penguatan peran spi dalam kerangka peningkatan tata kelola
TRANSCRIPT
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
PENGUATAN PERAN SPI DALAM
KERANGKA PENINGKATAN TATA
KELOLA PERGURUAN TINGGI
Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum.
1
Disampaikan dalam Pertemuan II Forum SPI Tahun 2016
Hotel Aryaduta Manado
10 – 11 Mei 2016
2
Nama : Prof Dr. H. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.
Tempat tgl lahir : Magelang, 8 November 1962
: Jl Manunggal 1/43 Solo, Jateng 0271-856848
: S1 FH UNS, S2 Hukum Ekm & Tek Undip, S3 PDIH Undip
: Berkeluarga, 1 Istri , 3 Anak
: 08122601681
: [email protected] atau [email protected]
: www.jamalwiwoho.com
: @jamalwiwoho
: jamalwiwoho
Tempat tinggal
Pendidikan
Status
HP
Website
Facebook Pekerjaan
Pengalaman
: - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti
: - Wakil Rektor II UNS Surakarta
- Ketua forum PR II / WR II Se – Indonesia
- Sekretaris Prodi S3 Ilmu Hukum FH UNS
- Dosen S1/S2/S3 FH UNS Solo
- Lain-lain:
Reviewer Nasional DP2M Dikti, Tim PAK Dikti, Instruktur Brevet, Konsultan DPRD Ngawi-
Jatim, DPRD Karanganyar-Jateng, DPRD Surakarta, DPRD Balikpapan, Konsultan IAPI,
Konsultan Pemda Ngawi, Pemda Magetan Jatim, Pemkot Gorontalo, Saksi Ahli di beberapa
Pengadilan, dll.
Dosen S2/S3 tidak tetap di Univ Diponegoro, Univ Trisakti Jkt, Univ Taruma Negara Jkt, Univ
Djuanda Bogor, Univ Swadaya Gunung Jati Cirebon, Univ Slamet Riyadi dan UNSA Solo, Univ
Brawijaya Malang (disertasi) dll.
Dasar Hukum
• UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
• UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
• UU No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan
Keuangan Negara;
• PP No 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
• Proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Sistem Pengendalian Intern
Proses yang dipengaruhi
oleh dewan direksi entitas,
manajemen, dan personil
lainnya, dirancang untuk
memberikan jaminan yang
memadai mengenai
pencapaian tujuan
Proses integral yang
dipengaruhi oleh manajemen
dan personil suatu entitas dan
dirancang untuk mengatasi
risiko dan memberikan jaminan
yang memadai dalam
mewujudkan misi entitas dan
tujuan umum dapat tercapai
Proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara
terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh
pegawai untuk
memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya
tujuan organisasi
COSO INTOSAI SPIP
Definisi Pengendalian
Intern
Proses
Dipengaruhi
manusia
Keyakinan memadai
Mewujudkan
tujuan
• Pimpinan
• Pegawai
• Tidak mutlak
•Memiliki
keterbatasan
• Terintegrasi
• Terus-menerus
Operasi, pelaporan,
ketaatan,
pengamanan aset
Definisi Pengendalian Intern
Kegiatan Assurance
• Reviu laporan Keuangan
• Audit Kinerja
• Eksaminasi
• Audit Tujuan Tertentu (Incl. Etika & Profesi)
• Audit Ketaatan
Kegiatan Non-Assurance
• Jasa Konsultasi
• Asistensi Manajemen
• Koordinasi Manajemen Resiko
• Sosialisasi Pengawasan
• Koordinasi/Pembinaan MPI
Program Saluran Saran/Pengaduan Internal
Peran Pengawasan Internal
• Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan
memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan
perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem
Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya
• Penilaian risiko
Pengendalian intern harus mampu memberikan penilaian atas
risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari
dalam.
• Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan
pimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Ruang Lingkup Pengendalian Intern
• Informasi dan komunikasi
Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah dan pihak lain sesuai ketentuan.
Informasi disajikan dalam bentuk dan sarana tertentu serta
tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan secara
berjenjang melaksanakan pengendalian dan tanggung
jawabnya.
• Pemantauan pengendalian intern
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik secara
kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu serta
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
dapat segera ditindaklanjuti.
Ruang Lingkup Pendendalian Intern
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:
Lingkungan Pengendalian
a. menyusun dan menerapkan aturan perilaku;
b. memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada
setiap tingkat pimpinan Instansi Pemerintah;
c. menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas
penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur, atau
pelanggaran terhadap aturan perilaku;
d. menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya
intervensi atau pengabaian pengendalian intern; dan
e. menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis.
