penggunaan webgis dalam analisis...
TRANSCRIPT
-
PENGGUNAAN WEBGIS DALAM ANALISIS PERUBAHAN
URBAN HEAT ISLAND DI KABUPATEN BEKASI TAHUN
2008 – 2018
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ahmad Syarif Hidayat
11150150000073
JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
-
i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat
Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018” oleh Ahmad Syarif Hidayat,
NIM 11150150000073, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 Agustus 2020 dihadapan dewan penguji.
Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang Tadris
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 31 Agustus 2020
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan Ketua Sidang (Kepala Prodi Tadris IPS)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. NIP. 19730424 2008011 012
Sekretaris Sidang (Sekprodi Tadris IPS)
Andri Noor Ardiansyah, M.Si. NIP. 198403122015031002
Dosen Penguji I
Andri Noor Ardiansyah, M.Si. NIP. 198403122015031002
Dosen Penguji II
Zaharah, M.Ed. NIP. 197201152014112002
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Sururin, M.Ag. NIP. 19710319 199803 2 001
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat Island di
Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ahmad Syarif Hidayat
NIM 11150150000073
Yang Mengesahkan
Pembimbing Skripsi I
Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si.
NIDN. 2022028704
Pembimbing Skripsi II
Neng Sri Nuraeni, M.Pd.
NIDN. 2005058801
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat
Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018” disusun oleh Ahmad Syarif
Hidayat, NIM 11150150000073, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan telah dinyatakan sah sebagai karya tulis ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 17 Juli 2020
Yang Mengesahkan
Pembimbing Skripsi I
Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si.
NIDN. 2022028704
Pembimbing Skripsi II
Neng Sri Nuraeni, M.Pd.
NIDN. 2005058801
-
iv
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat Island di
Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018” yang disusun oleh Ahmad Syarif
Hidayat, NIM 11150150000073, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 2 Juli 2020.
Jakarta, 17 Juli 2020
Yang Mengesahkan
Pembimbing Skripsi I
Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si.
NIDN. 2022028704
Pembimbing Skripsi II
Neng Sri Nuraeni, M.Pd.
NIDN. 2005058801
-
v
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Syarif Hidayat
NIM : 11150150000073
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/ Prodi : Pendidikan IPS / Konsenrasi Ekonomi
Judul Skripsi : Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Sodikin, M.Si.. 2. Neng Sri Nuraeni, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Juli 2020
Materai Rp 6.000
Ahmad Syarif Hidayat
NIM 11150150000073
-
vi
ABSTRAK
Ahmad Syarif Hidayat (NIM 11150150000073). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. “Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 – 2018”.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari analisis Urban
Heat Island di Kabupaten Bekasi dari tahun 2008 hingga 2018 yang
disajikan melalui website sistem informasi geografi. Urban Heat Island
dapat diketahui berdasarkan hasil dari hubungan antara analisis
Penggunaan lahan dengan Landsurface Temperature. Hasil dari
penggunaan lahan pada tahun 2008 ke 2018 mengalami peningkatan untuk
lahan terbangun sebesar dari 44516 ha menjadi 69772 ha, untuk sawah
dari 40167 ha ke 18778 ha dan vegetasi dari 40167 ha menjadi 25276 ha,
keduanya mengalami penurunan. Hasil dari Landsurface Temperature juga
mengalami kenaikan, pada tahun 2008 yang dimana pada tahun 2008 suhu
tertinggi adalah 340 C sedangkan pada tahun 2018 suhu tertinggi adalah 42
derajat Celcius. Luas dari jangkauan suhu panas pun bertambah tidak
hanya suhu tertingginya saja. Suhu tertinggi pada tahun 2008 sebelumnya
adalah 240 - 340 C dengan luasan 35635 ha dan pada tahun 2018
meningkat pada 310 – 420 C dengan luasan 39600 ha. Kedua hasil di uji
melalui uji regresi dan dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Bekasi
terdapat Urban Heat Island dan statusmya meningkat dari tahun 2008
hingga 2018 dengan hasil webgis seperti berikut :
https://syarifweb.000webhostapp.com/UHI/
Kata Kunci: Webgis, Urban Heat Island, Kabupaten Bekasi, Penggunaan Lahan, Landsurface Temperature
https://syarifweb.000webhostapp.com/UHI/
-
vii
ABSTRACT
Ahmad Syarif Hidayat (NIM 11150150000073).
Department of Social Sciences Education, Faculty of Tarbiyah
and Teacher Training. "The Use of Webgis in the Analysis of
Change in Urban Heat Island in Bekasi Regency in 2008 -
2018".
This research aims to determine the results of the analysis
of the Urban Heat Island in the Bekasi district from 2008 to
2018 which is presented through the geographic information
system website. Urban Heat Island can be known based on the
results of the relationship between land use analysis and
Landsurface Temperature. Yields from land use in 2008 to 2018
have increased for developed land from 44516 ha to 69772 ha,
for paddy fields from 40167 ha to 18778 ha and vegetation from
40167 ha to 25276 ha, both have decreased. The results from
Landsurface Temperature also increased, in 2008 which in 2008
the highest temperature was 34 degrees Celsius while in 2018
the highest temperature was 42 degrees Celsius. The extent of
the range of hot temperatures also increases not only the highest
temperatures. The highest temperature in 2008 was 24-34
degrees Celsius with an area of 35635 ha and in 2018 it
increased at 31 - 42 degrees Celsius with an area of 39600 ha.
Both results were tested through a regression test and it can be
concluded that Bekasi District has an Urban Heat Island and its
status improved from 2008 to 2018 with webgis results as
follows:
http://syarifh165.000webhostapp.com/bismillah%20fix/bismillah%20fi
x/#10/-6.2313/107.1085
Keywords: Webgis, Urban Heat Island, Bekasi Regency, Land Use,
Landsurface Temperature.
http://syarifh165.000webhostapp.com/bismillah%20fix/bismillah%20fix/#10/-6.2313/107.1085http://syarifh165.000webhostapp.com/bismillah%20fix/bismillah%20fix/#10/-6.2313/107.1085
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penluis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang maha
pengasih dan maha penyayang atas kasih sayang-Nya penulis diberi kekuatan dan
kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad SAW, rasul pembawa rahmat bagi kita semua,
serta rasul yang akan memberikan syafaat bagi kita di hari akhir nanti, aamiin.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah stau syarat akademis untuk
menyelesaikan studi S1 program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Penggunaan Webgis dalam analisis Urban Heat
Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 - 2018”.
Keberhasilan penelitian dan selesainya laporan ini tidak terlepas dari adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian
ini. Semoga dapat menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT. Secara khusus, rasa
terimakasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Andri Noor Ardiyansyah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis
dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
6. Neng Sri Nuraeni, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
7. Muhamad Arif,M.Pd selaku dosen pembimbing akademik perkuliahan prodi Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-
ix
8. Seluruh dosen jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, khususnya Konsentrasi
Geografi, atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada Kepala bagian Kabupaten Bekasi yang telah memberikan surat izin untuk
Melakukan Penelitian di Kabupaten Bekasi.
10. Kedua orang tua, terimakasih atas segala do’a, dukungan, dan kesabarannya,
semoga Allah SWT menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi
penulis.
11. Kakak dan adik saya, Assyarifah Juniarsih, Nur Fajriani Khairunnisa dan
Muhammad Ardan Shobirin yang selalu mendukung penulis untuk selalu
menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga besar Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial 2015, khusunya
konsentrasi Geografi atas segala dukungannya, semangat, dan kepeduliannya
kepada penulis
13. Kepada Dwi Mulia Ramlan yang telah menemani, dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman yang telah memberikan warna kepada penulis selama masa kuliah,
Mia, Dian, Ridho, Farhan, Una, Yunita, Shelina, dan teman – teman kelas yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
15. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan,
bantuan, dan do’a yang telah diberikan.
Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan yang
telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Penulis
juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi yang membutuhkan.
Saran dan masukkan sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penelitian ini.
