penggunaan antibiotik yang rasional

3
Alasan pemberian antibiotik empiris karena infeksi bersifat akut dan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas apabila pemberian antibiotika terlambat. Pemberian terapi empiris didasarkan atas pengalaman klinis yang mempertimbangkan lokasi anatomis infeksi, kemungkinan terbesar patogen penyebab, dan spektrum antibiotika. Diharapkan intervensi yang dini dapat meningkatkan prognosis kesembuhan pasien. Apabila etiologi telah ditemukan maka dapat dipertimbangkan apakah dapat diberikan agen dengan spektrum sempit sebagai terapi empiris atau pengkombinasian antibiotika, dengan dosis yang optimal dan cara pemberian yang sesuai. Dengan demikian terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan antibiotik. Ketiga faktor tersebut adalah: Faktor pejamu (pasien) Mencakup status imunitas (leukosit, gizi), lokasi infeksi, penyakit penyerta, efek obat sebelumnya, gangguan eliminasi obat, usia, dan status kehamilan. Faktor agen (mikrobiologis) Perlu dipertimbangkan kesensitifitasan bakteri terhadap jenis antibiotika tertentu. Faktor farmakologis Mempertimbangkan faktor farmakodinamik (interaksi obat dengan mikroorganisme) dan farmakokinetik untuk efisiensi dan pencegahan resistensi. 1

Upload: zona

Post on 09-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

cara penggunaan antibiotik yang baik kepada pasiendan bisa digunakan untuk kehidupan sehari hari

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Antibiotik Yang Rasional

Alasan pemberian antibiotik empiris karena infeksi bersifat akut dan dapat

meningkatkan morbiditas dan mortalitas apabila pemberian antibiotika terlambat.

Pemberian terapi empiris didasarkan atas pengalaman klinis yang mempertimbangkan

lokasi anatomis infeksi, kemungkinan terbesar patogen penyebab, dan spektrum

antibiotika. Diharapkan intervensi yang dini dapat meningkatkan prognosis

kesembuhan pasien.

Apabila etiologi telah ditemukan maka dapat dipertimbangkan apakah dapat diberikan

agen dengan spektrum sempit sebagai terapi empiris atau pengkombinasian antibiotika,

dengan dosis yang optimal dan cara pemberian yang sesuai.

Dengan demikian terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

antibiotik. Ketiga faktor tersebut adalah:

Faktor pejamu (pasien)

Mencakup status imunitas (leukosit, gizi), lokasi infeksi, penyakit penyerta, efek obat

sebelumnya, gangguan eliminasi obat, usia, dan status kehamilan.

Faktor agen (mikrobiologis)

Perlu dipertimbangkan kesensitifitasan bakteri terhadap jenis antibiotika tertentu.

Faktor farmakologis

Mempertimbangkan faktor farmakodinamik (interaksi obat dengan mikroorganisme) dan

farmakokinetik untuk efisiensi dan pencegahan resistensi.

Faktor Pasien : Mekanisme Imunologi Manusia

Dalam merespon infeksi, tubuh memiliki beberapa pertahanan tubuh, misalnya sel darah

putih. Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu granulosit (mencakup

polimorfonuklear, yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil) dan agranulosit (seperti monosit dan

limfosit). Pada keadaan infeksi, neutrofil tubuh akan bergerak dari aliran darah menuju

jaringan untuk melawan patogen sehingga terjadi leukositosis. Oleh karena itu, hitung jenis

sel darah putih penting pada kasus infeksi.

Batasan leukositosis menurut Patologi Klinik adalah bervariasi menurut usia, jika

dewasa (berkisar antara 5000 - 10000). Kadar leukosit pada kasus tertentu dapat naik

signifikan namun juga dapat naik sedikit, sebab dipengaruhi oleh kondisi individu

pasien. Sebagai contoh kasus infeksi berat seperti sepsis dapat dijumpai kadar leukosit

dengan kenaikan dalam jumlah sedikit, normal atau bahkan rendah (leukopenia).

1

Page 2: Penggunaan Antibiotik Yang Rasional

Acuan SEPSIS dan SIRS (Systemic Inflamatory Respon Syndrom)

Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya respon tubuh

yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme. Ditandai dengan panas,

takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ berhubungan dengan gangguan

sirkulasi darah. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan ≥2

gejala sebagai berikut:

a. Hyperthermia/hypothermia (>38,3°C;

<35,6°C)

b. Tachypneu (resp >20/menit)

c. Tachycardia (pulse >100/menit)

d. Leukocytosis >12.000/mm atau

Leukopenia <4.000/mm, 10% >cell

imature

Menurut kaidah kelimuan kedokteran, pemberian terapi antibiotik kepada pasien berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang. Pasien dengan kecurigaan infeksi maka

diperlukan pemberian antibiotik empiris untuk menangani infeksi, bahkan atas pertimbangan

klinis dan kasus tertentu (operasi abdomen, anak, malnutrisi dan usia lanjut) dokter dapat

memberikan kombinasi dua antibiotik.

Leukosit merupakan salah satu parameter pengobatan namun pemeriksaan penunjang

tidaklah semata-mata menjadi acuan pengobatan sebab kenaikan leukositosis dengan

jumlah 100, 200, 1000 bahkan 10.000 memiliki variasi klinis yang berbeda-beda tiap

pasien. Atas dasar inilah pemberian antibioik kombinasi lebih dari satu jenis dapat diberikan

walaupun kadar kenaikan leukosit hanya sedikit sebesar 100, 200, 300, 400, dan seterusnya

Komite Medis,

2