pengolahan limbah cair rumah sakit dan organik …eprints.ums.ac.id/60320/14/naskah...
TRANSCRIPT
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DAN
ORGANIK DENGAN METODE WETLANDS (Studi Kasus
Rumah Sakit Umum Jember Klinik dan Rumah Pemotongan
Hewan Kabupaten Jember)
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Teknik Sipil
Oleh :
SENKI DESTA GALUH
NIM : S 100130021
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DAN ORGANIK DENGAN
METODE WETLANDS (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Jember Klinik dan
Rumah Pemotongan Hewan Kabupaten Jember)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis, 1) kondisi pengolahan limbah
cair rumah sakit pada RSU Jember Klinik dan rumah pemotongan hewan Kabupaten
Jember, 2) metode pengolahan limbah cair dengan wetlands dan fitoremediasi, 3) sampai
sejauh mana alat dapat bekerja meminimalkan kandungan limbah cair, 4)
membandingkan hasil uji laboratorium dari alat yang telah tersedia di RSU jember klinik
dengan alat yang dirancang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wetlands dan
fitoremediasi dengan menggunakan tanaman air papyrus (Cyperus alternifolius). Dari
kedua alat tersebut dilakukan proses penelitian dan pengolahan limbah di RSU Jember
Klinik yang hasilnya kemudian diambil yang terbaik serta disimpulkan bahwa alat yang
dirancang lebih baik dibanding yang telah ada di RSU Jember Klinik. Penelitian
dilanjutkan di rumah pemotongan hewan Kabupaten Jember guna mengetahui sejauh
mana alat berfungsi. Pengumpulan data menggunakan teknik pengambilan sampel, hasil
uji alat, pengamatan dan dokumentasi. Analisa dilakukan dengan menentukan nilai pH,
TSS, PO4, BOD dan COD.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) dalam kondisi tertentu alat memiliki tingkat
kejenuhan, 2) alat dapat digunakan untuk instalasi air limbah di lokasi penelitian, 3)
dalam penelitian pada RSU Jember Klinik metode wetlands paling baik untuk instalasi
pengolahan limbah cair dengan tingkat perbandingan penurunan COD pada wetlands
sebesar 61,9% dari 84 mg/L menjadi 32 mg/L selama waktu 9 jam dan fitoremediasi
sebesar 48,8% dari 84 mg/L menjadi 43 mg/L selama waktu 3 hari. Untuk mengetahui
seberapa jauh alat berfungsi penelitian dilanjutkan pada rumah pemotongan hewan
Kabupaten Jember selama 28 hari dengan hasil penurunan COD sebesar 900 mg/L
(93,35%) dari kandungan awal 964 mg/L menjadi 64 mg/L.
Kata kunci: tanaman air, limbah cair rumah sakit, limbah RPH, COD
Abstract
The purpose of this research is to analyze, 1) the condition of hospital sewage
treatment at Jember Klinik Hospital and slaughterhouse of Jember Regency, 2) the
method of wastewater treatment using wetlands and phytoremediation, 3) the tools which
can work properly to minimize the wastewater, 4) comparison the results of laboratory
tests that have been available in Jember clinic hospital with a tool designed.
iii
This research is done by using the method of wetlands processing and
phytoremediation system by using aquatic plant (Cyperus alternifolius). The two systems
were design to process the wastewater from the Jember Klinik hospital which the results
are taken by the best and then develop the wastewater treatment system which is
designed better than those already exist in Jember Clinic hospital. The study continued
for the wastewater from the Jember slaughterhouse to find out how far the system
works. Data collection uses sampling technique, analytical test result, observation and
documentation. The analysis is done by determining pH, TSS, PO4, BOD and COD
values.
The results showed: 1) under certain conditions the designed system can reach
saturation, 2) the system can be used for wastewater installation at research location, 3)
in research at Jember Klinik hospital wetlands is best method for waste water treatment
plant with COD wetlands reduced by 61,9% from 84 mg/L to 32 mg/L for 9 hours and
phytoremediation by 48,8% from 84 mg/L to 43 mg/L for 3 days. To find out how far the
system work properly then continued by using wastewater at Jember slaughtering house
for 28 days which resulted COD yield decrease 900 mg/L (93,35%) from initial content
964 mg/L to 64 mg/L.
