penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan …digilib.unila.ac.id/30072/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN (rGH)
DALAM MEMACU PERTUMBUHAN LARVA IKAN BLACK GHOST
(Apteronotus albifrons)
Skripsi
Oleh
Anrey Arganta S
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
USE OF RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rGH) FOR GROWTH
OF BLACK GHOST LARVAE (Apteronotus albifrons)
By
ANREY ARGANTA S
Black ghost is freshwater ornamental fish that has high economic value. Slow
growth of fish become obstacle in fullfill market need. Recombinant growth
hormone (rGH) is hormone that can increase growth of fish. This study to
determine effect of recombinant growth hormone (rGH) with different
concentrations on growth and survival black ghost larvae. Research was
conducted in August - September 2017 at Fisheries Laboratory, Fisheries
Department and Marine, Agriculture Faculty, Lampung University. This research
used 4 treatments with 3 replications that black ghost larvae without immersion
rGH (A), black ghost larvae soaked rGH 1 mg/ℓ, 3 mg/ℓ, and 5 mg/ℓ (B, C, and
D). Parameters observed were growth of length, absolute weight, survival and
water quality. Results showed that recombinant growth hormone (rGH) had a
significant effect on the growth but not significant on survival of black ghost
larvae. In conclusion, recombinant growth hormone (rGH) 5 mg/ℓ giving
maximum response on length and weight growth of black ghost larvae.
Keywords : Length growth, Weight, Recombinant growth hormone, Black ghost
ABSTRAK
PENGGUNAAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN (rGH)
DALAM MEMACU PERTUMBUHAN LARVA IKAN BLACK GHOST
(Apteronotus albifrons)
Oleh
ANREY ARGANTA S
Ikan black ghost adalah ikan hias air tawar yang bernilai ekonomis tinggi.
Pertumbuhan ikan yang lambat menjadi kendala dalam memenuhi permintaan
pasar. Hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) yaitu hormon yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dengan konsentrasi
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulus hidupan larva ikan black ghost.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2017 di Laboratorium
Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu larva
black ghost tanpa perendaman rGH (A), Larva ikan black ghost yang direndam
rGH sebanyak 1 mg/ℓ, 3 mg/ℓ, 5 mg/ℓ (B, C, dan D). Parameter yang diamati
yaitu pertumbuhan panjang, berat mutlak, kelulus hidupan dan kualitas air. Hasil
penelitian menunjukkan pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH)
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat mutlak, tetapi tidak
berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup larva ikan black ghost. Kesimpulan
yang didapat, pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) sebesar 5 mg/ℓ
merupakan dosis terbaik bagi pertumbuhan panjang dan berat larva ikan black
ghost.
Kata Kunci : Pertumbuhan panjang, Bobot, Hormon pertumbuhan rekombinan, Ikan
black ghost
PENGGUNAAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN (rGH)
DALAM MEMACU PERTUMBUHAN LARVA IKAN BLACK GHOST
(Apteronotus albifrons)
Oleh
Anrey Arganta S
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27
November 1995, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Rejeki Sembiring dan Ibu Nuraida
Sebayang. Penulis mengawali pendidikan dari TK BPK
Penabur Bandar Lampung pada tahun pelajaran 1999-
2000. Melanjutkan pendidikan di SDK BPK Penabur
Bandar Lampung hingga selesai pada tahun 2007.
Menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 5 Bandar
Lampung pada tahun 2010 serta menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 6
Bandar Lampung pada tahun 2013.
Penulis melanjutkan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Universitas Lampung
pada Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Perairan pada tahun 2013 melalui jalur
SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi
mahasiswa penulis mengikuti beberapa organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) dan KAKR di Gereja Batak Karo Protesrtan
(GBKP).
Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Dunia Air Tawar (DAT) Taman
Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Black
Ghost (Abteronotus albifrons) di Dunia Air Tawar (DAT) Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta Timur” selama 40 hari pada bulan Juli 2016. Pada
awal tahun 2017 penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
selama 40 hari di Desa Rajawali, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten
Lampung Tengah. Penulis melakukan penelitian di Laboraturium Perikanan,
Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dengan
judul “Penggunaan Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rGJ) dalam
Memacu Pertumbuhan Larva Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)” pada
tahun 2017.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Yesus
Kristus. Karya ini saya persembahkan
bagi Bapak, Mama, serta Abang dan
Adikku tersayang yang selalu
mendukung dan mendoakan setiap saat.