Jakarta, Agustus 2020
Penulis
Ahmad Syarif Hidayat
11150150000073
-
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 8 A. Deskripsi Teoritis ......................................................................................... 8
1. Urban Heat Island .................................................................................... 8
2. Penginderaan Jauh .................................................................................. 11
3. Sistem Informasi Geografis .................................................................... 17
4. Website Geography Information System (WEBGIS) ............................. 21
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 23
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 25
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28
-
xi
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 28
B. Metode Penelitian....................................................................................... 29
C. Alat dan Bahan ........................................................................................... 30
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 31
1. Populasi .................................................................................................. 31
2. Sampel .................................................................................................... 31
E. Sumber Data ............................................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
1. Pengumpulan Data Citra ........................................................................ 33
2. Observasi (Ground Cek) ......................................................................... 34
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 36
H. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 38
1. Pengolahan Data Citra ............................................................................ 38
2. Pengolahan Data Ground Chek perubahan lahan ................................... 41
3. Pengolahan data Regresi Linier Sederhana untuk uji hubungan antara
Perubahan Lahan dengan UHI ....................................................................... 42
4. Pengolahan data untuk penggunaan media webgis untuk tampilan UHI 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45 A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ......................................................... 45
1. Letak Geografis ...................................................................................... 45
2. Kondisi Fisik .......................................................................................... 47
3. Kondisi Sosial ......................................................................................... 51
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................... 57
1. Perubahan Penggunaan Lahan dan NDVI di Kabupaten Bekasi ........... 57
2. Hasil Urban Heat Island diKabupaten Bekasi 2008 – 2018 .................. 72
3. Hasil Pengaruh UHI terhadap Perubahan Lahan .................................... 74
4. Hasil Groundcek Suhu dengan The Weather Channel ........................... 76
5. Wawancara validasi suhu Urban Heat Island di Kabupaten Bekas ....... 78
6. Hasil Webgis dalam menampilkan Urban Heat Island .......................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 A. Kesimpulan ................................................................................................ 88
B. Implikasi ..................................................................................................... 89
-
xii
C. Saran ........................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 93
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26
Gambar 3.1 Peta penelitian ................................................................................... 28
Gambar 3.2 Pola Script Html dan BaseMap ......................................................... 43
Gambar 3.3 Script Data Geojson .......................................................................... 44
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Bekasi ................................................ 47
Gambar 4.2 Grafik Angka Curah Hujan per bulan 2008 – 2018 .......................... 48
Gambar 4.3 Peta Geologis Kabupaten Bekasi ...................................................... 50
Gambar 4.4 Gambar Grafik Batang Penduduk Tahun 2008 ................................. 52
Gambar 4.5 Piramida penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2008 .......................... 55
Gambar 4.6 Piramida penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2018 .......................... 55
Gambar 4.7 Penggunaan lahan tahun 2008 dan 2018 ........................................... 58
Gambar 4.8 Hasil Pembagian Objek NDVI Berdasarkan Nilai ........................... 70
Gambar 4. 9 Hasil Kerapatan Vegetasi tahun 2008 dan 2018 .............................. 71
Gambar 4.10 Land Surface Temperature 2008 dan 2018 ..................................... 73
Gambar 4. 11 Hasil Overlay Perubahan Lahan dan Suhu ..................................... 74
Gambar 4. 12 Grafik data jenis kelamin informan ................................................ 79
Gambar 4. 13 Grafik Usia Informan ..................................................................... 79
Gambar 4. 14 Grafik Rentang Waktu Informan.................................................... 80
Gambar 4. 15 Hasil Webgis Urban Heat Island di Kabupaten Bekasi 2008......... 83
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik dasar dari surface dan atmospheric Urban Heat Island. ... 9
Tabel 2.2 Penelitian Relevan................................................................................. 23
Tabel 3.1 Waktu penelitian ................................................................................... 29
Tabel 3.2 Kisi – kisi lembar Observasi ................................................................. 36
Tabel 3.3 Indikator pertanyaan wawancara .......................................................... 36
Tabel 3.4 Obsevasi penggunaan lahan .................................................................. 37
Tabel 3.5 Obervasi Suhu permukaan .................................................................... 37
Tabel 3.6 Citra Landsat 8 pembagian Objek berdasarkan nilai NDVI ................. 39
Tabel 3.7 Perhitungan frekuensi data ground chek perubahan lahan................... 42
Tabel 4. 1 Luas Wilayah ....................................................................................... 45
Tabel 4.2 Rata – rata Curah Hujan Kabupaten Bekasi.......................................... 48
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bekasi .............. 51
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin ...................................... 53
Tabel 4.5 Penduduk berdasarkan umur tahun 2008 dan 2018 .............................. 54
Tabel 4. 6 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Bekasi ....................................... 59
Tabel 4. 7 Hasil Groundcek Kesesuaian Penggunaan Lahan ................................ 61
Tabel 4. 8 Luas Lahan Terbuka Hijau per Kategori.............................................. 71
Tabel 4. 9 Hasil Pertambahan Luas Secara Keseluruhan di Kabupaten Bekasi ... 73
Tabel 4. 10 kode unik untuk kategori variabel ...................................................... 75
Tabel 4. 11 Hubungan UHI dengan Perubahan Lahan menggunakan regresi ...... 75
Tabel 4.12 Data Suhu berdasarkan hasil survey the weather channel .................. 77
file:///C:/Users/DMR/Downloads/Skripsi%20Sarip%20fix%20(2003).doc%23_Toc47784700
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Layout Peta ...................................................................................... 95
Lampiran 2 Tabel Penggunaan Lahan dan NDVI ............................................... 98
Lampiran 3 Screenshot Dokumentasi Groundchek Suhu ................................. 113
Lampiran 4 Surat Penerimaan Perizinan Penelitian .......................................... 121
Lampiran 5 Proses NDVI untuk Kerapatan Vegetasi ....................................... 123
Lampiran 6 Landsurface Temperature untuk UHI ............................................ 126
Lampiran 7 Pengolahan Citra untuk Lahan ....................................................... 127
Lampiran 8 Wawancara..................................................................................... 130
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang dengan kepadatan penduduk
yang terus meningkat setiap tahunnya, berdasarkan data terbaru pada tanggal
18 mei 2018 tercatat bahwa penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa,
jumlah tersebut terdiri dari 133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa
perempuan.1 Salah satu penyebab melonjaknya angka kepadatan penduduk ini
salah satunya urbanisasi dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
semakin dinamis dan tingginya aktivitas masyarakat perkotaan. Kondisi
tersebut berdampak terhadap jumlah penggunaan lahan, pencemaran
udara,dan perubahan suhu udara.
Pada akhirnya, perubahan yang terjadi akibat tingginya aktivitas
antropogenis tersebut akan menyebabkan terjadinya fenomena Urban Heat
Island (UHI).Istilah ini mengacu kepada terbentuknya daerah-daerah
metropolitan atau urban yang relatif lebih hangat dibanding daerah–daerah
pedesaan atau rural di sekitarnya. Hal ini memungkinkan tingkat kepanasan
udara maupun di dataran terus meningkat dan dapat menimbulkan hal negatif
bagi masyarakat sekitar.
Urban Heat Island memiliki keterkaitan erat dengan kurangnya Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan peningkatan populasi penduduk, ruang terbangun
dan kepadatan kendaraan, sedangkan dalam jangka panjang UHI adalah salah
satu faktor yang berkontribusi besar terhadap fenomena Global Warming.
Dampak tidak langsung yang dapat disebabkan oleh adanya fenomena UHI
yang merupakan salah satu indikator kurangnya Ruang Terbuka Hijau juga
adalah terganggunya siklus air hujan dan erosi tanah.2
1 Terlampir dalam https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah-
penduduk-indonesia-mencapai-265-juta-jiwa berdasarkan data sensus penduduk terbaru, diakses
pada 30/11/2018 2 Zaenal muttaqin, Analisis Fenomena Urban Heat Island di Kota Jakarta Menggunakan
Software Pemodelan WRF EMS. Departemen Geofisika Dan Meteorologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2015 Hal 2
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah-penduduk-indonesia-mencapai-265-juta-jiwahttps://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah-penduduk-indonesia-mencapai-265-juta-jiwa
-
2
Urban Heat Island didefinisikan sebagai peningkatan suhu di wilayah-
wilayah metropolitan akibat aktivitas manusia, meliputi pembangunan,
penggunaan kendaraan bermotor yang tak ramah lingkungan, serta faktor lain.
"Ada perubahan landuse. Sekarang kota dipenuhi beton. Makhluk hidup
cenderung menyerap panas, tetapi aspal, beton, memantulkan panas Matahari.
Akibatnya, udara menjadi panas." Agar warga kota seperti Jakarta dan Bekasi
bisa kembali merasakan kesejukan, solusinya jelas, perlu perubahan dalam
gaya hidup dan pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Jika tidak, maka
Bekasi dan sekitarnya bisa semakin panas.
Hal – hal diatas sehubung dengan ayat Al – Qur’an surah Al – Baqarah
yang berbunyi
Artinya : Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi !” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-
orang yang mengadakan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (Qs al-
Baqarah/2:11-12).
Kabupaten Bekasi sampai saat ini terus mengalami peningkatan
pemanasan suhu terus menerus, hal ini diperkuat dengan berita informasi dari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi
bahwa suhu udara di wilayah Jakarta dan Bekasi pada Sabtu (11/10/2014)
memang hampir mencapai 40 derajat celsius. Persisnya antara 38 dan 39
derajat celsius. Konfirmasi tersebut disampaikan Dodo Gunawan, Kepala
Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, kepada Kompas.com,
Sabtu ini, menyusul sejumlah keluhan pengguna media sosial Facebook dan
Twitter tentang panasnya udara di dua kota tersebut. Dodo mengungkapkan,
suhu di kota-kota seperti Jakarta dan Bekasi memang semakin meningkat.
