lebih meningkatkan prestasi mereka.
51
4. Model Pembelajaraan Think Pair Share (TPS)
a. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu untuk
berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain (Shohimin,
2013: 208).
Menurut Slavin (dalam Thobroni, 2011: 298), TPS adalah
sebuah metode yang sederhana, tetapi sangat berguna yang di
kembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland. Ketika
guru menerangkan pelajaran didepan kelas, siswa duduk
berpasangan dalam kelompoknya. Guru memberikan pertanyaan di
kelas. Lalu siswa diperintahkan untuk memikirkan jawaban,
kemudian siswa berpasangan dengan masing-masing pasangannya
untuk mencari kesepakatan jawaban. Terakhir guru meminta siswa
untuk membagi jawaban kepada seluruh siswa dikelas.
Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2011: 299), TPS
memiliki makna sebagai berikut:
1) Thinking Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan ide-ide
mereka tentang pertanyaan atau wacana yang diberikan oleh
guru.
2) Pairing Siswa menentukan dengan siapa mereka akan
berpasangan dengan tujuan agar siswa dapat berdiskusi dan
52
mendalami ide-ide yang telah ditemukan masing-masing
siswa.
3) Sharing Setelah ditemukan kesepakatan ide-ide pada masing-
masing kelompok, lalu pada tahap ini ide-ide tersebut
dibagikan kepada kelompok lain melalui kegiatan diskusi dan
tanya jawab. Hal tersebut dimaksudkan agar dari berbagai ide-
ide yang mereka temukan, dapat ditemukan satu struktur yang
integratif dari pengetahuan yang telah dipelajari.
Ini memperkenalkan gagasan tentang waktu „tunggu atau
berfikir‟ (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran
kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam
meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Huda, 2013:
206).
b. Manfaat Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Manfaat Think, pair, and share (TPS) (Huda, 2016: 206)
antara lain:
1) Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain.
2) Mengoptimalkan partisipasi siswa
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain.
53
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS)
Setiap model pembelajaran pasti akan memiliki kelebihan
dan kelemahan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yang
menjadi pendukung serta penghambat proses pembelajaran yang
dilaksanakan dengan model pembelajaran tertentu.
1) Kelebihan Model Pembelajatan Think Pair Share (TPS)
Hamdayama (2014: 203-204) menjelaskan model
pembelajran Think Pair Share (TPS) mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu:
a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share menuntut peserta
didik untuk menggunakan waktunya semaksimal mungkin
dalam mengerjakan tugas-tugas atau masalah yang
diberikan guru di awal pertemuan sehingga peserta didik
diharapkan mampu memahami materi dengan baik sebelum
guru menyampaikannya pada pertemuan yang akan datang.
b) Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru
pada setiap pertemuan adalah untuk melibatkan peserta
didik secaa aktif dalam proses pembelajaran, selain itu agar
54
peserta didik selalu berusaha untuk hadir pada setiap
pertemuan. Peserta didik yang sekali tidak hadir makan
peserta didik tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal lain
akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
c) Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran think
pair and share diharapkan dapat memotivasi peserta didik
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik
dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan model
konvensional.
d) Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,
peserta didik cenderung sudah merasa malas karena proses
belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan
guru dan menjawab apa yang ditanyakan oleh guru. Dengan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar
mengajar model pembelajaran Think Pair Share akan lebih
menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.
e) Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model
pembelajaran konvensional, peserta didik yang aktif di
dalam kelas hanyalah peserta didik tertentu yang benar-
benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang
disampaikan oleh guru sedangkan peserta didik lain
55
hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru.
Dengan pembelajaran Think Pair Share, hal ini dapat
diminimalisir sebab semua peserta didik akan terlibat
dengan permasalahan yang diberikan oelh guru.
f) Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses
belajar nengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh
peserta didik. Dengan pembelajaran Think Pair Share
perkembangan hasil belajar peserta didik dapat
diidentifikasi secara bertahap, sehingga hasil pembelajaran
yang diperoleh peserta didik dapat lebih optimal.
g) Meningkatkan kebaikan budi, nkepekaan, dan toleransi.
Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model
pembelajaran Think Pair Share menuntut para peserta didik
untuk dapat bekerja dalam tim, karena peserta didik dituntut
untuk bisa belajar berempati, menerima pendapat orang lain
atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak
diterima.
2) Kekurangan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Menurut Hamdayama (2014: 204-205) model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
56
a) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari peserta didik
dalam kelompok yang bersangkutan sehingga banyak
kelompok yang melapor dan dimonitor.
b) Jumlah peserta didik yang ganjil berdampak pada saat
pembentukan kelompok, karena ada satu peserta didik yang
tidak mempunyai pasangan.
c) Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
d) Menggantungkan pada pasangan.
Dalam penelitian ini, kelebihan dari Think Pair Share
(TPS) dapat terlihat dari langkah think yang dilakukan secara
individu didiskusikan pada langkah pair (berpasangan) sehingga
pemahaman yang didapat secara individu sebelum berkelompok
memiliki kemungkinan adanya perbedaan pemahaman dan
perbedaan jawaban. Sehingga pada saat proses pair mere4ka akan
mencari jawaban manakan yang sesuai dengan permasalahan yang
ada. Dengan demikian pembelajaran yang diperoleh peserta didik
lebih mendalam dan dapat memperbaiki kemampuan memecahkan
masalah serta kemampuan bekerjasama dalam tim. Selain itu hasil
belajar lebih mendalam. Karena parameter dalam proses belajar
mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh peserta didik, dan
dengan pembelajaran Think Pair Share perkembangan hasil belajar
peserta didik dapat diidentifikasi secara bertahap, maka hasil
57
pembelajaran yang diperoleh peserta didik dapat lebih optimal.
Dan hal ini merupakan hal penting yang mendukung penelitian ini.
Sedangkan untuk menanggulangi kelemahan dalam Think
Pair Share (TPS) yaitu dengan cara sebaiknya model pembelajaran
ini digunakan pada kelas yang berjumlah genap, sehingga dapan
mengurangi resiko salah seorang peserta didik tidak memiliki
pasangan. Kemudian guru harus berperan sebagai penengah dalam
kelompok, sehingga dapat mengurangi adanya perselisihan antar
anggota kelompok. sedangkan untuk mengurangi resiko peserta
didik yang menggantungkan kepada pasangannya, maka guru harus
mengkoordinir dan memastikan setiap anggota memberikan
kontribusi dalam pekerjaan kelompok serta memberikan
kesempatan setiap anggota untuk bertanya jika terdapat hal-hal
yang belum dipahami.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) memiliki langkah-langkah yang
harus dilaksanakan agar tujuan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran ini dapat terlaksana dengan
baik. Menurut Hamdayama (2014: 202-203) model pembelajaran
tipe Think, Pair, and Share (TPS) terdiri atas lima langkah yaitu
Pendahuluan, Think, pair, share, dan penghargaan, dengan tiga
58
langkah utama sebagai ciri khas, yaitu Think, Pair, dan Share.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Tahap pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi
sekaligus memotivasi siswa agara terlibat pada aktivitas
pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga menjelaskan aturan
main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap
kegiatan.
2) Tahap Think (berfikir secara individual)
Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (think time)
oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individu
terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru
harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam
memjawab pertanyaan yang diberikan.
3) Tahap Pair (berpasangan dengan teman sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara
perpasangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa
adalah teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja
sengan pasangannya untuk mendiskusikan mengenai jawaban
atas permasalahan yang telah diberikan guru. Setiap siswa
59
memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai
kemungkinan jawaban secara bersama.
4) Tahap Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau
seluruh kelas)
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban
secara perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas. Setiap
anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil
pemikiran mereka.
5) Tahap penghargaan
Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara
individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil
think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada
tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi memberikan
penjelasan terhadap seluruh kelas.
5. Himpunan
a. Pengertian Himpunan
Georg Cantor (1845 -1918) adalah ahli matematika Jerman,
penemu teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau
objek yang dapat didefenisikan dengan jelas, sehingga dengan
tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang
tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
60
Contoh himpunan:
a. kumpulan nama bulan dalam setahun
b. kumpulan hewan pemakan daging
Contoh bukan himpunan:
a) kumpulan pemandangan indah
b) kumpulan anak cerdas
b. Himpunan dan bukan himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek-
obyek yang sudah dinyatakan atau didefinisikan dengan jelas.
Contoh kumpulan yang termasuk himpunan
1) Kumpulan siswa yang lahir pada bulan agustus
2) Kumpulan buah-buahan yang diawali dengan huruf M.
3) Kumpulan nama kota di Indonesia yang diawali dengan huruf S.
4) Kumpulan binatang yang berkaki dua
Bukan himpunan adalah suatu kumpulan yang tidak dapat
dinyatakan sebagai himpunan dikarenakan definisi dan obyeknya
tidak jelas.
Contoh kumpulan yang bukan himpunan
1) Kumpulan kota-kota besar di Indonesia
61
2) Kumpulan orang kaya di Indonesia
3) Kumpulan siswa pandai yang ada disekolah
4) Kumpulan pelajaran yang disenangi siswa.
c. Penyajian himpunan
1) Dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya
A = { 3, 5, 7}
B = { a, i, u,e, o}
2) Dinyatakan dengan menuliskan sifat yang dimiliki anggotanya
A adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan
kurang dari 8.
B adalah himpunan semua bilangan prima yang kurang dari 10.
C = { bilangan prima kurang dari 10}
3) Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan
adalah bilangan ganjil}
Dibaca : A adalah himpunan yang anggotanya semua x demikian
sehingga x lebih dari 1 dan x kurang dari 8, serta x adalah bilangan
ganjil).
adalah bilangan prima}
A = { bilangan prima kurang dari 10}
62
d. Diagram Venn
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan
anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang dinamakan
diagram venn. Aturan dalam membuat diagram venn adalah
sebagai berikut:
1) Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan
semesta dengan mencantumkan huruf S dipojok kiri atas.
2) Menggambar kurva tertutup sederhana yang menggambarkan
himpunan.
3) Memberi nokta (titik) berdekatan dengan masing-masing
anggota himpunan.
4) Macam-macam bentuk diagram venn adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Macam-Macam Bentuk Diagram Venn
e. Operasi Himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan
anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang disebut dengan
diagram venn.
s B
A
S A
B S
A B
63
Contoh: A = {Senin, Sabtu}, dan B = {Nama hari yang berawalan
huruf S}
Anggota A = {Senin, Sabtu}
Anggota B = {Senin, Selasa, Sabtu}
Jika digambarkan himpunan A dan B dalam diagram Venn
Gambar 1.2 Menyatakan Himpunan dngan Diagram Venn
Berikut ini merupakan operasi dalam himpunan:
1) Irisan (∩)
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan semua
anggota semesta yang merupakan anggota himpunan A dan
himpunan B.
A ∩ B = { x| x ∈A dan x ∈B }
Sifat:
Misalkan A dan B dua himpunan. Jika A⊂B , maka A∩B = A
Contoh : A= {1,3,5,7,9} B = {3,6,9,12}, A∩B = {3,9}
S
Selasa Senin Sabtu
64
Gambar 1.3 Diagram Venn Irisan
2) Gabungan (∪)
Misalkan S adalah himpunan semesta. Gabungan
himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua
anggota S yang merupakan anggota himpunan A atau anggota
himpunan B, dilambangkan dengan ∪.
A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Sifat: Untuk A dan B himpunan berlaku: n(A ∪ B) = n(A) +
n(B) − n(A∩B). Misalkan A, B dan C adalah himpunan n(A ∪
B ∪ C) = n(A) + n(B) + n(C) − n(A ∩ B) − n(A ∩ C) − n(B ∩
C) + n(A ∩ B ∩ C)
Contoh: A= {1,2,3,4,5,6} B = {3,5,7, 9}
A∪B = {1,2,3,4,5,6,7}
65
Gambar 1.4 Diagram Venn Gabungan
3) Selisih (-)
Selisih (diffrence) himpunan A dan B adalah himpunan
yang anggotanya semua anggota dari A tetapi bukan anggora
dari B. Selisih himpunan A dan B dituliskan dengan A-B
(dibaca selisih A dan B)
Contoh: S = {1, 2, 3, 4, 5, …, 10}, dan
A = {1, 2, 3, 4, 5} B = {2, 4, 6, 8, 10}
Anggota A yang tidak menjadi anggota B = {1, 3, 5}
Gambar 1.5 Diagram Ven Selisih
66
4) Komplemen
Misalkan S adalah himpunan semesta dan A adalah
suatu himpunan. Komplemen himpunan A adalah suatu
himpunan semua anggota himpunan S yang bukan anggota
himpunan A. Dilambangkan Ac = { x | x ∈ s dan x A}
Misalkan: S = {3,6,9,12,15,18}, A = {3,9}
Maka Ac = {6,12,15,18}
Gambar 1.6 Diagram Venn Komplemen
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian yang relevan
Dalam penelitian yang relevan, peneliti mengambil hasil
penelitian yang teliti oleh Ummul Badriyah Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Pada Materi Himpunan Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Di Kelas VII-
67
A Mts Aziddin Medan T.P 2016-2017. Kesimpulan dari penelitian
tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi himpunan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil presentase 30 siswa yang selalu
meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
sebesar 75,2 dan sebanyak 17 siswa (56,67 %) sudah mencapai
ketuntasan belajar sedangkan 13 siswa (43,33 %) belum mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil belajar
siswa dengan nilai rata-rata sebesar 83,5 dengan ketuntasan belajar
mencapai 86,67 % atau sebanyak 26 siswa sedangkan 4 siswa ( 13,33
%) tidak mencapai nilai ketuntasan belajar. Persamaan penelitan ni
dengan penelitian Ummul Badriyah adalah materi pembelajarannya
merupakan materi himpunan, penggunaan model pembelajarannya yang
berupa model pembelajaran kooperatif, dan objek penelitiannya kelas
VII. Sedangkan perbedaannya yaitu objek yang diteliti berasal dari
sekolah yang berbeda, model pembelajaran kooperatif yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda yaitu tipe Number Head Together dan tipe
Think Pair Share.
Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Esi Nofi Rahmawati
Universitas PGRI Yogyakarta dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Mlati.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas
68
VIIIB SMP Negeri 1 Mlati materi teorema Pythagoras dapat
disimpulkan bahwa : (1) pembelajaran pada siklus I dan siklus II mulai
dari tahap persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, presentasi
kelompok, dan evaluasi secara umum sudah terlaksana dengan baik
sesuai dengan RPP. Persentase keterlaksanaan pembelajaran mencapai
91,92% (kualifikasi tinggi) pada siklus I dan 99,27% (kualifikasi tinggi)
pada siklus II. (2) hasil belajar ranah afektif siswa meningkat dari
persentase hasil belajar ranah afektif siswa pra tindakan sebesar
39,02% (kualifikasi rendah) menjadi 69,80% (kualifikasi cukup) pada
siklus I, dan 76,68% (kualifikasi tinggi) pada siklus II; (3) hasil belajar
ranah kognitif siswa meningkat dari rata-rata ) hasil belajar ranah
kognitif siswa pra tindakan sebesar 60 (kualifikasi cukup) dengan
ketuntasan mencapai 31,25% menjadi 67,44 (kualifikasi cukup)
dengan ketuntasan mencapai 37,50% pada siklus I, dan 81,12
(kualifikasi tinggi) dengan ketuntasan mencapai 78,12% pada siklus II.
Persamaan penelitan ni dengan penelitian Esi Nofi Rahmawati adalah
penggunaan model pembelajarannya yang berupa model pembelajaran
kooperatif Think Pair Share, dan objek penelitiannya kelas VII.
Sedangkan perbedaannya yaitu materi pembelajarannya dan objek yang
diteliti berasal dari sekolah yang berbeda.
Lalu penelitian yang dilaksanakan oleh Irwahyuni UIN Sunan
Kalijaga dengan judul Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-
69
Share (TPS) dan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV MI Ma‟arif Ngliseng
Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan Hasil analisis aktivitas dan
hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Ma‟arif Ngliseng
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada saat sebelum tindakan
aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah dan jumlah siswa yang
tuntas hanya 10 siswa atau sebesar 58,82 %. Nilai rata-rata siswa
sebelum tindakan menunjukkan 65 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 40. Pada siklus I aktivitas siswa meningkat dan siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 13 siswa atau sebesar 76,47 %
. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 71,76 dengan nilai tertinggi
100 dan nilai terendah 40. Pada siklus II aktivitas siswa dalam
pembelajaran semakin meningkat dan ada 17 siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM atau sebesar 100%. Nilai rata-rata siswa pada siklus II
mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu menjadi 82,35 dengan
nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Dengan demikian, dapat
meningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di
MI Ma‟arif Ngliseng Muntuk Dlingo Bantul. Persamaan penelitan ni
dengan penelitian Irwahyuni adalah penggunaan model
pembelajarannya yang berupa model pembelajaran kooperatif, model
pembelajarannya merupakan Think Pair Share. Sedangkan
perbedaannya yaitu materi pembelajarannya dan objek penelitiannya
kelas IV.
70
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
D. Gambaran umum MTs As-Salafi Susukan Kabupaten Semarang
1. Sejarah singkat berdirinya MTs As-Salafi Susukan
MTs Assalafi merupakan lembaga pendidikan di sebuah yayasan
pendidikan. Diawali dengan berdirinya sebuah pondok pesantren
Mahirul Hikam pada tahun 1985, dimulai dengan 40 orang santri
mukim dan sekitar 90 orang santri yang non-mukim. Kemudian mulai
tahun 1991 diresmikanlah pondok pesantren ini dengan di Akta
Notariskan sebagai yayasan dengan nama Yayasan Pendidikan dan
Kesejahteraan Umat Islam Assalafi (YPKUI) Assalafi.
Kemudian yayasan mengikuti program pemerintah wajib belajar
9 tahun, dewan pengurus yayasan dan para pemuka pendidikan di
lingkungan kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dikumpulkan
dan berembuk untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP
atau MTs) yang kemudian menghasilkkan satu keputusan diadakannya
sebuah Madrasah Tsanawiyah yang bernama MTs Assalafi. Mulai Juli
1993 berdirilah sebuah MTs di yayasan ini dengan murid pertama
sekitar 160 orang untuk dijadikan 4 kelas. Saat itu sekolah masih
menginduk pada MTs N Susukan Kabupaten Semarang. Kemudian
setelah 5 tahun MTs Assalafi bediri diadakan akreditasi sehingga
dapat berdiri sebagai sekolah mandiri hingga saat ini.
71
2. Profil MTs As-Salafi Susukan Kabupaten Semarang
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah Mts As-Salafi Susukan
Nss 121233220008
Npsn 20320527
Akreditasi A
Alamat Jl. Peltu Soebowo Soepangat Km. 05,
Talok, Kenteng, Susukan, Kabupaten
Semarang
Status Sekolah Swasta
Tahun Didirikan 3 Oktober 1994
Surat Keputusan 12/TS.A/VII/1994
Nama Kepala Sekolah Ahmad Jamsuki, S.Ag
Nomor Hp Sekolah 085713162209
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
b. Jumlah Guru
GOL/PEND GURU KET
L P JUMLAH
D2
72
D3
S1 / D4 10 14 24 Aktif
S2 1 1 Aktif
SLTA
Tabel 3.2 Jumlah Guru
c. Jumlah Pegawai
GOL/PEND
PEGAWAI KET
L P JUMLAH
D2
D3
S1 / D4 1 1 Aktif
S2 1 Aktif
SLTA 1 1 Aktif
Jumlah 2 1 2 5
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai
d. Jumlah Rombel danSiswa
Jml Rombel Kelas Putra Putri Jumlah
3 VII 40 41 81
3 VIII 41 34 75
3 IX 49 29 78
Jumlah 130 104 234
Tabel 3.4 Jumlah Rombel dan Siswa
73
3. Struktur organisasi MTs As-Salafi Susukan Tahun Ajaran
2019/2020
Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Sekolah
GURU
Kepala Tata Usaha
FAUZI BARIQ MAHYA
Bendahara Madrasah
Nur Istiqomah, S.PdI
Kepala Madrasah
AHMAD JAMSUKI, S.Ag
Ketua Komite
Bidang Kesiswaan
FEBRIANA WULAN S., S.S
Bidang Kurikulum
NUR HABIB, S.kom
Bidang Sarpras
Abdul Nurkolis, S.Pd
Bidang Humas
Syamsul Hadi, S.Ag
WALI KELAS
74
4. Visi dan misi MTs As-Salafi Susukan
a. Visi
“Terwujudnya sekolah yang tertib, disiplin dan berprestasi
bernuansa religius”
b. Misi
1) Melaksanakan sholat dhuha, asmaul husna, bersih lingkungan,
dan apel setiap hari untuk mengoptimalkan kedisiplinan siswa
dan pembiasaan religius.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik.
3) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan
terhadap agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti
yang luhur.
4) Menciptakan suasana yang koondusif untuk mengefektifkan
seluruh kegiatan sekolah.
5) Mengembangkan budaya kompetitif bagi peserta didik dalam
upaya meningkatkan prestasi peserta didik.
6) Menyiapkan peserta didik yang mandiri dan berdaya sang
tinggi dalam menghadapi kehidupan di masyarakat.
7) Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni dan
budaya.
8) Mengembangkan dan mempertinggi sikap kebangsaan dan
cinta tanah air.
75
9) Menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler yang
terprogram dan terarah sehingga bakat dan minat siswa
tersalurkan dan terbina, akhirnya akan melahirkan prestasi.
10) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas,
baik akademik, moral, maupun sosial.
11) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan berbasis akidah dan akhlak islami.
12) Menanamkan nilai-nilai kemandirian, sopan santun, disiplin
dan tanggungjawab.
13) Menanamkan pengetahuan, kesadaran, dan mengamalkan
nilai-nilai religius sesuai konsep Al quran, Hadits, dan adat
(urf) yang baik.
14) Menyiapkan SDM yang religius, bertanggung jawab,
pembelajaran cepat, berwawasan global dan profesionnal.
5. Daftar guru MTs As-Salafi Susukan
No.
PEGID NUPTK Nama Fungsi
1 91000084100737 5157762663200023 Abdul Nurkolis, S.Pd Guru
2 20320527195005
Adityaningrum Guru
3 91000062102021 0442740643200012 Ahmad Hasuna, Drs. Guru
4 91000072102760 4442750653200012 Ahmad Jamsuki, S.Ag Guru
76
5 91000071103896 1255749653200003
Aminudin Asrori,
S.Ag. Guru
6 91000067110275 4537745646300002 Dwi Astuti, Dra. Guru
7 20320527191002
Fathiyatul Mubayinah Guru
8 20320527199001
Fauzi Bariq Mahya Staf
9 20320527194001
Febriana Wulan Suci Guru
10 20320527194004
Khalid Shidiq Guru
11 20320527191004
Najib Syaifullah,
S.Pdi Guru
12 91000087134205 1438765666210102 Ngatiyatun, S.Pd. Guru
13 91000079143407 6539757661200003 Nur Habib, S.Kom Guru
14 91000084151855 1554762661300002 Nur Istiqomah, S.Pdi. Guru
15 91000084159464 3853762663300052 Rini Fatmawati, S.Pd. Guru
16 20320527194003
Rizqi Amalia, S.Pd Guru
17 20320527195003
Sartika Putri Guru
18 20320527195004
Siti Armawati Guru
19 20320527195001
Siti Asy Syfa, S.Pd Guru
77
20 20320527191001
Siti Robiatun Guru
21 20320137189001
Siti Zumaroh Guru
22 91000071151101 7445749653200003 Syamsul Hadi, S.Ag Guru
23 20320527192001
Taufiq Riza Guru
24 91000062144924 7444740641200013 Thoha, S.Pd Guru
25 20320527196001
Zulfa Amaliyah Guru
Tabel 3.5 Daftar Guru
6. Daftar sarana prasarana MTs As-Salafi Susukan
No. Jenis Prasarana Jml
Ruang
Ket.
1. Ruang kelas 9 Baik
2. Ruang kantor 1 Baik
3. Ruang tata usaha 1 Baik
4. Perpustakaan 1 Baik
5. Lab. Komputer 1 Baik
6. Tempat ibadah 1 Baik
7. Tempat olah raga 2 Baik
8. Kamar mandi 3 Sebagian rusak
Tabel 3.6 Sarana Prasarana
78
7. Kegiatan ekstra kurikuler MTs As-Salafi
1) Pramuka
2) Qiroah
3) Kaligrafi
4) English Club
5) Arabic Club
6) Voly
E. Objek penelitian
Objek penelitian yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas VIII C MTs Assalafi susukan kabupaten semarang
tahun ajaran 2019/2020. Data responden ini berjumlah 28 orang dengan
rincian 13 laki-laki dan 15 perempuan.
NO NISM NAMA JK KELAS
1 121233220008190055 ABI TAWAKAL L VII C
2 121233220008190056 ADITYA L VII C
3 121233220008190052 ANISA TRI HABSARI P VII C
4 121233220008190053 ARI YULIYADI L VII C
5 121233220008190070 AZKA NAFISATUL WAHDAH P VII C
6 121233220008190047 DHIYA FATUM MALSA P VII C
79
7 121233220008190049 DONI HANIF ASHURI L VII C
8 121233220008190079 FADHIL ARDIYANSYAH W. L VII C
9 121233220008190080 FEGI RAHMATI P VII C
10 121233220008190081 HANDA AMALIA P VII C
11 121233220008190048 HESEL IRAWAN L VII C
12 121233220008190075 LAILATUL MUFIDA P VII C
13 121233220008190087 LAILI ZAHDA AZALIA P VII C
14 121233220008190089 M. BARY KHOIRUIN L VII C
15 121233220008190100 M. YUSUF MAULANA L VII C
16 121233220008190085 MUHAMAD ZAKI MAULANA L VII C
17 121233220008190077 MUHAMMAD HAMIM J. L VII C
18 121233220008190069 MUHAMMMAD ILHAM A. L VII C
19 121233220008190072 NABILA SALSABILA P VII C
20 121233220008190086 NAILA ISMAWATI P VII C
21 121233220008190094 RIDO ZIKO KUSTANTO L VII C
22 121233220008190092 RYADH NADHIR A. L VII C
23 121233220008190091 SABILATU EL ZAHWA P VII C
80
24 121233220008190084 SITI AFIFAH P VII C
25 121233220008190090 SITI AISYAH P VII C
26 121233220008190066 SITI RIFATUN NASIKAH P VII C
27 121233220008190088 SRI MARGIATI P VII C
28 121233220008190067 WA ODE MAW 'IDZAH S. P VII C
Tabel 3.7 Daftar Siswa
F. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran
2019/2020, yaitu pada bulan Agustus 2019. Penelitian dilakukan pada
siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang yang
berjumlah 28 orang. Kegiatan observasi awal pada tanggal 20 Juli 2019,
Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2019, Kegiatan
siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2019. Sudah disampaikan
di muka bahwa secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan
dalam empat tahap yaitu rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi,
dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, namun
sebelumnya peneliti melaksanakan pra siklus. Adapun rincian tahapan-
tahapan tersebut akan dibahas di bawah ini:
81
1. Deskripsi pelaksanaan siklus I
a. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas ini kegiatan perencanaan
yang dilakukan adalah:
1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan
kepala sekolah untuk perijinan penelitian dan guru mapel
Matematika untuk pelaksanaan pelitian.
