penggunaan kortikosteroid

5
6.2.1 Bagaimana seharusnya kortikosteroid digunakan ? Terapi menggunakan kortikosteroid dosis rendah dan sedang bermanfaat pada sebagian besar pasien. Sedangkan pada beberapa pasien, misalnya dengan penyakit yang berat, kortikosteroid dosis poten. Sementara kortikosteroid dosis sangat kuat jarang digunakan. Kortikosteroid krim dosis ringan dan sedang, dapat digunakan untuk anak-anak. Untuk dewasa dapat digunakan kortikosteroid dengan dosis lebih kuat. Kortikosteroid dosis ringan dan sedang digunakan terutama pada daerah wajah, axila, lipatan paha, dan area genital. Kortikosteroid dosis kuat biasanya digunakan untuk mengobati eczema pada seluruh tubuh. Tidak seperti obat yang digunakan untuk mengobati asma dan rhinitis alergi, krim untuk dermatitis atopik tidak dibuat dalam bentuk sediaan dengan jumlah tetap dosisnya dalam satu kali penggunaan. Sebaliknya, digunakan rule of the fingertip unit (FTU), yaitu jumlah krim atau salep yang dipencet dari tube standar kira-kira sepanjang ujung jari orang dewasa. Ujung jari maksudnya sama dengan satu ruas jari. Satu FTU cukup untuk mengobati dua kali luas tangan dan jari-jari orang dewasa sekaligus. Satu FTU sama dengan 0,5 gram krim. Jumlah yang dibutuhkan untuk mengobati seluruh tubuh orang dewasa dengan adekuat adalah sekitar 20 gram, sedangkan pada anak-anak usia 1-2 tahun dibutuhkan 7 gram. 6.2.2 Terapi proaktif dan reaktif.

Upload: meutiahalida

Post on 14-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagaimana dosis menggunakan kortikosteroid

TRANSCRIPT

Page 1: penggunaan kortikosteroid

6.2.1 Bagaimana seharusnya kortikosteroid digunakan ?

Terapi menggunakan kortikosteroid dosis rendah dan sedang bermanfaat pada sebagian

besar pasien. Sedangkan pada beberapa pasien, misalnya dengan penyakit yang berat,

kortikosteroid dosis poten. Sementara kortikosteroid dosis sangat kuat jarang digunakan.

Kortikosteroid krim dosis ringan dan sedang, dapat digunakan untuk anak-anak. Untuk dewasa

dapat digunakan kortikosteroid dengan dosis lebih kuat. Kortikosteroid dosis ringan dan sedang

digunakan terutama pada daerah wajah, axila, lipatan paha, dan area genital. Kortikosteroid dosis

kuat biasanya digunakan untuk mengobati eczema pada seluruh tubuh. Tidak seperti obat yang

digunakan untuk mengobati asma dan rhinitis alergi, krim untuk dermatitis atopik tidak dibuat

dalam bentuk sediaan dengan jumlah tetap dosisnya dalam satu kali penggunaan. Sebaliknya,

digunakan rule of the fingertip unit (FTU), yaitu jumlah krim atau salep yang dipencet dari tube

standar kira-kira sepanjang ujung jari orang dewasa. Ujung jari maksudnya sama dengan satu

ruas jari. Satu FTU cukup untuk mengobati dua kali luas tangan dan jari-jari orang dewasa

sekaligus.

Satu FTU sama dengan 0,5 gram krim. Jumlah yang dibutuhkan untuk mengobati seluruh

tubuh orang dewasa dengan adekuat adalah sekitar 20 gram, sedangkan pada anak-anak usia 1-2

tahun dibutuhkan 7 gram.

6.2.2 Terapi proaktif dan reaktif.

Kortikosteroid krim digunakan untuk mengobati dermatitis atopik akut dengan lesi luas

dan untuk terapi pemeliharaan, yaitu untuk mencegah kekambuhan penyakit ketika lesi luas akut

sulit untuk dikontrol. Untuk terapi lesi luas akut, penggunaan krim dengan dosis terendah 1 kali

oles per hari sangat dianjurkan untuk membersihkan eksim dalam waktu 1-2 minggu.24 Jika

eksim luas terkontrol, yaitu apabila ruam kemerahan tidak bertambah banyak serta gatal mulai

mereda, penggunaan kortikosteroid harus di-tapering off menjadi 2-3 kali oles per minggu

selama 1-2 minggu. Pilihan lain, dapat juga menggunakan kortikosteroid dengan dosis yang lebih

rendah 1 kali oles per hari selama 1-2 minggu. Hal ini sering merepotkan pasien. Secara teori,

terapi dapat dihentikan setelah dilakukan tapering off apabila luas ruam terkontrol, namun pada

beberapa pasien eksim sering kambuh, dan memerlukan tambahan terapi lain. Jika hal ini terjadi,

makan dapat digunakan terapi pemeliharaan, yaitu penggunaan kortikosteroid 2-3 kali oles per

minggu terutama pada daerah predileksi, seperti lipatan siku yang cenderung muncul keluhan

Page 2: penggunaan kortikosteroid

kembali apabila terapi dihentikan. Strategi ini disebut dengan strategi terapi proaktif yang

dikombinasi dengan strategi reaktif, yaitu yang merekomendasikan penggunaan kortikosteroid

secara intermiten sesuai dengan kasus eksimnya. Strategi terapi proaktif lebih dianjurkan karena

jumlah kortikosteroid krim yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan strategi reaktif.