Keywords : aquatic plants, hospital wastewater, slaughterhouse wastewater, COD
1. PENDAHULUAN
Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa, yang dalam
kandungannya terdiri dari senyawa Hidrogen(H2), dan senyawa Oksigen (O2).
Kedua senyawa yang membentuk air ini merupakan komponen pokok dan
mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi selain
matahari yang merupakan sumber energi. Seperti yang kita ketahui air merupakan
hal yang sangat penting, karena segala makhluk hidup di dunia tidak dapat hidup
tanpa air. Bahkan di dalam tubuh kita terdiri dari 55% sampai 78% air (tergantung
pada ukuran badan).
Pengolahan limbah cair yang tidak sempurna dapat memicu dampak
kerusakan lingkungan serta kesehatan bagi masyarakat sekitar sarana kesehatan.
iii
Menurut World Health Organization Rumah sakit adalah suatu badan usaha
yang menyediakan dan memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan
jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapeutik dan
rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk yang
melahirkan. Rumah Sakit Umum Jember Klinik adalah salah satu Rumah Sakit
UmumYayasanyang menyediakan fasilitas ruangan rawat inap dengan kapasitas
116 tempat tidur.
Limbah buangan cair diperkirakan sangat besar jumlahnya dengan
memperhatikan jumlah pasien rawat inap setiap harinya. Keadaan seperti ini
sangat mengkhawatirkan jika pada rumah sakit tersebut tidak dilengkapi dengan
adanya sistem pengolahan limbah cair karena nantinya limbah cair tersebut dapat
mencemari lingkungan sekitar rumah sakit yang cukup padat penduduk. Dengan
pengelolaan limbah cair yang baik maka pembuangan limbah cair ke lingkungan
sekitar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat serta lingkungan. Dari
berbagai data diatas, maka dalam hal ini penulis mencoba membuat suatu studi
pengolahan limbah cair rumah sakit dengan metode wetlands. Dimana metode ini
menggunakan unsur system pengolahan dengan media berup atanaman air.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengevaluasi pengelolaan limbah cair pada rumah sakit apakah sudah benar
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan
2. Memperdalam teknik pengelolaan limbah cair sebagai upaya mengurangi zat
berbahaya yang terkandung pada limbah cair
iii
3. Menganalisis kondisi pengolahan limbah car rumah sakit pada RSU Jember
Klinik Kabupaten Jember
Penelitian ini bermanfaa tuntuk :
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak rumah sakit sebagai masukan
dalam pengelolaan limbah cair
2. Memberikan informasi mengenai cara penanganan serta pengelolaan limbah
cair dengan baik dan benar kepada rumah sakit agar pencemaran dapat
ditekan sekecil mungkin sesuai batas maksimal pencemaran
3. Sebagai referensi untuk penelitian berikutnya
Kuantitas Air Buangan
Air buangan adalah air yang akan masuk kedalam pipa pembuangan dan
dikeluarkan ke tempat pembuangan dimana air tersebut sudah terkontaminasi oleh
berbagai zat yang berbahaya dan menjadi satu di muara tempat pembuangan
tersebut. Fluktuasi air buangan adalah suatu keadaan dimana pada saat tertentu
debit air buangan berubah menjadi:
1. Debit Maksimum
Yaitu debit yang terjadi pada hari-hari tertentu dalam seminggu, sebulan
bahkan setahun dimana debit air buangan lebih banyak dari biasanya
2. Debit Puncak dan Debit Minimum
Yaitu debit yang terjadi pada saat-saat tertentu dalam satu hari.
3. Baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumah Sakit nomor :
1815/MENLH/2014
Tabel 2.1 Mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit
iii
Parameter Kadar Maksimum
BOD 50 mg/L
COD 80 mg/L
TSS 30 mg/L
pH 6 – 9
Suhu < 38oC
PO4 2 mg/L
Jenis Tanaman Air
Hampir semua jenis tanaman air dapat digunakan untuk proses penurunan
kadar berbahaya limbah cair. Namun menurut Kusumawardani dan Rony, (2013)
beberapa jenis tanaman air yang cukup baik untuk menurunkan kadar berbahaya
limbah di antaranya ialah tanaman Eichornia crassipes (ecenggondok), Pistia
stratoites dan Scirpus grossus (semanggi), Echinodorus paleafolius (melati air),
Nymphaea firecres (terataiapi), Typha angustifolia (lembang/rumputrawa),
Cyperus alternifolius (daun payung/papyrus), dan Equisetum hyemale (bamboo
air/paku ekor kuda).
2. METODOLOGI PENELITIAN
Pemilihan Metode Pengolahan Limbah Cair
Hasil analisa lokasi penelitian yang dapat dijadikan sebagai kajian
pemilihan metode pengolahan air adalah:
1. Jenis air limbah rumah sakit di RS. Jember Klinik
2. Warna air yang nampak keruh, dan banyak mengandung butiran tanah
3. Dalam beberapa hari terdapat endapan yang berwarna kuning.
iii
4. Topografi daerah studi berada pada dataran rendah berdekatan dengan sungai
dan perkampungan.
Peralatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan langsung pada daerah studi, yaitu di Rumah Sakit
Umum Jember Klinik Kota Jember. Instalasi pengolahan air limbah yang
digunakan dalam penelitian dibuat sendiri. Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bak air.
2. Bak penampungan dan saringan.
3. Bak filtrasi.
4. Bak penampung hasil pengolahan.
5. Botol Aqua, sebagai tempat sampel air yang diteliti.
6. Meja penyangga.
7. Selang air.
8. Kran pengatur air dengan berbagai ukuran.
9. Pipa PVC
10. Tabung Air
11. Bahan-bahan penyaring, yang terdiri dari:
a. Arang sekam
b. Sekam
c. Pasir silica (pasir laut)
d. Arang
e. Batu karang
iii
f. Batuan sungai
g. Tanaman penyaring
h. Tanah biasa
iii
3.3.1 Diagram Alir (Flow-chart)
Gambar 3.1 Diagram alirpenelitian
Perancangan
instalasi
pengolahan air
Pengambilan sample/data
Selesai
Analisa data dan uji
laboratorium serta
pemilihan metode
terbaik
Syarat tidak
memenuhi
PerMen LH
Syarat memenuhi
PerMen LH
Limbah cair Rumah
Sakit
Variable 5-9 jam
Limbah Organik
Variable tiap 2 hari
untuk mengetahui
kualitas metode
Metode wetlands
Metode fitoremediasi
Metode terbaik
Analisa data
Dan uji laboratorium
Mulai
iii
Langkah Penelitian
Pada penelitian ini, air dialirkan dengan debit yang konstan ke dalam bak
instalasi pengolahan air, dengan metode pak penampung-filtrasi-bak kontrol (
instalasi pengolahan air terlampir). Dalam proses ini diharapkan agar kandungan
unsur-unsur didalam air yang melebihi batas standart baku mutu air dapat
diturunkan, sehingga dapat diperoleh air yang berkualitas. Maka rancangan
percobaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey lapangan untuk mendapatkan data kualitas air.
b. Mengambil sampel didaerah lokasi studi kemudian diujikan di
laboratorium untuk mengetahui kandungan unsur didalamnya.
c. Dari kandungan unsur yang ada didalam air, maka dirancang suatu bentuk
instalasi pengolahan air dengan teknik yang sederhana untuk menurunkan
kandungan unsur yang berlebih sampai batas baku mutu air yang
diijinkan.
d. Uji pendahuluan yaitu mengukur berapa besar kemampuan instalasi
pengolahan air tersebut untuk melewatkan air.
e. Dari data pengujian model instalasi pengolahan air tersebut didapatkan
sampel untuk kemudian di uji ke Laboratorium utuk diketahui kandungan
unsur-unsurnya.
f. Dari data Laboratorium dapat disimpulkan apakah instalasi bekerja
dengan baik dimana kandungan unsur di dalam air sesuai dengan Standart
Baku Mutu Limbah cair bagi kegiatan Rumah Sakit tahun 2014.
