penilaian kinerja keuangan perusahaan pelayaran …

19
1 PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN (Studi Pada Perusahaan Pelayaran yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) Kurnia Wijaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Nur Khusniyah Indrawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ABSTRACT Sea transportation network is an important industry for maritime country such as Indonesia. However, Indonesian shipping industry is hampered by global problems, especially due to a decline in coal business and world oil prices. This descriptive- quantitative study aims to analyze the financial performance of shipping companies listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) using financial ratios. The data of this study are from the period of 2014 to 2016, which are in forms of documentation of annual financial statements of shipping companies listed on the IDX. The sample of this research consists of PT. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk., PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk., PT. Samudera Indonesia Tbk., and PT. Wintermar Offshore Marine Tbk. The financial ratios that are used in this study are liquidity, solvency, profitability, and activity ratios. The results show that the liquidity, profitability, and activity ratios from the four shipping companies are in a downward trend from year to year. Only the solvency ratio from the four shipping companies that shows a relative improvement during 2014-2016. PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. has a better liquidity and solvency ratio than the other three companies. Meanwhile, the profitability and activity ratio of PT. Samudera Indonesia Tbk. is the best among all sample companies. Keyword: Shipping Company, Financial Performance, Financial Ratios, Liquidity, Solvency, Profitability, and Aktivitiy ABSTRAK Jaringan transportasi laut merupakan industri yang penting bagi negara maritim seperti Indonesia. Namun, industri pelayaran dalam negeri mengalami kelesuan akibat masalah global, terutama menurunnya bisnis batu-bara dan harga minyak dunia. Penelitian deskriptif-kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan pelayaran yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan rasio keuangan. Rentang waktu penelitian tahun 2014 sampai 2016 dengan teknik pengumpulan data dokumentasi berupa laporan keuangan tahunan perusahaan pelayaran yang tercatat di BEI. Sampel penelitian adalah PT. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk., PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk., PT. Samudera Indonesia Tbk., dan PT. Wintermar Offshore Marine Tbk. Rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas dari empat perusahaan pelayaran mengalami kecenderungan yang turun dari tahun ke tahun. Hanya rasio solvabilitas dari empat

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

1

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PELAYARAN (Studi Pada Perusahaan Pelayaran yang Tercatat

di Bursa Efek Indonesia)

Kurnia Wijaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Nur Khusniyah Indrawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRACT

Sea transportation network is an important industry for maritime country such as

Indonesia. However, Indonesian shipping industry is hampered by global problems,

especially due to a decline in coal business and world oil prices. This descriptive-

quantitative study aims to analyze the financial performance of shipping companies listed

in the Indonesia Stock Exchange (IDX) using financial ratios. The data of this study are

from the period of 2014 to 2016, which are in forms of documentation of annual financial

statements of shipping companies listed on the IDX. The sample of this research consists

of PT. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk., PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.,

PT. Samudera Indonesia Tbk., and PT. Wintermar Offshore Marine Tbk. The financial

ratios that are used in this study are liquidity, solvency, profitability, and activity ratios.

The results show that the liquidity, profitability, and activity ratios from the four shipping

companies are in a downward trend from year to year. Only the solvency ratio from the

four shipping companies that shows a relative improvement during 2014-2016. PT.

Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. has a better liquidity and solvency ratio than the other three

companies. Meanwhile, the profitability and activity ratio of PT. Samudera Indonesia Tbk.

is the best among all sample companies.

Keyword: Shipping Company, Financial Performance, Financial Ratios, Liquidity,

Solvency, Profitability, and Aktivitiy

ABSTRAK

Jaringan transportasi laut merupakan industri yang penting bagi negara maritim seperti

Indonesia. Namun, industri pelayaran dalam negeri mengalami kelesuan akibat masalah

global, terutama menurunnya bisnis batu-bara dan harga minyak dunia. Penelitian

deskriptif-kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan

pelayaran yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan rasio

keuangan. Rentang waktu penelitian tahun 2014 sampai 2016 dengan teknik pengumpulan

data dokumentasi berupa laporan keuangan tahunan perusahaan pelayaran yang tercatat di

BEI. Sampel penelitian adalah PT. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk., PT.

Mitrabahtera Segara Sejati Tbk., PT. Samudera Indonesia Tbk., dan PT. Wintermar

Offshore Marine Tbk. Rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio

likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas dari empat perusahaan pelayaran mengalami

kecenderungan yang turun dari tahun ke tahun. Hanya rasio solvabilitas dari empat

Page 2: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

2

perusahaan pelayaran yang memperlihatkan nilai relatif membaik dari tahun 2014-2016.

PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. memiliki nilai rasio likuiditas dan rasio solvabilitas

lebih baik dari tiga perusahaan lain. Sedangkan pada rasio profitabilitas dan rasio aktivitas,

PT. Samudera Indonesia Tbk. mendapatkan predikat terbaik dibandingkan tiga perusahaan

lainnya.