Penegakan integritas dan nilai etika sekurang-
kurangnya dilakukan dengan:
PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA
• Satuan Pengawasan yang dibentuk untuk terlaksananya pengawasan terhadap satuan tugas unit kerja
SPI
• Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, yang selanjutnya disigkat BPKP adalah aparat pengawasan Internpemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden BPKP
• Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah aparat pengawasintern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri/pimpinan lembaga.
Inspektorat Jenderal
• Inspektorat propinsi adalah aparat pengawas intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Inspektorat Propinsi
• Inspektorat Kabupaten /Kota adalah aparat pengawas intern pemerintah yang beranggungjawablangsung kepada bupati/walikota
Inspektorat Kabupaten/Kota
12
PERGESERAN FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL
Lingkup Paradigma Lama Paradigma Baru
Fungsi Watchdog
Mengungkap temuan
Menggangu obyek
Reaktif
Watchdog, Konsultan & Katalisator
Memecahkan Masalah
Membantu Klien
Proaktif
Sifat/Rekomendasi Post Audit
Korektif
Post & Prea Audit
Korektif, Preventif, Prediktif
Pendekatan Subyek-Obyek
Win-Lose
Subyek-Subyek (Patnership)
Win-win
Organisasi Memenuhi Ketentuan Alat/Tools Manajemen
Pusat Unggulan
Indikator Kinerja Jumlah Temuan Jumlah Bantuan/Manfaat
Pencapaian Good Govermance 13
Menristekdikti wajib melakukan
pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dengan
berpedoman pada SPIP
PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008
14
KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGAS ITJEN KEMRISTEKDIKTI
7
TUGAS DAN FUNGSI
KEMENRISTEK DAN DIKTI
Mencegah dan melindungi sesuatu
Dari ketidaknyamanan dan kehancuran
Mencegah
Mengarahkan Menghentikan
PENGAWALAN
TUGAS ITJEN
Menyelenggarakan pengawasan
intern di lingkungan Kemristek
dan Dikti
PERPRES NO. 13 TAHUN 2015
KEGIATAN
1. AUDIT
2. REVIU
3. EVALUASI
4. PEMANTAUAN
5. PENGAWASAN LAINNYA Mendorong
PERAN DAN POSISI ITJEN
1. PEMBERI PERINGATAN DINI
2. KATALISATOR
3. KONSULTAN
16
PENGUATAN PENGAWASAN
GRATIFIKASI
•Kebijakan penanganan gratifikasi
•Dilakukan public
campaign
•Penanganan gratifikasi telah diimplementasikan
•Dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi
•Hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi telah ditindaklanjuti
PENERAPAN SPIP
•Peraturan pimpinan K/L tentang SPIP
•Dibangun dilingkungan pengendalian
•Dilakukan penilaian risiko atas organisasi
•Dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi
•SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait
•Dilakukan pemantuan pengendalian intern
PENGADUAN MASYARAKAT
•Disusun kebijakan pengaduan masyarakat
•Penanganan pengaduan masyarakat telah diimplementasikan
•Hasil pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
•Telah dilakukan evaluasi atas penanganan pengaduan masayarakat
•Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
WHISTLE-BLOWING
SYSTEM
•Telah terdapat Whistle
Blowing System
•Whistle Blowing System
telah disosialisasikan
•Whistle Blowing System
telah diimplementasikan
•Telah dilakukan evaluasi atas penanganan Whistle
Blowing System
•Hasil evaluasi atas penanganan Whistle
Blowing System telah ditindaklajuti
17
PENGUATAN PENGAWASAN
PENANGANAN BENTURAN
KEPENTINGAN
• Terdapat Penanganan Benturan Kepentingan
• Penanganan Benturan Kepentingan telah disosialisasikan
• Penanganan benturan Kepentingan telah diimplementasikan
• Dilakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan
• Hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan telah ditindaklanjuti
PEMBANGUNAN ZONA ITEGRITAS
• Ditetapkan unit yang akan dikembangkan menjadi zona integritas
• Dilakukan pembangunan zona integritas?
• Dilakukan evaluasi atas zona integritas yang telah ditentukan?
• Terdapat unit kerja yang ditetapkan sebagai e uju WBK/WBBM ?
APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
(APIP)
• APIP didukung dengan komitmen pimpinan
• APIP didukung dengan SDM yang memadai secara kualitas dan kuantitas
• APIP didukung dengan anggaran yang memadai
• APIP berfokus pada client dan audit berbasis resiko
18
KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL
1. Pelaksanaan kebijakan strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
melalui kegiatan pemeriksaan, memberikan peringatan dini, memberikan
jaminan kualitas atas pelaksanaan tata kelola, memberikan masukan dan
koreksi kegiatan yang berpotensi menyimpang sebagai upaya pencegahan
melalui pendampingan penyusunan manajemen risiko dan audit berbasis risiko,
serta melakukan audit investigasi atas dugaan KKN dan berbagai bentuk
penyimpangan lainnya;
2. Mendorong percepatan tindaklanjut hasil pemeriksaan baik internal maupun
eksternal;
3. Perwujudan wilayah bebas dari korupsi (WBK);
4. Mendorong terwujudnya Tata Kelola Kemenristekdikti menuju pemerintahan
yang baik;