iii
Rancangan Perlakuan
Pada penelitian ini direncanakan model perlakuan susunan instalasi
pengolahan air, meliputi bak penampungan, bak filtrasi dan bak kontrol . Hasil
dari metode tersebut kemudian di uji di Laboratorium Kualitas Air untuk
mengetahui seberapa besar kandungan kimia pada air. Parameter yang ditinjau
dalam pengujian kualitas air meliputi parameter baku mutu air limbah. Berikut ini
model susunan rangkaian perlakuan instalasi pengolahan air yang akan diteliti:
Proses wetlands limbah cair rumah sakit
Lamanya (jam) 5 7 9
Hasil (% penurunan)
3.3.4.2 Proses wetlands limbah organik
Lamanya (hari) 2 4 6 dst
Hasil (% penurunan)
iii
Gambar 3.6 Rancangan alat metode wetlands
Gambar 3.7 Rancangan Alat Metode Fitoremediasi
Proses Pengolahan Air Model Wetlands
Susunan instalasi pengolahan air model wetlands terdiri dari proses
anaerob kemudian dilanjutkan ke proses aerob dan terakhir proses wetlands.
Output yang diambil dan diujikan ke laboratorium adalah air keluaran pada proses
iii
yang terakhir, pada susunan model wetlands ini air output diambil setelah proses
wetlands.
Proses Pengolahan Air Model Fitoremediasi
Susunan instalasi pengolahan air model fitoremediasi sama hal nya seperti
pada wetlands, hanya saja pada posisi wetlands diganti proses fitoremediasi yaitu
dimana limbah yang telah melewati proses Anaerob, Aerob, dan filtrasi dialirkan
kedalam bak fitoremediasi selama waktu kurun 1 sampai 3 hari. Pada bak
fitoremediasi hanya terdapat media berupa tanaman air tanpa adanya media
tambahan seperti pada bak wetlands. Output yang diambil dan diujikan ke
laboratorium adalah air keluaran pada proses yang terakhir, pada susunan model
fitoremediasi.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel awal limbah cair RSU Jember Klinik
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan keterangan
1 Suhu oC 26,23 < 30
oC Memenuhi
2 TSS mg/L 52 30 Tidak
memenuhi
3 pH - 6,51 6 – 9 Memenuhi
4 PO4 mg/L 0,806 2 mg/L Tidak
memenuhi
iii
5 BOD mg/L 52 30 Tidak
memenuhi
6 COD mg/L 84 80 Tidak
memenuhi
Tabel 1. Hasil uji laboratorium dari instalasi milik RSU Jember Klinik
dengan metode sinar ultraviolet selama 12 jam
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan Keterangan
1 Suhu oC 23,8 < 30
oC Memenuhi
2 TSS mg/L 0 30 Memenuhi
3 pH - 6,74 6 - 9 Memenuhi
4 PO4 mg/L 2,37 2 mg/L Tidak
memenuhi
5 BOD mg/L 11,42 30 Memenuhi
6 COD mg/L 28,68 80 Memenuhi
Tabel 2.Hasil uji laboratorium dengan metode wetlands selama 9 jam
iii
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan Keterangan
1 Suhu oC 26,56 < 30
oC Memenuhi
2 TSS mg/L 0 30 Memenuhi
3 pH - 7,26 6 - 9 Memenuhi
4 PO4 mg/L 0,310 2 mg/L Memenuhi
5 BOD mg/L 25 30 Memenuhi
6 COD mg/L 32 80 Memenuhi
Tabel 3.Hasil uji labortorium dengan metode fitoremediasi selama 3 hari
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan keterangan
1 Suhu oC 27,25 < 30
oC Memenuhi
2 TSS mg/L 9 30 Memenuhi
3 pH - 7,26 6 - 9 Memenuhi
4 PO4 mg/L 8,145 2 mg/L Tidakmemenuhi
5 BOD mg/L 28 30 Memenuhi
iii
6 COD mg/L 43 80 Memenuhi
Padatabel 1, 2 dan 3 diatas, dengan berbagai macam waktu perlakuan yang
berbeda dapat disimpulkan bahwa metode wetlands paling baik digunakan sebagai
metode pengolahan limbah cair di RSU Jember Klinik karena memiliki tingkat
penurunan kandungan limbah cair yang paling rendah.