"Sebelumnya, suhu di Jakarta dan sekitarnya maksimum 35-37 derajat
celsius," kata Dodo. Dodo menyebut, salah satu penyebab peningkatan adalah
emisi gas rumah kaca yang tinggi secara global. "Akibatnya, pemanasan
-
3
global, perubahan iklim. Jadi, suhu memang meningkat," ujarnya. Faktor
lainnya adalah pembangunan perkotaan di Jakarta, Bekasi, dan wilayah
sekitarnya yang makin masif sehingga menyisakan sedikit ruang terbuka
hijau. Ini menyebabkan fenomena Urban Heat Island.3
Suhu normal pada sebuah wilayah umumnya 28 – 32 derajat celcius,
Namun beberapa masyarakat berpendapat bahwa hal ini masih wajar
ketimbang panas yang terjadi di Negara Afrika, Menurut pakar iklim
lingkungan dari Fakultas Geografi UGM Emilya Nurjani, fenomena equinox
di Indonesia tidak menyebabkan kenaikan suhu udara secara drastis, tetapi
masih dalam batas wajar, Ia menyebutkan bahwa equinox merupakan fenomena
yang rutin terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Dalam satu tahun Indonesia
mengalami dua kali equinox yakni pada vernal equinox pada 21 Maret 2017
dan autumnal equinox 23 September 2017. “Equinox merupakan fenomena
iklim normal, bukan sesuatu yang meresahkan. Hal ini berbeda dengan
gelombang panas yang terjadi di Afrika,” tegasnya, Jumat (17/3/2017) saat
ditemui di ruang kerjanya di Departemen Geografi Lingkungan UGM. 4
Namun saat ini tren suhu di Indonesia hampir terus bertambah setiap
tahunnya, Tren suhu berikut diperoleh dengan menggunakan data observasi
BMKG mulai dari tahun 1981-2018. Berdasarkan hasil pengolahan tren suhu
di Indonesia secara umum suhu di Indonesia baik suhu minimum, rata-rata,
dan maksimum memiliki tren yang bernilai positif dengan besaran yang
bervariasi sekitar 0.03 °C setiap tahunnya. Ini bisa diartikan bahwa suhu akan
mengalami kenaikan 0.03 °C setiap tahunnya sehingga dalam 30 tahun lokasi
tersebut akan mengalami kenaikan sebesar 0.9 °C.5 .
Secara kuantitatif, Menurut Voogt menyatakan bahwa keberadaan
Urban Heat Island dapat dideteksi melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan
3 Dikutip dari berita
https://sains.kompas.com/read/2014/10/11/16252601/Suhu.Jakarta.dan.Bekasi.Hampir.40.Derajat.
Celsius.Apa.Sebabnya. diakses pada 17/04/2019 4 Dikutip dari https://tirto.id/equinox-suhu-udara-di-indonesia-masih-batas-normal-ckXU
diakses pada tanggal 16/04/2019 5 Dikutip dari data terbaru 2018 http://www.bmkg.go.id/iklim/?p=tren-suhu, diakses pada
16/04/2019
https://sains.kompas.com/read/2014/10/11/16252601/Suhu.Jakarta.dan.Bekasi.Hampir.40.Derajat.Celsius.Apa.Sebabnya.https://sains.kompas.com/read/2014/10/11/16252601/Suhu.Jakarta.dan.Bekasi.Hampir.40.Derajat.Celsius.Apa.Sebabnya.https://tirto.id/equinox-suhu-udara-di-indonesia-masih-batas-normal-ckXUhttp://www.bmkg.go.id/iklim/?p=tren-suhu
-
4
ketinggian Planetary Boundary Layer (PBL), ketinggian Canopy Layer (CL)
atau suhu udara, dan surface temperature atau suhu permukaan. Pemodelan
WRF EMS dapat memetakan dan menghasilkan ketiga luaran tersebut, baik
PBL, suhu udara maupun Surface Temperature atau Suhu Permukaan.6
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isnaini Nuryanda Putri
dengan judul yaitu Pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap peningkatan
suhu permukaan dan Urban Heat Island di Kota Bekasi Bekasi berada pada
koordinat 106o 55’ BT dan 6o 7’ – 6o 15’ LS dengan luas wilayah 210.49 km2
Kota Bekasi berada pada ketinggian antara 11 hingga 81 mdpl. Kota Bekasi
memiliki iklim kering dengan tingkat kelembaban rendah dan rata -rata suhu
udara tiap tahun sekitar 26.2o C.7
Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut “Kota Bekasi
mengalami perubahan tutupan lahan dalam waktu 15 tahun. Luas lahan
vegetasi berkurang sebesar 4805 ha dan lahan terbuka yang berkurang sebesar
752 ha. Sementara lahan terbangun menjadi bertambah sebesar 5596 ha.
Perubahan tutupan lahan mengakibatkan suhu permukaan di Kota Bekasi
meningkat dari tahun 2000 sampai 2015. Tahun 2000 suhu permukaan di
Kota Bekasi 16 sampai 28o C. Sedangkan tahun 2015 suhu permukaan
menjadi 20o C sampai 30o C. Peningkatan suhu permukaan di Kota Bekasi
diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan bervegetasi menjadi lahan
terbangun. Peningkatan suhu permukaan mengakibatkan perubahan intensitas
UHI di Kota Bekasi. Intensitas UHI di Kota Bekasi menurun selama 15
tahun. Intensitas UHI di tahun 2000 terendah 0.7o C dan tertinggi 3.5o C.
Tahun 2015 intensitas UHI menurun dengan nilai terendah -0.1o C dan
tertinggi 2.6o C.”.8
Namun penelitian diatas masih dibuat dengan menggunakan hasil
pemetaan digital biasa yang dimana kurang memanfaatkan teknologi
informasi yang lebih mudah digunakan untuk orang yang kurang minat
6 Zaenal muttaqin, Opcit hal 4 7 Isnaini Nuryanda Putri, Pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap peningkatan suhu
permukaan dan Urban Heat Island di Kota Bekasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2017 hal 12 8 Ibid hal 15
-
5
melihat kertas atau membaca, untuk itu dalam penelitian ini menggunakan
Webgis yang dimana hasil gambar pemetaan akan berupa link website yang
bisa dibuka dimana saja kapanpun dan dimanapun yang akan lebih efektif dan
lebih mudah diakses untuk keadaan zaman sekarang ini karena berdasarkan
data dari Databook.co.id pengguna android saat 2017 saja mencapai angka
72,9 %, dan pengguna ios 19,2 % diseluruh dunia yang dimana hampir
seluruh masyarakat dunia memiliki Android dan Ios sehingga dapat dengan
mudah mengakses website dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan sebab – sebab diatas, hal ini membuat peneliti tertarik ingin
membuat sebuah penelitian yaitu “Penggunaan Webgis dalam Analisis
Perubahan Urban Heat Island di Kabupaten Bekasi tahun 2008 – 2018”
karena peneliti merasa Analisis terhadap fenomena UHI ini menjadi penting
untuk dilakukan untuk mengetahui bagaimana Perubahan Urban Heat Island
di Kabupaten Bekasi dalam jarak waktu 10 tahun (2008 – 2018)? dan apakah
berpengaruh dengan perubahan lahan (landuse)?. Selain menjawab
pertanyaan – pertanyaan tersebut diharapkan penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk masyakarat dan pemerintah baik sebagai patokan untuk
pembuatan lahan terbuka hijau ataupun penanaman masal di pemukiman
masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diajabarkan beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Melonjaknya angka penduduk Indonesia berdampak terhadap pencemaran
udara dan suhu udara.
2. Tingginya aktivitas antropogenis menyebabkan terjadinya peningkatan
fenomena Urban Heat Island (UHI).
3. Fenomena Urban Heat Island (UHI) ini dalam jangka kurang lebih 10
tahun kemungkinan berdampak kepada masyarakat di Kabupaten Bekasi.
4. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menampilkan
informasi terkait Urban Heat Island (UHI) yang terjadi dari tahun 2008 -
2018 dengan Webgis
-
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis membatasi masalah pada
pemanfaatan teknologi informasi untuk menampilkan informasi terkait Urban
Heat Island (UHI) yang terjadi selama 10 tahun dari 2008 - 2018
menggunakan Webgis.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pembatasan masalah diatas, didapatkan rumusan –
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat perubahan Urban Heat Island (UHI) dalam jangka 10
tahun, dari 2008 - 2018 di Kabupaten Bekasi?
2. Apakah pengaruh Urban Heat Island (UHI) terhadap Perubahan Lahan di
Kabupaten Bekasi?