Saudara dan sahabat-sahabatku tercinta
yang selalu memberikan motivasi
maupun semangat.
MOTTO
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan
sabar. Tunjukanlah kasihmu dalam hal saling
membantu”
Efesus 4:2
“Janganlah berusaha menjadi manusia yang sukses, tetapi
jadilah manusia yang mempunyai nilai.”
Albert Einstein
“Belajar tidak pernah menghabiskan pikiran”
Leonardo da Vimci
Usaha Tidak Akan Pernah Mengkhianati
Hasil, Maka Berusahalah Jangan Mengeluh !!!
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat yang selalu diberikan
olehNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rGJ) dalam Memacu
Pertumbuhan Larva Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Perikanan (S.Pi) pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Bapakku Rejeki Sembiring, Mamaku Nuraida
Sebayang, Abangku Hans Sebastian Sembiring, dan Adikku Valentine B Putri
serta keluarga besar yang memberikan doa, dukungan, kasih sayang,
motivasi, maupun perhatian kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi S1 ini.
2. Ibu Ir Siti Hudaidah, M.Sc selaku ketua jurusan yang memberikan dukungan
kepada penulis.
3. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si selaku pembimbing I yang berkenan meluangkan
waktunya untuk membimbing, memberikan dukungan, nasihat, kritik, dan
saran selama penelitian hingga proses penyelesaian skripsi.
4. Bapak Deny Sapto C,U, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing II dan Pembimbing
Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu dan kesabarannya dalam
memberikan bimbingan, masukan, dukungan, dan pengarahan penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P selaku penguji yang telah memberikan
masukan maupun saran dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah
memberikan ilmu dan semangatnya.
7. Mas Tania Komala Puspa yang setiap saat membantu mendukung penulis
dengan kritik, perhatian, motivasi, arahan, nasihat, senyuman, candaan
sehingga penulis tidak letih untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat - sahabat terbaik Bang Khanif Ardiyansyah, Desti Rizki Anggraini,
Mba Destiara Dea Paramita, Mba Ayu Yanuarita Putri yang turut membantu
dan mendukung selama penelitian dan Enggie Rizki Pratama, Bibin Heryana
Putra, Eko Probo Pangesti teman-teman seperjuangan.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013, Ari, Arbi, Arlin, Atik, Aji kuple,
Adjie salmon, Anrifal, Deki, Ayunov, Ayuwede, Binti, Gita, Diah, Ema,
Evan, Glenn, Ika, Indri, Juliana panjul, Kurnia, Kurno, Mita, Masna, Ute,
Mona, Rara, Rifki, Ais, Mira, Ratna, Regina, Ricky, Rufaida, Rio, Shinta,
Ida, Vanny, Wahyu, Wulan, Winny, Yeni nenek, dan Rizka terima kasih atas
momen kebersamaan selama perkuliahan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
11. Almamater tercinta.
Akhir kata, semoga Tuhan Yesus Kristus membalas semua kebaikan mereka yang
telah diberikan kepada penulis dan skripsi ini dapat menjadi manfaat dalam ilmu
pengetahuan maupun teman-teman dan masyarakat.