Untuk mengetahui sejauhmana metode wetlands dapat bekerja dengan
maksimal, maka penelitian dilanjutkan di Rumah Potong Hewan Kabupaten
Jember yang memiliki kandungan limbah cair lebih tinggi.
Tabel awal, Rumah Potong Hewan
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan keterangan
1 TSS mg/L 58,3 150 Memenuhi
2 pH - 5,44 6 - 9 Memenuhi
3 PO4 mg/L 1,141 2 mg/L Memenuhi
4 BOD mg/L 735 50 Tidak
memenuhi
5 COD mg/L 964 100 Tidak
memenuhi
iii
Tabel 4. Hasil uji laboratorium dengan metode wetlands masa perlakuan
28 hari
No Parameter
Kualitas air
Satuan Nilai Persyaratan keterangan
1 TSS mg/L 0 150 Memenuhi
2 pH - 5,73 6 - 9 Memenuhi
3 PO4 mg/L 0,678 2 mg/L Memenuhi
4 BOD mg/L 47 50 memenuhi
5 COD mg/L 64 100 memenuhi
Berdasarkan tabel 4 hasil uji laboratorium, dapat disimpulkan bahwa kinerja
metode wetlands dapat maksima lmenurunka nkandungan tinggi limbah cair
dengan waktu proses selama 28 hari. penurunan ini disebabkan adanya proses
penyerapan oleh tanaman air dan media tanah, pasir, serta batuan kerikil yang
terdapat pada bak wetlands, sehingga semakin lama waktu tinggal pengolahan
limbah akan semakin baik. Jumlah oksigen yang tersedia pada limbah yang
meningkat maka jumlah mikroba pada media semakin berkembang sehingga
kadar racun pada limbah akan mengalami penurunan.
iii
4. PENUTUP
1. Dalam kondisi tertentu alat memiliki titik ketidakefektifan hingga alat
tidak dapat bekerja dengan maksimal dalam hal ini tiap delapan (8) hari
sekali pada bak wetlands tanaman agar diganti baru serta kondisi tanaman
perlu diperhatikan.
2. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa alat ini layak untuk
digunakan dan lebih baik dibanding alat atau sistem instalasi yang telah
ada di lokasi limbah.
3. Pada proses pengolahan perbandingan antara wetlands dan fitoremediasi
dapat disimpulkan bahwa wetlands lebih baik dalam mengolah limbah
dibanding fitoremediasi dengan tingkat perbedaan COD pada wetlands
dari 84 mg/l menjadi 32 mg/l dan pada fitoremediasi dari 84 mlg/l menjadi
43 mg/l.
4. Perlu kandungan limbah cair yang tinggi untuk mengetahui sejauh mana
alat dapat berfungsi dengan maksimal
5. Media tambahan berupa tanah, pasir, dan kerikil turun berperan penting
dalam menurunkan tingkat kadar racun limbah cair
6. Pada rumah pemotongan hewan selama proses 28 hari terjadi penurunan
COD sebesar 900 mg/l dari sampel awal sebesar 964 mg/l setelah diolah
dan diproses selama 28 hari turun menjadi 64 mg/l
SARAN
iii
1. Perlu adanya maintenance dan pemeriksaan yang berkala sebab alat
memiliki titik jenuh yang mengakibatkan alat kurang maksimal dan
bekerja.
2. Untuk penelitian selanjutnya, kondisi tertentu dalam titik kejenuhan
tersebut dalam diatasi dengan ditambahnya bak wetlands sistem bertingkat
sehingga disaat tanaman pada masa titik jenuh aliran air tinggal digeser
dialirkan kepada bak yang lain.
3. Disarankan pula untuk penelitian selanjutnya, agar diteliti faktor – faktor
yang berkaitan dan mempengaruhi penurunan dan kenaikan kandungan
limbah dalam tiap sampel yang diolah karena dalam penelitian ini tidak
diteliti sampai pada taraf tersebut.