2) Melakukan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Membuat instrument penelitian yaitu:
a) Lembar kerja siswa dan kelompok
b) Lembar soal Evaluasi pada mata pelajaran matematika
materi himpunan.
c) Lembar observasi guru dan siswa, untuk melihat
peningkatan suasana kelas dari aktivitas siswa dan guru kelas
ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS.
5) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan
diperlukan dikelas.
82
b. Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik,
dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai konsep dan
menyatakan himpunan.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
materi konsep himpunan dengan materi yang akan
dipelajari. Seperti,“1. Coba pikirkan mengapa kumpulan
kota yang diawali huruf S termasuk himpunan, sedangkan
kumpulan kota besar bukan termasuk himpunan? 2. Coba
tulis dua contoh kumpulan yang termasuk himpunan dan
dua contoh kumpulan yang bukan termasuk himpunan!
Sebutkan anggota masing-masing contoh!”.
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
3) Peserta didik diberikan materi mengenai konsep dan
menyatakan himpunan.
83
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: tahap berfikir (Think)
1) Peserta didik mencermati perbedaan himpunan dan bukan
himpunan. (Mengamati)
2) peserta didik diminta untuk mengamati “Ayo Kita
Menanya” halaman 115.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang konsep
dan menyatakan himpunan.
4) Guru memberi penjelasan mengenai himpunan kosong,
semesta dan diagram venn.
5) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan
berdasarkan pengamatan pada gambar yang berkaitan
dengan himpunan dan bukan himpunan dan cara
menyatakan himpunan. (Menanya)
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil
beranggotakan 4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari
permasalahan sebelumnya yang secara individu,
didiskusikan bersama semua anggota kelompok.
(mengumpulkan informasi)
84
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan
pendapat pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-
masing anggota kelompok.
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar
Kerja Kelompok untuk memahami himpunan kosong dan
himpunan semesta. (mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
sementara itu kelompok yang lain memberikan tanggapan.
(mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi
siswa.
Fase 5: penghargaan
1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau
individu dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup ( 10 menit)
1) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil pengerjaan
kuis sebagai bahan penilaian.
2) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan
tentang konsep dan menyatakan himpunan.
3) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari
ini dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari
peserta didik.
85
4) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
5) Peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan secara individu
maupun kelompok.
6) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
7) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan
pesan agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua
dan tetap belajar.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik,
dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai himpunan kosong
dan himpunan semesta.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan materi himpunan kosong dan himpunan
semesta. Seperti, “Yunita, Septi, dan Andi adalah 3 orang
siswa yang diberi tugas oleh Pak Taufiq untuk menuliskan
nama siswa yang berawalan huruf tertentu di kelasnya.
Yunita diminta menuliskan nama siswa yang berawalan
huruf Y, septi diminta menuliskan nama siswa yang
86
berawalan huruf S, dan Andi diminta untuk menuliskan
nama siswa yang berawalan huruf A. Kemudian ketiga
siswa terrsebut diminta untuk menuliskan nama siswa
yang berawalan dengan huruf X. Apakah ada siswa di
dalam kelas yang namanya diawali dengan huruf X ?”
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: berfikir (tahap Think)
1) Peserta didik mengamati masalah 2.1 pada buku paket
tentang himpunan kosong. (mengamati)
2) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif
penyelesaiannya.
3) Peserta didik mengamati masalah 2.2 pada buku paket
tentang himpunan semesta.
4) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif
penyelesaiannya.
5) Siswa menyajikan data-data yang dimiliki ke dalam
bentuk diagram venn.
87
6) Peserta didik mengamati contoh-contoh dari himpunan
kosong, semesta dan diagram venn.
7) Guru meminta siswa untuk memberikan contoh-contoh
himpunan kosong, semesta dan diagram venn.
8) guru memberi penjelasan mengenai himpunan kosong,
semesta dan diagram venn.
9) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan
berdasarkan pengamatan pada gambar yang berkaitan
dengan himpunan kosong, semesta dan diagram venn.
10) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai
himpunan kosong, semesta dan diagram venn.
11) Guru memberi motivasi, pancingan pertanyaan, contoh
pertanyaan, dan cara lain agar mampu membuat
pertanyaan tentang penyajian himpunan. (menanya)
12) Guru mengondisikan siswa untuk memikirkan dan
menjawab permasalahan tersebut secara individual.
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil
beranggotakan 4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari
permasalahan sebelumnya yang secara individu,
88
didiskusikan bersama semua anggota kelompok.
(mengumpulkan informasi)
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan
pendapat pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-
masing anggota kelompok.
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar
Kerja Kelompok untuk memahami himpunan kosong dan
himpunan semesta. (mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
sementara itu kelompok yang lain memberikan tanggapan.
(mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi
siswa.
Fase 5: penghargaan
1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau
individu dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil pengerjaan
lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok sebagai bahan
penilaian.
2) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan
tentang himpunan kosong dan himpunan semesta.
89
3) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari
ini dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari
peserta didik.
4) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
5) Peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan secara individu
maupun kelompok.
6) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
7) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan
pesan agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua
dan tetap belajar.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
1) Memperhatikan sikap dan perilaku guru serta siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
Berikut hasil pengamatan guru siklus I:
No.
Aspek yang diamati Skala penilaian Catatan
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan
peserta didik untuk
Guru menyiapkan
siswa terlebih
90
mengikuti
pembelajaran
dahulu sebelum
membuka
pelajaran
2. Guru melakukan
apersepsi dengan
bertanya materi
sebelumnya yang
telah dipelajari oleh
siswa.
3.. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti tahap Think
4. Guru menyampaikan
materi
5. Guru mengondisikan
siswa untuk berfikir
secara individu
Guru lebih
menyeluruh dalam
mengawasi dan
membimbing
siswa saat
mengerjakan soal
Kegiatan Inti Tahap Pair
6. Guru
91
mengelompokkan
siswa dalam
kelompok kecil
7. Guru memfasilitasi
dan membimbing
siswa dalam kegiatan
kelompok
Guru memotivasi
siswa dan
membimbing
setiap kelompok
agar dapat
bekerjasama
dengan baik
Kegiatan Akhir
8. Membimbing siswa
dalam menyimpulkan
materi
Sebaiknya guru
membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi agar
pemahaman siswa
lebih jelas
9. Memberikan
penilaian atau
apresiasi kepada
individu maupun
kelompok
92
10. Melakukan kegiatan
refleksi dan umpan
balik berkenaan
dengan refleksi
peserta didik.
Pemberian umpan
balik membuat
siswa merasa lebih
dihargai saat
memberikan
refleksi terhadap
pembelajaran
11. Memberikan
informasi mengenai
pembelajaran
selanjutnya
Pengelolaan waktu dan model pembelajaran
12. Menggunakan waktu
pembelajaran secara
efektif dan efisien
13. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP
Sebelum
melaksanakan
pembelajaran guru
membaca kembali
RPP yang telah
dibuat, sehingga
meminimalisir
tahapan terlewat
93
atau tidak
dilaksanakan
Keterangan Skor:
1 = apabila guru belum melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator.
2 = apabila guru melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
benar-benar sesuai.
3 = apabila guru sudah melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator dengan
sesuai.
4 = apabila guru melakukan aspek yang diamati dengan maksimal.
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus I
Berikut hasil pengamatan siswa siklus I:
No. Nama Berani Bertanya
1 2 3 4
1 AT
2 A
3 ATR
4 AY
5 ANW
6 DFM
7 DHA
8 FAW
9 FR
10 HA
11 HI
12 LM
13 LZA
94
14 MBK
15 MYM
16 MZM
17 MHJ
18 MIA
19 NS
20 NI
21 RZK
22 RNA
23 SEZ
24 SAF
25 SAI
26 SN
27 SM
28 WOMS
Keterangan Skor:
1 = (belum terlihat), apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sikap yang dinyatakan dalam indikator.
2 = (mulai terlihat), apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten.
3 = (mulai berkembang), apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 = (membudaya), apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Tabel 3.9 lembar observasi siswa KI. 2 siklus I
95
d. Refleksi
No. Kekurangan Perbaikan
1. Ada beberapa siswa yang belum
siap ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Guru menyiapkan siswa terlebih
dahulu sebelum membuka pelajaran
2. Ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru
karena asik dengan temanya.
Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar lebih memperhatikan
penjelasan guru.
3. Beberapa siswa tidak serius
dalam mengerjakan soal
individu
Guru lebih menyeluruh dalam
mengawasi dan membimbing siswa
saat mengerjakan soal
4. Beberapa siswa tidak antusias
dalam kerja kelompok dan
kurang berkerjasama
Guru memotivasi siswa dan
membimbing setiap kelompok agar
dapat bekerjasama dengan baik
6. Ada beberapa tahapan RPP yang
belum dilaksanakan oleh guru
Sebelum melaksanakan pembelajaran
guru membaca kembali RPP yang
telah dibuat, sehingga meminimalisir
tahapan terlewat atau tidak
dilaksanakan
Tabel 3.10 Refleksi Siklus I
Terdapat keberhasilan dalam siklus 1 yaitu beberapa anak
lebih paham dengan materi yang disampaikan dan juga
96
peningkatan hasil belajar sebesar 51,72 %. Meskipun ada
keberhasilan pada siklus I tetapi juga ada kekurangan seperti diatas
dan juga belum memenuhi kriteria ketuntasan. Kekurangan
tersebut akan diperbiki pada siklus selanjutnya.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus II
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan
penilaian hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan
perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yan dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Perencanaan
1) Membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
2) Membuat instrument penelitian yaitu:
a) Lembar kerja siswa dan kelompok
b) Lembar soal Evaluasi pada mata pelajaran matematika
materi himpunan.
c) Lembar observasi guru dan siswa, untuk melihat
peningkatan suasana kelas dari aktivitas siswa dan guru
kelas ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS.
3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan
diperlukan dikelas.
97
b. Pelaksanaan
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik,
dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai himpunan kosong
dan himpunan semesta.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru memberikan stimulus berupa cara-cara menyajikan
diagram venn dari gabungan atau irisan dua himpunan dan
mendata anggota himpunan serta mengaitkan dengan data
berupa hobi siswa yang diperoleh guru di awal pembelajaran.
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: berfikir (tahap Think)
1) Peserta didik mengamati masalah pada buku LKS tentang
diagram venn dari gabungan atau irisan dua himpunan.
(mengamati)
2) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif
penyelesaiannya.
3) Siswa menyajikan data-data yang dimiliki ke dalam
bentuk diagram venn.
98
4) Guru memberikan contoh-contoh diagram venn dari
gabungan atau irisan dua himpunan.
5) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan
berdasarkan pengamatan pada gambar yang berkaitan
dengan diagram venn.
6) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai
diagram venn.
7) Guru memberi motivasi, pancingan pertanyaan, contoh
pertanyaan, dan cara lain agar mampu membuat
pertanyaan tentang penyajian diagram venn. (menanya)
8) Guru mengondisikan siswa untuk memikirkan dan
menjawab permasalahan tersebut secara individual.
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil
beranggotakan 4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari
permasalahan sebelumnya yang secara individu,
99
didiskusikan bersama semua anggota kelompok.
(mengumpulkan informasi)
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan
pendapat pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-
masing anggota kelompok.
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar
Kerja Kelompok untuk memahami diagram venn.
(mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
sementara itu kelompok yang lain memberikan tanggapan.
(mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi
siswa.
Fase 5: penghargaan
1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau
individu dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan
tentang himpunan kosong dan himpunan semesta.
2) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari
ini dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari
peserta didik.
100
3) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
4) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
5) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan
pesan agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua
dan tetap belajar.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
1) Memperhatikan sikap dan perilaku guru serta siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
Berikut hasil pengamatan guru siklus II:
No.