3. Bagaimana penerapan Webgis dalam menampilkan Informasi Urban Heat
Island (UHI) di Kabupaten Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai ketika telah
selesai, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan mengenai tingkat perubahan Urban Heat Island
UHI dalam jangka 10 tahun, dari 2008 – 2018 di Kabupaten Bekasi
2. Memberikan hasil analisis pengaruh Urban Heat Island (UHI) terhadap
perubahan lahan di Kabupaten Bekasi
3. Memberikan Pengetahuan mengenai Penerapan Webgis dalam
menampilkan Informasi Urban Heat Island (UHI) di Kabupaten Bekasi
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Peneliti, untuk menambah kajian literatur mengenai analisis Urban
Heat Island
b. Pendidikan, untuk digunakan sebagai pengembangan Media
Pembelajaran dalam materi SIG
-
7
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti, sebagai referensi penelitian lanjutan terkait Urban Heat
Island
b. Masyarakat, sebagai temuan solusi untuk menghadapi perubahan dan
dampak dari Urban Heat Island.
c. Pemerintah, sebagai referensi tambahan untuk memberikan kebijakan
– kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi masyarakat di Kabupaten
Bekasi
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Urban Heat Island
a. Pengertian Urban Heat Island
Urban Heat Island (UHI) atau pulau bahang (panas) perkotaan
adalah isoterm (perubahan gas) tertutup yang menunjukkan daerah
permukaan yang relatif hangat, paling sering daerah yang paling
sering dikaitkan aktivitas manusia seperti pada pembangunan kota.
Definisi lain menurut Oke tahun 2000 dalam sebuah artikel lebih
menekankan kepada efek dari UHI sebagai suhu yang lebih hangat di
daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan pedesaan
disekitarnya. Berdasarkan kedua definisi di atas dapat diperjelas
bahwa UHI merupakan perbedaan suhu udara pada daerah perkotaan
dan daerah perdesaan. 1 Urban Heat Island (UHI) merupakan suatu
fenomena atau kejadian peningkatan suhu udara di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan daerah sekitarnya hingga mencapai
3-10 °C. Kondisi ini disebabkan oleh objek di wilayah perkotaan
sebagian besar merupakan lahan terbangun, dan material-material
yang kedap air yang secara umum akan mengakibatkan penyerapan
kapasitas panas dan konduktivitas panas yang tinggi.2
Urban Heat Island (UHI) terbentuk jika sebagian tumbuh –
tumbuhan (vegetasi) digantikan oleh aspal dan beton untuk jalan,
bangunan, dan struktur lain diperlukan untuk mengakomodasi
bertambahnya populasi manusia. Permukaan tanah yang tergantikan
tersebut lebih banyak menyerap panas matahari dan juga lebih
1Dikutip dari artikel jurnal UMSl http://eprints.ums.ac.id/46727/2/Bab%20I_rev.pdf
diakses pada 7/12/2018 2 Arfina Kusuma Putra dkk. Analisis Hubungan Perubahan Tutupan Lahan Terhadap
Suhu Permukaan Terkait Fenomena Urban Heat Island Menggunakan Citra Landsat (Studi Kasus: Kota Surakarta). Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 2018 Hal 24
http://eprints.ums.ac.id/46727/2/Bab%20I_rev.pdf
-
9
banyak memantulkannya, sehingga menyebabkan temperature
permukaan dan suhu lingkungan naik. Penggantian semak belukar
dan pohon menyebabkan tempat berteduh dan pertukaran udara
melalui evapotranspirasi berkurang sehingga udara yang lebih
lembab hilang.3
b. Jenis-Jenis UHI
Terdapat dua jenis UHI, yaitu surface dan atmospheric Urban Heat
Island. Kedua jenis UHI ini berbeda dalam caranya terbentuk, teknik
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur, dampak,
serta metode yang digunakan untuk menanggulanginya. Tabel 2.1.4
Tabel 2.1 Karakteristik Dasar dari Surface dan Atmospheric Urban Heat Island.
Feature Surface UHI
Temporal Development Present at all times of the day dan night
Most intensive during the day and in the
summer
Peak Intensity (most Intense UHI
Condition)
More spatial and temporal variation
- Day 18 to 270 F (100 to 150 C)
- Night 9 to 180 F (50 to 100 C)
Typical Indentification Method Indirect measurement:
- Remote sensing
Typical Depiction - Thermal Image
c. Surface Urban Heat Islands
Surface Urban Heat Islands adalah suhu permukaan daerah
perkotaan yang lebih tinggi dibanding daerah pedesaan dan biasanya
diilustrasikan dengan gambar termal. Perbedaan rata-rata suhu
permukaan siang hari antara daerah perkotaan dan pedesaan adalah
5-10°C serta perbedaan suhu permukaan malam hari biasanya 10-
15°C, yang dianggap lebih tinggi dari siang hari5 dalam penelitian ini
3 Ibid hal 25 4 Ibid hal 29 5 Ibid hal 311
-
10
Kabupaten Bekasi memiliki perbedaan suhu permukaan yang sedikit
lebih tinggi berdasarkan .
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi UHI
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi UHI ada beragam
atau beberapa kemungkinan yang signifikan, beberapa diantaranya
adalah karena terus bertumbuhnya pembangunan, yang
mengakibatkan perubahan lahan.
1) Pembangunan yang merubah Komposisi material permukaaan
tanah dan atmosfer.
UHI adalah modifikasi iklim dengan “sengaja”, yang
disebabkan oleh perubahan bentuk lahan serta komposisi
permukaan tanah dan atmosfer. Ketika material urban, seperti
perkerasan bangunan dan jalan, menggantikan ruang hijau,
kondisi udara lingkungan pun berubah. Hal ini terjadi karena
material urban memiliki sifat termal (kapasitas panas,
konduktivitas, albedo, dan emisivitas) yang berbeda dengan
daerah pedesaan sekitarnya. Material urban akan menghasilkan
lebih banyak energi matahari yang diserap, disimpan dalam
material, untuk kemudian dilepas pada malam harinya.
Ketinggian bangunan dan cara penempatannya mempengaruhi
tingkat pelepasan panas oleh material pada malam hari.6
2) Perubahan Lahan
Perubahan Penggunaan Lahan adalah bertambahnya suatu
penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan
yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan
lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau
berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.
Dalam perkembangannya perubahan lahan tersebut akan
terdistribusi pada tempat‐ tempat tertentu yang mempunyai
6 1 telampir dalam artikel
http://www.epa.gov/heatisland/resources/pdf/BasicsCompendium.pdf diakses pada 9/12/2018
http://www.epa.gov/heatisland/resources/pdf/BasicsCompendium.pdf
-
11
potensi yang baik. Selain distribusi, Perubahan Penggunaan
Lahan dan Kesesuaiannya mempunyai pola‐ pola perubahan
penggunaan lahan. Pola distribusi perubahan penggunaan lahan
pada dasarnya dikelompokkan menjadi:
a) Pola memanjang mengikuti jalan
b) Pola memanjang mengikuti sungai
c) Pola radial
d) Pola tersebar
e) Pola memanjang mengikuti garis pantai
f) Pola memanjang mengikuti garis pantai dan rel kereta api
2. Penginderaan Jauh
a. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah suatu teknik untuk mengumpulkan
informasi terkait objek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa
sentuhan fisik. Penginderaan jauh juga merupakan ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala
dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang
dikaji.7 Gagasan bahwa pengindraan jauh merupakan suatu ilmu,
bukan sekedar teknologi,telah lama diperdebatkan. Projo mengutip
pemikiran dari Susanto dan Dahlberg dan Jensen yang menyatakan
bahwa pengindraan jauh merupakan teknik dalam disiplin geografi.
Dalam perkembangannya, kedua teknik ini tumbuh menjadi disiplin
ilmu yang dicirikan oleh tanda – tanda yang cukup jelas, meliputi
metodologi, teknik dan orientasi intelektual yang perkembangannya
mengikuti kurva perkembangan ilmu. Artinya pengindraan jauh
berdiri sendiri sebagai suatu disiplin dan sekaligus melayani sebagai
alat analisis dalam geografi. Gagasan bahwa perkembangan
pengindraan jauh mengikuti ciri – ciri suatu tubuh pengetahuan yang
7 Adhitya, Novianto.2013.Distribusi Spatial dan Temporal Urban Heat Island Wilayah
Bogor. Bogor. Institut Pertanian Bogor hal 1
-
12
berupa ilmu (sains dapat diperbandingkan dengan pendapat Zen
dalam Projo, yang menyatakan bahwa suatu pengetahuan disebut
sains kalau pengetahuan tersebut mampu memformulasikan gejala
keteraturan di alam, menyusunnya dalam bentuk teori, dan
mempunyai mekanisme untuk menguji diri sendiri (self testing).8
Data penginderaan jauh memiliki sifat geospasial, artinya area
dan objek yang diamati memiliki referensi terhadap lokasi
geografisnya di dalam sistem koordinat geografis. Oleh karena itu,
data tersebut dapat ditemukan lokasinya pada sebuah peta 9
dijelaskan bahwa data penginderaan jauh juga dapat dianalisis
bersamaan dengan data geospasial lainnya, seperti wilayah
administrasi, jaringan transportasi atau informasi kependudukan. Hal
tersebut semakin menegaskan betapa bermanfaatnya data
penginderaan jauh sebagai sumber data untuk sistem informasi
geografis (SIG). Sistem informasi geografis (SIG) merupakan
kumpulan dari hardware dan software komputer, data geografis, dan
operator yang dirancang untuk merangkum, menyimpan,
memutakhirkan, memanipulasi, dan menganalisis secara efisien
seluruh bentuk informasi yang memiliki referensi geografis.10
b. Komponen – komponen Pengindraan Jauh
1) Koreksi Geometrik Citra
Citra satelit biasanya mengandung distorsi geometris. Salah
satu cara untuk mengoreksi distorsi geometris ini adalah dengan
menggunakan titik – titik control lapangan (Ground Control
Point/GCP). GCP adalah suatu titik pada permukaan bumi yang
sudah diketahui koordinatnya.