Kata Kunci: Perusahaan Pelayaran, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Likuiditas,

Solvabilitas, Profitabilitas, dan Aktivitias.

PENDAHULUAN

Pelayaran merupakan industri jasa

(transportasi) yang vital bagi negara

maritim seperti Indonesia. Industri ini

menopang kemajuan ekonomi

melalui ekspor-impor dan jasa

transportasi barang maupun

penumpang. Jenis pelayaran dari

industri ini pun memiliki karakteristik

yang beragam. Keragaman tersebut

bisa dilihat dari kapal yang

mempunyai karakteristik khusus

sesuai jasa yang diinginkan.

Dewasa ini dunia pelayaran dan

perkapalan dalam negeri mengalami

pasang surut di tengah semangat

pemerintah Indonesia melaksanakan

proyek Tol Laut dan menjadikan

Indonesia sebagai poros maritim.

Penyebab utama lesunya industri

pelayaran dimulai dengan

menurunnya bisnis batu-bara dan

harga minyak dunia. Hal tersebut

mengakibatkan kegiatan pengeboran

minyak dan gas menjadi terganggu.

Bidang ini di masa normalnya

membutuhkan banyak kapal untuk

menunjang operasi migas

(eMaritim.com, Desember 2016).

Adapun faktor lainnya adalah

peraturan atau kebijakan pemerintah.

Salah satunya adalah peraturan yang

melarang ekspor produk minerba

mentah. Hal ini membuat banyaknya

perusahaan tambang harus gulung

tikar sehingga berdampak pada

turunnya kegiatan angkutan barang

tambang dengan moda transportasi

laut (Insa-id.org, Oktober 2016).

Apabila permasalahan global ini tidak

diatasi dengan serius, maka industri

pelayaran di Indonesia akan

mengalami kemunduran bahkan

kebangkrutan.

Penting bagi emiten pelayaran

untuk melakukan evaluasi kinerja

perusahaan. Ada beberapa cara yang

lazim dilakukan untuk menilai kinerja

perusahaan, salah satunya adalah

Page 3: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

3

dengan menganalisis laporan

keuangan yang disajikan oleh pihak

manajemen perusahaan. Laporan

keuangan perusahaan dijadikan dasar

untuk dapat menentukan atau menilai

posisi keuangan perusahaan. Hasil

penilaian tersebut digunakan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan

untuk mengambil suatu keputusan.

Maka dari itu, fungsi keuangan

menjadi bagian yang sangat penting

dalam menilai kinerja perusahaan.

Dalam menganalisa dan menilai

kinerja keuangan baik posisi, potensi,

atau kemajuan-kemajuan perusahaan,

terdapat beberapa faktor utama yang

mendapatkan perhatian oleh

penganalisa. Pertama likuiditas, yaitu

menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus

segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya pada saat

ditagih. Kedua solvabilitas,

memperlihatkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasikan,

baik kewajiban keuangan jangka

pendek maupun jangka panjang.

Ketiga rentabilitas atau profitabilitas,

yaitu menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu. Ada

beberapa cara yang bisa digunakan

sebagai alat analisis dalam menilai

kinerja keuangan suatu perusahaan,

salah satunya dengan menggunakan

analisis rasio.

Analisis rasio merupakan hal yang

umum digunakan, hasilnya akan

menggambarkan pengukuran relatif

dari operasi perusahaan. Menurut

Harahap (2013: 297), analisis rasio

mampu menganalisis hubungan antar

unsur-unsur atau pos-pos dalam

laporan keuangan, sehingga dapat

menunjukkan potensi ke arah baik

atau sebaliknya ke arah buruk.

Dengan adanya ukuran relatif ini,

maka stakeholder dapat

membandingkan berbagai ukuran

atau perusahaan.

Analisis rasio banyak digunakan

dalam riset-riset manajemen

keuangan. Ada banyak kombinasi

rasio yang lazim dipakai, namun

secara umum rasio yang digunakan

mewakili kriteria yang telah

disebutkan di atas, yaitu: rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

Page 4: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

4

profitabilitas, dan rasio aktivitas.

Keempat Rasio tersebut berdiri

sendiri-sendiri dan memiliki

hubungan yang erat. Penilaian kinerja

keuangan dengan analisis rasio yang

diterapkan pada perusahaan dapat

memberikan pemahaman berkenaan

dengan kondisi dan situasi keuangan

yang saat itu dihadapi oleh

perusahaan tersebut. Setiap

perusahaan dalam industri pelayaran

memiliki ciri khusus berkenaan

dengan tipe kapal yang dimilikinya.