Aspek yang diamati Skala penilaian Catatan
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan
peserta didik untuk
mengikuti
pembelajaran
2. Guru melakukan
apersepsi dengan
bertanya materi
101
sebelumnya yang
telah dipelajari oleh
siswa.
3.. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti tahap Think
4. Guru menyampaikan
materi
5. Guru mengondisikan
siswa untuk berfikir
secara individu
Kegiatan Inti Tahap Pair
6. Guru
mengelompokkan
siswa dalam
kelompok kecil
7. Guru memfasilitasi
dan membimbing
siswa dalam kegiatan
kelompok
Kegiatan Akhir
8. Membimbing siswa
102
dalam menyimpulkan
materi
9. Memberikan
penilaian atau
apresiasi kepada
individu maupun
kelompok
10. Melakukan kegiatan
refleksi dan umpan
balik berkenaan
dengan refleksi
peserta didik.
11. Memberikan
informasi mengenai
pembelajaran
selanjutnya
Pengelolaan waktu dan model pembelajaran
12. Menggunakan waktu
pembelajaran secara
efektif dan efisien
13. Melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan RPP
103
Keterangan Skor:
1 = apabila guru belum melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator.
2 = apabila guru melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
benar-benar sesuai.
3 = apabila guru sudah melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator dengan
sesuai.
4 = apabila guru melakukan aspek yang diamati dengan maksimal.
Tabel 3.11 lembar observasi guru siklus II
Berikut hasil pengamatan siklus II:
No. Nama Berani Bertanya
1 2 3 4
1 AT
2 A
3 ATR
4 AY
5 ANW
6 DFM
7 DHA
8 FAW
9 FR
10 HA
11 HI
12 LM
13 LZA
14 MBK
15 MYM
104
16 MZM
17 MHJ
18 MIA
19 NS
20 NI
21 RZK
22 RNA
23 SEZ
24 SAF
25 SAI
26 SN
27 SM
28 WOMS
Keterangan Skor:
1 = (belum terlihat), apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sikap yang dinyatakan dalam indikator.
2 = (mulai terlihat), apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten.
3 = (mulai berkembang), apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 = (membudaya), apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Tabel 3.12 lembar observasi siswa KI. 2 siklus II
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan mengaalisis data, didapati
bahwa hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus
105
I, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
secara aktif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS). Pada siklus II guru dan siswa
melaksanakan perannya masing-masing dengan sangat baik.
Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapatkan
juga menunjukan perubahan hasil yang sangat baik. Nilai siswa
pada siklus II sudah mencapai target ketuntasan yang diharapkan
yaitu 85,71 % dinyatakan tuntas. Oleh karena itu tidak di perlukan
lagi tindakan perbaikan. Kegiatan pada siklus II ini menjadi
keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada
siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2019/2020 pada materi himpunan menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS), sehingga siklus
dihentikan.
106
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi Per Siklus
1. Analisis Data Pra Siklus
Pembelajaran yang ada di kelas VIIC MTs Assalafi Susukan
Kabupaten Semarang masih sering menggunakan metode ceramah
yang berbasis satu arah. Sehingga pembelajaran tersebut hanya
berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya bersifat sementara.
Metode yang digunakan oleh guru matematika disekolahan tersebut
bersifat monoton, dimana siswa mendengar, mencatat, lalu
mengerjakan soal yang terdapat pada buku.
Data yang diperoleh dari kondisi awal, hasil nilai tes ulangan
harian pada mata pelajaran Matematika masih banyak yang belum
mecapai KKM belajar yang digunakan yaitu 74.
Rangkuman hasil ulangan harian Matematika siswa kelas VIIC
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
No. NISM Kode Nama Nilai Ket.
1 121233220008190055 AT 55 TT
2 121233220008190056 A 60 TT
3 121233220008190052 ATR 75 T
107
4 121233220008190053 AY 72 TT
5 121233220008190070 ANW 55 TT
6 121233220008190047 DFM 72 TT
7 121233220008190 049 DHA 65 TT
8 121233220008190079 FAW 20 TT
9 121233220008190080 FR 75 T
10 121233220008190081 HA 56 TT
11 121233220008190048 HI 40 TT
12 121233220008190075 LM 76 T
13 121233220008190087 LZA 70 TT
14 121233220008190089 MBK 30 TT
15 121233220008190100 MYM 68 TT
16 121233220008190085 MZM 60 TT
17 121233220008190077 MHJ 80 T
18 121233220008190069 MIA 66 TT
19 121233220008190072 NS 34 TT
20 121233220008190086 NI 90 T
108
21 121233220008190094 RZK 58 TT
22 121233220008190092 RNA 60 TT
23 121233220008190091 SEZ 75 T
24 121233220008190084 SAF 70 TT
25 121233220008190090 SAI 90 T
26 121233220008190066 SN 70 TT
27 121233220008190088 SM 75 T
28 121233220008190067 WOMS 75 T
Jumlah Nilai 1792
Rata-rata 64
Jumlah Siswa yang Tuntas 9
Presentase ketuntasan belajar 32,14 %
Keterangan:
T: Tuntas
TT: Tidak Tuntas
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa ulangan
harian sebelum diadakannya pembelajaran dengan model
pembelajaran Think Pair Share dari 28 orang siswa yang dinyatakan
tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 32,14 % dan yang dinyatakan
109
tidak tuntas sebanyak 19 siswa atau sebesar 67, 85 % dengan rata-rata
64.
Dari uraian di atas dapat dijadikan sebagai pembanding
sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS).
2. Analisis Data Siklus I
NO NISM Kode Nama Nilai Ket
1 121233220008190055 AT 65 TT
2 121233220008190056 A 60 TT
3 121233220008190052 ATR 75 T
4 121233220008190053 AY 57,5 TT
5 121233220008190070 ANW 77,5 T
6 121233220008190047 DFM 50 TT
7 121233220008190049 DHA 50 TT
8 121233220008190079 FAW 20 TT
9 121233220008190080 FR 75 T
10 121233220008190081 HA 90 T
11 121233220008190048 HI 40 TT
12 121233220008190075 LM 80 T
110
13 121233220008190087 LZA 75 T
14 121233220008190089 MBK 30 TT
15 121233220008190100 MYM 70 TT
16 121233220008190085 MZM 62,5 TT
17 121233220008190077 MHJ 60 TT
18 121233220008190069 MIA 32,5 TT
19 121233220008190072 NS 88 T
20 121233220008190086 NI 65 TT
21 121233220008190094 RZK 75 T
22 121233220008190092 RNA 75 T
23 121233220008190091 SEZ 62,5 TT
24 121233220008190084 SAF 87,5 T
25 121233220008190090 SAI 85 T
26 121233220008190066 SN 77,5 T
27 121233220008190088 SM 55 TT
28 121233220008190067 WOMS 85 T
Jumlah 1825,5
111
Rata-rata 65.14286
Jumlah Siswa yang Tuntas 13
Presentase hasil belajar 46,42%
Keterangan:
T: Tuntas
TT: Tidak Tuntas
Tabel 4.2 Nilai Siklus I
1) Persentase siswa tuntas
Keterangan:
P = jumlah nilai dalam persentase
f = frekuensi jumlah siswa untas atau tidak tuntas
n = jumlah seluruh siswa
2) Persentase siswa tidak tuntas
Keterangan:
112
P = jumlah nilai dalam persentase
f = frekuensi jumlah siswa untas atau tidak tuntas
n = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar pada siklus I mencapai 65,14 namun, belum mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal karena yang diperoleh hanya
46,42 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar dan
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 13
orang (46,42%) sedangkan 15 orang siswa lainnya (53,57 %) belum
mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu upaya meningkatkan
hasil belajar siswa harus dilanjutkan pada tindakan berikutnya yaitu
pada Siklus II juga dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) dengan memperbaiki kekurangan dan
kelemahan yang ada ada siklus I.
3. Analisis Data Siklus II
Pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan model
pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran, peneliti juga
113
mencoba mengatasi beberapa kekurangan yang ada pada siklus I.
Berikut adalah hasil belajar pada siklus II:
NO. NISM Kode Nama Nilai Ket.
1 121233220008190055 AT 82
T
2 121233220008190056 A 75
T
3 121233220008190052 ATR 78
T
4 121233220008190053 AY 80
T
5 121233220008190070 ANW 80
T
6 121233220008190047 DFM 76
T
7 121233220008190049 DHA 75
T
8 121233220008190079 FAW 40
TT
9 121233220008190080 FR 75
T
10 121233220008190081 HA 77
T
11 121233220008190048 HI 50
TT
12 121233220008190075 LM 80
T
13 121233220008190087 LZA 82
T
14 121233220008190089 MBK 40
TT
15 121233220008190100 MYM 83
T
114
16 121233220008190085 MZM 77
T
17 121233220008190077 MHJ 80
T
18 121233220008190069 MIA 66
TT
19 121233220008190072 NS 77
T
20 121233220008190086 NI 75
T
21 121233220008190094 RZK 75
T
22 121233220008190092 RNA 80
T
23 121233220008190091 SEZ 77
T
24 121233220008190084 SAF 75
T
25 121233220008190090 SAI 82
T
26 121233220008190066 SN 85
T
27 121233220008190088 SM 75
T
28 121233220008190067 WOMS 82
T
Jumlah 2079
Rata-rata 74.25
Jumlah Siswa yang Tuntas 24
Presentase ketuntasan belajar 85,71%
115
Keterangan:
T: Tuntas
TT: Tidak Tuntas
Tabel 4.3 Nilai Siklus II
3) Persentase siswa tuntas
Keterangan:
P = jumlah nilai dalam persentase
f = frekuensi jumlah siswa untas atau tidak tuntas
n = jumlah seluruh siswa
4) Persentase siswa tidak tuntas
Keterangan:
P = jumlah nilai dalam persentase
f = frekuensi jumlah siswa untas atau tidak tuntas
n = jumlah seluruh siswa
116
Tabel di atas, menunjukkan peningkatan hasil belajar
matematika siswa dari pertemuan sebelumnya. Diperoleh nilai rata-
rata siswa yaitu 74.24 dan telah mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal yaitu 85,71 % atau sebanyak 24 siswa dari 28 siswa. Target
peneliti sudah tercapai maka tindakan diberhentikan pada siklus ini.
D. Pembahasan hasil penelitian
Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang
terkumpul, maka diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran Matematika
materi Himpunan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dalam pembelajaran Matematika yang dilaksanakan dalam penelitian
tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima materi
Himpunan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil ulangan pada kondisi awal atau pra siklus, nilai
rata-rata dari 28 siswa yaitu 64 dengan rincian 9 siswa atau 32,14 % dari
jumlah siswa sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas, sedangkan 19
siswa atau 67,85 % dari jumlah siswa belum mencapai KKM dan
117
dinyatakan tidak tuntas. Karena guru Matematika kelas VII C dalam
pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional. Sehingga pembelajaran yang disampaikan menjadi kurang
menarik dan membuat siswa menjadi kurang aktif. Upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika, peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS). Dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada sejumlah
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes formatif yang diperoleh
siswa disetiap siklusnya pada tabel sebagai berikut.
No. Kode Nama Siklus
pra siklus siklus I siklus II
1 AT
55 65 82
2 A
60 60 75
3 ATR
75 75 78
4 AY
72 57,5 80
5 ANW
55 77,5 80
6 DFM
72 50 76
7 DHA
65 50 75
8 FAW
20 20 40
118
9 FR
75 75 75
10 HA
56 90 77
11 HI
40 40 50
12 LM
76 80 80
13 LZA
70 75 82
14 MBK
30 30 40
15 MYM
68 70 83
16 MZM
60 62,5 77
17 MHJ
80 60 80
18 MIA
66 32,5 66
19 NS
34 88 77
20 NI
90 65 75
21 RZK
58 75 75
22 RNA
60 75 80
23 SEZ
75 62,5 77
24 SAF
70 87,5 75
25 SAI
90 85 82
119
26 SN
70 77,5 85
27 SM
75 55 75
28 WOMS
75 85 82
Jumlah 1792 1825,5 2079
Rata-rata 64 65,19 74,25
KKL 32,14 % 46,42 % 85,71%
Pada siklus I nilai rata-rata dari 28 siswa yaitu 65,19 dengan
rincian 13 siswa atau 46,42 % dari jumlah siswa telah mencapai nilai
KKM yaitu 74 dan dinyatakan Tuntas (T), sedangkan 15 siswa atau
53,57 % dari jumlah siswa belum mencapai KKM dan dinyatakan Tidak
Tuntas (TT). Untuk menilai hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti
mengkaji ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan dilakukan
perbaikan. Hasilnya adalah guru telah mampu menerapkan Think Pair
Share (TPS) pada pelajaran Matematika materi Himpunan dengan baik.
Namun masih ada beberapa siswa yang belum memahami jalannya metode
pembelajaran yang diterapkan, ada beberapa siswa yang belum aktif dan
antusian dalam mengikuti pembelajaran.Mengingat jumlah siswa yang
mencapai KKM belum mencapai target, maka dari itu diperlukan
perbaikan pada tahap berikutnya yaitu siklus II.