Koreksi geometri selanjutnya diperlukan untuk
menghasilkan data yang lebih teliti dalam aspek planimetrik.
8 Projo Danoedoro.2012.Pengantar Pengindraan jauh digital.Yogyakarta: C.V Andi
Offset. Hal 1 9 Ibid hal 31 10 Ibid hal 33
-
13
Pada koreksi ini, system koordinat atau proyeksi peta tertentu
dijadikan rujukan, sehingga dihasilkan citra yang mempunyai
system koordinat dan skala yang seragam. Citra terkoreksi ini
siap untuk dimanipulasi bersama dengan peta dalam kerangka
system informasi geografi.11 Tahapan paling penting dalam
pengolahan awal citra satelit adalah melakukan koreksi,
sehingga citra tersebut sesuai dengan peta yang diinginkan dan
hilang dari berbagai kesalahan yang ada. Untuk dapat
memberikan informasi yang benar, baik jenis informasi maupun
skalanya, rekaman citra satelit harus diperbaiki.
Citra digital yang belum diolah berisi distorsi geometrik
sehingga tidak dapat digunakan sebagai peta. Kesalahan
geometrik terjadi selama proses pengumpulan data. Citra yang
mempunyai kesalahan geometrik berarti jarak, luas, arah, sudut,
dan bentuk bervariasi di semua bagian citra. Sumber distorsi
geometrik antara lain merupakan distorsi panoramik (sumber
kesalahan geometri terbesar), orientasi, rotasi bumi, kesalahan
instrumen, dan ketidakstabilan platform (wahana). Sistem
koordinat pada hasil produk citra MODIS yang dikeluarkan oleh
NASA sesungguhnya sudah datar (planimetri), hanya saja belum
mempunyai koordinat peta yang benar. Dalam hal ini, koreksi
geometrik sesungguhnya melibatkan proses georeferensi karena
semua sistem proyeksi sangat terkait dengan koordinat peta.
Georeferensi adalah suatu proses memberikan koordinat peta
pada citra yang sesungguhnya sudah planimetris. Sistem
proyeksi berpijak pada tiga kaidah yaitu mempertahankan jarak,
sudut dan luas (equal distance, equal angle, equal area). Di
Indonesia, sistem proyeksi yang digunakan adalah sistem
proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dengan datum
11 Sodikin, Pengolahan Citra landsat dengan Er Mapper 7.0. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2017 hal 54
-
14
DGN-95 (Datum Geodesi Nasional) atau WGS84 untuk tingkat
internasionalnya.12
2) Citra Landsat
Landsat 8 ialah generasi terbaru dari misi Landsat yang
diluncurkan pada 11 Februari 2013. Landsat 1 yang awalnya
bernama Earth Resources Technology Satellite (ERTS) 1
diluncurkan 23 Juli 1972 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari
1978. Generasi penerusnya, Landsat 2 diluncurkan 22 Januari
1975 yang beroperasi sampai 27 Juli 1983. Landsat 3
diluncurkan 5 Maret 1978 berakhir 7 September 1983,
sedangkan Landsat 4 diluncurkan 16 Juli 1982 dan dihentikan
pada 15 Juni 2001. Landsat 5 diluncurkan 1 Maret 1984 tetapi
mengalami gangguan berat sejak November 2011 kemudian
dinonaktifkan oleh USGS pada tahun 2013. Berbeda dengan 5
generasi pendahulunya, Landsat 6 yang telah diluncurkan 5
Oktober 1993 gagal mencapai orbit. Sementara Landsat 7 yang
diluncurkan April 15 Desember 1999 lalu, masih berfungsi
hingga sekarang walaupun mengalami kerusakan sejak Mei
2003.13 Landsat 8 mempunyai kemampuan untuk merekam citra
dengan resolusi spasial yang bervariasi. Variasi resolusi spasial
mulai dari 15-100 meter serta dilengkapi oleh 11 saluran (band)
dengan resolusi spektral yang bervariasi. Landsat 8 dilengkapi
dua instrumen sensor yaitu OLI dan TIRS. Landsat 8 mampu
mengumpulkan 400 scenes citra atau 150 kali lebih banyak dari
Landsat 7 dalam satu hari perekamannya14
Sensor utama dari Landsat 8 ialah Operational Land Imager
(OLI) yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan data di
12 Adhitya Novianto. Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island Wilayah Bogor.
Institut pertanian bogor. Bogor. 2013 hal 4 13 USGS. 2013. Using the USGS Landsat 8 Product. Hämtat från USGS Landsat Missions:
http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Using_Product.php hal 3 14 Ibid hal 3
http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Using_Product.php
-
15
permukaan bumi dengan spesifikasi resolusi spasial dan spektral
yang berkesinambungan dengan data Landsat sebelumnya. OLI
didesain dalam sistem perekaman sensor push-broom dengan
empat teleskop cermin, performa signal-tonoise yang lebih baik,
dan penyimpanan dalam format kuantifikasi 12-bit. OLI
merekam citra pada spektrum panjang gelombang tampak,
inframerah dekat, dan inframerah tengah yang memiliki resolusi
spasial 30 meter, serta saluran pankromatik yang memiliki
resolusi spasial 15 meter. Dua saluran spektral baru
ditambahkan dalam sensor OLI ini, yaitu saluran deep-blue
untuk kajian perairan laut dan aeorosol serta sebuah saluran
untuk mendeteksi awan cirrus. Saluran quality assurance juga
ditambahkan untuk mengindikasi keberadaan bayangan medan,
awan, dan lain-lain15
Kelebihan dari Landsat 8 ialah akses data yang terbuka
bebas dan gratis. Resolusi 30 m dan kuantifikasi 12-bit pada
Landsat 8 akan memberikan banyak keuntungan dan informasi
penting bagi pengguna. Tambahan pula, produk citra Landsat 8
ini bersifat time series tanpa striping (kelemahan Landsat 7
setelah tahun 2003). Penggabungan citra Landsat 8 dengan
memanfaatkan citra-citra sebelumnya akan menghadirkan
informasi-informasi yang kompleks dan berharga. Data citra
Landsat bisa dengan mudah diunduh gratis di website USGS
(www.usgs.gov). Tidak hanya citra Landsat 8 tetapi tersedia
pula edisi sebelumnya yaitu Landsat 7 atau Landsat 5 serta
tersedia berbagai citra atau data lain yang keseluruhannya dapat
diunduh secara gratis. Pengaturan untuk data yang akan diunduh
juga bisa dilakukan di website tersebut agar dapat memperoleh
data sesuai keinginan dan kebutuhan.16
15 Ibid hal 5 16 Ibid hal 10
-
16
Pada penelitian ini citra yang dipakai selain Landsat 8 juga
memakai Landsat 5 dengan penjelasan yang kurang lebih sama
dengan Landsat 8 hanya saja data tahunnya lebih lama.
c. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan
metode standar yang digunakan dalam membandingkan tingkat
kehijauan vegetasi (kandungan klorofil) pada tumbuhan. Indeks
vegetasi merupakan suatu algoritma yang diterapkan terhadap citra
digital, dimaksudkan untuk menonjolkan aspek-aspek vegetasi.
Seperti aspek kerapatan, jenis, umur, ataupun aspek-aspek lain yang
berkaitan dengan vegetasi. Dalam penelitian ini mengkaji seberapa
besar kemampuan citra hasil transformasi indeks vegetasi dalam
membedakan variabel jenis, kerapatan tegakan, dan umur vegetasi.