Persaingan secara langsung terjadi

antar perusahaan yang mempunyai

tipe kapal sejenis, serta ukuran kapal

(DWT) yang sama. Dalam hal ini,

penelitian dilakukan pada perusahaan

transportasi pelayaran yang memiliki

kriteria pelayanan serupa dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Berdasarkan uraian latar

belakang masalah yang telah

disampaikan, maka peneliti

memutuskan untuk mengambil

skripsi dengan judul, “PENILAIAN

KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN PELAYARAN

(Studi Pada Perusahaan Pelayaran

yang Tercatat di Bursa Efek

Indonesia)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang,

maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana

kinerja keuangan perusahaan

pelayaran yang tercatat pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) dengan

menggunakan analisis rasio

keuangan.

LANDASAN TEORI

Metode dan Teknik Analisa

Laporan Keuangan

Menurut S. Munawir (2007: 36),

metode yang dapat digunakan oleh

setiap analis keuangan yaitu:

1. Analisa horizontal

2. Analisa vertikal

Selain metode analisa, terdapat

pula delapan teknik analisa yang

biasa digunakan dalam analisa

laporan keuangan yaitu:

1. Analisa perbandingan Laporan

Keuangan.

2. Trend atau tendesi posisi dan

kemajuan keuangan perusahaan

yang dinyatakan dalam persentase.

3. Laporan dengan persentase per

komponen atau common size

statement

Page 5: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

5

4. Analisa Sumber dan Penggunaan

Modal Kerja

5. Analisa Sumber dan Penggunaan

Kas (cash flow statement

analysis).

6. Analisa Rasio

7. Analisa Perubahan Laba Kotor

(gross profit analysis)

8. Analisa Break-Even

Kinerja Keuangan

Munawir (2005: 30), menuturkan

bahwa kinerja keuangan dapat

diartikan sebagai satu diantara dasar

penilaian mengenai kondisi keuangan

perusahaan yang dilakukan

berdasarkan analisis terhadap rasio

keuangan perusahaan. Apabila

ditinjau dari segi manajemen

keuangan, kinerja suatu perusahaan

dapat dinilai dengan empat tolak ukur

yaitu sebagai berikut (Sutoyo dan

Kleinsteuber, 2004: 13):

1. Kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan.

2. Kemampuan perusahaan dalam

menyusun struktur pendanaan

yang efisien.

3. Kemampuan perusahaan

mengoperasikan harta yang

dimiliki.

4. Kemampuan perusahaan melunasi

pinjaman yang telah jatuh tempo

dari dana intern, tanpa menggangu

jalannya operasi perusahaan.

Page 6: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

6

Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Analisis Rasio Keuangan

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Lesunya industri perkapalan dan pelayaran dalam negeri akibat

dari menurunnya bisnis batubara dan harga minyak dunia serta

peraturan yang melarang ekspor minerba mentah

Penilaian kinerja keuangan perusahaan pelayaran yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Teori:

1. Analisis Laporan

Keuangan

2. Analisis Rasio

3. Penilaian Kinerja

Keuangan

Penelitian Terdahulu:

1. Chairina Utami (2015),

penilaian kinerja

keuangan pada salah

satu perusahaan dengan

pendekatan analisis

rasio keuangan.

2. Yehezkiel Tesar

Janaloka (2015),

penilaian kinerja

keuangan perusahaan

telekomunikasi yang

terdaftar di BEI.

3. Puput Anggrenia

(2015), penilaian

kinerja keuangan pada

perusahaan kosmetik

yang terdaftar di BEI.

Rasio likuiditas:

1. Current ratio

2. Quick ratio

3. Cash ratio

Rasio solvabilitas:

1. Debt to asset ratio

2. Debt to equity ratio

Rasio profitabilitas:

1. Net profit margin

2. Return on total asset

3. Return on equity

Rasio aktivitas:

1. Inventory turnover ratio

2. Total asset turnover ratio

3. Account receivable ratio

Page 7: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

7

METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif. Metode deskriptif

ialah desain penelitian yang disusun

dalam rangka memberikan gambaran

secara sistematis tentang informasi

ilmiah yang berasal dari subjek atau

objek penelitian (Sanusi, 2014: 13).

Penelitian ini mengumpulkan data

dan informasi yang berkaitan dengan

perusahaan dan disesuaikan dengan

tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui dan mengalisa kinerja

keuangan perusahaan pelayaran yang

tercatat pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) dengan menggunakan analisis

rasio keuangan.

Rentang Waktu Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data

time series atau data deret waktu,

yaitu merupakan sekumpulan data

dari suatu fenomena yang didapat

dalam beberapa interval waktu

tertentu. Fenomena menurunnya

bisnis batubara dan harga minyak

dunia serta peraturan yang melarang

ekspor produk minerba mentah

mengakibatkan lesunya kinerja

perusahaan pelayaran yang ada di

Indonesia terjadi pada interval waktu

tahun 2014-2016. Berdasarkan hal

tersebut, penelitian ini mengambil

data neraca dan laporan laba rugi

perusahaan pelayaran yang tercatat

pada BEI periode 2014-2016.