Bandar Lampung, 27 Januari 2018
Penyusun
Anrey Arganta S
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 3
1.4. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 3
1.5. Hipotesis ................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Ikan Black Ghost ........................................................................................ 6
2.1.1 Klasifikasi ............................................................................................ 6
2.1.2 Morfologi ............................................................................................. 6
2.1.3 Habitat .................................................................................................. 7
2.1.4 Pakan dan Kebiasaan Makan ............................................................... 8
2.1.5 Reproduksi dan Kebiasaan Hidup ........................................................ 9
2.2 Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rGH) ................................................ 9
III. METODOLOGI ............................................................................................ 12
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 12
3.3 Rancangan Penelitian .................................................................................. 12
3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 13
3.4.1 Kejut Salinitas ....................................................................................... 13
3.4.2 Pemberian Hormon Pertumbuhan pada Larva ...................................... 14
3.4.3 Pemeliharaan Larva ............................................................................... 14
3.5 Sampling .................................................................................................... 15
3.6 Parameter yang Diamati ............................................................................. 15
3.6.1 Pertumbuhan Panjang............................................................................ 15
3.6.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ................................................................... 16
3.6.3 Kelulushidupan (Survival Rate) ............................................................ 16
3.6.4 Kualitas Air ........................................................................................... 17
3.7 Analisis Data .............................................................................................. 17
ii
IV. HASIL dan PEMBAHASAN ....................................................................... 18
4.1 Pertumbuhan Larva Ikan Black Ghost ........................................................ 18
4.1.1 Pertumbuhan Panjang Larva Ikan Black Ghost .................................... 18
4.1.2 Pertumbuhan Berat Larva Ikan Black Ghost ........................................ 20
4.2 Kelulushidupan Larva Ikan Black Ghost .................................................... 21
4.3 Kualitas Air ................................................................................................. 23
4.3.1 Suhu ....................................................................................................... 23
4.3.2 pH .......................................................................................................... 24
4.3.3 DO .......................................................................................................... 24
V. Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 26
5.2 Saran .............................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kualitas Air Selama Pemeliharaan ....................................................... 23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................... 4
2. Morfologi Ikan Black Ghost ................................................................... 7
3. Tata Letak Akuarium Penelitian ............................................................. 13
4. Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva Ikan Black Ghost................... ...... 18
5. Pertumbuhan Berat Mutlak Larva Ikan Black Ghost......... ..................... 20
6. Persentase Kelulushidupan Larva Ikan Black Ghost .............................. 22
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost ..................................... 29
2. Data Pertumbuhan Berat Ikan Black Ghost ......................................... 29
3. Data Kelulushidupan Ikan Black Ghost ............................................... 29
4. Panjang Mutlak .................................................................................... 30
5. Berat Mutlak......................................................................................... 31
6. Kelulushidupan .................................................................................... 32
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ikan hias komoditi ekspor Indonesia adalah ikan black ghost.
Permintaan ikan black ghost yang tinggi didominasi oleh para supplier dan
eksportir ikan hias di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tanggerang.
Selain permintaan yang tinggi, harga ikan black ghost juga relatif tinggi dan stabil
(Sinaga, 2014). Bentuk yang bagus, warnanya yang hitam, dan siripnya yang
berkibar–kibar saat berenang menjadi daya tarik bagi ikan ini (Hermawaty, 2008).
Ikan black ghost atau biasa disebut ikan hantu, merupakan ikan hias yang berasal
dari sungai Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Tubuh ikan black ghost dewasa
berwarna hitam pekat, sedangkan larva ikan ini berwarna putih susu (Indriani dan
Mahmud, 2000). Warna putih pada larva akan berubah menjadi hitam setelah ikan
berumur 7 hari.
Peningkatan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan black ghost sangat dibutuhkan
karena pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan black ghost rendah, dengan
lama pertumbuhan selama 30 hari belum mencapai 1 inchi. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu pemberian hormon pertumbuhan untuk mempercepat
produksi dalam budidaya sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi. Hormon
2
pertumbuhan memiliki fungsi untuk meningkatkan pertumbuhan,
reproduksi imunitas tubuh, dan metabolisme ikan. Ketersediaan hormon
pertumbuhan terbatas, sehingga hormon diperbanyak dengan metode kloning.
Bakteri berfungsi untuk mengkloning hormon sehingga hormon pertumbuhan
bertambah banyak. Hormon pertumbuhan yang terdapat pada ikan dan
ditransformasi pada bakteri merupakan hormon pertumbuhan rekombinan (rGH).
Hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) yang dihasilkan dari tiap spesies
memiliki kemampuan meningkatkan pertumbuhan yang berbeda-beda (Lesmana,
2010).