Tehnik penisbahan yang digunakan adalah Normalized Difference
Vegetation Index (NDVI).17
d. Land Surface Temperature (LST)
Land Surface Temperature (LST) juga dapat diartikan sebagai
suhu permukaan rata-rata dari suatu permukaan yang digambarkan
dalam cakupan suatu piksel dengan berbagai tipe permukaan yang
berbeda.. LST termasuk salah satu parameter kunci keseimbangan
energy pada permukaan dan merupakan variabel klimatologis yang
utama. LST mengendalikan fluks energi gelombang panjang yang
melalui atmosfer. Besarnya LST tergantung pada kondisi parameter
permukaan lainnya, seperti albedo, kelembaban permukaan dan
tutupan serta kondisi vegetasi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
17 Ardi Arnanto. Pemanfaatan Transformasi Normalized Difference Vegetation
Index (NDVI) Citra Landsat TM untuk Zonasi Vegetasi di Lereng Merapi Bagian Selatan.
Laboratorium SIG/SIP Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. 2013 hal 158
-
17
distribusi spasial LST dan keragaman temporalnya penting bagi
pemodelan aliran yang akurat antara permukaan dan atmoster.18
Kenaikan LST juga memengaruhi kondisi iklim daerah monsoon
yang menyebabkan curah hujan yang tidak terduga. Vegetasi di
seluruh permukaan bumi akan terpengaruh oleh hal tersebut.
Penggunaan lahan (landuse) dan penutup lahan (landcover) dari
suatu daerah dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suhu
permukaan lahan. Kegiatan alam dan antropogenik mengubah
penggunaan lahan dan penutup suatu daerah. Hal tersebut juga
memengaruhi LST daerah tersebut.19
Selama ini perolehan data suhu dilakukan dengan menggunakan
alat termometer yang dipasang di permukaan tanah untuk
mendapatkan nilai suhu permukaan. Suhu dapat pula diukur dengan
menggunakan termometer yang dipasang di dalam sangkar cuaca
untuk mendapatkan suhu udara permukaan. Data suhu tersebut masih
bersifat lokal dan setempat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
suhu yang bersifat lebih regional diperlukan data suhu yang
dikumpulkan dari beberapa stasiun cuaca 20
3. Sistem Informasi Geografis
a. Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis adalah sistem informasi khusus yang
mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
computer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi
geografis, misalnya menyimpan data yang di indentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukan
18 Rajeshwari, A., & Mani, N. D. 2014. Estimation of Land Surface Temperature of
Dindigul District Using Landsat 8 Data. International Journal of Research in Engineering and
Technology (IJRET), Vol. 3, Issue 5, hal 122. 19 Ibid hal 122
-
18
orang (yang membangun dan mengoperaikannya) dan data sebagai
bagian dari sistem ini.21
Aronof dalam Riyanto mendefinisikan SIG sebagai sebuah
sistem berbasiskan computer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi – informasi geografis, SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek – objek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang
penting atau kirtis untuk dianalisis. Masih dalam sumber yang sama
Subaryono mendefinisikan SIG sebagai suatu himpunan terpadu dari
hardware, software, data, dan liveware (orang – orang yang
bertanggung jawab dalam mendesain, mengimplementasikan, dan
menggunakan SIG). dan terakhir ESRI (Environmental System
Research Institute) mendefinisikan :
SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer,perangkat lunak, data geografis dan personil yang
dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
mengupdate, memanipulasi, menganilisis, dan menampilkan semua
bentuk informasi yang bereferensi geografi.22
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Sistem)
adalah system berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan
dan memanipulasi Informasi Geografis. Hal ini memungkinkan data
dapat diakses penunjukan ke suatu lokasi dalam peta yang tersaji
secara digital.23
Sistem Informasi Geografis digunakan untuk menangani data
spatial atau data tentang keruangan system seperti ini banyak
digunakan antara lain untuk pemetaan tanah dan agrikultur,
arkeologi, dan jaringan listrik, dan geologi. System ini sudah cukup
lama diterapkan. System informasi geografis berskala nasional yang
21 http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis dalam Riyanto.2009
.Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis desktop dan Web.Yogyakarta:Gava
Media. Hal 35 22 Riyanto.2009.Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis desktop dan
Web.Yogyakarta:Gava Media. Hal 36 23 Abdul Kadir. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Yogyakarta.Yogyakarta.2013 hal 121
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
-
19
pertama dioperasikan dikanada dengan nama CGIS (Canada
Geograpich Information System) pada akhir 1960-an. Kebanyakan
gis menggunakan konsep “lapis” (layer). Setiap lapisan mewakili
satu figur geografi dalam area yang sama dan selanjutnya semua
lapisan bisa saling ditumpuk untuk mendapatkan informasi yang
lengkap.24
b. Komponen Sistem (Subsistem) SIG
1) Input
Input (pemasukan data) yang dilakukan adalah
mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atau atribut
dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus
dikonversikan menjadi format digital yang sesuai. Proses
konversi yang dilakukan dikenal dengan proses dijitalisasi
(digitizing). Salah satu teknik mengubah data analog menjadi
data digital adalah dengan digitasi menggunakan mesin
digitizer, termasuk dengan model digitizing on screen dari data
hasil pemotretan.
2) Manipulasi dan Analisis
Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data
yang telah masuk, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan tipe
dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan dibuat,
seperti : penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi,
generalisasi dan sebagainya.25
Analisis dalam SIG akan bergantung pada kebutuhan
pengguna. Analisis spasial juga dapat diartikan sebagai teknik-
teknik yang digunakan untuk meneliti dan mengeksplorasi data
dari perspektif keruangan. Semua teknik atau pendekatan
24 Ibid hal 122 25 Opcit. Riyanto.2009.Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis
desktop dan Web hal 38
-
20
perhitungan matematis yang terkait dengan data keruangan)
(spasial) dilakukan dengan fungsi analisis spasial tersebut.
Penelitian ini sendiri menggunakan teknik manipulasi untuk
citra serta teknik analisis dalam mengolah citra yang diantaranya
berupa koreksi radiometrilk, analisis land surface, NDVI serta
analisis query untuk website.
3) Manajemen data
Tahap ini meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan pengolahan data (menyimpan, mengorganisasi,
mengelola, dan mnganalisis data) ke dalam sistem penyimpanan
permanen seperti : sistem file server arau database server sesuai
kebutuhan sistem. Jika menggunakan sistem file server, data
disimpan dalam bentuk file – file seperti : *.txt,*.dat, dan lain –
lain. Sedangkan jika menggunakan sistem database server,
biasanya memanfaatkan software Database Management System
(DBMS), seperti: MySQL, SQL Server, ORACLE, dan DBMS
sejenis lainnya.
4) Query
Suatu metode pencarian informasi untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pengguan SIG. pada SIG dengan
sistem file server, query dapat dimanfaatkan dengan bantuan
compiler atau interprenter yang digunakan dalam
mengembangkan sistem, sedangkan untuk SIG dengan sistem
database server, dapat memanfaatkan SQL (structured query
language) yang terdapat pada DBMS yang digunakan.26
5) Output
Output merupakan tahap keluaran yang disajikan dari hasil
pengolahan manipulasi,analisis dan queri. Keluaran ini dapat
berbentuk peta, bagan, grafik, table atau berupa hasil – hasil
26 Ibid. hal 38
-
21
perhitungan.27 Dalam penelitian ini hasil keluaran akan berupa
peta digital yang akan ditampilkan dengan link tertentu.
4. Website Geography Information System (WEBGIS)
a. Pengertian Website Geography Information System (WEBGIS)
Webgis merupakan hasil penggabungan antara website dengan
Geografi Information System (GIS) atau dalam bahasa Indonesia
disebut Sistem Informasi Geografi (SIG), adapun pengertian dari
website itu sendiri menurut Jhonsen dalam Bhirawa bahwa Website
merupakan kumpulan dari halaman-halaman yang berhubungan
dengan file-file lain yang saling terkait. Dalam sebuah website
terdapat satu halaman yang dikenal dengan sebutan home-page.
Homepage adalah sebuah halaman yang pertama kali dilihat ketika
seseorang mengunjungi sebuah website.28
b. Hypertext Markup Languange (HTML)
Membuat Website salah satunya dapat menggunakan sistem
yang bernama HTML, HTML atau Hypertext Markup Languange
adalah bahasa yang dipakai untuk menampilkan informasi dalam
bentuk hypertext. HTML juga mendukung bagaimana suatu
informasi ditampilkan, sesuai dengan namanya, bahasa ini
menggunakan markup untuk menandai perintah – perintahnya.
HTML terdiri atas elemen dan attribute dari elemen, dimana elemen
dan attribute tersebut digunakan untuk mengatur tampilan website.
Istilah untuk menyebut elemen HTML dapat juga disebut dengan
TAG.29 Namun dalam penelitian ini HTML yang akan digunakan
berupa HTML yang dimodifikasi dari hasil keluaran peta webgis
menggunakan Quantum GIS.
27 Nita Inopianti.2017.Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
Pengindraan Jauh untuk Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan di Kabupaten
Sukabumi.Tangerang Selatan.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hal 19 28 Bhirawa Anoraga Nandari, Sukadi. Pembuatan Website Portal Berita Desa Jetis Lor.