Lokasi Penelitian

Lokasi dan pengambilan data pada

penelitian ini dilakukan di BEI, Jalan

Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta

Selatan, Indonesia. Pengambilan data

dilakukan melalui situs resmi BEI

yaitu www.idx.co.id.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif.

Sanusi (2014: 104), menjelaskan

bahwa data kuantitatif merupakan

data yang disajikan dalam bentuk

angka yang terkait dengan obyek

penelitian.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Menurut Sanusi (2014:

104), data sekunder merupakan data

yang diperoleh secara tidak langsung

oleh peneliti dari sumber lain atau

media perantara. Dalam hal ini adalah

laporan keuangan perusahaan

pelayaran berupa neraca dan laporan

Page 8: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

8

laba rugi yang tercatat pada BEI

periode 2014-2016.

Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh kumpulan

elemen yang menunjukkan ciri-ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk

membuat kesimpulan (Sanusi 2014:

87). Populasi pada penelitian ini

merupakan perusahaan pelayaran

yang tercatat pada BEI. Jumlah

emiten pada penelitian ini delapan

perusahaan dengan kriteria:

1. Memiliki Laporan keuangan yang

telah diaudit dan dilaporkan pada

BEI dengan periode tahun 2014 –

2016.

2. Memiliki jenis kesamaan dalam

bentuk pelayanan.

Peneliti mengambil beberapa

bentuk pelayanan pelayaran secara

umum yang disediakan oleh objek

penelitian yaitu:

1. Sewa pengangkutan (voyage

charter);

2. Sewa dengan jangka waktu (time

charter);

3. Pelayanan lepas pantai (offshore

service);

4. Pengelolaan (bengkel) kapal;

5. Penyedia awak kapal.

Berdasarkan kriteria yang

digunakan dalam menentukan

populasi penelitian, terdapat empat

perusahaan yang memiliki tiga jenis

pelayanan yang sama meliputi sewa

pangangkutan, sewa dengan jangka

waktu, dan pelayanan lepas pantai.

Empat perusahaan yang menjadi

populasi penelitian tersebut yaitu:

1. PT. Pelayaran Nasional Bina

Buana Raya Tbk.

2. PT. Mitrabahtera Segara Sejati

Tbk.

3. PT. Samudera Indonesia Tbk.

4. PT. Wintermar Offshore Marine

Tbk.

Sampel Penelitian

Terdapat empat perusahaan

pelayaran yang tercatat di BEI

menjadi populasi pada penelitian ini.

Cara pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode

sampling jenuh. Sugiyono (2007: 59),

menyebutkan bahwa sampling jenuh

adalah teknik penetuan sampel bila

semua anggota popuasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil atau sedikit.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah teknik dokumentasi.

Sanusi (2014: 114), menerangkan

Page 9: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

9

Sumber: Harahap (2013: 301)

Sumber: Harahap (2013: 302)

Sumber: Harahap (2013: 302)

Sumber: Harahap (2013: 304)

Sumber: Harahap (2013: 303)

Sumber: Harahap (2013: 304)

Sumber: Harahap (2013: 305)

Sumber: Harahap (2013: 302)

Sumber: Harahap (2013: 308)

Sumber: Harahap (2013: 308)

Sumber: Harahap (2013: 308)

bahwa cara dokumentasi biasanya

dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder dari berbagai sumber, baik

secara pribadi maupun kelembagaan.

Definisi Operasional Variabel

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas diukur dengan

menggunakan perhitungan:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (current ratio) =Aktiva Lancar

Utang Lancar

2. Rasio Cepat

Rasio cepat =Aktiva Lancar - Persediaan

Utang Lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas =Kas + Efek

Utang Lancar

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas ini dapat diukur

dengan menggunakan perhitungan:

1. Rasio utang terhadap aktiva

Rasio antara utang terhadap aktiva =

Utang Lancar + Utang Jangka Panjang

Jumlah Aktiva

2. Rasio utang terhadap ekuitas

Rasio utang terhadap ekuitas =

Utang Lancar + Utang Jangka Panjang

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas dapat diukur

dengan menggunakan perhitungan:

1. Net Profit Margin

Net Profit Margin =Laba setelah Pajak

Penjualan

2. Return On Asset (ROA)

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva

3. Return On Equity (ROE) :

ROA =Laba Bersih

Modal Sendiri

Rasio Aktivitas

Rasio aktvitias dapat diukur

dengan menggunakan perhitungan:

1. Account Receivable Ratio

Perputaran Piutang =Penjualan kredit

Rata-rata piutang

2. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio Perputaran Persediaan =

Harga pokok penjualan

Rata-rata persediaan

3. Rasio Perputaran Total Aset

Rasio Perputaran Total Aset =Penjualan

Total Aktiva

Metode Analisis

Tahapan analisis yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Page 10: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

10

1. Mengumpulkan data berupa

laporan keuangan perusahaan

pelayaran yang tercatat di BEI

sesuai sampel penelitian.