Pengaplikasian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dibagi menjadi 3 yaitu
secara oral, perendaman, dan injeksi. Penerapan hormon secara oral yaitu
pemberian hormon pertumbuhan pada pakan alami atau buatan. Pemberian
hormon pada pakan alami dilakukan dengan merendam pakan alami pada larutan
hormon pertumbuhan rekombinan (rGH), sedangkan pada pakan buatan
pemberian hormon dilakukan dengan metode spray. Pemberian hormon secara
oral dapat meningkatkan pertumbuhan panjang ikan botia sebesar 15,83%
dibandingkan kontrol (Permana et al., 2015). Metode perendaman dilakukan
dengan merendam ikan pada hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) yang
sebelumnya telah diberikan kejut salinitas sehingga mempercepat penyerapan
hormon kedalam tubuh ikan. Fungsi kejut salinitas pada ikan adalah untuk
membuka jalur masuknya rGH melalui lapisan-lapisan tipis pada ikan seperti
insang dan kulit (Maulana, 2014). Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan
(rGH) melalui metode perendaman dapat meningkatkan panjang ikan nila larasati
3
sebesar 8,18 cm dengan laju pertumbuhan bobot 3,32% (Setyawan, et al., 2014).
Sedangkan metode injeksi yaitu pemberian hormon pertumbuhan rekombinan
(rGH) yang disuntikan ketubuh ikan. Pemberian hormon pertumbuhan
rekombinan (rGH) melalui penyuntikan dapat meningkatkan bobot tubuh ikan
betok dengan dosis terbaik sebesar 0,5 µg rGH/g (Abbas, 2013). Berdasarkan
hasil tersebut diharapkan pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH)
mampu meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan black ghost.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dengan konsentrasi yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan black ghost.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi praktisi budidaya
tentang dosis yang tepat dalam penggunakan hormon pertumbuhan rekombinan
(rGH) terhadap pertumbuhan larva ikan black ghost (Apteronotus albifrons).
1.4 Kerangka Pemikiran
Ikan black ghost adalah ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Pertumbuhan ikan yang lambat menjadi kendala dalam memenuhi permintaan
pasar. Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) diharapkan dapat
mempercepat tumbuh kembang ikan black ghost.
4
Hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) merupakan hormon yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ikan. Dalam penelitian yang telah dilakukan,
penggunaan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan.
Hayuningtyas dan Kusrini (2016) mengatakan bahwa pemberian rGH pada ikan
cupang alam dapat meningkatan laju pertumbuhan ikan 2,4 kali lebih tinggi
dibandingkan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan pemberian
hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dapat meningkatkan pertumbuhan larva
ikan black ghost (Apteronotus albifrons).
Gambar 1. Kerangka Fikir Penelitian
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hо : τі = 0 Pada tingkat kepercayaan 95% tidak ada pengaruh pemberian
rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) terhadap pertumbuhan
dan kelulushidupan larva ikan black ghost.
Budidaya Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Black Ghost rendah
Pemberian Hormon Pertumbuhan Rekombinan
Larva Ikan Black Ghost Direndam dalam
Hormon Pertumbuhan Rekombinan
Meningkatnya Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Larva Ikan Black Ghost
5
Hı : τі ≠ 0 Pada tingkat kepercayaan 95% ada pengaruh pemberian
rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) terhadap pertumbuhandan
kelulushidupan larva ikan black ghost.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Black Ghost
2.1.1 Klasifikasi
Menurut Grzimek (1973), klasifikasi ikan black ghost sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Chaetognatha
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Gymnotoidei
Famili : Apteronotidae
Genus : Apteronotus
Spesies : Apteronotus albifrons
2.1.2 Morfologi
Black ghost merupakan ikan yang mempunyai rahang dan berduri banyak. Ciri–
ciri ikan ini yaitu tubuh yang licin, memanjang, dan berbentuk seperti belut
(Indriani dan Mahmud, 2000). Warna tubuh yang hitam pekat membuat ikan ini
7
Mata Tutup Insang
Sirip Dada
Sirip Anal dan Perut Menyatu
Organ Listrik
Sirip Ekor
disebut black ghost. Ciri fisik lainnya adalah terdapat beberapa goresan atau garis
putih pada bagian ekornya dan garis putih dari dahi hingga ke dagu (leher).