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 3 No 3 Juli - 2014 –
http://ijns.org hal 43 29 Riyanto.2009.Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis desktop dan
Web.Yogyakarta:Gava Media. Hal 247
-
22
c. Leaflet Java Script
Leaflet merupakan Open Source Javascript Library untuk
membuat peta yang bersahabat dan interaktif, yang dimana memiliki
banyak fitur dalam pembuatan peta. Leaflet yang dibuat dengan
simpel , performa dan penggunaan yang mudah. Leaflet dibuat agar
dapat digunakan untuk banyak sistem baik dalam desktop maupun
mobile, yang dimana menggunakan HTML 5 dan CSS3 pada
modern web browser dan dapat digunakan untuk versi lama juga.30
Javascript menurut adalah bahasa Scripting yang popular di
internet dan dapat bekerja di sebagian besar browser popoler seperti
Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox, Netscape dan Opera. Kode
Javascript dapat disisipkan dalam halaman website menggunakan
tag Script. Beberapa hal tentang Javascript:
1) Javascript didesain untuk menambah interaktif suatu website
2) Javascript merupakan sebuah bahasa scripting.
3) Bahasa scripting merupakan bahasa pemograman yang ringan.
4) Javascript berisi baris kode yang dijalankan di komputer (web
browser).
5) Javascript biasanya disisipkan (embedded) dalam halaman
HTML.
6) Javascript adalah bahasa interpreter (yang berarti skrip
dieksekusi tanpa proses kompilasi).31
30 Dikutip dari artikel E Syahputra
http://eprints.akakom.ac.id/8024/3/3_125610127_BAB_II.pdf .2018.hal 8 diakses pada 22/04/2019 31 Dikutip dar artikel
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17052/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAll
owed=y . Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hal 8 Diakses pada 22/04/2019
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17052/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=yhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17052/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
-
23
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terkait Urban Heat Island (UHI) pernah dilakukan
sebelumnya. Penelitian sebelumnya digunakan sebagai referensi dan
pembanding untuk penelitian yang saat ini dilakukan. Adapun hasil dari
beberapa penelitian sebelumnya secara garis besar sebagai berikut:
1. Siti Badriyah Rushayati, et al (2013) menghasilkan penelitian berupa
analisis perubahan lahan, analisis perbedaan suhu permukaan lahan, dan
strategi mitigasi dan adaptasi efek UHI.
2. M. Rokhis Khomarudin (2004) menghasilkan penelitian berupa efek heat
island dan konsep neraca energi dalam mendeteksi heat island.
3. Laras Tursilowati (2015) menghasilkan penelitian berupa analisis
perubahan iklim berdasar hubungan UHI, penutup lahan, dan pemanasan
global.
4. Ilham Guntara (2016) menghasilkan Peta LST dan UHI spatio-temporal
dan UHI untuk pengendalian dan mitigasi pemanasan global di Kota
Yogyakarta
Adapun ringkasan penelitian yang relevan, seperti terlihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Penelitian Relevan
No Nama Penulis Judul Sumber Persamaan Perbedaan
1 Ilham Guntara Analisis Urban Heat
Island untuk
Pengendalian
Pemanasan Global di
Kota Yogyakarta
Menggunakan Citra
Penginderaan Jauh
Jurnal UMS
http://eprints.ums.ac.i
d/46727/18/Naskah%
20Publikasi_rev.pdf
Menggunakan
analisis UHI
dengan metode
LST
Menggunakan
Citra Landsat 8
Penelitian ini
untuk
Pengendalian
Pemasan Global
dan disajikan
dalam bentuk peta
biasa, sedangkan
penelitian penulis
saat ini untuk
mengetahui
perubahan serta
penanggulanganny
a dan disajikan
melalui webgis
2 Siti Badriyah
Rushayati, et al
Mitigasi dan
Adaptasi Pemanasan
Udara Akibat Efek
Jurnal UMS
http://eprints.ums.ac.i
d/46727/2/Bab%20I_
Menggunakan
analisis UHI
dengan metode
Penelitian ini
untuk Strategi
http://eprints.ums.ac.id/46727/18/Naskah%20Publikasi_rev.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/46727/18/Naskah%20Publikasi_rev.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/46727/18/Naskah%20Publikasi_rev.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/46727/2/Bab%20I_rev.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/46727/2/Bab%20I_rev.pdf
-
24
Pulau Bahang di
Perkotaan DKI
Jakarta
rev.pdf LST
Menggunakan
Citra Landsat 8
diperkotaan
mitigasi dan
adaptasi efek UHI
sedangkan
penelitian penulis
saat ini untuk
mengetahui
perubahan serta
penanggulanganny
a
3 Laras
Tursilowati
Urban Heat Island
dan Kontribusinya
pada Perubahan
Iklim dan
Hubungannya
dengan Perubahan
Lahan
https://www.research
gate.net/profile/Laras
_Tursilowati/publicat
ion/
Menggunakan
analisis UHI
dengan metode
LST
Menggunakan
Citra Landsat 8
diperkotaan
serta
dampaknya
namun hanya
sebatas
perubahan
iklim dan
perubahan
lahan
Penelitian ini
untuk Analisis
perubahan iklim
berdasar hubungan
UHI, penutup
lahan, dan
pemanasan global
dan disajikan
dengan peta biasa
sedangkan
penelitian penulis
saat ini untuk
mengetahui
perubahan serta
penanggulanganny
a
4 M. Rokhis
Khomarudin
(2004)
Mendeteksi Pulau
Panas (Heat Island)
dengan Data Satelit
Penginderaan Jauh
Jurnal Lapan
http://repository.lapan
.go.id/index.php?p=s
how_detail&id=5967
Menggunakan
analisis UHI
dengan metode
LST
Menggunakan
Citra Landsat
8, Mendeteksi
dan
menganalisis
dampak heat
island terhadap
kehidupan
Penyajian berupa
peta biasa,
sedangkan penulis
dalam penelitian
ini untuk melihat
perubahan dan
penanggulangan
UHI dan penyajian
datanya berupa
Webgis
http://eprints.ums.ac.id/46727/2/Bab%20I_rev.pdfhttp://repository.lapan.go.id/index.php?p=show_detail&id=5967http://repository.lapan.go.id/index.php?p=show_detail&id=5967http://repository.lapan.go.id/index.php?p=show_detail&id=5967
-
25
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berawal dari pemberitaan yang cukup banyak terkait
dengan panasnya suhu dipermukaan kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi
dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai penelitian sebelumnya terkait
kajian Urban Heat Island (UHI), ditemukan berbagai macam faktor pemicu
terjadinya Urban Heat Island (UHI) diantaranya ialah perubahan lahan dan
aktivitas manusia sehari – hari seperti asap kendaraan, pabrik dan lain
sebagainya serta pembangunan berkelanjutan yang menyebabkan semakin
berkurangnya kerapatan lahan dan zona hijau dalam sebuah wilayah.
Penelitian penelitian sebelumnya juga sudah banyak memberikan
pengetahuan mengenai Urban Heat Island (UHI) itu sendiri dengan berbagai
metode SIG yang beragam pula, seperti metode spasial yang hanya dengan
menggunakan analisis land surface temperature, adapula dengan
menggabungkan beberapa metode seperti land surface temperature dan
NDVI, dan lain sebagainya yang dimana semuanya berkaitan dengan Urban
Heat Island (UHI) maupun pemanasan secara global. Namun hasil dari
penelitian – penelitian tersebut sepertinya kurang memberi informasi lebih
terkait Urban Heat Island UHI itu sendiri karena hasil akhirnya hanya berupa
peta biasa. Peneliti mencoba untuk memanfaatkan hasil lain yaitu dengan
menggunakan Website Geografi Information Spatial (Webgis) dengan
memanfaatkan Website berbasis HTML yang didapat dari ouput software
Quantum GIS dengan sedikit modifikasi menggunakan berbagai plugin dari
leaflet javascript sehingga dapat menghasilkan keluaran webgis yang optimal.
Peneliti berfikir bahwa dengan menggunakan Webgis ini diharapkan
pengetahuan tentang Urban Head Island (UHI) lebih terangkat serta lebih
banyak masyarakat yang mengetahui tentang bahaya dari Urban Heat Island
pada wilayahnya sendiri.
Rangkaian kerangka berfikir diatas telah disajikan dalam bentuk sebuah
bagan yang akan memperlihat alur dan proses dari penelitian ini. Berikut ini
adalah rangkaian dari kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar
2.1.