Pada siklus II nilai rata-rata dari 28 siswa yaitu 74,25 dengan
rincian 24 siswa atau 85,71 % dari jumlah siswa telah mencapai KKM dan
120
dinyatakan Tuntas (T), sedangkan 4 siswa 14,28 % dari jumlah siswa
belum mencapai KKM dan dinyatakan Tidak Tuntas (TT). Akan tetapi,
target peneliti sudah tercapai maka tindakan diberhentikan pada siklus ini.
Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru terjadi peningkatan
karena guru telah maksimal dalam menerapkan metode pembeajaran Think
Pair Share (TPS) dengan sangat baik. Selain itu prestasi belajar siswa juga
meningkat dan mencapai KKM. Hasil pencapaian KKM pada pra siklus,
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 4.1
Peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa banyaknya siswa
yang semula prestasi belajarnya relatif rendah, cenderung naik secara
perlahan, kegiatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran juga meningkat
sehingga kualitas hasil belajar siswa cukup memuaskan.
32,14% 46,42%
85,71%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Pra siklus siklus I siklus II
Siklus I
Pra siklus
siklus I
siklus II
121
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi Himpunan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C semester ganjil MTs Assalafi
Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dapat
dilihat dari hasil setiap siklusnya yang menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar, dimana pada prasiklus yang mencapai KKM
sekolah yaitu 74 sebanyak 9 siswa atau 32,14 % dengan nilai rata-rata 64.
Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa atau 46,42% dengan
nilai rata-rata 65,14 dan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa
atau 85,71 %. Nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus II ini sebanyak
74,25. Dikarenakan pencapaian hasil belajar telah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal sebesar maka siklus dihentikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada kelas VII C
MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
Maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan
kompetensi peserta didik MTs Assalafi Susukan Kabupaten Semarang
pada khususnya sebagai berikut:
122
1. Bagi Sekolah
Penelitian dengan tindakan kelas dapat membantu meningkatkan
mutu pembelajaran dikelas.
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika diharapkan
menggunakan pendekatan kontekstual.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan
diharapkan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS).
c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian
disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan
kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
e. Lebih memperhatikan peserta didik yang masih kurang aktif dan
mengikuti pembelajaran di kelas.
f. Adanya tindak lanjut bagi siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 4 orang seperti pemberian
123
remidial dan juga bimbingan pada saat mengikuti pembelajaran di
dalam maupun di luar kelas. Sehingga dapat mengikuti pembelajaran
kedepannya dengan lebih baik.
3. Bagi siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan
ide atau pendapat pada proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga meperoleh hasil
belajar yang optimal.
b. Siwa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan
sehari-hari.
124
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: PT Rineka.
Arikunto, Suharsimi. 2015, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006, Penlitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asdiqoh, Siti. 2012. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: TrustMedia Publishing.
Daryanto dan Rahardjo, Mulyo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:
Diponegoro.
Depdiknas. 2006. Peratutan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Ekasari, Paramita Ayu. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Materi Penjumlahan
Pecahan Dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtida’iyah Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2015/2016. Tarbiyah. IAIN Salatiga. Salatiga.
Farikhah, Siti. 2006. Evaluasi Pembelajaran Untuk Mahasiswa D2, PGA, PGK
SD/MI. Salatiga: STAIN.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan metode pembelajaran kreatif dan
berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia..
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Hamzah , Ali dan Mushlisraini. 2014, Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: Rajawali Pers
Hartini, Puji. 2013.Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
Integratif SMP. Bandung: Wahana Iptek.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
125
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Isu-Isu
Metodis Dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2007. Jakarta: Balai Pustaka.
Kusrini, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Nazarudin. 2007. Managemen Pembelajaran (Implementasi Konsep Karakteristik
dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum). Jogjakarta:
Teras.
Risqi Khasani, Awalina. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Perkalian melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematic Education) Pada
Siswa Kelas III Di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Tarbiyah. IAIN Salatiga. Salatiga.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profrsionalitas
Guru). Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana, hal.242.
Shadiq, Fajar. 2014. Pembelajaran Matematika (Cara Meningkatkan Kemampuan
Berfikir Siswa). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shohimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran INOVATIF Dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar.Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suprijono, A. 2013. Cooperatif Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
126
Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep.
Landasan. Dan Implementasinya Pada KTSP. Jakarta: Prenada media group.
Usman, Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
127
LAMPIRAN-LAMPIRAN
128
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MTs Assalafi Susukan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII C/ Ganjil
Materi Pembelajaran : Himpunan
Sub Materi : Konsep dan menyatakan himpunan
Himpunan kosong dan himpunan semesta
Alokasi Waktu : 2 2 JP (90 menit)
A. Kompetensi Inti
KI.1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
129
KI.4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
3.4. Menjelaskan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen
himpunan dan operasi biner pada himpunan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1. Menentukan konsep himpunan
3.4.2. Menyatakan himpunan
3.4.3. Menyatakan himpunan semesta dari suatu himpunan
3.4.4. Menyatakan himpunan kosong
4.1.1 Menerapkan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
4.4.2. Menggambar diagram Venn dari suatu himpunan
4.4.3. Membaca diagram Venn dari suatu himpunan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran Think Pair Share
(TPS), peserta didik diharapkan:
130
1. Menyatakan himpunan dan bukan himpunan
2. Menyatakan himpunan kosong.
3. Menyatakan himpunan semesta yang mungkin dari suatu himpunan.
4. Menyajikan beberapa cara menyatakan himpunan
5. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan
kosong dan semesta.
6. Menggambarkan bentuk diagram venn apabila diketahui anggota
himpunan dan himpunan semestanya.
7. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan diagram
venn
Fokus pengembangan karakter
Melalui pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan sikap:
1. Meyakini terhadap kebesaran Tuhan dengan berdo‟a secara khidmad
2. Berani bertanya
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
a. Himpunan dan bukan himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek-
obyek yang sudah dinyatakan atau didefinisikan dengan jelas.
Contoh :
Kumpulan yang termasuk himpunan
1) Kumpulan siswa yanglahir pada bulan agustus
2) Kumpulan buah-buahan yang diawali dengan huruf M.
131
3) Kumpulan nama kota di Indonesia yang diawali dengan huruf
S.
4) Kumpulan binatang yang berkaki dua
Bukan himpunan adalah suatu kumpulan yang tidak dapat
dinyatakan sebagai himpunan dikarenakan definisi dan obyeknya
tidak jelas.
Contoh:
Kumpulan yang bukan himpunan
1) Kumpulan kota-kota besar di Indonesia
2) Kumpulan orang kaya di Indonesia
3) Kumpulan siswa pandai yang ada disekolah
4) Kumpulan pelajaran yang disenangi siswa.
b. Penyajian himpunan
1) Dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya
A = { 3, 5, 7}
B = { a, i, u,e, o}
2) Dinyatakan dengan menuliskan sifat yang dimiliki anggotanya
A adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan
kurang dari 8.
B adalah himpunan semua bilangan prima yang kurang dari 10.
C = { bilangan prima kurang dari 10}
3) Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan
132
{ | adalah bilangan ganjil}
Dibaca : A adalah himpunan yang anggotanya semua x
demikian sehingga x lebih dari 1 dan x kurang dari 8, serta x
adalah bilangan ganjil).
{ | adalah bilangan prima}
A = { bilangan prima kurang dari 10}
c. Himpunan kosong dan himpunan semesta
1) Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota
yang dinotasikan dengan φ atau { }.
2) Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi
objek pembicaraan, dan dilambangkan dengan S. Himpunan
semesta pembicaraan mempunyai anggota yang sama atau lebih
banyak dari pada himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan
semesta disebut juga sebagai himpunan universal dan
disimbolkan dengan U.
d. Diagram venn
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan
anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang dinamakan diagram
venn. Aturan dalam membuat diagram venn adalah sebagai berikut:
1) Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan
semesta dengan mencantumkan huruf S dipojok kiri atas.
2) Menggambar kurva tertutup sederhana yang menggambarkan
himpunan.
133
3) Memberi nokta (titik) berdekatan dengan masing-masing
anggota himpunan.
4) Macam-macam bentuk diagram venn adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Macam-Macam Bentuk Diagram Venn
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik
2. Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Kuis
G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Pertemuan Pertama
a. Media
1) Lembar kerja kelompok
2) Lembar kerja siswa
3) Lembar penilaian
a) Lembar penilaian siswa
b) Lembar penilaian guru
4) Papan tulis/ bahan tayang
5) Spidol
6) HVS
b. Sumber Belajar
s B
A
S A
B S
A B
134
1) Buku Guru Matematika SMP Kelas VII Edisi 2017
2) Buku Siswa Matematika SMP Kelas VII Edisi 2017
3) Buku LKS
4) Dan sumber-sumber lain yang berhubungan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, dan
menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai konsep dan menyatakan
himpunan.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan materi
konsep himpunan dengan materi yang akan dipelajari. Seperti,“1.
Coba pikirkan mengapa kumpulan kota yang diawali huruf S
termasuk himpunan, sedangkan kumpulan kota besar bukan
termasuk himpunan? 2. Coba tulis dua contoh kumpulan yang
termasuk himpunan dan dua contoh kumpulan yang bukan termasuk
himpunan! Sebutkan anggota masing-masing contoh!”.
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
135
3) Peserta didik diberikan materi mengenai konsep dan menyatakan
himpunan.
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: tahap berfikir (Think)
1) Peserta didik mencermati perbedaan himpunan dan bukan himpunan.
(Mengamati)
2) peserta didik diminta untuk mengamati “Ayo Kita Menanya”
halaman 115.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang konsep dan
menyatakan himpunan.
4) Guru memberi penjelasan mengenai himpunan kosong, semesta dan
diagram venn.
5) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan pada gambar yang berkaitan dengan himpunan dan
bukan himpunan dan cara menyatakan himpunan. (Menanya)
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil beranggotakan
4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari permasalahan
sebelumnya yang secara individu, didiskusikan bersama semua
anggota kelompok. (mengumpulkan informasi)
136
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan pendapat
pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-masing anggota
kelompok.
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok untuk memahami himpunan kosong dan himpunan
semesta. (mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sementara
itu kelompok yang lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi siswa.
Fase 5: penghargaan
2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau individu
dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup ( 10 menit)
1) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil pengerjaan kuis
sebagai bahan penilaian.
2) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan tentang
konsep dan menyatakan himpunan.
3) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari ini
dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari peserta didik.
4) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
137
5) Peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan secara individu
maupun kelompok.
6) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
7) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan pesan
agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua dan tetap
belajar.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, dan
menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai himpunan kosong dan
himpunan semesta.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan materi
himpunan kosong dan himpunan semesta. Seperti, “Yunita, Septi,
dan Andi adalah 3 orang siswa yang diberi tugas oleh Pak Taufiq
untuk menuliskan nama siswa yang berawalan huruf tertentu di
kelasnya. Yunita diminta menuliskan nama siswa yang berawalan
huruf Y, septi diminta menuliskan nama siswa yang berawalan huruf
S, dan Andi diminta untuk menuliskan nama siswa yang berawalan
huruf A. Kemudian ketiga siswa terrsebut diminta untuk menuliskan
138
nama siswa yang berawalan dengan huruf X. Apakah ada siswa di
dalam kelas yang namanya diawali dengan huruf X ?”
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: berfikir (tahap Think)
1) Peserta didik mengamati masalah 2.1 pada buku paket tentang
himpunan kosong. (mengamati)
2) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif penyelesaiannya.
3) Peserta didik mengamati masalah 2.2 pada buku paket tentang
himpunan semesta.
4) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif penyelesaiannya.
5) Siswa menyajikan data-data yang dimiliki ke dalam bentuk diagram
venn.
6) Peserta didik mengamati contoh-contoh dari himpunan kosong,
semesta dan diagram venn.
7) Guru meminta siswa untuk memberikan contoh-contoh himpunan
kosong, semesta dan diagram venn.
139
8) guru memberi penjelasan mengenai himpunan kosong, semesta dan
diagram venn.
9) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan pada gambar yang berkaitan dengan himpunan kosong,
semesta dan diagram venn.
10) guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai himpunan
kosong, semesta dan diagram venn.
11) Guru memberi motivasi, pancingan pertanyaan, contoh pertanyaan,
dan cara lain agar mampu membuat pertanyaan tentang penyajian
himpunan. (menanya)
12) Guru mengondisikan siswa untuk memikirkan dan menjawab
permasalahan tersebut secara individual.
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil beranggotakan
4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari permasalahan
sebelumnya yang secara individu, didiskusikan bersama semua
anggota kelompok. (mengumpulkan informasi)
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan pendapat
pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-masing anggota
kelompok.
140
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok untuk memahami himpunan kosong dan himpunan
semesta. (mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sementara
itu kelompok yang lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi siswa.
Fase 5: penghargaan
1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau individu
dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil pengerjaan lembar
kerja siswa dan lembar kerja kelompok sebagai bahan penilaian.
2) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan tentang
himpunan kosong dan himpunan semesta.
3) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari ini
dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari peserta didik.
4) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
5) Peserta didik diberikan tugas untuk dikerjakan secara individu
maupun kelompok.
6) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
141
7) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan pesan
agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua dan tetap
belajar.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Kompetensi Sikap Spiritual
No Teknik
Bentuk
Instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
1. Observasi Lembar
Observasi
(ceklist)
Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pencapaian
pembelajaran
b. Sikap Sosial
No Teknik
Bentuk
Instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
pelaksanaan
Keterangan
1. Observasi Lembar
observasi
(ceklist)
Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pencapaian
pembelajaran
142
c. Kompetensi Pengetahuan
No Teknik
Bentuk
instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
1. Tes
tertulis
Pilihan
ganda,
Uraian
Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
(jika waktu
memungkinkan)
atau di luar
PBM
Penilaian
untuk
pembelajaran
d. Kompetensi Ketrampilan
No Teknik
Bentuk
instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
pelaksanaan
Keterangan
1. Kinerja Masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
himpunan.
Terlampir Saat di luar
PBM
Penilaian
untuk, sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
2. Pembelajaran remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dengan
materi konsep dan menyatakan himpunan dalam bentuk :
143
144
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MTs Assalafi Susukan Kabupaten
Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII C/ Ganjil
Materi Pembelajaran : Himpunan
Sub Materi : Diagram Venn
Alokasi Waktu : 2 2 JP (90 menit)
A. Kompetensi Inti
KI.1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
145
KI.4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
3.4. Menjelaskan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen
himpunan dan operasi biner pada himpunan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1. Melakukan operasi biner pada himpunan berdasarkan masalah
kontekstual
4.4.1. Menggambar diagram Venn dari suatu himpunan berdasarkan
masalah kontekstual
4.4.2. Membaca diagram Venn dari suatu himpunan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran Think Pair
Share (TPS), peserta didik diharapkan:
1. Menyelesaikan operasi biner pada suatu himpunan
berdasarkanmasalah kontekstual
146
2. Menggambarkan bentuk diagram venn apabila diketahui anggota
himpunan dan himpunan semestanya.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan diagram
venn
Fokus pengembangan karakter
Melalui pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan sikap:
1. Meyakini terhadap kebesaran Tuhan dengan berdo‟a secara khidmad
2. Mampu bekerjasama
3. Berani menyampaikan pendapat
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
a. Diagram venn
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan
anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang dinamakan diagram
venn. Aturan dalam membuat diagram venn adalah sebagai berikut:
1) Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan
semesta dengan mencantumkan huruf S dipojok kiri atas.
2) Menggambar kurva tertutup sederhana yang menggambarkan
himpunan.
3) Memberi nokta (titik) berdekatan dengan masing-masing
anggota himpunan.
147
4) Macam-macam bentuk diagram venn adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Macam-Macam Bentuk Diagram Venn
b. Operasi Himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan
anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang disebut dengan
diagram venn.
Contoh: A = {Senin, Sabtu}, dan B = {Nama hari yang
berawalan huruf S}
Anggota A = {Senin, Sabtu}
Anggota B = {Senin, Selasa, Sabtu}
Jika digambarkan himpunan A dan B dalam diagram Venn
Gambar 1.2 Menyatakan Himpunan dngan Diagram Venn
Berikut ini merupakan operasi dalam himpunan:
s B
A
S A
B S
A B
S
Selasa Senin Sabtu
148
1) Irisan (∩)
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan semua anggota
semesta yang merupakan anggota himpunan A dan himpunan
B.
A ∩ B = { x| x ∈A dan x ∈B }
Sifat:
Misalkan A dan B dua himpunan. Jika A⊂B , maka A∩B = A
Contoh : A= {1,3,5,7,9} B = {3,6,9,12}, A∩B = {3,9}
Gambar 1.3 Diagram Venn Irisan
2) Gabungan (∪)
Misalkan S adalah himpunan semesta. Gabungan himpunan A
dan B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota S
yang merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan
B, dilambangkan dengan ∪.
149
A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Sifat: Untuk A dan B himpunan berlaku: n(A ∪ B) = n(A) +
n(B) − n(A∩B). Misalkan A, B dan C adalah himpunan n(A ∪
B ∪ C) = n(A) + n(B) + n(C) − n(A ∩ B) − n(A ∩ C) − n(B ∩
C) + n(A ∩ B ∩ C)
Contoh: A= {1,2,3,4,5,6} B = {3,5,7, 9}
A∪B = {1,2,3,4,5,6,7}
Gambar 1.4 Diagram Venn Gabungan
3) Selisih (-)
Selisih (diffrence) himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota dari A tetapi bukan anggora dari B.
Selisih himpunan A dan B dituliskan dengan A-B (dibaca
selisih A dan B)
Contoh: S = {1, 2, 3, 4, 5, …, 10}, dan
A = {1, 2, 3, 4, 5} B = {2, 4, 6, 8, 10}
150
Anggota A yang tidak menjadi anggota B = {1, 3, 5}
Gambar 1.5 Diagram Ven Selisih
4) Komplemen
Misalkan S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu
himpunan. Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan
semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan A.
Dilambangkan Ac = { x | x ∈ s dan x A}
Misalkan: S = {3,6,9,12,15,18}, A = {3,9}
Maka Ac = {6,12,15,18}
Gambar 1.6 Diagram Venn Komplemen
151
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik
2. Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab
G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Pertemuan Pertama
a. Media
1) Lembar kerja kelompok
2) Lembar kerja siswa
3) Lembar penilaian
a) Lembar penilaian siswa
b) Lembar penilaian guru
4) Papan tulis/ bahan tayang
5) Spidol
6) HVS
b. Sumber Belajar
5) Buku Guru Matematika SMP Kelas VII Edisi 2017
6) Buku Siswa Matematika SMP Kelas VII Edisi 2017
7) Buku LKS
8) Dan sumber-sumber lain yang berhubungan.
152
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
1) Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, dan
menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Peserta didik diberikan motivasi belajar.
3) Peserta didik diberikan gambaran mengenai himpunan kosong dan
himpunan semesta.
Fase I (Guru menggali pengetahuan awal)
1) Guru memberikan stimulus berupa cara-cara menyajikan diagram venn
dari gabungan atau irisan dua himpunan dan mendata anggota
himpunan serta mengaitkan dengan data berupa hobi siswa yang
diperoleh guru di awal pembelajaran .
2) Peserta didik dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase 2: berfikir (tahap Think)
1) Peserta didik mengamati masalah pada buku LKS tentang diagram
venn dari gabungan atau irisan dua himpunan. (mengamati)
2) Guru membantu siswa untuk mencari alternatif penyelesaiannya.
3) Siswa menyajikan data-data yang dimiliki ke dalam bentuk diagram
venn.
4) Guru memberikan contoh-contoh diagram venn dari gabungan atau
irisan dua himpunan.
153
5) Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan pada gambar yang berkaitan dengan diagram venn.
6) guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai diagram venn.
7) Guru memberi motivasi, pancingan pertanyaan, contoh pertanyaan,
dan cara lain agar mampu membuat pertanyaan tentang penyajian
diagram venn. (menanya)
8) Guru mengondisikan siswa untuk memikirkan dan menjawab
permasalahan tersebut secara individual.
Fase 3: berdiskusi (tahap Pair)
1) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil beranggotakan
4-6 orang.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya pada saat memikirkan jawaban dari permasalahan
sebelumnya yang secara individu, didiskusikan bersama semua
anggota kelompok. (mengumpulkan informasi)
3) Guru memfasilitasi siswa untuk mendapatkan persamaan pendapat
pada saat mendiskusikan pemikiran dari masing-masing anggota
kelompok.
154
4) Secara berkelompok peserta didik mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok untuk memahami diagram venn. (mengasosiasi)
Fase 4: berbagi (Share)
1) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sementara
itu kelompok yang lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasi)
2) Guru mengobservasi dan memfasilitasi kegiatan presentasi siswa.
Fase 5: penghargaan
1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau individu
dengan perolehan nilai paling tinggi.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan tentang
himpunan kosong dan himpunan semesta.
2) Peserta didik diminta untuk merefleksikan kegiatan belajar hari ini
dan memberikan umpan balik berkenaan refleksi dari peserta didik.
3) Peserta didik diberikan umpan balik tentang materi yang telah
dipelajari.
4) Peserta didik diberi gambaran mengenai materi berikutnya.
5) Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, peserta didik diberikan pesan
agar jangan lupa untuk beribadah, membantu orang tua dan tetap
belajar.
155
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Kompetensi Sikap Spiritual
No Teknik
Bentuk
Instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
3. Observasi Lembar
Observasi
(ceklist)
Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pencapaian
pembelajaran
b. Sikap Sosial
No Teknik
Bentuk
Instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
pelaksanaan
Keterangan
1. Observasi Lembar
observasi
(ceklist)
Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pencapaian
pembelajaran
c. Kompetensi Pengetahuan
No Teknik
Bentuk
instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
1. Tes Pilihan Terlampir Saat Penilaian
156
tertulis ganda,
Uraian
pembelajaran
berlangsung
(jika waktu
memungkinkan)
atau di luar
PBM
untuk
pembelajaran
d. Kompetensi Ketrampilan
No Teknik
Bentuk
instrumen
Butir
Instrumen
Waktu
pelaksanaan
Keterangan
1. Kinerja Masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
himpunan.
Terlampir Saat di luar
PBM
Penilaian
untuk, sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
4. Pembelajaran remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dengan
materi konsep dan menyatakan himpunan dalam bentuk ;
a. Bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas
157
158
Lampiran 3
KISI-KISI POST TEST SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs Assalafi susukan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Himpunan
Kelas/ Semester : VII C/ Ganjil
Waktu : 2 x 40 menit
Jumlah soal : 10
No. Kompetensi Dasar Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Materi
Pokok
Indikator soal Bentuk
Soal
Nomo
r Soal
1 3. 4 Menjelaskan himpunan,
himpunan bagian, himpunan
semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, dan
melakukan operasi biner pada
himpunan menggunakan masalah
kontekstual.
3.4.1 Menentukan
konsep himpunan
Konsep
himpunan
Menyatakan himpunan
dari suatu kumpulan
Pilihan
ganda
1
Konsep
himpunan
Menyatakan banyaknya
himpunan bagian
Pilihan
ganda
2
3.4.2 Menyatakan
himpunan
Cara
menyatakan
himpunan
Menyatakan himpunan
dengan
mendaftar/menyebutkan
anggotanya
Pilihan
ganda
3
Menyatakan himpunan Pilihan 4
162
dengan menyebutkan sifat
anggotanya
ganda
Menyatakan himpunan
dengan notasi pembentuk
himpunan
Pilihan
ganda
5
3.4.3 Menyatakan
himpunan semesta
dari suatu himpunan
Himpunan
semesta dan
himpunan
kosong
Menyatakan himpunan
semesta yang mungkin
dari himpunan beberapa
angka
Uraiain 1
3.4.4. Menyatakan
himpunan kosong
himpunan
kosong
Menyatakan himpunan
kosong dari suatu
himpunan yang tidak
memiliki anggota
uraian 2.a
Menyatakan anggota
himpunan dari suatu
himpunan bilangan
tertentu
uraian 2.b
2 4.4 Menyelesaikan masalah 4.4.2. Menggambar Diagram Menggambar diagram uraian 3
163
164
Lampiran 4
KISI-KISI POST TEST SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MTs Assalafi susukan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Himpunan
Kelas/ Semester : VII C/ Ganjil
Waktu : 2 x 40 menit
Jumlah soal : 5
No. Kompetensi Dasar Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Materi
Pokok
Indikator soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
1 3. 4 Menjelaskan himpunan, himpunan
bagian, himpunan semesta, himpunan
kosong, komplemen himpunan, dan
melakukan operasi biner pada himpunan
menggunakan masalah kontekstual.
3.4.1 Melakukan
operasi biner pada
himpunan
berdasarkan masalah
kontekstual
Himpunan
bagian
Menyatakan himpunan
bagian dari suatu
kumpulan
uraian 1.a
Himpunan
bagian dan
operasi
biner
Menyatakan operasi
biner dari suatu
masalah kontekstual
Uraian 1.b
Menyatakan operasi
biner dari suatu
masalah kontekstual
Uraian 1.c
165
Operasi
biner
Menyelesaikan operasi
biner dari suatu
himpunan
Uraian 2.a
Operasi
biner
Menyelesaikan operasi
biner dari suatu
himpunan
Uraian 2.b
2 4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen himpunan
dan operasi biner pada himpunan.
4.4.1. Menggambar
diagram Venn
dari suatu
himpunan
berdasarkan
masalah
kontekstual
Diagram
venn
Menggambar diagram
Venn
uraian 3.a
Menyelesaikan masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
diagram venn
uraian 3.b
Diagram
Venn
Menggambar diagram
venn
uraian 4.a
166
164
Lampiran 5
INSTRUMEN TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Himpunan
Waktu : menit
Petunjuk :
Tulislah terlebih dahulu nama anda pada lembar jawaban yang telah disediakan
Periksa dan bacalah soal serta petunjuk pengerjaannya sebelum menjawab
Bacalah soal dengan baik, jika terdapat hal yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas anda.
Jawaban dituliskan dilembar jawaban yang telah disediakan denga cara memberi
tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar
Soal
1. Dari kumpulan-kumpulan berikut ini yang merupakan himpunan adalah . . .
a. Kumpulan kota kecil
b. Kumpulan bunga-bunga indah
c. Kumpulan anak yang pintar
d. Kumpulan anak perempuan
2. Diketahui A = {himpunan bilangan Asli lebih dari 5 kurang dari 15}. Banyaknya
himpunan bagian dari A adalah . . . .