Bersatunya sirip dada dan sirip perut ini menyebabkan pada saat berenang dan
terdapat arus air, siripnya akan berkibar-kibar sehingga menjadi daya tarik ikan ini
(Hermawati, 2008). Sirip tersebut membuat black ghost berenang maju maupun
mundur dengan menyesuaikan arah gelombang sirip. Black ghost memiliki organ
listrik yang terdapat di bagian ekor.
Sumber : Epstein et al, 2005
Gambar 2. Morfologi Ikan Black Ghost
2.1.3 Habitat
Black ghost mempunyai sifat yang tenang, baik, dan tidak suka mengganggu ikan
lain. Habitat asli ikan ini yaitu di sungai Amazon dimana ikan inipada siang hari
lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daunan, akar tanaman, atau benda
lainnya di dasar sungai.
Mulut
8
Ikan black ghost senang bersembunyi pada benda dengan warna yang gelap
karena ikan ini tidak menyukai warna-warna cerah. Warna yang terang atau cerah
tidak disukai oleh ikan ini sebab ikan black ghost memiliki penglihatan yang tidak
terlalu kuat untuk menahan sinar maupun warna-warna cerah (Lesmana, 2001).
Ikan black ghost hidup dengan pH ideal sekitar 6,6 tetapi ikan ini masih
berkembang dengan baik pada pH 6 - 7 (Bachtiar, 2004). Menurut Hermawaty
(2008) suhu air optimal untuk pemeliharaan ikan black ghost berkisar 22 – 26°C
tetapi fluktuasi suhu tidak boleh terjadi di atas 5°C. Fluktuasi suhu diatas 5°C
akan sangat membahayakan ikan yang sedang dibudidayakan karena dapat
mengganggu metabolisme dan fisiologis ikan.
2.1.4 Pakan dan Kebiasaan Makan
Menurut Yuono (2006) larva black ghost yang baru menetas tidak perlu diberi
pakan karena masih mempunyai persediaan pakan berupa egg yolk. Pemberian
pakan pada larva ikan black ghost dilakukan setelah ikan berumur 7 - 8 hari, ikan
dapat diberi pakan berupa cacing rambut. Pada umur tersebut kondisi sebagian
warna tubuh larva sudah berwarna hitam dan sebagian masih transparan.
Ikan black ghost termasuk karnivora sehingga dapat diberikan makan berupa
cacing darah ataupun jentik nyamuk. Pemberian pakan berupa cacing darah dan
jentik nyamuk dapat meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan.
9
2.1.5 Reproduksi dan Kebiasaan Hidup
Black ghost matang gonad apabila telah mencapai umur 1 tahun atau panjang
tubuh mencapai sekitar 15 cm. Dalam waktu 3 hari telur yang telah dibuahi akan
menetas. Telur yang bagus yaitu telur berwarna kuning cerah dan diselimuti
lendir. Larva black ghost yang baru menetas berwarna putih dan pada usia 7 hari
warna ikan akan berangsur berubah menjadi hitam, perubahan juga diikuti dengan
menghilangnya lendir.
Ikan ini tergolong aktif pada malam hari atau nokturnal. Pada malam hari ikan
akan mencari makan dan pada saat pagi hari ikan cenderung bersembunyi pada
batang, daun, batu, dan benda-benda lainnya didasar sungai.
2.2 Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rGH)
Hormon pertumbuhan adalah unsur polipeptida yang terdiri dari rangkaian asam
amino yang dihasilkan pada kelenjar pituitari (Acosta et al., 2009). Hormon
pertumbuhan memiliki fungsi untuk meningkatkan pertumbuhan, reproduksi,
sistem imun, tekanan osmosis pada ikan teleostei, dan mengatur metabolisme.
Menurut Gomez et al (1999) efek dari hormon pertumbuhan pada pertumbuhan
somatik hewan vertebrata memiliki peranan dalam sistem reproduksi dan
metabolisme.
Hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dibuat dengan melakukan kombinasi
gen yang diinginkan secara buatan (klon) di luar tubuh dan dibantu oleh sel
tranforman, gen pertumbuhan dari ikan target akan diisolasi dan
10
ditransformasikan dengan bantuan mikroba seperti Escherichia coli, Bacillus,
Streptomyces, dan Saccharomyces (Brown, 2006).