Risiko eksaserbasi eksim juga lebih rendah jika menggunakan strategi terapi proaktif.

6.2.3 Efek samping

Dokter dan pasien sama-sama takut terhadap efek samping kutaneus dan sistemik dari

penggunaan kortikosteroid topical. Namun, meskipun kortikosteroid topikal dapat menyebabkan

penipisan kulit, teleangiktasis, dan stretch mark, apabila digunakan dengan benar, risiko efek

samping sangat kecil. Dokter wajib meyakinkan orang tua dari anak-anak dengan dermatitis

atopik ataupun pasien sendiri dan menjelaskan bahwa ketakutan terhadap efek samping tidak

menghambat pengguanaan kortikosteroid karena dosis yang tidak tepat dapat memperburuk

eksim. Pasien dan orang tua dalam suatu rencana terapi sangatlah penting. Daripada mendikte

apa yang terbaik bagi anak, dokter sebaiknya mendiskusikan kekhawatiran orang tua untuk

menghindari rusaknya hubungan antara dokter-pasien-orang tua yang dapat mengakibatkan

komplikasi bagi anak.

6.3 Calcineurin inhibitor

Krim pimecrolimus dan salep tacrolimus disebut sebagai calcineurin inhibitor topikal,

yaitu formulasi terbaru yang digunakan untuk terapi lesi luas akut dan terapi pemeliharan

dermatitis atopik. Pimecrolismus memiliki potensiasi setara dengan krim kortikosteroid dosis

ringan, sedangkan tacrolimus setara dengan kortikosteroid topical dosis sedang sampai kuat.

Efek samping kortikosteroid topical seperti penipisan kulit tidak terdapat pada calcineurin

inhibitor, ini memungkinkan untuk digunakan sebagai terapi harian dalam jangka waktu yang

lama. Calcineurin inhibitor topikal dapat juga digunakan dalam stretegi terapi proaktif.

6.4 Fototerapi

Terapi menggunakan sinar UV memberikan keuntungan untuk eksim yang luas. Sinar

UVB narrowband digunakan khususnya untuk terapi eksim berulang pada dewas. Sinaf UVA

broadband dan kombinasi sinar UVA dan PUVA dapat digunakan untuk terapi eksim berulang

Page 3: penggunaan kortikosteroid

yang berat. Masalah dari terapi dermatitis atopik sering muncul setelah 1-2 bulan dengan

fototerapi 3-5 kali per minggu, lebik baik dikombinasi kortikosteroid topikal. Meskipun

demikian, fototerapi menyebabkan premature aging pada kulit dan meningkatkan risiko kanker

kulit dalam penggunaan jangka panjang.

6.5 Terapi immunosupresan sistemik

Terapi dengan kortikosteroid oral yang dosis diturunkan jangka pendek

direkomendasikan untuk serangan akut yang luas, sedangkan untuk dermatitis atopik luas lebih

baik dikombinasi dengan kortikosteroid topikal. Pemicu serangan luas tersering adalah infeksi

staphylococcus, maka antibiotik oral harus diberikan secara simultan. Melihat efek sampingnya,

penggunaan kortikosteroid oral jangka panjang tidak direkomendasikan. Penurunan dosis sudah

harus dilakukan saat memulai terapi immunosupresan selanjutnya, contohnya azathioprine,

methotrexate, cyclosporine A, untuk dermatitis atopik kronik kambuhan yang berat, terapi harus

diberikan oleh rumah sakit yang memiliki bagian dermatologi.

6.6 Pengobatan lain

Immunoterapi spesifik pada pasien dengan dermatitis atopik sebagian besar berefek

memberikan gejala pada sistim pernapasan atas, misalnya jika pada pasien dengan rhinitis alergi

yang kadang menganggap sepele timbulnya eksim.

Antihistamin oral direkomendasikan untuk gatal tetapi tidak berefek pada pertumbuhan

eksim. Antihistamin non sedatif harus digunakan, tetapi jika gatal di malam hari mengganggu

tidur, antihistamin sedatif direkomendasikan.

Pertentangan ide

Penulis mengumumkan bahwa tidak ada pertentangan ide yang menentang publikasi artikel ini.