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
3. Himpunan P = {himpunan bilangan bulat lebih dari -5 kurang dari positif 5}, jika
dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya adalah ….
a. P = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}
b. P = {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}
c. P = {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4}
d. P = {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4}
4. Himpunan A = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15}, jika dinyatakan dengan menyebutkan sifat
keanggotaannya adalah ….
a. A = {himpunan bilangan prima kurang dari 15}
b. A = {himpunan bilangan ganjil kurang dari 15}
c. A = { himpunan bilangan ganjil kurang dari sama dengan 15}
d. A = {himpunan bilangan prima kurang dari sama dengan 15}
5. Himpunan A = {bilangan asli lebih dari 9 kurang dari 20}, jika dinyatakan dengan
notasi pembentuk himpunan adalah ....
a. A = { | }
b. A = { | }
c. A = { | }
d. A = { | }
168
Soal Uraian
1. Semesta yang mungkin dari himpunan A = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17} adalah ....
2. Tulislah anggota dari himpunan berikut:
a. Himpunan bilangan asli kurang dari 1
b. Himpunan bilangan asli kurang dari 10
3. Buatlah Diagram Venn dari himpunan S ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A={1, 2,
3, 4, 5} himpunan B ={ 4, 5, 6, 7}
4. Buatlah Diagram Venn dari himpunan S ={Bilangan bulat positif kurang dari 13},
himpunan A = {2, 3, 4, 5}, dan himpunan B ={2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
169
Lampiran 6
Kunci Jawaban Siklus I
Soal Pilihan Ganda
1 D skor 1
2 D skor 1
3 D skor 1
4 C skor 1
5 A skor 1
Soal uraian
No. Soal Jawaban Skor
Min. Mak.
1. Semesta yang mungkin dari
himpunan A = {2, 3, 5, 7, 11,
13, 17} adalah ....
(alternatif jawaban)
Himpunan bilangan prima,
himpunan bilangan asli
0 3
2. Tulislah anggota dari himpunan
berikut:
c. Himpunan bilangan asli
kurang dari 1
Himpunan kosong atau 0 3
d. Himpunan bilangan asli
kurang dari 10
A= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9}
0 3
3. Buatlah Diagram Venn dari
himpunan S ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9}, himpunan A={1, 2, 3, 4,
5} himpunan B ={ 4, 5, 6, 7}
0 3
4. Buatlah Diagram Venn dari
himpunan S ={Bilangan bulat
positif kurang dari 13},
himpunan A = {2, 3, 4, 5}, dan
himpunan B ={2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10}
0 3
170
Lampiran 7
INSTRUMEN TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Himpunan
Kelas : VII C
Waktu : menit
Petunjuk :
Tulislah terlebih dahulu nama anda pada lembar jawaban yang telah disediakan
Bacalah soal dengan baik, jika terdapat hal yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas anda.
Jawaban dituliskan dilembar jawaban yang telah disediakan
1. Bari memiliki teman bernama ridho dan aisyah, bari mengajak dua temannya tersebut
untuk membeli peralatan sekolah di toko A. Bari membeli buku, pensil, penggaris dan
penghapus. Lalu ridho juga membeli buku, bolpoint, kertas lipat, dan penggaris,
sedangkan aisyah membeli bolpoint, pensil, penghapus, dan kertas lipat.
a. Berapa jenis barang yang dibeli mereka bertiga ?
b. Barang apa yang sama-sama dibeli oleh bari dan ridho ?
c. Barang apa yang berbeda dari yang dibeli aisyah dengan bari ?
2. Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A = {1, 2, 4}, dan himpunan B =
{3, 4, 5, 6}, C = {5, 6, 7, 8}maka tentukan:
a. ( ∪
b. ∪
3. Misalkan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, A = {2, 3, 5} dan B = {5, 6, 7, 8}, maka
∪ C adalah ....
4. Dalam suatu kelas terdapat 35 anak gemar bermain voly, 30 anak gemar main sepak
bola, dan 25 anak gemar kedua-duanya.
a. Buatlah diagram venn-nya !
b. Berapa banyak anak yang ada dalam kelas itu ?
5. Pada sebuah kelas tari ada 60 anak. Dari jumlah tersebut, 19 anak gemar minum es
jeruk, 21 gemar minum es teh, 19 gemar minum susu, 7 anak gemar minum es jeruk
dan es teh, 6 anak gemar minum susu dan es teh, 10 anak gemar minum susu dan es
jeruk, dan 4 anak gemar minum ketiga-tiganya.
a. Buatlah diagram venn-nya !
b. Berapa anak yang tidak gemar kegita-tiganya ?
165
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
No. Soal Jawaban skor
Min. Max.
1 Bari memiliki teman bernama ridho dan aisyah, bari mengajak
dua temannya tersebut untuk membeli peralatan sekolah di toko
A. Bari membeli buku, pensil, penggaris dan penghapus. Lalu
ridho juga membeli buku, bolpoint, kertas lipat, dan penggaris,
sedangkan aisyah membeli bolpoint, pensil, penghapus, dan
kertas lipat.
a. Berapa jenis barang
yang dibeli mereka
bertiga ?
6 jenis 0 3
b. Barang apa yang sama-
sama dibeli oleh bari
dan ridho ?
Buku, penggaris 0 3
c. Barang apa yang
berbeda dari yang dibeli
aisyah dengan bari ?
Buku, penggaris, bolpoint, kertas
lipat
0 3
2. Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A = {1, 2, 4},
dan himpunan B = {3, 4, 5, 6}, C = {5, 6, 7, 8}maka tentukan:
c. ( ∪ ∪
{ {
{
0 3
d. ∪ ∪
{ ∪ {
{
0 3
166
3. Misalkan S = {1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10}, A = {2, 3,
5} dan B = {5, 6, 7, 8},
maka ∪ C adalah ....
∪ C
{ C
{
0 3
4. Dalam suatu kelas terdapat 35 anak gemar bermain voly, 30 anak
gemar main sepak bola, dan 25 anak gemar kedua-duanya.
a. Buatlah diagram venn-
nya !
0
3
b. Berapa banyak anak
yang ada dalam kelas
itu ?
Total siswa = (V - K) + (SB - K) +
K
Ket: V = Voly;
SB = Sepak Bola;
K= Keduanya.
Total siswa = (V - K) + (SB - K) +
K
Total siswa = (35-25) + (30-25) +
25
Total siswa = 10 + 5 + 25
Total siswa = 40
0 3
5. Pada sebuah kelas tari ada 60 anak. Dari jumlah tersebut, 19 anak
gemar minum es jeruk, 21 gemar minum es teh, 19 gemar minum
susu, 7 anak gemar minum es jeruk dan es teh, 6 anak gemar
minum susu dan es teh, 10 anak gemar minum susu dan es jeruk,
dan 4 anak gemar minum ketiga-tiganya.
a. Buatlah diagram venn-
nya !
0 3
167
b. Berapa anak yang tidak
gemar kegita-tiganya ?
Total siswa = (EJ) + (ET) + (S) + n
Ket: EJ = Es Jeruk;
ET = Es Teh;
S= Susu;
n= yang tidak gemar
Total siswa = (EJ) + (ET) + (S) + n
60 = 19 + 21 + 19 + n
60 = 59 + n
60 - 59 = n
1 = n
0 3
171
Lampiran 9
Pedoman Penskoran Tes Siklus I
Soal pilihan ganda
Nomor soal Kriteria jawaban skor
1 Jabawan benar 1
Jawaban salah 0
2 Jabawan benar 1
Jawaban salah 0
3 Jabawan benar 1
Jawaban salah 0
4 Jabawan benar 1
Jawaban salah 0
5 Jabawan benar 1
Jawaban salah 0
Soal uraian
No. Soal Jawaban Aspek yang dinilai Skor
1. Semesta yang mungkin dari
himpunan A = {2, 3, 5, 7, 11,
13, 17} adalah ....
(alternatif jawaban)
Himpunan bilangan prima,
himpunan bilangan asli
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan jawaban
namun tidak sesuai dengan pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan jawaban
tetapi sebagian jawaban salah/ hanya
sebagian jawaban yang benar
2 – 2,75
172
Peserta didik memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan
3
2. Tulislah anggota dari himpunan berikut:
e. Himpunan bilangan asli
kurang dari 1
Himpunan kosong atau Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan jawaban
namun tidak sesuai dengan pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan jawaban
tetapi sebagian jawaban salah / hanya
sebagian jawaban yang benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan
3
f. Himpunan bilangan asli
kurang dari 10
A= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan jawaban
namun tidak sesuai dengan pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan jawaban
tetapi sebagian jawaban salah/ hanya
sebagian jawaban yang benar
2 - 2,75
Peserta didik memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan
3
3. Buatlah Diagram Venn dari
himpunan S ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9}, himpunan A={1, 2, 3, 4,
5} himpunan B ={ 4, 5, 6, 7}
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menggambar diagram
venn namun tidak sesuai dengan
pertanyaan atau bagian-bagian dalam
diagram venn tidak tepat
1
173
Jika peserta didik menggambar diagram
venn tetapi sebagian gambar salah/
hanya sebagian gambar yang benar
2 - 2,75
Peserta didik menggambar diagram
venn dengan benar
3
4. Buatlah Diagram Venn dari
himpunan S ={Bilangan bulat
positif kurang dari 13},
himpunan A = {2, 3, 4, 5}, dan
himpunan B ={2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10}
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menggambar diagram
venn namun tidak sesuai dengan
pertanyaan atau bagian-bagian dalam
diagram venn tidak tepat
1
Jika peserta didik menggambar diagram
venn tetapi sebagian gambar salah/
hanya sebagian gambar yang benar
2 - 2,75
Peserta didik menggambar diagram
venn dengan benar
3
Perolehan Nilai Siswa :
174
Lampiran 10
PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS II
No. Soal Jawaban Aspek yang dinilai skor
1 Bari memiliki teman bernama ridho dan aisyah, bari mengajak dua
temannya tersebut untuk membeli peralatan sekolah di toko A. Bari
membeli buku, pensil, penggaris dan penghapus. Lalu ridho juga
membeli buku, bolpoint, kertas lipat, dan penggaris, sedangkan
aisyah membeli bolpoint, pensil, penghapus, dan kertas lipat.
d. Berapa jenis barang
yang dibeli mereka
bertiga ?
7 Jenis Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi jawaban salah namun
mendekati jawaban yang benar
2
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
e. Barang apa yang sama-
sama dibeli oleh bari
Buku, penggaris Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
1
175
dan ridho ? pertanyaan
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi sebagian jawaban
salah/ hanya sebagian jawaban yang
benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
f. Barang apa yang
berbeda dari yang dibeli
aisyah dengan bari ?
Buku, penggaris, bolpoint, kertas
lipat
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi sebagian jawaban
salah/ hanya sebagian jawaban yang
benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
2. Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A = {1, 2, 4}, dan himpunan B = {3, 4, 5, 6}, C = {5, 6, 7, 8}maka
tentukan:
e. ( ∪ ∪
{ { {
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi sebagian jawaban
salah/ hanya sebagian jawaban yang
2 – 2,75
176
benar
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
f. ∪ ∪
{ ∪ {
{
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi sebagian jawaban
salah/ hanya sebagian jawaban yang
benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
3. Misalkan S = {1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10}, A = {2, 3,
5} dan B = {5, 6, 7, 8},
maka ∪ C adalah ....
∪ C
{ C
{
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan
jawaban namun tidak sesuai dengan
pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan
jawaban tetapi sebagian jawaban
salah/ hanya sebagian jawaban yang
benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan
3
4. Dalam suatu kelas terdapat 35 anak gemar bermain voly, 30 anak gemar main sepak bola, dan 25 anak gemar kedua-duanya.
c. Buatlah diagram venn-
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
177
nya ! Jika peserta didik menggambar diagram
venn namun tidak sesuai dengan
pertanyaan atau bagian-bagian dalam
diagram venn tidak tepat
1
Jika peserta didik menggambar diagram
venn tetapi sebagian gambar salah/ hanya
sebagian gambar yang benar
2 - 2,75
Peserta didik menggambar diagram venn
dengan benar
3
d. Berapa banyak anak
yang ada dalam kelas
itu ?
Total siswa = (V - K) + (SB - K) + K
Ket: V = Voly;
SB = Sepak Bola;
K= Keduanya.
Total siswa = (V - K) + (SB - K) + K
Total siswa = (35-25) + (30-25) + 25
Total siswa = 10 + 5 + 25
Total siswa = 40
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan jawaban
namun tidak sesuai dengan pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan jawaban
tetapi sebagian jawaban salah/ hanya
sebagian jawaban yang benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan
3
5. Pada sebuah kelas tari ada 60 anak. Dari jumlah tersebut, 19 anak gemar minum es jeruk, 21 gemar minum es teh, 19 gemar
minum susu, 7 anak gemar minum es jeruk dan es teh, 6 anak gemar minum susu dan es teh, 10 anak gemar minum susu dan
es jeruk, dan 4 anak gemar minum ketiga-tiganya.
c. Buatlah diagram venn-
nya !