Acosta et al. (2009), melaporkan bahwa pemberian hormon pertumbuhan
rekombinan (rGH) pada larva dapat meningkatkan kelangsungan hidup serta
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress dan infeksi penyakit. Studi
sebelumnya menunjukkan pengaruh rGH dalam merangsang pertumbuhan ikan
melalui beberapa metode pemberian, antara lain penyuntikan/injeksi, pemberian
langsung secara oral melalui pakan, dan perendaman.
Hormon pertumbuhan dapat memacu pertumbuhan ikan dengan cara merangsang
selera makan ikan dan juga memperbaiki konversi pakan. Penggunaan protein
hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) pada ikan merupakan prosedur yang
aman untuk meningkatkan produktivitas atau pertumbuhan dan organisme yang
diberi rGH aman untuk dikonsumsi karena bukan termasuk dalam Genetically
Modified Organism (GMO) (Acosta et al., 2007).
Penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dalam penelitian telah
banyak dilakukan, tetapi penelitian lebih banyak dilakukan pada ikan konsumsi.
Penerapan rGH pada ikan nila larasati dengan metode pemberian hormon melalui
perendaman dengan dosis berbeda, berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
konversi pakan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan larva ikan
nila larasati. Dosis terbaik bagi peningkatkan, pertumbuhan, dan efisiensi
11
pemberian pakan larva ikan nila larasati (Oreochromis niloticus) adalah 2,5 mg/ℓ.
(Setyawan et al., 2014).
Hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) juga dapat meningkatkan pertumbuhan
ikan hias. Hayuningtyas (2015) menyatakan pemberian hormon pertumbuhan
dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan cupang alam. Hormon diberikan
pada ikan menggunakan metode perendaman dengan dosis terbaik 0,15 mg/ℓ.
Panjang rata-rata ikan yang diberi hormon dengan dosis 0,15 mg/ℓ yaitu 2,095 cm
dengan rata-rata bobot 0,124 g dan laju pertumbuhan bobot harian sebesar 5,78%.
Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dengan metode oral
diterapkan pada benih ikan botia. Metode oral dilakukan dengan merendam pakan
alami dalam larutan hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dan kemudian
diberikan pada ikan botia. Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dengan
dosis hormon 30 mg/kg pakan melalui pakan alami blood worm dapat
meningkatkan pertumbuhan panjang secara signifikan sebesar 15,83%
dibandingkan kontrol (Permana et al., 2015).
12
BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - September 2017 di Laboratorium
Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu akuarium, toples plastik,
saringan, perangkat aerator, refraktometer, lampu, cawan petri, DO meter, pH
paper, termometer, alat tulis, timbangan digital, penggaris, suntikan, dan
milimeter blok.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu larva ikan black ghost umur
7 hari, mina grow, air tawar, air laut, dan NaCl
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan yang masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga
terdapat dua belas satuan percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
13
A. Perlakuan 1 (kontrol) : Larva ikan black ghost tanpa perendaman hormon
pertumbuhan rekombinan (rGH)
B. Perlakuan 2 : Larva ikan black ghost direndam pada hormon
pertumbuhan rekombinan sebanyak 1 mg/ ℓ
C. Perlakuan 3 : Larva ikan black ghost direndam pada hormon
pertumbuhan rekombinan sebanyak 3 mg/ ℓ
D. Perlakuan 4 : Larva ikan black ghost direndam pada hormon
pertumbuhan rekombinan sebanyak 5 mg/ ℓ
Susunan rancangan penelitian:
Keterangan :
A1, A2, A3 : Perlakuan A ulangan 1, 2, dan 3
B1, B2, B3 : Perlakuan B ulangan 1, 2, dan 3
C1, C2, C3 : Perlakuan C ulangan 1, 2, dan 3
D1, D2, D3 : Perlakuan D ulangan 1, 2, dan 3
Gambar 3. Tata letak akuarium penelitian
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Kejut Salinitas
1. Toples plastik disiapkan, dicuci lalu dikeringkan. Air tawar dimasukkan
dan ditambah garam hingga salinitas 20 ppt. Untuk melihat salinitas dalam
larutan air digunakan refraktometer. Kejut salinitas berfungsi untuk
A1
D1
A2
B2
B1
C1
B3
C2
D2
C1
D3
A3
14
membuka jalur masuk rGH melalui lapisan tipis pada ikan seperti insang
dan kulit.