2. Melakukan perhitungan

menggunakan rumus-rumus rasio

keuangan yang sudah ditentukan

terhadap neraca dan laporan laba

rugi perusahaan pelayaran yang

tercatat di BEI sesuai sampel

penelitian.

3. Melakukan perbandingan terhadap

hasil perhitungan yang telah

diperoleh dari rasio-rasio yang

digunakan. Peneliti dalam

menganalisis data melakukan

perbandingan dengan metode time

series.

4. Melakukan penafsiran

(interpretation) terhadap hasil

analisis rasio keuangan perusahaan

pelayaran yang tercatat di BEI

sesuai sampel penelitian untuk

mendefinisikan permasalahan dan

kendala yang dihadapi.

5. Memberikan rekomendasi

terhadap permasalahan yang

ditemukan pada hasil interpretasi

analisis rasio keuangan perusahaan

pelayaran yang tercatat di BEI

sesuai sampel penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Pelayaran Nasional Bina

Buana Raya Tbk (BBRM)

Berdasarkan Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan rasio,

dapat diketahui bahwa BBRM

memiliki nilai rasio likuiditas

dibawah rata-rata empat perusahaan

dalam semua aspek yaitu rasio lancar

49.73%, rasio cepat 47.95%, dan rasio

kas 35.69%. Sedangkan rata-rata

empat perusahaan dengan rasio lancar

113.07%, rasio cepat 104.06% dan

rasio kas 54.98%.

Penyebab terjadinya rentang rata-

rata yang cukup lebar antara BBRM

dan ketiga perusahaan lain karena

berkurangnya aktiva lancar terutama

kas dan setara kas yang cukup

signifikan pada tahun 2015.

Perusahaan melakukan penurunan

nilai aset, yaitu atas armada T&B

pada tahun itu. Akun kas setara kas

yang mulanya sejumlah tiga puluh

juta (USD), turun drastis ke angka dua

juta (USD).

Berdasarkan Rasio Solvabilitas

Rasio utang terhadap aktiva

BBRM 47.46% dengan rata-rata

perusahaan 41.92% dan rasio utang

Page 11: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

11

terhadap modal BBRM 91.76%

dengan rata-rata perusahaan 76.66%.

Nilai rasio solvabilitas BBRM yang

lebih tinggi dari rata-rata empat

perusahaan, menunjukkan

kemampuan BBRM dalam melunasi

atau membayar total kewajiban

finansial menggunakan total aktiva

dan modal yang dimiliki kurang baik.

Berdasarkan Rasio Profitabilitas

BBRM memiliki nilai rasio

profitabilitas dibawah rata-rata empat

perusahaan bahkan selalu menjadi

yang terendah dalam semua aspek

meliputi net profit margin -47.78%,

Return on Asset (ROA) -7.42%, dan

Return on Equity (ROE) -15.12%.

sedangkan rata-rata empat perusahaan

berturut-turut yaitu net profit margin

-16.14%, ROA -1.99%, dan ROE

-3.40%. Hal ini mengungkapkan

bahwa kemampuan BBRM dalam

menghasilkan laba sepanjang tahun

2014-2016 tergolong buruk.

Kurangnya armada menyebabkan

BBRM harus menyewa kapal dari

relasi atau perusahaan lain untuk

memenuhi permintaan yang ada

sehingga beban sewanya meningkat.

Berdasarkan Rasio Aktivitas

Kemampuan efektivitas operasi

BBRM jika dilihat berdasarkan

perhitungan rasio, memiliki nilai rata-

rata rasio perputaran piutang tertinggi

yaitu 5.50 dengan nilai rata-rata

perusahaan 4.19, rasio perputaran

persediaan senilai 85.59 berada di

atas rata-rata tiga perusahaan (rasio

WINS tidak termasuk karena

dianggap outliner) senilai 61.94,

namun terendah dalam rasio

perputaran total aset dengan

perolehan 0.18, sedangkan rata-rata

empat perusahaan 0.38.

PT. Mitrabahtera Segara Sejati

Tbk. (MBSS)

Berdasarkan Rasio Likuiditas

MBSS memiliki nilai rasio

likuiditas di atas rata-rata empat

perusahaan dalam semua aspek yaitu

rasio lancar 194.93%, rasio cepat

177.30%, dan rasio kas 102.78%.

Sedangkan rata-rata empat

perusahaan dengan rasio lancar

113.07%, rasio cepat 104.06% dan

rasio kas 54.98%.

Hasil tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan MBSS dalam

memenuhi kewajiban keuangan

Page 12: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

12

jangka pendeknya tergolong baik. Hal

ini ditunjukkan oleh rasio lancar yang

hampir mencapai 200%, sedangkan

rata-rata perusahaan lain hanya

mampu memperoleh sekitar 110%.