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menggambar diagram
venn namun tidak sesuai dengan
pertanyaan atau bagian-bagian dalam
diagram venn tidak tepat
1
Jika peserta didik menggambar diagram 2 - 2,75
178
venn tetapi sebagian gambar salah/ hanya
sebagian gambar yang benar
Peserta didik menggambar diagram venn
dengan benar
3
d. Berapa anak yang tidak
gemar kegita-tiganya ?
Total siswa = (EJ) + (ET) + (S) + n
Ket: EJ = Es Jeruk;
ET = Es Teh;
S= Susu;
n= yang tidak gemar
Total siswa = (EJ) + (ET) + (S) + n
60 = 19 + 21 + 19 + n
60 = 59 + n
60 - 59 = n
1 = n
Jika peserta didik tidak menuliskan
jawaban sama sekali
0
Jika peserta didik menuliskan jawaban
namun tidak sesuai dengan pertanyaan
1
Jika peserta didik memberikan jawaban
tetapi sebagian jawaban salah/ hanya
sebagian jawaban yang benar
2 – 2,75
Peserta didik memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan
3
Perolehan Nilai Siswa :
179
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
No. Aspek yang diamati Skala penilaian Catatan
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran
Guru menyiapkan siswa
terlebih dahulu sebelum
membuka pelajaran
2. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi
sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.
3.. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti tahap Think
4. Guru menyampaikan materi
5. Guru mengondisikan siswa untuk berfikir secara individu Guru lebih menyeluruh
dalam mengawasi dan
membimbing siswa saat
180
mengerjakan soal
Kegiatan Inti Tahap Pair
6. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil
7. Guru memfasilitasi dan membimbing siswa dalam
kegiatan kelompok
Guru memotivasi siswa
dan membimbing setiap
kelompok agar dapat
bekerjasama dengan baik
Kegiatan Akhir
8. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi Sebaiknya guru
membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi agar
pemahaman siswa lebih
jelas
9. Memberikan penilaian atau apresiasi kepada individu
maupun kelompok
10. Melakukan kegiatan refleksi dan umpan balik berkenaan
dengan refleksi peserta didik.
Pemberian umpan balik
membuat siswa merasa
181
Pedoman pensekoran lembar observasi guru
Keterangan Skor:
1 = apabila guru belum melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator.
2 = apabila guru melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum benar-benar sesuai.
3 = apabila guru sudah melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator dengan sesuai.
4 = apabila guru melakukan aspek yang diamati dengan maksimal.
Skor maksimal = 52
lebih dihargai saat
memberikan refleksi
terhadap pembelajaran
11. Memberikan informasi mengenai pembelajaran
selanjutnya
Pengelolaan waktu dan model pembelajaran
12. Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan
efisien
13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP Sebelum melaksanakan
pembelajaran guru membaca
kembali RPP yang telah dibuat,
sehingga meminimalisir
tahapan terlewat atau tidak
dilaksanakan
182
185
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Nama sekolah : MTs Assalafi Susukan
Kelas/Semester : VII C / ganjil
Tahun pelajaran : 2019/2020
Mata pelajaran : Matematika
Sub Bab : Himpunan
No. Nama Berani Bertanya
1 2 3 4
1 AT
2 A
3 ATR
4 AY
5 ANW
6 DFM
7 DHA
8 FAW
9 FR
10 HA
11 HI
12 LM
13 LZA
14 MBK
186
15 MYM
16 MZM
17 MHJ
18 MIA
19 NS
20 NI
21 RZK
22 RNA
23 SEZ
24 SAF
25 SAI
26 SN
27 SM
28 WOMS
Pedoman Penskoran Observasi siswa
Keterangan Skor:
1 = (belum terlihat), apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sikap yang dinyatakan dalam indikator.
2 = (mulai terlihat), apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten.
3 = (mulai berkembang), apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 = (membudaya), apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Skor maksimal = 8 (perolehan dari penjumlahan skor kedua aspek yang diamati)
187
188
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
No.
Aspek yang diamati Skala penilaian Catatan
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
2. Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya materi sebelumnya yang telah
dipelajari oleh siswa.
3.. Guru menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti tahap Think
4. Guru menyampaikan materi
5. Guru mengondisikan siswa untuk berfikir
secara individu
Kegiatan Inti Tahap Pair
6. Guru mengelompokkan siswa dalam
kelompok kecil
7. Guru memfasilitasi dan membimbing
siswa dalam kegiatan kelompok
189
Pedoman Penskoran Observasi guru
Keterangan Skor:
1 = apabila guru belum melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator.
2 = apabila guru melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
benar-benar sesuai.
3 = apabila guru sudah melakukan aspek yang dinyatakan dalam indikator dengan
sesuai.
4 = apabila guru melakukan aspek yang diamati dengan maksimal.
Skor maksimal = 52
Kegiatan Akhir
8. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
9. Memberikan penilaian atau apresiasi
kepada individu maupun kelompok
10. Melakukan kegiatan refleksi dan umpan
balik berkenaan dengan refleksi peserta
didik.
11. Memberikan informasi mengenai
pembelajaran selanjutnya
Pengelolaan waktu dan model pembelajaran
12. Menggunakan waktu pembelajaran
secara efektif dan efisien
13. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP
190
191
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Nama sekolah : MTs Assalafi Susukan
Kelas/Semester : VII C / ganjil
Tahun pelajaran : 2019/2020
Mata pelajaran : Matematika
Sub Bab : Himpunan
No. Nama Aspek yang diamati KI. 2
Berani Bertanya
1 2 3 4
1 AT
2 A
3 ATR
4 AY
5 ANW
6 DFM
7 DHA
8 FAW
9 FR
10 HA
11 HI
12 LM
13 LZA
14 MBK
15 MYM
192
16 MZM
17 MHJ
18 MIA
19 NS
20 NI
21 RZK
22 RNA
23 SEZ
24 SAF
25 SAI
26 SN
27 SM
28 WOMS
Pedoman Penskoran Observasi siswa
Keterangan Skor:
1 = (belum terlihat), apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sikap yang dinyatakan dalam indikator.
2 = (mulai terlihat), apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten.
3 = (mulai berkembang), apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 = (membudaya), apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Skor maksimal = 8 (perolehan dari penjumlahan skor kedua aspek yang diamati)
193
194
Lampiran 15
REKAPITULASI NILAI SIKLUS I
NO NISM Kode Nama JK Nilai Ket
1 121233220008190055 AT L 65 TT
2 121233220008190056 A L 60 TT
3 121233220008190052 ATR P 75 T
4 121233220008190053 AY L 57,5 TT
5 121233220008190070 ANW P 77,5 T
6 121233220008190047 DFM P 50 TT
7 121233220008190049 DHA L 50 TT
8 121233220008190079 FAW L 20 TT
9 121233220008190080 FR P 75 T
10 121233220008190081 HA P 90 T
11 121233220008190048 HI L 40 TT
12 121233220008190075 LM P 80 T
13 121233220008190087 LZA P 75 T
14 121233220008190089 MBK L 30 TT
15 121233220008190100 MYM L 70 TT
195
16 121233220008190085 MZM L 62,5 TT
17 121233220008190077 MHJ L 60 TT
18 121233220008190069 MIA L 32,5 TT
19 121233220008190072 NS P 88 T
20 121233220008190086 NI P 65 TT
21 121233220008190094 RZK L 75 T
22 121233220008190092 RNA L 75 T
23 121233220008190091 SEZ P 62,5 TT
24 121233220008190084 SAF P 87,5 T
25 121233220008190090 SAI P 85 T
26 121233220008190066 SN P 77,5 T
27 121233220008190088 SM P 55 TT
28 121233220008190067 WOMS P 85 T
Jumlah 1825,5
Rata-rata 65.14286
Jumlah Siswa yang Tuntas 13
Presentase hasil belajar 46,42%
196
Lampiran 16
REKAPITULASI NILAI SIKLUS II
NO. NISM Kode Nama Nilai Ket.
1 121233220008190055 AT 82 T
2 121233220008190056 A 75 T
3 121233220008190052 ATR 78 T
4 121233220008190053 AY 80 T
5 121233220008190070 ANW 80 T
6 121233220008190047 DFM 76 T
7 121233220008190049 DHA 75 T
8 121233220008190079 FAW 40 TT
9 121233220008190080 FR 75 T
10 121233220008190081 HA 77 T
11 121233220008190048 HI 50 TT
12 121233220008190075 LM 80 T
13 121233220008190087 LZA 82 T
14 121233220008190089 MBK 40 TT
197
15 121233220008190100 MYM 83 T
16 121233220008190085 MZM 77 T
17 121233220008190077 MHJ 80 T
18 121233220008190069 MIA 66 TT
19 121233220008190072 NS 77 T
20 121233220008190086 NI 75 T
21 121233220008190094 RZK 75 T
22 121233220008190092 RNA 80 T
23 121233220008190091 SEZ 77 T
24 121233220008190084 SAF 75 T
25 121233220008190090 SAI 82 T
26 121233220008190066 SN 85 T
27 121233220008190088 SM 75 T
28 121233220008190067 WOMS 82 T
Jumlah 2079
Rata-rata 74.25
Jumlah Siswa yang Tuntas 24
198
Presentase ketuntasan belajar 85,71%
199
Lampiran 17
REKAPITULASI PENINGKATAN
NILAI PRA SIKLUS, SIKLUS I, DAN SIKLUS II
No. Kode Nama Siklus
pra siklus siklus I siklus II
1 Abi Tawakal 55 65 82
2 Aditya 60 60 75
3 Anisa Tri Habsari 75 75 78
4 Ari Yuliyadi 72 57,5 80
5 Azka Nafisatul W. 55 77,5 80
6 Dhiya Fatum Malsa 72 50 76
7 Doni Hanif Ashuri 65 50 75
8 Fadhil Ardiyansyah W. 20 20 40
9 Fegi Rahmati 75 75 75
10 Handa Amalia 56 90 77
11 Hesel Irawan 40 40 50
12 Lailatul Mufida 76 80 80
13 Laili Zanda Azalia 70 75 82
14 M. Bary Khoiruin 30 30 40
15 M. Yusuf Maulana 68 70 83
16 Muhamad Zaki M. 60 62,5 77
17 Muhammad Hamim J. 80 60 80
18 Muhammmad Ilham A. 66 32,5 66
200
19 Nabila Salsabila 34 88 77
20 Naila Ismawati 90 65 75
21 Rido Ziko Kustanto 58 75 75
22 Ryadh Nadhir A. 60 75 80
23 Sabilatu El Zahwa 75 62,5 77
24 Siti Afifah 70 87,5 75
25 Siti Aisyah 90 85 82
26 Siti Rifatun Nasikah 70 77,5 85
27 Sri Margiati 75 55 75
28 Wa Ode Maw 'Idzah S. 75 85 82
Jumlah 1792 1825,5 2079
Rata-rata 64 65,19 74,25
KKL 32,14 % 46,42 % 85,71%
201
Lampiran 18
Lambar Jawab Siswa Siklus I
202
203
Lembar Jawab Siswa Siklus II
204
205
Lampiran 19
DOKUMENTASI
Gambar 1. Proses pembelajaran bersama bapak taufiq reza menggunakan model
pembelajaran TPS
Gambar 2. Proses pembelajaran bersama bapak taufiq reza menggunakan model
pembelajaran TPS
206
Gambar 3. Proses pembelajaran dengan menggunakan Think Pair Share
Gambar 4. Proses pembelajaran dengan menggunakan Think Pair Share
207
Gambar 5. Peneliti memperkenalkan diri
Gambar 6. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran
208
Gambar 7. Siswa kelas VII C MTs Assalafi Susukan
Gambar 8. Siswa Kelas VII C MTs Assalafi Susukan
209
Lampiran 20
Surat Tugas Pembimbing
210
Lampiran 21
Surat Keterangan Penelitian
211
212
Lampiran 22
Lembar konsultasi skripsi
213
Lampiran 23
Daftar SKK
214
215
216
Lampiran 23
RIWAYAT HIDUP
NUR AZIZAH, dilahirkan di Kabupaten Boyolali tepatnya di
Desa Gosono, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
pada hari rabu tanggal 17 desember 1997. Anak pertama dari 4
saudara dari pasangan Sugeng Jilal dan Umi Maghfiroh. Peneliti
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di MIM Karang Ploso pada tahun
pelajaran 2003/2004 sampai dengan 2008/2009 kemudian melanjutkan sekolah
menengah pertama di MTs Assalafi Susukan yang menjadi bagian lembaga
YPKUI Mahirul Hikam Assalafi pada tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan
2011/2012. Setelah lulus dari MTs Assalafi susukan pendidikan dilanjutkan di
SMK Wikrama 1 Kab. Semarang di Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kab.
Semarang pada tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2014/2015. Pada tahun
2015 peneliti melanjutkan studi di perguruan tinggi Islam Negeri, tepatnya di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) pada Program Studi Tadris Matematika sampai tahun 2020.
Salatiga, Desember 2019
Yang membuat
Nur Azizah
23070150089