5. Peningkatan kompetensi SDM Inspektorat Jenderal dan pemberdayaan Satuan
Pengawasan Intern di Satuan Kerja
19
1. Pengelolaan dana rehab APBN+P (Bansos);
2. Bantuan Sosial (Beasiswa Siswa Miskin/Bidik Misi);
3. SNMPTN, SBMPTN
4. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
5. Hibah & Kerjasama;
6. Pengelolaan/Penertiban Barang Milik Negara;
7. Pengadaan Barang / Jasa;
8. Rekening, BOPTN.
Mengawal Efektifitas Implementasi Kebijakan Kemenristekdikti
Opini LK WTP
• Inmendiknas 1/2011
• Pendampingan
• Reviu LK,SAKIP,LAKIP
• Penertiban BMN
• Supervisi SPI
• Monev Tinjut LHP
• Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Pendidikan Anti Korupsi
• Zona Integritas & WBK
• Program Pengendali Gratifikasi (PPG & UPG)
• Pendidikan Anti Korupsi (PAK)
• PRIMA (Program Revita- lisasi Integritas Moral Aparatur)
• LHKPN
• Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)
• Pakta Integritas
Sinergitas
Pengawasan • Kebijakan Pengawasan
• SPI Unitama, PT, UPT
• BPKP
• Inspektorat Daerah
• KPK
• PPATK
• K/L Terkait (Korsup)
20
Outcome Inspektorat Jenderal
21
2013
WTP
Keterangan :
TMP : Tidak Memberikan Pendapat
WDP : Wajar Dengan Pengecualian
WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
Kegiatan :
1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
2. Peningkatan kapasitas SDM Keu & BMN
3. Peningkatan/penguatan SPIP
4. Peningkatan e-Administrasi (termasuk e-Keuangan)
5. Peningkatan penerapan e-Procurement
6. Percepatan penyelesaian tindaklanjut pemeriksaan BPK-RI, dll
2014
WTP
2015
WTP
Opini Laporan Keuangan
22
1. Monev TL-HP BPK RI, BPKP, & Itjen;
2. Penguatan Sistem Pengendalian Internal (SPIP dan SPI) ;
3. Pengawasan Dini (early warning system) / Kegiatan dan Anggaran;
4. Meningkatkan Pengawasan dan Reviu terhadap Satker BLU;
5. Meningkatkan Pengawasan atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran dengan pendekatan audit berbasis risiko;
6. Mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap satker,
khususnya pengelolaan kas, pencatatan, pelaporan piutang dan penatausahaan aset
tetap, melalui pendampingan penyusunan manajemen berbasis risiko;
7. Pendampingan Penyusunan LK Seluruh Satker;
8. Reviu atas LK, LAKIP/SAKIP Unit Utama dan Kementerian;
9. Meminimalisasi potensi kerugian negara yang mungkin terjadi atas :
• PBJ dan Barang Persediaan;
• Pengelolaan dan penertiban BMN;
• Pengelolaan PNBP;
• Pengelolaan rekening;
• Pengelolaan dana Hibah dan Kerjasama.
Upaya Itjen Mempertahankan Opini WTP
23
4 Kreteria Dalam Penentuan Opini WTP
24
TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT LK
1. Mereviu sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan;
2. Menguji kesesuaian dengan Standar AkuntansiPemerintahan atas
transaksi-transaksi selama periode yang berlangsung;
3. Memperoleh data dan informasi untuk pengembangan perencanaan
pemeriksaan, pemantauan atas tindak lanjut hasil pemeriksaan
sebelumnya dan penilaian risiko (risk assesment);
4. Melakukan pengujian substantif terbatas atas transaksi penerimaan
dan belanja negara serta aset tetap;
5. Pemantuan proses pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi;
6. Pemahanan terhadap peraturan intern, tupoksi, program dan
kegiatan entitas;
7. Pemahaman siklus bisnis entitas dan analisis risiko;
8. Pemahaman sistem dan prosedur operasional entitas secara
manual maupun terkomputerisasi dan analisa kelemahannya;
9. Pengujian subtantif transaksi tahun diperiksa
25
PROSEDUR PENGAWASAN ITJEN
AUDIT ITJEN KEGIATAN
SATKER
AKUNTABILITAS
KEUANGAN
COMPLIANCE PADA
PERATURAN
TATA KELOLA YANG HANDAL
DAN BUDAYA KERJA YANG
UNGGUL
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN RISTEK DAN
PENDIDIKAN TINGGI
26
PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI
TIDAK MENERIMA GRATIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
Perjanjian Kinerja
Pakta Integritas