4. Agar diteliti pula cara aplikasi dilapangan, cara penaman, jarak antar
tanaman serta kondisi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Alex, 2012. Kebutuhan COD dan BOD.
http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/kebutuhan-cod-bod.html. Diakses
senin 16 Maret 2015
Al Hashimi, M.A., Hussain H.T., 2013. Stabilization Pond For Wastewater
Treatment, ISSN: 1857-7881, Volume 9 nomor 19. Iraq
Annas, 2011. Karakteristik limbah Cair. http://nas-
annas.blogspot.com/2011/01/karakteristik-limbah-cair.html. Diakses 18 Maret
2015
Anonim, 2010. Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiata rumah Sakit.
http://www.kelair.bppt.go.id/publikasi/bukuujiperform/lampiranb.pdf. Diakses
senin 16 Maret 2015
Anonim, 2012. Total Suspene Solid. http://cha2in-
chemistry09.blogspot.com/2012/11/total-suspended-solid-tss-dan-total.html
Diakses senin 16 Maret 2015
iii
Arfan, et al. 2009. Study Instalasi Pengolahan Air Limbah RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Jurnal Penelitian Teknik Sipil. Makassar
Guo, Wenshan., dan Ngo Huu-Hao, 2013. Specific Options in Biological Waste
Water Treatment for Reclamation and Reuse. University of Technology Sydney.
Sydney
Husodo, Adi Heru. 2010. Dampak Kesehatan Masyarakat Akibat Limbah
Layanan Kesehatan (Termasuk rumah sakit dan PUSKESMAS). Universtas Gajah
Mada. Yogjakarta
Idawaty, Desi Erika., dan Medyawati., Henny. 2011. Evaluasi Sistem Manajemen
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit (Study Kasus Pada RSUP Persahabatan).
Universitas Gunadarma. Jakarta
Khusnuryani, Arifah. 2008. Mikrobia sebagai Agen Penurunan Phosphat pada
Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit. Program Study Biologi dan Pendidikan
Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Sunan KLAijaga Yogyakarta
Kusumawardani, Y. dan Rony Irawanto. 2012. Study of Plants
Selection in Wastewater Garden for Domestic Waste Water Treatment.
Procedding “The Third Basic Science International Conference”. Brawijaya
University. Prasojo, et al. 2014. Pengolahan Limbah cair di Rumah Sakit
Drgahayu Kota Samarinda, ISSN: 2337-4608, Volume 3 nomor 4 (2014),
Samarinda
Setyawan, Aris Budi.,dan Hartini, Eko. 2012. Evaluasi Pengolahan Limbah Cair
Rumah Sakit dengan Sistem Bio Natural (Studi Kasus di RSUD Kelet Jepara).
Jurnal VISIKES. Volume 11 No. 1 Hal 70-79. Jepara
Subekti, Sri. 2005. Pengelolaan Air Bersih Rumah Sakit Sebagai Upaya
Minimisasi Limbah Cair. Universitas Diponegoro. Semarangd
Subekti, Sri. 2005. Pengaruh Limbah Cair Rumah Sakit Terhadap Kesehatan
Serta Lingkungan. Universitas Pandanaran Semarang, Semarang
Sulihingtyas, et al. 2010. Efektivitas Sistem Pengolahan Instalasi Pengolahan Ir
Limbah Suwung Denpasar Terhadap Kadar BOD, COD, dan Amonia. Jurnal
Kimia. Volume 4 No. 2 Halaman 11-148. Jimbaran
Susilo, et al. 2009. Pengaruh Variasi Waktu tinggal Terhadap Kadar BOD dan
COD Limbah Tapioka dengan Metode Rotating Biological Contactor. Universitas
Brawijaya, Malang
iii
WHO. 2010. Safe Management Of Wastes From Healt-Care Activities.
Yeni, Endri Eni. 2014. Baku Mutu air Limbah. Kementrian Lingkungan Hidup RI.
Jakarta
Yuki, 2011. Apakah pH itu adn Kenapa kita membutuhkannya.
http://yukiwaterfilter.com/in/artikel-155-apakah-ph-itu-kenapa-kita-
membutuhkanya.html. Diakses senin 16 Maret 2015