Berdasarkan Rasio Solvabilitas

Rasio utang terhadap aktiva MBSS

26.12% dengan rata-rata perusahaan

41.92% dan rasio utang terhadap

modal MBSS 35.41% dengan rata-

rata perusahaan 76.66%. Nilai rasio

solvabilitas MBSS yang lebih rendah

dari rata-rata empat perusahaan,

menunjukkan kemampuan MBSS

dalam melunasi atau membayar total

kewajiban finansial menggunakan

total aktiva dan modal yang dimiliki

sangat baik.

MBSS menjadi perusahaan yang

paling solvabel diantara tiga

perusahaan lain, ditunjukkan oleh

rasio solvabilitasnya terendah dari

empat perusahaan.

Berdasarkan Rasio Profitabilitas

MBSS memiliki nilai rasio

profitabilitas di atas rata-rata empat

perusahaan pada aspek net profit

margin -13.58% dengan rata-rata

empat perusahaan senilai -16.14%.

Namun berada di bawah rata-rata

empat perusahaan pada rasio Return

on Asset (ROA) -2.87%, dan Return

on Equity (ROE) -3.70%. Sedangkan

rata-rata empat perusahaan berturut-

turut yaitu ROA -1.99% dan ROE -

3.40%. Hal ini mengungkapkan

bahwa kemampuan MBSS dalam

menghasilkan laba sepanjang tahun

2014-2016 masih tergolong belum

baik.

Berdasarkan Rasio Aktivitas

MBSS mendapatkan nilai rata-rata

rasio perputaran piutang dan

persediaan terendah yaitu 3.70 dan

17.26. Sedangkan nilai rata-rata rasio

perputaran piutang dan persediaan

empat perusahaan 4.19 dan 61.94.

Pada aspek rasio perputaran aktiva

MBSS sebesar 0.31 mampu lebih

unggul dari dua perusahaan lain

(BBRM dan WINS), namun masih

berada di bawah rata-rata empat

perusahaan senilai 0.38.

MBSS tergolong masih buruk

dalam mengelola piutang dan

persediaannya. Pada rasio perputaran

persediaan, terdapat rentang yang

cukup lebar karena adanya perbedaan

penggunaan bahan bakar. Beban

bahan bakar yang dikeluarkan oleh

MBSS hampir 20% dari total beban

langsungnya. Berbeda dengan

Page 13: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

13

perusahaan lain yang hanya

menyumbang bahan bakar senilai 2-

5% dari total beban langsungnya.

PT. Samudera Indonesia Tbk.

(SMDR)

Berdasarkan Rasio Likuiditas

SMDR memiliki nilai rasio

likuiditas yang mendekati rata-rata

empat perusahaan yaitu rasio lancar

111.97%, rasio cepat 99.55%, dan

rasio kas 44.94%. Sedangkan rata-

rata empat perusahaan dengan rasio

lancar 113.07%, rasio cepat 104.06%

dan rasio kas 54.98%.

Hasil tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan SMDR dalam

memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendeknya tergolong cukup

baik walaupun masih berada sedikit di

bawah rata-rata empat perusahaan.

Berdasarkan Rasio Solvabilitas

Rasio utang terhadap aktiva

SMDR 49.81% dengan rata-rata

perusahaan 41.92% dan rasio utang

terhadap modal SMDR 99.64%

dengan rata-rata perusahaan 76.66%.

Nilai rasio solvabilitas SMDR yang

lebih tinggi dari rata-rata empat

perusahaan, menunjukkan

kemampuan SMDR dalam melunasi

atau membayar total kewajiban

finansial menggunakan total aktiva

dan modal yang dimiliki kurang baik.

Di tahun 2014, hutang SMDR

lebih banyak dari pada modal yang

dimiliki sehingga rasio utang

terhadap aktivanya berada di atas

50%, sedangkan rasio utang terhadap

modal di atas 100%. Namun SMDR

masih memiliki kecenderungan yang

positif mengingat pada tahun

berikutnya angka tersebut terus turun

hingga tahun 2016.

Berdasarkan Rasio Profitabilitas

SMDR memiliki nilai rasio

profitabilitas di atas rata-rata empat

perusahaan bahkan selalu menjadi

yang tertinggi dalam semua aspek

meliputi net profit margin 2.89%,

Return on Asset (ROA) 2.86%, dan

Return on Equity (ROE) 5.80%.

Sedangkan rata-rata empat

perusahaan berturut-turut yaitu net

profit margin -16.14%, ROA -1.99%,

dan ROE -3.40%. Hal ini

mengungkapkan bahwa kemampuan

SMDR dalam menghasilkan laba

sepanjang tahun 2014-2016 tergolong

sangat baik.

Page 14: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

14

Berdasarkan Rasio Aktivitas

SMDR mendapatkan nilai rata-rata

rasio perputaran piutang, persediaan,

dan aset di atas rata-rata empat

perusahaan yaitu 5.50, 82.96 dan

0.77. Sedangkan rata-rata empat

perusahaan dengan nilai 4.19, 61.94,

dan 0.38. Hal ini menujukkan

kemampuan SMDR dalam mengelola

unsur-unsur aktivanya menjadi

pendapatan maupun kas tergolong

baik.