-
26
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
-
27
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empiric.32 Hipotesis dalam penelitian ini yakni:
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh Urban Heat Island terhadap perubahan lahan di
Kabupaten Bekasi
2. Hipotesis Kerja (Ha)
Terdapat pengaruh Urban Heat Island terhadap perubahan lahan di
Kabupaten Bekasi
32 Sugiyono.2011 Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta:Bandung
hal 64
-
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pada seluruh Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa
Barat yang secara astronomis berada pada titik di koordinat
6° 14′ 48″ S, 107° 6′ 30″ E, untuk mengetahui lebih jelas adapun lokasi yang
dimaksud seperti yang tertera dalam Gambar 3.1
Gambar 3.1 Peta penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jangka waktu 6 bulan yaitu mulai bulan
Mei 2019 sampai dengan Mei 2020. Waktu detail penelitian seperti terlihat
pada Tabel 3.1 :
-
29
Tabel 3.1 Waktu penelitian
No Tahap penelitian
Waktu Penelitian
Juni Juli Agustus-
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan (dimulai pada matakuliah metodologi penelitian geografi tahun 2018 sampai
2020)
Pengajuan prosposal
Penyusunan
intrumen dan
perbaikan
Seminar proposal
dan perbaikan
intrumen ulang
2. Pelaksanaan
Proses penelitian
3. Penyelesaian
Proses analisis data
Penyusunan laporan
penelitian
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah yang digunakan
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1Penelitian ini
menggunakan metode Kuantitatif Deskriptif sejenis perhitungan yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya,. dibantu
dengan teknik Sistem Informasi Geografis dan Pengindraan jauh.
1 Sugiyono.2006.Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D.Alfabeta:Bandung.
Hal 2
-
30
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada
masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Metode
penelitian deskriptif diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan atau area populasi tertentu secara objektif.2
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis
dan Citra Pengindraan Jauh dengan hasil berupa website yang dimana hasil –
hasil tersebut akan dibuktikan dengan Observasi, Dokumentasi dan diperkuat
dengan Wawancara.
C. Alat dan Bahan
1. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Laptop
b) software Quantum GIS 3.0.3
c) IBM SPSS Statistic 20
d) GPS Essentials
e) Sublime Text 3
f) Mozzilla Firefox ver 50
2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Citra landsat 5 perekaman tahun 2008
b) Citra landsat 8 perekaman tahun 2018
c) Data shape file (Shp)
d) Data Koordinat
e) Data Suhu udara dan Permukaan
2 Maulana,Ikbal. 2018. Analisis faktor perubahan penggunaan lahan diKabupaten Bekasi
pada tahun 2015 dengan aplikasi system informasi geografis dan pengindraan jauh. Jakarta. UIN
Syarif Hidayatullah. Hal 35
-
31
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.3 Pengertian ini menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan populasi tidak hanya manusia melainkan juga obyek atau benda
alam lainnya seperti wilayah dan tumbuhan. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh wilayah Kabupaten Bekasi.4
Populasi dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Sampling
(Area Sampling) untuk menentukan sampel karena objek yang akan
diteliti atau sumber data cukup luas yaitu seluruh Kabupaten Bekasi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi atau jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5 Berdasarkan
populasinya maka peneliti mengambil sampel dari hasil citra yang
wilayahnya terkena dampak Urban Heat Island akibat perubahan lahan
paling signifikan berdasarkan hasil sebagai objek sampel yang akan
diteliti dari penelitian Webgis Urban Heat Island se Kabupaten Bekasi.
E. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif karena
dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran
atas variabel yang diwakilinya.6 Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.7 Data yang akan diolah
3 Ibid hal 89 4 Maulana,Ikbal. 2018. Analisis faktor perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bekasi
pada tahun 2015 dengan aplikasi sistem informasi geografis dan pengindraan jauh. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Hal 36 5 Sugiyono, Opcit, hal 90 6 Carolina, Anita Francisca.2017. Analisis Penerimaan Pengguna Sistem Informasi
Akuntansi Dalam Perspektif Technology Acceptance Model (Studi Empiris Pada Perusahaan
Distributor Alat Kesehatan Di Semarang). Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang hal 20 7 Ibid hal 20
-
32
untuk penelitian ini ada data primer (data utama) dan sekunder (data
pelengkap untuk validasi) yang dimana akan didapatkan dengan cara antara
lain:
1. Data Primer merupakan data utama yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama).8 Data primer dalam penelitian ini
didapatkan dari hasil ground chek mengenai perubahan lahan pada
daerah yang terkena titik Urban Heat Island paling panas. Ground Chek
akan diukur menggunakan aplikasi GPS Essential dan kamera untuk
perubahan lahan, sedangkan untuk suhu menggunakan aplikasi the
weather channel secara langsung dilapangan pada smartphone dan
tambahan data dari sumber sekunder
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada9 (tidak secara langsung). Yaitu akan melalui bahan yang
berasal dari satelit berupa citra pengindaraan jauh. Bahan dari citra
landsat 5 dan landsat 8 dapat didownload melalui situs
www.earthexplorer.usgs.gov. Citra yang akan diambil adalah citra dari
tahun 2008 hingga 2018 yang diambil pada bulan musim panas yaitu
April hingga November pada jam – jam tertentu (tergantung data
pemotretan dari situs www.earthexplorer.usgs.gov). dan sebuah Shape
File Peta (SHP) jadi yang berasal dari salah satu situs milik Badan
Informasi Geospasial yaitu www.tanahair.indonesia.go.id untuk
membentuk sebuah peta digital Urban Heat Island (UHI) Kabupaten
Bekasi melalui software Quantum GIS. Selain Citra Data sekunder juga
diambil dari google maps sebagai penunjang data grounchek lahan untuk
pembuktian dan data suhu dari sumber the weather channel yang juga
berfungsi sebagai sumber pembuktian data grounchek suhu.
8 Harnovinsah. Metodologi Penelitian. (Universitas Mercu Buana:Pusat Bahan Ajar dan
Elearning), hal 12 9 Ibid hal 12
http://www.earthexplorer.usgs.gov/http://www.earthexplorer.usgs.gov/http://www.tanahair.indonesia.go.id/
-
33
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Citra Data citra akan diperoleh dari website USGS Explorer dengan link
http://earthexplorer.usgs.gov/ dengan cara download. Selanjutnya akan
dilakukan interpretasi citra. Citra yang dibutuhkan pada penelitian ini
adalah citra Landsat 5 tahun 2008, dan Citra Landsat 8 tahun 2018.
Adapun data yang dibutuhkan adalah :
a) Land Surface Temperature
Landsurface temperature atau suhu permukaan panas pada bab
sebelumnya diperoleh bergantung pada kondisi parameter
permukaan lainnya, seperti albedo, kelembaban permukaan dan
tutupan, hal tersebut sudah terangkum dalam band dari masing
masing citra landsat pada band 10 dari masing masing citra
pertahunnya. Perhitungan nilai Konstant band yaitu K1 dan K2, Nilai
K1 dan K2 bisa di dapatkan melalui Metadata pada Band 10 dari
masing – masing Citra karena nilai Pancaran Panas yang di
tembakan satelit berada pada band 10 tersebut.
b) Tutupan lahan
Tutupan lahan diperoleh data citra dengan menggunakan teknik
Maximum likelihood classification (MLC), MLC merupakan metode
yang paling umum digunakan dalam klasifikasi data remote sensing.
MLC mempertimbangkan faktor peluang dari satu piksel untuk
dikelaskan ke dalam kelas atau kategori tertentu. Peluang ini sering
disebut prior probability, dapat dihitung dengan menghitung
persentase tutupan pada citra yang akan diklasifikasi.10 teknik ini
dapat digunakan untuk mengetahui perubahan lahan yang terjadi
pada tahun 2008 hingga 2018.
10 Rizky Mulya Sampurno. 2016. Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Citra Landsat
8 Operational Land Imaginer (OLI) Di Kabupaten Sumedang.Bandung. Jurnal Teknotan Vol. 10
No. 2 hal 64
-
34
c) Kerapatan Vegetasi (NDVI)
Vegetasi diperoleh dari hasil citra plot dengan teknik overlay
beberapa kombinasi band untuk menemukan hasil vegetasi yang
masih berfungsi ataupun yang sudah mati.11 Pada penelitian ini
kombinasi band menggunakan band 4 dan band 5, pada bab
sebelumnya sudah dijelaskan bahwa NDVI untuk mengetahui tingkat
kerapatan vegetasi. Teknik ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui
seberapa banyak tingkat vegetasi yang hilang.
2. Observasi (Ground Cek) Observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan.
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati perubahan lahan akibat
alam, kejadian atau kegiatan orang yang berada disekitar area yang
diteliti. Kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui
apa yang sebenarnya terjadi.12 Observasi terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :
a) Observasi partisipatif dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Observasi partisipatif ini
digolongkan menjadi empat :
1) Partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang
yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
2) Partisipasi moderat yaitu dalam mengumpulkan data, peneliti
ikut observasi partisipatif di beberapa kegiatan tetapi tidak
semuanya.
3) Partisipasi aktif yaitu peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.13
11 Amran Achmad. Identification Of Vegetation Cover And Physical Potential Of Land
For Ecotourism Development In The Field Laboratory Of Forest Resources Conservation And
Ecotourism Unhas Education al Fores. Jurnal Penelitian Kehutanan