2. Larva ikan black ghost disiapkan, kemudian dilakukan perendaman selama
1 menit pada seluruh larva.
3. Setelah kejut salinitas berhasil maka dilanjutkan pada tahap pemberian
hormon bagi larva ikan.
3.4.2 Pemberian Hormon Pertumbuhan pada Larva
1. Toples plastik disiapkan dan dibagi berdasarkan konsentrasi hormon yang
diberikan bagi larva.
2. Air tawar disiapkan sebanyak 1 ℓ, kemudian hormon pertumbuhan
rekombinan (rGH) “mina grow” dilarutkan sesuai konsentrasi. NaCl
sebanyak 9 ml dimasukkan kedalam setiap wadah.
3. Larva yang telah dikejut salinitas kemudian dimasukkan pada larutan
hormon berdasarkan perlakuan yang akan diberikan, bagi perlakuan
kontrol larva direndam pada air yang diberi NaCl tanpa hormon. Larva
direndam selama 1 jam.
4. Larva yang telah direndam pada hormon pertumbuhan rekombinan (rGH)
maupun kontrol dipindahkan dalam akuarium pembesaran.
3.4.3 Pemeliharaan Larva
1. Larva ikan black ghost dipelihara pada akuarium yang berukuran
15x15x25 cm dengan ikan sebanyak 8 ekor per akuarium.
15
2. Larva diberi makan pakan alami dan diberikan secara at satiation.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada pukul 08.00,
13.00, dan 18.00.
3. Pemeliharaan larva black ghost dilakukan selama 35 hari.
3.5 Sampling
Sampling dilakukan setiap tujuh hari sekali untuk mengukur pertumbuhan panjang
dan berat tubuh larva ikan black ghost. Pengukuran panjang tubuh ikan dilakukan
dengan menggunakan millimeter blok, sampel yang digunakan sebanyak 4 ekor
pada tiap akuarium. Pengukuran biomassa ikan menggunakan timbangan digital
dimana pengukuran dilakukan dengan menimbang seluruh berat ikan pada tiap
akuarium. Pengukuran kelulushidupan ikan dilakukan pada awal dan akhir
penelitian.
3.6 Parameter yang Diamati
Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan panjang,
berat tubuh, dan kelulushidupan larva ikan black ghost, serta kualitas air meliputi
pH, DO, dan suhu.
3.6.1 Pertumbuhan Panjang
Pengukuran panjang dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan panjang larva
ikan black ghost. Laju pertumbuhan panjang akan diukur dengan menggunakan
rumus Effendie (1997) sebagai berikut:
16
L = Lt – L0
Keterangan :
L = Pertumbuhan panjang (cm)
Lt = Pertumbuhan panjang sesudah pemeliharaan (cm)
L0 = Pertumbuhan panjang sebelum pemeliharaan (cm)
3.6.2 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak ikan black ghost diukur dengan menggunakan
timbangan digital. Penimbangan biomasa larva ikan black ghost dilakukan setiap
tujuh hari sekali dengan menimbang total seluruh berat pada tiap akuarium.
Pertumbuhan bobot total tiap akuarium dihitung dengan menggunakan rumus
Effendie (1997) sebagai berikut :
W = Wt – W0
Keterangan :
W = Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = Berat rata-rata awal (g)
3.6.3 Kelulushidupan (Survival Rate)
Kelulushidupan ikan black ghost merupakan perbandingan jumlah ikan yang
hidup pada akhir pemeliharaan dengan perbandingan jumlah ikan yang hidup pada
awal pemeliharaan. Kelulushidupan atau Survival Rate (SR) diperoleh
berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991) yaitu:
17
Keterangan :
SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
3.6.4 Kualitas air
Pada penelitian ini parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, pH, dan DO.