PT. Wintermar Offshore Marine

Tbk. (WINS)

Berdasarkan Rasio Likuiditas

WINS memiliki nilai rasio

likuiditas di bawah rata-rata empat

perusahaan yaitu rasio lancar 95.66%,

rasio cepat 91.43%, dan rasio kas

36.51%. Sedangkan rata-rata empat

perusahaan dengan rasio lancar

113.07%, rasio cepat 104.06% dan

rasio kas 54.98%.

Hasil tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan WINS dalam

memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendeknya tergolong kurang

baik. Terdapat banyak renegosiasi

kontrak dengan harga yang lebih

rendah sehingga piutang usaha pihak

ketiga menurun drastis pada tahun

2015. Perlu diketahu bahwa aktiva

lancar WINS bertumpu pada piutang

usahanya bahkan mencapai 60%

sehingga terdapat perbedaan yang

jauh antara rasio lancar dan rasio kas.

Berdasarkan Rasio Solvabilitas

Rasio utang terhadap aktiva WINS

44.29% dengan rata-rata perusahaan

41.92% dan rasio utang terhadap

modal WINS 79.84% dengan rata-

rata perusahaan 76.66%. Nilai rasio

solvabilitas WINS yang lebih tinggi

dari rata-rata empat perusahaan,

menunjukkan kemampuan WINS

dalam melunasi atau membayar total

kewajiban finansial menggunakan

total aktiva dan modal yang dimiliki

kurang baik.

Pada tahun 2014, total hutang

WINS hampir menyamai modal yang

dimiliki sehingga rasio utang

terhadap aktivanya berada pada angka

47%, sedangkan rasio utang terhadap

modal 90%. Namun WINS memiliki

trend yang positif mengingat pada

tahun berikutnya angka tersebut terus

turun hingga tahun 2016.

Berdasarkan Rasio Profitabilitas

WINS memiliki nilai rasio

profitabilitas di atas rata-rata empat

Page 15: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

15

perusahaan dalam semua aspek

meliputi net profit margin -6.10%,

Return on Asset (ROA) -0.52%, dan

Return on Equity (ROE) -0.57%.

Sedangkan rata-rata empat

perusahaan berturut-turut yaitu net

profit margin -16.14%, ROA -1.99%,

dan ROE -3.40%. Hal ini

mengungkapkan bahwa kemampuan

WINS dalam menghasilkan laba

sepanjang tahun 2014-2016 tergolong

cukup baik.

Apabila dilihat secara periodik,

rata-rata rasio profitabilitas WINS

tergolong paling tinggi pada tahun

2014, namun terus mengalami

kerugian pada 2015 dan 2016.

Berdasarkan Rasio Aktivitas

Kemampuan efektivitas operasi

WINS jika dilihat berdasarkan

perhitungan rasio, memiliki nilai rata-

rata rasio perputaran piutang, dan aset

di bawah rata-rata empat perusahaan

yaitu 3,13 dan 0,26. Sedangkan rata-

rata empat perusahaan dengan nilai

4.19 dan 0.38. Hal ini menujukkan

kemampuan WINS dalam mengelola

unsur-unsur aktivanya menjadi

pendapatan maupun kas buruk.

Namun WINS memiliki rasio

perputaran persediaan yang nilainya

masuk dalam kategori outliner

menurut peneliti. Hal ini disebabkan

WINS mendapatkan nilai rata-rata

rasio perputaran persediaan 832.05,

jauh di atas rata-rata tiga perusahaan

lain yang hanya mencapai 61.94.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian

terhadap empat perusahaan pelayaran

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016

menggunakan alat rasio keuangan,

maka dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Kemampuan likuiditas dari empat

perusahaan pelayaran memiliki

trend yang turun dari tahun ke

tahun. PT. Mitrabahtera Segara Sejati

Tbk memiliki nilai rasio likuiditas

tertinggi, sedangkan PT. Pelayaran

Nasional Bina Buana Raya Tbk

menjadi yang terendah.

2. Kemampuan solvabilitas dari

empat perusahaan pelayaran

semakin baik dari 2014-2016.

Rasio solvabilitas terendah

diperoleh PT. Mitrabahtera Segara

Sejati Tbk, sedangkan yang tertinggi

didapatkan oleh PT. Samudera

Indonesia Tbk.

Page 16: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

16

3. Kemampuan profitabilitas dari

empat perusahaan pelayaran

memiliki trend yang turun dari

tahun ke tahun. PT. Samudera

Indonesia Tbk memiliki nilai rasio

profitabilitas tertinggi, sedangkan

PT. Pelayaran Nasional Bina

Buana Raya Tbk menjadi yang

terendah.