Suhu diukur menggunakan thermometer, pH diukur menggunakan kertas pH, dan
DO diukur menggunakan DO meter. Pengukuran dilakukan pada setiap perlakuan
dengan frekuensi 3 hari sekali selama penelitian. Selama masa pemeliharaan juga
dilakukan penyiponan untuk membuang sisa pakan dan kotoran pada akuarium
setiap hari.
3.7 Analisis Data
Data pertumbuhan panjang, berat, dan kelulushidupan larva ikan black ghost diuji
homogenitas. Data yang telah homogen diolah dengan sistem analisis sidik ragam
(ANOVA) untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon pertumbuhan terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan black ghost. Apabila berbeda
nyata antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji DUNCAN pada tingkat
kepercayaan 95%, sedangkan kualitas air dianalisis secara deskriptif.
SR = Nt
x 100% No
26
V. KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) bagi larva ikan black ghost
berpengaruh terhadap petumbuhan panjang dan berat larva dengan dosis terbaik
sebesar 5 mg/ℓ.
5.2 Saran
Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) pada larva ikan black ghost
dapat dijadikan perlakuan tambahan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kelulushidupan larva bagi kegiatan budidaya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, B.F.I. 2013. Pertumbuhan Benih Ikan Betok (Anabas testudineus, Bloch)
yang Disuntik Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang
dengan Dosis Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Donaldson E.M., U.H.M. Fagerlund, D.A. Higgs, dan J.R McBride. 1979.
Hormonal enhancement of growth. Fish Physiology Vol. 8: Bioenergetics
and Growth. Academic Press, California.
Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor, Bogor. 163 hal.
Hayuningtyas, E.P. dan E. Kusrini. 2016. Performa Pertumbuhan Ikan Cupang
Alam (Betta imbellis) yang Diberi Hormon Pertumbuhan Rekombinan
Melalui Perendaman dan Pakan Alami. Jurnal Media Akuakultur 11 (2):
87-95
Hayuningtyas, E.P., E. Kusrini, dan R. Rahmawati. 2015. Pengggunaan Hormon
Pertumbuhan Rekombinan Memacu Pertumbuhan Benih Wild Betta
(Betta imbellis). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 235-241
Hermawaty, D. 2008. Prosedur Pemijahan Budidaya Black ghost (Apteronotus
albifrons). ITB – Press, Bandung. 7 hal.
Indriyani,Y.H. dan A. Mahmud. 2000. Ikan Hias Air Tawar Black Ghost. Penebar
Swadaya, Jakarta. 72 hal.
Lesmana, D.S. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya,
Jakarta. 92 hal.
Lesmana, I. 2010. Produksi dan Bioaktivitas Protein Rekombinan Hormon
Pertumbuhan Dari Tiga Jenis Ikan Budidaya. Tesis. Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Maulana, R. 2014. Penentuan Dosis Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan
Kerapu Kertang pada Larva Ikan Lele Sangkuriang Melalui Perendaman.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
McCormick, S.D. 2001. Endocrine Control of Osmoregulation in Teleost Fish.
Am. Zool. 41: 781–794.
28
Permana, A.A. Priyadi, R. Ginanjar, W. Hadie, dan Alimuddin. 2015. Pemberian
Rekombinan Hormon Pertumbuhan Ikan Kerapu Kertang rEIGH Secara
Oral Melalui Pakan Alami pada Benih Ikan Botia (Chromobotia
macracanthus Bleeker, 1852). Prosiding Forum Inovasi Teknologi
Akuakultur 303-309.
Putra, H.G.P. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame
yang Diberi Protein Rekombinan GH Melalui Perendaman dengan Dosis
Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Setyawan, P.K.F., S. Rejeki, dan R.A. Nugroho. 2014. Pengaruh Pemberian
Recombinant Growth Hormone (rGH) Melalui Metode Perendaman
dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan
Larva Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture
Management and Technology 3 (2): 69-76
Sinaga, M.P.T. 2014. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias
Black Ghost (Apteronotus albifrons) pada Vizan Farm di
Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Skripsi. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Surbakti, T. 2015. Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa
striata pada Perlakuan pH yang Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Zonneveld, N., E.A. Huisman, dan J.H. Boom. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 32 hal.