4. Kemampuan perusahaan dalam

mengelola aktiva yang dimiliki

untuk menghasilkan pendapatan

cenderung menurun. Rasio

aktivitas tertinggi diperoleh PT.

Samudera Indoenesia Tbk, dan nilai

terendah didapatkan oleh PT.

Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.

Saran

Bagi Perusahaan Pelayaran

Setelah keempat perusahaan

pelayaran mengetahui hasil dari

penilaian kinerja keuangan

berdasarkan rasio yang digunakan,

diharapkan emiten pelayaran mampu

menjaga dan mempertahankan

kinerjanya yang baik hingga saat ini.

Bagi aspek-aspek yang memperoleh

hasil kurang memuaskan, upaya yang

dapat ditempuh adalah meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban lancarnya,

pengelolaan aset yang lebih efektif

dan efisien, serta pintar dalam melihat

celah pasar yang ada untuk

memaksimalkan laba. Semoga hal

tersebut dapat menjadi bahan evaluasi

bagi perusahaan pelayaran agar

semakin baik pada tahun-tahun

berikutnya.

Beberapa kondisi yang dihadapi

mencerminkan masih kurangnya

antisipasi dari perusahaan pelayaran

dalam mengambil kebijakan-

kebijakan strategis. Maka dari itu,

selain melihat dari rasio keuangan,

perusahaan juga perlu jeli dalam

memperhatikan aspek lain, seperti

kondisi politik, ekonomi, kebijakan

pemerintah, persaingan dari

perusahaan sejenis, dan branding

nama perusahaan untuk

meningkatkan kredibilitas.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan

dapat mengembangkan penelitian

yang ada dengan menambahkan rasio

keuangan lain seperti rasio

pertumbuhan (growth) dan penilaian

pasar (marked based rasio). Peneliti

selanjutnya juga bisa menilai kinerja

keuangan menggunakan cara selain

rasio keuangan, misalnya

Page 17: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

17

menggunakan konsep Economic

Value Added (EVA). Hal tersebut

dapat menjadi pembanding bagi

penelitian-penelitian pada saat ini

maupun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Sanusi. 2014. Metodologi

Penelitian Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Bambang Hermanto dan Mulyo

Agung. 2012. Analisa Laporan

Keuangan. Jakarta: Lentera

Ilmu Cendikia.

Brigham, Eugene F., dan Joel F.

Houston. 2010. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan.

Dialihbahasakan oleh Ali

Akbar. Vol. 1. Jakarta: Salemba

Empat.

Chairina Utami. 2015. Analisis

Kinerja Keuangan PT. A

Indonesia Tahun 2007-2012.

[Skripsi] Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang.

Fahmi Irfan. 2014. Analisis Kinerja

Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Moeljadi. 2006. Manajemen

Keuangan. Malang: Bayu

Media.

Portal Web Badan Pusat Statistik

BPS.go.id. Luas Daerah dan

Jumlah Pulau Menurut

Provinsi, 2002-2015.

https://www.bps.go.id/linktabel

statis/-view/id/1366. Diakses

pada 23 Agustus 2017

Portal Web Indonesia National

Shipowner’s Association Insa-

id.org ditulis pada Oktober

2016 http://www.insa-

id.org/2016/10/2-3-tahun-

kedepan-industri-

pelayaran.html. Diakses pada

23 Agustus 2017.

Portal Web Media Online Maritim

eMaritim.com ditulis pada

Desember 2016

http://www.emaritim.com/2016

/12/dunia-pelayaran-2016-dan-

harapan-insa.html. Diakses

pada 23 Agustus 2017.

Puput Anggrenia. 2015. Analisis

Rasio Keuangan untuk Menilai

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kosmetik dan Keperluan

Rumah Tangga yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009-2013. [Skripsi]

Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang.

Page 18: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

18

S. Munawir. 2007. Analisa Laporan

Keuangan. 4. Yogyakarta:

Liberty Yogyakarta.

Said Kelana Asnawi. 2010. Analisis

Rasio Keuangan pada Emiten

Pelayaran di Asia Tenggara.

Jurnal Manajemen dan Bisnis,

Vol. 1 No. 1 Oktober 2010: 33-

49.

Siswanto Sutoyo dan Fritz

Kleinsteuber. 2014. Financial

Management for Non-Financial

Executive (Manajemen

Keuangan Bagi Eksekutif Non-

Keuangan). Jakarta: Damar

Mulia Purstaka.

Sofyan Syafri Harahap. 2013.

Analisis Kritis Atas Laporan

Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Werner R. Murhadi. 2014. Analisis

Laporan Keuangan : Proyeksi

dan Valuasi Saham. Jakarta:

Salemba Empat.

Yehezkiel Tesar Janaloka. 2015.

Analisis Rasio Keuangan untuk

Menilai Kinerja Perusahaan

Telekomunikasi yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

[Skripsi] Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang

Page 19: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PELAYARAN …

19